Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL SKRIPSI

PERBANDINGAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN


SESUDAH PEMBERIAN TABLET Fe PADA IBU HAMIL
TRIMESTER III
DI UPTD PUSKESMAS GIANYAR II

Oleh :
NI KOMANG YUSCIKA DEVI
NI223510019

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


PROGRAM SARJANA TERAPAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
2022

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Keberhasilan dari upaya kesehatan ibu dapat dilihat salah satunya dari indikator

Angka Kematian Ibu (AKI). Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah kematian ibu

selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan,

persalinan dan nifas atau pengelolaannya. Salah satu upaya untuk menurunkan AKI

adalah pelayanan kesehatan ibu hamil yang diberikan oleh tenaga kesehatan di fasilitas

pelayanan kesehatan. Proses ini dilakukan selama rentang usia kehamilan ibu yang

dikelompokkan sesuai usia kehamilan menjadi trimester pertama, trimester kedua, dan

trimester ketiga. Pelayanan kesehatan pada ibu hamil harus memenuhi elemen

pelayanan, yaitu penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran

tekanan darah, pengukuran lingkar lengan atas, pengukuran tinggi fundus uteri,

penentuan status imunisasi TT, pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet

selama kehamilan, penentuan presentasi janin dan pemeriksaan DJJ, pelaksanaan temu

wicara, tes laboratorium, dan tatalaksana kasus, salah satu pemeriksaan wajib untuk ibu

hamil adalah pemeriksaan Hemoglobin (Ismail,2019).

Kadar hemoglobin dalam darah merupakan indikator laboratorium yang

digunakan untuk mengetahui prevalensi anemia pada ibu hamil. Hemoglobin

merupakan suatu protein tetramerik eritrosit yang mengikat molekul bukan protein,

yaitu senyawa porfirin besi yang disebut heme (Kosasi, Oenzil dan Yanis, 2016).

Hemoglobin berfungsi untuk transportasi oksigen (O2) beserta nutrisi ke seluruh

jaringan tubuh. Penurunan kadar hemoglobin pada ibu hamil diakibatkan oleh

kekurangan zat besi, kekurangan asam folat, infeksi dan kelainan darah. Kekurangan

zat besi pada ibu hamil dapat menimbulkan gangguan pada pertumbuhan janin

(Putri,2022).

Anemia pada kehamilan merupakan masalah kesehatan utama di negara


berkembang dengan tingkat kesakitan yang tinggi pada ibu hamil. Kejadian anemia

pada kehamilan merupakan kondisi ibu hamil dengan kadar hemoglobin (Hb) < 11

g/dL pada trimester I dan III, sedangkan pada trimester II kadar Hb < 10,5 g/dL (Astuti

dan Ertiana, 2018).

Menurut WHO (World Health Organization) kejadian anemia pada ibu hamil

berkisar 20-89% dengan menetapkan Hb <11% sebagai dasarnya dan 35% - 75%

merupakan anemia defisiensi besi yang akan meningkat seiring dengan pertambahan

usia kehamilan. Sementara itu, kematian ibu di negara berkembang yang berkaitan

dengan kejadian anemia pada kehamilan sebesar 40% (Rahmi,2019)

Menurut Kemenkes RI (2019), kejadian anemia atau kekurangan darah pada ibu

hamil di Indonesia masih tergolong tinggi, yaitu sebanyak 48,9%., Kejadian anemia

pada ibu hamil di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh kekurangan zat besi (Fe)

yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin. Berdasarkan data Riskesdas pada

Tahun 2018, presentase anemia pada ibu hamil mengalami peningkatan selama 5 tahun

yaitu dari tahun 2013 sampai tahun 2018. Pada data Riskesdas tahun 2013 sebesar

37,15% sedangkan hasil Riskesdas tahun 2018 telah mencapai 48,9% sehingga dapat

disimpulkan selama 5 tahun terakhir masalah anemia pada ibu hamil telah meningkat

sebesar 11,8%.

Akibat yang akan terjadi pada anemia kehamilan pada trimester pertama di

antaranya abortus, missed abortus, dan kelainan congenital. Pada trimester dua terjadi

persalinan prematur, pendarahan antepartum, gangguan pertumbuhan pada janin dalam

rahim, asphixia intrauterin sampai kematian, berat badan lahir rendah (BBLR), gestosis

dan mudah terkena infeksi, IQ rendah, dekompensatio kordis kematian ibu. Saat

inpartu gangguan his primer dan sekunder, pascapartus ormon uteri menyebabkan

pendarahan, retensio ormone, perlukaan sukar sembuh, mudah terjadi febris


peurperalis, gangguan involusi uteri, kematian ibu tinggi (perdarahan, infeksi

peurperalis, gestosis) ( Sepduwiana dan Sutrianingsih, 2017).

Besarnya angka kejadia anemia ibu hamil pada trimester I kehamilan adalah

20%, trimester II sebesar 70%, dan trimester III sebesar 70%, hal ini disebabkan karena

pada trimester pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi

menstruasi dan pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak trimester kedua hingga

ketiga, volume darah dalam tubuh wanita akan meningkat sampai 35%, ini ekuivalen

dengan 450 mg zat besi untuk memproduksi sel-sel darah merah. Sel darah merah

harus mengangkut oksigen lebih banyak untuk janin (Rahmi,2019).

Anemia dalam kehamilan dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya

adalah jarak kehamilan dengan kehamilan sebelumnya yang berdekatan, hamil lebih

dari satu anak, sering mual muntah karena sakit pagi hari, tidak mengkonsumsi cukup

zat besi, mengalami menstruasi berat sebelum kehamilan, hamil saat masih remaja,

kehilangan banyak darah, Kebutuhan gizi meningkat selama kehamilan untuk

pertumbuhan janin, plasenta, pertambahan volume darah, mamae yang membesar dan

metabolisme yang meningkat sehingga rentan mengalami anemia (Rahmi.2019).

Suplementasi tablet besi merupakan salah satu cara yang bermanfaat dalam

mengatasi anemia. Suplementasi besi sudah lama diberikan secara rutin pada Ibu hamil

di Puskesmas dan Posyandu, menggunakan tablet yang mengandung 60 mg/hari dapat

menaikan kadar Hb sebanyak 1gr% perbulan. Sejauh ini hasil yang dicapai belum

menggembirakan, terbukti dari prevalensi anemia pada Ibu hamil yang masih tinggi

baik ditingkat nasional. Kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet besi adalah ketaatan

ibu hamil melaksanakan anjuran petugas kesehatan untuk mengkonsumsi tablet zat

besi. Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi diukur dari ketepatan jumlah tablet yang

dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet zat besi, frekuensi konsumsi perhari
(Yuliani,2018).

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi tablet Fe mampu

meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu hamil penderita anemia. (Dewi, dkk, 2021).

Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet (Fe) selama kehamilan. Zat besi

merupakan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh untuk membentuk sel darah merah

(hemoglobin). Selain itu zat besi juga berperan sebagai salah satu komponen dalam

membentuk mioglobin yaitu protein yang membawa oksigen ke otot, kolagen yaitu

protein yang terdapat dalam tulang, tulang rawan, dan jaringan penyambung, serta

membentuk enzim (Ismail,2019)

Menurut penelitian Dewi, dkk (2021) sebelum konsumsi tablet Fe, kadar Hb

terendah adalah 8,5 g/dl dan tertinggi 11,9 g/dl, dengan rata-rata mencapai 11,18 g/dl.

Setelah mengkonsumsi tablet Fe, kadar Hb terendah menjadi 10,1 g/dl dan tertinggi

mencapai yaitu 13,6 g/dl, dengan rata-rata mencapai 12,31 g/dl. Sebelum

mengkonsumsi tablet Fe, sebagian besar ibu hamil yakni sebanyak 87 orang (22,4%)

memiliki kadar HB hanya sebesar 11 g/dl. Setelah mengkonsumsi tablet Fe, sebagian

besar ibu hamil yakni sebanyak 57 orang (14,7%) memiliki kadar Hb meningkat

menjadi 12,0 g/dl.

Berdasarkan Penelitian Rahmi (2019) diketahui bahwa dari 20 responden

didapatkan kadar HB rata - rata sebelum pemberian tablet tambah darah adalah 11,11

gr/dl sedangkan setelah pemberian tablet tambah darah adalah 11,21 gr/dl. Berdasarkan

data tersebut dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan kadar hemoglobin sebelum dan

sesudah pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil trimester I.

Data awal yang diperoleh di Puskesmas Gianyar II, data jumalah ibu hamil tahun

2022 sebanyak ….. Jumlah ibu hamilyang mengalami anemia sebanyak….

Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan


penelitian mengenai Perbandingan Kadar Hemoglobin Sebelum Dan Sesudah

Pemberian Tablet Fe Pada Ibu Hamil trimester III Di Puskesmas Gianyar II.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dikemukakan rumusan masalah pada

penelitian ini yaitu: Apakah ada perbedaan kadar Hemoglobin sebelum dan sesudah

pemberian tablet Fe pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Gianyar II?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan kadar

hemoglobin sebelum dan setelah pemberian tablet Fe pada ibu hamil trimester III di

Puskesmas Gianyar II.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengidentifikasi kadar Hemoglobin ibu hamil trimester III sebelum mengkonsumsi

Fe.

2. Mengidentifikasi kadar Hemoglobin ibu hamil trimester III sesudah mengkonsumsi Fe.

3. Menganalisis perbandingan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah pemberian tablet

Fe pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Gianyar II.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada berbagai pihak

antara lain :

1.4.1 Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan kontribusi bagi

ilmu pengetahuan dalam bidang Hematologi khususnya yang berkaitan dengan

pemeriksaan kadar hemoglobin.


1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Bagi peneliti

Sebagai pengembangan wawasan dan kemampuan peneliti untuk melakukan

penelitian sehingga dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan di bangku

perkuliahan.

1.4.2.2 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan untuk referensi bagi mahasiswa

STIKes Wira Medika Bali yang akan melakukan penelitian selanjutnya dengan

mengembangkan variabel penelitian

1.4.2.3 Bagi Tempat Penelitian

Data dan hasil yang diperoleh dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi

pemegang program KIA Puskesmas Gianyar II untuk meningkatkan pelayanan

kesehatan terhadap ibu hamil.

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian tentang kadar Hemoglobin pada ibu hamil telah banyak dilakukan

sebelumnya, ada salah satu yang penelitian yang hampir sama tetapi ad perbedaan dari

jenis sampel dan metode pemeriksaan yang digunakan.Penelitian yang pernah

dilakukan sebelumnya antara lain:

1. Penelitian Maharlika Ismail (2019) dengan judul Gambaran Hb pada ibu hamil di

Puskesmas mayor Umar Damanik Kota Tanjungbalai. Jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu untuk memperoleh hasil identifikasi

kadar hemoglobin (Hb) pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Mayor Umar

Damanik. Menggunakan metode strip Hb (Hb stik), Kadar hemoglobin pada ibu

hamil di Puskesmas Mayor Umar Damanik Kota Tanjung Balai didapatkan bahwa

dari 25 sampel ditemukan kadar hemoglobin ibu hamil normal ( Hb > 11 gr/dL )
sebanyak 8 sampel (32%) dan yang mengalami anemia sebanyak 17 sampel (68%)

dari 25 sampel yang di periksa.

2. Penelitian Harveni Mutia Rahmi (2019) dengan judul Membandingkan Kadar

Hemoglobin Sebelum Dan Sesudah Pemberian Tablet Fe Pada Ibu Hamil

Trimester I Di Puskesmas Tiku, Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperimen,

yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengungkapkan kemungkinan adanya

hubungan sebab akibat antar variable tanpa adanya manipulasi suatu variable,

Pemeriksaan hemoglobin dengan Metode sianmeth, Rata - rata kadar Hb sebelum

konsumsi tablet tambah darah ibu hamil trimester I adalah 11,11 gr/dl dengan hb

minimum adalah 10,5 g/dl dan Hb maksimum 12,0 g/dl. Rata - rata kadar hb

sesudah konsumsi tablet tambah darah pada ibu hamil trimester I adalah 11,21

gr/dl dengan kadar Hb minimum adalah 11,0 gr/dl dan maksimum adalah 12,0

gr/dl.

3. Penelitian Titi Yuliani (2018), dengan judul Hubungan Pola Makan Dan

Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe Dengan Kejadian Anemia Dalam Kehamilan

Di Wilayah Kerja Puskesmas Andoolo Utama, Jenis penelitian adalah

observasional dengan Rancangan penelitian menggunakan crosssectional,Dari ibu

hamil trimester 3 di Wilayah Kerja Puskesmas Adoolo Utama yang berjumlah 36

orang, sebanyak 20 ibu hamil (55,6%) mengalami anemia dengan kategori tidak

patuh mengkonsumsi tablet Fe.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Pengertian kehamilan

Kehamilan adalah hasil dari pertemuan antara sperma dan sel telur. Dalam

proses perjalanan sperma menemui sel telur (ovum), hanya sedikit yang berhasil

mencapai tempat sel telur dari 20-40 juta sperma yang dikeluarkan. Dari jumlah

yang sudah sedikit itu, cuma 1 sperma saja yang biasa membuahi sel telur, bila

dihitung dari penyatuan (fertili sasi) hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 -10 bulan menurut kalender

internasional (Ismail, 2019).

Menurut Putri (2022), usia kehamilan dibagi dalam 3 bagian yaitu Kehamilan

trimester I (0 sampai 12 minggu), Kehamilan trimester II (12 sampai 28 minggu)

dan Kehamilan trimester III (28 sampai 40 minggu).

2.1.2 Tanda dan gejala kehamilan

Menurut Fitriahadi (2017) tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi tiga yaitu

tanda tidak pasti kehamilan (presumtif signs), tanda kemungkinan (probable

signs), dan tanda pasti hamil (positive signs).

a. Tanda tidak pasti kehamilan (presumtif signs)

Tanda tidak pasti (presumtif) yaitu perubahan fisiologis yang dialami pada

wanita namun sedikit sekali mengarah pada kehamilan karena dapat

ditemukan juga pada kondisi lain serta sebagian besar bersifat subjektif dan

hanya dirasakan oeh ibu hamil. Yang temasuk presumtif signs adalah

amenorea (haid yang berhenti), mual dan muntah, mengidam, kelelahan dan
sinkope (pingsan), mastodynia (mamae yang membesar dan sakit), gangguan

saluran kencing, konstipasi, perubahan berat badan, serta quickening

(merasakan gerakan janin untuk yang pertama kali).

b. Tanda kemungkinan kehamilan (probable signs)

1) Peningkatan suhu basal tubuh

Kenaikan suhu basal lebih dari 3 minggu, kemungkinan adanya

kehamilan. Kenaikan ini berkisar antara 37,20C – 37,80C.

2) Perubahan warna kulit

Cloasma Gravidarum atau topeng kehamilan umumnya terjadi

pada kehamilan 16 minggu yaitu timbulnya warna kehitaman sekitar

mata, hidung, dan pelipis. Perubahan pada kulit terjadi karena

rangsangan Melanotropin Stimulating Hormone (MSH).

3) Perubahan payudara

Pembesaran dan hipervaskularisasi mamae terjadi sekitar

kehamilan 6–8 minggu. Pelebaran aeroa dan menonjolnya kalenjer

montgomery, karena rangsangan hormon steroid.

4) Pembesaran perut

Biasanya tampak setelah 16 minggu karena pembesaran uterus. Ini

bukan tanda diagnostik pasti tapi harus dihubungkan degan tanda

kehamilan lain. Pembesaran perut mungkin dapat ditemui pada obesitas,

kelemahan otot perut, tumor pelvik dan perut, ascites, hernia perut bagian

depan.

5) Kontraksi uterus
Kontraksi uterus yang dirasakan seperti tertekan dan kencang,

disebut kontraksi Brackston Hics. Uterus mudah terangsang oeh

peninggian hormon oksitosin gejala ini biasanya mulai usia kehamilan 28


minggu pada primi dan semakin lanjut kehamilannya semakin sering dan

kuat.

c. Tanda pasti kehamilan

1) Gerakan janin yang dapat dilihat/ dirasa/ diraba, juga bagian-bagian janin

2) Denyut jantung janin :

a) Didengar dengan stetoskop monoral Laennec

b) Dicatat dan didengar alat Doppler

c) Dicatat dengan feto Elektro Kardiogram

d) Dilihat pada Ultrasonografi (USG)

3) Terlihat tulang – tulang janin dalam foto roentgen

2.1.3 Perubahan fisik pada ibu hamil

Menurut Tyastuti dan Wahyuningsih (2016) pada saat ibu dinyatakan positif

hamil maka akan terjadi perubahan–perubahan fisik pada tubuhnya diantaranya :

a. Perubahan pada sistem reproduksi

1) Uterus

Berat uterus perempuan yang tidak hamil adalah 30 gram, sedangkan pada

saat kehamilan uterus akan mengalami peningkatan sampai pada akhir kehamilan

(40 minggu) mencapai 1000 gram (1 kg). Uterusnya akan tumbuh membesar

karena pertumbuhan isi konsepsi intrauterin. Hormon Estrogen menyebabkan

hiperplasi jaringan, dan hormon progesteron berperan untuk elastisitas/kelenturan

uterus.
2) Vagina

Pada masa kehamilan terjadi hipervaskularisasi pada vagina yang

menimbulkan tanda Chadwick yaitu warna merah ungu kebiruan. Pada ibu hamil

vagina akan berubah menjadi lebih asam, keasaman (pH) berubah dari 4 menjadi

6.5 sehingga menyebabkan wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi vagina

terutama infeksi jamur.

3) Ovarium

Selama masa kehamilan ovarium tidak akan berfungsi karena tidak terjadi

pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi

siklus hormonal menstruasi. Sejak usia kehamilan 16 minggu, fungsi ovarium

akan diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi produksi progesteron dan

estrogen.

b. Perubahan pada payudara

Akibat pengaruh hormon estrogen maka dapat memacu perkembangan duktus

(saluran) air susu pada payudara. sedangkan hormon progesterone menambah sel-

sel asinus pada payudara. Hormon laktogenik plasenta (diantaranya

somatomammotropin) menyebabkan hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus

payudara, serta meningkatkan produksi zat-zat kasein, laktoalbumin,

laktoglobulin, sel-sel lemak, kolostrum.

c. Perubahan pada sistem pernapasan

Semakin membesarnya uterus pada saat kehamilan mengakibatkan usus

tertekan dan terdorong keatas sehingga tinggi diafragma bergeser 4 cm dan usus

kurang leluasa untuk bergerak hal tersebut mengakibatkan wanita hamil sering

mengeluh sesak napas yang biasanya terjadi pada umur kehamilan 32 minggu
lebih. Kebutuhan oksigen wanita hamil meningkat sampai 20%, sehingga

untuk memenuhi kebutuhan oksigen wanita hamil bernapas dalam.

d. Perubahan pada sistem perkemihan

Pada masa kehamilan hormon estrogen dan progesteron akan

mengakibatkan ureter membesar, dan tonus otot-otot saluran kemih

menurun sehingga ibu hamil akan berkemih lebih sering (poliuria) dan

laju filtrasi glumerulus meningkat sampai 69%.

e. Perubahan pada sistem pencernaan

Ibu hamil trimester pertama sering mengalami nafsu makan menurun,

hal ini dapat disebabkan karena estrogen dan HCG meningkat dan

mengakibatkan mual dan muntah-muntah selain itu terjadi juga perubahan

peristaltic dengan gejala sering kembung, dan konstipasi

13

Anda mungkin juga menyukai