Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN


DI PUSKESMAS RAWAT INAP BUKIT KEMUNING
Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan
Praktik Klinik Asuhan Kebidanan Kehamilan
Program Profesi Bidan

Disusun oleh :
Nama : DIYAN AZHARI
NPM : 22390034

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM PROFESI BIDAN

UNIVERSITAS MALAHAYATI

BANDAR LAMPUNG

TA.2022/2023
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN DENGAN MUAL MUNTAH

DI PUSKESMAS RAWAT INAP BUKIT KEMUNING

TAHUN 2022/2023

Disusun oleh:

Nama : DIYAN AZHARI

NPM : 22390034

Tangga1 Pemberian Asuhan Kebidanan : 3 JANUARI 2023

Disetujui:

Pembimbing lapangan

Tanggal :

Di : (SRI HARYANTI)

Pembimbing Akademik

Tanggal :

Di : (ANA MARIZA,SST.,M.Kes)
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan, karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan “Asuhan Kebidanan Kehamilan
Fisiologis Dengan Mual Muntah di UPTD Puskesmas Bukit Kemuning Tahun
2022/2023”, Disusun Guna Memenuhi Persyaratan ketuntasan Praktik Klinik
Asuhan pada Remaja Program Study Profesi Bidan. Dalam pembuatan dan
penulisan Studi Kasus ini, penulis memperoleh bimbingan, bantuan dan saran dari
berbagai pihak, dengan kerendahan hati pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1.Dr. Achmad Farich, dr., M.M selaku Rektor Universitas Malahayati
2.Riyanti.,M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Malahayati
3. Vida Wira Utami, S.ST.,Bdn., M.Kes selaku Kepala Prodi Program
ProfesiBidan
4. Ana Mariza ,SST.,M.Kes selaku pembimbing Praktik Klinik Asuhan
KebidananKehamilan
5. Sri Haryati selaku CI di Lahan Praktik
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah
membantu dalam penyusunan Laporan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan Studi Kasus ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan
yang penulis miliki. Karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari
manapun datangnya penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga segala bimbingan dan dukungan dari semua pihak mendapat balasan dari
Allah.
Lampung Utara , 3 Januari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................................ 2
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 3
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 4
BAB I .................................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 5
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 8
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 8
1.4 Manfaat ..................................................................................................................... 9
BAB II............................................................................................................................... 10
TINJAUAN TEORI .......................................................................................................... 10
1. Kajian Asuhan Kehamilan ........................................................................................ 10
A. Pengertian Kehamilan .............................................................................................. 10
B. Kehamilan Trimester Pertama ............................................................................. 10
1)Perubahan Anatomis dan Fisiologis pada Ibu Hamil Trimester I .......................... 11
2).Keluhan Pada Trimester 1 .................................................................................... 15
3).Patologi pada Kehamilan Trimester 1 .................................................................. 16
C. KEHAMILAN TRIMESTER II ............................................................................... 17
1).Perubahan Fisiologi dan Adaptasi pada trimester II ............................................. 17
2)KELUHAN KEHAMILAN PADA TRIMESTER II ............................................ 20
3). PATOLOGI PADA TRIMESTER II................................................................... 21
D. KEHAMILAN TRIMESTER III.......................................................................... 21
1).PERUBAHAN FISIOLOGI DAN ADAPTASI ................................................... 21
2).KELUHAN KEHAMILAN PADA TRIMESTER III .......................................... 23
3).PATOLOGI PADA KEHAMILAN TRIMESTER III ......................................... 24
PENUTUP ................................................................................................................... 42
1. Kesimpulan ............................................................................................................. 42
2. Saran ....................................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 43
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan merupakan keadaan yang fisiologis yang

mengakibatkan perubahan baik secara fisik maupun psikologi. Salah

satu perubahan itu ialah terjadinya mual dan muntah pada kehamilan.

Mual dan muntah merupakan keluhan yang sering dialami oleh ibu

hamil pada kehamilan trimester pertama. Keluhan ini terjadi karena

terjadinya berbagai perubahan di dalam tubuh wanita. Salah satu

penyebab terjadinya mual dan muntah karena adanya peningkatan

hormon hCG (human Gonodotropin Korionik) di dalam tubuh ibu

hamil. Bila keluhan ini tidak diatasi akan menyebabkan gangguan

nutrisi pada ibu hamil, dehidrasi, kekurangan energi, dan penurunan

berat badan pada ibu hamil. Jika kejadian ini terus berlanjut akan

berdampak pada kehamilan dan proses pertumbuhan dan

perkembangan janin. Kehamilan sering ditandai oleh gangguan sistem

pencernaan, yang terutama bermanifestasi sebagai mual dan muntah

yang disebut sebagai morning sickness.Morning sicknesspada

kehamilan biasanya timbul pada pagi hari tetapi hilang dalam beberapa

jamwalaupun kadang-kadang keluhan ini menetap lebih lama dan dapat

timbul pada waktu yang berbeda. Gejala yang menganggu ini biasanya

dimulai sekitar 6 minggu setelah hari pertama menstruasi terakhir, dan

biasanya menghilang spontan 6 sampai 12 minggu kemudian.


Penyebab mual dan muntah ini tidak diketahui secara pasti,

tetapi tampaknya berkaitan dengan tingginya kadar hormon hCG.

Hormon hCG yang meningkat pada kehamilan diduga menjadi

penyebab mual dan muntah yang bekerja pada chemoreseptor trigger

zone di pusat muntah di otak yaitu medulla. Produksinya sudah dimulai

pada awal kehamilan, kira-kira pada hari implantasi. Setelah itu,

kadarhCGdalam plasma dan urin ibu meningkat sangat pesat (Chartier

dkk., 1997 dalam Gary, et al., 2005). Kadarnya meningkat sejak hari

implantasi hingga mencapai puncaknya pada sekitar hari ke-60 sampai

hari ke 70. Setelah itu, konsentrasinya secara bertahap sampai titik

terendah dicapai pada sekitar hari ke-100 sampai hari ke-130 (Gary, et

al 2005).

Mual dan muntah pada kehamilan, yang dialami oleh sekitar

70-80% wanita hamil dan merupakan fenomena yang sering terjadi

pada umur kehamilan 5-12 minggu (Edelman, 2004; Quinland,

2005:Nengah, 2010). Kurang lebih 66% wanita hamil trimester

pertama mengalami mual-mual dan 44% mengalami muntah-muntah.

Di Amerika prevalensi mual dan muntah sebanyak 70% pada

kehamilan trimester pertama. Di Indonesia menunjukkan bahwa hampir

50-90% dari wanita hamil mengalami mual pada trimester pertama (3

bulan pertama kehamilannya) (Nuang, & Niebyl, 2014).


Mual dan muntah bisa dicegah dengan cara farmakologi dan

nonfarmakologi. Metode farmakologi bisa dengan pemberian vitamin

B6 dan anti emetic untuk meringankan mual dan muntah ringan atau

mual dan muntah berat. Namun, penggunaan obat-obatan farmakologi

dapat menyebabkan efek samping baik pada ibu, kehamilan, maupun

pada bayi. Untuk itu pengobatan nonfamakologi merupakan salah satu

pengobatan alternative untuk mengurangi mual dan muntah. Selain

efeknya yang dapat mengurangi mual dan muntah (Kia, et al., 2014).

Salah satu metode nonfarmakologi yang bisap diberikan adalah

dengan aromaterapi lemon. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

England (2000) menyatakan bahwa satu atau dua tetesan minyak atsiri

lemon dalam sebuah pembakaran minyak atau sebuah pemakaian atau

menyebarkan di kamar tidur membantu untuk menenangkan dan

meringankan mual dan muntah saat kehamilan. bahwa lemon

merupakan buah yang bisa dijadikan untuk mengurangi mual dan

muntah pada kehamilan. Selain itu, menurut Ira Widiastuti (2011),

lemon merupakan buah yang dapat menenangkan suasana, aromanya

dapat menimbulkan rasa percaya diri, menenangkan saraf tanpa

menghilangkan kesadaran. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Smith et al (2013) bahwa dengan mencium kesegaran lemon membantu

mengurangi mual dan muntah pada kehamilan. Penelitian ini juga

didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kia, et al

(2014) terbukti mengurangi mual dan muntah pada kehamilan.


1.2 Rumusan Masalah
1. pengertian kehamilan ?
2. Bagaimana pertumbuhan/perkembangan janin dalam Rahim
setiapbulan ?
3. Bagaimana perubahan Fisiologis kehamilan trimester I,II,III ?
4. Apa saja ketidaknyamanan dan penanganan selama kehamilan ?
5. Apa saja tanda bahaya dan komplikasi ibu dan janin pada
kehamilan ?
6. mengidentifikasi frekuensi mual dan muntah pada ibu hamil
trimester pertama
7. Bagaimana penatalaksanaan mual muntah pada ibu hamil?
1.3 Tujuan
A. Tujuan Umum
1. Untuk mengidentifikasi frekuensi mual dan muntah pada ibu hamil
trimester pertama sebelum diberikan intervensi.
2. Untuk mengidentifikasi frekuensi mual dan muntah pada ibu hamil
trimester pertama sesudah diberikan intervensi
3. Untuk mengidentfifikasi efektifitas aromaterapi lemon dan peprmint
dalam mengurangi frekuensi mual dan muntah pada ibu hamil
trimester pertama.
B. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian kehamilan Untuk mengetahui
pertumbuhan/perkembangan janin dalam Rahim setiap bulan
2. Untuk mengetahui Perubahan Fisiologis kehamilan trimester
I,II,III
3. Untuk mengetahui ketidaknyamanan dan penanganan selama
kehamilan
4. Untuk mengetahui tanda bahaya dan komplikasi ibu dan janin pada
kehamilan
5. Untuk mengetahui mual muntah pada ibu hamil
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan mual muntah pada ibu hamil
1.4 Manfaat
1. Bagi Puskesmas Bukit Kemuning
Sebagai bahan pertimbangan bagi UPTD Puskesmas Bukit
Kemuning dapatmenambah pengetahuan khususnya tentang Mual
Muntah Pada ibu hamil
2. Bagi Intitusi Pendidikan

Sebagai tambah referensi kepustakaan untuk Program Studi


Profesi Kebidanan Universitas malahayati Bandar Lampung mengenai
Mualmunta
BAB II
TINJAUAN TEORI

1. Kajian Asuhan Kehamilan

A. Pengertian Kehamilan

Masa kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin


intrauteri mulai sejak konsepsi dan berakhirnya sampai permulaan
persalinan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir ( Prawiroharjdo, 2018).
Kehamilan dimulai dari proses pembuahan (konsepsi) sampai
sebelum janin lahir(Huliana, 2011 dalam Lia, Sunarsih 2011).
Kehamilan adalah petumbuhan dan perkembangan janin intrauterine
mulai sejak konsepsi sampai permulaan persalinan (Ida, 1998 hal 4).
Kehamilan terdiri dari ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani),
pembuahan (konsepsi=fertilisasi), nidasi, dan plasenta (Mochtar, 1998
hal 17 dalam Lia, 2011).Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya kehamilan yang normal adalah 280 hari atau
40 minggu, dihitung dari hari pertama haid yang terakhir (Syaifuddin,
2001 dalam Lia, 2018).

B. Kehamilan Trimester Pertama

Pada kehamilan trimester pertama, umumnya nafsu makan

berkurang, sering timbul rasa mual dan ingin muntah.Pada kondisi

ini ibu harus tetap berusaha untuk makan agar janin dapat tumbuh

dengan baik.Gejala awal kehamilan pada beberapa wanita adalah

mual dengan atau tanpa muntah.Ini disebut morning sickness baik

terjadi pada pagi hari maupun siang hari.Morning sicknessatau mual


dan muntah bisanya dimulai sekitar 6 atau8 minggu dan mungk

berakhir sampai 12 atau 13 minggu.

1) Perubahan Anatomis dan Fisiologis pada Ibu Hamil Trimester I


Kehamilan menyebabkan terjadinya perubahan pada seuruh
tubuh ibu, khususnya pada alat genitalia eksterna dan interna serta
pada payudara (mammae). Dalam hal ini hormon
somatomammotropin, estrogen, dan progesteron mempunyai
peranan penting.

a) Fertilitas

Fertilisasi adalah penyatuan ovum (oosit sekunder)


dan spermatozoa yang biasanya berlangsung di ampul tuba
(sarwono 2009). Saat terjadi ejakulasi, kurang lebih 3 cc
sperma dikeluarkan dari organ reproduksi pria yang kurang
lebih berisi 300 juta sperma. Setelah masuk keoargan
genetalia interna wanita, sperma akan menghadapi bebebrapa
rintangan antara lain lendir vagina yang bersifat asam, lendir
serviks yang kental, panjang uterus, serta silia yanga ada di
tuba fallopi. Untuk menghadapi rintangan tersebut sperma
harus mempunyai akrosom yang melewati proses kapasitasi.
Sedangakan ovum akan di keluarkan dari ovarium sebanyak
satu dalam tiap bulan, ditangkap oleh fimbrae dan berjalam
menuju tuba fallopi. Tempat bertemu ovum dan sperma
paling sering adalah di daerah ampul tuba. Adapun proses
fertilisasi meliputi :
- Penetrasi spermatozoa ke dalam ovum
Hanya satu spermatozoa yang telah mengalami
proses kapasitasi mampumelakukan penetrasi membrane
sel ovum. Untuk mencapai ovum, spermatozoa harus
melewati korona radiata (lapisan del di luar ovum) dan
zona pelusida (suatu bentuk glikoprotein ekstraseluler)
yaitu dua lapisan yang menutupi dan mencegah ovum
mengalami fertilisasi lebih dari satu sperma. Suatu
molekul kompleks khusus di permukaan kepala sperma
mengikat ZP3 glikoprotein di zona pelusida. Pengikatan
ini memicu akrosom untuk mengaluarkan enzim yang
membantu spermatozoa menembus zona pelusida, pada
saat yang bersamaan terjadi reaksi korteks ovum. Granula
korteks di dalam ovum (oosit sekunder) berdifusi
denganmembran plasma sel, sehingga enzim di dalam
granula – granula dikeluarkan secara eksitosis ke zona
pelusida. Hal ini yang menyebabkan glikoprotein di zona
pelusida berkaitan satu sama lain membentuk suatu materi
keras dan tidak dapat di tembus oleh spermatozoa. Proses
ini mencegah ovum di buahi lebih dari satu sperma.
- Fusi spermatozoa dan ovum
Spermatozoa yang telah masuk ke vitelus
kehilangan membran nukleusnya, yang tinggal hanya
pronukleusnya, sedangkan ekor spermatozoa dan
mitokondrianya berdegenerasi. Itulah sebabnya seluruh
mitokondria mnusia berasal dari ibu. Masuknya
spermatozoa ke dalam vitelus membangkitkan nucleus
ovum yang masihdalam metaphase untuk proses
pembelahan selanjutnya (miosis ke II / anafase). Sesudah
anaphase kemudian telofase, dan benda kutub kedua
menuju ke ruang perivitelina. Ovum sekarang hanya
mempunyai pronukleus yang haploid. Pronukleus
spermatozoa juga telah mengandung jumlah kromosom
yang haploid.
- Fusi materi genetic
Kedua pronukleus dekat mendekati dan bersatu
membentuk zigotyang terdiri atas bahan genetic dari
perempuan dan laki – laki. Pada manusia terdapat 46
kromosom, ialah 44 kromosom otosom dan 2 kromosom
kelamin. Pada laki – laki satu X dan satu Y. sesudah
pembelahan kematangan, maka ovum matang mempunyai
22 kromosom otosom dan 1 kromosom X, dan suatu
spermatozoa mempunyai 22 kromosom otosom dan 1
kromosom X atau Y. zigot yang memeliki 44 kromosom
otosom dan 2 kromosom X akan tumbuh menjadi janin
perempuan, namun bila memeliki 44 kromosom otosom
dan 1 kromosom X dan 1 kromosom Y akan tumbuh
menjadi janin laki – laki.Dalam beberapa jam setelah
pembuahan terjadi, mulailah pembentukan zigot. Hal ini
dapat berlangsung karena sitoplasma ovum mengandung
bnyak asam amino dan enzim. Hasil konsepsi berada
dalam stadium morula. Energy pembelahan ini diperoleh
dari vilitelus, sehingga volume vitelus makin berkurang
dan terisi seluruhnya oleh morula. Dengan demikian, zona
pelusida tetap utuh, atau dengan kata lain besar hasil
konsepsi tetap sama. hasil konsepsi ini akan disalurkan ke
pars ismika danpars interstisisalis tuba dan terus di
salurkan kea rah cavum uteri.

b) Adaptasi Fisiologi dan Anatomi Maternal

Kehamilan menyebabkan terjadinya perubahan pada


seuruh tubuh ibu, khususnya pada alat genitalia eksterna dan
interna serta pada payudara (mammae). Dalam hal ini
hormon somatomammotropin, estrogen, dan progesteron
mempunyai peranan penting.
Perubahan yang terdapat pada ibu hami antara lain:
1) Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama
kehamilan akibat peningkatan kadar estrogen dan
progesteron. Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh
hipertropi otot polos uterus, selain itu juga karena serabut-
serabut kolagen yang menjadi higroskopik akibat
meningkatnya kadar estrogen. Dengan demikian uterus
dapat mengikuti pertumbuhan janin.
Berat uterus normal lebih 30 gram, namun pada akhir
kehamilan (40 minggu) menjadi 1000 gram, dengan
panjang lebih kurang 20cm dan dinding lebih kurang 2,5
cm.
2) Serviks uteri
Saat hamil karena pengaruh hormon estrogen, pada
serviks uteri lebih banyak terdapat jaringan ikat yang
mengandung kolagen. Akibat kadar estrogen meningkat
dan dengan adanya hipervaskularisasi maka konsistensi
serviks menjadi lunak.
3) Vagina dan vulva
Vagina dan vulva juga mengalami perubahan akibat
hormon estrogen. Adanya hipervaskularisasi men
mengakibatkan vagina dan vulva lebih merah, agak kebiru-
biruan. Tanda ini disebut tanda chadwick. Warna porsiopun
tampak lebam (livide).
4) Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus
luteum graviditis sampai terbentuknya plasenta di usia
kehamilan kira-kira 16 minggu. Korpus luteum graviditis
berdiameter kurang lebih 3 cm. Kemudian, ia mengecil
setelah plasenta terbentuk.
5) Payudara
Payudara akan membesar dan tegang akibat hormon
somatomammotropi, estrogen, dan progesteron, akan tetapi
belum mengeluarkan air susu. Pada usia kehamilan 12
minggu ke atas dari puting susu dapat keluar cairan
berwarna putih agak jernih, disebut kolustrum.
2.Keluhan Pada Trimester 1
a) Morning Sickness, mual dan muntah
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya
mual dimulai sejak awal kehamilan. Mual muntah diusia muda
disebut morning sickness tetapi kenyataannya mual muntah ini
dapat terjadi setiap saat. Mual ini biasanya akan berakhir pada 14
mingggu kehamilan. Pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai
kehamilan trimester kedua dan ketiga.
b) Sering buang air kecil
Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini
dikarenakan rahim yang membesar dan menekan kandung kencing.
Keadaan ini akan menghilang pada trimester II dan akan muncul
kembali pada akhir kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh
kepala janin.
c) Konstipasi atau Sembelit
Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan,
karena peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan
relaksasi otot sehingga usus bekerja kurang efisien. Adapun
keuntungan dari keadaan ini adalah memungkinkan penyerapan
nutrisi yang lebih baik saat hamil.
d) Sakit Kepala/Pusing
Sakit kepala atau pusing sering dialami oleh pada ibu hamil
pada awal kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke
tubuh sehingga ketika akan mengubah posisi dari duduk / tidur ke
posisi yang lain (berdiri) tiba-tiba, sistem sirkulasi darah merasa
sulit beradaptasi. Sakit kepala / pusing yang lebih sering daripada
biasanya dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun emosional.
Pola makan yang berubah, perasaan tegang dan depresi juga dapat
menyebabkan sakit kepala.
e) Kram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat
menstruasi di bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk
yang timbul hanya beberapa menit dan tidak menetap adalah
normal. Hal ini sering terjadi karena adanya perubahan hormonal
dan juga karena adanya pertumbuhan dan pembesaran dari rahim
dimana otot dan ligamen merenggang untuk menyokong rahim.
f) Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus
menerus dianggap normal sebab hal ini termasuk gejala morning
sickness.
3. Patologi pada Kehamilan Trimester 1

a) Anemia

Anemia atau kurang darah umum dialami oleh ibu hamil. Sebab,
tubuh ibu akan memproduksi lebih banyak darah yang dialirkan
pada janin saat hamil. Kekurangan darah bukan hanya
membahayakan ibu, tetapi juga janin dalam kandungan. Hal ini
dapat memicu kelahiran prematur, bahkan kematian.

Anemia pada ibu hamil ditandai dengan beberapa gejala, seperti


mudah merasa lemas, sesak napas, dan wajah pucat. Guna
menghindari masalah kesehatan ini, ibu hamil perlu membiasakan
pola makan sehat dengan mengonsumsi makanan tinggi zat besi,
seperti ikan, ayam, daging, serta kacang-kacangan.

b) Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis gravidarum adalah masalah kesehatan yang rentan


dialami oleh ibu hamil trimester pertama. Gejalanya berupa mual
dan muntah yang berlangsung terus-menerus. Selama rasa mual
tidak mengganggu aktivitas, ibu tidak perlu cemas dan khawatir
berlebihan. Namun, apabila mual dan muntah terjadi terus-menerus
sehingga ibu menunjukkan gejala dehidrasi, segera dapatkan
penanganan di rumah sakit terdekat.b

c) Sembelit

Konstipasi merupakan masalah yang dialami oleh sekitar 70 persen


ibu hamil. Penyebabnya yaitu pergerakan usus yang menjadi lebih
lambat dari biasanya saat hamil. Sebab, makanan terlalu lama
berada di dalam usus akan meningkatkan risiko terjadinya
konstipasi.

C. KEHAMILAN TRIMESTER II
Kehamilan trimester kedua merupakan waktu kehamilan pada
minggu ke 13 sampai dengan 28 atau waktu kehamilan menginjak umur 4
bulan hingga 6 bulan. Memasuki bulan keempat, perkembangan janin akan
memasuki trimester kedua. Janin akan mulai bergerak yaitu pada bulan
keempat tepatnya sekitar mingu ketiga belas. Hal ini terjadi karena hormone
pada bayi mulai aktif sehingga mereka sudah mulai berinteraksi dengan
situasi di dalam kandungan. Berat janin mencapai 45 gram tapi akan
meningkat drastic yaitu sampai 160 gram dan panjang sekitar 12 inci. Begitu
pula dengan panca indera yang lainnya seperti mata, hidung, telinga ataupun
mulut. Wajah mulai terbentuk pada janin. Yang paling penting, pada umur
lima bulan bayi akan memiliki lapisan putih yang melapisi tubuh serta
kulitnya yang kemudian kita kenal dengan ari-ari.

1).Perubahan Fisiologi dan Adaptasi pada trimester II

1) Rahim
Kehamialn 16 minggu
TFU terltak pada pertengahan sympisis dan pusat
TFU ± 16 cm Cavum uteri terisi oleh amnion, desidua capsularis,
dan desidua parielis Plasenta telah terbentuk seuruhny Kehamilan
20 minggu
2) Vagina
Mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh
estrogen sehingga tampak semaikn merah dan kebiru-biruan
3) Ovarium
Indung telur yang mengandung corpus luteum gravidarum akan
meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang
sempurna pada usia kehamilan 16 minggu
4) Payudara
Mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan
memberikan ASI pada masa laktasi. Perkembangan payudara
tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan,
yaitu, hormon estrogen, progesteron dan samatomammotropin
5) Metabolisme
Kalori diperoleh dari pembakaran hidrat arah khususnya setelah
khamilan 20 minggu ke atas. Kadar alkohol fosfotase meningkat
4 x lipat dibandingkan dengan wanita tidak hamil. Peningkatan
dimulai dari kehamilan 4 bulan. Pemeriksaan ini dapat dipakai
untuk menilai fungsi plasenta. Metabolisme yang sangat
berpengaruh pada kehamilan Trimster II Berat badan wanita
hamil akan naik kira-kiea 6,5 – 16,5 kg rata-rata 12,5 kg.
Kenaikan badan ini terutama dalam kehamilan 20 minggu.
Kenaikan berat badan yang terlalu banyak sering ditemukan
pada pre-eklamsia, sebaiknya wanita hamil diwasi dan diberi
pengertian sehingga berat badan hanya naik 2 kg tiap bulan
sesudah kehamilan 20 minggu
6) Lemak telah ditemukan bahwa hormon samatropin mempunyai
peranan penting dalam pembrntukan lemak mammae. Lemak
tertimbun dalam badan, paha, lengan. Kadar kolesterol dapat
meningkat samapi 350 mg / lebih dari 100 mg Mineral, fosfor,
magnesium dan tembaga lebih banyak bertambah dalam masa
hamil, daripada masa tidak hamil per 100 ml. Akan tetapi dalam
erosit kadarnya tetap kadar kalsium dalam serum memang lebih
rendah. Mungkin karena adannya hidremia, akan tetapi kadar
kalsium cukup tinggi hingga dapat menanggulangi kemungkinan
kejang tefani
7) Sirkulasi Darah ibu
Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat
memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin
dalam rahim
· Terjadi hubungan langsung anata arteri dan vena pada
sirkulasi retroplasenta
· Pengaruh hormon estrogen dan progesteron makin
meningkat
· Plasenta dalam darah meningkat yang menyebabkan
hemodilusi
8) Traktus Digestivus
Tonus otot-otot traktus digestivus menurun, sehingga motilitas
seluruh traktus digestivus juga berkurang. Makanann lebih lama
berad dalam lambung dan apa yang telah dicerna lebihlama
berada dalam usus-usus baik untuk resorbsi akan menimbulkan
obstipasi yang merupakan salah satu keluahan utama wanita
hamil
9) Traktus Urinaris
Pada bulan pertama kehamilan keluhan sering kencing
dikarenakan pembesaran uterus yang menekan kendung kemih.
Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan bila
uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada akhir
kehamilan bila kepala janin mulaiturun ke pntu atas panggul
keluhan sering kencing timbul lagi karena kandung kemih mulai
tertekan
10) Perubahan Psikologi dalam Kehamilan TM II
Pada TM II umumnya wanita sudah terbiasa dengan kadar
hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil
sudah berkurang. Pada TM II pula ibu dapat merasakan gerakan
janinnya dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai
orang diluar dari dirinya sendiri serta merasa trlepas dan rasa
kecemasan
2).KELUHAN KEHAMILAN PADA TRIMESTER II
a) Nyeri Ligamentum Rotundum
Etiologi : adanya hypertrofi dan perenggan ligament selama kehamilan
dan adanya tekanan dari uterus pada ligamen
Penanganan : penjelasan mengenai penyebab nyeri ligamen rotundum,
tekuk lutut ke arah abdomen, gunakan bantalan pemanas pada area yang
terasa sakit jika diagnose lain tidak ada larangan
b) Gusi Berdarah
Etiologi : Hormon estrogen meningkat menyebabkan aliran darah ke
rongga mulut mempercepat laju pergantian sel-sel pelapis epitel gusi
Penanganan : berkumurlah dengan air hangat / aitr garam, melalukan
pemeriksaan gisi teratur, menjaga gigi dan mulut dan flushing
c) Cloasma / Perubahan Warna Areola
Etiologi : kecenderungan genetis pada peningkatan kadar estrogen dan
mungkin progesteron
Penanganan : menghindari sinar matahari secara berlebihan saat hamil
d) Flatus
Etiologi : Motilitas intestinal menurun mempercepat waktu pengkosongan
lambung, tekanan uterus terhadap usus besar
Penanganan : menghindari makanan yang mengandung gas, mengunyah
makanan secara sempurna, melaukan senam secara teratur, BAB tepat
waktu sesuai keinginan
e) Keputihan
Etiologi :Hiprplasi mukosa vagina Peningkatan produksi lendir dan
kelenjar endovesikal sebagai akibat dari peningkatan kadar pestrogen
3).PATOLOGI PADA TRIMESTER II
Patologi yang terjadi pada kehamilan trimester II menurut Irianti et al
(2018:100) adalah: 1)
a) Nyeri perut
Nyeri perut yang terjadi pada TM II yangperlu diwaspadai adalah nyeri
pada perut kuadran bawah,karena ada beberapa diagnosis yang menjadi
indikasi yaitu kehamilan ektopik, appendiksitis akut (infeksi pada
saluran pencernaan yaitu bagian apendik usus besar).
b) Keputihan
Keputihn pada masa kehamilan adalah normal, namun apabila keputihan
tersebut menimbulkan rasa panas, gatal, berbau, maka perlu diwaspadai.
c) Ukuran Uterus
Seiring bertambahnya usia kehamilan, uterus akan semakin besar secara
simetris bersamaan dengan pertumbuhan janin dan plasenta serta
pertambahan cairan amnion. Penambahan ukuran uterus yang tidak
simetris dengan usia kehamilannya dapat mengindikasi terjadinya
molohidatidosa, pertumbuhan janin terhambat, makrosomnia, kehamilan
ganda, atau kelainan cairan ketuban. 4) Hipertensi Suatu keadaan
tekanan darah yang mengalami peningkatan dari normal, yaitu
diastole>90 mmhg dan sistol >140 mmhg.

D. KEHAMILAN TRIMESTER III

1) PERUBAHAN FISIOLOGI DAN ADAPTASI

Pada saat kehamilan wanita hamil akan mengalami perubahan-


a) Uterus
Pada akhir kehamilan ( 40 minggu ) berat uterus yang awalnya
sebelum hamil 30 gram menjadi 100 gram. Dengan panjang ± 20 cm
dan lebar dindingnya ± 2,5 cm. Pada kehamilan 28 minggu fundus
uteri terletak ± 3 jari di atas umbilicus dan pada kehamilan 36 minggu
fundus terletak ± 1 jari di bawah px. Pembesaran uterus dikarenakan
hyperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak dan mengikuti
pertumbuhan janin. Sehingga dengan adanya pembesaran uterus dapat
menekan semua organ di dalam tubuh terutama organ di bagian perut.
Salah satunya adalah menekan ligamentum rotundum sehingga ibu
akan merasa nyeri pada daerah ini. Selain itu, ada pembesaran uterus,
kurvatur dari vertebrata umbosakral meningkat sehingga
menyebabkan spasme otot karena uterus menekan akar syaraf.
Akibatnya pinggang akan terasa nyeri.
b) Vagina dan vulva
Karena pengaruh hormone estrogen dan progesteron yang meningakat
maka pembuluh darah akan mengalami peningkatan sehingga vulva
tampak merah kebiru-biruan ( tanda cadwicks ). Portiopun juga
tampak merah kebiru-biruan. Karena adanya peningkatan kadar
estrogen dan progesterone menyebabkan produksi lender meningkat
sehingga terjadi hyperplasia mukosa vagina. Akibatnya terjadi
keputihan ( fluor albus ).
c) System respirasi
Pada kehamilan > 32 minggu banyak wanita hamil yang mengeluh
tentang rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini dikarenakan usus-usus
tertekan oleh uterus yang membesar kea rah diafragma, sehingga
diafragma kurang leluasa bergerak. Selain itu kadar estrogen dan
progesterone meningkat, mengakibatkan kadar CO2 menurun dan
kadar O2 meningkat. Jadi untuk memenuhi kebutuhan O2 yang
meningkat 20-25 %, ibu hamil selalu bernafas lebih dalam.
d) Traktus digestivus
Karena adanya kadar estrogen yang meningkat disertai dengan
hormone progesterone yang juga meningkat menyebabkan tonus otot
traktus digestivus menurun, sehingga mobilitas seluruh traktus
digestivus juga berkurang. Sehingga yang merupakan salah satu
keluhan utama ibu hamil.
e) Traktus urinarius
Pada akhir kehamilan, bila bagian terbawah janin sudah mulai masuk
PAP maka akan timbul keluhan sering kencing ( nocturia ). Hal ini
disebabkan karena kandung kencing tertekan oleh pembesaran uterus.
Bagian terbawah janin juga menekan kandung kencing
f) Kulit ( system integument )
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi yang
dipengaruhi oleh Melanophore Stimulating Hormon ( MSH ) yang
meningkat. MSH dikeluarkan oleh lobus anterior hipofise dan
dipengaruhi kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada
strie gravidarum, livide/alba, areola mammae, papilla mammae, linea
nigra, dahi, hidung, dan pipi yang dikenal sebagai cloasma
gravidarum

2). KELUHAN KEHAMILAN PADA TRIMESTER III

1) Sakit pinggang
Perubaha sikap badan pada kehamilan yang lanjut, karena titik berat
badan pindah ke depan desebabkan perut yang membesar. Ini diimbangi
dengan lordose yang berlebihan dan sikap ini dapat menimbulkan
spasmus dari otot-otot pinggang.
2) Varises
Dipengaruhi oleh factor keturunan, berdiri lama dan usia. Dalam
kehamilan ditambah faktor hormonal ( progesterone ) dan bendungan
dalam panggul.
3) Haemorroid ( wasir )
Factor pencetus sama seperti varises, wasir dapat bertambah besar dalam
kehamilan karena ada bendungan darah di dalam rongga panggul.
4) Oedema
Harus diperiksa terlebih dahulu apakah tidak disebabkan oleh toxaemia
gravidarum. Disebabkan oleh tekanan dari rahim yang membesar pada
vena-vena panggul.
5) Sesak nafas
Disebabkan karena rahim yang membesar, mendesak diafragma ke atas.
6) Sering kencing ( nocturia )
Tekanan uterus pada kandung kencing, nocturia akibat ekskresi sodium
yang meningkat bersamaan terjadinya pengeluaran air, air dan sodium
tertahan di bawah tungkai bawah selama siang hari karena statis vena,
pada malam hari terdapat aliran balik vena yang meningkat dengan
akibat peningkatan dalam jumlah output air kencing.
7) Konstipasi
Peningkatan kadar progesterone yang menyebabkan peristaltic usus jadi
lambat, penurunan motilitas sebagai akibat dari relaksasi otot-otot
halus, penyerapan air dari colon meningkat, tekanan dari uterus yang
membesar pada usus, suplemen zat besi, diit, kurang senam.
8) Keputihan
Hyperplasia mukosa vagina, peningkatan produksi lender dan kelenjar
endocervical sebagai akibat dari peningkatan kadar estrogen.
9) Nyeri payudara
Adanya hormone somatomamotropin, peningkatan estrogen dan
progesteronsaat kehamilan, adanya proses laktasi.

3) PATOLOGI PADA KEHAMILAN TRIMESTER III

1) Persalinan prematuritas
Hamil dengan perdarahan, kehamilan ganda ( kembar ). Kehamilan
disertai komplikasi ( pre-eklampsia, eklampsia ).Kehamilan dengan
komplikasi penyakit ibu ( hipertensi, penyakit ginjal atau penyakit hati
keadaan gizi yang rendah ( hamil disertai kurang darah ( anemia ),
lapisan dalam rahim yang kurang subur karena jarak hamil terlalu
pendek ).
2) Kehamilan ganda ( kembar )
Factor ras yang sering mempunyai angka hamil ganda tinggi.
Pemakaian obat perangsang indung telur.Factor keturunan dalam
keluarga.
3) Perdarahan plasenta previa
Dengan makin tuanya kehamilan dan terjadi pembentukan segmen
bawah rahim, terjadinya pergeseran plasenta beserta pembuluh
darahnya sehingga terjadi perdarahan.
4) Perdarahan solusio plasenta
Dapat dikaitkan dengan trauma langsung pada kehamilan ( jatuh saat
hamil tua, trauma langsung pada perut ).Ibu yang mengidap tekanan
darah tinggi.Kehamilan disertai pre-eklampsia dan eklampsia.
5) Kehamilan dengan ketuban pecah dini
Trauma langsung pada perut ibu.,Kelainan letak janin dalam rahim.
Kehamilan grandemulti.
6) Kehamilan dengan kematian janin dalam Rahim
Kehamilan di atas umur hamil 36 minggu pada ibu dengan penyakit
kencing gula. Mungkin terjadi lilitan tali pusat yang mematikan.Terjadi
simpul tali pusat. Gangguan nutrisi menjelang kehamilan cukup bulan.
Kehamilan dengan perdarahan.
7) Kehamilan lewat waktu lebih dari 14 hari.
Kehamilan lewat waktu,Tidak timbulnya his karena kurangnya air
ketuban.Insufisiensi plasenta.Kerentanan akan stress
8) Kehamilan dengan pre-eklampsia dan eklampsia
Kehamilan pertama kali ( primigravida ) lebih tinggi. Adanya penyakit
ibu yang menyertai hamil ( penyakit ginjal, penyakit tekanan darah
tinggi ). Kehamilan dengan regangan rahim makin tinggi ( hamil
dengan kebanyakan air ketuban, kehamilan ganda, hamil dengan janin
besar)
2. Asuhan Kebidanan Teknik pada Kehamilan

a) Pemeriksaan kehamilan
Pengertian Antenatal Care
Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan
kesehatan obstetric untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal
melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan.
(Sarwono, 2008)
Antenatal care (ANC) adalah bagian dari asuhan kebidanan yang
komponen-komponennya meliputi diagnosis dan manajemen dini
kehamilan, penilaian dan evaluasi kesejahteraan wanita, penilaian dan
kesejahteraan janin, pengurangan ketidaknyamanan umum pada ibu
hamil, anticipatory guidancedan instruksi serta skrining komplikasi
maternal dan fetal.(Hani,dkk, 2020)
Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil sehingga
mampu menghadapi persiapan persalinan, kala nifas, persiapan
pemberian ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.
(Mannuaba, 2010)
1. Tujuan Antenatal Care
a. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang
terdapat saat kehamilan, persalinan, dank ala nifas
b. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai
kehamilan, persalinan, dank ala nifas
c. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan
kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek
keluarga berencana
d. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan
perinatal
2. Pemeriksaan Antenatal Care
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan 4 kali selama
kehamilan.
a. Trimester I (sebelum minggu ke-14)
Informasi yang penting:
- Membangun hubungan saling percaya antarapetugas dengan
ibu hamil
- Deteksi masalah dan penanganannya
- Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum,
anemia kekurangan zat besi, praktek tradisional yang
merugikan
- Memulai persiapan kelahiran dan kesiapan untuk menghadapi
komplikasi
- Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan, kebersihan,
istirahat, dsb)
b. Trimester II (sebelum minggu ke-28)
Sama seperti pada trimester I, ditambah kewaspadaan khusus
mengenai preeklamsia (tanya ibu tentang gejala-gejala
preeklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi oedema, periksa
untuk mengetahui proteinuria.
c. Trimester III (antara minggu 28-36)
Sama seperti diatas, ditambah palpasi abdomen untuk
mengetahui apakah ada kehamilan ganda
d. Trimester III (setelah minggu 36)
Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak
normal/kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit
3.Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium rutin
 Darah lengkap
 Urine lengkap
 Tes kehamilan
b. Laboratorium khusus
 Pemeriksaan TORCH
 Pemeriksaan serologis
 Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal
 Pemeriksaan protein darah
 Pemeriksaan golongan darah
 Pemeriksaan factor Rh
 Pemeriksaan air ketuban
 Pemeriksaan infeksi Hepatitis B ibu/bayi
 Pemeriksaan estriol dalam urine
 Pemeriksaan infeksi AIDS
3. Konsep Mual dan Muntah Pada Kehamilan
Mual merupakan suatu rasa atau sensasi yang tidak menyenangkan
yang terjadi dibelakang tenggorokan dan epigastrium yang dapat atau
tidak menyebabkan muntah.Sedangkan muntah diartikan sebagai
perasaan subjektif dan adanya keinginan untuk muntah (McDaniel, 2004
dalam Tipton, et al., dalam Sari 2014).Muntah juga dapat dipengaruhi
oleh serabut aferen sistem gastrointestinal (Price, & Wilson, 2005 dalam
Sari, 2014). Muntah merupakan respon dari batang otak yang akan
memepngaruhi pusat muntah. Jika pusat muntah terstimulasi maka jalan
nafas akan tertutup dan respirasi menjadi lebih rendah. Akibatnya
esophagus bagian atas relaksasi da meningkatkan tekanan intra abdomen
yang menyebabkan pengeluaran isi lambung (Hawkins, & Grunberg,
2009 dalam Sari 2014).
Hipersaliva sering terjadi sebagai kompensasi dari mual dan
muntah yang terjadi. Pada beberapa wanita ditemukan adanya ngidam
makanan yang mungkin berkaitan dengan perspsi individu wanita
tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual dan muntah.
Banyak wanita yang mengalami mual biasanya tidak mendapatkan
perhatian medis.Akan tetapi, tidak ada pengobatan yang benar-benar
berhasil untuk mual dan muntah yang normal pada kehamilan (Stoppard,
Mirriam. 2018) Faktor-Faktor yang mempengaruhi mual dan muntah
antara lain :
a) Peningkatan hormon Progesterone. Dengan meningkatnya tingkat
hormon progesterone ini, terjadi pergerakan dari usus kecil para ibu
hamil, kerongkongan dan perut yang mana hal ini akan bisa menyebabkan
rasa mual.
b) Peningkatan hCG yang terjadi pada manusia salah satunya bisa dan dapat
mengakibatkan rasa mual dan muntah dalam tahap awal kehamilan yang
dirasakan oleh para ibu hamil.
c) Kekurangan vitamin B6 dapat mengakibatkan morning sickness dan yang
lebih berat lagi.
d) Meningkatnya sensitivitas Pada Bau. Para dokter berpendapat bahwa
peningkatan hormon esterogen bisa memicu sensitivitas pada hidung ibu
hamil. Meski begitu masih belum diketahui benar apakah hormone
estrogen benar-benar berpengaruh terhadap hal ini.
e) Stres. Beberapa ahli juga menilai bahwa respon rasa mual dan muntah-
muntah yang dialami ibu hamil tersebut merupakan respon negatif akibat
rasa stress yang dialami. Sekali lagi, belum ada bukti konkrit terkait hal
ini. Meski begitu, rasa mual dan muntah yang dialami juga menyebabkan
ibu hamil semakin merasakan stress.
1) Patofisologi Mual dan Muntah Selama Kehamilan
Mual dan muntah dalam kehamilan merupakan gejala fisiologis
karena terjadinya berbagai perubahan di dalam tubuh wanita yang
hamil.Banyak teori mengenai penyebab mual dan muntah pada
kehamilan.Mual dan muntah merupakan hasil stimulus yang terjadi
di otak. Penyebab mual dan muntah ini tidak diketahui secara pasti,
tetapi tampaknya berkaitan dengan tingginya kadar hormone hCG.
Hormon hCG yang meningkat pada kehamilan diduga menjadi
penyebab mual dan muntah yang bekerja pada pusat muntah di otak
yaitu medulla. Produksinya sudah dimulai pada awal kehamilan,
kira-kira pada hari implantasi. Setelah itu, kadar hCG dalam plasma
dan urin ibu meningkat sangat pesat (Chartier dkk., 1997:
Cunningham. F. Gary et al., 2015 ). Kadarnya meningkat sejak hari
implantasi hingga mencapai puncaknya pada sekitar hari ke-60
sampai hari ke 70.Setelah itu, konsentrasinya menurun secara
bertahap sampai titik terendah dicapai pada sekitar hari ke-100
sampai 130 (Cunningham.F.Gary et al., 2015). Selama kehamilan
terjadi perubahan pada sistem gastrointestinal ibu hamil. Tingginya
kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh,
meningkatkan kolesterol darah. Selain itu sekresi saliva menjadi
lebih asam, lebih banyak dan asam lambung menurun.Muntah
secara umum disebabkan oleh motilitas lambung yang abnormal,
muntah tidak ditimbulkan oleh peristaltic terbalik tetapi karena
adanya gayayang mendorong keluar isi lambung.Muntah juga dapat
dipengaruhi oleh serabut aferen sistem gastrointestinal (Price,
Wilson, 2005 dalam Sari, 2015). Tanda dan Gejala Mual dan
Muntah pada Kehamilan Menurut berat ringannya gejala dibagi
menjadi tiga tingkatan, yaitu :
a) Tingkatan I (ringan)

1. Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan


umum penderita
2. Ibu merasa lemah
3. Nafsu makan tidak ada
4. Berat badan menurun
5. Merasa nyeri pada epigastrium
6. Nadi meningkat sekitar 100 per menit
7. Tekanan darah menurun
8. Turgor kulit berkurang
9. Lidah mengering
10. Mata cekung
b) Tingkatan II (sendang)
1. Penderita tampak lebih lemah dan apatis

2. Turgor kulit mulai jelek

3. Lidah mengering dan tampak kotor

4. Nadi kecil dan cepat

5. Suhu badan naik (dehidrasi)

6. Mata mulai ikterik

7. Berat badan turun dan mata cekung

8. Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi

9. Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria


c) Tingkatan III (berat)

1. Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen


sampai koma) Dehidrasi hebat
2. Nadi kecil, cepat dan halus
3. Suhu badan meningkat dan tensi turun
4. Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan
enselopati wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan
penurunan mental
5. Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati
E. Mual Muntah

A. Pengertian Mual Muntah

Mual dan muntah pada kehamilan, atau lazim disebut morning


sickness, merupakan keluhan yang banyak dirasakan wanita hamil,
terutama pada awal kehamilan. Kondisi ini dapat terjadi sepanjang hari,
tetapi biasanya memburuk di pagi hari. Hal ini disebabkan karena
keadaan perut yang kosong, atau jika wanita hamil tidak makan dalam
porsi yang cukup. Berdasarkan penelitian, kondisi mual dan muntah ini
melanda 52% wanita hamil. Pada sebagian besar wanita, gejala mual dan
muntah akan menghilang setelah pertengahan kehamilan.

B. Pengukuran Mual dan Muntah

Banyak instrument yang tersedia dan telah digunakan untuk


mengukur berbagai aspek dari mual, tetapi semuanya itu belum cukup
valid dan memiliki standar.Frekuensi, intensitas dan durasi mual adalah
karakteristik yang paling penting yang biasa diukur dalam percobaan
klinis (Favero et al, 1992 dalam Anggi, 2016). Pengukuran frekuensi
bisa dilakukan dengan cara berdasarkan jawaban ya atau tidak untuk
pretanyaan spesifik dari responden yang berkaitan dengan munculnya
mual dan muntah. Pengukurn mual dan muntah bisa juga dilakukan
dengan menggunaan score.
Frekuensi mual merupakan keluhan subjektif berupa perasaan tidak
nyaman pada saluran pencernaan yang bisa dihitung dengan
menggunakan kuesioner PUQE- 24.Responden diberi pertanyyan
sebanyak 1 item berupa pertanyaan berapa kali responden mengalami
mual dalam waktu 24 jam. Tingkat ringan yaitu apabila responden
mengalami mual sebanyak 1-5 kali, tingkat sedang apabila responden
mengalami mual sebanyak 6-10 kali, mual tingkat berat apabila
responden mengalami mual sebanyak 11-15 kali. Sedangkan frekuensi
muntah berupa pengeluaran isi lambung muntah melalui mulut yang
bisa diamati dengan menggunakan kuesioner PUQE-24.Responden
diberi pertanyaan berapa kali responden mengalami muntah dalam
waktu 24 jam. Muntah tingkat ringan ayaitu apabila responden
mengalami muntah sebanyak 1-3 kali, muntah tingan sedang apabila
responden mengalami muntah sebanyak 4-6 kali, sedangkan muntah
tingkat berat apabila responden mengalami muntah sebanyak lebih dari
7 kali.. Kuesioner PUQE-24 (Pregnancy Unique Quantification of
Emesis) adalah kuesioner yang bisa digunakan untuk mengukur
frekuensi mual dan muntah pada ibu hamil trimester pertama Ebrahimi,
et al, 2009). Berikut merupakan kuesioner PUQE-24 kuesioner:

Tabel 2.4. Kuesioner PUQE-24 (Pregnancy Unique Quantification of Emesis


C. Penatalaksanaan Mual dan Muntah pada Kehamilan

Mual dan muntah bisa dicegah dengan cara farmakologi dan non
farmakologi (LeMone, & Burke, 2008). Berikut beberapa terapi
farmakologi dan non farmakologi yang biasa diberikan.

1. Terapi farmakologi

Terapi farmakologi bisa dengan pemberian vitamin B6


dan obat antiemetik, obat antihistamin misalnya prometazin
atau fenotiazin untuk meringankan mual dan muntah ringan
atau mual dan muntah berat.Namun, penggunaan obat-obatan
dapat menyebabkan efek samping baik pada ibu, kehamilan,
maupun bayi.Untuk itu pengobatan nonfarmakologi salah satu
pengobatan alternatif untuk mengurangi mual dan muntah pada
kehamilan (Kia, et al, 2014).

2. Terapi Non Farmakologi

Terapi non-farmakologi yang dapat dilakukan untuk


mengatasi mual dan muntah pada kehamilan adalah dengan
perubahan diet, pengobatan herbal, akupresur, akupuntur,
refleksologi, osteopati, homeopati, dan hipnoterapi, dan
aromaterapi.
5. Konsep Aromaterapi
Menurut Buckle (2015) bahwa aromaterapi merupakan terapi

dengan menggunakan minyak essensial atau minyak atsiri yang

digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan salah satunya mual dan

muntah.Istilah aromaterapi, yang kemudian digunakan hingga sekarang

ini, berasal dari Gattefosse yang diartikan sebagai terapi dengan

menggunakan minyak atsiri.Aromaterapi meliputi penggunaan minyak

atsiri atau minyak essensialyang berasal dari tanaman (Buckle, 2014;

Price, 1997).
Aromaterapi berasal dari dua kata, yaitu aroma dan

terapi.Aroma berarti bau harum atau bau-bauan dan terapi berarti

pengobatan, jadi aromaterapi adalah salah satu carapengobatan dengan

menggunakan bau-bauan yang umumnya berasal dari tumbuh- tumbuhan

serta berbau harum, gurih, dan enak yang disebut dengan minyak

atsiri.Komponen utama dalam aromaterapi adalah minyak atsiri.Istilah

aromaterapi baru popular pada tahun 1928. Namun, cara pengobatan ini

sebenarnya telah diterapkan sejak dimulainya peradaban di bumi. Minyak

atsiri dapat dimanfaatkan sebagai anti-inflamasi, antiseptik, merangsang

nafsu makan, karminatif, koleretik, merangsang sirkulasi, doedoran,

ekspektoran, stimulasi granulasi, insektisida, insekrepelan, dan

sedatif.Efek samping penggunaan minyak atsiri dalam aromaterapi jarang

ditemukan.Aromaterapi bersifat sebagai antivirus, antibakteri, antijamur,

antiseptik karena memiliki kekuatan untuk mengikat dan membawa

oksigen serta nutrisi ke dalam sel di seluruh tubuh Tanaman yang bisa

dijadikan aromaterapi untuk mengatasi mual dan muntah yaitu

peppermint, petitgrain, orange, lavender, ginger, lemon yang digunakan

secara inhalasi (Price, 1997, Buckle, 2015).

A. Sifat-Sifat Terapeutik Aromaterapi


Aromaterapi memiliki kemampuan antiinflamasi,
antiseptic, perangsang selera makan, karminatif, koleretik,
perangsang sirkulasi, deodorant, ekspektoran, perangsang
granulasi, hiperemik, insektisida, pengusir serangga dan
sedatif (Schilcher 198 hal 217 dalam Price 1997).Selain itu
aromaterapi memiliki kekuatan untuk mengikat dan
membawa oksigen serta nutrisi ke dalam sel di seluruh tubuh
(Koensoemardiyah, 2019).
B. Cara Penggunaan Aromaterapi
Dalam aromaterapi, minyak atsiri masuk ke dalam badan
melalui tiga jalan utama, yaitu ingesti, olfaksi atau inhalasi, dan
absorbs melalui kulit.
1. Ingesti
ingesti merupakan cara aplikasi utama aromaterapi masuk
ke dalam tubuh. Ada berbagai metode ingesti, di antaranya
adalah per oral, yaitu memasukkan aromaterapi, tepatnya
larutan minyak atsiri ke badan melalui mulut.
2. olfaksi atau inhalasi
aromaterapi melalui hidung merupakan rute yang paling
efektif dibanding cara lain. Karenahidung mempunyai
kontak langsung dengan bagian-bagian otak yang bertugas
merangsang terbentuknyaefekyang ditimbulkan oleh
aromaterapi saraf otak yaitu cranial pertama yang
bertanggung jawab terhadap indera pembau dan
menyampaikan pada sel-sel rerespetor ketika aromaterapi
dihirup molekul yang mudah menguap (volatile) dari
minyak tersebut dibawa oleh arus udara ke atap hidung
dimana sislia-silia yang lembut muncul dari reseptor.
Ketika molekul- molekul itu menempel pada rambut-
rambut tersebut, satu pesan elektrokomia akan
ditransmisikan melalui bola dan saluran olfactory ke
dalam sistem limbik. Hal ini akan merangsang memori.
Selanjutnya hipotalams berperan sebagai relay dan
regulator, memunculkan pesan-pesan yang harus
disampaikan ke bagian badan yang lain. Pesanyang
diterima itu kemudian diubah menjadi tindakan yang
berupa pelepasan senyawa elektrokimia.Inhalasi dapat
dilakukan dengan berbagai cara yaitu:
3. Dengan bantuan botol semprot
Botol semprot (spray bottle)biasa digunakan untuk
menghilangkan udara yang berbau kurang enak pada
kamar pasien.Dengan dosis 10-12 tetes dalam 250 ml air,
setelah dikocok kuat-kuat terlebih dahulu, kemudian
disemprotkan ke kamar pasien.
4. Dihirup melalui tissue
Inhalasi dari kertas tissueyang mengandung
minyak atsiri 5-6 tetes (3 tetes pada anak kecil, orang tua,
atau wanita hamil) sangat efektif bila dibutuhkan hasil
yang cepat (immediate result), dengan 2-3 kali tarikan
nafas dalam-dalam. Untuk mendapatkan efek yang
panjang, tissue dapat diletakkan di dada sehingga minyak
atsiri yang menguap akibat panas badan tetap terhirup oleh
nafas pasien.
5. Dihisap melalui telapak tangan
Inhalasi dengan menggunakan telapak tangan
merupakan metode yang baik, tetapi sebaiknya hanya
dilakukan oleh orang dewasa saja. Satu tetes minyak atsiri
diteteskan pada telapak tangan yang kemudian
ditelangkupkan, digosokkan satu sama lain dan kemudian
ditutupkan ke hidung.Mata pasien sebaiknya terpejam saat
melakukan hal ini. Pasien dianjurkan untuk menarik nafas
dalam-dalam. Cara ini sering dilakukan untuk mengatasi
kesukaran dalam pernafasan atau kondisi stress.
6. Penguapan
Cara ini digunakan untuk mngatasi problem
respirasi dan masunk angin.Untuk kebutuhan ini
digunakan suatu wadah dengan air panas yang ke
dalamnya diteteskan minyak atsiri sebanyak 4 tetes, atau
dua tetes untuk anak-anak dan wanita hamil.Kepala
pasien menelungkup di atas wadah dan disungkup dengan
handuk sehingga tidak ada uap yang keluar dan pasien
dapat menghirupnya secara maksimal.Selama penanganan,
pasien diminta untuk menutup matanya.
6. Lemon

A. Lemon (Citrus Lemon)


Lemon merupakan buah yang berbau khas, keras, dan

bersih. Lemon dapat menenangkan suasana, aromanya dapat

menimbulkan rasa percaya diri, merasa lebih santai,

menenangkan saraf tanpa menghilangkan kesadaran

(Koensoemardiyah, 2009, Widiastuti, 2011).

Lemon secara tradisional diduga memiliki berbagai sifat

terapeutik dan kuratif, mulai dari mengurangi stress. Ada bukti

yang berkembang yang menunjukkan bahwa minyak lemon bisa

menjadi obat yang efektif dalam pengobatan beberapa gangguan

neurologis. Minyak lemon adalah salah satu aromaterapi yang

terkenal memiliki efek sedatif, hypnotic, dan anti-

neurodepresive pada manusia. Karena minyak lemon dapat

memberi rasa tenang, sehingga dapat digunakan sebagai

manajemen stres. Kandungan utama dalam minyak lemon

adalah limonen, citral, linalyl, linalool, terpineol yang dapat

menstabilkan sistem syaraf pusat, menimbulkan perasaan

senang, meningkatkan nafsu makan, melancarkan peredaran

darah, dan sebagai penenang yang mampu mengendorkan dan

melemaskan sistem kerja urat-urat syaraf dan otot-otot yang

tegang (Yamada, et al, 2015; Haslin, 2019).


Selain itu, beberapa tetes minyak lemon dapat membantu

menanggulangi insomnia, memperbaiki mood seseorang,

menurunkan tingkat kecemasan, meningkatkan tingkat

kewaspadaan, dan tentunya dapat memberikan efek relaksasi.

(Dewi, 2013; Haslin, 2019) Lemon merupakan salah satu jenis

aromaterapi.

Aromaterapi lemon menurut Tarsikah dalam Susilarini

(2017) merupakan salah satu minyak esensial analgesik yang

mengandung 8% terpena dan 6% keton. Monoterpena

merupakan jenis senyawa terpena yang paling sering ditemukan

dalam minyak atsiri tanaman. Pada aplikasi medis monoterpena

digunakan sebagai sedatif. Minyak lemon juga mengandung 30-

50% linalil asetat. Linalil asetat merupakan senyawa ester yang

terbentuk melalui penggabungan asam organik dan alkohol.

Ester sangat berguna untuk menormalkan keadaan emosi serta

keadaan tubuh yang tidak seimbang, dan juga memiliki khasiat

sebagai penenang serta tonikum, khususnya pada sistem saraf.

Wangi yang dihasilkan aromaterapi lemon akan menstimulasi

talamus untu mengeluarkan enkefalin, berfungsi sebagai

penghilang rasa sakit alami. Enkefalin merupakan

neuromodulator yang berfungsi untuk menghambat nyeri

fisiologi.

Aromaterapi lemon dapat berpengaruh terhadap kejadian

mual muntah pada ibu hamil trimester I karena mengandung


senyawa utama berupa limonen, citral, linalyl, linalool, terpineol

yang dapat memberikan efek nyaman, tenang, dan

meningkatkan relaksasi (McLaine, 2009). Hal ini dapat

memperbaiki kondisi psikologis atau emosi ibu hamil dan

mampu menurunkan intensitas mual dan muntah pada ibu hamil.

Aromaterapi lemon aman digunakan meskipun pada ibu hamil

sekalipun karena berasal dari minyak esensial tumbuhan herbal.

Menurut Dietrich Gumbel, penulis buku Priciples of Holistic

Skin Therapy with Herbal Essence, tumbuhan memiliki

komposisi yang sama persis dengan manusia. Terungkap dalam

sebuah penelitiannya bahwa minyak lemon yang dioleskan ke

kulit akan terbuang empat jam kemudian melalui air seni,

keringat, anus, atau mulut (Santi, 2015; Purwanti, 2019

B. Aromaterapi Lemon untuk Mual dan muntah

Untuk mengatasi mual dan muntah aromaterapi

lemon diberikan secara inhalasi atau dihirup melalui

hidung. Aromaterapi melalui hidung (nasal

passages)merupakan cara yang paling efektif karena hidung

mempunyai kontak langsung dengan bagian-bagian otak

yang bertugas merangsang terbentuknya efek yang

ditimbulkan oleh aromaterapi. Saraf otak cranial

bertanggung jawab terhadap indera pembau dan

menyampaikannya pada sel- sel reseptor. Ketika


aromaterapi lemon dihirup, molekul yang mudah menguap

(volatile)dari minyak tersebut dibawa oleh arus udara ke

“atap” hidung di mana silia-silia yang lembut muncul dari

sel-sel reseptor. Ketika molekul-molekul itu menempel pada

rambut-rambut tersebut, suatu pesan elektrokimia akan

ditransmisikan melalui membrane mukosa, selanjutnya

bersikulasike organ lambung. Di lambung molekul-molekul

aroma yang terkandung di lemon menurunkan kadar

hormon HCG, selanjutnya molekul-molekul menuju usus

mempengaruhi efek hormon progesterone, stroid yang

menyebabkan perlambatan pengosongan lambung dan

menormalkan motilitas usus, sehingga mual dan muntah

berkurang (Price, 1995., Koensoemardiyah, 2009., Yavaria

et al, 2014).

C. Prosedur Pemberian Aromaterapi Lemon

Aromaterapi lemon diberikan secara inhalasi yaitu dihirup


melalui tisuue selama empat hari setiap ibu hamil merasakan
mual dan muntah. Berikut langkah-langkah pemberian
aromaterapi secara inhalasi (Price, 1995., Koensoemardiyah,
2019):
1. Siapkan kemasan aromaterapi lemon berukuran 10 ml,
siapkan bola kapas 1 lembar tanpa alkohol
2. Teteskan aromaterapi lemon sebanyak 3 tetes ke bola
kapas dengan jarak 3 cm daro hidung
3. Minta ibu menarik nafas sebanyak 2-3 kali sambil
menghirup aromaterapi lemon selama 1 menit.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Mual dan muntah dalam kehamilan merupakan gejala fisiologis
karena terjadinya berbagai perubahan di dalam tubuh wanita yang
hamil.Banyak teori mengenai penyebab mual dan muntah pada
kehamilan.Mual dan muntah merupakan hasil stimulus yang terjadi di
otak. Penyebab mual dan muntah berkaitan dengan tingginya kadar
hormone hCG. Hormon hCG yang meningkat pada kehamilan diduga
menjadi penyebab mual dan muntah yang bekerja pada pusat muntah
di otak yaitu medulla. Produksinya sudah dimulai pada awal
kehamilan, kira-kira pada hari implantasi. Setelah itu, kadar hCG
dalam plasma dan urin ibu meningkat sangat pesat
Aromaterapi inhalasi dengan lemon dapat direkomendasikan
sebagai metode yang murah dan terjangkau untuk mengurangi mual dan
muntah ringan hingga sedang pada kehamilan pada wanita yang enggan
menggunakan obat kimia.
2. Saran
tenaga kesehatan memberikan pendidikan kesehatan atau
konseling pada ibu hamil yang mengalami mual muntah pada
kehamilannya
DAFTAR PUSTAKA

1. Agusta, A. (2000). Aromaterapi cara sehat dengan wewangian alami.


Bogor.
2. Buckle, J., Ryan, K., Chin, B. Koren (2014). Clinical Aromatherapy for
Pregnancy, Labor and Postpartum. International Journal of Childbirth
Education. 4(29).
3. Cunningham F.Gary et al., (2012). Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kehamilan Obstetri Williams. (ed 23). Jakarta: EGC.
4. Cunningham F.Gary et al., (2012). Obstetri Williams. (ed 21) vol.1.
Jakarta:EGC.
5. Ebrahimi, N., Maltepe, C., Bournissen, F. G., Koren, G. (2009). Nausea
and Vomiting of Pregnancy: Usinng the 24-hour Pregnancy-Unique
Quantification of Emesis (PUQE-24) Scale. JOGC.
6. Farzaneh Safajou 1,*; Mahnaz Shahnazi 1 ; Hossein Nazemiyeh (2014)
The Effect of Lemon Inhalation Aromatherapy on Nausea and Vomiting
of Pregnancy: A Double-Blinded, Randomized, Controlled Clinical Trial
7. Huliana, M. (2011). Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Puspa Swara.
8. Kia, P.Y., Safajou, F., Shahnazi, M., Nazemiyeh, H. (2014). The effect of
Lemon Inhalation Aromatherapy on Nausea and Vomiting of Pregnancy
A Double- Blinded, Randomized, Controlled Clinical Trial. Iraniad Red
Crescent Medical Journal, 16(3).
9. Koensoemardiyah (2009). A-Z Aromaterapi untuk kesehatan, kebugaran,
dan kecantikan ed I. FI. Sigit Syantoro (Editor). Yogyakarta: ANDI.
10. Naylor, C. Scott (2004). Obstetri Ginekologi referensi ringkas. (edNaylor,
C.Scott). Jakarta:EGC.
11. Niebyl, J., r. & Briggs, G., g. (2014). The Parmacologic Management of
Nausea and Vomiting of Pregnancy. Supplement to the Journal of Family
Practice, 63(2).
12. Nuangchamnong, N. & Niebyl, J. (2014). Doxylamine succinate
pyridoxine hydrochloride (Diclegis) for the management of Nausea and
Vomiting in Pregnancy. An overview [Review of the book: oxylamine
succinate-pyridoxine hydrochloride (Diclegis) for the management of
Nausea and Vomiting in Pregnancy: an overview]. International Jornal of
Women’s Health, 6, 401-409.
Penebar Swadaya.
13. Polit D., F. & Beck, C., T. (2012). Nursing Research: Generating and
Assesing Evidance for Nursing Practice. (9th edition). Prepress Vendor.
Aptara, Inc.
14. Sari, R. (2014). Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Terhadap
Kenyamanan, Mual dan Muntah Akibat Kemoterapi pada Pasien Kanker
Anak di RSUP. H.Adam Malik Medan. Tesis. Dipublikasikan. Jakarta:
Universitas Indonesia.
15. Stoppard, Mirriam (2018). Buku Pintar Kehamilan Minggu per Minggu.
PT. Mitra media.
LEMBAR BIMBINGAN

NAMA : DIYAN AZHARI


NPM : 22390034
LAHAN : Puskesmas Bukit Kemuning

NO. HARI/ NAMA MASUKAN TTD


TANGGAL PEMBIMBING PEMBIMBING

Anda mungkin juga menyukai