Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Keperawatan
Proposal penelitian ini telah di setujui untuk di sajikan dalam sidang proposal
penelitian
Mengetahui
Ketua STIKES Dr. Sismadi Jakarta
ii
LEMBAR PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
Pembimbing I : Ns. Rogayah, M.Kep ( )
Pembimbing II : Ns.M.Riki Sholin Skep.M.P ( )
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis haturkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena atas
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah
dengan Judul Asuhan Keperawatan Post Hemoroid Pada Masalah Keperawatan
Nyeri Akut dengan Tindakan Keperawatan Kompres Air Dingin Pasien Ny/Tn A
Dan Ny/Tn G Di Ruang Perawatan Lantai 3 di RS PATRIA IKKT Jakarta.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapat banyak pendapat dan
saran serta bimbingan dan pengarahan baik materil maupun spriritual dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. LetKol Kes dr. Crispinus Adhi Suryo, SpAn selaku Direktur RS Patria IKKT
Jakarta
2. Ns. Hernida Dwi Lestari, Spd M.Kep selaku ketua STIKes Dr. Sismadi
Jakarta
3. Ns. Rogayah M.Kep selaku kaprodi D3 STIKes Dr. Sismadi Jakarta,
pembimbing 1,dan Penguji Karya Tulis Ilmiah.
4. Ns. M.Riki Sholin, S.Kep.M.P selaku pembimbing 2 dan penguji Karya Tulis
Ilmiah
5. Seluruh Dosen dan staf STIKes Dr.Sismadi yang telah memberikan dukungan
dan bimbingan bagi penulis dalam menyelesaikan proses pendidikan dan
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Kedua orang tua saya tercinta serta adik-adik yang senantiasa mendukung
saya dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Suamiku serta Anak saya Kenzie Altorressa Hasdiansyah yang saya cintai dan
sayangi yang senantiasa mendukung saya dalam Karya Tukis Ilmiah ini.
8. Teman-teman saya dan semua pihak yang penulis tidak bisa sebutkan satu
persatu.
iv
Penulis menyadari bahwa masih terdapat berbagai kekurangan dalam Karya Tulis
Ilmiah ini.
Oleh sebab itu, saya sebagai penulis sangat mengharapkan kritikan, saran dan
masukan masukan yang membangun dari dosen serta teman teman mahasiswa,
bahkan semua pembaca, demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini,
HASTIYAN MAWARSARI
v
DAFTAR ISI
Halaman Judul........................................................................................................i
Lembar Persetujuan..............................................................................................ii
Kata Pengantar.....................................................................................................iii
Daftar Isi................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Tujun Penulisan...........................................................................2
C. Rumusan Masalah........................................................................3
D. Sistematika Penulisan..................................................................3
E. Manfaat Penulisan........................................................................4
vi
7. Implementasi Keperawatan dengan masalah Nyeri Akut...20
C. Konsep Tindakan pada Post Hemoroid.....................................21
1. Tekhnik Pengolahan Nyeri Kompres Dingin.....................21
2. Tekhnik Pengelolaan Nyeri Relaksasi................................24
D. Konsep Asuhan Keperawatan pada Post Hemoroid..................25
1. Pengkajian Keperawatan....................................................25
2. Diagnosa Keperawatan.......................................................28
3. Intervensi Keperawatan......................................................29
4. Implementasi Keperawatan................................................37
5. Evaluasi Keperawatan........................................................37
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hemoroid adalah suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus
hemoroidialis (Muttaqin, 2011 dalam Prayono, 2018). Hemoroid adalah
pelebaran pembuluh darah vena hemoroidialis dengan penonjolan
membran mukosa yang melapisi daerah anus dan rektum (Nugroho, 2011).
Hemoroid merupakan gangguan umum yang dapat terjadi pada
laki-laki maupun perempuan pada usia sekitar 20-50 tahun (Black dan
Hawks, 2009 dalam Utami dan Sakitri, 2020). Penyakit hemoroid ini
disebabkan beberapa faktor diataranya obtipasi (konstipasi/sembelit) yang
menahun, penyakit yang sering membuat penderita mengejan,
penyempitan saluran kemih, sering melahirkan anak, sering duduk,
diare yang menahun dan bendungan pada rongga pinggul karena tumor
rahim atau kehamilan (Riyadi, 2010 dalam Paryono, 2018).
Menurut data WHO, jumlah penderita hemoroid di dunia pada
tahun 2014 mencapai lebih dari 230 juta jiwa dan diperkirakan akan
meningkat menjadi 350 juta jiwa pada tahun 2030 (Harnawi, 2008).
Hemoroid diderita oleh 5% seluruh penduduk dunia (Slavin, 2008).
National Center for Health Statistics (NCHS) melaporkan terdapat 10 juta
orang di Amerika Serikat mengalami hemoroid. Prevalensi hemoroid yang
dilaporkan di Amerika Serikat adalah 4,4%, dengan puncak kejadian pada
usia antara 45- 65 tahun. Sedangkan pada usia dibawah 20 tahun penyakit
hemoroid ini jarang terjadi. Prevalensi meningkat pada ras Kaukasian dan
individu dengan status ekonomi tinggi (Chong dan Bartolo, 2008).
Di Indonesia sendiri penderita hemoroid 1 periode terus bertambah.
Menurut data Depkes tahun 2015, prevalensi hemoroid di Indonesia adalah
5,7 persen, namun hanya 1,5 persen saja yang terdiagnosa. Data
riskesdas (riset kesehatan dasar) 2015 menyebutkan ada 12,5 juta jiwa
penduduk Indonesia mengalami hemoroid. (Depkes RI, 2015)
1
2
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memperoleh pengalaman secara nyata dalam memberikan Asuhan
Keperawatan Post Hemoroid Pada Masalah Keperawatan Nyeri Akut
dengan Tindakan Keperawatan Kompres Air Dingin Pasien Ny/Tn A
Dan Ny/Tn G Di Ruang Perawatan Lantai 3 di RS PATRIA IKKT
Jakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien Post Hemoroid
dengan Masalah Nyeri Akut Pada Pasien Ny/Tn A Dan Ny/Tn G
Di Ruang Perawatan Lantai 3 di RS PATRIA IKKT Jakarta.
b. Mampu Menegakan diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas
pada pasien Post Hemoroid dengan masalah Nyeri Akut pada
Ny/Tn A dan Ny/Tn G di RS Patria IKKT Jakarta.
3
C. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien Post Hemoroid
dengan gangguan nyeri akut di ruang perawatan lantai 3 RS Patria IKKT
Jakarta ?
D. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5
BAB yaitu :
E. Manfaat Penulisan
1. Bagi Pelayanan Kesehatan
Diharapkan melalui studi kasus ini, pelayanan kesehatan kedepannya
mampu memberi pendidikan kesehatan pada Nyeri Akut dan cara
penanganannya dengan segera.
2. Bagi Pengembangan Ilmu dan Tekhnologi Keperawatan
Diharapkan melalui studi kasus ini dapat menambah pengetahuan serta
pengembangan di dalam ilmu dan Tekhnologi Keperawatan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai tambahan dan referensi
untuk meningkatkan kualitas pendidikan keperawatan pada
pengaplikasian asuhan keperewatan dengan masalah Nyeri Akut pada
Post Hemoroid.
4. Bagi Penulis
Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset
keperawatan, khususnya studi kasus bagaimana penangan Nyeri Akut
pada Post Hemoroid dengan kompres air dingin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
Keterangan :
1) Rektum
Rektum (rectum) adalah sebuah ruangan dengan panjang
sekitar 12 sampai 15 cm yang berada di antara ujung usus
besar (setelah kolon sigmoid/turun) dan berakhir di anus.
Fungsi rektum adalah menyimpan feses untuk sementara
waktu, memberitahu otak untuk segera buang air besar, dan
membantu mendorong feses sewaktu buang air besar.
Ketika rektum penuh dengan feses, maka rektum akan
mengembang dan sistem saraf akan mengirim impuls
(rangsangan) otak sehingga timbul keinginan untuk buang air
besar.
2) Kolom Anal
Kolom anal (anal column) atau kolom Morgagni adalah
sejumlah lipatan vertikal yang diproduksi oleh selaput
7
Keterangan:
1) Internal hemorrhoid
Pembengkakan vena pada pleksus hemorrhoidalis
interna disebut dengan hemorrhoid internal.
9
2) External hemorrhoid
Pleksus hemorrhoid eksterna, apabila terjadi pembengkakan
maka disebut hemorrhoid eksterna (Isselbacher, 2000).
Letaknya distal dari linea pectinea dan diliputi oleh kulit
biasa di dalam jaringan di bawah epitel anus, yang berupa
benjolan karena dilatasi vena hemorrhoidalis. Terdapat dua
jenis peristaltik propulsif:
a) Kontraksi lamban dan tidak teratur, berasal dari segmen
proksimal dan bergerak ke depan, menyumbat beberapa
haustra.
b) Peristaltik massa, merupakan kontraksi yang melibatkan
segmen kolon. Gerakan peristaltik ini menggerakkan
massa feses ke depan, akhirnya merangsang defekasi.
Kejadian ini timbul dua sampai tiga kali sehari dan
dirangsang oleh reflek gastrokolik setelah makan, terutama
setelah makan yang pertama kali dimakan pada hari itu.
Propulasi feses ke dalam rektum menyebabkan terjadinya
distensi dinding rektum dan merangsang refleks defekasi.
Defekasi dikendalikan oleh sfingter ani eksterna dan interna.
Sfingter interna dikendalikan oleh sistem saraf otonom,
sedangkan sfingter eksterna dikendalikan oleh sistem saraf
voluntary.
3. Etiologi Hemoroid
Menurut Nurarif dan Kusuma (2015), hemoroid timbul karena
dilatasi, pembengkakan atau inflamasi vena hemoroidalis yang
disebabkan oleh faktor – faktor resiko/pencetus, seperti :
a. Mengedan pada buang air besar yang sulit
b. Pola buang air besar yang salah (lebih banyak
menggunakan jamban duduk, terlalu lama duduk sambil
membaca, merokok)
c. Peningkatan tekanan intra abdomen karena tumor (tumor
udud, tumor abdomen)
11
d. Usia tua
e. Konstipasi kronik
f. Diare akut yang berlebihan dan diare kronik
g. Hubungan seks peranal
h. Kurang minum air dan kurang makan makanan berserat (sayur
dan buah)
i. Kurang olahraga/imobilisasi
5. Patofisiologi Hemoroid
Hemoroid dapat dibedakan atas hemoroid eksterna dan interna.
Hemoroid eksterna di bedakan sebagai bentuk akut dan kronis. Bentuk
akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan
sebenarnya merupakan suatu hematoma, walaupun disebut sebagai
hemoroid trombosis eksternal akut. Bentuk ini sering terasa sangat
nyeri dan gatal karena ujungujung saraf pada kulit merupakan
reseptor nyeri. Kadang-kadang perlu membuang trombus dengan
anestesi lokal, atau dapat diobati dengan “kompres duduk” panas dan
analgesik. Hemoroid eksterna kronis atau skin tag biasanya
merupakan sekuele dari hematom akut. Hemoroid ini berupa satu
atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan ikat dan sedikit
pembuluh darah (Price, 2005).
6. Komplikasi Hemoroid
Menurut Haryono (2012) dalam Widianingrum (2019),
komplikasi hemoroid yang paling sering terjadi adalah :
a. Perdarahan, dapat sampai dengan anemia
b. Trombosis (pembekuan darah dalam hemoroid)
c. Hemoroidal strangulasi adalah hemoroid yang prolaps dengan
suplai darah dihalangi oleh sfingterani
8. Pathway Hemoroid
14
9. Klasifikasi Hemoroid
Menurut Mulyanti dan Diyono (2013) dalam Fadhilah (2020)
berdasarkan gambaran klinis hemoroid, terdapat dua jenis hemoroid :
a. Hemoroid Ekternal Pembesaran vena rektalis inferior
yang terletak dibawah linea dinata dan ditutup epitel
gepeng, anoderm serta kulit peranal. Dengan ciri-ciri sebagai
berikut :
1) Nyeri sesekali akibat peradangan
2) Edema akibat trombosis
3) Nyeri yang semakin bertambah
b. Hemoroid Internal Pembesaran vena yang berdilatasi pada
pleksus rektalis superior dan media yang timbul di atas
lenia dinata dan dilapisi oleh mukosa. Hemoroid internal
dibagi menjadi empat derajat
3) Derajat I
a) Tidak mengalami prolaps
b) Terdapat perdarahan merah segar pada rektum pasca
defekasi
c) Pada pemeriksaan anoskopi terlihat permulaan
dari benjolan hemoroid yang menonjol kedalam
lumen.
4) Derajat II
a) Mengalami prolaps dimana saat bergerak
bejolan keluar (proplaps) dan masuk sendiri ke
dalam anus secara spontan
b) Terdapat perdarahan atau tanpa perdarahan sesudah
defekasi
5) Derajat III
a) Mengalami prolaps tidak dapat masuk ke anus
sendiri tanpa bantuan dorongan jari atau secara
manual
15
3. Penyebab Nyeri
Nyeri timbul akibat adanya rangsangan oleh zat-zat algesik pada
reseptor nyeri yang banyak dijumpai pada lapisan superfisial kulit
dan pada beberapa jaringan di dalam tubuh, seperti periosteum ,
permukaan sendi, otot rangka dan pulpa gigi. Reseptor nyeri
merupakan ujung-ujung bebas serat saraf aferen A delta dan C.
Reseptor-reseptor ini diaktifkan oleh adanya rangsang-rangsang
dengan intensitas tinggi, misalnya berupa rangsang termal,
mekanik elektrik atau rangsang kimiawi (Mangku dan Senapathi,
2010).
18
4. Klasifikasi Nyeri
Menurut Maryunani (2010), klasifikasi nyeri umumnya dibagi 2,
sebagai berikut.
a. Nyeri akut: merupakan nyeri yang timbul secara mendadak
dan cepat menghilang, tidak melebihi 6 bulan, dan ditandai
adanya peningkatan tegangan otot.
b. Nyeri kronis: merupakan nyeri yang timbul secara
perlahan-lahan, biasanya berlangsung dalam waktu cukup lama,
yaitu lebih dari 6 bulan. Universitas Sumatera Utara 20 Nyeri
kronis dibagi lagi menjadi nyeri terminal, sindrom nyeri kronis
dan psikosomatik.
Keterangan :
0 : tidak nyeri
1-3 : nyeri ringan secara objektif pasien mampu berkomunikasi
dengan baik.
4-6 : nyeri sedang secara objektif pasien mendesis, menyeringai,
dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat
mendeskripsikannya, dan dapat mengikuti perintah dengan
baik.
7-9 : nyeri berat secara objektif pasien terkadang tidak dapat
mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan,
dapat menunjukan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya,
20
Keterangan :
0 : tidak nyeri
1-3 : nyeri ringan secara objektif pasien mampu berkomunikasi
dengan baik.
21
1) Handscoon
2) Masker
3) Apron
4) Kantong berisi air dingin
5) Lap kerja
6) Perlak atau pengalas
7) Bengkok
2. Fase Orientasi
a) Memberikan salam terapeutik, bina hubungan saling dan
menyapa nama
b) Memperkenalkan diri
c) Menjelaskan tujuan dan prosedur
d) Menanyakan kesiapan klien
3. Fase Kerja
a) Menjaga privasi klien
b) Mengatur pasien dalam posisi nyaman
c) Memakai handscoon
d) Menempelkan kantong yang berisi air dingin pada bagian leher
belakang/tengkuk selama 10-15 menit.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu penilaian klinis terhadap
gangguan kesehatan atau proses kehidupan tentang respon dari
individu, keluarga, kelompok atau komunitas (Nurarif dan Kusuma,
2015).
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosis Keperawatan :
1. Nyeri akut berhubungan dengan pencedera fisik
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan di harapkan nyeri berkurang
dengan Kriteria hasil :
a) Keluhan nyeri menurun
b) Meringis menurun
c) Sikap protektif menurun
d) Gelisah menurun
e) Kesulitan tidur menurun
f) Menarik diri menurun
g) Berfokus pada diri sendiri menurun
h) Diaforesis menurun
i) Perasaan depresi (tertekan) menurun
j) Perasaan takut mengalami cedera berulang menurun
k) Anoreksia menurun
l) Perineum terasa tertekan menurun
m) Uterus terasa membulat menurun
n) Ketegangan otot menurun
o) Pupil dilatasi menurun
p) Muntah menurun
q) Mual menurun
r) Frekuensi nadi membaik
s) Pola napas membaik
t) Tekanan darah membaik
u) Proses berfikir membaik
v) Fokus membaik
w) Fungsi berkemih membaik
x) Perilaku membaik
y) Nafsu makan membaik
z) Pola tidur membaik
30
Manajemen Nyeri
Observasi :
a) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
b) Identifikasi skala nyeri
c) Identifikasi respon nyeri non verbal
d) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
e) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
f) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
g) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
h) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
i) Monitor efek samping penggunaan analgetik
Analgetik :
a) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
b) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
c) Fasilitasi istirahat dan tidur
d) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi :
a) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
b) Jelaskan strategi meredakan nyeri
c) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
d) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
e) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
a) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Tujuan :
31
Manajemen Energi
Observasi :
a) Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
b) Monitor kelelahan fisik dan emosional
c) Monitor pola dan jam tidur
d) Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan
aktivitas
Terapeutik :
a) Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
32
Edukasi :
a) Anjurkan tirah baring
b) Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
c) Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
d) Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi :
a) Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
asupan makanan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan diharapkan tidak adanya infeksi pada
luka pasca operatif dengan kriteria hasil :
l) Piuria menurun
m) Periode malaise menurun
n) Periode menggigil menurun
o) Letargi menurun
p) Gangguan kognitif menurun
q) Kadar sel darah putih membaik
r) Kultur darah membaik
s) Kultur urine membaik
t) Kultur sputum membaik
u) Kultur area luka membaik
v) Kultur feses membaik
w) Nafsu makan membaik
Pencegahan Infeksi
Observasi :
a) Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Terapeutik :
a) Batasi jumlah pengunjung
b) Berikan perawatan kulit pada area edema
c) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
d) Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi
Edukasi :
a) Jelaskan tanda dan gejala infeksi
b) Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
c) Ajarkan etika batuk
d) Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
e) Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
f) Anjurkan meningkatkan asupan cairan
34
Kolaborasi :
a) Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
Tujuan :
Pola eliminasi klien tidak terganggu
Kriteria Hasil :
a) Mempertahan bentuk feses
b) Bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi
c) Feses lunak dan berbentuk
Edukasi :
a) jelaskan makanan tinggi serat
b) anjurkan untuk banyak minum
Kolaborasi :
a) pemberian pelunak feses ( contoh colace ), laksatif pembentuk
bulk ( contoh metamucil ) sesuai indikasi
Reduksi Ansietas
Observasi :
a) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis.Kondisi, waktu,
stressor)
b) Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
c) Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
Terapeutik :
a) Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
b) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
memungkinkan
c) Pahami situasi yang membuat ansietas
d) Dengarkan dengan penuh perhatian
e) Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
f) Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
g) Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
h) Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan
datang
Edukasi :
a) Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
b) Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan,
dan prognosis
c) Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
d) Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai
kebutuhan
e) Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
f) Latih kegiatan pengalihan ubntuk mengurangi ketegangan
g) Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
h) Latih teknik relaksasi
Kolaborasi :
a) Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu
37
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah realisasi rencana tindakan untuk
mencegah tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan
juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan, mengoservasi respons
pasien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang
baru (Budiono, 2015).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah penilaian dengan cara membandingkan
perubahan keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria
hasil yang dibuat pada tahap intervensi (Budiono, 2015).
Menurut Mardalena (2018), kriteria yang diharapkan pada evaluasi
dari pasien post operasi hemoroid yaitu :
a. Nyeri berkurang
b. Dapat mobilisasi
c. Tidak terjadi infeksi
d. Eliminasi kembali normal
e. Pasien dapat menerima dengan positif keadaannya
BAB III
METODELOGI STUDI KASUS
38
39
dari 3 hari.
d. Klien yang kooperatif.
e. Klien yang memiliki masalah Nyeri Akut akibat Post Hemoroid.
2. Kriteria Eksklusi
a. Klien yang tidak kooperatif.
b. Klien yang usianya dibawah 19 tahun atau diatas 50 tahun.
c. Klien yang masa perawatannya lebih dari 3 hari.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalahan
pemahaman dan perbedaan penafsiran yang berkaitan dengan istilah-istilah
dalam judul skripsi. Sesuai dengan judul penelitian yaitu “Asuhan
Keperawatan Post Hemoroid Pada Masalah Keperawatan Nyeri Akut
dengan Tindakan Keperawatan Kompres Air Dingin Pasien Ny/Tn A Dan
Ny/Tn G di RS Patria IKKT Jakarta.”, maka definisi operasional yang
perlu dijelaskan, yaitu :
1. Asuhan keperawatan adalah seluruh rangkaian proses keperawatan
yang diberikan kepada pasien yang berkesinambungan dengan kiat-
kiat keperawatan yang di mulai dari pengkajian sampai dengan
evaluasi dalam usaha memperbaiki ataupun memelihara derajat
kesehatan yang optimal (Hidayat, 2011).
2. Hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah vena hemoroidialis
dengan penonjolan membran mukosa yang melapisi daerah anus
dan rektum (Nugroho, 2011).
40