Anda di halaman 1dari 8

Akademi Kebidanan

Uniska Kendal
2007

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG ANEMIA


DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU NIFAS DI DESA
KARANGSARI KECAMATAN KOTA KENDAL
KABUPATEN KENDAL

Hj.Masruroh, S.Si.T. M.Kes

ABSTRAK

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang
dari normal (Supariasa, 2002 : 169) sedangkan menurut Arief, (2008 : 109) Anemia sering
disebut kurang darah, kadar sel darah merah (Hemoglobin atau Hb) dibawah nilai normal.
Penyebabnya bisa karena kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah, tetapi yang sering
terjadi adalah anemia kurangnya zat besi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik responden yang meliputi


umur, pendidikan, dan jumlah anak yang dilahirkan oleh responden di Desa Karangsari
Kecamatan Kota Kendal Kabupaten Kendal. Menggambarkan pengetahuan ibu nifas
tentang anemia pada ibu nifas di Desa Karangsari Kecamatan Kota Kendal Kabupaten
Kendal. Mengetahui tingkat kejadian anemia pada ibu nifas di Desa Karangsari
Kecamatan Kota Kendal Kabupaten Kendal. Serta mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan ibu nifas tentang anemia dengan kejadian anemia pada ibu nifas di Desa
Karangsari Kecamatan Kota Kendal Kabupaten Kendal. Penelitian ini menggunakan
metode survey analitik. Pendekatan yang digunakan adalah desain cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas di Desa Karangsari Kecamatan
Kendal Kabupaten Kendal pada bulan Mei-Juni 2009 dengan jumlah populasi keseluruhan
32 ibu nifas. Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas di Desa Karangsari
Kecamatan Kendal Kabupaten Kendal

Hasil penelitian diperoleh ibu nifas yang berpengatahuan baik serta tidak
mengalami anemia (normal) sebanyak 17 orang (53,1%) lebih tinggi dibanding dengan
pengetahuan ibu nifas yang baik serta mengalami anemia ringan sebanyak 2 orang (6,2%).
Dan ibu nifas yang berpengetahuan cukup serta mengalami anemia ringan sebanyak 13
orang (40,6%) lebih tinggi dibanding ibu nifas yang berpengetahuan cukup serta tidak
mengalami anemia (normal). Analisa data diatas diperoleh hasil p value 0,000 < dari ( <
0,05 ) , yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan terdapat
hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu nifas tentang anemia dengan
kejadian anemia pada ibu nifas di Desa Karangsari Kecamatan Kota Kendal.

Dari hasil penelitian tersebut maka peneliti sarankan bagi masyarakat khususnya ibu
nifas agar tidak melakukan budaya pantang makan yang dapat menyebabkan anemia pada
ibu nifas dan juga agar ibu nifas mau mengkonsumsi tablet Fe .

Kata Kunci : Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang anemia nifas, Praktek
Pemberian ASI, kejadian anemia nifas

1
LATAR BELAKANG hilang saat pelahiran serta dimodifikasi oleh
Masa nifas dimulai beberapa jam penurunan volume plasma selama masa nifas
setelah lahirnya plasenta dan mencakup enam (http://www.anemia-dalam-
minggu berikutnya. Asuhan nifas haruslah kehamilan.html.2008).
memberikan tanggapan terhadap kebutuhan Penyebab terserang anemia kehamilan
khusus itu selama masa yang istimewa ini. dan masa nifas adalah defisiensi besi dan
Walaupun menderita nyeri dan tidak nyaman kehilangan darah akut. Tidak jarang
kelahiran bayi biasanya merupakan peristiwa keduanya saling berkaitan erat, karena
yang menyenangkan karena dengan pengeluaran darah yang berlebihan serta
berakhirnya masa kehamilan yang telah lama hilangnya hemoglobin dapat menjadi
ditunggu-tunggu dan dimulainya suatu penyebab penting anemia defisiensi besi
kehidupan baru. Namun kelahiran bayi juga (http://www.anemia-dalam-
merupakan suatu masa kritis bagi kesehatan kehamilan.html.2008).
itu. Kemungkinan timbul masalah atau Studi pendahuluan yang dilakukan di
penyulit, yang bila tidak ditangani segera Desa Karangsari Kecamatan Kota Kendal
dengan efektif dan dapat membahayakan Kabupaten Kendal dengan bantuan Bidan
kesehatan atau mendatangkan kematian bagi Desa Ny Sri Wahyuni, Amd.Keb pada
ibu. Lebih dari separuh kematian ibu terjadi tanggal 18 Maret 2009 terdapat 34 ibu nifas
dalam masa nifas, sehingga masa nifas ini dan hasil wawancara sementara pada 5 ibu
sangat penting untuk dipantau bidan (Hyre, nifas didapatkan 4 ibu nifas belum tahu
2003 : 3). tentang pengertian anemia dan kadar Hb pada
Makanan bagi ibu nifas harus bermutu, ibu nifas, 3 ibu nifas tidak secara rutin minum
bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya makan- tablet Fe dengan alasan apabila minum terasa
makanan yang mengandung protein, banyak mual, dan 3 ibu nifas masih melakukan
cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan budaya pantang makan.
(Mochtar, 1998). Anemia (penyakit kurang Berdasarkan latar belakang diatas
darah) terjadi karena konsumsi zat besi (Fe) maka peneliti tertarik untuk melakukan
pada tubuh kurang seimbang atau kurang dari penelitian tentang “Hubungan Tingkat
kebutuhan tubuh yang sangat diperlukan Pengetahuan Ibu Nifas Dengan Kejadian
dalam pembentukan darah, yakni dalam Anemia Pada Ibu Nifas di Desa Karangsari
hemoglobin (hb). Disamping itu Fe juga Kecamatan Kota Kendal Kabupaten Kendal”.
diperlukan enzim sebagai penggiat
(Notoatmodjo, 2003 : 200). TINJAUAN PUSTAKA
Penyebab masalah Anemia Gizi Besi
(AGB) adalah kurangnya daya beli PENGETAHUAN
masyarakat untuk mengkonsumsi makanan Pengertian.
sumber zat besi, terutama dengan Pengetahuan adalah hasil tahu dan terjadi
ketersediaan biologic tinggi (asal hewan), dan setelah seseorang melakukan penginderaan
pada umumnya perempuan ditambah dengan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan
kehilangan darah melalui haid atau pada terjadi melalui panca indera yakni indera
persalinan. Anemia Gizi Besi (AGB) penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
menyebabkan penurunan kemampuan fisik dan raba. Pengetahuan dalam teori kognitif
atau produktifitas kerja, penurunan merupakan hasil interaksi seseorang dengan
kemampuan berpikir dan penurunan antibody lingkungan sosial secara timbal balik yang
sehingga mudah terserang infeksi. menghasilkan pengalaman tertentu
Penanggulangan dilakukan melalui (Notoatmodjo,2003 : 127-128)
pemberian tablet atau sirup besi pada NIFAS
kelompok sasaran (Almatsier, 2002 : 304). Pengertian
Selama masa nifas, tanpa adanya Ibu nifas adalah seorang wanita yang
kehilangan darah berlebih konsentrasi baru melahirkan dan berakhir setelah kira-
hemoglobin tidak banyak dibanding kira 2 minggu.
konsentrasi sebelum melahirkan. Setelah Masa nifas (puerperium) adalah masa
melahirkan kadar hemoglobin biasanya pulih kembali, mulai dari persalinan selesai
berfluktuasi. Kecepatan dan besarnya sampai alat-alat kandungan kembali seperti
peningkatan pada awal masa nifas ditentukan pra-hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6-8
oleh jumlah hemoglobin yang bertambah minggu. (http : // harnawtiaj.wordpress. com.
selama kehamilan dan jumlah daerah yang 2008).

2
Nifas dibagi dalam 3 periode : kehidupan bayi bergantung pada
a. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana vitamin A yang terkandung dalam ASI.
ibu telah diperbolehkan berdiri dan ANEMIA NIFAS
berjalan-jalan. Dalam agama Islam, 1. Pengertian
dianggap telah bersih dan boleh bekerja Anemia adalah suatu keadaan dimana
setelah 40 hari. kadar hemoglobin (Hb) dalam darah
b. Puerperium intermedial yaitu kepulihan kurang dari normal (Supariasa, 2002 :
menyeluruh alat-alat genetalia yang 169) sedangkan menurut Arief, (2008 :
lamanya 6-8 minggu. 109) Anemia sering disebut kurang darah,
c. Remote puerperium adalah waktu yang kadar sel darah merah (Hemoglobin atau
diperlukan untuk pulih dan sehat Hb) dibawah nilai normal. Penyebabnya
sempurna terutama bila selama hamil atau bisa karena kurangnya zat gizi untuk
waktu persalinan mempunyai komplikasi. pembentukan darah, tetapi yang sering
Waktu untuk sehat sempurna bisa terjadi adalah anemia kurangnya zat besi.
berminggu-minggu, bulanan atau 2. Kategori Anemia
tahunan. Menurut Wiryo (2002 : 19) Pada anemia
GIZI NIFAS terdapat tingkatan-tingkatan anemia yaitu :
1. Pengertian Gizi a. Tidak anemia (normal) : > 11 gr%
Gizi adalah suatu proses organisme b. Anemia ringan : 9 - < 11 gr%
menggunakan makanan yang dikonsumsi c. Anemia sedang : 7- < 9 gr%
secara normal melalui proses digesti, d. Anemia berat : < 7 gr%
absorbsi, transportasi, penyimpanan, 3. Penyebab Anemia
metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang Penyebab masalah Anemia Gizi Besi
tidak digunakan untuk mempertahankan (AGB) adalah kurangnya daya beli
kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal masyarakat untuk mengkonsumsi
dari organ-organ, serta menghasilkan energi. makanan sumber zat besi, terutama dengan
(Supariasa, 2001 : 17). ketersediaan biologic tinggi (asal hewan),
Zat gizi (nutriens) adalah ikatan kimia dan pada umumnya perempuan ditambah
yang diperlukan tubuh untuk melakukan dengan kehilangan darah melalui haid atau
fungsinya, yaitu menghasilkan energi, pada persalinan. Anemia Gizi Besi (AGB)
membangun dan memelihara jaringan, serta menyebabkan penurunan kemampuan fisik
mengatur proses-proses kehidupan. atau produktifitas kerja, penurunan
2. Kebutuhan Gizi Ibu Nifas kemampuan berpikir dan penurunan
Menurut Suherni, dkk (2007 : 101) Ibu antibody sehingga mudah terserang
nifas dianjurkan untuk : infeksi. Penanggulangan dilakukan
a. Makan dengan diit berimbang, cukup melalui pemberian tablet atau sirup besi
karbohidrat, protein, lemak, vitamin pada kelompok sasaran (Almatsier, 2002 :
dan mineral. 304).
b. Mengkonsumsi makanan tambahan, Selama masa nifas, tanpa adanya
nutrisi 800 kalori / hari pada 6 bulan kehilangan darah berlebih konsentrasi
pertama, 6 bulan selanjutnya 500 kalori hemoglobin tidak banyak dibanding
dan tahun kedua 400 kalori. Jadi jumlah konsentrasi sebelum melahirkan. Setelah
kalori tersebut adalah tambahan dari melahirkan kadar hemoglobin biasanya
kebutuhan kalori per harinya. Asupan berfluktuasi. Kecepatan dan besarnya
cairan 3 liter / hari, 2 liter didapat dari peningkatan pada awal masa nifas
air minum dan 1 liter dari cairan yang ditentukan oleh jumlah hemoglobin yang
ada pada kuah sayur, buah dan bertambah selama kehamilan dan jumlah
makanan yang lain. Mengkonsumsi darah yang hilang saat pelahiran serta
tablet besi 1 tablet tiap hari selama 40 dimodifikasi oleh penurunan volume
hari. plasma selama masa nifas
c. Mengkonsumsi vitamin A 200.000 iu. (http://www.anemia-dalam-
Pemberian vitamin A dalam bentuk kehamilan.html.2008).
suplementasi dapat meningkatkan Penatalaksanaan dan pengobatan
kualitas ASI, meningkatkan daya tahan anemia pada ibu nifas menurut Sujudi, dkk
tubuh dan meningkatkan kelangsungan (1999 : 95) yaitu :
hidup anak. Pada bulan-bulan pertama a. Tablet tambah darah perlu dinaikkan
menjadi 2-3 kali 1 tablet per hari. Bila Hb

3
8 gr% atau kurang, ibu perlu dirujuk ke Sampel dalam penelitian ini adalah
dokter. semua ibu nifas di Desa Karangsari
b. Ibu perlu istirahat cukup, makan Kecamatan Kendal Kabupaten Kendal
makanan yang kaya zat besi, misalnya dengan menggunakan teknik sampling total
ikan, hati, ayam, sayuran berdaun hijau yaitu pengambilan sampel yang dilakukan
tua seperti singkong, dan daun pepaya, dengan menggunakan semua populasi yang
bayam, buah-buahan. Teh dan kopi tersedia pada bulan Mei-Juni 2009.
menghambat penyerapan zat besi, karena (Mahfudz, 2008 : 51)
itu perlu dihindari. Alat penelitian yang digunakan adalah :
c. Bila ibu terlalu lelah, tak dapat a. Kuesioner untuk mengumpulkan data
menjalankan kegiatan sehari-hari, nafsu tentang tingkat pengetahuan ibu nifas
makannya buruk, ibu perlu dirujuk. tentang anemia pada ibu nifas. Kuesioner
d. Ibu dan suaminya harus mengusahakan adalah daftar pertanyaan yang sudah
agar ibu tidak hamil lagi paling sedikit 2 tersusun baik, sudah matang, dimana
tahun sampai tubuhnya kuat dan tidak responden hanya memberikan jawaban
menderita anemia. atau dengan memberikan tanda-tanda
Zat Besi (Ferrum Fe) tertentu (Notoatmodjo, 2002 : 116).
Zat besi (Fe) merupakan Dalam kuesioner tingkat pengetahuan ibu
microelement yang esensial bagi tubuh zat ini nifas tentang anemia pada ibu nifas
terutama diperlukan dalam hemopobesis berjumlah 28 soal dan diukur dengan skala
(pembentukan darah), yaitu dalam sintesa Guttman. Untuk pertanyaan positif
hemoglobin (Hb). Di samping itu berbagai (favourable) jawaban ya nilai 2, jawaban
jenis enzim memerlukan Fe sebagai faktor tidak nilai 1, sedangkan pertanyaan
penggiat. negative (unvafourabel) jawaban ya nilai
Di dalam butuh sebagian besar Fe 1, dan jawaban tidak nilai 2.
terdapat terkonjungasi dengan protein, dan b. Untuk mengetahui kejadian anemia pada
terdapat dalam bentuk Ferro atau Ferri. ibu nifas dilakukan dengan cara mengukur
Bentuk aktif zat besi biasanya terdapat kadar hemoglobin menggunakan HB set
sebagai Ferro, sedangkan bentuk inaktif sahli.
adalah sebagai Ferri (misalnya bentuk Setelah kuesioner sebagian alat ukur atau
storage). alat pengumpulan data selesai disusun
belum berarti kuesioner dapat digunakan
METODOLOGI PENELITIAN untuk mengumpulkan data, untuk itu
Dengan penelitian pembuatan karya kuesioner perlu diuji di lapangan. Pada
tulis ilmiah ini adalah metode survey analitik, penelitian ini uji validitas akan dilakukan
yaitu survey atau penelitian yang mencoba di Desa Kedungwuni Kecamatan
menggali bagaimana dan mengapa fenomena Kedungwuni Kabupaten Kendal dengan
kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan jumlah responden 15 orang.
analisis dinamika korelasi antara fenomena, Hasil Penelitian
baik faktor resiko dengan faktor efek maupun 1. Karakteristik
antar faktor resiko dan faktor efek. Berdasarkan hasil pengumpulan
Pendekatan yang dilakukan adalah data di lapangan dengan menggunakan
pendekatan cross sectional yaitu penelitian kuesioner diperoleh gambaran
untuk mempelajari dinamika korelasi antar karakteristik ibu nifas dari 32 orang yang
faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara ada di Desa Karangsari Kecamatan Kota
pendekatan, observasi atau pengumpulan data Kendal,sebagai berikut :
sekaligus pada saat bersamaan. Dalam hal ini a. Umur
yang termasuk faktor resiko adalah tingkat Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Menurut
Umur
pengetahuan ibu nifas tentang anemia nifas. Umur Frekuensi Prosentase
Sedangkan variabel yang termasuk faktor (%)
efek adalah kejadian anemia nifas < 20 tahun 0 0
20-35 tahun 30 93,8
(Notoatmodjo, 2002 : 145). >35 tahun 2 6,2
Populasi dalam penelitian ini adalah Total 32 100
semua ibu nifas di Desa Karangsari Dari tabel diatas menunjukkan bahwa
Kecamatan Kendal Kabupaten Kendal pada sebagian besar umur responden diantara 20-
bulan Mei-Juni 2009 dengan jumlah populasi 35 tahun di Desa Karangsari Kecamatan Kota
keseluruhan 32 ibu nifas. Kendal Kabupaten Kendal sebanyak 30

4
orang (93,8%) dan sisanya berusia lebih dari Dari Tabel 4.6 menunjukkan bahwa
35 sebanyak 2 orang (6,2%) dan tidak ada sebagian besar ibu nifas tidak anemia atau
ibu nifas yang berumur < 20 tahun. dalam keadaan normal sebanyak 17 orang
b. Pendidikan (53,1%) serta sisanya dalam keadaan
Table 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Menurut anemia ringan sebanyak 15 orang
Pendidikan
Pendidikan Frekuensi Prosentase
(46,9%), dan ibu nifas tidak ada yang
(%) mengalami anemia sedang maupun berat.
SD/ Sederajat 0 0 Hal ini menunjukkan bahwa kejadian
SMP/ Sederajat 8 25,0
SMA/ Sederajat 19 59,4
anemia pada ibu nifas di Desa Karangsari
PT 5 15,6 adalah normal.
Total 32 100 c. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas
Dari Tabel 4.3 menunjukkan bahwa Tentang Anemia Dengan Kejadian
sebagian besar responden berpendidikan Anemia Pada Ibu Nifas
SMP sebanyak 8 orang (25,0%), SMA Tabel 4.7. Hubungan Pengetahuan Ibu Nifas tentang
Anemia dengan Kejadian Anemia
sebanyak 19 orang (59,4%), dan hanya Pada Ibu Nifas
sebagian kecil yang berpendidikan PT Kejadian Anemia
sebanyak 5 orang (15,6%) dan tidak ada Pengeta
Normal
Anmeia Total p
huan Ringan value
responden yang berpendidikan SD. f % f % F %
c. Jumlah Anak Yang Dilahirkan Baik 17 53,1 2 6,2 19 59,440
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jumlah Cukup 0 0 13 40,6 13 ,6 0,000
Anak yang Dilahirkan Total 17 53,1 15 46,9 32 100
Jumlah anak Frekuensi Persentase (%) Dari Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa
1 11 34,4 ibu nifas yang berpengatahuan baik serta
2-3 20 62,5
>3 1 3,1
tidak mengalami anemia (normal)
Jumlah 32 100 sebanyak 17 orang (53,1%) lebih tinggi
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dibanding dengan pengetahuan ibu nifas
sebagian besar responden melahirkan anak yang baik serta mengalami anemia ringan
dengan jumlah 1 anak sebanyak 11 (34,4%), sebanyak 2 orang (6,2%). Dan ibu nifas
responden yang melahirkan anak diantara 2-3 yang berpengetahuan cukup serta
anak sebanyak 20 orang (62,5%) dan adapula mengalami anemia ringan sebanyak 13
responden yang melahirkan anak lebih dari 3 orang (40,6%) lebih tinggi dibanding ibu
sebanyak 1 orang (3,1%). nifas yang berpengetahuan cukup serta
2. Variabel Penelitian tidak mengalami anemia (normal).
a. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Analisa data diatas diperoleh hasil
Anemia Nifas p value 0,000 < dari ( < 0,05 ) , yang
Tabel 4.5. Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas berarti Ho ditolak dan Ha diterima
Tentang Anemia nifas sehingga dapat disimpulkan terdapat
Kriteria Frekuensi Prosentase
(%) hubungan yang signifikan antara tingkat
Baik 19 59,4 pengetahuan ibu nifas tentang anemia
Cukup 13 40,6 dengan kejadian anemia pada ibu nifas di
Kurang 0 0
Total 32 100
Desa Karangsari Kecamatan Kota Kendal.
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan ibu nifas tentang anemia nifas PEMBAHASAN
sebagian besar dalam kategori baik sebanyak Berdasarkan hasil penelitian di atas
19 orang (59,4%) dan sisanya dalam kategori membuktikan bahwa terdapat hubungan yang
cukup sebanyak 13 orang (40,6%) serta tidak signifikan antara tingkat pengetahuan ibu
ada pengetahuan ibu nifas dalam kategori nifas tentng anemia dengan kejadian anemia
kurang. Hal ini menunjukkan bahwa pada ibu nifas di Desa Karangsari Kecamatan
pengetahuan ibu nifas mengenai anemia nifas Kota Kendal.
adalah baik. B. Karakteristik
b. Kategori Anemia 1. Umur
Tabel 4.6 Distribusi Kategori anemia Dari distribusi responden
Kriteria Frekuensi Prosentase berdasarkan umur yang kaitannya dengan
(%)
pengetahuan ibu nifas tentang anemia
Normal ( > 11 gr% ) 17 53,1
Ringan ( 9 – < 11 gr% ) 15 46,9 pada ibu nifas sebagian besar 30 orang
Sedang ( 7 – < 9 gr% ) 0 0 (93,8%) adalah umur 20-35 tahun dan
Berat (< 7 gr% ) 0 0 sebanyak 2 orang (6,2%) adalah umur >
Total 32 100
35 tahun. Dan tidak ada responden yang

5
berumur < 20 tahun. Hal ini dipacu oleh jumlah anak lebih banyak belum tentu
pengalaman dirinya sendiri atau orang tua mempunyai pengetahuan yang baik,
tentang kebiasaan ibu nifas sehari-hari, demikian pula sebaliknya apabila jumlah
misalnya budaya pantang makan, seperti anak lebih sedikit belum tentu
tidak boleh makan daging, ikan dan telur. mempunyai pengetahuan kurang. Pada
Merupakan salah satu penyebab anemia penelitian ini banyak responden yang
pada ibu nifas sehingga kebanyakan yang memiliki anak jumlah sedikit, tapi
melakukan tersebut adalah ibu nifas yang mempunyai pengetahuan yang baik
berumur > 35 tahun serta ibu nifas untuk sehubungan dengan pengetahuan ibu
beranggapan bahwa berpantang makan nifas tentang anemia pada ibu nifas.
tersebut tidak akan mengganggu C. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
kesehatan. Hal ini diperkuat Notoatmodjo Anemia
(2003) bahwa pengetahuan dapat Hasil analisa univariat pengetahuan
diperoleh dari pengalaman, baik terhadap 32 ibu nifas tentang anemia
pengalaman pribadi maupun pengalaman menunjukkan bahwa sebagian besar 19 orang
orang lain. Pengalaman merupakan suatu (59,4%) ibu nifas mempunyai pengetahuan
cara untuk memperoleh kebenaran suatu cukup tentang anemia dan tidak ada ibu nifas
pengetahuan. yang mempunyai pengetahuan kurang.
2. Pendidikan Menurut penelitian yang saya lakukan
Dari data diatas ibu nifas yang mayoritas responden memiliki tingkat
berpendidikan SMP sebanyak 8 orang pengetahuan yang baik, hal ini ada kaitannya
(25,0%) berpendidikan SMA sebanyak dengan pendidikan ibu yaitu mayoritas
19 orang (59,4%) berpendidikan tinggi berpendidikan SMA sehingga memiliki
sebanyak 5 orang (15,6%). Dan tidak ada pengetahuan yang baik karena dengan makin
ibu nifas yang berpendidikan SD. Hal tinggi pendidikan yang ditempuh maka makin
tersebut menunjukkan bahwa sebagian banyak pula pengetahuan yang didapat dan
besar ibu nifas di desa Karangsari dapat lebih mudah menangkap apabila diberi
berpendidikan SMP dan SMA sehingga informasi atau penyuluhan. Responden yang
lebih mudah menerima materi atau memiliki pengetahuan yang baik, hal ini juga
informasi dibandingkan dengan ibu nifas tak lepas karena responden mendapat
yang berpendidikan SD saja. informasi mengenai gizi nifas dari bidan,
Menurut Green dalam Notoatmodjo buku, leaflet-leaflet yang ada di tempat
(2003) menyatakan tingkat pendidikan kesehatan.
merupakan salah satu faktor predisposisi Menurut Notoatmodjo (2003)
untuk terbentuknya tingkat pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini
Menurut Koentjoroningrat dalam terjadi setelah melakukan penginderaan
Nursalam (2001) menyebutkan bahwa terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi
semakin tinggi tingkat pendidikan, melalui panca indra yakni indra penglihatan,
seseorang akan semakin mudah penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan
menerima informasi sehingga semakin dalam teori kognitif merupakan hasil
banyak pengetahuan yang dimiliki interaksi seseorang dengan lingkungan sosial
sebaliknya pengetahuan yang kurang secara timbal balik yang menghasilkan
akan menghambat perkembangan sikap pengalaman tertentu.
seseorang terhadap nilai-nilai yang baruD. Kejadian Anemia Pada Ibu Nifas
diperkenalkan. Hasil penelitian pada tabel 4.6
3. Jumlah anak yang dilahirkan menunjukkan sebagian besar ibu nifas tidak
Dari distribusi responden mengalami anemia (normal) yaitu sebanyak
berdasarkan jumlah anak yang dilahirkan 17 orang (53,1%) ibu nifas yang mengalami
sebagian besar mempunyai jumlah anak anemia ringan sebanyak 15 orang (46,9%)
2-3 yaitu sebanyak 20 orang (62,5). dan tidak ada ibu nifas yang mengalami
Sedangkan yang mempunyai anak 1 yaitu anemia sedang maupun berat.
sebanyak 11 orang (34,4%), dan yang Penyebab masalah anemia gizi besi
memiliki anak lebih dari 3 sebanyak 1 (AGB) adalah kurangnya daya beli
orang (3,1%). masyarakat untuk mengkonsumsi, makanan
Pada penelitian ini, jumlah anak sumber zat besi, terutama dengan
dilahirkan tidak ada kaitannya dengan ketersediaan biologic tinggi (asal hewan) dan
tingkat pengetahuan responden. Apabila pada perempuan ditambah dengan kehilangan

6
darah melalui haid atau pada persalinan KESIMPULAN
(Almatsier 2002 : 304). Berdasarkan hasil penelitian,maka
Selama masa nifas, tanpa adanya dapat disimpulkan sebagai berikut :
kehilangan darah berlebihan, konsentrasi 1. Sebagian besar ibu nifas di Desa
hemoglobin tidak banyak berbeda dibanding Karangsari Kecamatan Kota Kendal
konsentrasi sebelum melahirkan. Setelah Kabupaten Kendal berusia di antara 20 -
melahirkan, kadar Hb biasanya berfluktuasi 35 tahun (93,8%), berusia lebih dari 35
sedang disekitar kadar pra persalinan selama tahun (6,2%), dan yang berusia kurang
beberapa hari dan kemudian meningkat ke dari 20 tahun tidak ada.
kadar yang lebih tinggi daripada kadar tidak 2. Tingkat pendidikan ibu nifas di Desa
hamil. Kecepatan dan besarnya peningkatan Karangsari Kecamatan Kota Kendal
pada awal masa nifas ditentukan oleh jumlah Kabupaten Kendal adalah berpendidikan
hemoglobin yang bertambah selama SMA / sederajat (59,4%), SMP / sederajat
kehamilan dan jumlah darah yang hilang saat (25,0%) , PT (15,6%), dan SD/ sederajat
persalinan serta dimodifikasi oleh penurunan tidak ada.
volume plasma selama nifas. 3. Sebagian besar ibu nifas di Desa
(http://www.anemia-dalam- Karangsari Kecamatan Kota Kendal
kehamilan.html.2008) Kabupaten Kendal tergolong multigravida
E. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Nifas (62,5%), primigravida (34,4%) dan
tentang Anemia dengan Kejadian Anemia grandemulti (3,1%).
pada Ibu Nifas 4. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang
Berdasarkan uji statistik chi square anemia pada ibu nifas di Desa Karangsari
pada tabel 4.8 diatas diperoleh nilai p value Kecamatan Kota Kendal yaitu baik
0,000 (p<0,05), ini membuktikan bahwa ada (59,4%).
hubungan secara signifikan (bermakna) 5. Kejadian anemia pada ibu nifas di Desa
antara hubungan tingkat pengetahuan ibu Karangsari Kecamatan Kota Kendal yaitu
nifas tentang anemia dengan kejadian anemia normal (53,1%).
nifas di Desa Karangsari. 6. Ada hubungan yang signifikan antara
Hasil penelitian membuktikan bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas tentang
ibu nifas yang berpengetahuan baik serta anemia dengan kejadian anemia pada ibu
tidak mengalami anemia (normal) sebanyak nifas di Desa Karangsari Kecamatan Kota
17 orang (53,1%) lebih tinggi dibanding Kendal, hal ini ditunjukkan dengan hasil
pengetahuan dengan ibu nifas yang analisi Chi Square p value 0,000 ( < dari
berpengetahuan baik serta mengalami anemia α 0,05 ).
ringan sebanyak 2 orang (6,2%). Ini SARAN
menunjukkan bahwa ibu yang memiliki Berdasarkan hasil penelitian, maka
pengetahuan baik berpotensi kecil mengalami dapat dikemukakan beberapa saran sebagai
anemia pada saat nifas. Meskipun ada berikut :
sebagian ibu nifas yang berpengetahuan 1. Bagi Masyarakat
cukup serta mengalami anemia ringan Hendaknya masyarakat khususnya ibu
sebanyak 13 orang (40,6%) lebih tinggi nifas agar tidak melakukan budaya
dibanding ibu nifas yang berpengetahuan pantang makan yang dapat menyebabkan
cukup serta tidak mengalami anemia anemia pada ibu nifas dan juga agar ibu
(normal). nifas mau mengkonsumsi tablet Fe .
Menurut penelitian Susilowati (2006) 2. Bagi Bidan.
yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Ibu Bidan harus mampu memberikan
Nifas tentang Gizi Nifas dengan Kejadian penyuluhan mengenai anemia pada ibu
KEK (Kurang Energi Kalori) dan Anemia”, nifas dan memberikan motivasi pada ibu
yaitu dari 57 ibu nifas yang ada didapatkan nifas untuk mengkonsumsi makanan yang
hasil 39 ibu nifas berpengetahuan cukup mengandung zat besi dan juga minum
tentang gizi selama masa nifas, dan hasil dari tablet Fe ,dan diharapkan
50 agar bidan
pemeriksaan didapatkan 17 orang ibu nifas melakukan pemeriksaan kadar Hb pada
menderita KEK (Kurang Energi Kalori) dan saat kunjungan rumah.
22 orang ibu nifas menderita anemia. 3. Bagi Institusi Akbid Uniska Kendal
Kepada para pembaca di perpustakaan
agar mengetahui tentang anemia dan
bagaimana cara pencegahannya.

7
4. Bagi Peneliti Selanjutnya Notoatmodjo, S.2002. Metodologi Penelitian
Untuk penelitian lebih lanjut tentang Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
anemia pada ibu nifas, diharapkan peneliti Nursalam. 2003. Konsep Dan Penerapan
meneliti faktor-faktor lain yang dapat Metodologi Penelitian Ilmu
mempengaruhi kejadian anemia pada ibu Keperawatan. Jakarta : Salemba
nifas, misalnya budaya pantang makan, Medika
umur, sarana dan prasarana. Disamping
itu penelitian dengan jumlah sample yang Purwati, SD. 2007. Hubungan Tingkat
lebih besar dan area yang lebih luas, serta Pendidikan Dan Pengetahuan
metode penelitian yang lebih lengkap dan Tentang Gizi Ibu Hamil Dengan
bervariasi perlu juga dipertimbangkan Kejadian Anemia Di Puskesmas
untuk mendapatkan hasil penelitian yang Kedungwuni 1 Kabupaten
lebih baik. Pekalongan. Pekalongan : AKBID
Muhamadiyah Pekajangan
DAFTAR PUSTAKA
Sediaoetama, AD. 2004. Ilmu Gizi. Jakarta :
Almatsier, S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Dian Rakyat
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian.
Arief, N. 2008. Panduan Lengkap Kehamilan Bandung : Alfa Beta
Dan Kelahiran Sehat. Yogyakarta :
Dianloka Suherni, dkk. 2007. Perawatan Masa Nifas.
Yogyakarta : Fitramaya
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Supariasa, IDN. 2002. Penilaian Status Gizi.
Cipta Jakarta : EGC

Azwar, A. 2001. Catatan Tentang Udiyono, A. 2007. Metodologi Penelitian


Perkembangan Dalam Praktek Kesehatan. Semarang : Universitas
Kebidanan. Jakarta : PT. Sari Husada Diponegoro
Wiryo, H. 2002. Peningkatan Gizi Bayi,
Azwar, A. 2007. Metodologi Penelitian Anak, Ibu Hamil, Ibu Menyusui
Kedokteran Dan Kesehatan dengan Bahan Makanan Lokal.
Masyarakat. Jakarta : Binarupa Jakarta : Sagung Seto
Aksara

Budiarto, E. 2001. Biostatistika Untuk


Kedokteran Dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta : EGC

Erfandi.http://www.kaskus.us/showthread.ph
p. 15 Maret 2009 jam 19.45 WIB

Hyre, A. 2003. Asuhan Kebidanan


Postpartum. WHO : JHPIEGO

Machfoedz, I. 2008. Metodologi Penelitian.


Yogyakarta : Fitramaya

Head, S. http://www.anemia-dalam-
kehamilan.html. 21 Maret 2009 jam
21.10 WIB

Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan


Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai