Anda di halaman 1dari 8

JURNAL ALTIFANI Vol. 2, No. 4 - Juli 2022, Hal.

387-393
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat DOI: 10.25008/altifani.v2i4.234

Penyuluhan Bahaya Anemia Pada Ibu Hamil


Eni Yuliawati*1, Frens tika veriyani2
3Program Studi DIII Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Dharmas Indonesia
*e-mail: eniyuliawati20@gmail.com1, frenstika.v@gmail.com2

Received: Revised: Accepted: Available online:


31.03.2022 16.04.2022 20.07.2022 30.07.2022

Abstract: Anemia is a condition of lack of iron and folic acid in the body, this condition in pregnancy can
result in abortion, premature delivery, inhibition of fetal growth and development in the womb, easy
infection and bleeding. This anemia condition can be prevented by the government program. Maternal and
Child Health Policy (KIA) in Indonesia currently stipulates the provision of blood-added tablets for all
pregnant women as much as 90 tablets for a minimum of 90 days. Another effort made by the government
to reduce anemia is an effort to improve family nutrition. The purpose of this service activity is to prevent
and motivate pregnant women to always consume Fe tablets and nutritious food. This service was carried
out to pregnant women at the Koto Hilalang 1 Sub Health Center, Kejorongan Koto Hilalang 1, Kenagarian
Sungai Langkok, Tiumang District, Dharmasraya Regency, West Sumatra Province.
Keywords: anemia, Fe tablets and pregnant women

Abstrak: Anemia merupakan keadaan kekurangan zat besi dan asam folat dalam tubuh, kondisi ini pada
kehamilan dapat mengakibatkan terjadi abortus, persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin
dalam rahim, mudah terjadi infeksi dan perdarahan. Kondisi anemia ini dapat di cegah dengan program
pemerintah Kebijakan kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Indonesia sendiri saat ini menetapkan Pemberian
tablet tambah darah untuk semua ibu hamil sebanyak 90 tablet minimal selama 90 hari. Upaya lain
yang dilakukan pemerintah untuk menurunkan anemia adalah denganupaya program perbaikan gizi
keluarga Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah untuk mencegah dan memotivasi ibu hamil untuk selalu
mengkonsumsi tablet fe dan makanan yang bergizi. Pengabdian ini dilakukan kepada ibu hamil di Puskesmas
Pembantu Koto Hilalang 1, Kejorongan Koto Hilalang 1 Kenagarian Sungai Langkok Kecamatan Tiumang
Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumbar cara memberikan penyuluhan bahaya anemia pada ibu hamil
diberikan kuesioner untuk mengukur pengetahuannya sebelum dan sesudah diberi penyuluhan.
Kata kunci: Anemia, tablet Fe, ibu hamil

1. PENDAHULUAN
Indikator kesehatan yang penting dan masih menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia
adalah masih tingginya Angka Kematian Ibu (Dafroyati, 2013). Menurut hasil SUPAS tahun 2015
memerlihatkan Angka Kematian Ibu sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut tiga
kali lipat dari target Millennium Development Goals (MDGs) yaitu sebesar 102 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2015 (Profil Kesehatan Indonesia, 2018). Kematian ibu disebabkan oleh faktor
langsung yaitu perdarahan (30,3%), hipertensi dalam kehamilan (27,1%), infeksi (7,3%) dan faktor
tidak langsung seperti anemia, kanker, ginjal atau penyakit lain yang diderita ibu sebesar 35,3%
(Kemenkes RI, 2014). Anemia pada ibu hamil dapat menjadi penyebab perdarahan post partum dan
menjadi penyebab kematian ibu tidak langsung (Sukmawati et al., 2018).
Ibu hamil mengalami adaptasi tubuh berupa perubahan anatomik dan fisiologis
yang signifikan terhadap kehamilan. Perubahan anatomik ini diantaranya adalah pembesaran
uterus, serviks menjadi lunak dan kebiruan, perubahan kulit bagian perut atau abdomen menjadi
kemerahan dan kusam, payudara menjadi lebih lunak dan bertambah besar, serta perubahan
anatomik jantung yang disebabkan oleh peningkatan curah jantung atau volume darah yang
dipompa oleh jantung yang diukur dalam satuan liter per menit. Meningkatnya curah jantung
tesebut diakibatkan adanya perubahan fisiologis yaitu peningkatan volume darah yang dimulai
saat trimester pertama atau usia kehamilan 1-3 bulan. Peningkatan volume darah tersebut
terdiri dari peningkatan volume plasma dan volume eritrosit, yang terjadi karena
bertambahnya kebutuhan oksigen selama kehamilan akibat perangsangan eritropoietin oleh ginjal
(Bhaskoro, 2017).
Hemoglobin adalah salah satu komponen dalam sel darah merah/eritrosit yang berfungsi
untuk mengikat oksigen dan menghantarkannya ke seluruh sel jaringan tubuh. Oksigen diperlukan

E-ISSN: 2774-6240 387


JURNAL ALTIFANI Vol. 2, No. 4 - Juli 2022, Hal. 387-393
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat DOI: 10.25008/altifani.v2i4.234

oleh jaringan tubuh untuk melakukan fungsinya. Kekurangan oksigen dalam jaringan otak dan otot
akan menyebabkan gejala antara lain kurangnya konsentrasi dan kurang bugar dalam melakukan
aktivitas. Hemoglobin dibentuk dari gabungan protein dan zat besi dan membentuk sel darah
merah/eritrosit. Anemia merupakan suatu gejala yang harus dicari penyebabnya dan
penanggulangannya dilakukan sesuai dengan penyebabnya (Kemenkes RI, 2018)
Anemia adalah salah satu kelainan darah yang umum terjadi ketika kadar sel darah merah
dalam tubuh menjadi terlalu rendah. Anemia pada kehamilan biasanya terjadi pada trimester 1 dan 3
dengan kadar Hb dibawah 11gr% dan trimester 2 dengan kadar Hb kurang dari 10,5gr%. Beberapa
faktor penyebab anemia yang sering muncul pada ibu hamil seperti kurang gizi dan kurang zat besi,
malabsorbsi, kehilangan darah pada masa persalinan lalu, dan penyakit kronik seperti TBC, paru,
cacing usus, malaria sehingga anemia zat besi dalam kehamilan dapat mengakibatkan meningkatnya
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) (Marmi, 2011).
Menurut WHO (World HealthOrganization), diperkiraan sekitar 33% orang di dunia
menderita anemia, dengan kekurangan zat besi dianggap sebagai penyebab utama, dan anemia
menyumbang hampir 9% dari tahun ke tahun dengan masalah kecacatan. Diperkirakan juga bahwa di
seluruh dunia32 juta wanita hamil mengalami anemia dan 496 juta wanita tidak hamil mengalami
anemia (World Health Organization, 2020).
Anemia masih merupakan masalah pada wanita di dunia termasuk Indonesia sebagai akibat
kekurangan zat besi dan asam folat dalam tubuh serta faktor lain seperti penyakit infeksi, cacingan
dan penyakit kronis (Tarwoto, 2007). Anemia adalah suatu kondisi atau keadaan ditandai dengan
penurunan kadar hemoglobin (Hb), hematokrit atau jumlah sel darah merah. Kadar Hb dan sel
darah sangat bervariasi tergantung pada usia, jenis kelamin, ketinggian suatu tempat, serta
keadaan fisiologi tertentu (Sudoyo. A, W, 2013)
Kondisi bayi dalam kandungan seorang ibu sangat dipengaruhi keadaan gizi ibu sebelum dan
selama mengandung. Wanita hamil berisiko mengalami kekurangan energy kronik (KEK) jika
memiliki lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK berisiko melahirkan
bayi berat lahir rendah (BBLR). BBLR akan membawa risiko kematian, gangguan pertumbuhan
dan perkembangan anak. KEK juga bisa menjadi penyebab tidak langsung kematian ibu, karena
KEK pada wanita hamil bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya anemia dalam kehamilan.
Anemia pada kehamilan bias menyebabkan perdarahan yang nantinya biasa mengakibatkan
kematian baik pada ibu maupun pada janin/ bayi yang dilahirkan(Kementrian Kesehatan RI‟,
2015).
Selain zat makanan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, zat besi juga merupakan
salah satu mineral yang berfungsi untuk membantu pembentukan sel darah merah pada janin dan
plasenta. Akan tetapi kelebihan zat besi (Fe) yang terus meningkat secara signifikan selama
kehamilan akan berdampak buruk bagi ibu hamil, sebab wanita hamil akan sangat rentan terhadap
masalah gizi terutama anemia defisiensi besi. Pada masa kehamilan tubuh memang lebih banyak
membutuhkan zat besi dibandingkan dalam kondisi tidak hamil, apa lagi memasuki masa kehamilan
triwulan kedua hingga triwulan ketiga. Pada masa kehamilan triwulan pertama kebutuhan zat besi
akan lebih rendah, sebab jumlah zat besi yang akan ditransfer ke janin juga masih rendah (Kadir,
2019).
Pengaruh anemia selama kehamilan yaitu dapat terjadi abortus, persalinan prematuritas,
hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman Dekompensasi
kordis (Hb < 6g%) molahidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum, ketuban
pecah dini (KPD). Bahaya saat persalinan yaitu his (kekuatan mengejan), kala pertama dapat
berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar, kala dua berlangsung lama(Manuaba, 2010).
Kondisi Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin
dibawah 11gr% pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin kurang dari 10,5 gr% pada
trimester II. Anemia pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, perdarahan
antepartum, perdarahan postpartum yang menyebabkan kematian ibu dan anak, serta penyakit
infeksi. Ibu hamil yang mengalami anemia 55,6% melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).

E-ISSN: 2774-6240 388


JURNAL ALTIFANI Vol. 2, No. 4 - Juli 2022, Hal. 387-393
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat DOI: 10.25008/altifani.v2i4.234

Menurut Padila et al., (2018) bayi preterm umumnya memiliki pengetahuan yang sama. Rerata
para ibu menyampaikan bahwa berat badan bayi preterm adalah kurang normal dan kecil atau
dibawah 2500 gram. Preterm ataupun BBLR seringkali sejalan dengan bayi prematur yaitu kurang
dari 2500 gram. Anemia pada ibu hamil sangat terkait dengan mortalitas dan morbiditas pada
ibu dan bayi, karena wanita hamil rentan mengalami anemia seiring meningkatnya kebutuhan zat
besi dan nutrisi tubuh pada kehamilan serta Anemia akan menimbulkan kondisi dengan rasa lelah,
lemas, pusing, dan pucat (Sulung, Neshy, dkk 2022).
Dampak dari anemia pada kehamilan dapat terjadi abortus, persalinan prematuritas,
hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, pendarahan antepartum,
ketuban pecah dini (KPD), saat persalinan dapat mengakibatkan gangguan His, kala pertama dapat
berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar dan pada kala nifas terjadi subinvolusi uteri
menimbulkan pendarahan pospartum, memudahkan infeksi puerperium dan pengeluarin ASI
berkurang (Aryanti, 2013).
Anemia pada kehamilan menjadi potensi yang membahayakan ibu dan anak. Dampak dari
anemia pada kehamilan bisa terjadinya abortus, persalinan prematuritas, hambatan tumbuh
kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini, saat
persalinan dapat mengakibatkan gangguan his, kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi
partus terlantar, dan pada masa nifas dapat tejadi subinvolusi uteri yang dapat menimbulkan
perdarahan postpartum, memudahkan infeksi puerperium dan ASI berkurang Aryanti, 2013)
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2018 persentase cakupan ibu hamil yang mendapat 90
tablet besi tahun 2018 adalah sebesar 38,1 % dan persentase tidak mendapat 90 tablet besi adalah
61,9%. Berdasarkan cakupan itu angka kejadian anemia pada ibu hamil masih digolongkan kategori
tinggi yaitu pada tahun 2018 dengan persentase 48,9%. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun
2013(37,1%)(Kesehatan, 2018).
Kebijakan kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Indonesia sendiri saat ini menetapkan
Pemberian tablet tambah darah untuk semua ibu hamil sebanyak 90 tablet minimal selama 90
hari. Upaya lain yang dilakukan pemerintah untuk menurunkan anemia adalah dengan upaya
program perbaikan gizi keluarga yang terdapat pada Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 747/MENKES/SK/VI/2007. Kebijakan pemerintah tentang anemia
terdapat pada standar pelayanan kebidanan standar 6 yang mengatur peran bidan dalam
pengelolaan anemia pada kehamilan (KEPMENKES, 2007).
Pengetahuan merupakan faktor yang berhubungan dengan sikap ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet zat besi (Rahmawati, 2019). Pengetahuan tentang manfaat sesuatu hal dapat
mempengaruhi niat untuk ikut dalam suatu kegiatan. Pengetahuan akan segi manfaat dan akibat
buruk sesuatu hal akan membentuk sikap, kemudian dari sikap itu menentukan apakah kegiatan
akan dilakukan atau tidak (Marliana, 2018).

2. METODE
a. Tempat dan waktu penelitian
Pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dilaksanakan tanggal 30 Maret 2022 bertempat di
puskesmas pembantu koto hilalang 1 kejorongan koto hilalang 1 kenagarian sungai langkok
kecamatan Tiumang, Kabupaten Dharmas Raya, Provinsi Sumatera Barat.
b. Peserta
Peserta kegiatan pengabdian ini adalah 8 orang ibu hamil dengan melaksanakan protokol
kesehatan, memakai masker dan menjaga jarak.
c. Tahapan kegiatan pengabdian
1) Survey lapangan dan perizinan ke tempat pengabdian masyarakat
2) Melakukan persiapan yang dibutuhkan untuk melakukan penyuluhan Bahaya Anemia
Pada Ibu Hamil .
3) Membuat materi tentang penyuluhan Bahaya Anemia Pada Ibu Hamil.

E-ISSN: 2774-6240 389


JURNAL ALTIFANI Vol. 2, No. 4 - Juli 2022, Hal. 387-393
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat DOI: 10.25008/altifani.v2i4.234

Meliputi : pengertian Anemia, tanda dan gejala anemia, Dampak anemia pada ibu hamil,
cara pencegahan anemia pada ibu hamil, manfaat zat besi bagi ibu dan bayi..
4) Melaksanakan Pretest
5) Pelaksanaan penyuluhan : ceramah, diskusi, pemutaran video mengenai cara melakukan
pemeriksaan payudara.
6) Melaksanakan postest
7) Evaluasi pelaksanaan.
8) Rencana penyuluhan lanjutan.
9) Pembuatan laporan akhir.
d. Diagram alur kegiatan pengabdian di tunjukkan pada Gambar 1 berikut :

Mulai

• Survey lapangan dan


perizinan • Pelaksanaan
• Persiapan melakukan penyuluhan
Evaluasi
penyuluhan. • Metode ceramah Selesai
pelaksanaan
• Melaksanakan pretest dan tanya jawab
pada ibu hamil

Gambar 1. Alur Pengabdian Kepada Masyarakat

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengetahuan adalah fakta, kebenaran atau informasi yang diperoleh melalui pengalaman
atau pembelajaran disebut posteriori, atau melalui introspeksi diebut priori. Pengetahuan adalah
informasi yang diketahui atau disadari oleh seseorang.
Pentingnya Pengetahuan terhadap bahaya anemia pada ibu hamil merupakan pengetahuan
yang harus diketahui oleh semua ibu hamil bahaya anemia selamakehamilan yaitu dapat terjadi
abortus, persalinan premaruritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi
infeksi, ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 g%), hiperemesisgravidarum, perdarahan antepartum,
dan ketuban pecahdini (KPD). Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada
kehamilan dan persalinan, meningkatnya resikoangka kematian ibu dan bayi, dan berat badan bayi
lahir rendah. Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga
terjadinya gangguan pada kehamilan.
Pada masa kehamilan sering terjadi kekurangan zat besi sehingga terjadi penurunan kadar
Hb yang disebabkan oleh hermodilusi dalam tubuh ibu hamil dan kurang baiknya pola makan serta
konsumsi makanan yang mengandung zat besi. Sedangkan pola makan yang tidak seimbang akan
menyebabkan ketidakseimbangan zat gizi yang masuk kedalam tubuh dan dapat menyebabkan
terjadinya kekurangan gizi atau sebaliknya pola menyebabkan terjadinya gizi lebih (Alasyah
Wasfaedy, 2020).
Penelitian yang dilakukan oleh Sulaiman tahun 2022 Terdapat pengaruh yang signifikan
antara defisiensi zat besi dan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kabupaten
Kepahiang. Selain itu,terdapat juga hubungan antara status pekerjaan dan kejadian anemia pada
ibu hami. Dua faktor yang berpengaruh terhadap kejadian anemia adalah kepatuhan konsumsi
TTD dan defisiensi zat besi (Sulaiman,dkk 2022).
Cara untuk mengatasi anemia pada ibu hamil adalah dengan memperbanyak konsumsi
makanan yang mengandung zat besi, secara rutin mendapatkan suplemen atau vitamin untuk
menambah kandungan tersebut. Ibu dapat mengonsumsi suplemen dan vitamin hanya dengan

E-ISSN: 2774-6240 390


JURNAL ALTIFANI Vol. 2, No. 4 - Juli 2022, Hal. 387-393
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat DOI: 10.25008/altifani.v2i4.234

persetujuan dari dokter dan jangan pernah mengambilnya secara bersamaan. Dengan begitu,
kebutuhan zat besi harian dapat tercukupi.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu hamil diantaranya adalah paritas,
umur, pengetahuan, pendidikan pekerjaan, sosial ekonomi dan budaya. Anemia gizi besi dapat
diatasi dengan meminum tablet besi atau Tablet Tambah Darah (TTD). Kurangnya pengetahuan ibu
hamil dalam mengkonsumsi TTD selama hamil dapat menimbulkan anemia defisiensi besi selama
kehamilan (Fitria, 2018; Nursari, 2018). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
antara tingkat kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil.
Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi diukur dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi,
ketepatan cara mengkonsumsi tablet zat besi dan frekuensi konsumsi perhari. Suplementasi besi
atau pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan menanggulangi
anemia, khususnya anemia kekurangan zat besi. Suplementasi besi merupakan cara efektif karena
kandungan besinya yang dilengkapi asam folat yang dapat mencegah anemia karena kekurangan
asam folat (Sulaiman, 2022).
Anemia pada kehamilan karena kekurangan zat besi dapat menyebabkan hasil pengeluaran
(outcome) yang buruk terhadap ibu dan bayinya. Dampak yang dapat diakibatkan dari anemia pada
kehamilan yaitu peningkatan resiko kelahiran premature dan BBLR, perdarahan postpartum dan
kematian ibu, resiko persalinan section cesarea (SC) dan berpengaruh pada keterlambatan dan
terhambatnya perkembangan mental anak. Selain itu dampak lain yang juga dapat terjadi pada ibu
hamil anemia yaitu peningkatan resiko preeklamsia, solusio plasenta dan gagal jantung (Wulandari
Anjar Fifi, dkk 2021).
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sikap seseorang, misalnya pengalaman pribadi.
Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita
terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat
mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan
dengan objek psikologis yang akan membentuk sikap positif dan sikap negatif. Pembentukan
tanggapan terhadap obyek merupakan proses kompleks dalam diri individu yang melibatkan individu
yang bersangkutan, situasi di mana tanggapan itu terbentuk, dan ciri-ciri obyektif yang dimiliki oleh
stimulus. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam
situasi yang melibatkan faktor emosional. Dalam penelitian ini hampir seluruh responden (77,2%)
adalah ibu hamil dengan paritas nulipara dan primipara, yang artinya responden baru pertama kali
mengalami kehamilan dan baru sekali mengalami kehamilan sehingga belum memiliki pengalaman
yang cukup sehingga dapat lebih menguatkan atas sikap positif yang dimilikinya terkait dengan
anemia pada saat kehamilan (Paridah Yusro, dkk 2021)
Anemia pada ibu hamil dapat diatasi dengan rutin mengonsumsi tablet tambah darah
atau biasa disebut tablet Fe atau makanan-makanan alami seperti makanan yang
banyakmengandung protein (Ain, 2018). Pemeriksaan indeks eritrosit dapat digunakan sebagai
langkah awal pendeteksian adanya resiko anemia. Pemeriksaan indeks eritrosit lebih spesifik
digunakan untuk mengetahui jenis anemia apa yang diderita ibu hamil. Berdasarkan masalah di
atas, oleh sebab itu peneliti berkeinginan melakukan penelitian untuk mengetahui nilai indeks
eritrosit pada ibu hamil yang dapat mengindikasikan jenis anemia pada ibu hamil serta
memberi edukasi tentang bahaya anemia pada ibu hamil (Hidayah Lilies, dkk. 2020). Tabel 1.
Dibawah ini nilai pre test pengetahuan ibu hamil sebelum diberi penyuluhan bahaya anemia pada ibu
hamil.
Tabel 1. Nilai Pretest
No Pengetahuan Frekuensi
1 Baik 3
2 Kurang 5
Total 8

E-ISSN: 2774-6240 391


JURNAL ALTIFANI Vol. 2, No. 4 - Juli 2022, Hal. 387-393
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat DOI: 10.25008/altifani.v2i4.234

Sedangkan pada Tabel 2. merupakan nilai post test pengetahuan ibu hamil sesudah diberi
penyuluhan bahaya anemia pada ibu hamil.

Tabel 2. Nilai Post test


No Pengetahuan Frekuensi
1 Baik 8
2 Kurang 0
Total 8

Berdasarkan tabel di atas setelah di lakukan penyuluhan dapat disimpulkan bahwa


penyuluhan tentang bahaya anemia pada ibu hamil itu sangat penting diketahui oleh ibu hamil.
Pengetahuan itu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku individu..

Gambar 2. Penyuluhan bahaya anemia pada ibu hamil

Gambar 2 dan Gambar 3 ini merupakan proses pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat dan diakhiri dengan foto bersama sebagai dokumentasi acara.

E-ISSN: 2774-6240 392


JURNAL ALTIFANI Vol. 2, No. 4 - Juli 2022, Hal. 387-393
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat DOI: 10.25008/altifani.v2i4.234

Gambar 3. Peserta penyuluan bahaya anemia pada ibu hamil


4. KESIMPULAN
a. Kegiatan pemberian edukasi yang diberikan sudah terlaksana pada ibu hamil
b. Adanya peningkatan pengetahuan dan motivasi yang besar ibu hamil untuk mengkonsumsi
tablet Fe

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terimakasih kepada bidan di puskesmas pembantu koto hilalang 1
kejorongan koto hilalang 1 kenagarian sungai langkok kecamatan tiumang kabupaten Dharmasraya
provinsi Sumbar yang telah mendukung penyuluhan bahaya anemia pada ibu hamil.

DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah Wasfaedy, 2020, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Anemia Pada Ibu Hamil
Usia Kehamilan 1-3 Bulan Diwilayah Kerja Puskesmas Bontomarannu Kabupaten Gowa, Jurnal Inovasi
Penelitian Vol.1 No.2.
Aryanti, Setiawati, Riyani dan Wandiri. Faktorfaktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Sekampung Kabupaten Lampung Timur Tahun 2013. Bandarlampung. PSIK
Universitas Malahayati.
Bhaskoro. M. F. A. 2017. Indeks Eritrosit pada Ibu Hamil Trimester Pertama
di Rumah Sakit Umum Hasanah Graha Afiah Depok Periode April 2016-2017. Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Laporan penelitian.
Hidayah Lilies, dkk, 2020, Pemeriksaan Indeks Eritrosit Pada Ibu Hamil Dengan Anemia(Studi Di Puskesmas
Cukir Jombang), Jurnal Insan Cendekia Volume 7 No 1 Maret 2020.
Kemenkes RI, 2018, Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan anemia pada remaja putr dan wanita usia
subur
Kementrian Kesehatan RI‟ (2015).
Kepmenkes (2007) „Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 747 / Menkes / SK / VI /
2007‟
Kesehatan, K. R. (2018) „Hasil Utama Riskesdas Tahun 2018‟.
Manuaba (2010) Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandunan, Dan Kb. Jakarta: EGC
Marliana,Rahma. (2018). Hubungan antara pengetahuan seksualitas dengan perilaku seksual remaja di SMA
Negeri 1 Subang, Jurnal Bidan ’’Midwife Journal’’. 5(01), 17-25.
Marmi. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil. Belajar.

E-ISSN: 2774-6240 393


JURNAL ALTIFANI Vol. 2, No. 4 - Juli 2022, Hal. 387-393
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat DOI: 10.25008/altifani.v2i4.234

Paridah Yusro dkk, 2021, Analisis Perilaku Keteraturan Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah Dengan Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil, Jurnal Keperawatan Silampari Volume 5, nomor 1.
Sari Helmita, Yarmaliza, Zakiyuddin (2022) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
Di Wilayah Kerja Puskesmas Samadua Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan Jurnal
Jurmakemas Volume 2 Nomor 1, Februari 2022
Sudoyo. A, W, Dkk (2013) Buku Ajar Penyakit Dalam. 4th Edn. Edited By FKUI. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam. (2022).
Sulaiman, dkk 2022, Defisiensi Zat Besi Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil, Journal of telenursing, volume
4, noor 1 juni 2022.
Sulung Neshy, Najmah, Flora Rostika, Nurlaili, Slamet Samwilson Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Journal of Telenursing (JOTING) Volume 4, Nomor 1, Juni 2022.
World Health Organization, W. (2020). Who Guideline On Use Of Ferritin Concentrations To Assess Iron Status
In Individuals And Populations.
Wulandari Anjar Fifi, dkk, 2021 Dapak Aneia Defisiensi Besi Pada ibu hamil, Jurnal Ilmiah Pannmed vol.16 No 3
September-Desember 2021.

E-ISSN: 2774-6240 394

Anda mungkin juga menyukai