Anda di halaman 1dari 56

HUBUNGAN JENIS PERSALINAN TERHADAP

RESIKO DEPRESI POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT


PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Proposal Penelitian
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana Kebidanan

Diajukan oleh :

Retno Tristanti
2021060023

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
2022
HUBUNGAN JENIS PERSALINAN TERHADAP
RESIKO DEPRESI POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT
PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Proposal Penelitian
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana Kebidanan

Diajukan oleh :

Retno Tristanti
2021060023

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

i Universitas Muhammadiyah Gombong


2022

ii Universitas Muhammadiyah Gombong


iii Universitas Muhammadiyah Gombong
iv Universitas Muhammadiyah Gombong
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji syukur kehadiran Allah


SWT, yang senantiasa melimpahkan taufiqdan hidayah-Nya kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul “ Hubungan
Jenis Persalinan Terhadap Depresi Postpartum Di Rumah Sakit Pku
Muhammadiyah Gombong”. Proposal skripsi ini disusun sebagai syarat
memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana kebidanan. Selama penyusunan
proposal skripsi ini penulis mendapat bimbingan, masukan dan dukungan dari
beberapa pihak, sehingga proposal skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik,
untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Herniyatun,M.Kep,Sp.Mat, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Gombong.
2. Dyah Puji Astuti, S.SiT, M.P.H selaku Ketua Program Studi Kebidanan
Program Sarjana Universitas Muhammadiyah Gombong.
3. Kusumastuti, S.SiT.,M.Kes selaku pembimbing 1 yang telah membimbing
dan memberi arahan penulis dalam menyelesaikan laporan.
4. Eti Sulastri, M.Keb selaku pembimbing 2 yang telah membimbing dan
memberi arahan penulis dalam menyelesaikan laporan.
5. Adinda Putri Sari Dewi, M.Keb selaku penguji proposal skripsi yang telah
memberi masukan demi perbaikan proposal skripsi ini
6. Orangtua dan keluarga yang telah memberikan dukungan baik materil
maupun moril, dorongan semangat dan doa yang tiada henti.
7. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan semangat dan
bantuan.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telahmemberikan doa dan dukungan. Menyadari adanya berbagai
keterbatasan yang dimiliki oleh penulis, baik pengetahuan maupun
pengalaman tentunya skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan
untuk perbaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan
rahmat dan hidayah yang tiada hentinya dan semoga dapat bermanfaat
bagi kita semua (Amin).Wassalamu’alaikum WarahmatullahiWabarakatuh
Gombong, 14 Juli 2022
Penulis

(Retno Tristanti)

v Universitas Muhammadiyah Gombong


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang ...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................6
D. Manfaat Penelitian .....................................................................................6
E. Keaslian Penelitian......................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................9
A. Tinjauan Teori.............................................................................................9
B. Kerangka Teori...........................................................................................25
C. Kerangka Konsep.......................................................................................26
D. Hipotesa......................................................................................................26
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN.................................................................27
A. Jenis Penelitian...........................................................................................27
B. Subjek Penelitian........................................................................................27
C. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................................29
D. Variabel Penelitian.....................................................................................29
E. Definisi Operasional...................................................................................30
F. Instrumen Penelitian...................................................................................32
G. Lembar Observasi jenis persalinan............................................................32
H. Kuisioner EPDS.........................................................................................32
I. Uji Validitas dan Reabilitas.........................................................................33
J. EtikaPenelitian.............................................................................................34
K. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................34
L. Teknik Pengolahan Data.............................................................................37
M. Analisa Data..............................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi Universitas Muhammadiyah Gombong


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Periode kehamilan dan melahirkan merupakan periode kehidupan

yang penuh dengan potensi stress. Pada periode ini seorang wanita

cenderung mengalami stress yang cukup besar karena keterbatasan kondisi

fisik yang membuat harus membatasi aktivitas dan selalu waspada, adanya

berbagai potensi stress dalam rentang waktu kehamilan hingga proses

melahirkan memungkinkan munculnya masalah psikologis pada seorang

wanita dan dapat menimbulkan gejala depresi seperti depresi postpartum

(Oktarina, 2016).

Masa postpartum diartikan sebagai fase transisi yang dapat

menyebabkan krisis kehidupan. Pada masa ini ibu akan mengalami

perubahan fisik dan psikologis. Wanita yang tidak berhasil menyesuaikan

diri terhadap adanya perubahan biologis, fisiologis, maupun psikologis

termasuk perubahan peran maka akan cenderung mengalami masalah

gangguan psikologis masa nifas (Restarina, 2017). Menurut Walsh (2018)

mengatakan bahwa gangguan psikologis postpartum dibagi menjadi tiga

kategori, yaitu postpartum blues, depresi postpartum dan psikosis

postpartum.

Perubahan psikologis pada masa nifas terjadi karena penurunan

kadar estrogen dan progesteron di dalam tubuh yang mengakibatkan

1 Universitas Muhammadiyah Gombong


2

perubahan kimia di otak yang memicu perubahan susana hati. Perubahan

psikologis juga diakibatkan karena perubahan peran dan tanggung jawab,

perubahan fisik dan ketidaknyaman yang dirasakan sehingga ibu

mengalami penyesuaian atau maternal adjustment. Ibu nifas yang tidak

dapat beradaptasi dengan perubahannya ini akan mengalami depresi

postpartum (Elvira, 2013).

Depresi postpartum diartikan sebagai adanya gangguan mood yang

dapat mempengaruhi wanita setelah melahirkan. Gejala yang sering

muncul pada depresi postpartum adalah perasaan sedih, menangis, cepat

tersinggung, cemas, sulit untuk berkonsentrasi, labilitas perasaan serta

gangguan tidur dan nafsu makan, lebih berat lagi ditemukan ada pikiran

bunuh diri, waham paranoid dan melakukan ancaman kekerasan terhadap

bayinya (Fasraningtyas, 2019).

Angka kejadian depresi postpartum masih cukup tinggi, hal ini

ditunjukkan dengan prevalensi kejadian depresi postpartum secara global

antara 10-15%. Di negara-negara seperti Singapura, Malta, Malaysia,

Austria dan Denmark, ada sedikit laporan tentang depresi postpartum.

Sedangkan di negara-negara lain seperti Brazil, Guyana, Kosta Rika,

Italia, Chili, Afrika Selatan, Taiwan, dan Korea laporan tentang gejala

depresi postpartum sangat lazim. Menurut penelitian yang dilakukan

Chandran, et al. kepada 359 perempuan di daerah Tamil Nadu di India,

diperoleh insiden depresi postpartum sebesar 11% dan di Pakistan sebesar

Universitas Muhammadiyah Gombong


3

22,3% (Tikmani S et al, 2016). Prevalensi depresi postpartum di Yunani

sebesar 13,6% di (Koutra et al, 2018).

World Health Organization (WHO) memperkirakan ada 10 per 1000

kelahiran hidup wanita yang mengalami depresi ringan pasca melahirkan

dan depresi pasca melahirkan sedang atau berat berkisar 30 sampai 20 per

1000 kelahiran hidup (Soep dalam Tolongan et al., 2019). Primastika

(2019) menyebutkan wanita mengalami depresi ringan sebesar 19,2 % dan

7,1% berkemungkinan mengalami episode depresi berat pada tiga bulan

pertama. Di Indonesia, prevalensi kejadian depresi pasca melahirkan

berkisar 2,5% hingga 22,3% (Oktarina, 2016). Angka kejadian depresi

postpartum di Provinsi Jawa Tengah tahun 2021 sebanyak 4.40%

(Kemenkes, 2021). Menurut penelitian Kusumawati (2015) yang telah

dilakukan di Kabupaten Kebumen didapatkan hasil bahwa angka kejadian

postpartum blues yaitu 15,4% (Engel, 2014)

Peran pemerintah terhadap depresi postpartum yaitu dengan adanya

kebijakan program nasional kunjungan masa nifas dilakukan 4 kali untuk

menilai status ibu dan bayi baru lahir untuk mencegah, mendeteksi dan

menangani masalah yang terjadi. Mendeteksi depresi postpartum dapat

dilakukan saat kunjungan ke II yaitu setelah 6 hari setelah persalinan.

Peran dan tanggung jawab dari tenaga kesehatan dalam masa nifas tidak

hanya melakukan pemeriksaan fisik ibu saja, seperti tanda-tanda vital ibu

dan ada tidaknya perdarahan abnormal, namun juga keadaan psikologis

ibu. Di Indonesia masalah psikilogis pada ibu postpartum belum tergali

Universitas Muhammadiyah Gombong


4

oleh tenaga kesehatan. Pengkajian kondisi psikologis ibu postpartum

belum dilaporkan secara pasti, biasanya penderita baru akan dikenali bila

kondisi sudah mengalami depresi berat (Fairus, 2014)

Faktor penyebab depresi postpartum cenderung kompleks dan masih

belum jelas. Perubahan hormonal pasca persalinan ditengarai berhubungan

dengan symptom depresif dan faktor biologis yang dapat menjelaskan

terjadinya depresi postpartum (Taylor, 2015). Faktor lain penyebab

terjadinya depresi postpartum adalah faktor biologis, psikologis,

sosiodemografi (umur, pendidikan, pekerjaan dan jenis persalinan), faktor

obstetri atau faktor saat persalinan yang mencakup lamanya persalinan,

jenis persalinan, serta intervensi medis (sectio caesarea, persalinan

pervaginam) (Ariyanti, 2016).

Depresi postpartum bisa berdampak negatif pada kesehatan ibu, anak

dan keluarga. Pada ibu yang mengalami depresi postpartum, minat dan

ketertarikan terhadap bayinya kurang. Ibu sering tidak merespon positif

terhadap bayinya seperti pada saat menangis, tatapan mata ataupun gerak

tubuh. Akibat lanjut ibu yang mengalami depresi postpartum adalah tidak

mampu merawat bayinya secara optimal termasuk malas menyusui

(Holden, 2014). Sedangkan pada anak dapat menyebabkan masalah

perilaku anak-anak yang dari ibu yang mengalami depresi postpartum

lebih memungkinkan memiliki masalah perilaku, termasuk masalah tidur,

tantrum, agresif, dan hiperaktif. Dampak depresi postpartum terhadap

keluarga dapat menyebabkan anggota keluarga mengalami kecemasan dan

Universitas Muhammadiyah Gombong


5

stress, terutama suami akan merasakan kehilangan sosok istri, merasa

tidak bisa mengendalikan emosi, cemas, tidak tahu apa yang harus

dilakukan, dan mudah marah. Hal ini akan berdampak buruk terhadap

kehidupan rumah tangga (Chabrol & Challahan, 2017).

Penelitian Ramahdhani et al (2022) mengatakan faktor yang

mengakibatkan depresi postpartum adalah pendapatan rendah, kehamilan

yang tidak direncanakan, kehamilan yang tidak diinginkan, jenis

persalinan, ketidaksesuaian jenis kelamin bayi dengan yang diharapkan,

dan dukungan suami (Ramadhani et al, 2022).

Menurut penelitian di Inggris pada tahun 2015, ibu yang melahirkan

secara pervaginam mempunyai risiko 9,3% terjadi depresi postpartum,

sedangkan ibu yang melahirkan secara sectio caesarea mempunyai risiko

10,1% terjadi depresi postpartum. Sedangkan penelitian yang dilakukan di

Turki pada tahun 2017, ibu yang melahirkan secara pervaginam

mempunyai risiko 27,6% terjadi depresi postpartum. Penelitian secara

metaanalisis di Iran menyebutkan bahwa risiko terjadinya depresi

postpartum pada persalinan sectio caesarea dua kali lipat lebih besar

dibandingkan dengan persalinan pervaginam (Ghogomu, 2015).

RS PKU Muhammadiyah Gombong merupakan salah satu rumah

sakit ponek yang terletak di Kecamatan Gombong, berdasarkan hasil studi

pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 22 Juni 2022 diperoleh data

bahwa jumlah persalinan bulan Januari sampai bulan Mei 2022 sebanyak

783 persalinan. Kejadian depresi postpartum di RS PKU Muhammadiyah

Universitas Muhammadiyah Gombong


6

Gombong pada bulan Desember terdapat 2 orang pasien dan pada bulan

Januari terdapat 1 orang pasien. Berdasarkan latar belakang di atas penulis

tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan Jenis Persalinan

Terhadap Resiko Depresi Postpartum di RS PKU Muhammadiyah

Gombong”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah hubungan

Jenis Persalinan terhadap Resiko Depresi Postpartum di RS PKU

Muhammadiyah Gombong?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan Jenis Persalinan terhadap Resiko Depresi

Postpartum di RS PKU Muhammadiyah Gombong.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik umur, paritas, tingkat pendidikan, dan

pekerjaan pada ibu di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Gombong.

b. Mengetahui jenis persalinan pada ibu di Rumah Sakit PKU

Muhammadiyah Gombong.

c. Mengetahui ada atau tidaknya depresi postpartum pada ibu di

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong.

Universitas Muhammadiyah Gombong


7

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Bidan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan bidan

tentang Pengaruh Jenis Persalinan terhadap Resiko Depresi

Postpartum.

b. Bagi Institusi

Sebagai tambahan bahan pustaka bagi Universitas Muhammadiyah

Gombong khususnya Program Studi S1 Kebidanan tentang Pengaruh

Jenis Persalinan terhadap Resiko Depresi Postpartum

c. Bagi Pasien

Mampu mengetahui Pengaruh Jenis Persalinan terhadap Resiko

Depresi Postpartum.

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1. Keaslian penelitian


No Judul dan Peneliti Metode Hasil

1 Hubungan Cara Penelitian deskriptif Uji chi-square diperolah


Persalinan dengan analitik dengan p value sebesar 0.975
Tingkat Depresi Post pendekatan cross- sehingga dapat
partum di RSUD I.A sectional. disimpulkan bahwa ada
Moeis Samarinda hubungan yang
Farida,, Tri Wijayanti signifikan antara cara
(2020) persalinan dengan
tingkat depresi
postpartum di RSUD I.A
Moeis Samarinda

2. Gambaran Depresi Metode penelitian didapatkan 4 responden


Postpartum Di Rskia deskriptif dengan pada persalinan
Sadewa pendekatan pervagina berisiko
Kharisah Diniyah kuantitatif. megalami depresi
(2017) postpartum. Lamanya
persalinan dan intervensi
medis selama proses
persalinan berhubungan
terhadap kejadian

Universitas Muhammadiyah Gombong


8

depresi postpartum

3. Faktor Internal Dan Penelitian ini Hasil penelitian


Eksternal Yang bersifat analitik ditemukan hanya 18.2%
Mempengaruhi dengan rancangan ibu yang bersalin dengan
Depresi Postpartum cross sectional pada tindakan mengalami
Sri Wahyuni, Murwati, ibu post partum depresi
Supiati normal dengan
(2014) teknik purposive
consequtive
sampling

4 Sosiodemographic and Penelitian ini Hasil penelitian


clinical features of bersifat analitik ditemukan 1 dari 6
postpartum depression dengan rancangan wanita mengalami
among Turkish women cross sectional depresi postpartum
Ghonomu (2015) karena jenis
persalinanyyang
dilaluinya

Universitas Muhammadiyah Gombong


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Masa Nifas

a. Definisi

Masa nifas atau yang biasa disebut dengan puerperium adalah

permulaan setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika organ rahim

kembali ke fungsi sebelum kehamilan. Berlangsung selama 6 minggu

atau 42 hari. Namun, itu akan pulih sepenuhnya dalam waktu 3 bulan..

Masa ini sangat kritis bagi ibu dan bayinya, oleh sebab itu diperlukan

perawatan nifas yang tepat karena jika tidak ditangani dengan baik maka

ibu dan bayinya akan terancam (Winarni et al, 2020).

Masa nifas akan berlangsung sekitar 6 minggu. Saat ini, ibu nifas

perlu mendapat pelatihan untuk mempercepat proses infiltrasi rahim.

Degradasi ini mencakup penyusunan kembali serta pengangkatan

endometrium sekaligus pelepasan tempat menempelnya plasenta.

Apabila proses ini sudah selesai maka ukuran, berat dan posisi uterus

akan mengalami penurunan dan juga adanya perubahan pada warna dan

volume lokhea. Penyebab terjadinya proses involusi adalah adanya

retensi fragmen plasenta, infeksi dan perdarahan lanjut (late pospartum

haemorrhage). Involusi uteri prosesnya bisa di percepat dengan salah

satunya yang dianjurkan adalah senam yoga (Mansyur & Dahlan, 2016)

9 Universitas Muhammadiyah Gombong


10

Mobilisasi diperlukan oleh ibu nifas agar ibu merasa lebih sehat.

Ibu bisa segera mungkin menjaga serta merawat bayinya. Ini bertujuan

untuk mencegah beberapa infeksi masa nifas seperti trombosis, trombo

emboli dan melancarkan sirkulasi darah. Kontraksi uterus akan membaik

sehingga tinggi fundus uteri akan menurun dan keras dan memungkinkan

tidak terjadinya perdarahan. Otot-otot rahim juga berfungsi secara

optimal dan rahim akan kembali ke bentuk semula (Icesmi, 2015).

b. Tahapan Masa Nifas

Masa nifas, memiliki tahapan menurut (Winarni, et al., 2020) adalah :

1) Puerperium Dini

Masa pemulihan, yaitu ketika ibu diizinkan untuk berdiri dan

berjalan.

2) Puerperium Intermedial

Di masa ini ibu nifas mengalami kepulihan yang menyeluruh dari

organ-organ genetal yang berlangsung sekitar 6-8 minggu.

3) Remote Puerperium

Merupakan waktu yang diperlukan untuk ibu nifas agar kembali

sehat dan sempurna terutama sebelum hamil.

c.Perubahan pada kondisi psikis ibu nifas.

Ibu nifas membutuhkan adaptasi setelah persalinan. Keluarga

diharapkan harus selalu menyemangati ibu dan memberikan motivasi

kepada si ibu akan peran barunya. Beberapa tahapan ibu setelah

melahirkan antara lain:

Universitas Muhammadiyah Gombong


11

1) Fase taking in

Merupakan fase dimana ibu memerlukan bantuan. Fase ini

terjadi di hari ke 1 dan ke 2 setelah proses bersalin. Fase ini

merupakan periode ketergantungan yang berlangsung dari hari

pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu, fokus

perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman selama

proses persalinan sering berulang diceritakannya. Kelelahan

membuat ibu cukup istirahat untuk mencegah gejala kurang tidur,

seperti mudah tersinggung. Oleh karena itu kondisi ibu perlu

dipahami dengan menjaga komunikasi yang baik. Gangguan

psikologis yang mungkin dirasakan ibu adalah:

a) Kekecewaan karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan

tentang bayinya misalnya jenis kelamin tertentu, warna kulit,

jenis rambut dan lain-lain.

b) Ketidaknyamanan sebagai akibat dari perubahan fisk yang

dialami ibu misalnya rasa mules karena rahim berkontraksi

untuk kembali pada keadaan semula, payudara bengkak, nyeri

luka jahitan.

c) Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya.

d) Suami atau keluarga yang mengkritik ibu tentang cara merawat

bayinya dan cenderung melihat tanpa membantu.

2) Fase taking hold

Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan.

Universitas Muhammadiyah Gombong


12

Pada fase taking hold, ibu merasa khawatir atau ketidakmampuan

dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Selain itu

perasaannya sangat sensitif sehingga mudah tersinggung jika

komunikasinya kurang hati-hati. Oleh karena itu ibu memerlukan

dukungan karena saat ini merasakan kesempatan yang baik untuk

menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya

sehingga tumbuh rasa percaya diri:

3) Fase letting go

Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan

peran barunya yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu

sudah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya.

Keinginan untuk merawat diri dan bayinya meningkat pada fase

ini.

d. Gangguan Psikologis masa nifas

1) Postpartum blues

Postpartum blues sering disebut juga maternity blues

atau baby syndrome, yaitu kondisi transien dalam periode

sementara terjadinya depresi dari peningkatan reaktifitas

emosional yang dialami oleh separuh dari wanita yang

seringkali terjadi selama beberapa hari pertama atau dalam

jangka waktu satu minggu pasca persalinan dan cenderung

lebih buruk pada hari ketiga dan keempat (Suririnah, 2018).

Postpartum Blues menurt Ambarwati (2019) adalah perasaan

Universitas Muhammadiyah Gombong


13

sedih yang dialami oleh ibu setelah melahirkan, hal ini

berkaitan dengan bayinya. Menurut Cunninghum (2016),

postpartum blues adalah gangguan suasana hati yang

berlangsung selama 3-6 hari pasca melahirkan.

2) Depresi Postpartum

Depresi Postpartum ini biasa disebut depresi berat yang

terjadi bila ibu merasakan kesedihan yang berlebihan karena

kebebasan, otonomi, interaksi sosial, dan kemandiriannya

berkurang. Gangguan ini terjadi pada hari ke 7-14 setelah

melahirkan. Gangguan psikologis ini sebenarnya tidak jauh

berbeda dengan gangguan psikologis lainnya, hanya saja yang

membedakan terletak pada frekuensi, intensitas, serta durasi

berlangsungnya gejala-gejala yang timbul.

3) Postpartum psikosis

Postpartum psikosis adalah masalah kejiwaan serius

yang dialami ibu setelah proses persalinan dan ditandai dengan

agitasi yang hebat, pergantian perasaan yang cepat, depresi

dan delusi. Wanita yang mengalami postpartum psikosis ini

membutuhkan perawatan segera dan pengobatan psikiater

(Nirwana, 2016).

Universitas Muhammadiyah Gombong


14

2 Depresi Postpartum

a. Definisi

Depresi postpartum merupakan istilah yang digunakan pada

pasien yang mengalami berbagai gangguan emosional yang timbul

setelah melahirkan, khususnya pada gangguan depresi spesifik yang

terjadi 10%- 15% wanita pada tahun pertama setelah melahirkan

(Pradiyana et al., 2019). Salah satu gangguan emosional yang

dialami perempuan setelah melahirkan adalah postpartum blues.

Apabila gejala berlanjut lebih dari dua minggu, maka dapat menjadi

tanda terjadinya gangguan depresi yang lebih berat, ataupun

psikosis postpartum (Palupi, 2013).

a. Tanda dan Gejala Depresi Postpartum

Adapun gejala-gejala yang timbul pada depresi postpartum

adalah dipenuhi perasaan sedih dan depresi yang disertai dengan

menangis tanpa sebab, tidak memiliki tenaga atau hanya sedikit saja,

tidak dapat berkonsentrasi, ada perasaan bersalah dan tidak berharga,

menjadi tidak tertarik dengan bayi atau terlalu memperhatikan dan

mengkhawatirkan bayinya, adanya gangguan nafsu makan, ada

perasaan takut untuk menyakiti diri sendiri atau bayinya, dan

munculnya gangguan tidur (Mansur, 2019).

b. Faktor Penyebab

Depresi pada ibu postpartum dapat disebabkan berbagai faktor,

antara lain:

Universitas Muhammadiyah Gombong


15

1) Faktor Hormonal

Setelah melahirkan, ibu mengalami penurunan kadar

estrogen dan progesteron yang cukup drastis. Hal tersebut juga

disertai dengan penurunan kadar hormon yang dihasilkan oleh

kelenjar tiroid yang menyebabkan mudah lelah, penurunan mood,

dan perasaan tertekan. Penurunan hormon-hormon tersebut

membuat ibu postpartum mengalami perasaan yang tidak

menentu, susah dimengerti, serta cemas (Taufik, 2011)

2) Faktor Fisik

Selain faktor hormonal, terdapat faktor fisik yang dapat

menyebabkan depresi pada ibu postpartum. Melahirkan

merupakan perjuangan bagi seorang ibu. Jenis persalinan yang

dialami ibu tentu berkaitan dengan kondisi fisik ibu. Persalinan

normal membuat ibu berusaha sekuat tenaga mengerahkan daya,

konsentrasi, dan segenap emosi untuk mengeluarkan bayi dari

rahimnya. Pada pasien dengan riwayat SC dapat menimbulkan

tauma fisik karena adanya perlukaan pada rahim serta aktivitas

ibu terbatas dan membutuhkan waktu untuk penyembuhan luka

(Marshall, 2015). Setelah melahirkan, aktivitas ibu akan berubah,

yaitu mulai menjaga dan merawat bayinya yang tentu saja dapat

menyebabkan berkurangnya waktu beristirahat sehingga terjadi

penurunan ketahanan fisik maupun emosionalnya (Taufik, 2016).

Universitas Muhammadiyah Gombong


16

3) Faktor Demografi

Faktor demografi dapat pula menjadi penyebab terjadinya

depresi pada ibu postpartum meliputi umur dan paritas. Umur

persalinan sering dikaitkan dengan masalah depresi postpartum.

Usia yang terlalu muda untuk hamil akan memicu berbagai resiko

pada ibu dan anak baik secara fisik maupun psikis. Kehamilan

pada usia muda (di bawah 20 tahun) dapat menimbulkan rasa

khawatir berlebih dalam membayangkan proses persalinan,

terutama pada kehamilan pertama. Perempuan yang baru pertama

kali melahirkan beresiko menderita depresi akibat tidak mampu

beradaptasi baik secara fisik maupun psikis (Nasri et al., 2017).

4) Faktor Psikososial

Kejadian depresi pada ibu postpartum tidak terlepas dari

faktor psikososial yang melingkupi ibu. Faktor psikososial

tersebut meliputi tingkat pendidikan, status pekerjaan,

pendapatan, dan dukungan sosial (Marshall, 2015).

c. Penanganan Depresi Postpartum

Penatalaksanaan terhadap depresi postpartum dilakukan melalui dua

metode, yaitu:

1) Terapi Farmakologis

Metode farmakologis merupakan metode pengobatan

depresi postpartum dengan memberikan obat-obatan kepada

pasien. Metode ini biasanya dipilih ketika sudah diberikan terapi

Universitas Muhammadiyah Gombong


17

non farmakologis namun tidak berhasil. Terapi ini juga dapat

diberikan jika penderita depresi postpartum lebih menyukai obat-

obatan dibanding dengan melakukan terapi non farmakologis.

Obat-obatan antidepresan yang sesuai dengan keadaan ibu

menyusui harus diresepkan oleh psikiater.

2) Terapi Nonfarmakologis

Terapi nonfarmakologis merupakan cara pengobatan depresi

postpartum yang berupa terapi psikologis, dimana ibu dapat

menemukan cara yang tepat untuk menghadapi gejala depresi,

mengatasi gangguan yang muncul, atau berpikir positif ketika

situasi sedang tertekan (Sari, 2020). Penatalaksanaan ibu depresi

postpartum dengan terapi nonfarmakologis dilakukan berdasarkan

tingkat keparahan dan gejala yang dialami oleh ibu, termasuk

dengan kemampuan ibu untuk merawat dan berinteraksi dengan

bayinya. Jika baru terjadi gejala ringan, maka dapat dilakukan

intervensi sosial berupa peningkatan dukungan bagi ibu seperti

dukungan dari keluarga, teman sebaya, dan konseling dari praktisi

kesehatan (Sari, 2020).

d. Dampak

Depresi setelah melahirkan rata-rata berlangsung tiga sampai enam

bulan, bahkan terkadang sampai delapan bulan. Pada keadaan lanjut

dapat mengancam keselamatan diri dan anaknya (Kasdus, 2017).

Universitas Muhammadiyah Gombong


18

1) Pada ibu

a) Menyalahkan kehamilannya

b) Sering menangis

c) Mudah tersinggung

d) Sering terganggu dalam waktu istirahat atau insomnia berat

e) Hilang percaya diri mengurus bayi, merasa takut dirinya tidak bisa

memberikan ASI bahkan takut apabila bayinya meninggal

f) Muncul kecemasan terus menerus ketika bayi menangis

g) Muncul perasaan malas untuk mengurus bayinya

h) Mengisolasi diri dari lingkungan masyarakat

i) Frustasi hingga berupaya untuk bunuh diri

2) Pada anak

Masalah perilaku anak-anak yang dari ibu yang mengalami depresi

postpartum lebih memungkinkan memiliki masalah perilaku,

termasuk masalah tidur, tantrum, agresif, dan hiperaktif.

e. Pencegahan Depresi Postpartum

Selain penatalaksanaan ibu yang menderita depresi postpartum,

tindakan preventif juga bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya depresi

postpartum. Pencegahan depresi postpartum dapat dilakukan dengan

beberapa upaya sebagai cara untuk meminimalkan dampak perubahan

hormonal postpartum dan mengurangi stres. Upaya tersebut antara lain

dengan menjaga kesehatan tubuh dan selalu berpikiran positif,

menganjurkan ibu untuk meminta bantuan dari orang lain dalam merawat

Universitas Muhammadiyah Gombong


19

bayi sehingga dapat tidur dengan cukup, makan makanan sehat dan

bergizi, olahraga teratur, dan melakukan terapi (Kusnaningsih et al.,

2017). Depresi postpartum dapat dicegah (Putri, 2019) antara lain dengan:

1) Istirahat yang cukup

Ibu postpartum perlu untuk istirahat yang cukup, sebab istirahat

mampu membantu meredakan stres yang dirasakan. Ibu postpartum

disarankan agar membuat jadwal menjaga bayi dengan pasangan.

Selain itu, ibu harus membuat tubuh dan pikiran lebih rileks dengan

pijat, membaca buku, atau berendam air hangat.

2) Menceritakan kondisi yang dialami pada orang terdekat

Mengutarakan apa yang sedang dirasakan atau dialami oleh ibu

postpartum akan membuat ibu tidak merasa sendirian dan dapat

meringankan beban yang dirasakan.

3) Tidak menyendiri

Berkumpul dengan orang-orang terdekat akan membantu ibu merasa

lebih terhubung. Sebab, berkumpul dengan orang lain bisa membantu

mengalihkan pikiran dari hal-hal yang membuat stres.

4) Mengurangi melakukan pekerjaan rumah

Ibu postpartum sebaiknya tidak memaksakan melakukan pekerjaan

rumah seperti menyapu, mencuci atau mengepel saat sedang

kelelahan. Ibu lebih baik fokus menggunakan energinya untuk

mengurus kebutuhan bayi. Jika memungkinkan, ibu postpartum lebih

baik meminta bantuan kepada keluarga dan teman untuk membantu

Universitas Muhammadiyah Gombong


20

merawat rumah dan bayi.

f. Cara Mengukur Depresi Postpartum

Cara mengukur depresi postpartum adalah dengan menggunakan

Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) adalah alat yang

dirancang khusus untuk menyaring penyimpangan suasana hati ibu.

EPDS dikembangkan pada tahun 1987. EPDS terdiri dari 10 pertanyaan

yang harus dijawab oleh ibu sendiri. EPDS berupa kuesioner baku untuk

mengukur seorang ibu nifas mengalami depresi postpartum atau tidak.

Nilai maksimum EPDS adalah 30 dengan interval 0-9 normal, ≥

10 post partum blues atau depresi. Jika postpartum blues tidak segera

ditangani dengan baik akan mengakibatkan keadaan gangguan mental

yang lebih parah lagi atau biasa disebut depresi postpartum yang salah

satu tanda gejalanya adalah keinginan untuk menyakiti bayi atau dirinya

sendiri. Saat ini di Indonesia, wanita dengan depresi postpartum belum

dilaporkan secara pasti insidensinya. Biasanya penderita baru akan

dikenali bila kondisinya sudah mengalami depresi berat (postpartum

psychosis). Pentingnya petugas kesehatan untuk mengkaji kondisi

psikologis ibu masa nifas dan menangani kasus postpartum blues agar

tidak berlanjut kepada depresi postpartum (Ningrum, 2017).

3. Jenis Persalinan

a. Definisi persalinan

Persalinan adalah suatu proses dimana seorang wanita

melahirkan bayi yang diawali dengan kontraksi uterus yang teratur

Universitas Muhammadiyah Gombong


21

dan memuncak pada saat pengeluaran bayi sampai dengan

pengeluaran plasenta dan selaputnya dimana proses persalinan ini

akan berlangsung selama 12 sampai 14 jam (Kurniarum, 2016).

Menurut Mochtar (2013) persalinan atau disebut dengan partus

adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari

dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Mochtar, 2013)

b. Macam macam Persalinan

Persalinan pada umumnya merupakan proses yang fisiologis

yang terjadi pada akhir kehamilan. Proses persalinan biasanya

diawali dengan kontraksi uterus yang adekuat yang diikuti dengan

adanya pembukaan serviks, kemudian dilanjutkan dengan

pengeluaran hasil konsepsi, dan diakhiri dengan 2 jam post partum

(Kurniarum, 2016). Menurut Nurhayati (2019) ada 4 cara pada jenis

persalinan yaitu :

1) Persalinan Spontan

Pada proses persalinan ini lewat vagina yang berlangsung

tanpa adanya alat bantu berupa induksi, vakum yang dimana ini

murni ibu hanya mengandalkan tenaga dan usaha dalam

mendorong keluarnya bayi dengan kepala janin terlebih dahulu

maupun lahir sungsang.

2) Persalinan Normal

Pada proses persalinan ini janin dengan kelahiran cukup

bulan 37-42 minggu. Proses keluarnya janin yang diawali dari

Universitas Muhammadiyah Gombong


22

belakang kepala janin. selanjutnya pengeluaran plasenta dengan

total proses waktu kelahiran kurang dari 24 jam tanpa adanya

tindakan rangsangan kontraksi buatan.

3) Persalinan Anjuran

Pada proses persalinan ini tidak dimulai dengan proses

seperti biasanya melainkan dilakukan dengan memberi bantuan

tindakan pemecahan ketuban, selanjutnya dilakukan proses

induksi dengan tujuan untuk merangsang otot rahim berkontraksi

sehingga dapat mempercepat proses persalinan berlangsung.

4) Persalinan Tindakan

Pada proses persalinan ini tidak dapat berjalan dengan

sendiri dan tidak dapat bersalin secara spontan, seperti persalinan

tindakan per abdomen atau sectio caesarea (SC), ini adalah

persalinan alternatif untuk menyelamatkan nyawa ibu dan bayi,

terutama ibu yang memiliki panggul yang sempit.

c. Hubungan Jenis persalinan dengan resiko depresi postpartum

Faktor penyebab depresi postpartum salah satunya adalah

faktor obstetri yaitu jenis persalinan. Beberapa penelitian

mengungkapkan terdapat hubungan jenis persalinann dengan depresi

postpartum. Pada pasien dengan riwayat SC dapat menimbulkan

tauma fisik karena adanya perlukaan pada rahim serta aktivitas ibu

terbatas dan membutuhkan waktu untuk penyembuhan luka.

Universitas Muhammadiyah Gombong


23

Kejadian depresi yang dialami ibu postpartum umumnya

disebabkan oleh adanya nyeri setelah persalinan, termasuk kelelahan

pada ibu postpartum. Pada ibu yang baru pertama kali memiliki bayi

biasanya mengalami kecemasan akan tidak kemampuannya untuk

mengurus bayi. Ibu postpartum yang mengalami konflik dengan

suami, gangguan peran sebagai orang tua atau ibu, dan masalah

perilaku bayi yang cenderung mengalami depresi.

Ibu postpartum yang kurang mendapat dukungan keluarga

terutama suami dan anggota keluarga dekat lainnya, mengalami

komplikasi kehamilan dan persalinan, ataupun memiliki riwayat

gangguan jiwa sebelum hamil berisiko mengalami depresi (Hutagaol,

2012). Dengan demikian, langkah-langkah efektif harus ditetapkan

untuk deteksi dini faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

depresi postpartum. Perencana kesehatan dan pembuat kebijakan

harus lebih memperhatikan faktor risiko untuk depresi postpartum

dan melakukan promosi untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap

ibu selama kehamilan. Selain itu, peningkatan mekanisme dukungan

sosial untuk wanita hamil, peningkatan kualitas perawatan prenatal,

dan pendidikan wanita untuk jenis persalinan dan menyusui dapat

bermanfaat untuk pencapaian hasil yang lebih optimal (Kaya, 2019).

Ketakutan, kecemasan serta kegelisahan dapat ditimbulkan

karena ibu kurang mendapatkan penjelasan mengenai proses

persalinan yang akan dihadapi terutama pada ibu primipara.

Universitas Muhammadiyah Gombong


24

Persalinan pada kehamilan yang tidak direncanakan dilaporkan

menimbulkan nyeri persalinan lebih berat. Ibu yang didampingi

suami atau mendapatkan dukungan dari keluarga dapat

mempengaruhi intensitas skor nyeri. Faktor emosional lain seperti

motivasi yang kuat dan pengaruh budaya dapat mempengaruhi

modulasi transmisi sensori dan mempengaruhi dimensi afektif serta

tingkah laku dalam menghadapi nyeri (Ajartha, 2017). Hasil

penelitian ini menjelaskan bahwa jenis persalinan mempunyai

pengaruh terhadap risiko depresi postpartum sehingga skrining

secara rutin pada saat kunjungan masa nifas untuk mengidentifikasi

risiko depresi postpartum, sehingga dapat segera mendapatkan

asuhan kebidanan secara optimal selain itu juga dapat segera dirujuk

ke psikiater untuk menegakkan diagnosa dan penanganan lebih

lanjut.

Universitas Muhammadiyah Gombong


25

B. Kerangka Teori

Masa Nifas

Taking in
Taking hold
Perubahan Fisik Perubahan Psikologis Letting go

Tanda dan
Faktor Pospartum blues Gejala
psikososial 1. Sedih ,
Faktor hormonal 2. Tidak
Faktor demografi memiliki
Depresi postpartum
Faktor fisik tenaga
3. Tidak dapat
1. Normal berkonsentr
2. Spontan asi
3. Anjuran Jenis persalinan 4. Ada
4. Tindakan perasaan
bersalah ,
5. Menjadi
tidak
tertarik
dengan
bayi,
6. Adanya
gangguan
nafsu
makan,
7. Ada
perasaan
takut untuk
menyakiti
Gambar 1. Kerangka Teori diri sendiri
Sumber : Taufik (2016), Nasri (2016), Palupi (2013)

Universitas Muhammadiyah Gombong


26

C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan kerangka konsep penelitian dalam suatu

uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap

konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain

dari permasalahan yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2012).

Variabel Bebas Variabel Terikat

Jenis Persalinan Depresi Postpartum

Gambar 2 Kerangka Konsep

D. Hipotesa

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pernyataan

penelitian yang diturunkan dari kerangka pemikiran yang telah dibuat

(Sujarweni, 2014). Hipotesis merupakan dugaan sementara dari 2

kemungkinan jawaban yang disimbolkan dengan H. Dimana Ho merupakan

hipotesis nol dan Ha merupakan hipotesis alternatif (Sujarweni, 2014).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ha : Ada hubungan jenis persalinan terhadap resiko kejadian depresi

postpartum di RS PKU Muhammadiyah Gombong

Universitas Muhammadiyah Gombong


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif dengan rancangan korelasional pendekatan cross sectional.

Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk

mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor memiliki kaitan

dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada

koefisien korelasi (Notoatmodjo, 2012).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional, yang

bertujuan untuk mengetahui dua variabel atau lebih berdasarkan koefisien

korelasi. Penelitian korelasi adalah penelitian yang dilakukan dengan cara

mengumpulkan data untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih.

Pada penelitian ini, variabel yang akan diteliti yaitu hubungan jenis persalinan

terhadap resiko kejadian depresi postpartum.

A. Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terjadi atas obyek/subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono,

2012). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah jumlah rata rata per

bulan ibu nifas di RS PKU Muhammadiyah Gombong yakni 153 orang.

27 Universitas Muhammadiyah Gombong


28

2. Sampel

Menurut (Notoatmodjo, 2012) sampel adalah bagian dari populasi

yang dianggap mewakili populasinya. Besar sampel pada penelitian ini

ditentukan dengan kriteria inklusi dan eksklusi (Nursalam, 2013). Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik probability

sampling dengan jenis random simple sampling yaitu cara pengambilan

sampel dengn acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota

populasi (Notoatmodjo, 2017).

Besar sample yang digunakan dalam penelitian ini akan dihitung

menggunakan rumus Slovin yaitu :

Keterangan :

n = jumlah sample

N = ukuran populasi

e = batas ukuran kesalahan (eror tolerance) 5%

Universitas Muhammadiyah Gombong


29

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi merupakan karakteristik umum dari subyek penelitian

atau populasi target yang akan diteliti (Nursalam, 2013). Kriteria

inklusi pada penelitian ini adalah sebagi berikut :

1) Bersedia menjadi responden

1) Ibu nifas hari ke 7 postpartum

2) Ibu nifas yang melakukan kontrol di PKU Muhammadiyah

Gombong

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi merupakan proses mengeluarkan subjek yang tidak

memenuhi kriteria inklusi dalam penelitian (Nursalam, 2013). Kriteria

eksklusi pada penelitian ini adalah :

1) Ibu Nifas dengan gangguan jiwa.

2) Ibu nifas dengan fetal death (Kehilangan bayi)

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Gombong yang

dimulai sejak Juli 2022 sampai dengan Agustus 2022.

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran

yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep

pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2012) Dalam penelitian ini terdapat 2

variabel yaitu:

Universitas Muhammadiyah Gombong


30

1. Variabel Independent (Bebas)

Variabel independent adalah variabel yang nilainya menentukan variabel

lain (Nursalam, 2013). Variabel independent dalam penelitian ini adalah

jenis persalinan pada ibu nifas di RS PKU Muhammadiyah Gombong.

2. Variabel Dependent (Terikat)

Variabel dependent adalah variabel yang dimatai dan diukur untuk

menetukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas

(Nursalam, 2013). Variabel dependent dalam penelitian ini adalah

Kejadian Depresi Postpartum di RS PKU Muhammadiyah Gombong

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang

diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut, sehingga memungkinkan

peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap

suatu objek atau fenomena. Pada definisi operasional dirumuskan untuk

kepentingan akurasi, komunikasi, dan replikasi (Nursalam, 2013).

Universitas Muhammadiyah Gombong


31

Tabel 3.1 Definisi Operasional


Variabel Definisi Alat ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
Suatu cara untuk
Variabel bebas : mngeluarkan hasil Lembar 1= Spontan Ordinal
Jenis Persalinan konsepsi. observasi 2= Normal
-Persalinan spontan 3=Anjuran
adalah suatu proses 4=Tindakan
pengeluaran hasil
konsepsi (janin dan
plasenta) yang
sudah cukup bulan,
melalui jalan lahir
(pervaginam),
dengan kekuatan
ibu sendiri atau
tanpa bantuan.
-Persalinan anjuran
terjadi ketika bayi
sudah cukup
mampu bertahan
hidup diluar rahim
Tetapi, dapat
muncul kesulitan
dalam
proses persalinan,
sehingga
membutuhkan
bantuan dengan
prostaglandin 
-Persalinan
tindakan adalah
proses persalinan ya
ng berlangsung
dengan bantuan dari
luar, seperti:
ekstraksi forceps
(vakum) atau
dilakukan operasi
section caesaerea
(SC).

Variabel terikat: Ketidakmampuan Kuesioner Kriteria Nominal


Depresi seorang ibu untuk EPDS penilaian :
Postpartum menghadapi suatu (Edinburgh 0-9= Normal
keadaan baru Postnatal >10= terjadi
Depression postpartum
dimana kehadiran
scale) blues
anggota baru dengan 10
dalam pola pertanyaan
asuhan bayi dan
keluarga

Universitas Muhammadiyah Gombong


32

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah

(Anggraeni, 2013). Adapun isntrumen dalam penelitian ini adalah :

G. Lembar observasi jenis persalinan

Berisi pertanyaan yang diajukan pada responden tentang jenis persalinan

yang sudah dilalui

H. Kuesioner EPDS

Kuesioner ini terdiri atas 10 pertanyaan dengan 4 plihan jawaban berupa

sering, kadang kadang, jarang dan tidak pernah. Instrumen yang digunakan

dari Edinburgh Postpartum Depression Scale (EPDS) yang dikembangkan

oleh cox, holden dan sagovsky sejak tahun 1987. EPDS dipilih sebagai

instrumen pada penelitian ini karena EPDS merupakan instrumen baku dan

berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dinyatakan bahwa instrumen

tersebut telah teruji dan diakui validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas

tersebut juga telah dilakukan pada berbagai budaya dan tersedia dalam

berbagai bahasa. Hasil uji coba tersebut didapatkan nilai sensivitasnya 86%

dan spesivitasnya 78% (Scott, 2008).

Jumlah pertanyaan instrumen EPDS ada 10 item, dimana pertanyaan-

pertanyaan tersebut mudah dipahami, yang memungkinkan klien dapat

mengisinya serta tidak membuat klien kelelahan saat menjawab kuesioner

tersebut. Nilai maksimum EPDS adalah 30 dengan interval 0-9 normal, ≥ 10

Universitas Muhammadiyah Gombong


33

post partum blues atau depresi. Dimana penafsiran EPDS antara postpartum

blues dengan depresi adalah dilihat waktu kejadiannya. EPDS yang

digunakan segera setelah melahirkan dan diulang dalam waktu dua minggu

adalah mengkaji kejadian postpartum blues dan bila penilaian EPDS dalam

waktu satu bulan atau lebih adalah menilai depresi postpartum (Scott, 2008)

I. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu harus melakukan uji

validitas untuk memastikan bahwa instrumen tersebut valid. Uji validitas

harus dipenuhi sebelum alat tersebut digunakan (Natoatmodjo, 2015).

Kuesioner Edinburgh postnatal depression scale (EPDS) tidak dilakukan

uji validitas karena sudah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yaitu

Kurniasari (2015). Uji validitas didapatkan hasil valid apabila nilai r

hitung > tabel (0,444).

2. Uji Reliabilitas

Setelah uji validitas, instrument juga perlu dilakukan uji Reliabilitas untuk

memastikan bahwa idata yang dhasilkan dapat dipercaya (Agus Riyanto,

2017). Kuesioner EPDS tidak dilakukan uji reliabilitas karena sudah

dilakukan uji reliabilitas oleh peneliti sebelumnya yaitu Kurniasari (2015)

dengan hasil uji reliabilitas EPDS p- value 0,028 < 0,05.

Universitas Muhammadiyah Gombong


34

J. Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti perlu

mendapatkan rekomendasi dari institusi dengan mengajukan permohonan

ijin kepada institusi/lembaga tempat penelitian. Setelah mendapatkan

persetujuan barulah melakukan penelitian dengan menekankan masalah

etika penelitian yang meliputi:

1. Informed Consent

Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti

yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat

penelitian. Bila responden menolak maka peneliti tidak memaksa dan

tetap menghormati hak-hak responden.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan responden dengan cara tidak memberikan

nama responden pada lembar alat ukur hanya menuliskan kode pada

lembar pengumpulan data.

1. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya data tertentu

yang dilaporkan sebagai hasil penelitian (Notoatmodjo, 2012).

K. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan proses dalam penelitian dengan

tujuan utama dalam memperoleh data (Sugiyono, 2016). Teknik

pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan lembar

kuesioner. Tahap pengambilan data penelitian meliputi :

Universitas Muhammadiyah Gombong


35

1. Tahap awal

a. Mengajukan studi pendahuluan. Jika sudah disetujui dan

mendapatkan surat ijin studi pendahuluan dari Universitas

Muhammadiyah Gombong, maka peneliti menyerahkan surat

tersebut kepada diklat RS PKU Muhammadiyah Gombong.

b. Melaksanakan studi pendahuluan oleh peneliti terhadap fenomena

yang ada di Ruang Rahmah RS PKU Muhammadiyah Gombong

c. Mengajukan proposal penelitian Kebidanan Program Sarjana

kepada Ruang Rahmah RS PKU Muhammadiyah Gombong

d. Mengajukan uji etik yang diajukan kepada komite etik Universitas

Muhammadiyah Gombong. Setelah dinyatakan lolos uji etik,

peneliti diperbolehkan mengajukan surat ijin penelitian kepada

Ruang Rahmah RS PKU Muhammadiyah Gombong

2. Tahap Penelitian

a. Peneliti melakukan identifikasi responden Ruang Rahmah RS PKU

Muhammadiyah Gombong sesuai dengan kriteria inklusi penelitian

yang telah ditentukan.

b. Memberikan informasi tentang maksud dan tujuan penelitian

kepada responden

c. Memberikan surat persetujuan responden dan kuesioner untuk diisi

oleh responden yang memenuhi kriteria inklusi.

Universitas Muhammadiyah Gombong


36

d. Peneliti memberikan penjelasan tentang cara pengisian kuesioner

terlebih dahulu sebelum diisi oleh responden, setelah itu peneliti

meminta responden mengisi dengan jujur.

e. Setelah kuesioner telah terisi lalu diserahkan ke peneliti, peneliti

melakukan pengecekan ulang kelengkapan isian.

3. Tahap Akhir

Setelah dilakukan pengecekan ulang dan kuesioner terisi dengan

lengkap, selanjutnya peneliti melakukan pengolahan data, selanjutnya

peneliti melakukan penulisan laporan data.

Selain itu jenis data dapat di kelompokan menjadi :

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber data yang

dikumpulkan oleh peneliti (Sugiyono, 2018). Pada penelitian ini data

primer didapatkan langsung dari responden dengan membagikan

kuesioner yang sudah diujicobakan dan pengisian kuesioner penelitian

oleh responden dan mengisi lembar observasi.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang didapatkan dari bermacam sumber data

yang telah ada, misalnya data ini didapatkan dari jurnal, dokumen,

laporan dan lain-lain (Sugiyono, 2018). Data sekunder dalam penelitian

ini adalah dari rekam medis.

Universitas Muhammadiyah Gombong


37

L. Teknik Pengolahan data

1. Editing

Editing ini dilakukan dengan cara mengoreksi data yang telah diproses

yang meliputi kebenaran pengisian, kelengkapan jawaban, dan relevansi

jawaban.

2. Scoring

Scoring adalah memberikan skor (scoring) atau penilaian terhadap item-

item yang perlu diberi penilaian (Arikunto, 2019)

Adapun skoring dalam penelitian ini yaitu

a. Kuesioner EPDS

Jawaban pertanyaan positif mendapatkan nilai sebagai berikut

1) Sering : diberi skor 3

2) Kadang kadang : diberi skor 2

3) Sangat jarang : diberi skor 1

4) Tidak pernah : diberi skor 0

Sedangkan nilai jawaban untuk pertanyaan negatif :

1) Sering : diberi skor 0

2) Kadang kadang : diberi skor 1

3) Sangat jarang : diberi skor 2

4) Tidak pernah : diberi skor 3

3. Coding

Peneliti melakukan pemberian kode pada data untuk mempermudah

mengolah data, semua variabel diberi kode dengan kata lain coding adalah

Universitas Muhammadiyah Gombong


38

kegiatan merubah bentuk data yang lebih ringkas dengan menggunakan

kode-kode tertentu.

a. Kode Umur responden

1= 20-35 tahun

2= Lebih dari 35 tahun

a. Kode Paritas responden

1 = Primipara

2 = Multipara

3= Grande Multipara

d. Kode untuk tingkat pendidikan

1= Dasar

2= Menengah

3= Atas

e. Kode untuk pekerjaan

1= IRT

2= Wanita karir

f. Kode untuk Depresi Postpartum

1=tidak terjadi

2= terjadi

4. Tabulating Data

Sebelum diklasifikasikan, data terlebih dahulu dikelompokkan menurut

kategori yang telah ditentukan selanjutnya data ditabulasikan sehingga

diperoleh frekuensi dari masing-masing variabel.

Universitas Muhammadiyah Gombong


39

5. Entry data

Merupakan suatu proses memasukkan data ke dalam komputer yang

selanjutnya dilakukan analisis dengan menggunakan program Statistical

Programe for Sosial Science (SPSS).

6. Cleaning

Sebelum dilakukan proses analisa data, terlebih dahulu dilakukan kegiatan

pembersihan data supaya terbebas dari kesalahan (Notoatmodjo, 2012).

M. Analisa Data

Data yang telah diolah baik pengolahan secara manual maupun

menggunakan bantuan komputer, tidak akan ada maknanya tanpa dianalisis.

Menganalisis data tidak sekedar mendeskripsikannya dan menginterpretasikan

data yang telah diolah. Tujuan dilakukan analisa data adalah memperoleh

gambaran dari hasil penelitian yang telah dirumuskan dalam tujuan penelitian,

membuktikan hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dirumuskan, dan

memperoleh kesimpulan secara umum dari penelitian yang merupakan

kontribusi dalam pengembangan ilmu yang bersangkutan (Notoatmodjo,

2012). Analisis data yang akan dilakukan :

1. Analisis Univariat

Analisis univariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap tiap

variabiel dari hasil penelitian, yaitu variabel bebas (jenis persalinan) dan

variabel terikat (depresi postpartum). Analisis ini dilakukan dengan tujuan

untuk menggambarkan tiap variabel yang diteliti secara terpisah dengan

cara membuat tabel distribusi mean dan median dari masing-masing

Universitas Muhammadiyah Gombong


40

variabel. Gambaran distribusi frekuensi untuk masing-masing variabel

disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Rumus distribusi frekuensi yaitu

P= F/N x 100%

Keterangan :

P : Persentase

F= Frekuensi / jumlah jawaban responden

N= Jumlah responden

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara

kedua variabel. Pada penelitian ini uji bivariat dilakukan untuk melihat

hubungan 2 variabel, yaitu hubungan jenis persalinan terhadap kejadian

depresi postpartum di RS PKU Muhammadiyah Gombong. Dalam

menganalisis data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan

menggunakan uji korelasi Kendal Tau dengan taraf signifikan 95%,

hubungan dikatakan bermakna apabila nilai p <0.05 (Sugiono, 2014).

Adapun Rumus uji Kendal Tau adalah sebagai berikut :

Keterangan :

X : Jumlah ranking atas

Y : Jumlah ranking bawah

N : Jumlah anggota sampel

Universitas Muhammadiyah Gombong


DAFTAR PUSTAKA

Ariyanti R, Nurdiati DS, Astuti DA (2016). Pengaruh Jenis Persalinan Terhadap


Risiko Depresi Postpatum, Jurnal Kesehatan 7(2): 98– 105.

Cox J, Holden J, Sagovsky R. 2014. Are You Suffering From Postpartum


Depression. MGH Center For Woman’s Mental Health Reproductive.
Psychiatry Resource and Information Center.

Diniyah, K. Universitas, (2017). Gambaran Depresi postpartum Di RSKIA


Sadewa. Media Ilmu Kesehatan. Vol. 6, No.2 162-167. Media Ilmu
kesehatan

Dira IKPA, Wahyuni AAS (2016). Prevalensi dan Faktor Risiko Depresi
Postpartum di Kota Denpasar Menggunakan Edinburgh Postnatal
Depression. Jurnal medika, 5(7): 5–9

Elvira S. D., Ismail, R. I., Moegni, F., & Herqutanto. (2013). Deteksi, Pencegahan
dan Tata Laksana Depresi pada Ibu Hamil dan Pascapersalinan. Majalah
Kedokteran Indonesia, 63, 207-212.

Fazraningtyas, W A. (2019). Hubungan Faktor Socio demographic Dengan


Depresi Postpartum Di Rumah Sakit Daerah Banjarmasin. Dinamika
Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, 17 (2), 47 – 55.

Fitelson E, Kim S, Baker A and Leight K. (2011). Treatment of Postpartum


Depression: Clinical, Psychological and Pharmacological Options.
International Journal of Women’s Health, 3 (1), 1-14.

Ghogomu G., Halle-Ekane, G. E., Nde, P. F., Palle, J., Atashili, J., Mangala, F. N.,
& Nsagha, D. (2015). Prevalence and Predictors of Depression among
Postpartum Mothers in the Limbe Health District, Cameroon: A
CrossSectional Study. Journal of Advances in Medicine and Medical
Research, 12(3), 1-11.

Indriasari S (2017). Tingkat Depresi Pada Ibu Postpartum di Puskesmas


Morokrembangan Surabaya, Jurnal Dunia Keprawatan, 5: 43–49.

Kenwa P, Karkarta MK, Triyani IGA (2015). Pengaruh Pemberian Konseling


Terhadap Depresi Post Partum di Puskesmas II dan IV Denpasar Selatan,
COPING Ners Journal, 3(2).

Universitas Muhammadiyah Gombong


Koutra.K, et al. (2018). Pregnancy, perinatal and postpartum complications as
determinants of postpartum depression: the Rhea mother–child cohort in
Crete, Greece.Epidemiol Psychiatr Sci, 27(3): 244–255.

Kusuma, P. D. (2017). Karakteristik Penyebab Terjadinya Depresi Postpartum


pada Primipara dan Multipara. Jurnal Keperawatan Notokusumo, 5(1), 36-
45.
Kurniasari, D., & Astuti, Y. A. (2015). Hubungan Antara Karakteristik Ibu,
Kondisi Bayi dan Dukungan Sosial Suami dengan Postpartum Blues pada
Ibu Dengan Persalinan SC di Rumah Sakit Umum Ahmad Yani Metro
Tahun 2014. Jurnal Kesehatan Holistik, 9(3), 115-125.

Kusumastuti, Astuti, D.P, Hendryati, S. (2015). Hubungan Karakteristik Individu


dengan depresi Postpartum di RSUD Kab.Kebumen. Jurnal Kebidanan
Vol.5 No.9

Motzfeldt I, et al. (2013). Prevalence of Postpartum Depression in Nuuk,


Greenland Á a Cross-Sectional Study Using Edinburgh Postnatal
Depression Scale, Int J Circumpolar Health, 1: 1–6.

Oktarina MM (2016). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Potpartum


Journal of Maternal and Child Health (2018), 3(1): 81-90
https://doi.org/10.26911.

Taherifard P, et al. (2013). Socioeconomic, Psychiatric and Materiality


Determinants and Risk of Postpartum Depression in Border City of Ilam,
Western Iran, Journal of Hindawi Publishing Corporation. doi:
10.1155/2013/653471.
Taylor MG (2015). Social Support, Stress, and Maternal Postpartum Depression:
A Comparison of Supportive Relationships, Social Science Research.
Elsevier Inc., 54: 246–262. doi: 10.1016/j.ssresearch.2015.08.009.

Universitas Muhammadiyah Gombong


Lampiran 1. Lembar Informed Consent Penelitian

LEMBAR PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawa ini :


Nama :
Umur :
Alamat:
Menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang
dilakukan oleh ……..dengan judul penelitian “……………..”
Setelah saya mendapatkan penjelasan dari peneliti, saya sudah memahami
prosedur dari penelitian ini. Saya juga menyadari bahwa penelitian yang
dilakukan tidak akan menimbulkan dampak negatif bagi saya. Selanjutnya saya
tidak akan menuntut jika terjadi sesuatu di kemudian hari.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sadar dan sesungguhnya tanpa
ada paksaan dari pihak manapun.

Kebumen , Juni 2022


Responden

( )

Universitas Muhammadiyah Gombong


Lampiran 2
LEMBAR KESEDIAAN MENJADI SUBJEK PENELITIAN

Judul :
Peneliti :
Bahwa saya diminta untuk berperan serta dalam penelitian ini sebagai
subjek peneliti dengan mengisi kuesioner yang disediakan oleh peneliti.
Sebelumnya saya telah diberi penjelasan tentang tujuan penelitian ini dan
saya telah mengerti bahwa peneliti akan merahasiakan identitas, data maupun
informasi yang saya berikan. Apabila ada pernyataan yang diajukan menimbulkan
ketidaknyamanan bagi saya, peneliti akan menghentikan pada saat ini dan saya
berhak mengundurkan diri.
Demikian persetujuan ini saya buat secara sadar dan sukarela, tanpa ada
unsur paksaan dari siapapun, saya menyatakan:
Bersedia Menjadi subjek penelitian

Responden

( )

Universitas Muhammadiyah Gombong


EDINBURGH POSPARTUM DEPRESSION SCALE (EPDS)
Petunjuk kuesioner
1. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama dan jawab
dengan kondisi anda saat ini dengan memberi tanda silang
(X).
2. Jumlah pernyataan ada 10 item dengan empat pilihan jawaban.
1. Kode pilihan S = Sering , KK = Kadang-kadang , SJ = Sangat Jarang
dan TP = idak Pernah
Nama :
Umur :
Jumlah Anak:
Pendidikan :
Pekerjaan :

No Pernyataan S KK SJ TP

1 Saya dapat tertawa saat melihat kejadian yang lucu

2 Saya dapat mengerjakan banyak hal dengan senang

3 Saya menyalahkan diri sendiri apabila terjadi hal yang tidak


menyenangkan
4 Saya merasa khawatir dan cemas tanpa alasan yang jelas

5 Saya merasa ketakutan dan anim tanpa alasan yang jelas

6 Saya merasa Segala sesuatu terasa membebani saya

7 Saya merasa tidak bahagia sehingga membuat saya sulit untuk tidur

8 Saya merasa sedih dan jengkel tanpa alasan

9 Saya merasa sangat tidak bahagia sehingga membuat saya menangis

10 Pernah ada pikiran untuk menyakiti diri sendiri

Universitas Muhammadiyah Gombong


LEMBAR OBSERVASI

Berilah Tanda cheklist (v) pada tiap pertanyaan di bawah ini.

Umur responden

20-35 tahun

Lebih dari 35 tahun

Paritas

Primipara

Multipara

Grande Multipara

Tingkat pendidikan

SMA

Diploma

Sarjana

Pekerjaan

IRT

Wanita karir

Jenis Persalinan

Spontan

Normal

Anjuran

Tindakan

Universitas Muhammadiyah Gombong


Lampiran 4. Hasil Uji Turnitin

Universitas Muhammadiyah Gombong


Lampiran 5. Surat jawaban studi pendahuluan

Universitas Muhammadiyah Gombong

Anda mungkin juga menyukai