Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu penentu kualitas sumber daya manusia adalah terpenuhinya

kecukupan gizi individu. Seseorang yang mengalami kekurangan gizi maka

akan berdampak pada gangguan pertumbuhan fisik, perkembangan

kecerdasan, menurunnya daya tahan tubuh yang akan berakibat meningkatnya

angka kesakitan dan kematian. Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap

individu sejak masih di dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa remaja,

dewasa sampai usia lanjut (Supriyono dalam Rahim dkk. 2013).

Kementerian Kesehatan RI (2017) mendefinisikan bahwa Wanita Usia

Subur (WUS) adalah wanita yang berada dalam periode umur antara 15-49

tahun. Wanita pranikah merupakan bagian dari kelompok WUS perlu

mempersiapkan kecukupan gizi tubuhnya, karena sebagai calon ibu, gizi yang

optimal pada wanita pranikah akan mempengaruhi tumbuh kembang janin,

kondisi kesehatan bayi yang dilahirkan dan keselamatan selama proses

melahirkan (Paratmanitya dkk. 2012).

Masa pranikah dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi, karena setelah

menikah wanita akan segera menjalani proses konsepsi. Masa prakonsepsi

merupakan masa sebelum kehamilan. Periode prakonsepsi adalah rentang

waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi dan idealnya harus

mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum

1
konsepsi. Status gizi WUS atau wanita pranikah selama tiga sampai enam

bulan pada masa prakonsepsi akan menentukan kondisi bayi yang dilahirkan.

Prasayarat gizi sempurna pada masa prakonsepsi merupakan kunci kelahiran

bayi normal dan sehat (Susilowati dkk. 2016). Adapun pentingnya menjaga

kecukupan gizi bagi wanita pranikah sebelum kehamilan disebabkan karena

gizi yang baik akan menunjang fungsi optimal alat-alat reproduksi seperti

lancarnya proses pematangan telur, produksi sel telur dengan kualitas baik,

dan proses pembuahan yang sempurna.

Gizi yang baik juga dapat berperan penting dalam penyediaan cadangan

gizi untuk tumbuh-kembang janin. Bagi calon ibu, gizi yang cukup dan

seimbang akan memengaruhi kondisi kesehatan secara menyeluruh pada masa

konsepsi dan kehamilan serta akan dapat memutuskan mata rantai masalah

kekurangan gizi pada masa kehamilan (Susilowati dkk. 2016).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan asuhan

kebidanan pada pasien dengan menggunakan pola pikir manajemen

kebidanan serta mendokumentasikan hasil asuhannya.

2. Tujuan khusus

a. Mahasiswa dapat melaksanakan pengkajian pada kasus Ny.F dengan

konseling gizi pra konsepsi

2
b. Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa/masalah kebidanan

berdasarkan data subyektif dan data obyektif pada kasus Ny.F dengan

konseling gizi pra konsepsi

c. Mahasiswa dapat merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada

kasus Ny.F dengan konseling gizi pra konsepsi

d. Mahasiswa dapat melaksanakan tindakan untuk menangani kasus Ny.F

dengan konseling gizi pra konsepsi

e. Mahasiswa dapat melaksanakan evaluasi untuk menangani kasus Ny.F

dengan konseling gizi pra konsepsi

f. Mahasiswa dapat melakukan pendokumentasian kasus Ny.F dengan

konseling gizi pra konsepsi

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup laporan komprehensif ini adalah pelaksanaan pelayananan

kebidanan yang berfokus pada masalah kesehatan ibu yang berkaitan dengan

konseling gizi pra konsepri

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman secara

langsung, sekaligus penanganan dalam menerapkan ilmu yang diperoleh

selama pendidikan. Selain itu, menambah wawasan dalam menerapkan

asuhan kebidanan pada kasus konseling gizi pra konsepsi

3
2. Manfaat Praktis

a. Bagi Mahasiswa

Dapat mengkaji teori, menjabarkan ilmu, serta mengaplikasikan

asuhan yang akan diberikan pada kasus konseling gizi pra konsepsi

b. Bagi Bidan di Puskesmas Jalan Gadang Kota Bengkulu

Laporan komprehensif ini dapat dijadikan dokumentasi di Puskesmas

Jalan Gadang Kota Bengkulu

4
BAB II

KAJIAN KASUS DAN TEORI

A. Kajian Masalah Kasus

Ny.F umur 28 tahun, datang ke Puskesmas Jalan Gadang Kota Bengkulu,

mengatkan ingin melakukan konseling masalah gizi pra konsepsi. Ny.F

mengatakan telah menikah pada suaminya Tn.A umur 25 tahun sudah

berlangsung 4 tahun, umur menikah saat itu pada usia 24 tahun, Ny.F

mengatakan ingin mempersiapkan kehamilan yang sehat untuk dirinya.

Namun Ny.F bingung apa saja yang harus ia lakukan. Ny.F mengtakan tidak

pernah atau sedang menderita penyakit menurun dan menular, di keluarga juga

tidak ada yang menderita penyakit menurun dan menular. Ny.F pertama kali

menstruasi pada usia 14 tahun, frekuensinya 6-7 hari, dengan siklus 28-32

hari, banyaknya sampai 2-3 kali ganti pembalut.

Ny.F mengatakan dikeluarga tidak ada yang merokok, pola nutrisi pada

Ny.F seperti biasa yaitu makan 3 kali sehari, dengan porsi 1 piring, jenisnya

nasi, sayur-sayuran, ayam, ikan, telur, tahu, tempe, buah, dll. Ny.F melakukan

aktivitas seperti biasa menyapu, mencuci, memasak, dll. Ny.F mandi 2x

sehari, gosok gigi 3x sehari. Dan kramas 2 hari sekali.

Ny.F dilakukan anamesa dengan hasil pemeriksaan keadaan umum ibu

baik, TD : 110/80 mmHg, Nadi = 78 x/menit, pernapasan = 22 x/menit, suhu

36,5 x/menit. BB : 56 Kg, TB : 158 cm. Pada pemeriksaan fisik Ny.F dalam

batas normal dan tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.

5
B. Kajian Teori

Konsep Dasar Perencanaan Kehamilan (Prakonsepsi)

1. Pengertian

Menurut Mirza, 2008 Perencanaan kehamilan dan prakonsepsi Masa

pranikah dapat digolongkan dalam masa prakonsepsi, namun masa

prakonsepsi tidak selalu digolongkan ke dalam masa pranikah.

Perencanaan kehamilan merupakan perencanaan berkeluarga yang optimal

melalui perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan

merupakan salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka

kematian maternal. Menjaga jarak kehamilan tidak hanya menyelamatkan

ibu dan bayi dari sisi kesehatan, namun juga memperbaiki kualitas

hubungan psikologi keluarga.

Prakonsepsi berasal dari dua kata yakni pra dan konsepsi. Pra artinya

sebelum (Setiawan, 2017). Konsepsi atau pembuahan adalah bertemunya sel

telur (ovum) dengan sperma (spermatozoa) (Purwandari, 2011). Prakonsepsi

adalah masa sebelum kehamilan terjadi (Katherine, 2013). Sehingga

prakonsepsi adalah sebelum terjadinya pertemuan antara sel telur dengan

sperma yang dapat menyebabkan kehamilan.

2. Kesuburan (Fertilitas)

Kesuburan (fertilitas) adalah kemampuan seorang wanita (istri) untuk

menjadi hamil dan melahirkan anak hidup dari pasangan pria (suami) yang

mampu menghamilkannya (Handayani, 2010). Masa subur adalah suatu

masa dalam siklus menstruasi perempuan di mana terdapat sel ovum yang

6
siap dibuah, sehingga bila perempuan tersebut melakukan hubungan

seksual maka dimungkinkan terjadi kehamilan. Masa subur merupakan

rentang waktu pada wanita yang terjadi “sebulan sekali” (Indriarti, 2013).

Masa subur terjadi pada hari ke-14 sebelum menstruasi selanjutnya terjad

(Purwandari, 2011).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesuburan pasangan usia subur antara

lain:

a. Umur

Pada perempuan, usia reproduksi sehat dan aman untuk

kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun. Rentang usia risiko

tinggi adalah <20 tahun dan ≥ 35 tahun. Hal ini dikarenakan pada usia

<20 tahun secara fisik dan mental ibu belum kuat yang memungkinkan

berisiko lebih besar mengalami anemia, pertumbuhan janin terhambat,

dan persalinan prematur. Sedangkan pada usia ≥35 tahun kondisi

fisikmulai melemah. Meskipun pada umur 40 tahun keatas perempuan

masih dapat hamil, namun fertilitas menurun cepat sesudah usia

tersebut. Usia reprodukstif perempuan yang terbaik pada usia 20

tahunan, selanjutnya kesuburan secara bertahap menurun pada usia 30

tahun, terutama setelah usia 35 tahun. Pada laki-laki, tingkat kesuburan

akan mulai menurun secara perlahan-lahan. Kesuburan laki-laki

diawali saat memasuki usia pubertas ditandai dengan perkembangan

organreproduksi, rata-rata umur 12 tahun. Perkembangan organ

reproduksi laki-laki mencapai keadaan stabil umur 20 tahun. Tingkat

7
kesuburan akan bertambah sesuai dengan pertambahan umur dan akan

mencapai puncaknya pada umur 25 tahun. Setelah usia 25 tahun

kesuburan pria mulai menurun secara perlahan-lahan, dimana keadaan

ini disebabkan karena perubahan bentuk dan faal organ reproduksi

(Khaidir, 2006). Disarankan pria untuk menikah pada usia kurang dari

40 tahun, karena di atas usia tersebut motilitas, konsentrasi, volume

seminal, dan fragmentai DNA telah mengami penurunan kualitas

sehingga meningkatkan risiko kecacatan janin (RSUA, 2013).

b. Frekuensi senggama

Fertilisasi (pembuahan) atau peristiwa terjadinya pertemuan antara

spermatozoa dan ovum, akan terjadi bila koitus (senggama)

berlangsung pada saat ovulasi. Dalam keadaan normal sel spermatozoa

masih hidup selama 1-3 hari dalam organ reproduksi wanita, sehingga

fertilisasi masih mungkin jika ovulasi terjadi sekitar 1-3 hari sesudah

koitus berlangsung. Sedangkan ovum seorang wanita umurnya lebih

pendek lagi yaitu lx24 jam, sehingga bila kiotus dilakukan pada waktu

tersebut kemungkinan besar bisa terjadi pembuahan. Hal ini berarti

walaupun suami istri mengadakan hubungan seksual tapi tidak

bertepatan dengan masa subur istri yang hanya terjadi satu kali dalam

sebulan, maka tidak akan terjadi pembuahan dan tidak akan terjadi

kehamilan pada istri (Khaidir, 2006).

8
c. Lama berusaha

Penelitian mengenai lamanya waktu yang dibutuhkan untuk

menghasilkan kehamilan menunjukkan, bahwa 32,7% seorang istri

akan hamil dalam satu bulan pertama, 57,0% dalam tiga bulan

pertama, 72.1% dalam enam bulan pertama, 85,4% dalam 12 bulan

pertama, dan 93,4% dalam 24 bulan pertama. Waktu rata-rata yang

dibutuhkan untuk menghasilkan kehamilan adaleh. 2,3-2.8 bulan. Jadi

lama suatu pasangan suami istri berusaha secara teraturmerupakan

faktor penentu untuk dapat terjadi kehamilan (Khaidir, 2006)

3. Penilaian Resiko Prakonsepsi

Tujuan utama penilaian risiko adalah untuk mendapatkan riwayat

kesehatan reproduksi secara menyeluruh . pertanyaan meliputi :

a. Usia

Seiring dengan peningkatan usia ibu, risiko infertilitas, aneuploidi

janin, keguguran , diabetes gestasional , preeklamsia , dan lahir mati

juga meningkat. Wanita harus menyadari risiko ini dan sebaiknya

jangan menunda kehamilan sampai usia 30-an atau 40-an, atau

sebaliknya tidak harus hamil lagi pada usia tersebut bila tidak betul-

betul diperlukan. Usia ayah yang lanjut juga memiliki beberapa risiko

bagi anak .

b. Riwayat Pekerjaan

c. Riwayat umum

1) Keinginan dan rencana untuk hamil, lama menikah, rencana menikah

9
2) Siklus menstruasi

3) Kontrasepsi yang sedang atau pernah dipakai

4) Obat-obatan yang pernah/sedang dipakai

5) Alergi obat-obatan atau lainnya

d. Riwayat ginekologis

1) Hasil papsmear abnormal

2) Gangguan siklus menstruasi

3) Mioma uteri, Kista ovarium

4) Operasi ginekologis

5) Penyakit menular seksual seperti gonore, klamidia, kondiloma, sifilis

atau herpes

e. Riwayat Obstetri buruk

1) Pernah abortus, hamil kosong/blighted ova, kematian janin, bayi

cacat

2) Pernah mengalami KPD/Ketuban Pecah Dini, kelahiran preterm,

bayi

dengan Berat Badan Lahir Rendah

3) Pernah hamil di luar kandungan

4) Pernah hamil mola, atau penyakit trofoblas gestasional ganas

5) Perdarahan dalam kehamilan/pascasalin

f. Imunisasi yang pernah didapat

1) Hepatitis B

2) Tetanus Toksoid

10
3) Rubella

g. Penyakit Keturunan

1) Diabetes mellitus

2) Talasemia

3) Penyakit autoimun (HIV, SLE,APS)

4) Epilepsi

5) Sistik fibrosis

h. Penyakit Kronis yang pernah/sedang diderita

1) Diabetes melitus

2) Hipertensi

3) Penyatik rongga mulut dan gigi

4) Obesitas berat

i. Obat-obatan yang pernah/sedang dikonsumsi

1) Kokain

2) Heroin

j. Pernah mendapat produk darah, pernah mengalami komplikasi transfusi

k. Diet yang sedang dilakukan, suplemen atau herbal yang dikonsumsi

4. Tujuan Penilaian Prakonsepsi

Berikut ada 3 tujuan utama dari perawatan prakonsepsi adalah untuk :

a. Mengidentifikasi potensi risiko untuk ibu , janin , dan kehamilan

b. Mendidik wanita tentang risiko ini, pilihan untuk intervensi dan

manajemen

11
c. Memulai intervensi untuk mendapatkan luaran yang optimal bagi ibu

dan janinnya, melalui Konseling, motivasi, optimasi penyakit , dan

rujukan spesialis

5. Persiapan Kehamilan

Berbagai persiapan kehamilan yang sehat diantaranya:

a. Pemeriksaan kesehatan

Pemeriksaan kesehatan merupakan salah satu bagian penting dari

pelayanan kesehatan prakonsepsi yang bertujuan untuk

mempersiapkan calon ibu dalam menjalani kehamilan dan persalinan

yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang sehat.

Pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan di puskesmas atau rumah

sakit.

b. Menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh

Dapat dilakukan dengan cara olahraga yang teratur. Aktivitas

fisik/olahraga tidak perlu dilakukan selama berjam-jam. Cukup 3 kali

dalam seminggu selama 1/2 jam, dan lakukan secara rutin. Manfaat

olahraga selain menyehatkan, juga mencegah terjadinya kelebihan

berat badan. Berat badan yang sehat membantu pembuahan dan

kehamilan membuat lebih nyaman. Diet penurunan berat badan harus

benar-benar dikontrol agar dapat aman selama kehamilan, terutama

disarankan untuk wanita yang mengalami kelebihan berat badan serius,

tetapi harus disertai dengan selalu berkonsultasi dengan dokter dan

atas rekomendasi ahli gizi. Berat badan kurang dapat mengganggu

12
kesuburan karena kekurangan jumlah lemak yang dibutuhkan tubuh.

Sementara kelebihan berat badan dapat mempengaruhi proses ovulasi

menjadi tidak teratur. Selain itu, kelebihan berat badan berisiko lebih

besar untuk mengalami komplikasi, seperti tekanan darah tinggi dan

diabetes selama kehamilan.

c. Menghentikan kebiasaan buruk

Kebiasaan merokok,minum alkohol,atau bahkan menggunakan

narkoba, dapat menyebabkan berbagai masalah selama kehamilan, juga

janin yang dikandung, Bayi dapat lahir prematur, lahir dengan cacat

bawaan hingga kematian janin. Perempuan yang minum alkohol

memiliki kemungkinan rendah untuk bisa hamil. Sedangkan untuk

kaum pria, minum alkohol dapat mempengaruhi kualitas sperma

dengan menurunkan tingkat testosteron dan bisa menyebabkan testis

layu. Begitu pula rokok dapat menurukan kesuburan baik pada

perempuan maupun laki-laki. Racun pada rokok dapat mengakibatkan

kerusakan kromosom pada telur, dan melemahkan kemampuan untuk

menghasilkan estrogen yang sangat diperlukan untuk menyiapkan

lapisan rahim menjelang kehamilan. Bagi laki-laki, rokok berpengaruh

terhadap kualitas dan kuantitas sperma. Kemauan sperma membuahi

sel telur dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas spermatozoa.

d. Meningkatkan asupan makanan bergizi

Persiapan kehamilan sehat memang sangat penting terkait dengan

makanan dan nutrisi yang dikonsumsi. Salah satu cara yang dapat

13
dilakukan adalah mengatur pola makan dengan prinsip gizi seimbang,

memperbanyak konsumsi buah dan sayuran, menghindari makanan

yang mengandung zat-zat aditif seperti penyedap, pengawet, dan

pewarna. Kandungan radikal bebas dari zat aditif tersebut dapat

memicu terjadinya mutasi genetik pada anak sehingga menyebabkan

kelainan fisik, dan cacat kongenital. Saat terjadi pembuahan, janin

sudah terekpos dengan nutrisi yang dimakan ibu sejak dua mingu

sebelumnya. Sehingga calon ibu harus memperhatikan asupan

makanan yang mendukung pembentukan janin sehat. Dianjurkan untuk

mengkonsumsi makanan yang mengandung :

1) Protein

Berfungsi untuk meningkatkan produksi sperma. Makanan sumber

protein seperti telur, ikan, daging, tahu dan tempe.

2) Asam folat

Berperan dalam perkembangan system saraf pusat dan darah janin,

cukup asam folat mengurangi risiko bayi lahir dengan cacat sistem

saraf sebanyak 70%. Jika seorang perempuan memiliki kadar asam

folat yang cukup setidaknya 1 bulan sebelum dan selama

kehamilan, maka dapat membantu mencegah kecacatan pada otak

dan tulang belakang bayi. Asam folat dapat diperoleh melalui

makanan, seperti sayuran berwarna hijau tua (bayam, sawi hijau,

caisim mini), asparagus, brokoli, pepaya, jeruk, stroberi, rasberi,

kacang-kacangan, alpukat, okra, kembang kol, seledri, wortel, buah

14
bit, dan jagung. Sebagian susu untuk ibu hamil pun mengandung

asam folat cukup tinggi, sehingga dapat membantu memenuhi

kebutuhan Ibu. Ibu dapat memilih susu untuk ibu hamil yang

rasanya enak untuk mengurangi rasa mual, serta tentu merupakan

produk yang berkualitas tinggi.

3) Konsumsi berbagai Vitamin

a) Vitamin A

Berperan cukup penting dalam produksi sperma yang sehat.

Terdapat pada hati, mentega, margarin, telur, susu, ikan

berlemak, brokoli, wortel, bayam, dan tomat.

b) Vitamin D

Kekurangan vitamin D akan menurunkan tingkat kesuburan

hingga 75%. Sumber vitamin D diproduksi di dalam tubuh

dengan bantuan sinar matahari, selain itu dapat pula diperoleh

dari telur, susu, hati, minyak ikan, ikan tuna, margarin, dan

ikan salmon

c) Vitamin E

Vitamin E dapat meningkatkan kemampuan sperma membuahi

sel telur dan mencegah keguguran karena perannya dalam

menjaga kesehatan dinding rahim dan plasenta. Banyak

terdapat pada minyak tumbuh-tumbuhan, bekatul gandum, dan

kecambah atau tauge.

15
d) Vitamin B6

Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan terjadinya

ketidakseimbangan hormon, padahal keseimbangan hormon

estrogen dan progesteron penting untuk terjadinya kehamilan.

Sumber vitamin B6 antara lain ayam, ikan, beras merah,

kacang kedelai, kacang tanah, pisang, dan sayur kol.

e) Vitamin C

Pada wanita, vitamin C berperan penting untuk fungsi indung

telur dan pembentukan sel telur. Selain itu, sebagai antioksidan

(bekerjasama dengan vitamin E dan beta karoten) vitamin C

berperan melindungi sel-sel organ tubuh dari serangan radikal

bebas (oksidan) yang mempengaruhi kesehatan sistem

reproduksi Vitamin C banyak terdapat pada jambu biji, jeruk,

stroberi, pepaya, mangga, sawi, tomat, dan cabai merah.

4) Cukupi zat seng

Berperan penting dalam pertumbuhan organ seks dan juga

pembentukan sperma yang sehat. Bagi calon ibu, seng membantu

produksi materi genetik ketika pembuahan terjadi. Bagi calon ayah,

melancarkan pembentukan sperma. Sumber seng antara lain

makanan hasil laut/seafood (seperti lobster, ikan, daging kepiting),

daging, kacang-kacangan (kacang mete dan almond), biji-bijian

(biji labu dan bunga matahari), serta produk olahan susu.

16
5) Cukupi zat besi

Kekurangan zat besi membuat siklus ovulasi (pelepasan sel telur)

ibu tergangu. Makanan atau multivitamin yang mengandung zat

besi akan membantu dalam persiapan kehamilan dan menghindari

anemia yang sering kali dikeluhkan oleh ibu hamil. Sumbernya:

hati, daging merah, kuning telur, sayuran hijau, jeruk, dan serealia

yang diperkaya zat besi.

6) Fosfor

Jika kekurangan, menurunkan kualitas sperma calon ayah. Ada di

susu, dan ikan teri.

7) Selenium (Se)

Berperan penting dalam produksi sperma yang sehat. Gejala

kekurangan selenium antara lain tekanan darah tinggi, disfungsi

seksual dan ketidaksuburan. Sumber selenium antara lain adalah

beras, bawang putih, kuning telur, seafood, jamur, dan semangka.

8) Kurangi konsumsi kandungan makanan yang berminyak.

Jika memungkinkan, calon ibu dapat mengganti minyak goreng

dengan minyak zaitun.Kandungan asam lemak yang terkandung di

dalam minyak zaitun bermanfaat untuk kesehatan jantung, tubuh,

serta level kolestrol sehingga menyeimbangkan endokrin yang

sehat.

17
9) Membatasi Kafein

Batasi konsumsi kopi dan teh dikarenakan mengandung kafein

yang dapat memperburuk kesehatan menjelang persiapan

kehamilan. Rekomendasi dari pakar kesehatan bahwa mengawali

kehamilan dapat dilakukan dengan batas mengkonsumsi kafein

sebanyak 200 miligram, hal ini juga dapat dibatasi sampai

kehamilan.

10) Hindari konsumsi Daging mentah, karena berisiko mengandung

virus penyebab toksoplasma, parasit penyebab infeksi janin, dan

bakteri E.coli yang berbahaya bagi kehamilan dan janin. Sayuran

mentah (lalap dan salad). Bila proses pencucian kurang baik, dapat

mengandung virus penyebab toksoplasma. Daging ayam dan telur

½ matang atau mentah, kemungkinan ada bakteri salmonella

penyebab diare berat. Ikan bermekuri. Merkuri yang terakumulasi

dan tertinggal di darah akan memengaruhi sistem saraf janin.

Waspada makan ikan tuna kalengan, tuna beku, kakap putih, bawal

hitam, marlin, tongkol, dan hiu. Meski kaya omega 3 dan 6, ikan

dari sebagian perairan Indonesia diduga tercemar merkuri melalui

penurunan kualitas air maupun rantai makanan.

e. Persiapan secara psikologis dan mental Calon ibu dapat mulai

merencanakan kehamilan dengan memikirkan tujuan memiliki anak

atau tidak memiliki anak, dan bagaimana mencapai tujuan ini. Hal ini

disebut dengan rencana hidup reproduktif. Misalnya bila Ibu berpikir

18
ingin menunda kehamilan, pilihlah kontrasepsi yang sesuai untuk

mencapai tujuan tersebut. Jika Ibu berpikir untuk hamil, sangatlah

penting untuk mengambil langkah-langkah agar Ibu dapat hamil sehat

dan melahirkan bayi yang sehat pula. Ibu dapat memperkaya

pengetahuan seputar kehamilan yang berhubungan dengan

perencanaan, perawatan selama kehamilan, menjelang persalinan,

pasca persalinan dan juga perawatan bayi dari berbagai sumber yang

terpercaya. Agar kehamilan yang akandijalani tidak menimbulkan

ketegangan, hindari hal-hal yang akan memberi pengaruh buruk dalam

keseimbangan hormonal. Stres dapat merusak siklus bulanan, dan

mencegah proses ovulasi. Sebuah studi membuktikan, wanita dengan

tingkat stres tinggi umumnya sulit hamil. Jadi sangat baik jika calon

ibu mulai belajar mengatasi stres sehingga tidak mempengaruhi

kesehatan reproduksi. Sebaiknya ibu mulai mempersiapkan mental

dalam menghadapi perubahan yang akan terjadi pada saat kehamilan.

Ibu harus mendapat dukungan selama kehamilan dari orang terdekat

seperti suami dan keluarga sehingga semakin siapuntuk menjadi ibu

baru.

f. Perencanaan financial/keuangan

Persiapan financial/keuangan yang matang untuk persiapan

pemeliharaan kesehatan dan persiapan menghadapi kehamilan dan

persalinan penting dilakukan karena timbulnya ketegangan psikis serta

tidak terpenuhinya kebutuhan gizi yang baik pada saat kehamilan

19
sebagian besar disebabkan karena ketidaksiapan pasangan dalam hal

financial/keuangan. Kehamilan merupakan hal yang dapat diperkirakan

termasuk biayanya. Biaya kehamilan ini dapat di diskusikan antara

suami dan isteri karena biaya kehamilan merupakan bagian dari biaya

kehidupan berumah tangga. Adapun biaya yang perlu diperhatikan

guna persiapan kehamilan ini, diantaranya mencakup biaya kesehatan

(biaya konsultasi, pemeriksaan, obat dan melahirkan), biaya-biaya

pasca melahirkan (tempat tidur bayi, pakaian bayi, popok, selimut, dll)

dan persiapkan pula biaya untuk hal-hal yang tak terduga.

g. Jangan malu bertanya dan berkonsultasi

Calon ibu dan suami sangat dianjurkan untuk konsultasi dengan

dokter/bidan/tenaga kesehatan lainnya mengenai kesehatan reproduksi

ibu dan pasangan. Dokter/bidan akan memberikan saran mengenai

masalah yang dikeluhkan. Konsultasikan pada dokter mengenai

riwayat kesehatan keluarga yang perlu mendapat perhatian. Selain itu,

jika mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), maka ibu

disarankan untuk meminta bantuan. KDRT yang tidak diselesaikan

dengan baik dapat menyebabkan cedera hingga kematian, termasuk

selama kehamilan (BKKBN, 2014)

20
BAB III

PEMBAHASAN

Ny.F umur 28 tahun, datang ke Puskesmas Jalan Gadang Kota Bengkulu,

mengatkan ingin melakukan konseling masalah gizi pra konsepsi. Ny.F

mengatakan telah menikah pada suaminya Tn.A umur 25 tahun sudah

berlangsung selama 4 tahun, umur menikah saat itu pada usia 24 tahun, Ny.F

mengatakan ingin mempersiapkan kehamilan yang sehat untuk dirinya. Pada

perempuan, usia reproduksi sehat dan aman untuk kehamilan dan persalinan

adalah 20-35 tahun. Rentang usia risiko tinggi adalah <20 tahun dan ≥35

tahun. Hal ini dikarenakan pada usia <20 tahun secara fisik dan mental ibu

belum kuat yang memungkinkan berisiko lebih besar mengalami anemia,

pertumbuhan janin terhambat, dan persalinan prematur. Sedangkan pada usia

≥35 tahun kondisi fisi kmulai melemah.

Ny.F mengatakan dikeluarga tidak ada yang merokok dan tidak minum

alkohol, pola nutrisi pada Ny.F seperti biasa yaitu makan 3 kali sehari, dengan

porsi 1 piring, jenisnya nasi, sayur-sayuran, ayam, ikan, telur, tahu, tempe,

buah, dll. Ny.F melakukan aktivitas seperti biasa menyapu, mencuci,

memasak, dll. Ny.F mandi 2x sehari, gosok gigi 3x sehari. Dan kramas 2 hari

sekali. Kebiasaan merokok,minum alkohol, atau bahkan menggunakan

narkoba, dapat menyebabkan berbagai masalah selama kehamilan, juga janin

yang dikandung, Bayi dapat lahir prematur, lahir dengan cacat bawaan hingga

21
kematian janin. Perempuan yang minum alkohol memiliki kemungkinan

rendah untuk bisa hamil. Sedangkan untuk kaum pria, minum alkohol dapat

mempengaruhi kualitas sperma dengan menurunkan tingkat testosteron dan

bisa menyebabkan testis layu. Begitu pula rokok dapat menurukan kesuburan

baik pada perempuan maupun laki-laki. (BKKBN, 2014).

Ny.F dilakukan anamesa dengan hasil pemeriksaan keadaan umum ibu

baik, TD : 110/80 mmHg, Nadi = 78 x/menit, pernapasan = 22 x/menit, suhu

36,5 x/menit. BB : 56 Kg, TB : 158 cm. Pada pemeriksaan fisik Ny.F dalam

batas normal dan telah dilakukan pemeriksaan penunjang dengan hasil

pemeriksaan semuanya negatif

A. Analisis

Diagnosa : Ny.F umur 28 tahun dengan konseling gizi Pra Konsepsi

B. Penatalaksanaan

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan sehat

Ev : Ibu senang dengan hasil pemeriksaan

2. Memberikan konseling kepada ibu tentang masa subur dan faktor-

faktor yang mempengaruhi masa kesuburan suami dan istri

Ev : ibu sudah mengerti tentang masa subur dan faktor yang

mempengaruhinya

3. Memberikan konseling kepada ibu tentang faktor resiko pra konsepsi

Ev : ibu sudah mengerti tentang faktor resiko pra konsepsi

4. Memberikan konseling kepada ibu tentang gizi pra konsepsi

Ev : ibu sudah mengerti tentang gizi pra konsepsi

22
5. Memberikan konseling kepada ibu tentang apa saja yang harus

dipersiapkan untuk kehamilan

6. Ev : Ibu mengerti tetang persiapan kehamilan

23
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam kasus ini, kami memahami kasus secara nyata tentang asuhan yang

diberikan pada kasus konseling gizi pra konsepsi. Asuhan kebidanan yang

diberikan pada Ny.F di Puskesmas Jalan Gadang Bengkulu berjalan sesuai

teori. Selain itu dari penatalaksanaan kasus ini kami dapat:

1. Asuhan kebidanan pada Ny.F dilakukan berdasarkan pengkajian dan

pemeriksaan fisik, sehingga penanganan yang diberikan berdasarkan

kebutuhan dan kewenangan bidan.

2. Asuhan kebidanan pada Ny.F dapat diidentifikasi diagnosa kebidanan

yaitu dengan konseling gizi pra konsepsi

3. Asuhan kebidanan pada Ny.F dengan merencanakan tindakan yang akan

dilakukan dengan melakukan konseling pra konsepsi

4. Asuhan kebidanan Ny.F dengan melaksanakan tindakan untuk menangani

kasus gizi pra konsepsi dengan konseling gizi pra konsepsi

5. Asuhan kebidanan Ny.F dengan melakukan evaluasi untuk menangani

pasca konseling gizi pra konsepsi

6. Asuhan kebidanan pada Ny.F dengan melakukan pendokumentasian kasus

konseling pra konsepsi

24
B. Saran

1. Bagi Mahasiswa

Diharapkan dapat menambah pengalaman melakukan pengkajian dan

pengambilan keputusan dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu

terkait dengan konseling pra konsepsi.

2. Bagi Bidan di Puskesmas Jalan Gadang Bengkulu

Diharapkan dapat mempertahankan mutu pelayanan dalam memberikan

asuhan kebidanan pada ibu dengan konseling gizi prakonsepsi

25
LAMPIRAN

ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA NY.F UMUR 28 TAHUN

DENGAN KONSELING GIZI PRAKONSEPSI

DI PUSKESMAS JALAN GEDANG

KOTA BENGKULU

Hari/Tanggal Pengkajian : Rabu, 6 Oktober 2021

Jam : 09.30 Wib

Tempat : Puskesmas Jalan Gadang Bengkulu

Pengkaji : Annisa Dwi Noviana

A. Data Subjektif

1. Biodata Ibu/Suami

a. Istri

Nama : Ny. F

Umur : 28 Tahun

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Indonesia

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

Alamat : Jalan Gadang

No Hp :-

26
b. Suami

Nama : Tn. A

Umur : 25 Tahun

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Indonesia

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Jalan Gadang

No Hp :-

2. Keluhan Utama

Ny. F mengatakan ingin mempersiapkan kehamilan

3. Riwayat Menstruasi

Menarche : 14 tahun

Lama : 6-7 hari

Siklus : 28-32 hari (teratur)

Ganti pembalut : 2-3 kali/hari

Keputihan : Tidak ada

Keluhan : Tidak ada

4. Riwayat Pernikahan

Ny. F mengatakan :

- Menikah 1 kali

- Umur menikah 24 tahun

- Lama pernikahan sudah 4 tahun

27
5. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Sekarang

Ny.F mengatakan :

Tidak sedang mengalami diabetes, anemia, asma, darah tinggi,

kelainan genetik serta penyakit menular/menahun/keturunan yang

lainnya.

b. Riwayat Kesehatan yang lalu

Ny.F mengatakan tidak pernah menderita penyakit, seperti jantung,

diabetes melitus, ginjal, hipertensi/hipotensi, dan hepatitis.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ny.F mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang sedang dan

pernah menderita penyakit menular, tidak ada yang memiliki

riwayat penyakit menurun dan tidak ada penyakit menahun.

6. Status KB

Ny. F mengatakan belum pernah menggunakan KB

7. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari

Kebutuhan Saat ini


a. Pola makan

Frekuensi 2-3 kali sehari

Porsi 1 piring

Jenis makanan Nasi, lauk, makan sayur dan buah

Obat-obatan Tidak mengkonsumsi

Keluhan Tidak ada


b. Pola minum

28
Frekuensi 9-10 gelas/hari

Porsi 1 gelas sedang

Jenis makanan Air putih

Keluhan Tidak ada


c. Istirahat

Lama tidur 7-8 jam/hari

Keluahan Tidak ada


d. Personal hygiene

Mandi 2 kali sehari

Keramas 4 kali seminggu

Sikat gigi 2 kali sehari

Ganti baju 2 kali sehari

Pakaian dalam 2x sehari

Keluhan Tidak ada


e. Eliminasi

- Frekuensi

BAK 5-6 kali sehari, jernih, tidak ada keluhan

- Frekuensi

BAB 1 kali sehari, kuning kecoklatan,


f. Seksual

Frekuensi 1 minggu 3-4 kali

Keluhan Tidak sakit saat berhubungan.

8. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan

Ny. F mengatakan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol, tidak

merokok, serta suami tidak merokok.

29
9. Riwayat Sosial, ekonomi dan psikososial spiritual

Ny. F mengatakan :

- Tinggal dirumah punya sendiri.

- Kebutuhan hidupnya sehari-hari berkecukupan.

- Saat ini merasa khawatir karena belum memiliki anak

A. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmenthis

c. Status emosional : Cukup Stabil

d. Tanda vital

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 78 kali / menit

Pernafasan : 23 kali / menit

Suhu : 36,5ºC

e. BB : 56 kg

f. TB : 158 cm

g. LILA : 28 cm

2. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala

1) Rambut : Hitam, lurus, bersih, tidak rontok

2) Kepala : Simetris, bersih, tidak teraba benjolan

30
b. Wajah

1) Pucat : Tidak tampak Pucat

2) Kebersihan : Bersih

c. Mata

1) Bentuk : Simetris

2) Sklera : Putih

3) Konjungtiva : Merah muda

d. Hidung

1) Bentuk : Simetris

2) Kebersihan : Bersih

3) Polip : Tidak ada

4) Serumen : Tidak ada

e. Telinga

1) Bentuk : Simetris

2) Kebersihan : Bersih

3) Serumen : Tidak ada

4) Nyeri tekan : Tidak ada

f. Mulut

1) Stomatitis : Tidak ada

2) Gusi : Tidak berdarah

3) Gigi : Tidak ada caries

g. Leher

1) Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran

31
2) Kelenjar Limfe : Tidak ada pembesaran

3) Vena jogularis : Tidak ada pembesaran

h. Dada : Putting susu menonjol, tidak ada

pembengkakan abnormal

i. Abdomen : Tidak ada pembesaran, tidak ada bekas

operasi

j. Genetalia

1) Tidak ada keputihan, tidak ada odema, tidak ada varises.

k. Ekstremitas

1) Atas : Tidak ada odema, kuku tidabersih dan tidak pucat.

2) Bawah : tidak ada odema, tidak ada varises, reflek patella

(+) kanan, (+) kiri, Kuku Pendek dan bersih tidak pucat, nyeri

tekan pada bekas kram.

l. Anus : Tidak ada hemoroid

3. Pemeriksaan Penunjang

Golongan Darah : B

HIV : Negatif

Hepatitis : Negatif

Malaria : Negatif

HbsAg : Negatif

Protein Urine : Negatif

32
B. Analisa

Ny.F umur 28 tahun dengan konseling gizi prakonsepsi

C. Penatalaksanaan

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan sehat

Ev : Ibu senang dengan hasil pemeriksaan

2. Memberikan konseling kepada ibu tentang masa subur dan faktor-faktor

yang mempengaruhi masa kesuburan suami dan istri

Ev : ibu sudah mengerti tentang masa subur dan faktor yang

mempengaruhinya

3. Memberikan konseling kepada ibu tentang faktor resiko pra konsepsi

Ev : ibu sudah mengerti tentang faktor resiko pra konsepsi

4. Memberikan konseling kepada ibu tentang gizi pra konsepsi seperti

Konsumsi berbagai vitamin seperti, vitamin A, itamin D, vitamin E

vitamin B6, vitamin C. Cukupi zat seng, (seperti lobster, ikan, daging

kepiting), daging, kacang-kacangan (kacang mete dan almond), biji-bijian

(biji labu dan bunga matahari), serta produk olahan susu. Cukupi zat besi.

Sumbernya: hati, daging merah, kuning telur, sayuran hijau, jeruk, dan

serealia yang diperkaya zat besi. Fosfor (susu, dan ikan teri).

Mengkonsumsui Sumber selenium antara lain adalah beras, bawang putih,

kuning telur, seafood, jamur, dan semangka. Kurangi konsumsi kandungan

makanan yang berminyak. Batasi konsumsi kopi dan teh Hindari konsumsi

Daging mentah.

33
Ev : ibu sudah mengerti tentang gizi pra konsepsi

5. Memberikan konseling kepada ibu tentang apa saja yang harus

dipersiapkan untuk kehamilan seperti yang sehat, pemeriksaan kesehatan,

menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh, menghentikan kebiasaan buruk,

meningkatkan asupan makanan bergizi, persiapan secara psikologis dan

mental, perencanaan financial/keuangan, jangan malu bertanya dan

berkonsultasi

Ev : ibu sudah mengerti tentang persiapan kehamilan yang sehat

34

Anda mungkin juga menyukai