Anda di halaman 1dari 4

TUGAS BAHASA INDONESIA

ESAI ARGUMENTATIF

Anemia dalam Kehamilan


Anemia adalah suatu keadaan dimana konsentrasi hemoglobin kurang dari
12 g/dL pada wanita yang tidak hamil dan kurang dari 10 g/dL pada wanita hamil
atau masa nifas.1 Centers for Disease Control and Prevention (1998)
mendefenisikan anemia pada wanita hamil yang mendapat suplemen besi dengan
menggunakan batas atau patokan (cutoff) persentil ke- 5-11 g/dL pada trimester
pertama dan ketiga, dan 10,5 g/dL pada trimester kedua. 1 Menurut World Health
Organization (WHO, 1992), anemia adalah suatu keadaan dimana kadar
hemoglobin lebih rendah dari batas normal untuk kelompok orang yang
bersangkutan. Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan yang berperan
dan penyebab tingginya angka kematian ibu. Sebagian besar perempuan
mengalami anemia dalam kehamilan baik di negara maju maupun di negara
berkembang.2

Anemia merupakan salah satu faktor penyebab tidak langsung kematian


ibu hamil. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah tertinggi bila
dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya. Perempuan yang meninggal
karena komplikasi selama kehamilan dan persalinan mengalami penurunan pada
tahun 2013 sebesar 289.000 orang. Target penurunan angka kematian ibu sebesar
75% antara tahun 1990 dan 2015 (WHO, 2015). Jika perempuan mengalami
anemia akan sangat berbahaya pada waktu hamil dan melahirkan. Perempuan
yang menderita anemia akan berpotensi melahirkan bayi dengan berat badan
rendah (kurang dari 2,5 kg). Selain itu, anemia dapat mengakibatkan kematian,
baik pada ibu maupun bayi pada waktu proses persalinan.3 Menurut data hasil
Riskesdas tahun 2013, prevalensi anemia di Indonesia yaitu 21,7% dengan
penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan 18,4% penderita
berumur 15-24 tahun (KemenkesRI, 2014). Data Survei Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) tahun 2012 menyatakan bahwa prevalensi anemia pada balita
sebesar 40,5%, ibu hamil sebesar 50,5%, ibu nifas sebesar 45,1%, remaja putri
usia 10-18 tahun sebesar 57,1% dan usia 19-45 tahun sebesar 39,5%. Wanita
mempunyai risiko terkena anemia paling tinggi terutama pada remaja putri.4

Anemia defisiensi besi merupakan keadaan yang paling sering ditemukan


pada ibu hamil yang dapat berakibat fatal mulai dari kelahiran prematur sampai
kematian ibu dan bayi. Ada beberapa faktor yang memperbesar kemungkinan
terjadinya anemia pada wanita hamil antara lain: jarak waktu antara dua
kehamilan yang berdekatan, kehamilan multigravida (lebih dari satu anak), sering
muntah pada awal kehamilan ( morning sickness), tidak mengkonsumsi zat besi
dalam jumlah yang cukup, memiliki riwayat perdarahan haid yang banyak. 5  Hasil
penelitian Desi (2015) menunjukkan bahwa ada hubungan antara pendidikan
dengan kejadian anemia kehamilan, status ekonomi, kepatuhan konsumsi tablet Fe
dengan kejadian anemia kehamilan.6

Setelah mengetahui penyebab anemia pada ibu hamil maka kita perlu
megetahui dan peka terhadap gejala kekurangan zat besi yang terjadi pada ibu
hamil. Berikut ini merupakan beberapa gejalanya anatara lain : wajahnya terlihat
sangat pucat, kuku pucat, bibir pucat, telapak tangan pucat, konjungtiva pucat,
cepat merasa lelah, jantungnya seringkali berdebar-debar lebih cepat dari ukuran
normal, seringkali menderita sakit kepala, sesak nafas, nafsu makan yang
berkurang, kebugaran tubuh yang menurun, seringkali merasa lemah dan letih,
mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi.5 Gejala khas defisiensi besi yang
tidak dijumpai pada anemia jenis lain adalah koilonychia, atropi papil lidah,
stomatitis angularis, disfagia, atrofi mukosa gaster sehingga menimbulkan
akhloridia, pica.6

Anemia dalam kehamilan dapat berakibat fatal bagi ibu dan calon bayi/
bayinya. Akibat - akibat yang dapat ditimbulkan antara lain: dapat terjadi
keguguran atau abortus, dapat terjadi kecacatan pada bayi, hambatan tumbuh
kembang janin dalam rahim, terjadi kelahiran premature,dapat terjadi kelahiran
dengan BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) dan kondisi bayi yang lemah, dapat
terjadi kematian pada ibu dan bayi pada saat melahirkan, mudah terjadi infeksi,
molahidatidosa, hiperemesis gravidarum, pendarahan antepartum, ketuban pecah
dini. Pada persalinan yaitu ganguan his, kala satu berlangsung lama dan terjadi
partus terlantar, retensio plasenta, pendarahan postpartum, atonia uteri. Pada masa
nifas terjadi subinvolusi uteri yang bisa menimbulkan pendarahan, infeksi
puerperium, pengeluaran Air Susu Ibu berkurang, terjadi dekompensasi kordik
mendadak setelah persalinan, anemia pada kala nifas dan mudah terjadi infeksi
mamae. 7

Upaya-upaya dalam penanggulangan anemia gizi terutama pada wanita


hamil telah dilaksanakan oleh pemerintah. Salah satu caranya adalah melalui
suplementasi tablet besi. Suplementasi tablet besi dianggap merupakan cara yang
efektif karena kandungan besinya padat dan dilengkapi dengan asam folat yang
sekaligus dapat mencegah dan menanggulangi anemia akibat kekurangan asam
folat. Cara ini juga efisien karena tablet besi harganya relatif murah dan dapat
dijangkau oleh masyarakat kelas bawah serta mudah didapat. Departemen
Kesehatan telah melaksanakan program penanggulangan Anemia Gizi Besi
(AGB) dengan membagikan tablet besi atau Tablet Tambah Darah (TTD) kepada
ibu hamil sebanyak 1 tablet setiap hari berturut-turut selama 90 hari selama masa
kehamilan. Agar penyerapan besi dapat maksimal, dianjurkan minum tablet zat
besi dengan air minum yang sudah dimasak. Dengan minum tablet Fe, maka
tanda-tanda kurang darah akan menghilang, bila tidak menghilang, berarti yang
bersangkutan bukan menderita AGB, tetapi menderita Anemia jenis lain.
Meskipun dibutuhkan gizi yang baik, suplemen besi menganggu saluran
pencernaan pada sebagian orang. Efek samping misalnya mual-mual, rasa panas
pada perut, diare atau sembelit. Untuk memulihkan efek samping yang tidak
menyenangkan, dianjurkan untuk mengurangi setiap dosis besi atau
mengkonsumsi makanan bersama tablet besi. Makanan yang kaya akan vitamin C
memperbanyak serapan besi.8
DAFTAR PUSTAKA

1. Williams. Obstetri. Edisi ke-23. Jakarta: EGC. 2013.


2. WHO. WHO/CDC expert coansultatation agreeson best indicators toassess
iron deficency a mayorn cause of anemi. 2015.
3. Rahayu. Anemia pada ibu hamil-ketahui penyebab, factor resiko dan cara
mengatasinya [internet]. Jakarta. Hamil maksimal.com
4. Supandiman I. Hematologi klinik. Bandung. ALLMNI. 1994.
5. Manurung S. Buku ajar maternitas asuhan keperawatan antenatal. Jakarta.
Perpustakaan nasional: katalog dalam terbitan (KDT). 2011.
6. Yanti D.,dkk. Faktor-faktor terjadinya anemia pada ibu primigravida di
wilayah kerja puskesma pringsewu lampung: Jurnal keperawatan. Juli 2015;
6(2)
7. Desi & Dwi, Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta. Nuha Medika.
2009.
8. DepKes RI. Direktur Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Pedoman
Operasional Penanggulangan Anemia Gizi Di Indonesia. Jakarta. 2004

Anda mungkin juga menyukai