Anda di halaman 1dari 123

PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN-UMJ

UNGGUL DALAM IPTEK


KOKOH DALAM IMTAQ

LAPORAN HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIOMEKANIK TUBUH


TERHADAP TERJADINYA KELUHAN LBP PADA PERAWAT
DI RSPAD GATOT SOEBROTO DITKESAD TAHUN 2012

Disusun Oleh :
DEDE ANDRIANA
2010727020

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2012
i
ii
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Program Studi Ilmu Keperawatan.

Riset Keperawatan Maret 2012

Dede Andriana

Hubungan Tingkat Pengetahuan Biomekanik Tubuh Terhadap Terjadinya


Keluhan LBP pada Perawat di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad Tahun 2012
VII Bab + 93 Halaman + 3 Tabel + Lampiran

Abstrak

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu yakni penglihatan, penciuman, pendengaran,
rasa dan raba. Mekanika tubuh adalah suatu usaha mengkoordinasikan sistem
muskuloskeletal dan sistem saraf dalam mempertahankan keseimbangan, postur, dan
kesejajaran tubuh selama mengangkat ,membungkuk,bergerak,dan melakukan aktivitas.
diambil kesimpulan LBP adalah Nyeri kronik atau akut didalam lumbal yang biasanya
disebabkan trauma atau terdesaknya otot para vertebra atau tekanan,herniasi.penelitian
inibertujuanuntukmengetahuihubunganantarapengetahuanbiomekaniktubuh,pengetahuan
elemen mekanik tubuh,pengetahuan tentang pencegahan terjadinya cidera,dan
pengetahuan tehnik menggerakan postur tubuh.Populasi dan sempel penelitian ini adalah
perawat yang berdinas diruang perawatann RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad yang
berjumlah 90 orang.Desain penelitiannya adalah deskriptif dengan menggunakan
pendekatan Cross sectional.Analisa dilakukan secara bertahap,yaitu analisa univariat
dengan menggunakan distribusi frekuensi dan analisa bivariat dengan menggunakan uji
Chi-square.Hasil penelitian menunjukan ada hubungan yang bermakna antara
pengetahuan biomekaniktubuh dengan kejadian LBP.Dari hasil penelitian diatas dapat
disimpulkan,bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan biomekanik tubuh,pengetahuan
elemen mekanik tubuh,pengetahuan tentangpencegahan cidera dan pengetahuan tehnik
menggerakan postur tubuh dengan terjadinya keluhan Low Back Pain (LBP). Untuk
penelitian selanjutnya perlu diteliti hubungan lain yang dapat menyebabkan keluhan
LBP.
Kata kunci : Pengetahuan,tehnik biomekanik tubuh,kejadian LBP.
Daftar pustaka: 25 (Tahun 2000-2010)

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan Hidayah-

Nya yang diberikan sampai saat ini, sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan hasil

penelitian riset keperawatan medikal bedah ini dengan judul “Hubungan Tingkat

Pengetahuan Biomekanika Tubuh Terhadap Terjadinya Keluhan LBP pada

Perawat di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad Jakarta Tahun 2012“. Laporan

penelitian riset keperawatan ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan

pendidikan Sarjana Keperawatan, Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas

Muhammadiyah Jakarta.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan terimakasih kepada

semua pihak yang membantu dan membimbing dalam penyelesaian penelitian riset

keperawatan ini, yaitu kepada:

1. Bapak Muhammad Hadi, S.K.M.M,Kes, selaku ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta Yang telah Menyetujui judul penelitian ini.

2. Bapak Muhammad Hadi, S.K.M.M,Kes selaku kordinator Mata Ajar Riset

Keperawatan sekaligus pembimbing metodologi dalam penyusunan hasil

penelitian riset keperawatan ini yang telah memberikan bimbingan dan arahan

pada penulis.

iv
3. Ibu Hj.Atih Suryati,M.Kes selaku pembimbing riset dalam penyusunan hasil

penelitian riset keperawatan ini yang telah memberikan bimbingan dan arahan

kepada penulis

4. Ibunda tercinta yang telah memberi semangat dan Do’a restunya.

5. Istriku tercinta dan bidadari kecilku yang telah memberikan motivasi dan

bantuan moril beserta Do’a nya yang tak lelah – lelah nya bersabar mendukung

peneliti dalam menyelesaikan Program pendidikan S1 Keperawatan.

6. Teman – teman ku di ICU dan rekan sejawat di RSPAD Gatot Soebroto

Ditkesad, yang telah banyak membantu dan memberikan sumber sebagai

responden dalam menyelesaikan penelitian ini.

7. Rekan – rekan Mahasiswa ( Program B ) Program Studi Ilmu Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Jakarta angkatan 2010.

8. Bapak dan Ibu di Perpustakan serta Labkom Program Studi Ilmu Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Jakarta,yang telah banyak membantu dalam

menyelesaikan penelitian ini.

Peneliti menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam laporan penelitian Keperawatan

ini, Oleh karena itu peneliti membuka diri dan untuk pemberian kritik dan saran

membangun demi kesempurnaan laporan penelitian Keperawatan ini.Akhirnya peneliti

berharap semoga laporan penelitian ini dapat berguna bagi semua pihak khususnya bagi

peneliti dan pengembangan profesi Keperawatan.

Wassalamu’alaikum Warah matullahi wabarakatuh.

Jakarta, Maret 2012

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
Lembar Persetujuan ................................................................................................ i
Lembar Pengesahan ................................................................................................. ii
Abstrak ...................................................................................................................... iii
Kata Pengantar ........................................................................................................ iv
Daftar Isi ................................................................................................................... vi
Daftar Tabel.............................................................................................................. viii
Daftar Lampiran...................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Masalah Penelitian ................................................................................ 9
C. Pertanyaan Penelitian ............................................................................ 9
D. Tujuan Penelitian .................................................................................. 10
E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Peran dan Fungsi Perawat .................................................................... 12
B. Konsep Low Back Pain ........................................................................ 17
C. Konsep Pengatahuan ............................................................................ 31
D. Pengetahuan Biomekanik Tubuh ......................................................... 35
E. Penelitian Terkait ................................................................................. 54

BAB III KERANGKA KONSEP


A. Kerangka Konsep ................................................................................. 57
B. Hipotesis............................................................................................... 58
C. Definisi Operasional............................................................................. 58

vi
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian .................................................................................. 62
B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 62
C. Tempat Penelitian................................................................................. 66
D. Waktu Penelitian .................................................................................. 66
E. Etika Penelitian .................................................................................... 66
F. Alat dan Cara Pengumpulan Data………………………………….... 67
G. Pengolahan Data.................................................................................. 68
H. Rencana Analisa Data……………………………………………….. 68

BAB V HASIL PENELITIAN


A. Analisa Univariat ................................................................................. 72
B. Analisa Bivariat ................................................................................... 76

BAB VI KERANGKA KONSEP


A. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 82
B. Karakteristik Responden Berdasarkan Demografi .............................. 83
C. Hubungan Tingkat Pengetahuan Biomekani Tubuh Terhadap Terjadinya
Keluhan LBP pada Perawat di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad ...... 86
D. Tingkat Pengetahuan Terhadap Terjadinya Keluhan LBP pada perawat 90

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ......................................................................................... 96
B. Saran ................................................................................................... 97

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel l. Distribusi karakteristik responden berdasarkan data Demografi di


RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad Tahun 2012 ............................................................. 72

Tabel 2. Distribusikarakteristik responden berdasarkan data variable


independen dan dependen di RSPAD Gato Soebroto Ditkesad Tahun 2012 ............... 74

Tabel 3. Hasil analisa bivariat hubungan tingkat pengetahuan biomekanik


tubuh terhadap terjadinya keluhan LBP pada perawat di RSPAD Gatot Soebroto
Ditkesad Tahun 2012 .................................................................................................... 77

viii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Low Back Pain ( LBP ) adalah nyeri yang dirasakan daerah punggung bawah,

dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya.Nyeri adalah

segala sesuatu yang dikatakan seseorang tentang nyeri ( Prasetyo,SN.2010 ).

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan

akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial ( Bare Brenda

G.Smletzer,2001 ). LBP atau nyeri punggung bawah merupakan salah satu

gangguan musculoskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang

kurang baik (Lukman dan Nurna Ningsih, 2009). Nyeri punggung bawah sering

dijumpai pada orang dewasa (Price,Sylvia Anderson.2005 ).

Terjadinya LBP selain akibat pengetahuan tentang posisi tubuh yang

kurang, dapat juga oleh karena kelebihan berat badan, regangan lumbosakral

yang kronis dan perbedaan panjang tungkai ( Kozier & Erb,2009). Pada

negara-negara maju prevalensi orang terkena LBP adalah sekitar 70-80 % dari

seluruh penduduk di negara maju pernah mengalami episode ini selama

hidupnya.

1
2

Prevalensi tahunannya bervariasi dari 15-45 %, dengan point prevalence rata-rata

30%. Sekitar 80-90% pasien LBP menyatakan bahwa mereka tidak melakukan

usaha apapun untuk mengobati penyakitnya. kelelahan LBP meningkat sebanyak

(68 %). Gangguan nyeri punggung bawah dalam pekerjaan ( Work-related low

back disorders, WLBD) sering terjadi di kalangan para perawat setelah mereka

membantu ambulasi klien. Gangguan ini adalah yang besar prevalensinya dan

paling besar biaya pengobatannya. Data internasional menunjukkan, rerata

insiden di Perancis tahun 1990 saja mencapai 57%. Gambaran yang sama juga

terjadi pada perawat-perawat di China. Demikian juga di Italia angkanya cukup

tinggi.( Clarke dkk. 2009)

Di AS Perawat memiliki insidensi tertinggi dibanding para pekerja profesional

lainnya. Membungkuk, memutar pinggang, mengangkat benda berat, dan

membuat pergerakan bertenaga seperti ketika menangani dan mentransfer pasien

merupakan faktor risiko terbesar. 70% kejadian pada perawat adalah ketika

memindahkan atau mentransfer pasien. Bangsal ortopedik dan ICU merupakan

wilayah paling kerap terjadi gangguanan nyeri punggung bawah. Data

epidemiologi mengenai LBP di Indonesia belum ada, namun diperkirakan 40%

penduduk pulau Jawa Tengah berusia diatas 65 tahun pernah menderita nyeri

pinggang, prevalensi pada laki-laki 18,2% dan pada wanita 13,6%. Insiden

berdasarkan kunjungan pasien ke beberapa rumah sakit di Indonesia berkisar

antara 3-17%. Sekitar 80-90% pasien LBP menyatakan bahwa mereka tidak

melakukan usaha apapun untuk mengobati penyakitnya jadi dapat disimpulkan

2
3

bahwa LBP meskipun mempunyai prevalensi yang tinggi namun penyakit ini

dapat sembuh dengan sendirinya.

Disamping faktor yang berasal dari perawat itu sendiri, ada juga yang berasal

dari luar perawat, diantaranya adalah Faktor Lingkungan seperti duduk terlalu

lama, olah raga, vibrasi yang lama, dan keseleo atau terpelintir. Faktor

Psikososial seperti ketidak nyamanan dalam bekerja, depresi, dan stress. Faktor

Fisiologis seperti umur ( 20-50 tahun ), kurang latihan fisik, postur yang tidak

anatomis dan kegemukan. Faktor pengetahuan merupakan dasar yang paling

penting untuk seorang perawat bisa menggunakan biomekanik tubuh yang tepat

sehingga pekerjaannya ergonomis dan bahaya untuk terkena penyakit akibat

kerja dapat dihindari (Potter & Perry,2005).

Definisi Ergonomi sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan

kerjanya yang ditinjau secara anatomi , fisiologi, psikologi, engineering,

manajemen dan desain perancangan (Nurmianto,Eko. 2004 ). Ergonomi adalah

ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan

pekerjaan mereka ( Pusat Kesehatan Kerja DepKes RI, 2004 ).

Tujuan ergonomic adalah untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja pada

suatu institusi atau organisasi. Hal ini dapat tercapai apabila terjadi

kesesuaian antara pekerja dengan pekerjaannya. Yang dapat dicapai dengan

cara memperhatikan tujuan ergonomi yaitu: memaksimalkan efisien karyawan,

memperbaiki kesehatan dan keselamatan kerja,menganjurkan agar bekerja aman


4

nyaman bersemangat dan memaksimalkan bentuk kerja yang meyakinkan

(Nurmianto,Eko 2004).

Penerapan prinsip-prinsip ergonomi ditempat kerja masih kurang tersentuh atau

mendapat perhatian secara penuh terutama pada pekerjaan perawat di rumah

sakit.postur kerja perawat selama memberikan pelayanan kepada pasien masih

dengan postur yang janggal, hal ini dapat mengakibatkan timbulnya keluhan

pada sistim musculoskeletal. Musculoskeletal Disorders terjadi karena proses

penumpukan cidera atau kerusakan, kecil pada system musculoskeletal akibat

trauma berulang sehingga membentuk kerusakan yang menimbulkan rasa sakit.

Kegiatan atau pekerjan perawat yang mendominasi adanya postur yang janggal

adalah kegiatan keperawatan pada shift pagi,yang dapat mengakibatkan

kemungkinan timbulnya keluhan Musculoskeletal Disorders, adalah kegiatan

memandikan, mengangkat pasien, melakukan ganti balutan luka, merubah posisi

pasien dan melakukan pengukuran urine. Sebagian besar masalah dilingkungan

kerja dapat diselesaikan dengan menggunakan metode ergonomi untuk

memperbaiki hubungan antara manusia, lingkungan, mesin dan teknologi yang

membuat keseimbangan hidup. Bidang ergonomi mencakup berbagai disiplin

ilmu diantaranya adalah Biomekanik tubuh.

Biomekanik tubuh adalah istilah yang digunakan dalam menjelaskan

penggunaan tubuh yang aman, efesien dan terkordinasi untuk

menggerakkan objek dan melakukan aktivitas hidup sehari-hari (Kozier & Erb

( 2009 ). Mekanika tubuh adalah suatu usaha mengkoordinasikan sistem


5

muskuloskeletal dan sistem saraf dalam mempertahankan keseimbangan, postur,

dan kesejajaran tubuh selama mengangkat membungkuk, bergerak ,dan

melakukan aktivitas.( Perry,Potter.2005 ).

Tujuan utama Biomekanik tubuh yaitu memfasilitasi penggunaan kelompok otot

yang tepat secara aman dan efisien guna menjaga keseimbangan, mengurangi

energi yang diperlukan, menurunkan keletihan dan menurunkan resiko cidera.

Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya cedera punggung diantaranya

karena adanya posisi tubuh yang tidak benar, contohnya saat memindahkan

kepala klien,berat badan perawat tidak dipindahkan ke bagian tungkai depan, saat

merubah poisis klien perawat tidak mencondongkan badan ke depan untuk

mengurangi beban berat.Untuk dapat mempertahankan postur tubuh yang baik

dibutuhkan pengetahuan tentang penyebab terjadinya cidera punggung ( Mc

Kenzie,Obin 2000 ).

Faktor resiko nyeri pinggang meliputi usia, jenis kelamin, berat badan, etnis,

merokok sigaret, pekerjaan, paparan getaran, angkat beban yang berat yang

berulang-ulang, membungkuk, duduk lama, geometri kanal lumbal spinal dan

faktor psikososial. Pada laki-laki resiko nyeri pinggang meningkat sampai usia

50 tahun kemudian menurun, tetapi pada wanita tetap terus meningkat.

Peningkatan insiden pada wanita lebih 50 tahun kemungkinan berkaitan dengan

osteoporosis. (Bull, Eleanor dan Graham Archard, 2007)


6

Disamping itu, Biomekanika tubuh bertujuan untuk, menghibur pasien yaitu

dengan meningkatkan kenyamanan dan kerjasama. Dalam hal ini, perawat

menggunakan berbagai kelompok otot untuk aktifitas keperawatan, seperti

berjalan selama ronde keperawatan, memberikan obat,mengangkat dan

memindahkan klien dan menggerakan objek. Jika digunakan dengan benar,

kekuatan ini dapat meningkatkan efisiensi perawat. Penggunaan mekanika

tubuh yang tidak benar dapat menggangu perawat untuk mengangkat,

memindahkan, mengubah posisi klien, dan dapat menyebabkan cedera

punggung. Untuk dapat mempertahankan postur tubuh yang baik

dibutuhkan pengetahuan tentang penyebab terjadinya cedera punggung ( Mc

Kenzie,Obin. 2000 ).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu yakni penglihatan, penciuman,

pendengaran, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang

sangat penting dalam bentuk tindakan seseorang atau over behavior

(Notoatmodjo,2003).

Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang

didalamnya terdapat pelayanan kesehatan yang disediakan oleh dokter,

perawat dan tenaga kesehatan lainnya. Hal ini ditunjang oleh semua unsur

yang berada didalamnya untuk memberikan sesuatu yang terbaik bagi rumah

sakit. Dengan begitu pekerjaan yang dilakukan harus seefisien mungkin untuk

dapat hasil yang baik. Dalam suatu rumah sakit, perawat merupakan salah
7

satu unsur terbesar dalam kaitannya dengan pemberi layanan pada klien.

Dalam memberikan pelayanan kepada klien tersebut, perawat dalam

pekerjaannya sehari-hari di rumah sakit dapat beresiko terkena penyakit akibat

kerja. Salah satu pekerjaan perawat adalah membantu dengan ambulasi klien.

Ambulasi merupakan upaya seseorang untuk melakukan latihan jalan atau

berpindah tempat. Ambulasi saat ini dapat dibantu dengan menggunakan Easy

Move, dimana perawat tidak perlu lagi mengangkat pasien tetapi hanya

menggeser saja dengan cara Easy Move diletakkan di bawah badan pasien

kemudian Easy Move ditarik sehingga klien bergeser tanpa harus diangkat

perawat. Tetapi alat ini belum ada di setiap ruangan, hanya ruangan tertentu saja

yang telah menggunakannya seperti ruang anestesi. Sedangkan di ruang lain

masih dengan cara yang konvensional yaitu dengan mengangkat klien saat

ambulasi ke brankar atau sebaliknya. Bila seorang perawat saat membantu

ambulasi klien tidak menggunakan biomekanika tubuh yang tepat dapat

menyebabkan cedera punggung atau low back pain, Cedera punggung dapat

dihindari dengan menggunakan teknik yang tepat saat menggerakkan dan

mengubah posisi klien di tempat tidur dan memindahkan klien antara tempat

tidur dengan brankar, memindahkan kepala pasien dan lain-lain.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Pusat Angkatan

Darat Gatot Soebroto Ditkesad Jakarta, pada bulan September 2011 khususnya

di poli Neurologi. Pada tahun 2009 pasien yang berkunjung sebanyak 1239

pengunjung, didapat 316 orang (25,5 %) adalah pesien LBP, sedangkan perawat
8

yang mengeluh LBP ada 11 orang (3.48%). Pada tahun 2010 pasien yang

berkunjung sebanyak 1446 pengunjung, didapat 372 orang (25.7%) adalah

pasien LBP, sedangkan perawat yang mengeluh LBP ada 18 orang (4.82% ).

Pada tahun 2011 pasien yang berkunjung sebanyak 1337 pengunjung , didapat

321 orang (24 %) adalah pasien LBP, sedangkan perawat yang mengeluh LBP

ada 17 orang (5.29%).

Data Perawat yang Mengalami Keluhan LBP

Tahun 2009-2011

Sumber: Melalui observasi Medical record dan wawancara langsung dengan

perawat dari bulan September 2011 sampai dengan bulan November 2011,

Namun pengetahuan biomekanik tubuh para perawat masih kurang, hal ini
9

diketahui dari hasil wawancara langsung sebanyak 46 orang perawat yang

mengeluh nyeri punggung bawah, 34 orang responden (73.9 %) tidak

mengetahui tehnik biomekanik tubuh yang benar selama bekerja.

Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat ( RSPAD ) Gatot Soebroto Ditkesad

merupakan rumah sakit rujukan tertinggi TNI, dengan jumlah perawat yang

masih aktif bertugas tahun 2011 sebanyak 1090, dari jumlah yang ada

sebagian bertugas diruang perawatan sebanyak 547 perawat yang memiliki

resiko mengalami keluhan LBP.

B. Masalah Penelitian

Berdasarkan hasil observasi di poli neurologi dan wawancara langsung dengan

responden yang mengeluh LBP, metode yang digunakan sangat perlu dilakukan

analisa lebih lanjut mengenai kegiatan memandikan, mengangkat pasien

,mengganti balutan luka, merubah posisi pasien, membungkuk, jongkok dan

pengukuran urine. Hal ini yang mendasari peneliti untuk melakukan studi

penelitian tentang bagaimana mencegah atau mengurangi bahaya akibat kerja,

baik karena ketidak tahuan ataupun karena tidak adanya alat-alat bantu kerja

yang dapat mencegah atau setidaknya mengurangi bahaya akan akibat kerja,

maka itu peneliti tertarik mengambil judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan

Biomekanik Tubuh terhadap terjadinya keluhan LBP pada perawat di RSPAD

Gatot Soebroto Ditkesad Jakarta Tahun 2012.


10

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan hal tersebut diatas maka pertanyaan penelitian adalah Apakah ada

Hubungan tingkat pengetahuan Biomekanika tubuh terhadap terjadinya keluhan

LBP pada perawat di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad Tahun 2012?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum:

Diketahuinya Hubungan tingkat pengetahuan Biomekanika tubuh seperti

faktor penyebab, pengertian, manfaat, tujuan dan posisi ergonomi dengan

kejadian LBP di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad Tahun 2012.

2. Tujuan Khusus:

a. Teridentifikasinya karakteristik perawat yang mengeluh LBP di

RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad Tahun 2012.

b. Diketahuinya hubungan antara pengetahuan Biomekanik tubuh dengan

terjadinya keluhan LBP pada perawat RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

Tahun 2012.

c. Diketahuinya pengetahuan tentang mekanika tubuh dengan terjadinya

keluhan LBP pada perawat RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad Tahun

2012.

d. Diketahuinya pengetahuan tentang tehnik pencegahan cidera punggung

dengan keluhan LBP pada perawat RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

Tahun 2012.

e. Diketahuinya pengetahuan Teknik menggerakkan postur tubuh dan badan


11

f. dengan keluhan LBP pada perawat RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

Tahun 2012.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi bidang keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada para perawat

yang bekerja di rumah sakit untuk menerapkan prinsip –prinsip ergonomi

biomekanika tubuh yang benar sehingga dapat menghindari kecelakaan

akibat kerja, sehingga dapat meningkatkan efektifitas dalam pelayanan

kesehatan di Rumah Sakit.

2. Bagi bidang penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar bagi peneliti selanjutnya

yang berminat meneliti hal – hal yang berhubungan dengan biomekanik tubuh

atau faktor pencetus LBP.

3. Bagi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu bagi dunia

keperawatan, sehingga dapat dijadikan materi mata kuliah keperawatan

medical bedah ( KMB ) yang dapat menambah pengetahuan perawat

mengenai biomekanik tubuh sebelum masuk kedalam dunia bekerja.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Peran dan Fungsi Perawat

1. Peran Perawat

Peran dapat diartikan sebagai seperangkat perilaku yang diharapkan

oleh individu sesuai dengan status sosialnya. Peran menggambarkan

otoritas seseorang yang diatur dalam suatu aturan yang jelas (Asmadi

(2005).Berdasarkan PERMENKES RI No.HK.02.02/MENKES/1481/I/2010

tentang Registrasi dan Praktek keperawatan dijelaskan bahwa Perawat adalah

orang yang telah lulus dari pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar

negeri,sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku. Jika seorang

perawat, maka peran yang dijalankannya harus sesuai dengan ruang

lingkup kewenangan sebagai perawat.. Peran perawat dipengaruhi oleh

keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar profesi keperawatan dan

bersifat konstan. Sebagai tenaga kesehatan, perawat mempunyai peran yaitu:

(Potter & Perry,2005):

12
13

a. Peran sebagai advokat ( pembela ) klien.

Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam

menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau

informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan

keperawatan yang diberikan kepada pasiennya, juga dapat berperan

mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas

pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak

atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk

menerima ganti rugi akibat kelalaian.

b. Peran sebagai educator

Peran ini dilakukan untuk: meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan

dan kemampuan klien mengatasi kesehatanya dan perawat memberi

informasi serta meningkatkan perubahan perilaku klien

c. Peran sebagai koordinator

Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta

mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga

pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan

kebutuhan klien. Tujuan perawat sebagai coordinator adalah :

1) Untuk memenuhi asuhan kesehatan secara efektif, efisien dan

menguntungkan klien.

2) Pengaturan waktu dan seluruh aktifitas atau penanganan pada klien.

3) Menggunakan keterampilan perawat untuk merencanakan,

mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengontrol.


14

d. Peran sebagai kolaborator

Perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan

yang terdiri dari dokter fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain dengan

berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan

termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan

selanjutnnya.

e. Peran Sebagai Konsultan

Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau

tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan

atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan

keperawatan yang diberikan.

f. Peran Sebagai Pembaharu

Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan

perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai

dengan metode pemberian pelayanan keperawatan. Peran perawat sebagai

pembaharu dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya; kemajuan

teknologi, perubahan lisensi-regulasi, Meningkatnya peluang pendidikan

lanjutan

g. Peran sebagai pemberi Asuhan Keperawatan

Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang.Perawat dianggap

sebagai salah satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam

pencapaian tujuan pembangunan kesehatan baik di dunia maupun di

Indonesia. Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu

klien mendapatkan kesehatannya melalui proses penyembuhan.Perwat


15

memfokuskan asuhan pada kebutuhan kesehatan klien secara

holistic,meliputi upaya untuk mengembalikan kesehatan emosi,spiritual

dan social. Pemberi asuhan keperawatannya dilakukan dari yang

sederhana sampai yang komplek. Pemberian asuhan keperawatan ini

dilakukan dari yang sederhana seperti memberikan personal hygiene,

pemenuhan nutrisi, melakukan perubahan posisi klien, melakukan logroll,

Logroll adalah sebuah tehnik yang digunakan untuk memiringkan

badan klien yang badannya harus setiap saat dijaga pada posisi lurus

sejajar. Memindahkan klien dari tempat tidur ke brankar ataupun

sebaliknya, sampai dengan kompleks misalnya melakukan resusitasi

jantung paru ( RJP), membantu bantuan hidup dasar.

Postur kerja perawat selama memberikan pelayanan kepada pasien masih

dengan postur yang janggal,hal ini dapat mengakibatkan timbulnya

keluhan pada sistim musculoskeletal. Kegiatan atau pekerjan perawat

yang mendominasi adanya postur yang janggal adalah kegiatan

keperawatan pada shift pagi adalah kegiatan memandikan, mengangkat

pasien, melakukan ganti balutan luka, merubah posisi pasien dan

melakukan pengukuran urine. Mengubah posisi klien ke posisi lateral

atau prone di tempat tidur. Pergerakkan posisi lateral ( miring )

mungkin diperlukan saat meletakkan pispot di bawah tubuh klien,

mengganti linen tempat tidur klien atau mengatur kembali posisi tidur

klien.
16

Peran ini di kenal dengan “ Care Giver” peran Perawat dalam

memberikan Asuhan Keparawatan secara langsung atau tidak langsung

kepada Klien sebagai Individu, Keluarga dan Masyarakat, dengan

metoda pendekatan pemecahan masalah yang disebut proses

keperawatan.

2. Fungsi Perawat (Arie,2010. Dalam www.scribd.com/doc)

Fungsi perawat adalah pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan

perannya. Fungsi perawat :

a. Fungsi Independen

Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana

perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan

keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi

kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis

(pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan

elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas,

perubahan posisi klien, membantu memindahkan kepala pasien di atas

tempat tidur ), pemenuhan kebutuhan keamanan dan kenyamanan,

pemenuhan kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri

dan aktualisasi diri.

b. Fungsi Dependen

Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan

atau instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan


17

tugas yang diberikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis

kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.

c. Fungsi Interdependen

Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling

ketergantungan di antara tim satu dengan lainya fungsi ini dapat terjadi

apa bila bentuk pelayanan membutuhkan kerjasama tim dalam pemberian

pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan pada

penderaita yang mempunyai penyakit kompleks keadaan ini tidak dapat

diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun

lainya, seperti dokter dalam memberikan tanda pengobatan bekerjasama

dengan perawat dalam pemantauan reaksi obat yang telah di berikan.

B. Konsep Low Back Pain (LBP)

1. Anatomi Tulang Belakang

Tulang belakang atau “ backbones ” ( gmbr. 1 ) tersusun atas

vertebrae. Setiap vertebrae terlihat seperti gelondongan benang ( gmbr.2 ).

Berbentuk sirkular dan mempunyai sebuah lubang yang berjalan dari

atas ke bawah. Terdapat 33 vertebrae ( gmbr 1 ). Tujuh di leher ( cervical

vertebrae ), 12 di bagian punggung atas ( the thoracic vertebrae ) lima

punggung bawah ( lumbar vertebrae ), lima bergabung menjadi satu di

dalam sacrum ( the sacral vertebrae ), dan empat vertebrae yang

bergabung menjadi satu dalam coccyx ( the coccygeal vertebrae ), tulang -

tulang ini merupakan bagian paling bawah dari tulang belakang.


18

Gmbr 1. Vertebrae Gmbr 2. Vertebrae


Gmbr 3. Spinal Canal Gmbr 4. saraf spinal meninggalkan
kanal spinal

Dengan vertebrae bertumpuk di atas satu dengan yang lainnya,

lubang-lubang tulang ini membentuk spinal canal ( gmbr. 3 ). Melalui

kanal ini berjalan kumpulan saraf yang memanjang dari kepala ke

pinggul, disebut sebagai spinal cord. Di antara setiap pasang vertebrae

terdapat dua rongga kecil dimana saraf spinal meninggalkan spinal canal (

gmbr. 4 ). Di atas beberapa hal saraf ini memberikan tenaga untuk otot

dan sensasi pada kulit. Melalui saraf spinal kita dapat bergerak dan

merasakan suhu, tekanan dan nyeri. Sensasi ini tidak hanya bagian dari

hidup, mereka juga berfungsi sebagai bahaya: memberikan peringatan

bahwa ada struktur tubuh yang sedang dalam kerusakan, atau bahkan

sudah rusak.

Pada bagian bawah dari tulang belakang, sebagian dari saraf spinal

yang kiri dan kanan bersatu membentuk saraf sciatic kiri dan kanan,

yang mempersarafi kaki. Ketika saraf ini terkompresi atau teriritasi


20

mereka akan menyebabkan nyeri pada kaki. Nyeri yang menjalar

dari punggung bawah ke bawah lutut disebut sebagai sciatica ( Bull,Ellanor

dan Graham Archard (2007).

Di antara vertebrae yang berbentuk seperti gelondongan benang, terdapat

struktur spesial yang terbentuk dari cartilage , jaringan penyambung

padat yang mampu menahan tekanan tertentu. Pada tubuh manusia,

terdapat tiga jenis cartilage : hyaline cartilage, elastic cartilage dan

fibrocartilage. Jenis yang terdapat pada tulang belakang fibrocartilage.

Lempengan intervertebral merupakan struktur cartilage special yang

berada diantara vertebrae. Bila vertebrae menyerupai gelondongan benang,

lempengan menyerupai ”rubber washer ,bulat dan terbuat dari material

yang fleksibel, tidak seperti “ washer ”lainnya mereka tidak

mempunyai lubang di tengah.Bagian tengah yang bersifat semi-cair dari

lempengan tersebut disebut nucleus pulposus, “ nucleus ” singkatnya.

Sekitar nucleus adalah cinci kartilage, disebut annulus atau annular

ligament( Bull,Ellanor dan Graham Archard , 2007).

Lempengan ini merupakan “ shock absorber ” untuk tulang belakang.

Mereka cukup fleksibel sehingga dapat berubah bentuk , sehingga

vertebrae dapat bergerak di atas vertebrae lainnya dan juga pergerakan

tulang keseluruhan. Tulang vertebrae dan lempengan dari punggung

bawa membentuk lumbar spine dan dihubungkan oleh kesatuan

penyambung. Setiap sendi disangga oleh jaringan lunak di sekitarnya.


21

Jaringan ini dibantu oleh ligaments, pita yang kuat terbuat dari

jaringan penyambung fibrous. Ligament membantu capsule yang

mengelilingi sendi spinal seperti seorang ahli listrik yang memasang

antene TV di atap. Ligament spinal memperkuat sendi dan membatasi

gerakannya pada satu arah saja. Lalu ada otot, yang terletak di atas satu

sendi atau lebih dari punggung bawah. Otot ini melintang ke atas ke

punggung atas dan kebawah menuju pinggul. Pada setiap ujungnya, setiap

otot menjadi tendon, yang menempelkan otot ke satu tulang atau lebih.

Ketika otot berkontraksi, menyebabkan pergerakan satu sendi atau lebih.

2. Pengertian LBP

Low Back Pain (LBP) atau Nyeri punggung bawah adalah suatu sensasi

nyeri yang dirasakan pada diskus intervertebralis umumnya lumbal

bawah.(Prasetyo, 2010). LBP atau nyeri punggung bawah merupakan salah

satu gangguan musculoskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh

yang kurang baik ( Lukman dan Nurna Ningsih, 2009). Nyeri adalah

segala sesuatu yang dikatakan seseorang tentang nyeri tersebut dan

terjadi kapan saja saat seseorang mengatakan merasa nyeri (Prasetyo, 2010).

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan

akibat dari kerusakan jaringan yang actual maupun potensial. Dari beberapa

pengertian diatas dapat diambil kesimpulan LBP adalah Nyeri kronik atau

akut didalam lumbal yang biasanya disebabkan trauma atau terdesaknya

otot para vertebra atau tekanan, herniasi, atau degenerasi dari nucleus
22

pulposus, kelemahan otot, osteoarthritis dilumbal sakral pada tulang

belakang (Bare Brenda G. Smletzer Suzanne, 2001).

3. Etiologi (William C Shiel, 2009 )

Ada beberapa penyebab low back pain yaitu:

1) Kondisi myofascial dimana ditandai dengan adanya nyeri tekan diatas

wilayah local atau titik pemicu. Kondisi ini dapat terjadi pada keadaan

stress ataupun depresi yang menyebabkan otot menjadi tegang.

2) Diskus Hernia menyebabkan rasa nyeri dikarenakan bagian dari

discus mendorong tulang belakang ke saraf yang terdekatnya.

3) Strain merupakan peregangan otot dan ligamentum yang dapat terjadi

saat mengangkat beban berat atau gerakan yang tiba-tiba.

MenurutTheNational Institute of Occupational Safety and Health

(NIOSH) mengungkapkan bahwa jumlah maksimum objek

stabildengan pegangan yang dapat diangkat oleh setiap orang

adalah 23 kg ( Kozier , 2009 )

4) Penyakit degeneratif, seperti osteoprosis dengan bertambahnya usia

semakin berkurangnya hormon estrogen yang menghasilkan hormon

kalsitonin yang berfungsi untuk melindungi tulang dari pengeroposan.

5) Cedera atau patah tulang

6) Spinal stenosis yaitu penyempitan pada kanal tulang belakang

7) Skoliosis atau kyposis.

8) Posisi tubuh yang salah dengan keluhan seperti pinggang mau patah,

pinggang kaku dan tidak enak. Hal ini disebabkan oleh perubahan-
23

perubahan pada otot otot dan ligament daerah lumbal. Hal ini dapat

terjadi pada obesitas, kehamilan, banyak membungkuk dan memutar.

4. Patofisiologi ( Sidharta,Priguna. 2004 )

Pinggang ialah bagian belakang badan yang mengemban bagian tubuh

dari toraks keatas dan perut. Penyangga utama bagian badan tersebut

adalah tulang belakang lumbal khususnya dan seluruh tulang belakang

umumnya. Tiap ruas tulang belakang berikut dengan discus invertebralis

sepanjang kolumna vertebralis merupakan satuan anatomi dan fisiologi (

gmbr. 5 ). Bagian depan yang terdiri dari korpus vertebralis dan

discus intervetebralis berfungsi sebagai pengemban yang kuat, tetapi

cukup fleksibel serta bertahan terhadap tekanan-tekanan, yang menahan

tekanan tersebut adalah nucleus pulposus. Fleksibilitas tersebut

dijamin oleh ligament dan fasia-fasia yang kuat yang mengikat

dan membungkus korpora serta discus invertebralis ( gmbr.6 ). Dalam

keseluruhan bagian belakang menyediakan terowongan yang dikenal

sebagai kanalis vertebralis. Setiap fasia artikulus superior bersendi

dengan fasia artikulus inferior yang bersebelahan. Persendian tersebut

terdiri dari semua unsure jaringan yang dimilki setiap sendi tubuh

yaitu kartilago sinovia dan kapsul . Diantara sepanjang kolumna

vertebralis terdapat lubang yang dinamakan foramen invertebralis (

gmbr. 6 ). Didalam kanalis vertebralis terdapat medulla spinalis yang

membujur ke bawah. Melalui setiap foramen intervetebralis setiap

segmen medulla spinalis menjulurkan radiks dorsalis dan ventralisnya ke


24

purifier. Di tingkat servical dan toraks berkas serabut tepi itu (

radiks dorsalis dan ventralis ) menuju ke foramen tersebut secara

horizontal. Tetapi di daerah lumbal dan sacral, radiks dorsalis dan

ventralis berjalan secara curam ke bawah dahulu sebelum tiba di

tingkat foramen intervetebralis yang bersangkutan. Hal ini disebabkan

oleh karena medulla spinalis membujur hanya sampai lumbal dua saja

.Ujung-ujung serabut penghantar impuls nyeri terdapat di ligament, otot-

otot lapisan luar annulus fibrosus dan sinovia.

Gbr 6 Ligament Gbr 6 Ligament

5. Faktor Resiko LBP (Brenda G.Bare.Suzanne C,Smletzer 2001 ).

Faktor resiko nyeri pinggang meliputi usia, jenis kelamin, berat badan, etnis,

merokok, pekerjaan, paparan getaran, angkat beban yang berat yang

berulang-ulang, membungkuk, duduk lama, geometri kanal lumbal spinal dan

faktor psikososial .Disamping faktor yang berasal dari perawat itu sendiri,

ada juga yang berasal dari luar perawat, diantaranya adalah Faktor

Lingkungan seperti duduk terlalu lama, olah raga, vibrasi yang lama, dan
25

keseleo atau terpelintir. Faktor Psikososial seperti ketidak nyamanan dalam

bekerja, depresi, dan stress. Faktor Fisiologis seperti umur ( 20-50 tahun ),

kurang latihan fisik, postur yang tidak anatomis dan kegemukan. Faktor

pengetahuan merupakan dasar yang paling penting untuk seorang perawat

bisa menggunakan biomekanik tubuh yang tepat sehingga pekerjaannya

ergonomis dan bahaya untuk terkena penyakit akibat kerja dapat dihindari.

6. Penatalaksanaan (Brenda G.Bare.Suzanne C,Smletzer 2001 ).

Sebagian besar nyeri punggung bawah dapat diobati tanpa operasi.

Pengobatan melibatkan menggunakan analgesik, mengurangi peradangan,

memulihkan fungsi yang tepat dan kekuatan untuk belakang, dan

mencegah kambuhnya cedera.Kebanyakan pasien dengan nyeri punggung

sembuh tanpa kehilangan fungsional yang residual.

a. Penggunaan kompres dingin dan panas. Walaupun tidak pernah

terbukti secara ilmiah untuk cepat menyelesaikan cedera

pinggang,kompres dapat membantu mengurangi rasa sakit dan

peradangan dan memungkinkan mobilitas yang lebih besar untuk

beberapa individu. Kompres dingin pada daerah yang nyeri beberapa

kali sehari selama 20 menit. Setelah 2 sampai 3 hari kompres dingin,

kemudian gunakan kompres panas ( seperti lampu pemanas atau

bantalan panas ) untuk periode singkat untuk mengendurkan otot

dan meningkatkan aliran darah mandi hangat juga dapat membantu

mengendurkan otot. Pasien harus menghindari tidur di bantal pemanas,


26

yang dapat menyebabkan luka bakar dan menyebabkan kerusakan

jaringan tambahan.

b. Istirahat selama 1 atau 2 hari. Sebuah studi tahun 1996 Finlandia

menemukan bahwa orang yang melanjutkan kegiatan mereka tanpa

istirahat saat timbulnya nyeri pinggang ternyata memiliki fleksibilitas

kembali dengan lebih baik daripada yang beristirahat di tempat tidur

selama seminggu. Studi lain menunjukkan bahwa istirahat saja

mungkin membuat nyeri punggung parah dan dapat mengakibatkan

komplikasi sekunder seperti depresi, penurunan otot, dan pembekuan

darah di kaki. Saat istirahat malam hari atau saat harus berbaring di

satu sisi, dengan bantal di antara lutut.

c. Latihan mungkin cara yang paling efektif untuk mempercepat

pemulihan dari nyeri punggung bawah dan membantu memperkuat

punggung dan otot perut dengan cara memelihara dan membangun

kekuatan otot. Dokter dan ahli terapi fisik memberikan latihan seperti

peregangan,berenang,berjalan,dan terapi gerakan untuk meningkatkan

koordinasi dan mengembangkan postur tubuh yang tepat dan

keseimbangan otot. Yoga adalah cara lain untuk melemaskan

peregangan otot dan mengurangi rasa sakit.

d. Pengobatan dengan farmakologi:

1. Analgetik termasuk obat anti-inflamasi nonsteroid ( aspirin,

naproxen, dan ibuprofen ) untuk mengurangi kekakuan ,

pembengkakan, dan inflamasi dan untuk meringankan sakit


27

punggung ringan, sedang sampai rendah. Dapat juga dengan

menggunakan krem yang mengandung aspirin dengan

dioleskan pada kulit sebagai krim atau semprot merangsang ujung

saraf di kulit untuk memberikan perasaan hangat atau dingin dan

menumpulkan rasa sakit. Analgesic topikal juga dapat mengurangi

peradangan dan merangsang aliran darah.

2. Antikonvulsan – obat terutama digunakan untuk mengobati

kejang nyeri saraf dan juga dapat ditentukan dengan analgesik.

3. Beberapa antidepresan, khususnya antidepresan trisiklik

sepertiamitriptyline dan desipramine, telah ditunjukkan untuk

menghilangkan rasa sakit ( independen dari pengaruh mereka

pada depresi ) dan membantu tidur. Antidepresan mengubah

tingkat kimia otak untuk meningkatkan rasa nyaman dan

menurunkan sinyal rasa sakit.

4. Opioid seperti kodein, oxycodone, xanax, dan morfin sering

diresepkan untuk mengatasi rasa sakit punggung yang parahakut

dan kronis tetapi harus digunakan hanya untuk waktu singkat

dan dibawah pengawasan dokter. Efek samping bisa termasuk

rasa kantuk, penurunan waktu reaksi, penilaian gangguan, dan

potensi untuk kecanduan.

e. Pengobatan Alternatif

1) Akupunktur , proses ini memicu pelepasan molekul penghilang

rasa sakit alami yang disebut peptida dan tetap berjalan normal

tubuh energi diblokir.


28

2) Biofeedback dengan menggunakan mesin elektronik khusus, pasien

dilatih untuk menjadi sadar, untuk mengikuti, dan untuk mendapatka

kontrol atas fungsi tubuh tertentu termasuk ketegangan otot,

denyut jantung dan temperature kulit (dengan mengendalikan

pola aliran darah lokal).

3) Intervensi terapi dapat mengurangi nyeri kronis dengan menghambat

konduksi saraf antara area-area tertentu dari tubuh dan otak.

Pendekatan berkisar dari suntikan bius lokal, steroid, atau narkotika

ke jaringan lunak yang terkena, sendi, atau akar saraf dan stimulasi

sumsum tulang belakang.

4) Traksi melibatkan penggunaan bobot untuk menerapkan gaya konstan

atau intermiten untuk secara bertahap " menarik " struktur rangka

menjadi keselarasan yang lebih baik.

5) Transkutan saraf stimulasi listrik ( TENS ) ini dikelola oleh perangkat

bertenaga baterai yang mengirimkan pulsa listrik ringan sepanjang

serabut saraf untuk memblokir sinyal rasa sakit ke otak. Elektroda

kecil ditempatkan pada kulit pada atau dekat lokasi nyeri

menghasilkan impuls saraf yang menghambat sinyal nyeri masuk

dari saraf perifer. TENS juga dapat membantu merangsang produksi

endorfin otak ( bahan kimia yang memiliki sifat menghilangkan rasa

sakit ).

6) USG adalah terapi noninvasif digunakan untuk menghatkan

jaringan internal tubuh, yang menyebabkan otot-otot untuk

bersantai.
29

7. Pencegahan ( William C Shiel, 2008 )

a. Latihan: sit up agar memperkuat otot perut dan dapat mengurangi

kecenderungan untuk menderita sakit punggung.

b. Berdiri: ketika berdiri, jaga agar kepala agak keatas dan otot perut

dikencangkan. Jika berdiri dalam jangka waktu lama, usahakan untuk

istirahatkan salah satu kaki secara bergantian pada satu waktu.

c. Duduk : gunakan kursi sesuai dengan posisi lumbal atau kursi

ergonomis serta kursi yang dapat berputar. Jika tidak ada, gunakan

bantal kecil atau gulungan handuk di daerah lumbal ( gmbr. 7 ).

Gmbr 7. Posisi duduk

d. Tidur : kebutuhan individu bervariasi. Jika kasur terlalu lembut,

banyak orang akan merasakan sakit punggug. Hal yang sama juga jika

tidur di kasur yang keras. Gunakan kasur yang tebal sehingga akan

membantu melunakkan kasur yang keras ( gbr. 8 )


30

Gmbr 8. Posisi tidur


e. Mengangkat : Jangan mengangkat benda yang terlalu berat. Jika akan

mengangkat sesuatu, jaga punggung lurus ke atas, kepala ke atas dan

angkat dengan lutut. Jauhkan benda yang dekata, sehingga tidak

membungkuk saat mengangkat. Kencangkan otot perut sehingga

menjaga punggung tetap seimbang ( gmbr 9 ).

Gmbr 9. Posisi mengangkat


31

C. Konsep Pengetahuan

1. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Manusia diciptakan oleh Tuhan YME sebagai mahluk yang sadar,

kesadaran manusia dapat disimpulkan dari kemampuannya untuk

berfikir, berkehendak,dan merasa dengan pikirannya manusia dapat

pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu

yakni penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa dan raba.Pengetahuan

atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam bentuk

tindakan seseorang (over behavior).(Notoatmodjo,2003).

Dan pengetahuan terdiri :

1) Tahu (Know): tahu diartikandengan mengingat suatu materi yang

telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam tingkatan ini

adalahmengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2) Memahami (Comprehension): memahami diartikan sebagai

kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada

situasi atau kondisi rill (sebenarnya).

3) Aplikasi (Application): aplikasi diartikan dengan kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi

rill (sebenarnya).
32

4) Analisis (Analisys): analisis adalah suatu kemampuan untuk

menjabarkan materi atau objek kedalam komponen – komponen

tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (Synthesis): sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan

untuk meletakan atau menghubungkan bagian – bagian didalam

bentuk keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi (Evaluation): evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan

untuk melanjutkan justifikasi atau penilaian terhadapsuatu materi

atau objek

b. Proses adopsi perilaku

Hasil penelitian membuktikan bahwa perilaku yang didasari

pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari

pengetahuan. Penelitian (Roger, 1974) mengungkapkan bahwa sebelum

orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru) didalam diri orang

tersebut terjadi proses yang berurutan yaitu: ( Notoatmodjo,2003).

a) Awareness (kesadaran) yakni orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.

b) Interest yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.

c) Evaluation ( menimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi

dirinya) hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik.

d) Trial orang telah mulai mencoba perilaku baru.


33

e) Adaption subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Tingkat pengetahuan seseorang erat kaitannya dengan pendidikan yang telah

diperolehnya dalam arti luas, pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan

dan segala bentuk interaksi individu dengan lingkungan baik formal dan

informal.Apabila seseorang mempunyai pendidikan lebih tinggi maka dirinya

lebih mudah dalam mengetahui ,mengerti ,memahami ,kemampuan

mengetahui sesuatu dipengaruhi oleh kemampuan belajar. Pengukuran

pengetahuan dapat dilakukan dengan test, wawancara atau angket yang

menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau

responden ( Notoatmodjo,2003 ).

a. Pendidikan Perawat

Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan seorang

perawat sebab pendidikan akan menghasilkan perubahan keseluruhan

cara hidup perawat.Perawat yang mempunyai tingkat pendidikan yang

tinggi akan mempunyai keinginan untuk mengembangkan dirinya,

sedangkan mereka yang berasal daritingkat pendidikan yang rendah

cenderung mempertahankan tradisi yang ada.

Kegiatan dan proses pendidikan pada dasarnya melibatkan masalah

tingkah laku individu maupun kelompok. Secara umum pendidikan

sangat besar pengaruhnya pada perilaku. Perawat yang mempunyai


34

pendiddikan tinggi diharapkan mempunyai perilaku yang lebih baik

dari pada perawat yang pendidikan rendah.Apabila perawat

mempunyai pendidikan yang lebih tinggi maka semakin siap

menghadapi lingkungan sehingga individu tersebut akan mengubah

perilakunya.

b. Pengalaman perawat

Pengalaman kerja perawat merupakan salah satu faktor dalam diri

perawat yang sangat menentukan tahap penerimaan rangsang pada

proses persepsi berlangsung. Perawat yang mempunyai pengalaman

selalu akan lebih pandai dari pada mereka yang sama sekali tidak

mempunyai pengalaman. Suatu perilaku atau pelaksanaan didasari

oleh perilaku terdahulu,dengan demikian perilaku terbentuk dalam

interaksi manusia dengan lingkungan yang dipengaruhi oleh faktor

internal dan external.

D. Pengetahuan Biomekanika Tubuh

1. Pengertian

Biomekanika tubuh adalah istilah yang digunakan dalam menjelaskan

penggunaan tubuh yang aman, efisien dan terkoordinasi untuk

menggerakkan objek dan melakukan aktifitas sehari-hari (Kozier & Erb

,2009). Serta memfasilitasi pergerakan tubuh yang memungkinkan mobilitasi

fisik tanpa terjadi ketegangan otot dan penggunaan energi otot yang

berlebihan. Tujuan utama Biomekanik tubuh yaitu memfasilitasi penggunaan

kelompok otot yang tepat secara aman dan efisien guna menjaga
35

keseimbangan, mengurangi energi yang diperlukan, menurunkan keletihan

dan menurunkan resiko cidera. ( Mc Kenzie,Obin 2000 ).

Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya

dengan pekerjaan mereka(Nurmianto,Eko.2004). Sasaran penelitian

ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam lingkungan. Secara singkat

dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan

kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi.

Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan

dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan

kelembaban bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia.

(Departemen Kesehatan RI, 2007).

Low Back Pain (LBP) atau Nyeri punggung bawah adalah suatu sensasi

nyeri yang dirasakan pada diskus intervertebralis umumnya lumbal bawah.

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan

akibat dari kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial.(Prasetyo,SN

,2010). Definisi keperawatan tentang nyeri adalah, apapun yang

menyakitkan tubuh yang dikatakan individu/seseorang yang mengalaminya,

yang ada kapanpun orang tersebut mengatakannya. Peraturan utama dalam

merawat pasien dengan nyeri adalah bahwa semua nyeri adalah nyata,

meskipun penyebabnya tidak diketahui. Oleh karena itu, keberadaan nyeri

adalah berdasarkan hanya pada laporan pasien.


36

2. Tujuan

Biomekanika tubuh mempelajari bentuk dan macam-macam gerakan atas

dasar prinsi-prinsip mekanika dan menganalisis gerakan untuk dimengerti.

Tujuan mempelajari biomekanik adalah 1) Menambah pengetahuan dasar

sehingga kita mempunyai cakrawala yang luas tentang gerak tubuh; 2)

Kemampuan untuk mengetahui manfaat mekanis dari gerakan (memahami,

meramalkan, mengontrol gerak secara kritis); 3) Mengetahui persyaratan-

persyaratan teknis dari setiap tugas gerak (mengembangkan nilai-nilai yang

relevan). Selain itu, tujuan menggunakan biomekanik adalah untuk

meningkatkan: (1) Performance; (2) Technique; (3) Equipment; (4) Training

methods; (5) Coaching technique; (6) Reduction in injury. (Kozier & Erb

,2009)

Maksud dan tujuan dari disiplin ilmu ergonomi adalah mendapatkan suatu

pengetahuan yang utuh tentang permasalahan-permasalahan interaksi

manusia, teknologi dan produk-produknya, sehingga dimungkinkan adanya

suatu rancangan sistem manusia-mesin (teknologi) yang optimal. Human

Engineering atau sering juga disebut sebagai ergonomi didefinisikan sebagai

perancangan “man-machine interface’, sehingga pekerja dan mesin/produk

lainnya bisa berfungsi lebih efektif dan efisien sebagai sistem manusia-mesin

yang terpadu.
37

3. Mekanika Tubuh (Brenda G,Bare. Suzanne C,Smletzer,2001).

Mekanika tubuh yang tepat dapat memfasilitasi pergerakan tubuh yang

memungkinkan mobilisasi fisik tanpa terjadi ketegangan otot dan

penggunaan energi otot yang berlebihan. Mekanika tubuh adalah suatu

usaha mengkoordinasikan sistem muskuloskeletal dan sistem saraf dalam

mempertahankan keseimbangan, postur, dan kesejajaran tubuh selama

mengangkat ,membungkuk, bergerak ,dan melakukan aktivitas. ( Perry &

Potter. 2005 ). Dapat disimpulkan bahwa penggunaan mekanika tubuh yang

tepat dapat mengurangi resiko cedera sistem muskuloskeletal. Hal-hal

tersebut mencakup:

a. Kesejajaran tubuh ( Body alignment )

Kesejajaran tubuh adalah pengaturan bagian-bagian tubuh dalam

hubungannya satu sama lain. Kesejajaran tubuh yang baik

meningkatkan keseimbangan yang optimal dan fungsi tubuh yang

maksimal pada posisi apapun : berdiri, duduk atau berbaring. Saat

sejajar dengan baik , tubuh mencapai keseimbangan tanpa

ketegangan yang tidak semestinya pada sendi , otot, tendon atau

ligamentum.

b. Keseimbangan tubuh

Kesejajaran tubuh menunjang keseimbangan tubuh. Tanpa

keseimbangan ini, gravitasi akan berubah, meningkatkan gaya

gravitasi sehingga menyebabkan risiko jatuh dan cidera.

Seseorang dianggap mempertahankan keseimbangan jika gravitasi (

suatu garis vertica imjiner yang ditarik melalui pusat gravitasi objek
38

) melewati pusat gravitasi ( titik tempat berpusatnya seluruh massa

objek ) dan dasar tumpuan ( pondasi tempat bersandarnya suatu

objek ). Untuk keseimbangan yang baik, maka harus

memusatkan berat badan secara simetris sepanjang garis gravitasi (

Perry & Potter,2005).( gmbr 10).

Gmbr 10. Garis gravitasi

Pada orang yang berdiri sejajar dengan baik, pusat gravitasi tetap

cukup stabil. Akan tetapi bila orang tersebut bergerak, pusat

gravitasi berpindah secara kontinu searah dengan bagian tubuh yang

bergerak saat orang bergerak, semakin dekat garis gravitasi ke

pusat tumpuan, semakin baik stabilisasi orang tersebut ( gmbr 11 ).

Sebaliknya, semakin dekat garis gravitasi ke tepi dasar tumpuan,

semakin sulit keseimbangannya ( gmbr 12 )


39

Gmbr 11. Keseimbangan dapat dipertahankan Gmbr 12 Sulit dipertahankan

Semakin lebar dasar tumpuan dan semaki rendah pusat gravitasi,

semakin baik stabilisasi dan keseimbangan yang di dapat karena itu

keseimbangan dapat dicapai melalui melebarkan dasar tumpuan dan

menurunkan pusat gravitasi dengan membuatnya dekat ke dasar

tumpuan.( gmbr 13 ).

Gmbr 13 Keseimbangan tidak tercapai


40

c. Koordinasi gerakan

Mekanika tubuh melibatkan fungsi system musculoskeletal dan

system saraf yang terintegrasi. Tonus otot,refleks neuromuscular, dan

pergerakkan yang terkoordinasi dari kelompok otot volunteer yang

berlawanan memiliki peranan penting dalam menciptakan pergerakan

yang seimbang.

4. Pencegahan terjadinya cidera punggung:

Sebanyak 80 % populasi orang dewasa dalam rentan hidupnya akan

mengalami cidera punggung bawah. Cidera ini biasanya disebabkan oleh

kesalahan dalam teknik mengangkat suatu benda dan juga penggunaan yang

berlebihan. Untuk dapat mempertahankan postur tubuh yang baik dibutuhkan

pengetahuan tentang penyebab terjadinya cidera punggung ( Mc Kenzie,Obin

2000 ). Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya cedera punggung

diantaranya karena adanya posisi tubuh yang tidak benar, contohnya saat

memindahkan kepala klien, berat badan perawat tidak dipindahkan ke bagian

tungkai depan, saat merubah poisis klien perawat tidak mencondongkan

badan ke depan untuk mengurangi beban berat.Untuk dapat

mempertahankan postur tubuh yang baik dibutuhkan pengetahuan tentang

penyebab terjadinya cidera punggung ( Mc Kenzie,Obin 2000 ).

Dengan menggunakan teknik mengangkat yang benar diikuti dengan latihan

penguluran dan penguatan, anda dapat mengurangi resiko cidera punggung.

Ada beberapa teknik yang digunakan dalam mengangkat dan membawa suatu
41

benda yang dapat melindungi punggung anda dan dapat mencegah cidera.

Bagaimanapun, teknik terbaik dalam mengangkat adalah pengangkatan

secara diagonal. Kaki anda memisah, dengan satu kaki sedikit ke depan dari

kaki yang lain. Ini memberikan basis penyangga yang lebar, lebih stabil,

lebih bertenaga, dan lebih kuat. Tekuk lutut anda dan berjongkok; jaga

punggung anda tetap lurus dan kepala anda juga lurus selama mengangkat.

Posisi ini memberikan kekuatan yang lebih untuk otot-otot tungkai yang lelih

luas dan menjaga keseimbangan punggung anda.

Pastikan benda selalu menempel pada tubuh, selama mengangkat dan

membawanya. Semakin jauh anda membawa suatu benda dari tubuh anda,

semakin beresiko untuk punggung anda. Jangan mendadak atau menyentak

selama anda mengangkat dan jangan memutar atau menyamping. Ini adalah

kebiasaan buruk yang menyebabkan tekanan yang lebih untuk punggung

anda, terutama ketika mengangkat secara berulang-ulang, dan akan

menyebabkan cidera yang serius nantinya.


42

Disamping menggunakan teknik mengangkat dan membawa benda, latihan

penguluran dan penguatan juga dapat menurunkan resiko cidera, yaitu

dengan menguatkan dan menstabilkan otot-otot punggung anda. Latihan-

latihan disediakan sebagai tambahan dari program latihan fleksibilitas dan

daya tahan. Latihan penguluran dengan ekstensi pada posisi berdiri dan

fleksi-ekstensi pada posisi duduk dapat dilakukan sesering mungkin

sepanjang hari, terutama ketika anda duduk atau posisi yang tetap dalam

waktu yang lama. Ini memberikan tekanan yang lebih pada punggung anda,

dan selalu merubah posisi akan mengurangi tekanan. Selalu mengulur

(stretching) sebelum mengangkat dan membawa benda ketika anda sehabis

duduk lama. Bagaimanapun tidak ada yang dapat mencegah suatu kecelakaan

yang akan terjadi secara total, menggunakan teknik mengangkat dan

membawa benda dengan tepat, sebaik menjaga latihan dan program latihan,

akan mengurangi kesempatan anda mendapatkan cidera. Dan juga, sebelum

anda memulai program latihan apapun, biarkan dokter atau fisioterapi anda

memberikan pemeriksaan terhadap masalah-masalah yang mungkin timbul.

5. Teknik menggerakkan postur tubuh dan badan

Ketika membawa suatu benda, gunakan postur yang tepat yaitu berdiri egak.

Jangan terlalu membungkuk ketika berjalan. Membawa dengan beban di

depan dan menempel ke tubuh, tetapi ketika membawa dengan jarak yang

jauh, bawalah benda dengan menggunakan bahu anda, dan jika benda

terlalu berat, carilah bantuan.


43

Ada beberapa teknik yang digunakan dalam mengangkat dan membawa suatu

benda yang dapat melindungi punggung anda dan dapat mencegah cidera.

Bagaimanapun, teknik terbaik dalam mengangkat adalah pengangkatan

secara diagonal. Kaki anda memisah, dengan satu kaki sedikit ke depan dari

kaki yang lain. Ini memberikan basis penyangga yang lebar, lebih stabil,

lebih bertenaga, dan lebih kuat. Gunakan otot paha dan kaki sebagai tumpuan

saat pertama kali mengangkat jangan pergunakan otot pinggang dan jangan

malakukan gerakan memutar pinggang saat membawa barang,karena ini

berpotensi besar mencederai punggung (Leuwinanggung,2010 ).

Tekuk lutut anda dan berjongkok, jaga punggung anda tetap lurus dan

kepala anda juga lurus selama mengangkat. Posisi ini memberikan kekuatan

yang lebih untuk otot-otot tungkai yang lelih luas dan menjaga

keseimbangan punggung anda,ada pun tehnik yang dapat dilakukan terhadap

klien:( Kozier & Erb,2009).

a. Teknik memindahkan klien ke bagian kepala tempat tidur.

Klien yang meluncur ke bagian kaki tempat tidur pada posisi fowler

memerlukan bantuan untuk pindah ke bagian kepala tempat tidur.

1) Perlengkapan

Peralatan pembantu seperti seprei yang dapat ditarik dan atau

dipindahkan dan palang untuk berpindah dan bergeser.

2) Persiapan

Persiapan yang harus dilakukan adalah peralatan pembantu yang

akan diperlukan seperti penghalang untuk bergerak misalnya jalur


44

intravena atau gips pada satu tungkai, obat yang digunakan klien,

karena obat tertentu dapat mengganggu pergerakan atau klien,

bantuan yang duiperlukan dari personel lainnya.

3) Pelaksanaan

Sebelum melakukan tindakan, perawat harus menjelaskan pada

klien apa yang akan dilakukan, mengapa hal itu harus dilakukan

dan bagaimana klien dapat bekerja sama. Setelah itu cuci tangan

dan observasi prosedur pengendalian infeksi yang sesuai serta beri

privasi klien. Atur tempat tidur dan posisi klien, agar bagian kepala

tempat tidur dalam posisi datar atau serendah mungkin yang dapat

ditoleransi klien. Kemudian naikkan tempat tidur hingga setinggi

pusat gravitasi. Jangan lupa kunci roda tempat tidur dan naikkan

pagar tempat tidur pada sisi yang berlawanan, Angkat semua bantal,

kemudian letakkan satu bantal pada bagian kepala tempat tidur, agar

kepala klien tidak cedera terkena puncak tempat tidur.

Dapatkan bantuan dari klien untuk mengurangi beban kerja

anda dengan cara minta klien untuk memfleksikan pinggul dan

lutut serta memposisikan kaki sehingga dapat digunakan secara

efektif untuk mendorong.Kemudian minta klien untuk memegang

kepala tempat tidur dengan kedua tangan dan menarinya pada

waktu bergerak atau menopang tubuh bagian atas pada siku dan

mendorong dengan tangan dan lengan bawah. Atur posisi pasien

secara tepat dan gerakkan klien, hadapkan badan kearah


45

pergerakan dan kemudian ambil jarak berdiri yang luas

dengan kaki yang terdekat dengan tempat tidur berada dibelakang

kaki depan dan berat badan bertumpu pada kaki depan.

Fleksikan pinggul, lutut dan pergerakan kaki. Letakkan tangan

terdekat di bawah paha pasien ( gmbr 14 ).

Gmbr 14. Memindahkan kepala klien

Untuk perawat kencangkan otot gluteal, abdomen, tungkai dan

lengan dan ayunkan dari tungkai belakang ke depan dan

belakang lagi. Kemudian pindahkan berat badan anda ke

tungkai depan bersamaan dengan saat klien mendorong tumit

dan menarik dengan lengan sehingga klien bergerak kearah

kepala tempat tidur.

Bila klien memilki kekuatan yang terbatas: bantu klien

memfleksikan pinggul dan lutut seperti pada langkah sebelumnya.

Letakkan lengan klien di atas dada . Atur posisi anda seperti

langkah dan letakkan satu buah lengan di bawah punggung dan


46

lengan lainnya di bawah paha klien. Atau dengan dua perawat

menggunakan pautan tangan lengan bawah dengan menggunakan

teknik seperti langkah diatas, dan staff ke dua pada sisi tempat

tidur yang berlawanan, kedua staf saling memautkan lengan

bawah di bawah paha dan bahu klien serta mengangkat klien ke

kepala tempat tidur ( gmbr 15 ) .

Gmbr 15 Dua tangan perawat berpautan

Dapat pula dengan dua perawat menggunakan seprei pemindah

untuk menggerakkan klien ke bagian kepala dengan cara

letakkan sehelai seprei utuh yang dilipat di bawah klien,

dibentangkan dari bahu hingga ke paha.

b. Mengubah posisi klien ke posisi lateral atau prone di tempat tidur.

Pergerakkan posisi lateral ( miring ) mungkin diperlukan saat

meletakkan pispot di bawah tubuh klien, mengganti linen tempat

tidur klien atau mengatur kembali posisi tidur klien.

Prosedur Pelaksanaan :
47

Sebelum melakukan tindakan, jelaskan pada klien apayang akan

dilakukan, mengapa hal itu harus dilakukan dan bagaimana klien dapat

bekerja sama. Kemudian perawat cuci tangan dan observasi

pengendalian infeksi yang sesuai. Berikan privasi klien. Kemudian atur

posisi anda dan klien dengan benar sebelum memulai pergerakkan

yaitu gerakkan klien agar lebih dekat ke sisi tempat tidur yang

berlawanan dengan sisi yang akan berhadapan dengan klien saat di

ubah. Gunakan seprei pemindah di bawah badan dan paha klien

untuk menarik klien ke sisi tempat tidur. Ketika berada di sisi tempat

tidur yang terdekat dengan klien, letakkan lengan klien yang dengan

anda di atas dada. Sedikit abduksikan bahu di sisi tubuh klien yang

terjauh dan lakukan rotasi eksternal pada bahu tersebut ( gmbr. 16)

Gmbr 16 Rotasi eksternal

Letakkan pergelangan kaki dan kaki di sisi yang dekat dengan tepi

tempat tidur ke atas pergelangan kaki dan kaki lainnya. Naikan pagar
48

tempat tidur yang dekat klien sebelum pergi ke sisi tempat tidur

yang lainnya. Atur posisi anda pada sisi tempat tidur yang akan

berhadapan dengan klien saat di miringkan tepat pada garis

pinggang klien dan sedekat mungkin ke tempat tidur. Selanjutnya

condongkan tubuh anda ke depan, mulai dari pinggang, lutut dan

pergelangan kaki. Ambil jarak berdiri yang luas dengan satu kaki

di depan dan berat badan diletakkan pada kaki depan tersebut.

Tarik atau gulingkan klien menghadap anda ke posisi lateral. Letakkan

satu tangan pada pinggul terjauh klien dan tangan yang lain pada.

Gmbr 17A Menggerakkan klien ke lateral

bahu terjauh klien ( gmbr 17A). Kencangkan otot gluteal,

abdomen, tungkai dan lengan anda : ayunkan ke belakang,

pindahkan berat tubuh anda dari kaki depan ke belakang, dan


49

gulingkan klien ke sisi tubuh sehingga menghadap kepada anda (

gmbr 17 b ).

Gmbr 17 b menggerakkan klien ke lateral

Atur posisi klien pada saat miring dengan memfleksikan pinggul

dan lutut bangian atas. Pindahkan tungkai bagian atas ke depan.

Letakkan satu atau dua bantal di bawah tungkai bagian atas. Tungkai

bagian atas harus parallel dengan kasur ( gmbr 18 ). Letakkan bantal

yang datar dan padat di bawah kepala dan leher klien sehingga

sejajar dengan tubuh. Sejajarkan bahu dengan pinggul untuk

menghindari terpelintirnya spina. Letakkan scapula bagian bawah ke

depan untuk mencegah berat badan klien membebani sendi bahu

secara langsung. Letakkan sebuah bantal yang telah ditekuk

memanjang dengan sisi yang lembut diselipkan di bawah punggung

klien untuk menstabilkan dan menyangga posisi lateral klien.

.
50

Gmbr 18 Poisis lateral

Untuk mengubah posisi klien ke posisi prone sama dengan langkah

sebelumnya, dengan dua pengecualian: Saat menggulingkan klien,

lengan terjauh klien tetap di sepanjang sisi tubuh bukan dalam posisi

abduksi. Gulingkan badan klien seluruhnya hingga telungkup.

c. Melakukan log roll

Logroll adalah sebuah tehnik yang digunakan untuk memiringkan

badan klien yang badannya harus setiap saat dijaga pada posisi lurus

sejajar. Contohnya untuk klien yang mengalami cedera spinal.

Prosedur Pelaksanaan :

Sebelumnya jelaskan pada klien apa yang akan dilakukan, mengapa

hal tersebut perlu dilakukan, dan bagaimana klien dapat bekerja sama.

Cuci tangan dan observai prosedur pengendalian infeksi lainnya yang

sesuai. Beri privasi klien. Atur posisi anda dan klien secara tepat

sebelum melakukan perubahan posisi. Berdiri pada sisi tempat tidur


51

yang sama, dan ambil jarak berdiri yang luas dengan satu kaki berada di

depan kaki lainnya. Letakkan lengan klien menyilang di dada.

Condongkan tubuh anda dan fleksikan pinggul, lutut dan pergelangan

kaki anda. Letakkan lengan anda di bawah klien seperti pada gmbr 19

atau gmbr 20 bergantung pada ukuran tubuh klien. Kencangkan otot

gluteal, abdomen, tungkai dan lengan anda.

Gmbr 19 Penempatan lengan yang benar untuk memindahkan klien : dua


perawat

Gmbr 20 Penempatan lengan yang benar untuk


memindahkan klien : tiga perawat
52

Tarik klien ke sisi tempat tidur . Kemudian seorang perawat memberi

aba-aba “ satu, dua, tiga, ya “. Kemudian pada waktu yang

bersamaan, seluruh anggota staff menarik klien ke sisi tempat tidur

dengan mengalihkan berat badan mereka ke belakag. Naikkan pagar

tempat tidur pada sisi yang dekat dengan klien. Pindah ke tempat

tidur yang lain, dan letakkan peralatan penyangga untuk klien saat

dimiringkan. Letakan bantal pada tempat tidur yang akan menyangga

kepala klien setelah klien dimiringkan. Letakkkan satu atu dua bantal

diantara tungkai klien untuk menyangga tungkai bagian atas saat klien

dimiringkan. Gulingkan dan atur posisi klien agar sejajar dengan

benar.

Setiap perawat memfleksikan pinggul, lutut dan pergelangan kaki

mereka serta mengambil jarak berdiri yang luas dengan satu kaki di

depan. Setiap perawat menjangkau klien dan meletakkan tangan (gmbr

21). Seorang perawat memberi aba-aba kemudian pada waktu

bersamaan, semua perawat menggulingkan klien ke posisi lateral.

Sangga kepala , punggung dan ekstermitas atas dan bawah klien

dengan bantal. Naikkan pagar tempat tidur dan letakkan bel pada

tempat yang terjangkau.


53

Gmbr 21 Penempatan tangan yang benar untuk melakukan logroll pada klien

d. Memindahkan klien dari tempat tidur ke brankar

Brankar digunakan untuk memindahkan klien dalam posisi supine

dari satu tempat ke tempat lain. Kapanpun klien dapat pindah dari

tempat tidur ke brankar. Bila klien tidak dapat bergerak ke brankar

secara mandiri, setidaknya dua orang perawat diperlukan untuk

membantu memindahkan klien, bila klien berat atau membutuhkan

bantuan penuh, jumlah perawat lebih dari dua.

Prosedur Pelaksanaan :

Jelaskan pada klien apa yang akan dilakukan, mengapa hal itu harus

dilakukan dan bagaimana klien dapat bekerja sama. Kemudian cuci

tangan dan observasi pengendalian infeksi yang sesuai. Berikan

privasi klien. Atur tempat tidur klien untuk persiapan

pemindahan : rendahkan bagian kepala tempat tidur sampai datar atau

serendah mungkin yang dapat ditoleransi klien. Naikkan tempat tidur


54

sehingga agak tinggi dari permukaan brankar. Pastikan roda tempat

tidur telah terkunci. Tarik keluar seprei pemindah dari kedua sisi

tempat tidur. Gerakkan klien ke tepi tempat tidur dan atur posisi

brankar. Gulung seprei pemindah sedekat mungkin ke sisi klien. Tarik

klien ke tepi tempat tidur dan tutupi klien dengan selimut. Letakkan

brankar parallel dengan tempat tidur sehingga brankar tepat dan

kunci roda brankar. Pindahkan klien dengan aman ke brankar.

Bersama-sama dengan perawat yang lain rapatkan tubuh pada

brankar. Gulung seprei pemindah dengan rapat terhadap klien.

Fleksikan panggul anda dan tarik klien di atas seprei pemindah

secara bersamaan langsung mengarah ke anda dan ke atas brankar.

Minta klien untuk memfleksikan leher selama bergerak, bila

memungkinkan dan letakkan lengan di atas dada. Pastikan klien dalam

keadaan nyaman dan aman. Buat klien nyaman, buka kunci brankar dan

gerakkan brankar menjauh dari tempat tidur. Segera naikkan pagar

brankar dan atau kencangkan sabuk pengaman pada klien

E. Penelitian Terkait

Menurut hasil penelitian di Universitas Golestan bagian Ilmu Kesehatan, Iran

tahun 2008 bahwa dari 423 tenaga perawat yang mengetahui tentang

biomekanik tubuh hanya 262 orang ( 61,9% ) dengan sample acak kuota dan

pengumpulan data kuisioner. Karena kecelakaan kerja dalam pekerjaan


55

Keperawatan jauh lebih tinggi dari pekerjaan lain dan mengabaikan fakta ini yang

dapat mengurangi kualitas pekerjaan Keperawatan. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk menyelidiki hubungan antara pengetahuan ilmu ergonomi ( Biomekanik

tubuh ) dan kecelakaan kerja dikalangan staf Keperawatan. Dari 423 staf

Keperawat dari 7 rumah sakit di Provinsi Golestan, Iran , yang ikut

berpartisipasi dalam penelitian ini, 71,1% adalah perempuan ,33,7% adalah

pada usia 25 sampai 30 tahun, 94,9% memiliki pendidikan sarjana derajat ,

36,1% (149) sudah memiliki pengalaman bekerja selama 5 sampai 10 tahun.

Hasil temuan menunjukkan bahwa dalam satu tahun terakhir, 83% (341) terkena

masalah bekerja ringan dan 4,6% terkena masalah bekerja parah, Pengetahuan

tentang ergonomi dari 25 perawat tinggi. Sebagai pengetahuan perawat dari

ilmu ergonomi meningkat, tingkat kerja cedera diantara mereka jelas menurun

( Leila Jubairi dkk, 2011).

Namun, tidak ada hasil yang signifikan secara statistik mengenai hubungan

antara kedua variabel (P=0,08). Masalah ergonomis keperawatan telah berubah

untuk fenomena global. Sebuah studi dari 125 perawat di Taiwan

menunjukkan bahwa dalam satu tahun, sekitar 36,8 % perawat menderita

muskuloskeletal. Mentransfer pasien dari tempat tidur untuk ditandu,

mengubah pasien diatas tempat tidur, merupakan hal yang penting penyebab

cedera muskuloskeleta. Dengan demikian, diharapkan untuk mengurangi

kejadian kecelakaan kerja dengan mengoptimalkan peralatan yang tersedia.

Diantara sumber daya manusia yang bekerja di rumah sakit, kegiatan

Keperawatan lebih penting dari pada yang lain karena menyediakan perawatan
56

medis kepada pasien dan memiliki hubungan yang lebih dekat. Perawat karier

memiliki 24 jam berhadapan langsung dengan pasien oleh karena itu hal ini

sangat berat, sulit, melelahkan dan berhubugan dengan steress dan tekanan

psikologis, kecelakan kerja pada perawat sangat tinggi berhubungan dengan

fasilitas kerja yang tidak memenuhi standar sehingga cidera terbanyak yang

terjadi adalah di ruangan gawat darurat dan di ruangan Intensiv Care Unit.

Penelitian yang dilakukan oleh Selvi Indah Ria (2008) Perancangan postur kerja

dengan Menggunakan Pendekatan Biomekanik Tubuh dan Fisiologi pada

aktivitas Pencetakan Batu –bata. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: 1).

Perbaikan postur kerja pada aktivitas pencetakan batu bata perlu dilakukan

karena adanya keluhan terhadap otot otot skeletal, punggung dan pinggang. Hal

ini disebabkan oleh gerakan kerja jongkok dan membungkuk yang dilakukan

secara berulang- ulang. 2) Kesimpulan dari hasil perhitungan biomekanik tubuh

terhadap postur kerja lama dan baru terhadap elemen kerja dengan gerakan

jongkok dan membungkuk dapat dilihat perbedaan yang signifikan. Menurut

BPPD (Badan Perencanaan Pembanguna Daerah) kabupaten Serdang Bedagai

jumlah penduduk sebanyak 297.369 orang. terdiri dari 232.971 orang berstatus

bekerja dan 64.398 orang menganggur,dengan presentase TPAK sebesar 78.34 %

(tingkat partisipasi angkatan kerja) dan TPT mencapai 9.62% (tingkat

pengangguran terbuka).
58

BAB III

KERANGKA KONSEP

Dalam bab ini peneliti akan menguraikan kerangka konsep yang mendasari

penelitian,hipotesis,dan definisi operasional.

A. Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan Perawat Tentang Kejadian Low Back


Biomekanika Tubuh Pain (LBP)

Karakteristiik Perawat :
1.Pendididkan
2. Usia
3.Jenis kelamin
4.Lama Kerja

Keterangan :

Dihubungkan

Tidak dihubungkan
59

B. Hipotesa

Menurut Notoatmodjo, (2003) hipotesa adalah sebuah pernyataan tentang

hubungan yang di harapkan antara 2 variabel atau lebih yang dapat diuji

secara empiris, biasanya hipotesa terdiri dari pernyataan terhadap adanya

variabel independen dan variable dependen.

1. Ha : Ada hubungan pengetahuan biomekanika tubuh dengan

kejadian LBP pada perawat di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

tahun 2012

2. Ho: Tidak ada hubungan antara pengetahuan biomekanik tubuh

dengan kejadian LBP pada perawat di RSPAD Gatot Soebroto

Ditkesad tahun 2012.

C. Definisi Operasional

Untuk memudahkan dalam menganalisis masing-masing variabel,

maka perlu dilakukan definisi variabel baik variabel independent maupun

variabel dependen. Adapun definisi operasional pada masing-masing

variabel yang dimaksud dapat dilihat sesuai table di bawah ini sebagai

berikut :
60

Data Operasional:

N Variabel Definisi Alat Hasil Skala


o Operasional ukur Ukur
1 Independen Biomekanik tubuh Test 0 = Ordinal
yaitu: adalah suatu usaha multipel kurang
pengetahuan mengkoordinasikan cois baik jika
perawat sistem nilai
tentang musculoskeletal respond
biomekanik dan sistem saraf en ≤
tubuh dalam 3,
mempertahankan 1. =
keseimbangan,post baik jika
ur dan kesejajaran nilai
tubuh selama respond
mengangkat, en ≥ 3
membungkuk,
bergerak dan
melakukan aktivitas

2 Pengetahua Elemen mekanika Test 0 = Ordinal


n elemem tubuh Kesejajaran multipel kurang
mekanika tubuh ( Body cois baik jika
tubuh alignmen) nilai
Kesejajaran tubuh respond
adalah pengaturan en ≤
bagian-bagian 3,
tubuh dalam 1. = baik
hubungannya satu jika nilai
sama lain respond
Kesejajaran tubuh en ≥ 3
yang baik
meningkatkan
keseimbangan yang
optimal dan fungsi
tubuh
yangmaksimal pada
posisi apapun :
berdiri, duduk atau
berbaring. Saat
sejajar dengan baik,
tubuh mencapai
keseimbangan
tanpa ketegangan
61

yang tidak
semestinya pada
sendi , otot, tendon
atau ligamentum.

3 Pengetahua Mencegah cidera Test 0 = Ordinal


n tentang punggung: Multipel kurang
pencegahan cois baik jika
terjadinya Jadikan suatu nilai
cidera kebiasaan untuk respond
meninjau prinsip en ≤
mekanika tubuh 3,
yang baik.Lakukan 1. =
latihan secara baik jika
teratur untuk nilai
mempertahankan respond
kondisi Fisik secara en ≥ 3
keseluruhan Minta
orang lain untuk
membantu anda
saat
memindahkan klien
yang tidak dapat
bergerak secara
mandiri dan
mempunya
keterbatasan gerak.

4 Pengetahua Tehnik menggerak Test 0 = Ordinal


n tentang postur tubuh: multipel kurang
tehnik Teknik memindah cois baik jika
menggeraka kan klien ke bagian nilai
n postur kepala tempat tidur. respond
tubuh Mengubah posisi en ≤
klien ke posisi 3,
lateral atau prone di 1. =
tempat tidur . baik jika
Pergerakkan posisi nilai
lateral (miring) respond
mungkin diperlukan en ≥ 3
saat meletakkan
62

pispot di bawah
tubuh klien ,
mengganti linen
tempat tidur klien
atau mengatur
kembali posisi tidur
klien.
Melakukan log roll
Logroll adalah
sebuah tehnik yang
digunakan untu

memiringkan badan
klien yang
badannya harus
setiap saat dijaga
pada posisi lurus
sejajar. Contohnya
untuk klien yang
mengalami cedera
spinal.

5 Dependen LBP atau nyeri Kuision 1.= Ordinal


yaitu. punggung bawah er beresiko
Kejadian merupakan salah Tentang jika nilai
low back satu gangguan LBP < 12
pain (LBP) musculoskeletal
yang disebabkan 2.=tidak
oleh aktivitas tubuh beresiko
yang kurang baik jika nilai
pada pekerjaan > 13
yang dilakukan
perawat.
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan

Croos Sectional, Untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih

dilakukan dengan menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari

hubungannya. Merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya

hubungan antar dua variabel atau lebih. Penelitian ini diharapkan dapat

memberikan gambaran mengenai hubungan tingkat pengetahuan biomekanika

tubuh terhadap kejadian LBP pada perawat di RSPAD Gatot Soebroto

Ditkesad tahun 2012.

B. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad Jakarta.

Alasan menggunakan rumah sakit ini sebagai tempat penelitian karena RSPAD

62
63

Gatot Soebroto Ditkesad menyelenggarakan pelayanan perumah sakitan

tertinggi di jajaran TNI AD , melalui upaya-upaya pelayanan kesehatan kuratif

dan rehabilitatif yang terpadu dengan sarana yang memadai serta banyaknya

aktifitas yang dilakukan ,maka kemungkinan terjadinya keluhan LBP terkait

dengan pelayanan lebih luas.

C. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada akhir Februari sampai dengan awal Maret 2012

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah pada perawat yang hanya

bertugas diruang perawatan sebanyak 547norang perawat yang memiliki

resiko terjadinya keluhan LBP.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan sampling tertentu

untuk bisa memenuhi dan mewakili populasi. Adapun kriteria sampel

sebagai berikut:

a. Perawat yang bertugas diruang perawatan

b. Sehat jasmani dan rohani

c. Laki-laki dan perempuan

d. Bersedia menjadi responden


64

Adapun cara pengambilan sample yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan metode “random sampling” , yaitu suatu

tehnik pengambilan sample dengan cara acak tanpa memperhatikan strata

yang ada didalam anggota populasi (Nursalam,2003). Sampel responden

diambil dari populasi perawat yang bertugas diruang perawatan saja,

adapun perinciannya sebagai berikut: ruang perawatan umum 158

orang,ruang bedah 102 orang,ruang anak/IKA 49 orang,ruang peristi 25

orang,ruang hemodialise 30 orang,ruang stroke 22 orang, ruang kamar

operasi 62 orang,ruang gawat darurat 48 orang dan ruang ICU 51 orang.

Jadi total keseluruhan populasi perawat yang berdinas di ruang perawatan

berjumlah 547 orang.

Maka besar sample yang peneliti ambil adalah:

Keterangan: n : Sampel minimum

N : Jumlah populasi yang sudah diketahui

nk : Sampel yang ingin diketahui

Z : Nilai standar normal,untuk á : 95 % ,maka ( 1.96 )

p : Proporsi penelitian = 0.5

q : 1 - p = 0.5

d : presisi = 10 %
65

Untuk seluruh populasi adalah N = 547 perawat, maka samplenya


adalah:

orang
orang + 82 (0.01)
orang + 8.2
orang orang

Maka jumlah sampel yang diteliti adalah 90 orang perawat.


66

Untuk mendapatkan jumlah sample yang dihasilkan dilakukan dengan tehnik

Stratifikasi : seperti tampak pada table dibawah ini. Pengambilan sampel

dapat pula dilakukan secara proposional random sampling, yaitu: perawat

yang mengeluh LBP di RSPAD Gatot Soebroto Dikesad, proporsi yang

telah dibuat, yaitu :

No aRuangan Jumlah Perhitungan Jumlah

b Perawat sampel

1. Perawatan
e Umum 158 158/547 x 90 26

2. Bedahl 102 102/547 x 90 18

3. Anak/ IKA 49 49/547 x 90 8

4. Peristi1 25 25/547 x 90 4

5. Hemodialisa
. 30 24/547 x 90 4

6. Stroke 22 22/547 x 90 3

7. KamarJ Operasi 62 62/547 x 90 10

8. GawatuDarurat 48 48/547 x 90 8

9. ICU m 51 51/547 x 90 9

Jumlah
l 547 90

 Tehnik pengambilan di atas didapat jumlah total responden

keseluruhan sebanyak 90 orang perawat. Adapun cara pengambilan

sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan


67

menggunakan tehnik proposional semple random, yaitu suatu

tehnik pengambilan sample dengan cara acak tanpa memperhatikan

strata yang ada didalam anggota populasi (Nursalam,2003). Jika

sample yang diajukan didapat sebanyak 90 orang perawat, untuk

tehnik sample yang reperenstatif maka dilakukan tehnik sampling

sistematis adalah tehnik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari

anggota populasi yang telah di beri nomor urut. Pengambilan sampel

dapat dilakukan dengan mengambil nomor gangil saja, genap saja

atau kelipatan dari bilangan tertentu.

Alat dan Cara Pengumpulan Data

1. Alat Pengumpulan Data :

Sebagai alat pengumpulan data pada penelitian ini, peneliti membuat

instrument yang dikembangkan berupa kuesioner atau angket yang

mengacu pada kerangka konsep berdasarkan literatut yaitu berupa

pertanyaan multpulcois yang menggambarkan pengetahuan biomekanik

tubuh perawat yang digunakan saat bekerja terhadap keluhan Low Back

Pain. Jumlah pertanyaan sebayak 30 peryataan yang terdiri variabel

pengetahuan biomekanik tubuh, mekanik tubuh, pencegahan cidera,

menggerakan postur tubuh dan pengertian LBP dengan 25 pernyataan

menggunakan pilihan berganda A,B,C,D. Dan 5 soal dengan pernyataan 1

STS,2 TS,3 S,4 SS. Sebelum kuesioner diisi, peneliti memberikan penjelasan

dan arahan tentang kuesioner yang akan diisi.


68

Untuk variabel pengetahuan yang terdiri dari 25 pernyataan biomekanik

tubuh, mekanik tubuh, pencegahan cidera, penggunaan postur tubuh, dan

pengertian LBP menggunakan pilihan berganda A,B,C dan D, nilai tertinggi

bila jawaban > 3 , dan nilai terendah bila jawaban < 3, jika distribusi normal

menggunakan mean dan jika distribusi tidak normal menggunakan median

dan kemudian dikelompokan menggunakan skala Likert dengan pilihan

0 = kurang baik, 1= baik. Untuk pernyataan baik nilai >3 dan pernyataan

kurang baik nilai < 3. Untuk variabel kejadian LBP dengan 5 pernyataan

menggunakan pilihan 1 = beresiko dan 2 = tidak beresiko, nilai tertinggi

yaitu > 13 dan nilai terendah < 12, jika distribusi normal menggunakan mean

dan jika distribusi tidak normal menggunakan median dan kemudian

dikelompokan dengan menggunakan skala Linkert dengan pilihan 1=

beresiko dan 2= tidak beresiko.

Setelah menyebarkan kuisioner dilakukan uji validitas dengan reliability

statistik pada Cronbbach’s Alpha dan hasilnya adalah 0.979. Maka

berdasarkan hasil tersebut dinyatakan valid karena nilai Alpha > 0.75 dan

kuisioner sudah layak disebarkan.

2. Cara Pengumpulan Data:

Prosedur penelitian adalah sebagai berikut :

a. Setelah proposal disetujui pembimbing kemudian peneliti membawa

surat ijin dari FKK Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas

Muhammadiyah Jakarta kepihak RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad..


69

b. Setelah disetujui pihak rumah sakit peneliti membawa surat ijin ke kepala

ruangan dari responden yang akan diteliti dan menjelaskan tujuan dan

cara pelaksanaan penelitian.

c. Peneliti membuat persetujuan langsung dengan responden yang menjadi

subyek penelitian, dimana sebelumnya responden diberikan informasi

tentang cara pengisian kuesioner.

d. Setiap responden diberi hak penuh untuk menyetujui atau tidak dengan

cara menandatangani lembar persetujuan yang telah disiapkan oleh

peneliti.

e. Setiap responden berhak bila sewaktu-waktu mengundurkan diri tanpa

mendapatkan sanksi.

f. Penelitian ini tidak akan berpengaruh terhadap karir responden karena

data akan disimpan dan dijamin kerahasiaanya.

g. Kuisioner yang telah diisi akan dikumpulkan pada hari yang sama untuk

kemudian dilakukan perhitungan dan analisa.

E. Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mendapatkan ijin dari FKK Program

Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta, setelah itu

mengajukan permohonan ijin pada pihak RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

Jakarta untuk mendapatkan persetujuan, dengan menekankan pada masalah

etika yang meliputi:


70

1. Lembar persetujuan menjadi responden

Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang akan diteliti, untuk

melindungi hak-hak dengan menjamin kerahasiaan responden dan

kemungkinan terjadi ancaman terhadap subjek,psetalah mendapat responden

yang memiliki kriteria, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian

jaminan kerahasiaan responden.Apabila responden bersedia,maka responden

dipersilakan untuk menanda tangani surat pernyataan persetujuan menjadi

responden dan ikut berpartisipasi dalam penelitian yang akan dilakukan.

2. Tanpa nama

Untuk menjaga kerahasiaan responden peneliti tidak mencantumkan

namanya pada lembar pengumpulan data, tetapi cukup dengan memberi

kode pada masing-masin lembar pengumpulan data.

3. Kerahasiaan

Kerahasiaan informasi responden akan dijamin oleh peneliti, hanya

kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai

hasil penelitian

F. Pengolahan Data

Dalam pengolahan dan analisa data tehnik yang dugunakan untuk mengolah

data ini adalah tehnik uji Chi Square untuk melihat ada tidaknya hubungan

variabel independent dan variabel dependent dengan nilai kemaknaan

(significance level) 95 % .Dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pemeriksaan data (Editing) :


71

Setelah dilakukan wawancara dan kuesioner atau daftar ceklist diisi oleh

peneliti, daftar ceklist dikumpukkan kembali sesuai dengan jumlah

responden. Kemudian diperiksa apakah semua pertanyaan yang ada sudah

diisi sesuai dengan petunjuk atau belum, bila belum di tanyakan kembali

kepada responden.

2. Memberikan kode (Coding):

Daftar ceklist yang telah diisi oleh responden diberi kode, dimana

jawaban benar dengan kode 1 dan 0 untuk jawaban yang salah.

3. Memasukan data (Entry) :

Memindahkan kode 1 dan 0 kedalam master tabel melalui sistim

komputerisasi.

4. Proses (Processing) :

Data yang telah di pindahkan ke dalam master tabel di olah dengan

software SPSS (komputerisasi)

5. Tabulasi (Tabulating) :

Setelah data di proses atau di olah, kemudian data di tabulasi. Setelah itu

disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

H. Analisa Data

1. Analisa Univariat

Digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi atau

besarnya proporsi menurut berbagai karakteristik variabel yang diteliti

baik variabel terikat ( dependent ) maupun variabel bebas ( independent ).

2. Analisa Bivariat
72

Pada tahap ini peneliti melakukan analisa bivariat yang menggunakan

hubungan variabel terikat ( dependent ) dengan variabel bebas (

independent ), adapun yang dipakai menggunakan uji Chi Square dengan

derajat kepercayaan 95 % .Hasil perhitungan dapat menunjukan ada

tidaknya hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan variabel

terikat, yaitu dengan nilai p. Bila dari perhitungan statistik diperoleh nilai

p<0.05 maka hasil perhitungan statistik bermakna, yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan antar variabel bebas dan variabel terikat

sebaliknya bila dari perhitungan statistik nilai p >0.05 maka hasil

perhitungan tidak bermakna atau tidak ada hubungan yang signifikan antara

variabel bebas dan variabel terikat. Adapun variabel bivariat menggunakan

rumus :

X =∑ (0–E)²

Keterangan :

X² = Distribusi kuantitas

O = hasil observasi

E = nilai yang dipakai


BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Analisa Univariat

Dalam analisa univariat ini akan dijelaskan secara deskriptif mengenai

variabel – variabel yang terdiri dari karakteristik responden dan mengenai

hasil pengumpulan data sesuai dengan variabel penelitian. Data data tersebut

akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi.

Tabel 1
Karakteristik Responden Berdasarkan Data Demografi Distribusi di
RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad Tahun 2012

No Variabel Frekuensi ( N =90 ) Persentase

1. Jenis Kelamin
 Laki laki 31 34.4 %
 Perempuan 59 65.6 %

2. Pendidikan Terakhir
 SPK 3 3.3 %
 Akper 66 73.3 %
 S1 21 23.3 %

3. 1Usia
 20-30 Tahun 15 16.7 %
 31-40 Tahun 34 37.8 %
 41-50 Tahun 41 45.6 %

4. 4Lama Kerja
 ≤ 5 tahun 13 14.4 %
 5 – 10 tahun 25 27.8 %
 ≥10 tahun 52 57.8 %

72
73

Interpretasi :

1. Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin laki laki sebanyak 31

orang perawat ( 34.4 %), sedangkan jenis kelamin perempuan sebanyak

59 orang perawat ( 65.6 %). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas

responden adalah perempuan..

2. Pendidikan Terakhir

Karakteristik berdasarkan pendidikan terakhir yaitu : SPK 3 orang ( 3.3

% ), D3 Keperawatan 66 orang ( 73.3 % ) dan pendidikan S1

Keperawatan 21 orang ( 23.3 % ), dari total responden sebanyak 90

responden. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan responden mayoritas

berpendidikan D3 keperawatan (Akper).

3. Usia Responden

Berdasarkan karakteristik responden bahwa usia antara 20-30 tahun

sebanyak 15 orang ( 16.7 % ), usia 31-40 tahun sebanyak 34 orang (

37.8 % ), dan usia 41-50 tahun sebanyak 41 orang ( 45.6 % ) dari

total 90 responden. Hal ini menujukkan bahwa mayoritas responden

adalah berusia antara 41-50 tahun.

4. Lama kerja

Karakteristik responden berdasarkan lama kerja ≤ 5 tahun sebanyak 13

orang ( 14.4 % ),lama kerja antara 5-10 tahun sebanyak 25 orang (31.3

% ), dan lama kerja ≥ 10 tahun sebanyak 52 orang perawat ( 57.8 % )


74

dari total 90 orang responden. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas

responden masa kerjanya ≥ 10 tahun .

Tabel 2

Distribusi Karekteristik responden berdasarkan data variable

independen dan data variable dependen di RSPAD Gatot Soebroto

Ditkesad Jakarta

No Variabel Kategori Frekuensi N= 90 Presentase (%)

5. Pengetahuan Kurang Baik 58 64.4 %


Biomekanik
Tubuh Baik 32 35.6 %

6. Pengetahuan Kurang Baik 68 75.6 %


Mekanik
Tubuh Baik 22 24.4 %

7. Pengetahuan Kurang Baik 66 73.3 %


Pencegahan
Terjadinya Baik 24 26.7 %
Cidera

8. Pengetahuan Kurang Baik 63 70 %


Tehnik
Menggerakan Baik 27 30 %
Postur Tubuh

9. Kejadian LBP Beresiko 68 75.6 %


Tidak 22 24.4 %
Beresiko

5. Pengetahuan Biomekanik Tubuh

Dari table 2 menunjukan bahwa distribusi pengetahuan biomekanik tubuh

kurang baik sebesar 58 orang ( 64.4 %),dan pengetahuan biomekanik

tubuh baik sebesar 32 orang ( 35.6 %). Hal ini menunjukan bahwa
75

pengetahuan biomekanik tubuh responden kurang baik, dari total 90

orang responden.

6. Pengetahuan Mekanik Tubuh

Dari table 2 menunjukan bahwa distribusi pengetahuan mekanik tubuh

kurang baik sebesar 68 orang (75.6 %), dan pengetahuan mekanik tubuh

baik sebesar 22 orang (24.4 %). Hal ini menunjukan bahwa

pengetahuan mekanik tubuh responden kurang baik, dari total 90

orang responden.

7. Pengetahuan Pencegahan Terjadinya Cidera

Dari table 2 menunjukan bahwa distribusi pengetahuan pencegahan

cidera kurang baik sebesar 66 orang ( 73.3 %), dan pengetahuan

pencegahan cidera baik sebesar 24 orang ( 26.7 %). Hal ini

menunjukan bahwa pengetahuan pencegahan cidera responden kurang

baik, dari total 90 orang responden.

8. Pengetahuan Tehnik Menggerakan Postur Tubuh

Dari table 2 menunjukan bahwa distribusi pengetahuan tehnik

menggerakan postur tubuh kurang baik sebesar 63 orang (70 %), dan

pengetahuan tehnik menggerakan postur tubuh baik sebesar 27 orang (

30 %). Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tehnik menggerakan

postur tubuh responden kurang baik dari total 90 orang responden.

9. Kejadian Low Back Pain (LBP)

Dari table 2 menunjukan bahwa distribusi kejadian Low Back Pain

(LBP) beresiko sebesar 68 orang (75.6 %), dan kejadian Low Back
76

Pain (LBP) tidak beresiko sebesar 22 orang (24.4 %). Hal ini

menunjukan bahwa kejadian Low Back Pain (LBP) beresiko dari

total 90 orang responden.

B. Analisa Bivariat

Pada analisa ini peneliti ingin mengetahui hubungan antara Tingkat

pengetahuan biomekanik tubuh, mekanik tubuh, pencegahan terjadinya

cidera, tehnik menggerakan postur tubuh terhadap terjadinya keluhan LBP

pada perawat di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad.Disini akan dijelaskan

secara statistic hubungan antara dua variabel independen dengan variabel

dependen,kedua variabel ini bersifat katagorik,maka uji statistic yang

digunakan adalah uji Chi – Square .


77

Tabel 3

Hasil analisis bivariat Hubungan Tingkat Pengetahuan Biomekanik

Tubuh terhadap terjadinya keluhan LBP pada perawat di RSPAD Gatot

Soebroto Ditkesad Tahun 2012

Kejadian LBP
Variabel Total
Tidak 95 % P
Independen Beresiko OR
beresiko Cl Value
Pengetahuan
N % N % N %

Kurang
48 82.8 10 17.2 58 100 1.072
baik
Biomekani
2.880 0.042
k Tubuh
Baik 20 62.5 12 37.5 32 100 7.736

Mekanik Kurang
55 80.9 13 19.1 68 100 1.032
Tubuh baik
2.929 0.049
Baik 13 59.1 9 40.9 22 100 8.311

Kurang
55 83.3 11 16.7 66 100 1.508
Pencegaha baik
n
4.231 0.011
terjadinya
cidera Baik 13 54.2 11 45.8 24 100 11.867

Tehnik Kurang
52 82.5 11 17.5 63 100 1.188
Menggerak baik
an Postur
3.250 0.031
Tubuh
Baik
16 59.3 11 40.7 27 100 8.889
78

1. Hubungan pengetahuan biomekanik tubuh dengan terjadinya keluhan LBP

pada perawat.

Berdasarkan table 3 dapat dilihat hubungan antara variable dalam

pengetahuan biomekanik tubuh dengan terjadinya keluhan LBP pada

perawat, diperoleh data bahwa responden dengan pengetahuan biomekanik

kurang baik, yang bersiko sebanyak 48 orang (82.7 %), sedangkan

responden dengan pengetahuan biomekanik tubuh baik yang tidak

beresiko sebanyak 10 orang ( 17.2 %).

Responden dengan pengetahuan biomekanik tubuh yang baik, yang beresiko

sebanyak 20 orang ( 62.5 %), sedangkan responden dengan pengetahuan

biomekanik tubuh yang baik, tidak beresiko sebanyak 12 orang ( 37.5 %).

Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0.042, secara statistik dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan biomekanik tubuh

dengan terjadinya keluhan LBP pada perawat. Didapatkan odd rasio ( OR

) sebesar 2.880, artinya responden yang pengetahuan biomekanik tubuhnya

kurang baik mempunyai peluang sebesar 2.880 kali terjadinya keluhan

LBP pada perawat.

2. Hubungan pengetahuan elemen mekanik tubuh dengan terjadinya keluhan

LBP pada perawat.

Berdasarkan table 3 dapat dilihat hubungan antara variable dalam

pengetahaun elemen mekanik tubuh dengan terjadinya keluhan LBP pada

perawat, diperoleh data bahwa responden dengan pengetahuan mekanik


79

tubuh kurang baik, yang bersiko sebanyak 55 orang ( 80.9 %), sedangkan

responden dengan pengetahuan mekanik tubuh yang tidak beresiko

sebanyak 13 orang ( 19.1 %).

Responden dengan pengetahuan mekanik tubuh yang baik, yang beresiko

sebanyak 13 orang ( 59.1 %), sedangkan responden dengan pengetahuan

mekanik tubuh yang baik, tidak beresiko sebanyak 9 orang ( 40.9 %).

Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0.049 , secara statistik dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan mekanik tubuh

dengan terjadinya keluhan LBP pada perawat. Didapatkan odd rasio ( OR

) sebesar 2.929, artinya responden yang pengetahuan mekanik tubuhnya

kurang baik mempunyai peluang sebesar 2.929 kali terjadinya keluhan LBP

pada perawat.

3. Hubungan pengetahuan tentang pencegahan terjadinya cidera dengan

keluhan LBP pada perawat.

Berdasarkan table 3 dapat dilihat hubungan antara variable dalam

pengetahaun tentang pencegahan terjadinya cidera dengan keluhan LBP

pada perawat, diperoleh data bahwa responden dengan pengetahuan

pencegahan terjadinya cidera kurang baik yang bersiko sebanyak 55 orang

( 83.6 %), sedangkan responden dengan pengetahuan pencegahan terjadinya

cidera yang tidak beresiko sebanyak 11 orang ( 13.3 %).

Responden dengan pengetahuan tentang pencegahan terjadinya cidera

dengan keluhan LBP pada perawat yang baik, yang beresiko sebanyak 13
80

orang ( 54.2 %), sedangkan responden dengan pengetahuan pencegahan

terjadinya cidera dengan keluhan LBP pada perawat yang baik ,tidak

beresiko sebanyak 11 orang ( 45.8 %). Hasil uji statistik diperoleh nilai p=

0.011, secara statistik dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

pengetahuan tentang pencegahan terjadinya cidera dengan keluhan LBP

pada perawat. Didapatkan odd rasio ( OR ) sebesar 4.231, artinya

responden yang pengetahuan tentang pencegahan terjadinya cidera kurang

baik mempunyai peluang sebesar 4.231 kali terjadinya keluhan LBP

pada perawat.

4. Hubungan pengetahuan tehnik menggerakan postur tubuh dengan keluhan

LBP pada perawat.

Berdasarkan table 3 dapat dilihat hubungan antara variable dalam

pengetahaun tehnik menggerakan postur tubuh dengan keluhan LBP

pada perawat, diperoleh data bahwa responden dengan pengetahuan tehnik

menggerakan postur tubuh kurang baik, yang bersiko sebanyak 52

orang ( 82.5 %), sedangkan responden dengan pengetahuan tehnik

menggerakan postur tubuh kurang baik, yang tidak beresiko sebanyak 11

orang ( 17.5 %).

Responden dengan pengetahuan tehnik menggerakan postur tubuh dengan

keluhan LBP pada perawat, yang baik, beresiko sebanyak 16 orang ( 59.3

%), sedangkan responden dengan pengetahuan tehnik menggerakan

postur tubuh dengan keluhan LBP pada perawat yang baik, tidak

beresiko sebanyak 11 orang ( 40.7 %). Hasil uji statistik diperoleh nilai p=
81

0.031 secara statistik dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

pengetahuan tehnik menggerakan postur tubuh dengan keluhan LBP

pada perawat. Didapatkan odd rasio ( OR ) sebesar 3.250 artinya

responden yang pengetahuan kurang baik mempunyai peluang sebesar

3.250 kali terjadinya keluhan LBP pada perawat.


BAB VI

PEMBAHASAN

Pada bab VI ini akan membahas hasil penelitian yang terdiri dari karakteristik

responden berdasarkan data demografi responden dan deskripsi responden menurut

variabel penelitian,hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent.

A. Keterbatasan Penelitian

Berbagai upaya telah dilakukan agar mendapatkan hasil penelitianyang baik

dan tentunya dapat dipertanggung jawabkan,namun masih memiliki beberapa

keterbatasan yang dijumpai peneliti selama melakukan penelitian

diantaranya:

1. Keterbatasan waktu untuk penelitian karena dilakukan sambil bekerja.

2. Peneliti baru pertama kali melakukan penelitian sehingga pengetahuan

dan pengalaman yang dimiliki masih terbatas.

3. Kuisioner peneliti belum ada yang baku dan masih dikembangkan

sendiri oleh peneliti.

82
83

B. Karakteristik Respoden Berdasarkan Data Demografi

1. Distribusi responden berdasarkan usia

Dari data didapatkan umur responden yang berusia 20 - 30 tahun

sebanyak 15 orang ( 16.7 % ), responden yang berusia 31- 40 tahun

sebanyak 34 orang ( 37.8 % ) dan responden yang berusia 41 – 50 tahun

sebanyak 41 orang ( 45.6 %). Hal ini menunjukan sebagian besar

responden berusia 41-50 tahun.

Pada hasil penelitian dikatakan bahwa umur yang terbanyak adalah

responden 41-50 tahun dikarenakan penelitian kepada perawat yang

bertugas diruang perawatan dan pemilihan responden pun dilakukan

secara acak dan tidak menentukan pada salah satu kelompok umur saja.

Secara fisiologis pertumbuhan dan perkembangan seseorang dapat

digambarkan dengan pertambahan umur. Faktor resiko nyeri punggung

ada yang berasal dari perawat itu sendiri dan ada yang berasal dari luar

perawat,yaitu faktor fisiologis seperti umur (20-50 tahun). Dengan

peningkatan umur diharapkan terjadi pertumbuhan kemampuan pikirnya

sesuai dengan tumbuh kembangnya, yang identik dengan idealisme

tinggi, semangat tinggi dan tenaga yang prima.(Brunner &

Suddarth,2001)

2. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin

Dari data didapatkan jenis kelamin responden terdiri dari laki-laki

sebanyak 31 orang ( 34.4 % ) dan perempuan sebanyak 59 orang (65.6


84

% ). Faktor resiko nyeri punggung ada yang berasal dari perawat itu

sendiri meliputi jenis kelamin. (Brenda G.Bare.Suzanne C,Smletzer 2001

). Menurut manajemen keperawatan tidak ada batas ideal perbandingan

antara perawat laki-laki dan perempuan. Namun dalam manajemen

keperawatan mengenai pengaturan jadwal dinas, dianjurkan dalam satu

shift ada perawat laki-laki dan perempuan, sehingga apabila melakukan

tindakan yang bersifat privacy dan emergency bisa dilakukan oleh

perawat yang sama jenis kelaminnya misalnya personal higiyene,

eliminasi, mengganti balutan luka, melakukan perubahan posisi klien,

memindahkan klien dari tempat tidur ke brangkar, melakukan resusitasi

jantung paru (RJP), dll.

Perbedaan perilaku laki – laki dan perempuan dapat dilihat dari cara

berpakaian dan melakukan pekerjaan sehari – hari.Laki – laki berprilaku

atas pertimbangan rasional dan akal, sedangkan perempuan atas dasar

pertimbangan emosional atau perasaan.( Sunaryo,2004)

3. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan

Perawat pelaksana di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad terbanyak

berpendidikan D III Keperawatan 66 orang ( 73.3 % ) sedangkan

berpendidikan S1 Keperawatan 21 orang ( 23.3 % ), dan masih ada

sebagian yang berpendidikan SPK sebanyak 3 orang ( 3.3 %). Kriteria

perawat profesional adalah lulusan pendidikan tinggi keperawatan

minimal D III Keperawatan, mentaati kode etik, mampu berkomunikasi

dengan pasien dan keluarga, serta mampu memanfaatkan sarana


85

kesehatan yang tersedia secara berdaya guna dan berhasil guna,

mampu berperan sebagai agen pembaharu dan mengembangkan ilmu

serta eknologi keperawatan. Semakin tinggi tingkat pendidikan akan

lebih rasional dan kreatif serta terbuka dalam menerima adanya

bermacam usaha pembaharuan dan dapat menyesuaikan diri terhadap

pembaharuan. (Potter & Perry,2005).

Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh dalam memberikan respon

terhadap sesuatu yang datang dari luar dan merupakan domain yang

sangat penting dalam tindakan seseorang (Notoatmodjo,2003).

4. Distribusi responden berdasarkan lama kerja

Masa kerja responden ≤ 5 tahun berjumlah 13 orang ( 14.4 %), masa

kerja responden 5 – 10 tahun berjumlah 25 orang ( 27.8 %), dan

responden yang sudah bekerja ≥ 10 tahun berjumlah 52 orang ( 57.8 %)

.Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah lama

menjalankan profesinya sebagai perawat ≥ 10 tahun. Semakin lama

perawat bekerja semakin banyak kasus yang ditanganinya sehingga

semakin meningkat pengalamannya, Pengalaman kerja perawat

merupakan salah satu faktor dalam diri perawat.

Perawat yang mempunyai pengalaman akan selalu lebih pandai dari

mereka yang sama sekali belum berpengalaman Suatu perilaku atau

pelaksanaan didasari oleh perilaku terdahulu,dengan demikian perilaku


86

terbentuk dalam interaksi manusia dengan lingkungan yang dipengaruhi

oleh faktor internal dan external. (Notoatmodjo,2003).

C. Deskripsi responden menurut variabel penelitian

1. Tingkat pengetahuan perawat tentang Biomekanik Tubuh

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap obyek tertentu Hasil penelitian untuk

tingkat pengetahuan perawat tentang Biomekanik tubuh dari 90

responden diperoleh sebanyak 35.6% perawat memiliki tingkat

pengetahuan baik dan 64.4 % perawat memiliki tingkat pengetahuan

yang kurang baik.Sasaran penelitian ergonomi adalah manusia pada saat

bekerja dalam lingkungan dan mempelajari perilaku manusia dalam

kaitannya dengan pekerjaan mereka.

Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah tingkat

pendidikan (Notoatmodjo,2003) mengemukakan apabila seseorang

mempunyai pendidikan lebih tinggi maka dirinya lebih mudah dalam

mengetahui ,mengerti ,memahami ,kemampuan mengetahui sesuatu

dipengaruhi oleh kemampuan belajar.

2. Tingkat pengetahuan perawat tentang mekanik tubuh

Hasil penelitian terhadap 90 responden, sebanyak 24.4 % perawat

memiliki tingkat pengetahuan baik dan sebanyak 75.6 % perawat

memiliki tingkat pengetahuan yang kurang baik.Kurangnya penggunaan

kelompok otot yang tepat secara aman dan efisien guna menjaga
87

keseimbangan yang optimal dan fungsi tubuh yang maksimal pada posisi

apapun : berdiri, duduk, Membungkuk, dan berbaring,

bergerak,melakukan aktifitas menunjukan keletihan dan menurunkan

resiko cidera.mekanik tubuh yang baik sangat penting untuk klien dan

perawat serta mefasilitasi pergerakan tubuh yang memungkinkan

mobilitasi fisik tanpa terjadi ketegangan otot dan penggunaan energi otot

berlebihan (Potter & Perry, 2005).

3. Tingkat pengetahuan perawat tentang pencegaha terjadinya cidera

Hasil penelitian terhadap 90 responden, sebanyak 26.7 % perawat

memiliki tingkat pengetahuan baik dan sebanyak 73.3 % perawat

memiliki tingkat pengetahuan yang kurang baik, adapun tehnik yang

dapat dipelajari menurut (William C Shiel, 2008).:

a. Latihan: sit up agar memperkuat otot perut dan dapat mengurangi

kecenderungan untuk menderita sakit punggung.

b. Berdiri: ketika berdiri, jaga agar kepala agak keatas dan otot perut

dikencangkan. Jika berdiri dalam jangka waktu lama, usahakan

untuk istirahatkan salah satu kaki secara bergantian pada satu waktu.

c. Duduk : gunakan kursi sesuai dengan posisi lumbal atau kursi

ergonomis serta kursi yang dapat berputar. Jika tidak ada, gunakan

bantal kecil atau gulungan handuk di daerah lumbal .

d. Tidur : kebutuhan individu bervariasi. Jika kasur terlalu lembut,

banyak orang akan merasakan sakit punggug. Hal yang sama juga

jika tidur di kasur yang keras. Gunakan kasur yang tebal sehingga

akan membantu melunakkan kasur yang keras.


88

e. Mengangkat : Jangan mengangkat benda yang terlalu berat. Jika akan

mengangkat sesuatu, jaga punggung lurus ke atas, kepala ke atas dan

angkat dengan lutut. Jauhkan bend yang dekata, sehingga tidak

membungkuk saat mengangkat Kencangkan otot perut sehingga

menjaga punggung tetap seimbang.

Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya cidera punggung

diantaranya karena adanya posisi tubuh yang tidak benar, contohnya

saat memindahkan kepala klien, berat badan perawat tidak dipindahkan

ke bagian tungkai depan, saat merubah poisis klien perawat tidak

mencondongkan badan ke depan untuk mengurangi beban berat. Untuk

dapat mempertahankan postur tubuh yang baik dibutuhkan pengetahuan

tentang penyebab terjadinya cidera punggung ( Mc Kenzie,Obin 2000 ).

Cidera biasanya disebabkan oleh kesalahan dalam tehnik mengangkat

suatu objek dan penggunaan yang berlebihan, ada beberapa cara atau

tehnik untuk mengurangi resiko cidera pada punggung dengan

menggunakan tehnik mengangkat yang benar diikuti dengan latihan

penguluran dan penguatan. Bagaimanapun, tehnik terbaik dalam

mengangkat adalah pengangkatan secara diagonal. Posisi ini memberikan

kekuatan yang lebih untuk otot otot tungkai yang lebih luas dan

menjaga keseimbangan punggung

4. Tingkat pengetahuan perawat tentang Tehnik menggerakan postur tubuh

Hasil penelitian terhadap 90 responden, sebanyak 30 % perawat

memiliki tingkat pengetahuan baik dan sebanyak 70 % perawat


89

memiliki tingkat pengetahuan yang kurang baik. Biasanya dilakukan

disaat membantu klien memindahkan kepala ke arah kepala tempat

tidur, berat badan perawat tidak di pindahkan kebagian tungkai depan

atau bertumpu pada kaki depan, kemudian pada saat akan merubah

posisi klien perawat tidak mencondongkan badan kedepan untuk

mengurangi beban berat badan.

Pastikan benda selalu menempel pada tubuh, selama mengangkat dan

membawanya. Semakin jauh anda membawa suatu benda dari tubuh anda,

semakin beresiko untuk punggung anda. Bagaimanapun, teknik terbaik

dalam mengangkat adalah pengangkatan secara diagonal. Kaki anda

memisah, dengan satu kaki sedikit ke depan dari kaki yang lain. Ini

memberikan basis penyangga yang lebar, lebih stabil, lebih bertenaga,

dan lebih kuat .(Kozier & Erb,2009). Gunakan otot paha dan kaki sebagai

tumpuan saat pertama kali mengangkat jangan pergunakan otot pinggang

dan jangan malakukan gerakan memutar pinggang saat membawa

barang,karena ini berpotensi besar mencederai punggung

(Leuwinanggung,2010 ).

5. Tingkat kejadian Low Back Pain ( LBP )

Hasil penelitian terhadap 90 responden, sebanyak 24,4 % perawat

tidak beresiko terjadi LBP dan sebanyak 75.6 % perawat memiliki

resiko terjadi LBP. Terjadinya LBP selain akibat pengetahuan

tentang posisi tubuh yang kurang, dapat juga oleh karena kelebihan
90

berat badan, regangan lumbosakral yang kronis dan perbedaan

panjang tungkai (Kozier & Erb ,2009).

Faktor resiko nyeri pinggang meliputi usia, jenis kelamin, berat badan,

etnis, merokok, pekerjaan, paparan getaran, angkat beban yang berat yang

berulang-ulang, membungkuk, duduk lama, geometri kanal lumbal spinal

dan faktor psikososial(Brenda G.Bare.Suzanne C,Smletzer 2001 ).

D. Tingkat Pengetahuan Terhadap Terjadinya Keluhan LBP pada perawat

1. Hubungaan Biomekanik Tubuh terhadap terjadinya keluhan LBP

pada perawat.

Dari hubungan antara variable dalam pengetahuan biomekanik tubuh

dengan terjadinya keluhan LBP pada perawat, diperoleh data bahwa

responden dengan pengetahuan biomekanik kurang baik, yang bersiko

sebanyak 48 orang (82.7 %), sedangkan responden dengan

pengetahuan biomekanik tubuh baik yang tidak beresiko sebanyak 10

orang ( 17.2 %). Responden dengan pengetahuan biomekanik tubuh yang

baik, yang beresiko sebanyak 20 orang ( 62.5 %), sedangkan responden

dengan pengetahuan biomekanik tubuh yang baik, tidak beresiko

sebanyak 12 orang ( 37.5 %). Hasil uji statistik diperoleh nilai p=

0.042, secara statistik dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara

pengetahuan biomekanik tubuh dengan terjadinya keluhan LBP pada

perawat. Didapatkan odd rasio ( OR ) sebesar 2.880, artinya responden

yang pengetahuan biomekanik tubuhnya kurang baik mempunyai


91

peluang sebesar 2.880 kali terjadinya keluhan LBP pada perawat

dibandingkan responden yang pengertahuan biomekanik tubuhnya baik.

Menurut hasil penelitian di Universitas Golestan bagian Ilmu

Kesehatan, Iran tahun 2008 bahwa dari 423 tenaga perawat yang

mengetahui tentang biomekanik tubuh hanya 262 orang ( 61,9% )

dengan sample acak kuota dan pengumpulan data kuisioner.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kedua variabel mempunyai

hubungan yang sangat bermakna Karena kecelakaan kerja dalam

pekerjaan Keperawatan jauh lebih tinggi dari pekerjaan lain dan

mengabaikan fakta ini yang dapat mengurangi kualitas pekerjaan

keperawatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki

hubungan antara pengetahuan ilmu ergonomi ( Biomekanik tubuh ) dan

kecelakaan kerja dikalangan staf keperawatan. ( Leila Jubairi dkk,

2011). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yakni

penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa dan raba.Pengetahuan atau

kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam bentuk tindakan

seseorang (over behavior).(Notoatmodjo,2003).

2. Hubungaan Mekanik tubuh terhadap terjadinya keluhan LBP pada

perawat.

Dari hubungan antara variable dalam pengetahaun mekanik tubuh dengan

terjadinya keluhan LBP pada perawat, diperoleh data bahwa responden

dengan pengetahuan mekanik tubuh kurang baik, yang bersiko


92

sebanyak 55 orang ( 80.9 %), sedangkan responden dengan pengetahuan

mekanik tubuh yang tidak beresiko sebanyak 13 orang ( 19.1 %).

Responden dengan pengetahuan mekanik tubuh yang baik, yang

beresiko sebanyak 13 orang ( 59.1 %), sedangkan responden dengan

pengetahuan mekanik tubuh yang baik, tidak beresiko sebanyak 9

orang ( 40.9 %). Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0.049 , secara

statistik dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan

mekanik tubuh dengan terjadinya keluhan LBP pada perawat.

Didapatkan odd rasio ( OR ) sebesar 2.929, artinya responden yang

pengetahuan mekanik tubuhnya kurang baik mempunyai peluang

sebesar 2.929 kali terjadinya keluhan LBP pada perawat dibandingkan

responden yang pengetahuan mekanik tubuhnya baik.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kedua variabel mempunyai

hubungan yang sangat bermakna dengan tinjauan teori yang dikatakan

oleh Perry & Potter (2005),bahwa untuk keseimbangan yang baik,

maka harus memusatkan berat badan secara simetris sepanjang garis

gravitasi dan suatu usaha mengkoordinasikan sistem muskuloskeletal

dan sistem saraf dalam mempertahankan keseimbangan, postur, dan

kesejajaran tubuh selama mengangkat ,membungkuk, bergerak ,dan

melakukan aktivitas.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yakni penglihatan,


93

penciuman, pendengaran, rasa dan raba.Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting dalam bentuk tindakan seseorang

(over behavior).(Notoatmodjo,2003).

3. Hubungaan antara Pencegahan terjadinya cidera terhadap

terjadinya keluhan LBP pada perawat.

Dari hubungan antara variable dalam pengetahaun tentang pencegahan

terjadinya cidera dengan keluhan LBP pada perawat, diperoleh data

bahwa responden dengan pengetahuan pencegahan terjadinya cidera

kurang baik yang bersiko sebanyak 55 orang ( 83.6 %), sedangkan

responden dengan pengetahuan pencegahan terjadinya cidera yang

tidak beresiko sebanyak 11 orang ( 13.3 %).

Responden dengan pengetahuan tentang pencegahan terjadinya cidera

dengan keluhan LBP pada perawat yang baik, yang beresiko sebanyak

13 orang ( 54.2 %), sedangkan responden dengan pengetahuan

pencegahan terjadinya cidera dengan keluhan LBP pada perawat yang

baik ,tidak beresiko sebanyak 11 orang ( 45.8 %). Hasil uji statistik

diperoleh nilai p= 0.011, secara statistik dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan pengetahuan tentang pencegahan terjadinya cidera dengan

keluhan LBP pada perawat. Didapatkan odd rasio ( OR ) sebesar

4.231, artinya responden yang pengetahuan tentang pencegahan

terjadinya cidera kurang baik mempunyai peluang sebesar 4.231 kali

terjadinya keluhan LBP pada perawat dibandingkan responden yang

pengetahuannya baik.
94

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kedua variabel mempunyai

hubungan yang sangat bermakna dengan tinjauan teori yang dikatakan

untuk dapat mempertahankan postur tubuh yang baik dibutuhkan

pengetahuan tentang penyebab terjadinya cidera punggung ( Mc

Kenzie,Obin 2000 ). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini

terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu yakni penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa dan

raba.Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

dalam bentuk tindakan seseorang (over behavior).(Notoatmodjo,2003).

4. Hubungaan antara Tehnik menggerakan postur tubuh terhadap

terjadinya keluhan LBP pada perawat.

hubungan antara variable dalam pengetahaun tehnik menggerakan

postur tubuh dengan keluhan LBP pada perawat, diperoleh data

bahwa responden dengan pengetahuan tehnik menggerakan postur

tubuh kurang baik, yang bersiko sebanyak 52 orang ( 82.5 %),

sedangkan responden dengan pengetahuan tehnik menggerakan

postur tubuh kurang baik, yang tidak beresiko sebanyak 11 orang (

17.5 %).

Responden dengan pengetahuan tehnik menggerakan postur tubuh

dengan keluhan LBP pada perawat, yang baik, beresiko sebanyak 16

orang ( 59.3 %), sedangkan responden dengan pengetahuan tehnik

menggerakan postur tubuh dengan keluhan LBP pada perawat yang

baik, tidak beresiko sebanyak 11 orang ( 40.7 %). Hasil uji statistik
95

diperoleh nilai p= 0.031 secara statistik dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan pengetahuan tehnik menggerakan postur tubuh dengan

keluhan LBP pada perawat. Didapatkan odd rasio ( OR ) sebesar

3.250 artinya responden yang pengetahuan kurang baik mempunyai

peluang sebesar 3.250 kali terjadinya keluhan LBP pada perawat

dibandingkan responden yang pengetahuannya baik.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kedua variabel mempunyai

hubungan yang sangat bermakna dengan tinjauan teori yang dikatakan

ketika membawa suatu benda, gunakan postur yang tepat yaitu berdiri

egak. Jangan terlalu membungkuk ketika berjalan. Ada beberapa teknik

yang digunakan dalam mengangkat dan membawa suatu benda yang

dapat melindungi punggung anda dan dapat mencegah cidera.

Bagaimanapun, teknik terbaik dalam mengangkat adalah pengangkatan

secara diagonal. ( Kozier & Erb,2009


BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan

biomekanik tubuh terhadap terjadinya keluhan LBP pada perawat RSPAD Gatot

Soebroto Ditkesad tahun 2012.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menyatakan hasil sebagai

berikut:

1. Diperolehnya gambaran tentang data demografi : Jenis kelamin,Umur,Tingkat

pendidikan,dan Pengalaman bekerja. Untuk karakteristik jenis kelamin

terbanyak adalah perempuan ada 59 orang ,untuk umur yang terbanyak berusia

antara usis 41-50 tahun, untuk pendididkan yang terbanyak adalah DIII

keperawatan (Akper ) ada 66 orang perawat, dan untuk lamanya masa kerja

terbanyak ≥ 10 tahun.

96
97

2. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan biomekanik tubuh terhadap

terjadinya keluhan LBP pada perawat dengan nilai p value = 0.042,

(P value < 0.05)

3. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan mekenik tubuh terhadap terjadinya

keluhan LBP pada perawat dengan nilai p value = 0.049, (P value < 0.05)

4. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang pencegahan terjadinya

cidera dengan keluhan LBP pada perawat dengan nilai p value = 0.011

,(P value < 0.05)

5. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang tehnik menggerakan

postur tubuh dengan keluhan LBP pada perawat dengan nilai p value =

0.031, (P value < 0.05)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan adanya keterbatasan

serta kekurangan dalam penelitian ini ,maka peneliti memberikan saran – saran

sebagai berikut:

1. Untuk peneliti yang akan melanjutkan penelitian sejenis dimasa yang akan

dating, maka perlu diteliti tentang hal – hal yang berhubungan dengan

biomekanik tubuh atau faktor pencetus LBP.

2. Untuk bidang keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan

kepada para perawat yang bekerja di rumah sakit untuk menerapkan prinsip

– prinsip ergonomi biomekanika tubuh yang benar sehingga dapat


98

menghindari kecelakaan akibat kerja, sehingga dapat meningkatkan

efektifitas dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.

3. Untuk dunia pendidikan penelitian ini diharapkan dapat memberikan

tambahan ilmu bagi dunia keperawatan, sehingga dapat dijadikan materi

mata kuliah keperawatan medical bedah ( KMB ) yang dapat menambah

pengetahuan perawat mengenai biomekanik tubuh sebelum masuk kedalam

dunia bekerja.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul,H. Azis (2000),Riset keperawatan dan Tehnik Penulisan Ilmiah,Jakarta:


Salemba Medika
Asmadi (2005).Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta : EGC

Arie.Peran dan fungsi perawat di rumah slimul,Hakit dan keluarga,5 Agustus 2010
Diakses 20 April 2011.http://www.scribd.com/doc/31063531/Peran-Dan-
Fungsi-Perawat

Brenda G.Bare.Suzanne C,Smletzer ( 2001 ). Brunner & Suddarth Textbook of


Medical Surgical Nursing. Alih bahasa Andy Hartono dkk. Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Volume 1 Edisi 8, Jakarta :
EGC

Brenda G,Bare. Suzanne C,Smletzer ( 2001 ). Brunner & Suddarth Textbook of


Medical Surgical Nursing. Alih bahasa Andy Hartono dkk. Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Volume 3 Edisi 8, Jakarta :
EGC

Bull, Eleanor dan Graham Archard ( 2007 ). Simple Guide Back Pain. Alih bahasa
Juwalita Surapsari. Simple Guide Nyeri Punggung, Jakarta : Erlangga

Clarke dkk . Low back pain –Chronic, 7 Oktober 2009 (jurnal elektronik)
Diakses 20 April 2011 : ile:///C:/Users/IIT/AppData/Local/Temp/Temp1_LBP-
1.zip/LBP/Low%20back%20pain%20%20chronic%20%20MedlinePlus%20M
edical%20Encyclopedia.html

Kozier & Erb ( 2009 ).Audrey Berman Techniques in Clinical Nursing.Alih bahasa
Eny Meiliya dkk.Buku Ajar Praktik Keperawtan Klinis.Edisi 5,Jakarta:EGC

Leila Juibari dkk. The Relationship between Knowledge of Ergonomic science and
The Occupational Health Among Nursing (Jurnal Elektronik) Diakses 20 April
2011http://www.google.co.id/#hl=id&biw=1280&bih=575&q=Ergonomic+sci
ence+and+occupational+health+Juibari+et+al+IJNMR%2FAutumn+2010

http://www.as-promedik.com/2008/01/pencegahan-terhadap-cidera-punggung.html
Leuwinanggung (2010 ).Cara –cara angkat barang yang benar. Diakses 29
Desember 2010 .http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4813026

Lukman dan Nurna Ningsih ( 2009). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Gangguan Sistem Muskuloskeletal, Jakarta: Salemba Medika

Mc Kenzie, Obin (2000). Seven Steps to A Pain-Free Life, USA: Penguin Group

NINDS. Low back pain fact sheet (jurnal elektronik ) diakses 20 April 2011
file:///C:/Users/IIT/AppData/Local/Temp/Temp1_LBP
Notoadmojo, Soekidjo (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta :Rineka Cipta

Nurmianto,Eko (2004). Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya,Jakarta.Candimas


Metropole

Nursalam (2003) Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika.

Potter & Perry (2005). Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta: EGC

Prasetyo,Sigit Nian ( 2010 ). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Edisi I


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Price, Sylvia Anderson (2005).Sylvia Prise Anderson & Lorraine M Wilson.


Pathophysiology : clinical concepts of disease processes. Alih bahasa Brahm U
Pendit dkk. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Proses Penyakit. Edisi 6,
Jakarta: EGC

Santoso, Gempur ( 2004).Ergonomi Manusia, Peralatan dan Lingkungan. Jakarta:


Prestasi Pustaka

Sidharta,Priguna (2004),Neurologi klinis dalam praktek umum.Jakarta;Salemba


medika

Sugiyono ( 2007 ). Statistika Untuk Penelitian.Jakarta: Alfabeta

Sunaryo ( 2004 ). Psikologi Untuk Keperawatan.Jakarta:EGC

William C Shiel.(2008).Low Back Pain ( Jurnal elektronik ) Diakses 20 April


2011file:///C:/Users/IIT/AppData/Local/Temp/Temp1_LBP-3.zip/LBP/
Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN

Responden yang saya hormati,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Dede Andriana

NPM : 2010727020

Alamat : Jalan Rawa kuning No. 115 RT. 008 RW. 007 Kel.Pulogebang,

Kecamatan Cakung, Jakarta Timur

Adalah mahasiswa PSIK FKK UMJ yang akan melakukan penelitian, tentang

“Hubungan Tingkat Pengetahuan Biomekanik Tubuh Terhadap Terjadinya

Keluhan LBP pada Perawat di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad Tahun 2012”.

Dalam penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang akan merugikan responden.

Maka saya mohon kesediaan saudara untuk turut berpartisipasi dalam mengisi lembar

kuisioner yang akan diberikan. Adapun informasi yang diberikan akan dijamin

kerahasiaannya dan digunakan hanya untuk pengolahan data. Kemudian data tersebut

akan dimusnahkan. Apabila saudara bersedia untuk mengisi kuisioner ini, maka saya

mohon kesediaannya untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi responden

dalam penelitian ini. Atas perhatiannya dan kesediaannya, saya ucapkan terima kasih.

Peneliti,

Dede Andriana
Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bersedia untuk turut berpartisipasi

sebagai responden dalam penelitian yang dilakukan oleh :

Nama : Dede Andriana

NPM : 2010727020

Pembimbing I : Hj.Atih Suryati,M.Kes..

Pembimbing II: Muhamamad Hadi., SKM., M.Kep.

Judul : Hubungan Tingkat Pengetahuan Biomekanik Tubuh

Terhadap Terjadinya Keluhan LBP pada Perawat di RSPAD

Gatot Soebroto Ditkesad Tahun 2012.

Saya mengerti bahwa penelitian yang dilakukan tidak member dampak negative

terhadap saya, dan jawaban yang akan saya berikan pada kuisioner adalah jawaban yang

sebenarnya dan akan dijamin kerahasiaannya. Semua berkas yang mencantumkan

identitas responden hanya digunakan untuk pengolahan data dan bila penelitian telah

selesai akan dimusnahkan. Demikian surat ini saya tanda tangani tanpa adanya paksaan.

Jakarta, Maret 2011

Responden

( )
LEMBARAN KUISIONER

Data Kuisioner:

I. Petunjuk pengisian data

a. Pilih salah satu jawaban pada pernyataan di bawah ini dengan memberi
tanda (X) pada pilihan A,B,C,D jawaban yang di anggap benar.

b. Pilih salah satu jawaban pada pernyataan di bawah ini dengan


membumbukan tanda (√ ) pada kolom : Sangat Setuju ( SS 4). Setuju (S 3),
Tidak Setuju (TS 2) dan Sangat Tidak Setuju (STS 1).

c. Isilah titik titik dengan lama anda bekerja

d. Jawaban yang anda isi adalah sesuai dengan yang anda rasakan

II. Karakteristik Responden

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

Usia : ........ Tahun

Pendidikan : SPK AKPER S1.KEP S 2. KEP

Lama bekerja :………. Tahun

III. Pernyataan:

A. PengetahuanBiomekanikTubuh

1. Pada biomekanik tubuh sistim apa saja yang dikoordinasikan adalah…….

a. Sistim Gerak
b. Sistim Musculoskeletal

c. Sistim Integumen

d. Sistim Keseimbangan tubuh

2. Istilah yang digunakan dalam penggunaan tubuh yang aman dan efisien

dalam aktivitas sehari hari adalah……..

a. Ergonomi Tubuh

b. Manajen Tubuh

c. Biomekanik Tubuh

d. Enginnering Tubuh

3. Tujuan utama Biomekanik tubuh yaitu, memfasilitasi penggunaan

kelompok….

a. Kelompok Sendi

b. Kelompok Tulang

c. Kelompok Rangka

d. Kelompok Otot

4. Tujuan menggunakan Biomekanik tubuh adalah untuk menungkatkan,

kecuali………..

a. Performence
b. Tehnique

c. Equipment

d. Semua jawaban benar

5. Biomekanik merupakan bagian dari Ergonomi, tehnik menggunakan metode

ergonomi yang dilakukan untuk memperbaiki hubungan diantara manusia

dengan……….

a. Lingkungan

b. Mesin

c. Teknologi

d. Semua jawaban benar

B. MekanikaTubuh

6. Hal –hal yang merupakan bagian dari mekanika tubuh,kecuali…….

a. Kesejajaran Tubuh

b. Keseimbangan Tubuh

c. Koordinasi Gerakan

d. Badan
7. Untuk mencapai keseimbangan yang baik maka harus memusatkan berat

badan secara simetris sepanjang garis……

a. Garais Horizontal

b. Garis Vertikal

c. Garis Gravitasi

d. Garis lintang

8. Bagian tubuh yang memiliki hubungan satu sama lain, pada saat sejajar

dengan baik dan optimal dapat meningkatkan fungsi……

a. Fungsi Tubuh

b. Fungsi Gerak

c. Fungsi Gravitasi

d. Fungsi Panca indra

9. Mekanika tubuh adalah suatu usaha mengkoordinasikan sistem

muskuloskeletal dan sistem saraf dalam mempertahankan keseimbangan,

postur, dan kesejajaran tubuh selama……

a. Operasi

b. Mengangkat dan membungkuk

c. Berlari
d. Istirahat tidur

10. Mekanika tubuh yang tepat dapat mengurangi resiko cedera sistem

muskuloskeletal. Hal-hal tersebut mencakup,kecuali.....

a. Keseimbangann Tubuh

b. Kesejajaran Tubuh

c. Koordinasi Gerakan

d. ,Kestabilan Tubuh

C. PencegahanTehnik Cidera

11. Penggunaan tehnik yang benar dapat mengurangi cidera

punggung.Bagaimana tehnik terbaik dalam mengangkat….

a. Mengangkat secara datar dan seimbang

b. Mengangkat secara Horizontal

c. Mengankat secara Diagonal

d. Mengangkat secara Vertikal

12. Ketika membawa suatu benda, gunakan postur yang tepat ,yaitu …

a. Berdiri Sejajar

b. Berdiri Tegak
c. Berdiri Seimbang

d. Berdiri Diantara dua kaki

13. Disamping menggunakan teknik mengangkat dan membawa benda,

latihan penguluran dan penguatan juga dapat menurunkan resiko cidera,

yaitu dengan…….

a. Menguatkan dan menstabilkan otot-otot punggung

b. Menguatkan otot - otot perut

c. Menguatka lengan dan bahu

d. Menstabilkan dan menguatkan otot otot tungkai dan lengan

14. Disaat mendistribusikan berat, objek waktu mengangkat sebaiknya

diletakan diantara…

a. Otot –otot perut

b. Otot- otot besar pada tungkai dan lengan

c. Otot –otot besar pinggang dan punggung

d. Otot-otot tubuh

15. Yang termasuk kedalam tehnik menggerakan tubuh yang tidak baik saat

membawa objek yang dapat menyababkan cidera ,kecuali……

a. Membungkuk dan Jongkok


b. Menyentak selama Mengangkat

c. Memutar dan Menyimpang

d. Berdiri Tegak

D. Tehnik menggerakan Postur Tubuh

16. Sebagian besar nyeri punggung bawah dapat diobati tanpa operasi

diantaranya dengan menggunakan pengobatan alternative, kecuali….

a. Farmakologi

b. Akupuntur

c. Yoga

d. Biofeedback

17. Obat obatan yang termasuk kedalam farmakologi untuk melemaskan otot

dan mengurangi rasa sakit adalah, kecuali…..

a. Opioid

b. Aspirin

c. Xanax

d. Clopidogrel
18. Posisi memberikan kekuatan yang lebih baik untuk otot otot tungkai dapat

membuka basis penyangga, kecuali. …..

a. Lebih lebar

b. Lebih stabil

c. Lebih bertenaga

d. Lebih kuat

19. Bagaimanapun tehnik terbaik dalam mengangkat pasien adalah

pengangkatan secara…..

a. Lebih Bertenaga

b. Diagonal

c. Silang

d. Tegak Lurus

20. Ada beberapa cara dalam menggerakan postur tubuh antara lain memiringkan

tubuh pasien adalah……

a. Log Roll

b. Semi Fowler

c. Supine

d. Trendenbleg
E. Pengertian Low Back Pain LBP

21. Apa yang dimaksud dengan Low Back Pain ( LBP), adalah nyeri

pada………

a. Nyeri daerah lumbal atau lumbo sacral

b. Nyeri lokal maupun nyeri radikuler

c. Nyeri Punggung bawah

d. Semua jawaban benar

22. Lokasi yang paling sering terjadi pada LBP adalah pada daerah……

a. Thoracal

b. Lumbal

c. Femur

d. Sendi

23. Faktor penyebab LBP yang berasal dari luar diri perawat diantaranya

adalah….

a. Pekerjaan

b. Suku dan ras

c. Pengetahuan
d. Jenis kelamin

24. LBP non-diskorgenik adalah nyeri yang bisa disebabkan oleh,kecuali…..

a. Imunologis

b. Berat badan

c. Infeksi

d. Proses toksik

25. Faktor penyebab LBP yang berasal dari dalam diri perawat diantaranya

adalah…..

a. Psikososial

b. Lingkunagan

c. Berat badan

d. Fisiologi
F. Kejadian Low Back Pain (LBP)

Beri tanggapan terhadap pernyataan dengan cara memberikan tanda check list
(√) pada salah satu kolom.

Keterangan :

SS : Sangat Setuju =4

S : Setuju =3

TS : TidakSetuju =2

STS : SangatTidakSetuju = 1

SS S TS STS
No. Pernyataan 2 1
4 3
1. 2Low Back Pain adalah salah satu gangguan
Musculoskeletal yang disebabkan oleh aktivitas
tubuh yang kurang baik.

2. Strain merupakan peregangan otot dan


ligamentum yang dapat terjadi saat
mengangkat beban berat atau gerakan yang
tiba

3. Dengan bertambah nya usia semakin


berkurangnya hormone estrogen yang
menghasilkan kalsitonin yang berfungsi
untuk melindungi tulangdari pengroposan.

4. Jangan mengangkat beban atau benda


terlalu berat,karena jumlah maksimal bila
mengangkat objek adalah 23 kg.

5. Terjadinya LBP selain akibat pengetahuan


tentang posisi tubuh yang kurang,dapat juga
oleh karena berat badan, regangan
lumbosakral yang kronis

Anda mungkin juga menyukai