Anda di halaman 1dari 23

Dermatitis kontak

KELOMPOK II
IRNA KUMALA SARI
FLINTYSI SOPLANTILA
KASMAIL
HILLERY SOLISSA
YAYUK ISRAN
KONSEP MEDIS DERMATITIS
KONTAK
Definisi
Dermatitis kontak ( dermatitis venenata) merupakan
reaksi kulit terhadap unsur- unsur fisik, keringat, atau
biologi.
Dermatitis kontak merupakan peradangan oleh kontak
dengan suatu zat tertentu, ruamnya terbatas pada
daerah tertentu dan seringkali memiliki batas yang
tegas.
Dermatitis kontak terbagi
2 yaitu :

 Dermatitis kontak iritan (mekanisme non imunogik)

 Dermatitis kontak alergik (mekanisme imunologik


spesifik)
Etiologi
Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti.
Sebagian besar merupakan respon kulit terhadap
agen-agen misal nya zat kimia, bakteri dan fungi
selain itu alergi makanan juga bisa menyebabkan
dermatitis. Respon tersebut dapat berhubungan
dengan alergi. (Arief Mansjoer.1998.”Kapita selekta)
Penyebab Dermatitis secara umum dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu :
a)  Luar (eksogen) misalnya bahan kimia (deterjen,
oli, semen, asam, basa), fisik (sinar uv, suhu),
mikroorganisme (bakteri, jamur).
b) Dalam (endogen) misalnya pada seseorang yang
memiliki riwayat kepekaan terhadap zat tertentu
Patofisiologi
Dermatitis Kontak Iritan
Pada dermatitis kontak iritan kelainan kulit timbul
akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh bahan
iritan melalui kerja kimiawi maupun fisik. Bahan iritan
merusak lapisan tanduk, dalam beberapa menit atau
beberapa jam bahan-bahan iritan tersebut akan
berdifusi melalui membran untuk merusak lisosom,
mitokondria dan komponen-komponen inti sel.
Pada dermatitis kontak iritan terjadi kerusakan
keratinosit dan keluarnya mediator- mediator.
Sehingga perbedaan mekanismenya dengan dermatis
kontak alergik sangat tipis yaitu dermatitis. Kontak
iritan tidak melalui fase sensitisasi.
 Dermatitis Kontak Alergik
Dermatitis kontak alergik termasuk reaksi tipe IV ialah
hipersentivitas tipe lambat. Pantogenesisnya melalui 2 fase
yaitu :
Fase induksi adalah :
Saat kontak pertama alergen dengan kulit sampai limposit
mengenal dan memberi respon, memerlukan waktu 2 – 3
minggu.
Fase Elisitas adalah :
Terjadi kontak ulang dengan hapten yang sama atau serupa sel
efektor yang telah tersintisasi mengeluarkkan limforkrim yang
mampu menarik berbagai sel badan sehingga terjadi gejala klinis.
Manifestasi Klinis
Pada umumnya manifestasi klinis dermatitis adanya
tanda-tanda radang akut terutama pruritus (gatal),
kenaikan suhu tubuh, kemerahan, edema misalnya
pada muka (terutama palpebra dan bibir), gangguan
fungsi kulit dan genitalia eksterna.
a. Stadium akut
b. Stadium subakut
c. Stadium kronis
Pemeriksaan Penunjang dan
Diagnostik
Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan
diagnosis gangguan integument yaitu:
 Biopsi kulit
 Uji kultur dan sensitivitas
 Pemeriksaan Darah
 Uji temple
Penatalaksanaan Medis
dan Keperawatan
  Pengobatan Topikal
Obat-obat topikal yang diberikan sesuai dengan
prinsip-prinsip umum pengobatan dermatitis yaitu bila
basah diberi terapi basah (kompres terbuka), bila
kering berikan terapi kering. Makin akut penyakit,
makin rendah prosentase bahan aktif. Bila akut berikan
kompres, bila subakut diberi losio, pasta, krim atau
linimentum (pasta pendingin ), bila kronik berikan
salep. Bila basah berikan kompres, bila kering
superfisial diberi bedak, bedak kocok, krim atau pasta,
bila kering di dalam, diberi salep. Medikamentosa
topikal saja dapat diberikan pada kasus-kasus ringan.
Pencegahan
a.  Bersihkan kulit yang terkena bahan iritan dengan
air dan sabun. Bila dilakukan secepatnya, dapat
menghilangkan banyak iritan dan alergen dari kulit.
b.  Gunakan sarung tangan saat mengerjakan
pekerjaan rumah tangga untuk menghindari kontak
dengan bahan pembersih.
C. Bila sedang bekerja, gunakan pakaian pelindung
atau sarung tangan untuk menghindari kontak dengan
bahan alergen atau iritan.
d. Pekerja dengan usia di atas 40 tahun atau usia
lanjut sebaiknya mengurangi kontak dengan bahan
kimia. Karena semakin tua usia kulit menjadi semakin
menipis dan kehilangan kelenturan. Hal ini
memudahkan terjadinya dermatitis
Komplikasi
Komplikasi dengan penyakit lain yang dapat terjadi
adalah sindrom pernapasan akut, gangguan ginjal,
Infeksi kulit oleh bakteri-bakteri yang lazim dijumpai
terutama staphylococcus aureus, jamur, atau oleh
virus misalnya herpes simpleks.
Patway
KONSEP DASAR
KEPERAWATAN
 Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Pasien
2.      Keluhan Utama.
Biasanya pasien mengeluh gatal, rambut rontok
3.       Riwayat Kesehatan.
a)      Riwayat penyakit sekarang
Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan
utama dan tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk menanggulanginya.
b)      Riwayat penyakit dahulu
Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit
lainnya.
c)      Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit
kulit lainnya.
d)      Riwayat psikososial
Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah sedang
mengalami stress yang berkepanjangan.
e)      Riwayat pemakaian obat
Apakah pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai pada kulit, atau
pernahkah pasien tidak tahan (alergi) terhadap sesuatu obat
4. Pola Fungsional Gordon
a)      Pola persepsi dan penanganan kesehatan
 Tanyakan kepada klien pendapatnya mengenai kesehatan dan penyakit.
Apakah pasien langsung mencari pengobatan atau menunggu sampai penyakit
tersebut mengganggu aktivitas pasien.
b)      Pola nutrisi dan metabolisme
 Tanyakan bagaimana pola dan porsi makan sehari-hari klien ( pagi, siang dan
malam )
 Tanyakan bagaimana nafsu makan klien, apakah ada mual muntah, pantangan
atau alergi
 Tanyakan apakah klien mengalami gangguan dalam menelan
 Tanyakan apakah klien sering mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran
yang mengandung vitamin antioksidant
c).Pola eliminasi
 Tanyakan bagaimana pola BAK dan BAB, warna  dan karakteristiknya
 Berapa kali miksi dalam sehari, karakteristik urin dan defekasi
 Adakah masalah dalam proses miksi dan defekasi, adakah penggunaan alat
bantu untuk miksi dan defekasi.
d)      Pola aktivitas/olahraga
 Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan pada kulit.
 Kekuatan Otot :Biasanya klien tidak ada masalah dengan kekuatan ototnya
karena yang terganggu adalah kulitnya
 Keluhan Beraktivitas : kaji keluhan klien saat beraktivitas.
e)      Pola istirahat/tidur
 Kebiasaan : tanyakan lama, kebiasaan dan kualitas tidur pasien
 Masalah Pola Tidur : Tanyakan apakah terjadi masalah istirahat/tidur yang
berhubungan dengan gangguan pada kulit
 Bagaimana perasaan klien setelah bangun tidur? Apakah merasa segar
atau tidak?
f)      Pola kognitif/persepsi
 Kaji status mental klien
 Kaji kemampuan berkomunikasi dan kemampuan klien dalam memahami
sesuatu
 Kaji tingkat anxietas klien berdasarkan ekspresi wajah, nada bicara klien.
Identifikasi penyebab kecemasan klien
 Kaji penglihatan dan pendengaran klien.
 Kaji apakah klien mengalami vertigo
 Kaji nyeri : Gejalanya yaitu timbul gatal-gatal atau bercak merah pada kulit.
g)      Pola persepsi dan konsep diri
 Tanyakan pada klien bagaimana klien menggambarkan dirinya sendiri,
apakah kejadian yang menimpa klien mengubah gambaran dirinya
 Tanyakan apa yang menjadi pikiran bagi klien, apakah merasa cemas,
depresi atau takut
 Apakah ada hal yang menjadi pikirannya
h)      Pola peran hubungan
 Tanyakan apa pekerjaan pasien
 Tanyakan tentang system pendukung dalam kehidupan klien seperti:
pasangan, teman.
 Tanyakan apakah ada masalah keluarga berkenaan dengan perawatan
penyakit klien
i)      Pola seksualitas/reproduksi
 Tanyakan masalah seksual klien yang berhubungan dengan penyakitnya
 Tanyakan kapan klien mulai menopause dan masalah kesehatan terkait
dengan menopause
 Tanyakan apakah klien mengalami kesulitan/perubahan dalam
pemenuhan kebutuhan seks
j)  Pola koping-toleransi stress
 Tanyakan dan kaji perhatian utama selama dirawat di RS
( financial atau perawatan diri )
 Kaji keadan emosi klien sehari-hari dan bagaimana klien
mengatasi kecemasannya (mekanisme koping klien ).
Apakah ada penggunaan obat untuk penghilang stress atau
klien sering berbagi masalahnya dengan orang-orang
terdekat.
k)  Pola keyakinan nilai
 Tanyakan agama klien dan apakah ada pantangan-
pantangan dalam beragama serta seberapa taat klien
menjalankan ajaran agamanya. Orang yang dekat kepada
Tuhannya lebih berfikiran positif.
   DIAGNOSA KEPERAWATAN
 1.      Kerusakan  integritas kulit berhubungan dengan
kekeringan pada kulit
 2.      Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan
imunitas
 3.      Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus
 4.      Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
penampakan kulit yang tidak bagus.
 5.      Kurang pengetahuan tentang program terapi
berhubungan dengan kurangnya informasi
RENCANA KEPERAWATAN
No DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC
1. Kerusakan  integritas kulit berhubungan Setelah dilakukan asuhan keperawatan, kulit klien 1.      Lakukan inspeksi lesi setiap hari
dengan kekeringan pada kulit dapat kembali normal dengan kriteria hasil:
2.      Pantau adanya tanda-tanda
        Kenyamanan pada kulit meningkat infeksi

        Derajat pengelupasan kulit berkurang 3.      Ubah posisi pasien tiap 2-4 jam

        Kemerahan berkurang 4.      Bantu mobilitas pasien sesuai


kebutuhan
        Lecet karena garukan berkurang
5.      Pergunakan sarung tangan jika
        Penyembuhan area kulit yang telah rusak
merawat lesi

6.      Jaga agar alat tenun selau dalam


keadaan bersih dan kering

7.      Libatkan keluarga dalam


memberikan bantuan pada pasien

8.      Gunakan sabun yang


mengandung pelembab atau sabun
untuk kulit sensitive

9.      Oleskan/berikan salep atau krim


yang telah diresepkan 2 atau tiga kali
per hari.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan tidak 1.      Lakukan tekni aseptic dan
imunitas terjadi infeksi dengan kriteria hasil: antiseptic dalam melakukan tindakan
pada pasien
        Hasil pengukuran tanda vital dalam batas normal.
2.      Ukur tanda vital tiap 4-6 jam
- RR :16-20 x/menit
3.      Observasi adanya tanda-tanda
- N : 70-82 x/menit
infeksi

- T : 37,5 C
4.      Batasi jumlah pengunjung

- TD : 120/85 mmHg
5.      Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
pemberian diet TKTP
      Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi (kalor,dolor,
rubor, tumor, infusiolesa)
6.      Libatkan peran serta keluarga
dalam memberikan bantuan pada klien
      Hasil pemeriksaan laborat dalam batas normal
Leuksosit darah : 5000-10.000/mm3
7.      Kolaborasi dengan dokter dalam
terapi obat
3. Gangguan pola tidur berhungan dengan pruritus Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan klien bisa 1.      Menjaga kulit agar selalu lembab
istirahat tanpa danya pruritus dengan kriteria hasil:
2.      Determinasi efek-efek medikasi
      Mencapai tidur yang nyenyak terhadap pola tidur

      Melaporkan gatal mereda 3.      Jelaskan pentingnya tidur yang


adekuat
      Mengenali ttindakan untuk meningkatkan tidur
4.      Fasilitasi untuk mempertahankan
      Mempertahankan kondisi lingkungan yang tepat
aktifitas sebelum tidur

5.      Ciptakan lingkungan yang nyaman

6.      Kolaborasi dengan dokter dalam


pemberian obat tidur.
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan 1.      Kaji adanya gangguan citra diri
penampakan kulit yang tidak bagus. Pengembangan peningkatan penerimaan diri pada klien (menghindari kontak mata,ucapan
tercapai dengan kriteria hasil: merendahkan diri sendiri).

        Mengembangkan peningkatan kemauan untuk 2.      Identifikasi stadium psikososial


menerima keadaan diri. terhadap perkembangan.

        Mengikuti dan turut berpartisipasi dalam tindakan 3.      Berikan kesempatan


perawatan diri. pengungkapan perasaan.

        Melaporkan perasaan dalam pengendalian situasi. 4.      Nilai rasa keprihatinan dan


ketakutan klien, bantu klien yang cemas
        Menguatkan kembali dukungan positif dari diri
mengembangkan kemampuan untuk
sendiri.
menilai diri dan mengenali masalahnya.

5.      Dukung upaya klien untuk


memperbaiki citra diri , spt merias,
merapikan.

6.      Mendorong sosialisasi dengan


orang lain.
5. Kurang pengetahuan tentang program terapi Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan terapi 1.      Kaji apakah klien memahami dan
berhubungan dengan kurangnya informasi dapat dipahami dan dijalankan dengan kriteria hasil: mengerti tentang penyakitnya.

         Memiliki pemahaman terhadap perawatan kulit. 2.      Jaga agar klien mendapatkan


informasi yang benar, memperbaiki
         Mengikuti terapi dan dapat menjelaskan alasan
kesalahan konsepsi/informasi.
terapi.
3.      Peragakan penerapan terapi seperti,
         Melaksanakan mandi, pembersihan dan balutan
mandi dan penggunaan obat-obatan
basah sesuai program
lainnya.

         .Menggunakan obat topikal dengan tepat.


4.      Nasihati klien agar selalu menjaga
hygiene pribadi juga lingkungan.
         Memahami pentingnya nutrisi untuk kesehatan kulit.
Dermatitits kontak iritan kronis

Dermatitis kontak iritan akut


Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai