A DENGAN
KOLESTEROL di DESA TUNONG KECAMATAN BLANG MANGAT
KOTA LHOKSEUMAWE
Disusun Oleh:
Darmayanti.,S.Kep
NPM. 22149010036
Telah disetujui dan disahkan oleh dosen pembimbing, Laporan Kuliah Kerja
Mahasiswa (KKM) Keperawatan Gerontik Prodi Pendidikan Profesi Ners Fakultas
Kesehatan Teknologi dan Sains Universitas Bumi Persada Lhokseumawe Tahun
Ajaran 2023 di Desa Tunong Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe
Telah disetujui
(Ns. Linur Steffi Hereknsia M.Kep) (Ns. Linur Steffi Hereknsia M.Kep)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga Laporan Asuhan
Keperawatan Gerontik Pendidikan Profesi Ners Mahasiswa Universitas Bumi
Persada di Desa Tunong Kecamatan Blang Mangat sudah dapat diselesaikan
dengan baik atas bimbingan dan pihak-pihak yang terkait dalam penyusunan
laporan ini. Shalawat dan salam juga kita panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari alam kegelapan kealam yang berilmu pengetahuan.
1. Bapak Drs. Abdul Wahab, M.Pd., selaku Pembina Yayasan Bina Bumi Persada
Lhokseumawe.
2. Bapak Muhammad Yani, SE selaku Ketua Yayasan Bina Bumi Persada
Lhokseumawe.
3. Ibu Rika Mursyida, S.SiT., M.Kes., selaku Dekan FKTS Universitas Bumi
Persada.
4. Ibu Ns. Fauziah, M.Kep., selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi Ners
Universitas Bumi Persada.
5. Ibu Ns.Linur Steffi Herkensia, M.Kep., selaku dosen pembimbing stase
keperawatan Prodi Profesi Ners Universitas Bumi Persada.
ii
6. Rekan-rekan seperjuangan mahasiwa/i telah memberikan masukan dan bantuan
dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak terdapat kekurangan,
oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Penulis berharap laporan ini
dapat menjadi bahan masukan bagi semua instansi yang terlibat.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 42
A. Kesimpulan ......................................................................................... 42
B. Kritik & saran ....................................................................................... 42
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kolesterol sebenarnya merupakan salah satu komponen lemak. Seperti
kita ketahui, lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh
tubuh manusia di samping zat gizi lain seperti karbohidrat, protein, vitamin,
dan mineral. Lemak merupakan salah satu sumber energi yang memberikan
kalori paling tinggi. Di samping sebagai salah satu sumber energi, sebenarnya
lemak atau khusunya kolesterol memang merupakan zat yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh kita terutama untuk membentuk dinding sel-sel dalam
tubuh
Tanda dan gejala penderita kolesterol jika kadar kolesterol yang
dirasakan sudah memasuki stadium yang cukup parah akan memperlihatkan
gejala – gejala seperti sakit kepala terutama dibagian tengkuk, merasa pegal-
pegal hingga bagian pundak, sering merasa cepat lelah dan capek, sendi terasa
sakit, kaki terkadang membengkak, mudah mengantuk dan merasakan vertigo
atau migraine yang sering kambuh (Ramlah, 2018).
Cara untuk penanganan kolesterol dalam darah yang bisa dilakukan ada
beberapa cara yaitu secara farmakologis dan non-farmakologis. Pengobatan
dengan cara farmakologis dapat ditangani dengan obat penurunan kolesterol
sedangkan untuk pengobatan non- farmakologis bisa dilakukan dengan
mengkonsumsi obat herbal atau bahan alami seperti tanaman (Siti, 2017).
Berdasarkan hasil pengkajian yang didapatkan bahwa Ny.A mengalami
kadar kolesterol tinggi sejak beberapa tahun yang lalu, dari hasil pemeriksaan
yang dilakukan oleh Mahasiswa Pendidikan Profesi Ners, keluarga Ny.A tidak
mengetahui apa yang harus dilakukan untuk Ny.A agar penyakit Ny.A tidak
kambuh.
Berdasarkan dari data-data pengkajian yang penulis dapatkkan
dilapangan maka penulis tertarik untuk melakukan intervensi keperawatan yang
merupakan penyuluhan dan demonstrasi cara pembuatan rebusan air daun salam
dan cara penggunaannya pada Ny.A dengan kolesterol.
1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan asuhan keperawatan gerontik dengan Kolesterol.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memahami Asuhan Keperawatan Gerontik tentang Kolesterol
b. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada konsep asuhan
keperawatan gerontik tentang Kolesterol
c. Mampu merumuskan masalah keperawatan pada konsep asuhan
keperawatan gerontik tentang Kolesterol
d. Mampu menentukan intervensi keperawatan pada konsep asuhan
keperawatan gerontik tentang Kolesterol
e. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada konsep asuhan
keperawatan gerontik tentang Kolesterol
f. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada konsep asuhan
keperawatan gerontik tentang Kolesterol
C. Manfaat
1. Manfaat teoritis.
Sebagai bahan pustaka yang dapat memberikan gambaran tingkat
pengetahuan tentang Kolesterol di masyarakat.
2. Manfaat praktis.
a. Bagi penulis
Sebagai pengalaman langsung dalam pembuatan laporan asuhan
keperawatan, khususnya mengenai pengetahuan tentang Kolesterol
b. Bagi Masyarakat
Hasil laporan ini di harapkan dapat memberikan pengetahuaan
masyarakat tentang Kolesterol
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Lanjut Usia
1. Pengertian
Lansia merupakan periode penutup dalam rentang kehidupan
seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari
periode terdahulu (Rohana, 2017). Proses menua (aging) adalah suatu
proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologi
maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain (Kuntjoro, 2017).
2. Batasan Umur Lanjut Usia
Menurut pendapat berbagai ahli dalam Efendi dalam Sunaryo (2016), batas-
batas umur yang mencakup batas umur lansia sebagai berikut :
1. Menurut undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 dalam Bab 1 Pasal 1
ayat 2 yang berbunyi “Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia
60 tahun ke atas”.
2. Menurut Wordl Health Organization (WHO), usia lanjut dibagi menjadi
empat kriteria berikut usia pertengahan (middle age) ialah 45-59 tahun,
lanjut usia (elderly) ialah 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) ialah 75-90
tahun, usia sangat tua (very old) ialah di batsu 90 tahun.
3. Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI) terdapat empat fase, yaitu:
pertama (fase inventus) ialah 25-40 tahun, kedua (Fase virilities) ialah
40-55 tahun, ketiga (fase presenium) ialah 55-65 tahun, keempat (fase
senium) ialah 65 sampai tutup usia.
4. Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setypnegoro masa lanjut usia (geriatric
age) > 65 tahun, atau 70 tahun. Masa lanjut usia (getiatric age) itu sendiri
dibagi menjadi tiga batasan umur, yaitu young old (70-75 tahun), old
(75-80 tahun), dan very old (> 80 tahun) (Efendi, 2009).
3. Perubahan Yang Terjadi Pada Lanjut Usia
Menurut (Mujahidullah, 2012) dan (Wallace, 2007), beberapa perubahan
yang akan terjadi pada lansia diantaranya adalah perubahan fisik,
intelektual, dan keagamaan :
3
a. Perubahan fisik
1) Sel saat seseorang memasuki usia lanjut keadaan sel dalam tubuh
akan berubah, seperti jumlahnya yang menurun, ukuran lebih besar
sehingga mekanisme perbaikan sel akan terganggu dan proposi
protein di otak, otot, ginjal, darah.
2) Sistem persyarafan, keadaan system persyarafan pada lansia akan
mengalami perubahan, seperti mengecilnya syaraf panca indra. Pada
indra pendengaran seperti hilangnya kemampuan pendengaran pada
telinga, pada indra penglihatan akan terjadi seperti kekeruhan
kornea, hilangnya daya akomodasi dan menurunnya lapang
pandang. Pada indra peraba akan terjadi seperti respon terhadap
nyeri menurun dan kelenjer keringat berkurang. Pada indra pembau
akan terjadinya seperti menurunnya kekuatan otot pernapasan,
sehingga kemampuan membau juga berkurang.
3) Sistem gastrointestinal, pada lansia akan terjadi menurunnya selera
makan, seringnya terjadi konstipasi, menurunnya produksi air liur
(saliva) dang era peristaltic usus juga menurun.
b. Perubahan intelektual
Akibat proses penuaan juga akan terjadi kemunduran pada kemampuan
otak seperti perubahan intelegenita quantion (IQ) yaitu fungsi otak
kanan mengalami penurnan sehingga lansia akan mengalami penurunan
sehingga lansia akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi
nonverbal, pemecahan masalah, konsentrasi dan kesulitan mengenal
wajah seseorang. Perubahan yang lain adalah perubahan ingatan, karena
penurunan kemampuan otak maka seorang lansia akan kesulitan untuk
menerima rangsangan yang diberikan kepadanya sehingga kemampuan
untuk mengingat pada lansia juga menurun (Mujahidullah, 2012).
c. Perubahan keagamaan
Pada umumnya lansia akan semakin teratur dalam kehidupan
keagamaannya, hal tersebut bersangkutan dengan keadaan lansia yang
akan meninggalkan kehidupan dunia.
4
4. Tugas Perkembangan Pada Lanjut Usia
Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada periode tertentu dalam
kehidupan suatu individu (Havighurst dalam Stanley, 2007). Ada beberapa
tahapan perkembangan yang terjadi pada lansia, yaitu :
a. Penyesuaian diri kepada penurunan kesehatan dan kekuatan fisik.
b. Penyesuaian diri kepada masa pension dan hilangnya pendapatan.
c. Penyesuaian diri kepada kematian pasangan dan orang terdekat lainnya.
d. Pembantukan gabungan (pergelompokan) yang sesuai dengannya.
e. Pemenuhan kewajibab social dan kewarganegaran.
f. Pembentuk kepuasan pengaturan dalam kehidupan.
B. Konsep Kolesterol
1. Pengertian Kolesterol
Kolesterol merupakan bahan semacam lilin dan seperti lemak yang
sesungguhnya diperlukan untuk kesehatan kita. Kolesterol merupakan
komponen esensial dari setiap sel dan diperlukan oleh tubuh untuk
melakukan banyak fungsi dasar. Kolesterol membantu hati menghasilkan
empedu, yang diperlukan untuk mencerna lemak, dan merupakan bahan
pembentuk yang darinya tubuh membuat kelenjar adrenal dan hormon seks.
Kolesterol juga membentuk jubah pelindung disekitar dinding sel dan
selubung mielin saraf, serta bekerja sebagai pelumas pada dinding arteri,
membantu kelancaran aliran darah.
2. Etiologi Kolesterol
5
yang berasal dari lemak hewani, telur dan junkfood atau biasa di sebut
dengan makanan sampah (Sasongko, 2013). Pola makan yang sehat harus
memperhatikan keseimbangan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh,
dengan porsi yang tepat atau tidak berlebihan dan bersumber dari bahan-
bahan alami (Noviyanti, 2015).
3. Klasifikasi Kolesterol
1) Hiperkolestrol ringan, ditandai dengan nilai kolestrol antara 140-159
mg/dl.
2) Hiperkolestrol sedang, apabila kadar kolestrol lebih spesifik bila
kadar kolestrol berkisar antara 160-189 mg/dl.
3) Hiperkolestrol berat, dengan kolestrol >190 mg/dl. Kolestrol LDL
merupakan kolestrol yang paling aterogenik yang artinya kadar
kolestrol dalam darah yang paling tinggi akan memicu terbentuknya
atheroma (plaque lemak) pada pembuluh darah, sehingga
meningkatkan resiko terjadinya jantung coroner (Aurora dkk, 2012).
4. Jenis-jenis kolesterol
Kolesterol yang ada di dalam sebenarnya terdiri dari beberapa
kompenen dan masing-masing komponen tersebut memiliki sebuah peran,
karakteristik dan jumlah masing-masing mengindikasikan kondisi tubuh
secara spesifik (sarlito,2014).
a. Kolesterol LDL (high density lipoprotein)
LDL disebut sebagai kolestrol jahat yang membawa kolesterol
dari hati ke sel-sel tubuh lainnya, dan menyimpan kolesterol sepanjang
dinding pembuluh darah arteri, jika terlalu banyak yang dibawa, maka
biasanya terjadi penumpukan yang membentuk plak, sehingga
menyebabkan pembuluh darah arteri menjadi keras dan sempit semakin
tinggi kadar LDL maka semakin tinggi pula resiko terkena penyakit
jantung (Anies,2015).
b. Kolesterol HDL (low density lipoprotein)
Kolesterol HDL mengangkat kolesterol lebih sedikit dari LDL
dan sering disebut kolesterol baik karena dapat membuang kelebihan
6
kolesterol jahat di pembuluh darah arteri kembali ke hati untuk di proses
dan di buang HDL mencegah kolesterol mengendap di arteri dan
melindungi pembuluh darah dari proses aterosklerosis (terbentuknya
plak pada pembuluh darah). Dari hati kolesterol di angkut oleh LDL
umtuk dibawa ke sel-sel tubuh yang memerlukan, termasuk otot jantung,
otak dan lain-lain agar berfungsi sebagaimana mestinya. Kelebihan
kolesterol akan di angkut kembali oleh lipprptein untuk dibawa kembali
ke hati yang selanjutnya akan di uraikan lalu dibuang ke dalam kandung
empedu sebagai asam (cairan) emepedu.
c. Trigliserida
Selain LDL dan HDL terdapat juga Trigliserida, yaitu satu jenis
lemak yang diserap oleh usus setelah mengalami hidrolisis, kemudian
masuk ke dalam plasma. Trigliserida terdapat di dalam darah dan
berbagai organ dalam tubuh. Meningkatnya kadar trigliserida dalam
darah juga dapat dapat meningkatkan kadar kolesterol. Ketika tubuh
membutuhkan energy dan tidak ada makanan sebagai sumber energy,
trigliserida maka akan melepaskan dari sel-sel lemak dan akan
digunakan sebagai energy (proses ini dikendalikan oleh hormon).
Trigliserida yang tinggi biasanya diikuti oleh kolesterol total dan LDL
yang tinggi serta HDL yang rendah (Anies, 2015).
5. Manifestasi klinis
Pada permulaan biasanya belum terlihat gejala. Apabila lama, bisa
ditemukan, antara lain:
a. Pengendaapan lemak pada tendon dan kulit atau yang disebut xanthoma
b. Hati dan limpa membesar yang dapat ditemukan pada pemeriksaan
palpasi
c. Nyeri perut yang berat akibat adanya radang pancreas (pancreastitis)
d. Nyeri dada (Yatim, 2011)
7
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Umum
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Ny.A Pekerjaan : IRT
Umur : 66 Tahun Alamat : Desa Tunong
Agama : Islam No HP :-
Suku : Aceh
b. Genogram
Keterangan:
: Meninggal
: Meninggal
: Laki - Laki
: Perempuan
8
d. Aktifitas Rekreasi
Ny.A mengatakan ketika merasa bosan, untuk mengisi waktu
rekreasinya Ny.A sering pergi kerumah salah satu anaknya untuk
melihat cucu-cucunya.
e. Agama dan kepercayaan
1) Agama yang di anut
Islam
2) Seberapa aktif klien terlibat dalam kegiatan keagamaan atau
organisasi keagamaan
Cukup aktif, seperti mengikuti pengajian yang diadakan
dimeunasah.
2. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
• Frekuensi Makan
Ny.A mengatakan beliau makan sebanyak 3 kali dalam sehari.
• Nafsu makan
Ny.A mengatakan pada saat ini nafsu makannya seperti biasa saja.
• Jenis Makanan
Jenis makanan yang dikonsumsi Ny.A pada setiap harinya yaitu
nasi, dan sambal lauk pauknya.
• Kebiasaan Sebelum Makan
Ny.A mengatakan tidak memiliki kebiasaan sebelum makan.
• Makanan yang tidak disukai
Ny.A mengatakan menyukai semua makanan.
• Alergi terhadap makanan
Ny.A mengatakan tidak memiliki alergi terhadap makanan.
• Pantangan Makanan
Ny.A mengatakan tidak memiliki pantangan dalam soal makanan.
• Keluhan yang berhubungan dengan makanan
Ny.A mengatakan tidak ada keluhan terhadap makanan.
9
b. Eliminasi
• BAK
• Frekuensi dan Waktu
Ny.A mengatakan biasanya BAK dalam sehari yaitu 2-3 kali dan
warna kuning bersih.
• Kebiasaan BAK pada malam hari
Ny. A mengatakan BAK pada malam hari yaitu sekitar 1-2 kali
dalam semalam
• Keluhan yang berhubungan dengan BAK
Ny. A mengatakan tidak memiliki keluhan terkait dengan BAK.
• BAB
• Frekuensi dan Waktu
Ny. A mengatakan BAB teratur, waktunya yaitu pada pagi hari.
• Konsistensi
Ny. A mengatakan konsistensi BAB nya padat dan lembek.
• Keluhan yang berhubungan dengan BAB
Ny. A mengatakan tidak ada kesulitan untuk BAB.
• Pengalaman memakai laxantif pencahar
Ny. A mengatakan tidak mempunyai pengalaman terkait dengan
memakai obat pencahar.
c. Personal Hygiene
1) Mandi
Ny.A mengatakan mandi 2 kali dalam sehari.
2) Oral Hygiene
Ny. A mengatakan menggosok gigi 2 kali dalam sehari.
3) Cuci Rambut
Ny. A mengatakan mencuci rambut kadang-kadang 1-2 kali dalam
seminggu karna beliau sulit untuk beraktifitas dan tidak bisa lama
dikamar mandi, Ny.A mengatakan mencuci rambut dengan
menggunakan shampo.
10
4) Kuku dan Tangan
Ny.A memotong kuku waktunya tidak menentu, Ny.A memotong
kuku jika kukunya sudah terlihat panjang.
5) Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun
Ny.A mengatakan bahwa ketika mencuci tangan selalu
menggunakan sabun.
d. Istirahat dan Tidur
• Lama tidur malam
Klien mengatakan lama tidur malam nya sekitar 7-8 jam, tidur
malam biasanya pada jam 21.00 WIB.
• Lama tidur siang
Klien mengatakan tidur siang hanya kadang kadang, biasanya
sekitar 1-2 jam.
• Keluhan yang berhubungan dengan tidur
Ny.A mengatakan tidurnya tidak nyenyak dan sering terbangun
karna nyeri pada bagian leher.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan saat ini
Klien mengatakan menderita kolesterol sejak beberapa tahun
yang lalu, Klien mengatakan sering mengeluh tengkuk pegal dan nyeri
pada kedua kaki, nyeri yang dialami seperti ditusuk-tusuk, hilang timbul
dengan skala 3 di persendian terutama pada persendian kaki, saat nyeri
klien tampak meringis dan menghindari nyeri, klien mengatakan tidak
mengerti tentang penyakitnya seperti pengertian, penyebab, manifestasi,
penatalaksanaan, dan diet klien mengatakan suka makan gorengan,
bakso dan makanan yang mengandung santan.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
1) Penyakit yang pernah diderita
Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang berat
sebelumnya, klien mengatakan hanya mengalami demam dan batuk
biasa.
11
2) Riwayat Alergi
Klien mengatakan alergi terhadap obat tetapi klien lupa jenis obat
apa yang dialergikannya.
3) Riwayat Dirawat di Rumah Sakit
Klien mengatakan pernah dirawat dirumah sakit jika ia tidak
sanggup menahan rasa sakit ditubuhnya maka dibawa kerumah
sakit.
4) Riwayat Pemakaian Obat
Klien mengatakan minum obat Simvastatin untuk menurunkan
kadar kolesterol yang diberikan di puskesmas.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
TD : 110/90 mmHg
Suhu : 36,6 oC
RR : 24 x/i
Nadi : 83 x/i
b. BB/TB
TB : 155 cm
BB : 55 kg
c. Kepala
• Inspeksi
Bentuk kepala normal, distribusi merata, kulit kepala bersih, rambut
terlihat putih, kulit kepala tampak sedikit berminyak.
• Palpasi
Pada saat dipalpasi tidak terdapt pembengkakan luka/lesi pada
kepala, tidak terdapat kerontokan rambut.
d. Mata
• Inspeksi
Mata tampak simetris kiri dan kanan, terdapat adanya kekeruhan
pada kornea, saat mengukur lapang pandang terdapat penurunan
12
lapang pandang. Tidak tampak ada pembengkakan, luka/lesi, tidak
menggunakan alat bantu penglihatan.
• Palpasi
Saat diraba tidak ada teraba pembengkakan, tidak ada nyeri
tekan/lepas di daerah mata.
e. Telinga
• Inspeksi
Telinga tampak simetris kiri dan kanan, tidak ada tampak
pembengkakan, luka/lesi, tidak tampak cairan yang keluar dari
telinga, fungsi pendengaran berkurang.
• Palpasi
Tidak ada luka/lesi pada telinga, tidak ada nyeri tekan/lepas
f. Hidung
• Inspeksi
Hidung tampak simetris, tidak terdapat perdarahan, polip hidung
tidak ada serta peradangan mukosa hidung tidak ada. Adanya
penurunan kemampuan membau.
• Palpasi
Tidak teraba pembengkakan pada hidung (sinus) atau yang lainnya,
tidak ada nyeri tekan atau lepas di daerah hidung
g. Mulut, Gigi dan Bibir
• Inspeksi
Mulut tampak bersih
• Palpasi
Pada saat dilakukan palpasi tidak teraba benjolan atau masa pada
bibir.
h. Thorak
• Inspeksi
Tidak terdapat retraksi dinding dada, pergerakan dinding dada
simetris kiri dan kanan, tidak tampak bantuan otot pernafasan,
pernafasan 21 x/i
13
• Palpasi
Saat dipalpasi tidak ada teraba massa/pembengkakan di dada, tidak
ada nyeri tekan/lepas
• Perkusi
Saat diperkusi terdengar bunyi sonor di seluruh lapang paru (kiri dan
kanan)
• Auskultasi
Saat diauskultas tidak terdengan adanya bunyi suara nafas tambahan
i. Abdomen
• Inspeksi
Tidak ada distensi abdomen, tidak tampak pembengkakan/massa
pada abdomen.
• Auskultasi
Saat diauskultasi terdengar bising usus 2-3 x/i
• Perkusi
Saat diperkusi terdengar bunyi tympani
• Palpasi
Saat dipalpasi tidak teraba adanya massa/pembengkakan, hepar dan
limpa tidak teraba, tidak ada nyeri tekan/lepas di daerah abdomen
j. Kulit
• Inspeksi
Pada saat dilakukan pemeriksaan tidak terdapat perlukaan ataupun
lesi, kulit tampak kering dan mulai berkeriput.
• Palpasi
Pada saat dilakukan pemeriksaan tidak teraba pembengkakan
luka/lesi pada kulit, kulit teraba hangat.
k. Ektremitas Atas
Pada ektremitas atas kuku jari tangan tampak pendek, bersih, turgor
kulit baik, tidak ada kelainan, kulit tampak mulai berkeriput, akral teraba
hangat, ≥CRT 2 detik
l. Ektremitas Bawah
14
Pada ektremitas bawah terdapat nyeri pada persendian yaitu pada lutut,
turgor kulit baik, kuku pendek, bersih, tidak ada oedema, tidak ada
kelainan, akral teraba hangat, ≥CRT 2 detik
5. Masalah Kesehatan Kronis
No Keluhan kesehatan atau gejala yang Selalu Sering Jarang ( T.Pernah
dirasakan klien dalam waktu 3 bulan (3) (2) 1) (0)
terakhir berkaitan dengan fungsi–fungsi
A Fungsi penglihatan
1. Penglihatan kabur ✓
2. Mata berair ✓
4. Pendengaran berkurang ✓
5. Telinga berdenging ✓
C Fungsi Paru
D Fungsi Jantung
G Fungsi persarafan
15
22. Nyeri / pegal pada daerah Tekuk ✓
16
7. Status Fungsional
No Aktifitas Mandiri Tergantung
(Nilai 1) (Nilai 0)
17
8. Status Psikologis (Skala Depresi)
No Apakah Bapak / Ibu dalam satu minggu terakhir : Ya Tidak
18
Hasil = 4 ( Normal )
Analisis Hasil :
Terganggu Nilai 1
Normal Nilai 0
B. ANALISA DATA
19
D. RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
36
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Diagnosa Waktu Implementasi Evaluasi Nama Dan
Keperawatan Paraf
11:00 Observasi S:
Nyeri akut b/d Manajemen nyeri - Klien mengatakan masih nyeri, tetapi
kondisi - Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, frekuensi, intensitas nyeri. sudah berkurang
muskuloskeletal - Mengidentifikasi skala nyeri - Klien dapat menjawab apa yang telah di
kronis - Mengidentifikasi factor penyebab nyeri diskusikan
- Memonitor efek samping penggunaan analgetik O:
Teraupeutik - Klien masih tampak sedikit meringis
- Memberikan teknik non farmakologi - Skala nyeri 3
- Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (suhu, pencahayaan, kebisingan)
- Memfasilitasi istirahat dan tidur. A: Masalah Belum Teratasi
Edukasi
- Menjelaskan penyebab dan pemicu nyeri P: Intervensi dilanjutkan
- Menjelaskan strategi pereda nyeri
- Menganjurkan monitor nyeri secara mandiri
- Menganjurkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik (jika perlu)
Observasi S:
Defisit - Mengidentifikasi informasi uang akan disampaikan - Klien mengatakan sedikit memahami
pengetahuan b/d - Mengidentifikasi pemahaman tentang kondisi kesehatan saat ini tentang kolesterol
kurangterpapar - Mengidentifikasi kesiapan menerima informasi. O:
informasi Terapeutik - Klien tampak binggung saat ditanya
- Melakukan penguatan potensi pasien dan kleuarga untuk menerima informasi tentang penyebab sakit yang di derita.
- Melibatkan pengambilan keputusan dalam untuk menerima informasi
- Memfasilitasi mengenali kondisi tubuh yang membutuhkan layanan keperawatan A: Masalah Teratasi
- Memberikan nomor kontak yang dapat dihubungi jika pasien membutuhkan bantuan
- Mencatat identitas dan nomor kontak pasien untuk mengingatkan atau follow up kondisi P: Intervensi dihentikan
pasien
- Memfasilitasi akses pelayanan pada saat dibutuhkan
37
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Ny.A dengan
Kolesterol di desa Tunong Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe maka
dapat di ambil kesimpulan:
1. Dalam pengkajian penulis tidak menemukan kesulitan yang berarti yang
dapat di simpulkan di peroleh mudah karena adanya kerja sama antara
keluarga Ny. A
2. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu direncakan beberapa tindakan
keperawatan dengan menentukan rasional dari tindakan tersebut.
3. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan sangat di perlukan kerjasama
yang baik antara keluarga, tim kesehatan yang lain untuk mendapatkan
tindakan keperawatan yang berkesinambungan.
B. Kritik dan saran
1. Unit Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Diharapkan agar dapat meningkatkan lagi mutu pelayanan yang sudah
tercapai dengan baik.
2. Institusi pendidikan
Untuk Dosen semoga tidak pernah bosan mengajari dan membimbing kami
terutama dalam pembuatan serta penyusunan tugas Asuhan
keperawatan.Untuk mahasiswa-mahasiswi semoga dengan adanya tugas ini,
dapat menambah ilmu dan wawasan kalian tentang Asuhan keperawatan
gerontik, serta lebih giat belajar.
42
DAFTAR PUSTAKA
44
Dokumentasi