Disusun oleh :
KELOMPOK II
Tk : II B
Flintysi soplantila
Kasmail
Hillery solissa
Yayuk isran
AMBON 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul zat besi (fe) ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada [bidang
mata kuliah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang zat besi
(fe) bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................................
C. Tujuan............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan....................................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zat besi atau fe merupakan salah satu mineral yang dikenal sebagai zat gizi mikro
(mikronutrien). Tidak bisa dipungkiri bahwa Fe adalah nutrisi yang sanagat penting untuk tubuh
manusia meskipun tergolong mikronutrien (dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit). Zat besi (Fe)
merupakan mikroelement yang esensial bagi tubuh. Zat ini terutama diperlukan dalam
hemopobesis (pembentukan darah), yaitu dalam mensintesa hemoglobin (Hb) (Sediaoetama,
2006).
Mikroelemen tersebut merupakan mineral yang terdapat didalam darah dan dalam semua sel
tubuh serta bertindak sebagai pembawa oksigen yang diperlukan sel dan karbon dioksida dari sel
ke paru-paru (Harper, 2006). Kebutuhan zat besi pada setiap individu tentunya berbeda-beda
berdasarkan BB, kelompok usia maupun jenis kelamin. Zat besi mengambil peran penting dalam
proses distribusi oksigen dalam darah tubuh manusia. Zat besi juga berfungsi dalam proses
produksi haemoglobin. Selain itu zat besi juga berperan penting dalam fungsi kekebalan tubuh.
Kekurangan zat besi akan semakin memperbesar potensi tubuh mudah terserang penyakit. Zat
besi adalah salah satu unsur yang diperlukan dalam proses pembentukan sel darah merah. Sel
darah merah ini mengandung senyawa kimia bernama hemoglobin, yang berfungsi membawa
oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Kekurangan zat besi
dalam menu makanan sehari hari dapat menimbulkan penyakit anemia gizi atau yang dikenal
masyarakat sebagai penyakit kurang darah.
Berdasarkan berbagai uraian tentang peranan penting Fe di atas, kami ditugasi untuk membuat
makalah tentang Fe agar dapat memahami serta mempelajarinya lebih luas lagi.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Zat besi mempunyai peranan atau manfaat yang penting dalam pengangkutan oksigen dari
paru-paru ke tisu. Zat besi bergabung dengan oksigen di dalam paru paru dan melepaskan
oksigen dalam tisu-tisu yang memerlukan.
3. Menormalkan imuniti
Zat besi ada di setiap sel-sel jaringan tubuh manusia dan berfungsi vital, seperti: mengikat
oksigen dari organ paru-paru dalam bentuk protein hemoglobin, menjadi media transportasi
bagi elektron-elektron dalam sel aktif dalam bentuk cytochrome, memfasilitasi penggunaan
dan penyimpanan oksigen dalam jaringan otot dalam bentuk myoglobin serta bagian integral
dari metabolisme enzim dalam berbagai jaringan sel tubuh.
Dalam dunia medis, zat besi sering dipergunakan sebagai terapi penyembuhan untuk:
1. mengatasi gejala anemia yang disebabkan kekurangan zat besi yang umum terjadi.
2. Sebagai suplemen, zat besi juga sering ditambahkan dalam asupan bagi ibu hamil dan
menyusui dan bagi wanita yang sedang menstruasi.
Secara normal, tubuh dapat menyimpan zat besi untuk keperluan selama beberapa tahun ke
depan tanpa kekurangan, hanya saja perlu diperhatikan bahwa beberapa kondisi medis bisa
menyebabkan simpanan zat besi tersebut terkuras cepat dan membutuhkan pergantian segera
sebelum terjadi defisiensi zat besi dalam tubuh.
Zat besi yang didapat akan membantu perkembangan fungsi otak karena zat besi telah
membawa oksigen kedarah yang secara langsung berkaitan dengan kesehatan otak. Tidak
hanya itu, zat besi juga dijadikan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai pengatur suhu
tubuh. Zat besi juga memiliki peran penting dalam pembentukan dopamine, norepinephrine,
dan serotin dimana zat-zat kimia ini akan melakukan berbagai aktivitas yang melibatkan
fungsi saraf dan otak.
Dalam kesehatan, zat besi akan meningkatkan kekebalan tubuh dan metabolisme tubuh. Hal
itu karena peran zat besi dalam melawan beberapa penyakit dalam tubuh. Selain itu, zat besi
akan mengambil ekstrak makanan yang dikonsumsi untuk didistribusikan keseluruh tubuh
untuk membentuk metabolism energy dalam tubuh. Zat besi memiliki peran yang sangat
penting untuk membentuk enzim dalam tubuh. Manfaat zat besi juga bisa mengeluarkan
racun dari dalam tubuh yang akan merugikan tubuh.
Zat besi mudah didapat secara alami dari berbagai jenis sayuran, daging, buah, dan kacang-
kacangan. Sumber hewani maupun nabati yang mengandung zat besi diantaranya hati,
daging, unggas, atau ikan, kerang, telur, susu dan sayur-sayuran hijau (bayam, Selada).
Selain itu, zat besi juga terdapat di beberapa buah-buahan dan kacang-kacangan seperti apel,
semangka, aggur, dan jeruk.
Fe bahan makanan hewani (heme) lebih mudah diserap daripada Fe nabati (non heme).
Sumber terbaik zat besi berasaska makanan ialah hati, tiram, kerang, buah pinggang, daging
tanpa lemak, ayam/itik dan ikan. Kacang dan sayur yang dikeringkan adalah sumber iron
yang baik daripada tumbuhan.
Zat besi dalam tubuh manusia sebagian besar terdapat dalam sel darah merah (eritrosit) yaitu
sekitar 65%, dalam jaringan hati, limpa dan sumsum tulang 30% dan sekitar 5% terdapat
dalam inti sel, dalam plasma serta dalam otot sebagai mioglobin (Minarno dan Hariani,
2008).
Fe berfungsi dalam pembentukan sel darah merah. Di dalam tubuh, sebagian besar Fe
terdapat konjugasi, seperti (Hemoglobin, myoglobin, transferrin, ferritin dan hemosiderin)
dengan protein dan terdapat dalam bentuk Ferro atau ferri. Bentuk aktif zat besi biasanya
terdapat sebagai Ferro, sedangkan bentuk inaktif adalah sebagai Ferri (misalnya bentuk
storage) (Sediaoetama, 2006).
Berdasarkan jenis ketersediaan zat besi di dalam bahan makanan, dikenal dua jenis yaitu besi
heme dan non heme. Besi non heme merupakan sumber utama zat besi dalam makanan dan
terdapat dalam semua jenis sayuran hijau, seperti kentang, kacang-kacangan dan sebagian
dalam makanan hewani (Wahyuni, 2004). Zat besi non heme dalam tubuh hanya diserap 1-2
%, sedangkan besi heme dua kali lipatnya. Bahwa konsumsi makanan sumber non heme
dengan suplementasi vitamin C dapat meningkatkan kadar hemoglobin secara bermakna
(Sediaoetama, 2006).
Zat besi lebih mudah diserap dari usus halus dalam bentuk Ferro. Penyerapan ini mempunyai
mekanisme autoregulasi yang diatur oleh kadar ferritin yang terdapat di dalam sel-sel mukosa
usus. Pada kondisi Fe yang baik, hanya sekitar 10 % dari Fe yang terdapat di dalam makanan
diserap ke dalam mukosa usus, tetapi dalam kondisi defisiensi lebih, banyak Fe dapat diserap
untuk menutupi kekurang zat tersebut (Sediaoetama, 2006). Diperkirakan hanya 5-5% besi
makanan diabsorbsi oleh orang dewasa yang berada dalam status baik. Dalam keadaan
defisiensi besi, absorbsi dapat mencapai 50%.
1. Bentuk besi, besi hem yang merupakan baguan dari hemoglobin dan mioglobin dapat
diserap dua kali lipat daripada non hem.
2. Asam orgnik, membantu penyerapan besi non he dengan mengubah bentuk feri menjadi
fero.
6. Faktor intrinsik, di dalam lambung membantu penyerapan Fe, diduga karena hem
mempunyai struktur yang sama dengan vitamin B12.
7. Kebutuhan tubuh, kebutuhan Fe meningkat bila masa pertumbuhan. Absorbsi besi non
hem dapat meningkat sepuluh kali lipat, sedangkan besi hem dua kali lipat (Almatsier, 2004)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan beberapa uraian pada pembahasan dapat disimpulkan bahwa Zat besi atau fe
merupakan salah satu mineral yang dikenal sebagai zat gizi mikro (mikronutrien). Tidak bisa
dipungkiri bahwa Fe adalah nutrisi yang sanagat penting untuk tubuh manusia meskipun
tergolong mikronutrien (dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit). Fe memiliki banyak
manfaat/fungsi. Bagi tubuh, fungsi vital, dalam dunia medis maupun kesehatan. Sumber Fe bisa
diperoleh dari hewani maupun nabati. Adapun faktor yang dapat mempengaruhi penyerapanya
yaitu: bentuk besi, asam orgnik, asam fitat dan asam oksalat, tanin, tingkat keasaman lambung,
faktor intrinsik dan kebutuhan tubuh.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http:///www.ZatBesiDalamTubuhdanPenyerapannyaBiologiseldanMolekuler.html.Akses (Senin,
14 Desember 2015 16.00 WITA).