Dosen Pengampuh :
Siti Aminah , SST,M.Kes
Disusun Oleh :
Henny Rohmawati
NIM : 202006090135
Kelas D
I. LATAR BELAKANG
Neonatus normal adalah bayi matur 0-28 hari , usia kehamilan > 37 minggu, BBL
2500-4000 gram, lahir menangis, A-S >7 serta tidak ada kelainan kongenital. Keadaan bayi
sangat tergantung pada pertumbuhan janin didalam uterus , kualitas pengawasan antenatal,
penyakit – penyakit ibu waktu hamil, penanganan persalinan dan perawatan sesudah lahir.
Penangulangan bayi tergantung pada keadaannya, apakah ia normal atau tidak. Diantara
bayi yang normal ada yang membutuhkan pertolongan mediksegera ( sindroma gangguan
pernafasan , asfiksia berat, perdarahan , hiperbilirubinemia oleh karena ketidakcocokan
golongan darh ibu dan anak dan lain – lain ) dan tindakan operatif seperti atresia ani, fistula
trakheoesofagus, hernia diafragmatika, atresia duodeni dan sebagainya. Bayi – bayi tersebut
termasuk golongan bayi resiko tinggi.adapula yang tidak memrlukan pertolongan segera
seperti labioskisis, sindaktil dan lain –lain.
II. TUJUAN
A. Tujuan umum
Mampu melakukan asuhan kebidanan pada BBL fisiologi
Mampu mengembangkan pola piker ilmiah dalam melaksanakan asuhan
kebidanan pada BBL fisiologi
B. Tujuan khusus
Mampu mengembangkan rencana asuhan secarah menyeluruh pada BBL
fisiologi
Mampu melaksanakan asuhan secara efisien dan aman pada BBL fisiologi
Mampu melaksanakan pengkajian dengan mengumpulkan data subyektif dan
data obyektif pada BBL fisiologi
Mampu mengidentifikasi kebutuhan segera pada BBL fisiologi
Mampu mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang di lakukan pada BBL
fisiologi
III. RUANG LINGKUP
Berdasarkan kasus yang dipelajari , maka saat ini yang menjadi permasalahan adalah
bagaimana cara penanganan dan pemecahan dalam memberikan asuhan kebidanan pada
BBL fisiologi. Karen aketerbatasan waktu , pengetahuan dan buku yang ada maka
penulisan ini pada “ Asuhan Kebidanan pada By Ny “R “ 8 jam NCB SMK”
V. PELAKSANAN
Praktek lapangan di RSUD. Dr. M. Soewandhie
2.2.5. Intervensi
Adalah pengembangan rencana yang menyeluruh. Intervensi harus memuat
rasional yang tepat.
Diagnosa : Bayi dengan berat badan lahir rendah.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada By. Ny. “…” selama … x … jam
diharapkan keadaan umum baik, berat badan meningkat.
Kriteria : - Suhu tubuh normal (36,5 – 37,5 0C)
- RR : 40 – 60 x/menit
- HR : 120 – 160 x/menit
- Keadaan umum baik
- Tidak terjadi infeksi
- Tidak sianosis
- Tali pusat tidak berbau, tidak basah, tidak berdarah / bernanah.
- Tidak ada tanda-tanda infeksi.
- Reflek-reflek kuat.
- Berat badan meningkat 30-35 gram/hari.
Intervensi
:
1. Lakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan keluarga.
Rasional : Menjalin hubungan yang baik dan menciptakan kepercayaan keluarga
pada petugas kesehatan.
2. Jelaskan pada orang tua pasien tentang kondisi anaknya.
Rasional : Penjelasan merupakan informasi yang dapat mengurangi kecemasan akibat
ketidaktahuan kondisi anaknya.
3. Terapkan teknik septik dan aseptik.
Rasional : Mencegah infeksi nosokomial dari petugas kepada pasien atau
sebaliknya.
4. Jaga bayi dan lingkungan sekitar tetap hangat dengan cara mengganti popok setiap
kali basah.
Rasional : Mencegah seminimal mungkin kehilangan panas.
5. Observasi TTV tiap 8 jam meliputi suhu, RR,
HR. Rasional : Deteksi dini adanya komplikasi.
6. Rawat tali pusat dengan kasa kering.
Rasional : Mencegah terjadinya infeksi.
7. Lakukan penimbangan berat badan tiap hari dengan timbangan yang
sama. Rasional : Mengetahui tumbuh kembang bayi.
8. Jelaskan cara perawatan payudara pada ibu.
Rasional : Mencegah adanya kuman pada puting susu dan areola mammae dan
memperlancar ASI.
9. Observasi intake dan output tiap 2 jam.
Rasional : Mengetahui kecukupan nutrisi dalam tubuh dan balance cairan dalam
tubuh.
10. Motivasi ibu agar segera memberikan ASI.
Rasional : Memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.
11. Jelaskan cara meneteki bayi yang benar.
Rasional : Dengan meneteki bayi dengan benar ASI akan keluar dengan lancar dan
puting susu tidak rusak.
12. Kolaborasi dengan tim medis.
Rasional : Pemberian terapi yang tepat dapat mempercepat perbaikan prognosa.
2.2.6. Implementasi
Implementasi yang komprehensif merupakan perwujudan dari rencana yang
disusun dalam tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan dapat terealisasi apabila
ditetapkan berdasarkan hakikat masalah, jenis tindakan / pelaksanaan bisa dikerjakan
oleh bidan sendiri, kolaborasi dengan tim kesehatan lain / profesi lain. Pelaksanaan
perlu dilakukan secara tertulis dan berkesinambungan.
2.2.7. Evaluasi
Evaluasi adalah seperangkat tindakan yang saling berhubungan untuk mengukur
pelaksanaan serta didasarkan tujuan dan kriteria, guna mengevaluasi ini adalah untuk
menilai kemampuan dalam asuhan kebidanan sebagai umpan balik untuk memperbaiki
asuhan kebidanan, dalam evaluasi menggunakan format SOAP, yaitu :
S : Data yang diperoleh dari wawancara langsung pada klien.
O : Data yang diperoleh dari hasil observasi dan pemeriksaan.
A : Pernyataan yang terjadi atas data subyektif dan data obyektif.
P : Perencanaan yang telah ditentukan sesuai masalah yang terjadi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
Tanggal/Jam : 10-01-2021 / 10.45 wib
Tempat : Puskesmas Palang
A. Data Subyektif
3.1.1 Identitas
Nama bayi : By. Ny “E”
Umur : 4 Jam
Jenis kelamin : laki-laki
IDENTITAS ORANG TUA
Nama Ibu : Ny. “E” Nama Suami :Tn.”S”
Umur : 38 tahun Umur : 40 tahun
Agama : Islam Agama ; Islam
Suku/Bangsa ; Jawa Suku/Bangsa : Jawa
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Nelayan
Alamat : Palang
3. Pemeriksaan Penunjang
3.5 IMPLEMENTASI
Tanggal/Jam : 10-01-2021 /jam : 11.00 wib
Diagnosa : bayi Ny.”E” NKB SMK Usia 4 Jam dengan BBLR
Implementasi
1. Meakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan
keluarga. Hasil : keluarga kooperatif terhadap
petugas.
2. Menjelaskan pada orang tua pasien tentang kondisi anaknya.
Hasil : Orang tua mengerti dan memahami akan kondisi
bayinya
3. Menerapkan teknik septik dan aseptik.
Hasil: Mencegah infeksi nosokomial dari petugas kepada pasien atau sebaliknya
dengan cara petugas selalu ,encucitangan sebelum dan sesudah tindakan.
4. Menjaga bayi dan lingkungan sekitar tetap hangat dengan cara mengganti popok
setiap kali basah.
Hasil : Bayi di bedong dan di masukan kedalam inkubator
5. Observasi TTV tiap 8 jam meliputi suhu, RR, HR.
Hasil : TTV dalam batas normal : S: 36, 7 RR 42 N 130.
6. Merawat tali pusat dengan kasa kering.
Hasil : Talipusat di bungkus dengan Kasa Stiril.
7. Menjelaskan cara perawatan payudara pada ibu.
Hasil : ibu mengerti dan memahami apa yang telah di jelaskan oleh petugas.
8. Observasi intake dan output tiap 2 jam.
Hasil : Bayi sudah BAK warna hitam tkstur lembek namun belum BAK.
9. Motivasi ibu agar segera memberikan ASI.
Hail : Bayi belum di berikan ASI karena masih dalam observasi.
10. Jelaskan cara meneteki bayi yang benar.
Hasil : Ibu mengerti dan memhami apa yang telah di jelaskan.
11. Kolaborasi dengan tim medis.
Hasil : Bayi dalam masa observasi dalam incubator dan pemberian O2.
1.
3.6 EVALUASI
Tanggal/Jam :10-01-2021 / 11.15 wib
S:
O: Keadaan Umum : baik
TTV: Suhu : 36,7 0 C
RR : 36
N : 120x/m
BB : 2100 gram
PB : 45 cm
BAB (+), BAK (-)
Bayi tiba tiba merintih
A: Bayi Ny.” E ” NKB SMK Usia 4 Jam dengan BBLR
P : - memritahu keluarga bahwa keadaan bayinya mulai menurun
- Observasi TTV
- Pertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat
- Mempersiapkan rujukan ke RS
CATATAN PERKEMBANGAN
NO TANGGAL SOAP
1. 10 Januari 2021 S : Bayi mulai merintih
Jam : 10.30 O : KU : baik
Suhu : 36,6 0c
RR : 36
N : 120x/m
BB : 2100 gram
PB : 45 cm
A : Bayi Ny.” E” NKB SMK usia 4 Jam dengan BBLR
P:
- memberikan penjelasan kepada keluarga persiapan
rujukan serta memberikan dukungan psikologis pada ibu
- tetap menjaga kehangatan bayi agar tidak terjadi hipotermi
dengan membungkus plastic dan bedong
- memberikan O2
- Rujuk RSUD Bojonegoro
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah di lakukan asuhan kebidana pada Bayi NY ‘’E’’ Jam NKB SMK Usia 4 dengan BBLR di
harapkan dengan asuhan yang di berikan serta tindakan yang tepat di harapakan keadaan bayi
menjadi lebih baik. Dari hasil pengkajian dan pemerisaan bahwa berat badan lahir rendah adalah
bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi (berat lahir
adalah berat bayi yang di timbang dalam 1 jam setelah lahir). Ciri – ciri BBLR adalah berat badan
kurang dari 2500 gram Panjang kurang dari 45 cm ,Lingkaran dada kurang dari 30 cm ,Lingkaran
kepala kurang dari 31 cm , Usia kehamilan kurang dari 37 minggu .dan saat di lakukan pemeriksaan
berat badan bayi 2100 gram dan mempunyai panjang 45 cm .Maka tidak ada kesenjangan antara
teori dan praktek.Sehingga antara teori dan praktek saling melengkapi.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan yang sering di
alami pada sebagian masyarakat yang di tandai berat lahir kurang dari 2500 gram. BBLR yang
tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan timbulnya masalah pada semua system organ
tubuh meliputi gangguan pada pernafasan (aspirasi mekoneum, asfiksia neonatorum), gangguan
pada system pencernaan (lambung kecil), gangguan system perkemihan (ginjal belum
sempurna), gangguan system persyarafan (respon rangsangan lambat). Selain itu BBLR dapat
mengalami gangguan mental dan fisik serta tumbuh kembang.
5.2 SARAN
Diharapkan setelah di rawat bayi dapat ;
o Keadaan bayi menjadi lebih baik
o Berat badan naik mencapai normal
o Tidak terjadi infeksi dan hipotermia
Diharapkan bidan dan perawat dapt :
o Meningkatkan proses keperawatan pada BBLR dengan mempertahankan teknik aseptic
dalam setiap melakukan tindakan
Di harapkan mahasiswa dapat:
o Menganalisa dan menegakkan diagnosa kebidanan sesuai dengan prioritas masalah yang
ada
o Menetapkan intervensi dan mengevaluasi tindakan yang dilakukan pada BBLR.