PENDAHULUAN
Zat besi merupakan zat gizi mikro yang diperlukan dalam sintesa hemoglobin.
Mengkonsumsi tablet Fe sangat erat kaitannya dengan kadar hemoglobin dan
hal ini penting pada ibu hamil. Anemia defesiensi zat besi yang banyak
dialami oleh ibu hamil disebabkan oleh kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe
yang tidak baik atau pun cara mengkonsumsi yang salah sehingga
menyebabkan kurangnya penyerapan zat besi pada tubuh ibu (Yenni, 2007).
Setiap hari, sekitar 830 Ibu meninggal karena komplikasi kehamilan atau
persalinan di seluruh dunia. Diperkirakan pada tahun 2015, sekitar 303.000
wanita meninggal selama dan setelah kehamilan serta persalinan (WHO,
2016). Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 359/100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2012 (SDKI,2012). Pencapaian target Sustainable
Development Goals (SDGs) untuk menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang yaitu mengurangi angka kematian
Ibu hamil (AKI) menjadi kurang dari 70 per 100.000 kelahiran pada tahun
2030 (SDGs, 2016). Sedangkan pencapaian target Millenium Development
Goals (MDGs) tahun 2015 untuk Angka Kematian Ibu (AKI) adalah
1
2
102/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) yaitu 23 per
1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, ibu hamil
yang mengalami anemia seluruh dunia sebesar 41,8%. Sedangkan prevalensi
anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37,1%. Setengah dari penyebab
anemia tersebut adalah kekurangan zat besi (Kemenkes RI, 2013). Di
Puskesmas Perumnas II Kota Bekasi pada bulan Agustus hingga Oktober
tahun 2017 sebesar 9,5% Ibu hamil mempunyai kadar hemoglobinnya
dibawah batas normal 11% (Laporan Bulanan Puskesmas Perumnas II, 2017)
Upaya pemerintah dalam mengatasi anemia defisiensi besi ibu hamil yaitu
terfokus pada pemberian tablet tambahan darah (Fe) pada ibu hamil. Salah
satu komponen pelayanan kesehatan ibu hamil yaitu pemberian zat besi
sebanyak 90 tablet (Fe3) (Depkes RI, 2015).
1.3.2.3 Mengetahui hubungan kepatuhan Ibu hamil mengkonsumsi tablet zat besi
(Fe) di Puskesmas Perumnas II Bekasi.
1.3.2.4 Mengetahui hubungan antara pengetahuan Ibu Hamil terhadap kepatuhan
mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) di Puskesmas Perumnas II Bekasi.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu kajian data bagi
Puskesmas Perumnas II Bekasi untuk menentukan strategi yang lebih baik
dalam menangani ketidakpatuhan konsumsi zat besi (Fe) maupun kasus
anemia pada Ibu hamil.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi yang sangat penting
bagi Ibu hamil untuk mencegah terjadinya dampak yang ditimbulkan apabila
tidak patuh mengkonsumsi zat besi (Fe) dan meningkatkan pengetahuannya
tentang manfaat mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) serta sebagai bahan
edukasi untuk para Ibu hamil.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehamilan
2.1.1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan mempunyai tanda- tanda yang dapat ditelaah dan dapat dirasakan.
Tanda-tanda kehamilan yang umum dialami oleh wanita adalah (Anggarani,
2013) yaitu (a) Terlambat datang bulan, dimana Ibu tidak lagi datang bulan
ketika siklus haid normal tiba merupakan tanda yang paling lazim, saat itu
rahim sedang dipersiapkan untuk mengandung janin karena sel telur sudah
dibuahi. (b) Mual atau muntah (Emesis) merupakan salah satu tanda
kehamilan yang mudah dikenali. Mual saat awal kehamilan dipicu oleh
adanya peningkatan hormon secara tiba-tiba pada aliran darah. Hal ini
biasanya terjadi selama enam minggu awal kehamilan dan akan hilang ketika
memasuki trimester kedua.(c) Hipersaliva (Air Liur Berlebihan) biasanya
5
6
terjadi di awal kehamilan. Kejadian ini dapat diatasi dengan sikat gigi atau
memakan permen. (d) Anoreksia (Hilangnya Selera Makan) disebabkan
adanya perubahan hormon dalam tubuh dan biasanya akan hilang sengan
sendirinya. (e) Ngidam (craving) berkaitan erat dengan kondisi psikologis ibu
hamil. Sebagai akibat dari perubahan hormon kehamilan, ngidam akan hilang
dengan sendirinya ketika hormon ibu hamil sudah mulai stabil. (f) Anemia
adalah kekurangan sel darah merah atau jumlah sel darah merah lebih rendah
dari biasanya. Pada awal kehamilan Ibu akan mengalami 5L (lemah, letih,
lesu, lunglai, dan loyo). Kelima gejala tersebut adalah gejala anemia. Tanda
lain anemia yaitu wajah pucat terutama di daerah kelopak mata,
mataberkunang-kunang, sering merasakan bumi berputar ketika sedang
berjalan (Amperaningsih, 2011).
Zat Besi merupakan mikro mineral yang paling banyak di dalam tubuh
manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3-5 gram di dalam tubuh manusia dewasa.
Walaupun terdapat luas di dalam makanan banyak penduduk dunia mengalami
kekurangan besi, termasuk Indonesia. Kekurangan besi sejak tiga puluh tahun
terakhir diakui berpengaruh terhadap produktivias kerja, penampilan kognitif,
dan sistem kekebalan tubuh (Almatsier, 2010).
Zat besi merupakan mikrolemen yang esensial bagi tubuh. Zat ini terutama
diperlukan dalam hemopoboesis (pembentukan darah) yaitu sintesis
hemoglobin (Hb) yaitu suatu oksigen yang mengantarkan eritrosit berfungsi
penting bagi tubuh. hemoglobin terdiri dari Fe (zat besi), protoporfirin, dan
globin (1/3 berat Hb terdiri dari Fe) (Susiloningtyas, 2004). Sumber utama zat
besi adalah pangan hewani terutama yang berwarna merah, seperti hati dan
daging namun, contoh yang mengonsumsi daging dan hati hanya sebagian
kecil saja (Achadi, 2007).
7
Diperkirakan hanya 5-15% besi pada makanan yang diabsorpsi oleh orang
dewasa yang berada dalam status besi baik. Dalam keadaan defisiensi besi
absorpsi dapat mencapai 50%. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap
absorpsi besi diantaranya (Almatsier, 2010) yaitu (a) Bentuk besi di dalam
makanan berpengaruh terhadap penyerapannya. Besi-hem yang merupakan
bagian dari hemoglobin dan myoglobin yang terdapat di dalam daging hewan
dapat diserap dua kali lipat daripada besi-non hem. (b) Asam organik seperti
vitamin C sangat membantu penyerapan besi non-hem dengan merubah
bentuk feri menjadi fero. Fero lebih mudah untuk diserap. (c) Asam fitat,
faktor lain di dalam serat, dan asam oksalat di dalam sayuran menghambat
penyerapan besi dengan cara mengikat zat besi. (d) Tanin merupakan polifenol
dan terdapat di dalam the, kopi dan beberapa jenis sayuran dan buah juga
menghambat absorps besi dengan cara mengikatnya. (e) Tingkat keasaman
Lambung meningkatkan daya larut besi. Kekurangan asam klorida di dalam
lambung atau penggunaan obat obatan yang bersifat basa seperti antacid
menghalangi absorpsi besi. (f) Kebutuhan tubuh meningkat pada masa
pertumbuhan, absorpsi besi-non hem dapat meningkat sampai sepuluh kali,
sedangkan besi-hem dua kali.
2.2.2 Anemia
Anemia adalah kondisi dimana jumlah sel darah merah dan kapasitas oksigen
dalam tubuh tidak mencukupi. Penyebab utama terjadinya anemia adalah
kekurangan zat besi. Penyebab anemia lainnya adalah peradangan akut atau
kronik, infeksi parasit dan sintesis hemoglobin yang tidak teratur (WHO,
2011). Menurut Proverawati anemia merupakan suatu keadaan dimana tubuh
memiliki jumlah sel darah merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel
darah merah tersebut mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk
membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh (Proverawati, 2013).
Zat besi merupakan mineral yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel
darah merah (hemoglobin). Selain digunakan untuk pembentukan sel darah
8
merah, zat besi juga berperan sebagai salah satu komponen dalam membentuk
mioglobin (protein yang membawa oksigen ke otot), kolagen (protein yang
terdapat pada tulang, tulang rawan, dan jaringan penyambung), serta enzim.
Zat besi memiliki peran vital terhadap pertumbuhan janin. Selama hamil,
asupan zat besi harus ditambah mengingat selama kehamilan, volume darah
pada tubuh ibu meningkat. Sehingga, untuk dapat tetap memenuhi kebutuhan
ibu dan menyuplai makanan serta oksigen pada janin melalui plasenta,
dibutuhkan asupan zat besi yang lebih banyak. Asupan zat besi yang diberikan
oleh ibu hamil kepada janinnya melalui plasenta akan digunakan janin untuk
kebutuhan tumbuh kembangnya, termasuk untuk perkembangan otaknya,
sekaligus menyimpannya dalam hati sebagai cadangan hingga bayi berusia 6
bulan.
Akibat yang akan ditimbulkan apabila terjadi anemia pada kehamilan adalah
kehamilan trisemster pertama dapat terjadi abortus, missed abortion dan
kelainan congenital. Pada kehamilan trisemester kedua dapat terjadi persalinan
premature, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, BBLR, infeksi dan
kematian buat janin dan ibu (Sukarsih, 2002).
2.2.4.1 Malanutrisi atau kurangnya asupan zat besi dalam makanan menjadi
suatu penyebab anemia nomor satu di Indonesia. Jarangnya memvariasikan
menu makanan menjadi faktor utama yang menyebabkan anemia. Penderita
anemia perlu meningkatkan jumlah konsumsi makanan yang kaya akan zat
besi dan membuat menu makanan yang memenuhi konsep ‘pedoman gizi
seimbang’. Makanan seperti bayam, tahu, brokoli, ikan, dan daging merah
memiliki kandungan zat besi yang tinggi.
2.2.4.2 Masa kehamilan dan kebutuhan zat besi (Fe) yang meningkat
merupakan waktu yang paling riskan untuk terkena anemia defisiensi besi.
Ada beberapa Ibu hamil yang membutuhkan suplemen penambah zat besi.
Ada juga Ibu hamil yang hanya perlu meningkatkan jumlah zat besi dalam
9
menu makanannya. Pada saat hamil, kebutuhan zat besi meningkat karena
pertumbuhan janin membutuhkan zat besi yang diserapnya dari darah Ibu.
2.2.4.6 Malabsorpsi adalah kondisi saat tubuh tidak bisa menyerap nutrisi-
nutrisi termasuk zat besi dari makanan yang dicerna tubuh. Kondisi
malabsorpsi juga bisa menyebabkan anemia defisiensi besi. Malabsorpsi
contohnya bisa terjadi dalam kondisi seperti penyakit celiac atau intoleransi
terhadap gluten, intoleransi usus terhadap bahan makanan tertentu seperti
laktosa dalam susu, penyakit Crohn, penderita kolitis ulseratif, Pascaoperasi
pengangkatan bagian lambung yang dikenal sebagai gastrektomi.
yang signifikan. Cacing tambang menyerap dan mencerna sel darah merah
dari dinding usus halus. Infeksi yang parah bisa menyebabkan kehilangan
selera makan, penurunan berat badan, kelelahan, dan anemia defisiensi besi.
Jika dibiarkan, infeksi cacing tambang pada akhirnya bisa mengganggu
perkembangan mental, intelektual dan kognitif anak.
Kepatuhan merupakan hasil akhir dari perubahan perilaku yang dimulai dari
peningkatan pengetahuan, setelah seseorang memiliki pengetahuan yang baik
tentang suatu maka akan merubah sikap orang tersebut terhadap pengetahuan
yang baru dimilikinya dan selanjutnya seseorang akan merubah perilakunya
dan dalam merubah perilakunya tersebut, seseorang akan menilai manfaatnya
yang didapatkan terlebih dahulu (Notoatmojo, 2007)
Kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi adalah ketaatan ibu hamil
melaksanakan anjuran petugas kesehatan untuk mengkonsusmsi tablet zat besi
(Afnita, 2004). Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi diukur dari ketepatan
jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet zat besi,
frekuensi konsumsi perhari. Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe
merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan menanggulagi
11
2.4.3.1 Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan terjadi setelah melakukan
kegiatan penginderaan suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
12
2.4.3.2 Kunjungan Antenatal Care, jika terjadi anemia pada kehamilan dapat
diketahui dengan dilakukannya pemeriksaan kadar hemoglobin ibu hamil.
Pemeriksaan dilakukan pertama sebelum minggu ke 12 dalam kehamilannya
dan minggu ke 28. Pemeriksaan kadar hemoglobin yang dianjurkan pada
trimester pertama dan trimester ketiga kehamilan, sering hanya dapat
dilaksanakan pada trimester ketiga karena kebanyakan wanita hamil baru
memeriksakan kehamilannya pada trimester kedua kehamilan sehingga
pemeriksaan hemoglobin pada kehamilan tidak berjalan dengan seharusnya
(Asyirah, 2012).
Tablet Fe diberikan saat ibu hamil melakukan kunjungan Antenatal Care. Jadi,
cakupan program tergantung pada kunjungan rutin para ibu untuk melakukan
kunjungan Antenatal Care agar mendapat tablet Fe dalam jumlah yang cukup.
Rendahnya partisipasi ibu untuk kunjungan Antenatal Care berhubungan
dengan tingkat kepatuhan konsumsi tablet Fe yang rendah (Achadi, 2012).
2.4.3.4 Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dimiliki oleh seorang
wanita (BKKBN, 2006). Paritas dapat menunjukkan pengalaman yang pernah
dialami oleh seorang ibu terkait dengan kehamilannya, baik itu kehamilan
sebelumnya, saat ini atau kehamilan yang berikutnya. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan Kusuma (2015) paritas yang tinggi atau ibu yang sudah
memiliki pengalaman kehamilan sebelumnya (multipara) lebih cenderung
13
2.5 Pengetahuan
2.5.1.2 Interest (merasa tertarik) Terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini
sikap subjek sudah mulai timbul.
2.5.1.4 Trial Sikap dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai
dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini, dimana didasari
oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut
akan bersifat lama. Sebaliknya, apabila perilaku itu tidak didasari oleh
pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama.
2.5.1.1 Tahu (know) Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi
yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk juga mengingat kembali suatu
yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di
terima dengan cara menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan
sebagainya.
ditentukan sendiri atau kriteria yang sudah ada. Pengetahuan diukur dengan
wawancara atau angket tentang materi yang akan di ukur dari objek penelitian
2.5.2.2 Mass media / informasi Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek
(immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media
massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi
baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti
16
2.5.2.3 Sosial budaya dan ekonomi Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan
orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.
Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak
melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya
suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial
ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
2.5.2.4 Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap
proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam
lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik
ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
2.5.2.6 Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan
pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
Pada usia tengah (41-60 tahun) seseorang tinggal mempertahankan prestasi
yang telah dicapai pada usia dewasa. Sedangkan pada usia tua (> 60 tahun)
adalah usia tidak produktif lagi dan hanya menikmati hasil dari prestasinya.
Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan
sehingga menambah pengetahuan (Cuwin, 2009).
17
Tablet Zat Besi (Fe) mempunyai fungsi dan manfaat yang sangat penting bagi
Ibu hamil. Fungsi dari tablet zat besi (Fe) yaitu menggantikan zat besi yang
hilang melalui tinja, air kencing dan kulit. Kebutuhan zat besi selama
kehamilan meningkat. Peningkatan ini dimaksudkan untuk memasok
pertumbuhan janin, pertumbuhan plasentran dan peningkatan volume darah
ibu (Arisman, 2007).
2.6.1 Metabolisme energi di dalam tiap sel, besi bekerja sama dengan rantai
protein pengangkut elektron yang berperan dalam langkah-langkah akhir
metabolisme energi. Protein ini memindahkan hidrogen dan elektron yang
berasal dari zat gizi penghasil energi ke oksigen sehingga membentuk air.
Dalam proses tersebut dihasilkan molekul protein yang mengandung besi dari
sel darah merah dan mioglobin di dalam otot.
2.6.3 Obat-obatan yang tidak larut oleh enzim yang mengandung besi dapat
dilarutkan sehingga dapat dikeluarkan dari tubuh.
Pengetahuan
Kunjungan Ante Natal
Care
Efek Samping
Ibu hamil yang Paritas
mengkonsumsi
tablet tablet besi
(fe)
Pendidikan
Media massa / Kepatuhan Mengkonsumsi
informasi Tablet Fe:
(radio, majalah,
televisi, Jumlah tablet yang
penyuluhan) Pengetahuan dikonsumsi
Sosial Budaya Ketepatan cara
dan ekonomi mengkonsumsi tablet zat
Lingkungan besi
Pengalaman Frekuensi konsumsi
Usia perhari.
Gambar 2.1
Skema Kerangka Teori (Notoatmodjo 2011, dan Hidayah W, & Anasari T, 2012)
BAB 3
Kerangka komsep penelitian adalah formulasi dari kerangka teori (segala teori
yang mendukung penelitian tersebut). Kerangka konsep akan mengarahkan
peneliti untuk menganalisis hasil penelitian yang didapat (Notoatmojo, 2010).
Berdasarkan kerangka konsep ini, variabel dependen (variabel terikat) yaitu
kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) yang dimana dipengaruhi oleh
variabel independen (variabel bebas) yaitu pengetahuan.
Menurut Soekirman, pengetahuan dapat membentuk suatu sikap Ibu hamil dan
menimbulkan suatu perilaku pada Ibu hamil dalam mematuhi konsumsi tablet
zat besi (Fe). Tanpa adanya pengetahuan tentang zat besi (Fe), maka sulit bagi
Ibu hamil untuk menanamkan kebiasaan dalam menggunakan bahan makanan
sumber zat besi yang penting bagi kesehatan. Kurangnya pengetahuan sering
dijumpai berhubungan dengan rendahnya kepatuhan mengkonsumsi tablet zat
besi (Fe). Hal ini dapat terjadi karena masyarakat kurang mampu dalam
menerapkan informasi tentang zat besi (Fe) dalam kehidupan sehari-hari
(Septiani, 2012). Hubungan variabel independen dan variabel dependen dapat
dilihat dalam bagan 3.1 berikut :
19
20
Pengetahuan
Kepatuhan
Mengkonsumsi Tablet
Karakteristik :
Zat Besi (Fe)
Usia
Pendidikan
Paritas
Gambar 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
21
Definisi operasional adalah suatu definisi yang mempunyai arti tunggal dan
diterima secara objektif apabila indikatornya tidak tampak. Suatu definisi
mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik
variabel yang diamati. Agar tidak terjadi suatu kesalahpahaman dalam
memaknai judul skripsi, maka perlu dijelaskan tentang definisi operasional
dari judul (Azwar, 2007: 72). Berikut merupakan definisi operasional
penelitian ini :
Tabel 3.1
Definisi Operasional
1. Variabel Dependen
2. Variabel Independen
Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Karakteristik Karakter seorang Kuesioner Mengisi Usia Ordinal
Responden individu yang Kuesioner 20-30
(Usia, mempunyai sifat khas 31-40
Pendidikan, sesuai dengan Pendidikan
Paritas) perwatakan tertentu Dasar : SD-
(Notoatmojo, 2011). SMP
Sedang:
SMA
Tinggi :
Akamedik/
Universitas
Paritas
Primipara
Multipara
Grandepara
22
METODE PENELITIAN
4.2.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien Ibu hamil yang berada di
Puskesmas Perumnas II. Sampel kasus merupakan sebagian dari populasi yang
memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi sebanyak 41 orang.
Pengambilan sampel dengan menggunakan rumus Lemeshow, sebagai berikut
(Notoatmojo, 2010):
n = N.Z2 1- α/2.p.q
d2 (N - 1) + Z2 1 – α/2 .p.q
Keterangan
n = Jumlah sampel
23
24
= 70 x 3,8 x 0,21
0,69 + 0,798
= 37,54 ≈ 37
4.2.2 Sampel
Sampel dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive
sampling adalah teknik penentuan sampel yang dipilih dengan cermat dan
relevan dengan menggunakan struktur penelitian. Pengambilan sampel
dengan purposive sampling ini, mengambil sample orang-orang yang dipilih
menurut ciri-ciri spesifik dan karakteristik tertentu (Sugiono, 2012).
Sampel dipilih apabila memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi
pada sampel penelitian ini yaitu
4.2.2.1 Ibu hamil dengan usia kehamilan lebih dari atau sama dengan 25
minggu.
4.2.2.2 Ibu hamil yang berusia 20 tahun sampai 40 tahun
4.2.2.3 Ibu hamil yang bersedia menjadi responden.
4.2.2.4 Ibu hamil yang bisa membaca dan menulis.
25
Penelitian akan dilakukan pada bulan Januari 2018, pada Ibu hamil yang
berkunjung ke Puskesmas Perumnas II Bekasi. Jadwal kegiatan penelitian
sebagai berikut :
26
Tabel 4.1
Jadwal Penelitian
3
Persiapan
Penyusunan Proposal
Sidang Proposal
Perbaikan Proposal
Pelaksanaan
Pengumpulan Data
Penulisan Skripsi
Sidang Skripsi
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh
(Arikunto, 2012). Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sata
sekunder. Data primer pada penelitian ini yaitu data demografi (umur,
pekerjaan, dan tingkat pendidikan), data pengetahuan Ibu hamil, dan data
konsumsi tablet zat besi (Fe) serta data sekunder pada penelitian ini yaitu data
daftar nama Ibu hamil yang menjadi klient di Puskesmas Perumnas II Bekasi
dan data gambaran umum puskesmas.
Teknik pengumpulan data adalah metode atau cara-cara yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Riduwan, 2010). Pengetahuan ibu
hamil dan konsumsi tablet zat besi (Fe) dapat diketahui dengan instrumen
kuesioner yaitu berupa pertanyaan yang harus dijawab oleh responden dengan
benar, dan jujur. Kuesioner pengetahuan dan kepatuhan mengkonsumsi tablet
zat besi (Fe) berisikan masing-masing 10 pertanyaan. Kuesionernya tersebut
merupakan kuesioner dari penelitian sebelumnya yang berjudul “Hubungan
Karakteristik dan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Zat Besi (Fe)
Dengan Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi (Fe) Di Wilayah
27
4.6.1 Tahap pertama yaitu persiapan yang dilakukan pada bulan November
2017. Pada tahap persiapan, peneliti mengajukan judul dan menyusun
proposal, kemudian peneliti melakukan seminar proposal hingga akhirnya
proposal disetujui dan disahkan oleh pembimbing dan dewan penguji,
selanjutnya mengajukan surat permohonan penelitian pada pihak Puskesmas
Perumnas II Bekasi. Peneliti mempersiapkan tempat penelitian dan responden
dengan jumlah yang sudah ditentukan pada hari sebelum pelaksanaan
penelitian.
4.6.3 Tahap ketiga yaitu tahap penyelesaian dimana kuesioner yang terkumpul
dan sudah terisi kemudian dilakukan pengecekan terhadap kelengkapan data.
Selanjutnya dilakukan pengolahan data penelitian, penyusunan laporan
penelitian, perbaikan hasil penelitian dan pengumpulan laporan sehingga
tersusun menjadi skripsi dan segara selanjutnya dilakukan sidang skripsi
hingga akhirnya skripsi disetujui dan disahkan oleh pembimbing dan dewan
penguji.
28
4.7.1.2 Coding
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting , selanjutnya dilakukan
peng”kodean” atau coding, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
menjadi angka atau bilangan, selanjutnya dimasukkan ke dalam lembaran
tabel kerja untuk mempermudah pengolahan.
4.7.1.3 Tabulating
Kegiatan atau langkah memasukkan data - data hasil penelitian kedalam tabel-
tabel sesuai dengan kriteria. Analisis data merupakan data yang telah
terkumpul telah di olah dengan bantuan komputer menggunakan program
SPSS for windows.
Alat pengumpul data adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
dalam suatu penelitian. Alat pengumpul data merupakan segala peralatan yang
digunakan untuk memperoleh, mengelola, dan mengiterpretasikan informasi
dari para responden yang dilakukan dengan pola pengukuran yang sama. Pada
penelitian ini menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner. Daftar
kuesioner adalah serangkaian pertanyaan yang diajukan kepada responden
mengenai objek yang sedang diteliti, baik berupa pendapat, tanggapan ataupun
dirinya sendiri (Aditya D, 2013).
29
Kuesioner penelitian ini terdiri dari tiga bagian yaitu mengenai data pribadi,
pengetahuan, dan kepatuhan. Kuesioner pengetahuan Ibu tentang zat besi (Fe)
terdiri dari 10 pertanyaan dengan pilihan ganda. Jawaban benar akan
diakumulasi dalam bentuk presentase dan diinterpretasikan sebagai berikut
tingkat pengetahuan baik bila skor 76% - 100%, tingkat pengetahuan cukup
bila skor 56% - 75%, tingkat pengetahuan kurang bila skor ≤ 55% (Wawan,
2010). Sedangkan untuk kuesioner kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat
besi (Fe) pada Ibu hamil dalam bentuk lembar observasi (pernyataan)
menggunakan skala linkert. Skala linkert adalah skala yang biasa digunakan
pada untuk pengukuran sikap, pendapat, persepsi seseorang, dan perilaku
(Sugiyono, 2012). Dengan menggunakan skala Likert, maka variabel yang
akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator
tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen
yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan, baik bersifat favorable (positif)
dan bersifat unfavorable (negatif). Jawaban setiap item instrumen yang
mengunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat
negatif, yang berupa kata-kata. Sistem penilaian dalam skala Likert adalah
sebagai berikut: (a) Item Favorable: dimana pernyataan favorable terdiri dari
dua jawaban Ya (2) dan Tidak (1), sedangkan pernyataan unfavorable Tidak
(1), Ya (2) lalu datanya akan diinterpretasikan sebagai berikut Patuh : 6-10
(50%) dan Tidak Patuh : 0-5 (<50%) (Sugiyono, 2012)
4.9.1 Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi
dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen
yang digunakan dalam suatu penelitian. Kuesioner yang digunakan sudah diuji
validitasnya oleh peneliti sebelumnya pada 20 responden Ibu hamil di Desa
Sowan Kidul wilayah kerja Puskesmas Kedung I Kabupaten Jepara. Dengan
uji rank spearmen, validitas kuesioner tersebut yaitu p < 0,05 artinya kedua
instrument tergolong valid.
4.9.2 Uji reliabilitas adalah proses dalam pengukuran terhadap ketepatan
(konsisten) dari suatu instrument, dengan tujuan untuk menjamin instrumen
30
Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan pada setiap variabel hasil
penelitian (Sugiyono, 2012). Analisis ini menghasilkan distribusi frekuensi
dan persentase dalam bentuk tabel dari setiap variabel yang bertujuan untuk
menjelaskan dan mendeskripsikan karakteristik setiap variabel yaitu
karakteristik ibu hamil (Umur, pekerjaan dan pendidikan), pengetahuan dan
kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi (Fe).
Keterangan
𝜌 = koefisien korelasi spearman rank
𝑏𝑖 = selisih peringkat setiap data
n = jumlah data
31
Penyusunan proposal bila telah selesai, penelitian ini akan disetujui oleh
pembimbing untuk diujikan, selanjutnya peneliti mengajukan surat
permohonan izin penelitian dari Institusi Stikes Bani Saleh kepada Kepala
Puskesmas Perumnas II Bekasi. Peneliti menentukan masalah etika penelitian
kepada para calon responden diantaranya (Nursalam, 2008):
4.11.1 Informed Consent (Lembar Persetujuan), sebelum melakukan
penelitian, peneliti memberikan lembar persetujuan kepada responden.
Lembar pesetujuan berisikan tujuan penelitian, dan tindakan yang akan
dilakukan kepada Responden. Apabila responden menyetujui untuk bersedia
sebagai sampel penelitian, maka responden harus menandatangani lembar
persetujuan.
BAB 5
HASIL PENELITIAN
Pada Bab 5 ini berisi gambaran umum Puskesmas Perumnas II Bekasi. Selain
itu dipaparkan hasil dari penelitian ini yang berjudul “Hubungan Pengetahuan
Ibu Hamil Terhadap Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi (Fe) di
Puskesmas Perumnas II Bekasi”. Hasil penelitian ini diantaranya karakteristik
sampel (usia, pendidikan, dan paritas), serta variabel pengetahuan dan
kepatuhan Ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe. Hasil penelitian ini
disajikan dalam bentuk tabel dan dinarasikan.
Usia Ibu hamil yang dijadikan sampel yaitu 20- 40 tahun. Jumlah Ibu hamil
yang dijadikan sampel sebanyak 41 orang. Kategori umur Ibu hamil dapat
dilihat di tabel 5.1 berikut:
Tabel 5.1
Kategori Usia Ibu Hamil
Berdasarkan tabel diatas usia Ibu hamil sebagian besar pada usia 31-40 tahun
yaitu 51,2 % atau 21 orang, sedangkan usia 20-30 tahun 48,8 % atau 20 orang.
33
Tabel 5.2
Kategori Pendidikan Ibu Hamil
Berdasarkan tabel diatas sebagian besar Ibu hamil pada pendidikan sedang
(SMA) yaitu 85,4% jika dibandingkan dengan pendidikan dasar (SD) yaitu
9,8% dan tinggi (Akademi/Universitas) yaitu 4,9%
5.2.3 Paritas
Tabel 5.3
Kategori Paritas Ibu Hamil
Berdasarkan tabel diatas sebagian besar Ibu hamil termasuk kategori multipara
dengan presentase 65,9% sedangkan Ibu hamil primipara sebesar 24,4% dan
Ibu hamil grandepara sebesar 9,8%.
34
Tabel 5.4
Kategori Pengetahuan Ibu Hamil
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas terlihat bahwa sebagian Ibu hamil
memiliki pengetahuan yang baik mengenai tablet fe yaitu 85,4%, sedangkan
kategori cukup 12,2 % dan kurang 2,4%.
5.3.2 Kepatuhan
Kepatuhan Ibu hamil dikategorikan menjadi dua yaitu patuh dan tidak patuh.
Kategori patuh apabila skor kepatuhan bernilai benar berjumlah 6-10 dan skor
tidak patuh skor kepatuhan bernilai benar berjumlah 0-5. Presentase frekuensi
kepatuhan pada Ibu hamil dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 5.5
Kategori Kepatuhan Ibu Hamil
Analisis bivariat pada penelitian ini yaitu hubungan pengetahuan Ibu hamil
terhadap kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi (Fe). Teknik analisis yang
digunakan yaitu Analisis Spearmen karena data yang diperoleh dikategorikan
dan termasuk data ordinal. Pengujian hipotesis dilakukan agar dapat diketahui
kesesuaian hipotesis yang telah dirumuskan dengan hasil data yang didapat.
Pengolahan data menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service
Solution) versi 15.0. Hasil hipotesis dikatakan berhubungan apabila p < α
yaitu 0,05 (Sugiyono, 2008). Untuk melihat hubungan penelitian ini, dapat
dilihat ;ada tabel berikut:
Correlations
PENGETA KEPATU
HUAN02 HAN01
Spearman's rho PENGETAHUAN02 Correlation Coefficient 1.000 .317*
Sig. (2-tailed) . .043
N 41 41
KEPATUHAN01 Correlation Coefficient .317* 1.000
Sig. (2-tailed) .043 .
N 41 41
*. Correlation is s ignificant at the 0.05 level (2-tailed).
Berdasakan tabel diatas, nilai p yaitu 0,43. Nilai p (0,43) < 0,05 artinya ada
hubungan antara pengetahuan Ibu hamil terhadap kepatuhan mengkonsumsi
tablet zat besi (Fe). Pada analisis Spearmen selain menghasilkan nilai p juga
melihat kuat lemahnya keeratan hubungan antar variabel. Kuat lemahnya
tingkat atau derajat keeratan hubungan antar variabel digunakan tabel kriteria
koefisien korelasi seperti tabel 5.6 dibawah ini (Sugiyono, 2008:257) :
Tabel 5.6
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat Kuat
36
BAB 6
PEMBAHASAN
Pada Bab pembahasan dilakukan interpretasi hasil, dan diskusi hasil variabel
penelitian yang diantaranya seperti karakteristik Ibu hamil (usia, pendidikan,
paritas), pengetahuan Ibu hamil dan kecemasan Ibu hamil serta analisis
bivariat yaitu membahas hubungan pengetahuan Ibu hamil dengan kepatuhan
mengkonsumsi Fe yang sebelumnya didapatkan dari analisis SPSS.
Pembahasan ini dipaparkan juga teori pendukung dan hasil penelitian
sebelumnya, sehingga dapat diketahui keterbatasan penelitian dan implikasi
penelitian ini untuk bidang keperawatan.
Karakteristik Ibu hamil yang akan dibahas yaitu usia, pendidikan dan paritas.
Ibu hamil yang termasuk dalam penelitian ini berjumlah 41 orang. Masing-
masing karakteristik Ibu hamil dikategorikan dan dibahas, termasuk kategori
manakah Ibu hamil tersebut. Selain itu dipaparkan juga teori-teori serta
referensi dari penelitian sebelumnya.
Usia Ibu hamil pada penelitian ini dari total 41 orang sebagian besar pada usia
31-40 tahun yaitu 51,2 % sedangkan usia 20-30 tahun 48,8 %. Dari kedua
kategori tersebut hanya selisih satu orang sehingga tidak terlalu terlihat
perbedaannya. Sementara itu, menurut hasil penelitian sebelumnya ibu hamil
umur berisiko di atas 35 tahun dimungkinkan berkaitan dengan paritas yang
tinggi dan jarak kelahiran yang dekat sehingga tidak mempunyai kesempatan
untuk memperbaiki cadangan zat besi di dalam tubuh dan berisiko untuk
kekurangan zat besi, sehingga menderita anemia (Utomo APW, 2016). Untuk
itu pada usia beresiko tersebut sebaiknya Ibu hamil rajin mengkonsumsi tablet
38
Fe dan patuh mengikuti anjuran bidan/ dokter seperti selalu memeriksa kadar
Hb serta rutin melakukan ANC.
Ibu hamil pada penelitian ini sebagian besar termasuk kategori berpendidikan
sedang (SMA) yaitu 85,4% jika dibandingkan dengan pendidikan dasar (SD)
yaitu 9,8% dan tinggi (Akademi/Universitas) yaitu 4,9%. Latar belakang
pendidikan responden mempunyai pengaruh pada kepatuhan dalam
mengkonsumsi tablet besi, dan hasilnya bahwa tingkat pendidikan yang tinggi
ternyata diikuti dengan pemahaman yang tinggi pula terhadap kepatuhan
mengkonsumsi tablet besi (Puspasari et al, 2008).
Hasil analisis bivariate dengan program SPSS versi 15.0 uji chi square
pengetahuan Ibu hamil dengan kepatuhan menghasilkan nilai p yaitu 0,43
yang artinya adalah terdapat hubungan antar kedua variabel tersebut didukung
dengan koefisien keeratan sebesar 0,317 bernilai positif antara pengetahuan
Ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet fe yang artinya hasil
penelitian tersebut sejalan dan bukan sebaliknya, misalnya semakin tinggi
pengetahuan Ibu hamil maka semakin tinggi pula kepatuhan Ibu hamil, atau
semakin rendah pengetahuan maka semakin rendah pula kepatuhan Ibu hamil
dalam mengkonsumsi tablet Fe. Nilai koefisien keeratan 0,317 pada penelitian
ini tersebut termasuk dalam kategori rendah artinya hubungan tersebut masih
tidak cukup kuat.
BAB 7
7.1 Kesimpulan
7.1.1 Usia Ibu hamil sebagian besar pada usia 31-40 tahun dan sebagian besar
termasuk kategori berpendidikan sedang (SMA) serta paritas Ibu hamil
termasuk kategori multipara.
7.1.2 Pengetahuan Ibu hamil sebain besar termasuk dalam kategori yang baik.
7.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Achadi, LE. (2007). Gizi dan Kesehatan Mayarakat. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Afnita, D. 2004. Hubungan Perilaku Ibu Hamil dan Motivasi Petugas Kesehatan
Terhadap Kepatuhan dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi pada Ibu
Hamil di Rumah Sakit Ibu dan Anak BADRUL AINI Medan Tahun 2004.
Skripsi Mahasiswa FKM Universitas Sumatera Utara
Almatsier, S.(2010). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Badan Pusat Statistik. 2013. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
2012. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Federasi Obstetri dan Ginekologi International. 2012. Three Years Report 2009-
2012. London: FOGI.
Fuady, M., Bangun, D. 2013. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia
Defisiensi Besi terhadap Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi.Jurnal
Fakultas Kedoteran USU, 1 (1), 1-5.
Hasanah, Husnul. 2012. Petujuk penggunaan buku KIA serta manfaat buku KIA.
Yogyakata. Nuha medika.
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan.
Kusuma. 2013. Hubungan Pengetahuan Sikap dan Perilaku Mengenai Zat Besi
Terhadap Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Puskesmas Jatilawang
Kabupaten Banyumas. Purwokerto: UNSUD.
Septiani DT. 2012. Hubungan Pengetahuan Mengenai Zat Besi Dengan Tingkat
Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi Pada Ibu Hamil Di Puskesmas
Sibela Mojosongo Purwakarta. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Susiloningtyas, I., 2004. Pemberian zat besi (Fe) dalam Kehamilan. UNISULA.
Semarang.
Utomo APW. 2016. Rendahnya asupan zat besi dan kepatuhan mengonsumsi
tablet besi berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas I Kembaran, Banyumas (PDF Download
Available). Available from:
https://www.researchgate.net/publication/307531096. [accessed Feb 18
2018].
35
Wiradnyani LAA, Khusun H, Achadi EL. 2013. Faktor faktor yang berhubungan
dengan kepatuhan ibu mengonsumsi tablet besi-folat selama kehamilan.
Jurnal Gizi dan Pangan. 8(1): 63-70
LAMPIRAN 1
NASKAH PENJELASAN PENELITIAN
Saya Elly Herlina mahasiswa Jurusan Keperawatan Stikes Bani Saleh Program
Studi S1 akan mengadakan penelitian mengenai “Hubungan Pengetahuan Ibu
Hamil Terhadap Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi (Fe) Di Puskesmas
Perumnas II Bekasi”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada
hubungan antara pengetahuan Ibu Hamil terhadap kepatuhan mengkonsumsi
tablet Fe di Puskesmas Perumnas II Bekasi.
untuk mengisi kuesioner yang meliputi data demografi (nama, umur, pekerjaan,
dan tingkat pendidikan), data pengetahuan, data konsumsi tablet Fe. Tidak ada
resiko yang mungkin timbul dari penelitian ini.
Partisipasi ini bersifat sukarela dan tanpa paksaan apapun sehingga Ibu dapat
menolak tanpa sanksi apapun. Peneliti menjamin kerahasiaan seluruh data yang
diperoleh dari sampel. Apabila ada hal yang kurang jelas dapat menghubungi Elly
Herlina dengan No. HP 081282351836 atau alamat di Perum Mutiara Bekasi Jaya
Blok A2 No: 11-12 Cibarusah Bekasi.
38
LAMPIRAN 2
SURAT KESEDIAAN UNTUK MENJADI SAMPEL PENELITIAN
Setelah Ibu mendapat penjelasan yang telah disampaikan dan memahami maksud
dan tujuan, manfaat serta risiko yang mungkin timbul dengan keikutsertaan Ibu
dalam penelitia ini. Dengan ini saya menyatakan bersedia/tidak bersedia*) untuk
menjadi sampel dari:
NIM : 0432950315075
Menyetujui,
Sampel
Saksi
LAMPIRAN 3
KUESIONER PENGUMPULAN DATA
IDENTITAS RESPONDEN
1. Tidak tamat SD 5. D1
2. SD 6. D3
3. SMP 7. D4 / S1
4. SMA 8. S2
6. Pekerjaan :
1. Tidak bekerja/ Ibu rumah tangga
2. Pegawai swasta
3. Wiraswasta (pedagang)
4. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
5. Lain- lain :………………………..
7. Paritas
40
Petunjuk: Berilah tanda (√) pada pilihan jawaban yang paling sesuai dengan diri
anda.
LAMPIRAN 4
ANALISIS SPSS
1. Analisis Univariat
USIA01
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20-30 tahun 20 48.8 48.8 48.8
31-40 tahun 21 51.2 51.2 100.0
Total 41 100.0 100.0
DIDIK01
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Dasar (SD, SMP) 4 9.8 9.8 9.8
Sedang (SMA) 35 85.4 85.4 95.1
Tinggi (Akademi/
2 4.9 4.9 100.0
Universitas )
Total 41 100.0 100.0
PARITAS01
Cumulative
Frequency Percent Valid Perc ent Percent
Valid Primipara 10 24.4 24.4 24.4
Multipara 27 65.9 65.9 90.2
Grandepara 4 9.8 9.8 100.0
Total 41 100.0 100.0
KEPATUHAN01
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Patuh 37 90.2 90.2 90.2
Tidak Patuh 4 9.8 9.8 100.0
Total 41 100.0 100.0
PENGETAHUAN02
Cumulative
Frequency Percent Valid Perc ent Percent
Valid BAIK 35 85.4 85.4 85.4
CUKUP 5 12.2 12.2 97.6
KURANG 1 2.4 2.4 100.0
Total 41 100.0 100.0
44
2. ANALISIS BIVARIAT
Correlations
PENGETA KEPATU
HUAN02 HAN01
Spearman's rho PENGETAHUAN02 Correlation Coefficient 1.000 .317*
Sig. (2-tailed) . .043
N 41 41
KEPATUHAN01 Correlation Coefficient .317* 1.000
Sig. (2-tailed) .043 .
N 41 41
*. Correlation is s ignificant at the 0.05 level (2-tailed).