DISUSUN OLEH :
Fazira Andika (204201416163)
Gita Gartika (204201416144)
Vina Nursinta (204201416015)
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini secara maksimal dan optimal. Sholawat serta salam
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW. Yang telah begitu
banyak mengajarkan kebijakan dan menyebarkan ilmunya pada semua umatnya dan yang kita
nanti-nantikan syafaatnya diakhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah
sebagai tugas dari mata kuliah Keperawatan Maternitas II yang berjudul “ Anemia Pada Masa
Kehamilan ”.
Makalah ini kami susun berdasarkan informasi dari berbagai sumber. Dikemas dengan
ringkas materi yang menarik untuk memudahkan mahasiswa/i dalam proses kegiatan belajar.
Harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca untuk ke depannya.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalam pembuatan makalah ini. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya
bisa terselesaikan dengan baik. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan dalam
penulisan makalah ini mohon maaf yang sebesar-besarnya.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami Definisi Anemia pada ibu hamil
2. Mahasiswa mampu memahami Etiologi Anemia pada ibu hamil
3. Mahasiswa mampu memahami Tanda dan Gejala Anemia pada ibu hamil
4. Mahasiswa mampu memahami Patofisiologi Anemia pada ibu hamil
5. Mahasiswa mampu memahami Penganan Anemia pada ibu hamil
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.4 Etiologi
Menurut Mochtar (2013) pada umumnya, penyebab anemia pada kehamilan adalah:
- Kurang zat besi
Kebutuhan zat besi pada trimester II dan III tidak dapat dipenuhi dari mengkonsumsi
makanan saja, walaupun makanan yang dikonsumsi memiliki kualitas yang baik
ketersediaan zat besi yang tinggi. Peningkatan kebutuhan zat besi meningkat karena
kehamilan. Sebagian kebutuhan zat besi dapat dipenuhi oleh simpanan zat besi dan
presentase zat besi yang diserap, namun apabila simpanan zat besi rendah atau zat
besi yang diserap sedikit maka diperlukan suplemen preparat zat besi agar ibu hamil
tidak mengalami anemia (Bakta, I.M., & Dkk, 2009).
- Paritas
Hasil penelitian Herlina (2013) menyatakan paritas merupakan salah satu faktor
penting dalam kejadian anemia pada ibu hamil. Ibu hamil dengan paritas tinggi
mempunyai resiko lebih besar untuk mengalami anemia dibandingkan dengan paritas
rendah. Adanya kecenderungan bahwa semakin banyak jumlah kelahiran (paritas),
maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia.
- Ibu dengan hamil gemeli dan hidramnion
Derajat perubahan fisiologis maternal pada kehamilan gemeli lebih besar dari pada
dibandingkan kehamilan tunggal. Pada kehamilan gemeli yang dikomplikasikan
dengan hidramnion, fungsi ginjal maternal dapat mengalami komplikasi yang serius
dan besar. Peningkatan volume darah juga lebih besar pada kehamilan ini. Rata-rata
kehilangan darah melalui persalinan pervaginam juga lebih banyak (Wiknjosastro,
2010).
Tanda ibu hamil mengalami anemia adalah pucat, glossitis, stomatitis, eodema pada kaki
karena hypoproteinemia. Gejala ibu hamil yang mengalami anemia adalah lesu dan
perasaan kelelahan atau merasa lemah, gangguan pencernaan dan kehilangan nafsu
makan (Tewary, 2011).
2.6 Patofisiologi
Perubahan hermatologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena
perubahan sirkulasi yang semakin meningkat terhadap plasenta dan pertumbuhan
payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester II kehamilan dan
maksimum terjadi pada bulan ke-9 dan meningkat sekita 1000 ml, menurun sedikit
menjelang aterm serta kembali normal pada 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang
meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasma, yang menyebabkan peningkatan
sekresi aldesteron (Rukiyah, 2010).
Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut Hidremia
atau Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah menjadi kurang dibandingkan
dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut
adalah sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18% dan hemoglobin 19%. Secara
fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang
semakin berat dengan adanya kehamilan (Manoe, 2010).
Menurut Syafrudin, dkk, (2011) penanganan untuk anemia ringan antara lain :
(1).Ibu tidak membutuhkan supelement besi, lebih tepat bila ibu hamil memperbaiki
menu makanan, misalnya dengan meningkatkan konsumsi makanan yang banyak
mengadung zat besi seperti: telur, susu, ikan, hati, ikan, daging, kacang-kacangan
(tempe, tahu, oncom, kedelai, kacang hijau) sayuran berwarna hijau tua (kangkung,
bayam, daun katuk) dan buah-buahan (Jeruk, jambu biji dan pisang).
(2). Perhatikan gizi makanan dalam sarapan dan frekuensi makan yang teratur,
terutama bagi ibu yang berdiet.
(3).Biasakan untuk menambah substansi yang memudahkan penyerapan zat besi seperti
: vitamin C, air jeruk, daging, daging ayam dan ikan.
(4).Hindari substansi penghambat penyerapan zat besi seperti teh dan kopi.
e. Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan ini hanya dikerjakan atas indikasi khusus, misalnya pada:
1. Anemia defisiensi besi : serum iron, TBC (total iron binding acapacity),
saturasitranferin, protoporfirin eritrosit, feritin serum, reseptor transferin
dan pengecatanbesi pada sumsum tulang.
2. Anemia megaloblastik : folat serum, vitamin B12 serum, tes supresi
deoksiuridindan tes Schiling.
3. Anemia hemolitik : bilirubin serum, test Coomb, elektroforesis hemoglobin
danlain-lain.
4. Anemia aplastik : biopsi sumsum tulang (Sudoyo, 2009)
2.11 Komplikasi
a. Komplikasi anemia pada ibu hamil
Menurut (Pratami, 2016) kondisi anemia sanggat menggangu kesehatan ibu
hamilsejak awal kehamilan hingga masa nifas. Anemia yang terjadi
selama masakehamilan dapat menyebabkan abortus, persalinan
prematur, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, peningkatan
resiko terjadinya infeksi, ancaman dekompensasi jantung jika Hb
kurang dari 6,0 g/dl, mola hidatidosa, hiperemisgravidarum,
perdarahan ante partum, atau ketuban pecah dini. Anemia juga
dapatmenyebabkan gangguan selama persalinan seperti gangguan his,
gangguan kekuatanmengejan, kala pertama yang berlangsung lama, kala
kedua yang lama hingga dapatmelelahkan ibu dan sering kali mengakibatkan
tindakan operasi, kala ketiga yangretensi plasenta dan perdaraan
postpartum akibat atonia uterus, atau perdarahanpostpartum sekunder
dan atonia uterus pada kala keempat.Bahaya yang dapat timbuladalah resiko
terjadinya sub involusi uteri yang mengakibatkan
perdarahanpostpartum, resiko terjadinya dekompensasi jantung segera setelah
persalinan, resikoinfeksi selama masa puerperium, atau peningkatan
resiko terjadinya infeksipayudara.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA