Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGI HOLISTIK PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI


PADA Nn.E USIA 24 TAHUN DENGAN KONSELING GIZI PRAKONSEPSI
DI PUSKESMAS JALAN GEDANG

Oleh:

PUTRI BELINDA PERMATASARI


NIM. P05140521027

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BENGKULU


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
PROGRAM PROFESI
TAHUN 2021
HALAMAN PENGESAHAN

“ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGI HOLISTIK PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI


PADA Nn.E USIA 24 TAHUN DENGAN KONSELING GIZI PRAKONSEPSI
DI PUSKESMAS JALAN GEDANG”

Disusun Oleh :

PUTRI BELINDA PERMATASARI


NIM. P05140521027

Telah disetujui oleh pembimbing pada tanggal ....................

Menyetujui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Wewet Savitri, SST, M.Keb Kemala Haiti, S.Tr.Keb


NIP. 197410032000122003 NIP. 197712232003122004

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Diah Eka Nugraheni, SST, M.Keb


NIP. 198012102002122002
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Laporan Komprehensif ini.
Penulisan laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas Praktik Asuhan
Kebidanan Holistik Kebidanan. Laporan ini terwujud atas bimbingan, pengarahan
dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dan
pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ibu Yuniarti, SST,M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Bengkulu,
2. Ibu Diah Eka Nugraheni, SST., M.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu,
3. Ibu Wewet Savitri, SST,M.Keb selaku dosen Pembimbing Akademik,
4. Ibu Kemala Haiti, S.Tr.Keb selaku Pembimbing Lahan.
Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, penulis menyadari
bahwa penulisan laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhir
kata, penulis berharap semoga laporan komprehensif ini bermanfaat bagi semua
pihak.

Bengkulu, November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Tujuan......................................................................................................4
C. Ruang Lingkup........................................................................................5
D. Manfaat....................................................................................................5

BAB II KAJIAN KASUS DAN TEORI...........................................................6


A. Kajian Masalah Kasus.............................................................................6
B. Kajian Teori...........................................................................................10

BAB III PEMBAHASAN................................................................................20


A. Pengkajian.............................................................................................20
B. Analisis..................................................................................................22
C. Penatalaksanaan.....................................................................................22

BAB IV PENUTUP..........................................................................................27
A. Kesimpulan............................................................................................27
B. Saran......................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu penentu kualitas sumber daya manusia adalah terpenuhinya
kecukupan gizi individu. Seseorang yang mengalami kekurangan gizi maka
akan berdampak pada gangguan pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan,
menurunnya daya tahan tubuh yang akan berakibat meningkatnya angka
kesakitan dan kematian. Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu
sejak masih di dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa remaja, dewasa
sampai usia lanjut (Supriyono dalam Rahim dkk. 2015).
Kementerian Kesehatan RI (2010) mendefinisikan bahwa Wanita Usia
Subur (WUS) adalah wanita yang berada dalam periode umur antara 15-49
tahun. Wanita pranikah merupakan bagian dari kelompok WUS perlu
mempersiapkan kecukupan gizi tubuhnya, karena sebagai calon ibu, gizi yang
optimal pada wanita pranikah akan mempengaruhi tumbuh kembang janin,
kondisi kesehatan bayi yang dilahirkan dan keselamatan selama proses
melahirkan (Paratmanitya dkk. 2012).
Masa pranikah dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi, karena
setelah menikah wanita akan segera menjalani proses konsepsi. Masa
prakonsepsi merupakan masa sebelum kehamilan. Periode prakonsepsi adalah
rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi dan idealnya
harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar 100 hari
sebelum konsepsi. Status gizi WUS atau wanita pranikah selama tiga sampai
enam bulan pada masa prakonsepsi akan menentukan kondisi bayi yang
dilahirkan. Prasayarat gizi sempurna pada masa prakonsepsi merupakan kunci
kelahiran bayi normal dan sehat (Susilowati dkk. 2016).
Adapun pentingnya menjaga kecukupan gizi bagi wanita pranikah
sebelum kehamilan disebabkan karena gizi yang baik akan menunjang fungsi
optimal alat-alat reproduksi seperti lancarnya proses pematangan telur, produksi
sel telur dengan kualitas baik, dan proses pembuahan yang sempurna. Gizi yang
baik juga dapat berperan penting dalam penyediaan cadangan gizi untuk
tumbuh-kembang janin. Bagi calon ibu, gizi yang cukup dan seimbang akan
memengaruhi kondisi kesehatan secara menyeluruh pada masa konsepsi dan
kehamilan serta akan dapat memutuskan mata rantai masalah kekurangan gizi
pada masa kehamilan (Susilowati dkk. 2016).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan asuhan
kebidanan gizi prakonsepsi menggunakan pola pikir manajemen
kebidanan serta mendokumentasikan hasil asuhannya.
2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu menjelaskan dasar teori prakonsepsi.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep asuhan kebidanan pada wanita
usia subur dalam perencanaan kehamilan.
3. Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan pada wanita usia
subur dalam perencanaan kehamilan .
4. Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian hasil asuhan
kebidanan pada wanita usia subur dalam perencanaan kehamilan.
5. Mahasiswa mampu melakukan pembahasan berdasarkan teori dan
kasus.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan komprehensif ini adalah pelaksanaan pelayananan
kebidanan yang berfokus asuhan kebidanan pada masa prakonsepsi.

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman secara
langsung, sekaligus penanganan dalam menerapkan ilmu yang diperoleh
selama pendidikan. Selain itu, menambah wawasan dalam menerapkan
asuhan kebidanan pada masa prakonsepsi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Dapat memperoleh gambaran dalam memberikan asuhan kebidanan
holistik gizi prakonsepsi.
b. Bagi Lahan Praktik
Laporan komprehensif ini dapat dijadikan dokumentasi di Puskesmas
Jalan Gedang
BAB II
KAJIAN KASUS DAN TEORI

A. Kajian Masalah Kasus


Pada hari Rabu tanggal 17 November 2021 pukul 10.00 WIB saya
dinas di Puskesmas Jalan Gedang dan melakukan kunjungan ke KUA Gading
Cempaka untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan konseling pada calon
pengantin. Nn. E datang ditemani dengan calon suaminya Tn. A untuk
mendapatkan konseling persiapan pernikahan. Saya melakukan anamnesa Nn.
E usia 24 tahun mengatakan akan menikah tanggal 20 bulan Desember, ia
mengatakan belum mendapatkan konseling kesehatan sebelum menikah
sehingga belum mengetahui mengenai apa saja yang perlu dipersiapkan. Nn.
E mengatakan haid pertamanya diumur 13 tahun, siklus haid 28-30 hari,
dengan lama haid 4-7 hari, mengganti pembalut 2-4x/hari terutama haid hari
ke 1-2. Nn. E mengatakan belum pernah menikah sebelumnya. Nn. E
mengatakan belum pernah hamil, melahirkan dan memiliki anak. Nn. E
mengatakan belum pernah menggunakan KB. Nn. E sudah pernah melakukan
imunisasi TT saat bayi dan pada saat sekolah SD namun belum melakukan
imunisasi TT sebelum menikah, Nn. E dan Tn, A juga mengatakan belum
pernah melakukan pemeriksaan laboratorium dan rencana akan melakukan
pemeriksaan pada hari jumat.
Nn. E dan Tn. A mengatakan riwayat kesehatannya sekarang sedang
dalam keadaan sehat, riwayat kesehaan yang lalu Nn. E pernah demam, batuk
flu, tidak pernah dirawat di rumah sakit atau didiagnosa suatu penyakit
anemia, hepatitis B, Malaria, TORCH, Penyakit genetik thalassemia, diabetes
mellitus. Nn. E dan Tn. A mengatakan keluarganya tidak memiliki penyakit
menurun seperti asma, DM, hipertensi, jantung atau thalassemia dan riwayat
penyakit menular seperti TBC dan hepatitis.
Nn. E mengatakan makan sehari hanya 1-2x/hari karena sedang diet.
Nn. E mengatakan minum air putih sehari 8 gelas/hari. Nn. E mengatakan
tidak pernah mengkonsumsi tablet tambah darah. Nn. E mengatakan BAB
dan BAK normal. Nn. E mengatakan lama tidur sekitar 6-7 jam, jarang tidur
siang. Nn. E mengatakan mandi 2x/hari.
Berdasarkan hasil anamnesa, hasil pengkajian Nn. E menunjukkan
secara umum baik. Kesadaran CM. Hasil pemeriksaan menunjukkan TD =
110/80 mmHg, N = 80 x/m, R = 20x/m, BB = 48 kg, TB = 158 cm, IMT =
19,22, LILA = 23 cm. Hasil pemeriksaan fisik pada LILA < 23,5 cm yang
berarti berisiko KEK. Berdasarkan hasil anamnesa Nn. E usia 24 tahun
dengan kebutuhan konseling gizi prakonsepsi

B. Kajian Teori
a. Gizi Masa Prakonsepsi
1. Pengertian Masa Prakonsepsi
Masa pranikah dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi, karena
setelah menikah wanita akan segera menjalani proses konsepsi. Masa
prakonsepsi merupakan masa sebelum kehamilan.Periode prakonsepsi
adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi
dan idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu
sekitar 100 hari sebelum konsepsi. Status gizi WUS atau wanita pranikah
selama tiga sampai enam bulan pada masa prakonsepsi akan menentukan
kondisi bayi yang dilahirkan. Prasyarat gizi sempurna pada masa
prakonsepsi merupakan kunci kelahiran bayi normal dan sehat
(Susilowati & Kuspriyanto, 2016).

Rhode Island Departement of Health (2012) menyimpulkan


bahwa wanita prakonsepsi merupakan wanita yang siap menjadi ibu,
merencanakan kehamilan dengan memperhatikan kesehatan diri atau
kesehatan reproduksi, kesehatan lingkungan, serta pekerjaannya.Oleh
sebab itu, masa prakonsepsi ini harus diawali dengan hidup sehat, seperti
memperhatikan makann yang dimakan oleh calon ibu.

Perawatan prakonsepsi juga merupakan suatu langkah-langkah


penilaian dan intervensi yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan
memodifikasi resiko medis, perilaku, dan sosial kesehatan wanita, serta
hasil kehamilannya dari sebelum konsepsi (Hadar, et al, 2015).Centers
for Disease Control and Prevention (CDC) mengidintifikasi empat
tujuan untuk meningkatkan kesehatan prakonsepsi di antaranya yaitu:
a) Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku yang
berhubungan dengan kesehatan prakonsepsi.
b) Meyakinkan bahwa semua wanita usia subur bisa menerima
pelayanan perawatan prakonsepsi yang akan memungkinkan
mereka akan kesehatan yang optimal.
c) Mengurangi resiko lahir cacat.
d) Mengurangi hasil kehamilan yang merugikan

b. Kebutuhan Gizi pada Masa Prakonsepsi


Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan
yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorpsi,
transportasi. Penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat yang
tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan,
dan fungsi normal dari organ- organ serta menghasilkan energi
(Supariasa, dkk. 2002).
Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah
karbohidrat, lemak, dan protein, oksidasi zatzat gizi ini
menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan
kegiatan atau aktivitas. Ketiga zat gizi termasuk zat organik yang
mengandung karbon yang dapat dibakar, jumlah zat gizi yang paling
banyak terdapat dalam pangan dan disebut juga zat pembakar
(Almatsier, 2011)
Pedoman Gizi Seimbang merupakan pedoman untuk
konsumsi makan sehari-hari yang harus mengandung zat gizi dalam
jenis dan jumlah (porsi) yang sesuai dengan kebutuhan setiap orang
atau kelompok umur, mengandung berbagai zat gizi (energi, protein,
vitamin dan mineral), serta dapat dijadikan sebagai pedoman makan,
aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan berat
badan normal (Kemenkes,2014).
Secara umum terdapat pesan khusus gizi seimbang yang
perlu diperhatikan bagi calon pengantin adalah mengonsumsi aneka
ragam makanan untuk memenuhi kebutuhan energinya. Hal tersebut
meliputi konsumsi zat gizi makro dan mikro (karbohidrat, protein,
vitamin dan mineral) yang akan digunakan sebagai proses
pertumbuhan tubuh yang cepat, peningkatan volume darah dan
peningkatan hemoglobin dalam darah yang berguna untuk mencegah
anemia yang disebabkan karena kehilangan zat besi selama proses
menstruasi (Kemenkes,2014).

Berikut merupakan anjuran Angka Kecukupan Gizi bagi


WUS yang telah ditetapkan Kemenkes RI (2014) :

Tabel 1.

Angka Kecukupan Gizi


bagi WUS
Zat Gizi 13-15 tahun 16-18 tahun 19-29 tahun 30-49 tahun
Energi
2125 2125 2250 2150
(kkal)
Protein 69 59 56 57
(g)
Folat 400 400 400 400
(meg)
B6 (mg) 1,2 1,2 1,3 1,3
B12 (mg) 2,4 2,4 2,4 2,4
Besi (mg) 26 26 26 26
Sumber: Kemenkes RI 2014.
Gizi yang memengaruhi prakonsepsi adalah karbohidrat, lemak,
protein, asam folat, vitamin A, E, dan B12, mineral zinc, besi,
kalsium, dan omega-3. Pasangan yang akan melangsungkan
pernikahan sebaiknya mulai mengubah pola makan menjadi teratur
dan baik selambat-lambatnya enam bulan sebulan sebelum kehamilan.
Hal ini dapat membantu memperbaiki tingkat kecukupan gizi
pasangan (Susilowati & Kuspriyanto, 2016).
Berikut pola makan yang disarankan pada pasangan prakonsepsi
untuk mengonsumsi dalam jumlah yang mencukupi:
a. Karbohidrat
Karbohidrat yang disarankan adalah kelompok polisakarida
(seperti nasi, jagung, sereal, umbi-umbian) dan disarankan
membatasi konsumsi monosakarida (seperti gula, sirup, makanan,
dan minuman yang tinggi gula).
b. Protein

Kekurangan protein pada tingkat berat akan


memperlambat perkembangan hormone endokrin sehingga
kemampuan untuk mengikat hormone androgen rendah.
Makanan yang kaya protein bisa diperoleh dari telur, daging,
tempe, dan tahu. Serangan radikal bebas (oksidan) yang
memengaruhi kesehatan reproduksi.
c. Asam Folat
Kecukupan nutrisi asam folat dapat mengurangi resiko bayi
lahir kecacatan system saraf dengan neutral tube defect(NTD)
seperti spina bifida sebanyak 70%.
d. Vitamin B6
Sumber vitamin B6 antara lain ayam, ikan, ginjal, beras
merah, kacang kedelai, kacang tanah, pisang, dan kol.
e. Vitamin D
Vitamin D dirodukski dari dalam tubuh dengan bantuan
sinar matahari, selain itu dapat diperoleh dari susu, telur, mentega,
keju, minyak ikan, ikan tuna, dan ikan salmon.
f. Zinc
Zinc sangat penting untuk calon ibu karena zinc membantu
produksi materi genetik ketika pembuahan terjadi. Menjaga asupan
zinc sesuai AKG, yaitu 15 mg/hari dapat membantu menjaga sistem
reproduksi berfungsi normal.
g. Zat besi
Kekurangan zat besi pada calon ibu dapat menyebabkan
anemia dengan menunjukkan gejala lelah, sulit konsentrasi, dan
gampang infeksi.Juga dapat mengurangi resiko ibu hamil
mengalami defisiensi anemia gizi besi yang dapat membahayakan
ibu dan kandungannya.(Susilowati & Kuspriyanto, 2016).
Berikut sekilas sumber nutrisi penting bagi wanita
prakonsepsi hingga masa kehamilan (MacDougall, 2003):

Tabel 2.

Sumber Nutrisi Bagi Wanita Prakonsepsi

Sumber Nutrisi Penting


Produk dari susu (susu, mentega, keju, dsb), telur,
Vitamin A
minyak ikan, sayuran berwarna hijau, dan kuning.
Semua jenis beras atau gandum, ragi, kacang-
Vitamin B1
kacangan, biji-bijian, dan sayuran daun-daunan hijau.
Semua jenis beras atau gandum, sayuran hijau, dan
Vitamin B2
telur.
Semua jenis beras atau gandum, ragi, minyak ikan,
Vitamin B3
telur, dan susu.
Telur, kacang-kacangan, biji-bijian, semua jenis beras-
Vitamin B5
berasan atau gandum, alpukat.

Vitamin B6 Seluruh tepung, ragi, biji gandum, jamur, kentang.

Vitamin B12 Telur, daging, tiram, susu.


Sayuran daun-daunan hijau, jeruk, dan kacang-
Asam folat
kacangan.

Vitamin C Buah sitrun, stroberi, lada manis, tomat, dan kentang.


Susu asam, minyak ikan (sarden), margarin, kuning
Vitamin D
telur, sinar matahari.
Minyak sayur, biji gandum, kacang-kacangan, biji
Vitamin E
bunga matahari, brokoli.

Produk susu, sardin kalengan, salmon termasuk


Kalsium tulangnya, sayur dan daun-daunan hijau, kacang-
kacangan.
Daging merah, kacang-kacangan, telur, sayuran daun-
Besi
daunan hijau.
Biji gandum, bekatul, seluruh jenis tepung, kacang-
Seng
kacangan, bawang, tiram.

c. Konseling
1. Pengertian Konseling

Salah satu upaya untuk menyadarkan masyarakat mengenai gizi


adalah melalui konseling gizi. Secara umum, definisi konseling
adalah suatu proses dua arah yang terjadi antara konselor dan klien
yang bertujuan untuk membantu klien mengatasi dan mengambil
keputusan yang benar dalam mengatasi masalah gizi yang dihadapi
(Supariasa, 2014).

Konseling gizi adalah suatu cara untuk meningkatkan


pengetahuan dan kemampuan individu atau keluarga melalui bentuk
pendekatan guna mendapatkan pengertian yang lebih baik, sehingga
diharapkan individu atau keluarga mampu mengambil langkah-
langkah untuk mengatasi masalah gizi termasuk perubahan pola
makan serta memecahkan masalah terkait gizi kearah kebiasaan
hidup sehat (Cornelia, dkk 2013).
Peran keluarga juga turut membantu dalam keberhasilan
konseling gizi. Anggota keluarga yang lain dapat mendukung
pelaksanaan perubahan pola makan klien. Hingga pada akhirnya
klien dapat menerapkan pola makan yang baik sesuai dengan yang
diharapkan.
2. Tujuan Konseling
Tujuan konseling gizi adalah secara umum adalah membantu klien
dalam upaya megubah prilaku yang berkaitan dengan gizi, sehingga
status gizi klien menjadi lebih baik.Perilaku yang diubah meliputi
pengetahuan dan sikap.
3. Manfaat Konseling
Dalam melakukan konseling diperlukan hubungan yang baik
antara konselor dan klien melalui kesepakatan untuk bekerja
sama, melakukan komunikasi, dan terlibat dalam proses yang
berkesinambungan dalam upaya memberikan pengetahuan,
keterampilan, serta sumber daya. Proses konseling diharapkan
dapat memberikan manfaat pada klien sebagai berikut:
a) Membantu klien untuk mengenali masalah kesehatan dan
gizi yang dihadapi.
b) Membantu klien memahami penyebab terjadinya masalah.
c) Membantu klien untuk mencari alternatif pemecahan
masalah.
d) Membantu klien untuk memilih cara pemecahan masalah
yang paling sesuai baginya.
e) Membantu proses penyembuhan penyakit melalui
perbaikan gizi klien.
4. Tempat Konseling
Pada prinsipnya dapat dilaksanakan dimana saja asal
memenuhi konsep kenyamanan dan informasi yang disampaikan
klien tidak didengar orang yang tidak berkepentingan serta
dijamin kerahasiaanya (Supariasa, 2014). Namun, ada beberapa
persyaratan khusus yang harus dipenuhi untuk dapat dikatakan
layak sebagai tempat dilakukannya konsultasi, antara lain :
a) Ruangan tersendiri terpisah dengan ruangan lain sehingga
klien merasa nyaman.
b) Ada tempat atau meja untuk mendemonstrasikan materi
konseling,
c) Lokasi mudah dijangkau oleh klien, termasuk klien yang
memiliki keterbatasan fisik.
d) Ruangan memiliki cukup cahaya dan sirkulasi udara.
e) Ruangan didukung dengan fasilitas yang memadai antara lain
tersedia poster, leflet, dan food model.
5. Waktu
Waktu pelaksanaan konseling sangat bergantung pada
kasus yang ditangani berat ringannya masalah, keaktifan klien,
dan waktu kunjungan, yaitu kunjungan awal/pertama, kedua,
ketiga dan seterusnya.Secara umum waktu pelaksanaan konseling
berkisar antara 30-60 menit.Dengan pembagian 30 menit diawal
digunakan untuk menggali data, dan 30 menit berikutnya untuk
diskusi dan memecahan masalah.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Pada kasus ini Nn. E dan Tn. A sedang melakukan persiapan
pernikahan. Berdasarkan pengkajian data subyektif diperoleh bahwa Nn. E
berusia 24 tahun dan Tn. S berusia 25 tahun. Menurut BKKBN (2018) umur
ideal yang matang secara biologis dan psikologis adalah 20 – 27 tahun bagi
wanita dan umur 25 – 30 tahun bagi pria. Umur Nn. E sudah memasuki umur
ideal yang matang secara biologis dan umur Tn. A termasuk usia yang sudah
matang. Riwayat psikososial didapatkan bahwa kedua calon pengantin sudah
siap secara mental untuk menikah tetapi belum mengetahui persiapan
kesehatan sebelum menikah karena belum pernah mendapatkan pendidikan
kesehatan pranikah sebelumnya.
Pada riwayat menstruasi diperoleh bahwa calon pengantin wanita
memiliki siklus haid 28 – 30 hari teratur tiap bulan, lama sekitar 4 – 7 hari,
tidak mengalami gangguan haid seperti nyeri. Siklus menstruasi pada wanita
normal berkisar antara 21-32 hari dan hanya 10-15% yang memiliki siklus
menstruasi 28 hari (Proverawati & Misaroh, 2009). Sedangkan untuk lama
menstruasi normalnya berlangsung 3-7 hari (Ramaiah, 2006), sementara itu
menurut Proverawati dan Misaroh (2009) lama mestruasi berlangsung selama
3-5 hari dan ada juga yang 7-8 hari. Dengan demikian tidak ada gangguan
pada Nn. E terkait menstruasi. Bila ditemukan gangguan menstruasi, baik
siklus, lama menstruasi, nyeri haid berlebihan, maka dapat berakibat pada
gangguan kesuburan, abortus berulang, atau keganasan.
Riwayat kesehatan kedua catin tidak ditemukan adanya penyakit dan
riwayat kesehatannya sekarang sedang dalam keadaan sehat, riwayat
kesehaan yang lalu Nn. E pernah demam, batuk flu, tidak pernah dirawat di
rumah sakit atau didiagnosa suatu penyakit anemia, hepatitis B, Malaria,
TORCH, Penyakit genetik thalassemia, diabetes mellitus. Nn. E dan Tn. A
mengatakan keluarganya tidak memiliki penyakit menurun seperti asma, DM,
hipertensi, jantung atau thalassemia dan riwayat penyakit menular seperti
TBC dan hepatitis. Tujuan diketahuinya riwayat penyakit agar dapat
melakukan pencegahan dengan modifikasi diet/gaya hidup, seperti pola
makan seimbang, olahraga rutin, menghindari stress, olahraga rutin, dan cek
kesehatan secara rutin sehingga dapat terhindar dari penyakit-penyakit
tersebut.
Pada data objektif, Nn. E memiliki Lila 23 cm, LILA < 23,5 cm yang
berarti mengalami risiko KEK. IMT = 19,22 dalam batas normal, IMT normal
ialah 18,5 – 25 kg/m2 (Depkes, 2011). Sedangkan, ambang batas LiLA WUS
dengan risiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila LLA < 23,5 cm atau
IMT < 18,5 kg/m2 , artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK atau gizi
kurang, dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR),
BBLR mempunyai risiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan, dan
perkembangan anak (Supariasa, dkk, 2014). Status nutrisi pada wanita
pranikah perlu dikaji karena berhubungan dengan kesehatan reproduksi.
Mempertahankan status nutrisi yang baik, mencapai berat badan ideal,
mengontrol gangguan makan, dan mengembangkan kebiasaan diet nutrisi
yang seimbang, dapat membantu mempertahankan kesehatan sistem
reproduksi (Soetjiningsih, 2010). Proses terjadinya KEK merupakan akibat
dari faktor lingkungan dan faktor manusia yang didukung oleh kekurangan
asupan zat-zat gizi, maka simpanan zat gizi pada tubuh digunakan untuk
memenuhi kebutuhan. Apabila keadaan ini berlangsung lama maka simpanan
zat gizi akan habis dan akhirnya terjadi kemerosotan jaringan (Supariasa dkk.,
2012). Setelah dilakukan pengkajian data subjektif dan objektif, maka
dilakukan analisis terhadap Nn. E usia 24 tahun dengan kekurangan energi
kronik

B. Analisis
Nn. E usia 24 tahun dengan kekurangan energi kronik
C. Penatalaksanaan
No Tanggal/ Tindakan Rasionalisasi
pukul
1. 17-11-21 Melakukan komunikasi Dengan terciptanya
10.00 WIB interpersonal dengan Nn. E suasana yang nyaman serta
membina hubungan baik
dan saling percaya antara
Ev : Nn. E terlihat nyaman Nn. E dengan mahasiswi
bidan.
2. Memberi penjelasan pada Hak pasien dalam
Nn. E hasil pemeriksaan memperoleh pelayanan
yang telah dilakukan yaitu kesehatan termasuk
TD = 110/80 mmHg, N = perawatan tercantum pada
80 x/m, R = 20/m, BB = 48 UU Kesehatan No. 36
kg, TB = 158 cm, IMT = tahun 2009 yaitu setiap
19,22, LILA = 23 cm. orang berhak memperoleh
informasi tentang data
Ev : Nn. E mengerti hasil kesehatan dirinya
pemeriksaan termasuk tindakan dan
pengobatan yang telah
maupun yang akan
diterimanya dari tenaga
kesehatan.
3. Memberikan pendidikan Makanan bergizi tinggi
kesehatan tentang sangat penting untuk
penanggulangan KEK yang menanggulangi KEK
dialami dengan terurtama dengan
meningkatkan konsumsi meningkatkan konsumsi
makanan tinggi kalori makanan tinggi kalori
tinggi protein (TKTP) tinggi protein (TKTP)
ditambah dengan konsumsi ditambah dengan
buah dan sayur serta zat konsumsi buah dan sayur
besi yang tinggi serta zat besi yang tinggi

Ev : Ny. N mengerti dan


bersedia mencoba
mengkosumsi sesuai
anjuran
4. Menjelaskan mengenai Peningkatan status gizi
7 pemenuhan gizi seimbang calon pengantin terutama
dengan makan-makanan perempuan melalui
yang banyak mengandung penanggulangan KEK
zat besi seperti sayuran (Kekurangan Energi
hijau, buah untuk Kronis) dan anemia gizi
menghindari terjadinya besi, serta defisiensi asam
anemia, pemenuhan folat. Dilaksanakan dalam
kebutuhan vitamin, bentuk pemberian edukasi
karbohidrat, protein dan gizi seimbang dan tablet
mineral seperti perbanyak tambah darah.
minum air putih minimal 8
gelas/hari dan pentingnya
konsumsi tablet tambah
darah untuk calon
pengantin perempuan.

Ev: Nn. E mengerti dengan


penjelasan dan akan
mencoba memperbaiki pola
makan dan rutin minum
tamblet tambah darah.
5. Memberikan penjelasan Berbagai penyakit yang
mengenai kondisi kesehatan terjadi pada calon ibu
yang perlu di waspadai hamil dapat memegaruhi
beberapa kondisi kesehatan tumbuh kembang janin
yang harus menjadi dalam kandungan. Itulah
perhatian khusus agar tidak sebabnya, ibu hamil perlu
mempengaruhi kehamilan mewaspadai beberapa
seperti anemia, hepatitis B, jenis penyakit, terutama
diabetes mellitus, malaria, yang bisa memberi
TORCH, HIV/AIDS, dampak buruk pada janin.
Thalasemia. Dengan mengetahui apa
saja penyakit yang dapat
membahayakan janin
sangat berguna bagi ibu
hamil. Dengan begitu,
tindakan pencegahan dan
Ev: Nn. E mengerti dengan penanganan bisa
penjelasan kodisi kesehatan dilakukan sedini
yang perlu diwaspadai
sebelum hamil.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam kasus ini, kami memahami kasus secara nyata tentang asuhan pada
prakonsepsi dan kehamilan sehat. Asuhan kebidanan yang diberikan pada Nn.
E berjalan sesuai dengan teori. Selain itu dari penatalaksanaan kasus ini kami
dapat:
1. Asuhan kebidanan pada Nn. E dilakukan berdasarkan pengkajian dan
pemeriksaan fisik, sehingga penanganan yang diberikan berdasarkan
kebutuhan dan kewenangan bidan.
2. Asuhan kebidanan pada Nn. E dapat diidentifikasi diagnosa/masalah
kebidanan pada masa gizi prakonsepsi.
3. Asuhan kebidanan pada Nn. E dapat menentukan masalah potensial pada
gizi prakonsepsi.
4. Asuhan kebidanan Nn. E dengan merencanakan tindakan yang akan
dilakukan pada kasus gizi prakonsepsi.
5. Asuhan kebidanan Nn. E dengan melaksanakan tindakan untuk menangani
kasus gizi pranikah. dengan memberikan edukasi konseling gizi
prakonsepsi.

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa lebih memperdalam ilmu dan teori tentang Asuhan
Kebidanan pada masa prakonsepsi dan perencanaan kehamilan sehat.
2. Bagi Bidan Pelaksana di Puskesmas
Laporan kasus ini dapat dijadikan dokumentasi di puskesmas dapat juga
menjadi bidan update keilmuan.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier Sunita, Susirah Soetardjo dan Moesijanti Soekarti. 2011. Gizi Dalam
Daur Kehidupan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Cornelia, Edith Sumedi dan Irfanny Anwar. 2013. Konseling Gizi. Jakarta:
Penerbit Plus.
Hestuningtyas, Tiara Rosania dan Etika Ratna Noer. 2014. Pengaruh Konseling
Gizi Terhadap Pengetahuan, Sikap, Praktik Ibu Dalam Pemberian Makan
Anak, Dan Asupan Zat Gizi Anak Stunting Usia 1- 2 Tahun Di Kecamatan
Semarang Timur. Journal of Nutrition College, Volume 3, Nomor 1, Tahun
2014, Halaman 17 – 25.
Kementerian Kesehatan RI, 2013. Angka Kecukupan Gizi (AKG). Jakrta:
Kementerian Kesehatan RI
Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Jakarta: 2013.
Lestari, Eni. 2015. Pengaruh konseling gizi sebaya terhadap asupan serat dan
lemak jenuh pada remaja obesitas di Semarang. Universitas Diponegoro.
Muslihatun, W. N, et al. 2009. Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.
Rahim Rahmiyati, A.Razak Thaha dan Citrakesumasari. 2013. Pengetahuan dan
sikap wanita prakonsepsi tentang gizi dan kesehatan reproduksi sebelum dan
setelah suscatin di kecamatan ujung tanah. Makassar: Universitas Hasanudin.
Siwi, Setiyo, Satiti., 2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Gizi dengan
Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Di Kecamatan Jebres Surakarta.
Supariasa, I Dewa Nyoman. 2014. Pendidikan dan Konsultasi Gizi. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Susilowati. Kuspriyanto. 2016. Gizi dalam Daur Kehidupan, Bandung: PT Refika
Aditama.
LAMPIRAN

ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGI HOLISTIK PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI


PADA Nn.E USIA 24 TAHUN DENGAN KONSELING GIZI PRAKONSEPSI
DI PUSKESMAS JALAN GEDANG

HARI/TANGGAL : Rabu, 17 November 2021


PUKUL : 10.00 WIB
TEMPAT : Puskesmas Jalan Gedang

Biodata

Catin Perempuan Catin laki-laki


Nama : Nn. E Nama : Tn. A
Umur : 24 tahun Umur : 25 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Belum bekerja Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl. Bhayangkara

A. DATA SUBJEKTIF
1. Alasan datang
Nn. E ingin melakukan konseling pranikah.

2. Keluhan utama (anak/orang tua)


a. Nn. E mengatakan akan menikah pada tanggal 20 Desember 2021
b. Nn. E mengatakan belum mendapatkan pendidikan kesehatan sebelum
menikah
c. Nn. E belum pernah melakukan imunisasi TT dan pemeriksaan
laboratorium
d. Nn. E mengatakan haid pertama saat usia 13 tahun, haidnya lancar dan
tidak ada keluhan.

3. Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus Haid : 28-30 hari
Lamanya : 4-7 hari
Banyaknya : 2-3x ganti pembalut/hari
Keluhan Haid : -

4. Riwayat kesehatan sekarang


Nn. E saat ini tidak sedang menderita penyakit apapun dan dalam keadaan
sehat.
5. Riwayat kesehatan yang lalu
Nn. E tidak pernah menderita penyakit menurun, menahun dan menular.

6. Riwayat kesehatan keluarga


Keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun, menahun dan
menular.

7. Pola pemenuhan kebutuhan


a. Nutrisi
1) Makan : Tidak teratur, 1-2x/hari
2) Minum : 8 gelas / hari
b. Eliminasi
1) BAB : 3 hari sekali
2) BAK : 4-6 kali/hari
c. Istirahat : Tidur siang jarang, tidur malam ±6-7 jam/hari.
d. Personal hygiene : mandi 2x sehari, Sikat gigi 3x sehari, Ganti
pakaian 2x / hari

8. Riwayat Psikososial & Spiritual


Keluarga dari dua belah pihak mendukung pernikahan. Kedua calon
pengantin mengatakan sudah siap secara mental untuk menikah

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : baik
a. Kesadaran : composmentis
1) Antropometri :
2) BB : 48 kg
3) TB : 158 cm
4) IMT : 19,22 kg/m2
5) LILA : 23 cm
b. Tanda-tanda Vital :
1) TD : 110/80 mmHg
2) N : 80 x/menit
3) RR : 20 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Bentuk tubuh : Normal
b. Wajah : wajah tidak pucat, tidak ada kelainan yang berkenaan
dengan genetic seperti sindrom down
c. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
d. Mulut : bibir tidak pucat, lembab tidak kering
e. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
f. Dada : tidak dilakukan
g. Abdomen
h. Anogenital : tidak dilakukan
3. Pemeriksaan Penunjang Tidak dilakukan.

C. ANALISA
Nn. E usia 24 tahun dengan kekurangan energi kronik

D. PENATALAKSANAAN

No Tanggal/ Tindakan Rasionalisasi


pukul
1. 17-11-21 Melakukan komunikasi Dengan terciptanya suasana
10.00 WIB interpersonal dengan Nn. E yang nyaman serta membina
hubungan baik dan saling
percaya antara Nn. E dengan
Ev : Nn. E terlihat nyaman mahasiswi bidan.
2. Memberi penjelasan pada Nn. Hak pasien dalam
E hasil pemeriksaan yang memperoleh pelayanan
telah dilakukan yaitu TD = kesehatan termasuk
perawatan tercantum pada
110/80 mmHg, N = 80 x/m, R
UU Kesehatan No. 36 tahun
= 20/m, BB = 48 kg, TB = 2009 yaitu setiap orang
158 cm, LILA = 23 cm. berhak memperoleh
informasi tentang data
Ev : Nn. E mengerti hasil kesehatan dirinya termasuk
pemeriksaan tindakan dan pengobatan
yang telah maupun yang
akan diterimanya dari tenaga
kesehatan.
3. Memberikan pendidikan Makanan bergizi tinggi
kesehatan tentang sangat penting untuk
penanggulangan KEK yang menanggulangi KEK
dialami dengan meningkatkan terurtama dengan
konsumsi makanan tinggi meningkatkan konsumsi
kalori tinggi protein (TKTP) makanan tinggi kalori tinggi
ditambah dengan konsumsi protein (TKTP) ditambah
buah dan sayur serta zat besi dengan konsumsi buah dan
yang tinggi sayur serta zat besi yang
tinggi
Ev : Ny. N mengerti dan
bersedia mencoba
mengkosumsi sesuai anjuran
4. Menjelaskan mengenai Peningkatan status gizi calon
7 pemenuhan gizi seimbang pengantin terutama perempuan
dengan makan-makanan yang melalui penanggulangan KEK
banyak mengandung zat besi (Kekurangan Energi Kronis)
seperti sayuran hijau, buah untuk dan anemia gizi besi, serta
menghindari terjadinya anemia, defisiensi asam folat.
pemenuhan kebutuhan vitamin,
Dilaksanakan dalam bentuk
karbohidrat, protein dan mineral
seperti perbanyak minum air pemberian edukasi gizi
putih minimal 8 gelas/hari dan seimbang dan tablet tambah
pentingnya konsumsi tablet darah.
tambah darah untuk calon
pengantin perempuan.

Ev: Nn. E mengerti dengan


penjelasan dan akan mencoba
memperbaiki pola makan dan
rutin minum tamblet tambah
darah.
5. Memberikan penjelasan Berbagai penyakit yang terjadi
mengenai kondisi kesehatan yang pada calon ibu hamil dapat
perlu di waspadai beberapa memegaruhi tumbuh kembang
kondisi kesehatan yang harus
janin dalam kandungan. Itulah
menjadi perhatian khusus agar
tidak mempengaruhi kehamilan sebabnya, ibu hamil perlu
seperti anemia, hepatitis B, mewaspadai beberapa jenis
diabetes mellitus, malaria, penyakit, terutama yang bisa
TORCH, HIV/AIDS, memberi dampak buruk pada
Thalasemia. janin. Dengan mengetahui apa
saja penyakit yang dapat
membahayakan janin sangat
berguna bagi ibu hamil. Dengan
begitu, tindakan pencegahan
Ev: Nn. E mengerti dengan dan penanganan bisa dilakukan
penjelasan kodisi kesehatan yang sedini
perlu diwaspadai sebelum hamil.

Anda mungkin juga menyukai