Tesis S-2
Diajukan oleh:
Agustina Sandramustika
16/403407/PKU/16225
Kepada
PROGRAM PASCA SARJANA
FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN MASYARAKAT,
DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
i
LEMBAR PENGESAHAN
ii
HALAMAN PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
sepengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam tesis ini dan dituliskan
Agustina Sandramustika
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan
judul “Pengembangan Instrumen Kepekaan Budaya Dalam Keperawatan
Maternitas (Maternity Cultural Nursing Sensitivity Scale)”. Penelitian ini disusun
untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat magister di Program
Studi Magister Keperawatan, Universitas Gadjah Mada.
Penyusunan hasilpenelitian ini dapat terlaksana berkat bantuan dan dukungan
dari banyak pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K), Ph.D. selaku Dekan FK UGM
yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk menuntut ilmu di FK
UGM
2. Christantie Effendy, S.Kp., M.Kes., Ph.D. selaku Ketua Program Studi
Magister Keperawatan FK UGM Yogyakarta yang telah memberikan bantuan
dan perhatian selama masa perkuliahan
3. Widyawati, S.Kp., M.Kes., Ph.D. selaku pembimbing I yang telah
membimbing dan mengarahkan penyusunan hasil penelitian ini
4. Sri Warsini, S.Kep., Ns., M.Kes. PhD. selaku pembimbing II yang telah
membimbing dan mengarahkan penyusunan hasil penelitian ini
5. Seluruh staf, dosen dan administrasi magister keperawatan FK UGM yang
telah membantu memfasilitasi guna kelancaran penyusunan hasil penelitian
6. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan proposal penelitian ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran untuk perbaikan proposal penelitian ini.
Yogyakarta, Juli 2018
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………i
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
BAB II ....................................................................................................................11
v
A. Telaah Pustaka ............................................................................................11
1. Budaya .........................................................................................................11
METODE PENELITIAN.......................................................................................34
1. Populasi .......................................................................................................35
2. Sampel .........................................................................................................35
D. Variabel .......................................................................................................37
1. Perencanaan .................................................................................................42
2. Pelaksanaan .................................................................................................44
3. Pelaporan .....................................................................................................48
vi
H. Etika Penelitian ..............................................................................................49
2. Autonomy .....................................................................................................50
3. Anonimity ....................................................................................................50
4. Veracity .......................................................................................................50
1. Kesulitan Penelitian.....................................................................................54
BAB IV ..................................................................................................................56
A. Hasil ............................................................................................................56
B. Pembahasan ....................................................................................................71
BAB V ...................................................................................................................82
A. Kesimpulan .................................................................................................82
B. Saran ...........................................................................................................82
LAMPIRAN .................................................................................................................................... 96
vii
DAFTAR TABEL
Scale……………………………………………………………………....………41
Tabel 7. Hasil Uji CVI (Relevansi, Kejelasan dan Kesederhanaan) Oleh Pakar
Tabel 11. Hasil Validitas Butir Pernyataan Tiap Komponen Instrumen MCSS
versi 3 (akhir)…….………….…………………,………….…………..65
Tabel 12. Hasil Uji Korelasi Antar Item Dengan Komponen Self Reflection……66
Tabel 13. Hasil Uji Korelasi Antar Item Dengan Komponen Emphaty…………..67
Tabel 14. Hasil Uji Korelasi Antar Item Dengan Komponen Acquiring Cultural
Knowledge……………….……………………………………………..67
Tabel 15. Hasil Uji Korelasi Antar Item Dengan Komponen Facilitating Client
Choice………………………………………………………………….68
viii
Tabel 16. Hasil Uji Korelasi Antar Item Dengan Komponen Communication.…68
Tabel 17. Hasil Uji Bivariate dan Reliabilitas Internal Tiap Komponen…......…69
Versi 3 (final)………………….…………………………………….…71
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3. Surat Izin Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta
Bantul
Gunungkidul
Lampiran 9. Surat Izin Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Sleman
Lampiran 13.
xi
DAFTAR ISTILAH
Draf MCSS : Instrumen MCSS awal yang terbentuk melalui sintesis instrumen
MCSS Versi 1 : Hasil instrumen MCSS yang telah dilakukan uji validitas konten
MCSS Versi 2 : Hasil instrumen MCSS yang telah dilakukan uji validitas muka
MCSS Versi 3 : Hasil instrumen MCSS yang telah dilakukan uji validitas konstrak
xii
INTISARI
Latar Belakang: Kesehatan seseorang erat dengan tradisi yang ada dalam budaya
mereka. Dalam menjalankan tugasnya, perawat wajib memiliki kemampuan
perawatan peka budaya agar dapat mengembangkan strategi perawatan budaya
yang terbaik. Belum ada instrumen pengukuran kepekaan budaya dalam
perawatan maternitas di Indonesia.
Tujuan Penelitian: untuk mengembangkan instrumen Maternity Nursing
Cultural Sensitivity Scale (MCSS) yang mengukur kepekaan budaya perawat
dalam keperawatan maternitas dan mengetahui validitas muka, isi dan konstruk
serta reliabilitas internal instrumen.
Metode : Penelitian ini merupakan pengembangan instrumen dengan rancangan
cross sectional. Penelitian terdiri dari 2 tahap yaitu instrument development dan
psychometric testing. Pada instrument development dilakukan sintesis instrumen
dan review pakar oleh 4 orang ahli yang dianalisa menggunakan CVI, serta uji
validitas muka pada 5 perawat maternitas di RSUD Sleman dan RSUD Kota
Yogyakarta. Sementara pada psychometric testing dilakukan uji validitas konstruk
dan reliabilitas internal pada 139 orang perawat maternitas di RSUP Dr Sardjito,
RSUD Kota Yogyakarta, RSUD Panembahan Senopati Bantul, RSUD Wonosari
Gunungkidul dan magister keperawatan Universitas Gadjah Mada. Uji validitas
konstrak menggunakan Pearson’s product moment dan uji reliabilitas
menggunakan internal consistency (Cronbach‟s alpha).
Hasil: Pada instrument development setelah dilakukan sintesis instrumen, review
pakar dan uji coba, dihasilkan 59 item pernyataan MCSS versi 2 dengan nilai CVI
0,99. Kemudian dilakukan psychometric testing yang menghasilkan 56 item valid
pada pengujian validitas konstruk antar item dengan komponen. Sementara 49
item pernyataan valid pada pengujian validitas konstruk dengan total item
correlation dengan r hitung antara 0.257 hingga 0.675. Nilai koefisien α
Cronbach 0,937.
Kesimpulan: instrumen Maternity Nursing Cultural Sensitivity Scale (MCSS)
teruji valid dan reliabel untuk mengukur kepekaan budaya dalam keperawatan
maternitas di Indonesia.
xiii
ABSTRACT
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
masyarakat yang majemuk; budaya bahasa, agama, dan suku bangsa (Sungkawa,
2012; Nuraini et al, 2018). Menurut Saraswati (2008), Indonesia memiliki lebih
dari 500 (lima ratus) kelompok etnik dan lebih dari 700 (tujuh ratus) bahasa lokal.
Keragaman ini menimbulkan budaya yang unik sesuai dengan karakteristik yang
norma, dan cara hidup yang memengaruhi pemikiran, keputusan, dan tindakan
yang tercermin dalam stigma, mitos yang ada pada masyarakat (Pratiwi et al,
2012). Hal ini mempengaruhi bagaimana cara fikir, berperilaku dan memahami
Kesehatan seseorang erat dengan tradisi yang dilaksanakan oleh suku mereka.
tertentu sesuai tradisi. Studi fenomenologi yang dilakukan oleh Nurrachmawati &
1
2
Anggraeni (2010) mendapat hasil bahwa tradisi erat kaitannya dengan kebiasaan
Kesehatan ibu dan anak di Indonesia sangat dipengaruhi oleh beragam sistem
kepercayaan lokal (Agus et al, 2012). Wanita Indonesia memiliki motivasi positif
dan secara sukarela mengikuti aturan yang ada di masyarakat. Mereka percaya
dengan mengikuti tradisi akan menjadikan kehamilan yang sehat dan merasa takut
bila tidak mengikutinya berdampak buruk terhadap kesehatan janin (Agus et al,
kepercayaan tradisional juga dipengaruhi oleh keluarga (Agus & Horiuchi, 2012).
Salah satu budaya yang paling berpengaruh di Indonesia adalah budaya Jawa.
Budaya Jawa merupakan budaya yang berasal dari etnis/suku Jawa. Keberadaan
suku Jawa awal mulanya hidup pada masyarakat Jawa di Pulau Jawa. Akibat
penduduk yang padat ke daerah yang jarang penduduknya (Muhlis, 2016). Hal ini
Dalam budaya Jawa, masih melekat anggapan yang kuat bahwa wanita
sebagai “kanca wingking” (Jawa: teman yang bekerja di dapur), yang mempunyai
makna bahwa wanita hanya memiliki peran di belakang atau hanya bekerja di
dengan pria, termasuk hak dalam mendapat kesehatan. Hal ini terjadi karena
kesadaran masyarakat desa yang masih rendah terhadap kesehatan dan wanita
dianggap tidak perlu mendapat perhatian yang istimewa (Mariyono et al, 2008).
3
masih terbatas (Wulandari & Whelan, 2011). Leininger (1988) menyatakan bahwa
ibu memiliki hak untuk tetap memiliki, dihargai dan ditangani secara tepat dalam
perawatan sesuai dengan nilai budaya mereka. Studi kualitatif yang dilakukan
Beberapa praktik budaya dalam perawatan ibu dan bayi yang dilakukan di
dan tradisi dalam perilaku sehari-hari (membunuh binatang, mandi malam hari,
pergi ke sungai) (Pardosi, 2017; Wulandari & Whelan, 2011). Praktik budaya ini
dan kelainan kongenital akibat dari penggunaan ramuan tradisional (Ernst, 2002:
Widyawati et al, 2015; Yusof et al, 2016). Selain itu, beberapa praktik budaya
pada masa nifas dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas pada bayi
dan infeksi tali pusat bayi (Uduk, 2006; Sumarni et al, 2013).
meningkatkan asupan makanan protein tinggi selama masa nifas serta mewajibkan
ibu untuk melakukan vulva hygiene dan perineal hygiene secara rutin selama
dengan tenaga kesehatan (Meo, 2016). Diperlukan adanya proses interaksi yang
baik antara ibu dan tenaga kesehatan agar tujuan perawatan dapat tercapai. Salah
satu intervensi yang paling kritis dan efektif untuk menciptakan keadaan yang
kesadaran akan adanya budaya seseorang dan budaya lainnya. Kepekaan budaya
sensitif secara budaya, penuh rasa hormat, dan empati terhadap klien dan keluarga
untuk mendukung proses pengobatan (Murphy, 2011). Oleh karena itu, agar
prinsip asuhan keperawatan dalam konteks situasi transkultural (Perry et al, 2014).
menghadapi situasi yang buruk, penyakit atau kematian (Catherine & Sebean,
2017).
5
menyebabkan keputusan perawatan kesehatan yang tidak tepat, tidak benar, atau
tidak khusus sesuai kebutuhan pasien (O‟Connell et al, 2007). Kegagalan untuk
pasien akan menimbulkan kesan bahwa tenaga kesehatan tidak perduli terhadap
menyatakan kendala yang mereka alami antara lain perbedaan bahasa, perbedaan
tradisi dan perbedaan agama. Mereka tidak memahami keluhan ibu dan
pemberian tranfusi saat operasi saesar dan imunisasi pada bayi. Perawat juga
ada.
6
Hambatan yang dialami oleh pasien dan perawat dalam pemberian asuhan
kesehatan yang mungkin muncul dapat diatasi apabila perawat peka dan memiliki
bagi perawatan kesehatan (Hawthorne et al, 2010; Sumlin & Garcia 2012;
kepekaan budaya perawat untuk menciptakan strategi yang lebih baik dalam
maternitas. Oleh karena itu, sebuah instrumen yang valid dan reliabel untuk
Awareness Scale (CAS) (Rew et al., 2003) dan Assessment of Awareness and
Skill, & Knowledge (C-ASK) (Yamada & Brekke, 2008). Pengukuran kompetensi
dan Watson 2012), Inventory for Assessing the Process of Cultural Competence
valid sebelumnya (Brown et al, 2008; Goodman et al, 2015; Vandenberg &
dikembangkan oleh Chen & Starosta (2000). Instrumen ISS bersifat umum dan
instrumen ini dibuat dalam konteks keperawatan medikal bedah yaitu untuk
perawat yang merawat pasien dengan Diabetes Mellitus dan tidak dapat
Sementara itu, di Indonesia belum terdapat instrumen yang dapat digunakan untuk
B. Perumusan Masalah
Cultural Sensitivity Scale (MCSS) valid dan reliabel untuk mengukur kepekaan
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui validitas konten, validitas
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Sensitivity Scale (MCSS)) dan dapat ditindaklanjuti sebagai alat ukur bagi
2. Manfaat Praktis
E. Keaslian Penelitian
1. Penelitian serupa dilakukan oleh Chae & Lee pada tahun 2014 dengan judul
Cultural Competence Scale for Clinical Nurses. Hasil penelitian Chae & Lee
penelitian yang dilakukan dengan penelitian Chae & Lee (2014) adalah
yang dilakukan dengan penelitian Chae & Lee (2014) adalah penelitian Chae
2. Penelitian Perng dan Watson tahun 2012 dengan judul Construct validation of
Perng dan Watson (2012) mengembangkan kusioner dari literature review dan
dan Watson (2012) adalah mahasiswa ners dan instrumen yang diuji berupa
kepekaan budaya.
Metode yang digunakan pada penelitian Cruz, et al. (2017) adalah cross-
penelitian yang dilakukan dengan adalah pada penelitian Cruz, et al. (2017)
variabel yang diuji yakni cultural capacity sedangkan pada penelitian ini
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Budaya
a. Pengertian Budaya
Sanskerta buddhayah yaitu bentuk jamak dari buddhi yang artinya “budi” atau
yang dimaksud dengan kebudayaan adalah wujud ideal yang bersifat abstrak
dan tak dapat diraba yang ada di dalam pikiran manusia yang dapat berupa
bersifat universal sehingga tidak ada budaya yang sama persis. Budaya
bersifat stabil, tetapi juga dinamis karena budaya tersebut diturunkan kepada
11
12
Makhfudli, 2009).
Kaitan antara kebudayaan dan kesehatan dipengaruhi oleh beberapa hal antara
yang dilakukan dalam mengatasi masalah tersebut (Isniati, 2013). Salah satu
berasal dari orang tua mereka. Perilaku yang muncul terkait dengan masa
sesungguhnya tidak terlepas dari faktor – faktor sosial budaya dan lingkungan
yang difokuskan pada perilaku individu atau kelompok, serta proses untuk
fisik dan psikokultural sesuai latar belakang budaya (Efendi & Makhfludi,
perilaku sehat atau perilaku secara fisik dan psikokultural sesuai latar
dipengaruhi oleh pandangan dunia dan bahasa, serta aspek religius, spiritual,
seorang perawat untuk bekerja secara efektif dengan klien yang memiliki
1. Kesadaran Budaya
Tahap pertama dalam model ini adalah kesadaran budaya yang dimulai
memaksakan keyakinan, nilai, dan pola perilaku mereka pada budaya lain
2. Pengetahuan Budaya
3. Kepekaan Budaya
4. Kompetensi Budaya
penting dari tahap ini adalah kemampuan untuk mengenali dan menantang
rasisme dan bentuk diskriminasi dan praktik opresif lainnya. Pada tahapan
berkembang dalam status kesehatan orang-orang dari latar belakang etnis dan
17
Bacote, 2002).
multikultural, dimana tidak biasa bagi perawat untuk memilih tidak bertemu
dengan pasien yang berbeda secara kultural dan etnis (Schim et al, 2003).
dengan latar belakang budaya yang beraneka ragam dimana tindakan, cara
hormat terhadap sistem nilai klien untuk menentukan konteks sosial dan
keluarga pasien, dan memberikan perawatan yang berpusat pada pasien dan
antara klien dan perawat. Kompetensi budaya merupakan unsur penting dalam
antara lain:
kepercayaan budaya mereka dan berinteraksi dengan klien dan rekan kerja
terhadap sehat, sakit dan kematian; arti penderitaan; cara pandang terhadap
tenaga kesehatan dan ritual; batasan terkait privasi, umur, jenis kelamin
yang mereka anggap tepat. Peran perawat adalah untuk membantu klien
mungkin sulit bagi klien untuk mengidentifikasi apa yang mungkin terbaik
pada kesehatan, maka perawat perlu menjelaskan bahaya atau risiko yang
4. Komunikasi
yang berarti antara perawat dan klien. Bila muncul hambatan komunikasi,
dikembangkan oleh berbagai peneliti (Chae & Lee, 2014). Salah satu
2008). Instrumen ini terdiri dari 40 item pertanyaan yang terdiri dari 10 item
Scale (ISS) dikembangkan berdasarkan kajian literatur oleh Chen & Starosta
(2000). Instrumen ini awalnya terdiri dari 44 butir pertanyaan yang kemudian
interaction attentiveness.
mengenai budaya (25 item), bagian kedua menilai sikap perawat (20 item) dan
22
perawatan budaya.
pula.
sendiri mulai dari merencanakan, menyusun dan mengadakan uji coba instrumen.
Ada dua tujuan uji coba instrumen, yaitu: 1) untuk mengetahui keterbacaan /
Devellis, 2012).
23
dari fenomena yang hendak diukur. Review pakar yang dilakukan dapat
(Devellis, 2012).
item yakni item yang mendeteksi kekurangan atau masalah dan item yang
(Carpenter, 2017). Hal ini dilakukan pada responden dengan skala besar.
populasi.
7. Mengevaluasi item
bahwa skala yang terbentuk baik. Evaluasi item berguna dalam menentukan
item yang gugur maupun menambahkan item yang belum ada dalam
reliabilitas untuk melihat keandalan instrumen. Hal ini dilakukan dengan uji
standar deviasi, rentang skor, proporsi dan korelasi antar item. Setiap item
harus memiliki korelasi item yang baik (diatas 0,2) dan rentang skor yang
konsistensi internal atau hubungan antar item, ketika semua item dalam
Arikunto (2006) menyatakan bahwa suatu tes dapat dikatakan baik apabila
adalah melakukan tinjauan pustaka. Ada dua tujuan utama untuk tinjauan literatur:
(1) untuk mendefinisikan secara jelas konstruk dan (2) untuk menentukan apakah
dan reliabilitas. Semakin banyak tes psikometri yang diuji maka semakin banyak
a. Validitas
Validitas adalah tingkat kesesuaian alat ukur (butir) untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur. Alat ukur dikatakan sahih atau valid apabila alat ukur
yakni validitas tampang (face validity), validitas isi (content validity), validitas
tidak terdidik atau terlatih (Litwin, 1995). Validitas ini terpenuhi jika
(Azwar, 2017).
tapi tidak esensial dan tidak diperlukan. Angka CVR yang dihasilkan
rentangnya antara -1,00 sampai dengan +1,00. Angka CVR > 0,00
validity index (CVI) dari item-item yang bernilai CVR > 0,00. CVI
adalah nilai rata-rata dari CVR (Azwar, 2017). Nilai CVI berdasar
jumlah pakar yang menilai dapat dilihat pada tabel berikut (Lawshe,
berpikir, sikap, atau hasil dimasa yang akan datang (Litwin, 1995).
dalam materi yang ingin diukur. Jika alat ukur dapat mengukur konsep
dengan kriteria adalah sebagai berikut: (1) Jika r hitung > r tabel, maka
data yang dikumpulkan dinyatakan valid; (2) Jika r hitung < r tabel,
2017).
29
Olkin and Barlett’s test (KMO test), anti-image correlassion test, total
Lewis Index (TLI), dan The Root Mean Square Error of Approximation
b. Reliabilitas
pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relattif
30
sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah
pengukuran suatu hal yang hendak diukur. Jika instrumen digunakan untuk
mengukur hal yang sama dan hasil yang diperoleh stabil dan konsisten maka
homogen baik dari segi tingkat kesukaran soal maupun bentuk soal
pada responden yang sama namun pada dua waktu yang berbeda untuk
diujikan.
berurutan namun dengan jeda waktu yang singkat Adapun kelemahan dari
metode ini yaitu pekerjaan peneliti menjadi berat karena harus menyusun
dua seri tes dan juga harus tersedianya waktu yang lama untuk
dalam konsep yang sama. Ada beberapa teknik yang bisa digunakan
memiliki butir soal genap maupun ganjil dan memiliki skor dengan
B. Kerangka Teori
Perawatan
Budaya
Pengembangan Instrumen
Kepekaan Budaya
Reliabilitas Internal
Validitas Reliabilitas
Reliabilitas eksternal
C. Kerangka Penelitian
Sintesis instrumen
peka budaya
Instrumen kepekaan
budaya
Review Perawat
Pakar maternitas
D. Hipotesis Penelitian
maternitas.
BAB III
METODE PENELITIAN
pendekatan penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran hanya satu kali.
mahasiswa dengan latar belakang dari berbagai budaya yang ada di Indonesia.
RSUP dr. Sardjito Yogyakarta, RSUD Kota Yogyakarta, RSUD Sleman, RSUD
merupakan rumah sakit rujukan dan memiliki bangsal maternitas dengan petugas
dengan latar belakang pendidikan perawat. Penelitian ini dilakukan sejak 13 April
34
35
1. Populasi
Universitas Gadjah Mada, serta perawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, RSUD
2. Sampel
instrumen dari Devellis (2012). Lokasi penelitian, jumlah sampel, kriteria inklusi
sampling. Sampel pada penelitian ini sejumlah 141 orang. Namun dari total
responden di RSUD Kota Yogyakarta. Hal ini dikarenakan responden sedang ijin
belajar pada saat penelitian dilakukan, sehingga total responden yang digunakan
magister keperawatan sebesar 77, 1%. Dua puluh dua koma sembilan persen
responden tidak disertakan dalam penelitian, hal ini disebabkan oleh karena
pernah bekerja merawat ibu yang bersasal dari budaya yang berbeda.
sosial.
D. Variabel
budaya. Uji psikometri ini terdiri dari uji validitas dan reliabilitas.
38
E. Definisi Operasional
kevalidan suatu instrumen dilihat dari susunan kerangkanya mampu dengan tepat
dengan pasien tanpa memberikan penilaian baik buruk, positif negatif maupun
benar salah dalam lingkup kesehatan wanita pada periode kehamilan, persalinan,
hingga masa nifas. Kepekaan budaya terdiri dari komponen self reflection,
communication.
nilai dan bias budaya yang dapat berpengaruh terhadap pendekatannya dan
perasaan atau pikiran yang sama dengan pasien. Komponen acquiring cultural
secara terapeutik.
F. Instrumen Penelitian
konsep kepekaan budaya menurut para ahli dan instrumen budaya yang telah ada
Kepekaan budaya merupakan bagian dari perawatan budaya yang berasal dari
budaya dan kesesuaian dengan budaya Indonesia serta adanya dua pendapat
dalam membangun instrumen terdiri dari 5 antara lain self reflection, emphaty,
pengembangan dari teori College of Nurses of Ontario (2009) dan Chen &
digunakan antara lain: Intercultural Sensitivity Scale (Chen & Starosta, 2000),
41
instrumen MCSS adalah instrumen yang memiliki nilai alpha baik. Instrumen
CCA memiliki nilai alpha 0,92, intrumen CCATool > 0,7 dan instrumen peka
butir pernyataan memiliki faktor loading yang baik, yakni > 0,50.
digandakan agar menghindari butir yang tidak valid sehingga total terdapat 60
butir pernyataan.
skala Likert 4 skala (Sangat Sesuai, Sesuai, Tidak Sesuai, Sangat Tidak
Sesuai). Pilihan respon skala empat mempunyai variabilitas respon lebih baik
lebih maksimal perbedaan sikap reponden. Selain itu juga tidak ada peluang
(Widoyoko, 2017).
G. Jalannya Penelitian
serta kelayakan etik dari Komite Etik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat
dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada. Penelitian ini didanai oleh Badan
Kesehatan Republik Indonesia. Adapun tahapan pada penelitian ini antara lain:
1. Perencanaan
budaya maternitas.
pembimbing.
43
e. Mengurus ijin penelitian ke Rumah Sakit dan instansi yang dituju sesuai
22 Maret 2018 dan RSUD Kota Yogyakarta tanggal 24 April 2018, serta
RSUP Dr. Sardjito melalui Diklat RSUP Dr. Sardjito, dan Magister
Keperawatan UGM.
2. Pelaksanaan
yang kemudian di uji validitas dan reliabilitas pada tahap selanjutnya. Adapun
Cultural Sensitivity Scale (MCSS). Selanjutnya pada draf MCSS dilakukan uji
Scale (MCSS) dilakukan oleh 4 (empat) orang pakar budaya maternitas (pakar
terkait komponen yang belum terkandung dalam draf MCSS. Proses review
pakar membutuhkan waktu selama 3 minggu (16 April 2018 hingga 4 Mei
2018). Hasil akhir dari review yang dilakukan adalah Maternity Nursing
versi 1, maka dilakukan uji validitas muka untuk menilai kesesuaian isi
Nursing Cultural Sensitivity Scale (MCSS) versi 2. Uji coba dilakukan tanggal
7 hingga 9 Mei 2018 oleh perawat maternitas di RSUD Sleman dan RSUD
Kota Yogyakarta.
singkat mengenai isi kuesioner yang diberikan. Peneliti juga mengukur lama
Pada tahap ini dilakukan uji psikometri untuk menilai validitas dan
final. Tahap ini dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 2018 hingga 31 Mei 2018.
melakukan pengambilan data setelah pergantian shif pagi. Hal ini dilakukan
malam (akan pulang) dan jaga pagi. Selain saat perganitian shift, peneliti juga
menanyakan waktu senggang perawat kepada kepala ruang dan datang sesuai
waktu yang disepakati seperti pukul 17.00 WIB. Dalam satu hari, peneliti
menunggu hingga perkuliahan selesai dan meminta waktu dan izin melalui
dalam penelitian ini bersedia untuk ikut serta dalam penelitian. Setelah
3. Pelaporan
program.
H. Etika Penelitian
Menurut Polit dan Beck (2006), prinsip-prinsip etik yang dapat digunakan dalam
1. Non Maleficence
Fakultas Kedokteran UGM dan Bagian Pendidikan dan Penelitian RSUP Dr.
membahayakan responden.
50
2. Autonomy
penelitian. Dari keseluruhan responden yang tersedia, tidak ada responden yang
3. Anonimity
4. Veracity
Penelitian ini mendapatkan ijin etik dari komite etik Fakultas Kedokteran,
Ref : KE/FK/0332/EC/2018.
I. Analisis Data
Pada penelitian ini, analisa data yang dilakukan disesuaikan dengan tahapan
serta uji coba. Pada tahap review pakar uji validitas yang dilakukan adalah dengan
menggunakan uji content validity berupa analisa Content Validity Index (CVI).
51
Analisis CVI yang dilakukan sesuai dengan tahapan berikut: (1) pakar diminta
untuk memberikan penilaian (dari 1: tidak setuju hingga 4: sangat setuju) untuk
(2) Hasil relevansi, kejelasan dan kemudahan dari tiap item pertanyaan yang
diberikan oleh pakar dipergunakan untuk menghitung nilai CVR dari tiap item
pertanyaan dengan cara merata-ratakan proporsi pakar; (3) item pertanyaan yang
memiliki CVR kurang dari 0,99 dipertimbangkan untuk dihapus atau direvisi.
CVR =
CVI = Ʃ CVR
Ʃ pertanyaan
Keterangan :
Analisis dilakukan melalui wawancara singkat untuk menilai tata dan kesesuaian
kalimat yang digunakan. Masukan berupa data kualitatif dari para ahli
Pada tahap uji coba pada perawat di bangsal maternitas dilakukan uji validitas
muka. Uji ini dilakukan dengan berfokus pada penilaian subyektif (DeVon et al,
2007), seperti evaluasi tata bahasa dan kesesuaian kata serta konfirmasi bahwa
butir pertanyaan dalam instrumen ditulis secara logis. Wawancara singkat melalui
itu, pada tahap ini juga diukur rata-rata responden mengisi kuesioner.
Instrumen MCSS versi 2 yang diuji menggunakan skala Likert (dari 1: tidak
sesuai hingga 4: sangat sesuai). Uji validitas yang dilakukan berupa uji validitas
antara masing-masing skor item dengan skor total yang diperoleh dalam
Keterangan:
N = Banyaknya Sampel
konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >
Keterangan :
1. Kesulitan Penelitian
Adanya pihak rumah sakit yang semula menolak untuk dijadikan lokasi
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah perawat maternitas dengan latar belakang
2. Kelemahan Penelitian
adalah rasio 1:3 sampai 1:6 antara jumlah item dengan jumlah sampel
rasio sampel dan jumlah variabel lebih besar dari atau sama dengan 2.
A. Hasil
terdiri dari sintesis instrumen, review pakar dan uji coba. Tahap kedua adalah uji
psikometrik yang berupa uji validitas konstruk dan reliabilitas internal. Hasil
56
57
a. Sintesis instrumen
pemahaman literatur yang relevan dan fenomena yang dikembangkan dan membantu
budaya. Hal ini dikarenakan perawat yang memiliki kepekaan budaya yang
budaya menurut College of Nurses of Ontario (CNO) (2009) yang terdiri dari
instrumen yang telah ada sebelumnya dan disesuaikan dengan komponen yang
item.
budaya, didapatkan enam puluh (60) butir pernyataan dianggap penting untuk
instrumen MCSS terdiri dari komponen kepekaan budaya antara lain self
Scale (MCSS) dilakukan oleh 4 (empat) orang pakar budaya maternitas. Pada
kuantitatif dan kualitatif ahli pada relevansi, kejelasan dan pemahaman dari
item untuk mengukur konstruk yang ditentukan secara operasional oleh item-
item ini untuk memastikan validitas konten dari instrumen (Zamanzadeh, et al,
2015).
terdiri dari 60 butir pernyataan kepekaan budaya yang terdiri dari bagian
20, 21, 22, 47, 48 dan 56) yang memiliki nilai CVR sebesar 0,5 (<0,99)
sehingga dianggap tidak relevan, tidak jelas dan tidak sederhana. Dari 6 butir
Pada butir pernyataan yang memiliki nilai CVR < 0,99, dilakukan revisi
oleh Papadopoulus et al (2008). Hasil akhir dari uji CVI didapatkan 59 butir
pernyataan kepekaan budaya dengan nilai CVR sebesar 1 dan hasil CVI 0.99.
Tabel 7. Hasil Uji CVI (Relevansi, Kejelasan dan Kesederhanaan) Oleh Pakar Perawatan
Maternitas
Item ne CVR 1 CVR 2 Item ne CVR 1 CVR 2
1 4 1 1 31 4 1 1
2 4 1 1 32 4 1 1
3 4 1 1 33 4 1 1
4 4 1 1 34 4 1 1
5 4 1 1 35 4 1 1
6 4 1 1 36 4 1 1
7 4 1 1 37 4 1 1
8 4 1 1 38 4 1 1
9 4 1 1 39 4 1 1
10 4 1 1 40 4 1 1
11 4 1 1 41 4 1 1
12 4 1 1 42 4 1 1
13 4 1 1 43 4 1 1
14 4 1 1 44 4 1 1
15 4 1 1 45 4 1 1
16 4 1 1 46 4 1 1
17 4 1 1 47 3 0,5* 1
18 4 1 1 48 3 0,5* 1
19 4 1 1 49 4 1 1
20 3 0,5* 1 50 4 1 1
21 3 0,5* 1 51 4 1 1
22 3 0,5* 1 52 4 1 1
23 4 1 1 53 4 1 1
24 4 1 1 54 4 1 1
25 4 1 1 55 4 1 1
26 4 1 1 56 3 0,5* 0,05*
27 4 1 1 57 4 1 1
28 4 1 1 58 4 1 1
29 4 1 1 59 4 1 1
30 4 1 1 60 4 1 1
CVI 0,95 0,99
*CVR < 0,99
61
membangun konsep instrumen MCSS juga dievaluasi oleh pakar. Hal ini
masing-masing komponen yang dibangun. Hasil akhir dari tahpan ini adalah
yang terdiri dari 3 (tiga) orang perawat maternitas RSUD Sleman dan 2 (dua)
orang perawat maternitas RSUD Kota Yogyakarta. Hasil uji validitas muka
kata maupun istilah yang tidak dipahami oleh responden pada pernyataan
perawatan ibu. Hasil dari validitas muka adalah instrumen Maternity Nursing
kepekaan budaya.
a. Karakteristik Responden
Uji validitas konstruk dilakukan pada 139 orang perawat yang terdiri dari
pernyataan yang tidak valid (r tabel 0,217) yakni pernyataan nomor 4, 11, 37,
41, 44, 45, 47, 51, 52 dan 59. Hasil uji validitas paling rendah terdapat pada
skor r hitung yang valid berada pada 0,257 hingga 0,675. Hasil perhitungan
korelasi dengan total-item correlation serta nilai Cronbach Alpha dapat dilihat
Pada hasil uji inter item correlation matrix (hasil terlampir), didapatkan
nilai r hitung antara -0,300 hingga 0,722. Nilai hitung tertinggi adalah 0,722
berada pada korelasi antara item nomer 6 dengan nomer 8. Dengan hasil r
pernyataan valid antara 7 hingga 12 item pernyataan. Hal ini dapat dilihat pada
tabel 11.
Tabel 12. Hasil Uji Korelasi Antar Item Dengan Komponen Self Reflection
Item r hitung p
1 0,626 0,000**
2 0,606 0,000**
3 0,654 0,000**
4 0,520 0,000**
5 0,654 0,000**
6 0,744 0,000**
7 0,554 0,000**
8 0,762 0,000**
9 0,489 0,000**
10 0,275 0,001**
11 0,249 0,003**
12 0,628 0,000**
**p < 0,01
Pada hasil pengujian item dengan komponen self reflection, semua item
memiliki nilai r hitung diatas 0,217dan memiliki nilai p value yang signifikan.
berada pada rentang 0,372 hingga 0,752 yang menandakan seluruh item pada
signifikan.
Tabel 13. Hasil Uji Korelasi Antar Item Dengan Komponen Emphaty
Item r hitung p
13 0,663 0,000**
14 0,612 0,000**
15 0,741 0,000**
16. 0,719 0,000**
17 0,652 0,000**
18 0,683 0,000**
19 0,627 0,000**
20 0,539 0,000**
21 0,752 0,000**
22 0,536 0,000**
23 0,372 0,000**
24 0,599 0,000**
**p < 0,01
Pada pengujian item terhadap komponen acquiring cultural knowledge,
nilai r hitung berada pada rentang 0,579 hingga 0,775 yang menandakan
Tabel 14. Hasil Uji Korelasi Antar Item Dengan Komponen Acquiring
Cultural Knowledge
Item r hitung p
25 0,745 0,000**
26 0,702 0,000**
27 0,647 0,000**
28 0,543 0,000**
29 0,768 0,000**
30 0,579 0,000**
31 0,705 0,000**
32 0,774 0,000**
33 0,665 0,000**
34 0,775 0,000**
35 0,655 0,000**
36 0,693 0,000**
**p < 0,01
68
Tabel 15. Hasil Uji Korelasi Antar Item Dengan Komponen Facilitating
Client Choice
Item r hitung p
37 0,385 0,000**
38 0,555 0,000**
39 0,556 0,000**
40 0,539 0,000**
41 0,389 0,000**
42 0,476 0,000**
43 0,425 0,000**
44 0,139 0,103
45 0,281 0,000**
46 0,717 0,000**
47 0,319 0,000**
48 0,458 0,000**
**p < 0,01
nomor 44 memiliki nilai r 0, 139 dan p value 0,103 sehingga dianggap tidak
komponen facilitating client choice item pernyataan 37, 41, 44, 45 dan 47 yang
tidak valid.
kepekaan budaya maternitas yang mendapatkan nilai r hitung <0,217 (butir 44,
52 dan 59) juga tidak valid pada pengukuran validitas konstrak menggunakan
pada pengukuran antara item dengan komponen instrumen MCSS tidak valid
yang signifikan.
Pada hasil uji korelasi antar komponen dalam instrumen kepekaan budaya
dengan emphaty yakni 0,651. Sementara nilai terendah berada pada hubungan
c. Uji Reliabilitas
Cronbach Alpha. Instrumen dinyatakan reliabel bila nilai α > 0,7 atau
nilai α = 0,911. Pada Tabel 10 dapat dilihat apabila item valid dihilangkan,
maka nilai koefisien Cronbach Alpha maka menurun. Sementara pada item
yang tidak valid, nilai α akan mengalami peningkatan bila item tersebut
dihilangkan.
pernyataan yang tidak valid (4, 11, 37, 41, 44, 45, 47, 51, 52 dan 59)
0,810 (Tabel 17). Hal ini membuktikan bahwa instrumen MCSS dengan 49
masing-masing komponen.
71
B. Pembahasan
yang terdiri dari sintesis instrumen, review pakar dan uji coba. Sintesis instrumen
Zamanzadeh et al (2014), hal ini dapat dilakukan melalui literatur review pada
persalinan oleh dukun dan peran keluarga dalam perawatan bayi (Wulandari &
Whelan, 2011). Beberapa item terkait hal tersebut termasuk dalam instrumen
MCSS.
berdiskusi dengan ibu mengenai dampak konsumsi jamu pada ibu postpartum‟;
nomor 46 „Saya berdiskusi tentang cara perawatan bayi sesuai budaya ibu‟; dan
dimiliki ibu‟.
Jawa Barat, Indonesia. Kedua studi ini menemukan bahwa dukun dan praktik
komunitas sebelum adanya bidan desa, sehingga mereka menjadi bagian dari
budaya desa yang tidak dapat terpisahkan. Draf instrumen MCSS yang terbentuk
dukun (nomor 38) yakni „Saya mengizinkan ibu hamil untuk periksa ke dukun‟.
Dari kuesioner pengukuran kepekaan budaya yang telah ada, tidak semua
terdapat pernyataan „Stigma mengenai kehamilan remaja di luar nikah lebih besar
al, 2017). Oleh karena itu item pernyataan ini tidak disertakan karena tidak sesuai
terdiri dari empat hingga enam item pernyataan agar dapat dikembangkan untuk
perlu dilakukan penambahan item menjadi dua kali lebih banyak (Hinkin et al,
bentuk instrumen yang dapat digunakan dan kemudian dilakukan uji validitas isi.
Validitas isi atau content validity memastikan bahwa pengukuran yang dilakukan
terdiri dari sekumpulan item yang memadai dan mewakili yang mengungkap
konsep (Heale & Twycross, 2015; Hendriyadi, 2017). Pengukuran validitas isi
Content validity index (CVI) merupakan salah satu teknik yang paling banyak
digunakan dalam riset keperawatan (Polit dan Beck, 2006). Pada penelitian ini
maternitas, Hal ini sejalan dengan pendapat Lynn (1986 cit Polit, 2007) yang
kejelasan dan pemahaman dari item untuk mengukur konstruk yang ditentukan
Menurut Lawshe (1975 cit Komejani & Mohagheh, 2017), hasil pengukuran
CVI harus 0,99 bila hanya terdiri dari lima atau lebih sedikit penilai. Pada
penelitian ini, 54 butir pernyataan memiliki nilai CVR 1,00 dan 6 pernyataan yang
CVR item antara 0,7 hingga 0,79 perlu untuk dilakukan revisi. Pada pernyataan
dengan nilai CVI sebesar 0,5 dilakukan modifikasi kata kemudian dinilai ulang
oleh pakar. Hal ini sesuai dengan langkah penelitian Zamanzadeh, et al (2015)
yang melakukan revisi dan penilaian ulang pakar pada pengembangan instrumen
kolom jawaban terbuka dan melalui wawancara singkat kepada ahli. Tingkat
kesulitan item, hubungan antara item dengan tujuan utama instrumen, ambiguitas
dan arti kata-kata adalah masalah yang dibahas dalam wawancara (Banna, et al,
pernyataan yang dianggap tidak sesuai. Dari hasil masukan ahli, dilakukan
adaptasi terhadap ketepatan tata bahasa, penggunaan kata-kata, urutan kata dalam
Hasil penilaian ulang draf MCSS oleh pakar, dari 6 pernyataan didapatkan 5
pernyataan yang dianggap valid dan dapat digunakan untuk membentuk instrumen
pernyataan (nomor 56) tidak disertakan karena tidak sesuai dengan praktik
validitas muka. Dari hasil uji validitas muka, tidak ditemukan kata sulit dan
agar responden memberikan tanda cek namun ditulis dengan simbol „x‟. kemudian
diubah menjadi simbol „v‟. Selain itu, berdasarkan masukan dari responden,
S2 keperawatan dikarenakan saat ini sudah ada perawat klinik dengan pendidikan
magister keperawatan.
Tahap kedua pada penelitian ini adalah uji psikometrik. Pada uji psikometrik,
dilakukan uji validitas konstrak melalui Pearson’s product moment dan uji
yang diperoleh melalui item-item tes berkorelasi tinggi dengan konstruk teoritik
yang mendasari penyusunan instrumen (Azwar, 2017). Hasil uji Pearson’s poduct
moment dari instrumen Maternity Nursing Cultural Sensitivity Scale (MCSS) versi
rendah terdapat pada butir pertanyaan nomor 44 yakni -0,208. Sementara untuk
rentang skor r hitung yang valid berada pada rentang 0,257 hingga 0,675. Dari
Hartanto (2018) butir pernyataan yang tidak valid tidak disertakan dalam
penelitian.
77
Pada penelitian ini, terdapat 10 item yang tidak valid dapat dikarenakan
spontan tanpa diminta seperti „boleh ga ya mba penggunaan stagen?‟ dan „ibu
pilihan jawaban sama pada item pernyataan yang sama. Responden cenderung
pada kemampuan perawatan budaya yang saya miliki‟ dan „saya lebih suka
merawat ibu yang berasal dari budaya yang sama dengan saya„. Homogenitas
pemberian skor. Pada pengukuran validitas, item tidak valid dikarenakan skor
yang terlalu homogen terhadap skor total dalam uji Pearson’s product moment.
memberikan jawaban yang seragam pada hampir semua responden atau justru
pengulangan butir soal. Meyers, et al, (2012) menyatakan bahwa korelasi antar
item diharapkan tidak terlalu kuat. Tingginya korelasi antar item dapat
78
pernyataan. Jika korelasi antar item tinggi, maka salah satu item dapat dihilangkan
sehingga membuat jumlah item instrumen menjadi lebih sedikit. Nilai korelasi
pernyataan yang memiliki r hitung < r tabel. Hal ini bermakna bahwa item
MCSS. Pada item yang tidak signifikandalam membangun komponen, maka juga
tidak valid untuk membangun instrumen. Namun, pada pernyataan yang tidak
valid dalam membangun instrumen belum tentu tidak valid dalam membangun
komponen.
Hasil uji korelasi antar komponen menunjukkan hasil yang signifikan dengan
seluruh nilai p <0,05. Hasil r hitung tertinggi berada pada hubungan antara
(2003 cit Mukaka, 2012), nilai r hitung antara 0,50 hingga 0,70 memiliki tingkat
hubungan yang sedang. Hal ini bermakna semakin baik komponen self reflection
maka komponen emphaty juga akan semakin baik dengan tingkat hubungan yang
sebagai penyebab item lainnya dan juga tidak menunjukkan arah hubungan antar
item.
Sebuah instrumen yang valid tidak dapat digunakan apabila tidak reliabel
(Tavakol dan Dennick, 2011). Uji reliabilitas yang dilakukan dalam penelitian ini
79
adalah pengukuran Cronbach alpha. Tes ini merupakan uji yang sering digunakan
pada berbagai penelitian kesehatan. Hal ini dikarenakan uji alpha lebih mudah
satu kali (Tavakol dan Dennick, 2011). Uji alpha digunakan untuk menguji
konsistensi internal antar item secara statistik, sehingga bersifat estimasi. Uji
reliabilitas lain menghasilkan reliabilitas eksternal, yaitu test retest dan parallel
form test. Kesulitan pada uji test retest adalah kendali/kontrol untuk memastikan
bahwa kondisi subyek dalam keadaan yang seidentik mungkin pada saat subyek
mengerjakan tes pertama dan tes kedua. Kesulitan pada parallel form test adalah
upaya menyamakan dua bentuk tes yang diasumsikan parallel identik mengukur
Terdapat banyak literatur yang menyatakan bahwa nilai alpha yang dapat
digunakan yakni antara 0,70 hingga 0,95 (Devellis, 2012; Garson, 2013; Urbina,
2004). Nilai alfa rendah bisa diakibatkan karena sedikitnya jumlah pertanyaan,
hubungan antar item yang buruk atau konstruksi item pernyataan heterogen. Bila
item yang diuji berhubungan erat, maka kemungkinan besar akan mendapatkan
= 0,911. Pada pengukuran α, item pertanyaan yang tidak valid memiliki nilai α
yang lebih besar dibandingkan dengan α total. Peneliti harus membuang item
instrumen yang lebih reliabel (Garson, 2013). Setelah pernyataan tidak valid
Hasil pengukuran nilai α pada setiap komponen MCSS berada pada kisaran
0,74 hingga 0,810. Menurut DeVellis (2012) hasil dari Alpha Cronbach untuk
semua subskala dan skor total harus memenuhi standar minimum (> 0,7). Nilai α
lebih tinggi dibandingkan dengan reliabilitas tiap komponen. Hal ini dapat
disebabkan oleh karena jumlah item pernyataan pada pengukuran instrumen total
lebih banyak dibandingkan item pertanyaan antar komponen. Dengan jumlah item
yang banyak membuat data yang terkumpul semakin mendekati keadaan yang
sebenarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Retnawati (2016) yang menyebutkan
scale (ISS). Instrumen ISS memiliki kelemahan kecil yakni adanya item dalam
konstruksi ISS dengan nilai reliabilitas tidak terlalu tinggi yakni 0,7 (Petrović, et
al, 2015). Sementara pada penelitian ini nilai α yang tinggi dapat disebabkan
karena butir pernyataan instrumen yang lebih banyak dari ISS yakni 49 butir.
al, 2011). Dengan adanya penelitian ini, didapatkan 49 butir pernyataan instrumen
dan reliabel pada pengujian alpha. Instrumen ini dapat digunakan untuk
A. Kesimpulan
item pernyataan teruji valid pada validitas konten dengan nilai CVI sebesar
0,99.
3. Hasil uji validitas konstrak dengan menggunakan korelasi antar item dengan
correlation terdapat 49 item yang teruji valid dengan nilai r hitung berada
0,937.
B. Saran
maternitas.
82
83
validitas konstruk menggunakan seluruh item pernyataan yang valid pada uji
banyak.
Abdollahpour, E., Nejat, S., Nourozian, M., & Majdzadeh, R. (2010). The process
of content validity in instrument development. Iranian Epidemiology. 6
(4), 66-74.
Agus Y. & Horiuchi, S. (2012). Factors influencing the use of antenatal care
during pregnancy in a rural area of West Sumatra. BMC Pregnancy
Childbirth, 12, 9-16.
Agus, Y., Porter, S.E., & Horiuchi, S. (2012). Rural Indonesia women‟s
traditional beliefs about antenatal care. BMC Research Notes, 5(1), 589-
596.
Andriani, D. P. (2017). Validitas Dan Reliabilitas. Retrieved April 10, 2018 from:
http:// www.debrina.lecture.ub.ac.id.
Anthoine, E., Moret, L., Regnault, A., Sabille, V., & Jean-Benoit H. (2014).
Sample size used to validate a scale: a review of publications on newly-
developed patient reported outcomes measures. Health and Quality of Life
Outcomes, 12, 176-185.
84
85
Badan Pusat Statistik (BPS). (2017). Statistik Politik 2017. Jakarta : Badan Pusat
Statistik.
Banna, J.C., Vera, B.L.E., Kaiser, L.L., & Townsend, M.S. (2010). Using
Qualitative Methods To Improve Questionnaires For Spanish Speakers:
Assessing Face Validity Of A Food Behavior Checklist. Journal American
Diet Association. 110 (1), 80-90.
Butler, M., McCreedy, E., Schwer, N., Burgess, D., Call, K., Przedworski, J.,…..,
Kane, R.L. (2016). Improving Cultural Competence to Reduce Health
Disparities: Racial/Ethnic Populations. Rockville: Agency for Healthcare
Research and Quality.
Butts, J.B., & Rich, K.L. (2016). Nursing Ethics (4th edition) Burlington, MA:
Jones & Bartlett Learning.
Capell J., Veenstra, G., & Dean, E. (2007). Cultural competence in healthcare:
critical analysis of the construct: its assessment and implications. The
Journal of Theory Construction and Testing 11, 30–37.
Chae, D., & Lee, C. (2014). Development and Psychometric Evaluation of the
Korean Version of the Cultural Competence Scale for Clinical Nurses.
Asian Nursing Research, 8, 305-312.
Chen, G.M., & Starosta, W. J. (2000). The Development And Validation of The
Intercultural Communication Sensitivity Scale. Human Communication, 3,
1-15.
Clark, L. A., & Watson, D. (1995). Constructing Validity: Basic Issues in
Objective Scale Development. Psychological Assessment, 7(3), 309–319.
Cicolini, G., Della, P.C., Comparcini, D., Tomietto, M., Cerratti, F., Schim, S.M.,
Giovani, P., & Simonetti. (2015). Cultural Competence Among Italian
nurses: A Multicentric Survey. Journal of Nursing Scholarship: 47(6),
536–543.
Cruz, J. P., Machuca, C. F. A., Ortiz López, J. E., Zapata, A. C. A., & Vitorino, L.
M. (2017). Psychometric Assessment Of The Cultural Capacity Scale
Spanish Version In Chilean Nursing Students. International Nursing
Review. 15. doi: 10.1111/inr.12388.
DeVon, M. B., Moyle-Wright, P., Ernst, D., Hayden, S. Lazzara, D. Savoy, S.M.,
& Kostas-Polston, E.(2007). A psychometric toolbox for testing validity
and reliability. Journal of Nursing Scholarship, 39 (2), 155-164.
87
Doorenbos, A.Z., Schim, S.M., Benkert, R., & Borse, N.N. (2005). Psychometric
Evaluation Of The Cultural Competence Assessment Instrument Among
Healthcare Providers. Nursing Research, 54(5), 324–331.
Douglas, A.K., Pierce, J.U., Rosenkoetter, M., Pacquiao, D., Callister, L.C.,
Hattar-Pollara, M., ….., Purnell, L. (2010). Standarts of Practice for
Cultucally Competent Nursing Care: 2011. Journal Transcultural Nursing,
22 (4), 317-333.
Efendi, F., & Makhfludi. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Erenst, E. (2002). Herbal medicinal products during pregnancy: are they safe?.
International Journal of Obstetrics and Gynecology, 109, 227–235.
Fleming, M., & Towey, K. (2001) Delivering Culturally Effective Health Care to
Adolescents. Chicago: American Medical Association.
Grinnel, R, M., & Unrau, Y. A. (2014). Social Work Research and Evaluation:
Foundations of Evidence-Based Practice. Oxford: Oxford University
Press.
Greco, G., Skordis-Worrall, J., & Millis, A. (2018). Development, Validity, and
Reliability of the Women‟s Capabilities Index. Journal of Human
Development and Capabilities, 19(3), 271–288.
Hinkin, T. R., Tracey, J. B., & Enz, C. A. (1997). Scale Constructio; Developing
Reliable And Valid Measurement Instrument. Journal of Hospitality &
Tourism Research, 21 (1), 100-120.
Ipa, M., Prasetyo, D. A., & Kasnodiharjo. (2016). Praktik Budaya Perawatan
Dalam Kehamilan Persalinan dan Nifas Pada Etnik Baduy Dalam. Jurnal
Kesehatan Reproduksi. 7 (1), 25-36.
Kosoko-Lasaki, O., Cook, C.T., O‟Brien, R., Kissell, J., Purtilo, R., & Peak, F.
(2006). Promoting cultural proficiency in researchers to enhance the
recruitment and participation of minority populations in research:
development and refinement of survey instruments. Evaluation and
Program Planning; 29 (3), 227–235.
89
Lehman, D., Fenza, P., & Hollinger-Smith, L. (2012). Diversity & Cultural
Competency in Health Care Settings. Retrieved from:
http://www.ecald.com
LeMone P., Burke, K., Dwyer, T., Levett-Jones, T., Moxham, L & Reid-Searl, K.
(2015). Medical-Surgical Nuursing. Pearson Higher Education : Australia.
Litwin, M. (1995). How to Measure Survey Reliability and Validity. Los Angels:
Sage Publications.
MacCallum, R. C., Widaman, K., Zhang, S., & Hong, S. (1999). Sample Size in
Factor Analysis. American Psychological Association, Inc., 4, 84-99.
Mayun, K.A.W., Ani, L. S., & Suariyani, N.L.P. (2017). Causes of unwanted
pregnancy among adolescents in Bali Province: a qualitative study.
Public Health and Preventive Medicine Archive. 5 (2), 114-119.
Meo, M.L.N. (2016). Perawatan Ibu Nifas Dan Bayi baru Lahir Dalam Budaya
Ka'oMa'u Di Masyarakat Desa Wajomara Kecamatan Aesesa Selatan
Kabupaten Nagekeo Propinsi NTT. Tesis. Yogyakarta: UGM.
90
Meyers, L.S., Gamst, G., & Guarineo, A.J. (2013). Applied Multivariat Research,
Second Ed. California: Sage Publications.
Muhlis, A. (2016). Suku Jawa : Daftar Suku Jawa. Budaya Indonesia Informasi
Budaya Unik dan Menarik Bangsa Indonesia. Retrieved from :
http://www.budayaindonesia.net/2013.
Murphy, D.A,, Roberts, K. J., Hoffman, D., Molina, A., & Lu, M. C. (2003).
Barriers and successful strategies to antiretroviral adherence among HIV-
infected monolingual Spanish-speaking patients.. AIDS Care 2003, 15,
217–230.
Nagamatsu, Y., Tanaka. R., Oka, M., Maruyama, N., Agus, Y. & Horiuchi, S.
(2017). Identifying Clinical And Educational Difficulties Of Midwives In
An Indonesia Government Hospital Maternity Ward: Towards Improving
Childbirth Care. Journal of Nursing Education and Practice, 7 (11), 7-13.
Novieastari, E., Azwar, A., Irawaty, D., & Sudarti. (2013). Cultural Competence
of Nurses In Providing Culturally Sensitive Nursing Care For Diabetic
Patients at Fatmawati Hospital Jakarta. World Applied Sciences Journal 28
(12), 1967-1970.
Nuraini, T, Gayatri D., & Irawati D. (2018). Validity and reliability of the
Comfort Assessment Breast Cancer Instrument in breast cancer palliative
Care. Enfermeria Clinica, 28 (1),162-166.
O‟Connell, M. B., Korner, E. J., Rickles, N. M., & Sias, J.J. (2007). Cultural
Competence in Health Care and Its Implications for Pharmacy.
Pharmacotherapy, 33 (12), 368-381.
91
Pardosi, J. F., Muhidin, S., & Parr, N. (2017). Local Government and Community
Leaders' Perspectives on Child Health and Mortality and Inequity Issues in
Rural Eastern Indonesia. Journal of Biosocial Science, 49 (1), 123-146.
Perng, S.J., & Watson, R. (2012). Construct validation of the Nurse Cultural
Competence Scale: a hierarchy of abilities. Journal Clinical Nursing. 21
(11-12),1678-1684.
Perry, S., Hockenberry, M., Lowdermilk, D., & Wilson, D. (2014). Maternal
Child Nursing Care 5rd ed. USA: Elsivier Mosby.
Petrović, D.S., Starčević, J., Chen, G., & Komnenić, D. (2015). Intercultural
Sensitivity Scale: Proposal for a Modified Serbian Version. Psihologija,
48 (3), 199–212.
Polit, D. F., & Beck, C. T. (2006). The Content Validity Index: Are You Sure You
Know What's Being Reported? Critique and Recommendations. Research
in Nursing & Health, 29 (5), 489-497.
Polit, D., Beck, C.T., & Owen, S. V. (2007). Is the CVI an acceptable indicator of
content validity? Appraisal and recommendations. Research In Nursing &
Health, 30 (4), 459-467.
Rahardjo, S. (1994). Between Two Worlds: Modern State and Traditional Society
in Indonesia. Law & Society Review, 28 (3), 493-502.
Rahayu, I. S., Mudatsir, & Hasballah, K. (2017). Faktor Budaya Dalam Perawatan
Ibu Nifas. Jurnal Ilmu Keperawatan, 5 (1), 36-49.
Raven, J.H., Chen, Q., Tolhurst, R.J., & Carner, P. (2007). Traditional Belief in
The Postpartum Periode in Fujan Provience, China: A Qualitative Study.
BMC Pregnancy and Childbirth Journal, 7, 8-18 .
92
Rew, L., Becker, H., Cookston, J., Khosropour, S., & Martinez, S.. Measuring
cultural awareness in nursing students.(2003). Journal of Nursing
Education; 42 (6), 249–257.
Safikhani, S., Sundaram, M., Bao, Y., Mulani, P., & Revicki, D.A. (2013).
Qualitative Assessment Of The Content Validity Of The Dermatology Life
Quality Index in Patients With Moderate To Severe Psoriasis. Journal
Dermatolog Treatment. 24 (1), 50-59.
Sapnas, K.G, & Zeller, S.A. (2002). Minimizing sample size when using
exploratory factor analysis for measurement. Journal of Nursing
Measurement, 10 (2), 135-154.
Schim, S.M., Doorenbos, A.Z., Miller, J., & Benkert, R. (2003). Development of a
Cultural Competence Assessment Instrument. Journal of Nursing
Measurement, 11 (1), 29–40.
Sireci, S. G., Yang, Y., Harter, J., & Ehrlich, E. J. (2006). Evaluating guidelines
for test adaptations: A methodological analysis of translation quality.
Journal of Cross-Cultural Psychology, 37 (5), 557-567.
Sujana T., Barnes, M., Rowe, J., & Reed, R. (2016). Decision Making Towards
Maternal Health Services In Central Java, Indonesia. Nurse Media Journal
of Nursing, 6 (2), 68-80.
Sumarni, D.W., Kristanti, C.S., Ekawati, F.M. (2013). Perawatan Nifas Dalam
Budaya Padarang Dan Revolusi Kesehatan Ibu Dan Anak di Kabupaten
Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur Propinsi Nusa Tenggara
Timur. Tesis. Yogyakarta: UGM.
Titaley, C. R., Hunter, C. L., Heywood, P., & Dibley, M. J. (2010). Why Don‟t
Some Women Attend Antenatal And Postnatal Care Services? : A
Qualitative Study of Community Member‟s Prespective In Garut,
Sukabumi And Ciamis Distric Of West Java Province, Indonesia. BMC
Pregnancy Childbirth, 10, 61-72.
94
Tucker, C. M., Marsiske, M., Rice, K. G., Jones, J. C., & Herman, K. C. (2011).
Patient-Centered Culturally Sensitive Health Care: Model Testing and
Refinement. Health Psychology, 30 (3), 342-350.
Urbina, S. (2004). Essentials of Psychological Testing. New Jersey: Jhon Wiley &
Sons.
Widyawati W., Jans, S., Utomo, S., Dillen, J. & Janssen, A. L. M. L. (2015). A
qualitative study on barriers in the prevention of anaemia during
pregnancy in public health centres: perceptions of Indonesian nurse-
midwives. BMC Pregnancy and Childbirth, 15, 47-54.
Williams, A. B., Wang, H., Burgess, J., Li, X., & Danvers, K. (2013). Cultural
Adaptation Of An Evidence-based Nursing Intervention To Improve
Medication Adherence Among People Living With HIV/AIDS (PLWHA)
In China. International Journal of Nursing Studies, 50 (4), 487-494.
Wulandari, L. P. L., & Whelan, A.K. (2011). Beliefs, Attitudes and Behaviours of
Pregnant Women in Bali. Midwifery, 27, 867–871.
Zamanzadeh, V., Rassouli, M., Abbaszadeh, A., Majd, H. A., Nikanfar, A., &
Ghahramanian, A. (2014). Details Of Content Validity And Objectifying It
In Instrument Development. Nursing Practice Today, 1 (3), 163-171.
96
LAMPIRAN
Lampiran 1. Ethical Clearance
Lampiran 2. Surat Ijin RSUP Dr Sardjito
Lampiran 3. Surat Izin Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta
Lampiran 4. Surat Izin RSUD Kota Yogyakarta
Lampiran 5. Surat Izin Badan Perencanaan Pembangunan Daeran Kabupaten Bantul
Lampiran 6. Surat Izin RSUD Bantul
Lampiran 7. Surat Izin Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Kabupaten Gunngkidul
Lampiran 8. Surat Izin RSUD Wonosari Gunungkidul
Lampiran 9.Surat Izin Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Sleman
Lampiran 10. Surat Izin RSUD Sleman
Lampiran 11. Surat Pengantar Validitas Instrumen
Yth.
Di tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Agustina Sandramustika
NIM : 16/ 403407/ PKU/ 16225
Program Studi : Magister Keperawatan
Memohon kesediaan Ibu sebagai Subject Matter Experts (pakar) dalam
mempertimbangkan dan menilai validitas isi kuesioner “Instrumen Perawatan Kepekaan
Budaya Maternitas (Maternity Nursing Cultural Sensitivity Scale (MCSS))” untuk tugas akhir
dengan judul “Analisis Instrumen Kepekaan Budaya Dalam Keperawatan Maternitas”.
Demikian surat pengantar ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Atas
perhatian dan kesediaan yang diberikan saya mengucapkan terima kasih.
Yogyakarta, 2018
Peneliti
Agustina Sandramustika
Lampiran 12. Surat Kesediaan Menjadi Subject Matter Experts
Saya yang bertanda tangan dibawah ini.……….. (nama expert)….. merupakan expertise
yang bersedia menjadi Subject Matter Experts (pakar) dalam mempertimbangkan dan menilai
validitas kuesioner Maternity Nursing Cultural Sensitivity Scale (MCSS) untuk tugas akhir
mahasiswa Agustina Sandramustika (16/403407/PKU/16225) dengan judul “Analisis
Instrumen Kepekaan Budaya Dalam Keperawatan Maternitas Maternity Nursing Cultural
Sensitivity Scale (MCSS))”.
Demikian surat pernyataan ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, 2018
(………………………)
Lampiran 13. Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian
Semua penjelasan tersebut telah disampaikan kepada saya dan semua pertanyaan saya telah
dijawab oleh peneliti. Saya mengerti bahwa bila memerlukan penjelasan, saya dapat
menanyakan kembali kepada Agustina Sandramustika.
Dengan menandatangani formulir ini, saya setuju ikut serta dalam penelitian ini.
A. Karakteristik Responden
Petunjuk: Isilah data karaktersitik responden dibawah ini sesuai dengan kondisi saudara.
Pilihan Jawaban
No Pernyataan
STS TS S SS
Saya memahami identitas etnik, budaya, dan ras diri saya
1
sendiri.
Saya merasa canggung saat merawat ibu yang memiliki budaya
2
berbeda dengan budaya saya.
3 Saya merasa yakin pada diri saya saat berinteraksi dengan ibu.