PENDAHULUAN
Kejadian anemia pada ibu hamil di Indonesia masih cukup tinggi. Anemia
pada ibu hamil yaitu suatu kondisi dimana kadar hemoglobin ibu hamil kurang
dari 11,0g/dL pada trimester I dan III dan kurang dari 10,5 g/dL pada trimester II
(Pratami, 2016). Adapun gejala anemia pada ibu hamil yaitu lemah, letih, lesu,
oksigen oleh darah. tetapi harus diingat pada keadaan tertentu dimana ketiga
parameter tersebut tidak sejalan dengan massa eritrosit, seperti pada dehidrasi,
kematian ibu sebesar 303.000 jiwa atau sekitar 216/100.000 kelahiran hidup di
seluruh dunia. Secara global prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar 41,8%.
Sekitar setengah dari kejadian anemia tersebut disebabkan karena defisiensi zat
besi. Prevalensi anemia pada ibu hamil di Afrika sebesar 57,1%, Asia 48,2%,
Eropa 25,1% dan Amerika 24,1%. Seseorang disebut menderita anemia bila kadar
Hemoglobin (Hb) di bawah 11 g% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 g%
dan angka ini mengalami peningkatan yang cukup tinggi dibandingkan dengan
hasil Riskesdas 2013 sebesar 37,1%. Anemia dalam kehamilan yang paling sering
terjadi di Indonesia disebabkan oleh defisensi zat besi sebanyak 62,3% yang dapat
menyebabkan keguguran, partus prematus, inersia uteri, partus lama, atonia uteri
dan menyebabkan perdarahan serta syok. Dampak yang dapat disebabkan anemia
defisiensi besi pada ibu hamil adalah 12% - 28% angka kematian janin, 30%
kematian perinatal dan 7% - 10% angka kematian neonatal (Kemenkes RI, 2019).
kabupaten/kota Sumatera Utara yaitu kota Medan diketahui ibu hamil mengalami
tablet Fe, pola makan dan aktivitas fisik. Umur ibu yang ideal dalam kehamilan
yaitu pada kelompok umur 20-35 tahun dan pada umur tersebut kurang beresiko
komplikasi kehamilan serta memiliki reproduksi yang sehat. Hal ini terkait
dengan kondisi biologis dan psikologis dari ibu hamil. Sebaliknya pada kelompok
umur <20 tahun beresiko anemia sebab pada kelompok umur tersebut
pada kelompok usia diatas 35 tahun merupakan kehamilan yang beresiko tinggi.
Wanita hamil dengan umur diatas 35 tahun juga akan rentan anemia. Hal ini
menyebabkan daya tahan tubuh mulai menurun dan mudah terkena berbagai
homeostasis zat besi dalam tubuh. Homeostasis zat besi dalam tubuh diatur oleh
absropsi besi yang dipengaruhi asupan besi dan hilangnya zat besi/iron loss.
hilangnya zat besi dapat menyebabkan ketidakseimbangan zat besi dalam tubuh
sehingga menimbulkan anemia karena defisiensi besi. Zat besi yang diserap di
bagian proksimal usus halus dan dapat dialirkan dalam darah bersama
hemoglobin, masuk ke dalam enterosit, atau disimpan dalam bentuk ferritin dan
transferin. Terdapat 3 jalur yang berperan dalam absropsi besi, yaitu: (1) jalur
heme, (2) jalur fero (Fe2+), dan (3) jalur feri (Fe3+).
Dampak langsung anemia ibu hamil saat ibu bersalin adalah terjadinya
untuk dapat menurunkan angka kematian ibu dan anak. Meskipun pemerintah
memberikan 90 tablet Fe (zat besi) kepada ibu hamil selama periode kehamilan,
hamil dengan memberikan 90 tablet Fe (zat besi) kepada ibu hamil selama periode
mengonsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Dimana sebanyak
72,2% ibu hamil yang mengalami anemia tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe.
konsumsi tablet Fe dengan tingkat anemia pada ibu hamil di Puskesmas Gaji
Puskesmas Gaji.
1. Bagi penulis
Sebagai sumber bacaan dan acuan dalam kegiatan proses belajar mengajar
Identfikasi Masalah
Rumusan Masalah
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
(hemoglobin). Selain itu, mineral ini juga berperan sebagai komponen untuk
yang terdapat di tulang, tulang rawan, dan jaringan penyambung), serta enzim. Zat
besi juga berfungsi dalam sistem antibodi atau sistem pertahanan tubuh (Ningrum,
2009).
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati 800 mg.
Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta
Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan
ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 8-10 mg zat besi.
Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20-25
mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil
akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih
Besarnya angka kejadian anemia ibu hamil pada trimester 1 kehamilan adalah
20%, trimester II sebesar 70%, dan trimester III sebesar 70%. Hal ini disebabkan
karena pada trimester pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena
trimester kedua hingga ketiga, volume darah dalam tubuh wanita akan meningkat
sampai 35%, ekuivalen dengan 450 mg zat besi untuk memproduksi sel-sel darah
merah. Sel darah merah harus mengangkut oksigen lebih banyak untuk janin.
Sedangkan saat melahirkan, perlu tambahan besi 300 - 350 mg akibat kehilangan
darah. Sampai saat melahirkan, wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg per hari
atau dua kali lipat kebutuhan kondisi tidak hamil (Ningrum, 2009).
Ibu hamil cenderung mengalami anemia pada tiga bulan terakhir kehamilan
karena pada masa tersebut janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya
sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir, pada awal kehamilan, zat
besi dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi mensturasi dan pertumbuhan janin
masih lambat. Ketika umur kehamilan 4 bulan keatas, volume darah dalam tubuh
akan meningkat 35%, ini ekuivalen dengan 450 mg zat besi untuk memproduksi
sel-sel darah merah. Sel darah merah harus mengangkut oksigen lebih banyak
untuk janin. Sedangkan saat melahirkan memerlukan tambahan zat besi 300-350
mg akibat kehilangan darah. Mulai dari kehamilan hingga persalinan, ibu hamil
memerlukan zat besi sekitar 800 mg besi atau 2-3 mg besi per hari atau dua kali
Kepatuhan mengkonsumsi tablet besi apabila ≥90% dari tablet besi yang
Kepatuhan minum tablet besi pada ibu hamil dapat dipantau dengan cara melihat
terjadinya perubahan warna pada feces atau dengan test Afifi, menghitung jumlah
tablet Fe dan frekuensi tablet perhari. Jika ibu mengkonsumsi Tablet Fe ≥ 90%
ibu akan zat besi (lengkap), namun, jika ibu hamil tidak mengkonsumsi Tablet Fe
atau mengkonsumsi < 90% dari jumlah yang seharusnya (< 27 butir/bulan) maka
perlu adanya makanan tambahan untuk menggantikan kebutuhan akan zat besi
serapan. Karena itu sebaiknya tablet Fe ditelan bersamaan dengan makanan yang
itu, penting pula diingat, tambahan besi sebaiknya diperoleh dari makanan, karena
tablet Fe terbukti dapat menurunkan kadar seng dalam serum (Ningrum, 2009).
mengkonsumsi makanan yang kaya akan zat besi, asam folat juga Vitamin B
seperti hati, daging, kuning telur, ikan teri, susu dan kacang-kacangan seperti
tempe dan susu kedelai serta sayuran berwarna hijau tua seperti bayam dan katu
(Hb) atau darah merahnya kurang dari 10 gram persen. Penyakit ini disebut
anemia berat. Jika hemoglobinya kurang dari 6 gram persen disebut anemia
gravis. Jumlah normal hemoglobin wanita hamil adalah 12-15 gram persen dan
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin (Hb) dalam darahnya
kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2006). Anemia adalah kondisi dimana kadar
Hb dalam sel darah merah sangat kurang. Normalnya kadar Hb dalam darah
seseorang sekitar 12 gr/100ml, bila kadar Hb dalam darah sekitar 9-11 gr/100ml
berarti menderita anemia sedang. Dan kelompok anemia berat bila kadar Hb
kurang dari 6 gr/100ml (Depkes, 2009). Sedangkan menurut Arif Mansjoer, dkk
(2007), anemia defisiensi besi adalah bila kadar hemoglobin < 10g/dl.
hemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada
sebagai berikut:
1. Bila kadar hemoglobin dalam darah berkisar 9-11 g/100 ml. penderita
sedang.
3. Kelompok anemia berat bila kadar hemoglobin kurang dari 6 g/100. Menurut
2.2.4 Etiologi
2.2.5 Predisposisi
Pada ibu hamil, beberapa faktor risiko yang berperan dalam meningkatkan
Wanita yang berumur < 20 tahun atau > 35 tahun mempunyai risiko tinggi
untuk hamil, karena akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil
Terdapat kecenderungan semakin tua umur ibu hamil maka presentase anemia
semakin besar.
2. Perdarahan akut
3. Pendidikan rendah
4. Pekerja berat
(Ningrum, 2009).
Menurut Saifuddin (2002), Tanda dan Gejala Anemia adalah sebagai berikut:
Sedangkan menurut Ningrum (2009), tanda dan Gejala Anemia adalah sebagai
berikut: yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, palpitasi, mata berkunang-
kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang,
nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada
2.2.7 Patofisiologi
Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut
Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18% dan
haemoglobin 19%.
(Wiknjosastro, 2002).
kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000
ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan setelah
Anemia pada ibu hamil bukan tanpa risiko. Menurut penelitian, tingginya
angka kematian ibu berkaitan erat dengan anemia. Anemia juga menyebabkan
berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di
samping itu, perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada
wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis
tidak dapat mentolerir kehilangan darah (Ningrum, 2009). Dampak anemia pada
kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan
nifas (subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stress kurang. produksi
ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus dismaturitas, mikrosomi, BBLR.
kematian perinatal, dan lain-lain) (Lubis, 2008). Kekurangan zat besi juga dapat
menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh
abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan. Pada ibu hamil
mortalitas ibu dan bayi. Kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga
Memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat atau Na-fero
seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengkonsumsi daging (terutama daging
merah) seperti sapi. Zat besi juga dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau
gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-
kacangan. Perlu diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih
mudah diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan
Anemia juga bisa dicegah dengan mengatur jarak kehamilan atau kelahiran
bayi. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan
makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis. Jika persediaan
dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya. Oleh karena itu,
perlu diupayakan agar jarak antar kehamilan tidak terlalu pendek, minimal lebih
tablet besi atau Tablet Tambah Darah (TTD). Ibu hamil diberikan sebanyak satu
tablet setiap hari berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan. TTD
Hemoglobin (Hb) adalah suatu molekul yang berbentuk bulat yang terdiri
dari 4 subunit. Setiap subunit mengandung satu bagian heme yang berkonjugasi
dengan suatu polipeptida. Heme adalah suatu derivat porfirin yang mengandung
besi. Polipeptida itu secara kolektif disebut sebagai bagian globin dari molekul
hemoglobin. Ada dua pasang polipeptida di dalam setiap molekul hemoglobin
(Nyoman, 2011).
bergabung dengan oksigen dan karbon dioksida untuk diangkut melalui system
peredaran darah ke tisu-tisu dalam badan, ion besi dalam bentuk Fe+2 dalam
hemoglobin memberikan warna merah pada darah. Dalam keadaan normal 100 ml
Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/ 100 ml darah dapat
2011).
Pengertian lain hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi.
membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini
cairan sel sampai sekitar 34 gm/dl sel. Konsentrasi ini tidak pernah meningkat
lebih dari nilai tersebut, karena ini merupakan batas metabolis dari mekanisme
hemoglobin hampir selalu mendekat maksimum dalam setiap sel. Namun, bila
pembentukan hemoglobin dalam sumsum tulang berkurang, maka persentase
hemoglobin dalam darah merah juga menurun karena hemoglobin untuk mengisi
persen) dan jumlah hemoglobin dalam masing-masing sel nilainya normal, maka
Hemoglobin dibentuk dalam sitoplasma sel sampai stadium retikulosit Setelah inti
sel dikeluarkan, hilang juga Rhybo Nuclead Acid (RNA) dari dalam sitoplasma,
sehingga dalam sel darah merah tersebut tidak dapat dibentuk protein lagi, begitu
juga berbagai enzim yang sebelumnya terdapat dalam sel darah merah dan protein
KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 KerangkaKonseptual
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual
3.3 Hipotesis
Dengan Tingkat Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Gaji Tahun 2022.
BAB 4
METODE PENELITIAN
a. Populasi
adalah seluruh ibu hamil dengan jumlah 345 ibu hamil yang sampai bulan
Xsubjekdalampopulasimempunyaikesempatanuntukterpilihatautidakterpili
hsebagaisampel. Tenikdalampengambilansampeliniseluruhpopulasi
301dilakukanpengacakandengancaradikocoksecara
52 manual
terlahmelahirkan di Wilayah
PuskesmasGajiKecamatanKerekKabupatenTubanTahun 2020
dijadikansebagaisampelpenelitiandenganmenggunakanrumusslovinyaituru
dimanatujuanutamadarisurveitersebutadalahuntukmengestimasiproporsipo
pulasi.BentukdariRumusSlovinadalah: