Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny.

H P40014 POST PARTUM 1 HARI


DENGAN ANEMIA SEDANG DI RSUD DR M SOEWANDHIE SURABAYA

Oleh:
Ary Megawati (130803003)

STIKES PEMKAB JOMBANG


PRODI DIII KEBIDANAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Masa nifas merupakan masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira
6 minggu. (Pelayanan Maternal Neonatal, N-23).
Seorang wanita dapat meninggal karena perdarahan pasca persalinan dalam waktu 1
jam setelah melahirkan oleh karena itu penilaian dan penatalaksanaan yang cermat selama
kala III dan kala IV persalinan sangat penting. Memperkirakan kehilangan darah hanyalah
salah satu cara untuk menilai kondisi ibu setelah melahirkan. Upaya yang lebih penting
adalah dengan memeriksa ibu secara berkala dan lebih sering selama kala IV dan menilai
kehilangan darahnya dengan cara memantau tanda vital, mengevaluasi kondisi terkini,
memperkirakan jumlah perdarahan lanjutan dan menilai tonus uterus. (APN, 5 – 18).
Sebagian besar kejadian kesakitan dan kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan
pasca persalinan dan terjadi dalam 4 jam pertama setelah kelahiran bayi. Karena itu penting
sekali untuk memantau ibu secara ketat segera setelah setiap tahapan atau kala persalinan
diselesaikan. Jika tanda-tanda vital dan tonus uterus masih dalam batas normal selama 2 jam
pertama pasca persalinan, mungkin ibu tidak akan mengalami perdarahan pasca persalinan.
(APN, 5 – 20).

1.2. TUJUAN PENULISAN


1.2.1 Tujuan Umum
Agar penulis mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang nyata dari teori
yang diperoleh sehingga penulis mampu melaksanakan dan menerapkan Asuhan
Kebidanan pada Ny. “U” P40004 dengan Anemia Ringan di RSUD.dr.M.Soewandie
Surabaya.
1.2.2 Tujuan Khusus
Dalam pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada Ny. “U” P40004 dengan Anemia Ringan di
RSUD dr.M.Soewandhie.Surabaya, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Melakukan pengkajian data.
2. Mengidentifikasi diagnosa masalah dan kebutuhan.
3. Menentukan antisipasi masalah potensial.
4. Menentukan kebutuhan segera.
5. Menyusun dan mengembangkan rencana Asuhan Kebidanan.
6. Melaksanakan Asuhan Kebidanan.
7. Mengevaluasi hasil Asuhan Kebidanan sesuai dengan rencana yang ditetapkan.

1.3. MANFAAT PENULISAN


1.3.1 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai salah satu bahan kepustakaan pada penanganan kasus pada klien 2 hari post
partum.
1.3.2 Bagi Lahan Praktek
Dapat memberikan suatu masukan dalam upaya peningkatan mutu dan pelayanan pada
klien post partum hari ke-2 dengan anemia ringan.
1.3.3 Bagi Penulis
Diharapkan mampu melaksanakan dan menerapkan Asuhan Kebidanan pada klien
post partum hari ke-2 dengan anemia ringan sesuai dengan kriteria dan teori yang
didapat dan mendokumentasikan dalam bentuk tulisan.

1.4. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan Asuhan Kebidanan
pada klien post partum hari ke-2 fisiologis ini adalah :

1.4.1 Wawancara
Yaitu mengumpulkan data dengan cara tanya jawab secara langsung antara petugas
dengan klien dan keluarga.
1.4.2 Observasi
Yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap perubahan yang terjadi pada klien.
1.4.3 Study Kepustakaan
Yaitu dengan mempelajari buku-buku dan makalah tentang Asuhan Kebidanan pada
klien post partum hari ke-1 fisiologis.
1.4.4 Pemeriksaan Fisik
Yaitu pemeriksaan pada klien yang meliputi inspeksi, palpasi, aukultasi dan perkusi
untuk memperoleh data obyektif.
1.4.5 Pemeriksaan Penunjang
Yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan diagnosa yaitu dengan
melakukan pemeriksaan laboratorium.
1.4.6 Dokumentasi
Yaitu memperoleh data dengan melihat data yang sudah ada dalam status klien,
catatan medik, dan hasil pemeriksaan laboratorium.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. KONSEP DASAR NIFAS dengan ANEMIA RINGAN


2.1.1 Pengertian
Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah (eritrosit) atau
kadar hemoglobin kurang dari normal ( Proverawati, 2011).

2.1.2 Etiologi anemia


Terdapat beberapa etiologi anemia antara lain: penghancuran sel darah merah yang
berlebihan, kehilangan darah, penurunan produksi sel darah merah
(Poerverowati,2011)
Penyebab Anemia Penyebab masalah Anemia Gizi Besi (AGB) adalah
kurangnya daya beli masyarakat untuk mengkonsumsi makanan
sumber zat besi, terutama dengan ketersediaan biologic tinggi (asal hewan), dan
pada umumnya perempuan ditambah dengan kehilangan darah melalui haid atau
pada persalinan. Anemia Gizi Besi (AGB) menyebabkan penurunan kemampuan
fisik atau produktifitas kerja, penurunan kemampuan berpikir dan
penurunan antibody sehingga mudah terserang infeksi.
Penanggulangan dilakukan melalui pemberian tablet atau sirup besi
pada kelompok sasaran (Almatsier, 2002 : 304).
Selama masa nifas, tanpa adanya kehilangan darah berlebih
konsentrasi hemoglobin tidak banyak dibanding konsentrasi sebelum
melahirkan. Setelah melahirkan kadar hemoglobin biasanya berfluktuasi.
Kecepatan dan besarnya peningkatan pada awal masa nifas
ditentukan oleh jumlah hemoglobin yang bertambah selama kehamilan dan
jumlah 40 darah yang hilang saat pelahiran serta dimodifikasi oleh
penurunan volume plasma selama masa nifas.
2.1.3 Patofisiologi Anemia
Terdapat beberapa patofisiologi anemia antara lain:Perdarahan sehingga kekurangan
banyak unsur zat besi, intake kurang misalnya kualitas menu jelek atau muntah terus,
kebutuhan zat besi meningkat dengan adanya perdarahan (Biechan, 2008).
a. Tingkatan anemia
Menurut Manuba (2007), tingkatan anemia dibagi menjadi:
1) Tidak anemia
Dimana kadar hemoglobin (Hb) ibu normal yaitu 11 gr%
2) Anemia ringan
Dimana kadar hemoglobin (Hb) ibu 9-10 gr%
3) Anemia sedang
Dimana kadar hemoglobin (Hb) ibu 7-8 gr%
4) Anemia berat
Dimana kadarhemoglobin (Hb) ibu kurang dari 7 gr%

2.1.4 Tanda dan gejala anemia


Untuk mengenali adanya anemia kita dapat melihat dengan adanya gejala - gejala
seperti: keluhan letih, lesu, lemahdan loyo yang berkepanjangan merupakan gejala
khas yang menyertaianemia. Selain gejala tersebut biasanya juga muncul keluhan
seringsakit kepala, sulit konsentrasi, muka dan kelopak mata tampak pucat,
kehilangan nafsu makan serta daya kekebalan tubuh yang rendah sehingga mudah
terserang penyakit (Admin, 2009).

2.1.5 Pencegahan anemia


Pencegahan anemia antara lain:
1. Makan-makanan yang bergizi yaitu makanan yang mengandung zat besi (Fe),
protein, asam folat, vitamin B12, vitamin B6, vitamin C adalah penting untuk
pembentukan sel darah merah.
2. Perbanyak mengkonsumsi sayuran berwarna hijau sebagai sumber zat besi.
Minum
3. tablet zat besi (sulfas ferosus) sehari satu kali, diminum menjelang tidur
dengan air putih atau air jeruk (Admin, 2009).
2.1.6 Komplikasi anemia
Komplikasi anemia antara lain:
1. Menyebabkan ketidak nyamanan, merasa cepat lelah sehingga produktivitas
juga menurun.
2. Jika anemia yang terjadi akibat defisiensi B12, secara bersamaan juga bisa
terjadi kerusakan saraf dan gangguan fungsi otak.
3. Jantung harus bekerja lebih keras untuk mengkompensasi kekurangan
oksigen didalam darah akibat anemia (Anna, 2008).

2.1.7 Penanganan anemia


Menurut Depkes RI (2001), penanganan antara lain:
1) Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital klien
2) Mengobservasi perdarahan, kontraksi uterus dan TFU
3) Memberi obat peroral (Fe, asam folat, vitamin C)
4) Pemeriksaan Hb
5) Memberi konseling tentang anemia dan pengaruhnya terhadap masa nifas
Penanganan anemia menurut Saifuddin ( 2002 ) adalah sebagai berikut:
1) Pantau kadar hemoglobin ( Hb ).
2) Beri tranfusi darah bila perlu
3) Pantau keseimbangan cairan
4) Beri sulfas ferosus 60 mg peroral ditambah asam folat 400 mg peroral sekali
sehari.
2.1.8 Anemia Sedang
a. Pengertian
Anemia sedang adalah dimana kadar hemoglobin berkisar antara 7-8 gram %
(Manuaba,2007 ).
b. Patofisiologi anemia sedang
Menurut Saifuddin ( 2002 ) patofisiologi anemia sedang adalah :
1) Berkurangmya cadangan zat besi
2) turunnya zat besi untuk sistem pembentukan sel –sel darah merah
3) Terjadi penurunan jumlah sel darah merah dalam jaringan, pada tahap
akhir hemoglobin menurun dan eritrosit mengecil, maka terjadilah
anemia.
c. Tanda dan gejala anemia sedang
Tanda dan gejala anemia sedang menurut Manuaba ( 2007 ) adalah :
1. Cepat lelah
2. Sering pusing
3. Mata berkunang – kunang
4. Badan terasa lemas
5. Nafsu makan berkurang
d. Komplikasi anemia sedang
Komplikasi anemia sedang pada ibu nifas dapat terjadi, hal ini
dikarenakan ibu mengalami perdarahan saat persalinan, proses persalinan sangat
lama, atau ibu sudah menderita anemia sejak masa kehamilan. Pada kasus anemia
sedang pada ibu nifas apabila tidak diatasi dapat menyebabkan rahim tidak
mampu berkontraksi ( Manuaba, 2001 ).
e. Penanganan anemia sedang
Penanganan anemia sedang menurut ( Manuaba, 2001 ) adalah :
1. Meningkatkan gizi penderita yaitu dengan makan - makanan yang bergizi
mengandung protein dan zat besi.
2. Mengkonsumsi sayur – sayuran yang berwarna hijau yang mengandung
sumber zat besi.
3. Memberi suplemen zat besi ( sulfas ferosus 200 mg) 2-3x / hari.
2.1 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
Adapun langkah-langkah manajemen kebidanan dalam penerapannya penulis
menggunakan 7 langkah Hellen Varney.
2.2.1 Pengkajian
Pada langkah awal dilakukan pengkajian atau pengumpulan data secara
subyektif maupun obyektif dari anamnesa fisik dan penunjang.
A. Data Subyektif
Data yang diperoleh dari hasil anamnesa kepada klien, keluarganya dan anggota
tim kesehatan lain data lain mencakup semua keluhan dari klien terhadap masalah
kesehatan yang dialaminya, meliputi :
1. Biodata pasien
Nama : Untuk mengetahui identitas klien.
Umur : Untuk mengetahui keadaan klien dilihat dari usia.
Agama : Untuk mengetahui kepercayaan klien terhadap agama yang
dianutnya.
Suku/bangsa : Untuk mengetahui kebiasaan dan adat istiadat klien sehingga
memudahkan dalam melakukan komunikasi.
Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pendidikan klien sebagai dasar
dalam memberikan asuhan kebidanan.
Pekerjaan : Untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi
serta aktifitas klien.
Kawin ke : Untuk mengetahui status kawin klien.
Lama kawin : Untuk mengetahui kesejahteraan dalam kehidupan keluarga
klien.
Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal klien, dapat meneliti apakah
lingkungan cukup aman bagi klien serta mengetahui identitas
klien.
2. Keluhan utama
keluhan letih, lesu, lemahdan loyo yang berkepanjangan merupakan gejala
khas yang menyertaianemia. Selain gejala tersebut biasanya juga muncul
keluhan seringsakit kepala, sulit konsentrasi, muka dan kelopak mata tampak
pucat, kehilangan nafsu makan.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Dalam pengkajian klien mengatakan atau menceritakan tentang keadaan
kesehatannya waktu pengkajian meliputi sakit berat seperti DM, hipertensi,
jantung, asma, hepatitis, TBC dan apakah ibu pernah MRS, kapan, dimana
dan diagnosanya apa, pernah operasi atau tidak.
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Yang perlu ditanyakan apakah klien pernah menderita sakit berat seperti DM,
hipertensi, jantung, asma, hepatitis, TBC dan apakah ibu pernah MRS, kapan,
dimana dan diagnosanya apa, pernah operasi atau tidak.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Yang perlu ditanyakan apakah di dalam kelaurga pasien pernah ada yang
menderita sakit menular seperti hepatitis, PMS, TBC dan penyakit menahun
seperti DM, hipertensi, jantung, asma, apakah ibu ada riwayat hamil kembar
atau tidak.
6. Riwayat obstetri
a. Riwayat menstruasi
Yang ditanyakan umur berapa menarche, siklus haid, teratur atau tidak,
lamanya berapa hari, banyaknya, warna, bau, keluhan, ada flour albus atau
tidak, warna dan baunya.
b. Riwayat kehamilan sekarang
Yang ditanyakan hamil ke berapa, amenorhea berapa bulan, HPHT, HPL,
umur kehamilan, kapan gerakan janin mulai dirasakan, obat-obatan yang
pernah didapat selama hamil, imunisasi TT I dan TT II, pada umur
kehamilan berapa bulan, penyuluhan apa yang pernah didapatkan.
c. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas sekarang
Yang ditanyakan hamil berapa, kawin ke berapa, merasakan gerakan janin
pada umur ke berapa bulan, jenis persalinan, penolong, jenis kelamin, PB,
BB, umur, nifas normal atau tidak, tempat persalinan.
d. Riwayat KB
Yang ditanyakan jenis kontrasepsi yang pernah digunakan, lama
penggunaan, rencana KB yang akan datang.
7. Riwayat gynekologi
Yang ditanyakan adalah apakah ibu pernah menderita penyakit kanker, tumor,
kista dan lain-lain.
8. Riwayat psikososial
Ditanyakan apakah ibu dalam kehamilan ini direncanakan, diharapkan atau
tidak, bagaimana hubungan dengan suami, ibu dan tetangga.
9. Latar belakang sosial budaya dan spiritual
Ditanyakan apakah selama hamil ibu pernah minum jamu, pijat ke dukun, ada
pantangan terhadap makanan tertentu yang dapat merugikan janin dan ibunya
atau tidak.
10. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Data yang perlu pola makan, ibu nifas membuthkan tambahan 500 kalori
tiap hari dengan jumlah porsi dua kali lebih banyak dari porsi makan
biasany, jumlah minum sedikitnya 3 liter setiap hari, jenis minuman,
ditanyakan selama inpartu dan saat post partum.
b. Pola eliminasi
Ditanyakan frekuensi BAK/BAB berapa kali, warna, bau, ditanyakan
selama hamil maupun saat post partum.
c. Pola istirahat
Ditanyakan tidur siang berapa jam, tidur malam berapa jam, ada gangguan
tidur atau tidak, nyenyak atau tidak, ditanya baik selama hamil maupun
saat post partum.
d. Pola aktifitas
Ditanyakan aktifitas sehari-hari, jenis kegiatan yang dilakukan, ditanyakan
selama hamil dan saat post partum.
e. Pola personal hygiene
Data yang diperlukan adalah berapa kali mandi, gosok gigi, ganti baju
dalam satu hari, keramas berapa kali dalam satu minggu ditanyakan
selama hamil dan saat post partum.

B. Data Obyektif
Adalah data yang dikumpulkan melalui pemeriksaan fisik baik inspeksi, palpasi,
auskultasi dan perkusi serta pengukuran TTV yang dilakukan oleh petugas.
1. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Postur tubuh : Tidak Lordosis, kifosis, skoliosis
Cara berjalan : Tegak
TB : > 145 cm
BB :
LILA : 23,5 cm
2. Tanda-tanda vital
Tensi : 100/70 – 120/80 mmHg
Nadi : 76 – 92 x/menit
Suhu : 36,5 – 37,5 oC
RR : 16 – 24 x/menit
3. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Kepala : Simetris, rambut bersih , tidak ada ketombe, rambut
tidak rontok.
Muka : pucat, tidak oedem.
Mata : Simetris, konjungtiva palpebra pucat, sklera warna
putih,
Hidung : Simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak
ada polip.
Mulut dan gigi : Tidak ada caries pada gigi , mukosa bibir lembab,
lidah tidak pucat, tidak ada gigi palsu bersih.
Leher : Tidak ada pembengkakan vena jugularis dan tidak
ada pembengkakan kelenjar tyroid.
Mammae : Simetris, hyperpigmentasi areola mamame, papilla
menonjol, colostrum +/+.
Axilla : Bersih, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Abdomen : Ada linea nigra, ada strie gravidarum, tidak ada luka
bekas SC.
Vulva : Berish, tidak ada condiloma, ada pengeluaran
pervaginam, ada jahitan masih basa benang masih
bertautan .
Anus : Bersih,tidak ada hemorroid.
Ekstremitas atas : Simetris, tidak oedem, tidak ada gangguan
pergerakan,tidak ada kelainan jumlah jari.
Ekstremitas bawah : Simetris, tidak ada gangguan pergerakan, tidak ada
kelainan jumlah jari.
b. Palpasi
Kepala : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
Leher : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran vena
jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid atau
tidak.
Mammae : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, ada
pengeluaran colostrum.
Abdomen : TFU 2 jari bawah pusat , UC keras.
c. Auskultasi
Dada : Tidak ada wheezing dan ronchi.
Abdomen : Bising usus normal 4 – 25x/menit.
d. Perkusi
Abdomen : Tidak Kembung.
Ekstremitas bawah : Reflek patella +/+.

2.2.1 Identifikasi Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan


Melakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan data yang
telah dikumpulkan, beberapa masalah tidak dapat diidentifikasi sebagai diagnosa akan
tetapi membuthkan suatu rencana yang komprehensif untuk klien dan diagnosa yang
telah ditetapkan dengan berfokus pada apa yang dikemukakan klien.
Diagnosa : Ny “...” P...... fisiologis … Hari post partum dengan anemia sedang
DS : Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya ke-4, ibu mengatakan lemas
dan pusing.
DO : Keadaan Umum :
Kesadaran :
TTV dalam batas normal
TD : 110/70 – 120/90 mmHg
Nadi : 76 – 92x/menit
Suhu : 36,5 – 37,5oC
RR : 16 – 24x/menit
2.2.2 Antisipasi Masalah Potensial
Pada kasus anemia sedang pada ibu nifas apabila tidak diatasi dapat
menyebabkan rahim tidak mampu berkontraksi ( Manuaba, 2001 ).
2.2.3 Identifikasi Kebutuhan Segera
Merupakan langkah-langkah kebutuhan yang harus segera dilakukan bila
masalah potensial benar-benar terjadi pada identifikasi kebutuhan segera post partum
pada masalah nyeri luka jahitan perineum tidak ada.
2.2.4 Intervensi
1. Lakukan pendekatan pada klien dengan komunikasi terapeutik.
Rasional : Menjalin hubungan yang baik dan menciptakan kerjasama yang
kooperatif.
2. Anjurkan klien untuk istirahat cukup.
Rasional : Istirahat yang cukup dapat membantu relaksasi otot dan membantu
pemulihan.
3. Anjurkan klien untuk memberikan ASI eksklusif.
Rasional : Menyusui dengan baik dapat mempercepat involusi uterus dan ASI
eksklusif juga mengandung gizi yang dibutuhkan bayi yang sesuai
dengan alat pencernaan bayi.
4. Ajari klien menjaga kebersihan genetalia.
Rasional : Untuk menghindari terjadinya infeksi pada genetalia.
5. Beritahu klien untuk minum tablet tambah darah atau zat besi.
Rasional : Agar ibu tidak mengalami anemia pada masa nifas.
6. Jelaskan pada klien tentang tanda-tanda bahaya nifas.
Rasional : Deteksi dini adanya kelainan pada masa nifas sehingga mendapatkan
penanganan dengan segera.
2.2.5 Implementasi
Pada langkah ini berisi pemeriksaan di intervensi yang telah di sebutkan pada
langkah sebelumnya.
Secara efisien dan aman jika bidan melaksanakannya sendiri, maka harus
tanggung jawab terhadap langkah-langkah tersebut, sehingga dapat terlaksana dengan
baik. Bila kolaborasi dengan tim medis maka bidan tetap bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan rencana asuhan bersama yang menyeluruh.
2.2.6 Evaluasi
Adalah seperangkat tindakan yang saling berhubungan untuk menilai
pelaksanaan asuhan kebidanan serta didasarkan tujuan dan kriteria.
Guna evaluasi ini adalah untuk menilai kemampuan dalam memberikan
asuhan kebidanan dan pengambilan rencana berikutnya. Dalam evaluasi
menggunakan format SOAP yaitu :
S : Data yang diperoleh dari wawancara langsung.
O : Data yang diperoleh dari hasil observasi dan pemeriksaan.
A : Pernyataan yang terjadi atas data subyektif dan obyektif.
P : Perencanaan yang ditentukan sesuai dengan keadaan pasien
DAFTAR PUSTAKA

Varney Helen. Buku saku bidan. Jakarta : EGC, 2001.


Fraser M. Diane, Cooper A. Margaret. Buku ajar bidan. Jakarta : EGC, 2009
Cunningham Gary. F. Obstetri williams . Jakarta : EGC, 2005.
Prawirohardjo. S. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka sarwono prawirohardjo, 2008.
Prawirohardjo. S. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka sarwono prawirohardjo, 2005.

Anda mungkin juga menyukai