Anda di halaman 1dari 83

SKRIPSI

PELAKSANAAN PEMANTAUAN KESEJAHTERAAN JANIN DENGAN


CTG/ KTG PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI RSPAD GATOT
SOEBROTO JAKARTA 2022

Diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana


pada Program Studi Kebidanan

NAMA : NOVA HARIYANI

NIM : 200603074

PROGRAM STUDI KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ABDI NUSANTARA
JAKARTA, TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas diucapkan selain ucapan rasa syukur atas karunia

yang tak terhingga yang diberikan kepada penulis oleh Allah SWT, Tuhan

semesta alam sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Pelaksanaan pemantauan kesejahteraan janin dengan CTG/KTG pada ibu hamil

trimester III di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta 2022”, dan tak lupa shalawat serta

salam penulis limpahkan kepada Nabi akhir zaman Nabi Muhammad SAW

beserta para sahabat-Nya sebagai inspirasi dari segala ilmu.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis merasakan rintangan, namun hal

tersebut dapat dilewati karena dalam penyusunan skripsi ini tak lepas dari

dorongan, semangat, bantuan, kasih sayang dari berbagai pihak. Oleh karena itu

secara khusus pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih

kepada:

1. Bapak Bapak Khairil Walid Nasution, SKM.M.P.D , selaku Ketua


Yayasan Abadi Nusantara

2. Ibu Lia Idealistiana, SKM, SST, selaku ketua Stikes Abdi Nusantara.

3. Ibu Mariyani, M.Keb, selaku ketua STIKes Abdi Nusantara

4. Ibu Mariyani, M.Keb , selaku Ketua Prodi S1 Kebidanan Stikes Abdi


Nusantara

5. ....................... selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan

dan arahan dalam menyelesaikan proposal skripsi ini.

6. ....................... selaku penguji yang telah meluangkan waktu untuk

menguji proposal skripsi ini


7. Kepala Rumah Sakit RSPAD Gatot Soebroto beserta jajarannya yang

telah memberikan ijin untuk melalukan penelitian.

8. Keluarga tersayang, orang tua, suami serta anak-anakku tercinta yang

telah memberikan doa, dorongan moril, materil dan spiritual.

9. Teman-teman Program Studi Kebidanan STIKes Abdi Nusantara.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan

dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan

kritik yang bersifat membangun dari pembaca untuk perbaikan dimasa

mendatang. Akhir kata penulis mengharapkan agar skripsi ini dapat memenuhi

sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Program Studi Kebidanan

STIKes Abdi Nusantara

Jakarta, April 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

DAFTAR TABEL..................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv

BAB I.......................................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah............................................................................1

B. Kebaruan Penelitian ..................................................................................5

C. Rumusan Masalah.....................................................................................5

D. Pertanyaan Penelitian ...............................................................................6

E. Tujuan Penelitian .....................................................................................6

F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7

G. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 7

BAB II .................................................................................................................... 8

A. Indikator Kesejahteraan Janin ................................................................. 8

B. Pemantauan kesejahteraan janin..............................................................12

C. Petunjuk teknis pemantauan kesejahteraan janin....................................15

D. Faktor yang Mempengaruhi pelaksaanaan pemantauan janin.................16

E. Penelitian Terkait....................................................................................24

BAB III..................................................................................................................27

A. Kerangka Konsep .................................................................................. 27

B. Definisi Operasional .............................................................................. 27

C. Hipotesis ................................................................................................ 28

BAB IV .................................................................................................................
A. Metode Kuantitatif ................................................................................ 29

B. Lokasi Penelitian .................................................................................... 29

C Variabel dan Pengukuran ....................................................................... 30

D. Populasi dan Sampel Penelitian..............................................................30

E. Teknik Pengumpulan Data......................................................................31

F Pengolahan Data......................................................................................33

G. Analisa Data............................................................................................34

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................56

LAMPIRAN...........................................................................................................60
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemantauan kesejahteraan janin merupakan hal yang penting dilakukan

pada masa kehamilan. Kehamilan adalah peristiwa yang dimulai dari

konsepsi (pembuahan) dan berakhir dengan permulaan persalinan. Kehamilan

merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan keturunan yang

terjadi secara alami dan menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim ibu

(1). Kematian perinatal masih merupakan masalah bagi negara berkembang

termasuk didalamnya negara Indonesia. (2).

Pengawasan janin saat kelahiran bertujuan untuk memprediksi dan

mendiagnosis asfiksia janin sebelum terjadinya kerusakan otak akibat terjadi

gangguan pertukaran gas darah. Modalitas yang tersedia saat ini adalah

berupa auskultasi intermiten, kardiotokografi (KTG), penilaian warna dan

kuantitas cairan amnion, fetal blood sampling, penilaian profil biofisik,

terbentuknya caput pada kepala janin dan lain-lain. (3)

Berdasarkan data SDKI 2017 angka kematian bayi 24/1000 kelahiran

hidup. Dengan target global SDGs 2030 AKB 12/1000 KH , AKN adalah

7/1000KH. Salah satu penyebab mortalitas perinatal yang menonjol adalah

masalah hipoksia intra uterin. kesejahteraan janinnya (4). Pemantauan

kesejahteraan janin merupakan pengawasan penting bagi janin pada masa

kehamilan dan persalinan, kualitas pelayanan kesehatan dan teknologi yang

mendukung menjadikan harapan ibu untuk melahirkan normal banyak cara

dilakukan untuk memantau kesejahteraan janin salah satunya yaitu adalah


biofisik meaning yang merupakan tindakan non invasive yang

menggabungkan pemerikaan USG dan KTG untuk melakukan pemantauan

kesejahteraan janin semasa kehamilan melalui kunjungan Ante Natal Care.

Kardiotokografi memungkinkan dilakukannya pengawasan janin saat

kelahiran dengan cara menganalisis denyut jantung janin dan kontraksi

miometrium secara kontinyu. Dengan cara ini diharapkan dapat mendeteksi

tanda-tanda yang menunjukkan kejadian potensial merugikan sehingga dapat

dilakukan intervensi tepat waktu. Kardiotokografi diindikasikan bila

ditemukan denyut jantung janin dan kontraksi uterus yang abnormal pada

pemeriksaan secara intermiten. (5).

Pemeriksaan KTG pada umumnya dilakukan dengan pemantauan eksternal

yang dinilai aman dan tidak membahayakan kondisi ibu maupun janin.

Pemantauan eksternal menggunakan 2 transduser yaitu probe ultrasonografi

pada area dengan suara denyut janin paling keras, dan tocodynamometer pada

fundus uteri. Pemeriksaan KTG umumnya dilakukan selama 20 menit dan ibu

diminta untuk meminimalisir gerakan selama prosedur berlangsung.

Pembacaan hasil KTG meliputi baseline denyut jantung, variabilitas,

akselerasi, dan deselerasi (6).

J Moris 2000 menyatakan bahwa pemantauan janin elektronik adalah

praktik observasional dalam perawatan kebidanan modern dan sering aspek

kasus medikolegal yang melibatkan manajemen persalinan dan persalinan.

Penafsiran dari cardiotocograph (CTG) yang dihasilkan oleh monitor tersebut

adalah keterampilan yang dibutuhkan oleh mereka yang merawat wanita

hamil. Penelitian telah menunjukkan bahwa sebagian besar 'ahli' tidak


memantau CTG secara konsisten cara, jika dibandingkan dengan ahli lain

atau diri mereka sendiri. Namun, itu juga telah ditunjukkan bahwa konsistensi

dapat ditingkatkan dengan pelatihan.

Menurut penelitian David morton 2019 di Afrika Selatan bahwa

pengetahuan kardiotokografi tetap menjadi tantangan bagi praktik bidan di

Afrika Selatan. Temuan studi menunjukkan bahwa bidan kurang memiliki

pengetahuan tentang CTG penafsiran. Keterbatasan pengetahuan tentang

CTG/KTG bidan di rumah sakit umum KwaZulu-Natal mungkin karena

akurangnya pelatihan, lebih dari separuh peserta (70%) menunjukkan

perlunya pelatihan . Klinis pengalaman dan kontak yang terlalu lama dengan

penggunaan CTG secara teratur dibangsal persalinan tampaknya tidak

memiliki pengaruh positif terhadap tingkat pengetahuan bidan. Interpretasi

dan manajemen CTG adalah tugas kompleks yang membutuhkan

pengetahuan yang baik tentang pola DJJ, fisiologi janin, dan manajemen

intrapartum, seperti yang diterapkan pada spesifik kebutuhan klinis setiap

pasien.

Rumah Sakit RSPAD Gatot Soebroto Jakarta merupakan rumah sakit tipe

A yang merupakan rumah sakit rujukan dan pendidikan dengan salah satu sub

pelayanan kebidanan yaitu fetomaternal. Poliklinik Fetomaternal , ruang

tindakan dan persalinan dan PONEK RSPAD Gatot Soebroto merupakan

tempat yang mempunyai peranan langsung dalam pemberian asuhan

kebidanan pada ibu hamil dan bidan adalah tenaga kesehatan terbesar dalam

pelayanan keseharian tersebut. Pemantauan kesejahteraan janin yang


dilakukan di RSPAD Gatot Soebroto dan dilakukan oleh tenaga kesehatan

bidan salah satunya dengan pemeriksaanCTG/KTG (9).

Pada Agustus 2021 jumlah kunjungan ibu hamil sebesar 258 kunjungan,

dari jumlah tersebut yang dilakukan pemeriksaan KTG adalah yang telah

masuk Trimester III kehamilan dengan jumlah 136 (52,7%) (Data Rekam

Medik Poli Kebidanan RSPAD Gatot Soebroto, September 2021). Dari data

tersebut maka dapat dilihat bahwa besarnya peranan bidan dalam melakukan

pemantauan kesejahteraan janin dengan CTG/KTG. Pemantauan

kesejahteraan janin dengan CTG/KTG yang dilakukan oleh bidan dimulai

dengan persiapan alat, pelaksanaan, merapihkan alat, mengintrepretasikan

hasil dari pemeriksaan CTG/KTG dan membuat dokumentasi.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “ Pelaksanaan pemantauan kesejahteraan janin

dengan CTG/KTG pada ibu hamil trimester III di RSPAD Gatot Soebroto

Jakarta 2022.

B. Kebaruan Penelitian

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Farisa, dkk tahun 2017 dengan

judul teknologi pemantauan kesejahteraan janin di Indonesia dengan jenis

penelitian studi kasus, hasil penelitian ini didapatkan bahwa pemantauan

kesejahteraan janin yang lebih detail misal pada resiko kehamilan yang tinggi

dapat menggunakan teknologi NST, sedangkan peneltian yang dilakukan oleh

May Rhismaya tahun 2020 dengan judul pelaksanaan pemantauan

kesejahteraan janin dengan CTG , ini merupakan penelitian kualitatif, dimana

hasil penelitian didapatkan bahwa pemantauan kesejahteraan janindengan


CTG pada ibu hamil telah sesuai dengan SOP. Adapun untuk penelitian ini,

jenis peneltian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain cross

sectional.

C. Rumusan Masalah

Jumlah kunjungan ibu hamil pada bulan September 2021 di Poli

Kebidanan RSPAD Gatot Soebroto sebesar 258 kunjungan, dari jumlah

tersebut yang dilakukan pemeriksaan KTG adalah yang telah masuk Trimester

III kehamilan dengan jumlah 136 (52,7%), adapun bidan sebagai pelaksana

pemantauan kesejahteraan janin dengan CTG/KTG, dimulai dengan persiapan

alat, pelaksanaan, merapihkan alat, mengintrepretasikan hasil dari

pemeriksaan CTG/KTG dan membuat dokumentasi.

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini

adalah belum diketahuinya bagaimana pelaksanaan pemantauan kesejahteraan

janin dengan CTG/KTG pada ibu hamil trimester III di RSPAD Gatot

Soebroto Jakarta 2022.

D. Pertanyaan Penelitian

1. Apakah ada hubungan antara umur dengan pelaksanaan pemantauan

kesejahteraan janin pada ibu hamil trimester III yang dilakukan oleh bidan

melalui pemeriksaan CTG/ KTG di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Tahun

2021.

2. Apakah ada hubungan antara pendidikan dengan pelaksanaan pemantauan

kesejahteraan janin pada ibu hamil trimester III yang dilakukan oleh bidan

melalui pemeriksaan CTG/ KTG di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Tahun

2022.
3. Apakah ada hubungan antara lamanya masa kerja dengan pelaksanaan

pemantauan kesejahteraan janin pada ibu hamil trimester III yang

dilakukan oleh bidan melalui pemeriksaan CTG/ KTG di RSPAD Gatot

Soebroto Jakarta Tahun 2022.

4. Apakah ada hubungan antara pengetahuan dengan pelaksanaan pemantauan

kesejahteraan janin pada ibu hamil trimester III yang dilakukan oleh bidan

melalui pemeriksaan CTG/ KTG di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Tahun

2022.

E. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pelaksanaan pemantauan kesejahteraan janin pada ibu

hamil trimester III yang dilakukan oleh bidan melalui pemeriksaan CTG/

KTG di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Tahun 2022.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran pelaksanaan pemantauan kesejahteraan janin

pada ibu hamil trimester III yang dilakukan oleh bidan melalui

pemeriksaan CTG/ KTG di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Tahun 2022

b. Mengetahui gambaran umur, pendidikan, lamanya masa kerja dan

pengetahuan bidan dalam pelaksanaan pemantauan kesejahteraan janin

pada ibu hamil trimester III yang dilakukan oleh bidan melalui

pemeriksaan CTG/ KTG di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Tahun 2022.

c. Mengetahui hubungan antara umur dengan pelaksanaan pemantauan

kesejahteraan janin pada ibu hamil trimester III yang dilakukan oleh
bidan melalui pemeriksaan CTG/ KTG di RSPAD Gatot Soebroto

Jakarta Tahun 2022.

d. Mengetahui hubungan antara pendidikan dengan pelaksanaan

pemantauan kesejahteraan janin pada ibu hamil trimester III yang

dilakukan oleh bidan melalui pemeriksaan CTG/ KTG di RSPAD Gatot

Soebroto Jakarta Tahun 2022.

e. Mengetahui hubungan antara lamanya masa kerja dengan pelaksanaan

pemantauan kesejahteraan janin pada ibu hamil trimester III yang

dilakukan oleh bidan melalui pemeriksaan CTG/ KTG di RSPAD Gatot

Soebroto Jakarta Tahun 2022.

f. Mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan pelaksanaan

pemantauan kesejahteraan janin pada ibu hamil trimester III yang

dilakukan oleh bidan melalui pemeriksaan CTG/ KTG di RSPAD Gatot

Soebroto Jakarta Tahun 2022.

F. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Dapat menambah wawasan bidan terhadap pelaksanaan pemantauan

kesejahteraan janin pada ibu hamil trimester III melalui pemeriksaan CTG/

KTG.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Tenaga Kesehatan

Dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan dan masukan

dalam meningkatkan keterampilan serta pengetahuan tentang


pelaksanaan pemantauan kesejahteraan janin pada ibu hamil trimester III

melalui pemeriksaan CTG/ KTG

b. Bagi masyarakat umum

Dapat memberikan informasi tentang manfaat dari pemeriksaan CTG

untuk pemantauan kesejahteraan janin.

c. Bagi peneliti selanjutnya

Dapat dijadikan sebagai data penelitian lebih lanjut tentang pelaksanaan

pemantauan kesejahteraan janin pada ibu hamil trimester III yang

dilakukan oleh bidan melalui pemeriksaan CTG/ KTG

G. Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka ruang lingkup penelitian ini

membahas pelaksanaan pemantauan kesejahteraan janin pada ibu hamil

trimester III yang dilakukan oleh bidan melalui pemeriksaan CTG/ KTG di

RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Tahun 2022, jenis penelitian menggunakan

pendekatan kuantitatif analitik dengan desain cross sectional, dengan populasi

adalah bidan yang melakukan pemantauan kesejahteraan janin pada ibu hamil

trimester III menggunakan alat CTG/KTG, analisis yang digunakan adalah

analisis univariate dan bivariate.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Indikator Kesejahteraan Janin

Faktor utama yang menyebabkan tingginya angka mortalitas

perinatal di negara berkembang adalah trauma persalinan dan penyakit

infeksi (24). Adapun salah satu upaya yang dilakukan untuk menurunkan

angka kematian perinatal yang disebabkan oleh hipoksia janin dalam

rahim antara lain dengan melakukan pemantauan kesejateraan janin dalam

rahim Ada beberapa variabel yang dijadikan parameter untuk mengetahui

kesejahteraan janin yaitu (24). :

a. Gerakan napas

b. Gerakan Janin

c. Tonus Janin

d. Denyut Jantung Janin

e. Volume air ketuban


Gambar .1 Algoritma PKJ pada antenatal dan intrapartum (24).

2. Pemantau Kesejahteraan Janin

Dalam rangka untuk meningkatkan akses dan jangkauan layanan

kesehatan ibu dan neonatal yang berkualitas maka digunakan beberapa

teknologi untuk pemantauan kesejahteraan janin (24). n . Terbagi menjadi

2 yaitu tes invasive dan non invasive .

a. Non invasive

1) Profil biofisik (BPP)

Profil biofisik Adalah tes non invasif yang

memprediksikan ada atau tidak adanya asfiksia janin dan akhirnya

risiko kematian janin dalam periode antenatal berkurang ketika

BPP mengidentifikasi janin dalam keadaan tidak baik, tindakan

dapat diambil untuk melakukan intervensi sebelum progresif

asidosis metabolik menyebabkan kematian janin. BPP

menggabungkan data dari 2 sumber (misalnya, pencitraan

ultrasound dan monitor detak jantung janin) (25).


Dynamic realtime B-mode ultrasound digunakan untuk

mengukur volume cairan ketuban (AFV) dan untuk mengamati

beberapa jenis gerakan janin. FHR tersebut diperoleh dengan

menggunakan transduser Doppler berdenyut terintegrasi dengan

mikroprosesor berkecepatan tinggi, yang memberikan informasi

data terbaru secara terus menerus. Awalnya dijelaskan oleh

Manning dan rekan, BPP telah menjadi alat standar untuk

memberikan surveilans janin antepartum. BPP mengintegrasikan 5

parameter untuk menghasilkan skor profil biofisik (BPS) dan

meliputi (1) uji non stress (NST), (2) pengukuran ultrasound AFV,

(3) pengamatan terhadap adaatau tidak adanya gerakan pernapasan

janin, ( 4) gerakan tubuh kasar, dan (5) nada. (25).

2) Anamnesa

Gerak janin (pemantauan gerak janin dengan menggunakan

kartu gerak janin) pemantauan dilakukan langsung oleh ibu hamil

Gerakan bayi akhir kehamilan (25). Menurut Keri, sebagian besar

ibu hamil percaya pada mitos bahwa janin tidak bergerak sebanyak

sebelumnya ketika mendekati akhir kehamilan. Seorang ibu yang

hamil untuk pertama kalinya kemungkinan sulit membedakan

mana gerakan yang normal dan mana yang tidak.Menurut Lori

Hardy, M.D., Karakter gerakan mungkin berubah menjadi lebih

'bergulir' daripada tendangan tajam, tetapi jumlah gerakan harus

sama. Salah satu hal terbaik yang dapat lakukan adalah mengenal

pola gerakan khas janin (25) . Dengan begitu dapat mendeteksi jika
ada sesuatu yang salah. Sebagai aturan umum, sebagian besar janin

memiliki 'jadwal', yang berarti mereka bergerak dalam jumlah yang

sama pada waktu yang sama dalam sehari.Sebagian tampaknya

akan bergerak 'sepanjang waktu' dan beberapa jauh kurang aktif,

tetapi itulah pola yang telah mereka tetapkan.Setelah 24 minggu,

harus ada jumlah gerakan yang sama setiap hari dan seorang ibu

umumnya akan terbiasa dengan pola tersebut. Kebanyakan kasus,

janin aktif di malam hari ketika ibu hamil sedang tidur.

Ada beberapa hal yang menyebabkan janin berhenti bergerak,

antara lain (25):

a) Posisi bayi

b) Janin tidur

c) Ibu hamil stres atau masalah kurang nutrisi

d) Janin mengalami keterbatasan pertumbuhan

e) Ketuban pecah dini

f) Janin kekurangan oksigen atau hipoksia

g) Plasenta terpisah dari dinding Rahim

h) Janin meninggal dalam kandungan

3) Pemeriksaan fisik : status generalis dan status obstetri dan

ginekologi ibu hamil (25).

 Auskultasi

Untuk teknologi auskultasi digunakan untuk pemeriksaan

frekuensi denyut jantung janin bisa menggunakan stetoskop


manual ataupun stetoskop digital. Stetoskop manual ada 2 tipe

yang biasa digunakan untuk pemeriksaan janin yaitu stetoskop

pinard dan fetoscope.

a) Menggunakan stetoskop Pinard/ Laennec atau monoaural

Stetoskop yang dirancang khusus untuk dapat

mendengarkan detak jantung janin secara manual oleh

pemeriksa dapat digunakan pada usia kehamilan 17-22

minggu.

Tata cara pemeriksaan:

Tempat mendengarkan harus tenang, agar tidak mendapat

gangguan dari suara lain.

Pemeriksaan ini sebagai lanjutan dari pemeriksaan palpasi.

Mencari daerah atau tempat dimana kita akan

mendengarkan biasanya merupakan punggung bayi.

Setelah daerah ditemukan, stetoskop pinard di pakai bagian

yang berlubang luas ditempatkan atas tempat atau daerah

dimana kita akan mendengarkan. Sedangkan bagian yang

luasnya sempitditempatkan pada telinga kita, letakkan

tegak lurus

Kepala pemeriksa dimiringkan, perhatian dipusatkan pada

denyut jantung janin.. Bila terdengar suatu detak, maka

untuk memastikan apakah yang terdengar itu denyut

jantung janin, detak ini harus disesuai dengan detak nadi

ibu. Bila detakkan itu sama dengan nadi ibu, yang


terdengarbukan jantung janin, tetapi detak aorta

abdominalis dari ibu.

Setelah nyata bahwa yang terdengar itu betul-betul denyut

jantung janin maka dihitung untuk mengetahui teraturnya

dan frekuensinyadenyut jantung janin itu.

b) Stetoskop Janin Fetoscope

Stetoskop yang dirancang khusus untuk dapat mendengarkan

detak jantung janin secara manual oleh pemeriksa dapat

digunakan pada usia kehamilan > 28.

Cara pemeriksaan menggunakan fetoscope:

Baringkan Ibu hamil dengan posisi telentang

Lakukan pemeriksaan Leopold untuk mencari posisi

punggung janin

Letakkan stetoskop pada daerah sekitar punggung janin

Hitung total detak jantung janin

c) Stetoskop Digital

Pemeriksaan menggunakan stetoskop digital

prosedurenya sama dengan menggunakan stetoskop

konvensional tetapi hasil dari pemeriksaannya dapat dilihat

pada layar komputer yang disebut dengan

fetalphonocardiogram (fPCG). Alat ini menarik karena

benar-benar pasif (tidak ada energi yang ditransmisikan

kejanin) dan biaya rendah , sehingga dapat dilakukan dalam

jangka panjang dan sering. fPCG adalah rekaman akustik


detak janin jantung, yang dihasilkan oleh kegiatan mekanik

berbagai struktur jantung janin, dengan cara meletakkan

stetoskop digital pada permukaan perut ibu dan alat ini

mulai banyak digunakan pada tahun 1990 an . Dari hasil

pemeriksaan ini didapatkan sebuah gambar sinyal dimana

dari gambar sinyal ini dapat diketahui lebih detail tentang

keadaan jantung janin.

4) Ultrasonografi

Ultrasonografi (USG) adalah suatu alat dalam dunia kedokteran

yang memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara

yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz 2000 kHz) yang

kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor .Pemantauan

menggunakan USG ini dapat dilakukan pada kehamilan 12

minggu. Tetapi pemantauan menggunakan USG ini disarankan

untuk tidak dilakukan seringkali. Biasanya dianjurkan pada awal

kehamilan dan akhir kehamilan.

Skema cara kerja USG

a) Transduser

Transduser adalah komponen USG yang ditempelkan pada

bagian tubuh yang akan diperiksa, seperti dinding perut atau

dinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam

transduser terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap

pantulan gelombang yang disalurkan oleh transduser.

Gelombang yang diterima masih dalam bentuk gelombang


akusitik (gelombang pantulan) sehingga fungsi kristal disini

adalah untuk mengubah gelombang tersebut menjadi

gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer

sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar.

b) Monitor yang digunakan dalam USG

c) Mesin USG

Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya

untuk mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang.

Mesin USG adalah CPU nya USG sehingga di dalamnya

terdapat komponen-komponen yang sama seperti pada CPU

pada PC, USG merubah gelombang menjadi gambar.

Jenis Pemeriksaan USG

a) USG 2 Dimensi

Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan

melintang). Kualitas gambar yang baik sebagian besar

keadaan janin dapat ditampilkan.

b) USG 3 Dimensi

Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar

lagi yang disebut koronal. Gambar yang tampil mirip

seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini

tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan

janin dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena

gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar).

c) USG 4 Dimensi
Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3

dimensi yang dapat bergerak (live3D). Kalau gambar yang

diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4

Dimensi,keadaan janin di dalam rahim.

d) USG Doppler

USG Doppler atau Fetal Doppler adalah alat untuk deteksi

detak jantung janin di dalamkandungan sang ibu. Gunanya

untuk memeriksa apakah sang janin tumbuh dengan

normal,dengan ditandai adanya denyut jantungnya.

Umumnya teknik yang digunakan untuk deteksidetak

jantung janin adalah dengan ultrasound (frekuensi 2

MHz).Pemeriksaan menggunakanUSG Doppler ini dapat

dilakukan pada usia kehamilan 12 minggu.

5) Kardiotokografi (KTG/ CTG ) (26)

Pemeriksaan KTG adalah cara pemeriksaan kesejahteraan janin

dengan menggunakan alat dan merupakan tindakan non-invasif.

Pada KTG/CTG ada tiga parameter dipantau dalam waktu

bersamaan yaitu denyut jantung janin (DJJ), kontraksi rahim, dan

gerak janin. Peralatan KTG tersebut harus dipelihara dengan baik,

jangan sampai kabelnya rusak akibat sering dilepas dan dipasang

atau kesalahan dalam perawatan peralatan tokometer dan

kardiometer. Diperlukan seorang penanggung jawab untuk

perawatan dan pengoperasionalan KTG tersebut, juga pelatihan

didalam menginterpretasikan hasil KTG tersebut. Pada saat


pemeriksaan KTG, posisi pasien tidak boleh tidur terlentang, tetapi

harus setengah duduk atau tidur miring

Syarat Pemeriksaan Kardiotokografi

a) Janin hidup dengan usia kehamilan ≥ 28 minggu.

b) Ada persetujuan tindak medik dari pasien (secara lisan).iring

c) Punktum maksimum denyut jantung janin (DJJ) dan tinggi

fundus uteri diketahui.

d) Peralatan dalam keadaan baik dan siap pakai.

e) Prosedur pemasangan alat dan pengisian data pada komputer

(pada KTG terkomputerisasi) sesuai buku petunjuk dari pabrik.

f) Sebelum melakukan interpretasi KTG harus mengetahui

bagaimana kondisi ibu dan janin, peralatan yang dipakai, dan

sarana pendukung lainnya yang berkaitan dengan PKJ. Hal

terpenting adalah identifikasi semua faktor yang berkaitan

dengan risiko hipoksia pada janin. NICHD (2008) dan Freeman

dkk (2012) merekomendasikan penerapan Tiga Katagori dalam

interpretasi DJJ sebagai berikut :

Katagori I

Katagori I adalah kondisi normal dari pemantauan DJJ dan

menggambarkan status asam basa janin saat pemantauan

dalam keadaan normal. Katagori I dapat dipantau pada

pemeriksaan rutin asuhan antenatal dan tidak memerlukan

tatalaksana khusus.

Katagori II
Katagori II tidak memprediksi adanya abnormalitas status

asam basa janin, saat ini belum ditemukan bukti yang

adekuat untuk mengkasifikasikan katagori ini menjadi

Katagori I atau Katagori III. Katagori II memerlukan

evaluasi dan pemantauan lanjut serta reevaluasi dan mencari

faktor-faktor yang berkaitan dengan keadaan klinis. Pada

beberapa keadaan diperlukan uji diagnostic untuk

memastikan status kesejahteraan janin atau melakukan

resusitasi intrauterine pada hasil Katagori II

Katagori III

Katagori III berkaitan dengan abnormalitas status asam basa

pada saat pemantauan janin tersebut dilakukan. Katagori III

memerlukan evaluasi yang baik (akurat). Pada kondisi ini,

tindakan yang dilakukan tidak terbatas hanya untuk

memberikan oksigenasi bagi ibu, merubah posisi ibu,

menghentikan stimulasi persalinan, atasi hipotensi maternal,

dan penatalaksanaan takhisistol, tetapi juga dilihat situasi

klinis yang terjadi pada waktu itu. Bila Katagori III tidak

dapat diatasi, pertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan

(persalinan)
Gambar .2 Komparasi Kriteria dan Interpretasi KTG

b. Invasif

1) Internal Electronic Fetal Monitoring

Pemeriksaan denyut jantung janin ini dilakukan langsung dari

kulit kepala janin. Merupakan tindakan invasive dengan cara

memecahkan kulit ketuban. Hasilnya berupa grafik gambar

EKG (elektrokardiografi) berupa gelombang P, QRS, dan T.

Dari grafik ini dapat dilhat kondisi denyut jantung janin normal

atau abnormal.

2) Internal Electronic Contraction Monitoring

Merupakan tindakan invasive dengan cara memecahkan kulit

ketuban. Pemeriksaan tekanan intra uterin langsung didalam

ketuban. Teknologi ini digunakan apabila dokter tidak

mendapatkan bacaan yang baik dari pemeriksaan eksternal

electronic monitoring biasa dikenal dengan Non Stress Test.


Dokter akan memasang elektroda kebagian tubuh bayi yang

paling dekat dengan pembukaan serviks biasanya adalah kepala

bayi. Dokter juga menyisipkan kateter tekanan kedalam acto

untuk memantau kontraksi.

3. Sasaran pemantauan kesejahteraan janin

Pemantauan kesejahteraan janin merupakan bagian dari asuhan ante natal

care dilakukan pada usia kehamilan lebih dari 30 minggu untuk

mengurangi resiko insufisiensi uretroplasenta dan secara langsung

pemantauan kesejahteraan janin adalah berpengaruh secara langsung

terhadap penurunan angka kematian janin (26)

4. Pelaksanaan

a. Melakukan identifikasi terhadap ibu hamil trimester III yang ada

diwilayah kerja

b. Mempersiapkan tempat, sarana dan prasarana pelaksanaan

CTG/KTG pada ibu hamil trimester III

c. Melakukan evaluasi pemantauan kesejahteraan janin dengan

CTG/KTG pada ibu hamil trimester III yang dilakukan oleh bidan di

Rumah Sakit RSPAD Gatot Soebroto Jakarta meliputi : persiapan

alat, persiapan pasien,melakukan tindakan pemeriksaan CTG/KTG ,

interpretasikan data, dan dokumentasi

5. Petunjuk teknis pelaksanaan pemantauan kesejahteraan janin


Pelaksanaan pemantauan kesejahteraan janin dengan CTG/KTG pada

ibu hamil trimester III dilakukan pada fasilitas kesehatan dan dilakukan

oleh tenaaga kesehatan dokter spesialis kebidanan, bidan dokter

umum ,dll yang mempunyai kompetensi dalam melakukan pemantauan

kesejahteraan janin dan merupakan bagian dari asuhan ante natal care.

Gambar 3 Modalitas utama pengkajian kesejahteraan janin dan kapan dipergunakan S

6. Monitoring dan Evaluasi

a. Monitoring

Monitoring dilakukan dalam rangka melihat perkembangan dan

pencapaian, serta masalah dalam pemantauan kesejahteraan janin ,

hasil monitoring dapat dijadikaan bahan acuan untuk perbaikan dan

pengembangan pemantauan kesejahteraan janin Hal-hal yang perlu

dimonitor berdasarkan (11) :


1) Pelaksana ( dokter dan bidan )

2) Sarana prasarana (ruang ,alat –alat pemantauan kesejahteraan janin)

3) Fasilitator (persiapan,pelaksana, penggunaan alat bantu)

4) Waktu (mulai tepat waktu, efektif ).

b. Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan dampak baik positif

maupun actora pelaksanaan pemantauan kesejahteraan janin dengan

CTG/KTG .yang dikerjakan oleh oleh pelaksana (bidan/actorator

bidan) dilakukan pada ibu hamil trimester III yang actor ke poli

fetomaternal, PONEK maupun ruang tindakan dan persalinan di

RSPAD Gatot Soebroto Jakarta . Evaluasi dilakukan untuk menilai (11)

1) Evaluasi pada pelaksanaan pemantauan kesejateraan janin

2) Evaluasi kemampuan fasilitator pelaksanaan pemantauan

kesejteraan janin

3) Keterampilan memfasilitasi pemantauan kesejteraan janin

4) Keterampilan melakukan keterampilan pelaksanaan pemantauan

kesejateraan janin

7. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan pemantauan kesejahteraan janin dapat dilakukan

pemantauan kesejahteraan janin (PKJ) merupakan bagian penting dalam

penatalaksanaan kehamilan dan persalinan. Teknologi yang begitu cepat

berkembang memberikan banyak harapan akan semakin baiknya kualitas

pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, melahirkan dan nifas. Kemajuan ini
tidak mudah untuk diikuti oleh actor yang sedang berkembang seperti

Indonesia, selain mahalnya harga peralatan, juga terbatasnya sumber daya

manusia yang handal dalam pengoperasionalan alat canggih tersebut.

Keadaan janin dipengaruhi oleh actor internal dan eksternal.

8. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pemantauan

kesejahteraan janin

a. Faktor predisposisi (Predisposing factor)

1) Umur

Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat

dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

berfikir dan bekerja, dari segi kepercayaan masyarakat seseorang

yang lebih dewasa lebih dipercaya dari pada orang yang belum

tinggi tingkat kedewasaannya (11).

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang

pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik (12).

2) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang

menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk

mencapai keselamatan kebahagian, pendidikan diperlukan untuk


mendapat informasi misalnya, hal-hal yang menunjang kesehatan

sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup (13).

Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang juga prilaku seseorang

akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan

dalam sikap pembangunan pada umumnya, makin tinggi

pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi, (11).

Tingkat pendidikan yang tinggi dapat meningkatkan taraf hidup

dan membuat keputusan yang menyakut masalah kesehatan, (14).

3) Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang, pengetahuan dipengaruhi oleh

factor pendidikan formal, pengetahuan sangat erat hubungannya

dengan pendidikan dimana pendidikan yang tinggi maka akan

semakin luas pula pengetahuannya, akan tetapi bukan berarti orang

berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah, (11).

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.

Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman juga dapat

diperoleh dari informasi yang disampaikan orang lain, didapat dari

buku, surat kabar, atau media massa, elektronik, (13).

Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman

yang berasal dari berbagai macam sumber, misalnya media

massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan dan

sebagainya. Pengetahuan ini dapat membentuk keyakinan


tertentu. Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa pengetahuan

merupakan result dan akibat proses penginderaan sebagian

besar berasal dari penglihatan dan pendengaran (13). Kriteria

penilaian pada pengetahuan didasarkan pada skala

Guttman. Kriteria penilaian didasarkan atas jumlah

pertanyaan yaitu sebanyak 10 pertanyaan yang terdiri

dari 2 alternatif jawaban, jika jawaban benar diberi skor

1, dan jawaban salah diberi skor 0 (15). Rahmawati (2013)

menyatakan bahwa kategori tingkat pengetahuan dapat ditentukan

dengan kriteria (16):

Bila data berdistribusi normal maka :

 Baik : bila skor ≥ mean

 Kurang : bila skor < mean

Bila data berdistribusi tidak normal maka :

 Baik : bila skor ≥ median

 Kurang : bila skor < median

4) Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup

dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Beberapa

batasan lain tentang sikap ini dapat dikutipkan sebagai berikut “an

individual’s social attitude is a syndrome of respon consistency

with regard to social object” (17). (18)

“Attitude entails an existing predisposition to response to social

objecs which in interaction with situational and other dispositional


variables, guides and direct the overt behavior of the individual”

(17), (18).

Dari batasan-batasan di atas dapat disimpulkan bahwa

manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya

dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap

secara nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi

terhadap stimulus tertentu dalam kehidupan sehari-hari merupakan

reaksi bersifat emosional terhadap stimulus sosial.

Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan

bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk

bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap

belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi

merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih

merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau

tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk

bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu

penghayatan terhadap objek.

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu menerima,

merespon, menghargai, bertanggung jawab. Pengukuran sikap

dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara

langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pertanyaan

responden terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat

dilakukan dengan pernyataan-peryataan hipotesis, kemudian

ditanyakan pendapat responden. (18).


Sikap diukur dengan berbagai item pertanyaan yang

dinyatakan dalam kategori respon dengan metode Likert dan

dilakukan skoring pada masing-masing item dengan jumlah

pertanyaan keseluruhan yaitu sebanyak 10 (sepuluh) pertanyaan.

Masing-masing jawaban diberi skor tertinggi adalah 5 dan

skor terendah adalah 1 (15). Rahmawati (2013) menyatakan bahwa

kategori tingkat sikap dapat ditentukan dengan kriteria (16) :

Bila data berdistribusi normal maka :

 Baik : bila skor ≥ mean

 Kurang : bila skor < mean

Bila data berdistribusi tidak normal maka :

 Baik : bila skor ≥ median

 Kurang : bila skor < median

5) Pekerjaan

Pekerjaan termasuk lamanya masa bekerja berpengaruh pada

kemampuan seseorang untuk mencukupi semua kebutuhan

sekaligus untuk meningkatkan keterampilan atau kemampuan

terhadap bidang yang digelutinya jika dikaitkan dengan lamanya

masa kerja. Pekerjaan adalah sesuatu yang dikerjakan untuk

mendapatkan nafkah atau pencaharian masyarakat yang sibuk

dengan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari akan memiliki waktu

yang lebih untuk meningkatkan keteampilan terhadap bidang yang

di kerjakan.(19).

b. Faktor pendukung (Enabling factors)


1) Sarana Kesehatan

Lawrance Green dalam buku Notoatmodjo (2010) mengatakan

bahwa bahwa faktor lingkungan fisik atau letak geografis

berpengaruh terhadap perilaku seseorang atau masyarakat terhadap

kesehatan (18).

2) Sosial Budaya

Masyarakat Indonesia terkenal dengan kebudayaan yang beragam,

dan mempengaruhi perilaku manusia mempunyai kebudayaan

tersebut. Budaya merupakan pemahaman, perasaan, suatu bangsa

meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat

istiadat, pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota

masyarakat itu sendiri (20).

Budaya juga dapat diartikan sebagai pandangan dunia dengan satu

tradisi yang kelompok sosial tertentu menggunakan serta

mengirimkan ke generasi berikutnya (21).

Kebudayaan menunjuk pada berbagai aspek kehidupan dalam

setiap masyarakat, oleh para anggotanya dikembangkan sebagai

pola-pola budaya ideal yang memuat berbagai macam budaya, dan

oleh sebagian masyarakat tersebut diakui sebagai kewajiban harus

dilakukan pada keadaan tertentu. Tidak semua orang dalam

kebudayaannya selalu berbuat seperti apa yang telah ditetapkan,

sebab apabila masyarakat selalu mengikuti kepercayaan, dan adat

istiadat mereka, maka tidak akan ada yang disebut dengan batasan

budaya. Budaya masyarakat biasanya bersifat keagamaan.


Keyakinan dan ajaran agama, memandang anak adalah sebuah

ketentuan dari Allah, serta budaya keluarga besar mempercayai

bahwa banyak anak banyak rezeki, masih diyakini oleh

masyarakat sehingga orang enggan menggunakan alat kontrasepsi


(22).

c. Faktor pendorong (Reinforcing factors)

1) Dukungan/ Peran Suami

Dukungan keluarga adalah kemampuan anggota keluarga

memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap

memberikan dukungan dan bantuan bila diperlukan. Dukungan

sosial keluarga dapat berupa dukungan sosial internal seperti

dukungan dari suami, atau dukungan dari saudara kandung dan

keluarga eksternal di keluarga inti (dalam jaringan besar sosial

keluarga).

Dukungan sosial keluarga dapat berupa dukungan sosial keluarga

internal, seperti dukungan keluarga dari suami/istri, dukungan dari

saudara kandung, ataupun dukungan sosial keluarga eksternal.

Peran keluarga atau suami sangat penting dalam tahap-tahap

perawatan kesehatan, mulai dari tahapan peningkatan kesehatan,

pencegahan, pengobatan, sampai rehabilitasi. (23).

2) Dukungan Petugas Kesehatan

Menurut teori LawrenceGreen,s alah satu faktor pendorong yang

berhubungan dengan perilaku kesehatan adalah dukungan petugas

kesehatan. Dalam hal ini tenaga kesehatan memiliki Peranan

penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang


maksimal kepada masyarakat agar masyarakat mampu untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat

sehingga akan terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

B. Penelitian Terkait

Tabel 2.1 Penelitian Terkait

No. Judul Penelitian dan Peneliti Desain Hasil


1. Analisis hasil pemeriksaan Cross Sectional Hasil pemeriksaan
kardiotokografi intrapartum kardiotokografi
dan kadar asam laktat arteri intrapartum yang
umbilikalis BBL, Ellen W normal menunjukkan
kadar asam laktat arteri
umbilikalis bayi baru lahir
yang normal,
2. Teknologi pemantauan Studi kasus Untuk kebutuhan
kesejahteraan janin di pemantauan kesejahteraan
Indonesia Tahun 2017, janin yang lebih detail
Faradisa dkk misal pada resiko
kehamilan yang
tinggi dapat menggunakan
teknologi NST
3. Evaluasi Pelaksanaan Kualitatif Secara umum pemantauan
Pemantauan kesejahteraan kesejahteraan janindengan
janin dengan CTG di RSPAD CTG pada ibu hamil telah
Gatot Soebroto Tahun 2020, sesuai dengan SOP.
May Rhismaya
C. Kerangka Teori

Prediposing Factor

1. Umur
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
4. Penghasilan
5. Pengetahuan
6. Sikap

Enabling Factor: Pelaksanaan


pemantauan
1. Kelengkapan sarana PERILAKU kesejahteraan
(sumber informasi) janin dengan
2. Jarak tempat tinggal
CTG/KTG

Reinforcing factor :

1. Dukungan suami
2. Dukungan tenaga
kesehatan

Bagan 2.1 Kerangka Teori (14)


BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian merupakan suatu hubungan antara konsep terhadap

konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti (13). Penelitian ini

menggunakan 2 variabel yaitu dependen dan independen. Variabel adalah sesuatu

yang digunakan sebagai ciri atau sifat ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh

satuan penelitian tentang suatu pengertian tertentu.

Variabel Independen Variabel Dependen

1. Usia
2. Pendidikan Pelaksanaan pemantauan
3. Lamanya masa kerja kesejahteraan janin dengan CTG/KTG
4. Pengetahuan

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian


B. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Hasil Ukur Skala


Operasional Ukur Ukur
Dependent
Pelaksanaan Kegiatan yang Lembar 1. Sesuai Standar Nominal
pemantauan dilakukan oleh observasi Operasional
kesejahteraan bidan dalam Prosedur
janin dengan pemantauan (SOP)
CTG/KTG kesejahteraan 2. Tidak sesuai
janin SOP
menggunakan
CTH/KTG
sesuai dengan
SOP yang
telah
ditentukan
oleh RSPAD
Gatot
Soebroto
Independent
Usia Bidan Lamanya masa Kuesioner 1. Usia Muda (≤ Ordinal
hidup dihitung 30 tahun)
dari hari lahir 2. Usia Tua (>
sampai ulang 30 tahun)
tahun terakhir.
Pendidikan Lulusan terakhir Kuesioner 1. D4/S1 Ordinal
dari pendidikan Kebidanan+
kebidanan yang Profesi
telah ditempuh 2. Diploma 3
Kebidanan

Lamanya Lamanya masa Kuesioner 1. > 10 tahun Nominal


masa kerja kerja yang 2. 1-10 Tahun
dihitung dalam
tahun di mulai
dari pertama kali
bekerja di
RSPAD Gatot
Soebroto sampai
dengan saat ini
Pengetahuan Pengetahuan Kuesioner 1. Tinggi Ordinal
yang dimiliki 2. Rendah
responden
tentang
pelaksanaan
pemantauan
kesejahteraan
janin dengan
menggunakan
CTG/KTG sesuai
dengan SOP

C. Hipotesis

1. Ada hubungan antara umur dengan pelaksanaan pemantauan kesejahteraan

janin pada ibu hamil trimester III yang dilakukan oleh bidan melalui

pemeriksaan CTG/ KTG di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Tahun 2022.

2. Ada hubungan antara pendidikan dengan pelaksanaan pemantauan

kesejahteraan janin pada ibu hamil trimester III yang dilakukan oleh bidan

melalui pemeriksaan CTG/ KTG di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Tahun

2022.
3. Ada hubungan antara lamanya masa pekerjaan dengan pelaksanaan

pemantauan kesejahteraan janin pada ibu hamil trimester III yang

dilakukan oleh bidan melalui pemeriksaan CTG/ KTG di RSPAD Gatot

Soebroto Jakarta Tahun 2022.

4. Ada hubungan antara pengetahuan dengan pelaksanaan pemantauan

kesejahteraan janin pada ibu hamil trimester III yang dilakukan oleh bidan

melalui pemeriksaan CTG/ KTG di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Tahun

2022.
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Metode Kuntitatif

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan

pendekatan Cross Sectional dimana pengumpulan data variabel dependen dan

independen dilakukan secara bersamaan. Dalam hal ini peneliti ingin

mengetahui mengenai pelaksanaan pemantauan kesejahteraan janin dengan

CTG/KTG pada ibu hamil trimester III di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta

2022

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Poli Kebidanan dan Ruang Bersalin RSPAD Gatot

Soebroto

C. Variabel dan Pengukuran

Dalam penelitian terdapat dua variabel yang digunakan yaitu variabel

independen dan variabel dependen (15). Variabel dependen/variabel terikat

atau yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas pada

penelitian ini adalah Pelaksanaan pemantauan kesejahteraan janin dengan


CTG/KTG, sedangkan variabel independen/variabel bebas atau yang

mempengaruhi atau nilainya menentukan variabel lain, yang menjadi variabel

independen dalam penelitian ini adalah usia, pendidikan, lamanya masa kerja

dan pengetahuan

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi merupakan seluruh subyek dan obyek dengan karakteristik

tertentu yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

bidan yang melakukan pemantauan kesejahteraan janin pada ibu hamil

trimester III menggunakan alat CTG/KTG di Poli Kebidanan dan Ruang

Bersalin RSPAD Gatot Soebroto, yaitu sebanyak 35 orang.

2. Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

(Notoatmodjo, 2018), Sampel penelitian ini adalah bidan yang melakukan

pemantauan kesejahteraan janin pada ibu hamil trimester III menggunakan

alat CTG/KTG di Poli Kebidanan dan Ruang Bersalin RSPAD Gatot

Soebroto.

3. Besar Sampel Penelitian

Besar sampel yang menjadi objek penelitian dihitung dengan

menggunakan rumus Slovin, hal ini dikarenakan jumlah populasi

diketahui. Berikut rumus Slovin yaitu :


N
1+ N ( d )
2

35
n= 2
1+35 (0,05 )

35
n=
1+35 ( 0,0025 )

35
n=
1+0,08

n=32,4 , dibulatkan menjadi 32.

Keterangan :

n = Besar sampel

N = Besar populasi

d = Tingkat kekeliruan yang diinginkan (0,05)

Jadi, jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 32

bidan di Poli dan Ruang Bersalin RSPAD Gatot Soebroto.

4. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling yang digunakan dalam penlitian ini adalah

dengan cara teknik Accidental sampling. Accidental sampling yaitu

pengambilan sample secara aksidental (Accidental) dengan mengambil

kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat

sesuai dengan konteks penelitian (18). Dalam teknik sampling pada

penelitian ini, peneliti mengambil responden pada saat sedang dinas pagi.

E. Alat dan Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan data primer, diperoleh

langsung dari hasil wawancara menggunakan kuisoner oleh peneliti secara

langsung kepada responden mengenai karakteristik bidan meliputi : Usia,


pendidikan, lamanya masa kerja dan pengetahuan, sedangkan untuk

pengambilan data pelaksanaan pemantauan kesejahteraan janin menggunakan

CTG/KTG peneliti menggunakan lembar observasi/penilaian sesuai dengan

SOP pemeriksaan Cardiotocography yang telah ditetapkan oleh RSPAD

Gatot Soebroto.

Untuk kuesioner pengetahuan, terdiri dari 10 pertanyaan yang

meliputi tentang persiapan pelaksanaan dan pelaksanaan, dengan pilihan

jawaban benar dan salah.

Dalam pengumpulan data, peneliti dibantu oleh 4 orang bidan.

Sebelum memberikan kuisioner kepada responden, peneliti memberikan

arahan terlebih dahulu kepada keempat rekan dalam proses pengumpulan data

ini. Pengumpulan data dimulai dari bulan Februari 2022. Sebelum pengisian

kuesioner, responden diberi arahan untuk cara pengisiannya terlebih dahulu,

dari mulai penjelasan penelitian sampai lembar persetujuan menjadi

responden agar lebih memudahkan responden dalam mengisi kuisioner

tersebut.

F. Uji Validasi dan Reliabilitas

Kuesioner dapat digunakan sebagai instrumen penelitian apabila telah diuji

validitas dan reliabilitasnya. Validitas merupakan suatu indeks yang

menunjukkan instrumen tersebut apakah instrumen tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan reliabilitas adalah

indeks yang menunjukkan sejauh mana instrumen dapat dipercaya sehingga


apabila diuji coba dua kali atau lebih, instrumen tersebut tetap konsisten

terhadap gejala yang sama (15)

Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah butir tersebut

sudah valid untuk mengukur indikatornya. Suatu instrumen dinyatakan valid

jika r hitung lebih besar dari r table (10).

Pada uji validitas butir – butir pertanyaan dikatakan valid apabila nilai dari

r hitung > r table (10).. Pada penelitian ini uji validitas akan dilakukan pada 10

orang bidan di Ruang Nifas RSPAD Gatot Soebroto. Variabel yang akan

dilakukan uji validitas adalah pengetahuan.

Nilai r table untuk responden 10 orang adalah 0,497. Berikut hasil uji

validitas instrument pengetahuan.

Tabel 4.1.
Uji Validitas Pengetahuan

No r Tabel r Hitung Keterangan


1 0,497 0,797 Valid
2 0,497 0,949 Valid
3 0,497 0,949 Valid
4 0,497 0,949 Valid
5 0,497 0,797 Valid
6 0,497 0,896 Valid
7 0,497 0,734 Valid
8 0,497 0,949 Valid
9 0,497 0,545 Valid
10 0,497 0,797 Valid

Untuk uji validitas butir soal pengetahuan diperoleh hasil semua butir soal

valid karena nilai r hitung > nilai r tabel


Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan tehnik uji alpha

cronbach. Tehnik ini dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu

instrumen penelitian reliabel ayau tidak. Pengukuran reliabilitas

menggunakan rumus alpha cronbach> 0.60 (10).. Setelah didapat nilai hasil

uji reliabilitas, maka nilai tersebut dibandingkan dengan nilai uji reliabilitas

table. Pernyataan dinyatakan reliabel jika memenuhi syarat tersebut.

Pada penelitian ini uji reliabitas dilakukan pada 10 orang bidan di Ruang

Nifas. Variabel yang akan dilakukan uji reliabilitas adalah pengetahuan.

Tabel 4.2
Uji Reliabilitas Pengetahuan

Variabel alpha r Hitung Keterangan


cronbach

Pengetahuan 0,60 0,786 Reliable

Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa soal pada variabel pengetahuan reliable

karena nilai alpha cronbach> 0.60.

G. Pengolahan Data

Suatu penelitian, pengolahan data merupakan salah satu langkah yang

sangat penting. Hal ini di sebabkan karena data yang diperoleh langsung dari

penelitian masih mentah, belum memberikan informasi apa-apa, dan belum

siap untuk disajikan. Untuk memperoleh penyajian data sebagai hasil yang

berarti dan kesimpulan yang baik,diperlukan pengolahan data. Dalam hal ini

pengolahan data menggunakan komputer akan melalui tahap-tahap sebagai

berikut

1. Editing
Peneliti melakukan pengecekan isian formulir atau kuesioner apakah

jawaban yang ada di kuesioner sudah lengkap, jelas, relevan dan

konsisten.

2. Coding

Pemberian kode yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf

menjadi data angka atau bilangan.

3. Processing

Peneliti memasukan data dari kuesioner ke komputer agar dapat

dianalisis. Processing dilakukan pada analisa univariat dan bivariat

mengunakan komputer.

4. Cleaning

Peneliti melakukan pengecekan kembali data dari setiap sumber data

selesai di masukkan, untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kode,

ketidak lengkapan. Kemungkinan dilakukan pembetulan atau koreksi.

5. Tabulating

Yakni membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan penelitian atau yang

diinginkan oleh peneliti.

H. Analisa Data

1. Analisis Univariat
Analisa ini digunakan untuk mendiskripsikan variable bebas yaitu

pelaksanaan pemantauan kesejahteraan janin menggunakan alat CTG,

dianalisa menggunakan rumus sebagai berikut:

f
X=
n× K

Keterangan:

X = Presentase variable yang diteliti

f = Frekuensi kategori variable yang diamati

n = Jumlah sampel penelitian

K = Konstanta (100%)

2. Analisa Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua variabel

yang diduga berhubungan atau berkorelasi (18). Analisis bivariat

digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel

bebas dan variabel terikat dengan uji statistik sesuai dengan skala data

yang ada. Uji statistik yang digunakan adalah chi square atau kai kuadrat

karena untuk mengetahui hubungan variabel kategorik dengan kategorik

adapun Rumus uji chi square adalah:

x ²=¿
∑ E )²
( O−E

Keterangan :

x² : Nilai Chi Square


O : Frekuensi yang diamati

E : Frekuensi yang diharapkan

Untuk mengetahui nilai x tergantung pada derajat bebas dengan

rumus:

DF : (b-1) (K-1)

Keterangan :

b : Jumlah Baris

K : Jumlah Kolom

Untuk mengetahui derajat hubungan dalam bidang kesehatan, yaitu

membandingkan risiko pada kelompok terekpos dengan kelompok tidak

terekpos dengan menggunakan perhitungan Odd Rasio (OR).

Kemudian dilakukan perhitungan Odd Rasio (OR). Nilai OR

merupakan estimasi risiko terjadinya outcome sebagai pengaruh adanya

variabel independen. Estimasi Convidence Interval (CI) OR ditetapkan

pada tingkat kepercayaan 95%. Interpretasi Odd Rasio (OR) sebagai

berikut:

Perhitungan Odds Ratio (OR) :

Kepatuhan Kunjungan imunisasi dasar Total


kunjungan imunisasi
dasar Patuh Tidak patuh

Ya A B a+b

Tidak C D c+d

Total a+c b+d N


ad
OR =
bc

OR = 1 artinya faktor risiko bersifat netral

OR >1 artinya meningkatkan risk (sebagai faktor risiko)

OR<1 artinya menurunkan risk (sebagai proteksi atau pelindung).

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang pelaksanaan pemantauan

kesejahteraan janin dengan CTG/ KTG pada ibu hamil Trimester III Di RSPAD

Gatot Soebroto Jakarta 2022 . Berikut ini adalah hasil penelitian secara lengkap

yang disajikan dalam tabel berdasarkan tujuan penelitian yang telah disusun

A. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik masing-masing dengan melihat distribusi frekuensi variabel

yang digunakan dalam penelitian yaitu variabel independen berupa usia,

pendidikan, lamanya masa kerja dan pengetahuan, dan variabel dependen


dalam penelitian ini adalah pelaksanaan pemantauan kesejahteraan janin

engan CTG/ KTG pada ibu hamil Trimester III.

a. Variabel Dependen (Pelaksanaan pemantauan kesejahteraan janin

dengan CTG/ KTG pada ibu hamil Trimester III)

Tabel 5.1
Distribusi pelaksanaan pemantauan kesejahteraan janin engan
CTG/ KTG pada ibu hamil Trimester III Di RSPAD Gatot
Soebroto Jakarta Tahun 2022

Pelaksanaan pemantauan
kesejahteraan janin engan CTG/ Persentase
No Jumlah
KTG pada ibu hamil Trimester (%)
III
1. Sesuai SOP 26 74,3
2. Tidak sesuai SOP 9 25,7
Jumlah 35 100,0

Pada tabel 4.1 diketahui bahwa responden yang melakukan


pemantauan kesejahteraan janin dengan CTG/KTG sesuai SOP
sebanyak 26 (74,3%) dan yang tidak sesuai SOP sebanyak 9 (25,7%)
dari total 35 (100%).

b. Variabel Independen

Berikuti ini adalah distribusi masing-masing variabel

Tabel 5.2
Distribusi Variabel Independen Pelaksanaan Pemantauan
Kesejahteraan Janin Dengan CTG/ KTG Pada Ibu Hamil
Trimester III Di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Tahun 2022
No Variabel Frekuensi %
1 Usia
Usia Muda (≤ 30 tahun) 6 17,1
Usia Tua (> 30 tahun) 29 82,9
2 Pendidikan
D4/S1 Kebidanan+ Profesi 3 8,6
Diploma 3 Kebidanan 32 91,4
3 Lamanya masa kerja
> 10 tahun 26 74,3
10 Tahun 9 25,7
4 Pengetahuan
Tinggi 24 68,6
Rendah 11 31,4

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa responden dengan usia

muda (≤ 30 tahun) sebanyak 6 (75%) lebih sedikit dibandingkan dengan

usia tua (>30 tahun) yaitu 29 (82,9%) dari total 35 (100%).

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah responden dengan

pendidikan D4/S1/Profesi Kebidanan sebanyak 3 (8,6%) lebih sedikit

dibandingkan dengan responden yang berpendidikan Diploma 3

Kebidanan yaitu 32 (91,4%) dari total 35 (100%).

Penelitian ini juga menggambarkan bahwa responden dengan lama

kerja >10 tahun sebanyak 26 (74,3%) lebih banyak dibandingkan dengan

responden dengan masa kerja 1-10 tahun yaitu 9 (25,7%) dari total 35

(100%).

Hasil penelitian ini juga didapatkan bahwa responden yang memiliki

pengetahuan tinggi sebanyak 24 (68,6%) lebih banyak dibandingkan

dengan responden yang berpengatahuan rendah yaitu 11 (31,4%) dari total

35 (100%).

B. Analisis Bivariat

Analisis ini untuk melihat hubungan variabel bebas atau independen yaitu

umur, pendidikan, lamanya masa kerja dan pengetahuan dengan variabel

terikat atau dependen yaitu pelaksanaan pemantauan kesejahteraan janin

dengan CTG/ KTG pada Ibu Hamil Trimester III, dengan menggunakan uji

Chi-square pada taraf nyata (α) 5%. Jika nilai probabilitas (p value) ≤ α =
0,05, maka ada hubungan yang bermakna antar variabel dependen dengan

variabel independen.

Tabel 5.3
Pelaksanaan Pemantauan Kesejahteraan Janin dengan CTG/ KTG
pada Ibu Hamil Trimester III Di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta
Tahun 2022
Pelaksanaan pemantauan
kesejahteraan janin dengan
CTG/ KTG pada Ibu Hamil
Trimester III Total P OR (CI
Variabel
Value 95%)
Tidak sesuai Sesuai
SOP SOP

n % n % n %

Usia
Usia Tua (> 30
6 20,7 23 79,3 29 100 0,135 0,261
tahun)
Usia Muda (≤
30 tahun) 3 50,0 3 50,0 6 100 (0,042-1,63)

Pendidikan
Diploma 3
8 25,0 24 75,0 32 100 0,752 0,667
Kebidanan
D4/S1
Kebidanan+ 1 33,3 2 66,7 3 100 (0,53-8,372)
Profesi
Lamanya
masa kerja
1-10 Tahun 4 44,4 5 55,6 9 100 0,136 3,36
> 10 tahun 5 19,2 21 80,8 26 100 (0,654-17.27)
Pengetahuan
Rendah 8 72,7 3 27,3 11 100 0,000 61,3
Tinggi 1 4,2 23 95,8 24 100 (5,5-667,3)

Hasil analisis hubungan antara usia dengan pelaksanaan pemantauan

kesejahteraan janin dengan CTG/ KTG pada Ibu Hamil Trimester III diperoleh

responden dengan usia tua (>30 tahun) yang melakukan pemantauan


kesejahteraan janin dengan menggunakan CTG/KTG pada ibu hamil

trimester III dan tidak sesuai SOP sebanyak 6 (20,7%) dibandingkan

dengan responden dengan usia muda (≤ 30 tahun) yang melakukan

pemantauan kesejahteraan janin dengan menggunakan CTG/KTG pada ibu

hamil trimester III dan tidak sesuai SOP yakni sebanyak 3 (50,0%). Hasil

uji statistik dengan Chi Square diperoleh nilai p = 0,135 berarti p >α

(0,05), hipotesis tidak terbukti maka dapat disimpulkan tidak ada

hubungan antara usia dengan pelaksanaan pemantauan kesejahteraan janin

dengan CTG/ KTG pada Ibu Hamil Trimester III di Di RSPAD Gatot

Soebroto Jakarta Tahun 2022.

Hasil analisis hubungan antara pendidikan dengan pelaksanaan

pemantauan kesejahteraan janin dengan CTG/ KTG pada Ibu Hamil

Trimester III diperoleh responden yang berpendidikan Diploma 3

Kebidanan yang melakukan pemantauan kesejahteraan janin dengan

menggunakan CTG/KTG pada ibu hamil trimester III dan tidak sesuai

SOP sebanyak 8 (25,0%) dibandingkan dengan responden yang

berpendidikan D4/S1/profesi Kebidanan yang melakukan pemantauan

kesejahteraan janin dengan menggunakan CTG/KTG pada ibu hamil

trimester III dan tidak sesuai SOP yakni sebanyak 1 (33,3%). Hasil uji

statistik dengan Chi Square diperoleh nilai p = 0,752berarti p > α (0,05),

hipotesis tidak terbukti maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara

pendidikan dengan pelaksanaan pemantauan kesejahteraan janin dengan

CTG/ KTG pada Ibu Hamil Trimester III di Di RSPAD Gatot Soebroto

Jakarta Tahun 2022.


Hasil analisis hubungan antara lamanya masa kerja dengan

pelaksanaan pemantauan kesejahteraan janin dengan CTG/ KTG pada Ibu

Hamil Trimester III diperoleh responden yang masa kerja antara 1-10

tahun yang melakukan pemantauan kesejahteraan janin dengan

menggunakan CTG/KTG pada ibu hamil trimester III dan tidak sesuai

SOP sebanyak 4 (44,4%) dibandingkan dengan responden yang lama

masa kerjanya >10 tahun yang melakukan pemantauan kesejahteraan janin

dengan menggunakan CTG/KTG pada ibu hamil trimester III dan tidak

sesuai SOP yakni sebanyak 5 (19,2%). Hasil uji statistik dengan Chi

Square diperoleh nilai p = 0,136 berarti p > α (0,05), maka dapat

disimpulkan tidak ada hubungan antara lamanya masa kerja dengan

pelaksanaan pemantauan kesejahteraan janin dengan CTG/ KTG pada Ibu

Hamil Trimester III di Di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Tahun 2022.

Hasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan pelaksanaan

pemantauan kesejahteraan janin dengan CTG/ KTG pada Ibu Hamil

Trimester III diperoleh responden yang memiliki pengetahuan rendah

yang melakukan pemantauan kesejahteraan janin dengan menggunakan

CTG/KTG pada ibu hamil trimester III dan tidak sesuai SOP sebanyak 8

(72,7%) dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan

tinggi yang melakukan pemantauan kesejahteraan janin dengan

menggunakan CTG/KTG pada ibu hamil trimester III dan tidak sesuai

SOP yakni sebanyak 1 (4,2%). Hasil uji statistik dengan Chi Square

diperoleh nilai p = 0,000 berarti p < α (0,05), hipotesis terbukti maka dapat

disimpulkan ada hubungan antara pengetahuan dengan pelaksanaan


pemantauan kesejahteraan janin dengan CTG/ KTG pada Ibu Hamil

Trimester III di Di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Tahun 2022. Dari hasil

analisis diperoleh lebih lanjut diperoleh nilai OR = 61,3 (95% CI : 5,5–

667,3) artinya responden yang memiliki pengetahuan tinggi berpeluang

61,3 kali melakukan pemantauan kesejahteraan janin dengan

menggunakan CTG/KTG pada ibu hamil trimester III dan sesuai SOP

dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan rendah .

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Pemantauan Kesejahteraan Janin dengan CTG/ KTG

pada Ibu Hamil Trimester III

Hasil penelitian yang dilakukan di RSPAD Gatot Soebroto Tahun

2022 diperoleh hasil bahwa dari 35 responden yang melakukan

pemantauan kesejahteraan janin dengan CTG/KTG sesuai SOP sebanyak

26 (74,3%) dan yang tidak sesuai SOP sebanyak 9 (25,7%) dari total 35

(100%).

Pemantauan kesejahteraan janin merupakan bagian dari asuhan

Ante Natal Care dilakukan pada usia kehamilan lebih dari 30 minggu

untuk mengurangi resiko insufisiensi uretroplasenta dan secara langsung


pemantauan kesejahteraan janin adalah berpengaruh secara langsung

terhadap penurunan angka kematian janin.

Pemeriksaan CTG/KTG adalah cara pemeriksaan kesejahteraan

janin dengan menggunakan alat dan merupakan tindakan non-invasif.

Pada KTG/CTG ada tiga parameter dipantau dalam waktu bersamaan

yaitu denyut jantung janin (DJJ), kontraksi rahim, dan gerak janin.

Peralatan KTG tersebut harus dipelihara dengan baik, jangan sampai

kabelnya rusak akibat sering dilepas dan dipasang atau kesalahan dalam

perawatan peralatan tokometer dan kardiometer. Diperlukan seorang

penanggung jawab untuk perawatan dan pengoperasionalan KTG tersebut,

juga pelatihan didalam menginterpretasikan hasil KTG tersebut. Pada saat

pemeriksaan KTG, posisi pasien tidak boleh tidur terlentang, tetapi harus

setengah duduk atau tidur miring.

B. Hubungan antara usia dengan Pelaksanaan Pemantauan

Kesejahteraan Janin dengan CTG/ KTG pada Ibu Hamil Trimester III

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh responden dengan usia tua

(>30 tahun) yang melakukan pemantauan kesejahteraan janin dengan

menggunakan CTG/KTG pada ibu hamil trimester III dan tidak sesuai

SOP sebanyak 6 (20,7%) dibandingkan dengan responden dengan usia

muda (≤ 30 tahun) yang melakukan pemantauan kesejahteraan janin

dengan menggunakan CTG/KTG pada ibu hamil trimester III dan tidak

sesuai SOP yakni sebanyak 3 (50,0%). Hasil uji statistik dengan Chi

Square diperoleh nilai p = 0,135 berarti p >α (0,05), hipotesis tidak

terbukti maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara usia dengan
pelaksanaan pemantauan kesejahteraan janin dengan CTG/ KTG pada Ibu

Hamil Trimester III di Di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Tahun 2022.

Usia 20-30 tahun merupakan periode pertama pengenalan dengan

dunia orang dewasa, seseorang dalam periode ini akan mulai mencari

tempat dunia kerja dan dunia hubungan sosial. Sedangkan usia > 30 tahun

berdasarkan periode kehidupan, usia ini menjadi penting karena pada

periode ini struktur kehidupan menjadi lebih tetap dan stabil. Semakin

cukup usia seseorang, kemampuan dan kekuatan seseorang akan lebih

matang dalam berpikir dan bekerja. Seseorang yang lebih dewasa

mempunyai kecenderungan akan lebih dipercaya daripada orang yang

belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari

pengalaman kematangan jiwanya.

Menurut Suhardi (2009), usia adalah satuan untuk menilai dan

mengetahui lama keberadaan suatu benda atau makhluk hidup baik yng

masih hidup ataupun yang sudah mati. Menurut Notoadmodjo (2007)

menjelaskan semakin berumur seseorang maka semakin banyak

pengalaman yang diperoloeh selama menjalani masa hidupnya sehingga

dalam mengambil keputusan atau tindakan akan lebih tenang karena sudah

berpengalaman. Sebaliknya semakin muda usia sesorang maka masih

sedikit pengalaman yang didapat semasa hidupnya sehingga

mempengaruhi suatu tindakan yang diambil. Umur mempunyai kaitan erat

dengan segi kerja, kaitan umur, dan tingkat kedewasaan psikologis

menunjukan kematangan dalam arti individu menjadi semakin bijaksana

dalam mengambil keputusan dan semakin banyak pengalaman yang


didapat juga dapat membimbing serta mengarahkan yang berusia lebih

muda sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Semakin bertambahnya

umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek psikis dan psikologis

(mental) dan secara tidak langsung taraf berfikir seseorang akan lebih

dewasa dan matang. Sehingga bidan mengetahui pelaksanaan pemantauan

kesejahteraan janin dengan CTG/ KTG pada Ibu Hamil Trimester III.

Begitu pula sebaliknya semakin muda seseorang maka pengalaman dan

pengetahuan yang didapat juga kurang dalam pelaksanaan pemantauan

kesejahteraan janin dengan CTG/ KTG pada Ibu Hamil Trimester III.

Bidan usia yang relative muda perlu mendapatkan pelatihan khususnya

pelaksanaan pemantauan kesejahteraan janin dengan CTG/ KTG pada Ibu

Hamil Trimester III. Selain itu Penting bagi bidan senior dengan usia

relatif lebih tua untuk memberikan bimbingan kepada bidan yang lebih

muda.

Asumsi peneliti usia tidak berpengaruh terhadap pelaksanaan

pemantauan kesejahteraan janin dengan CTG/ KTG pada Ibu Hamil

Trimester III bahwa tidak ada jaminan semakin matangnya usia seseorang

akan selalu patuh dalam melakukan pemantauan kesejahteraan janin

dengan CTG/ KTG pada Ibu Hamil Trimester III sesuai SOP, karena

dengan bertambahnya usia maka terjadi juga penurunan daya ingat, kinerja

juga akan menurun dengan bertambahnya usia. Umur juga berpengaruh

terhadap produktivitas, dimana makin tua pekerjaan makin menurun

produktivitasnya, karena ketrampilan, kecepatan, kecekatan, kekuatan dan

koordinasi menurun dengan berjalannya waktu.


C. Hubungan antara Pendidikan dengan Pelaksanaan Pemantauan

Kesejahteraan Janin dengan CTG/ KTG pada Ibu Hamil Trimester III

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh responden yang

berpendidikan Diploma 3 Kebidanan yang melakukan pemantauan

kesejahteraan janin dengan menggunakan CTG/KTG pada ibu hamil

trimester III dan tidak sesuai SOP sebanyak 8 (25,0%) dibandingkan

dengan responden yang berpendidikan D4/S1/profesi Kebidanan yang

melakukan pemantauan kesejahteraan janin dengan menggunakan

CTG/KTG pada ibu hamil trimester III dan tidak sesuai SOP yakni

sebanyak 1 (33,3%). Hasil uji statistik dengan Chi Square diperoleh nilai p

= 0,752berarti p > α (0,05), hipotesis tidak terbukti maka dapat

disimpulkan tidak ada hubungan antara pendidikan dengan pelaksanaan

pemantauan kesejahteraan janin dengan CTG/ KTG pada Ibu Hamil

Trimester III di Di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Tahun 2022.

Menurut Notoadmodjo (2010), proses berfikir adalah bagian

penting dalam terbentuknya tindakan seseorang. Faktor yang

mempengaruhi prosese kognitif seseorang adalah pendidikan yang didapat

semasa hidupnya. Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan semasa

hidup untuk meningkatkan kemampuan dan kepribadian yang diperoleh

didalam maupun diluar sekolah yang berlangsung seumur hidup. Gibson,

ivancevish dan Donnelly (1996) yang dikutip oleh Mulayaningsih (2013)

menyatakan bahwa tingkat pendidikan yang tinggi dapat membuat

seseorang lebih mampu dan siap menerima tanggung jawab. Menurut

Notoadmodjo (2010) pengetahuan berkaitan dengan pendidikan seseorang


dimana pendidikan yang tinggi, maka pengetahuan tersebut akan sesuai

dengan pendidikan yang diterima. Perlu ditekankan bahwa seseorang yang

mempunyai pendidikan rendah tidak semuanya diikiuti dengan

pengetahuan yang rendah pula. Pengetahuan tidak hanya didapat melaui

sekolah akan tetapi dapat diperoleh dengan belajar dari pengalaman sendiri

maupun orang lain, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan

mempengaruhi tingkat kemampuanya karena semakin mudah baginya

untuk mengembangkan ilmu pengetahuanya tentang pelaksanaan

pemantauan kesejahteraan janin dengan ctg/ ktg pada ibu hamil dan

diterapkan dalam dunia pekerjaan dan pelayanan ke pasien maupun

masyarakat, sehingga penting bagi bidan untuk meningkatkan tingkat

pendidikan dengan melanjutkan ke S1 Kebidanan dan profesi bidan agar

kemampuan lebih meningkat. Dengan meningkatnya pendidikan

disarankan bidan juga mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan

yang diperoleh selama mengikuti pendidikan. Hal ini dilakukan dalam

rangka meningkatkan pelayanan kepada ibu dan anak.

Menurut peneliti pendidikan tidak berpengaruh terhadap

pelaksanaan pemantauan kesejahteraan janin dengan CTG/ KTG pada Ibu

Hamil Trimester III dikarenakan kompetensi untuk melakukan tindakan

pemantauan kesejahteraan janin menggunakan CTG/KTG sesuai dengan

SOP pada ibu hamil dapat dilakukan oleh bidan dengan latar belakang

pendidikan Diploma 3 Kebidanan, dan juga dengan mayoritas masa kerja

bidan yang melakukan tindakan pemantauan kesejahteraan janin

menggunakan CTG/KTG mayoritas diatas 10 tahun, dimana pengalaman


juga sangat mempengaruhi pengetahuan, semakin lama kerja seseorang

maka pengalamannya menjadi semakin bertambah. Pengalaman akan

berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan seseorang, karena

pengetahuan seseorang juga diperoleh dari pengalaman .

D. Hubungan antara Lamanya masa kerja dengan Pelaksanaan

Pemantauan Kesejahteraan Janin dengan CTG/ KTG pada Ibu Hamil

Trimester III

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh responden yang masa kerja

antara 1-10 tahun yang melakukan pemantauan kesejahteraan janin

dengan menggunakan CTG/KTG pada ibu hamil trimester III dan tidak

sesuai SOP sebanyak 4 (44,4%) dibandingkan dengan responden yang

lama masa kerjanya >10 tahun yang melakukan pemantauan kesejahteraan

janin dengan menggunakan CTG/KTG pada ibu hamil trimester III dan

tidak sesuai SOP yakni sebanyak 5 (19,2%). Hasil uji statistik dengan

Chi Square diperoleh nilai p = 0,136 berarti p > α (0,05), maka dapat

disimpulkan tidak ada hubungan antara lamanya masa kerja dengan

pelaksanaan pemantauan kesejahteraan janin dengan CTG/ KTG pada Ibu

Hamil Trimester III di Di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Tahun 2022.

Mulyaningsih (2013) dalam Wibowo (2013) berpendapat orang

yang memiliki lama kerja yang lebih lama kadang-kadang

produktivitasnya menurun karena terjadi kebosanan. Pengalaman

merupakan suatu gabungan antara pengetahuan dan perilaku seseorang

dimana pengetahuan hasil dari tahu setelah orang melakukan penginderaan

suatu objek tertentu sementara perilaku merupakan segala bentuk


tanggapan dari individu terhadap lingkungannya. Lama kerja identik

dengan pengalaman, semakin lama kerja seseorang maka pengalamannya

menjadi semakin bertambah. Pengalaman akan berpengaruh dalam

meningkatkan pengetahuan seseorang, karena pengetahuan seseorang juga

diperoleh dari pengalaman .

Tenaga kerja yang masa kerjanya lama atau dominan cenderung

tindakan dan pola pikirnya akan dicontoh atau diperhatikan oleh bidan

yang baru, hal ini akan membuat bidan yang masa kerjanya masih baru

akan lebih menyesuaikan diri terhadap tindakan yang akan dilakukan dan

dapat memilih apakah tindakannnya sudah sesuai atau belum dengan

standar prosedur yang di tetapkan rumah sakit. Bidan dapat melaksanakan

pemantauan Kesejahteraan Janin dengan CTG/ KTG pada Ibu Hamil

sesuai dengan prosedur yang ada serta membuat bidan menjadi patuh .

Menurut peneliti lamanya masa kerja tidak mempengaruhi

pelaksanaan pelaksanaan pemantauan kesejahteraan janin dengan CTG/

KTG pada Ibu Hamil Trimester III dikarenakan bahwa bidan yang masa

kerjanya >10 tahun tidak ada jaminan selalu patuh dalam melaksanakan

tindakan pemantauan kesejahteraan janin dengan CTG/ KTG pada Ibu

hamil dikarenakan ada beberapa hal dapat mempengaruhi kepatuhan bidan

dalam mengimplementasikan pemantauan kesejahteraan janin dengan

CTG/ KTG pada Ibu Hamil seperti motivasi bidan yang disebabkan oleh

adanya supervise manajemen rumah sakit, pengangkatan sebagai pegawai

tetap serta, lingkungan kerja yang mendukung.


E. Hubungan antara pengetahuan dengan Pelaksanaan Pemantauan

Kesejahteraan Janin dengan CTG/ KTG pada Ibu Hamil Trimester III

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh responden yang memiliki

pengetahuan rendah yang melakukan pemantauan kesejahteraan janin

dengan menggunakan CTG/KTG pada ibu hamil trimester III dan tidak

sesuai SOP sebanyak 8 (72,7%) dibandingkan dengan responden yang

memiliki pengetahuan tinggi yang melakukan pemantauan kesejahteraan

janin dengan menggunakan CTG/KTG pada ibu hamil trimester III dan

tidak sesuai SOP yakni sebanyak 1 (4,2%). Hasil uji statistik dengan

Chi Square diperoleh nilai p = 0,000 berarti p < α (0,05), hipotesis terbukti

maka dapat disimpulkan ada hubungan antara pengetahuan dengan

pelaksanaan pemantauan kesejahteraan janin dengan CTG/ KTG pada Ibu

Hamil Trimester III di Di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Tahun 2022.

Dari hasil analisis diperoleh lebih lanjut diperoleh nilai OR = 61,3 (95%

CI : 5,5– 667,3) artinya responden yang memiliki pengetahuan tinggi

berpeluang 61,3 kali melakukan pemantauan kesejahteraan janin dengan

menggunakan CTG/KTG pada ibu hamil trimester III dan sesuai SOP

dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan rendah.

Pengetahuan merupakan hasil mengingat sesuatu hal, termasuk

juga mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja

maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak

atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Mubarak dkk, 2007).

Pengetahuan bidan tentang SOP pelaksanaan pemantauan kesejahteraan

Janin dengan CTG/ KTG pada Ibu Hamil merupakan pengetahuan yang
harus dimiliki oleh seorang bidan sebelum melaksanakan tindakan

tersebut, dengan begitu diharapkan pada pelaksanaannya tidak terjadi

kesalahan prosedur.

Bidan yang mempunyai pengetahuan yang baik maka akan mampu

melakukan tindakan yang benar sesuai dengan aturan dan SOP yang ada.

Hal ini disebabkan karena pengetahuan merupakan dasar pembentukan

perilaku seseorang seperti menurut Notoatmodjo (2007), Pengetahuan atau

kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk

tindakan seseorang (over behavior).

Menurut Notoatmodjo, (2010) pengetahuan adalah hasil dari hasil

penginderaan manuasia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui

indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Menurut

David Krech (1962) tingkat pengetahuan pekerja diperoleh dari

pendidikan formal, lama kerja, pelatihan, pengamatan serta bacaan.

Pekerja yang memiliki sikap baik salah satunya dipengaruhi oleh

pengetahuan karena menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan merupakan

salah satu bentuk operasional dari perilaku manusia dengan sendirinya

selain faktor lainnya maka faktor pengetahuan mempengaruhi sikap

pekerja (Notoatmodjo, 2003) Di dalam kegiatan belajar terdapat 3 (tiga)

persoalan pokok, yaitu input (masukan), proses, output atau keluaran.

Masukan meliputi subjek atau sasaran belajar (peserta didik) dengan latar

belakangnya. Proses meliputi perubahan kemampuan dari subjek belajar,

pengajar, sarana belajar, dan metode yang digunakan. Sedangkan keluaran

merupakan hasil belajar itu sendiri, yang merupakan kemampuan baru atau
perubahan perilaku baru pada subjek belajar. Perubahan itu berdasarkan

adanya penambahan pengetahuan, sikap dan keterampilannya. Perubahan

atau penambahan tersebut sangat dipengaruhi oleh pengalaman,

keyakinan, fasilitas, sarana dan sosial budaya. Selain itu faktor motivasi,

psikologi, imbalan serta karakteristik dari individu yang berperan dalam

perubahan perilaku tersebut (Gibson dkk, 1991)

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis univariat dan bivariat penelitian mengenai

Pelaksanaan Pemantauan Kesejahteraan Janin dengan CTG/ KTG pada Ibu

Hamil Trimester III Di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Tahun 2022, maka

penulis menyimpulkan sebagai berikut :


1. Sebagian besar responden di RSPAD Gatot Soebroto Tahun 2022

melakukan pemantauan kesejahteraan janin dengan menggunakan

CTG/KTG pada ibu hamil trimester III sudah sesuai dengan SOP.

2. Tidak ada hubungan antara usia dengan pelaksanaan pemantauan

kesejahteraan janin dengan menggunakan CTG/KTG pada ibu hamil

trimester III

3. Tidak ada hubungan antara pendidikan dengan pelaksanaan

pemantauan kesejahteraan janin dengan menggunakan CTG/KTG pada

ibu hamil trimester III

4. Tidak ada hubungan antara lamanya masa kerja dengan pelaksanaan

pemantauan kesejahteraan janin dengan menggunakan CTG/KTG pada

ibu hamil trimester III

5. Ada hubungan antara pengetahuan dengan pelaksanaan pemantauan

kesejahteraan janin dengan menggunakan CTG/KTG pada ibu hamil

trimester III

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mengajukan

beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi RSPAD Gatot Soebroto

Agar lebih mengoptimalkan penyampaian informasi mengenai

pelaksanaaan pemantauan kesejahteraan janin dengan menggunakan

CTG/KTG pada ibu hamil trimester III guna meningkatkan


pengetahuan bidan, sehingga upaya untuk memberikan pelayanan yang

paripurna dapat tercapai.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Bagi institusi pendidikan diharapkan hasil penelitian ini dapat

menjadi bahan atau materi pembelajaran baik kalangan mahasiswa

pendidikan sarjana maupun profesi agar dapat melaksanakan

pemantauan kesejahteraan janin dengan menggunakan CTG/KTG pada

ibu hamil

3. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, peneliti mengharapkan adanya penelitian

lebih lanjut untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam

mengenai pelaksanaaan pemantauan kesejahteraan janin dengan

menggunakan CTG/KTG pada ibu hamil trimester III dengan jumlah

variabel yang diteliti lebih banyak dan sampel lebih besar lagi agar

didapatkan hasil yang lebih berarti

DAFTAR PUSTAKA

1. Muhimah, N & Safe’i. 2010. Panduan Lengkap Senam Hamil, Khusus Ibu

Hamil. Jakarta: Power Book.

2. UNICEF. Indonesia Laporan Tahunan. Geneva: UNICEF; 2012.


3. Ojha, R., Singh, S., Bastra, S., Sreenivas, S. & Puliyer, J. (2006) Lactate :

creatinine ratio in babies with the meconium staining of amniotic fluid : a

case control study. BMC Pediatrics, 613.

4. Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI). (2017). Jakarta :

BKKBN, BPS, Kementerian Kesehatan, dan ICF International.

5. Gibb, D. & Arulkumaran, S. (2001) Contraction assessment in fetal

monitoring on practice, Oxford, Butterworth-Heinemann.138-41

6. Ariyani, QS.2021. Tehnik Cardiotocography. https:// www. alomedika.

com/tindakan -medis/obstetrik-dan-ginekologi/ cardiotocography/teknik

7. Scheflan, L., dan Morris, B.J. 1983. The Handbook of Solvent. D. Van

Nostrand Comp. Inc. New York.

8. Morton, P. G., Fontaine, D., Hudak, C. M., & Gallo, B. M. (2013).

Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan Holistik, Ed. 8, Vol. 1. Jakarta:

EGC.

9. Profil RSPAD Gatot Soebroto Tahun 2020

10. Kemenkes RI. 2011. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. Jakarta:

Kemenkes RI

11. A, Wawan & Dewi M. (2011). Teori dan Pengukuran Pengetahuan , Sikap,

dan Perilaku Manusia. Cetakan II. Yogyakarta : Nuha Medika

12. Cahyono, A.(2015). Hubungan karakteristik dan tingkat pengetahuan

perawat terhadap pengelolaan keselamatan pasien di Rumah Sakit. Jurnal

Ilmiah Widya Vol 3 no 2.

13. Notoatmodjo, Soekidjo, 2008, Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi

revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta


14. Widyastuti Y, Rahmawati A, Purnamaningrum YE. 2009. Kesehatan

Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya.

15. Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

Bandung : Alfabeta.

16. Rahmawati, I., Sudargo, T., & Paramastri, I. (2007). Pengaruh penyuluhan

dengan media audio visual terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan

perilaku ibu balita gizi kurang dan buruk di Kabupaten Kotawaringin

Barat Propinsi Kalimantan Tengah. J gizi Klin Indones, 4(2)

17. Campbell, Donald T. 1950. The Indirect Assessment of Social Attitudes.

Psychological Bulletin, Vol 47(1), Jan 1950, 15-38. doi:

10.1037/h0054114

18. Notoatmodjo.(2014). Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : PT.

Rineka Cipta.

19. Depkes RI. 2001. Klasifikasi dan Pengertian Pekerjaan.

Http://www.Depkes RI. Com (di akses Januari 2022)

20. Anapah, Yoseph, Engelina Nabuasa, dan Christina Rony Nayoan. 2007.

Pengaruh Pengetahuan, Sikap dan Sosial Budaya Terhadap Partisipasi Pria

Dalam Menggunakan Alat KB di Kelurahan Ketumenanu Selatan

Kabupaten Timor Tengah Utara. Jurnal MKM. 2(1): 45-54.

21. Pillitteri, A. 2010. Maternal and Child Health Nursing: Care of the

childbearing andchildrearing family, 6th Edition. Philadelphia: Lippincott

Williams & Wilkins.


22. Wijhati, E. R. (2017). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan

Pemanfaatan Buku KIA Pada Ibu DiPuskesmas Tegalrejo Kota

Yogyakarta. Naskah Publikasi.

23. Effendi, F & Mahfudi. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas.

Jakarta: Penerbit Salemba Medika

24. James S, Maduna NE, Morton DG. Knowledge levels of midwives

regarding the interpretation of cardiotocographs at labour units in

KwaZulu-Natal public hospitals. Curationis. 2019;42(1):1–7.

25. Santo S, Ayres-De-Campos D. Human factors affecting the interpretation

of fetal heart rate tracings: An update. Curr Opin Obstet Gynecol.

2012;24(2):84–8.

26. Nzelu O. Human Factors: The Dirty Dozen in CTG misinterpretation.

Glob J Reprod Med. 2018;6(2)

27. Santo S, Ayres-De-Campos D. Human factors affecting the interpretation

of fetal heart rate tracings: An update. Curr Opin Obstet Gynecol.

2012;24(2):84–8.

LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
PENJELASAN PENELITIAN KEPADA SUBYEK

Salam sejahtera ibu-ibu semua, perkenalkan nama saya “ Nova Hariyani


dari Stikes Abdi Nusantara, yang sedang melaksanakan penelitian di Poli
Kebidanan RSPAD Gatot Soebroto yang berjudul Pelaksanaan pemantauan
kesejahteraan janin dengan CTG/KTG pada ibu hamil trimester III di RSPAD
Gatot Soebroto Jakarta 2022.
Penelitian ini mencakup pengumpulan data mengenai pelaksanaan
pemantauan kesejahteraan janin pada ibu hamil Trimester III menggunakan alat
CTG. Sasaran penelitian ini adalah Bidan yang melakukan pemantauan
kesejahteraan janin menggunakan alat CTG. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui Pelaksanaan pemantauan kesejahteraan janin dengan CTG/KTG pada
ibu hamil trimester III.
Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi ilmiah dan sebagai
salah salah satu upaya untuk memantau kesejahteraan janin. Partisipasi ibu-ibu
dalam penelitian ini akan sangat membantu pencapaian tujuan penelitian dan
bersifat sukarela dan tidak ada sanksi apapun bila ibu-ibu tidak bersedia
berpartisipasi. Identitas ibu-ibu akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian.
Bila ibu-ibu membutuhkan informasi lebih lanjut terkait dengan prosedur
penelitian ini dapat menghubungi saya selaku peneliti No. Hp 081807862376
Atas perhatian dan kesediaan ibu-ibu menjadi responden dalam penelitian
ini saya ucapkan terima kasih.
Jakarta, Januari 2022

Peneliti

LAMPIRAN 2

LEMBARAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


Saya yang bertanda tangan dibawah ini bersedia menjadi responden
penelitian yang dilakukan oleh mahasiswi Stikes Abdi Nusantara dengan judul
“Pelaksanaan pemantauan kesejahteraan janin dengan CTG/KTG pada ibu hamil
trimester III di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta 2022”.

Saya (responden) telah menbaca dan mengerti seluruh informasi yang


tercantum dalam surat yang diajukan responden dan setuju untuk berpartisipasi
dalam kegiatan ini dengan pertimbangan bahwa saya boleh diperlukan sewaktu-
waktu sebagai partisipan.

Saya setuju bahwa data yang diperoleh dari peneltian mungkin akan
dipublikasikan, atau mungkin dalam peneltian lain didalam suatu format tanpa
menyebutkan identitas saya.

Jakarta, Januari 2022

Responden

(………………….)
LAMPIRAN 3

KUESIONER PENELITIAN

PELAKSANAAN PEMANTAUAN KESEJAHTERAAN JANIN DENGAN


CTG/KTG PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI RSPAD GATOT
SOEBROTO JAKARTA 2022

Petunjuk pengisian
1. Bacalah pertanyaan dibawah ini dengan cermat dan teliti
2. Jawaban di tuliskan sesuai dengan kondisi anda saat ini
3. Untuk pertanyaan pengetahuan anda dapat memilih salah satu jawaban dengan
menyilang (X).
4. Anda boleh bertanya kepada petugas pemberi kuesioner jika ada hal-hal yang
kurang jelas

A. Identitas Responden
Nomor Responden :
Nama Ibu (inisial) :
Umur :
Pendidikan Kebidanan terakhir :
Lamanya Masa Kerja :

B. Pengetahuan pelaksanaan pemantauan kesejahteraan janin


menggunakan CTG sesuai dengan SOP Pemeriksaan CTG

Petunjuk pengisian: isilah semua pernyataan berikut ini dengan lengkap


dengan memberi tanda check list (v) pada kolom:
- Benar (B) : jika pernyataan tersebut anda anggap benar
- Salah (S) : jika pernyataan tersebut anda anggap salah

No Pertanyaan (B) (S)


1 Pelaksanaan Pemantauan kesejahteraan janin
menggunakan CTG sesuai dengan SOP terdiri
dari persiapan pelaksaan dan pelaksanaan

2 Pada tahap persiapan pelaksanaan terdiri dari


persiapan ruangan pemeriksaan, persiapan
peralatan CTG, serta peralatan habis pakai
3 Pada proses pelaksanaan, langkah pertama
adalah perkenalan dan penjelasan untuk
memperoleh persetujuan tindak medik
(persetujuan lisan)?

4 Posisi pasien pada saat dilakukan pemeriksaan


CTG adalah tidur dengan bagian bahu atas
ditinggikan sekitar 30-45 derajat atau tidur
miring ke kiri atau duduk

5 Setelah pasien tidur dengan posisi yang sesuai


makalangkah berikutnya adalah melakukan
pemeriksaan Leopold atau penentuan punktum
maksimum DJJ?

6 Pematauan CTG dimulai, bila dalam dua menit


tidakada aktivitas gerak janin, lakukan
perangsangan vibroakustik atau
menggoyangkanbagian kepala janin (lama
pemantauan 30 menit)

7 Setelah perekaman CTG selesai, segera buat


laporan interpretasi, diskusikan dengan DPJP,
cantumkan nama PPDS, Bidan dan DPJP yang
bertugas saat itu?

8 Setelah ada hasil interpretasi kemudian


memberitahu kepada pasien bahwa pemeriksaan
telah selesai, hasil interpertasi dan rencana
selanjutnya. Penjelasan diberikan oleh PPDS
atau DPJP?

9 Hasil interpretasi ditulis dalam lembar CMBM,


hasil rekaman dimasukkan ke dalam status
rekam medik pasien dan disimpan selama 5
tahun (bila memungkinkan buatkan fotocopi atau
di scan?

10 Langkah terakhir adalah membersihkan kembali


semua peralatan CTG?
C. Pelaksanaan pemantauan kesejahteraan janin dengan CTG/KTG
pada ibu hamil trimester III (menggunakan SOP Pemeriksaan CTG)
(dilakukan observasi terhadap bidan/responden yang melakukan
pemeriksaan CTG oleh peneliti)

STANDAR PEMERIKSAAN CARDIOTOCOGRAPHY (CTG)

PENGERTIAN Cardiotocography (CTG) atau Kardiotokografi


(KTG) merupakan salah satu alat yang digunakan
untuk memantau kesejahteraan janin melalui
penilaian korelasi antar DJJ, kontraksi uterus dan
aktivitas gerak janin pada waktu yang sama
TUJUAN Menilai kesejahteraan janin yang berkaitan dengan
kecukupan oksigenasi, dimulaipada kehamilan 28
minggu, dengan memakai peralatan kardiotokograf
KEBIJAKAN Keputusan Kepala Rumah Sakit Gatot Soebroto
Ditkesad Nomor :
1. Ped/PONEK/02/XII/2015 tentang Panduan
pelayanan fisiologis
2. Ped/PONEK/04/XII/2015 tentang panduan
Pelayanan maternal Risiko tinggi.
PROSEDUR 1. Persiapan Pelaksanaan :
a. Ruang pemeriksaan yang aman dan
nyaman
b. Peralatan kardiotokografi ( siap pakai,
telah dikalibrasi berkala)
c. Stabilisator listrik dan UPS
d. Kertas kardiotokografi
e. Formulir interpretasi hasil CTG
f. Doppler atau stetoskop monoaural
(Leannec)
g. Jeli steril
h. Kain bersih untuk pembersih peralatan
CTG
i. Kertas Tissue atau doek untuk melindungi
pakaian pasien
j. Tempat tidur yang bagian atasnya dapat
ditinggikan, dan dilengkapi bantal
k. Tangga kecil untuk membantu pasien
menaikitempat tidur

2. Pelaksanaan :
a. Perkenalan dan penjelasan untuk
memperoleh persetujuan tindak medik
(persetujuan lisan)
b. Pasien diminta untuk berkemih dan tidak
dalam keadaan lapar atau haus
c. Posisi pasien tidur dengan bagian bahu atas
ditinggikan sekitar 30-45 derajat atau tidur
miring ke kiri atau duduk
d. Lakukan pemeriksaan Leopold atau
penentuan punktum maksimum DJJ
e. Hitung DJJ selama satu menit
f. Menilai kontraksi atau his (bila ada)
g. Mengukur TD ibu
h. Memasang peralatan karditokografi,
mmeperhatikan kebersihan dan keamanan
dalam pemantauan CTG
i. Memeriksa tekanan tonus dasar intrauterin
sesuai denganstandar peralatan yang
dipakai (misalnya 20 mmHG pada CTG
merk Philips)
j. Pematauan CTG dimulai, bila dalamdua
menit tidakada aktivitas gerak janin,
lakukan perangsanganvibroakustik atau
menggoyangkanbagian kepala janin (lama
pemantauan 30 menit)
k. Petugas memantau keadaan pasien (ibu dan
janin) secara berkala, bila perlulakukan
kembaliperangsangan vibroakustik atau
menggoyangkan kepala janin
l. Ukur TD ulang pada menit ke 15
m. Setelah perekaman CTG selesai, segera
buat laporan interpretasi, diskusikan
dengan DPJP, cantumkannama PPDS,
Bidan dan DPJP yang bertugas saat itu
n. Memberitahu kepada pasien bahwa
pemeriksaan telah selesai, hasil interpertasi
dan rencana selanjutnya. Penjelasan
diberikan oleh PPDS atau DPJP
o. Hasil interpretasi ditulis dalam
lembarCMBM, hasil rekaman dimasukkan
ke dalam status rekam medik pasien dan
disimpan selama 5 tahun (bila
memungkinkan buatkan fotocopi atau di
scan
p. Bersihakan kembali semua peralatan CTG

Reliability

Case Processing Summary

N %

Valid 10 100.0

Cases Excludeda 0 .0

Total 10 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items
Alpha

.786 11

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's


Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Alpha if Item
Deleted

p1 11.80 65.956 .774 .766


p2 11.80 64.622 .942 .758
p3 11.80 64.622 .942 .758
p4 11.80 64.622 .942 .758
p5 11.80 65.956 .774 .766
p6 11.70 65.567 .883 .763
p7 11.70 66.900 .706 .770
p8 11.80 64.622 .942 .758
p9 11.80 68.178 .500 .777
p10 11.80 65.956 .774 .766
ptotal 6.20 18.178 1.000 .952
Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 ptotal
Pearson
1 .583 .583 .583 1.000** .802** .356 .583 .167 1.000** .797**
Correlation
p1 Sig. (2-
.077 .077 .077 .000 .005 .312 .077 .645 .000 .006
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Pearson
.583 1 1.000** 1.000** .583 .802** .802** 1.000** .583 .583 .949**
Correlation
p2 Sig. (2-
.077 .000 .000 .077 .005 .005 .000 .077 .077 .000
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Pearson
.583 1.000 **
1 1.000** .583 .802 **
.802 **
1.000 **
.583 .583 .949**
Correlation
p3 Sig. (2-
.077 .000 .000 .077 .005 .005 .000 .077 .077 .000
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Pearson
.583 1.000** 1.000** 1 .583 .802** .802** 1.000** .583 .583 .949**
Correlation
p4 Sig. (2-
.077 .000 .000 .077 .005 .005 .000 .077 .077 .000
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Pearson
1.000 **
.583 .583 .583 1 .802 **
.356 .583 .167 1.000 **
.797**
Correlation
p5 Sig. (2-
.000 .077 .077 .077 .005 .312 .077 .645 .000 .006
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Pearson
.802** .802** .802** .802** .802** 1 .524 .802** .356 .802** .896**
Correlation
p6 Sig. (2-
.005 .005 .005 .005 .005 .120 .005 .312 .005 .000
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Pearson
.356 .802 **
.802 **
.802** .356 .524 1 .802 **
.356 .356 .734*
Correlation
p7 Sig. (2-
.312 .005 .005 .005 .312 .120 .005 .312 .312 .016
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Pearson
.583 1.000** 1.000** 1.000** .583 .802** .802** 1 .583 .583 .949**
Correlation
p8 Sig. (2-
.077 .000 .000 .000 .077 .005 .005 .077 .077 .000
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Pearson
.167 .583 .583 .583 .167 .356 .356 .583 1 .167 .545
Correlation
p9 Sig. (2-
.645 .077 .077 .077 .645 .312 .312 .077 .645 .103
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Pearson
1.000** .583 .583 .583 1.000** .802** .356 .583 .167 1 .797**
Correlation
p10 Sig. (2-
.000 .077 .077 .077 .000 .005 .312 .077 .645 .006
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Pearson
.797 **
.949 **
.949 **
.949** .797 **
.896 **
.734 *
.949 **
.545 .797 **
1
Correlation
ptota
Sig. (2-
l .006 .000 .000 .000 .006 .000 .016 .000 .103 .006
tailed)
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Anda mungkin juga menyukai