Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI PADA ASUHAN


KEBIDANAN Nn. R USIA 16 TAHUN DENGAN ANEMIA RINGAN
DI RS CITRA MEDIKA DEPOK

Disusun oleh
NELY AGUSTIN
NIM : 52223061

POLITEKNIK TIARA BUNDA


Jalan Cinere Raya Blok M No 17 Cinere, Depok
Telp (021) 7541172 Fax: (021) 7541172
E-mail: poltektiarabunda@gmail.com
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI PADA ASUHAN
KEBIDANAN Nn. M USIA 16 TAHUN DENGAN ANEMIA RINGAN
DI RS CITRA MEDIKA DEPOK

Depok, 20 November 2022

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Ruth Yohana Girsang,S.SiT.,


M.Tr.Keb
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
hidayah – Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan “Asuhan Kebidanan Pada Pranikah dan
Prakonsepsi pada Asuhan Kebidanan nn. A usia 16 tahun dengan Anemia Ringan di PMB
bidan Dea Maya Novianti” tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan Laporan ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak, baik dari institusi, keluarga dan teman-teman terdekat lainnya. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. E.K Budi Santoso, SE., MM sebagai Ketua Yayasan Cerdas Mutiara Bangsa
2. Lusy Pratiwi, S.Tr.Keb., M.K.M sebagai Direktur Politeknik Tiara Bunda
3. Ruth Yohana Girsang, S.SiT., M.Tr.Keb selaku Kaprodi Pendidikan Profesi bidan dan
selaku Pempimbing Akademik.
4. Teman-teman satu angkatan dan keluarga yang sudah mendukung kelancaran kuliah prodi
pendidikan profesi bidan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan selanjutnya dan mudah-
mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua.

Depok, 20 November 2022


Penulis
DAFTAR ISI

LAPORAN PENDAHULUAN...............................................................................................1
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................................2
LAPORAN PENDAHULUAN...............................................................................................2
KATA PENGANTAR................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................5
B. TUJUAN..........................................................................................................................6
C. MANFAAT......................................................................................................................6
BAB II TINJAUAN TEORI.......................................................................................................7
D. Definisi Remaja Putri.......................................................................................................7
E. Anemia.............................................................................................................................8
BAB III TINJAUAN KASUS..................................................................................................13
BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................................................15
BAB V PENUTUP...................................................................................................................16
A. KESIMPULAN..............................................................................................................16
B. SARAN..........................................................................................................................16

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anemia merupakan keadaan di mana terjadinya penurunan jumlah sel darah merah
atau penurunan konsentrasi sel darah merah atau penurunan konsentrasi hemoglobin di dalam
sirkulasi darah. Anemia terjadi apabila jumlah sel darah merah berkurang. Dengan
berkurangnya hemoglobin atau darah merah tadi, tentu kemampuan sel darah merah untuk
membawa oksigen ke seluruh tubuh berkurang. Akibatnya, tubuh kita kurang mendapatkan
pasokan oksigen, yang menyebabkan tubuh lemas dan cepat lelah
Anemia merupakan penurunan jumlah hemoglobin darah masih menjadi permasalahan
kesehatan saat ini, serta merupakan jenis malnutrisi dengan prevalensi tertinggi di dunia. Hal
ini ditunjukkan dengan masuknya anemia ke dalam daftar Global Burden of Disease dengan
jumlah penderita sebanyak 1,159 miliar orang di seluruh dunia (sekitar 25 % dari jumlah
penduduk dunia). Sekitar 50% dari semua penderita anemia mengalami defisiensi besi
(Mairita dkk, 2018).
Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia yang tidak
hanya terjadi di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penderita anemia diperkirakan
dua milyar dengan prevalensi terbanyak di wilayah Asia dan Afrika. World Health
Organization (WHO) menyebutkan bahwa anemia merupakan 10 masalah kesehatan terbesar
di abad modern, kelompok yang berisiko tinggi anemia adalah wanita usia subur, ibu hamil,
anak usia sekolah, dan remaja (WHO, 2016).
Remaja sangat rentan menderita anemia khususnya kurang zat besi. Diperkirakan 25 %
remaja Indonesia mengalami anemia. Meski tidak menular namun anemia sangat berbahaya
karena bisa mempengaruhi derajat kesehatan calon bayinya kelak. Anemia terjadi bila jumlah
sel darah merah berkurang. Dengan berkurangnya hemoglobin atau darah merah tadi, tentu
kemampuan sel darah merah untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh berkurang.
Umumnya perempuan lebih rentan mengalami anemia daripada laki – laki salah
satunya, karena setiap bulan perempuan mengalami menstruasi yang secara otomatis
mengeluarkan darah sehingga kebutuhan zat besi pada perempuan lebih besar daripada laki -
laki untuk mengembalikan kondisi tubuhnya pada keadaan semula. Bagi remaja putri yang
mengalami anemia masalah anemia akan terus berlanjut setelah remaja, karena mengalami
menstruasi dilanjutkan proses kehamilan dan menyusui. Mengingat adanya dampak yang
merugikan dari anemia, maka perlu upaya untuk menanggulangi maupun mencegah kejadian
anemia khususnya pada remaja putri (Dinas Kesehatan, 2015).
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi remaja putri?
2. Untuk mengetahui pengertian anemia?
3. Untuk mengetahui tanda-tanda anemia pada remaja putri?
4. Untuk mengetahui penyebab anemia pada remaja putri?
5. Untuk mengetahui dampak anemia pada remaja putri?

C. MANFAAT
1. Mengetahui definisi remaja putri?
2. Mengetahui pengertian anemia?
3. Mengetahui tanda-tanda anemia pada remaja putri?
4. Mengetahui penyebab anemia pada remaja putri?
5. Mengetahui dampak anemia pada remaja putri?
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Remaja Putri


Masa remaja merupakan masa yang penting bagi siklus kehidupan, karena
pada masa tersebut terjadi proses awal kematangan organ reproduksi manusia yang
disebut sebagai masa pubertas. Masa remaja juga merupakan masa peralihan dari masa
pubertas. Masa remaja juga merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju
masa dewasa. pada masa ini banyak terjadi perubahan baik hal fisik maupun psikis.
perubahan-perubahanterebut dapat mepengaruhi kondisi remaja. Kondisi ini juga
dapat menyebabkan remaja dalam kondisi rawan untuk menjalani proses pertumbuhan
dan perkembangannya. kondisi ini juga dapat diberatkan dengan adanya globalisasi
yang ditandai dengan makin derasnya arus informasi (Depkes RI, 2017).
Remaja putri adalah individu dengan jenis kelamin perempuan berusia 11-14
tahun yang sudah mengalami menarch (Depkes RI, 2007).
1. Ciri-ciri khusus remaja putri yaitu:
a. Panggul membesar
b. Menstruasi
c. Tumbuhnya rambut kemaluan dan ketiak
d. Payudara membesar
e. Timbulnya jerawat
f. Pertambahan berat badan dan tinggi badan (Depkes RI, 2007)
2. Pembagian Masa Remaja Menurut Depkes RI (2007), masa remaja di bagi menjadi
3, yaitu:
a. Remaja awal (10-13 tahun)
b. Remaja Tengah (14-16 tahun)
c. Remaja Akhir (17-19 tahun)
Perubahan pertumbuhan dan perkembangan dalam masa pubertas yang
mencolok merupakan proses alami yang akan dialami oleh setiap individu,
dimana menurut Badraih 2011 mengemukakan alasan yang mendasari
perlunya remaja memenuhi zat gizi untuk mendukung proses perubahan
tersebut guna mencapai tingkat kesehatan yang optimal, yaitu:
1) Secara fisik terjadi pertumbuhan secara cepat yang di tandai dengan
peningkatan berat badan dan tinggi badan
2) Berfungsi dan berkembangnya organ-organ reproduksi, dimana seorang
perempuan yang kekurangan gizi dapat terjadi menstruasi tidak lancer,
gangguan kesuburan, rongga panggul tidak berkembang sehingga
mengakibatkan kesulitan ketkka hamil dan melahirkan, ASI tidka bagus,
selain itu beresiko melahirkan bayi dengan BBLR.
3) Perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan yang mempengaruhi jumlah
konsumsi makanan dan zat gizi.
B. Anemia
1. Pengertian Anemia
Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah/ hemoglobin (Hb)
dalam darah yang kurang dari normal, yaitu pada wanita/ usia remaja (<12gr/ dL).
Kekurangan Fe atau zat besi dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari
mengakibatkan anemia defisiensi besi. Zat besi dibutuhkan untuk membentuk sel
darah merah (Hemoglobin). Anemia terjadi karena dampak dari kurangnya zat gizi
makro (karbohidrat, protein, lemak) dan zat mikro (vitamin dan mineral) yang
kurang dalam tubuh.
2. Tanda-tanda Anemia Pada remaja putri yang mengalami anemia akan timbul tanda
tanda anemia sebagai berikut:
a. Lesu, lemah, letih, lelah, dan lunglai (5L)
b. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
c. Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan
menjadi pucat.
3. Penyebab Anemia
a. Faktor yang mendukung terjadinya anemia:
1) Makanan yang mengandung zat besi rendah Kebutuhan zat besi yang
meningkat akibat kehilangan darah, misalnya sebagai akibat cidera,
perdarahan ulkus peptikum atau hemorhoid, atau sebagai akibat epistaksis
atau menstruasi yang berlebihan.
2) Gangguan penyerapan zat besi. Gangguan penyerapan zat besi seperti
terjadi pada kelainan traktus alimentarius tertentu.Penghambat penyerapan
zat besi yang lainnya yaitu kafein, tanin, fitat, zink, kalsium, fosfat dan
lain-lain.
b. Faktor pendorong anemia pada remaja putri.
1) Setiap bulan remaja putri mengalami menstruasi. Siklus menstruasi pada
wanita rata-rata sekitar 28 hari selama kurang lebih 7 hari, lama
perdarahannya sekitar 3-5 hari dengan jumlah darah yang dikeluarkan
sekitar 30-40 cc. Puncak perdarahannya hari ke 2-3 yaitu jumlah
pemakaian pembalut sekitar 2-3 buah.(19) Banyaknya darah yang keluar
mengakibatkan anemia, karena wanita tidak mempunyai persediaan Fe
yang cukup dan absorpsi Fe ke dalam tubuh tidak dapat menggantikan
hilangnya Fe saat menstruasi.
2) Remaja putri sering kali menjaga penampilan, ingin kurus sehingga
berdiet dan mengurangi makan. Diet yang tidak seimbang dengan
kebutuhan tubuh akan menyebabkan tubuh kekurangan zat penting seperti
zat besi. Diet remaja mengandung 6 mg/ 1000 kkal, sehingga pada gadis
umumnya membutuhkan kalori yang lebih rendah akan kesulitan untuk
mencukupi kebutuhan zat besi atau anemia zat besi.
c. Penyebab utama anemia pada wanita adalah kurang memadainya asupan
makanan sumber Fe, sedangkan kebutuhan Fe meningkat karena kehilangan
darah saat menstruasi.(18) Penyebabnya dapat bermacam-macam, seperti
perdarahan hebat, kurangnya kadar zat besi dalam tubuh, kekurangan asam
folat, kekurangan vitamin B12, cacingan leukimia (kanker darah putih),
penyakit kronis dan sebagainya.
d. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kadar Hb turun pada remaja
yaitu : 1) Penyakit yang kronis, misalnya TBC, Hepatitis, dsb.
3) Pola hidup remaja putri berubah dari yang semula serba teratur menjadi
kurang teratur, misalnya sering terlambat makan atau kurang tidur.
e. Ketidakseimbangan antara asupan gizi dan aktifitas yang dilakukan.
f. Rendahnya konsentrasi Hemoglobin (Hb) atau hematokrit nilai ambang batas
(referensi) yang disebabkan oleh rendahnya produksi sel darah merah
(eritrosit) dan Hb, meningkatnya kerusakan eritrosit (hemolisis), atau
kehilangan darah yang banyak.
g. Kehilangan zat besi pada orang sehat terjadi melalui feses (0,6 mg/ hari), getah
empedu, serta sel-sel mukosa usus yang mengalami deskuamasi (lapisan tipis
hilangnya), sedikit melalui darah dan sedikit melalui urin, di samping
kehilangan basal wanita juga kehilangan zat besi melalui darah menstruasi.
4. Dampak Anemia pada Remaja Putri. Dampak anemia pada remaja putri
diantaranya:
a. Menurunnya kesehatan reproduksi
b. Terhambatnya perkembangan motorik, mental dan kecerdasan
c. Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.
d. Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai optimal.
e. Menurunkan fisik olahraga serta tingkat kebugaran
f. Mengakibatkan muka pucat
g. Terhambatnya pertumbuhan, pada masa pertumbuhan tubuh mudah terinfeksi,
kebugaran/ kesegaran tubuh menurun, belajar/ prestasi menurun, calon ibu
yang berisiko saat kehamilan dan melahirkan, saat melahirkan akan terjadi
perdarahan bahkan kematian.
5. Pentingnya Zat Besi (Fe) bagi Wanita dan Remaja Putri
Defisiensi merupakan limiting faktor untuk pertumbuhan masa remaja,
mengakibatkan tingginya kebutuhan zat besi. Kekurangan Fe dalam makan sehari-
hari dapat menimbulkan kekurangan darah yang dikenal sebagai anemia gizi besi
(AGB). Remaja putri lebih rawan terhadap anemia dibandingkan remaja lakilaki
karena remaja putri mengalami menstruasi/ haid berkala yang mengeluarkan
sejumlah zat besi setiap bulan. Oleh sebab itu remaja putri lebih membutuhkan zat
besi lebih banyak dari pada remaja lakilaki.
6. Pencegahan Anemia
Anemia gizi dari 3 faktor di atas dapat disimpukan bahwa perilaku pencegahan
anemia pada remaja putri di masyarakat ditentukan oleh pengetahuan, sikap,
kepercayaan, tradisi, petugas fasilitas kesehatan. terdapat 3 strategi pencegahan
penyakit diantaranya:
a. Pencegahan Primer (promosi kesehatan) Promosi yang dilakukan pada
individu atau masyarakat untuk mendorong perilaku yang meningkatkan
kesehatan dengan cara mengurangi faktor risiko dengan cara perubahan
ligkungan untuk menyediakan pilihan makanan bergizi, disekolah menjual
makanan yang bergizi dan mengandung zat besi seperti berasal dari sayuran
dan buah yang segar, informasi gizi di akses di internet, penjual dan pembeli
makanan harus memperhatikan nilai gizi dan tanggal kadaluarsa.
b. Pencegahan Sekunder (Penilaian dan Pengurangan Resiko)
Pencegahan sekunder ini untuk menekankan deteksi dini dan diagnosa
penyakit. Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan pemeriksaan sejak dini
ke pelayanan kesehatan untuk mengetahui sejak dini hasil pemeriksaan/
diagnosa anemia diantaranya:
1) Anamnesa/ keluhan. Dengan anamnesa akan ditemukan keluhan cepat
lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan tanda anemia lain yang
dirasakan.
2) Pemeriksaan fisik Keluhan lemah, kulit pucat, sementara tekanan darah
masih dalam batas normal, pucat pada membran mukosa, konjungtiva,
pucatnya pada kuku dan jari tangan karena kurangnya sel darah merah.(24)
3) Pemeriksaan darah Pemeriksaan Hb untuk meningkatkan derajat anemia
dapat dilakukan dengan menggunakan alat test meter MHD-1.
c. Pencegahan Tersier (Pengobatan dan Rehabilitasi) Mencakup pengobatan dan
rehabilitasi untuk mencegah kejadian anemia lebih lanjut. Anemia pada remaja
putri disebabkan dari faktor kurangnya berbagai macam nutrisi penting dalam
pembentukan Hb. Prinsip dasar dalam pencegahan anemia karena defisiensi zat
besi adalah memastikan konsumsi zat besi secara teratur untuk memenuhi
kebutuhan tubuh dan untuk meningkatkan kandungan serta bioavailabilitas
(ketersediaan hayati) zat besi dalam makanan. Ada empat pendekatan utama:
1) Penyediaan suplemen zat besi Dosis Tablet Tambah Darah (TTD) adalah
tablet besi folat yang setiap tablet mengandung 200 mg Fero Sulfat atau 60
mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat. Mengkonsumsi tablet Fe saat
mentruasi dapat membantu mencegah anemia. Cara paling efektif untuk
mengatasi anemia defisiensi besi segera setelah diketahui adalah dalam
bentuk preparat, terapi juga harus ditujukan kepada keadaan yang mungkin
terdapat dibalik anemia tersebut.
2) Makanan yang mengandung zat besi. Makan makanan yang banyak
mengandung zat besi dari bahan makanan hewani (heme) seperti daging,
ikan, ayam, hati, telur dan bahan makanan nabati (non heme) sayur sayuran
dan buah buahan yang banyak mengandung vitamin C (daun katuk, daun
singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk, nanas) sangat bermanfaat untuk
meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus.
3) Mengurangi yang menghambat penyerapan zat besi yaitu minum teh, kopi,
susu, dan minuman beralkohol.
4) Edukasi gizi. Pendekatan berbasis holtikultur untuk memperbaiki
ketersediaan hayati zat besi pada bahan pangan yang umum.
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN Nn. M USIA 16 TAHUN DENGAN ANEMIA RINGAN


DI RS CITRA MEDIKA DEPOK

Hari/Tanggal : Senin, 21 November 2022


Pukul : 13.00 WIB

Identitas
Nama : Nn. R
Usia : 16 tahun
Tanggal Pemeriksaan : 21-11-2022
A. Data Subyektif
Pasien mengeluh badan terasa lemas, sering pusing dan nafsu makan berkurang

B. Data Obyektif
1. Tanda-tanda Vital
TD : 90/70,
S: 36,5 0C
RR: 19x/menit
Nadi: 86x/menit
KU: Baik
Kesadaran Composmentis
BB: 45 kg
2. Pemeriksaan penunjang/ Hasil lab: HB : 10,7 gr/dl
C. Assasment
Nn. R usia 16 tahun dengan Anemia Ringan
D. Planning
1. Memberitahu kepada pasien bahwa keadaan nya saat ini mengalami anemia
ringan. Anemia adalah suatu kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah yang
mengandung hemoglobin untuk menyebarkan oksigen ke seluruh tubuh
2. Memberikan penkes dampak anemia pada remaja putri adalah seorang wanita yang
akan hamil dan melahirkan seorang bayi, sehingga memperbesar resiko kematian
ibu melahirkan, bayi lahir premature dan berat bayi lahir rendah (BBLR).
3. Memberikan penkes kepada pasien untuk mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat besi, vit c, B12, asam folat.
4. Hindari minum kopi, teh, susu karena akan mengganggu penyerapan zat besi.
5. Menganjurkan pasien untuk istirahat yang cukup, tidur siang 2 jam dan tidur 8
jam. Agar mengurangi keluhan yang pasien rasakan
6. Menganjurkan pasien untuk meminum tablet fe secara teratur untuk membantu
menambah kadar darah hemoglobin pasien.
7. Mengingatkan kembali kepada pasien cara meminum obat fe tidak boleh diminum
dengan susu atau teh, karena akan menghambat absorbsi zat besi di dalam tubuh.
Diminum dengan air putih atau dengan air jeruk saja dan diminum pada malam
hari karena efek samping meminum penambah darah adalah mual.
8. Menganjurkan pasien untuk cek lab darah ulang 1 bulan kemudian
9. Menganjurkan pasien untuk kunjungan ulang 1 bulan lagi pada tanggal 21-12-
2022 dan segera kontrol jika ada keluhan
BAB IV
PEMBAHASAN

Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah/ hemoglobin (Hb) dalam
darah yang kurang dari normal, yaitu pada wanita/ usia remaja ((<12gr/ dL). Kekurangan Fe
atau zat besi dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari mengakibatkan anemia defisiensi
besi. Zat besi dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah (Hemoglobin). Anemia terjadi
karena dampak dari kurangnya zat gizi makro (karbohidrat, protein, lemak) dan zat mikro
(vitamin dan mineral) yang kurang dalam tubuh.
Pada kasus ditemukan remaja pranikah dengan anemia ringan dan tenaga kesehatan
atau bidan dari PMB bidan Dea pun melakukan asuhan kebidanan dan penanganaan anemia
pada pasien tersebut dengan cara sesuai prosedur dan sesuai dengan teori dan dapat
disimpukan bahwa perilaku pencegahan anemia pada remaja putri di masyarakat ditentukan
oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, petugas fasilitas kesehatan.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah/ hemoglobin (Hb) dalam
darah yang kurang dari normal, yaitu pada wanita/ usia remaja (<12gr/ dL). Kekurangan Fe atau zat
besi dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari mengakibatkan anemia defisiensi besi.
Umumnya perempuan lebih rentan mengalami anemia daripada laki – laki salah
satunya, karena setiap bulan perempuan mengalami menstruasi yang secara otomatis
mengeluarkan darah sehingga kebutuhan zat besi pada perempuan lebih besar daripada laki
- laki untuk mengembalikan kondisi tubuhnya pada keadaan semula. Bagi remaja putri
yang mengalami anemia masalah anemia akan terus berlanjut setelah remaja, karena
mengalami menstruasi dilanjutkan proses kehamilan dan menyusui.

B. SARAN
Saran untuk klien dan tenaga kesehatan sesuai dengan planning pada asuhan kebidanan
tersebut, yaitu :
1. Memberikan penkes dampak anemia pada remaja putri adalah seorang wanita yang
akan hamil dan melahirkan seorang bayi, sehingga memperbesar resiko kematian
ibu melahirkan, bayi lahir premature dan berat bayi lahir rendah (BBLR).
2. Memberikan penkes kepada pasien untuk mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat besi, vit c, B12, asam folat.
3. Hindari minum kopi, teh, susu karena akan mengganggu penyerapan zat besi.
4. Menganjurkan pasien untuk istirahat yang cukup, tidur siang 2 jam dan tidur 8
jam. Agar mengurangi keluhan yang pasien rasakan
5. Menganjurkan pasien untuk meminum tablet fe secara teratur untuk membantu
menambah kadar darah hemoglobin pasien.
6. Mengingatkan kembali kepada pasien cara meminum obat fe tidak boleh diminum
dengan susu atau teh, karena akan menghambat absorbsi zat besi di dalam tubuh.
Diminum dengan air putih atau dengan air jeruk saja dan diminum pada malam
hari karena efek samping meminum penambah darah adalah mual.
7. Menganjurkan pasien untuk cek lab darah ulang 1 bulan kemudian
8. Menganjurkan pasien untuk kunjungan ulang 1 bulan lagi pada tanggal 21-12-
2022 dan segera kontrol jika ada keluhan.
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/LTA_VINNA.pdf
Depkes RI. (2007). Modul Pekatihan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Jakarta.
Departemen Kesehatan RI.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-arumwulann-5862-2-babii.pdf
WHO. 2008. “Worldwide Prevalence of Anaemia 1993-2005; WHO Global Database on
Anaemia”. Geneva : WHO.

Anda mungkin juga menyukai