Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEBIDANAN

PADA BY.NY. “E” NKB SMK USIA 4 JAM DENGAN


BBLR DI PUSKESMAS PALANG KEC PALANG
KAB TUBAN

Dosen Pengampuh :
Siti Aminah , SST,M.Kes

Disusun Oleh :
Henny Rohmawati
NIM : 202006090135

Kelas D

PROGRAM STUDY PROFESI BIDAN UNIVERSITAS KADIRI


TAHUN 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN " PADA BY.NY. “E” NKB SMK
USIA 4 JAM DENGAN BBLR DI PUSKESMAS PALANG
KEC PALANG KAB TUBAN
mahasiswa atas nama :

Nama : Henny Rohmawati


Kelas :D

Telah disahkan pada tanggal :.............................................................................................

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Siti Aminah , SST,M.Kes Tutik Sunarmiarti, Amd.Keb


BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Neonatus normal adalah bayi matur 0-28 hari , usia kehamilan > 37 minggu, BBL
2500-4000 gram, lahir menangis, A-S >7 serta tidak ada kelainan kongenital. Keadaan bayi
sangat tergantung pada pertumbuhan janin didalam uterus , kualitas pengawasan antenatal,
penyakit – penyakit ibu waktu hamil, penanganan persalinan dan perawatan sesudah lahir.
Penangulangan bayi tergantung pada keadaannya, apakah ia normal atau tidak. Diantara
bayi yang normal ada yang membutuhkan pertolongan mediksegera ( sindroma gangguan
pernafasan , asfiksia berat, perdarahan , hiperbilirubinemia oleh karena ketidakcocokan
golongan darh ibu dan anak dan lain – lain ) dan tindakan operatif seperti atresia ani, fistula
trakheoesofagus, hernia diafragmatika, atresia duodeni dan sebagainya. Bayi – bayi tersebut
termasuk golongan bayi resiko tinggi.adapula yang tidak memrlukan pertolongan segera
seperti labioskisis, sindaktil dan lain –lain.

II. TUJUAN
A. Tujuan umum
 Mampu melakukan asuhan kebidanan pada BBL fisiologi
 Mampu mengembangkan pola piker ilmiah dalam melaksanakan asuhan
kebidanan pada BBL fisiologi
B. Tujuan khusus
 Mampu mengembangkan rencana asuhan secarah menyeluruh pada BBL
fisiologi
 Mampu melaksanakan asuhan secara efisien dan aman pada BBL fisiologi
 Mampu melaksanakan pengkajian dengan mengumpulkan data subyektif dan
data obyektif pada BBL fisiologi
 Mampu mengidentifikasi kebutuhan segera pada BBL fisiologi
 Mampu mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang di lakukan pada BBL
fisiologi
III. RUANG LINGKUP
Berdasarkan kasus yang dipelajari , maka saat ini yang menjadi permasalahan adalah
bagaimana cara penanganan dan pemecahan dalam memberikan asuhan kebidanan pada
BBL fisiologi. Karen aketerbatasan waktu , pengetahuan dan buku yang ada maka
penulisan ini pada “ Asuhan Kebidanan pada By Ny “R “ 8 jam NCB SMK”

IV. METODE PENULISAN


Metode yang dipakai dalam penulisan asuhan kebidanan ini yaitu dengan
menggunakan pendekatan denagn memberikan asuhan kebidanan pada klien secara
langsung mengenai proses asuhan pada klien secara langsung mengenai proses asuhan
kebidanan pada BBL fisiologi
Adapun data ynag diperoleh :
1. Data primer :
a. Wawancara
b. Observasi
c. Pemeriksaan fisik
2. Data sekunder :
a. Study kepustakaan dan praktek lapangan
3. Sumber data :
a. Obyektif : data observasi dan pemeriksaan fisik
b. Sekunder : diperoleh dari status pasien

V. PELAKSANAN
Praktek lapangan di RSUD. Dr. M. Soewandhie

VI. SISTEMATIK PENULISAN


BAB I : Pendahuluan
BAB II : Tinjauan Pustaka
BAB III : Tinjauan Kasus
BAB IV : Pembahsan
BAB V : Penutup
Daftar Pustaka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. TINJAUAN PUSTAKA PADA BBLR


2.1.1. Definisi
BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2.500
gram atau sampai dengan 2.499 gram. (Prawirohardjo, 2002: 376)
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) maupun Bayi Kurang Bulan (BKB)
merupakan masalah utama di negara berkembang termasuk di Indonesia. Hal ini makin
tingginya kejadian BBLR / BKB serta tingginya mortalitas dan morbiditas perinatal /
neonatal.
Istilah prematuritas telah diganti dengan Berat Badan Lahir Rendah karena
terdapat 2 bentuk penyebab kelahiran bayi dengan berat badan kurang dari 2.500 gram,
yaitu karena umur kehamilan kurang dari 37 minggu, dan umur kehamilan cukup tapi
berat badan lebih rendah dari semestinya atau kombinasi dari keduanya. (Manuaba,
1998: 326)

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dapat dikelompokkan menjadi :


1. BBLR, NCB, SMK
Bayi berat badan lahir rendah, neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan.
2. BBLR, NKB, KMK
Bayi berat badan lahir rendah, neonatus kurang bulan, kecil masa kehamilan.
3. BBLR, NKB, BMK
Bayi berat badan lahir rendah, neonatus kurang bulan, besar masa kehamilan.
4. BBLR, NCB, KMK
Bayi berat badan lahir rendah, neonatus cukup bulan, kecil masa kehamilan.
5. BBLR, NLB, KMK
Bayi berat badan lahir rendah, neonatus lebih bulan, kecil masa kehamilan.
(Sukardi, Abdurrohman, 2002: 104-105)
2.1.2. Etiologi
2.1.2.1. Faktor ibu
1. Gizi saat hamil yang kurang.
2. Umur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
3. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat.
4. Penyakit menahun ibu (hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah (perokok).
5. Faktor pekerjaan yang terlalu
berat. 2.1.2.2.Faktor kehamilan
1. kehamilan dengan hidramion
2. kehamilan ganda
3. perdarahan antepartum
4. komplikasi hamil : pre-eklampsia / eklampsia, ketuban pecah
dini. 2.1.2.3.Faktor janin
1. cacat bawaan
2. infeksi dalam rahim
(Manuaba, 1998: 326-327)

2.1.3. Ciri-Ciri Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)


1. Berat kurang dari 2500 gram.
2. Panjang kurang dari 45 cm.
3. Lingkaran dada kurang dari 30 cm.
4. Lingkar kepala kurang dari 33 cm.
5. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
6. Kepala relatif lebih besar.
7. Kulit: tipis transparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang.
8. Otot: hipotonik – lemah.
9. Pernafasan tak teratur dapat terjadi apnea (gagal nafas).
10. Ekstremitas: paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi – lurus.
11. Kepala tidak mampu tegak.
12. Pernafasan sekitar 45-50 x/menit.
13. Frekuensi nadi 100-140 x/menit.
(Manuaba, 1998: 328)
2.1.4. Komplikasi BBLR
2.1.4.1.Asfiksia Perinatal
1. Susunan saraf pusat
a. Aktifitas refleks batuk masih lemah.
b. Refleks primitif seperti menoleh, menghisap dan menelan masih lemah.
c. Perdarahan germinal matriks / periventrikuler dan perdarahan
intraventrikuler.
d. Leukomolasia periventrikuler.
2. Komplikasi pada saluran pernafasan
a. Penyakit membran hyaline.
b. Apnea rekuren
Apnea adalah periode tidak bernafas selama lebih dari 20 menit yang
disertai bradikardi dan sianosis.
c. Sindroma kebocoran udara.
d. Brochopulmonary dan sumber panas.
e. Thermoregulasi dan sumber panas.
f. Komplikasi pada kardiovaskuler.
g. Metabolisme → bisa mengalami ikterus neonaturum, hipolikemia,
dan hipokalsemia.
h. Komplikasi hematologist seperti anemia prematurus, imunologis,
komplikasi / penyakit pada ginjal, ophtalmologis.
(Sukardi Abdurrohman, 2002: 108-111)
2.1.5. Penanganan
2.1.5.1. Mempertahankan suhu dengan ketat
BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus
dipertahankan dengan ketat. Bayi dimasukkan dalam inkubator dengan suhu
yang diatur.
a. Berat badan lahir di bawah 2 kg : 35 0C
b. Berat badan lahir 2 kg – 2,5 kg : 34 0C
Suhu inkubator diturunkan 1 0
C tiap minggu, setiap bayi dapat
ditempatkan pada suhu lingkungan sekitar 24 – 27 0C.
Mempertahankan suhu tubuh optimal
Untuk mempertahankan suhu lingkungan tubuh optimal 37 0C (36,5 –
37,5 0C) BBLR / BKB membutuhkan suhu lingkungan yang termonetral serta
kelembaban udara 60%.
Mengenai suhu lingkungan termonetral sesuai berat lahir dan masa
gestasi serta usia pasca natal. Oleh karena itu BBLR / BKB seharusnya dirawat
dalam incubator atau dengan cara teknologi tepat guna dengan perawatan ketat /
metode kanguru, bayi akan mendapatkan sumber panas melaui kontak langsung
secara terus menerus dari ibu secara alami. (Sukardi Abdurrohman, 2002: 115)
Memenuhi kebutuhan O2
Untuk mempertahankan hidup BBLR/BKB membutuhkan tekanan
arterial O2 berkisar : PaO2 50-80 TOrr. Di sini memerlukan monitoring analisa
gas darah (AGD) atau PO2 transkutan maupun dengan pulsa oksimetri (SiO2).
BBLR / BKB dengan asfiksia ringan / sedang gangguan nafas ringan, dapat
diberi O2 konsentrasi lebih tinggi (> 40%) melalui :
-
O2 inkubator
-
O2 head box
-
O2 sungkup / maks
(Sukardi Abdurrohman, 2002:116)
Jika bayi sianosis (biru) atau sukar bernafas (frekuensi < 30 atau > 60 /menit)
tarikan dinding dada ke dalam atau merintih)
-
Isap mulut dan hidung untuk memastikan jalan nafas bersih.
-
Beri oksigen 0,5 – 1 L/menit lewat kateter hidung atau nasal prong.
-
Rujuk ke kamar bayi atau ke tempat pelayanan yang dituju.
Jaga bayi tetap hangat, bungkus bayi dengan kain lunak, kering, selimut dan
pakai topi untuk mencegah kehilangan panas.

2.1.5.2. Mencegah infeksi dengan ketat


BBLR sangat rendah akan infeksi, perhatikan prinsip-prinsip pencegahan
infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi.
Cara membersihkan tangan sebelum tindakan
1. Lepaskan semua perhiasan.
2. Posisikan tangan di atas siku, basahi tangan seluruhnya dan gunakan sabun.
3. Mulailah dari ujung jari sampai berbusa, lalu bilas dengan menggunakan
gerakan memutar. Bilas di antara jari-jari, gerakkan dari ujung jari menuju
siku pada satu tangan dan kemudian ulangi untuk tangan berikutnya.
4. Basuh setiap lengan secara terpisah, ujung jari lebih dahulu, jaga tangan
dalam posisi lebih tinggi dari siku.
5. Cuci selama 3-5 menit.
6. Gunakan handuk yang bebeda untuk mengeringkan setiap tangan, keringkan
mulai dari ujung jari sampai siku kemudian buang handuknya.
7. Pastikan tangan yang telah dibersihkan tidak bersentuhan dengan barang-
barang yang tidak didisinfeksi tingkat tinggi atau disterilkan. Jika tangan
menyentuh permukaan yang terkontaminasi, ulangi membersihkan tangan
dengan cara di atas.
Cara perawatan tali pusat
1. Jangan membungkus pusar ataupun mengoleskan bahan atau ramuan apapun
ke puting tali pusat dan nasehati keluarga untuk tidak memberikan apapun
pada pusar bayi.
2. Mengusapkan alkohol atau pourdon iodine masih diperkenalkan sepanjang
tidak menyebabkan tali pusat basah / lembab.
3. Beri nasihat pada ibu dan keluarganya sebelum penolong meninggalkan
bayi:
a. Lipat popok di bawah putung tali pusat.
b. Jika putung tali pusat kotor, cuci secara berhati-hati dengan air matang
(DTT) dan sabun, keringkan secara bersama dengan kain bersih.
c. Jelaskan pada ibu bahwa ia harus mencari bantuan perawatan jika pusar
menjadi merah atau mengeluarkan nanah atau darah.
d. Jika pusar menjadi merah atau mengeluarkan nanah atau darah segera
rujuk bayi ke fasilitas yang mampu untu memberikan asuhan bagi bayi
baru lahir secara lengkap.
2.1.5.3. Pengawasan nutrisi / ASI
Umumnya bayi prematur belum sempurna refleks menghisap dan bentuk
kapasitas lambung masih kecil dan daya enzim pencernaan terutama lipase
masih kurang, maka makanan diberikan dengan pipet sedikit lebih sering.
2.1.5.4. Penimbangan berat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi, nutrisi bayi dan erat
kaitannya dengan daya tahan tubuh oleh sebab itu penambahan berat badan
harus dilakukan dengan ketat.
Kebutuhan cairan untuk BBLR 120-150 ml/kg/hr atau 100-120 kal/kg,
pemberian dilakukan sesuai dengan bertahap sesuai kemampuan segera mungkin
mencukupi kebutuhan cairan atau nutrisi.

2.2. TEORI ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS DENGAN BBLR


2.2.1. Pengkajian
Pengkajian adalah proses pengumpulan data untuk mendapatkan berbagai
informasi yang berkaitan dengan masalah yang dialami klien. Pengkajian dilakukan
dengan berbagai cara, yaitu anamnese, observasi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
diagnostik yang dilakukan di laboratorium dan dengan cara lain. Data yang diperlukan
berbeda untuk setiap jenis penyakit yang diderita klien.
Pada pengkajian bayi diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada keluarga
dan tim kesehatan yang merawat klien dan disampaikan oleh keluarga / tim kesehatan.
A. Data Subyektif
Adapun data dari bayi berat badan lahir rendah adalah :
1. Identifikasi bayi, yang perlu dikaji dengan menggunakan nama ibu yang
bertujuan agar dapat mengenal bayi sehingga tidak keliru dengan bayi lain, jenis
kelamin agar tidak terjadi kesalahan.
2. Identitas penanggung jawab (orang tua) meliputi : nama, umur, agama,
suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
3. Keluhan utama
Berat badan bayi < 2500 gram, alat pernafasan bayi lemah, kardiovaskuler
lambat dan lemah, gerak sedikit berkurang.
4. Riwayat penyakit sekarang
Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (< 2500 gram), lahir secara apa.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit apa yang pernah diderita keluarga dan hubungan ada/ tidak dengan
keadaan bayi sekarang.
6. Riwayat neonatal
a. Perinatal
Hamil anak ke berapa, selama hamil ibu memeriksakan kehamilannya
sekitar berapa kali dan dimana, keluhan pada Trimester I, II dan III apa,
pernah mendapat obat apa, pernah mendapat imunisasi atau tidak, pernah
mendapat penyuluhan atau tidak, selama hamil apakah pernah dipijat ke
dukun atau tidak, pernah minum jamu atau tidak.
b. Natal
Bayi lahir pada umur kehamilan berapa bulan, bayi lahir secara apa, tanggal
dan jam berapa, persalinan ditolong oleh siapa, bagaimana warna
ketubannya, waktu lahir menangis secara spontan atau tidak, jenis kelamin
laki-laki/ perempuan, berat lahir < 2500 gram, panjang 40-45 cm.
c. Post natal
Tanyakan pada ibu dan tenaga kesehatan atau orang yang membawa bayi
mengenai :
- Bagaimana keadaan bayi sesaat setelah lahir?
- Apakah bayi bernafas pada menit pertama?
- Apakah bayi memerlukan resusitasi? Jika ya, selama berapa menit?
7. Pola kebiasaan
a. Pola nutrisi
Reflek menelan / menghisap yang masih lemah, pemberian makanan melalui
mulut dimulai ketika bayi sudah dalam keadaan stabil.
b. Pola Eliminasi
Berkemih setelah habis minum, pengeluaran mekonium biasanya terjadi
dalam waktu 12 jam.
c. Pola aktivitas
Refleks dan gerakan pada test neurologist tampak tidak resisten, gerakan
refleks hanya berkembang sebagai menelan, menghisap, menggenggam
lemah / tidak efektif, tidak ada / menurunnya tanda neurologist, mata
mungkin tertutup / mengantuk.
d. Pola istirahat
Bayi pada hari-hari p[pertama frekuensi tidurnya lebih banyak sekitar 10-16
jam /hari.
e. Pola personal hygiene
Bayi diusahakan agar tetap bersih, kering dan hangat karena bayi rentan
terhadap infeksi dan hipotermi.
B. Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang dikumpulkan melalui pemeriksaan fisik
secara inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi dengan pengukuran TTV yang dilakukan
oleh petugas.
1. Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : baik, lemah, cukup
Kesadaran : composmentis, apatis, somnolen, sapor,
koma BB : < 2500 gram
PB : < 45 cm
LD : < 30 cm
LK : < 32 cm
TTV : Suhu : 36,5 – 37,5 0C
HR : 120 – 160 x/menit
RR : 40-60 x/menit
2. Pemeriksaan fisik :
a. Inspeksi
Kepala : batas dahi dan rambut kepala tidak jelas, kepala relatif lebih
besar dibanding badan, rambut tipis.
Mata : simetris, tidak ada pengeluaran cairan, konjungtiva tidak
anemis, sklera putih.
Hidung : simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung.
Mulut : simetris, mukosa bibir kering, tidak ada kelainan.
Telinga : simetris, bentuk daun telinga normal, daun telinga mudah
dilipat.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada bendungan vena
jugularis.
Dada : simetris, jarak antara puting susu normal, tidak ada tarikan
interkosta.
Abdomen : tali pusat tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada pembesaran
hepar.
Genetalia : jenis kelamin laki-laki / perempuan.
laki-laki : testis belum turun ke skrotum, lubang testis.
perempuan : labia mayora belum menutupi labia minora.
Anus : bersih, anus berlubang.
Integumen : terdapat vernicks caseosa, terdapat lanugo, kulit keriput, merah.
Ekstremitas atas : simetris, gerak lemah, sendi lengan fleksi.
Ekstremitas bawah : simetris, gerak lemah, sendi kaki fleksi.
b. Palpasi
Kepala : tidak ada molase, UUK dan UUB datar dan belum menutup,
tidak ada benjolan.
Mulut : tidak ada pembelahan palatum.
Telinga : daun telinga tipis dan mudah dilipat.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid maupun bendungan vena
jugularis.
Abdomen : tidak ada pembesaran hepar.
c. Auskultasi
Dada : tidak ada wheezing maupun ronchi.
Abdomen : bising usus normal.
d. Perkusi
Abdomen : tidak kembung.
3. Pemeriksaan neurologis
Refleks Morro : lemah
Graps refleks : lemah
Sucking reflek : lemah
Swallowing reflek : lemah
Rooting reflek : lemah
Tonick neck reflek : lemah
Reflek Babynski : lemah

2.2.2. Identifikasi Diagnosa dan Masalah


Diagnosa : Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
Dx : Ibu / petugas kesehatan mengatakan anaknya lahir dengan berat badan
lahir rendah.
Do : - BB : < 2500 gram
- PB : < 45 cm
- LD : < 30 cm
- LK : < 33 cm
- TTV : Suhu : 36,5 – 37,5 0C
HR : 120 – 160 x/menit
RR : 40 – 60 x/menit
- Sistem kardiovaskuler lambat dan lama
- Pernafasan lemah
- Sistem gastrointestinal : mudah terjadi regurgitasi dan dapat
menimbulkan aspirasi pneumonia
- Reflek-reflek lemah
- Mudah mengalami hipotermi
- Kulit keriput dan kering
2.2.3. Antisipasi Masalah Potensial
Antisipasi masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul dan bila tidak
segera diatasi dapat mengganggu keselamatan hidup klien, hingga harus diantisipasi,
dicegah, diawasi dan disiapkan tindakan untuk mengatasi, untuk identifikasi diagnosa /
masalah potensial bayi dengan berat badan lahir rendah adalah:
- Ikterus neonaturum
- Apnea rukuren
- Enterokolitis nekrotikans
- Anemia prematuritas

2.2.4. Identifikasi Kebutuhan Segera


Merupakan tindakan yang secepatnya harus diberikan terhadap klien dan tidak
dapat ditunda karena mengancam jiwa klien, seperti :
-
Hipoksemia (pemberian O2)
-
Hipotermia (bungkus bayi dengan kain yang kering dan bersih kemudian tempatkan
pada inkubator).

2.2.5. Intervensi
Adalah pengembangan rencana yang menyeluruh. Intervensi harus memuat
rasional yang tepat.
Diagnosa : Bayi dengan berat badan lahir rendah.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada By. Ny. “…” selama … x … jam
diharapkan keadaan umum baik, berat badan meningkat.
Kriteria : - Suhu tubuh normal (36,5 – 37,5 0C)
- RR : 40 – 60 x/menit
- HR : 120 – 160 x/menit
- Keadaan umum baik
- Tidak terjadi infeksi
- Tidak sianosis
- Tali pusat tidak berbau, tidak basah, tidak berdarah / bernanah.
- Tidak ada tanda-tanda infeksi.
- Reflek-reflek kuat.
- Berat badan meningkat 30-35 gram/hari.
Intervensi
:
1. Lakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan keluarga.
Rasional : Menjalin hubungan yang baik dan menciptakan kepercayaan keluarga
pada petugas kesehatan.
2. Jelaskan pada orang tua pasien tentang kondisi anaknya.
Rasional : Penjelasan merupakan informasi yang dapat mengurangi kecemasan akibat
ketidaktahuan kondisi anaknya.
3. Terapkan teknik septik dan aseptik.
Rasional : Mencegah infeksi nosokomial dari petugas kepada pasien atau
sebaliknya.
4. Jaga bayi dan lingkungan sekitar tetap hangat dengan cara mengganti popok setiap
kali basah.
Rasional : Mencegah seminimal mungkin kehilangan panas.
5. Observasi TTV tiap 8 jam meliputi suhu, RR,
HR. Rasional : Deteksi dini adanya komplikasi.
6. Rawat tali pusat dengan kasa kering.
Rasional : Mencegah terjadinya infeksi.
7. Lakukan penimbangan berat badan tiap hari dengan timbangan yang
sama. Rasional : Mengetahui tumbuh kembang bayi.
8. Jelaskan cara perawatan payudara pada ibu.
Rasional : Mencegah adanya kuman pada puting susu dan areola mammae dan
memperlancar ASI.
9. Observasi intake dan output tiap 2 jam.
Rasional : Mengetahui kecukupan nutrisi dalam tubuh dan balance cairan dalam
tubuh.
10. Motivasi ibu agar segera memberikan ASI.
Rasional : Memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.
11. Jelaskan cara meneteki bayi yang benar.
Rasional : Dengan meneteki bayi dengan benar ASI akan keluar dengan lancar dan
puting susu tidak rusak.
12. Kolaborasi dengan tim medis.
Rasional : Pemberian terapi yang tepat dapat mempercepat perbaikan prognosa.

2.2.6. Implementasi
Implementasi yang komprehensif merupakan perwujudan dari rencana yang
disusun dalam tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan dapat terealisasi apabila
ditetapkan berdasarkan hakikat masalah, jenis tindakan / pelaksanaan bisa dikerjakan
oleh bidan sendiri, kolaborasi dengan tim kesehatan lain / profesi lain. Pelaksanaan
perlu dilakukan secara tertulis dan berkesinambungan.

2.2.7. Evaluasi
Evaluasi adalah seperangkat tindakan yang saling berhubungan untuk mengukur
pelaksanaan serta didasarkan tujuan dan kriteria, guna mengevaluasi ini adalah untuk
menilai kemampuan dalam asuhan kebidanan sebagai umpan balik untuk memperbaiki
asuhan kebidanan, dalam evaluasi menggunakan format SOAP, yaitu :
S : Data yang diperoleh dari wawancara langsung pada klien.
O : Data yang diperoleh dari hasil observasi dan pemeriksaan.
A : Pernyataan yang terjadi atas data subyektif dan data obyektif.
P : Perencanaan yang telah ditentukan sesuai masalah yang terjadi.
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN " PADA BY.NY. “E” NKB SMK


USIA 4 JAM DENGAN BBLR DI PUSKESMAS PALANG
KEC PALANG KAB TUBAN

3.1 PENGKAJIAN
Tanggal/Jam : 10-01-2021 / 10.45 wib
Tempat : Puskesmas Palang

A. Data Subyektif
3.1.1 Identitas
Nama bayi : By. Ny “E”
Umur : 4 Jam
Jenis kelamin : laki-laki
IDENTITAS ORANG TUA
Nama Ibu : Ny. “E” Nama Suami :Tn.”S”
Umur : 38 tahun Umur : 40 tahun
Agama : Islam Agama ; Islam
Suku/Bangsa ; Jawa Suku/Bangsa : Jawa
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Nelayan
Alamat : Palang

3.1.2 Alasan kunjungan dan Keluhan yang di utarakan oleh ibu


Ibu mengatakan lega telah melahirkan bayinya namun sedikit khawatir karena
bayinya kecil
3.1.3 Riwayat kehamilan ibu
Ibu mengatakan selama hamil periksa ke bidan sebanyak 8 kali
Pada trimester I ibu tidak ada keluhan apapun sehingga periksa ke bidan 1 kali
dan mendapatkan vitamin.
Pada trimester II ibu mengatakan tidak ada keluhan dan periksa ke bidan 3x
kali kemudian mendapat penyuluhan tentang nutrisi dan mendapat tablet
tambah darah.
Pada trimester III ibu periksa ke bidan sebanyak 4 kali karena ibu khawatir
dengan kesehatan bayi kembarnya dan mendapat penyuluhan tentang nutrisi
dan kebersihan diri.

3.1.4 Riwayat kelahiran


Ibu mengatakan melahirkan anaknya pada usia kehamilan 36 minggu , ditolong
oleh bidan secara spontan di Puskesmas Palang tanggal 10 Januari 2021 jenis
kelamin laki-laki, BB 2100 gram dan PB 45 cm
3.1.5 Riwayat kesehatan sekarang (neo / bayi )
Ibu mengatakan sekarang bayinya dalam keadaan sehat .
3.1.8 Riwayat kesehatan orang tua (ibu dan ayah )
Ibu mengatakan baik ibu dan ayah tidak mempunyai penyakit seperti menurun
(diabetes, asma ) menahun (jantung ,asma ) menular (gonore,herpes dan
penyakit PMS yang lainnya )
3.1.9 Pola tumbuh kembang bayi / neo
-
3.1.10 Pola Kebiasaan
a. Pola Nutrisi
Bayi belum di minumi Asi karena masih dalam waktu pengawasan petugas
b. Pola Eliminasi
Bayi sudah BAB warna hitam konsistensi lunak dan belum BAK
c. Pola Istirahat
Bayi hanya menangis dan mengerakan kaki serta tangan
b. Data Obyektif
1. Pemerikasaan Umum
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV: S : 36,70 C
RR : 45x/menit
BBL : 2100 gram
PB : 45 cm
LIDA : 28 cm
LIKA : 30 cm
SOB : 30 cm
FO : 31 cm
MOB : 32 cm
2. Pemeriksaan Khusus
e. Inspeksi
Kepala : batas dahi dan rambut kepala tidak jelas, kepala relatif lebih
besar dibanding badan, rambut tipis.
Mata : simetris, tidak ada pengeluaran cairan, konjungtiva tidak
anemis, sklera putih.
Hidung : simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung.
Mulut : simetris, mukosa bibir kering, tidak ada kelainan.
Telinga : simetris, bentuk daun telinga normal, daun telinga mudah
dilipat.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada bendungan vena
jugularis.
Dada : simetris, jarak antara puting susu normal, tidak ada tarikan
interkosta.
Abdomen : tali pusat tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada pembesaran
hepar.
Genetalia : jenis kelamin laki-laki
laki-laki : testis belum turun ke skrotum, lubang testis.
Anus : bersih, anus berlubang.
Integumen : terdapat vernicks caseosa, terdapat lanugo, kulit keriput, merah.
Ekstremitas atas : simetris, gerak lemah, sendi lengan fleksi.
Ekstremitas bawah : simetris, gerak lemah, sendi kaki fleksi.
f. Palpasi
Kepala : tidak ada molase, UUK dan UUB datar dan belum menutup,
tidak ada benjolan.
Mulut : tidak ada pembelahan palatum.
Telinga : daun telinga tipis dan mudah dilipat.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid maupun bendungan vena
jugularis.
Abdomen : tidak ada pembesaran hepar.
g. Auskultasi
Dada : tidak ada wheezing maupun ronchi.
Abdomen : bising usus normal.
h. Perkusi
Abdomen : tidak kembung.
4. Pemeriksaan neurologis
Refleks Morro : lemah
Graps refleks : lemah
Sucking reflek : lemah
Swallowing reflek : lemah
Rooting reflek : lemah
Tonick neck reflek : lemah
Reflek Babynski : lemah
AS : 7-8

3. Pemeriksaan Penunjang

3.1 IDENTIFIKASI DIAGNOSA


Diagnosa : By. Ny.”S” NKB SMK Usia 4 Jam dengan BBLR
Data Subyektif : Ibu mengatakan melahirkan anaknya pada usia kehamilan 8 bulan,
degan berat badan remdah
Data Obyektif : Keadaan Umum ; baik
BBL : 2100 gram
TTV:S : 36,70C
PB : 45 cm
Jenis Kelami : Laki-laki
R. Moro : (+)
R. Rooting : (+)
R. Graph : (+)
R. Tonic Neck : (+)
R. Sucking : (-)
3.2 DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL

a. Potensial terjadi hipotermi


b. Potensial terjadi infeksi
c. Potensial terjadi kekurangan nutrisi dari kebutuhan
d. Ikterus neonaturum
e. Apnea rukuren
f. Enterokolitis nekrotikans
g. Anemia prematuritas

3.3 KEBUTUHAN SEGERA


 Hipoksemia (pemberian O2)

Hipotermia (bungkus bayi dengan kain yang kering dan bersih kemudian tempatkan
pada inkubator).
3.4 INTERVENSI
Tanggal/Jam : 10-01-2021 jam : 11.00 wib
Diagnosa : By.Ny.”E” NKB SMK Usia 4 Jam dengan BBLR
Tujuan :setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 3 x 24 jam diharapkan tidak
terjadi masalah
Kriteria hasil :
- Suhu tubuh normal (36,5 – 37,5 0C)
- RR : 40 – 60 x/menit
- HR : 120 – 160 x/menit
- Keadaan umum baik
- Tidak terjadi infeksi
- Tidak sianosis
- Tali pusat tidak berbau, tidak basah, tidak berdarah / bernanah.
- Tidak ada tanda-tanda infeksi.
- Reflek-reflek kuat.
- Berat badan meningkat 30-35 gram/hari.
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan keluarga.
Rasional : Menjalin hubungan yang baik dan menciptakan kepercayaan keluarga
pada petugas kesehatan.
2. Jelaskan pada orang tua pasien tentang kondisi anaknya.
Rasional : Penjelasan merupakan informasi yang dapat mengurangi kecemasan akibat
ketidaktahuan kondisi anaknya.
3. Terapkan teknik septik dan aseptik.
Rasional : Mencegah infeksi nosokomial dari petugas kepada pasien atau
sebaliknya.
4. Jaga bayi dan lingkungan sekitar tetap hangat dengan cara mengganti popok setiap
kali basah.
Rasional : Mencegah seminimal mungkin kehilangan panas.
5. Observasi TTV tiap 8 jam meliputi suhu, RR,
HR. Rasional : Deteksi dini adanya komplikasi.
6. Rawat tali pusat dengan kasa kering.
Rasional : Mencegah terjadinya infeksi.
7. Jelaskan cara perawatan payudara pada ibu.
Rasional : Mencegah adanya kuman pada puting susu dan areola mammae dan
memperlancar ASI.
8. Observasi intake dan output tiap 2 jam.
Rasional : Mengetahui kecukupan nutrisi dalam tubuh dan balance cairan dalam
tubuh.
9. Motivasi ibu agar segera memberikan ASI.
Rasional : Memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.
10. Jelaskan cara meneteki bayi yang benar.
Rasional : Dengan meneteki bayi dengan benar ASI akan keluar dengan lancar dan
puting susu tidak rusak.
11. Kolaborasi dengan tim medis.
Rasional : Pemberian terapi yang tepat dapat mempercepat perbaikan prognosa.

3.5 IMPLEMENTASI
Tanggal/Jam : 10-01-2021 /jam : 11.00 wib
Diagnosa : bayi Ny.”E” NKB SMK Usia 4 Jam dengan BBLR
Implementasi
1. Meakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan
keluarga. Hasil : keluarga kooperatif terhadap
petugas.
2. Menjelaskan pada orang tua pasien tentang kondisi anaknya.
Hasil : Orang tua mengerti dan memahami akan kondisi
bayinya
3. Menerapkan teknik septik dan aseptik.
Hasil: Mencegah infeksi nosokomial dari petugas kepada pasien atau sebaliknya
dengan cara petugas selalu ,encucitangan sebelum dan sesudah tindakan.
4. Menjaga bayi dan lingkungan sekitar tetap hangat dengan cara mengganti popok
setiap kali basah.
Hasil : Bayi di bedong dan di masukan kedalam inkubator
5. Observasi TTV tiap 8 jam meliputi suhu, RR, HR.
Hasil : TTV dalam batas normal : S: 36, 7 RR 42 N 130.
6. Merawat tali pusat dengan kasa kering.
Hasil : Talipusat di bungkus dengan Kasa Stiril.
7. Menjelaskan cara perawatan payudara pada ibu.
Hasil : ibu mengerti dan memahami apa yang telah di jelaskan oleh petugas.
8. Observasi intake dan output tiap 2 jam.
Hasil : Bayi sudah BAK warna hitam tkstur lembek namun belum BAK.
9. Motivasi ibu agar segera memberikan ASI.
Hail : Bayi belum di berikan ASI karena masih dalam observasi.
10. Jelaskan cara meneteki bayi yang benar.
Hasil : Ibu mengerti dan memhami apa yang telah di jelaskan.
11. Kolaborasi dengan tim medis.
Hasil : Bayi dalam masa observasi dalam incubator dan pemberian O2.
1.
3.6 EVALUASI
Tanggal/Jam :10-01-2021 / 11.15 wib
S:
O: Keadaan Umum : baik
TTV: Suhu : 36,7 0 C
RR : 36
N : 120x/m
BB : 2100 gram
PB : 45 cm
BAB (+), BAK (-)
Bayi tiba tiba merintih
A: Bayi Ny.” E ” NKB SMK Usia 4 Jam dengan BBLR
P : - memritahu keluarga bahwa keadaan bayinya mulai menurun
- Observasi TTV
- Pertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat
- Mempersiapkan rujukan ke RS
CATATAN PERKEMBANGAN
NO TANGGAL SOAP
1. 10 Januari 2021 S : Bayi mulai merintih
Jam : 10.30 O : KU : baik
Suhu : 36,6 0c
RR : 36
N : 120x/m
BB : 2100 gram
PB : 45 cm
A : Bayi Ny.” E” NKB SMK usia 4 Jam dengan BBLR
P:
- memberikan penjelasan kepada keluarga persiapan
rujukan serta memberikan dukungan psikologis pada ibu
- tetap menjaga kehangatan bayi agar tidak terjadi hipotermi
dengan membungkus plastic dan bedong
- memberikan O2
- Rujuk RSUD Bojonegoro
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah di lakukan asuhan kebidana pada Bayi NY ‘’E’’ Jam NKB SMK Usia 4 dengan BBLR di
harapkan dengan asuhan yang di berikan serta tindakan yang tepat di harapakan keadaan bayi
menjadi lebih baik. Dari hasil pengkajian dan pemerisaan bahwa berat badan lahir rendah adalah
bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi (berat lahir
adalah berat bayi yang di timbang dalam 1 jam setelah lahir). Ciri – ciri BBLR adalah berat badan
kurang dari 2500 gram Panjang kurang dari 45 cm ,Lingkaran dada kurang dari 30 cm ,Lingkaran
kepala kurang dari 31 cm , Usia kehamilan kurang dari 37 minggu .dan saat di lakukan pemeriksaan
berat badan bayi 2100 gram dan mempunyai panjang 45 cm .Maka tidak ada kesenjangan antara
teori dan praktek.Sehingga antara teori dan praktek saling melengkapi.
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan yang sering di
alami pada sebagian masyarakat yang di tandai berat lahir kurang dari 2500 gram. BBLR yang
tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan timbulnya masalah pada semua system organ
tubuh meliputi gangguan pada pernafasan (aspirasi mekoneum, asfiksia neonatorum), gangguan
pada system pencernaan (lambung kecil), gangguan system perkemihan (ginjal belum
sempurna), gangguan system persyarafan (respon rangsangan lambat). Selain itu BBLR dapat
mengalami gangguan mental dan fisik serta tumbuh kembang.

5.2 SARAN
 Diharapkan setelah di rawat bayi dapat ;
o Keadaan bayi menjadi lebih baik
o Berat badan naik mencapai normal
o Tidak terjadi infeksi dan hipotermia
 Diharapkan bidan dan perawat dapt :
o Meningkatkan proses keperawatan pada BBLR dengan mempertahankan teknik aseptic
dalam setiap melakukan tindakan
 Di harapkan mahasiswa dapat:
o Menganalisa dan menegakkan diagnosa kebidanan sesuai dengan prioritas masalah yang
ada
o Menetapkan intervensi dan mengevaluasi tindakan yang dilakukan pada BBLR.

Anda mungkin juga menyukai