Anda di halaman 1dari 55

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Zat besi merupakan zat gizi mikro yang diperlukan dalam sintesa hemoglobin.
Mengkonsumsi tablet Fe sangat erat kaitannya dengan kadar hemoglobin dan
hal ini penting pada ibu hamil. Anemia defesiensi zat besi yang banyak
dialami oleh ibu hamil disebabkan oleh kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe
yang tidak baik atau pun cara mengkonsumsi yang salah sehingga
menyebabkan kurangnya penyerapan zat besi pada tubuh ibu (Yenni, 2007).

Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia terutama


negara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk dunia menderita
anemia. Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada remaja dan ibu
hamil (Kemenkes RI, 2013). Kekurangan zat besi sejak sebelum kehamilan
bila tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil menderita anemia. Anemia
merupakan salah satu risiko kematian ibu, kejadian bayi dengan berat badan
lahir rendah (BBLR), infeksi terhadap janin dan ibu, keguguran, dan kelahiran
premature (Depkes, 2015). Kematian Ibu merupakan ukuran terpenting dlam
menilai indikator keberhasilan pelayanan kesehatan di Indonesia.

Setiap hari, sekitar 830 Ibu meninggal karena komplikasi kehamilan atau
persalinan di seluruh dunia. Diperkirakan pada tahun 2015, sekitar 303.000
wanita meninggal selama dan setelah kehamilan serta persalinan (WHO,
2016). Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 359/100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2012 (SDKI,2012). Pencapaian target Sustainable
Development Goals (SDGs) untuk menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang yaitu mengurangi angka kematian
Ibu hamil (AKI) menjadi kurang dari 70 per 100.000 kelahiran pada tahun
2030 (SDGs, 2016). Sedangkan pencapaian target Millenium Development
Goals (MDGs) tahun 2015 untuk Angka Kematian Ibu (AKI) adalah

1
2

102/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) yaitu 23 per
1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, ibu hamil
yang mengalami anemia seluruh dunia sebesar 41,8%. Sedangkan prevalensi
anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37,1%. Setengah dari penyebab
anemia tersebut adalah kekurangan zat besi (Kemenkes RI, 2013). Di
Puskesmas Perumnas II Kota Bekasi pada bulan Agustus hingga Oktober
tahun 2017 sebesar 9,5% Ibu hamil mempunyai kadar hemoglobinnya
dibawah batas normal 11% (Laporan Bulanan Puskesmas Perumnas II, 2017)

Upaya pemerintah dalam mengatasi anemia defisiensi besi ibu hamil yaitu
terfokus pada pemberian tablet tambahan darah (Fe) pada ibu hamil. Salah
satu komponen pelayanan kesehatan ibu hamil yaitu pemberian zat besi
sebanyak 90 tablet (Fe3) (Depkes RI, 2015).

Penyediaan tablet Fe dan sistem distribusi mempengaruhi keberhasilan


program suplementasi besi, selain itu rendahnya kepatuhan populasi target
dalam konsumsi tablet tambah darah juga dapat juga merupakan salah satu
faktor utama ketidakberhasilan kegiatan tersebut. Data dari Riskesdas pada
tahun 2013 juga menunjukkan bahwa konsumsi zat besi dan variasi jumlah
asupan zat besi selama hamil di Indonesia sebesar 89,1% dan 10,9% tidak
mengkonsumsi zat besi (Kemenkes RI, 2013).

Salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi


tablet besi yaitu pengetahuan ibu hamil mengenai tablet besi. Pengetahuan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku
kesehatan. Apabila Ibu hamil mengetahui dan memahami akibat yang
ditimbulkan dari anemia dan cara mencegah anemia maka akan diharapkan
dapat terhindar dari berbagai dampak yang ditimbulkan akibat anemia.
Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe merupakan salah satu contoh perilaku
kesehatan pada Ibu hamil (Notoatmojo, 2007). Penelitian sebelumnya
menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan Ibu
hamil tentang anemia defisiensi besi terhadap kepatuhan mengkonsumsi tablet
3

zat besi (Fuadi M, 2013), namun adapula penelitian sebelumnya yang


menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan
tentang anemia pada Ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi
(Maulida NS, 2013).

Berdasarkan fenomena yang peneliti temukan di Puskesmas Perumnas II yaitu


ditemukan Ibu hamil dengan anemia sebanyak 9,5% dari bulan agustus sampai
bulan oktober pada tahun 2017. Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti
pada bulan November 2017 dengan Ibu hamil sebanyak 30 orang dan hasilnya
yaitu sebesar 50% Ibu hamil tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe. Ibu hamil
yang tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe sebagian besar mengatakan bahwa
Ibu hamil lupa, mual, dan tidak suka mengkonsumsi tablet Fe.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan


penelitian yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap
Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi (Fe) di Puskesmas Perumnas II
Bekasi”. Diharapkan penelitian ini menghasilkan gambaran konsumsi tablet
zat besi (Fe) dan mengetahui sejauh mana hubungan antara Pengetahuan Ibu
Hamil dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi (Fe).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah pengetahuan ibu hamil dengan kepatuhan


mengkonsumsi tablet zat besi (Fe), maka yang menjadi perumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu Apakah ada hubungan antara pengetahuan Ibu
Hamil terhadap kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) di Puskesmas
Perumnas II Bekasi ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara pengetahuan Ibu Hamil terhadap kepatuhan


mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) di Puskesmas Perumnas II Bekasi.
4

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengetahui karakteristik Ibu hamil (usia, pendidikan, dan paritas).

1.3.2.2 Mengetahui hubungan pengetahuan Ibu hamil di Puskesmas Perumnas II


Bekasi.

1.3.2.3 Mengetahui hubungan kepatuhan Ibu hamil mengkonsumsi tablet zat besi
(Fe) di Puskesmas Perumnas II Bekasi.
1.3.2.4 Mengetahui hubungan antara pengetahuan Ibu Hamil terhadap kepatuhan
mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) di Puskesmas Perumnas II Bekasi.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat menambah referensi bagi institusi pendidikan


STIKES Bani Saleh tentang pengetahuan mempengaruhi kepatuhan
mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) maupun kasus anemia pada Ibu hamil.

1.4.2 Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu kajian data bagi
Puskesmas Perumnas II Bekasi untuk menentukan strategi yang lebih baik
dalam menangani ketidakpatuhan konsumsi zat besi (Fe) maupun kasus
anemia pada Ibu hamil.

1.4.3 Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi yang sangat penting
bagi Ibu hamil untuk mencegah terjadinya dampak yang ditimbulkan apabila
tidak patuh mengkonsumsi zat besi (Fe) dan meningkatkan pengetahuannya
tentang manfaat mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) serta sebagai bahan
edukasi untuk para Ibu hamil.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehamilan
2.1.1 Pengertian Kehamilan

Hamil didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan


ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Federasi Obstetri
Ginekologi Internasional, 2012). Kehamilan adalah kondisi dimana seorang
wanita memiliki janin yang sedang tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada
umumnya di dalam rahim). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9
bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir dan tidak lebih dari 300
hari (43 minggu). Kehamilan dibagi dalam tiga periode trimester, masing-
masing periode trimester lamanya 12 minggu (3 bulan). trimester pertama (0-
12 minggu) dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, trimester kedua (12-28
minggu) dari bulan ke-4 sampai ke-6, trimester ketiga (28-40 minggu) dari
bulan ke-7 sampai ke-9 (Adriaansz, et. Al, 2007).

2.1.2 Tanda-tanda Kehamilan

Kehamilan mempunyai tanda- tanda yang dapat ditelaah dan dapat dirasakan.
Tanda-tanda kehamilan yang umum dialami oleh wanita adalah (Anggarani,
2013) yaitu (a) Terlambat datang bulan, dimana Ibu tidak lagi datang bulan
ketika siklus haid normal tiba merupakan tanda yang paling lazim, saat itu
rahim sedang dipersiapkan untuk mengandung janin karena sel telur sudah
dibuahi. (b) Mual atau muntah (Emesis) merupakan salah satu tanda
kehamilan yang mudah dikenali. Mual saat awal kehamilan dipicu oleh
adanya peningkatan hormon secara tiba-tiba pada aliran darah. Hal ini
biasanya terjadi selama enam minggu awal kehamilan dan akan hilang ketika
memasuki trimester kedua.(c) Hipersaliva (Air Liur Berlebihan) biasanya

5
6

terjadi di awal kehamilan. Kejadian ini dapat diatasi dengan sikat gigi atau
memakan permen. (d) Anoreksia (Hilangnya Selera Makan) disebabkan
adanya perubahan hormon dalam tubuh dan biasanya akan hilang sengan
sendirinya. (e) Ngidam (craving) berkaitan erat dengan kondisi psikologis ibu
hamil. Sebagai akibat dari perubahan hormon kehamilan, ngidam akan hilang
dengan sendirinya ketika hormon ibu hamil sudah mulai stabil. (f) Anemia
adalah kekurangan sel darah merah atau jumlah sel darah merah lebih rendah
dari biasanya. Pada awal kehamilan Ibu akan mengalami 5L (lemah, letih,
lesu, lunglai, dan loyo). Kelima gejala tersebut adalah gejala anemia. Tanda
lain anemia yaitu wajah pucat terutama di daerah kelopak mata,
mataberkunang-kunang, sering merasakan bumi berputar ketika sedang
berjalan (Amperaningsih, 2011).

2.2 Zat Besi

Zat Besi merupakan mikro mineral yang paling banyak di dalam tubuh
manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3-5 gram di dalam tubuh manusia dewasa.
Walaupun terdapat luas di dalam makanan banyak penduduk dunia mengalami
kekurangan besi, termasuk Indonesia. Kekurangan besi sejak tiga puluh tahun
terakhir diakui berpengaruh terhadap produktivias kerja, penampilan kognitif,
dan sistem kekebalan tubuh (Almatsier, 2010).

Zat besi merupakan mikrolemen yang esensial bagi tubuh. Zat ini terutama
diperlukan dalam hemopoboesis (pembentukan darah) yaitu sintesis
hemoglobin (Hb) yaitu suatu oksigen yang mengantarkan eritrosit berfungsi
penting bagi tubuh. hemoglobin terdiri dari Fe (zat besi), protoporfirin, dan
globin (1/3 berat Hb terdiri dari Fe) (Susiloningtyas, 2004). Sumber utama zat
besi adalah pangan hewani terutama yang berwarna merah, seperti hati dan
daging namun, contoh yang mengonsumsi daging dan hati hanya sebagian
kecil saja (Achadi, 2007).
7

2.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Absorpsi Besi

Diperkirakan hanya 5-15% besi pada makanan yang diabsorpsi oleh orang
dewasa yang berada dalam status besi baik. Dalam keadaan defisiensi besi
absorpsi dapat mencapai 50%. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap
absorpsi besi diantaranya (Almatsier, 2010) yaitu (a) Bentuk besi di dalam
makanan berpengaruh terhadap penyerapannya. Besi-hem yang merupakan
bagian dari hemoglobin dan myoglobin yang terdapat di dalam daging hewan
dapat diserap dua kali lipat daripada besi-non hem. (b) Asam organik seperti
vitamin C sangat membantu penyerapan besi non-hem dengan merubah
bentuk feri menjadi fero. Fero lebih mudah untuk diserap. (c) Asam fitat,
faktor lain di dalam serat, dan asam oksalat di dalam sayuran menghambat
penyerapan besi dengan cara mengikat zat besi. (d) Tanin merupakan polifenol
dan terdapat di dalam the, kopi dan beberapa jenis sayuran dan buah juga
menghambat absorps besi dengan cara mengikatnya. (e) Tingkat keasaman
Lambung meningkatkan daya larut besi. Kekurangan asam klorida di dalam
lambung atau penggunaan obat obatan yang bersifat basa seperti antacid
menghalangi absorpsi besi. (f) Kebutuhan tubuh meningkat pada masa
pertumbuhan, absorpsi besi-non hem dapat meningkat sampai sepuluh kali,
sedangkan besi-hem dua kali.

2.2.2 Anemia

Anemia adalah kondisi dimana jumlah sel darah merah dan kapasitas oksigen
dalam tubuh tidak mencukupi. Penyebab utama terjadinya anemia adalah
kekurangan zat besi. Penyebab anemia lainnya adalah peradangan akut atau
kronik, infeksi parasit dan sintesis hemoglobin yang tidak teratur (WHO,
2011). Menurut Proverawati anemia merupakan suatu keadaan dimana tubuh
memiliki jumlah sel darah merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel
darah merah tersebut mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk
membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh (Proverawati, 2013).

Zat besi merupakan mineral yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel
darah merah (hemoglobin). Selain digunakan untuk pembentukan sel darah
8

merah, zat besi juga berperan sebagai salah satu komponen dalam membentuk
mioglobin (protein yang membawa oksigen ke otot), kolagen (protein yang
terdapat pada tulang, tulang rawan, dan jaringan penyambung), serta enzim.
Zat besi memiliki peran vital terhadap pertumbuhan janin. Selama hamil,
asupan zat besi harus ditambah mengingat selama kehamilan, volume darah
pada tubuh ibu meningkat. Sehingga, untuk dapat tetap memenuhi kebutuhan
ibu dan menyuplai makanan serta oksigen pada janin melalui plasenta,
dibutuhkan asupan zat besi yang lebih banyak. Asupan zat besi yang diberikan
oleh ibu hamil kepada janinnya melalui plasenta akan digunakan janin untuk
kebutuhan tumbuh kembangnya, termasuk untuk perkembangan otaknya,
sekaligus menyimpannya dalam hati sebagai cadangan hingga bayi berusia 6
bulan.

2.2.3 Dampak Anemia Pada Ibu Hamil dan Janin

Akibat yang akan ditimbulkan apabila terjadi anemia pada kehamilan adalah
kehamilan trisemster pertama dapat terjadi abortus, missed abortion dan
kelainan congenital. Pada kehamilan trisemester kedua dapat terjadi persalinan
premature, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, BBLR, infeksi dan
kematian buat janin dan ibu (Sukarsih, 2002).

2.2.4 Penyebab Anemia Defisiensi Besi

2.2.4.1 Malanutrisi atau kurangnya asupan zat besi dalam makanan menjadi
suatu penyebab anemia nomor satu di Indonesia. Jarangnya memvariasikan
menu makanan menjadi faktor utama yang menyebabkan anemia. Penderita
anemia perlu meningkatkan jumlah konsumsi makanan yang kaya akan zat
besi dan membuat menu makanan yang memenuhi konsep ‘pedoman gizi
seimbang’. Makanan seperti bayam, tahu, brokoli, ikan, dan daging merah
memiliki kandungan zat besi yang tinggi.

2.2.4.2 Masa kehamilan dan kebutuhan zat besi (Fe) yang meningkat
merupakan waktu yang paling riskan untuk terkena anemia defisiensi besi.
Ada beberapa Ibu hamil yang membutuhkan suplemen penambah zat besi.
Ada juga Ibu hamil yang hanya perlu meningkatkan jumlah zat besi dalam
9

menu makanannya. Pada saat hamil, kebutuhan zat besi meningkat karena
pertumbuhan janin membutuhkan zat besi yang diserapnya dari darah Ibu.

2.2.4.3 Perdarahan secara berlebihan saat menstruasi adalah penyebab yang


umum dari anemia defisiensi besi pada wanita yang berada dalam masa
produktif atau subur. Anemia akan muncul ketika terjadi perdarahan secara
berlebihan pada beberapa siklus menstruasi. Kondisi ini lebih dikenal dengan
istilah menorrhagia.

2.2.4.4 Makanan dan obat-obatan yang menghambat penyerapan zat besi


tubuh seperti mengonsumsi teh, kopi, dan cokelat. Jenis-jenis makanan ini
mengandung zat tanin, oxalate dan phytate yang menghalangi proses
penyerapan zat besi di sistem pencernaan.

2.2.4.5 Efek samping obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS) seperti


contohnya pemakaian ibuprofen dan aspirin dalam jangka panjang juga bisa
menyebabkan pendarahan pada sistem pencernaan. Kedua obat ini
digolongkan dalam obat anti inflamasi non steroid (OAINS). OAINS
memiliki efek samping yang bisa menyebabkan tukak atau luka pada dinding
lambung. Apabila dibiarkan, luka pada lapisan dinding lambung bisa
mengalami pendarahan terus-menerus dan secara perlahan-lahan, sehingga
akhirnya menyebabkan anemia.

2.2.4.6 Malabsorpsi adalah kondisi saat tubuh tidak bisa menyerap nutrisi-
nutrisi termasuk zat besi dari makanan yang dicerna tubuh. Kondisi
malabsorpsi juga bisa menyebabkan anemia defisiensi besi. Malabsorpsi
contohnya bisa terjadi dalam kondisi seperti penyakit celiac atau intoleransi
terhadap gluten, intoleransi usus terhadap bahan makanan tertentu seperti
laktosa dalam susu, penyakit Crohn, penderita kolitis ulseratif, Pascaoperasi
pengangkatan bagian lambung yang dikenal sebagai gastrektomi.

2.2.4.7 Infeksi cacing tambang disebabkan parasit (cacing tambang) yang


hidup di dalam usus halus manusia. Banyak orang yang terinfeksi cacing
tambang dan tidak menyadarinya, karena kondisi ini tidak memiliki gejala
10

yang signifikan. Cacing tambang menyerap dan mencerna sel darah merah
dari dinding usus halus. Infeksi yang parah bisa menyebabkan kehilangan
selera makan, penurunan berat badan, kelelahan, dan anemia defisiensi besi.
Jika dibiarkan, infeksi cacing tambang pada akhirnya bisa mengganggu
perkembangan mental, intelektual dan kognitif anak.

2.3 Penentuan Diagnosa Anemia Pada Ibu Hamil

Anemia tersebut terjadi karena peningkatan volume plasma yang berakibat


pengenceran kadar Hb tanpa perubahan bentuk sel darah merah. Ibu hamil
dianggap mengalami anemia bila didapatkan keluhan cepat lelah, sering
pusing, mata berkunang-kunang, dan keluhan mual muntah lebih hebat pada
hamil muda, serta kadar Hb-nya di bawah 11,0 g%. Hasil pemeriksaan
Hemoglobin dengan metode Sahli dapat digolongkan diantaranya (a) Kadar
Hb ≥ 11,0 g% yang artinya tidak anemia. (b) Kadar Hb 9,0 g% - 10,9 g% yang
artinya anemia ringan. (c) Kadar Hb 7,0 g% - 8,9 g% yang artinya anemia
sedang. (d) Kadar Hb ≤ 7,0 g% yang artinya anemia berat.

2.4 Kepatuhan Konsumsi Tablet Zat Besi (Fe)

2.4.1 Pengertian Kepatuhan

Kepatuhan merupakan hasil akhir dari perubahan perilaku yang dimulai dari
peningkatan pengetahuan, setelah seseorang memiliki pengetahuan yang baik
tentang suatu maka akan merubah sikap orang tersebut terhadap pengetahuan
yang baru dimilikinya dan selanjutnya seseorang akan merubah perilakunya
dan dalam merubah perilakunya tersebut, seseorang akan menilai manfaatnya
yang didapatkan terlebih dahulu (Notoatmojo, 2007)

Kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi adalah ketaatan ibu hamil
melaksanakan anjuran petugas kesehatan untuk mengkonsusmsi tablet zat besi
(Afnita, 2004). Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi diukur dari ketepatan
jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet zat besi,
frekuensi konsumsi perhari. Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe
merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan menanggulagi
11

anemia, khususnya anemia kekurangan besi. Suplementasi besi merupakan


cara efektif karena kandungan besinya yang dilengkapi asam folat yang
sekaligus dapat mencegah anemia karena kekurangan asam folat (Afnita,
2004).

2.4.2 Indikator Kepatuhan Konsumsi Tablet Zat Besi (Fe)

Kepatuhan merupakan suatu tingkatan perilaku seseorang (melakukan


pengobatan, mengikuti rekomendasi diet, atau melaksakan perubahan gaya
hidup) sesuai dengan anjuran medis atau kesehatan. Kepatuhan
mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) diukur dari ketepatan jumlah tablet yang
dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet zat besi (Fe), frekuensi
konsumsi per hari (Hidayah W, & Anasari T, 2012). Penyebab utama
ketidakberhasilan kegiatan tersebut adalah rendahnya kepatuhan populasi
target dalam konsumsi tablet tambah darah. Data dari Riskesdas pada tahun
2010 juga menunjukkan bahwa 19,3% ibu hamil yang tidak minum tablet Fe
dan hanya 18,0% yang minum tablet Fe 90 hari atau lebih. Diantara ibu hamil
tersebut ada 15,3% yang menjawab tidak tahu. Dan sebanyak 36, 3 %
mengaku mengonsumsi tablet besi antara 0-30 hari (Kemenkes, 2013).

2.4.3 Faktor Mempengaruhi Kepatuhan Konsumsi Tablet Zat Besi (Fe)

Berbagai macam faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu dalam


mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) antara lain kunjungan antenatal care
(ANC), suplai tablet, efek samping dan manfaat yang dirasakan ibu setelah
mengkonsumsi tablet besi, konseling dari petugas kesehatan, dukungan
keluarga, kepercayaan tradisional, forgetfullness dan pengetahuan ibu hamil
mengenai tablet besi (Wiradnyani et al, 2013). Penelitian sebelumnya
menunjukan bahwa kurangnya kepatuhan konsumsi tablet Fe disebabkan oleh
pengetahuan, motivasi, dukungan keluarga, kunjungan ANC, dan berbagai
persepsi masyarakat efek tablet Fe (Alifah RN, 2016).

2.4.3.1 Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan terjadi setelah melakukan
kegiatan penginderaan suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
12

pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa,


dan raba. Sebagian besar yaitu didapat melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2011). Pengetahuan yang diperoleh melalui penginderaan ibu
hamil terhadap informasi kesehatan selama kehamilan akan berpengaruh
terhadap perilaku ibu hamil dalam menjaga kesehatannya (Budiarni, 2012).

2.4.3.2 Kunjungan Antenatal Care, jika terjadi anemia pada kehamilan dapat
diketahui dengan dilakukannya pemeriksaan kadar hemoglobin ibu hamil.
Pemeriksaan dilakukan pertama sebelum minggu ke 12 dalam kehamilannya
dan minggu ke 28. Pemeriksaan kadar hemoglobin yang dianjurkan pada
trimester pertama dan trimester ketiga kehamilan, sering hanya dapat
dilaksanakan pada trimester ketiga karena kebanyakan wanita hamil baru
memeriksakan kehamilannya pada trimester kedua kehamilan sehingga
pemeriksaan hemoglobin pada kehamilan tidak berjalan dengan seharusnya
(Asyirah, 2012).

Tablet Fe diberikan saat ibu hamil melakukan kunjungan Antenatal Care. Jadi,
cakupan program tergantung pada kunjungan rutin para ibu untuk melakukan
kunjungan Antenatal Care agar mendapat tablet Fe dalam jumlah yang cukup.
Rendahnya partisipasi ibu untuk kunjungan Antenatal Care berhubungan
dengan tingkat kepatuhan konsumsi tablet Fe yang rendah (Achadi, 2012).

2.4.3.3 Efek samping apabila mengkonsumsi tablet Fe yang akan dirasakan


Ibu hamil diantaranya merasa mual akibat rasa dan bau dari tablet Fe. Selain
itu, tablet Fe yang dikonsumsi Ibu hamil setiap hari dapat menimbulkan rasa
bosan sehingga seringkali Ibu hamil lupa dan merasa malas untuk
mengkonsumsinya (Budiarni, 2012).

2.4.3.4 Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dimiliki oleh seorang
wanita (BKKBN, 2006). Paritas dapat menunjukkan pengalaman yang pernah
dialami oleh seorang ibu terkait dengan kehamilannya, baik itu kehamilan
sebelumnya, saat ini atau kehamilan yang berikutnya. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan Kusuma (2015) paritas yang tinggi atau ibu yang sudah
memiliki pengalaman kehamilan sebelumnya (multipara) lebih cenderung
13

untuk tidak mematuhi apa yang harus dilakukan selama kehamilan,


berbanding terbalik dengan ibu yang belum pernah mengalami kehamilan
sebelumnya (primipara), mereka akan lebih teratur dan patuh dalam menjaga
kehamilan mereka 10 karna khawatir akan terjadi masalah selama masa
kehamilannya.

2.5 Pengetahuan

2.5.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang


terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
sebagainya) (Notoatmodjo,2007). Pengetahuan seseorang tentang suatu objek
mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini
yang akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan
objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap
objek tertentu. Salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh
pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri. Perilaku yang didasari
oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari
oleh pengetahuan. Proses terbentuknya perilaku sebagai berikut :

2.5.1.1 Awareness (kesadaran) Dimana orang tersebut menyadari dalam arti


mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

2.5.1.2 Interest (merasa tertarik) Terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini
sikap subjek sudah mulai timbul.

2.5.1.3 Evaluation (menimbang-menimbang) Terhadap baik dan tidaknya


stimulus tersebut bagi dirinya.

2.5.1.4 Trial Sikap dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai
dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

2.5.1.5 Adaption yaitu subjek telah berperilaku baru sesuai dengan


pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Apabila penerimaan
14

perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini, dimana didasari
oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut
akan bersifat lama. Sebaliknya, apabila perilaku itu tidak didasari oleh
pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama.

Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007) ada 6 tingkatan


pengetahuan, yaitu :

2.5.1.1 Tahu (know) Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi
yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk juga mengingat kembali suatu
yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di
terima dengan cara menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan
sebagainya.

2.5.1.2 Memahami (Comprehention) Memahami diartikan sebagai suatu


kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan
dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

2.5.1.3 Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk


menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi sebenarnya. Aplikasi
dapat diartikan sebagai penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip dan
sebagainya.

2.5.1.4 Analisis (Analysis) Analisis merupakan suatu kemampuan untuk


menjabarkan suatu materi kedalam komponen – komponen, tetapi masih
didalam struktur organisasi tersebut yang masih ada kaitannya antara satu
dengan yang lain dapat ditunjukan dengan menggambarkan, membedakan,
mengelompokkan, dan sebagainya.

2.5.1.5 Sintesis (Synthesis) Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk


meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru dengan dapat menyusun formulasi yang baru.

2.5.1.6 Evaluasi (Evaluation) Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan


penilaian terhadap suatu materi penelitian didasarkan pada suatu kriteria yang
15

ditentukan sendiri atau kriteria yang sudah ada. Pengetahuan diukur dengan
wawancara atau angket tentang materi yang akan di ukur dari objek penelitian

2.5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan


Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang menurut
Notoatmojo adalah pendidikan, media massa, social ekonomi dan budaya,
lingkungan, pengalaman, usia yaitu sebagai berikut (Notoatmojo, 2007).

2.5.2.1 Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan


kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang
makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan
tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik
dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang
masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.
Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan
seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas
pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang
berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula.
Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan
tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan
seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek
positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap
seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek
yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek
tersebut .

2.5.2.2 Mass media / informasi Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek
(immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media
massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi
baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti
16

televisi, radio, surat kabar, majalah, penyuluhan dan lain-lain mempunyai


pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam
penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula
pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.
Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif
baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.

2.5.2.3 Sosial budaya dan ekonomi Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan
orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.
Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak
melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya
suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial
ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
2.5.2.4 Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap
proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam
lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik
ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

2.5.2.5 Pengalaman Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman baik dari


pengalaman pribadi maupun dari pengalaman orang lain. Pengalaman ini
merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran suatu pengetahuan.

2.5.2.6 Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan
pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
Pada usia tengah (41-60 tahun) seseorang tinggal mempertahankan prestasi
yang telah dicapai pada usia dewasa. Sedangkan pada usia tua (> 60 tahun)
adalah usia tidak produktif lagi dan hanya menikmati hasil dari prestasinya.
Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan
sehingga menambah pengetahuan (Cuwin, 2009).
17

2.5.3 Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara wawancara atau angket


yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian
atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita
ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas yaitu tingkat
pengetahuan baik bila skor 76% - 100%, tingkat pengetahuan cukup bila skor
56% - 75%, tingkat pengetahuan kurang bila skor ≤ 55% (Wawan, 2010).

2.5.4 Pengetahuan Ibu Hamil

Pengetahuan yang diperoleh melalui penginderaan ibu hamil terhadap


informasi kesehatan selama kehamilan akan berpengaruh terhadap perilaku
ibu hamil dalam menjaga kesehatannya (Budiarni, 2012). Pengetahuan ibu
hamil jika baik tentang dampak anemia pada kehamilan, resiko atau
komplikasi jika seseorang mengalami anemia, serta manfaat tablet atau
suplemen zat besi, maka ibu hamil tersebut akan mau dan berusaha untuk
menghindari timbulnya anemia, dengan cara mengkonsumsi tablet Fe secara
teratur dan didukung dengan mengkonsumsi makanan bergizi. Sebaliknya,
jika pengetahuannya rendah, maka kemungkinan akan menolak minum tablet
Fe secara teratur, apalagi jika dirasa ada efek samping yang mengganggu
(Prapitasari, 2013).

2.6 Fungsi dan Manfaat Tablet Zat Besi (Fe)

Tablet Zat Besi (Fe) mempunyai fungsi dan manfaat yang sangat penting bagi
Ibu hamil. Fungsi dari tablet zat besi (Fe) yaitu menggantikan zat besi yang
hilang melalui tinja, air kencing dan kulit. Kebutuhan zat besi selama
kehamilan meningkat. Peningkatan ini dimaksudkan untuk memasok
pertumbuhan janin, pertumbuhan plasentran dan peningkatan volume darah
ibu (Arisman, 2007).

Menurut Almatsier (2010) manfaat tablet Fe bagi ibu hamil yaitu :


18

2.6.1 Metabolisme energi di dalam tiap sel, besi bekerja sama dengan rantai
protein pengangkut elektron yang berperan dalam langkah-langkah akhir
metabolisme energi. Protein ini memindahkan hidrogen dan elektron yang
berasal dari zat gizi penghasil energi ke oksigen sehingga membentuk air.
Dalam proses tersebut dihasilkan molekul protein yang mengandung besi dari
sel darah merah dan mioglobin di dalam otot.

2.6.2 System kekebalan, dimana besi memegang peranan penting dalam


sistem kekebalan tubuh, respon kekebalan oleh limfosit-T terganggu karena
berkurangnya pembentukan sel-sel tersebut, yang kemungkinan disebabkan
oleh berkurangnya sintesis DNA, disamping itu sel darah putih yang
menghancurkan bakteri tidak dapat bekerja secara aktif dalam keadaan tubuh
kekurangan besi.

2.6.3 Obat-obatan yang tidak larut oleh enzim yang mengandung besi dapat
dilarutkan sehingga dapat dikeluarkan dari tubuh.

2.7 Kerangka Teori

 Pengetahuan
 Kunjungan Ante Natal
Care
 Efek Samping
Ibu hamil yang  Paritas
mengkonsumsi
tablet tablet besi
(fe)
 Pendidikan
 Media massa / Kepatuhan Mengkonsumsi
informasi Tablet Fe:
(radio, majalah,
televisi,  Jumlah tablet yang
penyuluhan) Pengetahuan dikonsumsi
 Sosial Budaya  Ketepatan cara
dan ekonomi mengkonsumsi tablet zat
 Lingkungan besi
 Pengalaman  Frekuensi konsumsi
 Usia perhari.

Gambar 2.1
Skema Kerangka Teori (Notoatmodjo 2011, dan Hidayah W, & Anasari T, 2012)
BAB 3

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN


HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka komsep penelitian adalah formulasi dari kerangka teori (segala teori
yang mendukung penelitian tersebut). Kerangka konsep akan mengarahkan
peneliti untuk menganalisis hasil penelitian yang didapat (Notoatmojo, 2010).
Berdasarkan kerangka konsep ini, variabel dependen (variabel terikat) yaitu
kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) yang dimana dipengaruhi oleh
variabel independen (variabel bebas) yaitu pengetahuan.

Menurut Soekirman, pengetahuan dapat membentuk suatu sikap Ibu hamil dan
menimbulkan suatu perilaku pada Ibu hamil dalam mematuhi konsumsi tablet
zat besi (Fe). Tanpa adanya pengetahuan tentang zat besi (Fe), maka sulit bagi
Ibu hamil untuk menanamkan kebiasaan dalam menggunakan bahan makanan
sumber zat besi yang penting bagi kesehatan. Kurangnya pengetahuan sering
dijumpai berhubungan dengan rendahnya kepatuhan mengkonsumsi tablet zat
besi (Fe). Hal ini dapat terjadi karena masyarakat kurang mampu dalam
menerapkan informasi tentang zat besi (Fe) dalam kehidupan sehari-hari
(Septiani, 2012). Hubungan variabel independen dan variabel dependen dapat
dilihat dalam bagan 3.1 berikut :

19
20

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan

Kepatuhan
Mengkonsumsi Tablet
Karakteristik :
Zat Besi (Fe)
Usia

Pendidikan

Paritas

Gambar 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
21

3.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang mempunyai arti tunggal dan
diterima secara objektif apabila indikatornya tidak tampak. Suatu definisi
mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik
variabel yang diamati. Agar tidak terjadi suatu kesalahpahaman dalam
memaknai judul skripsi, maka perlu dijelaskan tentang definisi operasional
dari judul (Azwar, 2007: 72). Berikut merupakan definisi operasional
penelitian ini :
Tabel 3.1
Definisi Operasional

1. Variabel Dependen

Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala


Kepatuhan Suatu tingkatan perilaku Kuesioner Mengisi Skor tertinggi: Ordinal
Mengkonsumsi seseorang (melakukan Kuesioner 10
Tablet Zat Besi pengobatan, mengikuti Skor terendah:
(Fe) rekomendasi diet, atau  Patuh : 6-10
melaksakan perubahan (50%)
gaya hidup) sesuai  Tidak Patuh :
dengan anjuran medis 0-5 (<50%)
atau kesehatan (Notoatmojo,
(Hidayah W, & Anasari 2007)
T, 2012).

2. Variabel Independen
Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Karakteristik Karakter seorang Kuesioner Mengisi Usia Ordinal
Responden individu yang Kuesioner  20-30
(Usia, mempunyai sifat khas  31-40
Pendidikan, sesuai dengan Pendidikan
Paritas) perwatakan tertentu  Dasar : SD-
(Notoatmojo, 2011). SMP
 Sedang:
SMA
 Tinggi :
Akamedik/
Universitas
Paritas
 Primipara
 Multipara
 Grandepara
22

Pengetahuan Informasi yang Kuesioner Mengisi  76 – 100% = Ordinal


diperoleh melalui Kuesioner Baik
penginderaan selama  56-75% =
kehamilan yang Cukup
berpengaruh terhadap  ≤ 55% =
perilaku ibu hamil Kurang
dalam menjaga (Wawan, 2010)
kesehatannya (Budiarni,
2012).

3.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian,


yang jawabannya harus diuji. Hipotesis merupakan hasil rangkuman dari
kerangka pemikiran atau kerangka teoritis (Suryana, 2010). Pengetahuan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku
kesehatan. Apabila Ibu hamil mengetahui dan memahami akibat yang
ditimbulkan dari anemia dan cara mencegah anemia maka akan diharapkan
dapat terhindar dari berbagai dampak yang ditimbulkan akibat anemia.
Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe merupakan salah satu contoh perilaku
kesehatan pada Ibu hamil (Notoatmojo, 2007). Berdasarkan kerangka konsep
pada penelitian, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.3.1 Mengetahui hubungan pengetahuan Ibu hamil di Puskesmas Perumnas II


Bekasi.
3.3.2 Mengetahui hubungan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi (Fe)
pada Ibu hamil di Puskesmas Perumnas II Bekasi.
3.3.3 Mengetahui hubungan antara pengetahuan Ibu Hamil terhadap
kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) di Puskesmas Perumnas II
Bekasi.
BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian yaitu penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah


metode penelitian yang lebih menekan pada aspek pengukuran dengan cara
yang obyektif terhadap fenomena social. Untuk bisa melakukan pengukuran,
pada setiap fenomena social di jabarkan kedalam beberapa komponen
masalah, variable dan indikator (Notoatmojo, 2010). Penelitian ini merupakan
penelitian observasional dengan rancangan penelitian menggunakan desain
studi potong lintang atau cross sectional. Studi potong lintang adalah suatu
desain penelitian yang dimana pengambilan data dilakukan dalam satu kurun
waktu dan pada waktu yang bersamaan (Notoatmojo, 2010). Tujuan penelitian
ini yaitu untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan Ibu
Hamil terhadap kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe di Puskesmas Perumnas II
Bekasi.

4.2 Populasi, dan Sampel

4.2.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien Ibu hamil yang berada di
Puskesmas Perumnas II. Sampel kasus merupakan sebagian dari populasi yang
memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi sebanyak 41 orang.
Pengambilan sampel dengan menggunakan rumus Lemeshow, sebagai berikut
(Notoatmojo, 2010):

n = N.Z2 1- α/2.p.q

d2 (N - 1) + Z2 1 – α/2 .p.q

Keterangan
n = Jumlah sampel

23
24

p = proporsi penyakit atau keadaan yg akan dicari (Silvia V, 2012) = 0,3


q = 1 – p = 1-0,3 = 0,7
d = Presisi absolut (10%)
Z 1- α/2 = Statistic Z (Z= 1.96 untuk α= 0,05)
N = Besar populasi (70)

Sehingga dapat dihitung sebagai berikut :

n = 70 . (1,96)2 . 0,3 . 0,7


0,12 (70 - 1) + (1,96)2 . 0,3 . 0,7

= 70 x 3,8 x 0,21
0,69 + 0,798

= 37,54 ≈ 37

Perhitungan rumus diatas didapatkan jumlah n sebesar 37. Perkiraan drop-out


adalah 10 % dari perhitungan sampel yaitu sebanyak 4 orang sehingga besar
sampel minimal yang diperlukan dengan memperhitungkan perkiraan drop-
out, jika ditotal adalah 41 orang.

4.2.2 Sampel
Sampel dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive
sampling adalah teknik penentuan sampel yang dipilih dengan cermat dan
relevan dengan menggunakan struktur penelitian. Pengambilan sampel
dengan purposive sampling ini, mengambil sample orang-orang yang dipilih
menurut ciri-ciri spesifik dan karakteristik tertentu (Sugiono, 2012).

Sampel dipilih apabila memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi
pada sampel penelitian ini yaitu
4.2.2.1 Ibu hamil dengan usia kehamilan lebih dari atau sama dengan 25
minggu.
4.2.2.2 Ibu hamil yang berusia 20 tahun sampai 40 tahun
4.2.2.3 Ibu hamil yang bersedia menjadi responden.
4.2.2.4 Ibu hamil yang bisa membaca dan menulis.
25

Sedangkan kriteria eksklusi sampel penelitian ini yaitu


4.2.2.1 Ibu hamil yang tidak bersedia menjadi responden.

4.3 Variabel Penelitian


4.3.1 Variabel bebas

Variabel bebas (independen) merupakan variabel yang sering disebut sebagai


variabel stimulus, prediktor, dan antesenden. Variabel ini memengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(Sugiyono, 2013: 39). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan
Ibu hamil

4.3.2 Variabel terikat

Variabel terikat (dependen) merupakan sering disebut sebagai variabel output,


kriteria, dan konsekuen. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013: 39).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah konsumsi tablet zat besi (Fe).

4.4 Tempat dan Waktu Penelitian

4.4.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Perumnas II Bekasi, pada Ibu


hamil yang berkunjung di Puskesmas Perumnas II Bekasi

4.4.2 Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada bulan Januari 2018, pada Ibu hamil yang
berkunjung ke Puskesmas Perumnas II Bekasi. Jadwal kegiatan penelitian
sebagai berikut :
26

Tabel 4.1
Jadwal Penelitian

Waktu Penelitian (2017-2018)


November Desember Januari Februari
Kegiatan

3
Persiapan
Penyusunan Proposal
Sidang Proposal
Perbaikan Proposal
Pelaksanaan
Pengumpulan Data
Penulisan Skripsi
Sidang Skripsi

4.5 Instrumen Penelitian


4.5.1 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh
(Arikunto, 2012). Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sata
sekunder. Data primer pada penelitian ini yaitu data demografi (umur,
pekerjaan, dan tingkat pendidikan), data pengetahuan Ibu hamil, dan data
konsumsi tablet zat besi (Fe) serta data sekunder pada penelitian ini yaitu data
daftar nama Ibu hamil yang menjadi klient di Puskesmas Perumnas II Bekasi
dan data gambaran umum puskesmas.

4.5.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah metode atau cara-cara yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Riduwan, 2010). Pengetahuan ibu
hamil dan konsumsi tablet zat besi (Fe) dapat diketahui dengan instrumen
kuesioner yaitu berupa pertanyaan yang harus dijawab oleh responden dengan
benar, dan jujur. Kuesioner pengetahuan dan kepatuhan mengkonsumsi tablet
zat besi (Fe) berisikan masing-masing 10 pertanyaan. Kuesionernya tersebut
merupakan kuesioner dari penelitian sebelumnya yang berjudul “Hubungan
Karakteristik dan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Zat Besi (Fe)
Dengan Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi (Fe) Di Wilayah
27

Puskesmas Kedung Kabupaten Jepara” dan telah mendapatkan izin


(Muhammad, 2008).

4.6 Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data atau penelitian adalah langkah-langkah yang


digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data dan menjawab pertanyaan-
pertanyaan dalam penelitian (Sugiyono, 2012).

4.6.1 Tahap pertama yaitu persiapan yang dilakukan pada bulan November
2017. Pada tahap persiapan, peneliti mengajukan judul dan menyusun
proposal, kemudian peneliti melakukan seminar proposal hingga akhirnya
proposal disetujui dan disahkan oleh pembimbing dan dewan penguji,
selanjutnya mengajukan surat permohonan penelitian pada pihak Puskesmas
Perumnas II Bekasi. Peneliti mempersiapkan tempat penelitian dan responden
dengan jumlah yang sudah ditentukan pada hari sebelum pelaksanaan
penelitian.

4.6.2 Tahap kedua yaitu pelaksanaan penelitian, penelitian dilakukan oleh


peneliti dan dibantu satu orang. Semua responden dikumpulkan di satu tempat
dalam satu waktu. Sebelum mengambil data, peneliti menjelaskan kepada
responden tentang maksud dan tujuan penelitian. Peneliti meminta kesediaan
Ibu hamil untuk terlibat sebagai sampel penelitian, apabila bersedia maka Ibu
hamil menandatangani informed consent. Kemudian peneliti menjelaskan cara
pengisian kuesioner. Selanjutnya responden dipersilahkan untuk mengisi
kuesioner.

4.6.3 Tahap ketiga yaitu tahap penyelesaian dimana kuesioner yang terkumpul
dan sudah terisi kemudian dilakukan pengecekan terhadap kelengkapan data.
Selanjutnya dilakukan pengolahan data penelitian, penyusunan laporan
penelitian, perbaikan hasil penelitian dan pengumpulan laporan sehingga
tersusun menjadi skripsi dan segara selanjutnya dilakukan sidang skripsi
hingga akhirnya skripsi disetujui dan disahkan oleh pembimbing dan dewan
penguji.
28

4.7 Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian ini dilaksankan dengan tahap-tahap sebagai


berikut (Arikunto, 2012):
4.7.1.1 Editing
Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir
atau kuesioner. Hasil angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui
kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Editing dilakukan segera
setelah peneliti menerima kuesioner yang telah diisi oleh responden, sehingga
apabila terjadi kesalahan data dapat segera diperbaiki.

4.7.1.2 Coding
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting , selanjutnya dilakukan
peng”kodean” atau coding, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
menjadi angka atau bilangan, selanjutnya dimasukkan ke dalam lembaran
tabel kerja untuk mempermudah pengolahan.

4.7.1.3 Tabulating
Kegiatan atau langkah memasukkan data - data hasil penelitian kedalam tabel-
tabel sesuai dengan kriteria. Analisis data merupakan data yang telah
terkumpul telah di olah dengan bantuan komputer menggunakan program
SPSS for windows.

4.8 Alat Pengumpul Data

Alat pengumpul data adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
dalam suatu penelitian. Alat pengumpul data merupakan segala peralatan yang
digunakan untuk memperoleh, mengelola, dan mengiterpretasikan informasi
dari para responden yang dilakukan dengan pola pengukuran yang sama. Pada
penelitian ini menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner. Daftar
kuesioner adalah serangkaian pertanyaan yang diajukan kepada responden
mengenai objek yang sedang diteliti, baik berupa pendapat, tanggapan ataupun
dirinya sendiri (Aditya D, 2013).
29

Kuesioner penelitian ini terdiri dari tiga bagian yaitu mengenai data pribadi,
pengetahuan, dan kepatuhan. Kuesioner pengetahuan Ibu tentang zat besi (Fe)
terdiri dari 10 pertanyaan dengan pilihan ganda. Jawaban benar akan
diakumulasi dalam bentuk presentase dan diinterpretasikan sebagai berikut
tingkat pengetahuan baik bila skor 76% - 100%, tingkat pengetahuan cukup
bila skor 56% - 75%, tingkat pengetahuan kurang bila skor ≤ 55% (Wawan,
2010). Sedangkan untuk kuesioner kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat
besi (Fe) pada Ibu hamil dalam bentuk lembar observasi (pernyataan)
menggunakan skala linkert. Skala linkert adalah skala yang biasa digunakan
pada untuk pengukuran sikap, pendapat, persepsi seseorang, dan perilaku
(Sugiyono, 2012). Dengan menggunakan skala Likert, maka variabel yang
akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator
tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen
yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan, baik bersifat favorable (positif)
dan bersifat unfavorable (negatif). Jawaban setiap item instrumen yang
mengunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat
negatif, yang berupa kata-kata. Sistem penilaian dalam skala Likert adalah
sebagai berikut: (a) Item Favorable: dimana pernyataan favorable terdiri dari
dua jawaban Ya (2) dan Tidak (1), sedangkan pernyataan unfavorable Tidak
(1), Ya (2) lalu datanya akan diinterpretasikan sebagai berikut Patuh : 6-10
(50%) dan Tidak Patuh : 0-5 (<50%) (Sugiyono, 2012)

4.9 Uji Validitas dan Realibilitas

4.9.1 Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi
dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen
yang digunakan dalam suatu penelitian. Kuesioner yang digunakan sudah diuji
validitasnya oleh peneliti sebelumnya pada 20 responden Ibu hamil di Desa
Sowan Kidul wilayah kerja Puskesmas Kedung I Kabupaten Jepara. Dengan
uji rank spearmen, validitas kuesioner tersebut yaitu p < 0,05 artinya kedua
instrument tergolong valid.
4.9.2 Uji reliabilitas adalah proses dalam pengukuran terhadap ketepatan
(konsisten) dari suatu instrument, dengan tujuan untuk menjamin instrumen
30

yang digunakan handal, konsistensi, stabil dan dependibalitas, sehingga


apabila digunakan berkali-kali dapat menghasilkan data yang sama.
(Sugiyono, 2012). Kuesioner dikatakan reliabel apabila indeks relibel yang
diperoleh mencapai 0,6. Hasil analisis realibilitas kuesioner yang telah diuji
relibilitasnya oleh peneliti sebelumnya yaitu r11= 0,747 untuk angket
pengetahuan dan 0,81 untuk angket kepatuhan mengkonsumsi tablet fe,
sehingga kedua instrumen dapat dikatakan reliabel.

4.10 Analisis Penelitian

4.10.1 Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan pada setiap variabel hasil
penelitian (Sugiyono, 2012). Analisis ini menghasilkan distribusi frekuensi
dan persentase dalam bentuk tabel dari setiap variabel yang bertujuan untuk
menjelaskan dan mendeskripsikan karakteristik setiap variabel yaitu
karakteristik ibu hamil (Umur, pekerjaan dan pendidikan), pengetahuan dan
kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi (Fe).

4.10.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang berfungsi untuk mengetahui hubungan


antara variabel independen dan dependen (Sugiyono, 2012). Analisis bivariat
yang digunakan adalah analisis Uji Spearman dan diolah menggunakan
program SPSS. Hasil kesimpulannya yaitu apabila nilai signifikan α < 0,05
maka Hο ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat hubungan antara
pengetahuan Ibu Hamil terhadap kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi
(Fe). Adapun rumus uji spearmen yaitu (Sugiyono, 2012):

Keterangan
𝜌 = koefisien korelasi spearman rank
𝑏𝑖 = selisih peringkat setiap data
n = jumlah data
31

4.11 Etika Penelitian

Penyusunan proposal bila telah selesai, penelitian ini akan disetujui oleh
pembimbing untuk diujikan, selanjutnya peneliti mengajukan surat
permohonan izin penelitian dari Institusi Stikes Bani Saleh kepada Kepala
Puskesmas Perumnas II Bekasi. Peneliti menentukan masalah etika penelitian
kepada para calon responden diantaranya (Nursalam, 2008):
4.11.1 Informed Consent (Lembar Persetujuan), sebelum melakukan
penelitian, peneliti memberikan lembar persetujuan kepada responden.
Lembar pesetujuan berisikan tujuan penelitian, dan tindakan yang akan
dilakukan kepada Responden. Apabila responden menyetujui untuk bersedia
sebagai sampel penelitian, maka responden harus menandatangani lembar
persetujuan.

4.11.2 Anonymity (Tanpa Nama), peneliti tidak mencantumkan nama


responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode yang terdapat
dilembar kuesioner pada hasil penelitian yang akan disajikan.

4.11.3 Confidentiality (Kerahasiaan), peneliti menyampaikan kepada


responden bahwa peneliti akan menjaga kerahasiaan hasil penelitian, dan
informasi yang tercantum pada kuesioner. Semua informasi yang
dikumpulkan dijamin kerahasiaanya oleh peneliti.
32

BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1 Pengantar Bab

Pada Bab 5 ini berisi gambaran umum Puskesmas Perumnas II Bekasi. Selain
itu dipaparkan hasil dari penelitian ini yang berjudul “Hubungan Pengetahuan
Ibu Hamil Terhadap Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi (Fe) di
Puskesmas Perumnas II Bekasi”. Hasil penelitian ini diantaranya karakteristik
sampel (usia, pendidikan, dan paritas), serta variabel pengetahuan dan
kepatuhan Ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe. Hasil penelitian ini
disajikan dalam bentuk tabel dan dinarasikan.

5.2 Karakteristik Sampel

5.2.1 Usia Ibu Hamil

Usia Ibu hamil yang dijadikan sampel yaitu 20- 40 tahun. Jumlah Ibu hamil
yang dijadikan sampel sebanyak 41 orang. Kategori umur Ibu hamil dapat
dilihat di tabel 5.1 berikut:

Tabel 5.1
Kategori Usia Ibu Hamil

Usia Ibu Hamil N %


20-30 tahun 20 48,8
31-40 tahun 21 51,2
Total 41 100,0

Berdasarkan tabel diatas usia Ibu hamil sebagian besar pada usia 31-40 tahun
yaitu 51,2 % atau 21 orang, sedangkan usia 20-30 tahun 48,8 % atau 20 orang.
33

5.2.2 Pendidikan Ibu Hamil

Pendidikan Ibu hamil dikategorikan menjadi 3 yaitu pendidikan dasar (SD


dan SMP), sedang (SMA), tinggi (Akademi/Universitas). Presentase
frekuensinya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.2
Kategori Pendidikan Ibu Hamil

Pendidikan Ibu Hamil N %


Dasar (SD, SMP) 4 9,8
Sedang (SMA) 35 85,4
Tinggi (Akademi/Universitas) 2 4,9
Total 41 100,0

Berdasarkan tabel diatas sebagian besar Ibu hamil pada pendidikan sedang
(SMA) yaitu 85,4% jika dibandingkan dengan pendidikan dasar (SD) yaitu
9,8% dan tinggi (Akademi/Universitas) yaitu 4,9%

5.2.3 Paritas

Paritas Ibu hamil dikategorikan menjadi 3 yaitu primipara, multipara, dan


grandepara. Presentase frekuensinya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.3
Kategori Paritas Ibu Hamil

Paritas Ibu Hamil N %


Primipara 10 24,4
Multipara 27 65,9
Grandepara 4 9,8
Total 41 100,0

Berdasarkan tabel diatas sebagian besar Ibu hamil termasuk kategori multipara
dengan presentase 65,9% sedangkan Ibu hamil primipara sebesar 24,4% dan
Ibu hamil grandepara sebesar 9,8%.
34

5.3 Analisis Univariat


5.3.1 Pengetahuan
Pengetahuan Ibu hamil dikategorikan menjadi tiga yaitu baik, cukup, dan
kurang. Pada kategori baik skor pengetahuan yang dicapai yaitu 76-100,
kategori cukup 56-75, dan kurang ≤ 55. Presentase frekuensi pengetahuan Ibu
hamil dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5.4
Kategori Pengetahuan Ibu Hamil

Pengetahuan Ibu Hamil N %


Baik 35 85,4
Cukup 5 12,2
Kurang 1 2,4
Total 41 100,0

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas terlihat bahwa sebagian Ibu hamil
memiliki pengetahuan yang baik mengenai tablet fe yaitu 85,4%, sedangkan
kategori cukup 12,2 % dan kurang 2,4%.

5.3.2 Kepatuhan
Kepatuhan Ibu hamil dikategorikan menjadi dua yaitu patuh dan tidak patuh.
Kategori patuh apabila skor kepatuhan bernilai benar berjumlah 6-10 dan skor
tidak patuh skor kepatuhan bernilai benar berjumlah 0-5. Presentase frekuensi
kepatuhan pada Ibu hamil dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.5
Kategori Kepatuhan Ibu Hamil

Usia Ibu Hamil N %


Patuh 37 90,2
Tidak patuh 4 9,8
Total 41 100,0

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, sebagian besar kepatuhan Ibu


hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe pada kategori patuh sebesar 90,2% jika
dibandingkan dengan kategori tidak patuh sebesar 9,8%.
35

5.4 Analisis Bivariat

Analisis bivariat pada penelitian ini yaitu hubungan pengetahuan Ibu hamil
terhadap kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi (Fe). Teknik analisis yang
digunakan yaitu Analisis Spearmen karena data yang diperoleh dikategorikan
dan termasuk data ordinal. Pengujian hipotesis dilakukan agar dapat diketahui
kesesuaian hipotesis yang telah dirumuskan dengan hasil data yang didapat.
Pengolahan data menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service
Solution) versi 15.0. Hasil hipotesis dikatakan berhubungan apabila p < α
yaitu 0,05 (Sugiyono, 2008). Untuk melihat hubungan penelitian ini, dapat
dilihat ;ada tabel berikut:

Correlations

PENGETA KEPATU
HUAN02 HAN01
Spearman's rho PENGETAHUAN02 Correlation Coefficient 1.000 .317*
Sig. (2-tailed) . .043
N 41 41
KEPATUHAN01 Correlation Coefficient .317* 1.000
Sig. (2-tailed) .043 .
N 41 41
*. Correlation is s ignificant at the 0.05 level (2-tailed).

Berdasakan tabel diatas, nilai p yaitu 0,43. Nilai p (0,43) < 0,05 artinya ada
hubungan antara pengetahuan Ibu hamil terhadap kepatuhan mengkonsumsi
tablet zat besi (Fe). Pada analisis Spearmen selain menghasilkan nilai p juga
melihat kuat lemahnya keeratan hubungan antar variabel. Kuat lemahnya
tingkat atau derajat keeratan hubungan antar variabel digunakan tabel kriteria
koefisien korelasi seperti tabel 5.6 dibawah ini (Sugiyono, 2008:257) :
Tabel 5.6
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat Kuat
36

Berdasarkan analisis Spearmen yang digunakan menghasilkan nilai koefisien


korelasi sebesar 0,317. Jika dilihat dari tabel kriteria koefisien korelasi, angka
tersebut termasuk kategori rendah, namun angka tersebut bernilai positif
sehingga artinya semakin tinggi pengetahuan Ibu hamil maka semakin tinggi
pula kepatuhan Ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe.
37

BAB 6

PEMBAHASAN

6.1 Pengantar Bab

Pada Bab pembahasan dilakukan interpretasi hasil, dan diskusi hasil variabel
penelitian yang diantaranya seperti karakteristik Ibu hamil (usia, pendidikan,
paritas), pengetahuan Ibu hamil dan kecemasan Ibu hamil serta analisis
bivariat yaitu membahas hubungan pengetahuan Ibu hamil dengan kepatuhan
mengkonsumsi Fe yang sebelumnya didapatkan dari analisis SPSS.
Pembahasan ini dipaparkan juga teori pendukung dan hasil penelitian
sebelumnya, sehingga dapat diketahui keterbatasan penelitian dan implikasi
penelitian ini untuk bidang keperawatan.

6.2 Interpretasi dan Diskusi Hasil

6.2.1 Karakteristik Ibu Hamil

Karakteristik Ibu hamil yang akan dibahas yaitu usia, pendidikan dan paritas.
Ibu hamil yang termasuk dalam penelitian ini berjumlah 41 orang. Masing-
masing karakteristik Ibu hamil dikategorikan dan dibahas, termasuk kategori
manakah Ibu hamil tersebut. Selain itu dipaparkan juga teori-teori serta
referensi dari penelitian sebelumnya.

Usia Ibu hamil pada penelitian ini dari total 41 orang sebagian besar pada usia
31-40 tahun yaitu 51,2 % sedangkan usia 20-30 tahun 48,8 %. Dari kedua
kategori tersebut hanya selisih satu orang sehingga tidak terlalu terlihat
perbedaannya. Sementara itu, menurut hasil penelitian sebelumnya ibu hamil
umur berisiko di atas 35 tahun dimungkinkan berkaitan dengan paritas yang
tinggi dan jarak kelahiran yang dekat sehingga tidak mempunyai kesempatan
untuk memperbaiki cadangan zat besi di dalam tubuh dan berisiko untuk
kekurangan zat besi, sehingga menderita anemia (Utomo APW, 2016). Untuk
itu pada usia beresiko tersebut sebaiknya Ibu hamil rajin mengkonsumsi tablet
38

Fe dan patuh mengikuti anjuran bidan/ dokter seperti selalu memeriksa kadar
Hb serta rutin melakukan ANC.

Ibu hamil pada penelitian ini sebagian besar termasuk kategori berpendidikan
sedang (SMA) yaitu 85,4% jika dibandingkan dengan pendidikan dasar (SD)
yaitu 9,8% dan tinggi (Akademi/Universitas) yaitu 4,9%. Latar belakang
pendidikan responden mempunyai pengaruh pada kepatuhan dalam
mengkonsumsi tablet besi, dan hasilnya bahwa tingkat pendidikan yang tinggi
ternyata diikuti dengan pemahaman yang tinggi pula terhadap kepatuhan
mengkonsumsi tablet besi (Puspasari et al, 2008).

Paritas Ibu hamil termasuk kategori multipara dengan presentase 65,9%


sedangkan primipara 24,4% dan grandepara 9,8%. Paritas adalah banyaknya
kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita (BKKBN, 2006).
Sedangkan menurut Manuaba (2008), paritas adalah wanita yang pernah
melahirkan bayi aterm. Menurut Prawirohardjo (2009), paritas dapat
dibedakan menjadi primipara, multipara dan grandemultipara. Primipara
adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang cukup besar untuk
hidup di dunia luar. Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang
anak lebih dari satu kali (Prawirohardjo, 2009). Grandemultipara adalah
wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih dan biasanya mengalami
penyulit dalam kehamilan dan persalinan (Manuaba, 2008).

6.2.2 Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Kepatuhan


Mengkonsumsi Tablet Zat Besi (Fe) di Puskesmas Perumnas II Bekasi.

Jika dilihat dari distribusi frekuensinya pengetahuan Ibu hamil termasuk


dalam kategori yang baik sebesar 85,4%, sedangkan kategori cukup 12,2 %
dan kurang 2,4% dan kepatuhan Ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe
sebagian besar tergolong pada kategori patuh yaitu sebesar 90,2% jika
dibandingkan dengan kategori tidak patuh sebesar 9,8%. Diketahui beberapa
alasan responden yang tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe yaitu Ibu
hamil malas, dan lupa mengkonsumsi tablet Fe serta efek yang dirasakan
setelah meminum tablet Fe yaitu mual. Banyaknya jumlah responden yang
39

memliki pengetahuan baik kemungkinan dipengaruhi oleh mudahnya akses


informasi di era digital sehingga Ibu hamil dapat dengan mudah mengetahui
fungsi mengkonsumsi tablet fe dan efek samping yang ditimbulkan apabila
tidak mengkonsumsi tablet zat besi Fe, selain itu adanya informasi yang Ibu
hamil dapatkan dari ANC di Puskesmas Perumnas II Bekasi.

Hasil analisis bivariate dengan program SPSS versi 15.0 uji chi square
pengetahuan Ibu hamil dengan kepatuhan menghasilkan nilai p yaitu 0,43
yang artinya adalah terdapat hubungan antar kedua variabel tersebut didukung
dengan koefisien keeratan sebesar 0,317 bernilai positif antara pengetahuan
Ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet fe yang artinya hasil
penelitian tersebut sejalan dan bukan sebaliknya, misalnya semakin tinggi
pengetahuan Ibu hamil maka semakin tinggi pula kepatuhan Ibu hamil, atau
semakin rendah pengetahuan maka semakin rendah pula kepatuhan Ibu hamil
dalam mengkonsumsi tablet Fe. Nilai koefisien keeratan 0,317 pada penelitian
ini tersebut termasuk dalam kategori rendah artinya hubungan tersebut masih
tidak cukup kuat.

Berdasarkan penelitian sebelumnya pengetahuan berpengaruh secara


signifikan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat
besi (p= 0,011) (Fuady, 2013). Pengetahuan merupakan bagian penting dari
sikap yang akan memberikan hasil seperti tingkah laku posif atau negative.
Dengan semakin mengetahui manfaat zat besi maka cenderung diikuti
kesadaran untuk patuh dalam mengkonsumsi zat besi (Notoatmojo,2003).
Menurut hasil penelitian sebelumnya, wanita hamil yang tidak meminum
tablet zat besi mengalami penurunan ferritin (cadangan besi cukup tajam sejak
minggu ke 12 usia kehamilan) (Ali Khomsan, 2003). Nampak jelas bahwa
pengetahuan yang tinggi tentang fungsi zat besi bagi Ibu hamil dapat
mempengaruhi pola pikir untuk lebih berhati-hati sehingga memberikan
dorongan untuk lebih patuh mengkonsumsi zat besi.
40

6.3 Keterbatasan Penelitian

6.3.1 Belum adanya kuesioner baku untuk mengukur variabel pengetahuan,


namun hal ini teratasi dengan cara peneliti menggunakan kuesioner dari
peneliti lain yang sudah diuji validitas dan realibilitasnya oleh peneliti
tersebut. Peneliti tidak menggunakan kuesioner sendiri karena waktu
yang dimiliki terbatas.

6.3.2 Kuesioner yang digunakan menggunakan pertanyaan tertutup sehingga


belum dapat mengukur jawaban responden secara mendalam, namun
hal ini teratasi dengan cara peneliti menanyakan langsung kepada Ibu
hamil penyebab Ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe.

6.4 Implikasi untuk Keperawatan

6.4.1 Secara Umum

Hasil penelitian ini dapat menambah referensi tentang pengetahuan


mempengaruhi kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) maupun
kasus anemia pada Ibu hamil dan dapat dijadikan sebagai salah satu
kajian data untuk menentukan strategi yang lebih baik dalam
menangani ketidakpatuhan konsumsi zat besi (Fe) maupun kasus
anemia pada Ibu hamil.

6.4.1 Secara Khusus

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi yang sangat


penting bagi Ibu hamil untuk mencegah terjadinya dampak yang
ditimbulkan apabila tidak patuh mengkonsumsi zat besi (Fe) dan
meningkatkan pengetahuannya tentang manfaat mengkonsumsi tablet
zat besi (Fe) serta sebagai bahan edukasi untuk para Ibu hamil.
41

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

7.1.1 Usia Ibu hamil sebagian besar pada usia 31-40 tahun dan sebagian besar
termasuk kategori berpendidikan sedang (SMA) serta paritas Ibu hamil
termasuk kategori multipara.

7.1.2 Pengetahuan Ibu hamil sebain besar termasuk dalam kategori yang baik.

7.1.3 Kepatuhan Ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe sebagian besar


tergolong pada kategori patuh.

7.1.4 Ada hubungan antara pengetahuan Ibu Hamil terhadap kepatuhan


mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) di Puskesmas Perumnas II Bekasi
didukung dengan koefisien keeratan kategori sedang bernilai positif
antara pengetahuan Ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet
fe yang artinya hasil penelitian tersebut sejalan dan bukan sebaliknya,
misalnya semakin tinggi pengetahuan Ibu hamil maka semakin tinggi
pula kepatuhan Ibu hamil.

7.2 Saran

7.2.1 Bagi Ibu hamil diharapkan selalu berusaha menjaga kepatuhan


mengkonsumsi tablet Fe dan menambah pengetahuan Ibu hamil tentang
dampak yang ditimbulkan apabila tidak mengkonsumsi tablet fe serta
mengetahui makanan sumber Fe dan makanan penghambat penyerapan
Fe.

7.2.2 Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menggali lebih dalam


jawaban Ibu hamil dengan penelitian jenis kualitatif atau penelitian
42

dengan desain kohort sehingga dapat langsung melihat efek yang


ditimbulkan akibat tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe.
32

DAFTAR PUSTAKA

Achadi, LE. (2007). Gizi dan Kesehatan Mayarakat. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Achadi, L. Endang. 2012. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rajawali


Pers.

Adriaansz, Wiknjosastro dan Waspodo. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan


Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjdo.

Afnita, D. 2004. Hubungan Perilaku Ibu Hamil dan Motivasi Petugas Kesehatan
Terhadap Kepatuhan dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi pada Ibu
Hamil di Rumah Sakit Ibu dan Anak BADRUL AINI Medan Tahun 2004.
Skripsi Mahasiswa FKM Universitas Sumatera Utara

Amperaningsih, Y. (2011). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian


Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Rawat Inap Kedaton Kota Bandar
Lampung. Jurnal Kesehatan Mitra Lampung, 8 (3), 1-7.

Anggarani, D.R. (2013). Kupas Tuntas Seputar Kehamilan. Jakarta: PT Agro


Media Pustaka

Alifah RN. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil


Mengkonsumsi Tablet Fe Di Puskesmas Gamping 2. Skripsi.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Almatsier, S.(2010). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Arikunto. 2012. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.. Jakarta:Rineka


Cipta

Arisman, 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : Penerbit Buku


Kedokteran.

Asyirah, S. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Anemia pada Ibu


Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng Kabupaten
Gowa Tahun 2012. Depok: FKM UI.

Badan Pusat Statistik. 2013. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
2012. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

BKKBN. (2006). Buku Saku Bagi Petugas Lapangan Program KB Nasional


Materi Konseling. Jakarta.
33

Budiarni, W. (2012). Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Motivasi Dengan


Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi Folat Pada Ibu Hamil. Karya Tulis
Ilmiah strata satu, Universitas Diponegoro, Semarang.

Depkes RI. 2015. http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-


kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-Indonesia-2015.pdf tanggal 3
November 2017

Federasi Obstetri dan Ginekologi International. 2012. Three Years Report 2009-
2012. London: FOGI.

Fuady, M., Bangun, D. 2013. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia
Defisiensi Besi terhadap Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi.Jurnal
Fakultas Kedoteran USU, 1 (1), 1-5.

Hasanah, Husnul. 2012. Petujuk penggunaan buku KIA serta manfaat buku KIA.
Yogyakata. Nuha medika.

Hidayah W, & Anasari T. (2012). Hubungan kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi


tablet Fe dengan kejadian anemia di Desa Pageraji Kecamatan Cilongok
Kabupaten Banyumas. Jurnal Ilmiah Kebidanan. ; 3(2): 41-53

Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan.

Kemenekes RI. 2012. Kesehatan Dalam Kerangka Sustainable Development Goal


(SDGs). Jakarta.

Kemenekes RI. 2016. Kesehatan Dalam Kerangka Sustainable Development Goal


(SDGs). Jakarta.

Kusuma. 2013. Hubungan Pengetahuan Sikap dan Perilaku Mengenai Zat Besi
Terhadap Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Puskesmas Jatilawang
Kabupaten Banyumas. Purwokerto: UNSUD.

Muhammad. 2008. Hubungan Karakteristik dan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil


Tentang Zat Besi (Fe) Dengan Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi Tablet
Zat Besi (Fe) Di Wilayah Puskesmas Kedung Kabupaten Jepara. Skripsi.
Universitas Muhammadiyah Semarang.

Notoatmodjo, S. (2007).Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.


Jakarta:RinekaCipta.

Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam. 2008. Konsep dan penerapan metodologi penelitian keperawatan.


Jakarta
34

Proverawati, A. (2013). Anemia Dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Prapitasari, E. (2013). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Anemia Dan Sikap


Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe Dengan Kejadian Anemia Di
Wilayah Kerja Puskesmas Kerjo Kabupaten Karanganyar. Karya Tulis
Ilmiah. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Puskesmas Perumnas II. 2012. Laporan Bulanan Puskesmas Perumnas II.Bekasi

Puspasari DF, Saryono, Ramawati D. 2008. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Besi Di Desa
Sokaraja Tengah Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas. Jurnal
Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 3
No.1 Maret 2008

Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:


Alfabeta.

Septiani DT. 2012. Hubungan Pengetahuan Mengenai Zat Besi Dengan Tingkat
Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi Pada Ibu Hamil Di Puskesmas
Sibela Mojosongo Purwakarta. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Silvia V. 2012. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil


Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah Di Wilayah Puskesmas Muara
Lembu Kan. Kuantan Singingi Propinsi Riau Tahun 2012. Skripsi.
Universitas Indonesia.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Suryana, 2010, Metode Penelitian Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan


Kualitatif. Bandung : UPI

Susiloningtyas, I., 2004. Pemberian zat besi (Fe) dalam Kehamilan. UNISULA.
Semarang.

Utomo APW. 2016. Rendahnya asupan zat besi dan kepatuhan mengonsumsi
tablet besi berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas I Kembaran, Banyumas (PDF Download
Available). Available from:
https://www.researchgate.net/publication/307531096. [accessed Feb 18
2018].
35

Wiradnyani LAA, Khusun H, Achadi EL. 2013. Faktor faktor yang berhubungan
dengan kepatuhan ibu mengonsumsi tablet besi-folat selama kehamilan.
Jurnal Gizi dan Pangan. 8(1): 63-70

WHO. 2016. “Maternal mortality”. http://www.who.int/mediacentre/factshee


ts/fs348/en/

WHO (World Health Organization). 2011. Haemoglobin Concentarations For


The Diagnosis Of Anemia And Assessment Of Severity. Geneva: Vitamin
and Mineral Nutrition Information System WHO.
36

LAMPIRAN 1
NASKAH PENJELASAN PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TERHADAP KEPATUHAN


MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI (FE) DI PUSKESMAS PERUMNAS II
BEKASI

Saya Elly Herlina mahasiswa Jurusan Keperawatan Stikes Bani Saleh Program
Studi S1 akan mengadakan penelitian mengenai “Hubungan Pengetahuan Ibu
Hamil Terhadap Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi (Fe) Di Puskesmas
Perumnas II Bekasi”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada
hubungan antara pengetahuan Ibu Hamil terhadap kepatuhan mengkonsumsi
tablet Fe di Puskesmas Perumnas II Bekasi.

Manfaat penelitian ini adalah dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan


masukan serta informasi bagi tenaga kesehatan tentang pentingnya ibu hamil
mengkonsumsi tablet Fe sehingga dapat meningkatkan pelayanan keperawatan
yang bermutu berdasarkan informasi yang didapat dari penelitian ini, sedangkan
manfaat penelitian ini bagi sampel yakni hasil penelitian dapat menjadi sumber
informasi yang sangat penting bagi Ibu hamil untuk mencegah terjadinya dampak
yang ditimbulkan apabila tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe dan meningkatkan
pengetahuannya tentang manfaat mengkonsumsi tablet Fe.

Penelitian ini membutuhkan sampel kasus sebanyak 41 orang dengan karakteristik


yaitu (a) Ibu hamil dengan usia kehamilan ≥ 25 minggu. (b) Ibu Hamil berusia 20-
40 tahun, sedangkan kriteria eksklusi sampel penelitian ini yaitu (a) Ibu hamil
tidak bersedia menjadi responden. (b) Tidak bisa membaca dan menulis.
Penelitian ini membutuhkan ketersediaan waktu dari saudara/i selama 15-20 menit
37

untuk mengisi kuesioner yang meliputi data demografi (nama, umur, pekerjaan,
dan tingkat pendidikan), data pengetahuan, data konsumsi tablet Fe. Tidak ada
resiko yang mungkin timbul dari penelitian ini.

Partisipasi ini bersifat sukarela dan tanpa paksaan apapun sehingga Ibu dapat
menolak tanpa sanksi apapun. Peneliti menjamin kerahasiaan seluruh data yang
diperoleh dari sampel. Apabila ada hal yang kurang jelas dapat menghubungi Elly
Herlina dengan No. HP 081282351836 atau alamat di Perum Mutiara Bekasi Jaya
Blok A2 No: 11-12 Cibarusah Bekasi.
38

Nomor urut responden :


Tanggal penelitian :

LAMPIRAN 2
SURAT KESEDIAAN UNTUK MENJADI SAMPEL PENELITIAN

Setelah Ibu mendapat penjelasan yang telah disampaikan dan memahami maksud
dan tujuan, manfaat serta risiko yang mungkin timbul dengan keikutsertaan Ibu
dalam penelitia ini. Dengan ini saya menyatakan bersedia/tidak bersedia*) untuk
menjadi sampel dari:

Peneliti : Elly Herlina

NIM : 0432950315075

Instansi : Stikes Bani Saleh

Judul : Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Kepatuhan


Mengkonsumsi Tablet Fe Di Puskesmas Perumnas II Bekasi

Bekasi, …………… 2017

Menyetujui,

Hari/ Tanggal TTD

Sampel

Saksi

*) Coret yang tidak perlu


39

LAMPIRAN 3
KUESIONER PENGUMPULAN DATA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TERHADAP


KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI (FE) DI
PUSKESMAS PERUMNAS II BEKASI

Nomor urut responden :


Tanggal penelitian :

IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama Ibu hamil :


2. Tanggal lahir/ umur : …./…./….. ……..Tahun
3. Desa/ Kelurahan :
4. RT/ RW :
5. Pendidikan terakhir :

1. Tidak tamat SD 5. D1
2. SD 6. D3
3. SMP 7. D4 / S1
4. SMA 8. S2
6. Pekerjaan :
1. Tidak bekerja/ Ibu rumah tangga
2. Pegawai swasta
3. Wiraswasta (pedagang)
4. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
5. Lain- lain :………………………..
7. Paritas
40

1. Primipara : Kehamilan yang pertama kali baik hidup maupun mati


2. Multipara : Kehamilan yang kedua kali baik hidup maupun mati
3. Grandepara : Kehamilan lebih dari lima kali baik hidup maupun mati

KUESIONER PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ZAT BESI (Fe)

Petunjuk: Berilah tanda silang (X) yang anda anggap benar.

1 Tablet tambah darah (Fe) adalah tablet yang mengandung …


a. Fero sulfat 200 mg
b. Antibodi
c. Vitamin dan mineral
2 Tanda-tanda Ibu yang mengalami kurang darah adalah …
a. Mudah lemah, letih, lesu, lelah, dan lunglai
b. Suhu badan kadang baik-turun
c. Muka tampak merah dan timbul bintik
3 Manfaat mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe) adalah …
a. Terhindar dari penyakit kronis
b. Terhindar dari anemia
c. Membuat tubuh lebih segar
4 Penyebab terjadinya anemia pada Ibu hamil disebabkan karena …
a. Terlalu banyak mengkonsumsi makanan bergizi
b. Mengkonsumsi tablet tambah darah
c. Kurangnya mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi
(Fe)
5 Bahaya bagi Ibu hamil yang tidak mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe)
adalah …
a. Menyebabkan Ibu selalu mual dan pusing-pusing
b. Akan mengurangi kemampuan metabolism tubuh sehingga
menganggu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam Rahim
c. Akan terjadi keracunan yang menganggu kehamilan.
6 Pada Ibu yang anemia, cara mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe) yang
dianjurkan yaitu …
41

a. Pengobatan secara teratur


b. Pemberian transfuse darah
c. Pemberian 3 tablet sehari selama 90 hari kehamilannya sampai 42
hari setelah melahirkan
7 Waktu yang baik untuk menkonsumsi tablet tambah darah (Fe) pada Ibu
hamil yaitu …
a. Secara teratur pada trimester I sampai trimester III kehamilan ± 1
mg/hari sampai ± 5 mg/hari
b. Hanya pada saat kehamilan trimester I saja
c. Sesuai keinginan Ibu hamil
8 Apabila Ibu hamil mengalami anemia, sebaiknya diberikan …
a. Makan teratur dan mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe)
b. Suplemen vitamin dan mineral yang tinggi
c. Minum minuman tradisional
9 Tablet tambah darah (Fe) diminum ketika …
a. Badan terasa sakit
b. Bila tak enak badan
c. Bila kurang darah (anemia)
10 Untuk mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe) sebaiknya menggunakan…
a. Air putih
b. Air teh
c. Air kopi
42

KUESIONER KEPATUHAN DALAM MENGKONSUMSI TABLET ZAT


BESI (Fe)

Petunjuk: Berilah tanda (√) pada pilihan jawaban yang paling sesuai dengan diri
anda.

No Perilaku Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Ya Tidak


(Fe)
1 Saya mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) selama kehamilan
berlangsung
2 Pada saat hamil, saya selalu memeriksakan kadar Hb
3 Untuk mendapatkan tablet zat besi (Fe), saya selalu
meminta ke Puskesmas terdekat
4 Pada saat hamil, saya tidak selalu rutin mengkonsumsi
tablet zat besi (fe)
5 Untuk mencegah kekurangan darah (anemia) saat hamil,
saya tidak selalu mengkonsumsi makanan yang
mengandung protein seperti ikan, daging, hati, dan telur
6 Pada saat kekurangan darah (anemia) saya selalu meminta
kapsul tablet zat besi (fe)
7 Pada saat hamil, saya mengkonsumsi tablet zat besi (Fe)
rutin saya lakukan sejak trimester II
8 Untuk mengkonsumsi tablet zat besi (Fe), saya
meminumnya dengan air putih
9 Selain mengkonsumsi tablet zat besi (Fe), saya
mengkonsumsi sayur-sayuran secara teratur
10 Saat hamil, saya tidak selalu mengkonsumsi sayuran
sumber zat besi (Fe)
43

LAMPIRAN 4
ANALISIS SPSS

1. Analisis Univariat
USIA01

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20-30 tahun 20 48.8 48.8 48.8
31-40 tahun 21 51.2 51.2 100.0
Total 41 100.0 100.0

DIDIK01

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Dasar (SD, SMP) 4 9.8 9.8 9.8
Sedang (SMA) 35 85.4 85.4 95.1
Tinggi (Akademi/
2 4.9 4.9 100.0
Universitas )
Total 41 100.0 100.0

PARITAS01

Cumulative
Frequency Percent Valid Perc ent Percent
Valid Primipara 10 24.4 24.4 24.4
Multipara 27 65.9 65.9 90.2
Grandepara 4 9.8 9.8 100.0
Total 41 100.0 100.0

KEPATUHAN01

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Patuh 37 90.2 90.2 90.2
Tidak Patuh 4 9.8 9.8 100.0
Total 41 100.0 100.0

PENGETAHUAN02

Cumulative
Frequency Percent Valid Perc ent Percent
Valid BAIK 35 85.4 85.4 85.4
CUKUP 5 12.2 12.2 97.6
KURANG 1 2.4 2.4 100.0
Total 41 100.0 100.0
44

2. ANALISIS BIVARIAT

Correlations

PENGETA KEPATU
HUAN02 HAN01
Spearman's rho PENGETAHUAN02 Correlation Coefficient 1.000 .317*
Sig. (2-tailed) . .043
N 41 41
KEPATUHAN01 Correlation Coefficient .317* 1.000
Sig. (2-tailed) .043 .
N 41 41
*. Correlation is s ignificant at the 0.05 level (2-tailed).

Anda mungkin juga menyukai