USULAN TESIS
OLEH :
Langit Kresna Janitra
NIM : 1751B0039
COVER
PROGRAM PASCASARJANA ILMU KESEHATAN MASYARKAT
STIKES SURYA MITRA HUSADA KEDIRI
2019
i
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON TIME
PETUGAS IGD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)
RA BASOENI MOJOKERTO
USULAN TESIS
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Magister Manajemen Rumah Sakit
Program Pascasarjana
OLEH :
Langit Kresna Janitra
NIM : 1751B0039
i
LEMBAR PERSETUJUAN
ANALISIS KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN DAN
LOYALITAS PASIEN RUMAH SAKIT KUSTA
SUMBER GLAGAH MOJOKERTO
Oleh
Kediri
Mengetahui,
Direktur Pascasarjana
ii
NIK. 13.07.08.046
PANITIA PENGUJI
2. ............................
3. ...……………….
Mengetahui,
Direktur Pascasarjana
iii
Dr.Indasah, Ir., M.Kes
NIK. 13.07.08.046
saya, di dalam naskah usulan USULAN TESIS ini tidak terdapat karya ilmiah
yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu
Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya ataupendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini
unsur-unsur PLAGIASI, saya bersedia usulan TESIS ini digugurkan dan gelar
berlaku.
Mahasiswa,
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan usulan tesis dengan judul
“Analisis Faktor yang Mempengaruhi Respon Time Petugas IGD Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) RA. Basoeni Mojokerto”. Selesainya penulisan ini tak
lepas dari bantuan dari berbagai pihak, maka peneliti mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Dr. Sandu Siyoto, S.KM, M.Kes selaku Ketua STIKes Surya Mitra Husada
2. Dr. Indasah, Ir., ,M.Kes selaku Direktur Pascasarjana STIKes Surya Mitra
3. Dr. Endang, M. Kes selaku RSUD RA. Basoeni Mojokerto yang telah
Akhirnya peneliti menyadari bahwa usulan tesis ini jauh dari sempurna
Peneliti
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii
PERSETUJUAN USULAN TESIS ....................................................................... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS USULAN TESIS ........................................... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ....................................................................................v
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................x
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1Latar Belakang ....................................................................................................1
1.2Rumusan Masalah ...............................................................................................7
1.3Tujuan…….. 7
1.3.1Umum…………..……………………………………………………..7
1.3.2Khusus………………………………………………………………. ...7
1.4Manfaat………………………………………………………………………... 8
1.4.1Teoritis………………………………………………………………...8
1.4.2Praktis………………………………………………………………… .8
1.5Keaslian Penelitian ..............................................................................................9
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................14
2.1Konsep Dasar Instalasi Gawat Darurat(IGD) ...................................................14
2.1.1Pengertian Instalasi GawatDarurat .......................................................14
2.1.2Standar Pelayanan di Instalasi GawatDarurat.......................................16
2.1.3Syarat Khusus Instalasi Gawat Darurat ................................................30
2.1.4Pelayanan Gawat Darurat .....................................................................33
2.2Keselamatan (Safety) dan Keamanan (Security) Fasilitas Rumah Sakit ...........35
2.3Kenyamanan Fasilitas Rumah Sakit..................................................................37
2.4IGD yang Memberikan Keselamatan(Safety), Keamanan (Security) dan
Kenyamanan Bagi Penggunanya............................................................................38
2.5Konsep Respon Time ........................................................................................39
2.5.1Definisi…………………………………………………………….. ...39
2.6Kerangka Konsep ..............................................................................................51
2.7Hipotesis……………………………………………………………………....51
BAB 3 METODE PENELITIAN...........................................................................52
vi
3.1Jenis dan RancanganPenelitian .........................................................................52
3.2Populasi danSampel ..........................................................................................53
3.2.1Populasi……………………………………………………………. ...53
3.2.2Sampel……………………………………………………………... ...53
3.3Tempat dan WaktuPenelitian ............................................................................54
3.3.1TempatPenelitian ..................................................................................54
3.3.2WaktuPenelitian....................................................................................55
3.4Variabel, Definisi Operasional dan SkalaPengukuran ......................................55
3.5Alat Penelitian dan Cara PengumpulanData .....................................................57
3.5.1AlatPenelitian .......................................................................................57
3.5.2Uji Validitas danReliabilitas. ................................................................57
3.6Cara PengumpulanData .....................................................................................58
3.7Teknik Pengolahan dan AnalisaData. ...............................................................60
3.7.1Teknik PengolahanData. .......................................................................60
3.7.2Teknik AnalisaData ..............................................................................62
3.8EtikaPenelitian ..................................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................67
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional Response Time dan Faktor yang mempengaruhi .55
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB 1
PENDAHULUAN
memberikanpelayananpertamapadapasiendenganancaman kematian
ditujukankepadapasiengawatdarurat yaitupasienyangtiba-tibaberadadalam
kondisigawatatau akanmenjadigawatdanterancamnyawanyaatauanggota
(Musliha,2010).
optimal pada pasien secara cepat dan tepat serta terpadu dalam penanganan
kematian (to save life and limb) dengan respon time selama 5 menit dan waktu
definitif kurang dari 2 jam (Basoeki et al., 2008).Pasien yang masuk ke IGD
rumah sakit tentunya butuh pertolongan yang cepat dan tepat untuk itu perlu
gawat darurat dengan response time yang cepat dan penanganan yang tepat.
1
Tindak lanjut mengenai pasien gawat darurat masih ditemukan adanya
penundaan pelayanan pasien gawat darurat yang dilakukan oleh pihak rumah sakit
karena alasan administrasi dan pembiayaan. Pasien gawat darurat seringkali harus
mengalami kematian ( CI 95%) pada saat IGD ramai. Hasil (patient outcomes)
angka kematian.
Sudirman, 2012). Hal ini lah yang membuat pengukuran kepuasan pasien menjadi
bahwa fasilitas dan kualitas pelayanan secara simultan dan parsial berpengaruh
Rumah Sakit. Efektifitas dan kualitas pelayanan yang baik tentunya menciptakan
kepuasan pasien.
2
3
puas. Data Rekam Medis IGD RSUD RA Basoeni selama tahun 2018 mencatat
Arrival) dalam bulan April 2019 terdapat 1 pasien. Data survey pendahuluan pada
tanggal 20 Mei 2019 berdasarkan hasil wawancara kepada10 keluarga pasien yang
Sedangkan waktu tanggap atau respon time mencapai rata- rata yaitu 10,05 menit
sedangkan target yang ditentukan yaitu kurang dari 5 menit. Dapat disimpulkan
bahwa respon time di IGD RSUD RA Basoeni dalam kategori kurang baik.
yang diderita pasien. Selain itu dapat menimbulkan kematian pasien karena
3
4
1 CARDIAC AREST 15
2 CVA 6
3 DOA 3
4 COB 2
5 ANOREKSIA 1
6 AV BLOK 1
7 CARDIAC REST 1
8 COR OF MANUS 1
9 DC 1
1
1
0 DISPEPSIA MELENA
1 CARDIAC AREST 7
2 COB 3
3 CVA 2
4
5
5 COR 1
6 DC 1
7 DHF 1
8 DM SPESIS 1
9 FR BC COB 1
1
1
0 IMA
response time yang cepat dan penanganan yang tepat.Salah satu tujuan dalam
pelayanan di rumah sakit adalah kepuasan pelanggan, baik itu pasien maupun
karena hasil yang terlihat merupakan resultan dari berbagai faktor yang
adalah pelayanan yang diberikan oleh para perawat di Unit Gawat Darurat(UGD).
5
6
throughput pada time frame pertama, dimulai dari kedatangan pasien di IGD
time frame kedua adalah review oleh team spesialis, konsultasi dan disposisi oleh
dokter untuk MRS, KRS atau tindakan khusus. Waktu yang dibutuhkan dari mulai
pasien masuk pintu IGD sampai dengan ditangani oleh dokter dinamakan respon
crowding di IGD.
berpengaruh pada pasien, perawat, dokter serta petugas kesehatan lainya yang
produktivitas dan peningkatan pergantian staff. Dampak bagi rumah sakit, yakni
hilangnya pendapatan dari berbagai sumber. Misalnya hilang dari pasien yang
pergi tanpa terlihat (melarikan diri), dari pengalihan layanan darurat (rujukan)
penting bahkan pada selain penderita penyakit jantung. Waktu tanggap yang
6
7
pasien yang datang ke IGD memerlukan standar sesuai dengan kompetensi dan
response time yang cepat dan penanganan yang tepat. Hal ini dapat dicapai
1.3 Tujuan
1.3.1 Umum
1.3.2 Khusus
7
8
Mojokerto?
Basoeni Mojokerto?
1.4 Manfaat
1.4.1 Teoritis
1.4.2 Praktis
optimal
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
kecacatan lebih lanjut. Dari uraian di atas dapat ditarik dua kata kunci untuk
tindakan segera.
IGD merupakan suatu unit integral dalam satu rumah sakit. Pengalaman
pasien yang pernah datang ke IGD akan dapat menjadi pengaruh yang besar bagi
gejala yang bervariasi dan gawat serta juga kondisi-kondisi yang sifatnya tidak
dalam keadaan bencana, hal ini merupakan bagian dari perannya di dalam
membantu keadaan
Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah adalah bagian dari rumah sakit yang
14
15
jam pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dengan
Teknis Medik, 2011). Filosofi dalam pemberian pelayanan gawat darurat adalah
Bantuan Hidup Dasar (BLS) itu diberikan. Secara keseluruhan tindakan yang
dilakukan pada saat kondisi gawat darurat haruslah benar-benar efektif dan
efisien, karena pasien dapat kehilangan nyawa dalam hitungan menit. Terdapat
banyak keadaan yang akan menyebabkan kematian pada waktu singkat, tetapi
semua berujung pada satu hasil akhir yakni kegagalan oksigenasi sel
airway yang terbuka, ventilasi yang cukup dan sirkulasi yang memadai, yang
besar penyebab kematian berpangkal pada masalah A-B-C, oleh karena itulah
prinsip A-B-C ini berlaku universal. Pengelolaan penderita dengan kasus gawat
darurat memerlukan penilaian yang cepat dan tepat. Penilaian awal (initial
16
assessment) dalam perawatan gawat darurat ada dua, yaitu primary survey dan
mengidentifikasi dengan segera masalah aktual atau resiko tinggi dari kondisi
primary survey di fokuskan pada sistem A-B-C dan dilakukan secara simultan.
penderita gawat darurat ke Rumah Sakit. Tugas utama Instalasi Gawat Darurat
berikut:
Kegiatan utama yang menjadi tanggung jawab IGD yang bertujuan untuk
penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut (life and limb
saving), tapi pada prakteknya sering dimanfaatkan untuk pelayanan rawat jalan
16
17
pertolongan yang cepat dan tepat untuk itu perlu adanya standar dalam
darurat dengan response time yang cepat dan penanganan yang tepat.
17
18
Kriteria :
2) Instalasi Gawat Darurat yang tidak terpisah secara fungsional dari unit-
GawatDarurat.
dengan kebutuhanmasyarakat.
Kriteria :
18
19
rekam medik.
6) Rumah Sakit yang hanya dapat memberi pelayanan terbatas pada pasien
kebutuhan. Kriteria : Ada jadwal jaga harian bagi konsultan, dokter dan
19
20
12) Rekam Medik harus disediakan untuk setiap kunjungan dengan sistem
yang optimum, yaitu bila rekam medik unit gawat darurat menyatu
Kriteria :
staf medis, keperawatan, dan penunjang medis serta garis otoritas, dan
20
21
Rincian tugas tertulis sejak penugasan harus selalu ada bagi tiap
petugas. Pada saat mulai diterima sebagai tenaga kerja harus selalu ada
bagi tiap petugas. Harus ada program penilaian untuk kerja sebagai
umpan balik untuk seluruh staf. Harus ada daftar petugas, alamat dan
nomor telepon.
Kriteria :
masyarakat.
kondisipenyakitnya.
atau gelisah.
21
22
antara unit gawat darurat dengan : unit lain di dalam dan di luar
8) Pelayananambulan.
9) Unit pemadamkebakaran.
11) Harus ada pelayanan radiologi yang di organisasi dengan baik serta
12) Tersedianya alat dan obat untuk life saving sesuai dengan standar
selalu ditinjau dan disempurnakan (bila perlu) dan mudah dilihat oleh
seluruh petugas.
Kriteria :
22
23
(sistem codeblue)
3) Ada prosedur tetap mengenai penggunaan obat dan alat untuk life
PENDIDIKAN
petugas.
Kriteria :
23
24
Kriteria :
Angkakematian
Indicators (KPI).
24
25
ambulan)
ambulan)
Dekontaminasi,Area ajarmengajar.
Rayequipment bay,
laboratorium
25
26
a. Ruang Penerimaan
kantor lainnya.
26
27
label.
alat dekontaminasi.
drainase.
b. Ruang Tindakan
27
28
28
29
computer, dll.
wastafel, pantry.
29
30
petugas IGD.
pakaian.
tidak gawat.
a. Area IGD harus terletak pada area depan atau muka dari
tapak RS
30
31
masyarakat umum.
31
32
kebidanan.
instalasi laboratorium.
instalasi radiologi.
perawat/dokter.
alat secarabersama.
32
33
stabilisasi.
33
34
34
35
tersebut.
35
36
meliputi:
36
37
37
38
45dBA
masyarakat umum.
38
39
cukup luas, pandangan bebas, luasan cukup, terlindung dari cuaca luar, suhu
2.5.1 Definisi
dalam menit, standar kecepatan waktu merespons pada pasien dengan keadaan
gawat darurat paling lama adalah < 5 menit (Kementrian Kesehatan RI, 2009).
Response time atau interval waktu respon juga didefinisikan sebagai waktu
kejadian. Interval waktu dihitung dalam menit sampai detik yaitu < 0 menit
39
40
sampai > 120 menit (Nehme et al. 2016). Dalam penelitian yang di lakukan
oleh Thompson di Amerika, waktu tunggu untuk pasien nyeri yang tidak
mengangancam jiwa adalah sekitar 110 menit atau rata-rata 2 jam sejak pasien
pasien waktu yang wajar untuk menunggu sampai diberikan tindakan adalah
Tumbuan dkk, 2015). Keberhasilan Respon Time dapat dilihat dari kecepatan
dipengaruhi oleh berbagai hal baik mengenai jumlah tenaga maupun komponen –
farmasi dan administrasi. Waktu Tanggap dikatakan tepat waktu atau tidak
terlambat apabila waktu yang diperlukan tidak melebihi waktu rata – rata standar
yang ada.
widodo, 2015). Respon time perawat dikatakan tepat waktu jika tidak
tanggap sangat tergantung pada kecepatan yang tersedia serta kualitas pemberian
40
41
prasyarat medis utama mulai dari nyeri dada sampai masalah mata. Tingkat
lima kategori yang mulai dari tingkat Alpha (paling tidak serius) sampai Echo
kritis, kasus kritis tapi tidak darurat diberi label "Code 2", tidak gawat dan
tidak darurat diberi label "Code 3". Kasus "Priority Zero" digunakan untuk
Kata triage beasal dari bahasa Prancis “Trier” yang berartimembagi dalam
tiga kelompok (Kartikawati. N., 2013). Sistem ini digunakan dalam medan
Triage mulai digunakan di IGD pada akhir tahun 1950, karena peningkatan
41
42
apabila tidak mendapatkan penanganan medis segera, dan pasien mana yang
Metode triage yang saaat ini banyak digunakan adalah triage Australia
triage Inggris dan sebagian besar Eropa (Manchester Triage Scale) (Habib et
al. 2016).
1. Tujuan
42
43
urgensi yang tepat. Hal yang sama di ungkapakan oleh Kartika (2013)
(Kartikawati. N.2013).
Darurat.
unsur dari Responsiveness yang menjadi salah satu faktor dari kepuasan
oleh faktor jarak tempuh, waktu aktivasi,jam kerja, hari kerja, ambulans
43
44
set, priority zero case (dugaan serangan jantung atau pernafasan). Faktor
lain yang ikut memengaruhi dari pasien seperti usia, jenis kelamin,
keluhan medis utama, dan tingkat keparahan (Nehme et al., 2016). Selain
menjadi dua yaitu faktor internal dan ekstarnal. Yang termasuk faktor
pengaturan sif, kondisi klinis pasien dan riwayat klinis pasien (Nur
Ainiyah,2014).
3. Metodetriage
1) Australian TriageScale
44
45
berbeda.
menit. Kondisi pasien cukup serius atau dapat memburuk begitu cepat
sistem organ jika tidak diobati dalam waktu sepuluh menit dari
penilaian dan perawatan tidak dimulai dalam waktu tiga puluh menit
potensi untuk hasil yang merugikan jika pengobatan tidak dimulai dalam
rawat inap. Yang terakhir adalah ATS kategori 5 yaitu penilaian dan
perawatan dimulai dalam 120 menit kondisi pasien tidak urgent sehingga
gejala atau hasil klinis tidak akan terjadi perubahan secara signifikan jika
(Curtin University2011).
45
46
2) TriageKanada
Triage Kanada disebut dengan The Canadian Triage and Acuity Scale
(CTAS). Pertama kali dikembangkan tahun 1990 oleh dokter yang bergerak
dibidang gawat darurat. Konsep awal CTAS mengikuti konsep ATS, dimana
sindrom yang dialami pasien dan menentukan level triage. Metode CTAS
tertentu atau jika ada perubahan kondisi pasien ketika dalam observasi.
46
47
3) TriageInggris
Metode ini digunakan terutama di Inggris dan Jerman. Ciri khas MTS
seperti tingkat kesadaran derajat nyeri, dan derajat obstruksi jalan nafas.
4) Triage AmerikaSerikat
Ditandai dengan dibentuknya Joint Triage Five Level Task Force oleh
berlebihan untuk pasien yang non urgen akibat kategorisasi terlalu tinggi.
47
48
Apabila ada pasien baru datang ke unit gawat darurat, maka petugas
yang mengancam nyawa seperti henti jantung paru dan sumbatan jalan
nafas. Pasien dengan tanda vital tidak stabil dan sindrom yang potensial
lain.
(laboratorium atau x ray atau EKG, atau terapi intravena) maka termasuk
48
49
sumber daya IGD untuk mengatasi masalah medisnya, maka akan masuk
5) TriageIndonesia
Di Indonesia belum ada kesepakatan tentang metode triage apa yang
konsep triage bencana (triage merah, kuning, hijau, dan hitam) (Habib et
al. 2016).
tetap. Sedangkan nonurgent dapat menunggu sampai lebih dari dua jam
Korban kritis atau pasien dengan keadaan kegawatan yang menagancam jiwa
diberi label merah (prioritas 1/immediate) yaitu pasien dengan luka parah atau
dengan keadaan respirasi > 30x, nadi radialis tidak teraba dan terjadi penurunan
kesadaran. Pasien dengan label kuning (prioritas 2/delay) adalah pasien dengan
keadaan yang tidak mengancam nyawa dalam waktu dekat dan dapat menunggu
untuk periode tertentu yaitu pasie dengan respirasi < 30x, nadi teraba dan status
49
50
kesadaran normal. Korban yang masih bisa berjalan dan penanganannya masih
bisa ditunda diberi label hijau (prioritas 3) sedangkan untuk pasien yang sudah
response time yang cepat dan penanganan yang tepat. Hal ini dapat dicapai
serius terhadap kedatangan pasien baru yang mungkin saja dalam kondisi yang
triase dapat mempercepat proses pemulangan pasien atau discharge untuk pasien
minor dan membantu memulai penanganan bagi pasien yang kondisinya lebih
sangat kecil dan sederhana dalam penempatan staf sangat berdampak pada
ketersediaan sarana prasarana, SDM dan sistem manajemen IGD yang baik.
50
51
Input Proses
Output
Caring
Fasilita
s
4Keterangan : ________ diteliti
_ _ _ _ _ _ tidak diteliti
2.7 Hipotesis
sebagai berikut:
1. Tingkat caring tidak berpengaruh terhadap respon time petugas pada customer
2. Tingkat kepatuhan SOP tidak berpengaruh terhadap respon time petugas saat
3. Kecukupan SDM tidak berpengaruh terhadap respon time petugas IGD RSUD
Mojokerto
51
BAB 3
METODE PENELITIAN
atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau
V D
ariabel eskripsi
1 V
Uji Inter
ariabel Hub pretasi
Mak
ungan
V D na
ariabel eskripsi
2 v
Gambar 3.1 Skema studi korelasional
ariabel
Rancangan penelitian yang akan digunakan adalah pendekatan cross
hubungan antara faktor resiko sebagai penyebab dengan dampak dari penyebab
tersebut. Faktor resiko dan dampaknya akan diobservasi pada saat yang sama
(Budiharto, 2008).
52
53
3.2.1 Populasi
Setiadi,2007).
rata-rata jumlah pasien IGD per bulan dalam periode tahun 2018 di IGD
pasien/minggu.
3.2.2 Sampel.
Arikunto bahwa ”Apabila populasi kurang dari 100, lebih baik diambil
54
N 632
2 2
N ( µ) 632( 0.1)
Keterangan :
N : Besarpopulasi
n : Jumlahsampel
3.3.1 TempatPenelitian
3.3.2 WaktuPenelitian
PPGD/BTCL sedang
S 70-80%
2. Pegawai 3. SDM
mengetahui Tinggi
kebijakan >80%
IGD
3. Petugas
Rekam
medis
4. Petugas
Triase
5. Petugas
Radiologi
6. Petugas
cadangan
Fasilitas Alat yang Kuesioner 1. Informasi Ordinal 1. Fasilitas
disediakan di 2. Lokasi jelas rendah
IGDyang terlihat <70%
menjamin 3. Akses 2. Fasilitas
efektivitas dan kendaraan sedang
efisiensi bagi roda 4 70-80%
pelayanan gawat 4. Ruang 3. Fasilitas
darurat dalam pemeriksaan Tinggi
waktu 24 jam, 7 dan tindakan >80%
hari seminggu berbeda
secara terus 5. Ruang
menerus tunggu
keluarga
6. Fasilitas
ruangan
petugas,
obat, rapat
dan ruang
pembersihan
7. Alat
komunikasi
8. Ambulan
9. PMK
10.Radiologi
11.Alat dan
obat lengkap
57
3.5.1 AlatPenelitian
b. Cepat : 6 – 15menit.
c. Lambat : >15menit.
kolom yangdipilih.
mengelompokkan menjadi,yaitu:
1. Caring
2. Pelaksanaan SOP
3. Ketersediaan SDM
4. Ketersediaan Fasilitas
1. Editing
2. Coding
2) Kode 2 : 70 % - 80 % :Sedang/Cukup.
IGD.
62
4. Cleaning
1. AnalisaUnivariat.
mempengaruhi.
2. AnalisaBivariat
3.8 EtikaPenelitian
a. Respect forperson
Mojokerto
b. Beneficience &maleficience
c. Justice
prosedur penelitian.
yang akan dilakukan melalui informed consent. Definisi dari informed consent
adalah suatu ijin atau pernyataan responden yang diberikan secara bebas, sadar
dan rasional setelah mendapat informasi dari peneliti. Informed consent tersebut
dapat melindungi pasien dari segala kemungkinan perlakuan yang tidak disetujui
yang bersifat negatif (Achadiat, 2016) Pada penelitian ini sebelum pasien/keluarga
a. Kerahasiaan
dengan cara apapun agar orang lain selain peneliti tidak mampu
hasilpenelitian.
b. Keanoniman
DAFTAR PUSTAKA
Akrianet al. (2014) ‗Triaging the right patient to the right place in the shortest
time‘, British Journal of Anaesthesia, 113(2), pp. 226–233. doi:
10.1093/bja/aeu231
American College of Emergency Physicians (2013) Policy Statments; Crowding,
ACEP. Available at: https://www.acep.org/Clinical---Practice-
Management/Crowding/#sm.000f0yplc1498dm9paf2mzsr6kcxe
(Accessed: 15 October 2017).
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rhineka Cipta.
10.1016/j.ajem.2006.11.037.
Green L.V., Soares J., Giglio J.F., Green R.A.,.(2006). Using Queueing Theory to
Increase the Effectiveness of Emergency Department Provider staffing.
http://www.hbs.edu/units/tom/seminars/2007/docs/Igreen3.pdf.
Habib, H., Sulistio, S., Mulyana, R. M.,Albar, I. A., 2016. Triase Modern Rumah
Sakit dan Aplikasinya di Indonesia.
Haryatun, N & Sudaryanto, A. (2008). Perbedaan waktu tanggap tindakan
keperawatan pasien cedera kepala kategori I-V di Instalasi Gawat Darurat
RSUD Dr. Moewardi. Berita Ilmu Keperawatan, ISSN 1979 – 2697, Vol.
1. No. 2, Juni 2008 Hal. 69 –74.
Kartikawati. N., D., 2013. Buku Ajar Dasar-dasar Keperawatan Gawat Darurat
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/5FIKESS1KEPERAWATAN/1010712
012/BAB%201.pdf.
Wahyu, R. & Naser, A.M., 2015. The factors associated with the Response Time
of nurses in handling emergency patients in IGD RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado. ejournal Keperawatan, 3(c).
Wilde, E.T. (2009). Do Emergency Medical System Response Times Matter for
Health Outcome?. New York: Columbia University.
Yarmohammadian, M. H. et al. (2017) ‗Overcrowding in emergency departments:
A review of strategies to decrease future challenges‘, Journal of Research in
Medical Sciences, (1). doi: 10.4103/1735-1995.200277.
Young, V., Rochon, E. & Mihailidis, A., 2016. Exploratory analysis of real
personal emergency response call conversations: considerations for personal
emergency response spoken dialogue systems. Journal of NeuroEngineering
and Rehabilitation, 13(1), p.97. Availableat:
http://jneuroengrehab.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12984-016-0207-
9.
71