Anda di halaman 1dari 6

ANALISA VIDEO

PENGAMBILAN DARAH VENA

OLEH :
NAMA : IRENEUS PAPE NO MBEONG
NIM : 22020120220121

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2021
PENGAMBILAN DARAH VENA (PHLEBOTOMY)

1. Pengertian
Pengambilan darah vena (Phlebotomy) adalah: istilah medis untuk prosedur
pengambilan darah dari pembuluh darah vena. Bagian tubuh yang paling sering menjadi
lokasi prosedur ini adalah lipatan siku bagian dalam.
2. Tujuan
a. Untuk memastikan diagnostik penyakit
Prosedur ini dapat dilakukan untuk memastikan diagnosis penyakit tertentu ketika
pemeriksaan fisik dirasakan tidak cukup untuk mendiagnosis suatu penyakit.
Beberapa penyakit yang dapat dideteksi dengan prosedur ini antara lain:
 Diabetes
 Kanker
 Anemia
 Gangguan hati
 Gangguan jantung
 HIV dan AIDS
 Gangguan saraf tulang belakang
 Defisiensi nutrisi, misalnya kekurangan vitamin
 Hepatitis
b. Sebagai langkah pengobatan
Selain untuk memastikan diagnosis suatu penyakit, pengambilan darah bisa pula
dilakukan untuk mengobati suatu peyakit. Berikut ini beberapa gangguan kesehatan
yang dapat disembuhkan dengan flebotomi:
 Hemokromatosis
 Polisitemia vera
 Porfiria kutanea tarda
 Anemia sel sabit
 Perlemakan hati non-alkoholik
3. Persiapan sebelum pengambilan darah vena
Pada beberapa kasus, dokter biasanya menganjurkan untuk berpuasa selama 8-12 jam
sebelum prosedur.
4. Prosedur Pengambilan darah vena
a. Persiapan alat
 Tabung sampel darah
Tabung yang berisi antikoagulan ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA)
untuk pemeriksaan hematologi dan crossmatch dan tabung yang tidak berisi zat
aditif digunakan untuk pemeriksaan kimia, imunologi, serologi, dan crossmatch
 Sarung tangan nonsteril
 Torniket
 Hand rub berbasis alkohol
 70% alcohol swab
 Kassa atau kapas
 Alat tulis
 Label spesimen
 Tempat pembuangan jarum
 Plester
 Jarum suntik (jarum berukuran 21 gauge (hijau) atau 22 gauge (hitam) biasa
digunakan pada orang dewasa, sedangkan jarum yang lebih kecil yang
berukuran 23 (biru muda) dengan winged butterfly biasa dipakai pada anak kecil
atau pasien dengan vena yang kecil dan rapuh.
b. Persiapan Pasien
Langkah awal dalam mempersiapkan pasien adalah memperkenalkan diri pada
pasien serta menjelaskan langkah dan tujuan prosedur yang akan dilakukan.
Kemudian, siapkan lembar permintaan laboratorium dan cocokkan identitas pasien
dengan data yang tertera pada lembar tersebut. Tanyakan pada pasien mengenai
riwayat alergi, fobia, atau pingsan saat prosedur injeksi atau pengambilan darah
sebelumnya. Posisikan pasien dengan nyaman pada posisi supinasi (jika
memungkinkan). Lakukan informed consent secara verbal sebelum memulai
tindakan.
c. Posisi pasien
Pada umumnya, pasien akan diposisikan pada posisi supine atau duduk dengan
lengan bersandar pada permukaan yang rata. Kemudian, lengan pasien
diekstensikan. Pastikan pasien berada pada posisi yang nyaman.
d. Langkah Kerja
Tahapan prosedur phlebotomy adalah sebagai berikut:
 Lakukan langkah cuci tangan yang benar dengan air dan sabun, keringkan.
Cuci tangan juga dapat menggunakan alcohol rub
 Setelah mencuci tangan, pakai sarung tangan nonsteril
 Lakukan inspeksi pada fossa antecubiti, lengan bawah, dan tangan. Vena yang
paling sering digunakan adalah vena mediana cubiti, vena basilica, vena
cephalica. Jika vena pada ekstremitas atas tidak dapat diakses, pleksus vena
dorsalis pada kaki dapat menjadi alternatif. Vena pada ekstremitas bawah yang
sering diakses meliputi vena marginal median dan vena saphena magna
 Cari vena yang terlihat, lurus tidak bercabang, dan jelas
 Pasang torniket 10 cm di atas area phlebotomy dan periksa ulang dengan
palpasi vena. Lalu, minta pasien untuk menurunkan lengan dan mengepalkan
tangan berulang kali selama 15–30 detik untuk memperbesar pembuluh darah
 Pada pasien rawat inap yang terpasang akses infus, jangan ambil darah dari
akses vena perifer sebelumnya karena dapat menginduksi hematom, hemolisis,
dan kontaminasi
 Lakukan tindakan asepsis pada area pungsi dengan 70% alcohol
swab. Tindakan asepsis tidak perlu dilakukan pada pengambilan sampel kultur
darah. Tunggu hingga kering. Jangan sentuh vena lagi setelah didisinfeksi
 Fiksasi vena dengan memegang lengan pasien dan lakukan traksi kulit dengan
menempatkan ibu jari tangan nondominan di distal area yang dipilih untuk
insersi jarum
 Minta pasien untuk menggenggam tangannya agar vena lebih jelas terlihat
 Tusukkan jarum dengan sudut 15–30o dengan bevel menghadap ke atas
 Ketika jarum sudah memasuki vena, flashback darah akan terlihat. Landaikan
sudut dan terus masukkan jarum hingga 3–5 mm mengikuti alur vena.
Prosedur jika Menggunakan Jarum Suntik
 Jika menggunakan jarum suntik, tarik plunger dengan tangan dominan hingga
jumlah darah mencukupi
 Ketika darah sudah cukup diambil, lepaskan torniket sebelum menarik jarum
keluar
 Tekan dengan lembut menggunakan kapas sambil menarik jarum keluar
 Meminta pasien untuk menahan kapas pada tempatnya dan tidak menekuk
lengan (lengan pasien dalam posisi ekstensi)
 Memasukkan darah dengan jarum suntik masih terpasang dapat
mengakibatkan hemolisis. Lepaskan jarum suntik kemudian darah ditransfer
melalui adapter secara perlahan
 Bolak balikkan tabung 180o pada posisi vertikal beberapa kali sebelum dikirim
ke laboratorium
 Pastikan identitas pasien kembali dan tempelkan label pada masing-masing
tabung spesimen
 Inspeksi lokasi pungsi, jika tidak ada perdarahan, tempelkan plester di atas
lokasi pungsi
 Buang limbah medis dan peralatan sekali pakai, dan kirim tabung darah ke
laboratorium.
Prosedur jika Menggunakan Winged Needle
 Pegang sayap dan masukkan jarum ke dalam vena dengan bevel menghadap
ke atas pada sudut 10–15o. Setelah jarum berada di pembuluh
darah, flashback darah akan terlihat. Kurangi sudut lebih jauh, dan lanjutkan
memasukkan jarum 3–5 mm ke dalam vena.
 Ganti tangan nondominan untuk memegang jarum suntik
 Jika menggunakan tabung dengan vakum ekstraksi maka masukkan tabung
vakum dengan tangan dominan, tunggu hingga darah memenuhi tabung
dengan cukup, lepas tabung vakum
e. Follow up
Periksa kembali area phlebotomy. Observasi perdarahan dari lokasi phlebotomy
dan kenali tanda-tanda terjadinya komplikasi, seperti munculnya hematoma atau
phlebitis.
5. Hal yang perlu diperhatikan setelah pengambilan darah vena:
Setelah menjalani phlebotomy, biasanya merasakan sedikit rasa nyeri pada area
penusukan jarum. Namun tidak perlu khawatir karena biasanya efek ini hanya
berlangsung selama beberapa hari dan bisa hilang dengan sendirinya.Setelah
pengambilan darah vena harus minum banyak cairan, menghindari alkohol, dan
menjauhi aktivitas berat selama beberapa jam setelah pengambilan darah.
6. Efek samping pengambilan darah vena
Tidak ada efek samping yang sangat berat, biasanya hanya timbul efek samping ringan
saja. Beberapa orang, terutama yang punya rasa takut kepada jarum biasanya akan
merasa tidak nyaman akibat proses penyuntikkannya, namun hal tersebut adalah hal
yang wajar. Pada orang yang rasa takutnya cukup tinggi, mungkin akan terjadi
penurunan atau justru kenaikan tekanan darah dan keringat yang mengucur cukup deras
selama dan setelah prosedur selesai dilakukan. Hal ini tidaklah berbahaya, namun Anda
bisa mempraktikkan beberapa teknik relaksasi untuk mengatasinya.Jika muncul sedikit
rasa pusing setelah proses pengambilan darah, pasien bisa terlentang atau duduk sambil
memposisikan kepala di antara dua lutut hingga rasa pusing hilang. Satu setelahnya,
pasien juga mungkin akan mendapati kemerahan atau memar di area bekas
penyuntikkan. Selain itu, rasa nyeri pun dapat muncul. Namun tidak perlu khawatir
karena ini adalah hal yang wajar dan dapat hilang dengan sendirinya setelah beberapa
hari.

Sumber:
1. Kiswari Rukman, (2014), Hematologi dan Transfusi, Jakarta; Erlangga
2. https://www.alomedika.com/tindakan-medis/thoraks-dan
kardiovaskular/phlebotomy/teknik
3. https://www.sehatq.com/tindakan-medis/pengambilan-darah-phlebotomy
4. Sunber video: https://www.youtube.com/watch?v=ESx93gf9cv8

Anda mungkin juga menyukai