L DENGAN
MASALAH ANEMIA DI KLINIK PRATAMA PABERNA
TAHUN 2022
Oleh :
Preceptor Akademik
(Christin S.Keb)
Koordinator Maternitas
Disetujui Oleh
(Ns. Marthalena Simamora, M.Kep) (Ns. Jek Amidos Pardede, M.Kep, Sp.KepJ)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan merupakan keadaan fisiologis yang menjadi harapan setiap
perempuan yang sudah menikah. Pada nyatanya, tidak semua kehamilan
bebas dari masalah. Masalah yang terjadi pada ibu hamil selama kehamilan
diantaranya kehamilan ektopik atau tuba, perdarahan vagina, keguguran,
hiperemesis gravidarum, demam, plasenta previa, fibroid (mioma), abrupsio
plasenta, infeksi, diabetes mellitus gestasional, preeklampsia, PIH, dan
anemia (Simkin, dkk, 2011). Menurut Prawirohardjo (2013), salah satu yang
menjadi masalah besar pada ibu hamil adalah anemia. Anemia merupakan
penyebab kematian non obstetri yang secara tidak langsung terjadi pada ibu
hamil (Triana, dkk , 2015).
Anemia pada ibu hamil merupakan kondisi tubuh seorang ibu hamil dengan
jumlah kadar hemoglobin dalam darah kurang dari 11 gr/dl (Aritonang,
2015). Menurut Ridayanti (2012), ibu hamil primigravida lebih beresiko
mengalami anemia kehamilan dengan prosentase sebesar 44,6% sedangkan
ibu multigravida yang mengalami anemia kehamilan sebesar 12,8%. Hal
tersebut disebabkan ibu primigravida belum mempunyai pengalaman untuk
menjaga kesehatan kehamilan dari kehamilan sebelumnya karena baru
pertama kali hamil. Perubahan fisiologis alami yang terjadi selama kehamilan
juga akan mempengaruhi jumlah sel darah merah normal pada kehamilan,
peningkatan volume darah ibu terutama terjadi akibat peningkatan plasma,
bukan akibat peningkatan sel darah merah, walaupun ada peningkatan
jumlah sel darah merah dalam sirkulasi, tetapi jumlahnya tidak seimbang
dengan peningkatan volume plasma, ketidakseimbangan ini akan terlihat
dalam bentuk penurunan kadar hemoglobin (Hb).
Dampak anemia pada ibu hamil maupun janin dapat mengganggu kesehatan,
menyebabkan abortus, persalinan prematur, infeksi, dan perdarahan saat
persalinan. Bahaya lainnya dapat menimbulkan resiko terjadinya kematian
intra-uteri, abortus, berat badan lahir rendah, resiko terjadinya cacat bawaan,
peningkatan resiko infeksi pada bayi hingga kematian perinatal atau tingkat
intilegensi bayi rendah (Pratami, 2016).
Masalah keperawatan pada ibu hamil dengan anemia terbagi dalam ibu hamil
dengan anemia ringan, sedang, dan berat. Ibu hamil dengan anemia ringan
biasanya belum muncul keluhan namun beresiko mengalami anemia sedang
pada kehamilan berikutnya. Pada ibu hamil dengan anemia sedang biasannya
muncul keluhan merasa lemah, lesu, letih, pusing, tenaga berkurang,
pandangan mata berkunang-kunang terutama bila bangkit dari duduk. Selain
itu, melalui pemeriksaan fisik akan di temukan tanda-tanda pada ibu hamil
seperti: pada wajah di selaput lendir kelopak mata, bibir, dan kuku penderita
tampak pucat. Ibu hamil dengan anemia sedang memerlukan asuhan
keperawatan yang mumpuni agar keluhan ibu hamil dapat teratasi dan
mencegah menjadi anemia berat. Pada ibu dengan anemia yang berat dapat
berakibat penderita sesak napas atau pun bisa menyebabkan lemah jantung.
1.2 Tujuan
1. Mahasiwa mampu mengetahui konsep anemia pada ibu hamil.
2. Mahasiwa mampu mengetahui konsep asuhan keperawatan pada ibu
hamil dengan anemia.
3. Mahasiwa mampu mengetahui pengkajian keperawatan pada ibu hamil
dengan anemia
4. Mahasiwa mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada ibu hamil
dengan anemia
5. Mahasiwa mampu menyusun intervensi keperawatan pada ibu hamil
dengan anemia
6. Mahasiwa mampu melakukan implementasi keperawatan pada ibu hamil
dengan anemia
7. Mahasiwa mampu mengevaluasi pada ibu hamil dengan anemia.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1.2 Etiologi
Penyebab anemia pada kehamilan secara umum dapat disebabkan
karena kekurangan sel darah merah dan zat gizi dalam makanan yang
dikonsumsi, seperti penyerapan zat besi yang tidak optimal, terjadinya
kehilangan darah yang banyak ketika menstruasi, dan perdarahan yang
diakibatkan oleh luka. Sebagian besar anemia disebabkan karena
kekurangan zat besi yang merupakan salah satu unsur gizi komponen
pembentuk hemoglobin. Anemia yang disebabkan karena kekurangan
zat besi dapat disebut dengan anemia defisiensi besi yang dapat terjadi
karena kandungan zat besi yang dikonsumsi dari makanan tidak
mencukupi kebutuhan, adanya peningkatan tubuh akan zat besi, dan
terjadinya peningkatan pengeluaran zat besi dari tubuh (Tarwoto &
Wasnindar, 2010).
2.1.3 Patofisiologi
Pengenceran darah (hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi dengan
peningkatan volume plasma 30%-40%, peningkatan sel darah merah
18%-30% dan hemoglobin 19%, secara fisiologi hemodilusi
membantu meringankan kerja jantung. Hemodilusi terjadi sejak
kehamilan 10 minggu dan mencapai maksimum pada usia kehamilan
24 minggu atau trimester II dan terus meningkat hingga usia
kehamilan di trimester ke III (Reeder, dkk, 2014).
Ibu hamil dengan anemia biasannya muncul keluhan ibu hamil dengan
anemia merasa lemah, lesu, letih, pusing, tenaga berkurang,
pandangan mata berkunang-kunang terutama bila bangkit dari duduk.
Selain itu, melalui pemeriksaan fisik akan di temukan tanda-tanda
pada ibu hamil seperti: pada wajah di selaput lendir kelopak mata,
bibir, dan kuku penderita tampak pucat. Bahkan pada penderita
anemia yang berat dapat berakibat penderita sesak napas atau pun
bisa menyebabkan lemah jantung (Syaftrudin, 2011).
2.1.9 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Secara Medis
Penanganan anemia yang tepat merupakan hal penting untuk
mengatasi anemia pada awal untuk mencegah atau meminimalkan
konsekuensi serius perdarahan. Penanganan anemia secara efektif
perlu dilakukan. Ibu hamil berhak memilih kadar Hb normal
selama kehamilan dan memperoleh pengobatan yang aman dan
efektif. Pengobatan yang aman dan efektif akan memastikan ibu
hamil memiliki kadar Hb yang normal dan mencegah pelaksanaan
tindakan tranfusi darah. Peningkatan oksigen melalui tranfusi
darah telah ditentang selama dekade terakhir. Selain itu, tindakan
tranfusi beresiko menimbulkan masalah yang lain, seperti
transmisi virus dan bakteri (Pratami, 2016)
Pemberian suplemen zat besi secara rutin pada ibu hamil yang
tidak menunjukan tanda kekurangan zat besi dan memiliki kadar
Hb lebih dari 10,0 g/dl terbukti memberi dampak positif, yaitu
prevelensi anemia selama hamil dan enam minggu postpartum
berkurang. Efek samping berupa hemokonsentrasi, yaitu kadar Hb
lebih dari 13,o g/dl lebih sering terjadi pada ibu yang
mengkonsumsi suplemen zat besi atau asam folat setiap hari
dibandingkan ibu yang tidak mengkonsumsi supleman. Dalam
menagani anemia, profesional kesehatan harus menerapkan
strategi yang sesuai dengan kondisi yang dialami oleh ibu hamil.
Penanganan anemia defesiensi zat besi yang tepat akan
meningkatkan parameter kehamilan fisiologis dan mencegah
kebutuhan akan intervensi lebih lanjut (Pratami, 2016).
b. Penatalaksanaan Keperawatan di rumah
Pendidikan kesehatan pada ibu hamil yang menderita anemia
adalah dengan menkonsumsi nutrisi yang baik untuk mencegah
terjadinya anemia jika sedang hamil, makan makanan yang tinggi
kandungan zat besi (seperti sayuran berdaun hijau, daging merah,
sereal, telur, dan kacang tanah) yang dapat membantu memastikan
bahwa tubuh menjaga pasokan besi yang diperlukan untuk
berfungsi dengan baik. Selain itu pemebrian vitamin adalah cara
terbaik untuk memastikan bahwa tubuh memiliki cukup asam besi
dan folat, dan pastikan tubuh mendapatkan setidaknya 27 mg zat
besi setiap hari, yaitu dengan cara mengkonsumsi makanan yang
tinggi kandungan zat besi.
2. Diagnosa Keperawatan
a) Defisit pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil berhubungan
dengan kurang terpapar informasi
b) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan menurunan kadar
hemoglobin dalam darah.
c) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan hipoksia sel dan jaringan.
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Hasil Intervensi
Defisit pengetahuan Setelah dilakukan 1) Identifikasi kesiapan
tentang anemia pada ibu tindakan keperawatan dan kemampuan
hamil berhubungan diharapkan tingkat menerima informasi
dengan kurang terpapar pengetahuan meningkat 2) Sediakan materi media
informasi dengan kriteria hasil : pendidikan kesehatan
1) Meningkatkan 3) Jadwalkan pendidikan
pengetahuan tentang kesehatan sesuai
anemia pada ibu kesepakatan
hamil 4) Berikan ibu hamil
2) Kemampuan kesempatan bertanya
menjelaskan tentang hal yang belum
anemia pada ibu dipahami.
hamil meningkat 5) Menjelaskan pada ibu
3) Perilaku membaik hamil faktor yang
sesuai dengan mempengaruhi
pendidikan kesehatan kesehatan.
yang diberikan.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah di susun pada tahap perencanaan. Ukuran
intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien terkait dengan
dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan
untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan
yang muncul dikemudian hari.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah hasil akhir yang didapatkan yang tertera dalam kriteria
hasil setelah dilakukan tindakan keperawatan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Identitas
1. Identitas Pasien 2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.L Nama : Syahrul Galib
Umur : 21 tahun Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pekerjaan : Buruh
Pekerjaan : IRT Alamat : Jln. Tani Asli
Gol. Darah :O Hubungan dengan Klien : Ibu klien
Alamat : Jln. Tani Asli Tanjung Gusta
E. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala dan Leher
Kepala : Simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan
Mata : Simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis
Hidung : Simetris kiri dan kanan, penciuman baik
Mulut : Simetris kiri dan kanan, mukosa bibir kering
Telinga : Simetris kiri dan kanan, pendengaran baik
Leher : Vena jugularis teraba
Masalah khusus: Tidak Ada
2. Dada
Jantung : Normal
Paru-paru : Pengembangan dada simetris
Payudara : Simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan
Puting susu : menonjol/tidak
Aerola kehitaman : ya/tidak
Pengeluaran ASI :-
Masalah khusus : Tidak Ada
3. Abdomen
a. Uterus
1) Leopold I :
- Tinggi Fundus Uteri : 17 cm
- Kontraksi : ya / tidak
- Taksiran Berat Janin : gram
2) Leopold II :
Kanan : punggung/bagian kecil/bokong/kepala
Kiri : punggung/bagian kecil/bokong/kepala
Denyut jantung janin : x/menit
3) Leopold III : kepala/bokong/kosong
4) Leopold IV : bagian masuk PAP :
b. Pigmentasi
1) Linea nigra
2) Striae
c. Fungsi pencernaan : Baik
d. Masalah Khusus : Tidak Ada
5. Ekstremitas
a. Ekstremitas Atas
1) Edema : ya/tidak, lokasi :
2) Varises : ya/tidak, lokasi :
b. Ekstremitas Bawah
1) Edema : ya/tidak, lokasi : kaki kanan
2) Varises : ya/tidak, lokasi :
3) Refleks patella : +/- jika ada : +1/ +2/ +3
9. Eliminasi
a. Urin : Kebiasaan BAK
Frekuensi :
Jumlah urine :
Warna urine :
Masalah khusus :
b. Feces : Kebiasaan BAB
Frekuensi :
Jumlah :
Konsistensi :
Warna :
Maslah khusus:
DO :
- Hb 9,7 gr/dl
- Wajah terlihat pucat, konjungtiva
anemis
- Akral dingin
- Kulit, kuku dan bibir pucat
DO :
- Ny.L tampak belum memahami
tentang anemia pada ibu hamil saat
dikaji
- Ny.A membutuhkan informasi
tentang anemia pada ibu hamil saat
dikaji
- Usia kehamilan Ny.M 16 minggu
DS : Kekurangan Hb Intoleransi aktivitas
- Ny. L mengatakan lemah, mudah berhubungan dengan
lelah hipoksia dan jaringan
- Ny. L mengatakan sulit beraktivitas
- Ny.L mengatakan merasa pusing dan
kesulitan berkonsentrasi
Do:
- Pasien terlihat lesu dan
- Konjungtiva anemis
- Hb : 9,4gr%
untuk menghindari
terjadinya P:
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil telah dilakukan
asuhan keperawatan pada Ny.L ibu hamil dengan anemia, pemberian asuhan
keperawatan meliputi pengkajian keperawatan, analisa keperawatan, diagnosa
keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi
keperawatan dilakukan secara runtut sesuai permasalahan Ny.L ibu hamil
dengan anemia.
4.2 Saran
Diharapkan mahasiswa lebih aktif dalam memberikan asuhan keperawatan
khususnya pada Ibu hamil dengan anemia dan sebagai bahan tambahan bagi
mahasiswa keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Daulat, M. (2016). KEPERAWATAN MATERNITAS PADA PASIEN ANEMIA DI
KLINIK PRATAMA SURYA.
EVISUSANTI, S. (2020). IBU HAMIL DENGAN MASALAH ANEMIA DI
PUSKESMAS TIBAN BARU TAHUN 2020. 2507(February), 1–9.
Hidayah, N. (2014). KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DITINJAU DARI
USIA. VII(2).
Kupang, W. Z. J., Lobo, Y., Herwanti, E., & Yudowaluyo, A. (2019). Analisis
penyebab ternjadinya anemia pada ibu hamil Rsud Prof. CHMK NURSING
SCIENTIFIC JOURNAL P-ISSN, 3(September), 2580–9784.
Laeliyah, N., & Subekti, H. (2017). (2017). Hubungan antara anemia dengan ibu
hamil dan kejadian persalinan di Rawat Jalan RSUD Kabupaten Indramayu.
1(2), 102–112.
Putra, A. S., & Wirman, Y. F. (2014). Faktor resiko anemia pada ibu hamil Di
Ruang Rawat Inap Zal Bedah. Jurnal Stikes Yarsi.
Ririn Arifah. (2014). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK NUSANTARA. 634.
https://hsgm.saglik.gov.tr/depo/birimler/saglikli-beslenme-hareketli-hayat-
db/Yayinlar/kitaplar/diger-kitaplar/TBSA-Beslenme-Yayini.pdf
Savitri, A. R. (2021). Defisiensi zat besi dan dengan kejadian anemia pada ibu
hamil Tahun 2020. http://eprintslib.ummgl.ac.id/2662/
Anjarwati & Septi Ana. (2016). Hubungan Dukungan Suami dengan Kepatuhan
Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet FE di Puskesmas Jetis Yogyakarta.
Jurnal Ilmiah Bidan. Universitas Aisyiyah Yogyakarta
Ariyani, Rizqi. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Anemia Pada
Ibu Hamil Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Mojolaban Kabupaten
Sukoharjo.Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Nurhidayati, D.R. 2013. Analisis Faktor Penyebab Terjadinya Anemia Pada Ibu
Hamil Diwilayah Kerja Puskesmas Tawangsari Kabupaten Sukoharjo
Pratami, E. (2016). Evidence Based Dalam Kebidanan. Jakarta: EGC
Putrono, Wagiyo,Ns.2016. asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal & bayi
baru lahir fisiologis dan patologis. Yogyakata : CV Andi
Riswanda, Jhon. 2017. Hubungan Asupan Zat Besi dan Inhibitornya sebagai
Prediktor Kadar Hemoglobin Ibu Hamil di Kabupaten Muara Enim. Edisi
Agustus 201. Jurnal Biota. Vol. 3, No. 2. Hlm. 83-89.
Wati, Ega Rima. 2016. Ragam Media Pembelajaran. Jakarta: Kata Pena.
DOKUMENTASI