PROPOSAL
DI SUSUN OLEH :
Oleh :
Disetujui Oleh :
Pembimbing
NPP: 01.21.03.07.1974
i
LEMBAR PENGESAHAN
Proposal dengan Judul :
Oleh :
Komisi Penguji :
Disahkan Oleh :
LEMBAR PERNYATAAN
LEMBAR
Ns. Tati Murni Karo karo S.Kep, PERNYATAAN
M.Kep Ns. Pratiwi Christa Simarmata, S.kep, M.kep -.
NPP: 01.02.28.02.1980 NPP: 01.20.06.06.1992
ii
LEMBAR PERNYATAAN
PROPOSAL
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam proposal ini tidak terdapat karya
perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali
yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar
pustaka.
Peneliti,
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
Proposal ini dapat memberikan wawasan baru bagi saya maupun bagi yang
kekurangan maka dari itu saya membutuhkan kritikan dan saran serta
baik lagi.
pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan
iv
Lubuk Pakam.
7. Seluruh staf dosen pengampu dan dosen mata ajaran beserta staf
menempuh pendidikan
v
Peneliti berusaha untuk dapat menyelesaikan Proposal ini dengan
LubukPakam, 2023
Peneliti
vi
DAFTAR ISI
vii
2.3.5 Efek Membahayakan dari Nyeri ...............................................28
2.3.6 Pengkajian Nyeri ......................................................................28
2.3.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Respon Nyeri ....................35
2.4 Kerangka Konsep Penelitian ...............................................................38
2.5 Kerangka Teori Penelitian ...................................................................39
2.6 Hipotesis Penelitian.............................................................................39
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................49
viii
DAFTAR SKEMA
ix
DAFTAR TABEL
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
di jalan raya, yang dapat menyebabkan cedera pada anggota gerak, yang
salah satunya adalah fraktur. Fraktur atau patah tulang ini merupakan salah
satu kedaruratan medik yang harus segera ditangani secara cepat, tepat dan
kontak dunia luar, yaitu meliput fraktur tertutup dan terbuka. Fraktur
tertutup adalah fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh, tulang
tidak keluar melalui kulit. Fraktur terbuka adalah fraktur yang merusak
&Ismiarto, 2018). The Global Report on Road Safety 2018 yang diterbitkan
2016 insiden fraktur terbuka dilaporkan sebesar 30,7 per 100.000 orang
akibat cedera dengan energi tinggi seperti crush injury (39,5%) diikuti
oleh kecelakaan lalu lintas (34,1%) dan sekitar 1,35 juta orang atau 18,2
lintas dan negara Afrikadan Asia Tenggara paling tinggi yakni 26,6 dan
72,7% yang didominasi kelompok umur 15-24 tahun sebesar 4,9% dan
lebih banyak terjadi pada jenis kelamin laki-laki dan daerah perkotaan
dan Sulawesi Utara adalah provinsi paling tinggi terjadi kecelakaan lalu
Indonesia, 2018).
dengan ektrimitas atas. Hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2018
femur merupakan yang paling sering yaitu sebesar 39% diikuti fraktur
distribusi usia pada fraktur femur adalah pada usia dewasa (15 - 34 tahun)
jaringan tulang dan atau tulang rawan karena adanya trauma (Hardisman,
benar imobilisasi dini dapat dilakukan dengan metode fiksasi internal dan
(Rahmawati, 2018) Ada berbagai macam jenis pembidaian yaitu Soft splint
(bidai lunak), Hard plint (bidai kaku), air or vacuum splint (bidai udara,)
traction splint (bidai dengan traksi) dan anatomi splint (bidai dengan
sering dijumpai. Hal ini sejalan dengan penelitian Suryani (2020) yang
benar pada fraktur dapat menurunkan rasa nyeri pasien khususnya untuk
berbeda dalam hal skala ataupun tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah
femur, fibula, serta radius dan ulnabaik pada fraktur tertutup dan fraktur
dan melindungi bagian tubuh yang sakit saat bergerak. Pasien juga
nyeri, diketahui rata-rata skala nyeri pasien adalah skala 7 – 8. Hal ini
juga dapat dilihat dari tanda-tanda vital pasien yang menunjukkan gejala
nyeri, yaitu denyut nadi dan pernafasan lebih pendek serta cepat, dan
tekanan darah lebih tinggi dari keadaan normal. Dari perilaku pasien,
juga terlihat bahwa klien tidak dapat berkomunikasi dengan baik dan tak
mulai berkurang, dengan skala nyeri 2 - 3. Dimana rasa nyeri sudah bisa
6
ditoleransi dan klien sudah bisa fokus dan berkomunikasi dengan baik.
nyeri pada pasien fraktur di Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam Tahun
2023.
masalah penelitian yaitu apakah ada pengaruh balut bidai terhadap skala
nyeri pada pasien fraktur di Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam Tahun
2023.
Tahun 2023.
Tahun 2023
.
7
nyeri pada pasien fraktur di Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam Tahun
2023.
pembidaian.
pasien fraktur.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fraktur
tulang. Hal ini mungkin tidak lebih dari sebuah retakan, suatu pengisutan,
atau pecahnya korteks, lebih sering disebut sebagai patahan yang sempurna.
keluar dari tempatnya. Jika kulit atasnya tetap utuh, maka disebut juga
fraktur tertutup. Namun jika kulit atau salah satu dari rongga tubuh
menerobos keluar atau tertembus, maka disebut juga fraktur terbuka (atau
disebabkan tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat
pada kontinuitas dari struktur tulang dan dibagi menurut tipe dan luasnya
tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, disebabkan oleh pukulan
otot dan sendi terganggu, dislokasi sendi, ruptur tendon, kerusakan saraf dan
sekitar delapan juta orang mengalami kejadian fraktur dengan jenis fraktur
yang berbeda dan penyebab yang berbeda. Dari hasil survey tim Depkes RI
bahkan depresi, dan 10% mengalami kesembuhan dengan baik (Depkes RI,
menempati posisi keempat pada proporsi jenis cedera yaitu sebesar 5,8%
yang disebabkan karena jatuh, kecelakaan lalu lintas dan trauma benda
40,9%, kecelakaan lalu lintas 47,7%, dan trauma benda tajam atau tumpul
lalu lintas mencapai 120.2226 kali atau 72% dalam setahun (WHO,2018).
terlihat pada foto. Fraktur tidak komplit bila garis patah tidak
terdiri dari garis patah melintang, garis patah oblik, garis patah
c. Jumlah garis patah, yaitu garis patah lebih dari satu dan saling
berhubungan, garis patah lebih dari satu tapi tidak berhubungan, dan
garis patah lebih dari satu tapi pada tulang berlainnan tempat.
e. Terbuka / tertutup.
mempunyai hubungan dengan dunia luar melalui luka pada kulit dan
darahnya.
2.1.5 Komplikasi
a. Komplikasi awal
kebutuhan
b. Komplikasi lanjutan
sebagai berikut:
fragmen tulang.
karena kontraksi otot yang melekat di atas dan bawah tempat fraktur.
13
Fragmen sering saling melengkapi satu sama lain sampai 2,5 sampai
5 cm (1 sampai 2 inci).
Tidak semua tanda dan gejala tersebut terdapat pada setiap fraktur.
Kebanyakan justru tidak ada pada fraktur linear atau fisur atau fraktur
fraktur bergantung pada gejala, tanda fisik, dan pemeriksaan sinar-x pasien.
(Hardisman, 2014).
komplikasi
penyembuhan fraktur
lunak
i. Cairan sinovial
2.2 Pembidaian
2.2.1 Pengertian
menahan bagian tulang yang retak atau patah agar tidak digerakkan, dengan
tujuan untuk mencegah pergerakan atau pergeseran dari ujung tulang yang
retak atau patah dan memberi istirahat pada anggota badan yang patah.
15
Bidai dapat berupa kayu, anyaman kawat, atau bahan lain yang kuat tetapi
atau pada malam hari untuk mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan. Bidai
juga digunakan untuk imobilisasi fraktur dan mencegah nyeri yang timbul
saat gerakan. Bidai digunakan untuk mencapai tujuan yang sama seperti
komplikasi.
bergerak
b. Memberikan tekanan
dilakukan, yaitu :
lengan atas
17
flannet
d. Plester
e. Gunting plester
a. Bahan yang digunakan sebagai bidai tidak mudah patah atau tidak
terlalu lentur
c. Ikatan pada bidai paling sedikit dua sendi terikat, bila bisa lebih dari
f. Pertahankan posisi
g. Cegah infeksi
j. Pengobatan :
a) Antibiotika
lebih jauh)
cedera masih teraba nadi (P, Pulsasi), masih dapat digerakkan (M,
tidak
(misal sisi samping kanan, kiri, atau bagian bawah). Letakkan bidai
f. Buatlah simpul di daerah pangkal dan ujung area yang patah berada
pada satu sisi yang sama. Lalu, pastikan bidai dapat mencegah
yang cedera masih teraba nadi (P, Pulsasi), masih dapat digerakkan
nadi tidak teraba dan / atau tidak dapat merasakan sentuhan dan /
21
dilonggarkan.
tidak.
2) Sakit bertambah
pertama:
Gambar 2.1
Pemasangan Bidai Untuk Patah Tulang Lengan Atas Atau
Pergeseran Sendi Bahu
22
Gambar 2.2
Pemasangan Bidai Untuk Patah Tulang Lengan Bawah Atau
Pergeseran Sendi Siku
Gambar 2.3
Pemasangan Bidai Untuk Patah Tulang Tungkai Atas
Gambar 2.4
Pemasangan Bidai Untuk Patah Tulang Tungkai Bawah
23
tubuh agar tidak bergeser atau berubah dari posisi yang dikehendaki,
sehingga menghindari bagian tubuh agar tidak bergeser dari tempatnya dan
b) Kain kasa
24
b. Prosedur Kerja
1. Cuci tangan
dilakukan
akan dibidai
kasa
2.3 Nyeri
2013).
Rasa nyeri dihantarkan oleh saraf perifer yang bebas dan tidak
bermielina atau hanya memiliki sedikit mielin. Reseptor ini tersebar di kulit
dan mukosa, khususnya pada visera, persendian, dinding arteri, hati dan
yang terdiri dari empat tahap yaitu tranduksi, transmisi, persepsi dan
korteks sensorik somatik, dan individu mulai menyadari adanya nyeri dan
a. Nyeri Akut
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit atau
yang bervariasi. Nyeri ini berlangsung dari beberapa detik hingga enam
dengan atau tanpa pengobatan setelah keadaan pulih pada area yang
terjadi kerusakan.
27
b. Nyeri Kronik
Nyeri ini dapat tidak mempunyai awitan yang ditetapkan dengan tepat
dan sering sulit untuk diobati karena biasanya nyeri ini tidka
nyeri sentral dan nyeri psikogenik. Selain itu, juga terdapat jenis-jenis nyeri
pembuluh darah
a. Nyeri Akut
endokrin, dan immunologik. Pasien dengan nyeri hebat dan stres yang
berkaitan dengan nyeri dapat tidak mampu untuk napas dalam dan
b.Nyeri Kronis
(Andarmoyo, 2013).
a. Intensitas Nyeri
misal: tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri sedang, nyeri berat, hebat
b. Karakteristik nyeri
digencet).
(Andarmoyo, 2013).
30
oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif
a. Skala Deskripsi
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
terkontrol
Gambar 2.5
meminta klien untuk memilih intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan. Skala
nyeri. Skala numerik verbal ini lebih bermanfaat pada periode pasca bedah,
visual dan motorik. Skala verbal menggunakan katakata dan bukan garis
dapat berupa tidak ada nyeri, sedang, parah. Hilang/redanya nyeri dapat
berkurang, baik/ nyeri hilang sama sekali. Karena skala ini membatasi
pilihan kata pasien, skala ini tidak dapat membedakan berbagai tipe nyeri
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pada skala ini klien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10.
Skala yang paling efektif untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan
sensitif terhadap dosis, jenis kelamin, dan perbedaan etnis. Lebih baik
dianggap terdapat jarak yang sama antar kata yang menggambarkan efek
yaitu:
32
1 = nyeri hampir tak terasa (sangat ringan) = Sangat ringan, seperti gigitan
nyamuk. Sebagian besar waktu klien tidak pernah berpikir tentang rasa sakit
4 = (menyedihkan) = Kuat, nyeri yang dalam, seperti sakit gigi atau rasa
9 = (menyiksa tak tertahankan) = Nyeri begitu kuat sehingga klien tidak bisa
rasa sakit apapun caranya, tidak peduli apa efek samping atau risikonya
tak sadarkan diri. Kebanyakan orang tidak pernah mengalami sakala rasa
sakit ini. Karena sudah keburu pingsan seperti mengalami kecelakaan parah,
tangan hancur, dan kesadaran akan hilang sebagai akibat dari rasa sakit yang
Gambar 2.7
Skala Analog Visual
Adalah suatu garis lutur / horizontal sepanjang 10 cm yang mewakili
intensitas nyeri yang terus menerus dan pendeskripsi verbal pada setiap
mengidentifikasi keparahan nyeri. Tanda pada kedua ujung garis ini dapat
berupa angka atau pernyataan deskriptif. Ujung yang satu mewakili tidak
ada nyeri, sedangkan ujung yang lain mewakili rasa nyeri terparah yang
mungkin terjadi. Skala dapat dibuat vertikal atau horizontal. VAS juga dapat
34
anak >8 tahun dan dewasa. Manfaat utama VAS adalah penggunaannya
sangat mudah dan sederhana. Namun, untuk periode pascabedah, VAS tidak
d. SkalaWajah(Wong-BakerFacesPainRatingScale)
Gambar 2.8
Skala Wajah
e. Respon Perilaku
dahi, menutup mata atau mulut dengan rapat atau membuka mata
terhadap nyeri :
36
dengan nyeri akan lebih sedikit gelisah dan lebih toleran terhadap
pasien dan akan lebih akurat dalam mengkaji nyeri dan respon-
nyeri pasien.
37
Pengaruh usia pada persepsi nyeri dan toleransi nyeri tidak diketahui
e. Efek plasebo
Fraktur
Nyeri Deformitas
terusmen ekstremitas Krepitus Pembengkakan
erus dan perubahan
Farmakologis Non
farmakologis
Nyeri
berkurang
Skema 2.1
Kerangka Konsep
39
Pembidaian Penurunan
Skalanyeri
: Adanya hubungan
Skema 2.2
Kerangka Teori
BAB III
METODE PENELITIAN
Ruang lingkup penelitian ini yaitu pengaruh balut bidai terhadap skala
nyeri pada pasien fraktur. Penelitian ini disebabkan karena belum adanya
observasi dan penelitian oleh petugas tentang pengaruh balut bidai terhadap
rancangan one group pretest posttest, yang telah dilakukan di Ruangan IGD
instrument lembar observasi skala nyeri, setelah 120 mnt terapi, kemudian
diberikan sesuai dengan anjuran dokter dimana dosis pemberian sama baik
2023 – juni 2023, kegiatan tersebut dapat dilihat dari tabel untuk lebih
jelas.
Bulan
UraianKegi Jan Feb Maret April Mei Juni
No 2023 2023 2023 2023 2023 2023
atan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
Judul
2 Bimbingan
Skripsi
BAB (1,2
dan 3)
3 Seminar
Skripsi
4 Perbaikan
Skripsi
5 Pengumpul
an Data
6 Analisis
Data
7 Bimbingan
BAB (4,5
dan 6)
8 Penulisan
Laporan
9 Sidang
Meja Hijau
10 Pengumpul
an Skripsi
3.3.1 Populasi
Grandmed Lubuk Pakam, dengan jumlah rata-rata 16 orang per bulan pada
3.3.2 Sampel
sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling. Total
dan ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang
aktual atau
potensial.
langkah berikut :
komputerisasi/SPPS.
peneliti.
47
1) Skala Nyeri
2) Bidai
untuk pertolongan pada korban patah tulang atau fraktur. Alat ini
3) Lembar Observasi
analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap
analisa data distribusi frekuensi untuk melihat adanya Pengaruh Balut Bidai
Direktorat Lalu Lintas Polda Sultra. (2018). Data kecelakaan lalu lintas
tahun 2018. Kendari: Tidak dipublikasikan.
49
https://doi.org/10.22219/sm.v13i1.5449
50
Lampiran 1
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Responden yang terhormat,
NPM : 19.11.099
penelitian ini dengan cara bekerja sama dengan peneliti saat dilakukan
terimakasih.
Peneliti
51
Lampiran 2
Kesehatan Medistra Lubuk Pakam Tahun 2023 yang bernama Nia Natasya
Nama : …………………………………………..
Alamat : …………………………………………..
Responden Peneliti
52
Lampiran 3
SOP PEMBIDAIAN
Pengertian Tindakan dan upaya untuk menghindari pergerakan,
untuk melindungi serta menstabilkan bagian tubuh yang
cedera
Tujuan 1. Menyokong bagian tubuh yang cidera dan
mencegah agar bagian itu tidak bergerak,
2. Menutup bagian tubuh agar tidak terkontaminasi,
3. Sebagai penekan untuk menghentikan pendarahan
A.Persiapan:
Prosedur
Siapkan alat dan bahan:
a. Bidai atau Spalk 3 buah
b. Pengikat bidai/spalk
B.Pelaksanaan:
1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis pasien
(metode yang digunakan dan flowrate oksigen)
2. Cuci tangan
3. Beri salam dan panggil nama pasien dengan
namanya serta memperkenalkan diri
4. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada
pasien atau keluarga
5. Berikan kesempatan bertanya kepada pasien sebelum
kegiatan dilakukan
6. Menanyakan keluhanutamapasien
7. Jaga privacy pasien
8. Memeriksa bagian tubuh yang akan dibidai
9. Memilih dan mempersiapkan bidai yang sudah dibalut
dengan pembalut bidai
10. Melakukan pembidaian melalui dua sendi
11. Hasil pembidaian:
53
Harus cukup jumlahnya, dimulai dari sebelah
atas, bagian bawah dan sisi kanan
kiritempatyangpatah
Tidakkendordantidakkeras
12. Evaluasi hasil kegiatan (subjektif dan objektif)
13. Beri reinforcement positif pada pasien
14. Kontrak pertemuan selanjutnya (kegiatan, waktu dan
tempat)
15. Rapikan alat-alat
16. Cuci tangan
17. Catat hasil kegiatan didalam catatan keperawatan
54
Lampiran 4
Data Responden :
Inisial :......................................
Jenis Kelamin:......................................
Umur :......................................
Pekerjaan :......................................
Masalah :......................................
Skala Nyeri
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak nyeri :nyeri ringan Nyeri sedang nyeri berat nyeri berat
terkontrol tidak
terkontrol
Keterangan:
- 0 :Tidak nyeri
55
Lampiran 5
LEMBAROBSERVASINYERI
Skala Skala
No. Kode JenisKelamin Umur
NyeriPre-test NyeriPost-
test
1
10
11
12
13
14
15
16
56