Anda di halaman 1dari 97

LAPORAN PRAKTIK

ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA KEHAMILAN PATOLOGI


PADA Ny.” K ” UMUR KEHAMILAN 26 MINGGU 4 HARI DENGAN
LETAK SUNGSANG DI PMB TRI SULHAN RACI, KECAMATAN
BANGIL KABUPATEN PASURUAN

Oleh :

Tri Wilujeng
NIM. 2082B0185

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


IIK STRADA INDONESIA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat, taufik serta hidayahNya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan tugas praktek Asuhan

Kebidanan Holistik Pada Kehamilan yang berjudul “ Asuhan Kebidanan Holistik

Pada Kehamilan Patologi Pada Ny.”K” Umur KeKhamilan 26 Minggu 4 Hari

Dengan Letak Sungsang di PMB Tri Sulhan Raci, Bangil, Kabupaten

Pasuruan”.

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan tugas praktek holistik ini kami

selaku mahasiswa Program Studi Profesi Kebidanan mohon motivasi dan

bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung di

Program Studi Pendidikan Profesi Bidan IIK STRADA INDONESIA. Oleh karena

itu penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Byba Melda Suhita, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan

dan Kebidanan Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia

2. Ibu Yenny Puspitasari, S.Kep, Ns.M.Kes selaku Ketua Program Studi Profesi

Bidan.

3. Ibu Miftakhur Rohmah, SST, M Keb selaku dosen pembimbing akademik yang

telah meluangkan waktu untuk memberi arahan dan bimbingan pada kami.

4. Ibu Ety Diana Sulistyawati, S.ST M.Kes selaku dosen pembimbing lahan yang

telah meluangkan waktu untuk memberi arahan dan bimbingan pada kami.

5. Semua teman-teman angkatan 2020dan semua pihak yang telah membantu dan

memberi dukungan dalam penulisan Asuhan Kebidanan ini.


Penulis menyadari penyusunan pada Asuhan Kebidanan Holistik Pada

Kehamilan Patologi Pada Ny.”K” Umur Kehamilan 26 Minggu 4 Hari Dengan

Letak Sungsang di PMB Tri Sulhan Raci, Bangil, Kabupaten Pasuruan, masih jauh

dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari

semua pembaca sangat penulis harapkan dalam rangka perbaikan

Kediri, 2020

Tri Wilujeng
PERSETUJUAN

Laporan praktik dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA

KEHAMILAN PATOLOGI PADA Ny.”K” Umur Kehamilan 26 Minggu 4

Hari Dengan Letak Sungsang” di PMB Tri Sulhan Raci Kecamatan Bangil

Kabupaten Pasuruan telah disetujui oleh pembimbing penyusunan Asuhan pada :

Hari/tanggal : ,2020

Kediri, 2020

Mahasiswa

Tri Wilujeng

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

Miftakhur Rohmah, SST.,M.Keb Ety Diana Sulistyawati, S.ST M. Kes

DAHTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
DAFTAR BAGAN.................................................................................................viii
DAFTAR SINGKATAN........................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.........................................................................................


1.2 Tujuan........................................................................................................
1.3 manfaat.....................................................................................................

BAB 2 TINJAUN PUSTAKA

2.1 Kajian dari sumber pustaka......................................................................


2.2 Kajian dari jurnal penelitian......................................................................
2.3 tinjauan menejemen 5 langkah askeb.................................................. ....

BAB 3 Tinjauan Kasus

3.1 Data subjektif...........................................................................................


3.2 Data Objektif............................................................................................
3.3 Analisa data/Diagnosa..............................................................................
3.4 Intervensi..................................................................................................
3.5 Implementasi.............................................................................................
3.6 Evaluasi....................................................................................................

BAB 4 Pembahasan

4.1 Pembahasan..............................................................................................

BAB 5 Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan...............................................................................................
5.2 Saran.........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hal-hal yang Ditentukan dalam Diagnosis Kehamilan

Tabel 2.2 Diagnosis Banding Nulipara dan Multipara

Tabel 2.3 Penambahan Berat Badan SelamaKehamilan Table 2.4 Perhitungan

berat badan berdasarkan indeks masa tubuh

Tabel 2.5 Maximal Kenaikan BB ibu hamil

Tabel 2.6 Tinggi Fundus Berdasarkan UK

Tabel 2.7 TFU Menurut Mc.Donald

Tabel 2.8 Jadwal Pemberian Imunisasi TT

Tabel 2.9 Informasi Penting pada pemeriksaan Ibuhamil

Tabel 2.10 Ketidak nyamanan Ibu Hamil dan Cara Mengatasinya


DAFTAR BAGAN
DAFTAR SINGKATAN

TT : Tetanus Toxoid

ATS : Anti Tetanus Serum

ANC : Ante Natal Care

SDG’s : Sustainable Development Goals

SDKI : Survei Demografi Kesehatan Indonesia

LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat

PKBI : Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia

RAN : Rencana Aksi Nasional

AKI : Angka Kematian Ibu


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Sampul Depan Buku KIA Kiptiyah

Lampiran 2 : Identitas Pasien

Lampiran 3 : Catatan Kesehatan Ibu Hamil


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Pengertian kehamilan

Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan perubahan

pada ibu maupun lingkungannya. kehamilan maka dengan seluruh sistem

genitalia wanita mengalami perubahan yang mendasar untuk mendukung

perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim selama proses kehamilan.

(Romauli, 2016)

Presentasi bokong adalah janin terletak memanjang dengan bagian

terendahnya bokong, kaki, atau kombinasi keduanya. Pada presentasi bokong

murni (frank breech) bokong yang menjadi bagian depan, kedua tungkai lurus

ke atas. Pada presentasi bokong kaki sempurna (complete breech) di samping

bokong dapat diraba kedua kaki, sedangkan pada presentasi bokong kaki tidak

sempurna (incomplete breech) hanya terdapat satu kaki di samping bokong.

Pada presentasi lutut dapat teraba kedua lutut atau hanya teraba satu lutut

disebut presentasi lutut sempurna atau lutut tidak sempurna ( Sarwono, 2014).

Beberapa faktor resiko pada presentasi bokong (sungsang) yaitu

prematuritas, abnormalitas struktur uterus, polihidroamnion, plasenta previa,

multiparitas, mioma uteri, kehamilan multipel, anomali janin (anensefali,

hidrosefalus), dan riwayat presentasi bokong sebelumnya. Pasien dengan bayi

presentasi letak bokong murni dan letak bokong sempurna dapat dilakukan

dengan persalinan pervaginam. Persalinan bokong pervaginam dapat disertai

resiko pada bayi yaitu mortalitas, asfiksia, prolaps tali pusat, trauma pada saat
proses kelahiran, dan cedera tulang belakang (Sarwono, 2014). Dengan

insidensi 3-4% dari seluruh kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup

bulan (lebih dari 37 minggu), presentasi bokong merupakan malpresentasi yang

paling sering dijumpai. Sebelum umur kehamilan 28 minggu, kejadian

presentasi bokong berkisar antara 25-30%, dan sebagian besar akan berubah

menjadi presentasi kepala setelah umur kehamilan 34 minggu ( Sarwono,

2014).

Kehamilan letak sungsang sering terjadi pada pertengahan trimester

kedua, secara kasar seperempat fetus berada dalam letak sungsang pada 28

-30 minggu, hanya 80%. Presentasi berkurang bila mendekati

aterm. Psikososial ibu hamil letak sungsang merasa khawatir, maka perlu

dilakukan pemeriksaan palpasi abdomen melalui Ante Natal Care (ANC)

(Wiknjosastro, 2010).

Penyebab dari letak sungsang antara lain disebabkan oleh

prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjong, air ketuban masih

banyak dan kepala relatif besar. Hidramnion karena anak mudah bergerak,

plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu atas

panggul. Bentuk rahim yang abnormal, kelainan bentuk kepala seperti

anencepalus dan hidrocepalus (Rukiyah dan Yulianti, 2010).

Pada Global Survey WHO tentang Kesehatan Maternal dan Perinatal

bahwa pada tahun 2007 di sejumlah Negara di Amerika Latin, insidensi dari

presentasi bokong dan malpresentasi lainnya adalah sebesar 11%. Pada tahun

2009-2010 tercatat di Asia insidensi presentasi bokong dan malpresentasi

lainnya 5% (Lumbiganon, 2010)


Angka Kematian Ibu (AKI) sebagai salah satu indikator kesehatan ibu.

Sebagian besar penyebab langsung dari kematian ibu adalah pre-eklampsia

dan eklampsia, sedangkan penyebab tidak langsungnya adalah anemia,

Kurang Energi Kalori, dan keadaan yang Terlalu yaitu : Terlalu tua,Terlalu muda,

Terlalu sering dan Terlalu banyak.

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Perkumpulan Keluarga Berencana

Indonesia (PKBI) mencatat, angka kematian ibu (AKI) ketika melahirkan di

Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. berdasarkan laporan Survei

Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) mencatat tentang AKI tahun 2007

yaitu 228 kematian (132-323) per 100.000 kelahiran hidup. Tetapi limatahun

kemudian atau pada tahun 2012, AKI meningkat menjadi 359 (239-478) per

100.000 kelahiran hidup, Kondisi inilah yang membuat Indonesia belum dapat

memenuhi harapan target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015,

yang seharusnya AKI ditargetkan turun menjadi 112 per 100 ribu kelahiran

hidup.

Peran bidan dalam upaya menurunkan AKI adalah Kehamilan letak

sungsang sering terjadi pada pertengahan trimester kedua, secara kasar

seperempat fetus berada dalam letak sungsang pada 28-30 minggu,

hanya 80%. Presentasi berkurang bila mendekati aterm. Psikososial

ibu hamil letak sungsang merasa khawatir, maka perlu dilakukan

pemeriksaan palpasi abdomen melalui Ante Natal Care (ANC)

(Wiknjosastro, 2010).

Penyebab dari letak sungsang antara lain disebabkan oleh

prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjong, air ketuban masih
banyak dan kepala relatif besar. Hidramnion karena anak mudah bergerak,

plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu atas

panggul. Bentuk rahim yang abnormal, kelainan bentuk kepala seperti

anencepalus dan hidrocepalus (Rukiyah dan Yulianti, 2010).

Data yang di peroleh di PMB Tri Sulhan Raci Bangil pada bulan

November 2020 terdapat 50 ibu hamil yang ANC,terdapat ibu hamil

fisiologi 39 orang (78%) ibu hamil patologi 11 orang (22%). Ibu hamil

patologi terdiri dari anemia 2 orang (4%), ibu hamil letak sungsang 7 orang

(14%), ibu hamil gemeli 1 orang (2%), ibu hamil dengan HbsAg (+) 1

orang (2%).

Maka dengan ini penulis tertarik membuat laporan dengan menerapkan

dan mengaplikasikan manajemen Asuhan Kebidanan Holistik Pada Kehamilan

Patologi Pada Ny.”K” Umur Kehamilan 26 Minggu 4 hari dengan letak

sungsang di PMB Tri Sulhan Raci, Bangil, Kabupaten Pasuruan.

1.2 Tujuan

1.2.1 TujuanUmum

Penulis dapat menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil

dengan letak sungsang dengan pendekatan manajemen kebidanan.

1.2.2 Tujuan Khusus

Penulis dapat melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung

pada ibu hamil dengan letak sungsang melalui pendekatan

manajemen kebidanan meliputi :

1.2.2.1 Mampu menginterpretasi data pada Ny.”K” Umur Kehamilan

26 Minggu 4 hari dengan letak sungsang


1.2.2.2 Mampu menganalisa data/diagnosa pada Ny.”K” Umur

Kehamilan 26 Minggu 4 dengan letak sungsang

1.2.2.3 Mampu membuat perencanaan/intervensi yang sesuai dengan

diagnosa kebidanan dan masalah pada Ny.”K” Umur

Kehamilan 26 Minggu 4 dengan letak sungsang

1.2.2.4 Mampu meimplementasikan/melaksanakan rencana tindakan

secara efisien dan aman pada Ny.”K” Umur Kehamilan 26

Minggu 4 dengan letak sungsang.

1.2.2.5 Mampu mengevalusai dari tindakan yang telah diberikan pada

Ny.”K” Umur Kehamilan 26 Minggu 4 dengan letak sungsang.

1.2.2.6 Mampu menganalisis kesenjangan antara teori dan kasus nyata

di lapangan pada Ny.”K” Umur Kehamilan 26 Minggu 4 dengan

letak sungsang.

1.2.2.7 Mampu menemukan alternatif pemecahan masalah pada

Ny.”K” Umur Kehamilan 26 Minggu 4 dengan letak sungsang.

1.2 Manfaat

1.3.1 Bagi Lahan Praktek

Menambah wawasan dan pengetahuan tenaga kesehatan khususnya bidan

dalam menangani asuhan kebidanan pada Ibu hamil terutama pada letak

sungsang sehingga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap

ibuhamil.

1.2.2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai dokumentasi dan bahan pembelajaran untuk mahasiswi yang lain


dalam melakukan asuhan pada ibu hamil dengan letak sungsang.

1.3.3 BagiPenulis

Menambah wawasan dan pengetahuan tentang asuhan pada ibu hamil

dengan letak sungsang sebagai penerapan ilmu yang telah didapatkan.

1.3.4 Bagi IbuHamil

Dapat memberikan pengetahuan kepada klien tentang perubahan-

perubahan fisiologis yang terjadi pada saat hamil, kebutuhan nutrisi yang

harus dicukupi selama hamil, serta pentingnya kunjungan Antenatal Care

selama kehamilan terutama pada kehamilan letak sungsang.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian dari Sumber Pustaka

A. Definisi Kehamilan

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi International, kehamilan didefinisikan

sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan

dengan nidasi atau implantasi. (Prawirohardjo,Sarwono.2014 : 213).

2.1.1 Tanda-tanda Kehamilan

2.1.2.1 Tanda Pasti Kehamilan

1) Teraba bagian janin dan dapat dikenal bagian-bagian janin

2) Terdengar dan dapat dicatat bunyi jantung janin

3) Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak kerangkajanin

4) Dengan alat USG dapat diketahui kantung janin,

panjang janin, dan dapat diperkirakan tuanya

kehamilan serta dapat menilai pertumbuhan janin.

(Sari, Anggrita, dkk. 2015 : 12)

2.1.2.2 Tanda Tidak Pasti Kehamilan

Tanda tidak pasti kehamilan dapat ditentukan dengan

pembesaranuterus. Pada pemeriksaan dalam dijumpai:

1) Tanda Hegar

2) Tanda BrackstonHicks
3) Tanda Piscasek

4) Tanda Goodell

5) Tanda Chadwicks

6) Tanda Balotement

(Sari, Aggrita, dkk.2015 : 11-12)

2.1.2.3 Tanda Dugaan hamil

1) Amenore (berhentinyamenstruasi)

2) Mual (nausea) dan muntah(emesis)

3) Ngidam (menginginkan makantertentu))

4) Syncope(pingsan)

5) KelelahanPayudarategang

6) Sering miksi

7) Konstipasi atauobstipasi

8) Pignmentasikulit

9) Epulis

10) Varices

(Walyani, Elisabeth Siwi. 2015 : 70-72)


2.1.2.4 Diagnosis Kehamilan

Tabel 2.1 Hal-hal yang Ditentukan dalam Diagnosis Kehamilan

N Kategori Gambaran

O
1 Kehamilan normal 1. Ibu sehat

. 2. Tidak ada riwayat obstetric buruk

3. Ukuran uterus sama/sesuai usia kehamilan

4. Pemeriksaan fisik dan laboratorium normal

2 Kehamilan Seperti masalah keluarga atau psiko-sosial,

dengan masalah kekerasan dalam rumah tangga, kebutuhan financial,


.
khusus dan lain-lain.
3 Kehamilan Seperti hipertensi, anemia berat,

denganmasalah
. kesehatan yang preeklamsi, pertumbuhan janin

membutuhkan rujukan untuk terhambat, infeksi saluran kemih,

konsultasi dan atau penyakit kelamin dan kondisi lain-lain

kerjasama penangannnya yang dapat memburuk selama

kehamilan.
4 Kehamilan dengan kondisi Seperti perdarahan, eklamsi, ketuban

. kegawatdaruratan yang pecah dini, atau kondisi-kondisi


membutuhkan rujukan segera Kegawat daruratan lain pada ibu dan bayi.

(Walyani, Siwi Elisabeth. 2015:74)

Menurut warjati (2011) diagnosis banding nulipara dan multipara dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.2 Diagnosis Banding Nulipara dan Multipara

No Nulipara Multipara
1. Perut tegang Perut longgar, perut gantung,

banyak strie
2. Pusat menonjol Tidak begitu menonjol
3. Rahim tegang Agak lunak
4. Payudara tegang Kurang tegang dan tergantung, ada

strie
5. Labia mayora Nampak bersatu Terbuka
6. Himen koyak pada beberapa Kurunkula himenalis

tempat
7. Vagina sempit dengan rugae yang Lebih besar, rugae kurang

utuh menonjol
8. Serviks licin, bulat dan tidak dapat Bias terbuka dengan satu jari,

kadang kala adda luka bekas


dilalui oleh satu ujung jari
robekan persalinan yang lalu
9. Perineum utuh dan baik Bekas robekan atau bekas robekan

episitomi
10. Pembukaan serviks: a. Mendatar sambil

membuka hampirsekaligus
a. Serviks mendatar dulu, baru
b. 2 cm dalam 1cm
membuka

b.Pembukaan rata-rata 1 cm

dalam 2 jam
11. Bagian terbawah janin turun pada 4-6 Biasanya tidak terfiks pada PAP

minggu akhir kehamilan sampai persalinan mulai


12. Persalinan hamper selalu dengan Tidak

episiotomi
(Mulyani, Siwi Elisabeth. 2015 : 75)

2.1.2.5 Tanda Bahaya Kehamilan

Kehamilan merupakan hal yang fisiologis.namun kehamilan yang

normal dapat berubah menjadi patologis. (Walyani, Elisabeth

Siwi.2015 :145)

Pada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan

hanya 10-12% kehamilan yang disertai dengan penyulit atau

berkembang menjadi kehamilanpatologis.

Deteksi dini gejala dan tanda bahaya selama kehamilan

merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan yang

serius terhadap kehamilanataupun keselamatan ibu hamil.

(Prawirohardjo.2014 :281)

Tanda bahaya kehamilan :

1) Perdarahan pervaginam

2) Sakit kepala yang hebat

3) Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur, rabun senja)

4) Nyeri abdomen yang hebat

5) Begkak pada muka dan tangan

6) Bayi kurang bergerak seperti biasa.

(Rukiyah, Ai yeyeh.dkk. 2009 :126-127)

2.1.2 Pemeriksaan Palpasi Abdomen

Menggunakan cara Leopold dengan langkah sebagai berikut.


2.1.3.1 Leopold I

Bertujuan untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang ada difundus.

Cara penatalaksanaannya adalah sebagai berikut.:

1) Pemeriksa menghadap pasien

2) Kedua tangan meraba bagian fundus dan mengukur berapa tinggi

fundus uteri

3) Meraba bagian apa yang ada di fundus. Jika teraba bulat, melenting

mudah digerakkan, maka itu adalah kepala. Namun, jika teraba

bulat, besar, lunak, tidak melenting, dan susah digerakkan

makan itu adalah bokonng janin.

2.1.3.2 Leopold II

Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada disebelah kanan

dan kiriibu.

Cara penatalaksanaan adalah sebagaiberikut

1) Kedua tangan pemeriksa berada disebelah kanan dan kiri perut ibu.

2) Ketika memeriksa sebelah kanan, maka tangan kanan menahan

perut sebelah kiri kearahkanan.

3) Raba perut sebelah kanan menggunakan tangan kiri, dan rasakan

bagian apa yang ada disebelah kanan (jika teraba rata,tidak teraba

bagian terkecil, terasa ada tahanan, maka itu adalah punggung bayi,

namun jika teraba bagian-bagian yang kecil dan menonjol,

maka itu adalah ekstremitasjanin).

2.1.3.3 Leopold III


Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawahuterus.

Cara penatalaksanaannya adalah sebagaiberikut.

1) Tangan kiri menahan fundusuteri.

2) Tangan kanan meraba bagian bawah uterus. Jika teraba bagian

yang bulat, melenting, keras maka itu adalah kepala.Namun jika

teraba lunak ,bulat, tidak melenting maka itu adalah bokong. Jika

di bagian bawah tidak ditemukan kedua bagian tersebut, maka

pertimbangkan apakah janin dalam letak melintang.

3) Pada letak sungsang (melintang)dapat dirasakan ketika tangan

kanan menggoyangkan bagian bawah, tangan kiri akan merasakan

ballottement (pantulan dari kepala janin, terutama ini ditemukan

pada usia kehamilan 5-7 bulan)

4) Tangan kanan meraba bagian bawah jika dapat digoyangkan,

berarti kepala belum masuk panggul, namun jika tidak dapat

digoyangkan, berarti kepala sudah masuk panggul), lalu lanjutkan

pada pemeriksaan Leopold IV untuk mengetahui seberapa jauh

kepala sudah masuk panggul.

2.1.3.4 Leopold IV

Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah dan

utnuk mengetahui apakah kepala sudah masuk panggul ataubelum.

Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut.

1) Pemeriksa menghadap pasien.

2) Kedua tangan meraba bagian janin yang ada dibawah.


3) Jika teraba kepala,tempatkan kedua tangan didua belah pihak yang

berlawanan di bagian bawah.

4) Jika kedua tangan konvergen (dapat saling bertemu) berarti kepala

belum masukpanggul.

5) Jika kedua tagan divergen (tidak saling bertemu)berarti kepala

sudah masuk panggul.

(Sulistyawati, Ari. 2011 : 89-92)

2.1.3 Perubahan Anatomi dan Fisiologi pada Ibu Hamil

2.1.3.1 Uterus

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan

melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan.

Pada perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70 gram dan

kapasitas 10 ml atau kurag. Selama hamil, uterus akan berubah

menjadi suatu organ yang mampu menampung janin, plasenta, dan

cairan amnion rata-rata pada akhir kehamilan volume totalnya

mencapai 5 liter bahkan dapat mencapai 20 liter atau lebih dengan

berat rata-rata 1100gram.

2.1.3.2 Serviks

Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan

kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan

terjadinya edema pada seluruh serviks, bersamaan dengan terjadinya

hipertrofi dan hiperplasia pada kelenjar-kelenjar serviks.

2.1.3.3 Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel


baru juga di tunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di

ovarium.Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal

kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil

progesteron dalam jumlah yang relative minimal.

2.1.3.4 Vagina dan Perineum

Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat

jelas paad kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada

vagina akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal dengan

tandaChadwick.

2.1.3.5 Kulit

Pada kulit diding perut akan terjadi perubahan warna menjadi

kemerahan, kusam dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah

payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama strie

gravidarum.pada banyak perempuan kulit digaris pertengahan

perutnya (linea alba) dan kadang-kadang akan muncul dalam ukuran

yang bervariasi pada wajah dan leher yang disebut cloasma atau

melasma gravidarum. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan

kadar serum melanocyte stimulatinghormone.

2.1.3.6 Payudara

Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya

menjadi lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah

ukurannya. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan

tegak. Setelah bulan pertama suatu cairan berwarna kuning yang

disebut kolostrum dapat keluar.


2.1.3.7 Perubahan metabolik

Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal

dari uterus dan isinya.Kemudian payudara, volume darah, dan cairan

ekstra seluler. Diperkirakan berat badan akan bertambah 12,5 kg.

2.1.3.8 Sistem kardio vaskuler

` Pada minggu ke-5 cardiac output akan meningkat dan perubahan

initer jadi untuk mengurangi resistensi vaskular sistemik.Selainitujuga

penigkatan denyutjantung.

2.1.3.9 Traktus digestivus

Seiring denganmakin besarnya uterus, lambung dan usus akan

tergeser. Demikian juga dengan yang lainnya seperti apendiks yang

akanbergeserke atas dan lateral. Perubahan yang nyata akan terjadi

pada penurunan motilitasototpolospadatraktus digestivus da

penurunan sekresi asam hidroklorid da peptin di lambung

sehinggaakanmenimbulkan gejala berupa pyrosis(heartburn).

2.1.3.10 Traktus urinarius

Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan

oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan

seringberkemih. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah mulai

turun ke pintu ataspanggul, keluhan sering berkemih timbulkembali.

2.1.3.11 Sistem muskulo skeletal

Lordosis yang progresif akanmejadi bentuk yang umum pada

kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi


anterior. (Prawirohardjo, Sarwono. 2014.175-186).

2.1.4 Penambahan Berat Badan Selama Kehamilan

Tabel 2.3 Penambahan Berat Badan SelamaKehamilan

Jaringan dan 10 20 minggu 30 minggu 40 minggu

minggu
cairan
Janin 5 300 1500 3400
Plasenta 20 170 430 650
Cairan amnion 30 350 750 800

terus 140 320 600 970


Mammae 45 180 360 405
Darah 100 600 1300 1450
Cairan 0 30 80 1480

Ekstraseluler
Lemak 310 2050 3480 3345
Total 650 4000 8500 12500

Sumber : (Prawirohardjo, Sarwono. 2014 : 180)

Table 2.4 Perhitungan berat badan berdasarkan indeks masa tubuh

Kategori IMT Rekomendasi (kg)


Rendah < 19,8 12,5-18
Normal 19,8-26 11,5-16
Tinggi 26-29 7-11,5
Obesitas > 29 ≥7
Gemeli - 16-20,5

2.1.4.1 Pada trimester 2 dan 3 perempuan dengan gizi baik dianjurkan

menambah berat badan 0,4 kg. perempuan dengan gizi kurang 0,5
kg, gizi baik 0,3kg.

2.1.4.2 Untuk merekomendasikan penambahan berat badan dengan rumus

: IMT = BB DIBAGI TB2 (dalam meter)

2.1.4.3 20 minggu pertama mengalami penambahan BB sekitar 2,5 kg

2.1.4.4 20 minggu berikutnya terjadi penambahan BB sekitar 9 kg.

2.1.4.5 Kemungkinan penambahan BB hingga maksimal 12,5 kg adalah:

Tabel 2.5 Maximal Kenaikan BB ibu hamil

Jaringan dan Cairan Berat (gram) Berat badan (kg)


Janin 3400 3-4
Plasenta 650 0,6
Caran amnion 800 0,8
Peningkatan berat uterus 970 0,9
Peningkatan berat payudara 405 0,4

Peningkatan volume darah 1450 1,5

Cairan ekstra seluler 1480 1,4


Lemak 3345 3,5
Total 12,5 kg
Sumber : (Sari, Anggrita. dkk. 2015 : 61-62)

2.1.5 Perubahan Adaptasi dan Psikologis dalam Masa Kehamilan

2.1.5.1 Trimester I

Trimester pertama sering dianggap sebagai peiode penyesuaian,

penyesuaian yang dilakukan oleh wanita adalah terhadap


kenyataan bahwa ia sedang mengandung.Penerimaan kenyataan ini

bagi dirinya merupakan tugas psikologis yang paling penting pada

trimester pertama kehamilan.

Beberapa wanita, terutama mereka yang telah

merencanakan kehamilan atau telah berusaha keras untuk hamil,

merasa suka cita sekaligus tidak percaya bahwa dirinya telah hamil

dan mencari bukti kehamilan pada setiap jengkal tubuhnya.

Hasrat seksual pada trimester pertama sangat bervariasi antara

wanita yang satudengan yang lain. Meski beberapa wanita

mengalami peningkatan seksual, tetapi secara umum trimester

pertama merupakan waktu terjadinya penurunan libido dan hal ini

memerlukan komunikasi yang jujur dan terbuka terhadap pasangan

masing-masing. Banyak wanita merasakan kebutuhan kasih saying

yang besar dan cinta kasih tanpa seks.(Walyani, Elisabeth Siwi.

2015 :64)

Perubahan psikologi yang terjadi pada kehamilan trimesterI

didasari pada teori Revarubin. Teori inimenekankan pada

pencapaian peran sebagai ibu, dimana untuk mencapai peran ini

seorang wanita memerlukan proses belajar melalui

serangkaianaktifitas

Beberapa tahapan aktifitas pentig seseorang menjadi ibu :

1) Taking On

Seorang wanita dalam prncapaian peran sebagai ibu akan

memulainya dengan meniru dan melakukan peran ibu.


2) Taking In

Seorang wanita sudah mulai membayangkan peran yang

dilakukan.

3) Letting Go

Wanita mengingat kembali proses dan

aktifitas yang sudah dilakukannya. (Sari, Aggrita. dkk.

2015:64)

2.1.5.2 Trimester II

Trimester kedua sering disebut periode pancaran

kesehatan,saat ibu merasa sehat. Pada trimester ini pula ibu dapat

merasakan gerakan bayinya, dan ibu mulai merasaka kehadiran

bayinya sebagai seseorang diluar dari dirinya sendiri.

Trimester kedua dibagi menjadi dua fase yaitu prequic kening

dan postquic kening. Akhir dari trimester pertama dan selama

prequic kening dan trimester kedua, wanita tersebut akan terus

melengkapi dan mengevaluasi segala aspek yang menghubungkannya

dengan ibunya sendiri.

Quickening mungkin menyerang wanita untuk memikirkan

bayinya sebagai individu yang merupakan bagian dari

dirinya.Perhatian ditujukan pada kesehatan bayi dan kehadiran

didalam keluarga. (Sari, Aggrita. dkk. 2015:67)


2.1.5.3 TrimesterIII

Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan penuh

kewaspadaan.Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran

bayi sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar

menanti kehadiran sang bayi.

Trimester ketiga merupakan waktu persiapan yang aktif terlihat

dalam menanti kelahiran bayi dan menjadi orangtua dan mulai

memilih nama untuk bayinya, pakaian bayi mulai dibuat atau dibeli.

Pada trimester ini wanita juga merasa cemas dengan

kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri, seperti: apakah nanti

bayinya akan lahir abnormal atau tidak, atau apakah organ

vitalnya akan mengalami cidera akibat tendangan bayinya.

Wanita akan kembali merasakan ketidak nyamanan fisik

yang semakin kuat menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa

canggung, jelek, berantakan, dan memerlukan dukungan yang

sangat dan konsisten dari pasangannya. Peningkatan hasrat seksual

yangterjadipada trimester sebelumnya akan menghilang karena

abdomennya yang semakin besar menjadi halangan.alternative

posisi dalam berhubungan seksual dan metode alternative untuk

mencapai kepuasan dapat membantu atau menimbulkan perasaan

bersalah jika ia merasa tidak nyaman dengan cara- cara tersebut.

Berbagi perasaan secara jujur dengan pasangan dan konsultasi

mereka dengan anda menjadi sangat penting.

(Walyani, Elisabeth Siwi. 2015 : 66-67)


2.1.6 Menentukan Tafsiran Persalinan

Untuk menentukan tanggal perkiraan persalinan biasa dilakukan

perhitungan sebagai berikut:

 Tanggal menstruasi terakhir ditambah 7

 Bulan menstruasi terakhir dikurangi 3

 Tahun menstruasi terakhir ditambah 1

Hanya 10% wanita hamil yang melahirkan tepat pada tanggal perkiraan

persalinan, 50% melahirkan dalam waktu 1 minggu dan hamper 90%

yang melahirkan dalam waktu 2 minggu sebelum atau setelah tanggal

perkiraan persalinan. Persalinan dalam waktu 2 minggu sebelum

maupun setelah tanggal perkiraan persalinan masih dianggap normal.

(Sari, Anggrita.dkk. 2015 : 46-47)

Saat persalinan sudah dapat ditentukan pada kunjungan antenatal yang

pertama, yaitu dengan RumusNaegle:

2.1.6.1 Untuk siklus 28hari

Hari Pertama Haid Terakhir(+7), Bulan (-3), Tahun (+1) =

Tanggal tafsiran persalinan.

2.1.6.2 Untuk siklus 35hari

Hari Pertama Haid Terakhir (+14), Bulan (-3), Tahun(+1) =

Tanggal tafsiran persalinan.

2.1.6.3. Rumus Naegle ini hanya dapat dipergunakan bila haid ibu

teratur.

2.1.6.4 Rumus ini tidak dapat dipergunakan bilamana:


2.1.6.5 Ibu mempunyai riwayat haid yang tidak teratur atau tidakhaid.

2.1.6.6 Ibu hamil saat masih menyusui dan belum pernah haidlagi.

2.1.6.7 Ibu hamil setelah berhenti mengkonsumsi pil KB dan belum haid

lagi

2.1.7 Menentukan Usia Kehamilan

Menentukan usia kehamilan bias dilakukan dengan berbagai cara

diantaranyaadalah:

2.1.7.1 Rumus Naegle

Rumus naegele terutama untuk menentukan hari perkiraan lahir

(HPL, EDC = Expected Date of Confinement). Rumus ini terutama

berlaku untuk wanita dengan siklus 28 hari sehingga ovulasi terjadi

padahari ke-14. Caranya yaitu tanggal hari pertama menstruasi

terakhir(HPM) ditambah 7 dan bulan dikurang

(Pantiawati, Ika,. dan Saryono.2010. Hal :50-52)

2.1.7.2 Berdasarkan tinggi fundus uteri

Secara tradisional perkiraan tinggi fundus uteri dilakukan

dengan palpasi fundus danmembandingkannyadengan beberapa

patokan antara lain simfisis pubis, umbilikus, atau prosesus

xipoideus. Dalam upaya standarisasi perkiraan tinggi fundusuteri,

pada peneliti saat ini menyarankan penggunaan pita ukur untuk

mengukur tinggi fundus uteri dari tepi atas simfisis pubis karena

memberikan hasil yang lebih akurat dan dapat diandalkan.

(Pantiawati, Ika,. dan Saryono. 2010 :50-52)


2.1.7.3 Tinggi Fundus berdasarkan UK

Tabel 2.6. Tinggi Fundus BerdasarkanUK

Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri


12 Minggu Tinggi Fundus Uteri 1-2 jari diatassympisis

16 Minggu Tinggi Fundus Uteri pertengahan antara sympisis-

pusat
20 Minggu Tinggi Fundus Uteri 3jari di bawah pusat

24 Minggu Tinggi Fundus Uteri setinggi pusat


28 Minggu Tinggi Fundus Uteri 3 jari diatas pusat

32 Minggu Tinggi Fundus Uteri pertengahan pusat-

proc.xyphoideus
36 Minggu Tinggi Fundus Uteri 3 jari dibawah Prosesus

xyphoideus
40 Minggu Tinggi Fundus Uteri 2-3 jari dibawah

Prosesus xyphoideus

2.1.7.4 TFU Menurut Mc.Donald

Tabel 2.7 TFU Menurut Mc.Donald

22-28 mg 24-25 cm diatas sympisis


28 mg 26,7 cm diatas sympisis
30 mg 29,5-30 cm diatas sympisis
32 mg 29,5-30 cm diatas sympisis
34 mg 31 cm diatas sympisis
36 mg 32 cm diatas sympisis
38 mg 33 cm diatas sympisis
40 mg 37,7 cm diatas sympisis
Sumber : (Sari, Anggrita. dkk. 2015 : 48-49)
2.1.8 Berdasarkan palpasi abdominal

2.1.8.1 Rumus bartholomew

Antara simfisis pubis dan pusat dibagi dalam 4 bagian yang

sama maka tiap bagian menunjukan penambahan 1 bulan. Pada

saat fundus uteri teraba tepat teraba di simfisis umur kahamilan adalah

2 bulan (8 minggu). Antara pusat sampai prosesus xipoideus juga

dibagi dalam 4 bagian dan tiap bagian menunjukan kenaikan 1

bulan. Perlu diperhatikan bulan ke-10 (40 minggu) tinggi fundus uteri

lebih sama dengan bulan ke-8 (32 minggu)pada saat itu kepala

sudah masuk panggul.

2.1.8.2 RumusMc.Donald

Fundus uteri diukur dengan pita. Tinggi fundus uteridikalikan

2 dan dibagi7 memberikan umur kehamilan dalam bulan obstetrik

dan bila dikalikan 8 dan dibagi 7 memberikan umur kehamilan

dalam minggu.

2.1.8.3 Rumus Johnson-Taussac

Untuk menentukan Taksran Berat Janin Taksiran ini hanya

berlaku untuk janin presentasi kepala. Rumusnya adalah sebagai

berikut:

TBJ = TFU menurut Mc.Donald-n) X 155 = berat (gram)

N = dikurang 12 jika kepala belum masuk pintuatas panggul N =

dikurang 11 jika kepala sudah masuk pintu atas panggul (Sari,

Anggrita. dkk. 2015 :48)


2.1.8.4 Quickening (persepsi gerakan janin pertama)

Gerakan janin pertama biasanya dirasakan pada umur

kehamilan 18minggu (primigravida) atau 16 minggu(multigravida).

2.1.8.5 Pemeriksaanradiologi

Pemeriksaan sinar X akan memperlihatkan osifikasi berbagai

bagianskeleton janin dari sejak usia kehamilan 16 minggu. Namun

demikian, pemeriksaan ini hamper tidak pernah dilakukan untuk

menilai usia kehamilan mengingat bahaya yang dapat ditimbulkan.

Ultrasonografi

Penentuan umur kehamilan dengan ultrasonografi menggunakan 3

cara:

a) Dengan mengukur diameter kantong kehamilan (GS=

Gestasional Sac) untuk kehamilan 6-12 minggu.

b) Dengan mengukur jarak kepala-bokong (GRI = Grown rump

Length) untuk umur kehamilan 7-14 minggu

c) Dengan mengukur diameter biparietal (BPD) untuk

kehamilan lebih dari 12minggu.

(Pantiawati, Ika,.dan Saryono. 2010 : 50-52)

2.1.9 Imunisasi TT

Imunisasi selama kehamilan sangat pentng dilakukan untuk menncegah

penyakit yang dapat menyebabkan kematian ibu dan janinn. Jenis

imunisasi yang diberikan adalah Tetanus Toxoid (TT) yang dapat mencegah
penyakit tetanus. (Sari, Anggrita. dkk. 2015 :75)

Efek samping TT yaitu nyeri, kemerah-merahan dan bengkak 1-2 hari

pada tempat penyuntikan. (Walyani, Elisabeth Siwi. 2015 :81)

Tabel 2.8 Jadwal Pemberian Imunisasi TT

Antigen Interval (selang waktu) Lama Perlindungan %per


Perlindungan

TT1 Pada kunjungan antenatal - -

pertama

4 minggu setelah TT1


TT2 3 tahun 80

TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95

TT4 10 tahun 99
1 tahun setelah TT3

TT5 25 tahun/seumur 99
1 tahun setelah TT4
hidup
Sumber : (Romauli, 2014 : 144 )

2.1.10 Informasi Penting yangDikumpulkan pada Setiap KunjunganAntenatal

Menurut marjati (2011), informasi yang sangat penting dikumpulkan

pada setiap kali kunjungan antenatal care adalah sebagai berikut :


Tabel 2.9 Informasi Penting pada pemeriksaan Ibu hamil

Kunjungan Waktu Informasi Penting


TrimesterI Sebelum minggu ke-  Membangun hubungan saling percaya

14 antara petugas kesehatan dengan ibu hamil..

 Mendeteksi masalah dan penangannya.

 Melakukan tindakan pencegahan seperti

tetanus neonatorum, anemia kekurangan zat

besi, penggunaan praktik tradisional yang

merugikan.

 Memulai persiapan kelahiran bayi dan

kesiapan untuk menghadapi komplikasi.

 Mendorong prilaku yang sehat (gizi, latihan,

dankebersihan,

istirahat dan sebagainya.


TrimesterII Sebelum minggu ke- Sama seperti diatas, ditambah kewaspadaan

28 khusus mengenai preeklamsi (Tanya ibu

tentang gejala- gejala preeklamsi, pantau

tekanan darah, evaluasi edema, periksaa untuk

mengetahui proteinuria).
TrimesterII Antara minggu Sama seperti diatas, ditambah palpasi

I abdominal untuk mengetahui apakah ada


28-36
kehamilan ganda.
TrimesterII Sama seperti diatas, ditambah deteksi

I
letak bayi yang tidak normal, atau kondisi

lain yang memerlukan

kelahiran dirumah sakit.


Sumber : (Walyani, Siwi Elisabeth. 2015 :84)

2.1.11 Ketidak nyamanan dan Cara Mengatasinya

Tabel 2.10 Ketidak nyamanan Ibu Hamil dan Cara Mengatasinya

NO Ketidaknyamanan Cara Mengatassi


1. Sering buang air kecil. Trimester a. Kurangi asupan karbohidrat murni

I dan III dan makanan yang mengandung gula.

b. Batasi minum kopi, teh dan soda.

2. Strie gravidarum. a. Gunakan emolien topical atau

antipruretik jika ada indikasi.


Tampak jelas pada bulan ke 6- 7
b. Guunakan baju longgar yang dapat

menopang payudara dan abdomen.


3. Hemoroid. a. Makan-makanan yang berserat, buah

dan sayuran serta banyak minum air putih


Timbul trimester II dan III
dan sari buah.

b. Lakukan senam hamil untuk

mengatasi hemoroid.

c. Jika hemoroid menonjol keluar,

oleskan lotion witch hazel.


4. Kelelahan. a. Istirahat yang cukup, minimal 2 jam

pada sianghari.
Pada trimester I
b. Lakukan tehnik relaksasi.
5. Keputihan. a. Tingkatkan kebersihan dengan mandi

setiap hari.
Pada trimester I

b. Memakai pakaian dalam dari bahan

katun dan yang mudah menyerap

c. Tingkatkan daya tahan tbuh dengan

makan buah dan sayur.


6. Keringat bertambah. Secara a. Pakailah pakaian yang tipis dan

perlahan terus meningkat sampai longgar.

akhir kahamilan
b. Tingkatkan asupancairan.

c. Mandi secarateratur.
7. Sembelit. a. Minum 3 liter cairan tiaphari

Trimester II dan III terutama air putih atau saribuah.

b. Makan-makanan yang kaya serat dan

juga minum vitaminC.

c. Lakukan senamhamil.

d. Membiasakan buang air besar

secarateratur.
8. Kram pada kaki. a. Rendam kaki dengan air yang

telah
Setelah usia kehamilan 24

minggu diberi minyak essensial siprus.

b. Kurangi konsumsi susu

(kandungan fosfatnya tinggi).

c. Latihan dorsofleksi pada kaki.


9. Mengidam. Trimester I a. Tidak perlu dikhawatirkan selama

diet memenuhi kebutuhannya.

b. Jelaskan tentang bahaya makanan

yang tidak bisa diterima, mencakup gizi

yang diperlukan serta memuaskan rasa

mengidam atau kesukaan menurut

kultur.
10. Napas sesak. Trimester II dan III a. Jelaskan penyebab fisiologisnya.

b. Merentangkan tangan diatas

kepala serta menarik nafas panjang.

11. Nyeri ligamentum rotundum. a. Berikan penjelassan penyebab

nyeri.
Trimester II dan III

b. Tekuk lutut kea rahabdomen

c. Mandi airhangat.

d. Gunakan sebuah bantal untuk

menopang uterus dan bantal lainnnya

letakkan di antara lutut sewaktu dalam

posisi berbaring miring.


12. Panas perut. Mulai bertambah a. Makan sedikit-sedikit tapi sering.

sejak trimester II dan bertambah


b.Hindari makan berlemak dan berbumbu
semakin lamanya kehamilan.
tajam.
Hilang pada waktu persalinan
c. Hindari berbaring setelah makan.

d.Hindari minum air putih saat makan

e. Tidur dengan kaki ditinggikan.


13. Perut kembung. Trimester II dan a. Hindari makan yang mengandung gass.

III b.Mengunyah makanan secara teratur.

c. Lakukan senam secara teratur.

14. Pusing/sakit kepala. a. Bangun secara perlahan dari posisi

Trimester II dan III istirahat.

b.Hindari berbaring dalam posisi

terlentang.
15. Mual dan muntah. a. Makan sedikit tapi sering.

Trimester I b.Hindari maknan berlemak dan goreng-

gorengan.
c. Minum supplement vitamin B6 dan zat

besi juga khrom.


16. Sakit punggung bawah atas a. Posisi/sikap tubuh yang baik selama

danbawah. melakukan aktifitas.

Trimester I b.Hindari mengangkat barang berat.

c. Gunakan bantal ketika tidur untuk

meluruskan punggung
17. Varices pada kaki. a. Istirahat dengan menaikkan kaki

Trimester II dan III setinggi mungkin untuk mengembalikan

efek gravitasi.

b. Jaga agar kaki tidak bersilangan.

c. Hindari berdiri atau duduk terlalu

lama.
Sumber : (Sari, Angrita. dkk. 2015 : 78-80)

2.1.12 Pelayanan/Asuhan Standar Minimal “14T”


Standar pelayanan ANC meliputi standar 14 T, sehingga ibu hamil yang

datang memperoleh pelayanan komprehensif dengan harapan antenatal care

dengan standar 14 T dapat ikut andil dalam menurunkan angka kematian

ibu.

1) Ukur tinggi badan/beratbadan

2) Ukur tekanandarah

3) Ukur tinggi fundusuteri

4) Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT)lengkap

5) Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan

6) Tes terhadap penyakit menularseksual/VDRL

7) Temuwicara

8) Tes pemeriksaanHb

9) Tes pemeriksaan urineprotein

10) Tes reduksiurine

11) Perawatanpayudara

12) Pemeliharaan tingkat kebugara (senamhamil)

13) Terapi yodium kapsul (khusus daerah endemicgondok)

14) Terapi obat malaria

(Pantiawati, Ika, dan Sayono.2010 :10)

2.1.13 PersiapanRujukan

Secara umum, rujukan dilakukan apabila tenaga dan perlengkapan di


suatu fasilitas kesehatan tidak mampu menatalaksanakan komplikasi yang

mungkin terjadi. Dalam pelayanan kesehatan maternal dan perinatal,

terdapat dua alasan untuk merujuk ibu hamil, yaitu ibu dan/atau janin yang

dikandungnya. Meskipun sebagian besar ibu menjalani persalinan normal

namun sekitar 20% diantaranya akan mengalami masalah selama proses

persalinan dan kelahiran sehingga perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan

rujukan. (Surtayati, Asri. 2015)

Singkatan BAKSOKU dapat digunakan untuk mengingat hal-hal

penting dalam mempersiapkan rujukan untuk ibu dan bayi.

B: (Bidan) Mempersiapkan bahwa ibu dan/atau bayi baru

lahir didampingi oleh penolong persalinan yang kompeten dan untuk

menatalaksanakan gawat darurat obstetri dan bayi baru lahir untuk

dibawa ke fasilitas rujukan.

A:(Alat) Bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan

persalinan, masa nifas dan bayi baru lahir (tabung suntik, selang IV, alat

resisutasi, dll) bersama ibu ketempat rujukan. Perlengkapan dan bahan-

bahan tersebut mungkin diperlukan jika ibu melahirkan dalam

perjalanan menuju fasilitas rujukan.

K: (Keluarga) Beritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir

ibu dan/atau bayi baru lahir dan mengapa ibu dan/bayi perlu dirujuk.

Jelaskan pada mereka alasan dan tujuan merujuk ibu ke fasilitas rujukan

tersebut.Suami atau anggota keluarga yang lain harus menemani ibu

dan/atau bayi baru lahir hingga ke fasilitas rujukan.

S: (Surat) Berikan surat ketempat rujukan. Surat ini harus


memberikan identifikasi mengenai ibu dan/atau bayi baru lahir, cantumkan

alas an rujukan dan uraikan hasil pemeriksaan, asuhan atau obat-obatan

yang diterima ibu dan/atau bayibaru lahir. Sertakan juga partograf yang

dipakai untuk keputusan klinik.

O:(Obat) Bawa obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu

ke fasilitas rujukan. Obat-obatan tersebut mungkin akan diperlukan selama

diperjalanan.

K: (kendaraan) Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan

untuk merujuk ibu dalam kondisi cukup nyaman. Selain itu, pastikan

kondisi kendaraan cukup baik untuk mencapai tujuan pada waktu yang

tepat.

U:(Uang) Ingatkan pada keluarga agar membawa uang dalam

jumlah yang cukup untuk membeli obat-obatan yang diperlukan dan bahan-

bahan kesehatan lain yang diperlukan selama ibu dan/atau bayi baru lahir

tinggal di fasilitas rujukan.

(Sari, Anggrita. dkk. 2015 : 136)

B. Kehamilan Letak Sungsang/ Bokong

2.1.1 Pengertian

Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak

memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di

bagian bawah kavum uteri. Presentasi bokong adalah janin terletak


memanjang dengan bagian terendahnya bokong, kaki, atau kombinasi

keduanya (Sarwono, 2010).

2.1.2 Klasifikasi ( Sarwono, 2014)

2.1.2.1 Letak Bokong (Frank Breech)

Pada presentasi bokong akibat ekstensi kedua sendi lutut,

kedua kaki terangkat ke atas sehingga ujungnya terdapat

setinggi bahu atau kepala janin. Dengan demikian pada

pemeriksaan dalam hanya dapat diraba bokong. Frekuensi

terjadinya 50-70%.

2..1.2.2 Letak Sungsang Sempurna (Complete Breech)

Yaitu letak bokong dimana kedua kaki ada di samping

bokong (letak bokong kaki sempurna). Frekuensi terjadinya

75%.

2.1.2.3 Letak Sungsang Tidak Sempurna (Incomplete Breech)

Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki

(incomplete or footling), frekuensi terjadinya 10-30%. Pada

presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya terdapat satu

kaki di samping bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat

ke atas. Pada presentasi kaki bagian paling rendah adalah

satu atau dua kaki. Selain bokong bagian terendah juga kaki

dan lutut, terdiri dari:

1) Kedua kaki: Letak kaki sempurna;

2) Satu kaki: Letak kaki tidak sempurna, frekuensi terjadinya

24 %;
3) Kedua lutut: Letak lutut sempurna;

4) Satu lutut: Letak lutut tidak sempurna, frekuensi terjadinya

1%.

Gambar 2.1 Klasifikasi Letak Bokong

2.1.3 Etiologi ( Sarwono, 2014)

Ada beberapa penyebab yang memegang peranan dalam terjadinya letak

sungsang diantaranya adalah:

2.1.3.1 Prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjong, air

ketuban masih banyak dan kepala anak relatif besar


2.1.3.2 Hidramnion karena anak mudah bergerak

2.1.3.3 Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam

pintu atas panggul

2.1.3.4 Panggul sempit

2.1.3.5 Kelainan bentuk kepala: hidrocephalus, anencephalus, karena

kepala kurang sesuai dengan bentuk pintu atas panggul.

Faktor lain yang menjadi predisposisi terjadinya letak sungsang selain umur

kehamilan termasuk diantaranya relaksasi uterus berkaitan dengan multiparitas,

multi fetus, persalinan sungsang sebelumnya, kelainan uterus dan tumor pelvis.

Plasenta yang terletak di daerah kornu fundus uteri dapat pula menyebabkan

letak sungsang, karena plasenta mengurangi luas ruangan di daerah fundus.

Fianu dan Vaclavinkova (1978) menemukan prevalensi lebih tinggi pada

implantasi plasenta di daerah kornual-fundal pada letak lintang (73%) dari

presentasi vertex (5%) dengan sonografi. Frekuensi terjadinya letak sungsang

juga meningkat dengan adanya plasenta previa, tetapi hanya sejumlah kecil letak

sungsang yang berhubungan dengan plasenta previa. Tidak ada hubungan yang

kuat antara letak sungsang dengan pelvis yang menyempit (panggul sempit).

2.1.4 Diagnosis (Sarwono, 2014)

Diagnosis letak sungsang pada umumnya tidak sulit. Pada

pemeriksaan luar, di bagian bawah uterus tidak dapat diraba bagian yang

keras dan bulat, yakni kepala, dan kepala teraba di fundus uteri. Kadang -

kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi kesan seolah-olah

kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah kepala. Seringkali


wanita tersebut menyatakan bahwa kehamilannya terasa lain daripada

kehamilannya yang terdahulu, karena terasa penuh di bagian atas dan

gerakan terasa lebih banyak di bagian bawah. Denyut jantung janin pada

umumnya ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi daripada umbilikus.

pemeriksaan luar didapatkan di bagian bawah uterus tidak teraba

kepala, balotemen negatif, teraba kepala di fundus uteri, denyut jantung

janin ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi daripada umbilicus.

Apabila diagnosis letak sungsang dengan pemeriksaan luar tidak dapat

dibuat, karena misalnya dinding perut tebal, uterus mudah berkontraksi

atau banyaknya air ketuban, maka diagnosis ditegakkan berdasarkan

pemeriksaan dalam. Apabila masih ada keragu-raguan, harus

dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografik atau MRI

(Magnetic Resonance Imaging).

Setelah ketuban pecah, dapat diraba lebih jelas adanya bokong yang

ditandai dengan adanya sakrum, kedua tuberositas iskii, dan anus. Bila

dapat diraba kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki

terdapat tumit, sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang letaknya

tidak sejajar dengan jari-jari lain dan panjang jari kurang lebih sama

dengan panjang telapak tangan. Pada persalinan lama, bokong janin

mengalami edema, sehingga kadang-kadang sulit untuk membedakan

bokong dengan muka.

Pemeriksaan yang teliti dapat membedakan bokong dengan muka

karena jari yang akan dimasukkan ke dalam anus mengalami rintangan

otot, sedangkan jari yang dimasukkan ke dalam mulut akan meraba tulang
rahang dan alveola tanpa ada hambatan. Pada presentasi bokong kaki

sempurna, kedua kaki dapat diraba disamping bokong, sedangkan pada

presentasi bokong kaki tidak sempurna, hanya teraba satu kaki di samping

bokong. Pada pemeriksaan foto rongent didapatkan bayangan kepala

berada di fundus.

2.1.5 Faktor Penyebab Letang Bokong (Manuaba, 2010)

Letak sungsang disebabkan oleh beberapa faktor :

2.1.5.1 Faktor Ibu, meliputi :

1) Keadaan rahim, misalnya kelainan bentuk rahim dan ibu

mengalami mioma,

2) Keadaan plasenta, misalnya letak plasenta rendah (placenta


previa), serta

3) Keadaan jalan lahir, misalnya kelainan bentuk panggul atau

panggul sempit.

2.1.5.2 Faktor Janin, meliputi :

1) Tali pusat pendek atau terjadi lilitan tali pusat,

2) Kelainan kepala, seperti hidrosefalus atau anensefalus (tanpa

tengkorak kepala)

3) Kehamilan kembar,

4) Air ketuban yang berlebihan (hidramnion) atau air ketuban

yang relatif sedikit (oligohidramnion), serta

5) Lahir prematur.
2.1.6 Faktor Resiko Letak Sungsang ( Manual Williams, 2016)

Presentasi sungsang berhubungan dengan prolaps tali pusat dan

ekstensi kepala. Resiko pada janin prolaps tali pusat 15% pada presentasi

kaki, 5% pada bokong sempurna, dan 0,5% pada bokong murni. Jika

kepala bayi hiperekstensi, dapat meningkatkan risiko trauma tulang

belakang.

Beberapa faktor resiko pada presentasi bokong (sungsang) yaitu

prematuritas, abnormalitas struktur uterus, polihidroamnion, plasenta previa,

multiparitas, mioma uteri, kehamilan multipel, anomali janin (anensefali,

hidrosefalus), dan riwayat presentasi bokong sebelumnya. Pasien dengan

bayi presentasi letak bokong murni dan letak bokong sempurna dapat

dilakukan dengan persalinan pervaginam.

Persalinan bokong pervaginam dapat disertai risiko pada bayi yaitu:

2.1.6.1 Ruptur Uterus

2.1.6.2 Perdarahan

2.1.6.3 Prolaps tali pusat

2.1.6.4 Cedera Janin

2.1.6.5 Asfiksia

2.1.6.6 Plasenta Previa

2.1.6.7 Trauma pada saat proses kelahiran


2.1.7 Penatalaksanaan (Manuaba,2016)

2.1.7.1 Knee Chest Position

Melakukan posisi bersujud, dengan posisi perut seakan-akan

menggantung kebawah. Langkah-langkah knee chest yang dapat

dilakukan ibu di rumah yaitu Ibu dengan posisi menungging

(seperti sujud) dimana : lutut dan dada menempel pada lantai,

lutut sejajar dengan dada. Bila posisi ini dilakukan dengan baik

dan teratur, kemungkinan besar bayi yang sungsang dapat

kembali ke posisi yang normal. Posisi sujud bisa dilakukan

selama 15 menit atau 3-4x/hari. Seminggu kemudian diperiksa

ulang untuk mengetahui berubah tidaknya letak janin. Bila letak

janin tidak berubah, tindakan sujud bisa diulang.

Gambar 2.2 Posisi Knee Chest

2.1.7.2 Versi Sefalik Eksternal


Versi eksternal presentasi sungsang menjadi sefalik berhasil

50-70 % persen kasus. Jika versi berhasil, hampir semua janin

tetap berada sefalik. Jika letak lintang atau sungsang terdiagnosis

pada minggu- minggu terakhir kehamilan, konversi menjadi

sefalik dapat diusahakan, jika tidak terdapat disproporsi bermakna

antara ukuran janin dan pelvis, dan jika tidak terdapat plasenta

previa. Faktor yang paling konsisten berkaitan dengan

keberhasilan adalah paritas, kemudian presentasi janin dan

selanjutnya jumlah cairan amnion. Usia gestasional juga penting,

semakin awal versi dilakukan semakin mungkin berhasil.

Teknik versi sefalik eksternal adalah teknik “ menggulung

kedepan” biasanya diupayakan dahulu dan jika tidak berhasil

teknik “ membalik ke belakang” kemudian dicoba. Setiap tangan

memengang satu kutub janin. Bokong janin dinaikkan dari pelvis

ibu, dan digeser ke lateral. Bokong kemudian diarahkan menuju

fundus, sementara kepala diarahkan menuju pelvis.

Gambar 2.3. Tehnik Versi Sefalik Eksternal


2.2 Kajian Dari Jurnal Penelitian

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Perkumpulan Keluarga

Berencana Indonesia (PKBI) mencatat, angka kematian ibu (AKI) ketika

melahirkan di Indonesia terus meningkat dari tahunke tahun. berdasarkan laporan

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) mencatat tentang AKI tahun

2007 yaitu 228 kematian (132-323) per 100.000 kelahiran hidup. Tetapi limatahun

kemudian atau pada tahun 2012, AKI meningkat menjadi 359 (239-478) per

100.000 kelahiran hidup, Kondisi inilah yang membuat Indonesia belum dapat

memenuhi harapan target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015,

yang seharusnya AKI ditargetkan turun menjadi 112 per 100 ribu kelahiran

hidup.

Faktanya AKI justru meningkat dan kini menjadi 359 kematian per 100

ribukelahiran hidup. Sementara itu, kepala badan penelitian dan pengembangan

kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia mengatakan, penyebab

tertinggi kematian ibu melahirkan adalah kelompok hipertensi dalam kehamilan 32,4

persen dan perdarahan post partum 20,3 persen. Pemerintah tetap

mengupayakan untuk menurunkan AKI antara lain dengan membuat pedoman

Rencana Aksi Nasional (RAN) yaitu program percepatan penurunan angka

kematian ibu secara nasional. (Profil PKBI, 2015)

Pada Global Survey WHO tentang Kesehatan Maternal dan Perinatal

bahwa pada tahun 2007 di sejumlah Negara di Amerika Latin, insidensi dari

presentasi bokong dan malpresentasi lainnya adalah sebesar 11%. Pada tahun

2009-2010 tercatat di Asia insidensi presentasi bokong dan malpresentasi


lainnya 5% (Lumbiganon, 2010)

Data yang di peroleh di PMB Tri Sulhan Raci Bangil pada bulan

November 2020 terdapat 50 ibu hamil yang ANC,terdapat ibu hamil

fisiologi 39 orang (78%) ibu hamil patologi 11 orang (22%). Ibu hamil

patologi terdiri dari anemia 2 orang (4%), ibu hamil letak sungsang 7 orang

(14%), ibu hamil gemeli 1 orang (2%), ibu hamil dengan HbsAg (+) 1

orang (2%).

Peran bidan dalam upaya menurunkan AKI adalah Kehamilan letak

sungsang sering terjadi pada pertengahan trimester kedua, secara kasar

seperempat fetus berada dalam letak sungsang pada 28-30 minggu,

hanya 80%. Presentasi berkurang bila mendekati aterm. Psikososial

ibu hamil letak sungsang merasa khawatir, maka perlu dilakukan

pemeriksaan palpasi abdomen melalui Ante Natal Care (ANC)

(Wiknjosastro, 2010).

Maka untuk itu diperlukan peningkatan pemeriksaan Ante Natal Care yang

rutindan peningkatan mutu pelayanan dan asuhan kebidanan pada ibu hamil yang

normal maupun yang resiko tinggi.

2.3 Tinjauan Manajemen 5 Langkah AsuhanKebidanan

2.3.1 Pengertian Teori ManajemenKebidanan

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakansebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian /

tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus pada
klien .

2.3.2 Proses ManajemenKebidanan

Proses manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah

yang memperkenalkan sebuah metode atau pemikiran dan tindakan-

tindakan dengan urutan yang logis sehingga pelayanan komprehensif dan

aman dapat tercapai. Selain itu metode ini memberikan pengertian untuk

menyatukan pengetahuan dan penilaian yang terpisah-pisah menjadi satu

kesatuan yang berarti (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

2.3.3.Tinjauan manajemen asuhan kebidanan pada kasus ini menggunakan 5

langkah, antara lain :

2.3.3.1 Langkah 1 :Pengkajian

Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi (data)

yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan

dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan

cara anamnesa dan pemeriksaan fisik .

1) DataSubjektif

Data subjektif adalah data yang didapatkan dari klien

sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian.

Penkajian pasien antara lain :

(1) Identitas Klien

a) Nama Klien

Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan

sehari- hari agar tidak keliru dalam memberikan

penanganan (Ambarwati dan Wulandari,2010).


b) Umur

Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya risiko

seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum

matang, mental dan psikisnya belum siap (Ambarwati

dan Wulandari, 2010).

c) Suku /Bangsa

Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-

hari (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

d) Agama

Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk

membimbing atau mengarahkan pasien dalam doa

(Ambarwati dan Wulandari, 2010).

e) Pendidikan

Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk

mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya,

sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai

dengan pendidikannya (Ambarwati dan

Wulandari,2010).

f) Pekerjaan

Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial

ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi

pasien (Ambarwati dan Wulandari,2010).

g) Alamat

Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila


diperlukan (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

(2) KeluhanUtama

Keluhan lain yaitu sakit kepala, galaktore, gangguan

penglihatan, penurunan atau penambahan berat badan,

tidak ada pengeluaran pervaginam, hirsutisme, perubahan

suara dan perubahan ukuran payudara (Nugroho dan

Utama,2014)

(3) Riwayat menstruasi

Untuk mengetahui usia berapa pertama kali

mengalami menstruasi, jarak antara menstruasi yang

dialami dengan menstruasi berikutnya dalam hitungan

hari, seberapa banyak darah menstruasi yang dikeluarkan

dan keluhan yang dirasakan ketika mengalami mestruasi

(Ambarwati dan Wulandari, 2010). Pada kasus amenore

sekundertidak haid sedikitnya 3 bulan berturut-turut

(Fansia,2011).

(4) Riwayat kesehatan keluarga

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan

adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan

kesehatan pasien (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

Perlu dikaji untuk mengetahui penyakit yang ada di

keluarga pasien khususnya penyakit menular dan

keturunan atau penyakit lain dalam keluarga yang dapat

mempengaruhi organ reproduksi dan apakah keluarga

terdapat riwayat aminore sekunder.


(5) Riwayat kesehatan sekarang

Untuk mengetahui kemungkinan penyakit yang

diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan

amenore sekunder (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

(6) Riwayat kesehatan yang lalu

Untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau

penyakitakut, kronis seperti : jantung, diabetes mellitus,

hipertensi, asma yang dapat mempengaruhi amenore

sekunder (Ambarwati dan Wulandari,2010).

(7) Pola KebiasaanSehari-hari

a) PolaNutrisi

Menggambarkan tentang pola makan dan minum,

frekuensi, banyaknya, jenis makanan, dan makanan

pantangan pada (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

b) PolaEliminasi

Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan

buang air besar meliputi frekuensi, jumlah konsistensi,

dan bau serta kebiasaan buang air kecil meliputi

frekuensi, warna dan jumlah (Ambarwati dan

Wulandari,2010).

c) Istirahat

Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa

jam pasien tidur, kebiasaan sebelum tidur misalnya

membaca, mendengarkan musik, kebiasaan


mengkonsumsi obat tidur, kebiasaan tidur siang,

penggunaan waktu luang (Ambarwati dan

Wulandari,2010).

d) Personal Hygiene

Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga

kebersihan tubuh terutama pada daerah genetalia

(mbarwati dan Wulandari,2010).

2) DataObjektif

Data objektif adalah data yang sesungguhnya dapat

diobservasi dan dilihat oleh tenaga kesehatan.

Pemeriksaan Umum

(1) KeadaanUmum

Keadaan umum pasien diamati mulai saat pertama kali

bertemu dengan pasien, dilanjutkan mengukur tanda-tanda

vital .

a) Keadaan baik jika pasien memperlihatkan respons yang

baik terhadap lingkungan dan orang lain, serta secara

fisik tidak mengalami ketergantungan dalam berjalan.

b) Lemah jika pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika

ibu kurang atau memberikan respon yang baik terhadap

lingkungan dan orang lain dan pasien sudah tidak

mampu lagi untuk berjalan sendiri

(2) Kesadaran

a) Composmentis adalah sadar sepenuhnya, dapat


menjawab semua pertanyaan tentang keadaan

sekelilingnya.

b) Apatis adalah kesadaran yang segan untuk berhubungan

dengan kehidupan sekitarnya, sikapnya acuh takacuh.

c) Somnolen adalah keadaan kesadaran yang mau tidur

saja, dapat dibangunkan dengan rangsan nyeri tetapi

jatuh tidurlagi),

d) Delirium, semi koma adalah kesadaran yang

menyerupai koma.

e) Koma adalah keadaan kesadaran yang hilang sama

sekali dan tidak dapat dibangunkan dengan rangsang

apapun.

(3) Tanda-tandavital

a) TekananDarah

Tekanan darah normal 110/60 – 140/90 mmHg

b) Suhu

Untuk mengetahui suhu badan apakah ada

peningkatan atau tidak jika ada dan lebih dari 38 oC

kemungkinan terjadi infeksi. Batas normal 37,5-

38oC (Ambarwati dan Wulandari,2010).

c) Nadi

Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam

1 menit (Saifuddin, 2007).Batas normal 60 – 80 x /

menit (Ambarwati dan Wulandari, 2010).


d) Respirasi

Untuk mengetahui frekuensi pernafasan pasien

yang dihitung dalam 1 menit (Saifuddin, 2007).Batas

normal 20-30 x/menit (Ambarwati dan Wulandari,

2010).

(4) Berat Badan

Untuk mengetahui faktor resiko obesitas (Saifuddin,

2007).Pada kasus amenore sekunder bisa terjadi

penurunan atau kenaikan berat badan (Nugroho dan

Utama, 2014).

(5) TinggiBadan

Tinggi badan wanita normal 150 cm (Ambarwati dan

Wulandari, 2010).

PemeriksaanKhusus

(1) INSPEKSI

a) Kepala: Bentuk simetris atau tidak, apakah ada

benjolan

b) Rambut

Meliputiwarna mudah rontok atautidakdan

kebersihannya.

c) Muka

Keadaan muka pucat atau tidak adakah kelainan,

adakah oedema.

Ada oedema atau tidak, conjungtiva anemis atau tidak,


untuk mengetahui adakah kuning pada sclera.

d) Hidung

Bagaimana kebersihannya, ada pengeluaran sekret atau

tidak

e) Telinga

Bagaimana kebersihannya, ada serumen atau tidak

f) Mulut

Ada stomatitis atau tidak, keadaan gigi, gusi berdarah

atau tidak.

g) Leher

Adalah pembesaran kelenjar thyroid, ada benjolan atau

tidak, adakah pembesaran kelenjar limfe

h) Dada dan Axilla

Untuk mengetahui keadaan payudara, simetris atau

tidak, ada benjolan atau tidak, ada nyeri atau tidak.

i) Ekstremitas atas dan bawah

Ektremitas atas dan bawah ada cacat atau tidak, oedema

atau tidak terdapat varices atau tidak

(2) PALPASI

Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan rabaan, pada

pemeriksaan

a) Leher
Apakah ada pembesaran vena jugularis atau tidak ,

apakah ada pembesaran kelenjar thyroid dan getah

bening atau tidak.

b) Dada

Apakah ada benjolan atau tumor di dada atau payudara,

adakah nyeri tekan atau tidak, apa ada cairan yang

keluar.

c) Perut

Apakah ada pembesaran lien/liver atau tidak.

Apakah ada luka bekas operasi, ada ben jolan atau

tidak, ada nyeri atau tidak (Varney, 2007).Pada kasus

amenore sekunder adanya nyeri tekan pada sympisis

(Ambarwati dan Wulandari, 2010).

d) Genetalia

Untuk mengetahui keadaan vulva adakah tanda-tanda

infeksi, varices, pembesaran kelenjar bartolini dan

perdarahan (Prihardjo, 2007).Pada kasus amenore

sekunderdidapatkan vagina kering (Nugroho dan

Utama, 2014).

e) Ekstremitas

Ektremitas atas dan bawah ada oedema atau tidak

terdapat varices atau tidak

(3) AUSKULTASI

a) Dada
Apakah ada wessing atau tidak, ronchi atau tidak.

b) Perut

Apakah suara peristaltik usus normal atau tidak.

(4) PERKUSI

Adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian

permukaan tubuh tertentu untuk membandingkan dengan

bagian tubuh lainya.Perkusi pada reflek pateladilakukan

dengan cara pengetukan pada tendon patela dengan

menggunakan reflek humer.Bila normal saat dilakukan

pengetukan akan terjadi reaksi reflek pada patela.

Perkusi pada perut bertujuan untuk mengetahui

adanya ketidak normalan pada perut.

(5) Pemeriksaan Laboratorium

Dilakukan bila diperlukan untuk mendukung

penegakan diagnosa sehingga mengetahui kondisi pasien

sebagai data penunjang seperti pemeriksaan HB,

Golongan darah, Albumin, Reduksi urine.

(6) Pemeriksaan Penunjang

Data penunjang dilakukan sebagai pendukung diagnosa,

apabila diperlukan misalnya pemeriksaan laboratorium.

2.3.3.2 Langkah 2 : Analisa/Diagnos

Menganalisa diagnosa kebidanan dan masalah berdasarkan

interpretasi yang benar atas data-data yang telah

dikumpulkan.Dalam langkah ini data yang telah dikumpulkan

diinterpretasikan menjadi diagnosa kebidanan, masalah dan


kebutuhan.Ketiganya digunakan karena beberapa masalah tidak

dapat diselesaikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan

penanganan yang dituangkan dalam rencana asuhan terhadap

pasien.

1) DiagnosaKebidanan

Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam

lingkungan praktik kebidanan dan memenuhi standar

nomenklatur diagnosa kebidanan yang dikemukakan dari hasil

pengkajian atau yang menyertai diagnose. Diagnosa kebidanan

yang ditegakkan adalah : Nn. X umur ... tahundengan amenore

sekunder.

2) Data Dasar:

(1) Data subjektif

a) Nn. X mengatakan pernah mengalami menstruasi

dan selanjutnya berhenti lebih dari tiga bulan.

(Nugroho dan Utama, 2014)

b) Nn. X mengatakan mengalami penurunan atau

penambahan berat badan (Nugroho dan

Utama,2014).

c) Nn. Xmengatakan sakit kepala (Nugroho dan

Utama,2014).

(2) Data objektif

Menurut Nugroho dan Utama (2014), data objektif

pada kasus amenore sekunder yaitu:


a) Denyut jantung yangcepat

b) Kulit yang hangat danlembab

c) Pada kasus amenore bisa terjadi penurunan atau

kenaikan berat badan (Nugroho dan Utama,2014).

d) Abdomenpada kasus amenore sekunder adanya

nyeri tekan pada sympisis (Ambarwati dan

Wulandari,2010).

e) Genetalia pada kasus amenore sekunderdidapatkan

vagina kering (Nugroho dan Utama,2014).

f) Pemeriksaan dalam pada kasus amenore

sekunderadannya masa dalam ovarium dan uterus

serta adanya nyeri.

3) Masalah

Masalah adalah masalah yang berkaitan dengan

pengalaman pasien yang ditemukan dari hasil pengkajian

atau yang menyertaidiagnosa sesuai dengan kesadaan pasien.

.Pada kasus amenore sekunder masalah yang dihadapi pasien

yaitu cemas (Nugroho dan Utama, 2014) Pada kasus

amenore sekunderantisipasi yang diberikan yaitu pemberian

terapi yang mengandung progesteron (Nugroho dan Utama,

2014).

2.3.3.3 Langkah ke3 :Intervensi

Langkah ini ditentukan oleh langkah sebelumnya yang

merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah


diidenfikasi atau diantisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh

tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari kondisi pasien

atau dari setiap masalah yang berkaitan.

2.3.3.4 .Langkah ke 4 :Pelaksanaan

Padalangkah ini merencanakan asuhan yang menyeluruh

ditentukan dengan langkah-langkah sebelumnya. Semua

keputusan yang dikembalikan dalam asuhan menyeluruh ini harus

rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan, serta

sesuai dengan asumsi tentang apa yang dilakukan pasien.

Sehingga setiap rencanaasuhan kebbidanan

haruslah disetujui oleh ke dua belah pihak yaitu bidan dan pasien,

agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena pasien juga akan

melaksanakan rencana tersebut .

2.3.3.5.Langkah ke 5 : Evaluasi

Langkah ini merupakan evaluasi rencana tindakan yang

meliputikebutuhan pada pasien telah terpenuhi secara efektif

dengan melakukan kolaborasi dengan petugas kesehatan lainnya

2.3.3.6.Data PerkembanganSOAP

Menurut Rukiyah (2014), data perkembangan menggunakan

SOAP meliputi :

S : Subjektif : Menggambarkan pendokumentasian, hasil

pengumpulan data pasien melalui anamnesa sebagai langkah I

Varney.

O : Objektif : Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan


fisik pasien, hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang

dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan

kebidanan langkah I Varney.

A :Assesmen : Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis

dan interprestasi data subjektif dan objektif suatu identifikasi :

1) Diagnosa suatumasalah

2) Antisipasi diagnosa atau masalahpotensial

3) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter,

4) konsultasi atau kolaborasi

P :Planning : Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan

(I) dan evaluasi, perencanaan (E) berdasarkan assessment.


BAB 3
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK
PADA KEHAMILAN PATOLOGI PADA Ny.” K ” UMUR KEHAMILAN 26
MINGGU 4 HARI DENGAN LETAK SUNGSANG DI PMB TRI SULHAN
RACI, KECAMATAN BANGIL KABUPATEN PASURUAN

1. PENGKAJIAN

1.1 DATA SUBJEKTIF

Anamnesa dilakukan oleh : Tri Wilujeng Di : PMB Tri Sulhan

Tanggal : 12-11-2020 Pukul : 15.30

1.1.1 IDENTITAS KLIEN

Nama Klien : Ny.”K” Nama Suami : Tn.”A”

Umur : 24 tahun Umur : 25 tahun

Suku/ Bangsa : Jawa/WNI Suku/ Bangsa : Jawa/WNI

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Penghasilan : 2,4 juta Penghasilan : ±1,5 juta


Alamat : Panumbuan RT 01/02 Raci, Kec Bangil.

1.1.2 Alasan kunjungan saat ini

Kunjungan ulang ANC

1.1.3 Keluhan utama

Ibu mengatakan sering nyilu di perut bagian kanan atas

1.1.4 Riwayat menstruasi

 Menarche : 10 tahun

 Siklus menstruasi : teratur 28-30 hari/ bulan

 Lama : 5-7 hari

 Banyaknya darah : hari 1-3, 3softek, hari 5-7, 1 softek

 Konsistensi : encer warna merah kehitaman

 Dysmenorhoe : tidak

 Flour albus : Ya(sesudah menstruasi hanya 2 hari)

Warna:putih jernih, tidak berbau, tidak gatal

 HPHT : 08-05-2020

 HPL : 15-02-2021

1.1.5 Status perkawinan

 Kawin : 1 kali

 Lama kawin : 11 bulan

1.1.6 Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

N Sua K K
Kehamilan Persalinan Nifas Anak
o mi B et
Umur peny pen jeni tem penyul penyul L/ BB/ menyus H/
. ke
ol s p P PB ui M
1 1 Hamil

ini

1.1.7 Riwayat kehamilan sekarang

 Hamil yang ke : Satu

 Umur kehamilan : 26 minggu 4 hari

 Gerakan anak pertama kali dirasakan :kehamilan 16 minggu

 Gerak anak sekarang : aktif

 Periksa kehamilan :TM I : Periksa : 4 kali:

TM II : Periksa : 2 kali

TM III :Periksa : 2 kali

Tgl terakhir periksa : 12-11-2020

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Berat badan : 53 Kg

 Riwayat imunisasi TT : TT 2x pra nikah dan sesudah nikah

 Status TT :

 Pernah mendapatkan tablet Fe: Ya, jumlah: 30 tablet/bulan

 Fe diminum teratur : Ya

 Pemeriksaan yang sudah pernah didapat :

 HB : 12 gr%

 Golongan Darah :B

 GDA : 142

 Reduksi : (-)
 Syphilis : NR

 HbSAg : NR

 HIV : NR

 KIE yang sudah pernah didapat :

ANC Terpadu, Gizi/Nutrisi, Persiapan laktasi, Tanda bahaya

kehamilan, Istirahat cukup, ANC teratur.

1.1.8 Riwayat kesehatan keluarga

a. Keturunan kembar : Dalam keluarga tidak ada keturunan

kembar

b. Penyakit keturunan :Dalam keluarga tidak ada yang

menderita penyakit menurun seperti Asma, DM, Hipertensi

c. Penyakit lain dalam keluarga : Dalam keluarga tidak ada yang

menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, HIV dan

Sypilis.

1.1.9 Riwayat Kesehatan Yang Lalu

 Penyakit menahun : Dalam keluarga tidak ada yang

mempunyai penyakit menahun sepert jantung,

 Penyakit menurun :Dalam keluarga tidak ada yang

mempunyai penyakit menurun seperti, asma, alergi

 Penyakit menular : Dalam keluarga tidak ada yang

mempunyai penyakit menular seperti Hepatitis, HIV, TBC,

Syphilis.

1.1.10 Keadaan psikososial

a. Kehamilan ini diharapkan : Ya


Alasan : Kehamilan pertama

b. Kehamilan ini direncanakan : Ya

Alasan : Karena ingin segera punya anak

c. Harapan terhadap kehamilan sekarang

- Jenis kelamin : laki perempuan sama saja

- Penolong : Bidan

- Tempat bersalin : PMB

1.1.11 Latar belakang budaya dalam keluarga

 Kebiasaan/upacara adat istiadat : 3 bulanan dan 7 bulanan

 Kebiasaan keluarga yang menghambat : tidak ada

 Kebiasaan keluarga yang menunjang: minum vitamin dan

berolahraga

 Dukungan dari keluarga yang lain:keluarga mendukung

1.1.12 Pola kebiasaan sehari-hari

a. Pola Nutrisi :

Makan 3x sehari porsi sedang terdiri dari nasi, sayur dan lauk

pauk, kadang buah.

Minum 5-6 gelas sehari : air mineral, teh manis, susu ibu hamil

Keluhan yang dirasakan : tidak ada

b. Pola Eliminasi :

BAK :3-4 kali sehari warna kuning jernih, bau khas.

BAB : 1 kali sehari warna khas konsisten padat, bau khas.

Keluhan yang dirasakan : tidak ada

c. Pola istirahat tidur : Tidur siang 1 jam


Tidur malam : 7-8 jam

Keluhan yang dirasakan : tidak ada

d. Pola Aktivitas : Sebagai ibu rumah tangga: menyapu,

mengepel, memasak, mencuci.

Keluhan yang dirasakan : tidak ada

e. Pola seksualitas : selama hamil ini sebulan 1-2 kali

Keluhan yang dirasakan : tidak ada

f. Perilaku Kesehatan

Penggunaan obat/jamu/rokok, dll : ibu tidak minum jamu, hanya

minum vitamin dari bu bidan

g. Personal Hygiene

Mandi, keramas, gosok gigi : mandi 2x sehari, keramas 2x

seminggu, sikat gigi 2x sehari.

Ganti celana dalam dan pembalut : ganti CD 2x sehari bila tidak

haid, dan ganti pembalut dan CD 3-4 kali sehari.

Cara membersihkan genetalia : dengan memakai sabun

sehabis BAK/BAB

Keluhan yang dirasakan : tidak ada

1.2 DATA OBJEKTIF

1.2.1 Pemeriksaan Umum

 Kesadaran : Composmentis

 TD : 110/70 mmHg
 Suhu : 36,2ºC

 Nadi : 88 x/menit

 RR : 20 x/menit

 BB : sebelum hamil 45 Kg, sesudah hamil: 53 Kg

IMT : 22,6

 TB/ LILA : 153cm/24cm

1.2.2 Pemeriksaan Khusus

a. INSPEKSI

 Kepala: bentuk simetris, tidak ada benjolan

 Muka: Palpebra : tidak bengkak

Conjungtiva : tidak anemi

Sklera : tidak icterus

 Mulut dan gigi: Bibir : lembab

Lidah : bersih

Gigi : tidak ada caries

 Hidung : Simetris : ya

Sekret : tidak ada

Kebersihan : terjaga

 Leher : Pembesaran vena jugularis : tidak ada

Pembesaran kelenjar thyroid : tidak ada

Pembesaran kelenjar getah bening : tidak ada

 Dada: Simetris : ya
Pembesaran payudara : simetris

Hiperpigmentasi : pada areola mammae

Papila mammae : menonjol

Keluaran : ASI belum keluar

Kebersihan : bersih

 Perut: Pembesaran : simetris

Bekas luka operasi : tidak ada

Linea : nigra

Striae : albicans

Pembesaran lien/ liver : tidak ada

 Anogenetalia: Vulva vagina warna :

Luka parut : tidak ada

Oedema : tidak oedema

Varises : tidak ada

Keluaran : tidak ada

Hemorroid : tidak ada

 Kebersihan pembesaran/benjolan : tidak ada

 Ekstremitas atas dan bawah: Oedema : tidak ada

Varises : tidak ada

b. PALPASI

 Leher: Pembesaran vena jugularis : tidk ada

Pembesaran kelenjar thyroid : tidak ada

Pembesaran kelenjar getah bening : tidak ada


 Dada: Benjolan/ Tumor : tidak ada

Keluaran : tidak ada

 Perut: Pembesaran lien/ liver : tidak ada

 Ekstremitas atas dan bawah: Oedema : tidak ada

 LEOPOLD I : Pada bagian fundus teraba bulat, keras dan

melenting, yaitu kepala

 LEOPOLD II : kanan: teraba bagian terkecil janin yaitu

ekstremitas

kiri: teraba keras, panjang, seperti ada tahanan

yaitu punggung

 Leopold III : teraba lunak, tidak melenting, masih bisa

digerakkan yaitu bokong

 Leopold IV : Konvergen, kepala belum masuk PAP.

 Fetus : Letak:ManjangPresentasi :Bokong Posisi:PUKI

Pergerakan:Aktif

 TFU (Mc. D)= 21 cm

 TBJ= TFU – 12 x 155 = 21 – 12 x 15 = 1395 gr

c. AUSKULTASI:

1. DJJ : Frekuensi : 152 x/ menit, teratur dan kuat

Posisi Pungtum maximum : pada perut kiri bawah

2. Dada : tidak ada suara wezing dan ronchi

3. Perut : suara bising usus normal


d. PERKUSI

1. Reflek Patela : kanan (+), Kiri (+)

2. Perut : tidak ada nyeri tekan

1.2.3 Pemeriksaan Panggul Luar

Tidak Dilakukan

1.2.4 Pemeriksaan Dalam

Tidak dilakukan

1.2.5 Pemeriksaan laboratorium

 HB : 12 gr%

 Golongan Darah :B

 GDA : 142

 Reduksi : (-)

 Syphilis : NR

 HbSAg : NR

 HIV : NR

1.2.6 Pemeriksaan penunjang

Tidak dilakukan

2. ANALISA/DIAGNOSA:

Diagnosa: Ibu : GI P0000 Ab000 usia kehamilan 26 minggu 4 hari

kehamilan letak sungsang.


Janin : hidup tunggal, intrauterine, presentasi bokong, bagian terendah

belum masuk PAP

Masalah : Nyilu perut bagian kanan atas

3. INTERVENSI

3.1 Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan

3.2 Jelaskan pada ibu untuk makan dengan gizi seimbang

3.3 Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

3.4 Jelaskan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada trimester III

3.5 Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi tablet FE dan kalsium

3.6 Anjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan diri

3.7 Ajarkan ibu untuk melakukan knee chest (menungging) dan

mempraktekan 3 - 5 kali sehari selama 10 – 15 menit.

3.8 Beri motivasi ibu agar tidak terlalu cemas dengan kehamilannya.

3.9 Dokumentasikan semua hasil pemeriksaan dan tindakan.

3.10 Anjurkan ibu untuk datang lagi tanggal 15 November 2020

4. PENATALAKSANAAN

4.1 Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan sehat

dengan TD 110/70 mmHg,, nadi 88 x/menit,BB 54 kg, TB 153cm RR

20x/menit, suhu36,20C dan janin sungsang dan dalam keadaan sehat dengan

usia kehamilan 26minggu >4hari. Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan.

4.2 Menganjurkan kepada ibu untuk makan dengan gizi seimbang yaitu, nasi, sayur-
mayur, lauk-pauk, buah-buahan dan susu. Ibu mengerti dan bersedia makan

dengan gizi seimbang.

4.3 Menganjurkan ibu istirahat yang cukup jangan melakukan aktivitas yang

berlebihan. Ibu mengerti dan bersedia istirahat yang cukup.

4.4 Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya trimester 3 yaitu

perdarahan pervaginam melalui jalan lahir,ketuban pecah sebelum waktunya,

gerakan janin berkurang, jika ibu mengalami salah satu tanda tersebut segera

periksakan ke bidan atau tenaga kesehatan lainnya. Ibu mengerti tentang tanda-

tanda bahaya trimester 3 dan bersedia periksa ketenaga kesehatan bila

mengalami salah satu tanda tersebut.

4.5 Menganjurkan ibu untuk mengkonsusmsi tablet Fe, dan kalk 1xsehari. Tablet

Fe diminum pada malam hari dengan airputih, dan kalk diminum pada pagi

hari. Ibu bersedia mengkonsumsi tablet Fe dankalk.

4.6 Menganjurkan ibu untuk terus menjaga kebersihan diri seperti mandi, dan

membersihkan badan, kulit kepala,gigi, mulut,pakaian,agar ibu terhindar atau

mencegah timbulnya penyakit. Ibu bersedia menjaga kebersihandiri.

4.7 Mengajarkan ibu untuk melakukan posisi knee chest (menungging) dan

mempraktekan 3 - 5 kali sehari selama 10 – 15 menit nanti di rumah.Ibu

mau melakukan saran bu bidan.

4.8 Memberi motivasi ibu agar tidak terlalu cemas dengan kehamilannya

dan memberi dukungan moril. Ibu mengerti dan paham penjelasan

bidan.

4.9 Mendokumentasikan semua hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. Semua

hasil yang pemeriksaan telah didokumentasikan.


4.9 Menganjurkan ibu untuk datang kembali pada tanggal 15 November 2020. Ibu

bersedia untuk datang kembali sesuai dengan tanggal yang telah ditentukan.

EVALUASI Tanggal 12-11-2020 jam : 16.00

Subyektif Obyektif Assestment Planning


Ibu  TD :110/70 GIP0000Ab  Jelaskan pada ibu untuk
mengatak mmHg 000 UK 26 makan dengan gizi seimbang,
an sering  Suhu : 36,2ºC minggu 4 Ibu mengerti dan bersedia
nyilu di  Nadi :88 x/menit hari dengan makan bergizi
perut  RR :20x/menit letak  Beritahu ibu untuk
bagian  BB :sebelum sungsang menghindari makan yang
kanan atas hamil 45Kg, instan dan pemanis buatan.
sesudah hamil: 53 Ibu mengert dan mau
Kg menghindari
 TB : 153cm  Anjurkan ibu untuk istirahat
 Lila : 24cm yang cukup
 HPHT : 8-5-2020  Jelaskan pada ibu tentang
 PL :15-2-2020 tanda-tanda bahaya pada
 Leopold I : kepala trimester III. Ibu mengerti
 Leopold II : puki penjelasan bidan
 Leopold III:  Anjurkan ibu untuk
bokong mengkonsumsi tablet FE dan
 Leopold IV: kalsium. Ibu mengerti
 konvergen  Anjurkan ibu untuk selalu
menjaga kebersihan diri. Ibu
mengerti dan mau
melaksanakan anjuran bidan.
 Ajarkan ibu untuk
melakukan knee chest
(menungging) dan
mempraktekan 3 - 5 kali
sehari selama 10 – 15 menit.
 Beri motivasi ibu agar tidak
terlalu cemas dengan
kehamilannya.
 Dokumentasikan semua hasil
pemeriksaan dan
tindakan.Semua laporan sudah
didokumentasikan
 Anjurkan ibu untuk datang
lagi tanggal 15 November
2020.

EVALUASI Tanggal 15-11-2020 jam : 16.00

Subyekti Obyektif Assestment Planning


f
Ibu  TD :110/70 GIP0000Ab000  Jelaskan pada ibu untuk
mengatak mmHg UK 27 minggu makan dengan gizi
an sudah  Suhu : 36,3ºC dengan hamil seimbang, Ibu mengerti
tidak ada  Nadi :88 x/menit normal dan bersedia makan
nyilu di  RR :20x/menit bergizi
perut  BB :sebelum  Beritahu ibu untuk
bagian hamil 45Kg, menghindari makan
kanan atas sesudah hamil: 53 yang instan dan pemanis
Kg buatan. Ibu mengert dan
 TB : 153cm mau menghindari
 Lila : 24cm  Anjurkan ibu untuk
 HPHT : 8-5-2020 istirahat yang cukup
 PL :15-2-2020  Jelaskan pada ibu
 Leopold I : bokong tentang tanda-tanda
 Leopold II : puki bahaya pada trimester
 Leopold III: kepala III. Ibu mengerti
 Leopold IV: penjelasan bidan
konvergen  Anjurkan ibu untuk
mengkonsumsi tablet FE
dan kalsium. Ibu
mengerti
 Anjurkan ibu untuk
selalu menjaga
kebersihan diri. Ibu
mengerti dan mau
melaksanakan anjuran
bidan.
 Jelaskan pada ibu sudah
tidak usah melakukan
knee chest lagi.
 Jelaskan pada ibu tidak
perlu cemas lagi, ibu
sudah tenang.
 Dokumentasikan semua
hasil pemeriksaan dan
tindakan.Semua laporan
sudah didokumentasikan
 Anjurkan ibu untuk
datang lagi tanggal
15Desember 2020.

BAB 4

PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny”K” GI P0000Ab 000

umur kehamilan 26 minggu 4 hari, janin tunggal, hidup, intra uteri, letak

memanjang, punggung kiri, bagian terbawah belum masuk PAP dengan

letak sungsang. Penulis pada bab ini akan membahas atau menguraikan

dari asuhan kebidanan khususnya tinjauan kasus untuk melihat

kesenjangan- kesenjangan yang terjadi pada asuhan kebidanan pada ibu

hamil dengan letak sungsang. Pada pembahasan ini penulis juga

membandingkan teori – teori medis dengan teori asuhan kebidanan pada

praktek sehari – hari dilapangan. Pembahasan ini dibuat menurut tahapan

tujuan langkah manajemen kebidanan dengan menggunakan lima langkah,

yaitu sebagai berikut :

4.1.1 Pengkajian

Pengkajian yang dilakukan tanggal 12 November 2020 pukul

15.30 WIB. Identitas Pasien Nama Ny”K”, Umur 24 tahun, Data

Subyektif yang meliputi alasan pada waktu masuk dikarenakan Ibu

ingin memeriksakan kehamilannya Ibu mengatakan terasa nyilu di

perut bagian kanan atas.. Data Obyektif didapatkan keadaan umum

baik, Kesadaran Composmentis. TTV tekanan darah 110/70 mmHg

N: 88 x/menit, Suhu 362 °C, RR 20 kali/menit, TB: 153cm, BB: 45kg

sebelum hamil, BB sekarang 53 kg.

Pemeriksaaan Leopold I TFU 21 cm, bagian fundus teraba bulat,

keras melenting (kepala). kehamilan sungsang adalah dalam rahim,

kepala janin berada di fundus dan bokong di bawah. Leopold II Kanan


: Teraba bagian – bagian kecil janin (ekstremitas). Kiri : Teraba

tahanan keras memanjang (punggung). Leopold III teraba bulat,

lunak, tidak melenting (bokong). Leopold IV bagian terbawah belum

masuk panggul. Menurut Marmi (2010), punggung ada di sebelah

kanan dekat garis tengah. Bagian-bagian kecil ada disebelah kiri. Jauh

dari garis tengah dan belakang, pada presentasi bokong murni otot-

otot paha terengang di atas tulang-tulang di bawahnya, memberikan

gambaran keras menyerupai kepala. Sehingga tidak terjadi

kesenjangan antara kasus dan teori.

Masalah pada Ny”K” Ibu merasa cemas dengan keadaan

kehamilan sungsang dan ibu merasa nyilu di perut bagian kanan atas

serta kurang nyaman karena gerakan bayi yang di kandung sangat

aktif. Kebutuhan pada Ny “K” yaitu beri motivasi tentang kecemasan

ibu, Informasi tentang posisi knee chest. Menurut Kebutuhan ibu

hamil dengan letak sungsang yaitu memberikan KIE.

Sehingga pada kasus Ny”K” mempunyai tanda dan gejala yang

sesuai dengan teori. Jadi pada langkah interpretasi data antara teori

dan praktek asuhan kebidanan tidak ada kesenjangan.

4.1.2 Analisa/ Diagnosa

Pada kasus Ny. “K” umur kehamilan 26 minggu 4 hari dengan

letak sungsang telah sembuh dari masalahnya yaitu rasa cemas yang

dialami karena kehamilannya sungsang dan sembuh dari rasa nyilu yang

ada di perut bagian kanan atas, jadi tidak ditemukan kesenjangan antara

teori dan kasus. Masalah cemas ini terjadi karena ibbu hamil mengalami
kelainan letak pada janinnya, maka untuk itu ibu hamil perlu mendapat

penjelasan mengenai letak sungsang dan cara mengatasinya. Setelah

mendapat penjelasan tersebut maka rasa cemas yang ibu hamil rasakan

berkurang.

4.1.3 Intervensi/Perencanaan

Secara teori untuk kasus ibu hamil dengan letak sungsang segera

dilakukan KIE tentang posisi knee chest pada kasus Ny “K”. Pada

Trimester II – III dengan letak sungsang ada kesesuaian antara teori

dengan tindakan segera yaitu sama-sama dilakukan antisipasi berupa

KIE tentang posisi knee chest. Jadi langkah ketiga ini antara teori

dan praktek asuhan kebidanan tidak ada kesenjangan.

Pada kasus ini rencana tindakan pada tanggal 12 November

2020 Pukul 15.35 WIB yaitu beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan,

Beri motivasi ibu agar tidak terlalu cemas dengan kehamilannya,

ajarkan ibu untuk berposisi knee chest (menungging) dan

mempraktekan 3 - 4 kali sehari selama 10 – 15 menit, anjurkan ibu

untuk tetap istirahat cukup, beri KIE tentang gizi ibu hamil, berikan

terapi pada ibu berupa tablet Fe, kalk dan vit C dan anjurkan ibu

untuk minum obat dari bidan dan beritahu Ibu 3 hari lagi untuk

kontrol ulang.

Pada perencanaan yang bersifat menyeluruh dari langkah –

langkah sebelumnya. yaitu : beri informasi KIE dan motivasi kepada

ibu tentang kehamilan letak sungsang, beri bimbingan tentang

pelaksanaan postural posisi knee chest. Sehingga tidak terjadi

kesenjangan antara teori dengan praktek


4.1.4 Implementasi/Penatalaksanaan

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari semua rencana

sebelumnya, baik terhadap masalah pasien ataupun diagnosis yang

ditegakkan. Pelaksanaan ini dapat dilakukan oleh bidan secara

mandiri maupun berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.

Pelaksanaan tanggal 12 November 2020 pukul 15.35 WIB, telah

sesuai dengan perencanaan yang telah di susun. Sehingga tidak terjadi

kesenjangan antara kasus dan teori

4.1.5 Evaluasi

Evaluasi tanggal 15 November 2020 hasil didapatkan keadaan

umum baik, kesadaran composmentis, vital Sign dengan tekanan

darah 110/70 mmHg, Suhu 363 ° C, respirasi 20 x/menit, nadi 88

x/menit, Ibu sudah tahu bahwa kehamilannya sudah kembali normal

dimana kepala sudah berada dibagian bawah, ibu sudah tidak merasa

cemas lagi, Ibu bersedia melanjutkan minum obat yang diberikan

sesuai petunjuk.

Evaluasi merupakan langkah pengecekan apakah rencana asuhan

benar-benar telah terpenuhi kebutuhan sebagai mana telah

diidentifikasi dalam masalah diagnos. Hasil akhir asuhan kebidanan

ibu hamil letak sungsang yaitu ibu sudah tahu bahwa kehamilannya

sudah kembali normal dimana kepala sudah berada dibagian bawah,

ibu sudah tidak merasa cemas lagi, Ibu bersedia melanjutkan minum

obat yang diberikan sesuai petunjuk. Sehingga antara kasus dengan

teori tidak ditemukan kesenjangan.


BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimupulan

Dalam asuhan kebidanan pada ibu hamil patologi terhadap Ny.”K”

asuhan yang diberikan sesuai dengan asuhan kebidanan pada ibu hamil normal
terhadap Ny.”K” dilakukan pengambilan data subjektif seperti anamnesa yaitu

keluhan utama, riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu, riwayat

kontrasepsi, riwayat penyakit sekarang didapatkan hasil Ny”K” GI P0000 Ab000

UK 26 minggu 4 hari dengan letak sungsang.

Pengambilan data objektif pada ibu hamil adalah pemeriksaan tanda-tanda

vital, pemeriksaan fisik, pemeriksaan Leopod I, Leopod II, Leopod III, dan

Leopod IV, serta pemeriksaan golongan darah dan Hb.

Maka dengan ini, sesuai dengan materi di atas dapat disimpulkan bahwa

diagnosis kebidanan yang didapatkan yaitu Ny “K” GI P0000 Ab000 umur

kehamilan 26 minggu > 4 hari dengan letak sungsang.

Pada kasus ini rencana tindakan pada tanggal 12 November 2020

Pukul 15.35 WIB yaitu beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan, Beri

motivasi ibu agar tidak terlalu cemas dengan kehamilannya, ajarkan ibu

untuk berposisi knee chest (menungging) dan mempraktekan 3 - 4 kali

sehari selama 10 – 15 menit, anjurkan ibu untuk tetap istirahat cukup, beri

KIE tentang gizi ibu hamil, berikan terapi pada ibu berupa tablet Fe, kalk

dan vit C dan anjurkan ibu untuk minum obat dari bidan dan beritahu Ibu 3

hari lagi untuk kontrol ulang.

Implementasi (pelaksanaan) dari rencana asuhan kepada Ibu hamil yaitu

memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa dalam keadaan baik dan janin ibu

juga baik, menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi

seimbang seperti nasi, sayur, lauk pauk, buah, susu, telur, daging; menjelaskan

pada ibu tentang tanda bahaya trimester 3 seperti perdarahan pervaginam, ketuban

pecah sebelum waktunya, gerakan janin berkurang. Ibu disarankan datang ke


bidan jika ada tanda-tanda tersebut, Menganjurkan ibu untuk mengkonsusmsi

tablet Fe, dan kalk 1xsehari. Tablet Fe diminum pada malam hari dengan air

putih, dan kalk diminum pada pagi hari. Ibu bersedia mengkonsumsi tablet Fe

dan kalk. Menganjurkan ibu untuk terus menjaga kebersihan diri seperti mandi, dan

membersihkan badan, kulit kepala,gigi, mulut, pakaian,agar ibu terhindar atau

mencegah timbulnya penyakit.. Mengajarkan ibu untuk melakukan posisi knee

chest (menungging) dan mempraktekan 3 - 5 kali sehari selama 10 – 15

menit nanti di rumah. Memberi motivasi ibu agar tidak terlalu cemas

dengan kehamilannya dan memberi dukungan moril, Mendokumentasikan

semua hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. Menganjurkan ibu untuk datang

kembali pada tanggal 15 November 2020.

Evaluasi dari asuhan kebidanan pada ibu hamil yang telah dilakukan

terhadap Ny”K” yaitu ibu sudah tahu bahwa kehamilannya sudah kembali

normal dimana kepala sudah berada dibagian bawah, ibu sudah tidak

merasa cemas lagi, Ibu bersedia melanjutkan minum obat yang diberikan

sesuai petunjuk. Sehingga antara kasus dengan teori tidak ditemukan

kesenjangan.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Profesi

Bidan dapat meningkatkan pengetahuan dan mutu pelayanan

yang menyeluruh dalam melaksanakan asuhan kebidanan khususnya

tentang pendidikan kesehatan pada ibu hamil dengan letak sungsang

sesuai dengan pendekatan manajemen kebidanan serta memperhatikan

teknik posisi knee chest yang benar.


5.2.2 Bagi Klien

Diharapkan pasien memeriksakan kehamilannya pada tempat

pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan untuk mengetahui posisi

janinnya.

Dan pasien hendaknya dapat melakukan posisi bersujud (knee chect

posision) sendiri sehingga posisi janin kembali normal.

5.2.3 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan bagi institusi pendidikan lebih menambah referensi

terbaru tentang kehamilan sungsang

5.2.4 Bagi PMB

Diharapakan dapat mempertahankan mutu pelayanan yang optimal

dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil sehingga dapat

memberikan kepuasan pada pasien.

5.2.5 Bagi Mahasiswa

Mahasiswa diharapkan dapat menggunakan kesempatan belajar didalam

praktek dengan baik dan dapat mengambil ilmu . Terutama pada ibu hamil

dengan letak sungsang.

DAFTAR PUSTAKA

Rukiyah, Ai yeyeh.dkk.2009. Asuhan Kebidanan I Kehamilan. Jakarta : CV.


Trans Info Media
Pantiawati, Ika,. dan Saryona. 2010. Asuhan Kebidanan I (KEHAMILAN).
Yogyakarta : Nuha Medika

Sulistya, Ari.2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta :


Salemba Medika
Prawiroharjo, Sarwono.2014.Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT.Bina Pustaka

Elisabeth, Siwi.2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta :


Pustaka Baru Press
Sari, Anggrita. dkk. 2015. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Bogor : In
Media
Surtayati, Asri. Rujukan Kebidanan. http: //asri1987. blogspot. co.
id/ 2015/03/rujukan.html, diakses pada 29 Juli 2016

PKBI. 2015. Kematian Ibu Melahirkan Terus Meningkat.


http://pkbi.or.id/kematian-ibu-melahirkan-terus-meningkat/, diakses pada
tanggal 29 Juli 2016
Koran Sindo. 2015. Angka Kematian Ibu Masih Jauh Dari Target.
http://www.koran-sindo.com/news.php?r=0&n=6&date=2015-12-22, diakses
pada tanggal 29 Juli 2016
Soraya, Nur. 2012. Manajemen Asuhan Kebidanan. http://y-
yhusoraya.blogspot.co.id/2012/04/laporan-pkk-1.html, diakses pada
tanggal 15 Agustus 2016
Dinkes. 2011. Target MDGs Bidang Kesehatan. http://www//depkes-
target-mdgs-bidang-kesehatan.html. Diakses tanggals 23
Oktober 2012

Janah, N. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan.


Yogyakarta : CV. Andi Manuaba, I.B.G. 2007. Pengantar
Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC
Manuaba, I.A.C. 2010. Ilmu Penyakit Kandungan dan KB untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

Marmi. 2011. Buku Asuhan Kebidanan pada Masa Antenatal. Yogyakarta


: Pustaka Pelajar.
Sari, V.R.P, 2010. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Ny. S G1 P0 A0 Dengan letak
Sungsang di BPS Supadmi Bulu Sukoharjo. Karya Tulis Ilmiah. Tidak
dipublikasikan
Wiknjosastro, H. 2010. Ilmu Kandungan. Edisi 3. Cetakan 7. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3

Anda mungkin juga menyukai