Anda di halaman 1dari 26

1

LAPORAN KASUS

STASE KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KEBIDANAN


DETEKSI DINI BENJOLAN PAYUDARA PADA PASIEN NY.R

Disusun oleh:
Eka Wartika
NIM: 1590123006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS GALUH
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
2

HALAMAN PENGESAHAN
DETEKSI DINI BENJOLAN PAYUDARA PADA PASIEN NY.R

Oleh :

NIM:

Yang Telah Disahkan Oleh Pembimbing


Pada Tanggal…………2023

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

Feni Fitriani A, S.Tr.Keb, SKM Sri Heryani, SST, M.Tr.Keb

Laporan kasus ini sebagai salah satu persyaratan dalam penyelenggaraa


Praktik stase pendidikan profesi bidan
Fakulta silmu Kesehatan
Universitas Galuh

Kaprodi

Widya Maya Ningrum, SST, M.Kes, M.Tr.Keb


NIK 3112770714
3

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr wb
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Illahi Robbi, yang senatiasa
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan Kasus dengan judul “Stase Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan
Deteksi Dini Benjolan Pada Ny.R” . Penyusunan Laporan kasus ini tidak terlepas
dari dukungan dan bantuan berbagai pihak, untuk itu kami ucapkan terimakasih
kepada:
1. Tita Rohita, S.kep, Ners, M,M, M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Galuh
2. Asri Aprilia Rohman S.kep, Ners, M.Kes selaku wakil dekan 1 Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Galuh
3. Hj. Tika Sastraprawira, dr, M.Kes Selaku wakil dekan II Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Galuh
4. Dini Nurbaeti Zen, S.Kep, ners, M.Kep selaku wakil dekan III Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Galuh
5. Widya MayaN ingrum, SST,M.Kes, M.Tr.Keb selaku Ketua Program
Studi Pendidikan Profesi Bdian Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Galuh
6. Sri Heriyani, SST, M.Tr.Keb selaku pembimbing akademik Program
Studi Pendidikan Profesi Bdian Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Galuh
7. Feni Agustin, S.Tr.Keb, SKM selaku Pembimbing Lahan
8. Semua pIhak yang tidak dapat disebutkan satu persatu
Untuk itu, kami mengucapkan terimakasih atas segala bantuan yang telah
diberikan, demi terselesaikannya Panduan ini. Kami menyadari bahwa
Laporan Kasus ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan didalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi mencapai hasil yang lebih baik dimasa yang akan
datang. Akhir kata, semoga buku ini dapat dipergunakan sebagai acuan
penyelenggaraan kegiatan stase Keterampilan Dasar kebidanan
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Tasikmalaya, Oktober 2023

Penyusun
4

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................ 1
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. 2
KATA PENGANTAR......................................................................................... 2
DAFTAR ISI........................................................................................................ 4
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 5
A. Latar Belakang........................................................................................... 5
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 6
C. Tujuan........................................................................................................ 6
BAB II TINJAUAN TEORI............................................................................... 8
A Deteksi Dini................................................................................................ 8
B Kanker Payudara......................................................................................... 11
BAB III DOKUMENTASI DAN RENCANA TINDAK LANJUT................. 14
Dokumentasi Asuhan Kebidanan................................................................... 29
Tindak lanjut................................................................................................... 32
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 18
BAB V SIMPULAN............................................................................................. 24
REFRENSI
LAMPIRAN
5

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kehamilan merupakan proses reproduksi yang memerlukan perawatan
khusus karena menyangkut kehidupan ibu dan janin agar dapat melewati masa
kehamilan, persalinan, dan menghasilkan bayi yang sehat, ANC sebagai salah
satu upaya pencegahan awal factor resiko kehamilan dengan tujuan untuk
mendeteksi dini terjadinya resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan
yang dapat menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin.
Angka kematian Bayi (AKB) atau infat Mortality Rate (IMR) merupakan
indikator yang sangat sensitif terhadap upaya pelayanan kesehatan terutama
yang berhubungan dengan bayi baru lahir perinatal dan neonatal.
Kematian bayi untuk Indonesia sendiri pada tahun 2020 masih
mencapai nilai tertinggi yaitu 28,158 dengan 72% (20.266 kematian) terjadi
pada usia 0-28 hari, 19,1% (5.386 kematian) terjadi pada usia 29 hari – 11
bulan dan 8,9% (2.506 kematian) terjadi pada usia 12-59 bulan. Dengan
demikian disarankan dalam penanganan AKB lebih difokuskan pada Bayi
Baru Lahir. Jurnal. Indikator Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal
Morality Rate (MMR) menggambarkan besarnya resiko kematian ibu pada
fase kehamilan, persalinan dan masa nifas di antara 100.000 kelahiran hidup
dalam satu wilayah pada kurun waktu tertentu. AKI di Provinsi Jawa Barat
sebesar 187 yang artinya terdapat 187 kematian perempuan pada saat hamil,
saat melahirkan atau masa nifas dari 100.000 kelahiran hidup.
Pemeriksaan ANC (Antenatal Care) merupakan pemeriksaan
kehamilan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental
pada ibu hamil secara optimal untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental
pada ibu hamil secara optimal, hingga mampu menghadapi masa persalinan,
nifas, menghadapi persiapan pemberian ASI secara eksklusif, serta
kembalinya kesehatan alat reproduksi dengan wajar. Pemeriksaan kehamilan
dilakukan 6 (enam) kali selama masa kehamilan, yaitu 1 kali pemeriksaan
6

pada trimester pertama, 2 kali pemeriksaan pada trimester kedua, dan 3 kali
pemeriksaan pada trimester ketiga (Buku KIA Terbaru Revisi 2020).
Bertujuan untuk mengetahui adanya komplikasi kehamilan yang mungkin saja
terjadi saat hamil sejak dini, termasuk adanya riwayat penyakit dan tindak
pembedahan, meningkatkan serta mempertahankan kesehatan ibu dan bayi,
mempersiapkan proses persalinan sehingga dapat melahirkan bayi dengan
selamat serta meminimalkan trauma kematian dan angka kesakitan ibu,
mempersiapkan peran sang ibu dan keluarga untuk menerima kelahiran anak
agar mengalami tumbuh kembang dengan normal, mempersiapkan ibu untuk
melewati masa nifas dengan baik serta dapat memberikan ASI eksklusif pada
bayinya.
Asuhan kebidanan persalinan sangat erat kaitannya dengan pencegahan
kematian maternal, yang disebabkan oleh partus lama. salah satu hal yang
penting dalam lancarnya proses persalinan adalah posisi persalinan. Posisi
persalinan adalah perubahan posisi dan pergerakan yang tepat akan membantu
meningkatkan kenyamanan/ menurunkan rasa nyeri, meningkatkan kepuasan
akan kebebasan untuk bergerak, dan meningkatkan kontrol diri ibu. Selain itu,
posisi ibu juga dapat mempengaruhi posisi bayi dan kemajuan persalinan.
Perubahan posisi secara adekuat akan dapat merubah ukuran dan bentuk
pelvic outlet sehingga kepala bayi dapat bergerak pada posisi optimal di kala I.
Kala I adalah fase yang sangat penting dari kemajuan persalinan oleh
karena itu setiap penolong persalinan harus mampu mengontrol dan
mengawasi proses persalinan agar tidak masuk ke dalam situasi patologis.
Penilaian kemajuan persalinan di kala I dilihat dari kontraksi, penurunan
bagian terbawah janin dan kemajuan dari pembukaan serviks. Lamanya
persalinan kala I pada primigravida 6 hingga 18 jam dan pada multipara 2
hingga 10 jam.
Bergerak dan posisi tegak (upright position) dapat mempengaruhi
frekuensi, lama dan efisiensi kontraksi. Gravitasi membantu bayi bergerak
turun lebih cepat. Perubahan posisi membantu meningkatkan asupan oksigen
secara berkelanjutan pada janin, yang berbeda jika ibu berbaring horizontal
7

karena dapat menyebabkan terjadinya hipotensi. Ibu yang memilih posisi


tegak (upright position) merasakan kepuasan dan kenyamanan saat proses
persalinan, selain itu posisi tegak juga memberikan ibu lebih mudah untuk
meneran.

2. Tujuan
Memberikan asuhan kebidanan Pada Nn.R tentang Deteksi Dini

Benjolan Pada Payudara di Puskesmas Bungursari Kota Tasikmalaya Tahun

2023
8

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Deteksi Dini Kanker Payudara dengan SADARI

a. Definisi Pemeriksaan Deteksi Dini Payudara

Pemeriksaan payudara sendiri adalah suatu upaya pendeteksi dini

terjadinya kanker payudara. Pencegahan untuk deteksi sini ada tidaknya

kanker payudara lebih baik daripada mengobati pada saat keadaan kanker

payudara pada stadium lanjut dan menjadi lebih berat penanganannnya.

Perempuan seharusnya menyadari arti pentingnya mencegah sesuatu

penyakit kanker payudara dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)

(Mumpuni dan Andang, 2014).

SADARI adalah metode pencegahan kedua yang digunakan untuk

pemeriksaan deteksi dini kanker payudara selain mamografi dan

pemeriksaan secara klinis. SADARI merupakan salah satu metode deteksi

kanker payudara yang dikemukan oleh American Cancer Society (ACS) dan

dianjurkan dilakukan sendiri ketika memasukki usia 20 tahun, serta tidak

memerlukan biaya (American Cancer Society, 2005). Aktivitas SADARI

meliputi pemeriksaan fisik dan visual payudara (breast self-exam: one way

to detect breast cencer,2007) pada saat satu minggu setelah menstruasi

selesai (Matlin, 2004).

b. Program Deteksi Dini Kanker Payudara

Program deteksi dini kanker payudara yang dianjurkan oleh American

Cancer Society adalah sebagai berikut:


9

a) Umur 20-25 tahun : SADARI satu bulan sekali

b) Umur 25-35 tahun : SADARI satu bulan sekali dan pemeriksaan

dokter 1 tahun sekali.

c) Umur 35 tahun : basaline mammografi

d) Umur >35-50 tahun : SADARI satu bulan sekali, pemeriksaa

dokter 6 bulan sekali dan mammografi sesuai anjuran dokter.

e) Usia > 50 tahun : SADARI satu bulan sekali, pemeriksaa dokter 6

bulan sekali dan mammografi satu tahun sekali.

c. Waktu pelaksanaan

Waktu yang tepat untuk melakukan SADARI yaitu hari ke 7

sampai 10 terhitung sejak hari pertama menstruasi atau pada saat payudara

lemas dan tidak keras/bengkak.

d. Langkah-langkah Pemeriksaan payudara sendiri Wanita hendaknya

sadar akan bagiamana keadaan normal payudaranya dan segera

melaporkan apapun perubahan yang terjadi pada ahli kesehatan.

1. Inspeksi

Pada tahap ini dilakukan dengan cara berdiri didepan kaca dengan

langkah:

a) Berdiri tegak dengan tangan lurus sejajar badan, melihat ukuran, warna

kulit, bentuk antara payudara kanan dan kiri.

b) Berdiri dengan tangan ddiatas atau dilipat ke belakang kepala, melihat

adanya tarikan kulit payudara, cekungan atau benjolan.


10

c) Berdiri dengan tangan berkacak pinggang dengan menggerakakkan

badan kekanan dan kekiri dengan pelan dan cermat, melihat adanya tarikan

kulit payudara, cekungan atau benjolan.

2. Palpasi

Langkah-langkah melakukan SADARI yaitu (American Cancer Society,

2006) :

a) Berbaring dan tempatkan tangan kanan dibelakang kepala. Pemeriksaan

ini dilakukan dengan berbaring dan bukan berdiri. Sebab ketika berbaring,

jaringan payudara menyebar rata disekitar dinding dada, dan menjadi

setipis mungkin sehingga lebih mudah untuk merasakan seluruh jaringan

payudara.

b) Gunakan buku jari dari ketiga jari tengah tangan kiri. Untuk merasakan

benjolan pada payudara kanan. Gerakan buku 16 jari melingkar keluar dari

arah dalam keluar untuk merasakan jaringan payudara.

c) Gunakan tiga tingkatan tekanan yang berbeda untuk merasakan seluruh

jaringan payudara. Tekanan yang ringan digunakan untuk merasakan

jaringan payudara yang terdekat dengan kulit. Tekanan yang sedang

digunakan untuk memeriksa bagian tengah payudara. Dan tekanan yang

berat digunaka untuk merasakan jaringan payudara yang paling dekat

dengan dada dan tulang iga. Derah keras pada bagian lengkungan bawah

setiap payudara adalah normal. Gunakan setiap tingkatan tekanan untuk

merasakan jaringan payudara sebelum berpindah ke titik lain.


11

d) Sentuh payudara dapan gerakan niak-turun dimulai pada garis lurus

imajiner pada bawah ketiak dan menuju melalui payudara ke tangah tulang

dada. Pastikan untuk memeriksa seluruh area payudraa ke bawah sampai

hanya merasakan iga dan keatas kearah leher dan tulang selangka.

e) Terdapat beberapa bukti yang menganjurkan bahwa pola naik turun

terkadang disebut pola vertikal adalah pola yang paling efektif untuk

mencakup seluruh payudara tanpa mencakup seluruh payudara tanpa

melewatkan jaringan payudara.

f) Ulangi pemeriksaan pada payudraa kiri menggunakan buku jari tangan

kanan.

g) Periksa ketiak ketika duduk atau berdiri denga tangan sedikit terangkat

sehingga dapat dengan mudah merasakan area ketiak. Menaikkan tangan

ke atas membuat menyebabkan area ini menjadi kencang dan membuatnya

sulit untuk diperiksa.

B. Kanker Payudara

a. Pengertian Kanker

Kanker adalah suatu penyakit sel-sel dengan ciri adanya pembiakan sel tak

terbatas yang biasanya membentuk neoplasma (tumor) malignant (ganas) yang

muncul ketika sel sebagi bagian dari tubuh mulai untuk berkembang secara tidak

terkontrol, tidak seperti sel normal (American Cancer Society,2006; dipiro 2005).

Kanker memiliki karakteristik penting, yaitu perkembangbiakan yang liar

sehingga selsel tersebut dapat menyebar atau memisahkan diri ke bagian tubuh

yang lain. Kanker payudara merupakan tumor ganas yang muncul pada sel di
12

payudara (American Cancer Society,2006). Sel kanker payudara tersembunyi

dalam kelenjar payudara, sel ini dapat berkembang menjadi tumor dengan ukuran

1 cm dalam waktu 8-12 tahun (Dipiro, 2005).

b. Tanda dan Gejala Kanker Payudara

Tanda dan Gejala yang nampak pada penderita kanker payudara adalah sebagai

berikut : 1) Adanya benjolan pada payudara yang tidak dapat digerakkan dari

dasar/ jaringan sekitar, pada awalnya tidak terasa sakit atau nyeri sehingga

kurang mendapat perhatian dari penderita. 2) Adanya rasa nyeri atau sakit pada

payudara 3) Semakin lama benjolan semakin besar. 4) Payudara mulai

mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul pembengkakan.

5) Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun telah

diobati , serta puting susu seperti koreng atau eskim dan tertarik kedalam. 6)

Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk. 7) Keluar cairan, darah

merah kehitam-hitama atua nanah dari puting susu pada wanita yang sedang

tidak hamil dan tidak sedang menyusui. 8) Benjolan menyerupai bunga kobis

dan mudah berdarah. 9) Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar

dan alat tubuh lain. 10) Keadaan umum penderita buruk

c. Pencegahan kanker

Berdasarkan program pengendalian kanker payudara, kanker payudara dapat

dicegah dengan menggunakan:

1) Pencegaha Primer Pencegahan primer dapat dilakukan dengan cara promosi

dan edukasi pola hidup sehat, menghindari faktor risiko kanker payudara.
13

2) Pencegahan Sekunder Pencegahan secara sekunder dapat dilakukan dengan

cara rutin melakukan SADARI, pemeriksaan klinis payudara, USG,

mammografi.

3) Pencegahan Tersier Pencegahan tersier dengan melakukan perawatan

dirumah sakit secara paliatif.


14

BAB III
DOKUMENTASI DAN RENCANA TINDAK LANJUT

Pendokumentasian

Ny. R TERDAPAT BENJOLAN PADA PAYUDARA MEMERIKSAKAN


DIRI KE PUSKESMAS BUNGURSARI

Tanggal Pengkajian 25 Oktober 2023 Pukul 10.00


Tempat Pengkajian Puskesmas Bungursari No RIM

A. SUBJEKTIF
1. Identitas
Istri Suami
Nama : Nn. R Tn. W
Umur : 23 tahun 27 tahun
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Karyawan swasta Buruh
Alamat : Dsn. Gn.Goong RT/RW 03/06, Desa Cibunigeulis,
Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya .
A. DATA SUBJEKTIF
A. Keluhan utama/ Alasan kunjungan:
Pasien mengeluh ada benjolan pada payudara
B. Pola istirahat:
Tidur :8 jam/hari

B. DATA OBYEKTIF
A. Kesadaran umum:
1) Keadaan umum : Baik
15

2) Kesadaran : Composmentis
3) Keadaan emosional : Stabil
4) TTV:
Tekanan darah: 120/80 mmHg
Nadi : 89 x/menit
Suhu : 36,5 °C
Nafas : 20 x/menit
B. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala: Rambut bersih, tidak ada benjolan di kepala

2) Wajah: tidak ada oedema, tidak ada cholosma gravidarum

3) Mata: konjungtiva merah muda, sklerea putih

4) Hidung: tidak nyeri saat ditekan, tidak ada polip

5) Mulut: tidak kering dan pucat, tidak ada stomatis dan bersih

6) Leher: tidak ada benjolan, tidak ada kelenjar

7) Payudara: simetris, puting menonjol, tidak ada benjolan, dan tidak

nyeri saat di tekan, terdapat benjolan di bagian atas payudara kanan

1. ANALISA

Ny. R terdapat benolan pada payudara

2. PENATALAKSANAAN

1) Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan

kepada Ny.R

2) Mengobservasi keadaan umum ibu, TTV

3) Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, dengan

minum dan makan teratur


16

4) Penatalaksanaan yang dilakukan pada diagnosa kurang pengetahuan adalah

mengkaji tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit, menjelaskan

secara obyektif pendidikan kesehatan tentang prosedur operasi, dan apa yang

dirasakan selama operasi,melibatkan keluarga dalam pemberian pendidikan

kesehatan, menjelaskan secara tepat kemungkinan komplikasi dan

perdarahan, resiko yang terjadi dan nyeri, mendorong keluarga untuk

membantu pasien dalam merubah perilaku kesehatan.

5) Penatalaksanaan yang telah dilakukan pada diagnosa resiko infeksi yaitu

mencuci tangan sebelum dan sesudah dari tempat pasien, mengajarkan teknik

cuci tangan pada pasien dan keluarga, menerapkan universal precaution,

menerapkan prinsip steril saat melakukan perawatan luka, memotivasi untuk

meningkatkan nutrisi, memberikan antibiotik bila perlu, membatasi

pengunjung. Implementasi yang telah dilakukan pada diagnosa gangguan

citra tubuh adalah mengkaji secara verbal dan nonverbal respon pasien

terhadap perubahan tubuhnya, memberikan informasi tentang pengobatan,

perawatan dan prognosis, memotivasi pasien untuk mengungkapan

perasaannya, membantu pasien mengidentifikasi tindakan-tindakan yang akan

meningkatkan penampilan, membantu mengidentifikasi cara untuk

mengurangi dampak dari perubahan bentuk tubuh melalui pakaian atau

kosmetik, membantu menentukanpersepsi pasien dan keluarga terkait

perubahan citra diri dan realitas, mengidentifikasi apakah perubahan citra

tubuh berpengaruh terhadap peningkatan isolasi sosial.


17

RENCANA TINDAK LANJUT


Diagnosa nyeri akut, gangguan citra tubuh dan Resiko infeksi. Rencana
tindak lanjut dilakukan discharge planing kepada pasien dan keluarga
diantaranya kontrol
18

BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada ny R terdapat benjolan

pada payudara atas bagian kanan. Penulis akan membahas serta membandingkan

antara teori dan kasus pada saat memberikan Asuhan Kebidanan sehingga dapat

mengetahui kesenjangan yang terjadi dan menarik kesimpulan dengan

menggunakan 7 langkah varney sebagai berikut :

1. Pengkajian

Asuhan ini dilakukan di Puskesmas Bungursari Kota Tasikmalaya mulai

tanggal 25 Oktober 2023.Penulis melakukan pendekatan Manajemen Asuhan

Kebidanan yang terdiri dari 7 langkah Varney.Dimulai dari langkah pertama,

peneliti melakukan pengkajian data dasar dimulai dari data subjektif yang

terdiri dari alasan utama ibu datang ke fasilitas kesehatan dan beberapa

riwayat. Riwayat yang dibutuhkan diantaranya riwayat keluhan utama, riwayat

menstruasi, riwayat kehamilan dan nifas, riwayat KB yang dapat berupa

informasi jenis kontrasepsi apa yang digunakan,

Di samping itu dibutuhkan pula riwayat kesehatan sekarang dan yang lalu,

riwayat penyakit keluarga, riwayat sosial ekonomi, psikososial, dan spiritual,

serta riwayat kebutuhan dasar ibu.Selain itu, data objektif pun termasuk data

pendukung dalam asuhan kebidanan padaibu bersalin. Data objektif dapat

berupa hasil pemeriksaan umum ibu, pemeriksaan tanda-tanda vital,

pemeriksaan fisik (head to toe). Terakhir yaitu pemeriksaan penunjang yang


19

dapat digunakan untuk mengetahui kondisi klien yang terdiri dari pemeriksaan

laboratorium dan pemeriksaan tes kehamilan.

Berdasarkan keluhan ibu yang mengeluh ada benjolan pada payudara

kanan sebelah atas. Nyeri bila ditekan. Komunikasi masih baik. Berdasarkan

hal diatas keadaan fisik Ny. R masih dalam keadaan normal.

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis ( penekanan masa

tumor )

b. Kerusakan integritas jaringan

c. Gangguan body image (citra tubuh )

d. Kurang pengetahuan tentang kodisi, prognosis dan pengobatan penyakitnya

e. Cemas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh , krisis situasional

f. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial

Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif dan objektif diperoleh analisa

Ny.R terdapat kista pada payudara.

2. Diagnosa Masalah Potensial

Pada langkah ketiga, peneliti mengidentifikasi diagnosa atau masalah

potensial. Pada kasus ini jika tidak dilakkan asuhan yang tepat dapat berisiko

menjadi Kanker Payudara

3. Rencana Asuhan Kebidanan

4. Implementasi Asuhan Kebidanan


20

Pada langkah keenam, peneliti mengimplementasikan rencana asuhan

yang telah disusun.

Pada langkah ini, berdasarkan sumber yang diperoleh maka rencana

asuhan secara menyeluruh yang telah di buat pada langkah V dilaksanakan

secara efisien dan aman. pada langkah ini bisa dilakukan sepenuhnya oleh

bidan ataupun anggota tim medis lainnya, meski bidan tidak melakukannya

sendirian, bidan masih tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan

pelaksanaannya. dilakukan secara kontinu dan berkelanjutan. (Jannah, 2016:

73). Dapat dikatakan bahwa, asuhan terhadap wanita tersebut telah mencakup

berbagai hal yang berkaitan dengan seluruh aspek asuhan. Setiap perencanaan

aspek asuhan harus di setujui oleh kedua belah pihak, yakni antara bidan dan

klien, agar dapat dilaksankan secara efektif (Rahma, 2017: 23).

Pada tahap ini rencana asuhan yang menyeluruh yang telah di buat pada

langkah V dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa

dilakukan sepenunya oleh bidan ataupun anggota tim medis lainnya, meski

bidan tidak 36 melakukannya sendirian, bidan masih tetap memikul tanggung

jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. Pada langkah ini berdasarkan

referensi yang didapatkan maka asuhan menyeluruh di tentukan dengan

langkah-langkah sebelumnya. Pada kasus benjolan payudara penatalaksanaan

di lakukan sesuai dengan perencanaan yang telah di buat yaitu melakukan

pengangkatan (biopsy eksisional) jika terjadi keganasan harus di lakukan

pengangkatan payudara dengan cara operasi serta pemberian obat-obatan anti

kanker namun bila tidak terjadi keganasan bisa di obati dengan cara non
21

pembedahan seperti penyinaran dan terapi hormon serta endokrin (Rofiqoh,

2014:

5. Evaluasi Asuhan Kebidanan

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah

diberikan meliputi kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi

sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah

dan diagnosis (Jannah, 2016: 88). Pada prinsip tahapan berdasarkan sumber

yang ada, tindakan evaluasi merupakan pengkajian kembali terhadap klien

untuk menjawab pertanyaan seberapa jauh tercapainya rencana yang

dilakukan. Untuk menilai ke efektifan tindakan yang diberikan, bidan dapat

menyimpulkan jumlah kadar Hb dengan melakukan pemeriksaan laboratorium

kembali (Pratiwi, 2013: 8). Mengevaluasi perencanaan tindakan yang telah

diberikan yaitu evaluasi pola makan wanita usia subur sesuai dengan

kebutuhan gizi sehingga dapat mencegah dan mengatasi masalah dialami oleh

wanita usia subur yaitu benjolan payudara, evaluasi hasil pembedahan yang

telah dilakukan, evaluasi pendidikan yang telah diberikan kepada wanita usia

subur yang disertai dengan benjolan payudara dan evaluasi asuhan yang telah

diberikan dengan menilai kepatuhan ibu untuk melakukan kunjungan atau

pemeriksaan serta mengevaluasi kondisi payudara ibu setelah dilakukan

pembedahan (Putri, 2014: 65). Berdasarkan sumber tindakan evaluasi

mengenai edukasi gizi dinilai cukup efektif dalam meningkatkan pengetahuan

gizi peserta. Saran yang dapat diberikan adalah sebaiknya dilakukan metode

lain dalam edukasi gizi dengan media yang digunakan juga berbeda. Edukasi
22

gizi juga perlu dilakukan secara kontinu dan berkelanjutan. Selain itu, edukasi

gizi juga perlu dilakukan kepada orang tua dan guru agar saling bekerja sama

dalam pencegahan benjolan payudara pada remaja (Qalbi, 2014: 11). Pada

prinsip tahapan evaluasi berdasarkan referensi adalah pengkajian kembali

terhadap klien untuk menjawab pertanyaan seberapa jauh tercapainya rencana

yang dilakukan. Untuk menilai ke efektifan tindakan yang diberikan dan

keberhasilan dapat dilihat dari kondisi pasien dalam keadaan yang normal

dengan melakukan pemeriksaan kembali mulai dari pemeriksaan fisik, USG

dan laboratorium. Apabila terjadi perubahan setelah diberikan tindakan dan

keadaan membaik dan tidak ada masalah yang terjadi pada ibu maka dapat

dipastikan penderita mengalami perubahan (Rahma, 2016: 43).

Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Varney menyatakan bahwa alur

berfikir bidan saat menghadapi klien meliputi tujuh langkah, agar diketahui

orang lain apa yang telah dilakukan oleh seseorang bidan melalui proses

berfikir sistematis, maka dilakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP

yaitu:

a. Subjektif (S) Pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui

anamnesa.

b. Objektif (O) Pendokumentasian hasil pemerksaan fisik klien (keadaan

umum, kesadaran, tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik), hasil laboratorium

dan uji diagnosis lain yang merumuskan dalam data fokus untuk

mendukung asuhan.
23

c. Assessment (A) Pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi

data subjektif dan juga data objektif dalam suatu identifikasi.

a) Diagnosis masalah.

b) Antisipasi diagnosis/masalah potensial.

c) Tindakan segera.

d. Planning (P) Pendokumentasian tindakan dan evaluasi perencanaan

berdasarkan assessment
24

BAB V
KESIMPULAN

1. Berdasarkan referensi maka untuk melakukan pendekatan manajemen

asuhan kebidanan yang dimulai dengan mendapatkan data subjektif dan

objektif dari tanda dan gejala, faktor penyebab berbagai referensi

mengenai remaja dengan benjolan payudara. Dari referensi didapatkan

tanda dan gejala yaitu benjolan payudara dapat multipel, benjolan

berdiameter 2-3 cm, benjolan tidak menimbulkan reksi radang, mobile dan

tidak menyebabkan pengerutan kulit payudara. Faktor penyebab

didapatkan yaitu jenis kelamin, riwayat keluarga, faktor usia dan faktor

hormonal.

2. Untuk mengetahui diagnosis benjolan payudara berdasarkan hasil referensi

yang didapatkan yaitu melakukan pemeriksaan seperti Ultrasonograf,

mammografi, Scan CT dan MRI, Pemeriksaan Biopsi

3. 3Masalah potensial yang bisa terjadi pada remaja dengan benjolan

payudara berdasarakan hasil referensi yaitu ksta payudara. Komplikasi

tersebut dapat terjadi jika pasien tidak mendapatkan perawatan secara

intensif dan tindakan segera jika mengalami diantara komplikasi diatas.

Tindakan segera dan kolaborasi


25

REFERENSI

American Cancer Society. Cancer Facts & Figures 2019 ... 2nd ed. United. States

of America: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2008.

Janah Nur Sari Ratna. 2016. Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi

Fibroadenoma Mammae pada Ny.R Umur 24 Tahun dengan Post

Lumpectomy di RSUD Karanganyar.

Pertiwi Widyaning Herdini, Shafira kaesa.2019. Hubungan Pengetahuan Dengan

Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Mahasiswi

Kebidanan Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo. Pratiwi

Yuyun. 2013. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem

Reproduksi : Post Lumpektomi Fibroadenoma Mammae (FAM) Sinistra di

Ruang Multazam RS PKU Muhammadiyah Surakarta.

Putri Yudiartini Putu Ni dan Hudyono Johannes. 2014. Diagnosis dan

Penatalaksanaan Fibroadenoma Payudara. Jurnal Kedokteran Meditek.

Vol.20, No:53.

Rofiqoh Fiky. 2014. Asuhan Pada Wanita dengan Gangguan Sistem Reproduksi.

Rukmana H. Rahmat. 1999. Anggur, Budidaya Budidaya & Penanganan Pasca

Panen. Yogyakarta: Kanisius.

Salsabila Assyifa. 2020. Perbedaan Tingkat Pengetahuan Siswi SMA PGRI 2

Palembang Terhadap Fibroadenoma Mammae Sebelum dan Sesudah

Pemberian Intervensi Perilaku SADARI.

Sari Puspita Eka. 2015. Gambaran Karakteristik Kejadian Fibroadenoma di

Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang Tahun 2014.


26

Sari Wening,Lili Indrawati,Basuki Dwi Harjanto.2012.Panduan Lengkap

Kesehatan Wanita.Depok:Penebar Plus+.

Sarjadi. 2003.Patologi Umum.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Sarjadi. 2007. Buku Ajaran Patologi Robbins. Jakarta: EGC.

Saryono, dkk.(2009). Asuhan Kebidanan Postpartum. PT Refika Aditama:

Bandung.

Anda mungkin juga menyukai