BAB 1
PENDAHULUAN
Salah satu ciri negara yang sedang berkembang adalah masalah kesehatan
yang masih rendah. Di negara Indonesia rendahnya kesehatan ditandai dengan masih
tingginya angka kematian pada ibu. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2007 angka kematian ibu secara nasional adalah 248 per 100.000
kelahiran hidup sedangkan untuk jawa tengah adalah 116 per 100.000 kelahiran hidup
(SDKI, 2007).
defisiensi besi dan perdarahan akut. Frekuensi ibu hamil di Indonesia yang
mengalami anemia masih sangat tinggi yaitu 63,5% dibandingkan di Amerika hanya
6% (Saiffudin, 2002). Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb)
dalam darahnya kurang dari 12 gr% (Winkjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam
kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada
trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifuddin, 2002).
kekurangan zat besi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin disebut anemia
defisiensi besi. Anemia pada ibu hamil membawa akibat dan komplikasi yang
berisiko tinggi untuk terjadinya keguguran, perdarahan, BBLR, atonia uteri, inersia
1
2
uteri, retensio plasenta. Kebutuhan zat besi pada saat kehamilan meningkat. Beberapa
literatur mengatakan kebutuhan zat besi meningkat dua kali lipat dari kebutuhan
sebelum hamil. Hal ini terjadi karena selama hamil, volume darah meningkat 50%,
sehingga perlu lebih banyak zat besi untuk membentuk hemoglobin. Selain itu,
pertumbuhan janin dan plasenta yang sangat pesat juga memerlukan banyak zat besi.
Dalam keadaan tidak hamil, kebutuhan zat besi biasanya dapat dipenuhi dari menu
makanan sehat dan seimbang. Tetapi dalam keadaan hamil, suplai zat besi dari
makanan masih belum mencukupi sehingga dibutuhkan suplemen berupa tablet besi
(Depkes RI, 2009). tor yang cukup berpengaruh terhadap terjadinya anemia (Munir,
2011).
Suplementasi tablet besi merupakan salah satu cara yang bermanfaat dalam
mengatasi anemia. Di Indonesia, suplementasi besi sudah lama diberikan secara rutin
pada Ibu hamil di Puskesmas dan Posyandu, menggunakan tablet yang mengandung
60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr% per bulan. Sejauh ini hasil yang
dicapai belum menggembirakan, terbukti dari prevalensi anemia pada Ibu hamil yang
masih tinggi baik di tingkat nasional maupun di tingkat jawa tengah (Prawirohardjo,
2002).
Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi di ukur dari ketepatan jumlah tablet yang
dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet zat besi, frekuensi konsumsi perhari.
Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya penting
3
Suplementasi besi merupakan cara efektif karena kandungan besinya yang dilengkapi
asam folat yang dapat mencegah anemia karena kekurangan asam folat (Afnita,
2004). Ketidakpatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi dapat memiliki peluang
Data anemia di wilayah kerja Puskesmas II bulan Januari sampai Maret tahun
2011 masih tinggi yaitu sekitar 60,57%. Dalam wilayah kerja Puskesmas Cilongok II
terdiri dari 9 Desa yaitu Desa Pejogol (3,125%), Panusupan (19,20%), Jatisaba
Cilongok, 2011).
2002). Menurut WHO tahun 2005 kejadian anemia pada kehamilan berkisar antara
20%-89% dengan menetapkan kadar hemoglobin <11 gr% sebagai dasarnya (Munir,
2011).
Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan
pada masa nifas (sub involusi rahim, daya tahan terhadap infeksi, stress, dan produksi
4
ASI rendah), dan gangguan pada janin (dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian
insidennya yang tinggi dan komplikasi yang dapat timbul baik pada ibu maupun pada
janin. Di dunia 34 % ibu hamil dengan anemia dimana 75 % berada di negara sedang
berkembang (WHO, 2005 dalam Syafa, 2010). Di Indonesia, 63,5 % ibu hamil
dengan anema (Saifudin, 2006), di Bali 46, 2 % ibu hamil dengan anemia (Ani dkk.,
2007), dan di RSUD Wangaya Kota Denpasar 25, 6 % ibu hamil aterm dengan
anemia (CM RSUD Wangaya, 2010). Ibu hamil dengan anemia sebagian besar sekitar
anemia dalam kehamilan (Manuaba, 2001). Frekuensi ibu hamil dengan anemia di
Indonesia relatif tinggi yaitu 63,5%. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu
dengan kadar haemoglobin (Hb) dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <
10,5 gr% pada trimester II (Saifuddin, 2002). Anemia pada ibu hamil disebabkan
oleh kekurangan zat besi, kekurangan asam folat, infeksi dan kelainan darah. Anemia
dalam kehamilan dapat berpengaruh buruk terutama saat kehamilan, persalinan dan
nifas. Prevalensi anemia yang tinggi berakibat negatif seperti: 1) Gangguan dan
hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh maupun sel otak, 2) Kekurangan Hb
hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia dengan sikap
dapat dilihat dari semakin tingginya pengetahuan Ibu tentang anemia maka semakin
terhadap terwujudnya sebuah perilaku kesehatan. Apabila ibu hamil mengetahui dan
memahami akibat anemia dan cara mencegah anemia maka akan mempunyai perilaku
kesehatan yang baik dengan harapan dapat terhindar dari berbagai akibat atau risiko
Survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Desa Pulau Banyak Barat
bidan Desa Pulau Banyak Barat Kabupaten Aceh Singkil sebagian besar mengalami
anemia dengan rata-rata kadar Hb di bawah 10,5 gr%. Hasil wawancara dengan 6
orang ibu hamil tentang pentingnya ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe secara teratur,
3 orang kurang mengetahui kalau harus mengkonsumsi secara teratur. Dalam hal
tablet Fe secara teratur, sementara 4 ibu mengkonsumsi tablet Fe secara tidak teratur
karena ibu lupa minum, merasa mual jika minum tablet Fe.
6
judul “Hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia defesiensi dengan
Aceh Singkil.
hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia defesiensi dengan kepatuhan
dalam mengkonsumsi tablet Fe di Desa Pulau Banyak Barat Kabupaten Aceh Singkil.
1. Bagi Penulis
Memberikan informasi dari penelitian ini kepada tenaga medis supaya dapat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan
2.1.1. Pengertian
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
indera manusia yaitu : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
(Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan tersedia dan sementara
yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena
Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan
menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum
8
9
a. Baik : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 76-100% dari seluruh
petanyaan
b. Cukup : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 56-75% dari seluruh
pertanyaan
c. Kurang : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 40-55% dari seluruh
pertanyaan
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengatahuan yang paling
rendah
b. Memahami (Comprehension)
secara benar. Orang telah faham terhadap objek atau materi harus dapat
10
c. Aplikasi (Aplication)
d. Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
e. Sintesis
bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain
sintesis adalah kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari formulasi-
f. Evaluasi
1. Pendidikan
2. Usia
Semakin cukup umur seseorang pengetahuan akan lebih matang atau lebih baik
3. Pengalaman
pada dirinya maupun pengalaman orang lain dapat dijadikan sebagai acuan untuk
4. Support sistem
yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau
12
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat
seseorang dan disajikan dalam persentase kemudian ditafsirkan dengan kalimat yang
(Nursalam, 2010).
2.2.1. Definisi
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya
kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Anemia dalam kehamilan adalah kondisi
ibu dengan kadar haemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar
haemoglobin kurang dari 10,5 gr% pada trimester 2. Nilai batas tersebut dan
perbedaannya dengan wanita tidak hamil terjadi karena hemodilusi, terutama pada
Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia
atau hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan
adalah sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18% dan haemoglobin 19%.
3. Malabsorpsi
4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
5. Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain
Secara klinik dapat dilihat ibu lemah, pucat, mudah pingsan, mata kunang-
kunang, sementara pada tekanan darah masih dalam batas normal, perlu dicurigai
dan maksimum dimulai pada bulan ke-9 dan meningkatnya sekitar 1000ml, menurun
sedikit menjelang aterm serta kembali normal 3bulan setelah partus. Stimulasi yang
sebagai berikut:
Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah.
Pengobatannya yaitu, keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan
dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr% tiap bulan. Saat ini program
b. Terapi parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi
per oral, dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan atau
dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/
pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda.
kehamilan yaitu trimester I dan III. Hasil pemeriksaan Hb, dapat digolongkan
sebagai berikut:
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati 800 mg.
Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta
maternal, kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan
kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 8-10
mgzat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan
sekitar 20-25 mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288
hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga
kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba, 2001).
2. Anemia Megaloblastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folat, jarang sekali
Gejala-gejalanya :
a. Malnutrisi
c. Diare
16
Pengobatannya:
d. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat
3. Anemia Hipoplastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh sum-sum tulang kurang mampu membuat
sel-sel darah baru. Anemia ini terjadi pada sekitar 8% kehamilan. Etiologi anemia
hipoplastik karena kehamilan, apabila wanita tersebut telah selesai masa nifas
Ciri-ciri:
nyata.
4. Anemia Hemolitik
Adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah
yang lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar
17
menjadi hamil; apabila ia hamil, maka anemianya biasanya menjadi lebih berat.
kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.
Obat-obat penambah darah tidak member hasil. Tranfusi darah, kadang dilakukan
janin. Anemia ini terjadi pada sekitar 0,7% kehamilan. Pengobatan tergantung
pada jenis anemia himolitik serta penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi,
5. Anemia-anemia lain
Seorang wanita yang menderita anemia, misalnya berbagai jenis anemia hemolitik
herediter atau yang diperoleh seperti anemia karena malaria, cacing tambang,
penyakit ginjal menahun, penyakit hati, tuberkulosis, sifilis, tumor ganas dan
sebagainya dapat menjadi hamil. Dalam hal ini anemianya menjadi lebih berat dan
berpengaruh tidak baik pada ibu dalam masa kehamilan, persalinan, nifas serta
berpengaruh pula bagi anak dalam kandungan. Pengobatan ditujukan pada sebab
pokok anemianya, misalnya antibiotika untuk infeksi, obat-obat anti malaria, anti
pemberian tablet besi serta peningkatan kualitas makanan sehari-hari. Ibu hamil
18
biasanya tidak hanya mendapat preparat besi tetapi juga asam folat. Dosis pemberian
asam folat sebanyak 500µg dan zat besi sebanyak 120mg. Pemberian zat besi
sebanyak 30gram per hari akan meningkatkan kadar hemoglobin sebesar 0,3
Perhatikan komposisi hidangan setiap kali makan dan makan makanan yang
banyak mengandung besi dari bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati,
telur) dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan,
mengandung vitamin C (daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk
dan nanas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam
usus. Makanan yang berasal dari nabati meskipun kaya akan zat besi, namun
b. Menambah pemasukan zat besi ke dalam tubuh dengan minum tablet tambah
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengkonsumsi tablet besi yaitu :
1. Minum tablet besi dengan air putih, jangan minum dengan teh, susu dan kopi
perut terasa tidak enak, mual-mual, susah buang air besar dan tinja berwarna
hitam.
malam, menjelang tidur. Akan lebih baik bila setelah minum tablet besi
4. Simpanlah tablet besi di tempat yang kering, terhindar dari sinar matahari
langsung, jauhkan dari jangkauan anak, dan setelah dibuka harus ditutup
kembali dengan rapat. tablet besi yang telah berubah warna sebaiknya tidak
diminum
5. Tablet besi tidak menyebabkan tekanan darah tinggi atau kebanyakan darah.
Anemia pada ibu hamil bukan tanpa resiko. Menurut penelitian tingginya
angka kematian ibu berkaitan erat dengan anemia. Anemia juga menyebabkan
rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan
kehamilan dan persalinan. Resiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan
bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Perdarahan antepartum
dan post partum lebih sering di jumpai pada wanita yang anemia dan lebih sering
berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah.
20
Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan
pada masa nifas (sub involusi rahim, daya tahan terhadap infeksi, stress, dan produksi
ASI rendah), dan gangguan pada janin (dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian
2.3. Kepatuhan
Kepatuhan berasal dari kata “patuh” yang berarti taat, suka menuruti, disiplin.
kebiasaan hidup sehat dan ketetapan berobat. Dalam pengobatan, seseorang dikatakan
tidak patuh apabila orang tersebut melalaikan kewajibannya berobat, sehingga dapat
kesakitan yang sedang diderita. Perkiraan yang ada menyatakan bahwa 20% jumlah
yaitu faktor petugas, faktor obat, dan faktor penderita. Karakteristik petugas yang
21
penyembuhan, waktu yang lama, adanya efek samping obat. Faktor penderita yang
Tak seorang pun mematuhi instruksi jika ia salah paham tentang instruksi yang
medis, dan banyak memberikan intruksi yang harus diingat oleh penderita.
c. Jika seseorang diberikan suatu daftar tertulis tentang hal-hal yang harus
diingat maka akan ada efek “keunggulan”, yaitu mereka berusaha mengingat
d. Instruksi-instruksi harus ditulis dengan bahasa umum (non medis) dan hal-hal
2. Kualitas interaksi.
interaksi profesional kesehatan dengan penderita adalah suatu hal penting untuk
penyebabnya dan apa yang mereka lakukan dengan kondisi seperti itu.
keyakinan dan nilai kesehatan individu serta dapat juga menentukan tentang
program pengobatan yang dapat mereka terima. Keluarga juga memberi dukungan
dan membuat keputusan mengenai perawatan dari anggota keluarga yang sakit.
kepribadian secara benar dibedakan antara orang yang patuh dengan orang yang
gagal. Orang-orang yang tidak patuh adalah orang-orang yang lebih mengalami
yang lebih lemah dan yang kehidupan sosialnya lebih memusatkan perhatian pada
dirinya sendiri.
mengenai penderita sebagai penerima nasihat dokter yang pasif dan patuh. Penderita
yang tidak taat dipandang sebagai orang yang lalai, dan masalahnya mengidentifikasi
seperti penggunaan buku-buku dan kaset oleh penderita secara mandiri. Usaha-usaha
ini sedikit berhasil, seorang dapat menjadi tidak taat kalau situasinya memungkinkan.
Teori-teori yang lebih baru menekankan faktor situasional dan penderita sebagai
peserta yang aktif dalam proses pengobatannya. Perilaku ketaatan sering diartikan
sebagai suatu usaha penderita untuk mengendalikan perilakunya, bahkan jika hal
Perilaku ketaatan lebih rendah untuk penyakit kronis (karena tidak ada akibat
buruk yang segera dirasakan atau risiko yang jelas), sarana mengenai gaya hidup
umum dan kebiasaan yang lama, pengobatan yang kompleks, pengobatan dengan
78% untuk kesakitan kronis dengan cara pengobatan jangka panjang tingkat
diberikan.
3. Variabel-variabel sosial
Hubungan antara dukungan sosial dengan ketaatan telah dipelajari. Secara umum,
cenderung lebih mudah mengikuti nasihat medis, daripada penderita yang kurang
4. Ciri-ciri individual
Sebagai contoh : di Amerika serikat, kaum wanita, kaum kulit putih, dan orang tua
2.4.1. Pengertian
Zat besi adalah mineral mikron yang paling banyak terdapat dalam tubuh
manusia. Zat besi merupakan komponen dari hemoglobin, mioglobin, sitokran enzim
katalase, serta peroksidase. Besi merupakan mineral mikron yang paling banyak
terdapat dalam tubuh manusia yaitu sebanyak 3-5 gram dalam tubuh manusia dewasa
(Almatsier, 2003). Zat besi adalah garam besi dalam bentuk tablet/kapsul yang
apabila dikonsumsi secara teratur dapat meningkatkan jumlah sel darah merah.
tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk sel darah
1. Metabolisme Energi
Di dalam tiap sel, besi bekerja sama dengan rantai protein pengangkut elektron
memindahkan hidrogen dan elektron yang berasal dari zat gizi penghasil energi
protein yang mengandung besi dari sel darah merah dan mioglobin di dalam otot
(Almatsier, 2003).
2. Sistem Kekebalan
disamping itu sel darah putih yang menghancurkan bakteri tidak dapat bekerja
3. Pelarut Obat-obat
Obat-obatan yang tidak larut oleh enzim yang mengandung besi dapat dilarutkan
makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis. Sebagai gambaran
2.5.1. Pengertian
Kata kepatuhan berasal dari kata dasar patuh yang berarti taat, suka menurut
dan berdisiplin (kamus besar bahasa Indonesia, 1995). Menurut Arisman (2004)
melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh dokternya atau oleh
orang lain. Kepatuhan dalam penelitian ini menunjuk pada kepatuhan ibu hamil dalam
Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi di ukur dari ketepatan jumlah tablet
yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet zat besi, frekuensi konsumsi
perhari. Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya
besi. Suplementasi besi merupakan cara efektif karena kandungan besinya yang
dilengkapi asam folat yang dapat mencegah anemia karena kekurangan asam folat.
1. Pengetahuan
Pengetahuan ibu hamil tentang anemia dan manfaat dari zat besi didapat dari
penyuluhan yang diberikan bidan pada waktu ibu hamil tersebut melakukan
2. Tingkat Pendidikan
Latar belakang pendidikan ibu hamil juga sangat berpengaruh terhadap kepatuhan
3. Pemeriksaan ANC
Pengetahuan Kepatuhan
Gambar 2.1
1. Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia defesiensi dengan
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat analitik dengan
Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Pulau Banyak Barat Kabupaten Aceh
Singkil.
3.3.1. Populasi
adalah seluruh ibu hamil pada bulan Januari s/d Mei 2015 di Desa Pulau Banyak
3.3.2. Sampel
29
30
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi dijadikan menjadi sampel
a. Data Primer
kuesioner.
b. Data Sekunder
dokumen atau catatan yang diperoleh dari Desa Pulau Banyak Barat Kabupaten Aceh
Singkil.
1. Editing
Editing dalam penelitian ini berupa kegiatan pengecekan data apakah sudah
lengkap.
2. Coding
macamnya.
3. Data Entry
Data rntry yaitu proses memasukkan data ke dalam kategori tertentu untuk
4. Tabulating
variabel independen yaitu tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia defesiensi
mengkonsumsi tablet Fe di Desa Pulau Banyak Barat Kabupaten Aceh Singkil dengan
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Desa Pulau Banyak Barat terletak Kabupaten Aceh Singkil. Desa ini
merupakan salah satu wilayah yang terletak di dikelilingi oleh lautan. Secara
geografis Desa Pulau Banyak Barat Kabupaten Aceh Singkil mempunyai luas wilayah
48.213 km2.
Karakteristik responden yang diteliti dalam penelitian ini meliputi: umur, dan
pekerjaan.
Untuk melihat umur responden di Desa Pulau Banyak Barat Kabupaten Aceh
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Umur Responden di Desa Pulau Banyak Barat
Kabupaten Aceh Singkil
No Umur Responden f %
1 > 20 tahun 4 6,7
2 20-35 tahun 43 71,7
3 > 35 tahun 13 21,7
Jumlah 60 100,0
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa umur responden lebih banyak
dengan umur 20-35 tahun sebanyak 43 orang (71,7%), umur > 35 tahun sebanyak 13
orang (21,7%) dan lebih sedikit dengan umur < 20 tahun sebanyak 4 orang (6,7%).
33
34
No Perkerjaan f %
1 IRT 6 10,0
2 Petani 37 61,7
3 Berdagang 17 28,3
Jumlah 60 100,0
orang (28,3%) dan lebih sedikit dengan IRT sebanyak 6 orang (10,0%).
pengetahuan tentang anemia defesiensi dan kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet fe.
Untuk melihat pengetahuan ibu hamil tentang anemia defesiensi di Desa Pulau
Banyak Barat Kabupaten Aceh Singkil dapat dilihat pada Tabel 4.3 :
No Pengetahuan f %
1 Baik 7 11,6
2 Cukup 28 46,7
3 Kurang 25 41,7
Jumlah 60 100,0
35
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pengetahuan ibu hamil tentang
anemia defesiensi di Desa Pulau Banyak Barat Kabupaten Aceh Singkil lebih banyak
sebanyak 25 orang (41,7%) dan lebih sedikit dengan pengetahuan baik sebanyak 7
orang (11,6%).
Banyak Barat Kabupaten Aceh Singkil dapat dilihat pada Tabel 4.4 :
No Kepatuhan f %
1 Patuh 13 21,7
2 Tidak Patuh 47 78,3
Jumlah 60 100,0
tablet fe di Desa Pulau Banyak Barat Kabupaten Aceh Singkil lebih banyak dengan
tidak patuh sebanyak 47 orang (78,3%) dan lebih sedikit dengan patuh sebanyak 13
orang (21,7%).
Kepatuhan
No Pengetahuan Patuh Tidak Patuh Total Nilai
n % n % N % p
1 Baik 5 71,4 2 28,6 7 100,0 0,002
2 Sedang 6 21,4 22 78,6 28 100,0
3 Kurang 2 8,0 23 92,0 25 100,0
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 7 orang dengan pengetahuan
baik terdapat patuh sebanyak 5 orang (71,4%) dan tidak patuh sebanyak 2 orang
sebanyak 6 orang (21,4%) dan tidak patuh sebanyak 22 orang (78,6%). Sedangkan
dari 25 orang dengan pengetahuan kurang terdapat patuh sebanyak 2 orang (8,0%)
Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,002 < 0,05 maka dapat
disimpulkan ada hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia defesiensi
BAB 5
PEMBAHASAN
defesiensi di Desa Pulau Banyak Barat Kabupaten Aceh Singkil bahwa lebih banyak
sebanyak 25 orang (41,7%) dan lebih sedikit dengan pengetahuan baik sebanyak 7
orang (11,6%). Mengacu pada hasil penelitian ini dapat dijelaskan bahwa
pengetahuan ibu tentang anemia defesiensi tergolong sangat rendah, keadaan ini
dipengaruhi oleh kurangnya sumber informasi kepada ibu tentang anemia defesiensi
melalui media massa, media cetak, media elektronik maupun orang lain.
fe di Desa Pulau Banyak Barat Kabupaten Aceh Singkil lebih banyak dengan tidak
patuh sebanyak 47 orang (78,3%) dan lebih sedikit dengan patuh sebanyak 12 orang
(21,7%). Hal ini menunjukkan bahwa ketidakpatuhan ibu dalam mengkonsumsi tablet
Fe sangat tinggi. Keadan ini perlu mendapat perhatian agar dari petugas kesehatan
anemia pada ibu hamil. Pemerintah sudah melaksanakan pemberian tablet besi (Fe)
37
38
secara gratis kepada semua ibu hamil untuk mencegah terjadinya anemia terutama
melalui Posyandu, Polindes, dan Puskesmas. Selain itu melibatkan peran serta dari
petugas kesehatan seperti; bidan, perawat hingga kader Posyandu dapat mengurangi
jumlah ibu hamil yang mengalami anemia dengan meningkatkan pengetahuan tentang
manfaat tablet besi, meningkatkan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi, dan juga
berkisar 24,5%. Anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh yang kurang baik
bagi ibu, baik dalam masa kehamilan, persalinan, maupun nifas, seperti abortus,
partus prematur, partus lama, inersia uteri, perdarahan post partum karena atonia
uteri, syok, infeksi baik intra partum maupun post partum bahkan sampai dapat
tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia
kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka
kematian perinatal meningkat. Perdarahan antepartum dan post partum lebih sering di
jumpai pada wanita yang anemia dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang
Menurut Yeyeh (2010) bahwa dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari
(abortus, partus immatur atau prematur), gangguan proses persalinan (atonia, partus
lama, perdarahan), gangguan pada masa nifas (sub involusi rahim, daya tahan
terhadap infeksi, stress, dan produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin
terdapat patuh sebanyak 5 orang (71,4%) dan tidak patuh sebanyak 2 orang (28,6%).
Kemudian dari 28 orang dengan pengetahuan sedang terdapat patuh sebanyak 6 orang
(21,4%) dan tidak patuh sebanyak 22 orang (78,6%). Sedangkan dari 25 orang dengan
pengetahuan kurang terdapat patuh sebanyak 2 orang (8,0%) dan tidak patuh
Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,002 < 0,05 maka dapat
disimpulkan ada hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia defesiensi
Kabupaten Aceh Singkil. Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan semakin
tinggi pengetahuan ibu tentang anemia defesiensi akan meningkat kepatuhan dalam
Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi di ukur dari ketepatan jumlah tablet yang
dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet zat besi, frekuensi konsumsi perhari.
Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya penting
Suplementasi besi merupakan cara efektif karena kandungan besinya yang dilengkapi
asam folat yang dapat mencegah anemia karena kekurangan asam folat (Afnita,
2004). Ketidakpatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi dapat memiliki peluang
Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi di ukur dari ketepatan jumlah tablet yang
dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet zat besi, frekuensi konsumsi perhari.
Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya penting
Suplementasi besi merupakan cara efektif karena kandungan besinya yang dilengkapi
asam folat yang dapat mencegah anemia karena kekurangan asam folat (Afnita,
2004). Ketidakpatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi dapat memiliki peluang
Pengetahuan dan pemahaman yang baik pada ibu hamil tentang cara
yang baik dalam mencegah dan mengatasi anemia kehamilan sesuai dengan
hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia dengan sikap
dapat dilihat dari semakin tingginya pengetahuan Ibu tentang anemia maka semakin
terhadap terwujudnya sebuah perilaku kesehatan. Apabila ibu hamil mengetahui dan
memahami akibat anemia dan cara mencegah anemia maka akan mempunyai perilaku
kesehatan yang baik dengan harapan dapat terhindar dari berbagai akibat atau risiko
BAB VI
6.1. Kesimpulan
1. Pengetahuan ibu hamil tentang anemia defesiensi di Desa Pulau Banyak Barat
orang (46,7%), pengetahuan kurang sebanyak 25 orang (41,7%) dan lebih sedikit
Aceh Singkil lebih banyak dengan tidak patuh sebanyak 47 orang (78,3%) dan
6.2. Saran
1. Bagi petugas kesehatan wilayah kerja Puskesmas Kluet Utara Kabupaten Aceh
Selatan agar penyuluhan kesehatan pada ibu hamil untuk mengurangi kejadian
anemia.
2. Bagi ibu di Desa Sijambur Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir agar
mengkonsumsi zat besi selama hamil untuk mencegah anemia dan mencari
42
43
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011. Uterine Fibroids, Active Component Females, U.S. Armed Forces,
2001-2010. Medical Surveillance Monthly Report. Volume 18, No. 12. Pages
10-13.
Benson, Ralph. 2008. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi Edisi 6. Jakarta : Penerbit
EGC.
Hadibroto., R.Budi., 2005. Mioma Uteri. Majalah Kedokteran Nusantara, Volume 38,
No. 3, September 2005. Medan.
James R., Md. Scott, Ronald S., Md. Gibbs, Beth Y., Md. Karlan, Arthur F., Md.
Haney, David N, 2003.Danforth By Lippincott Williams & Wilkins
Publishers; 9th edition:475
JK, Park et al., 2005. A Clinical Analysis of Uterine Myoma. Korean Journal
Obstetric Gynecology. Volume 48, No. 2. Pages 436-445.
Kurniasari, T., 2010. Karakteristik Mioma Uteri Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Periode Januari 2009 – Januari 2010. Laporan Penelitian Mahasiswa FK UNS.
43
44
Muzakir, 2008. Profil Penderita Mioma Uteri di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
periode 1 Januari-31 Desember 2006. Laporan Penelitian.
Ompusunggu, Miranti., 2009. Karakteristik Penderita Mioma Uteri Rawat Inap di RS.
Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008. Skripsi Mahasiswa FKM USU
Medan.
Purba, C, Merry., 2009. Karakteristik Penderita Mioma Uteri yang Dirawat Inap di
rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2004-2008. Skripsi
Mahasiswa FKM USU Medan.
Randell, et al., 2006. Fracture Risk and Bone Density of Peri – and Early
Postmenopausal Women with Uterine Leiomyoma. Maturitas. Volume 53, No.
3, February 2006, Finland.
Wise, Lauren, et al., 2009. A Prospective Study of Dairy Intake and Risk of Uterine
Leiomyomata. American Journal of Epidemiology. Vol. 171 No. 2. Pages
221-232.
KUESIONER
A. Indentitas Responden
1. Nama : ………………
2. Umur : ………………
3. Pekerjaan : ………………
4. Pendidikan : ………………
B. Pengetahuan :
1. Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam
darahnya kurang dari 12 gr%?
a. Ya
b. Tidak
2. Penyebab anemia pada umumnya adalah kekurangan zat besi dalam diet.
a. Ya
b. Tidak
3. Gejala dan tanda anemia secara klinik dapat dilihat ibu lemah, pucat,
mudah pingsan, mata kunang-kunang, sementara pada tekanan darah
masih dalam batas normal, perlu dicurigai anemia defisiensi.
a. Ya
b. Tidak
4. Untuk menegakkan diagnosa dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan
melakukan pemeriksaan kadar Hb.
46
a. Ya
b. Tidak
5. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat
besi dalam darah.
a. Ya
b. Tidak
6. Pengobatannya Anemia defisiensi besi adalah dengan pemberian tablet
besi.
a. Ya
b. Tidak
7. Penanggulangan anemia pada ibu hamil dapat dilakukan dengan cara
pemberian tablet besi serta peningkatan kualitas makanan sehari-hari.
a. Ya
b. Tidak
8. Menambah pemasukan zat besi ke dalam tubuh dengan minum tablet
tambah darah (tablet besi/tablet tambah darah).
a. Ya
b. Tidak
C. Kepatuhan
1. Apakah ibu rutin mengkonsumsi tablet fe secara rutin?
a. Ya
b. Tidak
47
38 1 1 1 1
39 0 1 1 1
40 1 1 1 1
41 1 1 1 1
42 1 1 1 1
43 1 0 0 0
44 1 1 1 0
45 1 1 1 1
46 1 2 1 1
47 1 0 1 1
48 1 2 1 1
49 1 2 0 0
50 1 2 1 1
51 1 1 2 1
52 1 1 1 1
53 0 1 1 1
54 1 1 1 1
55 1 1 1 1
56 1 1 1 1
57 1 0 0 0
58 1 1 1 0
59 1 1 1 1
60 1 1 1 1
49
Frequencies
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid > 20 tahun 4 6.7 6.7 6.7
20-35 tahun 43 71.7 71.7 78.3
> 35 tahun 13 21.7 21.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid IRT 6 10.0 10.0 10.0
Petani 37 61.7 61.7 71.7
Berdagang 17 28.3 28.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 7 11.7 11.7 11.7
Cukup 28 46.7 46.7 58.3
Kurang 25 41.7 41.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
Kepatuhan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Patuh 13 21.7 21.7 21.7
Tidak Patuh 47 78.3 78.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
50
Crosstabs
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
a
Pearson Chi-Square 12.965 2 .002
Likelihood Ratio 11.308 2 .004
Linear-by-Linear Association 10.370 1 .001
N of Valid Cases 60
a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
1.52.
51
PROPOSAL
OLEH :
………………………………..
NIM ……………….