Anda di halaman 1dari 53

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN

PADA PASIEN MENJELANG PRE OPERASI SECTIO


CAESAREA DI RUANGAN INSTALASI BEDAH
SENTRAL RUMAH SAKIT MANEMBO
NEMBO KOTA BITUNG

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Oleh:
Trihana Rosmawati Dacosta
220602015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


PROGRAM SARJANA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MANADO
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “Faktor Yang Mempengaruhi
Tingkat Kecemasan Pada Pasien Menjelang Pre Operasi Sectio Caesarea di
Ruangan Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Manembo Nembo Kota Bitung”.
Adapun tujuan disusunnya proposal penelitian adalah sebagai salah satu syarat
untuk melakukan penelitian guna memperoleh derajat sarjana kebidanan (S.Keb)
pada program studi Pendidikan Profesi Bidan Program Sarjana Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Manado. Maka dari itu penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada:

1. Agust A. Laya, SKM., M.Kes, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah


Manado.
2. Ns. Zainar Kasim, S.Kep, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Manado.
3. Irne Wida Desiyanti, SST., M.Kes., M.Keb, selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Manado
4. Bdn. Noormah Juwita, S.ST., M.Kes., M.Keb, selaku pembimbing I yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan masukan serta
saran bagi penulis, semoga Tuha membalas segala kebaikan yang diberikan
beliau.
5. Endang Puji Ati, S.ST., M.Keb, selaku pembimbing II yang telah berkenan
untuk meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan arahan serta
memotivasi dalam menyelesaikan proposal penelitian ini, semoga Tuhan
membalas segala kebaikan yang diberikan beliau.
6. Dr. dr. Nicolas Chally Tirayoh, M.Kes, Selalu Direktur UPTD Rumah Sakit
Manembo Nembo Kota Bitung Tipe C yang telah memberi kesempatan kepada
saya untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit.

i
7. Seluruh dosen dan staf program studi Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Manado

Penulis penyadari bahwa penyusunan proposal penelitian ini masih jauh


dari sempurna. Maka dari itu penulis berharap adanya saran dan masukan yang
membangun untuk perbaikan proposal ini.

Tuhan Memberkati, Syalom!

Manado, 2023
Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................
LEMBAR KEASLIAN PENELITIAN..................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................4
D. Manfaat Penelitian........................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6
A. Tinjauan Teori...............................................................................................6
1. Kecemasan................................................................................................6
2. Sectio Caesarea.......................................................................................10
B. Kerangka Teori...........................................................................................17
C. Kerangka Konsep........................................................................................18
D. Hipotesis......................................................................................................19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................20
A.
Desain Penelitian.........................................................................................20
B.
Variabel Penelitian......................................................................................20
C.
Definisi Operasional...................................................................................21
D.
Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................................21
E.
Populasi ......................................................................................................21
Sampel.........................................................................................................22
F. Instrumen Penelitian...................................................................................23
G. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................25
H. Pengolahan Analisa Data............................................................................26
I. Etika Penelitian...........................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skala Penilaian Kuesioner.....................................................................33


Tabel 3.2 Kategori Klasifikasi Tingkat Kecemasan..............................................33
Tabel 3.3 Kategori Klasifikasi Hasil Persentase...................................................37

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori.................................................................................26


Gambar 2.2 Kerangka Konsep.............................................................................27

v
DAFTAR SINGKATAN

ASI : Air Susu Ibu


HRS-A : Hamilton Rating Scale For Anxiety
KIE : Komunikasi, Informasi dan Edukasi
RSMN : Rumah Sakit Manembo Nembo
SBR : Segmen Bawah Rahim
SC : Sectio Caesarea
SPSS : Statistical Program for Social Science
VD : Vaginal Delivery
WHO : World Health Organization

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Ujian


Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitin
Lampiran 3 Surat Pengantar Penelitian
Lampiran 4 Surat Balasan Penelitian
Lampiran 5 Informent Consent
Lampiran 6 Kuisioner

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pre operasi adalah masa sebelum dilakukan pembedahan, dimulai
sejak persiapan pembedahan dan berakhir sampai pasien di meja bedah
(Andanawarih dkk., 2022). Dalam proses menjelang persiapan persalinan
dapat menyebabkan terjadinya perubahan fisiologis maupun psikologis
pada diri pasien (Novitasari dkk., 2023). Perubahan fisiologis yang terjadi,
diantaranya munculnya kontraksi pada uterus; adanya dilatasi pada otot
panggul dan jalan lahir. Sedangkan perubahan psikologis yang biasa
terjadi yaitu munculnya rasa cemas dan ketakutan dalam menghadapi
proses kelahiran (Aji dkk., 2022).
Keadaan dimana proses persalinan tidak dapat dilakukan melalui
jalan lahir merupakan indikasi mutlak untuk dilakukan operasi sectio
caesarea. Sectio caesarea adalah tindakan operasi dalam menolong
persalinan dengan cara membuat insisi (sayatan atau irisan) pada dinding
depan abdomen (laparotomi) dan dinding uterus (histerektomi). Sectio
caesarea merupakan prosedur efektif untuk mengatasi ketidaknormalan
dalam proses persalinan, dimana tindakan tersebut dapat dilakukan secara
efektif maupun emergensi sesuai dengan indikasi dari operasi itu sendiri
(Sugito dkk., 2023). Hal ini juga sejalan dengan pendapat dari WHO,
bahwa operasi caesar penting dilakukan dalam situasi seperti persalinan
lama (terhambat), gawat janin, atau karena posisi bayi tidak normal
(WHO, 2021).
Data penelitian terbaru WHO (2021) menunjukan angka operasi
caesar di seluruh dunia terus meningkat secara global, dari sekitar 7%
pada tahun 1990 menjadi lebih dari seperlima (21%) saat ini. Hal ini sudah
melampaui angka operasi caesar ideal yaitu sekitar 10%-15% (Angolile et
al., 2023). Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat pada dekade ini,
dengan hampir sepertiga (29%) dari seluruh kelahiran kemungkinan akan

1
dilakukan melalui operasi caesar pada tahun 2030. Hal ini sejalan dengan
data pendukung yang dikemukakan oleh Ahsan dkk., (2017), bahwa di
Indonesia angka kejadian sectio caesarea terus mengalami peningkatan
pada tahun 2000 jumlah ibu bersalin dengan sectio caesarea 47,22%, tahun
2001 sebesar 45,19%, tahun 2002 sebesar 47,13%, tahun 2003 sebesar
46,87%, tahun 2004 sebesar 53,2%, tahun 2005 sebesar 51,59%, dan tahun
2006 sebesar 53,68% dan tahun 2007 belum terdapat data yang signifikan.
Survei Nasional pada tahun 2009, menunjukkan bahwa 921.000 persalinan
dengan sectio dari 4.039.000 persalinan atau sekitar 22,8% dari jumlah
keseluruhannya.
Dari data yang diperoleh di Rumah Sakit Manembo nembo Kota
Bitung dari tahun 2020-2023 juga menunjukkan peningkatan angka
persalinan secara caesar di tahun 2020 jumlah pasien persalinan secara
operasi caesar sebanyak 112 pasien operasi Caesar dan ditahun 2021
sempat menurun menjadi 108 pasien dengan persalinan secara operasi
caesar tahun 2022 operasi caesar di Rumah Sakit Manembo nembo
meningkat lagi sebesar 312 pasien dengan persalinan secara caesar dan di
tahun 2023 peneliti juga memperoleh data adanya peningkatan operasi
sectio dari awal tahun sampai pertengahan tahun ini sebanyak 437 dengan
persalinan secara operasi caesar.
Namun, saat ini, tidak semua operasi bedah dilakukan karena
alasan medis. Dengan peningkatan pesat dalam jumlah operasi bedah yang
diindikasikan secara non-medis sering disebut dengan “operasi caesar atas
permintaan ibu”. Ada beberapa alasan nonmedis yang telah dijelaskan
berkontribusi terhadap peningkatan pesat angka operasi caesar. Hal ini
mencakup peningkatan permintaan ibu karena dugaan kecemasan atau
ketakutan akan rasa sakit akibat proses persalinan vaginal delivery (VD)
atau keinginan untuk memiliki bayi pada hari tertentu (Angolile et al.,
2023).
Kecemasan merupakan bentuk perasaan yang paling lazim dialami
oleh ibu hamil saat menjelang persalinan. Di Indonesia sekitar 95% tenaga

2
kesehatan tidak terlalu memperhatikan kondisi psikis ibu menjelang
persalinan tetapi lebih memperhatikan kondisi fisik ibu dan bayi yang
dilahirkannya (Susanti & Utama, 2022). Padahal kondisi psikis ibu juga
merupakan faktor penting pendukung keberhasilan persalinan. Rasa cemas
dan takut yang dirasakan ibu akan berimplikasi pada rasa sakit, yang
kemudian akan mengganggu proses jalannya persalinan sehingga ibu akan
menjadi lelah dan hilang kekuatannya. Kecemasan bisa dikurangi dengan
pemberian caring perawat yaitu bentuk intervensi perawat dalam
pemenuhan kebutuhan rasa aman, nyaman, komunikasi terapeutik,
pendidikan, pelayanan kesehatan, memberikan dorongan, empati, cinta,
memberikan sentuhan, serta membantu pemenuhan kebutuhan pasien
dalam asuhan keperawatan (Setyowati & Indawati, 2022).
Beberapa faktor penyebab rasa cemas yang timbul dalam diri
pasien adalah kurangnya pengetahuan tentang tindakan medis yang akan
dilakukan, walaupun sudah diberikan edukasi. Serta faktor kondisi
psikologis yakni belum adanya kesiapan diri pasien sehingga timbulah
rasa kecemasan. Serta kurangnya perhatian dan dukungan dari keluarga.
Kekhawatiran pasien menjelang operasi hingga menimbulkan rasa cemas
adalah sering berpikir terhadap hasil operasi, apakah proses operasinya
akan lancar atau tidak, serta takut akan gagalnya operasi yang bisa
mengakibatkan kematian, dan masih banyak lagi faktor-faktor yang bisa
membuat pasien merasa cemas.
Dari hasil wawancara terhadap dokter dan pasien didapatkan
bahwa banyak sekali faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan pada
pasien menjelang pre operasi sectio caesarea. Untuk itu sangat penting
mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
kecemasan pada diri pasien agar dapat merencanakan asuhan yang tepat
serta mengembangkan intervensi dengan memperhatikan kesehatan mental
ibu yang terintegrasi dalam asuhan pelayanan kesehatan secara holistik.
Sehingga dapat mengurangi rasa cemas yang dialami dan hal itu juga akan
berimplikasi pada kesehatan psikologis, karena rasa aman, nyaman dan

3
tenang pada diri pasien juga akan meningkatkan keberhasilan proses
persalinan. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul “Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan Pada
Pasien Menjelang Pre Operasi Sectio Caesarea di Ruangan Instalasi
Bedah Sentral Rumah Sakit Manembo Nembo Kota Bitung”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah penelitian yang
dapat dirumuskan yaitu: Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat kecemasan pada pasien menjelang pre operasi sectio caesarea di
Ruangan Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Manembo Nembo Kota
Bitung?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
kecemasan pada pasien menjelang pre operasi sectio caesarea di
Ruangan Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Manembo Nembo Kota
Bitung.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi berbagai faktor internal maupun eksternal,
yang mempengaruhi tingkat kecemasan pada pasien menjelang pre
operasi sectio caesarea di ruangan Instalasi Bedah Sentral Rumah
Sakit Manembo Nembo Kota Bitung.
b. Untuk menganalisa faktor utama yang paling mempengaruhi
tingkat kecemasan pada pasien menjelang pre operasi sectio
caesarea di ruangan Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit
Manembo Nembo Kota Bitung.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis

4
a. Hasil penelitian ini dapat memperkaya ilmu pengetahuan yang
menambah wawasan khususnya mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat kecemasan pada pasien menjelang pre
operasi sectio caesarea.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan guna
meningkatkan mutu pelayanan demi kemajuan profesi kebidanan
dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Profesi Kebidanan
Hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan ilmu dan
pengetahuan serta gambaran yang mendalam tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat kecemasan pada pasien menjelang pre
operasi sectio caesarea.
b. Bagi Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan sebagai bahan
pertimbangan bagi instansi dalam upaya meningkatkan mutu dan
pelayanan kesehatan yang diberikan pada pasien menjelang pre
operasi sectio caesarea agar sesuai dengan standar profesi serta
dapat memberikan dan menciptakan suasana yang nyaman bagi
pasien saat hendak menjalani operasi.
c. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat memperoleh pengetahuan terkait hal-hal
menjelang pre operasi sectio caesarea. Sehingga dapat
meminimalkan rasa cemas dan takut yang dialami saat hendak
menjalani operasi.
d. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat memberikan sebuah pengalaman
penelitian serta memperluas wawasan dan menambah pengetahuan
peneliti khususnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat kecemasan pada pasien menjelang pre operasi sectio

5
caesarea. Juga diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar,
acuan atau informasi untuk penelitian selanjutnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Kecemasan
a. Pengertian Kecemasan
Secara umum kecemasan dipahami sebagai suatu keadaan
perasaan, dimana individu merasa lemah sehingga tidak berani dan
mampu untuk bersikap dan bertindak secara rasional sesuai dengan
yang seharusnya (Yanti & Wirastri, 2022). Menurut Stuart &
Keliat sebagaimana dikutip dalam Megawati dkk., (2021),
mendefinisikan kecemasan sebagai perasaan takut yang tidak jelas
disertai perasaan ketidakpastian, ketidakberdayaan, isolasi dan
ketidakamanan.
Sitorus dkk., (2020) menjelaskan yang dimaksud dengan
kecemasan adalah respon yang diberikan oleh individu terhadap
suatu ancaman. Sementara Nugraha (2020) menyatakan kecemasan
adalah rasa takut yang irrasional, dan dialami semua individu serta
merupakan respon alami individu atas suatu peristiwa, reaksi emosi
takut itu membuat perasaan yang tidak nyaman, sehingga bisa
bermanifestasi terhadap perilaku individu tersebut.
Dari beberapa penjelasan pengertian kecemasan di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah perasaan yang
timbul ketika seseorang khawatir atau takut akan suatu hal.

b. Tingkat Kecemasan

6
Terdapat 4 tingkatan kecemasan atau ansietas menurut
Stuart & Sundeen sebagaimana dikutip dalam Mardjan (2016)
yaitu:
1) Kecemasan Ringan
Cemas ringan merupakan perasaan bahwa ada sesuatu yang
berbeda dan membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori
meningkat dan membantu individu memfokuskan perhatian
untuk belajar, menyelesaikan masalah, berfikir, bertindak,
merasakan, dan melindungi dirinya sendiri. Ansietas ini dapat
memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan
kreatifitas.
2) Kecemasan Sedang
Cemas sedang merupakan perasaan yang menggangu bahwa
ada sesuatu yang benar-benar berbeda, individu menjadi gugup
atau agitasi.
3) Kecemasan Berat
Cemas berat dialami ketika individu yakin bahwa ada sesuatu
yang berbeda dan ada ancaman. Memperlihatkan respons takut
dan distress. Ketika individu mencapai tingkat tertinggi
ansietas atau panik berat, semua pemikiran rasional berhenti
dan individu tersebut mengalami respon flight, yakni kebutuhan
untuk pergi secepatnya dan tidak dapat melakukan sesuatu.
4) Kecemasan Panik
Panik berhubungan dengan ketakutan dan teror, karena
mengalami kehilangan kendali. Orang yang mengalami panik
tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan,
panik melibatkan disorganisasi kepribadian, dengan panik
terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan
untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang
menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat
kecemasan ini tidak sejalan dengan kehidupan dan jika

7
berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi
kelelahan yang sangat bahkan kematian.
Pada tingkat kecemasan ringan dan sedang, individu dapat
memproses informasi, belajar, dan menyelesaikan masalah.
Ketrampilan kognitif mendominasi tingkat kecemasan ini. Ketika
individu mengalami kecemasan berat dan panik, ketrampilan
bertahan yang lebih sederhana mengambil alih, respon defensif
terjadi, dan ketrampilan kognitif menurun signifikan. Individu
yang mengalami kecemasan berat sulit berfikir dan melakukan
pertimbangan, ototnya menjadi tegang, tanda-tanda vital
meningkat, mondar-mandir, memperlihatkan kegelisahan,
iritabilitas, dan kemarahan menggunakan cara psikomotor-
emosional. Lonjakan adrenalin menyebabkan tanda-tanda vital
meningkat, pupil membesar untuk memungkinkan lebih banyak
cahaya yang masuk, dan satu-satunya proses kognitif berfokus
pada pertahanan individu tersebut.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Pre Operasi


Sectio Caesarea
Menurut Aiyub & Harlina (2018) terdapat 4 faktor yang
mempengaruhi kecemasan, yaitu:
1) Umur
Umur berhubungan dengan pengalaman seseorang dalam
menghadapi berbagai macam stressor, kemampuan
memanfaatkan sumber dukungan dan keterampilan koping.
Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tua umur seorang
maka penggunaan koping akan lebih baik.
2) Jenis Kelamin
Pada umumnya seorang laki-laki dewasa mempunyai mental
yang kuat terhadap suatu hal yang dianggap mengancam bagi
dirinya dibandingkan perempuan. Karena laki-laki lebih aktif,

8
eksploratif, sedangkan perempuan lebih sensitif. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa laki-laki lebih bisa menyelesaikan
masalah dengan tenang sehingga kecemasan yang dialami
mereka juga lebih rendah.
3) Tingkat Pendidikan
Status pendidikan yang rendah pada seseorang akan
menyebabkan mereka lebih mudah mengalami kecemasan
dibandingkan dengan yang berpendidikan tinggi. Tingkat
pendidikan yang tinggi pada seseorang akan membentuk pola
yang lebih adaptif terhadap kecemasan, sedangkan mereka
yang memiliki tingkat pendidikan rendah cenderung
mengalami kecemasan karena kurang adaptif terhadap hal-hal
yang baru. Dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan
rendah akan cenderung lebih mengalami kecemasan karena
pola adaptif yang kurang terhadap hal yang baru dan
mengakibatkan pola koping yang kurang pula. Maka semakin
rendah tingkat pendidikan maka semakin tinggi tingkat
kecemasan, begitu pula sebaliknya.
4) Pengalaman di Rawat
Keluarga yang baru pertama kali anggota keluarganya dirawat
akan berbeda dengan yang sudah beberapa kali dirawat di
rumah sakit, hal itu karena sudah terbentuk koping yaitu upaya
berupa aksi berorientasi dan intra fisik, untuk mengelola
(mentoleransi, menampung, meminimalkan) lingkungan dan
kebutuhan internal mengenai hal tersebut. Keluarga yang
mempunyai kemampuan pengalaman dalam menghadapi
kecemasan dan punya cara menghadapinya akan cenderung
menganggap stres berat sebagai masalah yang bisa
diselesaikan. Dapat disimpulkan bahwa pengalaman masa lalu
individu dalam menghadapi kecemasan dapat mempengaruhi
individu ketika menghadapi stressor yang sama karena individu

9
memiliki kemampuan beradaptasi atau mekanisme koping yang
lebih baik, sehingga tingkat kecemasan pun akan berbeda dan
dapat menunjukkan tingkat kecemasan yang lebih ringan.
Sementara berdasarkan hasil penelitian dari Hanifah &
Utami (2019) terdapat 5 faktor yang berhubungan dengan
kecemasan antenatal diantaranya: paritas, status obstetri, usia
kehamilan, dukungan keluarga dan perilaku kesehatan.

d. Dampak Kecemasan
Saat seorang pasien akan menjalani operasi sectio caesarea
akan timbul rasa cemas di dalam diri pasien. Kecemasan ini
terlebih khusus akan mempengaruhi keadaan diri pasien dari sisi
psikologi. Perasaan yang timbul dalam diri pasien pre operasi
menurut Potter & Perry sebagaimana dikutip dalam Rahmawati
dkk., (2017), yaitu: rasa cemas, perasaan takut terhadap prosedur
asing, penyuntikan, nyeri luka setelah operasi, kematian akibat
prosedur pembedahan, kecacatan atau bahkan kematian.

2. Sectio Caesarea
a. Pengertian Sectio Caesarea
Istilah caesarea berasal dari kata kerja latin caedere yang
berarti memotong atau menyayat. Menurut Oxorn sebagaimana
dikutip dalam Hijratun (2021) sectio caesarea adalah suatu
pembedahan guna melahirkan bayi melalui insisi pada dinding
abdomen dan uterus. Pengertian serupa diungkapkan
Prawirohardjo sebagaimana dikutip dalam Iyan (2021) bahwa
persalinan sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana
janin dilahirkan dengan melakukan insisi pada dinding perut dan
rahim, dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin
diatas 500 gram.

10
Sementara Ratnawati (2016) menyatakan sectio caesarea
merupakan suatu tindakan pengeluaran janin dan plasenta melalui
tindakan insisi pada dinding perut dan dinding rahim dalam
keadaan utuh. Hal ini juga sepadan dengan pendapat Hartani
sebagaimana dikutip dalam Iyan (2021) bahwa sectio caesarea
adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada
dinding uterus melalui dinding perut; atau merupakan suatu
pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi pada dinding
abdomen dan uterus.
Dari beberapa penjelasan pengertian sectio caesarea di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa sectio caesarea adalah
tindakan operasi persalinan buatan untuk mengeluarkan janin
melalui insisi (irisan) yang dibuat pada dinding abdomen dan
uterus.

b. Jenis Operasi Sectio Caesarea


Jenis-jenis operasi sectio caesarea menurut Sugito dkk.,
(2023), antara lain:
1) Sectio Caesarea Klasik
Sectio caesarea dengan insisi vertikal sehingga memungkinkan
ruangan yang lebih besar untuk jalan dikeluarkannya janin.
Jenis insisi ini sudah jarang dilakukan karena sangat berisiko
terjadinya komplikasi pasca operasi.
2) Sectio Caesarea dengan Insisi Mendatar di Atas Regio
Vesica Urinaria
Metode insisi ini sangat umum dilakukan karena risiko
perdarahan di area sayatan yang bisa diminimalisir dan proses
penyembuhan luka operasi relatif jauh lebih cepat.
3) Histerektomi Caesarea
Metode bedah caesar sekaligus dengan pengangkatan uterus
dikarenakan terjadinya komplikasi perdarahan yang sulit

11
dihentikan atau ketika plasenta tidak dapat dipisahkan dari
dinding uterus.
4) Sectio Caesarea Ismika Ekstraperitoneal
Metode dengan insisi pada dinding dan fasia abdomen dimana
musculus rectus abdominalis dipisahkan secara tumpul.
Kandung kemih diretraksi ke bawah untuk memaparkan SBR
(segmen bawah rahim). Metode ini dilakukan untuk
mengurangi risiko infeksi puerperalis.
5) Sectio Caesarea Berulang
Metode bedah caesar yang dilakukan pada pasien dengan
riwayat operasi sectio caesarea sebelumnya.

c. Indikasi Sectio Caesarea


Menurut Oxorn sebagaimana dikutip dalam Hijratun
(2021), indikasi sectio caesarea lebih bersifat absolute dan
relative. Setiap keadaan yang tidak memungkinkan kelahiran lewat
jalan lahir merupakan indikasi absolute untuk melakukan sectio
caesarea. Beberapa indikasi diantaranya adalah panggul sempit
yang sangat berat dan neoplasma yang menyumbat jalan lahir.
Pada indikasi, kelahiran pervaginam bisa terlaksana tetapi dengan
keadaan tertentu membuat kelahiran lewat sectio caesarea akan
lebih aman bagi ibu, anak maupun keduanya.
Faktor-faktor yang menyebabkan perlunya tindakan sectio
caesarea yaitu:
1) Faktor Ibu
a) Disporporsi fetopelvic, mencakup panggul sempit, fetus
terlalu besar, atau adanya ketidakseimbangan antara ukuran
bayi dan ukuran pelvic.
b) Disfungsi uterus, mencakup kerja uterus yang tidak
terkoordinasikan, inersia, ketidakmampuan dilatasi cervix,
partus menjadi lama.

12
c) Neoplasma yang menyumbat pelvis menyebabkan
persalinan normal tidak mungkin dilakukan. Kanker invasif
yang di diagnosa pada trimester ketiga dapat diatasi dengan
sectio caesarea yang dilanjutkan dengan terapi radiasi,
pembedahan radikal atau keduanya.
d) Riwayat sectio caesarea sebelumnya meliputi riwayat jenis
insisi uterus sebelumnya, jumlah sectio caesarea
sebelumnya, dan indikasi sectio caesarea sebelumnya. Pada
sebagian negara besar ada kebiasaan yang dilakukan akhir-
akhir ini yaitu setelah prosedur sectio caesarea dilakukan
maka persalinan mendatang juga harus diakhiri dengan
tindakan sectio caesarea juga.
e) Plasenta previa sentralis dan lateralis.
f) Abruptio plasenta.
g) Toxemia gravidarum antara lain pre eklamsia dan eklamsia,
hipertensi essensial dan nephritis kronis.
h) Diabetes maternal.
i) Infeksi virus herpes pada traktus genitalis.

2) Faktor Janin
a) Gawat janin, bila ditunjukkan dengan adanya bradikardi
berat atau takikardi. Namun gawat janin tidak menjadi
indikasi utama dalam peningkatan angka sectio caesarea.
Stimulasi oxytocin menghasilkan abnormalitas pada
frekuensi denyut jantung janin. Keadaan gawat janin pada
tahap persalinan memungkinkan dokter memutuskan untuk
melakukan operasi. Terlebih apabila ditunjang kondisi ibu
yang kurang mendukung. Sebagai contoh, bila ibu
menderita hipertensi atau kejang pada rahim dapat
mengakibatkan gangguan pada plasenta dan tali pusar yaitu
aliran darah dan oksigen pada janin menjadi terganggu.

13
Kondisi ini dapat mengakibatkan janin mengalami
gangguan seperti kerusakan otak. Bila tidak segera
ditanggulangi, maka dapat menyebabkan kematian.
b) Ukuran janin atau berat bayi lahir sekitar 4000 gram atau
lebih (giant baby), menyebabkan bayi sulit keluar dari jalan
lahir. Umumnya pertumbuhan janin yang berlebihan
disebabkan sang ibu menderita kencing manis (diabetes
mellitus). Bayi yang lahir dengan ukuran yang besar dapat
mengalami kemungkinan komplikasi yang lebih berat
daripada bayi normal karena sifatnya masih seperti bayi
prematur yang tidak bisa bertahan dengan baik terhadap
persalinan yang lama.
c) Cacat atau kematian janin, sebelumnya ibu-ibu yang pernah
melahirkan bayi yang cacat atau mati dilakukan sectio
caesarea elektif.
d) Malposisi dan malpresentasi bayi.
e) Insufisiensi plasenta.
f) Inkompatibilitas rhesus, jika janin mengalami cacat berat
akibat antibody dari ibu Rh (-) yang menjadi peka dan bila
induksi dan persalinan pervaginam tidak berhasil maka
tindakan sectio caesarea akan dilakukan.
g) Post mortem caesarean yaitu dilakukan pada ibu yang baru
saja meninggal bilamana bayi masih hidup.

d. Risiko Sectio Caesarea


Menurut Pane (2021) beberapa risiko yang mengintai ibu
yang melahirkan caesar adalah sebagai berikut.
1) Infeksi
Salah satu risiko melahirkan secara caesar adalah infeksi pada
luka operasi. Kondisi yang dapat meningkatkan risiko
terjadinya infeksi adalah kurang terjaganya kebersihan di area

14
luka, atau perawatan luka operasi yang tidak dilakukan dengan
benar. Umumnya infeksi pada luka bekas sayatan operasi
caesar muncul dalam beberapa minggu pertama setelah operasi.
Luka sayatan yang mengalami infeksi akan terasa nyeri,
bengkak, kemerahan, dan mengeluarkan nanah. Selain pada
area sekitar bekas sayatan operasi, infeksi juga bisa terjadi pada
jaringan atau lapisan rahim (womb lining). Kondisi ini ditandai
dengan nyeri pada perut, demam, keluar cairan keputihan yang
tidak normal, atau bahkan perdarahan hebat yang keluar dari
vagina. Oleh karena itu, perawatan luka operasi caesar sangat
penting dilakukan guna menekan risiko terjadinya infeksi.

2) Perdarahan
Risiko yang bisa terjadi ketika melahirkan secara caesar
berikutnya adalah terjadinya perdarahan. Risiko untuk
kehilangan banyak darah saat operasi caesar cenderung lebih
besar dibandingkan saat melahirkan normal. Meski demikian,
kondisi ini umumnya jarang terjadi.
3) Pembekuan Darah
Melahirkan secara caesar juga meningkatkan risiko terjadinya
pembekuan darah (trombosis). Bekuan darah yang menyumbat
pembuluh darah vena yang ada di tungkai akan menyebabkan
deep vein thrombosis. Kondisi ini ditandai dengan nyeri di
kaki, kemerahan pada kulit kaki, dan kaki terasa hangat.
Namun, dapat mengurangi risiko ini dengan menggerakkan
kaki sesekali atau menyangga kaki dengan bantal saat
berbaring. Dokter juga akan meresepkan obat antikoagulan
untuk mengurangi risiko terbentuknya gumpalan darah.
4) Efek Samping Obat Anestesi
Ketika melahirkan secara caesar, ibu akan menjalani proses
anestesi dengan obat bius. Meski jarang terjadi, efek samping

15
obat bius, seperti pusing, mual, dan mati rasa, bisa saja terjadi.
Namun, kondisi ini biasanya akan hilang dengan sendirinya
beberapa hari setelah persalinan atau ketika efek obat bius
berangsung mereda.
5) Cedera Saat Pembedahan
Cedera saat operasi, misalnya kandung kemih tidak sengaja
tersayat, bisa saja terjadi meski sangat jarang. Risiko terjadinya
cedera ini akan makin besar bila ibu sebelumnya sudah
beberapa kali menjalani operasi caesar.
Selain pada ibu, melahirkan secara caesar juga bisa
menimbulkan risiko pada bayi. Beberapa risiko yang bisa terjadi
pada bayi adalah sebagai berikut.
1) Gangguan Pernapasan
Bayi yang lahir dengan operasi caesar lebih mungkin
mengalami gangguan pernapasan. Biasanya komplikasi ini
terjadi jika bayi dilahirkan sebelum berusia 39 minggu, ketika
paru-parunya belum berkembang dengan sempurna. Jika tidak
disertai gangguan lain, ibu tidak perlu khawatir, karena kondisi
biasanya akan membaik dengan sendirinya.
2) Kulit Tergores
Ketika operasi caesar, kulit bayi mungkin saja tergores secara
tidak sengaja. Namun, biasanya goresan ini ringan dan bisa
sembuh tanpa meninggalkan bekas. Melahirkan secara caesar
maupun normal sama-sama memiliki manfaat dan risiko. Pada
beberapa kondisi, seperti janin kembar, kepala janin yang
terlalu besar, posisi janin tidak normal, tali pusar yang melilit
janin, plasenta yang letaknya menutupi jalan lahir, dan ibu
hamil dengan kondisi kesehatan tertentu, pilihan melahirkan
secara caesar menjadi pilihan yang paling lebih aman.
3) Daya Tahan Tubuh Lemah

16
Operasi caesar juga diketahui dapat memengaruhi daya tahan
tubuh bayi yang baru lahir. Hal ini dapat terjadi karena bayi
yang lahir dengan operasi caesar tidak terpapar flora normal
atau bakteri baik yang terdapat pada jalan lahir atau vagina
ibunya. Namun, hal tersebut dapat diatasi dengan pemberian
nutrisi melalui ASI. ASI mengandung nutrisi lengkap, seperti
protein, lemak, vitamin, mineral, hingga sinbiotik yang
merupakan kombinasi prebiotik dan probiotik. Kandungan
sinbiotik diketahui dapat mengembalikan keseimbangan
mikrobiota di saluran cerna, sehingga bisa mendukung sistem
imun pada bayi.

e. Dampak Psikologis Pre Operasi Sectio Caesarea


Perioperasi merupakan tahapan dalam proses pembedahan
yang dimulai dari pra bedah (pre operasi), bedah (intra operasi) dan
pasca bedah (post operasi). Pra bedah merupakan masa sebelum
dilakukan pembedahan, dimulai sejak persiapan pembedahan dan
berakhir sampai pasien di meja bedah (Andanawarih dkk., 2022).
Respon paling umum pada pasien pre operasi adalah sebanyak
90% pasien pre operasi mengalami kecemasan. Perasaan takut
terhadap prosedur asing yang akan dijalani, penyuntikan, nyeri
luka post operasi, menjadi bergantung pada orang lain, ancaman
kematian akibat prosedur pembedahan dan tindakan pembiusan,
termasuk juga timbulnya kecacatan atau bahkan kematian
merupakan dampak psikologis dari pre operasi sectio caesarea
(Narayana, 2022).

B. Kerangka Teori

17
Gambar 2.1 Kerangka Teori

C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi konsep-
konsep serta variabel-variabel yang bisa diukur atau diteliti. Agar
memperoleh gambaran secara jelas ke arah mana penelitian itu berjalan
dan data apa yang dikumpulkan, perlu dirumuskan kerangka konsep
penelitian. Kerangka konsep dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kecemasan
pasien pre operasi sectio caesarea di ruangan Instalasi Bedah Sentral
Rumah Sakit Manembo Nembo Kota Bitung.

18
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Keterangan :

: diteliti

: tidak diteliti

: diteliti

: tidak diteliti

D. Hipotesis
Hipotesis di dalam penelitian adalah sebagai berikut.

Ho : Tidak ada pengaruh faktor-faktor terhadap tingkat kecemasan


pasien pre operasi sectio caesarea di ruangan Instalasi Bedah
Sentral Rumah Sakit Manembo nembo Kota Bitung.
Ha : Ada pengaruh faktor-faktor terhadap tingkat kecemasan pasien
pre operasi sectio caesarea di ruangan Instalasi Bedah Sentral
Rumah Sakit Manembo nembo Kota Bitung.

19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik,
dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan hanya satu kali di saat
yang sama. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat kecemasan pasien pre operasi sectio caesarea
di ruangan instalasi bedah sentral rumah sakit manembo nembo kota
Bitung. Dalam pelaksanaannya akan meliputi pengumpulan data, analisis
dan interpretasi hasil yang telah didapat. Pendekatan cross sectional
adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-
faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasional, atau
pengumpulan data.
Alasan menggunakan pendekatan cross sectional karena pada
desain studi ini seluruh variabel diukur dan diamati pada saat yang sama
(one point in time) sehingga lebih memudahkan peneliti dalam melakukan
penelitian. Dimana jenis penelitian ini menekankan pada waktu
pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya
satu kali, pada satu saat yaitu saat pemeriksaan atau pengkajian dilakukan
satu kali dengan tidak ada follow up (tindak lanjut).

B. Variabel Penelitian

Keterangan :
X : Variabel Independen (Variabel Bebas)
Y : Variabel Dependen (Variabel Terikat)

20
C. Definisi Operasional
Konsep penelitian akan diubah menjadi suatu variabel, sehingga
dapat diukur secara ilmiah, adapun variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Variabel independen atau variabel bebas (X), yaitu variabel yang
memiliki daya mempengaruhi terhadap variabel lain dalam penelitian,
variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat kecemasan.
2. Variabel dependen atau variabel terikat (Y), yaitu variabel yang akan
dipengaruhi oleh variabel lain dalam penelitian, variabel terikat dalam
penelitian ini adalah pasien pre operasi sectio caesarea.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian


Tempat penelitian ini akan dilaksanakan di ruangan instalasi bedah
sentral rumah sakit manembo nembo kota Bitung. Waktu penelitian akan
dilaksanakan pada rentang waktu bulan Januari sampai Maret 2024 atau
selama kurang lebih 2 bulan, dengan mempertimbangkan kecukupan
jumlah kasus operasi sectio caesarea yang dilakukan di lokasi penelitian
serta juga mempertimbangkan alokasi waktu yang tersedia.

E. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang akan
melakukan operasi sectio caesarea di ruangan instalasi bedah sentral
rumah sakit manembo nembo kota Bitung, dari bulan Januari sampai
dengan Maret 2023 berjumlah 135 pasien elektif(tarjadwal) maupun
cito(emergency). Banyaknya populasi pasien akan didapati

21
berdasarkan waktu jadwal operasi pasien yang sudah ditentukan oleh
pihak Rumah Sakit Manembo Nembo Kota Bitung.

2. Sampel
Sampel di dalam penelitian ini diambil menggunakan teknik non
probability sampling dengan jenis teknik sampling purposive. Non
probability sampling adalah teknik pengambil sampel yang tidak
memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2013).
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang akan
peneliti ambil adalah 30 orang, alasan peneliti mengambil 30 sampel
dikarenakan dari banyaknya pasien operasi dari bulan Januari sampai
dengan Maret yang berjumlah 135 pasien operasi section saesarea.
Dari banyaknya pasien operasi, peneliti mengambil sampel pasien
yang memenuhi syarat dan kriteria penelitian, yang dibuat peneliti dan
dapat mewakili dari banyaknya populasi. 30 sampel diambil oleh
peneliti dengan mengikuti saran-saran ukuran sampel untuk penelitian
dari Sugiyono (2013).
a. Kriteria Inklusi Sampel
Kriteria inklusi sampel penelitian ini adalah :
1) Pasien kooperatif (bersedia membantu).
2) Jadwal operasi sectio caesarea jelas atau elektif.
3) Pasien bersedia menjadi responden.
4) Pasien dapat membaca dengan baik.
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek
atau sampel yang tidak memenuhi kriteria inklusi karena berbagai
sebab. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :
1) Pasien yang tidak mengikuti proses awal-akhir penelitian.

22
2) Pasien yang tidak bersedia yang menjadi responden.

F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian untuk mengetahui sejauh mana derajat
kecemasan seseorang apakah termasuk dalam tingkatan ringan, sedang,
berat atau berat sekali dapat diukur menggunakan alat ukur HRS-A
(Hamilton Rating Scale For Anxiety). Skala HARS merupakan
pengukuran kecemasan yang didasarkan pada munculnya symptom (gejala)
pada diri individu yang mengalami kecemasan.
Menurut skala HARS terdapat 14 kelompok syptoms atau gejala
yang nampak pada diri individu yang mengalami kecemasan adalah
sebagai berikut.
1. Perasaan cemas, yang meliputi firasat buruk, takut akan pikiran
sendiri, mudah tersinggung dan cemas.
2. Ketegangan, yang meliputi rasa tegang, lesu, tidak bisa istirahat, tidak
bisa tenang, mudah terkejut, mudah menangis, gemetar, gelisah.
3. Gangguan tidur yang meliputi sukar masuk tidur, terbangun malam
hari, tidur tidak nyenyak, bangun dengan lesu, banyak mimpi-mimpi
buruk dan menakutkan.
4. Ketakutan yang meliputi ketakutan pada gelap, pada orang asing,
ditinggal sendiri, takut pada binatang besar, pada keramaian lalu lintas,
takut pada kerumunan orang banyak.
5. Gangguan kecerdasan, yang meliputi hilangnya minat, berkurangnya
kesenangan pada hobi, bangun dini hari, perasaan berubah-ubah
sepanjang hari.
6. Perasaan depresi (murung), yang meliputi hilangnya minat,
berkurangnya kesenangan pada hobi, sedih, bangun dini hari, perasaan
berubah-ubah sepanjang hari.
7. Gejala somatik (otot), yang meliputi sakit dan nyeri di otot-otot, kaku,
kedutan otot, gigi gemerutuk, suara tidak stabil.

23
8. Gejala somatik (sensorik), yang meliputi tinitus (telinga berdenging),
penglihatan kabur, muka merah atau pucat, merasa lemas, perasaan
ditusuk-tusuk.
9. Gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) yang meliputi
takikardia (denyut jantung cepat), berdebar-debar, nyeri pada dada,
denyut nadi mengeras, rasa lesu/lemas seperti mau pingsan, detak
jantung menghilang (berhenti sekejap).
10. Gejala respiratori (pernapasan) yang meliputi, rasa tertekan atau
sempit di dada, rasa tercekik, sering menarik nafas, nafas pendek dan
sesak.
11. Gejala gatrointerstinal (pencernaan), seperti sulit menelan, perut
melilit, gangguan pencernaan, nyeri sebelum dan sesudah makan,
perasaan terbakar di perut, rasa penuh atau kembung, mual, muntah,
buang air besar lembek, sukar buang air besar (konstipasi), kehilangan
berat badan.
12. Gejala urogenital (perkemihan dan kelamin), yang meliputi sering
buang air kecil. Tidak dapat menahan air seni, menjadi dingin,
menstruasi tidak teratur.
13. Gejala otonom yang meliputi mulut kering, berkeringat banyak pada
tangan, bulu roma berdiri, perasaan panas dan dingin, berkeringat
seluruh tubuh.
14. Gejala perubahan perilaku, yang meliputi gelisah, ketegangan fisik,
gugup bicara cepat, lambat dalam beraktivitas.

Untuk skor pilihan jawaban ada 5, dapat dilihat pada tabel 3.1
berikut ini.
Tabel 3.1 Skala Penilaian Kuesioner
Skor Alternatif Jawaban
4 Sangat Berat/Panik
3 Berat
2 Sedang
1 Ringan
0 Tidak Ada

24
Untuk kategori klasifikasi tentang tingkat kecemasan, dapat dilihat
pada tabel 3.2 berikut ini.
Tabel 3.2 Kategori Klasifikasi Tingkat Kecemasan

Skor Kategori
42-56 Kecemasan Sangat Berat/Panik
28-41 Kecemasan Berat
21-27 Kecemasan Sedang
14-20 Kecemasan Ringan
< 14 Tidak Ada Kecemasan

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk


mendapatkan/mengukur data itu valid. Valid artinya instrumen yang
digunakan dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang
realibel artinya instrumen yang jika digunakan beberapa kali untuk
mengukur obyek yang sama, akan mengahasilkan data yang sama
(Sugiyono, 2013). Kuesioner HRS-A yang digunakan dalam penelitian ini
sudah dilakukan validasi oleh Rahmawati (2019) sehingga tidak perlu
untuk dilakukan uji validitas dan reliabilitas kembali.

G. Teknik Pengumpulan Data


1. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur
kecemasan pre operasi adalah kuesioner Hamilton Rating Scale For
Anxiety (HRS-A). Kuesioner ini secara spesifik menyebutkan 14
symptom (gejala atau fakor) penyebab kecemasan menjelang pre
operasi sectio caesarea.
Alat ukur (kuesioner) ini memiliki 14 pertanyaan singkat, yaitu:

25
a. Perasaan cemas
b. Ketegangan
c. Gangguan tidur
d. Ketakutan
e. Gangguan kecerdasan
f. Perasaan depresi
g. Gejala somatik (otot)
h. Gejala somatik (sensorik)
i. Gejala kardiovaskuler
j. Gejala respiratori
k. Gejala gatrointerstinal
l. Gejala urogenital
m. Gejala otonom
n. Gejala perubahan perilaku

2. Metode Pengumpulan Data


a. Data Primer
Data primer diperoleh dari hasil pengisian kuesioner HRS-A
(Hamilton Rating Scale For Anxiety) oleh responden di rumah
sakit manembo nembo kota Bitung.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari rumah sakit manembo nembo kota
Bitung berupa profil rumah sakit dan data jumlah pasien operasi
sectio caesarea.

H. Pengolahan Analisa Data


1. Pengolahan Data
Menurut Notoatmodjo sebagaimana dikutip dalam Ahsan dkk.,
(2017), pada pre analisa dilakukan pengolahan data melalui 4 tahapan

26
yakni: edit (editing), kode (coding), memasukkan data (entry data),
dan tabulasi (data cleaning).
a. Editting (Penyuntingan Data)
Hasil angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner
perlu disunting atau di cek terlebih dahulu. Apabila masih ada data
atau informasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin dilakukan
pemberian angket ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan
(droup out).
b. Coding (Kode)
Lembaran atau kartu kode adalah instrumen berupa kolom-kolom
untuk merekam data secara manual. Lembaran atau kartu kode
berisi nomor responden, dan nomor-nomor pertanyaan. Coding
adalah proses mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi
data angka atau bilangan. Coding dalam penelitian ini adalah :
1) Umur :
a) 1 = < 30 tahun
b) 2 = 30-35 tahun
c) 3 = > 35 tahun
2) Tingkat Pendidikan :
a) 1= Tidak Sekolah
b) 2 = SD
c) 3 = SMP
d) 4 = SMA
e) 5 = Perguruan Tinggi
3) Pengalaman Operasi :
a) 1 = Pernah
b) 2 = Belum Pernah
4) Tingkat Kecemasan :
a) 0 = Tidak Ada
b) 1 = Ringan
c) 2 = Sedang

27
d) 3 = Berat
e) 4 = Sangat Berat Sekali/Panik
c. Data Entry (Memasukan Data)
Data yang dimasukan adalah jawaban dari masing-masing
responden dalam bentuk “kode” dimasukkan ke dalam program
atau aplikasi komputer. Data yang didapat dari pengisian kuesioner
dimasukkan ke dalam tabel menggunakan aplikasi Microsoft
Excell sesuai dengan coding yang telah ditentukan dan selanjutnya
diolah menggunakan aplikasi Microsoft Excell/SPSS.
d. Tabulating/Cleaning (Tabulasi Data)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden sudah
selesai dimasukkan, maka perlu dicek kembali untuk melihat
adanya kemungkinan kesalahan pada kode, ketidaklengkapan atau
lain sebagainya, dan jika ada kesalahan pemasukan data maka akan
dilakukan perbaikan (koreksi). Proses ini disebut pembersihan data
(data cleaning), dimana peneliti akan mencocokkan kembali data
yang sudah dimasukkan ke komputer dengan data yang tertulis
pada kuesioner penelitian. Data yang terkumpul diubah dalam
bentuk persentase kemudian disajikan dalam bentuk tabel.

2. Analisis Data
a. Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan terhadap semua variabel dalam
penelitian sehingga didapatkan data deksriptif dalam format
distribusi frekuensi dari masing-masing variabel penelitian.
b. Analisa Deskriptif
Analisa deskriptif adalah suatu prosedur pengolahan data dengan
menggambarkan dan meringkas data ilmiah dalam bentuk tabel.
Data yang diperoleh diolah dalam bentuk persentase dengan
rumus:

28
F
P= x 100 %
n
Keterangan :
P = Persentase
F = Jawaban kriteria tertentu
n = Jumlah responden
Hasil persentase dari data tersebut diinterpretasikan dengan
kategori
kriteria sebagai berikut.

Tabel 3.3 Kategori Klasifikasi Hasil Persentase

Angka Persentase (%) Kategori


100% Seluruhnya
76%-99% Hampir Seluruhnya
51%-75% Sebagian Besar
50% Setengahnya
26%-49% Hanpir Setengahnya
1%-25% Sebagian Kecil
0% Tak Satupun

I. Etika Penelitian

1. Kelayakan Etik (Ethical Clearence)

Ethical clrearance merupakan ijin etik, definisinya adalah


pernyataan bahwa rencana kegiatan penelitian yang tergambar dalam
protokol, telah dilakukan kajian dan telah memenuhi kaidah etik
sehingga layak dilaksanakan Seluruh penelitian yang menggunakan
manusia sebagai subyek penelitian harus mendapatkan ethical
clearance, baik penelitian yang melakukan pengambilan spesimen,
ataupun yang tidak melakukan pengambilan spesimen. Penelitian yang

29
dimaksud adalah penelitian biomedik yang mencakup riset pada
farmasetik, alat kesehatan, radiasi dan pemotretan, prosedur bedah,
rekam medis, sampel biologik, serta penelitian epidemiologik, sosial
dan psikososial.

2. Lembar Persetujuan (Informed Consent)


Menurut Notoatmodjo sebagaimana dikutip dalam Mita (2022)
menyatakan lembar persetujuan (Informed Consent) adalah
perwujudan hak-hak responden dalam persetujuan saat pengambilan
data atau saat wawancara. Peneliti memberikan lembar Informed
Consent kepada responden setelah mendapat persetujuan dari
responden. Responden harus mendapat informasi yang jelas tentang
tujuan dan manfaat penelitian dan peran responden dalam penelitian
ini. Calon responden yang bersedia diminta untuk menandatangani
Informed Consent yang sudah disediakan.
3. Keadilan (Justice)

Prinsip etika penelitian ini adalah keadilan atau justice. Artinya ada
keadilan dan keseimbangan terhadap semua aspek penelitian.
Diantaranya Semua subjek penelitian diperlakukan dengan baik dan
Keseimbangan antara manfaat dan resiko, dimana diupayakan
memaksimalkan manfaat dan meminimalkan resiko.

4. Tanpa Nama (Anonimity)


Anonimity adalah masalah etika dalam penelitian keperawatan
dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden
pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan. Pada penelitian
ini, peneliti menjelaskan kepada responden untuk tidak mencantumkan
nama tapi hanya diminta untuk menuliskan inisial nama depan saja
dengan dua huruf.
5. Manfaat (Benefience)

30
Prinsip etika penelitian ini adalah manfaat atau beneficence.
Prinsip utamanya adalah kegiatan dan hasil penelitian memiliki
manfaat sebesar-besarnya dan memiliki kerugian sekecil-kecilnya
sehingga manfaat penelitian lebih maksimal dengan resiko yang
lebih minimal. Mencapai hal tersebut dibutuhkan beberapa aspek
pendukung, seperti kegiatan penelitian yang direncanakan dengan
matang, atau disusun dengan tepat dan akurat kemudian kegiatan
penelitian dilaksanakan oleh mereka yang memang kompeten dan
ahli di bidangnya dan juga Subjek dalam kegiatan penelitian terjaga
keselamatan dan kesehatannya.

6. Kerahasiaan (Confidentialy)
Peneliti akan merahasiakan informasi yang telah dikumpulkan dari
responden, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan di
dalam hasil penelitian. Setelah kegiatan penelitian selesai dilakukan,
maka data tersebut akan dimusnahkan oleh peneliti. Jadi,
kerahasiaannya tetap akan terjaga.

31
DAFTAR PUSTAKA

Ahsan., Lestari, R., & Sriati. (2017). Faktor-faktor yang Mempengaruhi


Kecemasan PreOperasi pada Pasien Sectio Caesarea di Ruang Instalasi
Bedah Sentral RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang. Jurnal
Keperawatan, Vol. 8, No. 1, 1-12.
Aiyub & Harlina (2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan
keluarga pasien yang dirawat di Unit Perawatan Kritis. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Fakultas Keperawatan, Vol. 3, No. 3, 184-192.
Aji, S. P., Prabasari, S. N., Kartikasari, M. N. D., Sakinah, I., Zulaikha, L. I.,
Susanti., Lestari, M., Darmiati., Khasanah, U., Sagita, W., Petralina, B.,
Argaheni, N. B., & Putri, N. R. (2022). Asuhan Kebidanan Pada
Persalinan. Sumatera Barat: PT Global Eksekutif Teknologi. Tersedia di
Google Play Books.
Andanawarih, P., Prajayanti, H., & Ulya, N. (2022). Buku Ajar Keterampilan
Klinik Praktik Kebidanan. Jawa Tengah: PT. Nasya Expanding
Management. Tersedia di Google Play Books.
Angolile, C. M., Max, B. L., Mushemba, J., & Mashauri, H. L. (2023). Global
increased cesarean section rates and public health implications: A call to
action. Journal Health Sci Rep, Vol. 6, No. 5, 1-5. DOI:
https://doi.org/10.1002/hsr2.1274.
Hanifah, D., & Utami, S. (2019). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan
Antenatal. Jurnal Bidan “Midwife Journal”, Vol. 5, No. 1, 77-88.
Hijratun. (2021). Perawatan Luka pada Pasien Post Sectio Caesarea. Sulawesi
Selatan: Pustaka Taman Ilmu. Tersedia di iPusnas.
Iyan. (2021). Haruskah Sectio Caesarea?. Sulawesi Selatan: Pustaka Taman Ilmu.
Tersedia di iPusnas.
Mardjan, H. (2016). Pengaruh kecemasan pada kehamilan primipara remaja.
Abrori Institute. Tersedia di Google Play Books.
Megawati, S. W., & Suryana, Y. (2021). Psikoterapi Re-Edukasi (Konseling)
Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operatif Sectio Caesaria. JIP
(Jurnal Intervensi Psikologi, Vol. 13, No, 1, 15-20.
Mita, H. N. (2022). Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Pasien Preoperasi Sectio
Caesarea Dengan Anestesi Spinal di Rumah Sakit Umum Daerah
Wamena. [Skripsi]. Bali: Institut Teknologi dan Kesehatan Bali.
https://repository.itekes-bali.ac.id/medias/journal/Hina_Nikolas_mita.pdf.
Narayana, I. G. A. (2022). Asuhan Keperawatan Ansietas Pada Pasien Pre Operasi
Sectio Caesarea di Ruang Belimbing RSUD Klungkung. Karya Ilmiah
Akhir Ners. Diakses melalui

32
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/9152/ pada tanggal 20 Agustus
2023.
Pane, M. D. C. (2021). Risiko Yang Bisa Terjadi Jika Melahirkan Secara Caesar.
Diakses melalui ALODOKTER https://www.alodokter.com/risiko-yang-
bisa-terjadi-jika-melahirkan-secara-caesar pada tanggal 15 Agustus 2023.
Rahmawati, P. M., Widjajanto, E., & Astari, A. M. (2017). The Influence Of
Progressive Muscle Relaxation On Anxiety Level Of Pre-Caesarean
Section Mothers In Delivery Room. NurseLine Journal, Vol. 2, No. 2,
117-125.
Rahmawati. (2019). Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Onset Laktasi Pada
Ibu Post Partum di Rumah Sakit Umum Bahteramas Tahun 2019.
[Skripsi]. Kendari: Politeknik Kesehatan Kendari.
http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/1123/.
Ratnawati, A. D. (2016). Analisis Asuhan Keperawatan Pemberian Teknik
Relaksasi Benson Pada Ibu Post Sectio Caesarea dengan Masalah Nyeri
Akut di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Prof Margono Soekarjo
Purwokerto. Karya Ilmiah Akhir Ners. Diakses melalui
https://adoc.pub/karya-ilmiah-akhir-ners-disusun-oleh-agustina-dwi-
ratnawati-.html pada tanggal 15 Agustus 2023.
Setyowati, L., & Indawati, E. (2022). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Kecemasan Pasien Pre Operasi Laparatomi di RSUD Cileungsi. Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia, Vol. 7, No. 12, 19409-19421.
Sitorus, R. I., & Wulandari, I. S. M. (2020). Hubungan caring perawat dengan
kecemasan pasien pre operasi. Nursing Inside Community, Vol. 2, No. 3,
100-105.
Sugito, A., Ta’adi., & Ramlan, D. (2023). Aromaterapi dan Akupresur Pada
Sectio Caesarea. Semarang: Pustaka Rumah C1nta. Tersedia di Google
Play Books.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Susanti, N. M. D., & Utama, R. P. (2022). Status Paritas dengan Tingkat
Kecemasan Pada Ibu Pre Operasi Sectio Caesarea. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Sandi Husada, Vol. 11, No. 2, 297-307.
WHO. (2021). Caesarean section rates continue to rise, amid growing
inequalities in access. https://www.who.int/news/item/16-06-2021-
caesarean-section-rates-continue-to-rise-amid-growing-inequalities-in-
access.
Yanti, E. M., & Wirastri, D. (2022). Kecemasan Ibu Hamil Trimester III. Jawa
Tengah: PT. Nasya Expanding Management. Tersedia di Google Play
Books.

33
Lampiran

INFORMED CONSENT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :………………………………………………

Umur :………………………………………………

Jenis Kelamin :………………………………………………

Pendidikan :………………………………………………

Menyatakan bahwa saya telah mendapatkan penjelasan secara rinci dan telah
mengerti mengenai penelitian yang akan dilakukan oleh Trihana Dacosta dengan
judul “Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan Pada Pasien Menjelang
Pre-Operasi Sectio Caesarea Di Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Manembo
Nembo Kota Bitung” saya memutuskan setuju untuk berpartisipasi pada penelitian
ini secara sukarela dan tidak ada paksaan. Bila selama penelitian ini saya
menginginkan mengundurkan diri,maka saya dapat mengundurkan diri dari
penelitian sewaktu-waktu tanpa sangsi apapun.

Bitung, 2023

Saksi Yang Memberikan


persetujuan

(………….……………..) (…………………………….)

34
Lampiran Kuesiner penelitian

HAMILTON RATING SCALE FOR


ANXIETY (HARS)
Untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan apakah rimgan, sedang, berat
atau berat sekali. Orang menggunakan alat ukur (instrument) yang di kenal
dengan nama Hemiilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A). Alat ukur ini terdiri
dari 14 kelompok. Masing – masing kelompok gejala di beri penilaian angka
(skore) antara 0-4, yang artinya adalah :

Nilai 0 = tidak ada gejala atau keluhan 1 = gejala ringan

2 = gejala sedang 3 = gejala berat

4 = gejala berat sekali

Total nilai (score): kurang dari 14 = tidak ada kecemasan 14 – 20 = kecemasan


ringan
21 – 27 = kecemasan sedang
28 – 41 = kecemasan berat
42 – 56 = kecemasan berat sekali
N Pertanyaan 0 1 2 3 4
O
1. Perasaan Ansietas
- Cemas
- Firasat Buruk
- Takut Akan Pikiran Sendiri
- Mudah Tersinggung
2. Ketegangan
- Merasa Tegang
- Lesu
- Tak Bisa Istirahat Tenang
- Mudah Terkejut

35
- Mudah Menangis
- Gemetar
- Gelisah

Tabel observasi alat ukur HRS-A ini adalah sebagai berikut :

NO Pertanyaan 0 1 2 3 4
3 Ketakutan
- Pada Gelap
- Pada Orang Asing
- Ditinggal Sendiri
- Pada Binatang Besar
- Pada Keramaian Lalu Lintas
- Pada Kerumunan Orang Banyak

4 Gangguan Tidur
- Sukar Masuk Tidur
- Terbangun Malam Hari
- Tidak Nyenyak
- Bangun dengan Lesu
- Banyak Mimpi-Mimpi
- Mimpi Buruk
- Mimpi Menakutkan

5 Gangguan Kecerdasan
- Sukar Konsentrasi
- Daya Ingat Buruk

6 Perasaan Depresi
- Hilangnya Minat
- Berkurangnya Kesenangan Pada Hobi
- Sedih
- Bangun Dini Hari
- Perasaan Berubah-Ubah Sepanjang Hari

7 Gejala Somatik (Otot)


- Sakit dan Nyeri di Otot-Otot
- Kaku
- Kedutan Otot
- Gigi Gemerutuk
- Suara Tidak Stabil

8 Gejala Somatik (Sensorik)


- Tinitus

36
- Penglihatan Kabur
- Muka Merah atau Pucat
- Merasa Lemah
- Perasaan ditusuk-Tusuk

NO Pertanyaan 0 1 2 3 4
9 Gejala Kardiovaskuler
- Takhikardia
- Berdebar
- Nyeri di Dada
- Denyut Nadi Mengeras
- Perasaan Lesu/Lemas Seperti Mau Pingsan
- Detak Jantung Menghilang (Berhenti Sekejap)
10 Gejala Respiratori
- Rasa Tertekan atau Sempit Di Dada
- Perasaan Tercekik
- Sering Menarik Napas
- Napas Pendek/Sesak

11 Gejala Gastrointestinal
- Sulit Menelan
- Perut Melilit
- Gangguan Pencernaan
- Nyeri Sebelum dan Sesudah Makan
- Perasaan Terbakar di Perut
- Rasa Penuh atau Kembung
- Mual
- Muntah
- Buang Air Besar Lembek
- Kehilangan Berat Badan
- Sukar Buang Air Besar (Konstipasi)
12 Gejala Otonom
- Mulut Kering
- Muka Merah
- Mudah Berkeringat
- Pusing, Sakit Kepala
- Bulu-Bulu Berdiri
13 Gejala Urogenital
- Sering Buang Air Kecil
- Tidak Dapat Menahan Air Seni
- Amenorrhoe
- Menjadi Dingin (Frigid)
- Ejakulasi Praecocks

37
- Ereksi Hilang
- Impotensi
14 Tingkah Laku Pada Wawancara
- Gelisah
- Tidak Tenang
- Jari Gemetar
- Napas Pendek dan Cepat
JUMLAH NILAI ANGKA (TOTAL SCORE) =
Kuesioner Dukungan Keluarga
Petunjuk pengisian:
Ibu dapat mengisi semua nomor dalam kuesioner ini sesuai dengan
pengalaman yang pernah ibu alami saat ibu dinyatakan harus melahirkan secara
sectio(operasi caesarea) dengan memberi tanda silang (X)
Dalam hal ini tidak ada penilaian benar atau salah, baik atau buruk, sehingga tidak
ada jawaban yang salah. Semua jawaban adalah benar.
A.Dukungan Emosioal

Pilih Jawaban
NO Pertayaan Selalu Sering Kadang- Pernah Tidak
Kadang Pernah

1. Keluarga (suami, ibu, ibu


mertua, atau orang yang
tinggal serumah) tidak
mendengarkan keluhan
yang ibu rasakan

2. Keluarga menghidupkan
musik/TV di rumah agar
suasana nyaman ketika
ibu istirahat

3. Keluarga tidak
meyakinkan ibu bahwa
kelahiran dengan metode
operasi caesarea adalah
jalan terbaik untuk ibu
dan bayi

4. Keluarga menjaga
perasaan ibu dan

38
menyenangkan hati ibu
saat ibu sedang cemas

5. Keluarga tidak
memberitahu ibu agar
tidak takut saat operasi
nantinya
6. Keluarga terlihat senang
dan memberikan pujian
serta dungan ketika ibu
akan menjalani operasi
caesarea
7. Keluarga ibu selalu
menanyakan keadaan ibu
8. Keluarga selalu
mendampingi dan selalu
mendukung ibu sampai
masuk di kamar operasi
JUMLAH

39
Kuesioner
Res
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
p
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

40
Data Mentah Uji Validitas Kecemasan Pasien Pre Operasi Sectio

Data Responden

No Responden Usia Pendidikan Status Kecemasan Pre


Pekerjaan Operasi Sectio
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.

41
20.

KARTU BIMBINGAN
Nama : Trihana Rosmawati Dacosta
NIRM : 220602015
Judul Penelitian : Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan
Pada Pasien Menjelang Pre-Operasi Sectio
Caesarea Di Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit
Manembo Nembo Kota Bitung
Pebimbing I : Bdn. Noormah Juwita, S.ST., M.Kes., M.Keb.

Hari / Materi Hasil TTD


No Tanggal Bimbingan Bimbingan Pebimbing
Kamis,10 -ACC Judul Proposal
1. Agustus 2023

Senin,4 Konsul -Perbaiki Tulisan yang


2. september 2023 Proposal kurang jelas dan judul
Pertama jangan disingkat.
-Dapus tidak pakai
halaman,mana daftar
lampiran?
-Survey awal bercerita
tentang data bukan
bercerita kejadian
pasien.
-Cari data pendukung
tentang kasus ini baik
dari
WHO,indinesia,provinsi.
-Sentral atau sentarl?
-Teori dampak

42
Kecemasan dan faktor
yang mempengaruhi
kecemasan belum
tertulis di teori?
-Berapa populasinya?
-Apa alasannya sample
popupasi 30 orang?
-Kriteria esklusi?
-Lampiran alat ukur
yang dipakai apakah
sudah pernah di coba
sebelumnya?
3. Sabtu,16 Konsul -Kenapa tulisan daftar
september 2023 Proposal Pustaka berubah
kedua menjadi warna biru dan
tulisannya kenapa bukan
time new roman?
-Belum terlihat data
yang di Rs.Manembo-
nembo
-Tempat diawali huruf
kapital
-Ibu cek tidak sesuai di
jurnalnya
-Ini untuk apa di
lampirkan
dokumentasinya
KTPnya ?
4 Rabu,20 Konsul -Tambah gelar M.Keb
september 2023 Proposal -Kata pengantar tidak
ketiga pakai nama penulis
-perjelas penulisan
-Penulisan bulan harus
di awali huruf kapital
-Hapus yang di coret ibu
-Buat table terbuka
5 Rabu,20 Konsul -Knp ada angka 45?
september 2023 Proposal -Buat lampiran belakang
keempat (Jadwal skripsi,
informent consent,
kuisioner,dll)

43
6 Selasa,26 Konsul -Instrumen penelitian yg
september 2023 Proposal digunakan dgn
Kelima menggunakan alat ukur
HRS-A (blm ada).
-Apakah sama dgn
kuisioner ?

-Perbaiki dan Lengkapi


lampiran 1-6
7 Selasa,3 Konsul Alat ukur kecemasan
Oktober 2023 Proposal menggunakan Hamilt
keenam on Rating Scale For
Anxiety (HARS) ada
14 poin dan yg tulisan
merah hapus saja
krna sama saja
8 Rabu,04/010/23 pernyataanx dgn
HARS

ACC DOSPEM 1

KARTU BIMBINGAN
Nama : Trihana Rosmawati Dacosta
NIRM : 220602015
Judul Penelitian : Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan
Pada Pasien Menjelang Pre-Operasi Sectio
Caesarea Di Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit
Manembo Nembo Kota Bitung
Pebimbing II : Endang Pujianti, S.ST.,M.Keb.
No Hari / Materi Hasil TTD
Tanggal Bimbingan Bimbingan Pebimbing

44
45

Anda mungkin juga menyukai