Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa kehamilan merupakan masa dimana tubuh ibu hamil sangat

membutuhkan asupan makanan yang maksimal baik secara jasmani maupun

rohani. Wanita hamil biasanya memiliki beberapa keluhan seperti sering

merasa letih, kepala pusing, wajah pucat, dan berbagai macam keluhan

lainnya. Dimana semua keluhan tersebut merupakan indikasi bahwa wanita

hamil tersebut sedang menderita anemia pada masa kehamilannya (Hariati,

2019).

Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia masih tergolong tinggi.

Berdasarkan data Riskesdas dari tahun 2013-2018 proporsi anemia pada ibu

hamil meningkat dari 37,1% menjadi 48,9% sedangkan target RPJMN tahun

2019 sebesar 28%.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian

Kesehatan, terdapat 7.389 kematian ibu di Indonesia pada 2021. Jumlah

tersebut melonjak 56,69% dibanding jumlah kematian tahun sebelumnya

sebanyak 4.627 jiwa. Tingginya jumlah kematian ibu saat melahirkan pada

tahun lalu disebabkan oleh tertularnya virus Covid-19 yang mencapai 2.982

jiwa. Terdapat pula 1.320 ibu meninggal karena pendarahan, sebanyak

1.077meninggal karena hipertensi dalam kehamilan, sebanyak 335 meninggal

karena penyakit jantung. Ada pula 207 ibu meninggal ketika melahirkan

karena infeksi, sebanyak 80 meninggal akibat gangguan metabolik, sebanyak

1
65 meninggal karena gangguan sisistem peredarah darah, sebanyak 14

meninggal karena abortus, dan ada 1.309 ibu meninggal karena lain-lain.

Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi yang berkontribusi besar terhadap

tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia. Bina Pelayanan Kesehatan

Dinas Kesehatan provinsi Jawa Barat mengatakan AKI pada tahun 2020

sebanyak 312/100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Jawa Barat, 2020).

Angka kematian bayi adalah salah satu indikator untuk mengukur tingkat

kesehatan ibu dan anak. Semakin rendah angka kematian bayi di suatu

wilayah mengindikasikan semakin baiknya program kesehatan mereka.

Berdasarkan data Bank Dunia, angka kematian bayi neonatal (usia 0-28 hari)

Indonesia sebesar 11,7 dari 1.000 bayi lahir hidup pada 2021. Artinya,

terdapat antara 11 sampai 12 bayi neonatal yang meninggal dari setiap 1.000

bayi yang terlahir hidup. Angka tersebut menunjukkan perbaikan dibanding

tahun sebelumnya yang masih 12,2 dari 1.000 bayi lahir hidup. Dalam satu

dekade terakhir angka kematian bayi neonatal Indonesia juga menunjukkan

tren turun dan selalu di bawah rata-rata dunia. Pada 2021, angka

kematian bayi neonatal secara global sebesar 17 dari 1.000 bayi lahir hidup.

Berdasarkan hasil data Dinas Kesehatan Jawa Barat tahun 2021, kasus

anemia pada ibu hamil di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2019 melebihi

angka 80.000 ibu hamil/tahun dan angka tersebut turun di tahun berikutnya,

yaitu pada tahun 2020 sekitar 60.000 ibu hamil/tahun. Berdasarkan sumber

pengolahan data yang sama, ibu hamil dengan anemia di Kabupaten Bogor

2
tahun 2015 sebanyak 7521 orang dan mengalami penurunan di tahun 2020

yaitu sebanyak 4968 orang (Open Data Jabar, 2022).

Anemia adalah suatu kondisi atau keadaan ditandai dengan penurunan

kadar hemoglobin (Hb), hematokrit atau jumlah sel darah merah. Kadar Hb

dan sel darah sangat bervariasi tergantung pada usia, jenis kelamin, ketinggian

suatu tempat, serta keadaan fisiologi tertentu. Anemia pada kehamilan

menurut WHO merupakan kondisi jika kadar hemoglobin pada ibu hamil

kurang dari 11 gr%. Anemia yang sering terjadi pada ibu hamil adalah anemia

karena defisiensi besi (Fe) atau disebut dengan anemia gizi besi (AGB).

Anemia lebih sering dijumpai dalam kehamilan karena dalam kehamilan

kebutuhan akan zat-zat makanan bertambah dan terjadi perubahan-perubahan

dalam darah dan sumsum tulang. Menurut Kemenkes RI (2014), salah satu

upaya penting dalam pencegahan dan penanggulangan anemia pada ibu hamil

yaitu pemberian tablet tambah darah karena dapat mencegah dan

menanggulangi anemia akibat kekurangan zat besi. Setiap ibu hamil

dianjurkan meminum tablet besi dengan dosis satu tablet setiap hari selama

kehamilannya dan empat puluh hari setelah melahirkan. Tablet besi disediakan

oleh pemerintah dan diberikan kepada ibu hamil secara gratis melalui sarana

pelayanan kesehatan.

Selain zat makanan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, zat besi

juga merupakan salah satu mineral yang berfungsi untuk membantu

pembentukan sel darah merah panda janin dan plasenta. Pada masa kehamilan

tubuh memang lebih banyak membutuhkan zat besi dibandingkan dalam

3
kondisi tidak hamil, apalagi memasuki masa kehamilan triwulan kedua hingga

triwulan ketiga. Pada masa kehamilan triwulan pertama kebutuhan zat besi

akan lebih rendah, sebab jumlah zat besi yang akan diserap ke janin juga

masih rendah.

Anemia pada umumnya terjadi di seluruh dunia, terutama di negara

berkembang, pada kelompok sosial ekonomi rendah, meliputi pendidikan,

pekerjaan, pendapatan. Pada kelompok dewasa terjadi pada wanita usia

reproduksi, terutama wanita hamil dan wanita menyusui karena banyak

mengalami defisiensi Fe.

Anemia pada ibu hamil masih merupakan salah satu masalah nasional

karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan

pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Salah satu

faktor penyebab anemia pada ibu hamil adalah kurangnya pengetahuan

tentang pentingnya mengkonsumsi makanan bergizi yang dapat memenuhi

kebutuhan ibu dan bayinya selama kehamilan. Zat gizi yang sangat penting

bagi ibu hamil adalah zat besi, jika asupan ibu kurang akan meningkatkan

risiko terjadinya anemia, yang berakibat pada gangguan pertumbuhan dan

perkembangan janin.

Keanekaragaman konsumsi makanan berperan penting dalam membantu

meningkatkan penyerapan (Fe) di dalam tubuh. Asupan zat besi dan protein

yang kurang akibat tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi

dapat menyebabkan anemia defisiensi besi. Salah satu faktor yang

memengaruhi perilaku konsumsi adalah kebiasaan pantang makanan. Budaya

4
pantang makanan pada ibu hamil justru merugikan kesehatan ibu hamil dan

janin yang dikandung.

Pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu tahapan penting yang harus

dilakukan oleh ibu hamil menuju kehamilan yang sehat yang dikenal dengan

antenatal care. Pelayanan antenatal care merupakan suatu kebijakan serta

strategi oleh pemerintah yang dapat digunakan sebagai screening awal kondisi

kehamilan berisiko tinggi salah satunya adalah anemia (Nanda dan Rodiani,

2017).

Terdapat berbagai faktor yang menjadi penyebab terjadinya anemia.

Tingginya tingkat anemia pada ibu hamil ini didukung dengan rendahnya

tingkat kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi tablet tambah darah, juga

disebutkan rendahnya konsumsi suplemen zat besi antara lain: usia muda,

tingkat pendidikan rendah, ekonomi rendah, multiparitas, antenatal care

(ANC) yang tidak memadai, kurangnya panduan terhadap penggunaan

suplemen, kurangnya pengetahuan tentang pentingnya asupan zat besi dan

suplementasi zat besi. Pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu tahapan

penting yang harus dilakukan oleh ibu hamil menuju kehamilan yang sehat

yang dikenal dengan antenatal care.

Anemia memiliki pengaruh yang tidak baik bagi ibu hamil dan berakibat

fatal jika tidak segera diatasi seperti keguguran, partus prematurus, inersia

uteri, partus lama, atonia uteri, dan pendarahan serta syok. Anemia dalam

kehamilan merupakan masalah kesehatan yang utama di negara berkembang

dengan tingkat kesakitan tinggi pada ibu hamil. Anemia pada ibu hamil

5
disebut “potencial danger for mother of child” atau potensi membahayakan

bagi ibu dan anak. karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari

pihak terkait. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mencegah dan

mengatasinya. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan

mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi anemia pada ibu hamil.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul:” Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian

Anemia pada Ibu Hamil di Praktek Mandiri Bidan Nasridah Tahun 2022.”

1.2 Identifikasi Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka didapatkan

identifikasi masalah sebagai berikut:

1) Kurangnya pengetahuan tentang mengkonsumsi makanan

bergizi pada ibu hamil.

2) Hubungan anemia pada ibu hamil dengan keadaan sosial

ekonomi.

3) Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan anemia pada ibu

hamil.

4) Risiko yang ditimbulkan akibat anemia terhadap kondisi

kesehatan ibu dan bayi.

1.2.2 Pertanyaan Masalah

6
Berdasarkan masalah-masalah yang ada, maka penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1) Apakah usia berpengaruh dalam meningkatnya kasus anemia

pada ibu hamil?

2) Apakah yang menjadi faktor penting dalam kejadian kasus

anemia pada ibu hamil?

3) Bagaimana peran pelayanan kesehatan setempat dalam

mengatasi lonjakan kasus anemia pada ibu hamil?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan

kejadian anemia pada ibu hamil di Praktek Mandiri Bidan Nasridah

2022.

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui faktor paritas yang mempengaruhi kejadian

anemia pada ibu hamil.

2) Untuk mengetahui hubungan pendidikan dengan kejadian anemia

pada ibu hamil.

3) Untuk mengetahui hubungan pekerjaan dengan kejadian anemia

pada ibu hamil.

4) Untuk mengetahui hubungan usia dengan kejadian anemia pada ibu

hamil.

7
1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

1) Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan

bagi disiplin keilmuan di bidang kebidanan khususnya dan seluruh

keilmuan secara umum terkait faktor penyebab anemia pada ibu

hamil.

2) Penelitian ini diharapkan mampu menjadi tambahan pengetahuan

bagi peneliti dan pembaca tentang faktor penyebab anemia pada

ibu hamil.

1.4.2 Manfaat Praktis

1) Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran

kepada masyarakat tentang faktor apa saja yang menyebabkan

terjadinya anemia pada ibu hamil, sehingga masyarakat bisa

mengetahui dampak apa saja yang akan tejadi kepada ibu dan bayi

jika seorang ibu hamil mengalami anemia.

2) Hasil penelitian ini dapat diharapkan mampu memberikan

gambaran kepada pelayanan kesehatan baik Puskesmas maupun

Bidan Praktek agar lebih diperhatikan kembali alur dan pelayanan

untuk menindaklanjuti lonjakan kasus anemia di wilayah tersebut

agar dapat digunakan sebagai rujukan dan perbaikan pelayanan di

masa mendatang.

8
1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di PMB Nasridah tahun

2022. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat

menyebabkan anemia pada ibu hamil. Subjek penelitian ini adalah pasien yang

datang untuk periksa kehamilan di PMB Nasridah tahun 2022. Adapun ruang

lingkup penelitian ini adalah membahas dua variabel yang terdiri dari variable

bebas yaitu: usia kehamilan, paritas, usia ibu hamil, tingkat pendidikan dan

pekerjaan. Sedangkann variabel terikat yaitu: ibu hamil dengan anemia dan

tidak anemia.

Anda mungkin juga menyukai