Anda di halaman 1dari 68

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN LENGTH OF PERIODE TREATMENT ACCES


DENGAN LENGTH OF STAY PADA PASIEN STROKE
DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT “JIH”
YOGYAKARTA

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana


Keperawatan pada Program Studi Keperawatan Program Sarjana
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Guna Bangsa
Yogyakarta

Disusun Oleh :

MEILA KUNTA BEDINIKA


19110016

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GUNA BANGSA
YOGYAKARTA
2020
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal penelitian dengan judul, “Hubungan Length of Periode

Treatment Access dengan Length of Stay pada Pasien Stroke di Unit Rawat Inap

Rumah Sakit “JIH” Yogyakarta” ini telah disetujui untuk diseminarkan pada:

Hari : Rabu

Tanggal : 13 Januari 2021

Jam : 09.00-10.00 WIB

Tempat : Media Zoom Meeting

Penguji I Penguji II

Erika Nurwidiyanti, S.Kep., Ns., M.Kep Rista Ismalarida, S.Kep., Ns, M.Kep
NIDN 0922118502 NIDN 0518019103
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal penelitian dengan judul, “Hubungan Length of Periode

Treatment Access dengan Length of Stay pada Pasien Stroke di Unit Rawat Inap

Rumah Sakit “JIH” Yogyakarta” ini telah disyahkan dan disetujui untuk

dilaksanakan, pada:

Hari :

Tanggal :

Jam :

Penguji I
Azizah Khoiriyati, M.Kep., Ns (……………………………………)
NIDN. 05.040979.01

Penguji II
Erika Nurwidiyanti,S.Kep., Ns., (……………………………………)
M.Kep
NIDN 09.221185.02
Penguji III
Rista Ismalarida, S.Kep., Ns., M.Kep (……………………………………)
NIDN 05.180191.03
Mengetahui,
Ketua Program Studi

Dwi Agustiana Sari,S.Kep., Ns., M.Kep


NIDN. 05.180191.03

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan

proposal penelitianyang berjudul, “Hubungan Length of Periode Treatment

Access dengan Length of Stay pada Pasien Stroke di Unit Rawat Inap Rumah

Sakit “JIH” Yogyakarta” dalam rangka memenuhi syarat dalam memperoleh gelar

sarjana Ilmu Keperawatan pada Program Studi Keperawatan Program Sarjana

STIKES Guna Bangsa Yogyakarta.

Dalam penyusunan tugas akhir ini, peneliti telah banyak mendapat arahan

dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Siti Fadilla, S.SiT., M.Kes., selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik

STIKES Guna Bangsa Yogyakarta

2. Dwi Agustiana Sari, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi

Keperawatan Program Sarjana STIKES Guna Bangsa Yogyakarta.

3. Erika Nurwidiyanti, S.Kep., Ns., M.Kep selaku pembimbing I yang sudah

memberikan masukan dan mengarahkan peneliti dalam menyusun proposal

penelitian.

4. Rista Ismalarida, S.Kep., Ns, M.Kep selaku pembimbing II yang telah

memberikan masukan dan mengarahkan peneliti dalam menyusun proposal

penelitian.

iv
5. Dosen dan seluruh staf Program Studi Keperawatan Program Sarjana STIKES

Guna Bangsa Yogyakarta yang telah banyak mengajarkan ilmu dengan penuh

dedikasi, kesabaran dan keikhlasannya.

6. Orangtua, istri dan keluarga, yang selalu memberi semangat bagi penulis baik

dalam suka maupun duka.

7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh

sempurna.Atas kekurangan dan kesalahan dalam proposal penelitian ini, penulis

mohon maaf.Demi kebaikan proposal penelitian ini, penulis mengharapkan kritik

dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.Akhir kata penulis

mengharapkan semoga proposal penelitianini bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, Desember 2020

Penulis

v
HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Yang bertanda tangan dibawah ini saya:

Nama : Meila Kunta Bedinika

NIM : 19110016

Program Studi : Keperawatan Program Sarjana

Menyatakan bersungguh-sungguh untuk membuat tugas akhir sendiri (tidak

dibuatkan/dibeli/dari orang/pihak lain). Bilamana saya mengingkari pernyataan ini

saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan tugas akhir saya tersebut.

Yogyakarta, Desember 2020


Yang menyatakan,

Meila Kunta Bedinika

vi
DAFTAR ISI

Halaman Judul......................................................................................... i
Halaman Persetujuan .............................................................................. ii
Halaman Pengesahan .............................................................................. iii
Kata Pengantar........................................................................................ iv
Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme................................................. vi
Daftar Isi …............................................................................................. vii
Daftar Tabel............................................................................................. viii
Daftar Gambar…..................................................................................... ix
Daftar Lampiran……………………………………………………….. x

BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian......................................................... 1
B. Perumusan Masalah Penelitian................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 6
E. Keaslian Penelitian ................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 12


A. Tinjauan Teori........................................................................... 12
B. Kerangka Teori ......................................................................... 25
C. Kerangka Penelitian ................................................................. 26
D. Hipotesis Penelitian.................................................................. 26

BAB III METODE PENELITIAN.......................................................... 27


A. Jenis Penelitian ......................................................................... 27
B. Tempat dan Waktu Penelitian................................................... 28
C. Populasi dan Sampel Penelitian................................................ 28
D. Variabel dan Definisi Operasional.......................…................. 28
E. Instrumen Penelitian.................................................................. 31
F. Tehnik Pengumpulan Data ……………………………........... 31
G. Uji Validitas dan Uji Reabilitas…………………………….... 32
H. Tehnik Analisa Data ………………………………………..... 32
I. Rencana Jalan Penelitian........................................................... 34
J. Etika Penelitian …………………………………………........ 38

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 40
LAMPIRAN…..................................................................................….. 42

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keaslian Penelitian....................................................................

Tabel 3.1 Definisi Operasional.................................................................

30

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori...................................................................... 25

Gambar 2.2 Kerangka Penelitian............................................................... 26

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Surat Permohonan Studi Pendahuluan..............................................................


43
Surat Permohonan Menjadi Asisten Penelitian.................................................
44
Surat Persetujuan Menjadi Asisten Penelitian..................................................
45
Lembar Cheklist Penelitian...............................................................................
46
Rencana Jadwal Penelitian................................................................................
47

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang penelitian

Stroke menurut World Health Organisation (2019) (WHO)adalah

penyakit pada otak berupa gangguan fungsi syaraf fokal, yang disebabkan

oleh gangguan vaskuler. Stroke dapat menyebabkan kematian yang

berlangsung selama 24 jam atau lebih. Stroke terbagi dalam dua jenis, yaitu

stroke hemoragik dan stroke iskemik. Stroke hemoragik adalah stroke yang

terjadi karenapecahnya pembuluh darah otak sehinggamengenai parenkimotak

dan dianggap sebagai bentuk transisi dari stroke iskemik. Stroke iskemik

adalah stroke yang terjadi karena penyumbatan pembuluh darah ke otak

(WHO, 2019).

Stroke merupakan penyebab kematian kedua di dunia setelah

ischaemicheart disease. Menurut (WHO, 2019) kematian karena stroke yaitu

sekitar 5,5 juta kematian pertahunnya (2,7 juta kematian akibat stroke iskemik

dan 2,8 juta kematian akibat stroke hemoragik). Jumlah ini merupakan 9,5%

dari seluruh kematian di dunia (WHO, 2019). Data statistik penyakit stroke

menurut American Heart Association (AHA, 2019) menunjukkan bahwa

stroke menempati urutan ke 5 di antara semua penyebab kematian di AS,

menewaskan sekitar 142.000 orang per tahun. Stroke juga merupakan

penyebab kecacatan jangka panjang yang serius di Amerika Serikat yaitu

sekitar 3% pria dan 2% wanita melaporkan bahwa mereka di nonaktifkan

karena stroke (AHA, 2019).

1
2

Di Indonesia, data sampel rawat inap nasional tahun 2011 – 2014,

kejadian stroke iskemik akut meningkat signifikan diantaranya pada orang

dewasa muda rentang usia 18 - 45 tahun meningkat 41,5%. Pada tahun 2016

tingkat kematian akibat stroke berdasarkan usia adalah 37,3 per 100.000,

mengalami penurunan 16,7% dari tahun 2006. Hasil Riset Kesehatan Dasar

2013 (Riskesdas) prevalensi stroke mengalami peningkatan sebesar 3,8%, di

mana hasil Riskesdas 2007 stroke sebesar 8,3% dan stroke tahun 2013 sebesar

12,1%. Hasil Riskesdas nasional 2018 prevalensi stroke mengalam penurunan

dari tahun sebelumnya sebesar 10,9%. Di Provinsi DIY stroke menempati

urutan ke dua dengan prevalensi stroke tertinggi di Indonesia yaitu sebesar

14,5% (Kemenkes RI, 2018).

Stroke pada umumnya dapat terajadi pada semua kelompok umur,

tetapi tiga perempat dari kejadian stroke terjadi pada orang yang sudah

berumur 65 tahunatau lebih. Stroke dapat berakibat pada timbulnya disabilitas

atau kecacatan. Pasien pasca stroke mengalami gangguan fisik yang

bervariasi, tergantung bagian otak yang terkena. Pasien stroke kemungkinan

akan mengalami kelumpuhan setengah badan, sulit untuk berbicara, mulut

mencong, lengan dan kaki lemah, ganguan koordinasi tubuh, perubahan

mental, ganguan emosional, ganguan komunikasi, serta kehilangan indra rasa

(WHO, 2019).

Panduan penanganan stroke AHA/ASA (2019) menyebutkan bahwa

penanganan stroke harus secepat mungkin. Golden periode (periode emas)

penanganan pasien stroke, terutama stroke iskemik yaitu 4,5 jam sejak terjadi
3

serangan. Waktu ini dipergunakan untuk mengoreksi sumbatan yang terjadi di

otak. Saat seseorang diduga mengalami serangan stroke harus dilakukan

pengecekan sederhana yang disingkat FAST (Face, Arms, Speech, Time),

yaitu: perhatikan wajah penderitaapakah ada yang tertarik sebelah (tidak

simetris), minta penderita mengangkat tangan, minta penderita berbicara serta

perhatikan kapan serangan dimulai. Apabila ditemukan: wajah yang tidak

simetris, tangan tidak dapat diangkat dan bicara tidak jelas, segera

menghubungi petugas kesehatan untuk mengirim ke sarana kesehatan (AHA/

ASA, 2019).

Penelitian yang telah dilakukan Batubara (2015), di RSUD Kupang

menunjukkan waktu pasien sampai ke rumah sakit adalah >3 jam dengan

persentase 56,7% dari 293 pasien, rata-rata mengalami kerusakan neurologis

yang permanen. Penelitian Yuniar (2017), rata-rata onset dari timbulnya gejala

stroke hingga pasien stroke tiba dirumah sakit adalah 177,67 menit (2 jam 58

menit), waktu kedatangan tercepat 15 menit mengalami kerusakan neurologis

ringan, waktu kedatangan terlambat 420 menit (7 jam) mengalami kerusakan

neurologis yang permanen.

Hal lain yang menjadi perhatian pada penderita stroke, pada penelitian

dilakukan oleh Priyono, Permana dan Afriani (2015) adalah lama rawat inap

atau Length of Stay (LOS). Pada penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan

bahwa, terdapat hubungan signifikan antara derajat stroke dan komplikasi

terhadap lama perawatan, pasien yang tidak mengalami

komplikasi dirawat kurang dari 7 hari, pasien yang mengalami


4

komplikasi dirawat lebih dari 7 hari. Penelitian lain yang dilakukan oleh

Amiman, Tumboimbela dan Kembuan (2016) dengan judul, “Gambaran

length of stay pada pasien stroke rawat inap di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou

Manado periode Juli 2015-Juni 2016” menghasilkan kesimpulan bahwa,

pasien stroke hemoragik memiliki LOS yang lebih tinggi, LOS pasien stroke

iskemik 6,84 hari, LOS pasien stroke hemoragik 10,64 hari. Lama perawatan

terkait dengan biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan, komplikasi sekunder

serta temuan klinis yang didapatkan. Lama perawatan juga merupakan indeks

kuantitatif yang sangat penting untuk menentukan kualitas dari pelayanan ke

sehatan di Rumah Sakit (Lubis dan Susilawati, 2018).

Data yang diperoleh dari studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah

Sakit “JIH” Yogyakarta, jumlah pasien stroke pada 1 tahun terakhir (2018-

2019) mengalami peningkatan, pasien stroke tahun 2018 berjumlah 673, tahun

2019 berjumlah 907. Berdasar data sensus di unit rawat inap, yaitu ruang

Gardenia terdapat 177 pasien stroke dari bulan Januari - Juni 2020 dengan

lama perawatan rata-rata 5 hari. Pada data tersebut juga didapatkan 3 pasien

stroke, lama waktu mendapatkan penanganan sebelum masuk rumah sakit dan

lama pasien di rawat berbeda-beda. Pasien pertama dengan durasi pertolongan

1 jam di rawat 1 hari, pasien kedua dengan durasi pertolongan 4 jam di rawat

3 hari,pasien ketiga dengan durasi pertolongan 2 hari di rawat selama 7 hari.

Ketiga pasien tersebut rata–rata datang mengalami kelemahan lengan dan

kaki, merasakan mati rasa di bagian muka, tampak kesulitan berbicara, merasa

kebingungan dan kesulitan untuk melihat.


5

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik melakukan

penelitian tentang, “Hubungan Length of Periode Treatment Access dengan

Length of Stay pada Pasien Stroke di Unit Rawat Inap Rumah Sakit “JIH”

Yogyakarta.”

B. Rumusan masalah penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian

sebagai berikut, “Adakah Hubungan Length of Periode Treatment Access

dengan Length of Stay pada Pasien Stroke di Unit Rawat Inap Rumah Sakit

“JIH” Yogyakarta?”

C. Tujuanpenelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui Hubungan Length of Periode Treatment Access

dengan Length of Stay pada Pasien Stroke di Unit Rawat Inap Rumah

Sakit “JIH” Yogyakarta.


6

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui Length of Periode Treatment Access pasien

stroke di Rumah Sakit “JIH” Yogyakarta tahun 2019.

b. Untuk mengetahui Length of Stay pasien stroke di Rumah Sakit

“JIH” Yogyakarta tahun 2019.

c. Mengetahui keeratan hubungan Length of Periode Treatment

Access dengan Length of Stay pasien stroke di Unit Rawat Inap Rumah

Sakit “JIH”

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan di bidang keperawatan, khususnya tentang Length of Periode

Treatment Access dan Length of Stay pasien strokedi lingkungan rumah

sakit.

3. Manfaat praktis

a. Bagi Manajemen Rumah Sakit

Sebagai bahan rekomendasi agar membekali perawat dengan

pelatihan khususnya mengenai masalah pertolongan penanganan

pasien stroke, sehingga menekan lama rawat inap.

d. Bagi Perawat

Dapat dijadikan masukan menjadi materi edukasi mengenai

Length of Periode Treatment Access dan Length of Stay pasien stroke


7

di rumah sakit.

e. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dan

menambah kepustakaan mengenai hubungan Length of Periode

Treatment Access dan Length of Stay pasien strokedi rumah sakit.

f. Bagipeneliti selanjutnya

Sebagai dasar pengembangan ilmu penelitian, peneliti

selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan variabel-variabel lain

yang berhubungan dengan Length of Periode Treatment Access dan

length of stay pada pasien stroke di rumah sakit

E. Keaslian penelitian

Penelitian tentang,“Hubungan Length of Periode Treatment Access

dengan Length of Stay pada Pasien Stroke di Unit Rawat Inap Rumah Sakit

“JIH” Yogyakarta” belum pernah dilakukan sebelumnya. Keaslian penelitian

digunakan peneliti sebagai pembanding penelitian yang dilakukan. Penelitian

yang terkait Length of Periode Treatment Access dan Length of Stay pada

pasien stroke pernah dilakukan oleh:


8

Tabel 1. Keaslian penelitian

No Nama dan Judul Penelitian Metode, Populasi dan Hasil Persamaan dan Perbedaan
Tahun Sampel
1. Batubara, Tat Hubungan Antara Metode penelitian Sejumlah 86,7% responden Persamaan: disain penelitian
(2015) Penanganan Awal analitik korelatif mengalami stroke non hemoragik; analitik korelasional, teknik
dan Kerusakan pendekatan 63,3% responden mengalami sampling total sampling, kriteria
Neurologis Pasien crossectional. Populasi penanganan awal stroke di rumah populasi semua pasien rawat inap
Stroke di RSUD pasien stroke rawat yang kurang baik. Kerusakan dengan diagnose serangan awal
Kupang inap di RSUD Prof neurologis yang banyak diderita stroke.
Dr. Wz. Johannes pasien yaitu tonus otot yang lemah,
Kupang. Sampel 30 hilangnya sensasi rasa dan Perbedaan: length of periode
pasien dengan tehnik kelumpuhan. Hanya kekakuan treatment access pasien stroke,
pengambilan sampling yang berhubungan dengan variabel terikat length of stay
total sampling. penanganan awal di rumah (p= pasien stroke, jenis penelitian
0,042). Disarankan agar kuantitatif, pendekatan case
penanganan awal stroke di rumah control/retrospektif, sampel
dapat terus disosialisasikan agar berjumlah 84, menggunakan data
dapat mencegah komplikasi lebih sekunder rekam medis (bulan Juli-
lanjut. Desember), lokasi penelitian di unit
rawat inap Gardenia Rumah Sakit
“JIH” Yogyakarta tahun 2020.

2. Reslina, Hubungan Metode deskriptif Pasien stroke hemoragik Persamaan: kriteria populasi semua
Almasdy dan pengobatan stroke analitik, sampel mempunyailama hari rawat lebih pasien rawat inap dengan diagnose
Armnenia dengan jenis penelitian terdiri dari panjang dibandingkan stroke serangan awal stroke.
(2015) stroke dan jumlah 47 orang pasien. iskemik (p<0,05), tidak terdapat
jenis obat pada Populasi adalah pasien perbedaan bermakna antara Perbedaan: variabel bebas length of
pasien rawat inap stroke rawat inap tekanan darah dan aktivitas periode treatment access pasien
di bangsal syaraf dengan serangan awal motorik pasien antara ke dua jenis stroke, variabel terikat length of
9

No Nama dan Judul Penelitian Metode, Populasi dan Hasil Persamaan dan Perbedaan
Tahun Sampel
RSUP Dr. M. pada bangsal syaraf stroke ini (p>0,1). Pasien yang stay pasien stroke, jenis penelitian
Djamil Padang RSUP Dr. M. Djamil menggunakan obat dalam jumlah kuantitatif dengan disain analitik
Padang, dengan tehnik yang banyak, memilki lama hari korelasional studi dokumentasi,
samplingnya random rawat yang lebih panjang pendekatan case
sampling. dibandingkan dengan pasien yang control/retrospektif, teknik
menggunakan jumlah obat yang sampling total sampling, sampel
sedikit (p<0,05). Namun tidak berjumlah 84, menggunakan data
terdapat perbedaan bermakna sekunder rekam medis (bulan Juli-
antara jumlah jenis obat dengan Desember), lokasi penelitian di unit
tekanan darah dan aktivitas rawat inap Gardenia Rumah Sakit
motorik pasien (p>0,1). “JIH” Yogyakarta tahun 2020.

3. Priyono, Hubungan Kadar Metode analitik Sebanyak 50 subjek dievaluasi Persamaan:variabel terikat length
Permana dan Albumin Serum observasional dengan selama penelitian, usia rerata of stay pada pasien stroke, jenis
Afriani dengan Lama pendekatan adalah 59 tahun (36-85 tahun), dan penelitian analitik korelasional,
(2015) Rawatan crossectional, populasi rerata kadar albumin serum adalah teknik sampling total sampling,
Pasien Stroke pasien stroke iskemik 3,86 mg/dL. Tidak terdapat kriteria populasi semua pasien
Iskemik Akut di akut, sampel 50 pasien. hubungan antara kadar albumin rawat inap dengan diagnose stroke.
RS DR. M. Djamil serum dengan lama perawatan
Padang (p=0,715), serta faktor risiko Perbedaan: variabel bebas length of
dengan lama pe rawatan (p periode treatment access pasien
=0,76), namun terdapat hubungan stroke, jenis penelitian kuantitatif
antara derajat stroke dengan lama dengan menggunakan pendekatan
perawatan (p<0,001,OR=12,6), case control/retrospektif,sampel
hubungan antara komplikasi dan berjumlah 84, menggunakan data
lama perawatan sekunder rekam medis (bulan Juli-
(p<0,001,OR=17,6). Kesimpulan Desember), lokasi penelitian di unit
tidak terdapat hubungan antara rawat inap Gardenia Rumah Sakit
kadar albumin serum dan faktor “JIH” Yogyakarta tahun 2020.
10

No Nama dan Judul Penelitian Metode, Populasi dan Hasil Persamaan dan Perbedaan
Tahun Sampel
resiko dengan lama perawatan,
namun terdapat hubungan
signifikan antara derajat stroke
dan komplikasi terhadap lama
rawatan.

4. Amiman, Gambaran length Metode deskriptif Persentase jumlah pasien stroke Persamaan: variabel terikat length
Tumboimbel of stay pada pasien retrospektif dengan iskemik 58,02% dengan LOS 6,84 of stay pasien stroke, menggunakan
a dan stroke rawat inap menggunakan data hari dan persentase jumlah pasien data sekunder rekam medis,
Kembuan di RSUP Prof. Dr. sekunder pasien stroke stroke hemoragik 41,98% dengan menggunakan pendekatan case
(2016) R. D. Kandou periode Juli 2015-Juni LOS 10,64 hari. Pasien stroke control/retrospektif.
Manado periode 2016 di Bagian Rekam dengan LOS tertinggi terdapat
Juli 2015-Juni Medik RSUP Prof. Dr. pada jenis kelamin perempuan Perbedaan: variabel bebas length of
2016 R.D. Kandou Manado, dengan stroke hemoragik 11,04 periode treatment access pasien
sampel penelitian hari; usia 45-54 tahun 9,47 hari; stroke, jenis penelitian kuantitatif
berjumlah 293 pasien, stroke hemoragik dengan dengan disain analitik
dengan tehnik hipertensi 11,26 hari; stroke menggunakan pendekatan case
sampling random hemoragik tanpa dislipidemia control/retrospektif,teknik
sampling. 10,67 hari; stroke hemoragik sampling total sampling, sampel
dengan DM tipe II 12,67 hari; berjumlah 84, menggunakan data
stroke dengan komplikasi 9,33 sekunder rekam medis (bulan Juli-
hari; stroke hemoragik dengan Desember), lokasi penelitian di unit
pneumonia10,65 hari dan stroke rawat inap Gardenia Rumah Sakit
hemoragik dengan tuberculosis “JIH” Yogyakarta tahun 2020.
23,50 hari. Kesimpulan: Pasien
stroke hemoragik memiliki LOS
yang lebih tinggi.

5. Pinzon Pengaruh Metode observasional Berdasarkan data Persamaan: variable terikat length
11

No Nama dan Judul Penelitian Metode, Populasi dan Hasil Persamaan dan Perbedaan
Tahun Sampel
(2018) dyslipidemia analitik dengan ditemukan20,85% pasien of stay pada pasien stroke,
terhadap lama pendekatan kohort dislipidemia dirawat selama menggunakan pendekatan case
rawat inap pasien retrospektif, populasi <7hari, 15,41% >7 hari. Pasien control/retrospektif, menggunakan
stroke iskemik dari data rekam medik tanpa dislipidemia 39,88% dengan data sekunder rekam medis,
akut di RS pasien dyslipidemia di lama rawat inap <7hari, dan
Bethesda RS Betesda 23,87% >7hari. Tidak ditemukan Perbedaan: variabel bebas length of
Yogyakarta, dengan hubungan bermakna (p value = periode treatment access pasien
sampel 331, tehnik 0,365). Hasil menunjukkan bahwa stroke, jenis penelitian kuantitatif
samplingnya dengan dislipidemia pada pasien stroke dengan disain analitik, dengan
random sampling. iskemik akut saat masuk rumah teknik sampling total sampling,
sakit tidak berpengaruh terhadap sampel berjumlah 84,
lama perawatan pasien menggunakan data sekunder rekam
strokeiskemik akut di Rumah Sakit medis (bulan Juli-Desember),
Bethesda lokasi penelitian di unit rawat inap
Gardenia Rumah Sakit “JIH”
Yogyakarta tahun 2020.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Stroke

a. Pengertian

Stroke menurut World Health Organisation, 2019 (WHO)

adalah penyakit pada otak berupa gangguan fungsi syaraf fokal, yang

disebabkan oleh gangguan vaskuler dan dapat menyebabkan kematian

yang berlangsung selama 24 jam atau lebih. Stroke terbagi dalam dua

jenis, yaitu stroke hemoragik dan stroke iskemik. Stroke hemoragik

adalah stroke yang terjadi karena pecahnya pembuluh darah otak dan

mengenai parenkim otak dan dianggap sebagai bentuk transisi dari

stroke iskemik dan stroke iskemik adalah stroke yang terjadi karena

penyumbatan pembuluh darah ke otak (WHO, 2019).

g. Klasifikasi Stroke

1) Stroke Infark (Stroke Iskemik)

Stroke iskemik dapat terjadi akibat penurunan atau

berhentinya sirkulasi darah sehingga neuron-neuron tidak

mendapatkan substrat yang dibutuhkan. Efek iskemia yang cukup

cepat terjadi karena otak kekurangan pasokan glukosa (substrat

energi yang utama) dan memiliki kemampuan melakukan

metabolisme anaerob (Setyopranoto, 2011).


13

Pada keadaan normal, aliran darah ke otak adalah 58

ml/100 gram jaringan otak setiap menit.Bila hal ini turun sampai

18 mU/100 gram jaringan otak setiap menit maka aktivitas listrik

neuron terhenti tetapi struktur sel masih baik, sehingga gejala klinis

masih reversible. Apabila penurunan aliran darah terjadi semakin

parah akan menyebabkan jaringan otak mati, disebut sebagai

infark. Infark otak terjadi karena iskemik otak yang lama dan parah

dengan perubahan fungsi dan struktur otak yang ireversible

(Setyopranoto, 2011).

Perjalanan klinis pasien dengan stroke infark akan

sebanding dengan tingkat penurunan aliran darah ke jaringan otak.

Perjalanan klinis ini menurut Sidhartan (2014) dapat

diklasifikasikan menjadi 4 iskemik serebral, yaitu:

a) Transient Ischemic Attack (T.I.A)

T.I.A menggambarkan terjadinya suatu defisit

neurologik secara tiba-tiba dan defisit tersebut berlangsung

hanya sementara (tidak lebih dari 24 jam).Diagnosa T.I.A

berimplikasi bahwa lesi vaskuler yang terjadi bersifat

reversible dan disebabkan oleh embolisasi.Sumber utama

emboli ialah “plaque atheromatosa” diarteria karotis interna

atau arteria vertebrobasilaris.


14

b) Reversible Ischemic Neurological Deficit (R.I.N.D)

Seperti halnya dengan T.I.A, gejala neurologi dari

R.I.N.D juga akan menghilang tetapi waktu berlangsungnya

lebih lama, yaitu lebih dari 24 jam bahkan sampai 21 hari. Jika

seorang pasien terkena T.I.A dokter jarang melihat sendiri

peristiwanya sehingga pada T.I.A diagnosis ditegakkan hanya

berdasar keterangan pasien saja, maka pada R.I.N.D ini ada

kemungkinan dokter dapat mengamati atau menyaksikan

sendiri.Biasanya R.I.N.D membaik dalam waktu 24-48 jam.

Sedangkan P.R.I.N.D (Prolonged Reversible Ischemic

Neurological Deficit)akan membaik dalam beberapa hari,

maksimal 3-4 hari.

c) Stroke In Evolusion (S.I.E)

Diagnosa S.I.E menggambarkan perkembangan defisit

neurologik yang berlangsung secara bertahap-tahap dan

berangsur-angsur dalam waktu beberapa jam sampai 1 hari.

S.I.E berimplikasi bahwa lesi lesi intravaskuler yang sedang

menyumbat arteri serebral berupa “plaque atheromatosa‟ yang

sedang ditimbun oleh fibrine dan trombosit.Penimbunan

tersebut disebabkan oleh hiperviskositas darah atau karena

perlambatan arus aliran darah.


15

d) Completed Stroke Iskemik (C.S.I)

Kasus C.S.I adalah kasus hemiplegia yang disajikan

kepada pemeriksa pada tahap dimana tubuh penderita sudah

terjadi kelumpuhan sesisi yang sudah tidak memperlihatkan

progresi lagi.Dalam hal ini kesadaran tidak terganggu.Lesi

vaskuler bersifat iskemik serebri regional.

2) Stroke hemoragik

Stroke hemoragik terjadi akibat adanya perdarahan.

Perdarahan tersebut dapat terjadi apabila arteri di otak pecah, darah

tumpah ke otak atau rongga antara permukaan luar otak dan

tengkorak (Setyopranoto, 2011).

a) Perdarahan intraserebral

Stroke pendarahan intraserebral adalah ekstravasasi

darah yang berlangsung spontan dan mendadak kedalam

parenkim otak yang bukan disebabkan oleh trauma (non

traumatis).Mekanisme perdarahan intraserebral yang sering

terjadi adalah faktor hemodinamika yang berupa peningkatan

tekanan darah.Hipertensi kronis menyebabkan pembuluh darah

arteriol yang berdiameter 100-400 mikrometer mengalami

perubahan yang patologik. Perubahan tersebut berupa

lipohyalinosis, fragmentasi, nekrosis, fibrinoid, dan

mikroaneurisme pada arteria perforans kecil di otak

(Setyopranoto, 2011).
16

e) Perdarahan subarachnoid

Perdarahan Subarakhnoid (PSA) adalah ekstravasasi

darah ke dalam ruang subarakhnoid yang meliputi sistem saraf

pusat yang diisi dengan cairan serebrospinal. Perdarahan

subarakhnoid timbul karena pecahnya dinding pembuluh darah

yang lemah. Apakah karena suatu malformasi arteriovenosa

ataupun suatu aneurisma (Munir, 2015).

h. Etiologi dan Faktor Resiko

Stroke biasanya diakibatkan oleh salah satu dari empat kejadian

seperti thrombosis (bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau

leher), embolisme serebral (bekuan darah atau material lain yang

dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain), iskemia (penurunan aliran

darah ke area otak), dan hemoragi serebral (pecahnya pembuluh darah

serebral dengan perdarahan ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar

otak) (Munir, 2015).

Faktor resiko yang menyebabkan stroke dibagi menjadi dua

yaitu faktor resiko yang dapat diubah dan faktor resiko yang tidak

dapat diubah. Faktor resiko yang dapat diubah adalah hipertensi,

diabetes mellitus, pemakaian alkohol, penyakit jantung,

hiperkolesterol, merokok, serangan sepintas (TIA), penggunaan obat

bersifat adiksi (heroin, kokain dan amfetamin), faktor lifestyle

(obesitas, aktivitas, diet, stress), migrain, kontrasepsi oral, faktor


17

hemostatik dan inflamasi. Faktor resiko yang tidak dapat diubah adalah

usia, jenis kelamin, ras, etnik dan genetik (Dipiro et al, 2015).

i. Tanda dan Gejala Stroke

Serangan stroke jenis apa pun akan menimbulkan defisit

neurologis yang bersifat akut (Freitas et al, 2009). Tanda dan gejala

stroke antara lain:

1) Hemidefisit sensorik

2) Hemidefisit motoric

3) Penurunan kesadaran

4) Kelumpuhan nervus fasialis (VII) dan hipoglosus(XII) yang

bersifat sentral

5) Gangguan fungsi berbahasa seperti (afasia) dan gangguan fungsi

intelektual(demensia)

6) Buta separuh lapangan pandang (hemianopsia)

7) Defisit batang otak

j. Pengobatan Terhadap Serangan Stroke

Pengobatan terhadap serangan stroke menurut Ikawati, (2014)

adalah sebagai berikut:

1) Pengobatan Stroke Iskemik Akut

a) Terapi non farmakologi

b) Terapi farmakologi
18

3) Pengobatan stroke hemoragik

a) Terapi non farmakologi

Pembedahan (Surgical Intervention), contoh

pembedahan nya adalah carotid endarcerectomy dan carotid

stenting. Pembedahan hanya efektif bila lokasi perdarahan

dekat dengan permukaan otak.

f) Terapi farmakologi

i. Terapi suportif dengan infus manitol bertujuan untuk

mengurangi edema disekitar perdarahan.

ii. Pemberian Vit K dan fresh frozen plasma jika

perdarahannya karena komplikasi pemberian warfarin.

iii. Pemberian protamin jika perdarahannya akibat pemberian

heparin.

iv. Pemberian asam traneksamat jika perdarahnnya akibat

komplikasi pemberian trombolitik.

4. Length of Periode Treatnent Access

a. Pengertian

Length of Periode Treatment Access adalah lamanya waktu

dalam pertolongan pada pasien stroke sebelum di bawa ke rumah sakit.

Panduan penanganan pasien stroke oleh American Heart Association/

American Stroke Association (AHA/ ASA, 2019) menyebutkan bahwa

penanganan stroke harus secepat mungkin. Golden time (waktu emas)


19

penanganan pasien stroke, terutama stroke iskemik adalah 3 sampai

4,5 jam sejak terjadi serangan. Waktu ini akan dipergunakan untuk

mengoreksi sumbatan yang terjadi di otak (AHA/ASA, 2019).

Seseorang yang diduga mengalami serangan stroke maka harus

dilakukan pengecekan sederhana yang disingkat FAST (Face, Arms,

Speech, Time). Segera diperhatikan wajah pasien apakah ada yang

tertarik sebelah (tidak simetris), meminta pasien mengangkat tangan,

berbicara, serta memperhatikan kapan dimulainya serangan itu.

Apabila ditemukan wajah yang tidak simetris, tangan yang tidak dapat

diangkat dan bicara tidak jelas, maka selanjutnya harus segera

menghubungi petugas kesehatan untuk mengirim pasien ke sarana

kesehatan (AHA/ASA, 2016).

k. Faktor yang mempengaruhi length of periode treatment access

Faktor yang mempengaruhi length of periode treatment access

menurut Basri (2015) sebagai berikut:

1) Pengalaman pribadi

2) Pengaruh orang lain

3) Kebudayaan

4) Pendidikan

5) Media masa

6) Jarak fasilitas kesehatan


20

5. Length of stay (LOS)

a. Pengertian

Length of stay (LOS) atau lama hari rawat merupakan salah

satu indikator mutu pelayanan medis yang diberikan oleh rumah sakit

kepada pasien (quality of patient care). LOS menunjukkan berapa hari

lamanya seorang pasien dirawat inap pada satu periode

perawatan.Rawat inap adalah pelayanan pasien untuk observasi,

diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medis dan atau upaya pelayanan

kesehatan lainnya dengan menginap di rumah sakit. Satuan untuk lama

rawat adalah hari, sedangkan cara menghitung lama rawat adalah

dengan menghitung selisih antara tanggal pulang (keluar dari rumah

sakit, baik hidup ataupun meninggal) dengan tanggal masuk rumah

sakit (WHO, 2016)

Umumnya data tersebut tercantum dalam formulir ringkasan

masuk dan keluar di rekam medik length of stay (LOS) merupakan

indikator penting untuk menentukan keberhasilan terapi pasien stroke.

LOS juga terkait dengan biaya perawatan yang dikeluarkan

pasien.Semakin sedikit waktu pasien berada di rumah sakit, semakin

efektif dan efisien pelayanan di rumah sakit. Bila seseorang dirawat di

rumah sakit, maka yang diharapkan tentunya ada perubahan akan

derajat kesehatannya sehingga pasien tidak perlu berlama-lama di

rumah sakit (WHO, 2016).


21

l. Faktor- faktor yang mempengaruhi length of stay (LOS)

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi lama rawat.Baik

internal maupun eksternal.Internal yaitu faktor-faktor yang berasal atau

ada dalam rumah sakit. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang

berasal dari luar rumah sakit, dengan kata lain faktor yang

berhubungan dengan pasien (Lubis dan Susilawati, 2018):

1) Faktor-faktor internal yang berpengaruh antara lain adalah:

a) Jenis dan derajat penyakit

Penyakit akut dan kronis akan memerlukan lama hari

rawat yang berbeda, kasus kronis akan memerlukan lama hari

rawat lebih lama daripada penyakit yang bersifat akut.

g) Tenaga medis yang menangani

Perbedaan keterampilan dan memutuskan melakukan

tindakan antar dokter yang berbeda akan mempengaruhi lama

hari rawat pasien. Selain itu jumlah tenaga dokter maupun

perawat juga berperan penting dalam menangani pasien.

h) Tindakan yang dilakukan

Tindakan dokter termasuk pemeriksaan penunjang

rumah sakit berpengaruh terhadap lama hari rawat. Pasien

dengan tindakan operasi memerlukan persiapan dan pemulihan

lebih lama dibanding pasien dengan prosedur standar.


22

i) Administrasi Rumah Sakit

Prosedur administrasi rumah sakit, penerimaan dan

pemulangan pasien dapat menjadi hambatan yang

menyebabkan lambatnya kepulangan pasien dari rumah sakit.

Sebagai contoh, pasien yang masuk rumah sakit hari Sabtu dan

Minggu akan memperpanjang lama hari rawatnya. Hal ini

dikarenakan pemeriksaan dokter dan pemeriksaan penunjang

lain mungkin akan diundur sampai hari kerja. Pasien masuk

rumah sakit saat pergantian jaga atau di luar jam kerja rumah

sakit, dan berbagai alasan administrasi lainnya.

4) Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap lama hari

rawat, adalah sebagai berikut (Susanto, 2019):

a) Umur Pasien

Umur mempunyai hubungan dengan tingkat

keterpaparan, besarnya risiko dan sifat resistensi tertentu.

Bertambahnya usia maka kemampuan sistem kekebalan tubuh

seseorang untuk menghancurkan organisme asing juga

berkurang.

b) Pekerjaan Pasien

Walaupun pekerjaan tidak secara langsung

mempengaruhi lama hari rawat, tapi mempengaruhi cara pasien

dalam membayar biaya perawatan.


23

c) Penanggung jawab biaya

Adanya kecenderungan biaya perawatan pasien yang

ditanggung perusahaan atau asuransi mempunyai lama rawat

lebih lama dari pasien yang menanggung sendiri biayanya. Hal

ini dapat disebabkan proses penyelesaian administrasi

memakan waktu.

d) Alasan Pulang

Pasien akan pulang atau keluar dari rumah sakit setelah

mendapat persetujuan dokter yang merawat. Ada beberapa

penderita yang walaupun dinyatakan sembuh dan boleh pulang

harus tertunda pulangnya. Hal tersebut karena masih menunggu

pengurusan pembayaran oleh pihak penanggung biaya

(perusahaan/asuransi kesehatan) atau surat keterangan tidak

mampu, jamkesmas dari pihak yang berwenang bagi yang

kurang mampu. Sehingga lama hari rawat menjadi memanjang.

e) Komorbiditas (Penyakit Penyerta)

Komorbiditas yaitu terdapatnya 2 atau lebih diagnosis

penyakit pada individu yang sama. Komorbiditas yang tinggi

pada pasien UGD yang masuk kembali dalam 72 jam memiliki

tingkat penerimaan yang lebih tinggi, prognosis yang lebih

buruk, lebih lama tinggal di rumah sakit, dan kematian di

rumah sakit yang tinggi.


24

f) Tingkat Kerapuhan Pasien

Tingkat kerapuhan pasien terutama pasien lanjut usia

menjadi salah satu petanda awal memanjangnya lama rawat.

Peningkatan skor kerapuhan pada Edmonton Frail Scale yang

diberikan saat sebelum penerimaan operasi elektif non-kardiak

dihubungkan dengan komplikasi post-operasi, peningkatan

lama tinggal di rumah sakit dan ketidakmampuan untuk

dipulangkan ke rumah, terlepas dari umur. Selain itu juga

meningkatkan risiko mortalitas dan memanjangnya perawatan

setelah operasi jantung.


25

F. Kerangka Teori

Serangan Stroke: Hemorargik, Non hemorargik


1. Serangan pertama
2. Serangan berulang

Golden Time Penanganan Stroke 3-4,5 jam

Faktor yang
mempengaruhi: Length of Periode
1. Pengalaman pribadi Treatment Access
2. Pengaruh orang lain pasien stroke
3. Kebudayaan
4. Pendidikan
5. Media masa

Faktor
yang mempengaruhi:
Internal:
1. Jenis dan derajat penyakit
2. Tenaga medis yang menangani
3. Tindakan yang dilakukan
4. Administrasi rumah sakit

Eksternal:
1. Umur
Length of stay (LOS)
2. Pekerjaan
pada pasien stroke
3. Penanggung jawab
4. Alasan pulang
5. Komorbiditas
6. Tingkat kerapuhan pasien

Gambar 2.1 Kerangka Teori


Sumber: AHA/ASA (2016), Basri (2015), Susanto (2019),
Susilowati (2018), WHO (2016)
26

G. Kerangka Penelitian

Variabel Independen: Variabel Dependen:


Length of Periode Treatment Length of Stay
Access pada Pasien Stroke Pasien Stroke

Variabel Pengganggu: Variabel Pengganggu:


Internal:
1. Pengalaman pribadi 1. Jenis dan derajat penyakit
2. Pengaruh orang lain 2. Tenaga medis yang menangani
3. Kebudayaan 3. Tindakan yang dilakukan
4. Pendidikan 4. Administrasi rumah sakit
5. Media masa
Eksternal:
1. Umur
2. Pekerjaan
3. Penanggung jawab
4. Alasan pulang
5. Komorbiditas
6. Tingkat kerapuhan pasien

Keterangan
: Diteliti
: Tidak diteliti

Gambar 2.2
Kerangka Penelitian

H. Hipotesis Penelitian

Ha : Ada hubungan antara Length of Periode Treatment Access dengan Length of

Stay pasien stroke di unit rawat inap Rumah Sakit “JIH” Yogyakarta.

Ho : Tidak ada hubungan antara Length of Periode Treatment Access dengan

Length of Stay pasien stroke di unit rawat inap Rumah Sakit “JIH”

Yogyakarta.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian kuantitatif dengan disain analitik studi dokumentasi menggunakan

pendekatan case control. Jenis penelitian kuantitatif, merupakan penelitian

yang dilakukan untuk menjawabpertanyaan penelitian dengan cara-cara

mengikuti kaidah keilmuan yaitu konkrit/empiris, obyektif terukur, rasional

dan sistematis, dengan data hasil penelitian yang diperoleh berupa angka-

angka serta analisis menggunakan metode statistika (Sastroasmoro, 2014).

Disain analitik, merupakan desain penelitian untuk mengetahui bagaimana

dan mengapa suatu fenomena terjadi melalui sebuah analisis statistik seperti

korelasi antara sebab dan akibat atau faktor risiko dengan efek serta kemudian

dapat dilanjutkan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi dari sebab atau

faktor risiko tersebut terhadap akibat atau efek.

Pendekatan case control merupakan pendekatan penelitian analitik

yang mempelajari sebab – sebab kejadian atau peristiwa secara retrospektif

(Riyanto, 2011). Tujuan menggunakana disain penelitian ini adalah untuk

mengetahui hubungan dua variabel, yaitu vaibel independen Length of Periode

Treatment Access pada pasien stroke dan variable dependen adalah length of

stay pada pasien stroke di unit rawat inap Rumah Sakit “JIH” Yogyakarta.
28

I. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian akan dilakukan di unit rawat inap Rumah Sakit

“JIH” Yogyakarta. Waktu penelitian pada bulan Januari 2021.

J. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah sejumlah besar subjek yang mempunyai

karakteristik tertentu (Sastroasmoro, 2011). Populasi pada penelitian ini

adalah pasien dengan diagnosa medis stroke di unit rawat inap rumah sakit

“JIH” Yogyakarta periode Juli-Desember 2020 berjumlah 84 pasien.

6. Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi (Notoatmodjo 2012). Sampel dalam penelitian ini adalahtotal

sampling yaitu 84yaitu semua pasien dengan dignosa medis stroke yang

dirawat diunit rawat inap ruang GardeniaRumah Sakit “JIH” Yogyakarta

periode Juli-Desember 2020.

Penelitian menggunakan kriteria inklusi dan ekslusi. Kriteria

inklusi merupakan ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota

populasi yang dapat diambil sebagai sampel, sedangkan kriteria ekslusi

merupakan kriteria kriteria yang dapat digunakan untuk mengeluarkan

anggota sampel dari kriteria inklusi (Matsuroh, 2018). Kriteria inklusi

sebagai berikut:
29

a. Umur pasien 25-80 tahun

m. Jenis dan derajat penyakit stroke pada serangan pertama.

n. Dokter penanggung jawab pasien Internist dan atau Neurologist

o. Pasien tidak dengan tindakan operasi

p. Pasien pulang atas seijin dokter penanggung jawab

q. Pasien menggunakan asuransi dan atau pembayaran pribadi

r. Pembayaran administratif sesuai ketentuan rumah sakit

s. Komorbiditas pasien berkaitan langsung dengan diagnose stroke,

misal: hipertensi, diabetes melitus.

Kriteria ekslusi sampel penelitian adalah sebagai berikut:

a. Berkas rekam medis pasien terkunci oleh sistem manajemen

t. Berkas rekam medis pasien sedang digunakan

K. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel adalah karakteristik subjek penelitian yang berubah dari

subjek ke subjek lain (Sastroasmoro, 2011). Variabel penelitian ini terdiri dari

tiga variabel, yaitu:

1. Variabel bebas/independen, yaitu variabel yang menjadi sebab atau

berubahnya variabel terikat/dependen. Variabel bebas pada penelitian ini

adalah Length of Periode Treatment Access.

2. Variabel terikat/dependen, yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat pada

penelitian ini adalah length of staypasien stroke di ruang rawat inap.


30

3. Variabel pengganggu, secara kongkrit pengaruhnya tidak kelihatan, tetapi

secara teoritis dapat mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan

terikat yang diteliti. Variabel pengganggu yang meliputi faktor internal

dan eksternal dikendalikan sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi.

Varibel pengganggu sebagai berikut:

a) Faktor internal:

1) Jenis dan derajat penyakit

2) Tenaga medis

3) Tindakan yang dilakukan

4) Administrasi rumah sakit

b) Faktor eksternal:

1) Umur pasien 25-80 tahun

2) Penanggung jawab

3) Pekerjaan

4) Alasan pulang

5) Komorbiditas

6) Tingkat kerapuhan

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang

dimaksud, tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Saryono,

2013). Definisi operasional dibuat untuk mengarahkan kepada pengukuran

atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta

pengembangan instrumen/alat ukur (Notoatmodjo, 2012). Definisi operasional

penelitian ini dijabarkan dalam tabel berikut:


31

Tabel 3.1 Definisi Operasional


Variabel Definisi Alat Skala Kategori
Ukur
Length of Periode Lama waktu Lembar Nominal Length of
Treatment Access pertolongan dari cheklist Periode
pasien stroke awal gejala sampai Treatment
di bawa ke rumah Access :
sakit dalam satuan 1. ≤ 4,5 jam
jam. 2. > 4,5 jam

Length of stay pada Lama hari Lembar Nominal Length of stay:


pasien stroke di perawatan pasien cheklist 1. ≤ 5 hari
unit rawat inap dengan diagnosa 2. > 5 hari
medis stroke di
ruang rawat inap
dalam satuan hari.

L. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menurut Arikunto (2013) merupakan suatu alat

bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan

agar data menjadi mudah dan sistematis. Instrumen penelitian digunakan

dalam pengukuran penelitian, “Hubungan Length of Periode Treatment

Access dengan Length of Stay Pasien Stroke di Unit Rawat Inap Rumah Sakit

“JIH” Yogyakarta” adalah lembar cheklist penelitian yang disusun oleh

peneliti sendiri. Lembar cheklist penelitian ini berisi: inisial nama, no rekam

medis, jenis kelamin, usia, pendidikan, penjamin asuransi/pribadi, dokter

spesialis yang merawat, diijinkan pulang dokter penanggungjawab,

komorbiditas pasien, tindakan operasi, derajat serangan stroke, lama waktu

mendapatkan penanganan sebelum di rumah sakit pasien stroke, lama hari

rawat pasien stroke.


32

M. Tehnik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data penelitian ini dengan studi dokumentasi,

studi dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan arsip-

arsip termasuk buku-buku tentang pendapat, teori, dalil-dalil atau hukum-

hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian, dokumen

tentang orang atau sekelompok orang, peristiwa atau kejadian dalam situasi

sosial yang sangat berguna dalam penelitian (Yusuf, 2014).

Penelitian ini menggunakan studi dokumentasi pada dokumentasi,

catatan rekam medis, elektronik rekam medis, buku registrasi pasien yang

sudah di rawat inap di rumah sakit “JIH” Yogyakarta pada bulan Juli-

Desember 2020.

N. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-

benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2012). Reliabilitas

memberikan nilai yang sama atau hampir sama pada penelitian yang dilakukan

berulang-ulang (Sastroasmoro, 2011). Validitas merupakan ciri instrumen

pengukuran yang sangat penting. Terdapat 3 pendekatan utama untuk menilai

validitas menurut Dempsey dan Dempsey (2006) yaitu: validitas isi (content

validity), validitas konsep (construct validity), dan validitas standar terkait

(criterion related validity).

Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa lembar

checklist. Lembar checklist tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas.


33

O. Tehnik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dan dianalisis dengan

komputer, yang terdiri dari:

1. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil

penelitian. Analisis ini menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap

variabel (Notoatmodjo, 2012). Analisis univariat dilakukan untuk

memperoleh gambaran umum karakteristik responden dan variabel, yaitu:

usia, pendidikan, jenis kelamin, penjamin asuransi/pribadi, durasi

pertolonganpenangananpasien stroke, lama hari rawat dengan melihat

gambaran distribusi frekuensinya dalam bentuk tabel, dengan rumus:

Keterangan:
P = Besarnya persentasi hasil hitung
x = Jumlah kejadian pada responden
N = Jumlah responden

7. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah metode analisis terhadap dua variabel yang

diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2012). Analisis

bivariat antara dua variabel Length of Periode Treatment Access pada

pasien stroke dengan length of stay pada pasien stroke di ruang rawat inap
34

Rumah Sakit “JIH” Yogyakarta, masing-masing variabel berskala data

nominal menggunakan metode Koefisien Kontingensi Cramer. Rumus

sebagai berikut:

Keterangan:
C : Contingency x2 : Chi kuadrat
x2 : Chi kuadrat fo : Frekuensi yang diamati
N : Jumlah sampel fe : Frekuensi yang diharapkan

Hasil penghitungan analisa bivariat tersebut dengan Koefisien

Kontingensi Cramer menggunakan program komputer akan ditemukan

nilai r atau nilai korelasi koefisien (coefficient of correlation) dan nilai

probabilitas/signifikansi (p value). Penelitian ini menggunakan nilai

kesalahan maksimal (nilai α) 0,05%. Berdasarkan nilai

probabilitas/signifikansi (p value) tersebut hipotesis penelitian ditentukan

sebagai berikut:

a. Jika p value > 0,05 maka hipotesis penelitian ditolak.

b. Jika p value < 0,05 maka hipotesis penelitian diterima.

Besarnya nilai korelasi koefisien (coefficient of correlation)

sebagai dasar menentukan kekuatan hubungan antara 2 variabel. Menurut

Sarwono (2009) untuk memudahkan melakukan interpretasi mengenai

kekuatan hubungan antara dua variabel maka diberikan kriteria berikut:

a. Nilai r = 0 artinya tidak ada korelasi dua variabel.

b. Nilai r = > 0 - ≤ 0,25 artinya korelasi sangat lemah.

c. Nilai r = > 0,25 - ≤ 0,5 artinya korelasi sedang.


35

d. Nilai r = > 0,5 - ≤ 0,75 artinya korelasi kuat.

e. Nilai r = > 0,75 - ≤ 0,99 artinya korelasi sangat kuat.

f. Nilai r = 1 maka artinya korelasi sempurna.

P. Rencana Jalan Penelitian

Pengambilan data penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari

2021, pengumpulan data dilakukan dibantu 1 asisten. Penelitian akan

dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut:

1. Tahap persiapan:

a. Penyusunan proposal

Meliputi menentukan judul, menentukan subjek penelitian dan

lokasi penelitian, mengajukan permohonan ijin studi pendahuluan,

menyusun rencana penelitian, mengadopsi instrumen penelitian serta

mengatur rencana jadwal penelitian beserta rencana anggarannya,

kemudian dari setiap kegiatan dikonsultasikan dengan dosen

pembimbing I dan II. Setelah proposal disetujui dosen pembimbing I

dan II, kemudian dilakukan ujian proposal, dan disempurnakan dengan

revisi atas dasarmasukan dari tim penguji proposal.

b. Perijinan

Mengajukan permohonan surat ijin penelitian dari STIKES

Guna Bangsa Yogyakarta ditujukan kepada Rumah Sakit “JIH”

Yogyakarta. Mengajukan ethical clearance penelitian ke Universitas

Respati Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan setelah mendapatkan ijin


36

dan ethical clearance.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan peneliti dibantu oleh 1 asisten penelitian

dalam pengambilan data di Unit Rekam Medis. Asiten penelitan oleh

peneliti diberikan penjelasan tentang data yang akan diambil diberkas

rekam medis pasien secara detail sesuai didefinisi operasional penelitian.

Pelaksanaan penelitian dilakukan sesuai jadwal yang sudah

ditentukan (jadwal terlampir). Peneliti menyerahkan surat ijin penelitian

dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIKES

Guna Bangsa Yogyakarta yang sudah disetujui Pimpinan Rumah Sakit

“JIH” Yogyakarta melalui bagian pendidikan dan pelatihan ke:

a. Kepala Unit Rawat inap

Di Unit Rawat Inap peneliti mengidentifikasi data pasien

dengan diagnosa stroke dibuku register, meliputi: nama, nomor berkas

rekam medis, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan umur, jaminan

asuransi/pribadi, lama rawat inap dan dokter spesialis yang merawat.

b. Kepala Unit Rekam

Di unit Rekam Medis peneliti dibantu 1 asisten penelitian

dalam mengambil berkas rekam medis dan mengidentifikasi riwayat

Length of Periode Treatment Access sesuai data yang didapat di Unit

Rawat Inap, mengidentifikasi riwayat Length of Periode Treatment

Access secara manual atau electronic rekam medis sesuai kriteria

didefinisi operasional.
37

3. Tahap pengolahan data

Beberapa tahap yang dilakukan dalam proses pengolahan data

adalah:

a. Editing, yaitu proses memeriksa kembali data yang telah terkumpul di

lembar cheklist penelitian.

b. Coding, yaitu memberikan kode pada setiap jawaban dengan angka

ataupun kode lain tertentu. Coding juga dilakukan pada inisial di

lembar cheklist penelitian.

c. Scoring,yaitu pemberian nilai angka pada jawaban pertanyaan untuk

memperoleh data kuantitatif. Pada penelitian ini dilakukan scoring

pada Length of Periode Treatment Access dan length of stay di ruang

rawat inap.

d. Tabulating, yaitu penyusunan data berdasar tabel-tabel pada masing-

masing aspek. Pada penelitian ini penyajian data dalam bentuk tabel.

e. Analisis data, tahap ini merupakan rangkaian dari keseluruhan proses

penelitian. Analisa data pada penelitian ini menggunakan Koefisien

Kontingensi Cramer (C) dengan nilai signifikansi (α) 0,1 kemudian

diambil kesimpulan akhir. Pengolahan data dengan program.

Pemeriksaan hasil pengukuran dengan menggunakan program.

4. Tahap laporan

a. Konsultasi

Hasil penelitian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing I dan II

untuk kesempurnaan laporan penelitian.


38

u. Presentasi hasil penelitian

Hasil penelitian dipresentasikan kepada penguji. Penguji akan

memberikan koreksi dan masukan agar penelitian lebih sempurna.

v. Revisi

Peneliti akan melakukan revisi sesuai masukan penguji saat sidang.

w. Pengumpulan laporan

Setelah revisi, dibuat naskah publikasi, ditandatangani tim penguji

serta mengetahui Ketua Program Pendidikan STIKES Guna Bangsa,

dilakukan penjilidan, digandakan berupa hardcopy dan softcopy

(compact disk), kemudian dikumpulkan di STIKES Guna Bangsa.

Q. Etika Penelitian

Etika penelitian berkaitan dengan norma, mempertimbangkan aspek

sosioetika dan menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan. Sehingga

semua penelitian memiliki etika penelitian (Rinaldi & Mujianto, 2017).

Menurut Sugiyono (2016), dalam melaksanakan sebuah penelitian harus

memperhatikan etika penelitian sebagai berikut:

1. Kelayakan etik (Ethical clearance)

Peneliti dalam melakukan penelitian mempertimbangkan

kelayakan etik untuk menjamin keamanan subyek/responden penelitian.

Ethical clearance merupakan keterangan dari komisi etik bahwa suatu

penelitian yang melibatkan makluk hidup layak untuk dilaksanakan setelah

memenuhi kriteria tertentu (Permenkes RI no 66, 2013). Pengajuan ethical


39

clearence akan dilaksanakan di Komite Etik Universitas Respati

Yogyakarta.

2. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)

Peneliti mempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan

informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta

memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk

berpartisipasi dalam kegiatan penelitian (autonomy). Beberapa tindakan

yang terkait dengan rinsip menghormati harkat dan martabat manusia,

adalah peneliti mempersiapkan formulir persetujuan subyek (informed

consent).

3. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (respectfor

privacy and confidentiality)

Penelitian akan memberikan akibat terbukanya informasi individu

termasuk informasi yang bersifat pribadi, sehingga peneliti

memperhatikanhak-hak dasar individu tersebut.

4. Keadilan dan inklusivitas (respect for justice and inclusiveness)

Penelitian dilakukan secara jujur, hati-hati, profesional, berperi

kemanusiaan, dan memperhatikan faktor-faktor ketepatan, keseksamaan,

kecermatan, intimitas, psikologis serta perasaan religius subyek penelitian.

Peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subyek.

5. Memperhitungkan manfaat (Beneficence)


40

Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur guna

mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi responden

beneficence) dan meminimalisasi dampak yang merugikan.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil penelitian

1. Gambaran lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di Unit Rawat Inap Rumah Sakit “JIH“

beralamat di jalan Padjajaran No. 160 Dusun Gorongan, Kelurahan

Condong Catur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta, Kode Pos 55283, No. Telephone +62274-4463535,

No. Telephone emergency +62274-463555. Rumah Sakit “JIH“ adalah

rumah sakit swasta tipe B non pendidikan memprioritakan rasa aman dan

nyaman. Rumah Sakit “JIH” dalam upaya mewujudkan rasa aman dan

nyaman sudah berstandar ISO, Akreditasi Rumah Sakit dan Akreditasi

Rumah Sakit Syariah. Unit Rawat Inap mempunyai kapasitas 241 tempat

tidur, terdiri dari kamar: Presiden Suit, VVIP, VIP, Kelas 1, Kelas 2 dan

Kelas 3. Ruang perawatan ini meliputi: Perawatan Medikal Bedah,

Perawatan Kritis, Pediatrik, Obstetri Gynekologi. Kasus penyakit stroke

masuk di ruang Perawatan Medikal Bedah.

2. Analisa univariat

Analisis univariat digunakan untuk menganalisis karakteristik

responden (jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan), variabel Length of

Periode Treatment Access dengan Length of Stay pada Pasien Stroke di

Unit Rawat Inap Rumah Sakit “JIH” Yogyakarta.” Hasil analisis pada

masing – masing variabel adalah sebagai berikut:


42

Tabel 4.1.
Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur dan Tingkat Pendidikan Pasien Stroke
di Unit Rawat Inap Rumah Sakit “JIH” Yogyakarta Tahun 2020

Karakteristik Frekuensi %
Jenis Kelamin
Laki-laki 59 70,2
Perempuan 25 29,8
Jumlah 84 100
Umur
25-35 tahun (Dewasa Awal) 2 2,4
36-45 tahun (Dewasa Akhir) 3 3,6
46-55 tahun (Lansia Awal) 11 13,1
56-65 tahun (Lansia Akhir) 31 36,9
65 sampai ke atas (Manula) 37 44
Jumlah 84 100
Pendidikan Keperawatan
SD 9 10,7
SMP 1 1,2
SMA 58 69
PT 16 19
Jumlah 84 100
Sumber: Data primer diolah 2020

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi resonden, jenis kelamin

responden terbanyak adalah laki-laki, yaitu 59 orang (70,2%). Apabila

dilihat dari kelompok usia responden terbanyak berusia Manula, yaitu 37

orang (44%). Sedangkan dilihat dari kelompok pendidikan responden

sebagian besar berpendidikan SMA yaitu 58 orang (69%).


43

Tabel 4.2.
Distribusi Frekuensi
Length of Periode Treatment Access Pasien Stroke
di Unit Rawat Inap Rumah Sakit “JIH” Yogyakarta Tahun 2020

Length of Periode Treatment Access Frekuensi %


≤ 4,5 jam 42 50
> 4,5 jam 42 50
Jumlah 84 100
Sumber: Data primer diolah 2020

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi variabel Length of

Periode Treatment Access Pasien Stroke, kategori < 4,5 jam dan ≥ 4,5

jam sama, yaitu 42 orang (50%).

Tabel 4.3.
Distribusi Frekuensi Length of Stay Pasien Stroke
di Unit Rawat Inap Rumah Sakit “JIH” Yogyakarta Tahun 2020

Length of Stay Frekuensi %


≤ 5 hari 43 51,2
> 5 hari 41 48,8
Jumlah 84 100
Sumber: Data primer diolah 2020

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi variabel Length of Stay

Pasien Stroke, responden terbanyak dengan kategori ≤ 5 hari, yaitu 43

orang (51,2%).
44

3. Analisa bivariate

Tabel 4.4.
Uji Statistik Coeficient Contingency
Variabel Length of Periode Treatment Access dengan Length of Stay
pada Pasien Stroke di Unit Rawat Inap Rumah Sakit “JIH” Yogyakarta”
Tahun 2020

Variabel Length of Stay Correlation p


≤ 5 hari > 5 hari Jumlah Coefficient value
Length of Periode
Treatment Access f % f % f %
≤ 4,5 jam 30 71,4 12 28,6 42 50
> 4,5 jam 13 30,9 29 69 42 50 0,375 0,000
Jumlah 43 51 41 48,8 84 100
Sumber: Data primer diolah 2020

Berdasarkan uji statistik Coeficient Contingency frekuensi

variabel Length of Periode Treatment Access dengan kriteria ≤ 4,5 jam

dan > 4,5 jam frekuensinya sama, yaitu 42 responden (50%), sedangkan

variabel Length of Stay dengan kategori ≤ 5 hari sejumlah 43 responden

(51%), dan kriteria > 5 hari sebanyak 41 responden (48,8). Correlation of

coefficient diperoleh hasil 0,375. Hasil p value 0,000. Hasil correlation of

coefficient dengan angka positif (+).

R. Pembahasan hasil penelitian

1. Karakteristik Length of Periode Treatment Access dan Length of Stay pada

Pasien Stroke di Unit Rawat Inap di Rumah Sakit “JIH” Yogyakarta

a. Umur

Hasil distribusi frekuensi karakteristik umur responden,

terbanyak kategori manula mengalami serangan stroke, yaitu sejumlah

37 responden (44%). Hasil tabulasi silang umur responden dengan

Length of Stay pada pasien stroke menunjukkan sebagian besar


45

responden dengan kategori usia manula (65 tahun keatas) sejumlah 37

responden (44%) mempunyai Length of Stay ≤ 5 hari sejumlah 18

reponden (49%) dan Length of Stay > 5 hari sejumlah 19 responden

(51%). Hal ini sesuai dengan Susanto (2019), bahwa umur mempunyai

hubungan dengan tingkat keterpaparan, besarnya risiko dan sifat

resistensi tertentu. Bertambahnya usia maka kemampuan sistem

kekebalan tubuh seseorang untuk menghancurkan organisme asing

juga berkurang. Kondisi tersebut akan menambah Length of Stay

perawatan.

b. Jenis Kelamin

Hasil distribusi frekuensi karakteristik umur responden,

terbanyak berjenis kelamin laki-laki sejumlah 59 responden (70%).

Hasil tabulasi silang jenis kelamin dengan Length of Stay pada pasien

stroke menunjukkan responden berjenis kelamin laki-laki mempunyai

Length of Stay ≤ 5 hari sejumlah 30 reponden (51%) dan Length of

Stay > 5 hari sejumlah 29 responden (49%).

Dipiro et al, (2015), mengemukakan bahwa jenis kelamin

termasuk faktor resiko penyebab stroke yang tidak dapat dirubah.

Selain jenis kelamin, faktor resiko penyebab stroke yang tidak dapat

dirubah adalah: usia, ras, etnik dan genetik. Sedangkan faktor resiko

penyebab stroke yang dapat diubah meliputi: hipertensi, diabetes

mellitus, pemakaian alkohol, penyakit jantung, hiperkolesterol,


46

merokok, penggunaan obat bersifat adiksi (heroin, kokain dan

amfetamin), faktor lifestyle (obesitas, aktivitas, diet, stress), migrain,

kontrasepsi oral, faktor hemostatik dan inflamasi.

c. Pendidikan

Hasil distribusi frekuensi karakteristik pendidikan responden,

sebagian besar responden berpendidikan SMA sejumlah 50 responden

(59%). Hasil tabulasi silang pendidikan dengan Length of Periode

Treatment Access pada pasien stroke menunjukkan responden

berpendidikan SMA mempunyai Length of Periode Treatment Access

dengan kategori ≤ 4,5 jam dan kategori > 4,5 berjumlah sama, yaitu

masing-masing 29 responden (69%).

2. Length of Periode Treatment Access pada Pasien Stroke di Unit Rawat

Inap di Rumah Sakit “JIH” Yogyakarta

Hasil analisis distribusi frekuensi variabel Length of Periode

Treatment Access pada Pasien Stroke di Rumah Sakit “JIH” Yogyakarta

kategori < 4,5 jam dan ≥ 4,5 jam sama, yaitu 42 orang (50%). Penelitian

Batubara (2015), Sejumlah 86,7% responden mengalami stroke non

hemoragik; 63,3% responden mengalami penanganan awal stroke di rumah

yang kurang baik.Kondisi tersebut sesuai dengan Basri (2015), bahwa banyak

faktor yang mempengaruhi length of periode treatment access, yaitu:

pengalaman pribadi, pengaruh orang lain, kebudayaan, pendidikan,

media masa, jarak fasilitas kesehatan.


47

1. Length of Stay pada Pasien Stroke di Unit Rawat Inap di Rumah Sakit

“JIH” Yogyakarta

Hasil analisis distribusi frekuensi variabel Length of Stay pada

Pasien Stroke di Unit Rawat Inap di Rumah Sakit “JIH” Yogyakarta,

responden terbanyak dengan kategori ≤ 5 hari, yaitu 43 orang (51,2%).

Penelitian Amiman (2016), persentase pasien stroke iskemik 58,02% dengan

Length of Stay 6,84 hari dan persentase jumlah pasien stroke hemoragik

41,98% dengan Length of Stay 10,64 hari. Perbedaan tersebut sesuai dengan

Lubis dan Susilowati (2018), bahwa kondisi tersebut dipengaruhi oleh faktor

internal: jenis dan derajat penyakit, tenaga medis yang menangani, tindakan

yang dilakukan, administrasi rumah sakit, Sedangkan menurut Susanto (2019),

faktor eksternal yang mempengaruhi adalah: umur, pekerjaan, penanggung

jawab, alasan pulang, komorbiditas, tingkat kerapuhan pasien.

2. Hubungan Length of Periode Treatment Access dan Length of Stay pada

Pasien Stroke di Unit Rawat Inap di Rumah Sakit “JIH” Yogyakarta

Berdasarkan uji statistik Coeficient Contingency frekuensi

variabel Length of Periode Treatment Access dengan kriteria ≤ 4,5 jam

dan > 4,5 jam frekuensinya sama, yaitu 42 responden (50%), sedangkan

variabel Length of Stay dengan kategori ≤ 5 hari sejumlah 43 responden

(51%), dan kriteria > 5 hari sebanyak 41 responden (48,8). Correlation of

coefficient diperoleh hasil 0,375 artinya kedua variabel mempunyai

keeratan hubungan kategori sedang. Hasil p value 0,000 artinya terdapat

hubungan bermakna antara variabel Length of Periode Treatment Access

dengan Length of Stay pada Pasien Stroke di Unit Rawat Inap Rumah
48

Sakit “JIH” Yogyakarta. Hasil correlation of coefficient dengan angka

positif (+) artinya menunjukkan arah hubungan kedua variabel adalah

searah atau positif (+), yaitu semakin lama Length of Periode Treatment

Access pasien stroke, Length of Stay pasien stroke di Unit Rawat Inap

Rumah Sakit “JIH” Yogyakarta semakin lama.

Pada penelitian ini menunjukkan pasien dengan Length of Periode

Treatment Access ≤ 4,5 jam mempunyai Length of Stay ≤ 5 hari. Namun

pada penelitian ini tidak megidentifikasi kondisi atau kerusakan

neurologis yang dialami pasien sehingga Length of Stay pasien lebih

pendek. Penelitian Batubara (2015) menunjukkan hal yang serupa, yaitu

sejumlah 63,3% dengan p value = 0,042, responden mengalami penanganan

awal stroke di rumah yang kurang baik mengalami kerusakan neurologis lebih

banyak. Penelitian Amiman (2016), persentase pasien stroke iskemik 58,02%

dengan Length of Stay 6,84 hari dan persentase jumlah pasien stroke

hemoragik 41,98% dengan Length of Stay 10,64 hari.

Perbedaan Length of Stay tersebut diatas, sesuai dengan American

Stroke Association/AHA/ ASA (2019), menyebutkan bahwa penanganan stroke

harus secepat mungkin, golden time (waktu emas) penanganan pasien stroke,

terutama stroke iskemik adalah 3 sampai 4,5 jam sejak terjadi serangan. Waktu

ini akan dipergunakan untuk mengoreksi sumbatan yang terjadi di otak sehingga

tidak banyak mengalami kerusakan neurologis.


49

S. Keterbatasan penelitian

Penelitian ini terbatas pada mengidentifikasi lama waktu penderita

stroke sampai mendapatkan akses pertolongan penanganan medis dengan studi

dokumentasi, belum mengidentifikasi hal-hal yang dilakukan pada penderita

selama perjalanan menuju ke rumah sakit, misal: pengaturan posisi penderita,

kecukupan oksigenasi.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

a. Length of Periode Treatment Access pasien stroke di Rumah Sakit “JIH”

Yogyakarta tahun 2019 diperoleh data sebagai berikut: kategori ≤ 4,5 jam

dan kategori > 4,5 jam hasilnya sama, yaitu 42 orang (50%).

x. Length of Stay pasien stroke di Rumah Sakit “JIH” Yogyakarta

tahun 2019 diperoleh data sebagai berikut: kategori ≤ 5 hari yaitu 43 orang

(51,2%), kategori > 5 hari yaitu 41 sampel (48,8%).

y. Keeratan hubungan variabel Length of Periode Treatment Access

dengan Length of Stay pasien stroke di Unit Rawat Inap Rumah Sakit

“JIH” diperoleh nilai correlation of coefficient 0,375 dan p value 0,000

artinya kedua variabel mempunyai keeratan hubungan kategori sedang.

T. Saran

a. Bagi Manajemen Rumah Sakit

Hasil penelitian ini sebagai bahan rekomendasi untuk

mempertimbangkan kebutuhan pelatihan kepada perawat khususnya

mengenai perawatan pasien stroke, sehingga menekan lama rawat inap.

z. Bagi Perawat

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan materi edukasi

mengenai Length of Periode Treatment Access dan Length of Stay pasien

stroke di rumah sakit.


51

aa. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dan

menambah kepustakaan mengenai hubungan Length of Periode Treatment

Access dan Length of Stay pasien strokedi rumah sakit.

bb. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai dasar pengembangan ilmu penelitian, peneliti selanjutnya

dapat melakukan penelitian dengan variabel-variabel lain yang

berhubungan dengan Length of Periode Treatment Access dan length of

stay pada pasien stroke di rumah sakit


DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, D.M. & Saryono. 2013. Metodelogi Penelitian Kualitatif dan


Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

American Heart Association. 2019. Heart disease and Stroke statistic-2019.

Amiman, R.C., Tumboimbela, M.J., dan Kembuan, M.A.H.N. 2016. Gambaran


Length of Stay pada Pasien Stroke Rawat Inap di RSUP Prof. Dr. R.
D. Kandou Manado periode Juli 2015-Juni 2016. e-CliniC, 4(2). doi:
10.35790/ecl.4.2.2016.14500.

Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian. Edisi VI. Jakarta: Rineka Cipta

Dharma. 2011. Metodologi Penelitian Keperawatan (Pedoman Melaksanakan dan


Menerapkan Hasil Peelitian). Jakarta: CV Trans Info Media.

Edy Susanto, M. 2019. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),


hal. 1689–1699. doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.

Hasan, M.I. 2011. Pokok-Pokok Materi Statistika 1 (Statistik Deskriptif). Jakarta:


PT Bumi Aksara

Kemenkes RI. 2013. Peraturan Mentri KesehatanNomor 66 Tahun 2013 Tentang


Penyelenggaraan Registrasi Penelitian Klinik. Jakarta: Kemenkes RI.

Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Balitbang

Lubis, I.K., dan Susilawati, S. 2018. Analisis Length Of Stay (Los) Berdasarkan
Faktor Prediktor pada Pasien DM Tipe II di RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta, Jurnal Kesehatan Vokasional, 2(2), hal. 161. doi:
10.22146/jkesvo.30330.

Masturoh, I., Anggita, N. 2018. Metodelogi Penelitian Kesehatan. PPSDMK


Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Mohtar, M.S. 2019. Hubungan Durasi Pertolongan Dengan Tingkat Kerusakan


Neorologis Pasien Stroke di RSUD Ulin Banjarmasin, 10(1).

Neurosains, B. 2016. Penatalaksanaan Nyeri Sentral Pasca Stroke, hal. 1–6.

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Pinzon, R.T. 2018. Pengaruh Dislipidemia terhadap Lama Rawat Inap Pasien
Stroke Iskemik Akut di Rumah Sakit Bethesda, 9, hal. 191–195.

52
Priyono, A. H., Permana, H. dan Afriani, N. 2018. Hubungan Kadar Albumin
Serum dengan Lama Rawatan Pasien Stroke Iskemik Akut, Jurnal
Kesehatan Andalas, hal. 552. doi: 10.25077/jka.v6.i3.p552-558.2017.

Powers WJ. et al. 2018.Guidelines for the Early Management of Patients With Acute
Ischemic Stroke. AHA/ASA Guidelines.

Rinaldi, S.A. & Mujianto, B. 2017. Metodologi Penelitian dan Statistik. Pusat
Pendidikan SDM Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
SDM Kesehatan.

Reslina, I., Almasdy, D. dan Armnenia. 2015. Hubungan Pengobatan Stroke


Dengan Jenis Stroke. Ipteks Terapan, 9(1), hal. 67–75.

Sarwono, J. 2009. Statistik itu Mudah. Yogyakarta: Andi Offset.

Sastoasmoro, S., Ismael, S. 2011. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.


Jakarta: Sagung Seto

Setyopranoto, I. 2011. Stroke: Gejala dan Penatalaksaan. Cermin Dunia


Kedokteran 185. 38 (4): 247-250

Mardjono, M., Sidharta, P. 2014. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta

WorldHealth Organisation .2019. The global burden of cerebrovascular disease.

Yusuf, A.M. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian


Gabungan. Jakarta: Prenadamedia Group.

53
LAMPIRAN

54
SURAT PERMOHONAN MENJADI ASISTEN PENELITIAN

Kepada Yth.
…………..………………
Di Rumah Sakit “JIH”

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi
S1 Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Guna Bangsa Yogyakarta:
Nama : Meila Kunta Bedinika
NIM : 191100016
Akan melakukan penelitian yang berjudul, “Hubungan Length of Periode
Treatment Access dengan Length of Stay pada Pasien Stroke di Unit Rawat Inap
Rumah Sakit “JIH” Yogyakarta”
Sehubungan dengan maksud tersebut, maka dengan kerendahan hati saya
mohon partisipasinya untuk menjadi asisten dalam penelitian ini. Kerahasiaan
semua informasi akan dijaga dan hanya dipergunakan untuk kepentingan
penelitian. Jika menyetujui, maka saya mohon kesediaannya untuk
menandatangani lembar persetujuan saya.
Demikian permohonan ini saya sampaikan, atas perhatian dan
partisipasinya saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

(Meila Kunta Bedinika)

55
SURATPERSETUJUAN MENJADI ASISTEN PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Pendidikan :

Alamat :

Menyatakan bersedia/tidak bersedia*) menjadi asisten peneliti pada

penelitian yang akan dilakukan oleh Meila Kunta Bedinika, dengan judul,

“Hubungan Length of Periode Treatment Access dengan Length of Stay pada

Pasien Stroke di Unit Rawat Inap Rumah Sakit “JIH” Yogyakarta”

Saya memahami bahwa peneliti ini membutuhkan bantuan saya dalam

peungumpulan data. Demikian surat pernyataan yang saya buat tanpa paksaan dari

pihak manapun dan demi kelancaran peneliti.

Yogyakarta, Januari 2021


Asisten Penelitian,

(.…………………….…)
*) coret yang tidak perlu

56
LEMBAR CHEKLIST PENELITIAN

Length of
Diijinkan Serangan Tindakan Length
Sex Periode
Inisial No Pendi Asuran Dokter Pulang ke-1 Operasi of Stay
No Usia Treatment Access
Nama RM dikan si Spesialis
<4,5 ≥4,5 <4 ≥4
♂ ♀ Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
jam jam hari hari
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

57
RENCANA JADWAL PENELITIAN

Bulan/Tahun 2020/2021
Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des Jan Feb
Observasi awal
Penyusunan proposal
Seminar proposal
penelitian
Pelaksanaan penelitian
dan pengolahan data
Penyusunan laporan
Seminar penelitian
Revisi dan Penjilidan

58

Anda mungkin juga menyukai