Anda di halaman 1dari 119

LAPORAN PRAKTIK

ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PERSALINAN NORMAL PADA


Ny. “W” UMUR 29 TAHUN GIIPIA0 39 MINGGU 5 HARI
DENGAN KALA 1 FASE AKTIF DI PUSKESMAS
KENARILANG KABUPATEN ALOR

Oleh :

Maspa, S.Tr. Keb

NIM. 2282B1213

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN DAN FAKULTAS


KEPERAWATAN IIK STRADA INDONESIA
KEDIRI JAWA TIMUR
TAHUN 2022
PERSETUJUAN

Laporan praktik dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PERSALINAN


NORMAL PADA Ny. “W” UMUR 29 TAHUN GIIPIA0 39 MINGGU 5 HARI
DENGAN KALA 1 FASE AKTIF” di Puskesmas Kenarilang Kabupaten Alor telah
disetujui oleh pembimbing penyusunan asuhan pada :
Hari/tanggal : , November 2022

Alor, November 2022

Mahasiswa

MASPA S.Tr.,Keb

Mengetahui

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

Bd.Tety Ripursari, S.ST.,S.keb.,M.Kes Bdn. Septiana Dewi, S.Tr.Keb


NIDN : 0730057801 NIPPPK : 198509262022212005
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya
yang di limpahkan, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan Pada
Persalinan Normal di Puskesmas Kenarilang.
Penyusunan laporan Asuhan Kebidanan Holistik ini merupakan tugas yang di
wajibkan bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Bidan IIK STRADA
INDONESIA KEDIRI yang akan menyelesaikan pendidikan akhir program. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Asuhan Kebidanan ini terutama :
1. Dr.dr. H. Sentot Imam Suprapto, MM Selaku Rektor Institut Ilmu Kesehatan STRADA

Indonesia yang selalu menginspirasi dan sebagai motivator selama menyelesaikan studi.

2. Dr. Byba Melda Suhita, S.Kep,Ns.,M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan dan

Kebidanan IIK STRADA Indonesia.

3. Dra. Agusta Dian Ellina, S.Kep.Ns.,M.Kep selaku Ka Prodi Pendidikan Profesi Bidan IIK

STRADA Indonesia.

4. Bd. Tety Ripursari, S.ST.,S.Keb.,M.Kes selaku Dosen Pembimbing Akademik

5. Bdn. Septiana Dewi, S.Tr.Keb selaku Pembimbing Lahan di Puskesmas Kenarilang


6. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Askeb ini.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam


penyusunan Asuhan Kebidanan Holistik ini. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi peningkatan penyusunan Asuhan
Kebidanan Holistik selanjutnya.

Alor, November 2022

Maspa, S.Tr.Keb
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iii

DAFTAR ISI .............................................................................................. iv

DAFTAR SINGKATAN ........................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1

1.2 Tujuan........................................................................................ 3

1.3 manfaat ...................................................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN TEORI

2.1 Kajian dari sumber pustaka ...................................................... 5

2.2 Tinjauan menejemen 5 langkah askeb....................................... 29

BAB 3 TINJAUAN KASUS

3.1 Langkah I Identifikasi Data Dasar ........................................... 41

3.2 Langkah II : Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual ................ 48

3.3 Langkah III : Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial ........... 54

3.4 Langkah IV : Tindakan Segera / Kolaborasi ............................ 55

3.5 Langkah V : Rencana Tindakan ............................................... 55

3.6 Langkah VI : Implemetasi ........................................................ 57

3.7 Langkah VII : Evaluasi ............................................................ 60

3.8 Pendokumentasian ..................................................................... 62

iv
BAB 4 Pembahasan

4.1 Pembahasan ................................................................................ 89

BAB 5 Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan ................................................................................ 123

5.2 Saran ........................................................................................... 124

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v
DAFTAR SINGKATAN

AKB : Angka Kematian Bayi


AKBK : Alat Kontrasepsi Bawah Kulit

AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

AKI : Angka Kematian Ibu


APN : Asuhan PersalinanNormal
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BB : Berat Badan
BBL : Bayi Baru Lahir
BBLR : Berat Badan Lahir Rendah
DJJ : Denyut Jantung Janin
Hb : Haemoglobin
HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
IMD : Inisiasi Menyusui Dini
KB : Keluarga Berencana
KN : Kunjungan Neonatal
KH : Kelahiran Hidup
KIE : Komunikasi Informasi Edukasi
KPD : Ketuban Pecah Dini
K/U : Keadaan Umum
LILA : Lingkar Lengan Atas
mmHg : Milimeter Hidrogrirum
PAP : Pintu Atas Pangggul
S1KI : Survei Demografi Kesehatan Indonesia

SOAP : Subjektif, Objektif, Analisa, Pelaksanaan

TB : Tinggi Badan
TD : Tekanan Darah
TBBJ : Tafsiran Berat Badan Janin
TFU : Tinggi Fundus Uterus

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Partograf

Lampiran 2 Dokumentasi/foto kegiatan

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang dilakukan secara spontan

beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan, bayi

dilahirkan spontan dengan presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37

hingga 42 minggu lengkap (Elisabeth dkk,2016).

Persalinan sampai saat ini masih merupakan masalah dalam pelayanan kesehatan.

Hal ini diakibatkan pelaksanaan dan pemantauan yang kurang maksimal dapat

menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapatberlanjut pada komplikasi.

Upaya melakukan asuhan pada ibu bersalin, proses persalinan dilakukan dengan cara

mengawasi kondisi ibu dan janinnya agardapat diketahui adanya komplikasi sedini

mungkin, maka asuhan kebidanan dilakukan dengan memberikan pelayanan kepada ibu

bersalin dengan pendekatan manajemen kebidanan (Atik dkk, 2014).

Persalinan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia

dimana angka kematian Ibu bersalin yang masih cukup tinggi. Keadaan ini disertai

dengan komplikasi yang mungkin saja timbul selama persalinan,sehingga memerlukan

pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam bidang kesehatan,dalam meningkatkan

kualitas sumber daya manusia dan menurunkan angka kematian,kesakitan ibu dan

perinatal (Atik dkk,2014).

1
2

Rasio kematian maternal merupakan salah satu indikator MDGs (Millenium

Development Goals) yang harus dicapai pada tahun 2015.Target rasio kematian maternal

diIndonesia pada tahun 2015 adalah102 per 100.000 kelahiran hidup.Rasio kematian

maternal pada tahun 1997 adalah 390 kematian per100.000 kelahiran hidup.Analisis

yang tidak dipublikasi menunjukkan penurunan yang kecil menjadi 334 kematian per

100.000 kelahiran hidup pada periode 1993-1997. Rasio kematian maternal menurun

menjadi 307 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada S1KI 2002-2003 dan228

kematian per 100 000 kelahiran hidup pada S1KI 2007. Namun, angka ini meningkat

pada S1KI 2012 menjadi 359 kematian per 100.000 kelahiran hidup (S1KI,2012).

World Health Organization (WHO) mencatat bahwa sekitar 99% kematian ibu

terjadi di negara berkembang, terutama di Afrika Sub Sahara dan Asia Selatan.(1)

Kematian ibu dinegara berkembang pada tahun 2015 adalah 239/100.000 kelahiran

hidup (KH) sedangkan negara maju yang hanya mencapai 12/100.000 KH.(1) Data

SUPAS (Survei Penduduk Antar Sensus) 2015 menunjukkan bahwa Angka Kematian

Ibu (AKI) di Indonesia bahkan lebih tinggi dari angka yang berasal dari WHO, dimana

AKI mencapai 305/100.000 KH.(2) Kemenkes RI merencanakan rata-rata penurunan

5,5% per tahun menjadi target kinerja. Sehingga diperkirakan pada tahun 2030, Angka

Kematian Ibu di Indonesia akan mencapai 131/100.000 KH.(2) Menurut data Kesehatan

di Sulawesi Tengah menunjukkan AKI tahun 2015 sejumlah 132/100.000 KH dan terjadi

penurunan hingga 82/100.000 KH pada tahun 2018. Di Kota Palu, Angka Kematian Ibu

menunjukkan angka 4/100.000 KH.

Berdasarkan data diatas maka penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dengan

judul “asuhan kebidanan persalinan normal dengan di Puskesmas Kenarilang tahun

2022”
3

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum

Penulis mampu menggambarkan Asuhan kebidanan ibu bersalinan meliputi

aspek bio psikososio spiritual pada ibu bersalin.

1. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada Ny. “W”

umur 29 tahun GIIPIAO 39 Minggu 5 hari Dengan Kala 1 Fase Aktif

b. Mampu menyusun diagnosa asuhan kebidanan pada Ny. “W” umur 29

tahun GIIPIAO 39 Minggu 5 hari Dengan Kala 1 Fase Aktif

c. Mampu merencanakan asuhan kebidanan pada Ny. “W” umur 29 tahun

GIIPIAO 39 Minggu 5 hari Dengan Kala 1 Fase Aktif

d. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. “W” umur 29 tahun

GIIPIAO 39 Minggu 5 hari Dengan Kala 1 Fase Aktif

e. Mampu melakukan evaluasi tindakan asuhan kebidanan pada Ny. “W”

umur 29 tahun GIIPIAO 39 Minggu 5 hari Dengan Kala 1 Fase Aktif

f. Mampu mendokumentasikan semua tindakan asuhan kebidanan yang telah

dilakukan pada Ny. “W” umur 29 tahun GIIPIAO 39 Minggu 5 hari Dengan

Kala 1 Fase Aktif dalam bentuk SOAP

1.2.2 Manfaat

1. Institusi Pendidikan

Untuk menambah sumber referensi buku di perpustakaan IIK Strada Indonesia

Kediri sehingga memudahkan mahasiswa dalam membuat tugas, makalah, dan

lain sebagainya.

2. Bidan

Dapat memberikan asuhan kebidanan yang sesuai dengan Asuhan Persalinan


4

Normal sehingga tercapainya pelayanan kesehatan yang bermutu.

3. Mahasiswa

Dapat memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan kepada ibu

dan bayi sejak bayi berada dalam kandungan hingga pada tahap setelah

kelahiran, sehingga masyarakat mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan

keadaannya, sehingga mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmunya sesuai

dengan standar dan etika profesi.


7

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Persalinan

2.1.1 Definisi

Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang dilakukan secara

spontan beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses

persalinan,bayi dilahirkan spontan dengan presentasi belakang kepala pada usia

kehamilan antara 37 hingga 42 minggu lengkap (Elisabeth dkk, 2016).

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

plasenta)yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui

jalanlahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan

sendiri) (JNPK-KR, 2014).

2.1.2 Bentuk-bentuk persalinan

Menurut Manuaba di dalam Elesabeth, bentuk bentuk persalinan dapat

digolongkan menjadi:

1. Persalinan spontan, yaitu persalinan dengan tenaganya sendiri

2. Persalinan buatan, yaitu bila persalinan dengan rangsangan sehingga

terdapat kekuatan untuk persalinan

3. Persalinan anjuran, yaitu persalinan yang paling ideal karena tidak memerlukan

bantuan apapun dan mempunyai trauma persalinan yang paling ringan sehingga

kualitas sumber daya manusia dapat terjamin (Elisabeth dkk,2016).

5
6

2.1.3 Etiologi

Terjadinya persalinan disebabkan oleh beberapa teori sebagai berikut:

1. Teori penurunan hormon

1-2 minggu sebelum persalinan dimulai terjadi penurunan kadar hormone

estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos

polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga

timbul his bila kadar progesterone menurun.

2. Teori penuan plasenta

Tuannya plasenta menyebabkan menurunnya kadar entrogen dan progesteron

yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah hal ini akan menimbulkan

kontraksi rahim.

3. Teori distensi rahim

Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot rahim,

sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenter.

4. Teori iritasi mekanik

Dibelakang servik terletak ganglion servikal (fleksus franken hauser) bila

ganglion ini geser dan ditekan akan timbul kontraksi (Widia,2015).

2.1.4 Tanda-Tanda Persalinan

Sebelum terjadi persalinan, beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki kala

pendahuluan ( preparatory stage of labor ), dengan tanda-tanda sebagai berikut:

1. Adanya kontraksi rahim

Kontraksi uterus memiliki periode relaksasi yang memiliki fungsi penting

untuk mengistirahatkan otot uterus. Durasi kontraksi uterus sangat berviriasi,

tergantung pada kala persalinan wanita tersebut. Kontraksi pada persalinan

aktif berlangsung dari 45 sampai 90 detik dengan durasi rata-rata 60 detik.


7

Pada persalinan awal,kontraksi mungkin hanya berlangsung 15 sampai 20

detik. Frekuensi kontraksi ditentukan dengan mengukur waktu dari permulaan

satu kontraksi permulaan kontraksi selanjutnya.

2. Keluarnya lender bercampur darah (blood slim)

Blood slim paling sering terlihat sebagai lendir bercampur darah yang lengket

dan harus dibedakan dengan cermat dari perdarahan murni. Bercak darah

tersebut biasanya akan terjadi beberapa hari sebelum kelahiran tiba, tetapi

tidak perlu khawatir dan tidak perlu tergesa-gesa kerumah sakit, tunggu

sampai rasa sakit diperut atau bagian belakang dan dibarengi oleh kontraksi

yang teratur. Jika keluar darah hebat dan banyak seperti menstruasi segera

kerumah sakit.

3. Keluarnya air-air (ketuban)

Proses penting menjelang persalinan adalah pecahnya air ketuban. Selama

sembilan bulan masa gentasi bayi aman melayang dalam cairan amnion.

Keluarnya air-air dan jumlahnya cukup banyak berasal dari ketuban yang

pecah akibat kontraksi yang makin sering terjadi.

4. Penipisan dan pembukaan serviks

Penipisan mendahului dilatasi servik, pertama-tama aktivitas uterus dimulai

untuk mencapai penipisan, setelah penipisan kemudian aktifitas uterus

menghasilkan dilatasi servik yang cepat. Membukanya leher rahim sebagai

respon terhadap kontraksi yang berkembang (Elisabeth dkk,2016).

2.1.5 Tahapan Persalinan Dibagi menjadi Empat Kala

1. Kala I (kala pembukaan)

Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena serviks mulai

membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler
8

sekitar kanalis servikalis karena pergeseran-pergeseran, ketika serviks mendatar

dan membuka. Kala1 persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan

pembukaan serviks, hingga mencapai pembukaan lengkap (10cm). Persalinan

kala 1 dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten dan fase aktif.

a. Fase Laten

Dimana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai sejak awal kontraksi

yang menyebabkan penipisan dan pembukaan secara bertahap sampai

pembukaan kurang dari 4cm, berlangsung dalam waktu 7-8 jam.

b. Fase Aktif (pembukaan serviks4-10cm)

Fase aktif berlangsung selama 6 jam dan dibagi dalam 3 subfase.

1) Periode akselerasi: berlangsung selama 2 jam, pembukaan 3 menjadi 4

cm.

2) Periode dilatasi maksimal: berlangsung selama 2 jam, pembukaan

berlangsung cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.

3) Periode deselerasi: berlangsung lambat, dalam 2 jam pembukaan jadi 10

cm atau lengkap.

Pada fase aktif persalinan, frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya

meningkat (kontraksi dianggap ade kuat jika terjadi tiga kali atau lebih

dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih) dan

terjadi penurunan bagian terbawah janin. Berdasarkan kurve friedman,

diperhitungkan pembukaan pada primigravida1cm/jam dan pembukaan

multi gravida2cm/jam. Mekanisme membukanya serviks berbeda antara

primi gravida dan multi gravida. Pada primi gravida, ostium uteri internum

akan membuka lebih dulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis,

kemudian ostium internum sudah sedikit terbuka. Ostium uteri internum


9

dan eksternum serta penipisan dan pendataran seviks terjadi dalam waktu

yang lama.

2. Kala II (kala pengeluaran janin)

Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan

berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada primipira berlangsung selama 2 jam

dan pada multipara1 jam.

a. Tanda dan Gejala Kala II adalah:

1) His semakin kuat dengan interval 2 sampai 3 menit.

2) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.

3) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan/atau vagina.

4) Perineum terlihat menonjol.

5) Vulva-vagina dan sfingterani terlihat membuka.

6) Peningkatan pengeluaran lender dan darah.

b. Diagnosis kala II ditegakkan atas dasar pemeriksaan dalam yang

menunjukan:

1) Pembukaan serviks telah lengkap

2) Terlihat bagian kepala bayi pada introitus vagina.

c. Perubahan fisiologis pada kala II

1) Kontraksi uterus

2) Perubahan–perubahan uterus

3) Perubahan pada serviks

4) Perubahan pada vagina dan dasar panggul

5) Perubahan system reproduksi

6) Perubahan tekanan darah

7) Perubahan metabolisme
10

8) Perubahan suhu

9) Perubahan denyut nadi

10) Perubahan pernapasan

11) Perubahan pada ginjal

12) Perubahan pada saluran cerna

13) Perubahan hematologi

d. Perubahan psikologis persalinan kala II

Perubahan psikologis keseluruhan wanita yang sedang mengalami persalinan

sangat bervariasi, tergantung pada persiapan dan bimbingan antisipasi yang

ia terima selama persiapan menghadapi persalinan, dukungan yang diterima

wanita dari pasangannya, orang terdekat lain, keluarga dan pemberi

perawatan, lingkungan tempat wanita tersebut berada dan apakah bayi yang

ia kandung merupakan bayi yang ia inginkan atau tidak.

Dukungan yang diterima atau tidak diterima oleh seseorang wanita di

lingkungan tempat melahirkan, termasuk dari mereka yang mendampinginya,

sangat mempengaruhi aspek psikologinya pada saat kondisinya sangat rentan

setiap kali kontraksi timbul juga pada saat nyerinya timbul secara

berkelanjutan.

3. Kala III (kala pengeluaran plasenta)

Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya

plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses biasanya berlangsung dalam 6

menit - 15 menit setelah bayi lahir. Tanda–tanda pelepasan plasenta:

a. Terjadi perubahan bentuk uterus dan tinggi fundus uteri

b. Tali pusat memanjang atau terjulur keluar melalui vagina/vulva

c. Adanya semburan darah secara tiba–tiba


11

4. Kala IV (kala pengawasan)

Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah proses

tersebut. Pemantauan dan evaluasi lanjut pada kala IV

a. Tanda vital

b. Kontraksi uterus

c. Lochea

d. Kandung kemih

e. Perineum

f. Perkiraan darah yang hilang, Perdarahan dianggap normal bila jumlahnya tidak

melebihi 500cc.

Kala IV berisi data tentang tekanan darah, nadi, temperatur, tinggi fundus,

kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan. Pemantauan kala IV ini

sangat penting, terutama untuk menilai deteksi dini resiko atau kesiapan

penolong mengantisipasi komplikasi perdarahan pasca persalinan (Elisabeth

dkk,2016).

2.1.6 Faktor-FaktorYang Memengaruhi Persalinan

1. Faktor passage (jalan lahir)

merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul,

dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta dapat melalui

jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal. Passege

terdiri dari:

a. Bagian keras (tulang-tulang panggul) Tulang panggul tersusun atas empat

tulang, yakni 2 tulang pangkal paha (os coxae), 1 tulang kelangkang

(ossacrum) dan1 tulang tungging (oscocygis) yang dihubungkan oleh tiga

sendi. Os coxae dibagi menjadi os. illium, os. ischium, dan os. Pubis.
12

b. Bagian lunak (otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen pintu panggul)

c. Bidang-bidang hodge

1) Hodge 1 : Dibentuk pada ingkaran PAP dengan bagian atas simfisis

dan promontorium

2) Hodge 2 : Sejajar hodge1 setinggi pinggir bawah simfisis

3) Hodge 3 : Sejajar hodge 1 dan 2 setinggi spinais dia di kanan dan kiri

4) Hodge 4 : Sejajar hodge 1, 2, 3 setinggi oscoccygis

2. Faktor Power

Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau

kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga primer

atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-

otot rahim. Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari:

a. His (kontraksi otot uterus)

His adalah kontraksi karena otot-otot polos rahim bekerja dengan baik dan

sempuna. Pada waktu kontraksi otot-otot rahim menguncup sehingga

menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta

mendorong janin dan kantung amneon kearah segmen bawah rahim dan

serviks.

b. Kontraksi otot-otot dinding perut

c. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan

d. Ketegangan dan ligmentous action terutama ligament tumor tundum

3. Faktor Passenger

Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan

besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan. Postur janin dalam rahim:

a. Sikap (habitus)
13

Menunjukan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu janin, biasanya

terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya dalam sikap fleksi dimana

kepala, tulang punggung dan kaki dalam keadaan fleksi, serta lengan

bersilang didada

b. Letak janin

Letak janin adalah bagaimana sumbu panjang janin berada terhadap sumbu

ibu, misalnya letak lintang dimana sumbu janin sejajar dengan sumbu

panjang ibu ini bisa letak kepala atau letak sungsang

c. Presentasi

Presentasi digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada di bagian

bawah rahim yang dapat dijumpai pada palpasi atau pemeriksaan dalam.

Misalnya presentasi bokong, presentasi bahu dan lain-lain.

d. Posisi

Posisi merupakan indikator untuk menetapkan arah bagian terbawah janin

apakah sebelah kanan, kiri, depan atau belakang terhadap sumbu ibu.

Misalnya pada letak belakang kepala (LBK) ubun-ubun kecil (UUK) kiri

depan, UUK kanan belakang (Widia,2015).

2.1.7 Mekanisme Persalinan

1. Penurunan kepala

Terjadi selama proses persalinan karena daya dorong dari kontraksi uterus yang

efektif, posisi, serta kekuatan meneran dari pasien

2. Penguncian (engagement)

Tahap penurunan pada waktu diameter biparental dari kepala janin telah melalui

lubang masuk panggul pasien

3. Fleksi
14

Dalam proses masuknya kepala janin kedalam panggul, fleksi menjadi hal yang

sangat penting karena dengan fleksi diameter kepala janin terkecil dapat

bergerak melalui panggul dan terus menuju dasar panggul. Pada saat kepala

bertemu dengan dasar panggul, tahananya akan meningkat fleksi akan

bertambah besar yang sangat diperlukan agar saat sampai di dasar panggul

kepala janin sudah dalam keadaan fleksi maksimal.

4. Putaran paksi dalam

Putaran internal dari kepala janin akan membuat diameter antero posterior (yang

panjang) dari kepala menyesuaikan diri dengan diameter antereoposterior dari

panggul pasien. Kepalaakan berputar dari arah diameter kanan, miring ke

diameter PAP dari panggul tetapi bahu akan tetap miring ke kiri, dengan

demikian hubungan normal antara as panjang kepala janin denganas panjang

dari bahu akan berubah dan leher akan berputar 45 derajat.

5. Ekstensi

Proses ini terjadi karena gaya tahanan dari dasar panggul, dimana gaya tersebut

membentuk lengkungan carus yang mengarahkan kepala keatas menuju lorong

vulva. Bagian leher belakang dibawah oksiputakan bergeser kebawah

simfisispubis dan bekerja sebagai titik poros. Uterus yang berkontraksi

kemudian memberikan tekanan tambahan di kepala yang menyebabkannya

ekstensi lebih lanjut saat lubang vulva-vagina membuka lebar.

6. Restitusi

Restitusi ialah perputaran kepala sebesar 45 derajat baik kekanan atau kekiri,

bergantung kepada arah dimana ia mengikuti perputaran menuju posisi oksiput

anterior
15

7. Putaran paksi luar

Putaran paksi ini terjadi secara bersamaan dengan putaran internal dari bahu.

Pada saat kepala janin mencapai dasar panggul bahu akan mengalami

perputaran dalam arah yang sama dengan kepala janin agar terletak dalam

diameter yang besar dari rongga panggul. Bahu anterior akan terlihat pada

lubang vulva-vagina dimana ia akan bergeser di bawah simfisis pubis.

8. Lahirnya bahu dan seluruh anggota badan bayi

Bahu posterior akan menggembungkan perenium dan kemudian dilahirkan

dengan cara fleksilateral. Setelah bahu dilahirkan, seluruh tubuh janin lainnya

akan dilahirkan mengikuti sumbu carus (Sulistyawati, 2010).

2.1.8 Lima Benang Merah

Lima aspek dasar/lima benang merah yang penting dan saling terkait dalam

persalinan yang bersih dan aman adalah: membuat keputusan klinik, asuhan saying

ibu dan saying bayi, pencegahan infeksi, Pencatatan/Rekam medis, Rujukan.

1. Membuat Keputusan Klinik

Membuat keputusan merupakan proses yang menentukan untuk menyelesaikan

masalah dan menentukan asuhan yang diperlukan oleh pasien. Keputusan harus

akurat, komprehensif dan aman, baik bagi pasien dan keluarganya maupun

petugas yang memberikan pertolongan.

Tujuh langkah dalam membuat keputusan klinik:

a. Pengumpulan data utama dan relevan untuk membuat keputusan

b. Menginterpretasikan data dan mengidentifikasi masalah

c. Membuat diagnosis atau menentukan masalah yang terjadi dihadapi

d. Menilai adanya kebutuhan dan kesiapan intervensi untuk mengatasi masalah


16

e. Menyusun rencana pemberian asuhan atau intervensi untuk solusi masalah

f. Melaksanakan asuhan/intervensi terpilih

g. Memantau dan mengevaluasi efektifitas asuhan atau intervensi.

2. Asuhan Sayang Ibu dan Bayi

Asuhan sayang ibu dan bayi adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai

budaya, kepercayaan dan keinginan ibu. Membayangkan asuhan sayang ibu/ASI

adalah dengan menanyakan pada diri kita sendiri “apakah asuhan seperti ini

yang saya inginkan untuk keluarga saya yang sedang hamil”. Salah satu prinsip

Asuhan Sayang Ibu adalah dengan mengikut sertakan suami dan keluarga

selama persalinan.

3. Pencegahan Infeksi (PI)

Tujuan PI adalah untuk mencegah infeksi serius pasca bedah. Ada beberapa

tindakan yang akan sering kita temuidalam PI, yang perlu diketahui

pengertiannya. Tindakan tersebut antara lain adalah asepsis atau teknik aseptic,

antisepsis, dekontaminasi, desinfeksi, cuci bilas, desinfeksi tingkat tinggi,

sterilisasi.

Definisi tindakan dalam PI tersebut adalah:

a. Asepsis atau tehnika septic adalah istilah yang dipakai untuk

menggambarkan semua usaha yang dilakukan dalam mencegah masuknya

mikroorganisme ke dalam tubuh dan berpotensi untuk menimbulkan infeksi.

b. Antisepsis adalah suatu tindakan PI dengan cara membunuh/menghambat

pertumbuhan mikroorganisme pada kulit/jaringan tubuh.

c. Dekontaminasi adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memastikan

bahwa petugas kesehatan dapat menangani secara aman berbagai benda yang

terkontaminasi darah, dan cairan tubuh.


17

d. Mencuci dan membilas adalah suatu tindakan untuk menghilangkan darah,

cairan tubuh atau benda asing dari kulit/instrument.

e. Desinfeksi adalah suatu tindakan untuk menghilangkan hamper semua

mikroorganisme penyebab penyakit yang mencemari benda mati/instrument.

f. Desinfeksi Tingkat Tinggi/DTT adalah suatu tindakan untuk menghilangkan

semua mikroorganisme kecuali endospora bakteri dengan cara merebus atau

kimiawi.

g. Sterilisasi adalah suatu tindakan untuk menghilangkan semua

mikroorganisme termasuk endospora pada benda mati/instrument.

h. Dokumentasi atau pencatatan

Pencatatan adalah bagian penting dari proses membuat keputusan klinik

karena memungkinkan penolong persalinan untuk terus menerus

memperhatikan asuhan yang diberikan selama proses persalinan dan

kelahiran bayi.

i. Rujukan

Antisipasi kegawat daruratan dengan menyiapkan system dan keperluan

rujukan“BAKSOKU”(JNPK-KR,2014).

2.1.9 Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin

1. Kebutuhan fisiologis

a. Oksigen

b. Makan dan minum

c. Istirahat selama tidak ada his

d. Kebersihan badan terutama genetalia

e. Buang air kecil dan buang air besar

f. Pertolongan persalinan yang berstandar


18

g. Penjahitan perineum bila perlu

2. Kebutuhan rasa aman

a. Memilih tempat dan penolong persalinan

b. Informasi tentang proses persalinan atau tindakan yang akan dilakukan

c. Posisi tidur yang dikehendaki ibu

d. Pendampingan oleh keluarga

e. Pantauan selama persalinan

f. Intervensi yang diperlukan

3. Kebutuhan dicintai dan mencintai

a. Pendampingan oleh suami/keluarga

b. Kontak fisik (member sentuhan ringan)

c. Masase untuk mengurangi rasa sakit

d. Berbicara dengan suara yang lemah, lembut serta sopan

4. Kebutuhan harga diri

a. Merawat bayi sendiri dan menyusuinya

b. Asuhan kebidanan dengan memperhatikan privacy ibu

c. Pelayanan yangbersifat empati dan simpati

d. Informasi bila akan melakukan tindakan

e. Memberikan pujian pada ibu terhadap tindakan positif yang ibu lakukan

5. Kebutuhan aktualisasi diri

a. Memilih tempat dan penolong sesuai keinginan

b. Memilih pendamping selama persalinan

c. Boundingattachment

d. Ucapan selamat atas kelahiran bayinya


19

2.1.10 Definisi Partograf

1. Pengertian partograf

Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala1 persalinan dan

informasi untuk membuat keputusan klinik (JNPK-KR,2014).

2. Isi partograf

Halaman depan partograf mencantumkan bahwa observasi yang dimulai pada

fase aktif persalinan, menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil–hasil

pemeriksaan selama fase aktif persalinan termasuk :

a. Informasi tentang ibu

1) Nama dan umur.

2) Gravida, para, abortus.

3) Nomor catatan medik/nomor puskesmas.

4) Tanggal dan waktu mulai dirawat

b. Waktu pecahnya selaput ketuban

c. Kondisi janin:

1) Denyut jantung janin.

2) Warna dan adanya air ketuban.

3) Penyusupan (molase) kepala janin

d. Kemajuan persalinan

1) Pembukaan serviks.

2) Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin.

3) Garis waspada dan garis bertindak

e. Jam dan waktu

1) Waktu mulainya fase aktif persalinan.

2) Waktu actual saat pemeriksaan atau penilaian.


20

f. Kontraksi uterus

1) Frekuensi kontraksi dalam waktu 10 menit.

2) Lama kontraksi (dalam detik)

g. Obat-obatan yang diberikan

1) Oksitosin.

2) Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan.

h. Kondisi ibu

1) Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh.

2) Urin (volume, aseton atau protein)

i. Asuhan, pengamatan, dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam kolom

tersedia di sisi partograf atau di catat kemajuan persalinan)

(Prawirohardjo,2014)

2.1.11 Penatalaksanaan Persalinan

Berikut ini adalah standart asuhan persalinan normal 60 langkah

1. Mendengar & melihat adanya tanda persalinan kala dua.

2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan

ampuloksitosin 10 unit & memasukan alat suntik sekali pakai kedalam wadah

partus set.

3. Memakai celemek plastik atau bahan yang tidak tembus cairan

4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku, mencuci tangan

dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan

handuk pribadi yang bersih.

5. Menggunakan sarung tangan DTT atau steril pada tangan kanan yang akan

digunakan untuk pemeriksaan dalam.

6. Memasukan oksitosin kedalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai


21

sarung tangan DTT atau steril dan pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat

suntik.

7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan

ke belakang menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air DTT.

8. Melakukan pemeriksaan dalam pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput

ketuban sudah pecah.

9. Mendekontaminasi tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan

klorin 0.5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan

merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.

10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai pastikan DJJ

dalam batas normal (120 – 160x/menit).

11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik,

membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai dengan keinginannya.

12. Meminta bantuan keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika ada

rasa ingin meneran atau kontraksi yang kuat. Pada kontraksi itu ibu

diposisikan setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu

merasa nyaman

13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin meneran dan

timbul kontraksi yang kuat.

14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisiyang nyaman,

jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam selang waktu 60

menit.

15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut bawah ibu, jika

kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.

16. Meletakkan kain bersih dilipat 1/3 bagian, dibawah bokong ibu.
22

17. Membuka partus set dan periksa kembali kelengkapan peralatan dan bahan

18. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.

19. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5–6cm, lindungi perineum

dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan kering, tangan yang lain

menahan belakang kepala untuk mempertahankan posisi defleksi dan

membantu lahirmya kepala. Anjurkan ibu meneran secara efektif atau bernafas

cepat dan dangkal.

20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu

terjadi, kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi.

21. Setelah kepala lahir tunggu putaran paksi luar yang berlangsung secara

spontan.

22. Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara biparental.

Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala

kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan

kemudian gerakkan kearah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.

23. Setelah kedua bahu lahir geser tangan bawah untuk menopang kepala dan

bahu. gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan siku

sebelah atas.

24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut kepanggul,

bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk

diantara kedua kaki dan pegang kedua kaki dengan melingkarkan ibu jari pada

satu sisi dan jari-jari lainnya pada sisi yang lain agar bertemu dengan jari

telunjuk.

25. Lakukan penilaian sepintas

26. Keringkan tubuh bayi dari mulai muka, kepala dan bagian tubuh yang lain
23

(kecuali telapak tangan).

27. Melakukan palpasi abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi

kedua.

28. Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus

berkontraksi baik.

29. Dalam waktu1 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan oksitosin 10 unit

digluteus atau 1/3atas paha kanan ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya

terlebih dahulu.

30. Setelah 2 menit sejak bayi lahir, pegang tali pusat dengan satu tangan pada

sekitar 5 cmdari pusar bayi, kemudian jari telunjuk dan jari tengah tangan lain

menjepit tali pusat dan geser hingga 3cm proksimal dari pusar bayi. Klem tali

pusat pada titik tersebut kemudian tahan klem ini pada posisinya, gunakan jari

telunjuk dan tengah tangan lain untuk mendorong isi tali pusat kearah

ibu(sekitar 5 cm) dan klem tali pusat pada sekitar 2 cm distal dari klem

pertama (MidwiferyUpdate).

31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat.

32. membungkus kepala dan badan bayi, letakkan bayi di dada ibu untuk kontak

kulit ibu-bayi. Pastikan dada ibu bersentuhan langsung dengan dada ibu dan

biarkan bayi menyari puting susu ibu dengan sendirinya (IMD)

33. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.

34. Meletakkan satu tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan

menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.

35. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan ke arah

bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang pada bagian

bawah uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan belakang (dorso
24

kranial) dengan hati –hati untuk membantu mencegah berlawan arah terjadinya

inversiouteri.

36. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali

pusat kearah bawah dan kemudian kearah atas, mengikuti kurva jalan lahir

sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus.

37. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta

dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan kedua tangan

dan dengan hati–hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin.

Dengan lembut perlahan melahirkan selaput ketuban.

38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus,

meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan

melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras)

39. Periksa kedua sisi plasenta pastikan plasenta lahir lengkap.

40. Masukkan plasenta kedalam kantung plastic atau tempat khusus.

41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit

laserasi yang mengalami perdarahan aktif.

42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik serta kandung kemih kosong.

43. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan kedalam larutan

klorin 0,5% bersihkan noda darah dan cairan tubuh

44. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik serta kandung kemih kosong

45. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi

46. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah

47. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik

48. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik(40-

60kali/menit)
25

49. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5 % untuk

dekontaminasi(10menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah

dekontaminasi.

50. Membuang bahan – bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah

yangsesuai.

51. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT, Membersih kancairan

ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan

kering.

52. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.

Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan yang

diinginkan.

53. Mendekontaminasikan daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan

larutan klorin 0,5 %.

54. Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan kloron0,5%,balikkan dalam

keluar dan rendam dalam larutan klorin selama 10 menit

55. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan dengan

handuk atau kain bersih

56. Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan pemeriksaan fisik bayi

57. Dalam 1 jam pertama beri salep/tetes mata profilaksis infeksi, vitamin k11 mg

di paha kiri bawah lateral. Pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pernapasan bayi

(40-60x/menit) dan temperatur tubuh (36,5-37,5ºC) setiap 15menit.

58. Setelah satu jam pemberian vit k berikan suntikan HB 0 dipaha kanan bawah

lateral. Letakkan bayi didalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu dapat

disusukan.

59. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam didalam larutan
26

klorin 0,5 % selama 10 menit

60. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.

61. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang) (JNPK-KR, 2014).

2.2 Manajemen Asuhan Kebidanan

2.2.1 Pengertian Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan (Midwifery Management) adalah pendekatan yang

digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara

sistematis, mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan,

perencanaan,penatalaksanaan dan evaluasi (Mudillah dkk,2012:110).

2.2.2 Tahapan dalam Manajemen kebidanan

Langkah – langkah asuhan kebidanan menurut varney (1997), yaitu sebagai berikut:

1. Langkah I: Pengumpulan Data Dasar

Langkah pertama merupakan awal yang akan menentukan langkah

berikutnya.Mengumpulkan data adalah menghimpun informasi tentang

klien/orang yang meminta asuhan.Kegiatan pengumpulan data dimulai saat

klien masuk dan dilanjutkan secara terus menerus selama proses asuhan

kebidanan berlangsung, data dapat dikumpulkan dari berbagai sumber. Sumber

yang dapat memerikan informasi paling akurat yang dapat diperoleh secepat

mungkin dan upaya sekecil mungkin.Pasien adalah sumber informasi yang

akurat dan ekonomis, yang di sebutsebagi sumber data primer. Sumber data

alternatif atau sumber data skunder adalah data yang sudah ada, praktikan

kesehatanlain dan anggota keluarga.

Tekhnik pengumpulan data ada tiga yaitu ; Observasi, dimana

pengumpulan data melalui indra penglihatan (perilaku,tanda fisik, kecacatan,

ekspresi wajah),pendengaran (bunyi batuk,bunyi nafas),penciuman (bau


27

nafas,bau luka),perdaban(suhu badan, nadi).Wawancara,dimana pembicaraan

terarah yang umumnya dilakukan pada pertemuan tatap muka. Dalam

wawancara yang penting di perhatikan adalah data yang ditanyakan di arahkan

data yang relefan, dan Pemeriksaan, dimana pengumpulan data yang dilakukan

dengan memakai instrument/alat mengukur.Dengan tujuan untuk memastikan

batas dimensi angka, irama kuantitas. Misalnya pengukuran tinggi badan

dengan meteran, berat badan dengan timbangan, tekanan darah dengan

tensimeter.

Data secara garis besar diklasifikasikan sebagai data subyektif dan data

obyektif. Pada waktu mengumpulkan data subyektif harus mengembangkan

hubungan antar personalyang efektif dengan pasien/klien/yang diwawancarai,

lebihdiperhatikan hal-hal yang menjadi keluhan utama pasien dan

mencemaskan, berupapendapatan data/fakta yang sangat bermakna dalam kaitan

dengan masalah pasien (Mufdillah, dkk 2012:111-113).

Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara,anamneses dengan

melakukan tanya jawab untuk memperoleh data meliputi : riwayat kesehatan,

riwayat reproduksi : riwayat haid, riwayat obstetri, riwayat kehamilan,

persalinan dan nifas,riwayat ginekologi, riwayat KB, riwayat pemenuhan

kebutuhan dasar, data social ekonomi dan psikologi.Dan pemeriksaan fisik,

yang meliputi keadaan umum klien,tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik

dilakukan secara inspeksi, palpasi, perkusi,auskultasi dan dilakukan

pemeriksaan penunjang bila perlu.

Tahap ini merupakan langkah yang menentukan langkah

berikutnya.Kelengkapan data yang sesuai dengan kasus yang dihadapi akan

menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap


28

selanjutnya,sehingga dalam pendekatan ini harus komprehensif meliputi data

subjektif,objektif dan hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan

kondisi atau masukan klien yang sebenarnya.

Pada persalinan kala I umumnya klien akan mengeluh tentang keadaannya

dimana klien merasakan mules pada perut bagian bawah yang menjalar

kepinggang,dan klien juga mengatakan bahwa terdapat pengeluaran lender

bercampur dengandarah, serta sifat nyeri yang dirasakan semakin lama semakin

sering dan bertambahkuat. Pada persalinan kala II umumnya ibu akan

merasakan adanya dorongan kuatuntuk meneran, adanya tekanan pada anus dan

tampak perineum menonjol, vulva, dan spingterani membuka.

Pada persalinan kala III akan tampak pengeluaran plasenta dimana tali

pusatakan bertambah panjang yang di sertai dengan adanya semburan darah dan

terjadiperubahan bentuk dan tinggi fundus uteri. Serta pada persalinan kala IV

atau kala obserfasi akan di tandai dengan kontraksi uterus yang baik, dan tanda-

tanda vitaldalam batas normal pada 2 jam post partum, dengan pemantauan 15

menit pada jampertama dan 30 menit padajam kedua post partum.

2. Langkah II:Interpretasi Diagnosa atau Masalah Aktual

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnose

ataumasalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-

datayang di kumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan di interpretasikan

sehingga ditemukan masalah atau diagnose yang spesifik. Langkah awal dari

perumusan masalah/diagnose kebidanan adalah pengelolahan/analisa data yang

menggabungkandan menghubungkan satu dengan lainnya sehingga tergambar

fakta (Mufdillah, dkk2012:113).

Pada kala I persalinan, lama pembukaan yang berlangsung pada primi


29

gravida yaitu berlangsung selama 12 jam sedangkan pada multi gravida

berlangsung selama 8 jam yang dimulai dari pembukaan 0 cm sampai

pembukaan 10 cm. Pada fase latenpersalinan yang dimulai sejak awal kontraksi

menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap yang

berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm yang umumnya

berlangsung selama 8 jam.

Kemudian pada fase aktif persalinan frekuensi dan kontraksi uterus

meningkat secara bertahap (kontraksi dianggab adekuat/memadai jika terjadi

tiga kali atau lebih dalam 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih),

dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan 10 cm dengan kecepatan

rata-rata 1 cm per jam pada multigravida dan primigravida, atau lebih dari 1

sampai 2 cm multigravida. Pada kalaI persalinan juga perlu adanya pemeriksaan

tanda-tanda vital sekitar 2 atau 3 jam dan memperhatikan agar kandung kemih

selalu kosong, serta pemantauan denyut jantung janin½ jam sampai 1 jam.

Pada kala II persalinan, dimulai dari pembukaan serviks sudah lengkap

(10cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi, pada kala II his menjadi lebih kuat,

lebih sering dan semakin lama. Proses ini berlangsung selama ± 1,5 jam pada

primi garvidadan ± 0,5 jam pada multigravida. Ibu akan merasakan adanya

dorongan kuat untuk meneran bersama dengan adanya kontraksi,adanya

tekanan pada anus dan tampak perineum menonjol, vulva dan sfingter ani

membuka, serta meningktnya produksi pengeluaran lender bercampur

darah.tanda pasti kala II ditentukan melalui pemeriksaan dalam yang hasilnya

pembukaan serviks telah lengkap dan terlihatnya bagian kepala bayi melalui

introitus vagina.

Pada kala III persalinan, dimulai sejak lahirnya bayi hingga lahirnya
30

plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit setelah penyuntikan

oksitosin.Pada manajemen aktif kala III ini bertujuan untuk menghasilkan

kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga mencegah terjadinya perdarahan

dan mengurangi kehilangan darah.Tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu

terjadinya perubahan bentuk dan tinggi fundus, tali pusat memanjang, dan

terjadinya semburan darah secara mendadak dan singkat.

Pada kala IV persalinan, dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam

pertamapost partum, dimana pemantauan dilakukan dengan mengobservasi

tanda-tanda vital pasien,kontrasi uterus,perdarahan dan kandung kemih pada 15

menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam kedua post partum.

3. Langkah III: Mengidentifikasi Diagnose Atau Masalah Potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial

lain berdasarkan rangakaian masalah dan diagnose yang sudah di identifikasi.

Langkah ini membutuhkan antisipasi,bila memungkinkan dilakukan

pencegahan,sambil mengamati klien bidan diharapkan dapat bersiap–siap bila

diagnose/masalah potensial ini benar– benar terjadi (Mufdillah,dkk 2012:117).

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial

lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang sudah diidentifikasi.

Langkah ini membutuhkan antisipasi,bila memungkinkan dilakukan

pencegahan,sambil mengamati klien,bidan dapat diharapkan bersiap-siap bila

diagnose/masalah potensial ini benar-benar terjadi. Pada langkah ini penting

sekali melakukan asuhan yang aman.

Dalam mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial dilakukan

pengantisi pasien penanganan yang kemungkinan muncul pada kala I yaitu

terjadi nyakala I lama, peningkatan atau penurunan tanda-tanda vital, DJJ


31

kurang dari 100 atau lebih dari 180 kali/menit, terjadinya perdarahan

pervaginam selain dari lender dan darah, ketuban pecah yang bercampur dengan

mekonium kental yang di sertai dengantanda gawat janin, kontraksi uterus

kurang dari 2 kontraksi dalam 10 menit danberlangsung kurang dari 20 detik

serta tidak di temukan perubahan serviks dalam 1-2jam,pembukaan serviks

mengarah ke sebelah kanan garis waspada pada partograf.

Pada kala II persalinan,kemungkinan masalah yang dapat terjadi

yaitu,terjadinya kala II lama yang di sertai dengan partus macet/kasep, dimana

partograf melewati garis waspada, terjadinya distosia bahu, kontraksi tidak

teratur dan kurang, tanda-tanda vital meningkat dan ibu tampak kelelahan.Pada

manajemen aktif Kala III persalinan, masalah yang dapat terjadi yaitu

diantaranya terjadinya perdarahan pervaginam dikarenakan terjadinya laserasi

jalan lahir, atonia uteri karena kontraksi uterus yang tidak baik, dan terjadinya

retensio plasenta dimana plasenta belum lahir 30 menit setelah bayi lahir.

Dan pada Kala IV persalinan, masalah yang dapat terjadi yaitu terjadinya

perdarahan pervaginam dengan pembekuan darah yang banyak,tanda-tanda vital

melawati batas normal dimana tekanan darah dan suhu tubuh meningkat,

kontraksi uterus yang tidak baik.

4. Langkah IV : Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan Yang Memerlukan

Penanganan Segera.

Beberapa data menunjukan situasi emergensi dimana bidan perlu

bertindak segera demi keselamatan ibu dan bayi,beberapa data menunjukan

situasi yang memerlukan tindakan segera sementara menunggu intruksi dokter.

Mungkin juga memerlukan konsultasi dengan tim kesehatan lain. Bidan

mengevaluasi situasi setiap pasien untuk menetukan asuhan pasien yang paling
32

tepat. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen

kebidanan(Mufdillah,dkk2012:117-178).

Dalam persalinan tindakan yang memerlukan penanganan segera

diantaranya:Pada kala I persalinan yaitu terjadinya kala I lama yang

mengakibatkan tanda gawatjanin, ketuban pecah yang bercampur mekonium

kental, dan kontraksi uterus kurangdari 2 kontraksi dalam 10 menit dan

berlangsung dari 20 detik serta tidak di temukan perubahan serviks dalam 1-2

jam atau pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada pada

partograf.

Pada kala II persalinan,kemungkinan masalah yang dapat terjadi

yaitu,terjadinya kala II lama yang di sertai dengan partus macet/kasep, dimana

partograf melewati garis waspada, terjadinya distosia bahu, kontraksi tidak

teratur dan kurang,tanda-tandavital meningkat,dan ibu tampak kelelahan.Pada

manajemen aktif Kala III persalinan, masalah yang dapat terjadi yaitu

diantaranya terjadinya perdarahan pervaginam dikarenakan terjadinya laserasi

jalan lahir, atonia uteri karena kontraksi uterus yang tidak baik, dan terjadinya

retensio plasenta dimana plasenta belum lahir 30 menit setelah bayi lahir.

Dan pada Kala IV persalinan masalah yang dapat terjadi yaitu terjadinya

perdarahan pervaginam dengan pembekuan darah yang banyak,tanda-tanda

vital melawati batas normal dimana tekanan darah dan suhu tubuh meningkat,

kontraksi uterus yang tidak baik.

5. Langkah V: Merencanakan Asuhan Yang Komprehensif/ Menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh

langkah sebelumnya.Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap


33

diagnose atau masalah yang telah diidentiikasi atau antisipasi,pada langkah ini

informasi/data dasar yang tidak lengkap dilengkapi (Mufdillah,dkk2012).

Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu

olehbidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien

merupakan bagian dari pelaksanaan rencana tersebut. Rencana yang dibuat

harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up

to date serta evidence terkini serta sesuai dengan asumsi tentangapa yang akan

dilakukan klien.

Adapun penatalaksanaan yang diberikan pada persalinan normal

yaitu,memantau perubahan tubuh ibu untuk menentukan apakah persalinan

dalam kemajuan yang normal, memeriksa perasaan ibu dan respon fisik

terhadap persalinan,membantu ibu memahami apa yang sedang terjadi sehingga

ia berperan serta aktif

Dalam menentukan asuhan.Membantu keluarga dalam merawat ibu

selama persalinan, menolong kelahiran dan memberikan asuhan pasca

persalinana dini, dan mengenali masalah secepatnya dan mengambil keputusan

yang tepat guna dan tepat waktu (efektif dan efisien).

Perencanaan asuhan tindakan yang perlu dilakukan juga dapat

berupa,pemantauan terus menerus kemajuan persalinan mengunakan partograf,

pemantauan TTV ibu dan keadaan janin,memenuhi kebutuhan nutrisi dan

dehidrasi ibu,menganjurkan ibu perubahan ambulasi dan posisi ibu,

menganjurkan tindakan yang memberikan pada rasa nyaman,serta

menganjurkan keluarga memberi dukungan.

6. Langkah VI: Melaksanakan Perencanaan dan Penatalaksanaan

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
34

diuraikan pada langkah ke 5 dilaksankan secara efisien dan aman. Perencanaan

ini bias dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan

sebagian oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.

7. Langkah VII:Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keevektifan dari asuhan yang sudah

diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar – benar

telahterpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di

dalam masalahdan diagnose. Rencana tersebut dapat dianggab efektif jika

memang benar efektif dalam pelaksanaannya.Ada kemungkinan bahwa sebagian

rencana tersebut telah efektif sedangkan sebagian belum efektif (Mufdillah,

dkk2012:118-119).

2.3.2 Pendokumentasian Hasil Asuhan Kebidanan (SOAP)

Pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi (kesimpulan) dari data

subjektif dan objektif yang meliputi diagnosis,antisipasi diagnosis atau masalah

potensial serta kongseling untuk tindak lanjut.

1. Data Subjektif

Merupakan data yang berisi informasi dari klien.Informasi tersebut dicatat

sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa.

2. Data Objektif

Data yang diperoleh dari apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan pada

waktu pemeriksaan laboratorium, USG, dll. Apa yang dapat di obserfasi oleh

bidan akan menjadi komponen yang berarti dari diagnose yang akan

ditegakkan.

3. Assessment

Merupakan kesimpulan yang dibuat berdasarkan data subjektif dan data


35

objektif yang didapatkan.

4. Planning/Perencanaan

Merupakan perencanaan pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan

kesimpulan yang dibuat (Ai Nursiah, 2014:234).


36

BAB III

TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN NORMAL PADA


Ny. “W” UMUR 29 TAHUN GIIPIA0 39 MINGGU 5 HARI
DENGAN KALA 1 FASE AKTIF

No.Register : 89xxx

Tanggal Masuk : 1 November 2022 Pukul 22.05 Wita

Tanggal Pengkajian : 1 November 2022 Pukul 22.15 Wita

Tanggal Partus : 2 November 2022 Pukul 01.35 Wita

Nama pengkaji : Maspa

KALA I

3.1 LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR

1. Identitas Ibu Identitas Suami

Nama : Ny “W” Nama : Tn ”S”

Umur : 29 Tahun Umur : 35 Tahun

Nikah/Lamanya : 1 X/4 Thn Nikah/Lamanya : 1 X/4 Thn

Suku : Bugis Suku : Buton

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan Terakhir: S1 Pendidikan Terakhir: SMA

Pekerjaan : Honorer Pekerjaan : Swasta

Alamat : Jl. Kesehatan No. Alamat : Jl.Kesehatan, No.


37

2. Data Biologis/Fisiologis

a) Keluhan Utama

Nyeri perut tembus kebelakang yang disertai pelepasan lender dan darah sejak

tanggal 1 November 2022 pukul 16.10 Wita

b) Riwayat Keluhan Utama

Ibu merasakan nyeri perut tembus kebelakang sejak tanggal 1 November 2022 pukul

15.40 Wita, dan terdapat pelepasan lendir dan darah sejak tanggal 1 November 2022

pukul 16.10 Wita. Sifat nyeri yang dirasakan hilang timbul dan semakin lama semakin

sering dan tidak ada pengeluaran air dari jalan lahir. Serta usaha klien untuk mengatasi

keluhannya adalah dengan mengelus-ngelus perut dan pinggangnya.

3. Riwayat Menstruasi

Ibu mengatakan pertama kali haid pada usia 15 tahun, dengan siklus haid 28-30 hari,

lamanya 5-6 hari, banyaknya 2-3 kali ganti pembalut per hari,sifat darah haidnya encer

dan ibu merasakan nyeri haid pada hari pertama.

4. Riwayat Kehamilan Sekarang

Ini merupakan kehamilan ibu yang Tiga, dan ibu tidak pernah mengalami keguguran,

hari pertama haid terakhir tanggal 30 Januari 2022, ibu mengatakan hari tafsiran

persalinan tanggal 06 November 2022, ibu tidak pernah merasakan nyeri perut yang

hebat selama hamil, ibu merasakan pergerakan janinnya kuat, di bagian sebelah kiri dan

dirasakan sejak usia kehamilan 5 bulan, menurut ibu umur kehamilannya sudah ±9 bulan.

Ibu memeriksakan kehamilannya secara teratur, sebanyak 7 kali di Puskesmas yaitu

trimester I sebanyak 2x , trimester II sebanyak 2x, trimester III sebanyak 3x dan ibu telah

mendapatkan suntikan Tetanus Toxoid (TT) sebanyak 2 kali di Puskesmas.


38

Ibu mengatakan keluhan-keluhan selama hamil yaitu pada trimester I ibu mengalami

mual muntah di pagi hari, trimester II tidak ada keluhan dan pada trimester III ibu

mengeluhkan sering kencing dan nyeri perut bagian bawah.

5. Riwayat Kehamilan dan Persalinan yang Lalu

Anak Tahun Usia Jenis Penolong Tempat BBL JK Keadaan


ke Lahir Kehamila persalinan persalinan bersalin Anak
n
2.600
I 2020 Aterm Spontan Bidan Pkm
gram
♂ Hidup

II hamil Seka- - rang

6. Riwayat Nifas yang Lalu

Ibu tidak mengeluh dalam merawat bayinya dan tidak mengalami depresi setelah

persalinan, tidak ada tanda-tanda infeksi masa nifas, seperti keluar cairan yangberbau

busuk, pengeluaran air susu ibu lancar dan ibu menyusui anak pertamanya sampai anak

keempat secara ekslusif selama 6 bulan dan ditambah makanan pendamping ASI sejak

usia 6 bulan keatas.

7. Riwayat yang Sekarang Dan Lalu

Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit seperti jantung, hipertensi, asma,diabetes

militus, ibu tidak memiliki riwayat penyakit menular seperti Tubercuolosis (TBC),

malaria, hepatitis, dan penyakit menular seksual (PMS).Ibu mengatakan tidak ada

riwayat alergi terhadap makanan maupun obat-obatan dan ibu tidak mempunyairiwayat

operasi, dan sebelumnya ibu juga tidak pernah di opname di rumah sakit maupun di

puskesmas karena penyakit yang serius.

8. Riwayat Sosial, Ekonomi, Psiko sosial Dan Spiritual


39

Ibu mengatakan kebutuhan biaya sehari-hari dalam keluarganya mencukupi, ibu menikah

1 kali dengan suami yang sekarang dan sudah 9 tahun lamanya, ibu dan keluarga bahagia

dengan kehamilannya dan ibu akan melahirkan dipuskesmas Kenarilang, pengambil

keputusan dalam keluarga adalah suami serta ibu dan suaminya rajin beribadah.

9. Riwayat KB

Sejak kelahiran anak pertama yaitu pada tahun 2020 ibu mulai menjadi akseptor KB pil

progestin kombinasi dan berhenti pada bulan November tahun 2021 dengan alasan sering

mual jika minum pil kb.

10. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar

a) Kebutuhan nutrisi Kebiasaan:

1) Pola makan : Nasi,sayur,lauk

2) Frekuensi : 3 kali sehari

3) Kebutuhan minum : 6-8 gelas per hari

4) Selama inpartu : Ibu makan, tetapi hanya sedikit dan lebih banyak minum

b) Kebutuhan eliminasi Kebiasaan:

1) BAK :5-6 kali sehari, warna kuning muda, bau amoniak.

2) BAB :1 kali sehari,konsistensi padat,warna kuning.

c) Selama inpartu:

1) BAK : Ibu BAK ditempat tidur karena telah terpasang popok

2) BAB : Ibu belum BAB (ibu terakhir BAB jam 21.00 dirumahnya)

d) Personal hygiene Kebiasaan:

1) Mandi, 2 kali sehari (pagi dan sore) dengan menggunakan sabun mandi

2) Sikat gigi, 2 kali (setelah makan dan sebelum tidur) dengan menggunakan pasta
40

gigi

3) Keramas,3 kali seminggu dengan menggunakan shampo

4) Ganti pakaian, 2 kali sehari


e) Selama inpartu:

Ibu belum mandi dan sikat gigi

f) Kebutuhan istirahat dan tidur Kebiasaan

Tidur siang tidak teratur, tidur malam 6-8 jam

g) Selama inpartu

Ibu tidak pernah tidur

11. Pemeriksaan Fisik

a) Keadaan umum baik

b) Kesadaran composmentis

c) Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
S : 36.7oC
N : 80 x/Menit
P : 22x/menit

d) Inspeksi,palpasi,auskultasi,perkusi

1) Kepala : rambut hitam ,panjang, lurus, keadaan kulit kepala bersih, tidak ada

ketombe, benjolan dan nyeri tekan

2) Wajah : tidak ada cloasma, tidak ada pembengkakan, oedema dan nyeri tekan.

3) Mata : konjungtiva merah muda,sclera putih dan tidak ikhterus.

4) Mulut : bibir lembab,keadaan mulut bersih,tidak ada caries pada gigi,dan

keadaan gigi lengkap.

5) Telinga : tidak ada serumen, pembengkakan dan nyeri tekan.


41

6) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,dan vena jugularis.

7) Payudara : simetris kiri/kanan, putting susu menonjol,tampak hiper pigmentasi

pada areola mammae, tidak ada benjolan,nyeri tekan dan terdapat

kolostrum apa bila putting susu dipencet.

8) Abdomen : tampak pembesaran perut sesuai usia kehamilan, tampak linea nigra,

dan stiae albican, tonus otot perut tampak kendor.

9) Pemeriksaan Leopold

Leopold I : TFU 3 jrbpx, 39 cm,teraba bokong di fundus

Leopold II : punggung kanan

Leopold III : kepala

Leopold IV : BDP, 3/5 LP :92 cm

TBJ : TFU x LP= 39 x 92 = 3588 gram

HIS : 3 kali dalam 10 menit, dengan durasi 30 – 35 detik

Auskultasi : DJJ terdengar jelas,kuat,dan teratur pada kuadran kanan perut ibu

bagian bawah dengan frekuensi 138x/menit.

10) Ekstremitas: keadaan kaki dan tangan lengkap, simetris kiri dan kanan, tidak ada

oedema pada tungkai, tidak ada varises, tidak ada nyeri tekan dan

terdapat reflex patella kiri dan kanan.

11) Genitalia : keadaan genitalia bersih, tidak ada varises, tidak ada oedema,tidak

pembesaran kelenjar batholin dan tampak pengeluaran lendir dan

darah.

Pemeriksaan dalam tanggal 1 November 2022 pukul 22.15 wita.

a) Keadaan vulva dan vagina : Tidak ada kelainan


42

b) Portio : Lunak dan Tipis

c) Pembukaan : 7 cm

d) Ketuban : Utuh

e) Presentase : Ubun-ubun kecil kanan lintang

f) Penurunan : Hodge II

g) Molase : Tidak ada

h) Penummbungan : Tidak ada

i) Kesan panggul : Normal

j) Pelepasan : Lendir dan darah

3.1 LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH AKTUAL

GIIPIA0, 39 minggu 5 hari, Pu-ki, Presentase kepala, Situs memanjang, Bergerak Dalam

Pangul (BDP), Intra uterin, Tunggal, Hidup, Keadaan ibu baik, keadaan janin baik, Inpartu

Kala1 fase aktif.

3.1.1 GIIPIA0

Data Dasar:

DS : ibu mengatakan ini kehamilannya yang kedua, dan tidak pernah

sebelumnya, ibu merasakan adanya pergerakan janin pada usia kehamilan

5 bulan.

DO : tampak pembesaran perut yang sesuai dengan usia kehamilan,tampak linea

nigra, striae livide, terdapat denyut jantung janindan, otot perut telah

kendor, dan pada pameriksaan Leopold didapatkan hasil :

Leopold I : TFU 3 jrbpx, 39 cm, teraba bokong difundus

Leopold II : punggung kanan


43

Leopold III : kepala

Leopold IV : BDP,3/5

DJJ terdengar jelas,kuat dan teratur pada kuadran kanan perut ibu bagian

bawah dengan frekuensi 138x/menit

Analisis dan interpretasi data

Pada pemeriksaan kulit perut tampak adanya linea nigra, striae livide yang

menandakan kehamilan yang kelima, terdapatnya denyut jantung janin dan terabanya

bagian-bagian janin pada saat di palpasi hal ini merupakan merupakan salah satu

daritanda-tanda pasti kehamilan, serta dan otot perutsudah kendor menandakan perut

ibu sudah pernah mengalami peregangan sebelumnya (prawirohardjo,2014:179).

3.1.2 Gestasi 39 minggu 5 hari

Data Dasar :

DS : HPHT Tanggal 30 Januari 2022

DO : pemeriksaan Leopold I,tinggi fundus uteri 3 jari dibawah processus

xiphoideus, dan hari tafsiran persalinan tanggal 06 November 2022

berdasarkan rumus Neagle.

Analisis dan interpretasi data

Dari hasil pemeriksaan dilihat dengan menggunakan rumus negle mulai dari HPHT

tangga 30 Januari 2022 sampai tanggal pengkajian, maka umur kehamilan 39 minggu

5 hari (Prawirohardjo, 2014:279).

3.1.3 Intra uterin

Data Dasar :

DS : ibu merasakan janinnya bergerak dengan kuat dan ibu tidak pernah
44

merasakan nyeri perut yang hebat selama kehamilannya.

DO : ibu tidak merasakan nyeri perut ketika dipalpasi, TFU sesuai umur

kehamilan dan pada palpasi Leopold teraba bagian-bagian janin yaitu:

Leopold I : TFU 3 jrbpx, 39 cm, teraba bokong di fundus

Leopold II : punggung kanan

Leopold III : kepala

Leopold IV : BDP,3/5

Analisis dan interpretasi data

Bagian dari uterus yang merupakan tempat janin dapat tumbuh dan berkembang

adalah kavum uteri dimana rongga ini merupakan tempat yang luas bagijanin untuk

dapat bertahan hidup sampai aterm tanpa ada rasa nyeri perut yang hebat.Tempat

tersebut berada dalam korpus uteri yang disebut dengan kehamilan intra uterin (Baety,

2012:9).

3.1.4 Situs Memanjang

Data Dasar :

DS : Ibu mengatakan janinnya bergerak kuat pada bagian sebelah kiri perut

ibu.

DO : pada palpasi Leopold didapatkan hasil:

Leopold I : TFU 3 jrbpx, 39 cm, teraba bokong di fundus

Leopold II : punggung kanan

Leopold III :kepala

Leopold IV : BDP,3/5

DJJ terdengar jelas,kuat dan teratur pada kuadran kanan perut ibu bagian
45

bawah dengan frekuensi 138x/menit

Analisis dan interpertasi data

Dengan teraba bagian besar janin yaitu bokong difundus dan kepala pada bagian

terendah, DJJ terdengar jelas pada kuadran kanan bawah dan gerakan janinyang

dirasakan ibu pada salah satu sisi perut ibu menunjukan bahwa sumbu panjang janin

sejajar dengan sumbu panjang ibu (Prawirohardjo, 2014 :205-206).

3.1.5 Tunggal

Data Dasar :

DS : ibu merasakan pergerakan janinnya kuat pada satu sisi perut yaitu sisi

perut bagian sebelah kiri.

DO : pada palpasi abdomen di dapatkan hasil leopold dimana pada

Leopold I : teraba bokong difundus yang bulat dan lunak serta

tidak melenting,

Leopold II : teraba punggung kanan

Leopold III : teraba bagian bulat dan melenting (kepala)

Pada auskultasi hanya terdapat satu denyut jantung janin (DJJ) yaitu

terdengar jelas,kuat dan teratur pada kuadran kiri bawah perut ibu

dengan frekuensi 138x/menit,serta tinggi fundus uteri sesuai dengan

umur kehamilan.

Analisis dan interpretasi data

Didalam kehamilan,janin dikatakan tunggal jika pembesaran perut sesuai dengan usia

kehamilan. Saat palpasi teraba satu kepala dan satu punggung, sedangkan auskultasi

denyut jantung janin terdengar jelas, kuat dan teratur pada kuadran kiri bawah perut
46

ibu (Baety, 2012:10-11).

3.1.6 Hidup

Data Dasar :

DS : ibu merasakan pergerakan janinnya aktif, dan kuat pada usia kehamilan

5 bulan sampai sekarang dan ibu merasakan pergerakan janinnya 12

kali dalam sehari.

DO : Pada auskultasi DJJ terdengar jelas,kuat,dan teratur pada kuadran kanan

perut ibu, dengan frekuensi 140 x/menit.

Analisis dan interpretasi data

Adanya gerakan janin dan denyut jantung janin (DJJ), merupakan tanda bahwa janin

hidup. Janin yang dalam keadaan sehat, bunyi jantungnya teratur dan frekuensinya

antara 120-160 kali per menit, selain itu tanda janin hidup juga dapat dilihat dari

pergerakan janin yang dirasakan kuat oleh ibu satu kali per jam atau lebihdari 10 kali

per hari dan pembesaran uterus menandakan janin hidup dan bertumbuh

(Prawirohardjo,2014 :285).

3.1.7 Keadaan ibu baik

Data Dasar :

DS : Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit

DO : Tanda-tanda vital dalam batas normal,dengan konjungtiva berwarna

merah muda, sklera putih dan tidak ikhterus, serta tidak ada oedama

pada wajah dan tungkai.

Analisi dan interpretasi data


47

Pada pemeriksaan fisik di dapat hasil pemeriksaan dimana tidak adanya tanda

preklamsi atau eklamsi, anemia, hiperemesis gravidarum, dimana TTV dalam batas

normal,konjungtiva merah muda,tidak ada oedama pada wajah dan tungkai

menandakan ibu dalam keadaan baik.

3.1.8 Keadaan janin baik

Data Dasar :

DS : ibu merasakan pergerakan janin kuat dan biasanya bergerak 12 kali dalam

sehari.

DO : Denyut jantung janin (DJJ) terdengar jelas, kuat dan teratur pada kuadran

kanan bawah perut ibu dengan frekuensi 138x/menit.

Analisis dan interpretasi data

Pergerakan janin yang kuat dan sering serta denyut jantung janin (DJJ) yang terdengar

jelas, kuat dan teratur dengan frekuensi 138 x/menit,menandakan keadaan janin dalam

keadaan baik, dimana di dinilai dari normal DJJ yaitu 120-160 x/menit (Prawirohardjo,

2014 :222).

3.1.9 Inpartu kala I fase aktif

Data Dasar :

DS : Ibu mengatakan nyeri perut tembus ke belakang dirasakan sejak tanggal 1

November 2022 pukul 15.40 wita,dan ibu mengatakan adanya

pengeluaran lender dan darah sejak pukul 16.10 wita.

DO : Tampak pengeluaran lender dan darah sejak tanggal 1 November 2022

pukul 16.10 Wita, Kontraksi uterus 3 x 10 menit dengan durasi 30 –

35 detik.
48

Hasil pemeriksaan dalam tanggal 1 November 2022 pukul 22.30 wita

1) Portio : Lunak dan tipis

2) Pembukaan : 7 cm

3) Presentase : Ubun-ubun kecil kanan lintang

4) Penurunan : Hodge III

5) Pelepasan : Lendir dan darah

Analisis dan interpretasi data

Nyeri perut yang terjadi karena terbukanya mulut rahim di sertai peregangan otot

polos rahim yang menimbulkan nyeri karena adanya penekanan pada ujung syaraf

sewaktu uterus berkontraksi. Kontraksi uterus yang terjadi secara teratur dan teraba

portio lunak dan tipis serta pembukaan 7 cm merupakan inpartu kala I fase aktif yang

dimulai dari pembukaan 4-10 cm (Widia,2015 :4).

3.3 LANGKAH III IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL

Potensial terjadinya infeksi jalan lahir

DS : Ibu mengatakan adanya pegeluaran lendir dan darah

DO : tampak pelepasan lendir dan darah

Analisa dan interpretasi data

Dengan adanya pelepasan lender dan darah, serta tebukanya jalan lahir memungkinkan

masuknya mikroorganisme patologis yang merupakan penyebab infeksi jalan lahir.


49

3.4 LANGKAH IV IDENTIFIKASI PERLUNYA TINDAKA SEGERA/KOLABORASI.

a. Mandiri : Tidak ada

b. Kolaborasi : Tidak ada

c. Merujuk : Tidak ada

3.5 LANGKAH V INTERVENSI

Tanggal 1 November 2022 pukul 22.35 wita

Tujuan :

a. persalinan berlangsung normal tanpa ada penyulit

b. Kebutuhan nutrisi terpenuhi/ teratasi

Kreteria:

a. Keadaan umum ibu baik dan TTV dalam batas normal

b. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi

Rencana Asuhan

1. Beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa keadaan ibu

dan janinnya dalam keadaan baik.

Rasional : Agar ibu dan keluarga mengetahui keadaan ibu dan janinnya, ibu dan

keluarga merasa tenang dalam menghadapi proses persalinannya dan

kecemasan ibu berkurang,serta keluarga dapat memberikan dukungan

psikologis yang dapat mengurangi kecemasan ibu dan siap menghadapi

persalinan.

2. Observasi tanda-tanda vital,dan VT setiap 2-4 jam (kecuali nadi tiap 30 menit).

Rasional : Observasi tanda-tanda vital dan VT untuk memantau keadaan ibu dan

kemajuan persalinan,serta mempermudah dalam melakukan tindakan.


50

3. Observasi DJJ setiap 30 menit.

Rasional : Saat ada kontraksi, DJJ bisa berubah sesaat, sehingga apabila ada perubahan

dapat diketahui denan cepat dan dapat bertindak secara cepat dan tepat.

4. Observasi His setiap 30 menit.

Rasional : Karena kekuatan kontraksi uterus dapat berubah setiap saat sehingga

mempengaruhi turunnya kepala dan dilatasi serviks.

5. Ajarkan ibu teknik relaksasi dan pengaturan nafas pada saat kontraksi, ibu menarik

nafas melalui hidung dan dikeluarkan melalui mulut selama timbul kontraksi.

Rasional : Teknik relaksasi memberikan rasa nyaman dan mengurangi rasa nyeri dan

memberikan suplai oksigen yang cukup ke janin.

6. Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin selama persalinan.

Rasional : Kandung kemih yang penuh dapat mempengaruhi kontraksi, mencegah

penekanan pada vena cava inferior oleh uterus yang membesar, dan

menghalangi penurunan kepala bayi serta memberikan perasaan yang tidak

nyaman pada ibu.

7. Memberikan minuman dan makanan pada ibu

Rasional : Agar ibu memiliki tenaga pada saat meneran.

8. Persiapan perlengkapan,bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan untuk menolong

persalinan serta tempat penerangan dan lingkungan BBL.

Rasional : Agar penolong lebih mudah dalam menambil dan menggunakan alat saat

melakukan tindakan yang diperlukan untuk menolong persalinan.

9. Mendokumentasikan hasil pemantauan Kala I dalam partograf

Rasional : Merupakan Standarisasi dalam pelaksanaan asuhan kebidanan dan


51

memudahkan pengambilan keputusan klinik.

10. Observasi tanda dan gejala kala II

Rasional : Untuk mengetahui kapan ibu memasuki tahap kala II persalinan.

3.6 LANGKAH VI. PELAKSANAAN/IMPLEMENTASI

Tanggal 1 November 2022 pukul 22.40 wita

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.

Hasil : ibu dan kelaurga mengerti

2. Mengobservasi Tanda-tanda vital

Hasil : TD : 120/70mmhg N : 86x/m

S: 36.8oC R :22x/m

3. Mengobservasi DJJ,Nadi dan his setiap 30 menit.

Hasil :

His
Nadi
No Jam (Wita) DJJ (X/Menit)
(X/Menit) F(X/Menit) Durasi (Detik)

1 22.30 130X/Menit 86X/Menit 3 X10 35-40

2 23.00 130X/Menit 82X/Menit 4 X10 35-40

3 23.30 142X/Menit 78X/Menit 4 X10 35-40

4 00.00 144X/Menit 80X/Menit 5 X10 40-45

5 00.30 138X/Menit 80X/Menit 5 X10 40-45

6 01.00 140X/Menit 82X/Menit 5 X10 40-45

7 01.30 140x/menit 84x/menit 5x10 40-45

Melakukan pemerikasaan dalam tanggal 2 November 2022 pukul 01.30 wita

a) Keadaan vulva dan vagina : Tidak ada kelainan

b) Portio : Tipis
52

c) Pembukaan : 10cm

d) Ketuban : Pecah

e) Presentase : Ubun-ubun kecil dibawah simpisis

f) Penurunan : Hodge IV

g) Molase : Tidak ada

h) Penumbungan : Tidak ada

i) Kesan panggul : Normal

j) Pelepasan : Lendir,darah bercampur dengan ketuban

Hasil : sudah dilakukan pemeriksaan

4. Mengajarkan ibu teknik relaksasi dan pengaturan nafas pada saat kontraksi,ibu menarik

nafas melalui hidung dan dikeluarkan melalui mulut selama timbul kontraksi.

Hasil : Sudah dilakukan dan ibu mulai mempraktikkan

5. Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin selama

persalinan.

Hasil : ibu sudah buang air kecil ke kamar mandi

6. Memberikan intake minuman dan makanan pada ibu

Hasil : Ibu sedang di suapi bubur dan minum air putih

7. mempersiakan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan untuk

menolong persalinan serta tempat penerangan dan lingkungan BBL,meliputi:

a) Alat Perlindingan Diri (APD) : Penutup kelapa, masker, kacamata, celemek,sepatu

tertutup (sepatu boot)

b) Partus Set : Handscoon steril, 2 buah klem kocher, ½ kocher, 1 buah gunting
53

episiotomy 1 buah gunting tali pusat,1 buah kateter nelaton, Kassa steril, pengisap

lender, penjepit tali pusat.

c) On steril : 2 buah handuk kering dan bersih, pakaian bersih ibu dan bayi meliputi baju,

pembalut, sarung, celana dalam, pakaian bayi, popok, topi/tutup kepala,sarung

tangan/kaki, kain selimut untuk membedong.

d) Heacting set : 1 buah pinset sirurgik, 1 buah pinset antomi, nal puder, 2 buah jarum (1

jarum circle dan 1 jarum V1 circle), gunting benang, benang cromic,

1pasangsarungtangan stril

e) Obat-obatan esensial : Lidocain 1 ampul, oksytosin 10 IU 1 ampul, cairan RL,Infusset

5.1, spoit3 ccdanspoit 1 cc, meteregin1 ampul

f) Peralatan lain: Larutan Clorin 0,5o/o,air DTT,kantong plastic,tempat sampah kering

dan basah,safety box,bengkok,waslap,dan tempat plasenta.Menyiapkan

tempat,penerangan dan lingkungan untuk kelahiran bayi,dengan memastikan ruangan

sesuai kebutuhan bayi baru lahir,meliputi ruangan bersih,hangat,pencahayaan cukup

dan bebas dari tiupan angin.

Hasil :peralatan partus sudah ssiap dan tenga Kesehatan sudah menggunakan APD

8. Mendokumentasikan hasil pemantauan Kala I dalam partograph

Hasil : sudah dilakukan pencatatan dalam partograf

9. Mengobservasi tanda dan gejala kala II

a) Ibu merasakan dorongan untuk meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.

b) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan atau vaginanya.

c) Perineum menonjol.

d) Vulva vagina dan sfingterani membuka.


54

e) Meningkatnya pengeluaran lender bercamput dengan darah.

f) Tampak rambut bayi pada vulva

Hasil : sedang dilakukan pemantauan

3.7 LANGKAH VII. EVALUASI

Tanggal 2 November 2022 pukul 01.32 wita

Dx :GII P1A0 39 Minggu 5 hari Inpartu Kala I Fase Aktif Janin Tunggal Hidup Intra

Uteri

S : Ibu mengatakan ingin BAB

O : keadaan ibu dan janin baik yang ditandai dengan:

Tanda–tanda vital dalam batas normal:

TD : 120/80 mmHg S : 36.7oC

N : 86 x/menit P : 24x/menit

DJJ 142x/menit, yang terdengar jelas kuat dan teratur

Kala I fase aktif berlangsung ditandai dengan:

a) His yang ade kuat 5x10 dalam 10 menit dengan durasi 40–45 detik

b) Adanya tekanan pada anus, rectum, dan vagina, perineum menonjol, sfingter ani

membuka,dan terdapat pengeluaran air ketuban.

c) Dinding vagina licin, portio tidak teraba, pembukaan lengkap ± 1 jam setelah VT

pertama, dan penurunan kepala Hodge IV UUK searah jam 12, air ketuban jernih, dan

tidak ada molase.

A : GII P1A0 39 Minggu 5 hari Inpartu Kala II Janin Tunggal Hidup Intra Uteri

P:

1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu akan segera melahirkan


55

Hasil : ibu mengerti dengan keadaannya

2. Melakukan pertolongan persalinan sesuai 60 langkah APN.

Hasil : Bayi layi normal spontan, segera menangis, jam 01.35 JK Perempuan
56

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN NORMAL PADA

Ny. “W” UMUR 29 TAHUN GIIPIA0 39 MINGGU 5 HARI

DI PUSKESMAS KENARILANG

No.Register : 89xxx

Tanggal Masuk :1 November 2022 Pukul 22.05 Wita

Tanggal Pengkajian :1 November 2022 Pukul 22.15 Wita

Tanggal Partus : 2 November 2022Pukul 01.35 Wita

Nama pengkaji : Maspa

KALA II

Identitas Ibu Identitas Suami

Nama : Ny “W” Nama : Tn ”S”

Umur : 29 Tahun Umur : 36 Tahun

Nikah/Lamanya : 1 X/4 Tahun Nikah/Lamanya : 1 X/4 Tahun

Suku : Bugis Suku : Buton

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : S1 Pendidikan Terakhir : SMA

Pekerjaan : HONORER Pekerjaan : SWASTA

Alamat : Jl. Kesehatan, No. Alamat : Jl. Kesehatan, No.

Data Subyektif (S)

1. Ibu mengatakan sakit yang dirasakan semakin kuat

2. Ibu mengatakan ingin BAB dan ibu merasakan adanya tekanan pada anus

3. Ibu mengatakan adanya dorongan untuk meneran

4. Ibu mengatakan sakitnya bertambah kuat dan tembus kebelakang


57

Data Obyektif (O)

1. Keadaan umum ibu baik

2. Kesadaran composmentis

3. Kontraksi uterus 5x10 menit,dengan durasi 40-45 detik.

4. Frekuensi DJJ 142x/menit.

5. Tanda-tanda vital

TD :120/80mmHg S :36.7oC

N :86 x/menit P :24x/menit

6. Tampak tanda dan gejala kalaII dimana tampak:

a. Tampak Perineum menonjol.

b. Vulva vagina dan sfingter ani membuka.

c. Meningkatnya pengeluaran lender bercampur dengan darah.

d. Tampak rambut bayi pada vulva

Assessment (A)

Diagnosa actual : persalinan kala II

Diagnosa potensial : antisipasi terjadinya kala II lama dan distosia bahu

Planning (P)

Tanggal 1 November 2022 pukul 01.30 wita

1. Melihat tanda dan gejala kala II

Hasil: tampak tanda dan gejala kala II


- Adanya dorongan kuat untuk meneran

- Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan vagina

- Perineum menonjol
58

- Vulva,vagina dan spingterani membuka

2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan 1ampul

oksitosin dan memasukkan alat suntik sekali pakai ke dalam wadah partus set.

Hasil: alat dan bahan telah siap

3. Memakai celemek plastic

Hasil: celemek telah dipakai

4. Melepas semua perhiasan yang dipakai ditangan, lalu mencuci tangan dibawah air mengalir

dengan tekhnik 7 langkah

Hasil: tangan telah dicuci

5. Menggunakan sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi pada tangan kanan yang akan

digunakan untuk pemeriksaan dalam.

Hasil: sarung tangan telah dipakai

6. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan,isi dengan oksitosin dan

letakkan kembali kedalam wadah partus set.

Hasil: spoit telah diisi dengan oksitosin dan telah diletakkan kembali diwadah partus

set

7. Membersihkan vulva dan perineum, mengusapnya dengan hati-hati dari depan kebelakang

dengan menggunakan kapas DTT.

Hasil: vulva dan perineum telah dibersihkan

8. melakukan pemeriksaan dalam (PD) untuk memastikan pembukaan lengkap (bila selaput

ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi).

Hasil : pemeriksaan dalam tanggal 30 November 2022 pukul 01.30 wita

Pembukaan :10 cm
59

Ketuban : Pecah

Presentase : Ubun-ubun kecil dibawah simpisis

Penurunan : Hodge IV

Pelepasan :Lendir,darah bercampur dengan air ketuban

9. Mendekontaminasi sarung tangan kotor kedalam larutan clorin 0,5% dan membukanya secara

terbalik,lalu rendam selama 10 menit

Hasil: sarung tangan telah dibuka secara terbalik dan didekontaminasi dilarutan clorin 0,5 %

selama10 menit.

10. Memeriksa DJJ setelah kontraksi, untuk memastikan DJJ dalam batas normal yaitu 120-160

x/menit

Hasil: DJJ terdengar jelas,kuat,dan teratur pada kuadran kanan perut ibu bagian bawah

dengan frekuensi 150 x/menit.

11. memberitahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin serta

ibu dalam keadaan baik.

Hasil: ibu dan keluarga telah diberitahu

12. Meminta keluarga untuk membantu menyiapkan posisi meneran (Bila ada rasa ingin

meneran dan terjadi kontraksi yang kuat,bantu ibu keposisi setengah duduk atau posisi lain

yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman).Hasil: keluarga bersedia membantu

13. melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk

meneran,diantaranya:bombing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan untuk

meneran, berikan dukungan dan semangat atas usaha ibuuntuk meneran,anjurkan ibu

beristirahan diantara kontraksi dan anjurkan ibu untuk minum di sela-sela kontaksi.

Hasil: telah dilakukan pimpinan meneran, ibu beristirahat dan minum diantara kontraksi,
60

serta ibu telah diberi semangat.

14. Jika ibu tidak memiliki keinginan untuk meneran, anjurkan ibu untuk berjalan,jongko,atau

mengambil posisi yang dianggap nyaman.

Hasil: ibu telah memilih posisi yang nyaman yaitu dengan posisi miring kiri

15. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, letakkan handuk bersih

diatas perut ibu.

Hasil: handuk bersih telah diletakkan diatas perut ibu

16. Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu

Hasil: telah dilakukan

17. Membuka partus set untuk memastikan kelengkapan alat dan bahan.

Hasil:alat dan bahan telah lengkap

18. Memakai sarung tangan steril pada kedua tangan

Hasil:sarung tangan steril telah dipakai

19. Setelah kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6cm, lakukan penyokongan dengan

melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering,

kemudian letakkan tangan yang lain pada kepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut

untuk mencegah terjadinya gerakan difleksi maksimal.

Hasil: telah dilakukan penyokongan dan kepala bayi telah lahir.

20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi,dan

segera lanjutkan proses kelahiran bayi.

Hasil: tidak terjadi lilitan tali pusat

21. menunggu kepala sampai melakukan putaran paksi luar secara spontan.

Hasil: kelapa telah melakukan putaran paksi luar secara spontan


61

22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar secara spontan,lakukan pegangan secara

biparietal,dengan menempatkan kedua tangan pada sisi muka bayi. Anjurkan ibu menerang

pada kontraksi berikutnya, dengan lembuttarik bayi kebawah untuk mengeluarkan bahu

depan, kemudian tarik keatas untuk mengeluarkan bahu belakang.

Hasil: pengangan biparietal telah dilakukan,dan kedua bahu telah lahir.

23. Setelah kedua bahu bayi lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyangga

kepala,lengan dan siku sebelah bawah,Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan

memegang lengan dan siku sebelah atas.

Hasil: telah dilakukaan bahu dan lengan bayi telah lahir.

24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut kepunggung, bokong,

tungkai dan kaki serta pegang masing-masing kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya.

Hasil: telah dilakukan,dan bayi lahir spontan tanggal 2 November 2022 pukul 01.35 wita

dengan jenis kelamin perempuan.

25. melakukan penilaian sepintas dengan menilai apakah bayi menangis kuat,bernafas tanpa

kesulitan,bayi bergerak aktif dan bagaimana warna kulitnya.

Hasil: Bayi lahir spontan,normal,segera menangis,bernafas tanpa kesulitan,gerakan aktif

sedikit, kulit tubuh kemerahan.

26. membersihkan dan keringkan bayi mulai dari muka, kepala, bagian tubuh lainnya kecuali

bagian tangan tanpa membersihkan verniks caseosa.Ganti handuk yang basah dengan

handuk keringdan biarkan bayi di atas perut ibu.

Hasil: bayi telah dibersihkan dan dikeringkan


62

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN NORMAL PADA Ny.

“W” UMUR 29 TAHUN GIIPIA0 39 MINGGU 5 HARI

DI PUSKESMAS KENARILANG

No.Register : 89xxx

Tanggal Masuk : 1 November 2022 Pukul 22.05 Wita

Tanggal Pengkajian : 2 November 2022 Pukul 01.35 Wita

Tanggal Partus : 2 November 2022Pukul 01.35 Wita

Nama pengkaji : Maspa

KALA III

Identitas Ibu Identitas Suami

Nama : Ny “W” Nama : Tn ”S”

Umur : 29 Tahun Umur : 36 Tahun

Nikah/Lamanya : 1 X/4 Tahun Nikah/Lamanya : 1 X/4 Tahun

Suku : Bugis Suku : Buton

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : S1 Pendidikan Terakhir : SMA

Pekerjaan : HONORER Pekerjaan : SWASTA

Alamat : Jl. Kesehatan, No.Kec. Kenarilang Alamat

: Jl. Kesehatan, No.


63

Data Subyektif (S)

1. Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah

2. Ibu tampak senang dengan kelahiran bayinya.

3. Ibu mengatakan plasenta atau ari-arinya belum lahir

Data Obyektif (O)

1. Bayi lahir spontan segera menangis, tanggal 2 November 2022 pukul 01.35 wita

dengan jenis kelamin perempuan, BBL: 3200 gram, PBL: 49 cm, A/S: 8/9

2. Kontraksi uterus baik, teraba bundar dan keras

3. Tinggi fundus uteri setinggi pusat.

4. Plasenta belum lahir

5. Kandung kemih ibu kosong

Assesmen (A)

Diagnosa : persalinan kala III

Masalah potensial : antisipasi terjadinya retensio plasenta

Planning (P)

1. memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.

Hasil :ibu hamil tunggal

2. Memberitahu ibu bahwa ia akan oksitosin agar uterus berkontraksi baik.

Hasil: ibu telah diberitahu dan ibu bersedia disuntik

3. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir,menyuntikkan oksitosin 10 unit IM di

1/3paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menuntikkan

oksitosin).
64

Hasil: oksitosin telah disuntikkan

4. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari

pusat bayi. Dengan mendorong tali pusat kearah distal (ibu) dan jepit kembali tali

pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.

Hasil: tali pusat telah diklem

5. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi),dan

lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.

Hasil: tali pusat telah digunting

6. melakukan pengikatan tali pusat dengan benang steril pada satu sisi kemudian

melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci

pada sisi lainnya. Atau dilakukan penjepitan tali pusat dengan penjepit tali pusat.

Hasil:tali pusat telah diikat dengan benang steril.

7. meletakkan bayi secara tengkurap di dada ibu agar ada kontak kulit ibu dan

bayi,Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada/perut ibu.

Usahakankepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah

dari putting payudara ibu.

Hasil: telah dilakukan

8. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan bersih lalu pasang topi dikepala

bayi.

Hasil: bayi dan ibu telah diselimuti dengan kain hangat dan bayi telah dipasangkan
topi
9. memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.

Hasil: klem telah dipindahkan


65

10. Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk

mendeteksi,sementara itu tangan lain meregangkan tali pusat.

Hasil: telah dilakukan

11. Setelah uterus berkontraksi, meregangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan

yang lain mendorong uterus kearah belakang-atas (dorso cranial) secara hati-hati

(untuk mencegah inversion uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik,

hentikan peregangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi

berikutnya dan mengulangi prosedur.

Hasil: telah dilakukan dorongan dorso cranial

12. Melakukan peregangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta

terlepas,minta ibu meneran sambil penolong meregangkan tali pusat dengan arah

sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap

lakukan tekanan dorso kranial).

Hasil: telah dilakukan

13. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-

hati, pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah jarum

jam untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput

ketuban.

Hasil : palsenta telah lahir 5 menit setelah bayi lahir pada tanggal 2 November

2022 pukul 01.40 wita

14. Segera setelah plasenta lahir,lakukan masa sepada fundus uteri dengan

menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari


66

tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras).

Hasil: telah dilakukan masa seuterus

15. memeriksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan

untukmemastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir

lengkap,dan masukan kedalam kantong plastic yang tersedia.

Hasil: plasenta lahir lengkap kotiledon dan selaput ketubannya.

16. Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan

penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.

Hasil: telah dilakukan,dan tidak terjadi laserasi pada perineum.

17. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan

pervaginam.

Hasil: telah dilakukan,dan uterus berkontraksi dengan baik teraba bundar dan

keras.

18. membiarkan bayi melakukan kontak kulit dengan ibu paling sedikit 1 jam

Hasil: telah dilakukan, dengan membiarkan bayi melakukan kontak kulit selam1

jam.

19. Setelah satu jam,melakukan penimbangan/pengukuran bayi,beri tetes mata

antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg secara intramuskuler (IM) di paha

kiri anterolateral. Hasil: bayi telah diberi tetes mata/salep mata antibiotic

profilaksis dan telah disuntikkan vitamin K secara intramuskuler dipaha kiri

antero lateral.

Hasil : penimbangan/pengukuran
67

BBL: 3200 gram PBL: 49 cm

LK : 33 cm LD : 32 cm

LP : 31 cm

20. Setelah satu jam pemberian suntikkan vitamin K, melakukan penyuntikan

imunisasi hepatitis B pada paha kanan antero lateral secara intramuscular.

Hasil: telah dilakukan penyuntikkan hepatitis B dipaha kanan antero lateral

secara intramuscular.
68

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN NORMAL PADA

Ny. “W” UMUR 29 TAHUN GIIPIA0 39 MINGGU 5 HARI

DI PUSKESMAS KENARILANG

No.Register : 89xxx

Tanggal Masuk :1 November 2022 Pukul 22.05 Wita

Tanggal Pengkajian : 2 November 2022 Pukul 01.55 Wita

Tanggal Partus : 2 November 2022 Pukul 01.35 Wita

Nama pengkaji : Maspa

KALA IV

Identitas Ibu Identitas Suami

Nama : Ny “W” Nama : Tn ”S”

Umur : 29 Tahun Umur : 36 Tahun

Nikah/Lamanya : 1 X/4 Tahun Nikah/Lamanya : 1 X/4 Tahun

Suku : Bugis Suku : Buton

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : S1 Pendidikan Terakhir : SMA

Pekerjaan : HONORER Pekerjaan : SWASTA

Alamat : Jl. Kesehatan, No. Alamat : Jl. Kesehatan, No.


69

Data Subyektif (S)

1. Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah,setelah melahirkan.

2. Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan

3. Ibu mengatakan belum BAB setelah melahirkan dan sudah BAK

Data Obyektif (O)

1. Keadaan ibu baik

2. Kesadaran composmentis

3. Tanda-tanda vital dalam batas normal

TD : 100/70 mmHg S : 36.6oC

N : 80 x/menit P : 22x/menit

4. Plasenta dan selaput ketuban telah lahir lengkap

5. Ibu tampak kelelahan setelah proses persalinan

6. Konraksi uterus baik, teraba bundar dan keras

7. Tidak terdapat robekan jalan lahir dan jumlah perdarahan± 250 cc

Assesment (A)

Diagnosa : Persalinan kala IV

Masalah potensial : ibu merasa kelelahan

Planning (P)

1. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan pencegahan perdarahan pervaginam, 15 menit pada

jam pertama pasca persalinan, dan 30 menit pada jam kedua pasca persalinan

Hasil : telah dilakukan pemantauan dan tidak terjadi perdarahan pervaginam,serta kontraksi

uterus baik teraba bundar dan keras.

2. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.


70

Hasil: telah dilakukan dan ibu mengerti yang diajarkan.

3. Mengevaluasi dan mengstimulasi jumlah kehilangan darah setiap 15 menit selama 1 jam

pasca persalinan, dan setiap 30 menit pada jam kedua pasca persalinan.

Hasil : jumah perdarahan tanggal 2 November 2022 pada pukul 03.25 wita adalah 250 cc

4. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital ibu (kecuali pernapasan),tinggi fundus

uteri,kontraksi uterus dan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pasca persalinan dan

setiap 30 menit pada jam ke 2 pasca persalinan.

Hasil:

Jam Waktu TD Nadi(x Suhu Tinggi Kontraksi Kandu Perdara


(wita) (mmHg) /menit) Fundus uterus ngke han
Uteri mih
01.40 wita 100/80 80x/i 1 Jrbpst baik Kosong 50 cc
01.55 wita 100/80 80x/i 1 Jrbpst baik Kosong 50 cc
I 02.10 wita 100/80 80x/i 36.6oC 1 Jrbpst baik Kosong 50 cc
02.25 wita 100/80 80x/i 1 Jrbpst baik Kosong 30 cc
02.55 wita 110/80 82x/i 2 Jrbpst baik Kosong 20 cc
II 03.25 wita 110/70 82x/i 36.6oC 2 Jrbpst baik 50 cc

3. memeriksa kembali bayi untuk memeasikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60x/menit)

serta suhu tubuh normal yaitu (36.5oc-37.5oc)

Hasil: telah dilakukan pemeriksaan dan bayi bernafas normal dengan pernapasan 54 x/menit

dan suhu tubuh yaitu 36.6oC.

4. menempatkan semua peralatan bekas pakai kedalam larutan klorin 0.5% untuk

didekontaminasi (selama 10 menit).Cuci dan bilas setelah didekontaminasi.

Hasil: telah dilakukan,dan peralatan telah direndam dilarutan klorin untuk di dekontaminasi.

5. membuang bahan-bahan yang terkontaminasi kedalam tempat sampah yang sesuai.

Hasil:telah dilakukan

6. membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban,lender dan

darah.dan bantu ibu memakai pakaian bersih dan kering.


71

Hasil: ibu telah dibersihkan,dan ibu telah memakai pakaian bersih dan kering.

7. memastikan ibu merasa aman dan nyaman. Bantu ibu untuk memberikan ASI kepada

bayinya,dan anjurkan keluarga untuk memberi minuman dan makanan yang diinginkan.

Hasil : ibu telah merasa nyaman, ibu telah menyusui bayinya, dan ibu telah makan dan

minum di bantu oleh keluarga.

8. mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0.5 %

Hasil: telah dilakukan

9. mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0.5 %, dan buka secara terbalik

dengan bagian dalam ke luar, lalu rendam dalam laruran klorin 0.5 % selama 10 menit.

Hasil: telah dilakukan

10. mencuci kedua tangan dengan sabun dibawah air mengalir dengan menggunakan teknik

cuci tangan 7 langkah.

Hasil: telah dilakukan dan tengan telah dicuci.

11. melengkapi partograf (halaman depan dan belakang)

Hasil: partograf telah di lengkapi.


72

ASUHAN KEBIDANAN KEADAAN IBU DAN BAYI BARU LAHIR NORMAL

2 JAM PP DI PUSKESMAS KENARILANG

Data Subjektif (S)

1. Ibu melahirkan tanggal 02 November 2022 pukul 01.35 wita

2. Ibu merasa Lelah setelah melahirkan

3. Adanya pengeluaran darah dari jalan lahir

4. Ibu mengatakan bayi nya sudah mau menetek

Data Objektif (O)

1. Ada pengeluaran ASI saat putting di pencet

2. Pengeluaran lochia rubra

3. Tanda tanda vital pada baibu dan bayi

KEADAAN IBU

KU Baik
TENSI 110/80mmhg
UC/FU 2jrbpst
Perdarahan -+ 150cc
Keluhan merasa lelah setelah proses melahirkan
Obat-Obatan Fe 1x1, asmef 3x1

KEADAAN BAYI

KU Baik
BB/TB 3200gram
Suhu 36.8oc
BAB/BAK sudah BAK, belum BAB selama pengkajian
Minum iya, ASI eksklusif

4. Tali pusat masih basah dan terbungkus dengan kasa steril

5. Refleks mengisap dan menelan baik.


73

Assesment (A)

- Ny “W” P1A0 2 jam PP

Diagnosa Potensial

- Potensial terjadi infeksi tali pusat pada bayi

Planning (P)

Tanggal 02 November 2022 jam : 03.30 wita

a. Setelah 2 jam PP

1) Menjelaskan pada ibu cara mengetahui baik tidak nya kontraksi uterus

Hasil : ibu mengerti bahwa kontraksi baik apabila perut teraba keras dan bulat

2) Mengobservasi tanda-tanda vital ibu

Hasil :

TD : 110/70mmhg Nadi : 80x/m

S : 36.5oc P : 22x/m

3) Mengobservasi TFU, kontraksi uterus, dan pengeluaran lochia setiap hari

Hasil : tfu 1 jrbpst, kontraksi uterus baik, pengeluaran lochia rubra

4) Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini

Hasil : Ibu sudah miring kiri/ kanan di atas tempat tidur, dan sudah bisa jalan ke kamar

mandi

5) Menganjurkan ibu untuk makanan bergizi seimbang

Hasil : ibu mengerti anjuran yang di berikan

b. Keadaan umum bayi baik

Hasil :

1) Memantau tanda-tanda vital bayi. Suhu = 36.8oc pernapasan :40x/m, DJA 130x/m
74

2) Memantau aktivitas bayi : bayi terlihat kuat menetek, BAK lancer (-+ 2 kali selama

pengkajian ) BAB baik ( 1kali selama pengkajian ) refleks mengisap dan menelan baik

c. Potensial terjadi infeksi tali pusat pada bayi

1) Memantau adanya tanda-tanda infeksi pada tali pusat bayi

Hasil : tidak ada tanda=tanda infeksi, suhu tubuh normal, 26.8oc, tali pusat tidak merah

dan berbau.

d. Memberikan penjelasan dan simulasi perawatan bayi sehari-hari

Hasil : ibu mengerti dan berusaha untuk merawat sendiri bayinya


75
76
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menguraikan pembahasan tenatang asuhan kebidanan pada Ny “W”

dengan persalinan normal di Puskesmas Kenarilang. Asuhan ini dilakukan selama satu hari

yang dimulai saat pasien masuk di puskesmas sampai pasien pindah keruangan nifas, dimana

asuhan yang dilakukan berlanjut pada proses pengakhiran kehamilan yang mencakup kala I-

IV persalinan.

Dalam hal ini,pembahasan akan diuraikan secara narasi berdasarkan pendekatan

asuhan kebidanan dengan tujuh langkah varney yaitu : pengumpulan data dasar,merumuskan

diagnosis atau masalah aktual,merumuskan diagnosis atau masalah potensial,melaksanakan

tindakan segera atau kolaborasi,merencanakan tindakan asuhan kebidanan,melakukan

tindakan asuhan kebidanan,dan mengevaluasi asuhan kebidanan.

4.1 Langkah I. Identifikasi Data Dasar

Pada langkah ini,kegiatan yang dilakukan adalah pengkajian dengan

mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi klien secara lengkap.

Dimana data yang dikumpulkan berupa keluhan klien, riwayat kesehatan klien,

pemeriksaan fisik secara lengkap sesuai dengan kebutuhan, meninjau catatan terbaru atau

catatan sebelumnya,meninjau data laboratorium.Pada langkah ini dikumpulkan semua

informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Pada

langkah ini, bidan mengumpulkan data dasar awal secara lengkap (Betty mangkuji dkk,

2014:5).

Kegiatan pengumpulan data dimulai saat klien masuk dan dilanjutkan secara terus

menerus selama proses asuhan kebidanan berlangsung. Data dapat dikumpulakan dari

berbagai sumber yang dapat memberikan informasi paling akurat yang dapat diperoleh

secepat mungkin dan upaya sekecil mungkin. Pasien adalah sumber informasi yang

77
78
paling akurat dan ekonomis yang disebut dengan sumber data primer. Sumber data

alternatif atau sumber data skunder adalah data yang sudah ada, praktikan kesehatan lain,

dan anggota keluarga.

Tekhnik pengumpulan data ada tiga yaitu, 1) Obserfasi, 2) Wawancara 3)

Pemeriksaan. Obserfasi adalah pengumpulan data melalui indra penglihatan (perilaku,

tanda fisik, kecacatan, ekspresi wajah), pendengaran (bunyi batuk, bunyi nafas),

penciuman (bau nafas, bau luka), perdaban (suhu badan, nadi). Wawancara dimana

pembicaraan terarah yang umumnya dilakukan pada pertemuan tatap muka.Dalam

wawancara yang penting di perhatikan adalah data yang ditanyakan di arahkan data yang

relefan. Dan Pemeriksaan, dimana pengumpulan data yang dilakukan dengan memakai

instrument/alat mengukur. Dengan tujuan untuk memastikan batas dimensi angka, irama

kuantitas. Misalnya pengukuran tinggi badan dengan meteran,berat badan dengan

timbangan, tekanan darah dengan tensi meter (Dwi Asri, 2012 :27-28).

Dalam tahapan pengakajian, penulis tidak mendapat hambatan. Hal ini dapat

dilihat dari profesi ibu yang dapat menerima kehadiran penulis saat pengumpulan data

sampai tindakan yang diberikan.Ibu menunjukan sikap terbuka dan menerima anjuran

serta saran yang diberikan oleh penulis maupun tenaga medis lainnya dalam memberikan

asuhan kebidanan.

Tindakan yang pertama kali dilakukan di Puskesmas Kenarilang yakni

pengumpulan data subjektif yang terdiri dari alasan utama ibu masuk ke puskesmas,

riwayat keluhan utama, riwayat menstruasi, riwayat perkawinan, riwayat kehamilan

sekarang,riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu,riwayat nifas yang lalu,riwayat

kesehatan sekarang dan yang lalu, riwayat penyakit keluarga, riwayat social ekonomi,

psikososial dan spiritual, riwayat KB, serta riwayat kebutuhan dasar ibu. Sementara itu,

dilakukan pula pengumpulan data secara objektif yang terdiri dari pemeriksaan umum
79
ibu,pemeriksaan fisik (head to toe), dan pemeriksaan dalam.

Ny “W” usia 29 Tahun, GIIPIA0, datang ke puskesmas pada pukul 22.05 wita

dengan keluhan nyeri pada perut bagian bawah yang menjalar kepinggang, yang disertai

dengan adanya pelepasan lendir bercampur dengan darah sejak tanggal 1 November

2022 pukul 16.10 wita, dan rasa nyeri yang dirasakan oleh ibu hilang timbul dan semakin

lama semakin sering dan bertambah kuat, pasien mengatakan selama hamil pergerakan

janinnya kuat dan bergerak pada bagian sebelah kiri perut ibu, pasien mengatakan

melakukan kunjungan antenatalcare (ANC) sebanyak 7 x di Pusksemas, pasien

mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 30 Januari 2022, dan usia kehamilannya

sekarang sudah mencapai ±9 bulan, pasien mengatakan selama hamil ia tidak pernah

merasakan nyeri perut yang hebat.

Pasien tidak pernah mengalami trauma selama kehamilan yang sekarang maupun

kehamilan yang lalu,pasien tidak pernah mengalami penyulit dan trauma selama

persalinan dan nifas yang lalu, pasien tidak memiliki riwayat penyakit seperti

hipertensi,asma jantung,diabetes dan penyakit menular lainnya,pasien tidak memiliki

riwayat mengomsumsi obat-obatan selama hamil tanpa resep dari bidan/dokter, pasien

mengatakan pernah menggunakan alat kontrasepsi berupa suntik pil mulai dari anak

pertama dan pasien berhenti ber KB karena mersa tidak cocok ber kb, Pasien tidak

pernah mengalami penyakit yang serius dan tidak pernah dirawat di rumah rumah sakit

maupun di puskesmas, Selama hamil, nutrisi pasien terpenuhi dengan baik,istirahat

cukup,aktivitas pasien tetap melakukan pekerjaan rumah tangga,melakukan hubungan

seksual 2 minggu yang lalu.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran komposmentis, keadaan umumbaik,

tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80x/menit, pernapasan 22x/menit, dan suhu 36,7°C.

Ekspresi wajah tampak cemas, tidak tenang dan menahan sakit serta tidak ada edema dan
80
pembengkakan pada wajah,kedua konjungtiva mata tidak anemis dan tidak ikterik, tidak

ada pembesaran pada kelenjar tiroid, limfe dan vena jugularis,payudara tampak

simetris,hiper pigmentasi pada areola mammae. Pemeriksaan abdomen didapatkan

kesanya itu tinggi fundus uteri (TFU) 3 jari dibawah Prosesus Xipoideus, 39 cm, teraba

bokong dan sesuai usia kehamilan 39 minggu,punggung kanan,presentasi kepala,situs

memanjang,bergerak dalam panggul (BDP) dengan penurunan bagian terbawah janin

3/5, pada auskultasi terdengar denyut jantung janin dengan frekuensi 138x/menit,janin

intrauterine,tuggal dan hidup.

Pada pemeriksaan dalam pertama tanggal 1 November 2022 pukul 22.15 wita

yaitu tidak ditemukan kelainan pada vulva dan vagina, keadaan portio lunak dan

tipis,terdapat pembukaan 7 cm, ketuban masih utuh, presentase kepala yaitu ubun-

ubunkecil kanan lintang, penurunan hodge II, tidak ada molase dan penumbungan, serta

kesan panggul normal. Pemeriksaan dalam kedua tanggal 2 November 2022 pukul 01.30

didapatkan hasil tidak ditemukan kelainan pada vulva dan vagina, keadaan portio lunak

dan tipis, terdapat pembukaan lengkap, ketuban sudah pecah dengan warna air ketuban

jernih, presentase kepala yaitu ubun-ubun kecil sudah dibawah simpisis, penurunan

hodge IV,tidak ada molase dan penumbungan,serta kesan panggul normal.

Hasil pemeriksaan usia kehamilan dilihat dengan menggunakan rumus neagle,

mulai dari hari pertama haid terakhir tanggal sampai tanggal pengkajian, maka umur

kehamilan 39 minggu 5 hari (Prawirohardjo, 2014:279). Pada pemeriksaan abdomen,

tampak adanya linea nigra dan striae alba yang menandakan kehamilan lebih dari satu

dan otot perut sudah kendor, terdapatnya denyut jantung janin dan terabanya bagian-

bagian janin pada saat palpasi merupakan salah satu dari tanda-tanda pasti kehamilan

(prawirohardjo, 2014:179).

Pada pemeriksaan leopold untuk menentukan tinggi fundus uteri dilakukan pada
81
saat uterus tidak sedang berkontraksi, dengan posisi ibu setengah duduk, lalu mulai

melakukan pengukuran dengan menempelkan ujung pita dari tepi atas simfisis pubis dan

puncak fundus uteri hal tersebut dilakukan untuk menilai tinggi fundus uteri apakah

tinggi fundus uteri sesuai dengan usia kehamilan atau tidak, dan untuk menentukan

presentasi janin dilakukan dengan mempertimbangkan bentuk,ukuran, dan kepadatan

bagian tersebut, jika dalam perabaan pada fundus uteri bulat, keras dan melenting maka

dapat dikatakan sebagai presentasi bokong karena kepala janin berada pada bagian

fundus atau jika pada bagian fundus uteri teraba lunak, kurang melenting,dapat dikatakan

presentasi kepala (Ai Nursiah,dkk, 2014:75-76).

Untuk menilai penurunan kepala janin dilakukan dengan menghitung proporsi

bagian terbawah janin yang masih berada diatas shympisis dan dapat diukur dengan lima

jari tangan (per limaan), bagian diatas shympisi adalah proporsi yang belum masuk pintu

atas panggul (PAP) dan sisanya telah memasuki pintu atas panggul(PAP) (Widia,

2015:64).

Didalam kehamilan,janin dikatakan tunggal jika pembesaran perut sesuai dengan

usia kehamilan. Saat palpasi teraba satu kepala dan satu punggung, sedangkan auskultasi

denyut jantung janin terdengar jelas, kuat dan teratur pada kuadran kiri bawah perut ibu

(Baety, 2012 : 10-11). Adanya gerakan janin dan denyut jantung janin (DJJ) merupakan

tanda bahwa janin hidup. Janin yang dalam keadaan sehat,bunyi jantungnya teratur dan

frekuensinya antara 120-160 kali per menit, selain itu tanda janin hidup juga dapat dilihat

dari pergerakan janin yang dirasakan kuat oleh ibu satu kali perjam atau lebih dari 10

kali perhari dan pembesaran uterus menandakan janin hidup dan bertumbuh

(Prawirohardjo, 2014:285).

Pada persalinan kala I yang ditandai dengan adanya his atau kontraksi dimana

mempunyai ciri seperti, pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan, his yang bersifat
82
teratur,interval semakin pendek dan kekuatannya semakin besar, mempunyai pengaruh

terhadap perubahan serviks.Selain his,persalinan juga ditandai dengan adanya

pengeluaran lendir dari kanalis servikalis karena terjadi pembukaan dan pengeluaran

darah dikarena kapiler pembuluh darah pecah.

Persalinan juga dapat disebabkan oleh pengeluaran cairan ketuban yang sebagian

besar baru pecah menjelang pembukaan lengkap dan tanda inpartu,meliputi adanya

bloody show, peningkatan rasa sakit, perubahan bentuk serviks,pendataran serviks,

pembukaan serviks (dilatasi), pengeluaran cairan yang banyak atau selaput ketuban yang

pecah dengan sendirinya (Nurul jannah,2017 :3).

Berdasarkan uraian di atas terdapat persamaan antara teori dengan gejala yang

timbul pada kala I persalinan normal. Halini membuktikan bahwa tidak ditemukan

adanya kesenjangan antara teori dan kasus.

Berdasarkan pengkajian asuhan kebidanan pada kala II yang telah didapatkan

pada kasus Ny“W” didapatkan data subjektif Ibu merasakan adanya desakan untuk

mendorong yang tidak bias lagi ditahan-tahan,dimana ibu mulai mengatur napas dengan

lebih banyak menahannya atau mengguma selama kontraksi, kontraksi sudah tidak

begitu sering dirasakan, namun setiap kontraksi yangtersisa sangat kuat dan semakin

kuat, suasana hati ibu sudah mulai berubah dimana ibu merasa mengantuk dan kelelahan

dan ia juga mulai fokus pada persalinannya, ibu merasakan adanya tekanan pada anus

dan ibu merasakan kepala bayinya seperti mulai menyembul mau keluar lewat

vaginanya.

Data objektif pada kasus Ny “W” yang didapat dimana tampak perineum

menonjol, vulva-vagina dan sfingter ani mulai membuka, meningkatnya produksi

pengeluaran lender bercampur dengan darah dan pada pemeriksaan tanda pasti kala II

ditentukan melalui pemeriksaan dalam yang hasilnya pembukaan serviks telah lengkap
83
dan terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina. Sedangkan teori

menerangkan bahwa Kala II dimulai sejak pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi,

gejala dan tanda kala II yaitu dimana kontraksi uterus menjadi lebih kuat dan sering(± 2-

3 menit 1 kali) dan timbul rasa mengedan, dimana air ketuban yang keluar membuat

dinding uterus menjadi lebih dekat dengan fetus,sehingga kekuatan kontrakis lebih

intensif untu mendorong keluar fetus,dan juga vagina yang merengang karena turunnya

kepala bayi akan membuat kotraksi menjadi lebih baik.

Tanda dan gejala kala II juga di tandai dengan adanya pembukaan lengkap (tidak

teraba lagi bibir porsio), ini terjadi karena adanya dorongan bagian terbawahjanin yang

masuk kedalam dasar panggul karena kontraksi uterus yang kuat sehingga porsio

membuka secara perlahan, his yang lebih sering dan kuat (± 2-3 menit 1 kali) dan timbul

rasa mengedan, karena biasanya dalam hal ini bagian terbawah janinmasuk ke dasar

panggul sehingga terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris

menimbulkan rasa mengedan, adanya pengeluaran darah bercampur lendir, disebabkan

oleh adanya robekan serviks yang meregang, pecahnya kantung ketuban, karena

kontraksi yang menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan yang besaran tara tekanan

didalam uterus dan diluar uterus sehingga kantun ketuban tidak dapat menahan tekanan

isi uterus akhirnya kantung ketuban pecah, anus membuka, karena bagian terbawah janin

masuk kedasar panggul sehingga menekan rectum dan rasa buang air besar, hal ini

menyebabkan anus membuka, vulva terbuka, perineum menonjol, karena bagian

terbawah janin yang sudah masuk PBP dan di tambah pula dengan adanya his serta

kekuatan mengedan menyebabkan vulva terbuka dan perineum menonjol,karena

perineum bersifat elastic, bagian terdepan anak kelihatan pada vulva, karena

labiamembuka, perineum menonjol menyebabkan bagian terbawah janin terlihat

divulva,karena ada his dan tenaga mengedan menyebabkan bagian terbawah janin dapat
84
dilahirkan (Widia, 2015:129-130). Berdasarkan pegkajian yang di lakukakn pada Ny

“W” di kala II tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus nyata.

Berdasarkan pengkajian data asuhan kebidanan persalinan kala III pada kasus Ny

“W” didapatkan data subjektif ibu lelah setelah melahirkan dan merasakan nyeri pada

perut bagian bawah,dan pada data objektif didapatkan dari hasil pemeriksan yaitu bayi

lahir spontan pada tanggal 2 November 2022, jam 01.35 wita,kontraksi uterus baik

(teraba keras dan bundar) tinggi fundus uteri setinggi pusat perdarahan ± 250 cc, kala II

berlangsung selama ± 15 menit tanpa ada penyulit serta tali pusat masih nampak divulva.

Pada teori menjelaskan bahwa Kala III dimulai sejak bayi lahir sampai lahirnya

plasenta atau uri. Partus kala III disebut juga kala uri.Kala III merupakan periode waktu

dimana penyusutan volume rongga uterus setelah kelahiran bayi. Penyusutan ukuran ini

menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlengketan plasenta.Oleh karena tempat

perlengektan menjadi kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka plasenta

menjadi berlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus (Ina Kuswanti, dkk

2014:199).

Berdasarkan pegkajian yang di lakukakn pada Ny “W” di kala III tidak ditemukan

kesenjangan antara teori dan kasus nyata.

Dan berdasarkan data pengkajian asuhan kebidanan pada kasus Ny”W”dengan

perlangsungan kala IV didapatkan data subjektif ibu merasa lelah setelah persalinannya

dan ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah dan pada data objektif didapatkan hasil kala

III berlangsung ± 5 menit ,plasenta lahir lengkap tanggal 2 November 2022 jam 01.40

wita, tinggi fundus uteri setinggi pusat, kontraksi uterus baik (teraba keras dan bundar),

perdarahan± 250 cc dan kandung kemih kosong.

Teori menjelaskan Kala IV ditetapkan sebagai waktu dua jam setelah plasenta

lahir lengkap, hal ini dimaksudkan agar dokter, bidan atau penolong persalinan masih
85
mendampingi wanita setelah persalinan selama 2 jam (2 jam post partum). Dengan cara

ini kejadian-kejadian yang tidak diinginkan karena perdarahan postpartum dapat

dikurangi atau dihindarkan (Dwi Asri,dkk 2012: 95). Berdasarkan pegkajian yang

dilakukakn pada Ny “W” di kala IV tidak di temukan kesenjangan antara teori dan

kasus nyata

Berdasarkan uraian di atas yang dimulai dari kala I persalinan sampai kala IV

persalinan, terdapat persamaan antara teori dengan gejala yang timbul pada kasus

persalinan normal. Hal ini membuktikan bahwa tidak ditemukan adanya kesenjangan

antara teori dan kasus.

4.2 Langkah II. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual

Pada langkah ini kegiatan yang dilakukan adalah menginterpretasikan semua data

yang telah dikumoulkan sehingga ditemukan diagnosis atau maslah. Diagnosisyang

dirumuskan adalah diagnosisi dalam lingkup praktik kebidanan yang tergolong pada

momen klatur standar diagnosis,sedangkan perihal yang berkaitan dengan pengalaman

klien ditemukan hasil pengkajian(Betty mangkuji dkk,2014:5).

Hasil pengkajian data subjektif dan objektif yang diperoleh menunjukkan

diagnosis inpartu kala I fase aktif dimana pasien datang pada tanggal 1 November 2022

pukul 22.05 wita, dengan keluhan nyeri pada perut bagian bawah yang

menjalarkepinggang, yang di sertai dengan adanya pelepasan lendir bercampur dengan

darah sejak tanggal 1 November 2022 pukul 16.10 wita dan rasa nyeri yang dirasakan

oleh ibu hilang timbul dan semakin lama semakin sering dan bertambah kuat, kehamilan

ibu adalah kehamilan yang kelima dan tidak pernah keguguran sebelumnya,ibu

mengtakan usia kehamilannya sekarang sudah mencapai ±9 bulan.

Riwayat kesehatan yang lalu, Ny”W” tidak pernah mengalami penyakit yang

serius dan dirawat dirumah sakit ataupun dipuskesmas. Pemeriksaan abdomen


86
didapatkan kesan yaitu tinggi fundus uteri (TFU) 3 jari dibawah Prosesus Xipoideus dan

39 cm sesuai usia kehamilan 39 minggu,punggung kanan,presentasi kepala,situs

memanjang, bergerak dalam panggul (BDP),terdengar denyut jantung janin dengan

frekuensi 138x/menit,janin intrauterine,tuggal dan hidup.Pemeriksaan dalam tidak

ditemukan kelainan, keadaan portio lunak dan tipis, terdapat pembukaan 7 cm,ketuban

masih utuh, presentase kepala yaitu ubun-ubun kecil kanan lintang, penurunan hodge II,

tidak ada molase dan penumbungan, serta kesan panggul normal.

Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa persalinan normal merupakan proses

pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus kedunia luar atau

persalinan dan kelahiran normal merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),lahir spontan dengan peresentasi belakang

kepala yang berlangsung dalam18 jam,tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Nurul

jannah, 2017:1).

Umumnya pasien in partu akan mengeluh nyeri perut bagian bawah yang

menjalar kepinggang,hal tersebut terjadi dimana adanya kontraksi uterus yang

menyebabkan terjadinya penipisan atau dilatasi serviks (Prawirohardjo, 2014 :

297).Selain adanya kontraksi atau his, persalinan juga ditandai dengan adanya

pengeluaran lender dari kanalis servikalis karena terjadi pembukaan dan pengeluaran

darah dikarenakan kapiler pembuluh darah pecah (Frisca Tresnawati,2012:11).

Pada pemeriksaan abdomen, tampak adanya linea nigra dan striae alba yang

menandakan kehamilan lebih dari satu dan otot perut sudah kendor,terdapatnya denyut

jantung janin dan terabanya bagian-bagian janin pada saat palpasi merupakan salah satu

dari tanda-tanda pasti kehamilan (prawirohardjo, 2014:179).

Pada pemeriksaan leopold untuk menentukan tinggi fundus uteri dilakukan pada

saat uterus tidak sedang berkontraksi, dengan posisi ibu setengah duduk, lalu mulai
87
melakukan pengukuran dengan menempelkan ujung pita dari tepi atas simfisis pubis

dan puncak fundus uteri hal tersebut dilakukan untuk menilai tinggi fundus uteri apakah

tinggi fundus uteri sesuai dengan usia kehamilan atau tidak, dan untuk menentukan

presentasi janin dilakukan dengan mempertimbangkan bentuk, ukuran,dan kepadatan

bagian tersebut, jika dalam perabaan pada fundus uteri bulat, keras dan melenting maka

dapat dikatakan sebagai presentasi bokong karena kepala janin berada pada bagian

fundus atau jika pada bagian fundus uteri teraba lunak, kurang melenting,dapat

dikatakan presentasi bokong (Ai Nursiah, dkk,2014:75-76).

Untuk menilai penurunan kepala janin dilakukan dengan menghitung proporsi

bagian terbawah janin yang masih berada diatas shympisis dan dapat diukur dneganlima

jari tangan (per limaan), bagian diatas shympisi adalah proporsi yang belummasukpintu

atas panggul (PAP) dan sisanya telah memasuki pintu atas panggul(PAP).(Widia, 2015

:64).

Didalam kehamilan, janin dikatakan tunggal jika pembesaran perut sesuai dengan

usia kehamilan. Saat palpasi teraba satu kepala dan satu punggung, sedangkan auskultasi

denyut jantung janin terdengar jelas, kuat dan teratur pada kuadran kiribawah perut ibu

(Baety, 2012: 10-11).

Adanya gerakan janin dan denyut jantungjanin (DJJ) merupakan tanda bahwa

janin hidup. Janin yang dalam keadaan sehat,bunyi jantungnya teratur dan frekuensinya

antara 120-160 kali per menit, selain itu tanda janin hidup juga dapat dilihat dari

pergerakan janin yang dirasakan kuat oleh ibu satu kali perjam atau lebih dari 10 kali per

hari dan pembesaran uterus menandakan janin hidup dan bertumbuh (Prawirohardjo,

2014:285).

Pada persalinan kala I yang ditandai dengan adanya his atau kontraksi dimana

mempunyai ciri seperti,pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan,his yang bersifat
88
teratur,interval semakin pendek dan kekuatannya semakin besar,mempunyai pengaruh

terhadap perubahan serviks. Selain his, persalinan juga ditandaidengan adanya

pengeluaran lendir dari kanalis servikalis karena terjadi pembukaan dan pengeluaran

darah dikarena kapiler pembuluh darah pecah.

Persalinan juga dapat disebabkan oleh pengeluaran cairan ketuban yang sebagian

besar baru pecah menjelang pembukaan lengkap dan tanda inpartu,meliputu adanya

bloody show, peningkatan rasa sakit, perubahan bentuk serviks,pendataran serviks,

pembukaan serviks (dilatasi), pengeluaran cairan yang banyak atau selaput ketuban yang

pecah dengan sendirinya(Nurul jannah, 2017:3).

Berdasarkan uraian diatas maka diagnosis pada kasus kala I tersebut adalah

GIIPIA0, 39 minggu 5 hari, presentase kepala, situs memanjang, bergerak dalam

panggul (BDP),intra uterin, tunggal, hidup dengan kala I fase aktif.

Berdasarkan pengkajian asuhan kebidanan pada kala II yang telah didapatkan

pada kasus Ny“W”didapatkan data subjektif Ibu merasakan adanya desakan untuk

mendorong yang tidak bias lagi ditahan-tahan,dimana ibu mulai mengatur napas dengan

lebih banyak menahannya atau menggumam selama kontraksi, kontraksi sudah tidak

begitu sering dirasakan, namun setiap kontraksi yang tersisa sangat kuat dan semakin

kuat, suasana hati ibu sudah mulai berubah dimana ibu merasa mengantuk dan kelelahan

dan ia juga mulai fokus pada persalinannya, ibu merasakan adanya tekanan pada anus

dan ibu merasakan kepala bayinya seperti mulai menyembul mau keluar lewat

vaginanya.

Data objektif pada kasus Ny “W” yang didapat dimana tampak perineum

menonjol, vulva-vagina dan sfingter ani mulai membuka, meningkatnya produksi

pengeluaran lendir bercampur dengan darah dan pada pemeriksaan tanda pasti kala II

ditentukan melalui pemeriksaan dalam yang hasilnya pembukaan servik stelah lengkap
89
dan terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina. Sedangkan teori

menerangkan bahwa Kala II dimulai sejak pembukaan lengkap sampai lahirnya

bayi,gejala dan tanda kala II yaitu dimana kontraksi uterus menjadi lebih kuat dan

sering(± 2-3 menit 1 kali) dan timbul rasa mengedan, dimana air ketuban yang keluar

membuat dinding uterus menjadi lebih dekat dengan fetus,sehingga kekuatan kontraksi

lebih intensif untuk mendorong keluar fetus,dan juga vagina yang merengang Karena

turunnya kepala bayi akan membuat kotraksi menjadi lebih baik.

Tanda dan gejala kala II juga di tandai dengan adanya pembukaan lengkap (tidak

teraba lagi bibir porsio), ini terjadi karena adanya dorongan bagian terbawah janin yang

masuk kedalam dasar panggul karena kontraksi uterus yang kuat sehingga porsio

membuka secara perlahan, his yang lebih sering dan kuat (± 2-3 menit 1 kali) dan timbul

rasa mengedan, karena biasanya dalam hal ini bagian terbawah janinmasuk ke dasar

panggul sehingga terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris

menimbulkan rasa mengedan,

Adanya pengeluaran darah bercampur lendir, disebabkan oleh adanya robekan

serviks yang meregang, pecahnya kantung ketuban, karena kontraksi yang menyebabkan

terjadinya perbedaan tekanan yang besaran antara tekanan didalam uterus dan diluar

uterus sehingga kantung ketuban tidak dapat menahan tekanan isi uterus akhirnya

kantung ketuban pecah, anus membuka, karena bagian terbawah janin masuk kedasar

panggul sehingga menekan rectum dan rasa buang air besar, hal ini menyebabkan anus

membuka, vulva terbuka, perineum menonjol, karena bagian terbawah janin yang sudah

masuk PBP dan di tambah pula dengan adanya his serta kekuatan mengedan

menyebabkan vulva terbuka dan perineum menonjol,karena perineum bersifat elastic,

bagian terdepan anak kelihatan pada vulva, karena labiamembuka, perineum menonjol

menyebabkan bagian terbawah janin terlihat divulva,karena ada his dan tenaga mengedan
90
menyebabkan bagian terbawah janin dapat dilahirkan (Widia, 2015:129-130).

Berdasarkan uraian diatas maka diagnosis pada kasus kala II tersebut adalah

GIIPIA0,39 minggu 5 hari, dengan Persalinan kala II.

Berdasarkan pengkajian data asuhan kebidanan persalinan kala III pada kasus Ny

“W” didapatkan data subjektif ibu lelah setelah melahirkan dan merasakan nyeri pada

perut bagian bawah,dan pada data objektif didapatkan dari hasil pemeriksan yaitu bayi

lahir spontan pada tanggal 2 November 2022, jam 01.35 wita,kontraksi uterus baik

(teraba keras dan bundar) tinggi fundus uteri setinggi pusat perdarahan ± 250 cc, kala II

berlangsung selama ± 5 menit tanpa ada penyulit serta tali pusat masih nampak divulva.

Pada teori menjelaskan bahwa Kala III dimulai sejak bayi lahir sampai lahirnya

plasenta atau uri. Partus kala III disebut juga kala uri.Kala III merupakan periode waktu

dimana penyusutan volume rongga uterus setelah kelahiran bayi. Penyusutan ukuran ini

menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlengketan plasenta. Oleh karena tempat

perlengektan menjadi kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka plasenta

menjadi berlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus (Ina Kuswanti, dkk

2014:199).

Berdasarkan uraian kasus Ny “W” diatas maka diagnosis pada kasus kala III

tersebut adalah GIIPIA0 dengan Persalinan kala III.

Dan berdasarkan data pengkajian asuhan kebidanan pada kasus Ny”W”dengan

persalinan kala IV didapatkan data subjektif ibu merasa lelah setelah persalinannya dan

ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah dan pada data objektif didapatkan hasil kala III

berlangsung ± 5 menit ,plasenta lahir lengkap tanggal 2 November 2022 jam 01.40 wita,

tinggi fundus uteri setinggi pusat, kontraksi uterus baik (teraba keras dan bundar),

perdarahan ±250 cc dan kandung kemih kosong.

Teori menjelaskan Kala IV ditetapkan sebagai waktu dua jam setelah plasenta
91
lahir lengkap, hal ini dimaksudkan agar dokter, bidan atau penolong persalinan masih

mendampingi wanita setelah persalinan selama 2 jam (2 jam post partum). Dengan cara

ini kejadian-kejadian yang tidak diinginkan karena perdarahan postpartum dapat

dikurangi atau dihindarkan (Dwi Asri,dkk 2012: 95). Berdasarkan pegkajian yang

dilakukakan pada Ny “W” di kala IV maka diagnosis pada kasus kala IV tersebut adalah

GIIPIA0,dengan Persalinan kala IV.

Berdasarkan uraian diatas maka diagnosis pada kasus tersebut adalah GIIPIA0,

39 minggu 5 hari, intrauterin, dengan persalinan normal. Demikian penerapan tinjauan

pustaka dan kasus pada Ny“W”secara garis besar tampak adanya persamaan antar teori

dengan diagnosis actual yang ditegakkan sehingga memudahkan memberikan tindakan

selajutnya.

4.3 Langkah III Antisipasi Diagnosa/Masalah Potensial

Pada langkah ini, kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain

berdasarkan rangkaian diagnosis dan masalah yang sudah teridentifikasi. Langkah ini

membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan

dapat waspada dan bersiap-siap bila diagnose/masalah potensial ini benar-benar terjadi

(Frisca Tresna wati, 2012:3-4).

Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan

pencegahan,sambil mengamati klien,bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila

diagnosa/masalah potensial ini benar-benar terjadi dan dilakukan asuhan yang aman.

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain

berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang sudah diidentifikasi. Langkah ini

membutuhkan antisipasi,bila memungkinkan dilakukan pencegahan,sambil mengamati

klien,bidan dapat diharapkan bersiap-siap bila diagnose/masalah potensial ini benar-

benar terjadi. Pada langkah ini penting sekali melakukan asuhan yang aman.
92
Dalam mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial dilakukan pengantisi

pasian penanganan yang kemungkinan muncul pada kala I yaitu terjadinya kala I lama,

peningkatan atau penurunan tanda-tanda vital, DJJ kurang dari 100 atau lebih dari 180

kali/menit, terjadinya perdarahan pervaginam selain dari lendir dan darah, ketuban pecah

yang bercampur dengan mekonium kental yang disertai dengan tanda gawat janin,

kontraksi uterus kurang dari 2 kontraksi dalam 10 menit dan berlangsung kurang dari 20

detik serta tidak di temukan perubahan serviks dalam 1-2 jam, pembukaan serviks

mengarah ke sebelah kanan garis waspada pada partograf,dan dapat mengakibatkan

terjadinya infeksi jalan lahir dikarenakan jalan lahir terbuka,maka dapat terjadi infeksi

pada ibu apabila terlalu sering dilakukan pemeriksaan dalam.

Dan berdasarkan pengkajian hasil asuhan kebidanan pada Ny “W” tidak

didapatkan data penunjang terjadinya diagnosa petensial dimana pada kasus Ny “W”

didapatkan data objektif berdasarkan pemeriksaan yang di lakukan di dapatkan hasil Usia

39 minggu 5 hari, Tanda-tanda vital, Tekanan darah 110/70 mmHg, Suhu 36,7 ◦C, Nadi

80 x/menit, Pernapasan 22 x/menit, dan pada saat di lakukan pemeriksaan fisik terfokus

di dapatkan hasil pda pemeriksaan abdomen leopold I (3 jrbpx ,32 cm,teraba bokong),

leopold II (Puka), leopold III (teraba kepala), leopold IV (bdp dengan penurunan bagian

terbawah janin 3/5), DJJ 138 x/menit ,dan pada saat dilakukan pemeriksaan dalam (VT

1) pada tanggal 1 November 2022 pada jam 22.30 wita didapatkan hasil vulva dan

vagina dalam keadaan normal,porsio menipis, pembukaan 7 cm, ketuban masih utuh,

presentase ubun-ubun kecil kanan lintang penurunan hogde IIi kesan panggul normal,

dan terdapat pelepasan lendir dan darah ,Dan selanjutnya dilakukan pemeriksaaan dalam

(VT II) pada tanggal 2 November 2022 pukul 01.30 wita, di dapatkan hasil di dapatkan

hasil vulva dan vagina dalam keadaan normal, porsio Melesap, pembukaan lengkap,

ketuban sudah pecah dengan warna air ketuban jernih, presentase kepala dibawah
93
syimpis, penurunan hogde IV kesan panggul normal dan terdapat pelepasan lendir, air

dan darah.

Pada kala II persalinan,kemungkinan masalah yang dapat terjadi yaitu,terjadinya

kala II lama yang di sertai dengan partus macet/kasep, dimana partograf melewati garis

waspada, terjadinya distosia bahu, kontraksi tidak teratur dan kurang,tanda-tanda vital

meningkat, dan ibu tampak kelelahan.

Pada kasus Ny “W” tidak didapatkan data penunjang terjadinya diagnose

potensial tersebut dimana pada kasus Ny “W”bayi lahir spontan, segera menangis 5

menit setelah pembukaan lengkap pada tanggal 2 November 2022 pukul 01.30 wita,

kontraksi uterus baik (teraba keras dan bundar), tinggi fundus uteri setinggi pusat,dan tali

pusat masih Nampak pada vulva.

Pada manajemen aktif Kala III persalinan, masalah yang dapat terjadi yaitu

diantaranya terjadinya perdarahan pervaginam dikarenakan terjadinya laserasi jalan lahir,

atonia uteri karena kontraksi uterus yang tidak baik, dan terjadinya retensio plasenta

dimana plasenta belum lahir 30 menit setelah bayi lahir.

Pada kasus Ny “W”tidak terdapat data yang menunjang terjadinya diagnosa

potensial tersebut dimana pada kasus Ny “W” di dapatkan data objektif yaitu plasenta

lahir ± 5 menit setelah bayi lahir pada tanggal 2 November 2022 pukul 01.40 wita tanpa

ada penyulit, kontraksi uterus baik (teraba keras dan bundar) tinggi fundus uteri 1 jari

dibawah pusat, perdarahan ± 250 cc.

Dan pada Kala IV persalinan, masalah yang dapat terjadi yaitu terjadinya

perdarahan pervaginam dengan pembekuan darah yang banyak,tanda-tanda vital

melawati batas normal dimana tekanan darah dan suhu tubuh meningkat,kontraksi uterus

yang tidak baik.

Pada kasus Ny “W” tidak terdapat data yang menunjang terjadinya diagnosa
94
potensial pada kala IV dimana pada kasus Ny “W” di dapatkan data objektif yaitu kala

IV berlangsung setelah 5 menit pelepasan plasenta, dengan pemantauan yang dilakukan

selama 2 jam pasca persalinan,dimana pemantauan dilakukan tiap 15 menit pada jam

pertama, dan pemantauan dilanjutkan tiap 30 menit pada jam kedua pasca persalinan.

Pada kala IV, kasus Ny “W” berlangsung dengan normal dimana ditandai dengan

tanda-tanda vital dalam batas normal yaitu tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 80x/menit,

pernafasan: 22x/menit, suhu 36.6oC,kontraksi uterus baik (teraba keras dan bundar)

tinggi fundus uteri 1 jari dibawah pusat, kandung kemih kosong dan perdarahan± 250 cc.

Pada kasus Ny“W” penulis tidak menemukan tanda-tanda infeksi atau kelainan

komplikasi pada ibu maupun janin yang mungkin akan terjadi pada kala I sampai dengan

kala IV, karena penanganan yang dilakukan pada ibu bersalin telah sesuai dengan teori

sehingga tidak ada diagnosa potensial yang terjadi dan tidak ada kesenjangan antara teori

dan kasus.

4.4 Langkah IV. Identifikasi Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi

Pada langkah ini,yang dilakukan oleh bidan adalah mengidentifikasi perlunya

tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama

dengan anggota tim kesehatan lainnya sesuai dengan kondisi klien. Ada

kemungkinan,data yang kita peroleh memerlukan tindakan yang harus segera dilakukan

oleh bidan, sementara kondisi yang lain masih bisa menunggu beberapa waktu lagi

(Betty Mangkuji, 2014:6)

Langkah keempat ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen

kebidanan yang terjadi dalam kondisi darurat. Kondisi darurat dapat terjadi pada saat

mengelolaan ibu hamil,ibu bersalin,nifas dan bayi baru lahir.Kondisi darurat merupakan

kondisi yang membutuhkan tindakan dengan segera untuk menangani diagnosis maupun

masalah darurat yang terjadi apa bila tidak segera dilakukan tindakan segera,selain diatas
95
bisa juga berupa observasi/pemeriksaan.

Pada penjelasan diatas menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan

harus sesuai dengan prioritas masalah/kebutuhan yang dihadapi kliennya.Setelah bidan

merumuskan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi diagnosisi/masalah

potensial pada langkah sebelumnya,bidan juga harus merumuskan tindakan darurat

/segera yang harus dirumuskan untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Dalam rumusan ini,

termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara mandiri atau bersifat rujukan

(RitaYulifah,2013 :134).

Pada studi kasus Ny “W” tidak ada tindakan segera yang perlu dilakukan karena

dalam pemantauan persalinan tidak ada tindakan yang membutuhkan penangan segera.

4.5 Langkah V. Rencana Tindakan

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, yang ditentukan oleh

langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajementerhadap

diagnosis atau masalh yang di identifikasi atau di antisipasi. Pada langkah ini

informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang

menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi-kondisi

klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman

antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya,

apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila ada

masalah-masalah yang berkaitan dengan social-ekonomi, cultural atau masalah

psikologis(Th. Endang,dkk, 2014:137)

Adapun sasaran/target dalam rencana asuhan pada kasus ini berfokus untuk

mencegah terjadinya komplikasi selama persalinan dan setelah bayi baru lahir yang dapat

mengurangi kematian dan kesakitan pada ibu dan bayi baru lahir (Prawirohardjo, 2014 :

334). Bila diagnosis asuhan peralinan normal ditegakkan, rencana asuhan yang akan
96
diberikan adalah memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan, melakukan

pemantauan kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf, memantau tanda-tanda

vital ibu,memantau keadaan bayi,(DJJ,dan gerakan bayi,memenuhi kebutuhan hidrasi

ibu,memberikan asuhan sayang ibu selama persalinan dimana menghadirkan orang-orang

yang dianggap penting oleh ibu dan memberikan dukunagn psikologis pada ibu, menjaga

privasi dan kebersihan ibu,serta mempertahankan kandung kemih agar tetap kosong(

Nurul Jannah, 2017 :59).

Penatalaksanaan pada kasus persalinan normal yaitu dilakukan secara konsisten

dan sistematik menggunakan praktik pencegahan infeksi, memberikan asuhan secara

rutin dan pemantauan selama persalinan dan setelah bayi lahir termasuk dalam

penggunaan partograf, memberikan asuhan sayang ibu secara rutin selama persalinan,

termasuk menjelaskan kepada ibu dan keluarganya mengenari proses kelahiran bayi dan

meminta suami ibu atau keluarga lainnya ikut berpartisipasi dalam proses persalinan dan

kelahiran bayi, memberikan asuhan bayi baru lahir, termasuk mengeringkan dan

menghangatkan tubuh bayi, member ASI secara dini,mengenal sejak dini komplikasi dan

melakukan tidakan yang bermanfaat secara rutin,memberikan asuhan dan pemantauan

ibu dan bayibaru lahir termasuk pada masa nifas secara rutin (Prawirohardjo, 2014 :335).

Rencana asuhan pada kasus Ny “W” disusun berdasarkan teori dengan

melihatkondisi dan kebutuhan pasien. Hasil pengkajian anamnesis, pemeriksaan fisik dan

pada pasien yaitu Ny “W” datang dengan keluhan nyeri pada perut bagian bawah yang

menjalar kepinggang yang disertai dengan adanya pelepasan lender bercampur dengan

darah sejak tanggal 1 November 2022 pukul 16.10 wita, dan rasa nyeri yang dirasakan

oleh ibu hilang timbul dan semakin lama semakin sering dan bertambah kuat, pasien

mengatakan selama hamil pergerakan janinnya kuat dan bergerak pada bagian sebelah

kiri perut ibu, dan usia kehamilannya sekarang sudah mencapai ±9 bulan.
97
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran komposmentis, keadaan umum baik,

tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 86x/menit, pernapasan 22x/menit, dan suhu 36,7°C.

Ekspresi wajah tampak cemas, tidak tenang dan meringis menahan sakit serta tidak ada

edema dan pembengkakan pada wajah,kedua konjungtiva mata tidak anemis dan tidak

ikterik, tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid, limfe dan vena jugularis,payudara

tampak simetris,hiper pigmentasi pada areola mammae.Pemeriksaan abdomen

didapatkan kesan yaitu tinggi fundus uteri (TFU) 3 jari dibawah Prosesus Xipoideus, 39

cm,teraba bokong dan sesuai usia kehamilan 39 minggu, punggung kanan, presentasi

kepala ,situs memanjang,bergerak dalam panggul (BDP) dengan penurunan bagian

terbawah janin 3/5,pada auskultasi terdengar denyut jantung janin dengan frekuensi

142x/menit,janin intra uterine,tuggaldan hidup.

Pada pemeriksaan dalam pertama tanggal 1 November 2022 pukul 22.30 wita

yaitu,tidak ditemukan kelainan pada vulva dan vagina, keadaan portio lunak dan tipis,

terdapat pembukaan 7 cm, ketuban masih utuh, presentase kepala yaitu ubun-ubun kecil

kanan lintang, penurunan hodge III, tidak ada molase dan penumbungan, sertakesan

panggul normal. Pemeriksaan dalam kedua tanggal 2 November 2022 pukul 01.30

didapatkan hasil tidak ditemukan kelainan pada vulva dan vagina, keadaan portio

lunakdan tipis, terdapat pembukaan lengkap, ketuban sudah pecah dengan warna air

ketuban jernih, presentase kepala yaitu ubun-ubun kecil sudah dibawah simpisis,

penurunan hodge IV,tidak ada molase dan penumbungan,serta kesan panggul normal.

Rencana tindakan yang telah disusun yaitu: sapa ibu dan keluarga untuk

meningkatkan rasa percaya sehingga ibu menjadi lebih kooperatif dengan

petugas,beritahu hasil pemeriksaan, menganjurkan keluarga untuk memberikan support

dan semangat kepada ibu, berikan KIE tentang persalinan normal, minta persutujuan ibu

dan keluarga untuk melakukan tindakan dengan inform consent, laksanakan tindakan
98
sesuai dengan penerapan asuhan persalinan normal.Damping ibu dalam proses persalinan

dan lanjutkan asuhan kebidanan Kala I,II,III dan IV persalinan.

Rencana tindakan dalam pemantauan kala I adalah memantau kemajuan persalinan

dengan mengobservasi his dan pembukaan serviks.Rencana yang akan diberikan yaitu

mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan,memberitahu ibu hasil

pemeriksaan bahwa pembukaan telah lengkap dan ketuban sudah pecah,menjelaskan

penyebab nyeri,mendampingi ibu selama persalinan,menganjurkan ibu untuk miring ke

salah satu sisi untuk tehnik relaksasi, mengajarkan ibu teknik relaksasi dengan menarik

nafas lewat hidung dan mengeluarkan lewatmulut, menganjurkan keluarga untuk

memberi intake, support dan motivasi pada ibusaat his berkurang, mengobservasi his,

melakukan pemeriksaan dalam, menganjurkan skepada ibu dan keluarga untuk

senantiasa berdo’a kepada Allah swt dan diberikankesabaran serta kemudahan dalam

proses persalinan, mengajarkan ibu meneran pada saat his, menyiapkan peralatan

pertolongan persalinan.

Rencana tindakan selanjutnya pada kala II bertujuan agar ibu melahirkan bayi

tanpa komplikasi dan mencegah terjadinya robekan pada vagina dan perineum.Rencana

tindakan yang akan diberikan adalah melakukan pimpinan persalinan dengan

membimbing Ibu untuk meneran, melakukan pengecekan fundus untuk memastikan tidak

ada lagi bayi, memberitahu Ibu bahwa penolong akan menyuntikkan oksitosin,

menyuntikkan oksitosin 10 IU di 1/3 paha atas distal lateral secara IM, menjepit dan

memotong tali pusat.

Rencana selanjutnya pada kala III bertujuan agar plasenta lahir utuh tanpa terjadi

komplikasi pada ibu. Rencana tindakan yang akan diberikan adalah melakukan

manajemen aktif kala III ( PTT, melahirkan plasenta, masase fundus uteri),mengevaluasi

perdarahan dan memeriksa robekan pada vagina dan perineum serta melakukan
99
katerisasi.

Rencana tindakan selanjutnya pada kala IV bertujuan untuk memastikan tidak

terjadi perdarahan dengan melakukan pemantauan kala IV. Rencana tindakan yang akan

diberikan adalah menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini dan keluhan yang

dialami adalah normal pasca persalinan, melakukan pemantauan 2 jam postpartum.

Rencana selanjutnya adalah meminta keluarga untuk selalu menemani ibu dan

memenuhi kebutuhan ibu, mengajarkan ibu dan keluarga untuk memantau kontraksi

uterus, jumlah darah yang keluar dan tanda-tanda bahaya, memberikan KIE tentang

persiapan prakonsepsi dan masa subur, memberikan dukungan pada ibu dan keluarga

dalam merawat bayi nya.

Rencana asuhan kebidanan yang telah disusun berdasarkan diagnosa/masalah

aktual dan potensial, hal ini menunjukkan tidak ada kesenjangan antara teori dengan

manajemen Asuhan kebidanan pada penerapan studi kasus dilahan praktek.

4.6 Langkah VI.Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan

pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bias

dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh klien,atau anggota tim

kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukan sendiri, ia tetap memikul tangung jawab

untuk mengarahkan penatalaksanaannya (memastikan langkah tersebut benar-benar

terlaksana) (DwiAsri, dkk. 2012 :31).

Pada studi kasus Ny”W”dengan persalinan normal,semua tindakan yang

direncanakan terlaksana dengan baik. Seperti menyampaikan hasil pemeriksaan dengan

baik, memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bersama, memberikan

dukungan moril kepada ibu dan keluarga untuk mengambil keputusan penting dengan

membesarkan hati ibu dan keluarga bahwa janin dapat lahir melewati jalan lahir secara
100
normal. Penjelasan telah disampaikan, pasien dan keluarga memutuskan janinnya akan

dilahirkan secara normal, memberikan dukungan psikologis pada ibu dan keluarga,serta

memenuhi kebutuhan cairan ibu yaitu member ibu minum.

Pemantauan selanjutnya, yaitu pada kala I persalinan ibu merasakan nyeri perut

tembus belakang yang semakin terasa dan terdapat pelepasan lendir dan darah, keadaan

umum ibu baik, tampak meringis menahan sakit, tanda-tanda vital dalam batas normal,

his: 5x dalam 10 menit (durasi 40-45 detik ), pemeriksaan dalam (VT pukul 01.35 wita)

dengan portio melesap, pembukaan lengkap, ketuban pecah, presentasi kepala,

penurunan hodge IV,pengeluaran lendir,darah dan air ketuban.

Tindakan yang dilakukan dalam rencana tindakan pada Kala I yaitu menjelaskan

penyebab nyeri, menganjurkan ibu untuk miring ke salah satu sisi untuk tehnik relaksasi,

mengajarkan ibu teknik relaksasi,menganjurkan pada keluarga untuk member

intake,support dan motivasi pada ibu saat his berkurang, mengobservasi his pada pukul

01.35 wita, his : 5x dalam10 menit(durasi 40-45 detik), melakukan pemeriksaan dalam

pada pukul 01.35 wita dengan hasil portio melesap, pembukaan lengkap, ketuban

pecah,jernih,presentasi kepala, UUK kanan depan, penurunan Hodge IV, molase dan

penumbungan tidak ada, kesan panggu cukup,pelepasan lender darah dan air ketuban.

Setelah dilakukan pemeriksaan dalam, menganjurkan kepada ibu dan keluarga untuk

senantiasa berdo’a kepada Allah swt dan memohon diberi kesabaran serta kemudahan

dalam proses persalinan, mengajarkan ibu meneran pada saat his, menyiapkan peralatan

pertolongan persalinan.

Pemantauan selanjutnya,yaitu pada kala II persalinan. Kala II dipastikan dengan

adanya tanda dan gejala kala II yaitu ibu merasakan nyeri perut yang semakin timbul, ada

dorongan untuk meneran, dan merasa seperti ingin buang air besar,perineum

menonjol,vulva dan anus membuka. Hasil pemeriksaan dalam yaitu pembukaan lengkap
101
pada pukul 01.30 wita dan selaput ketuban pecah pukul 01.30 wita. Tindakan asuhan

yang dilakukan pada kala II adalah melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai

dorongan yang kuat untuk meneran pada pukul 01.32 wita, pimpinan meneran± 5 menit,

bayi lahir spontan dengan presentasi belakang kepala tanggal 2 November 2022 pukul

01.35 wita lahir bayi dengan jenis kelamin perempuan, hidup, dan tidak terdapat kelainan

pada bagian wajah dan badan. Berat badan 3200 gram, panjang badan 49 cm.

Setelah bayi lahir melakukan pengecekan fundus dan tidak ada lagi bayi dalam

uterus, kemudian memberitahu ibu dan menyuntikkan oksitosin dan suntikan oksitosin,

dan menjepit dan memotong tali pusat. Pemantauan selanjutnya, yaitu padakala III

persalinan. Kala III dimulai setelah bayi lahir pukul 01.35 wita, dan ditandai dengan

adanya semburan darah tiba-tiba serta tali pusat bertambah panjang. Tindakan yang

dilakukan pada saat kala III yaitu melakukan manajemen aktif kala III: plasenta dan

selaput ketuban lahir spontan pukul 01.40 wita kontraksi uteru baik dan TFU 1 jari di

bawah pusat. Lama kala III adalah 5 menit, plasenta dan selaput keuban lahir kesan

lengkap,perdarahan±250cc dan tidak terjadi robekan pada vagina dan perineum.

Melakukan katerisasi dengan jumlah urin yaitu±50 cc.

Pemantauan dilanjutkan pada kala IV persalinan. Kala IV persalinan dimulai

setelah plasenta lahir.Ibu merasakan lega setelah melahirkan dan masih sedikit mules,

keadaan umum ibu baik, ibu tampak kelelahan,tanda-tanda vital yaitu tekanan darah :

100/80 mmHg, Nadi : 80x/menit, Suhu : 36.7 °C, Pernafasan : 22x/menit, kontraksi

uterus baik, TFU 1 jari dibawah pusat. Tindakan yang dilakukan yaitu menjelaskan pada

ibu tentang kondisinya saat ini dan keluhan yang dialami adalahnormal pasca persalinan.

Tindakan selanjutnya adalah pemantauan 2 jam post partum. Pukul 01.40 wita

didapatkan tekanan darah ibu tidak meningkat dari jam pertama pukul 01.40 wita

tekanan darah 100/80 mmHg, pada jam kedua menjadi110/70 mmHg. Setelah itu
102
melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital lainnya, seperti tekanan darah:100/80 mmHg,

nadi: 80x/menit, suhu: 36,6 °C, pernafasan: 22x/menit.

Setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, meminta keluarga agar selalu

menemani dan memenuhi kebutuhan ibu, mengajarkan ibu dan keluarga cara memantau

kontraksi uterus,memberikan KIE tentang persiapan prakonsepsi dan masa subur,

menganjurkan ibu dan keluarga untuk senantiasa berdo’a kepada Allah swt agar

dikaruniakan keturunan yang baik dan sholeh, memindahkan ibu ke ruang perawatan

pada pukul 06.00 wita.

Dalam pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan penulis tidak menemukan

hambatan yang berarti karena seluruh tindakan yang dilakukan sudah berorientasi pada

kebutuhan klien.

4.7 Langkah VII. Evaluasi Hasil Asuhan Kebidanan

Adapun evaluasi yang dimaksudkan untuk memperoleh atau memberi nilai

terhadap intervensi yang dilakukan berdasarkan tujuan kriteria yang diberikan kepada Ny

“W”di Puskesmas Kenarilang pada tanggal 1 s/d 2 November 2022 yaitu pada kala 1

berlangsung tidak lebih dari 8 jam, keadaan ibu dan janin baik, dan tidak ada komplikasi

yang terjadi pada ibu dan bayi.

Selanjutnya yaitu kala II juga berlangsung normal tanpa ada penyulit, bayi lahir

spontan tanggal 2 November 2022, jam 01.35 wita, menangis kuat, bernapas tanpa

bantuan serta bergerak aktif. Pada kala III,tidak ada penyulit dan berlangsung normal,

berlangsung ±5 menit, plasenta serta kotiledon dan selaput ketuban lahir lengkap tanggal

2 November 2022, jam 02.40 wita, TFU setinggi pusat, perdarahan ± 250 cc, kontraksi

uterus baik (teraba keras dan bundar), serta keadaan ibu dan bayi baik. Terakhir yaitu

kala IV atau kala pengawasan, pada kala IV kontraksi uterus baik (teraba keras dan

bundar), jumlah perdarahan ± 250 cc, kandung kemih kosong dan keadaan ibu dan bayi
103
baik.

Maka dapat disimpulkan bahwa mulai dari kala I sampai dengan kala IV,semuanya

berlangsung normal, tidak ada komplikasi yang terjadi pada ibu maupun janin. Hal

tersebut terjadi karena manajemen asuhan yang diberikan sesuai dengan teori dan sesuai

dengan wewenang bidan.

4.8 Pendokumentasian

Tindakan yang pertama kali dilakukan di Puskesmas Kenarilang yakni

pengumpulan data subjektif yang terdiri dari alasan utama ibu masuk ke puskesmas,

riwayat keluhan utama, riwayat menstruasi, riwayat perkawinan, riwayat kehamilan

sekarang, riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu, riwaya nifas yang lalu,riwayat

kesehatan sekarang dan yang lalu, riwayat penyakit keluarga, riwayat social ekonomi,

psikososial dan spiritual,riwayat KB, serta riwayat kebutuhan dasar ibu.

Sementara itu, dilakukan pula pengumpulan data secara objektif yang terdiri dari

pemeriksaan umumibu, pemeriksaan fisik (head totoe) dan pemeriksaan dalam.

Pada tanggal 1 November 2022 pukul 22.05 wita, ibu datang ke Puskesmas

Kenarilang dengan keluhan nyeri perut tembus kebelakang yang disertai dengan

pelepasan lendir bercampur dengan darah, sifat nyeri yang dirasakan ibu yaitu semakin

lama semakin sering dan bertambah kuat. Hari pertama haid terakhir tanggal 30 Januari

2022, tafsiran persalinan tanggal 06 November 2022 dengan usia kehamilan ibu yaitu 39

minggu 5 hari.Ini merupakan kehamilan ibu yang ketiga dan tidak pernah keguguran

sebelumnya.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital dalam

batas normal,pemeriksaan abdomen didapatkan kesan yaitu tinggi fundus uteri (TFU) 3

jari dibawah Prosesus Xipoideus, 39 cm, teraba bokong dan sesuai usia kehamilan 38

minggu,punggung kanan,presentasi kepala,situs memanjang,bergerak dalam panggul


104
(BDP) dengan penurunan bagian terbawah janin 3/5, pada auskultasi terdengar denyut

jantung janin dengan frekuensi 142x/menit, janin intra uterine,tunggal dan hidup.

Pada pemeriksaan dalam pertama tanggal 1 November 2022 pukul 22.30 wita

yaitu,tidak ditemukan kelainan pada vulva dan vagina, keadaan portio lunak dan

tipis,terdapat pembukaan 7 cm, ketuban masih utuh, presentase kepala yaitu ubun-ubun

kecil kanan lintang, penurunan hodge II, tidak ada molase dan penumbungan, serta kesan

panggul normal. Pemeriksaan dalam kedua tanggal 2 November 2022 pukul 01.30

didapatkan hasil tidak ditemukan kelainan pada vulva dan vagina, keadaan portio

lunakdan tipis, terdapat pembukaan lengkap ketuban sudah pecah dengan warna air

ketuban jernih, presentase kepala yaitu ubun-ubun kecil sudah dibawah simpisis,

penurunan hodge IV, tidak ada molase dan penumbungan, serta kesan panggul normal.

Dari hasilpemeriksaanpada Ny“W” didapatkan hasil pengkajian yaitu inpartu kala I fase

aktif.

Berdasarkan pengkajian asuhan kebidanan pada kala II yang telah didapatkan

pada kasus Ny “W” didapatkan data subjektif yaitu Ibu merasakan adanya dorongan

yang kuat untuk mengedan, ibu merasakan adanya tekanan pada anus danibu merasakan

kepala bayinya seperti mulai menyembul mau keluar lewat vaginanya. Data objektif pada

kasus Ny “W” yang didapat dimana tampak perineum menonjol,vulva-vagina dan

sfingter ani mulai membuka, meningkatnya produksi pengeluaran lendir bercampur

dengan darah dan pada pemeriksaan tanda pasti kala II di tentukan melalui pemeriksaan

dalam yang hasilnya pembukaan serviks telah lengkap dan terlihatnya bagian kepala bayi

melalui introitus vagina. Pada hasil pengkajian Kala II pada kasus Ny“W”didapatkan

hasil yaitu bayi lahir spontan segera menangis pada tanggal 2 November 2022 pukul

01.35 wita dengan jenis kelamin perempuan, BBL: 3200 gram, PBL: 49 cm, dan A/S:

8/9.
105
Berdasarkan pengkajian data asuhan kebidanan perlangsungan kala III pada kasus

Ny “W” didapatkan data subjektif ibu lelah setelah melahirkan dan merasakan nyeri pada

perut bagian bawah dan pada data objektif didapatkan dari hasil pemeriksan yaitu kala III

berlangsung ± 5 menit setelah bayi lahir, dan plasenta lahir kesan lengkap pada pukul

01.40 wita.

Dan berdasarkan data pengkajian asuhan kebidanan pada kasus Ny “W”dengan

perlangsungan kala IV didapatkan data subjektif ibu merasa lelah setelah persalinannya

dan ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah dan pada data objektif didapatkan hasil

pemantauan selama 2 jam postpartum dengan dilakukannya pemantauan pada tanda-

tanda vital ibu, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan.
BAB V

PENUTUP

Setelah penulis mempelajari teori dan pengalaman langsung dilahan praktek melalui

studi kasus kebidanan pada Ny “W” GIIPIAO 39 Minggu 5 hari Dengan Kala 1 Fase Aktif

di Puskesmas Kenarilang, maka bab ini penulis menarik kesimpulan dan saran.

6.1 Kesimpulan

6.1.1 Asuhan kebidanan pada Ny “W” GIIPIAO 39 Minggu 5 hari Dengan Kala 1 Fase

Aktif dilakukan dengan teknik pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang

dimulai daripengkajian dan analisa data dasar, padalangkah ini dilakukan

pengkajian dengan pengumpulan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi

keadaan klien secara lengkap,mulai dari anamnesis riwayat kesehatan,pemeriksaan

fisik, pemeriksaan penunjang dan keterangan tambahan yang menyangkut atau

yang berhubungan dengan kondisi klien.

6.1.2 Diagnosa Ny “W” GIIPIAO 39 Minggu 5 hari Dengan Kala 1 Fase Aktif

ditegakkan berdasarkan adanya keluhan yaitu nyeri pada perut bagian bawah yang

menjalar kepinggang, yang disertai dengan adanya pelepasan lendir bercampur

dengan darah, dan sifat nyeri yang dirasakan hilang timbul dan semakin lama

semakinsering dan kuat, serta pada pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan

serviks 7 cm.

6.1.3 Pada Ny “W” GIIPIAO 39 Minggu 5 hari Dengan Kala 1 Fase Aktif masalah

yang mungkin muncul yaitu pada kala I kemungkinan terjadinya infeksi jalan lahir

yang disebabkan karena adanya pembukaan serviks dan pemeriksaan dalam yang

terlalu sering,pada kala II yaitu terjadinya kala II lama dimana garis pembukaan mendekati

garis waspada,dan kemungkinan terjadinya distosia bahu,pada kala III persalinan

kemungkinan masalah yang bisa terjadi yaitu terjadinya retensio plasenta, danpada kala IV

106
107
kemungkinan masalah yang dapat terjadi yaitu kontraksi uterus yang kurang baik.

6.1.4 Pada Ny “W” diperlukan tindakan segera, kolaborasi atau rujukan apabila terjadi

masalah dalam persalinan tersebut.

6.1.5 Rencana tindakan yang telah disusun pada Ny“W” bertujuan agar ibu mendapatkan

penanganan yang bersih dan aman, sesuai dengan kondisinya dan mencegah

terjadinya komplikasi serta mencegah terjadinya trauma berat pada ibu dan

bayinya.

6.1.6 Tindakan yang dilakukan bertujuan agar rencana yang disusun tercapai dengan

adanya kerjasama antara bidan dengan petugas lainnya agar dapat lebih

meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan pasien.

6.1.7 Tindakan evaluasi pada Ny“W” GIIPIAO 39 Minggu 5 hari Dengan Kala 1 Fase

Aktif telah diberikan semaksimal mungkin dan sesuai standar pelayanan/rencana

asuhan kebidanan serta komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi dapat teratasi.

6.1.8 Pendokumentasian dilaksanakan pada tanggal 1 Januai 2022 s/d 2 November 2022

di Puskesmas Kenarilang. Pengkajian dilakukan mulai dari pasien dating sampai

proses persalinan dari Kala I-IV persalinan.

6.2 Saran

6.2.1 Bagi klien

1. Menganjurkan kepada ibu agar banyak beristrahat.

2. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI kepada bayinya secara on demand.

3. Menganjurkan ibu untuk selalu memperhatikan keadaan bayinya.

4. Menganjurkan kepada ibu untuk untuk mengomsumsi makanan dengan gizi

seimbang.

5. Menganjurkan kepada ibu untuk mengomsumsi obat secara teratur sesuai

instruksi yang diberikan.


108
6. Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan organ genetalianya.

7. Menganjurkan ibu untuk ber KB

6.2.2 Saran untuk bidan

1. Bidan sebagai tenaga kesehatan diharapkan mampu memberikan pelayanan

yang professional sehingga dapat berperan dalam menurunkan angka kematian

ibu (AKI) dan angka kematian perinatal (AKP). Oleh karena itu bidan harus

meningkatkan kemampuan, pengetahuan, keterampilan, melalui program

pendidikan, pelatihan-pelatihan, seminar agar menjadi bidan yang berkualitas

sesuai dengan perkembangan IPTEK

2. Bidan harus memberikan asuhan sesuai wewenang untuk itu manajemen

kebidanan perlu dikembangkan karena merupakan alat yang mendasari bagi

bidan untuk memecahkan masalah klien dan berbagai kasus.

3. Seorang bidan hendaknya menganggap bahwa semua ibu hamil mempunyai

resiko untuk komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu dan janin, oleh karena

itu bidan diharapkan mampu mendeteksi secara dini adanya tanda-tanda bahaya

kehamilan dan menganjurkan ibu dan keluarga segera kepelayanan kesehatan

bila mengalami hal tersebut.

6.2.3 Saran untuk institusi kebidanan

1. Untuk mendapatkan hasil asuhan kebidanan yang baik perlu menyediakan

tenaga bidan yang professional untuk menunjang pelaksanaan tugas.

2. Untuk pelayanan yang lebih berkualitas sesuai dengan kemajuan

teknologi,sebaiknya bidan yang sudah bertugas diberi kesempatan untuk

melanjutkan atau semacam pelatihan-pelatihan.

3. Demi mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan perlu kiranya penyediaan
109
fasilitas/ alat-alat yang memadai untuk penunjang pelaksanaan tugas-tugas

kebidanan dan untuk meningkatkan keterampilan bidan.


DAFTAR PUSTAKA

Aat Agustini & Naura Rahma “Hubungan Kompetensi Bidan Dengan Kepatuhan
Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Lingung
Kabupaten Majalengka Tahun 2012“. Jurnal Kampus Stikes YPIB
Majalengka.Vol.2no.2(November,2014).http://ejournal.stikesypib.ac.id/file.php?file=jurnal &
id=532&cd.pdf (Diakses tanggal 1 November 2022).

Asri,Dwidan Cristine ClervoP(2012). Asuhan Persalinan Normal Plus Contoh Askeb dan
Patologi Persalinan, Yogyakarta:Nuha Medika.

Baety, Aprilia Nurul (2012) Kehamilan dan persalinan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

DepkesRI,2015.ProfilKesehatanIndonesia.Jakarta.http//www.depkes.go.id/resource/download
/puS1atin/profil-kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2015.pdf

Dinas Kesehatan Sulawesi-Tengah, 2016.

Eun Young Choi,dkk.“Primipara and Multipara Simulateda Normal BHONORERh


Experience for Content Analysis year 2015”.International Journal of Bio-Science andBio-
Technology.Vol.8, No.5.http://www.sersc.org/Journals/IJBSBT/vol8no5/21.pdf(Diakses
tanggal 1 November 2022)

Ilmiah,Widia Shofa (2015). Buku Ajar Asuhan Persalinan Normal,Yogyakarta:Nuha Medika.

Google Images .“Gambar Mekanisme Persalinan


Normal”.https://images.google.com/mekanisme+persalinan+normal&oq=mekanisme+persali
nan+normal&gs_l=img.3.(Diakses tanggal 1 November 2022)

Jannah, Nurul. (2017).ASKEB II Persalinan Berbasis Kompetensi, Jakarta : ECG

Kuswanti,Ina dan Fitria Melina.(2014) ASKEB II Persalinan,Yogyakarta:Pustaka Pelajar

KepmenkesRI“StandarProfesiBidanNomor369/MENKES/SK/III/2007“.http://ocw.usu.ac.id/c
ourse/download/1300000005etikaprofesi/def_121_slide_keputusan_menteri_kesehatan_repu
blik_indonesia_nomor_369menkesskiii2007_tentang_standar_profesi_bidan_menteri_keseha
tan_republik_indonesia.pdf.(Diakses tanggal 15 oktober2022)

Liliyana,dkk. (2012) Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan,Jakarta:ECG

Maru,AbdurrahmanSuleiman,dkk“ExploringchallengesindecreasingmaternalmortalityinAfric
awithrespecttofailuretoachieveMillenniumDevelopmentGoals(MDGs)y
ear2016“.JournalofResearchinNursingandMidwifery.Vol.5no.3(September,2016).http://www
.interesjournals.org/full-articles/exploring-challenges-in-decreasing-maternal-mortality-in-
africa-with-respect-to-failure-to-achieve-millennium-development-goals-
mdgs.pdf?view=inline.(Diakses tanggal 1 November 2022)

Mangkuji,Betty,dkk. (2014) Asuhan Kebidanan 7 Langkah SOAP,Jakarta :ECG

Mufdillah, dkk. (2012) Konsep Kebidanan Edisi Revisi, Yogyakarta :Nuha Medika

Nursiah,Ai,dkk. (2014) Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan ,Bandung: PT.Refika Aditama,.

Pranoto,Ibnu,dkk (2014) Patologi Kebidanan,Yogyakarta:Fitramaya,

Prawirohardjo,Sarwono (2014) Ilmu Kebidanan,Jakarta:PT.Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Purwoastuti,Th.Endang,dkk. (2014). Konsep Kebidanan,Yogyakarta :PB

Setiawati,Dewi. (2013) Kehamilan dan Pemeriksaan Kehamilan, Makassar: Alauddin


University Press,
Suyanti.“Hubungan Pengetahuan dan Sikap Bidan dengan Pelaksanaan Asuhan Persalinan
Normal (APN) di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka
Tanun2015”.http://ejournal.stikesypib.ac.id/file.php?file=jurnal&id=549
&cd=0b2173ffad6adfb09c95001df6&name=Artikel%20Bu%20Yanti.pdf.(Diakses tanggal 3
November 2022).

Trisnawati,Frisca. (2012) Asuhan Kebidanan Panduan Lengkap Menjadi Bidan


Profesional,Jakarta:PT.Prestasi Pustaka raya,.

WHO (World Healh Organization)2014.Angka kematian


ibu,http://www.who.int/healthinfo/statistics/programme/en/index.html

Yeyeh, Ai, dkk. , (2014) Asuhan Kebidanan II Persalinan Edisi Revisi, DKI Jakarta :
CV.Trans Info Media.

Yulifah,Rita,dkk. Konsep Kebidanan Untuk Pendidikan Kebidanan, Jakarta: Salemba Medika


KEGIATAN DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai