Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan proses yang alamiah dan fisiologis,

walaupun tidak dipungkiri dalam beberapa kasus mungkin terjadi

komplikasi sejak awal karena kondisi tertentu atau tejadi dikemudian

hari sehingga mengakibatkan tingginya kesakitan dan kematian

terhadap ibu (Enggar, dkk 2018: 98).

Kesakitan dan kematian ibu masih merupakan masalah

kesehatan yang serius di negara berkembang. Menurut SDKI tahun

2012 AKI di Indonesia yaitu 359/100.000 kelahiran hidup. AKI

menujukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000

kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus

(SUPAS) 2015 (Profil Kesehatan Indonesia, 2019: 97).

Penurunan angka kematian ibu per 100 ribu kelahiran hidup masih

terlalu lambat untuk mencapai target tujuan pembangunan (Millenium

Development Goals/ MDGs) pada 2015 yaitu AKI sebesar 102 per

100. 000 kelahiran (Lisbet 2018: 136). Apalagi mulai tahun 2016

MDGs dilanjutkan oleh Sustainable Development Goals (SDGs),


dimana menurut (SDGs) pada tahun 2030, mengenai angka kematian

ibu mengalami penurunan AKI hingga 70 per 100 ribu kelahiran hidup

(Ermalena, 2017: 14).

Tingginya angka kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh

beberapa faktor yaitu Lima penyebab angka kematian ibu terbesar

dari tahun 2019 perdarahan (1.280 kasus), hipertensi dalam

kehamilan (1.066 kasus), infeksi (207 kasus) (Profil Keehatan

Indonesia 2019: 98). Selain itu, penyebab angka kematian bayi yaitu

asfiksia (19%), dan BBLR (23%).

Berdasarkan hasil penelitian oleh Psiari Kusuma Wardani pada

tahun 2017, tentang faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

perdarahan pasca persalinan, menyimpulkan bahwa salah satu faktor

yang menyebabkan perdarahan pasca persalinan adalah anemia

(Wardani, 2017: 57).

Di Indonesia angka anemia pada kehamilan menunjukkan nilai

yang cukup tinggi, “Menurut Hoo swie Tjiong (1962) dalam

Prawirohardjo (2020: 451), kadar hb rata-rata yaitu trimester 1: 12,3

gr/dl, trimester 2: 11,3 gr/dl, dan trimester 3: 10,8 gr/dl dan untuk

frekuensi anemia dalam kehamilan yaitu trimester 1: 3,8%, trimester 2:

13,6% dan trimester 3: 24,8%.”


Di Sulawesi Selatan pada tahun 2019 yang mengalami

anemia ringan berjumlah 57.612 orang (50,38%), anemia

sedang 49.933 orang (43,67%), dan anemia berat berjumlah

6.795 orang (5,9%). (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Tahun,

2019: 56). Berdasarkan data yang diperoleh dari medical record

di Puskesmas Benteng tahun 2020 dari Januari sampai

Desember terdapat 570 orang (100%) ibu hamil yang datang

memeriksakan kehamilan dan yang mengalami anemia ringan

sebanyak 50 orang, anemia sedang sebanyak 40 orang dan

anemia berat sebanyak 2 orang dan untuk tahun 2021 dari

Januari sampai Oktober terdapat 510 orang (100%) ibu hamil

yang datang memeriksakan kehamilan dan yang mengalami

anemia ringan sebanyak 70 orang, anemia sedang sebanyak 50

orang dan anemia berat sebanyak 8 orang.

“Menurut Rustam (1998) dalam Hidayah dan Anasari, (2017:

42) dalam penyebab sebagian besar anemia di Indonesia

adalah kekurangan zat besi yang diperlukan untuk

pembentukan haemoglobin dan untuk memenuhi kebutuhan ibu

dan janin yang dikandungnya”.

Beberapa penelitian tentang faktor-faktor anemia pada ibu


hamil juga telah dilakukan diantaranya adalah Penelitian Desi Ari

Madi Yanti dkk (2019) yang tentang faktor-faktor anemia pada ibu

hamil primigravida di wilayah kerja Puskesmas Pringsewu

menunjukkan bahwa ada hubungan antara pendidikan, status

ekonomi dan kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan kejadian

anemia pada ibu hamil. Penelitian Atik Purwandari dkk (2018)

tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia

pada ibu hamil di Puskesmas Tonsea Lama menunjukkan bahwa

terdapat hubungan signifikan antara paritas, umur ibu, dan

kunjungan ANC dengan tingkat anemia pada ibu hamil trimester III.

Penelitian tentang faktor-faktor anemia pada ibu hamil juga

telah dilakukan di Jawa, salah satunya adalah penelitian Noviyana

Idwiyani dan Sri Tjahyani Budi Utami (2019) tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi anemia di wilayah Puskesmas Kecamatan

Kebayoran Lama Jakarta Selatan menunjukkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara faktor sosisodemografi yang

meliputi pengetahuan, pendidikan, sikap dan faktor kunjungan

ANC yang mencakup frekuensi ANC dan konsumsi tablet besi.

Anemia sangat besar pengaruhnya terhadap masa kehamilan,

persalinan, nifas maupun pada bayi. Pengaruh anemia terhadap

kehamilan yaitu dapat terjadi persalinan prematur, abortus, tumbuh

kembang janin dalam rahim terhambat, mudah untuk terjadi


infeksi, terdapat ancaman dekompensasi kordis (Hb<6 g%), mola

hidatidosa (kehamilan anggur), hiperemesis gravidarum,

perdarahan antepartum (perdarahan saat kehamilan), dan ketuban

pecah dini. Anemia juga dapat berpengaruh dan menimbulkan

bahaya saat persalinan yaitu terdapat gangguan kekuatan

mengejan, kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi

partus terlantar, kala dua berlangsung lama sehingga dapat

melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi sesar, pada

kala tiga atau kala uri dapat diikuti oleh retensio plasenta dan

perdarahan postpartum karena atonia uteri, kala empat dapat

terjadi perdarahan postpartum sekunder atonia uteri. (Ratna,

2019).

Pada kala nifas, anemia dapat mengakibatkan terjadinya

subinvolusi uteri, menimbulkan perdarahan postpartum,

memudahkan infeksi puepurium, pengeluaran ASI berkurang,

terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan, anemia

kala nifas, dan mudah terjadi infeksi mamae. Bahaya anemia

terhadap janin yaitu anemia akan mengurangi kemampuan

metabolisme tubuh sehingga mengganggu pertumbuhan dan

perkembangan janin dalam rahim dan dapat terjadi gangguan

dalam bentuk abortus, kematian intrauterine, persalinan

prematuritas tinggi, berat badan lahir rendah, kelahiran dengan


anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah mendapat infeksi

sampai kematian perinatal, dan intelegensia rendah.(Ningsih,

2018).

Anemia pada kehamilan disebut “potential danger to mother

and child” (potensial membahayakan ibu dan anak), oleh karena

itu anemia memerlukan perhatian yang serius dari semua pihak

terkait dengan pelayanan kesehatan pada lini terdepan. Berbagai

dampak buruk timbul akibat anemia pada ibu hamil, padahal

sudah dilaksanakan program penanganan dan pencegahan

anemia pada ibu hamil Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk

mencegah dan mengatasinya. Salah satu cara yang dapat

dilakukan adalah dengan mengetahui faktor-faktor yang

memengaruhi anemia pada ibu hamil.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas

Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2021

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan data yang diperoleh dari medical record di

Puskesmas Benteng tahun 2020 dari Januari sampai Desember

terdapat 570 orang (100%) ibu hamil yang datang

memeriksakan kehamilan dan yang mengalami anemia ringan


sebanyak 50 orang, anemia sedang sebanyak 40 orang dan

anemia berat sebanyak 2 orang dan untuk tahun 2021 dari

Januari sampai Oktober terdapat 510 orang (100%) ibu hamil

yang datang memeriksakan kehamilan dan yang mengalami

anemia ringan sebanyak 70 orang, anemia sedang sebanyak 50

orang dan anemia berat sebanyak 8 orang, padahal sudah

dilaksanakan program penanganan dan pencegahan anemia pada

ibu hamil, Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka

pertanyaan penelitian pada penelitian ini adalah “Apa sajakah

faktor-faktor yang memengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil di

di Puskesmas Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

2021?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kejadian

anemia pada ibu hamil di di Puskesmas Benteng Kabupaten

Kepulauan Selayar Tahun 2021

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya hubungan kepatuhan ibu hamil

mengkonsumsi tablet zat besi dengan kejadian anemia

pada ibu hamil


b. Diketahuinya hubungan Status KEK ibu hamil dengan

kejadian anemia pada ibu hamil

c. Diketahuinya hubungan paritas dengan kejadian anemia

pada ibu hamil

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat memperkaya konsep teori yang

menyangkut ilmu pengetahuan kebidanan khususnya yang

berkaitan dengan faktor-faktor yang memengaruhi kejadian

anemia pada ibu hamil di di Puskesmas Benteng Kabupaten

Kepulauan Selayar Tahun 2021..

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti, Untuk meningkatkan pengalaman dan

wawasan dalam melakukan penelitian serta dapat

mamahami tentang faktor-faktor yang memengaruhi

kejadian anemia pada ibu hamil di di Puskesmas Benteng

Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2021.

b. Bagi Institusi Pendidikan, Sebagai bahan kajian dalam

meningkatkan ilmu pengetahuan bagi peserta didik dan

dapat menambah literatur atau bacaan diperpustakaan

yang berkaitan dengan faktor-faktor yang memengaruhi


kejadian anemia pada ibu hamil di di Puskesmas Benteng

Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2021.

c. Bagi Tempat Penelitian, Sebagai bahan masukan/

informasi dalam masalah anemia pada ibu hamil di di

Puskesmas Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun

2021

Anda mungkin juga menyukai