Oleh:
Disusun Oleh :
Menyetujui,
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Laporan Komprehensif ini.
Penulisan laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas Praktik Asuhan
Kebidanan Holistik Kebidanan. Laporan ini terwujud atas bimbingan, pengarahan
dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dan
pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ibu Yuniarti, SST,M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Bengkulu,
2. Ibu Diah Eka Nugraheni, SST., M.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu,
3. Ibu Wewet Savitri, SST,M.Keb selaku dosen Pembimbing Akademik,
4. Ibu Kemala Haiti, S.Tr.Keb selaku Pembimbing Lahan.
Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, penulis menyadari
bahwa penulisan laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhir
kata, penulis berharap semoga laporan komprehensif ini bermanfaat bagi semua
pihak.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Tujuan......................................................................................................4
C. Ruang Lingkup........................................................................................5
D. Manfaat....................................................................................................5
BAB IV PENUTUP..........................................................................................27
A. Kesimpulan............................................................................................27
B. Saran......................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu penentu kualitas sumber daya manusia adalah terpenuhinya
kecukupan gizi individu. Seseorang yang mengalami kekurangan gizi maka
akan berdampak pada gangguan pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan,
menurunnya daya tahan tubuh yang akan berakibat meningkatnya angka
kesakitan dan kematian. Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu
sejak masih di dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa remaja, dewasa
sampai usia lanjut (Supriyono dalam Rahim dkk. 2015).
Kementerian Kesehatan RI (2010) mendefinisikan bahwa Wanita Usia
Subur (WUS) adalah wanita yang berada dalam periode umur antara 15-49
tahun. Wanita pranikah merupakan bagian dari kelompok WUS perlu
mempersiapkan kecukupan gizi tubuhnya, karena sebagai calon ibu, gizi yang
optimal pada wanita pranikah akan mempengaruhi tumbuh kembang janin,
kondisi kesehatan bayi yang dilahirkan dan keselamatan selama proses
melahirkan (Paratmanitya dkk. 2012).
Masa pranikah dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi, karena
setelah menikah wanita akan segera menjalani proses konsepsi. Masa
prakonsepsi merupakan masa sebelum kehamilan. Periode prakonsepsi adalah
rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi dan idealnya
harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar 100 hari
sebelum konsepsi. Status gizi WUS atau wanita pranikah selama tiga sampai
enam bulan pada masa prakonsepsi akan menentukan kondisi bayi yang
dilahirkan. Prasayarat gizi sempurna pada masa prakonsepsi merupakan kunci
kelahiran bayi normal dan sehat (Susilowati dkk. 2016).
Adapun pentingnya menjaga kecukupan gizi bagi wanita pranikah
sebelum kehamilan disebabkan karena gizi yang baik akan menunjang fungsi
optimal alat-alat reproduksi seperti lancarnya proses pematangan telur, produksi
sel telur dengan kualitas baik, dan proses pembuahan yang sempurna. Gizi yang
baik juga dapat berperan penting dalam penyediaan cadangan gizi untuk
tumbuh-kembang janin. Bagi calon ibu, gizi yang cukup dan seimbang akan
memengaruhi kondisi kesehatan secara menyeluruh pada masa konsepsi dan
kehamilan serta akan dapat memutuskan mata rantai masalah kekurangan gizi
pada masa kehamilan (Susilowati dkk. 2016).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan asuhan
kebidanan gizi prakonsepsi menggunakan pola pikir manajemen
kebidanan serta mendokumentasikan hasil asuhannya.
2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu menjelaskan dasar teori prakonsepsi.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep asuhan kebidanan pada wanita
usia subur dalam perencanaan kehamilan.
3. Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan pada wanita usia
subur dalam perencanaan kehamilan .
4. Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian hasil asuhan
kebidanan pada wanita usia subur dalam perencanaan kehamilan.
5. Mahasiswa mampu melakukan pembahasan berdasarkan teori dan
kasus.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan komprehensif ini adalah pelaksanaan pelayananan
kebidanan yang berfokus asuhan kebidanan pada masa prakonsepsi.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman secara
langsung, sekaligus penanganan dalam menerapkan ilmu yang diperoleh
selama pendidikan. Selain itu, menambah wawasan dalam menerapkan
asuhan kebidanan pada masa prakonsepsi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Dapat memperoleh gambaran dalam memberikan asuhan kebidanan
holistik gizi prakonsepsi.
b. Bagi Lahan Praktik
Laporan komprehensif ini dapat dijadikan dokumentasi di Puskesmas
Jalan Gedang
BAB II
KAJIAN KASUS DAN TEORI
B. Kajian Teori
a. Gizi Masa Prakonsepsi
1. Pengertian Masa Prakonsepsi
Masa pranikah dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi, karena
setelah menikah wanita akan segera menjalani proses konsepsi. Masa
prakonsepsi merupakan masa sebelum kehamilan.Periode prakonsepsi
adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi
dan idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu
sekitar 100 hari sebelum konsepsi. Status gizi WUS atau wanita pranikah
selama tiga sampai enam bulan pada masa prakonsepsi akan menentukan
kondisi bayi yang dilahirkan. Prasyarat gizi sempurna pada masa
prakonsepsi merupakan kunci kelahiran bayi normal dan sehat
(Susilowati & Kuspriyanto, 2016).
Tabel 1.
Tabel 2.
c. Konseling
1. Pengertian Konseling
A. Pengkajian
Pada kasus ini Nn. E dan Tn. A sedang melakukan persiapan
pernikahan. Berdasarkan pengkajian data subyektif diperoleh bahwa Nn. E
berusia 24 tahun dan Tn. S berusia 25 tahun. Menurut BKKBN (2018) umur
ideal yang matang secara biologis dan psikologis adalah 20 – 27 tahun bagi
wanita dan umur 25 – 30 tahun bagi pria. Umur Nn. E sudah memasuki umur
ideal yang matang secara biologis dan umur Tn. A termasuk usia yang sudah
matang. Riwayat psikososial didapatkan bahwa kedua calon pengantin sudah
siap secara mental untuk menikah tetapi belum mengetahui persiapan
kesehatan sebelum menikah karena belum pernah mendapatkan pendidikan
kesehatan pranikah sebelumnya.
Pada riwayat menstruasi diperoleh bahwa calon pengantin wanita
memiliki siklus haid 28 – 30 hari teratur tiap bulan, lama sekitar 4 – 7 hari,
tidak mengalami gangguan haid seperti nyeri. Siklus menstruasi pada wanita
normal berkisar antara 21-32 hari dan hanya 10-15% yang memiliki siklus
menstruasi 28 hari (Proverawati & Misaroh, 2009). Sedangkan untuk lama
menstruasi normalnya berlangsung 3-7 hari (Ramaiah, 2006), sementara itu
menurut Proverawati dan Misaroh (2009) lama mestruasi berlangsung selama
3-5 hari dan ada juga yang 7-8 hari. Dengan demikian tidak ada gangguan
pada Nn. E terkait menstruasi. Bila ditemukan gangguan menstruasi, baik
siklus, lama menstruasi, nyeri haid berlebihan, maka dapat berakibat pada
gangguan kesuburan, abortus berulang, atau keganasan.
Riwayat kesehatan kedua catin tidak ditemukan adanya penyakit dan
riwayat kesehatannya sekarang sedang dalam keadaan sehat, riwayat
kesehaan yang lalu Nn. E pernah demam, batuk flu, tidak pernah dirawat di
rumah sakit atau didiagnosa suatu penyakit anemia, hepatitis B, Malaria,
TORCH, Penyakit genetik thalassemia, diabetes mellitus. Nn. E dan Tn. A
mengatakan keluarganya tidak memiliki penyakit menurun seperti asma, DM,
hipertensi, jantung atau thalassemia dan riwayat penyakit menular seperti
TBC dan hepatitis. Tujuan diketahuinya riwayat penyakit agar dapat
melakukan pencegahan dengan modifikasi diet/gaya hidup, seperti pola
makan seimbang, olahraga rutin, menghindari stress, olahraga rutin, dan cek
kesehatan secara rutin sehingga dapat terhindar dari penyakit-penyakit
tersebut.
Pada data objektif, Nn. E memiliki Lila 23 cm, LILA < 23,5 cm yang
berarti mengalami risiko KEK. IMT = 19,22 dalam batas normal, IMT normal
ialah 18,5 – 25 kg/m2 (Depkes, 2011). Sedangkan, ambang batas LiLA WUS
dengan risiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila LLA < 23,5 cm atau
IMT < 18,5 kg/m2 , artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK atau gizi
kurang, dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR),
BBLR mempunyai risiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan, dan
perkembangan anak (Supariasa, dkk, 2014). Status nutrisi pada wanita
pranikah perlu dikaji karena berhubungan dengan kesehatan reproduksi.
Mempertahankan status nutrisi yang baik, mencapai berat badan ideal,
mengontrol gangguan makan, dan mengembangkan kebiasaan diet nutrisi
yang seimbang, dapat membantu mempertahankan kesehatan sistem
reproduksi (Soetjiningsih, 2010). Proses terjadinya KEK merupakan akibat
dari faktor lingkungan dan faktor manusia yang didukung oleh kekurangan
asupan zat-zat gizi, maka simpanan zat gizi pada tubuh digunakan untuk
memenuhi kebutuhan. Apabila keadaan ini berlangsung lama maka simpanan
zat gizi akan habis dan akhirnya terjadi kemerosotan jaringan (Supariasa dkk.,
2012). Setelah dilakukan pengkajian data subjektif dan objektif, maka
dilakukan analisis terhadap Nn. E usia 24 tahun dengan kekurangan energi
kronik
B. Analisis
Nn. E usia 24 tahun dengan kekurangan energi kronik
C. Penatalaksanaan
No Tanggal/ Tindakan Rasionalisasi
pukul
1. 17-11-21 Melakukan komunikasi Dengan terciptanya
10.00 WIB interpersonal dengan Nn. E suasana yang nyaman serta
membina hubungan baik
dan saling percaya antara
Ev : Nn. E terlihat nyaman Nn. E dengan mahasiswi
bidan.
2. Memberi penjelasan pada Hak pasien dalam
Nn. E hasil pemeriksaan memperoleh pelayanan
yang telah dilakukan yaitu kesehatan termasuk
TD = 110/80 mmHg, N = perawatan tercantum pada
80 x/m, R = 20/m, BB = 48 UU Kesehatan No. 36
kg, TB = 158 cm, IMT = tahun 2009 yaitu setiap
19,22, LILA = 23 cm. orang berhak memperoleh
informasi tentang data
Ev : Nn. E mengerti hasil kesehatan dirinya
pemeriksaan termasuk tindakan dan
pengobatan yang telah
maupun yang akan
diterimanya dari tenaga
kesehatan.
3. Memberikan pendidikan Makanan bergizi tinggi
kesehatan tentang sangat penting untuk
penanggulangan KEK yang menanggulangi KEK
dialami dengan terurtama dengan
meningkatkan konsumsi meningkatkan konsumsi
makanan tinggi kalori makanan tinggi kalori
tinggi protein (TKTP) tinggi protein (TKTP)
ditambah dengan konsumsi ditambah dengan
buah dan sayur serta zat konsumsi buah dan sayur
besi yang tinggi serta zat besi yang tinggi
A. Kesimpulan
Dalam kasus ini, kami memahami kasus secara nyata tentang asuhan pada
prakonsepsi dan kehamilan sehat. Asuhan kebidanan yang diberikan pada Nn.
E berjalan sesuai dengan teori. Selain itu dari penatalaksanaan kasus ini kami
dapat:
1. Asuhan kebidanan pada Nn. E dilakukan berdasarkan pengkajian dan
pemeriksaan fisik, sehingga penanganan yang diberikan berdasarkan
kebutuhan dan kewenangan bidan.
2. Asuhan kebidanan pada Nn. E dapat diidentifikasi diagnosa/masalah
kebidanan pada masa gizi prakonsepsi.
3. Asuhan kebidanan pada Nn. E dapat menentukan masalah potensial pada
gizi prakonsepsi.
4. Asuhan kebidanan Nn. E dengan merencanakan tindakan yang akan
dilakukan pada kasus gizi prakonsepsi.
5. Asuhan kebidanan Nn. E dengan melaksanakan tindakan untuk menangani
kasus gizi pranikah. dengan memberikan edukasi konseling gizi
prakonsepsi.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa lebih memperdalam ilmu dan teori tentang Asuhan
Kebidanan pada masa prakonsepsi dan perencanaan kehamilan sehat.
2. Bagi Bidan Pelaksana di Puskesmas
Laporan kasus ini dapat dijadikan dokumentasi di puskesmas dapat juga
menjadi bidan update keilmuan.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier Sunita, Susirah Soetardjo dan Moesijanti Soekarti. 2011. Gizi Dalam
Daur Kehidupan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Cornelia, Edith Sumedi dan Irfanny Anwar. 2013. Konseling Gizi. Jakarta:
Penerbit Plus.
Hestuningtyas, Tiara Rosania dan Etika Ratna Noer. 2014. Pengaruh Konseling
Gizi Terhadap Pengetahuan, Sikap, Praktik Ibu Dalam Pemberian Makan
Anak, Dan Asupan Zat Gizi Anak Stunting Usia 1- 2 Tahun Di Kecamatan
Semarang Timur. Journal of Nutrition College, Volume 3, Nomor 1, Tahun
2014, Halaman 17 – 25.
Kementerian Kesehatan RI, 2013. Angka Kecukupan Gizi (AKG). Jakrta:
Kementerian Kesehatan RI
Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Jakarta: 2013.
Lestari, Eni. 2015. Pengaruh konseling gizi sebaya terhadap asupan serat dan
lemak jenuh pada remaja obesitas di Semarang. Universitas Diponegoro.
Muslihatun, W. N, et al. 2009. Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.
Rahim Rahmiyati, A.Razak Thaha dan Citrakesumasari. 2013. Pengetahuan dan
sikap wanita prakonsepsi tentang gizi dan kesehatan reproduksi sebelum dan
setelah suscatin di kecamatan ujung tanah. Makassar: Universitas Hasanudin.
Siwi, Setiyo, Satiti., 2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Gizi dengan
Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Di Kecamatan Jebres Surakarta.
Supariasa, I Dewa Nyoman. 2014. Pendidikan dan Konsultasi Gizi. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Susilowati. Kuspriyanto. 2016. Gizi dalam Daur Kehidupan, Bandung: PT Refika
Aditama.
LAMPIRAN
Biodata
A. DATA SUBJEKTIF
1. Alasan datang
Nn. E ingin melakukan konseling pranikah.
3. Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus Haid : 28-30 hari
Lamanya : 4-7 hari
Banyaknya : 2-3x ganti pembalut/hari
Keluhan Haid : -
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : baik
a. Kesadaran : composmentis
1) Antropometri :
2) BB : 48 kg
3) TB : 158 cm
4) IMT : 19,22 kg/m2
5) LILA : 23 cm
b. Tanda-tanda Vital :
1) TD : 110/80 mmHg
2) N : 80 x/menit
3) RR : 20 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Bentuk tubuh : Normal
b. Wajah : wajah tidak pucat, tidak ada kelainan yang berkenaan
dengan genetic seperti sindrom down
c. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
d. Mulut : bibir tidak pucat, lembab tidak kering
e. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
f. Dada : tidak dilakukan
g. Abdomen
h. Anogenital : tidak dilakukan
3. Pemeriksaan Penunjang Tidak dilakukan.
C. ANALISA
Nn. E usia 24 tahun dengan kekurangan energi kronik
D. PENATALAKSANAAN