Anda di halaman 1dari 2

LAPORAN REFLEKSI KASUS MINGGU KE-1

a. Deskripsi kejadian
Nn. E datang ditemani dengan calon suaminya Tn. A untuk mendapatkan
konseling persiapan pernikahan. Saya melakukan anamnesa Nn. E usia 24 tahun
mengatakan akan menikah tanggal 20 bulan Desember, ia mengatakan belum
mendapatkan konseling kesehatan sebelum menikah sehingga belum mengetahui
mengenai apa saja yang perlu dipersiapkan. Nn. E mengatakan haid pertamanya
diumur 13 tahun, siklus haid 28-30 hari, dengan lama haid 4-7 hari, mengganti
pembalut 2-4x/hari terutama haid hari ke 1-2. Nn. E mengatakan belum pernah
menikah sebelumnya. Nn. E mengatakan belum pernah hamil, melahirkan dan
memiliki anak. Nn. E mengatakan belum pernah menggunakan KB. Nn. E sudah
pernah melakukan imunisasi TT saat bayi dan pada saat sekolah SD namun belum
melakukan imunisasi TT sebelum menikah, Nn. E dan Tn, A juga mengatakan belum
pernah melakukan pemeriksaan laboratorium dan rencana akan melakukan
pemeriksaan pada hari jumat.
Nn. E dan Tn. A mengatakan riwayat kesehatannya sekarang sedang dalam
keadaan sehat, riwayat kesehaan yang lalu Nn. E pernah demam, batuk flu, tidak
pernah dirawat di rumah sakit atau didiagnosa suatu penyakit anemia, hepatitis B,
Malaria, TORCH, Penyakit genetik thalassemia, diabetes mellitus. Nn. E dan Tn. A
mengatakan keluarganya tidak memiliki penyakit menurun seperti asma, DM,
hipertensi, jantung atau thalassemia dan riwayat penyakit menular seperti TBC dan
hepatitis.
Nn. E mengatakan makan sehari hanya 1-2x/hari karena sedang diet. Nn. E
mengatakan minum air putih sehari 8 gelas/hari. Nn. E mengatakan tidak pernah
mengokonsumsi tablet tambah darah. Nn. E mengatakan BAB dan BAK normal. Nn.
E mengatakan lama tidur sekitar 6-7 jam, jarang tidur siang. Nn. E mengatakan mandi
2x/hari.
Berdasarkan hasil anamnesa, hasil pengkajian Nn. E menunjukkan secara
umum baik. Kesadaran CM. Hasil pemeriksaan menunjukkan TD = 110/80 mmHg, N
= 80 x/m, R = 20x/m, BB = 48 kg, TB = 158 cm, LILA = 23 cm. Hasil pemeriksaan
fisik pada LILA < 23,5 cm yang berarti berisiko KEK. Berdasarkan hasil anamnesa
Nn. E usia 24 tahun dengan kebutuhan konseling gizi prakonsepsi.
b. Perasaan saat menghadapi kasus tersebut
Perasaan saya saat menghadapi kasus tersebut saya merasa senang karena ada
perempuan yang sadar akan persiapan kesehatan dan gizi prakonsepsi.
c. Evaluasi: sisi negatif dan positif dari kasus/kejadian
Sisi negatif
Masih bingung penatalaksaan awal jika ada perempuan yang ingin konseling persiapan
kehamilan sehat karena tempat dilaksanakan di KUA maka perlu mengikuti prosedur
ditempat tersebut.
Sisi positif
Dari kejadian itu saya belajar bagaimana memberikan pendidikan gizi prakonsepsi
d. Analisis
a) Mengapa kasus tersebut menarik?
Kasus tersebut menarik karena ada catin yang sadar akan persiapan pranikah dan
namun masih bingung apa saja persiapan kesehatan pranikah.
b) Mengapa bisa terjadi?
Hal tersebut dapat terjadi karena masih kurangnya pengetahuan mengenai gizi
prakonsepsi.
c) Bagaimana hubungannya dengan kompetensi bidan?
Pada saat hal tersebut terjadi, peran bidan adalah pelaksana, kuratif, preventif dan
promotif masa pranikah.
d) Analisis dapat dilihat dari berbagai aspek (aspek etika, aspek hukum, aspek
medis, aspek budaya/ norma tradisi, aspek agama)
Kejadian ini merupakan kejadian yang mempengaruhi pengetahuan dan persiapan
kehamilan sehat. Disinilah peran bidan untuk menjadi pelaksana, kuratif, preventif
dan promotif dalam pemberian konseling gizi prakonsepsi.
e. Kesimpulan
Pemberian asuhan pada masa pranikah dengan pemberian konseling merupakan salah
satu pendekatan yang tepat dengan diberikannya edukasi penerapan gaya hidup sehat
sebelum dan setelah pernikahan.
f. Action plan
Dari kejadian itu saya akan berusaha untuk dapat memberikan asuhan kebidanan pada
remaja dengan KIE sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).

Anda mungkin juga menyukai