NIM : P1337420615026
Kebijakan dan program pemerintah yang banyak dilakukan saat ini ditunjukkan
terutama pada masalah ibu hamil. Hal ini dikarenakan ibu hamil yang mengalami
defisiensi masalah gizi merupakan penyebab utama kematian ibu hamil maupun bayi
yang dilahirkannya (Madanijah et al, 2013). Masa kehamilan merupakan masa
pertumbuhan dan perkembangan janin menuju masa kelahiran sehingga gangguan gizi
yang terjadi pada masa kehamilan akan berdampak besar bagi kesehatan ibu maupun
janin. Salah satu masalah gizi yang banyak terjadi pada ibu hamil adalah anemia, yang
merupakan masalah gizi mikro terbesar dan tersulit diatasi di seluruh dunia (Lynch,
2011).
Hampir separuh atau sebanyak 48,9% ibu hamil di Indonesia mengalami anemia
atau kekurangan darah, menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018.
Berdasarkan data Riskesdas 2018, presentasi ibu hamil yang mengalami anemia tersebut
meningkat dibandingkan hasil Riskesdas tahun 2013 yaitu sebesar 37,1%. Dari data
tahun 2018, jumlah ibu hamil yang mengalami anemia paling banyak pada usia 15-24
tahun sebesar 84,6%, usia 25-34 tahun sebesar 33,7%, usia 35-34 tahun sebesar 33,6%
dan usia 45-54 tahun sebesar 24%. Menurut WHO secara global prevalensi anemia pada
ibu hamil di seluruh dunia adalah sebesar 41,8%.
Anemia yang terjadi pada sebagian ibu hamil disebabkan karena pada masa
kehamilan terdapat peningkatan kebutuhan zat makanan dan perubahan dalam darah.
Anemia akan memberikan pengaruh yang buruk bagi kesehatan ibu dan janin, yaitu
keadaan ini akan meningkatkan morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka
kematian) ibu dan anak. Defisiensi zat gizi yang paling banyak terjadi pada ibu hamil
yang dapat menyebabkan anemia adalah zat besi. Kebutuhan zat besi meningkat pada
ibu hamil terutama pada trimester III. Hal ini menyebabkan ibu hamil pada trimester III
lebih rentan mengalami defisiensi zat besi.
Anemia tidak hanya disebabkan oleh defisiensi zat besi (Fe) saja, tetapi juga
karena defisiensi mikronutrien yang lain, seperti asam folat. Asam folat berperan dalam
metabolisme asam amino yang diperlukan dalam pembentukan sel darah merah
(Mahenaz dan Ismail, 2011). Kekurangan asam folat pada ibu hamil menyebabkan
gangguan metabolisme DNA dan anemia. Bagi janin menyebabkan terjadinya kecacatan
pada bayi yang akan dilahirkan (Almatsier, 2013).
Anemia pada ibu hamil akan menambahkan risiko ibu untuk melahirkan Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR) dan risiko pendarahan pada saat persalinan, bahkan dapat
menyebabkan kematian ibu dan bayinya (Depkes, 2014). Angka kejadian bayi berat
lahir rendah (BBLR) di seluruh dunia sekitar 20 juta dan 19 juta diantaranya lahir di
beberapa negara berkembang dengan angka insiden antara 11% sampai 31%. Negara
berkembang dengan keadaan ini diperburuk oleh kekurangan nutrisi asam folat dalam
kehamilan yang berdampak pada defisiensi nutrisi mikro seperti anemia yang dapat
berakibat fatal pada ibu hamil dan bayi baru lahir (Pramono, 2015).
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan tujuan
mengetahui Hubungan Asupan Zat Besi (Fe) dan Asam Folat terhadap Anemia Ibu
Hamil Trimester III dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), sebagai
pengembangan ilmu dan upaya untuk menurunkan angka kejadian anemia pada ibu
hamil sehingga mortalitas dan morbiditas ibu dan anak dapat berkurang.
Audrey, Hillary Meita, dan Arya Candra. 2016. Hubungan Antara Status Anemia Ibu
Hamil Trimester III dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Wilayah Kerja
Puskesmas Halmahera Semarang. Semarang: Universitas Diponegoro
Devianty, Christin, Rahayu Indriasari, dkk. 2013. Gambaran Pola Konsumsi Asam
Folat dan Status Asam Folat pada Ibu Hamil di Kabupaten Gowa. Makassar:
Universitas Hasanuddin
Lisfi, Indah, Joserizal Serudji, dkk. 2017. Hubungan Asupan Fe dan Vitamin A dengan
Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Air Dingin Kota
Padang. Padang: Fakultas Kedokteran Unand
Rejeki, Sri dan Alimatul Huda.2014. Karakteristik Ibu, Konsumsi Tablet Fe dengan
Kejadian Anemia pada Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Kaliwungu
Kabupaten Kendal (Jurnal Keperawatan Maternitas, Volume 2, No. 1, Mei 2014;
51-54). Kendal: Puskesmas Kaliwungu
Riskesdas. 2018. Hasil Utama Riskesdas 2018. Jakarta: Kemenkes Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
Setiawan, Anggi, Nur Indrawaty Lipoeto, dkk. 2013. Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu
Hamil Trimester III dengan Berat Bayi Lahir di Kota Pariaman. Padang:
Universitas Andalas