Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA Ny.

L DENGAN
MASALAH ANEMIA DI KLINIK PRATAMA PABERNA
TAHUN 2022

Oleh :

MAHASISWA/I PROFESI NERS


KELOMPOK B
Annisa Amanda S (220202008) Ika Namira Tjg (220202030)
Ayu Ashari S (220202010) Jiwa Sukma S (220202035)
Alhamdika Ansyahri L (220202082) Juhri Saputri (220202036)
Bertina Munthe (220202012) Juskaria (220202038)
Dean Rex Azriel T (220202017) Libertniati Hulu (220202044)
Elfrida Saragih (220202019) Maria Pandiangan (220202048)
Farahdilla Pratiwi (220202022) Priskilla Zagoto (220204058)
Hemmia Florenta (220202029) Reihannisya Fitri (220202060)
Repianus Giawa (220202061) Tiara Mahbengi (220202076)
Rizky Yanti Sagala (220202064) Yohana Fransiska (220202080)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA Ny.L DENGAN


MASALAH ANEMIA DI KLINIK PRATAMA PABERNA
TAHUN 2021

Preceptor Akademik

(Ns. Ns.Rosetty Rita Sipayung,M.Kep ) (Ns.Lasma Rina Sinurat,M.Kep)

(Christin S.Keb)

Koordinator Maternitas

(Ns.Rosetty Rita Sipayung,M.Kep)

Disetujui Oleh

Ketua Program Studi Ners Koordinator Profesi Ners

(Ns. Marthalena Simamora, M.Kep) (Ns. Jek Amidos Pardede, M.Kep, Sp.KepJ)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan merupakan keadaan fisiologis yang menjadi harapan setiap
perempuan yang sudah menikah. Pada nyatanya, tidak semua kehamilan
bebas dari masalah. Masalah yang terjadi pada ibu hamil selama kehamilan
diantaranya kehamilan ektopik atau tuba, perdarahan vagina, keguguran,
hiperemesis gravidarum, demam, plasenta previa, fibroid (mioma), abrupsio
plasenta, infeksi, diabetes mellitus gestasional, preeklampsia, PIH, dan
anemia (Simkin, dkk, 2011). Menurut Prawirohardjo (2013), salah satu yang
menjadi masalah besar pada ibu hamil adalah anemia. Anemia merupakan
penyebab kematian non obstetri yang secara tidak langsung terjadi pada ibu
hamil (Triana, dkk , 2015).

World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 memperkirakan sekitar


35 - 75% ibu hamil di negara berkembang dan 18% ibu hamil di negara
maju mengalami anemia. Indonesia prevalensi anemia pada ibu hamil sekitar
70% atau 7 dari 10 wanita hamil mengalami anemia. Tingginya pravalensinya
anemia pada ibu hamil merupakan masalah yang tengah dihadapi pemerintah
Indonesia (Adawiyani, 2013). Hasil Survei Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) di Indonesia tahun 2018 juga menunjukkan tingginya persentase
anemia pada ibu hamil sebesar 57,9%, di Daerah Kota Medan pada tahun
2018 proporsi anemia pada ibu hamil menurut data dinas kesehatan Daerah
Kota Medan sebesar 25,7%.

Anemia pada ibu hamil merupakan kondisi tubuh seorang ibu hamil dengan
jumlah kadar hemoglobin dalam darah kurang dari 11 gr/dl (Aritonang,
2015). Menurut Ridayanti (2012), ibu hamil primigravida lebih beresiko
mengalami anemia kehamilan dengan prosentase sebesar 44,6% sedangkan
ibu multigravida yang mengalami anemia kehamilan sebesar 12,8%. Hal
tersebut disebabkan ibu primigravida belum mempunyai pengalaman untuk
menjaga kesehatan kehamilan dari kehamilan sebelumnya karena baru
pertama kali hamil. Perubahan fisiologis alami yang terjadi selama kehamilan
juga akan mempengaruhi jumlah sel darah merah normal pada kehamilan,
peningkatan volume darah ibu terutama terjadi akibat peningkatan plasma,
bukan akibat peningkatan sel darah merah, walaupun ada peningkatan
jumlah sel darah merah dalam sirkulasi, tetapi jumlahnya tidak seimbang
dengan peningkatan volume plasma, ketidakseimbangan ini akan terlihat
dalam bentuk penurunan kadar hemoglobin (Hb).

Dampak anemia pada ibu hamil maupun janin dapat mengganggu kesehatan,
menyebabkan abortus, persalinan prematur, infeksi, dan perdarahan saat
persalinan. Bahaya lainnya dapat menimbulkan resiko terjadinya kematian
intra-uteri, abortus, berat badan lahir rendah, resiko terjadinya cacat bawaan,
peningkatan resiko infeksi pada bayi hingga kematian perinatal atau tingkat
intilegensi bayi rendah (Pratami, 2016).

Masalah keperawatan pada ibu hamil dengan anemia terbagi dalam ibu hamil
dengan anemia ringan, sedang, dan berat. Ibu hamil dengan anemia ringan
biasanya belum muncul keluhan namun beresiko mengalami anemia sedang
pada kehamilan berikutnya. Pada ibu hamil dengan anemia sedang biasannya
muncul keluhan merasa lemah, lesu, letih, pusing, tenaga berkurang,
pandangan mata berkunang-kunang terutama bila bangkit dari duduk. Selain
itu, melalui pemeriksaan fisik akan di temukan tanda-tanda pada ibu hamil
seperti: pada wajah di selaput lendir kelopak mata, bibir, dan kuku penderita
tampak pucat. Ibu hamil dengan anemia sedang memerlukan asuhan
keperawatan yang mumpuni agar keluhan ibu hamil dapat teratasi dan
mencegah menjadi anemia berat. Pada ibu dengan anemia yang berat dapat
berakibat penderita sesak napas atau pun bisa menyebabkan lemah jantung.
1.2 Tujuan
1. Mahasiwa mampu mengetahui konsep anemia pada ibu hamil.
2. Mahasiwa mampu mengetahui konsep asuhan keperawatan pada ibu
hamil dengan anemia.
3. Mahasiwa mampu mengetahui pengkajian keperawatan pada ibu hamil
dengan anemia
4. Mahasiwa mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada ibu hamil
dengan anemia
5. Mahasiwa mampu menyusun intervensi keperawatan pada ibu hamil
dengan anemia
6. Mahasiwa mampu melakukan implementasi keperawatan pada ibu hamil
dengan anemia
7. Mahasiwa mampu mengevaluasi pada ibu hamil dengan anemia.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Anemia Pada Ibu Hamil


2.1.1 Pengertian Anemia
Anemia merupakan suatu keadaan saat jumlah sel darah merah atau
konsentrasi pengangkut oksigen dalam darah Hemoglobin (Hb) tidak
mencukupi untuk seluruh kebutuhan fisiologis tubuh (Kemenkes RI,
2013). Anemia diartikan sebagai suatu keadaan kadar hemoglobin
(Hb) di dalam darah lebih rendah atau lebih kecil daripada nilai
normal untuk kelompok orang menurut umur dan jenis kelamin.
Anemia gizi adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin darah
yang lebih rendah daripada normal karena ketidakmampuan jaringan
pembentuk sel darah merah dalam produksinya untuk
mempertahankan kadar atau jumlah hemoglobin pada tingkat normal.
Anemia gizi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat
besi sehingga pembentukan sel-sel darah merah dan fungsi lain dalam
tubuh terganggu

Anemia kehamilan adalah kondisi tubuh dengan jumlah kadar


hemoglobin dalam darah <11g% pada trimester 1 yaitu 3 bulan awal
kehamilan atau kadar Hb <10,5 g% pada trimester 2 yaitu 4-6 bulan
usia kehamilan (Aritonang, 2015). Menurut Irianto (2014) selama
kehamilan, ibu hamil mengalami peningkatan plasma darah hingga
30%, sel darah 18%, tetapi Hb hanya bertambah 19%. Sehingga
berakibat, frekuensi anemia pada ibu hamil cukup tinggi.

2.1.2 Etiologi
Penyebab anemia pada kehamilan secara umum dapat disebabkan
karena kekurangan sel darah merah dan zat gizi dalam makanan yang
dikonsumsi, seperti penyerapan zat besi yang tidak optimal, terjadinya
kehilangan darah yang banyak ketika menstruasi, dan perdarahan yang
diakibatkan oleh luka. Sebagian besar anemia disebabkan karena
kekurangan zat besi yang merupakan salah satu unsur gizi komponen
pembentuk hemoglobin. Anemia yang disebabkan karena kekurangan
zat besi dapat disebut dengan anemia defisiensi besi yang dapat terjadi
karena kandungan zat besi yang dikonsumsi dari makanan tidak
mencukupi kebutuhan, adanya peningkatan tubuh akan zat besi, dan
terjadinya peningkatan pengeluaran zat besi dari tubuh (Tarwoto &
Wasnindar, 2010).

2.1.3 Patofisiologi
Pengenceran darah (hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi dengan
peningkatan volume plasma 30%-40%, peningkatan sel darah merah
18%-30% dan hemoglobin 19%, secara fisiologi hemodilusi
membantu meringankan kerja jantung. Hemodilusi terjadi sejak
kehamilan 10 minggu dan mencapai maksimum pada usia kehamilan
24 minggu atau trimester II dan terus meningkat hingga usia
kehamilan di trimester ke III (Reeder, dkk, 2014).

Anemia pada ibu hamil dapat berdampak terganggunya kesehatan


pada ibu hamil maupun janin yang sedang dikandungnya.
Permasalahan kesehatan pada janin dan ibu hamil dari dampak anemia
dapat berupa abortus, persalinan prematur, infeksi, dan perdarahan
saat persalinan. Bahaya lainnya dapat menimbulkan resiko terjadinya
kematian intra- uteri, abortus, berat badan lahir rendah, resiko
terjadinya cacat bawaan, peningkatan resiko infeksi pada bayi hingga
kematian perinatal atau tingkat intilegensi bayi rendah (Pratami,
2016).

Ibu hamil dengan anemia biasannya muncul keluhan ibu hamil dengan
anemia merasa lemah, lesu, letih, pusing, tenaga berkurang,
pandangan mata berkunang-kunang terutama bila bangkit dari duduk.
Selain itu, melalui pemeriksaan fisik akan di temukan tanda-tanda
pada ibu hamil seperti: pada wajah di selaput lendir kelopak mata,
bibir, dan kuku penderita tampak pucat. Bahkan pada penderita
anemia yang berat dapat berakibat penderita sesak napas atau pun
bisa menyebabkan lemah jantung (Syaftrudin, 2011).

2.1.4 Faktor Penyebab Anemia Pada Ibu Hamil


1. Faktor Dasar
a. Sosial dan ekonomi
Kondisi lingkungan sosial sangat berkaitan dengan kondisi
ekonomi di suatu daerah dan menentukan pola konsumsi
makanan dan gizi yang dilakukan oleh masyarakat setempat.
Misalnya, kondisi sosial di pedesaan dan perkotaan memiliki
pola konsumsi makanan dan gizi yang berbeda pula.
Kondisi ekonomi seseorang sangat menentukan dalam
penyediaan makanan dan kualitas gizi. Semakin tinggi
tingkat perekonomian seseorang, maka kemungkinan akan
semakin baik status gizinya dan sebalinya (Irianto, 2014)
b. Pengetahuan
Ibu hamil yang memiliki tingkat pengetahuan rendah berisiko
mengalami defisiensi zat besi, jadi tingkat pengetahuan yang
kurang tentang defisiensi zat besi akan memberi pengaruh
pada ibu hamil dalam berperilaku kesehatan dan dapat
berakibat pada kurangnya konsumsi makanan yang
mengandung zat besi dikarenakan ketidaktahuannya dan dapat
berakibat anemia pada ibu hamil (Wati, 2016).
c. Pendidikan
Tingkat pendidikan yang baik akan diikuti kemudahan dalam
memahami pengetahuan tentang kesehatan. Sedangkan
rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki seorang ibu hamil
dapat menyebabkan keterbatasan dalam upaya menangani
masalah gizi dan kesehatan keluarga (Nurhidayati, 2013).
d. Budaya
Larangan memakan jenis makanan tertentu, berhubungan
dengan makanan yang dilarang atau tidak boleh dimakan, dan
banyaknya pola pantangan terhadap makanan tertentu. Tahayul
dan larangan yang beragam yang didasarkan kepada
kebudayaan dan adat adat yang beragam di setiap daerah di
dunia ini, misalnya pada ibu hamil, ada sebagian
masyarakatyang masih percaya ibu hamil tidak boleh makan
ikan, tidak boleh makan telur dan jenis makanan lainnya
(Ariyani, 2016).
2. Faktor Tidak Langsung
a. Frekuensi Antenatal Care (ANC)
Antenatal Care (ANC) merupakan suatu pelayanan yang
diberikan oleh perawat kepada wanita selama hamil, misalnya
dengan pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis,
termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta
mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran supaya ibu
siap mengahadapi peran baru sebagai orangtua (Wagiyo &
Putrono, 2016).
b. Paritas
Paritas ibu merupakan frekuensi ibu pernah melahirkan anak
hidup atau mati, tetapi bukan aborsi terjadi secara alamiah
(Nurhidayati, 2013). semakin sering seorang wanita
mengalami kehamilan dan melahirkan atau jarak kelahiran
terlalu dekat maka semakin banyak kehilangan zat besi dan
semakin besar kemungkinan mengalami anemia (Fatkhiyah,
2018).
c. Umur Ibu
Umur ibu yang ideal dalam kehamilan yaitu antara umur 20-35
tahun dan pada umur tersebut resiko komplikasi kehamilan
dapat dihindari, memiliki reproduksi yang sehat, kondisi
biologis dan psikologis dari ibu hamil sudah matang
Sebaliknya pada umur < 20 tahun beresiko anemia karena
pada kelompok umur tersebut perkembangan bilogis yaitu
reproduksi belum optimal atau belum matang sepenuhnya.
disisilain, kehamilan pada usia diatas 35 tahun merupakan
kehamilan yang beresiko tinggi. Wanita hamil dengan umur
diatas 35 tahun juga akan rentan mengalami anemia. Hal ini
menyebabkan daya tahan tubuh mulai menurun pada usia 35
tahun keatas dan mudah terkena berbagai infeksi selama masa
kehamilan (Fatkhiyah, 2018).
d. Dukungan Suami
Dukungan secara informasi dan emosional merupakan peran
penting seorang suami, dukungan secara informasi yaitu
membantu individu untuk menemukan alternative yang ada
bagi penyelesaian masalah, misalnya menghadapi masalah
ketika istri menemui kesulitan selama hamil, suami dapat
memberikan informasi berupa saran, petunjuk, pemberian
nasihat, mencari informasi lain yang bersumber dari media
cetak/elektronik, dan juga tenaga kesehatan; bidan, perawat
dan dokter. Dukungan secara emosional adalah kepedulian dan
empati yang diberikan oleh orang lain atau suami yang dapat
meyakinkan ibu hamil bahwa dirinya diperhatikan yang
membawa dorongan positif (Anwar, 2016).
3. Faktor Langsung
a. Pola konsumsi
Kejadian anemia sangat erat jika dihubungkan dengan pola
konsumsi yang rendah kandungan zat besinya serta makanan
yang dapat memperlancar dan menghambat absorbsi zat besi.
b. Infeksi
Beberapa infeksi penyakit menyebabkan risiko anemia. Infeksi
itu umumnya adalah TBC, malaria, dan cacingan, karena
menyebabkan terjadinya peningkatan penghancuran sel darah
merah dan terganggunya eritrosit. Cacingan sangat jarang
menyebabkan kematian secara langsung, namun sangat
mempengaruhi kualitas hidup penderitanya karena cacing
menyerap kandungan makanan. Infeksi cacing akan
menyebabkan malnutrisi dan dapat mengakibatkan anemia
defisiensi besi pada ibu hamil. Infeksi yang disebabkan
penyakit malaria dapat menyebabkan anemia
c. Pendarahan
Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh
defisiensi besi dan pendarahan akut bahkan keduanya saling
berinteraksi satu sama lain. Pendarahan menyebabkan banyak
unsur besi yang hilang keluar bersama darah sehinggga dapat
berakibat pada anemia menurut.

2.1.5 Manifestasi Klinis


Pada umumnya tanda-tanda anemia akan tampak jelas apabila kadar
hemoglobin (Hb) <7gr/dl. Gejala anemia dapat berupa kepala pusing,
perubahan jaringan epitel kuku, palpitasi, berkunang-kunang, pucat,
perubahan jaringan epitel kuku, lesu, lemah, gangguan sistem
neuromuskular, lelah, disphagia, kurang nafsu makan, menurunnya
kebugaran tubuh, dan gangguan penyembuhan luka, serta pembesaran
kelenjar limpa.

Tanda dan gejala anemia bermula dengan berkurangnya konsentrasi


Hb selama masa kehamilan mengakibatkan suplai oksigen keseluruh
jaringan tubuh berkurang sehingga menimbulkan tanda dan gejala
anemia. Pada umumnya gejala yang dialami oleh ibu hamil anemia
antara lain, ibu mengeluh merasa lemah, lesu, letih, pusing, tenaga
berkurang, pandangan mata berkunang-kunang terutama bila bangkit
dari duduk. Selain itu, melalui pemeriksaan fisik akan di temukan
tanda-tanda pada ibu hamil seperti, pada wajah di selaput lendir
kelopak mata, bibir, dan kuku penderita tampak pucat. Bahkan pada
penderita anemia yang berat dapat berakibat penderita sesak napas
atau pun bisa menyebabkan lemah jantung.
2.1.6 Klasifikasi Anemia
1. Anemia defisiensi besi
Anemia Gizi Besi (AGB) adalah anemia yang timbul karena
kekurangan zat besi sehingga pembentukan sel-sel darah merah
dan fungsi lain di dalam tubuh terganggu dan tidak berjalan
dengan sebagaimana fungsinya. Defisiensi zat besi terjadi saat
jumlah zat besi yang diserap dalam tubuh tidak dapat mencukupi
kebutuhan tubuh. Secara umum, ada tiga penyebab AGB yaitu
kekurangan intake zat besi dari makanan (ikan, daging, hati, dan
sayuran hijau tua seperti bayam dll), meningkatnya kebutuhan
tubuh akan zat besi yaitu pada masa pertumbuhan janin dalam
kandungan saat masa kehamilan, asupan pada penderita penyakit
menahun, serta meningkatnya pengeluaran zat besi dari tubuh
karena perdarahan, cacingan, dan masa menstruasi
2. Anemia defisiensi asam folat (Megaloblastik)
Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya
berlipat dua kali lipat ketika seorang ibu dalam masa hamil.
Kekurangan asam folat mengakibatkan peningkatan kepekaan,
lelah berat, dan gangguan tidur pada ibu hamil. Kekurangan asam
folat yang besar mengakibatkan anemia megaloblastik atau
megalositik karena asam folat berperan penting dalam
metabolisme. Pada metabolisme normal makanan akan diubah
menjadi energi, pematangan sel darah merah, sintesis DNA,
pertumbuhan sel, dan pembentukan heme. Gejala anemia
megaloblastik adalah diare, depresi, merasa lelah berat, merasa
ngantuk berat, dan pucat, serta perlambatan frekuensi nadi.
3. Anemia defesiensi B12 (Perniciosa)
Anemia dengan disertai dengan rasa letih yang parah merupakan
akibat dari defesiensi B12 yang kurang dari kebutuhan tubuh.
Vitamin ini sangat penting dalam pembentukan RBC (sel darah
merah). Anemia perniciosa biasanya tidak disebabkan oleh
kekurangan vitamin B12 dalam makanan, melainkan
ketidaksediaan faktor intrinsik yaitu sekresi gaster yang
diperlukan untuk penyerapan vitamin B12 dalam tubuh ibu hamil.
Gejala anemia ini yaitu rasa letih dan lemah yang hebat, diare,
depresi, mengantuk berlebihan dan mudah tersinggung serta pucat.

2.1.7 Pengaruh Anemia Pada Ibu Hamil


Anemia menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani ibu hamil
karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada
wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada
kehamilan dan proses persalinan. Risiko kematian maternal, angka
prematuritas, berat badan bayi saat lahir rendah, dan angka kematian
perinatal meningkat. Disamping itu, perdarahan antepartum dan
postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemia dan lebih
sering berakibat fatal sebab wanita yang anemia tidak dapat
mentolerir kehilangan darah pada saat persalinan.

Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dimulai dari keluhan yang


sangat ringan hingga terjadinya kelangsungan kehamilan abortus,
partus imatur atau prematur, gangguan proses persalinan (perdarahan),
gangguan masa nifas (daya tahan terhadap infeksi dan stres kurang
produksi ASI rendah sehingga bayi kurang asi), dan gangguan pada
janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, cacat bawaan, BBLR,
kematian perinatal, dan lain-lain).

2.1.8 Cara Pencegahan


Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan yang bergizi
seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh saat ibu sedang dalam masa kehamilan. Zat besi
dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi daging (terutama daging
merah) seperti daging sapi. Zat besi juga dapat ditemukan pada
sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis,
kacang polong, serta kacang- kacangan yang mudah di jumpai di
pasar. Selain dijelaskan diatas, sangat perlu diimbangi dengan pola
makan sehat dengan mengonsumsi vitamin serta suplemen penambah
zat besi untuk hasil yang maksimal, pencegahan anemia defisiensi zat
besi dapat dilakukan dengan 4 pendekatan yaitu.
1. Pemberian tablet atau suntikan zat besi, pemberian ini dapat
diberikan kepada remaja yang tengah bersiap untuk menjadi ibu.
2. Pendidikan kesehatan dan upaya pemberian informasi yang ada
kaitannya dengan peningkatan asupan zat besi melalui makanan.
3. Pengawasan penyakit infeksi yang sering diderita masyarakat.
4. Fortifikasi makanan pokok yang dikonsumsi masyarakat dengan
zat besi.

2.1.9 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Secara Medis
Penanganan anemia yang tepat merupakan hal penting untuk
mengatasi anemia pada awal untuk mencegah atau meminimalkan
konsekuensi serius perdarahan. Penanganan anemia secara efektif
perlu dilakukan. Ibu hamil berhak memilih kadar Hb normal
selama kehamilan dan memperoleh pengobatan yang aman dan
efektif. Pengobatan yang aman dan efektif akan memastikan ibu
hamil memiliki kadar Hb yang normal dan mencegah pelaksanaan
tindakan tranfusi darah. Peningkatan oksigen melalui tranfusi
darah telah ditentang selama dekade terakhir. Selain itu, tindakan
tranfusi beresiko menimbulkan masalah yang lain, seperti
transmisi virus dan bakteri (Pratami, 2016)

Tinjauan Cochrane terhadap 17 penelitian menemukan bahwa


pemberian zat besi oral dapat menegurangi anemia defesiensi zat
besi selama trimester II kehamilan dan meningkatkan kadar Hb
dan firitin seru dibandingkan dengan pemberian plasebo.
Penelitian tersebut diambil dari 101 penelitian yang sebagian besar
uji cobanya berfokus pada hasil laboratorium tentang efek
perlakuan berbeda terhadap ibu hamil yang mengalami anemia
defesiensi zat besi, penilaian morbiditas ibu & bayi, parameter faal
darah, dan efek samping pengobatan. Terdapat satu uji acak
terkontrol yang menyatakan bahwa pemberian zat besi oral harian
selama empat minggu memiliki hasil yang lebih baik dalam
meningkatkan kadar Hb rata-rata 19,5 g/dl. Zat besi oral dan iron
polymaltose aman diberikan dan dapat meningkatkan kadar Hb
dengan lebih efektif dibandingkan dengan pemberian zat besi oral
secara terpisah pada anemia defesiensi zat besiyang berkaitan
dengan kehamilan (Pratami, 2016).

Konsumsi suplemen zat besi setiap hari berkaitan erat dengan


peningkatan kadar Hb ibu sebelum dan sesudah pelahiran. Selain
itu, tindakan tersebut juga mengurangi resiko anemia yang
berkepanjangan. Ibu yang mengkonsumsi suplemen zat besi atau
asam folat, baik harian maupun intermiten, tidak menunjukan
perbedaan efek yang signifikan. Konsumsi zat besi oral yang
melebihi dosis tidak meningkatkan hematokrit, tetapi
meningkatkan kadar Hb. Pemberian suplemen zat besi oral sering
kali menimbulkan efek samping mual dan sembelit. Sekitar 10-
20% ibu yang mengkonsumsi zat besi oral pada dosis pengobatan
mengalami efek saamping, seperti mual, muntah, konstipasi atau
diare. Ibu hamil yang menderita anemia berat mungkin
memerlukan tranfusi darah, yang terkadang tidak memberi
peningkatan kondisi yang signifikan. Selain itu, tranfusi darah
juga menimbulkan resiko, baik bagi ibu maupun janin (Pratami,
2016)

Pemberian suplemen zat besi secara rutin pada ibu hamil yang
tidak menunjukan tanda kekurangan zat besi dan memiliki kadar
Hb lebih dari 10,0 g/dl terbukti memberi dampak positif, yaitu
prevelensi anemia selama hamil dan enam minggu postpartum
berkurang. Efek samping berupa hemokonsentrasi, yaitu kadar Hb
lebih dari 13,o g/dl lebih sering terjadi pada ibu yang
mengkonsumsi suplemen zat besi atau asam folat setiap hari
dibandingkan ibu yang tidak mengkonsumsi supleman. Dalam
menagani anemia, profesional kesehatan harus menerapkan
strategi yang sesuai dengan kondisi yang dialami oleh ibu hamil.
Penanganan anemia defesiensi zat besi yang tepat akan
meningkatkan parameter kehamilan fisiologis dan mencegah
kebutuhan akan intervensi lebih lanjut (Pratami, 2016).
b. Penatalaksanaan Keperawatan di rumah
Pendidikan kesehatan pada ibu hamil yang menderita anemia
adalah dengan menkonsumsi nutrisi yang baik untuk mencegah
terjadinya anemia jika sedang hamil, makan makanan yang tinggi
kandungan zat besi (seperti sayuran berdaun hijau, daging merah,
sereal, telur, dan kacang tanah) yang dapat membantu memastikan
bahwa tubuh menjaga pasokan besi yang diperlukan untuk
berfungsi dengan baik. Selain itu pemebrian vitamin adalah cara
terbaik untuk memastikan bahwa tubuh memiliki cukup asam besi
dan folat, dan pastikan tubuh mendapatkan setidaknya 27 mg zat
besi setiap hari, yaitu dengan cara mengkonsumsi makanan yang
tinggi kandungan zat besi.

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Anemia


1. Pengkajian
a. Identitas klien
Nama, jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama, suku, dll.
b. Keluhan utama
Kelelahan dan kelemahan umum dapat merupakan satu-satunya gejala
penurunan kapasitas pengangkutan oksigen. Keluhan utama meliputi
letih, lesu, lemah, lelah , pandangan berkunang-kunang.
c. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang. Pengumpulan data yang dilakukan untuk
menentukan sebab dari anemia, yang nantinya membantu dalam
membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi
terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan apa
yang terjadi. Pada pasien anemia masa kehamilan, pasien bisa
mengeluhkan pusing, lelah, dll.
d. Riwayat kesehatan dahulu. Pada pengkajian ini ditemukan
kemungkinan penyebab anemia. Penyakit-penyakit tertentu seperti
infeksi dapat memungkinkan terjadinya anemia.
e. Riwayat kesehatan sekarang. Penyakit keluarga yang berhubungan
dengan penyakit darah merupakan salah satu faktor predisposisi
terjadinya anemia yang cenderung diturunkan secara genetik.
f. Pemeriksaan fisik
1) Aktivitas-istirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum
Tanda : takikardia atau takipnea
2) Integritas ego
Gejala : keyakinanan agama atau budaya mempengaruhi pilihan
pengobatan, misalnya penolakan transfusi darah.
Tanda : depresi.
3) Makanan atau cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani
rendah atau masukan produk sereal tinggi (DB).
4) Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus,
ketidak mampuan berkonsentrasi
g. Pemeriksaan Penunjang
1) Hitung kada Hb dalam darah
2) Jumlah darah rutin. Sampel darah yang diambil di lengan
dinilai untuk darah hitungan. Anemia terdeteksi jika tingkat
hemoglobin lebih rendah daripada normal.
3) Feritin. Jika tingkat darah feritin rendah menunjukkan rendah zat
besi dalam tubuh dan membantu mendeteksi anemia kekurangan
zat besi.
4) Analisis sumsum tulang untuk mendeteksi sel dewasa terlalu
banyak seperti yang terlihat dalam aplastic anemia atau kanker
darah. Kurangnya besi dalam sumsum tulang juga menunjuk ke
arah anemia kekurangan besi.

2. Diagnosa Keperawatan
a) Defisit pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil berhubungan
dengan kurang terpapar informasi
b) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan menurunan kadar
hemoglobin dalam darah.
c) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan hipoksia sel dan jaringan.

3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Hasil Intervensi
Defisit pengetahuan Setelah dilakukan 1) Identifikasi kesiapan
tentang anemia pada ibu tindakan keperawatan dan kemampuan
hamil berhubungan diharapkan tingkat menerima informasi
dengan kurang terpapar pengetahuan meningkat 2) Sediakan materi media
informasi dengan kriteria hasil : pendidikan kesehatan
1) Meningkatkan 3) Jadwalkan pendidikan
pengetahuan tentang kesehatan sesuai
anemia pada ibu kesepakatan
hamil 4) Berikan ibu hamil
2) Kemampuan kesempatan bertanya
menjelaskan tentang hal yang belum
anemia pada ibu dipahami.
hamil meningkat 5) Menjelaskan pada ibu
3) Perilaku membaik hamil faktor yang
sesuai dengan mempengaruhi
pendidikan kesehatan kesehatan.
yang diberikan.

Gangguan perfusi Setelah dilakukan tindakan 1) Kaji TTV


jaringan berhubungan keperawatan diharapkan 2) Kaji sirkulalsi ke
dengan menurunan kadar kadar hemoglobin dalam jaringan perifer
hemoglobin dalam darah. darah meningkat dengan 3) Berikan diet tinggi Fe
kriteria hasil : 4) Informasikan pasien
1) Tekanan sistole dan untuk istirahat total.
diastole dalam rentang 5) Kolaborasikan kedokter
yang diharapkan untuk pemberian
2) Menunjukkan oksigen.
konsentrasi yang baik 6) Kolaborasikan untuk
3) Tingkat kesadaran baik transfusi
Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan 1) Kaji TTV pasien,
berhubungan dengan keperawatan diharapkan 2) Kaji penyebab
hipoksia sel dan jaringan dapat menoleransi aktivitas keletihan
dengan kriteria hasil : 3) Pantau asupan nutrisi
1) Menyadari keterbatasan pasien
energi 4) Ajarkan rentang
2) Menyeimbangkan pengaturan aktivitas
aktivitas dan istirahat dan teknik manajemen
3) Mengatur jadwal waktu untuk mencegah
aktivitas untuk kelelahan.
menghemat energi 5) Bantu apsien untuk
mengidentifikasi
aktivitas pasien
6) Bantu pasien untuk
mengubah posisi
secara berkala, jika
perlu.

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah di susun pada tahap perencanaan. Ukuran
intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien terkait dengan
dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan
untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan
yang muncul dikemudian hari.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah hasil akhir yang didapatkan yang tertera dalam kriteria
hasil setelah dilakukan tindakan keperawatan.
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian Prenatal/Antenatal Care (ANC)


Tgl. Pengkajian : 10 November 2022 No. Register :
Jam Pengkajian : 18.20 WIB Tgl. MRS : 10 November 2022
Ruang/Kelas : Klinik Pratama
Paberna

A. Identitas
1. Identitas Pasien 2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.L Nama : Syahrul Galib
Umur : 21 tahun Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pekerjaan : Buruh
Pekerjaan : IRT Alamat : Jln. Tani Asli
Gol. Darah :O Hubungan dengan Klien : Ibu klien
Alamat : Jln. Tani Asli Tanjung Gusta

B. Riwayat Kehamilan Dan Persalinan Yang Lalu

No Tahun Jenis Penolong Jenis Keadaan Bayi Masalah


Persalinan Kelamin Waktu Lahir Kehamilan

1. Pengalaman menyusui : ya/tidak Berapa lama : -


2. Masalah saat menyusui : ada/tidak, kalau ada
3. Jelaskan :……………………………………..
4. Riwayat ginekologi : Menarche ………………
5. Dismenorhea ………………………………….
6. Riwayat KB : (jenis, lama pemakaian, efek samping)
C. Riwayat Kehamilan Saat ini
1. HPHT : 10 Juni 2022
2. Taksiran partus : 17 Maret 2023
3. BB sebelum hamil : 50 kg BB saat hamil : 56 kg
4. TB : 153 cm
5. Berapa kali periksa hamil : 1 kali sejak hamil
6. Tempat periksa/pemeriksa : Klinik Pratama Paberna

D. Data Umum Kesehatan Saat Ini


- Status obstetric : G1P0A0 Usia kehamilan : 5 bulan
- Keadaan umum : Kesadaran : Composmentis
- TD saat ini : 100/8 mmHg
- TD sebelum hamil : 120/80mmHg
- Nadi : 88x/menit
- Pernapasan : 20x/menit
- Suhu : 37oC

E. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala dan Leher
 Kepala : Simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan
 Mata : Simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis
 Hidung : Simetris kiri dan kanan, penciuman baik
 Mulut : Simetris kiri dan kanan, mukosa bibir kering
 Telinga : Simetris kiri dan kanan, pendengaran baik
 Leher : Vena jugularis teraba
 Masalah khusus: Tidak Ada

2. Dada
 Jantung : Normal
 Paru-paru : Pengembangan dada simetris
 Payudara : Simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan
 Puting susu : menonjol/tidak
 Aerola kehitaman : ya/tidak
 Pengeluaran ASI :-
 Masalah khusus : Tidak Ada

3. Abdomen
a. Uterus
1) Leopold I :
- Tinggi Fundus Uteri : 17 cm
- Kontraksi : ya / tidak
- Taksiran Berat Janin : gram
2) Leopold II :
Kanan : punggung/bagian kecil/bokong/kepala
Kiri : punggung/bagian kecil/bokong/kepala
Denyut jantung janin : x/menit
3) Leopold III : kepala/bokong/kosong
4) Leopold IV : bagian masuk PAP :
b. Pigmentasi
1) Linea nigra
2) Striae
c. Fungsi pencernaan : Baik
d. Masalah Khusus : Tidak Ada

4. Perineum dan genital


a. Vagina : varises : ya/tidak
b. Kebersihan : Bersih
c. Keputihan : Ada
d. Jenis/warna : Bening
e. Konsistensi : Tipis dan sedikit encer
f. Bau : Tidak bau
a. Hemorrhoid : derajat : - lokasi : -
b. Berapa lama : - nyeri : ya/tidak
c. Masalah khusus : Tidak Ada

5. Ekstremitas
a. Ekstremitas Atas
1) Edema : ya/tidak, lokasi :
2) Varises : ya/tidak, lokasi :
b. Ekstremitas Bawah
1) Edema : ya/tidak, lokasi : kaki kanan
2) Varises : ya/tidak, lokasi :
3) Refleks patella : +/- jika ada : +1/ +2/ +3

6. Nutrisi dan cairan


a. Asupan nutrisi
- Nafsu makan : baik/ kurang /tidak ada
b. Asupan cairan : cukup/kurang
- Mual/muntah : ya/tidak
- Frekuensi :
c. Masalah khusus

7. Istirahat dan kenyamanan


a. Pola tidur : Kurang, tampak ada kantung mata,pasien terlihat
lesu dan mata pucat.
1) Kebiasaan tidur :
2) Lama : jam
3) Frekuensi :
b. Pola tidur saat ini :
c. Keluhan ketidaknyamanan : ya/tidak Lokasi :
d. Sifat :
e. Intensitas :

8. Mobilisasi dan latihan


a. Tingkat mobilisasi :
b. Latihan senam :

9. Eliminasi
a. Urin : Kebiasaan BAK
Frekuensi :
Jumlah urine :
Warna urine :
Masalah khusus :
b. Feces : Kebiasaan BAB
Frekuensi :
Jumlah :
Konsistensi :
Warna :
Maslah khusus:

10. Keadaan Mental


Adaptasi psikologis :
Penerimaan terhadap kehamilan :
Masalah khusus :

11. Pola hidup yang meningkatkan resiko kehamilan :

12. Persiapan Persalinan


o Senam hamil
o Rencana tempat melahirkan
o Perlengkapan kebutuhan bayi dan ibu
o Kesiapan mental ibu dan keluarga
o Pengetahuan tentang tanda-tanda melahirkan, cara menangani nyeri,
proses persalinan
o Perawatan payudara

13. Obat-obatan yang dipakai saat ini :


14. Hasil pemeriksaan penunjang
Hb : 9 gr/dl
15. Rangkuman hasil pengkajian :
Saat pasien datang keklinik, pasien dalam keadaan sadar, terlihat lesu dan
mata anemis. Pasien sedang hamil 4 bulan. Pada saat diperiksa, TD : 100/80
mmHg, pasien mengatakan merasa lemah dan tidak kuat dalam melakukan
aktivitas sehari-hari.
Masalah : ……………………………………………….
16. Perencanaan kunjungan rumah

3.2 Analisa Data


Data Etiologi Masalah
DS : Penurunan Kadar Gangguan perfusi
- Ny. L mengatakan badan lemas dan Hb jaringan perifer
gampang lelah saat melakukan berhubungan dengan
aktivitas seperti mencuci dan menurunan kadar
membersihkan rumah hemoglobin
- Ny. L mengatakan sering merasa
pusing dan sesak napas.

DO :
- Hb 9,7 gr/dl
- Wajah terlihat pucat, konjungtiva
anemis
- Akral dingin
- Kulit, kuku dan bibir pucat

DS : Kurang terpapar Defisit pengetahuan


- Ny. L mengatakan belum informasi tentang anemia pada
memahami tentang anemia pada ibu hamil
masa kehamilan berhubungan
- Ny. L mengatakan belum pernah dengan kurang
mendapat informasi atau pemahaman terpapar informasi
mengenai anemia pada masa
kehamilan

DO :
- Ny.L tampak belum memahami
tentang anemia pada ibu hamil saat
dikaji
- Ny.A membutuhkan informasi
tentang anemia pada ibu hamil saat
dikaji
- Usia kehamilan Ny.M 16 minggu
DS : Kekurangan Hb Intoleransi aktivitas
- Ny. L mengatakan lemah, mudah berhubungan dengan
lelah hipoksia dan jaringan
- Ny. L mengatakan sulit beraktivitas
- Ny.L mengatakan merasa pusing dan
kesulitan berkonsentrasi

Do:
- Pasien terlihat lesu dan
- Konjungtiva anemis
- Hb : 9,4gr%

3.3 Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan menurunan kadar
hemoglobin.
2. Defisit pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil berhubungan dengan
kurang terpapar informasi.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan hipoksia dan jaringan.

3.4 Intervensi Keperawatan


No Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1. Gangguan perfusi Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji TTV pasien
jaringan perifer keperawatan diharapkan 2. Kaji sirkulasi ke
berhubungan dengan kadar hemoglobin dapat jaringan perifer
menurunan kadar meningkat 3. Berikan diet tinggi Fe
hemoglobin Kriteria Hasil : 4. Kaji status kesadaran
a. Tekanan sistole dan pasien
diastole dalam yang 5. Informasika n pasien
yang diharapkan. untuk istirahat yang
b. Menunjukkan cukup
kosentrasi yang baik.
c. Tingkat kesadaran baik
2. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi kesiapan
tentang anemia pada keperawatan diharapkan dan kemampuan
ibu hamil pengetahuan tentang
berhubungan anemia pada masa menerima informasi
dengan kurang kehamilan meningkat 2. Sediakan materi media
terpapar informasi. Kriteria Hasil : pendidikan kesehatan
a. Mengetahui faktor 3. Jadwalkan pendidikan
risiko kesehatan sesuai
b. Mengetahui tanda dan kesepakatan
gejala dari penyakit 4. Jelaskan mengenai
c. Mengetahui faktor- proses penyakit,
faktor penyebab dan 5. Jelaskan tanda dan
faktor yang gejalah yang umum
berkontribusi dari penyakit
d. Mengetahui karakter 6. Edukasi pasien
spesifik penyakit mengenai tindakan
e. Mengetahui strategi untuk
untuk meminimalkan mengontrol/meminima
perkembangan lkan gejala
penyakit 7. Edukasi pasien
mengenai tanda dan
gejala yang harus
dilaporkan kepada
petugas kesehatan
8. Beri informasi
kepada keluarga
mengenai
perkembangan pasien,
sesui kebutuhan
9. Diskusikan pilihan
terapi penanganan
10. Jelaskan komplikasi
kronik yang mungkin
ada, sesuai kebutuhan
3. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji TTV pasien
berhubungan dengan keperawatan diharapkan 2. Kaji penyebab
hipoksia dan pasien mampu keletihan
jaringan menoleransi aktivitas yang 3. Pantau asupan nutrisi
dapat dilakukan. pasien
Kriteria Hasil : 4. Ajarkan rentang
a. Menyadari keterbatasan pengaturan aktivitas
energi manajemen waktu
b. Menyeimbangkan untuk mencegah
aktivitas dan istirahat kelelahan
c. Mengatur jadwal 5. Bantu pasien untuk
aktivitas untuk mengidenti fikasi
menghemat energi aktivitas pasien

3.5 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


Diagnosa Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1. Gangguan perfusi 10 November 1. Melakukan S:
jaringan perifer 2022, Jam pemeriksaan Hb - Pasien mau
berhubungan 18.30 WIB 2. Memantau suhu melakukan
dengan menurunan catat adanya pemeriksaan Hb
kadar hemoglobin. mengigil dan - Dengan adanya
takikardi dengan proses inflamasi
atau tanpa demam infeksi
3. Memberikan tablet membutuhkan
Fe untuk evaluasi atau
meningkatkan pengobatan
kadar hemoglobin - Pasien mau
4. Memberitahu cara menerima tablet Fe
minum tablet Fe - Pasien akan
yang benar dan meminum tablet Fe
tepat yaitu sesuai yang di
1x1 sebelum anjurkan.
tidur dengan air
O:
putih atau jus
- HB : 9,4 gr%
jeruk, jambu biji
- Pasien anemia
jangan dengan
sedang
susu atau kopi
karna dapat
A:
mengurangi
Masalah belum teratasi
absorbsi tablet Fe
tersebut. P:
Intervensi dilanjutkan
2. Defisit 11 November 1. Memberikan S:
pengetahuan 2022, Jam penyuluhan - Pasien mengatakan
tentang anemia 11.00 WIB tentang anemia, sudah mengerti
pada ibu hamil dampak, tanda dan penyebab anemia,
berhubungan gejala, bahaya tanda gejala, serta
dengan kurang dan dampak terhadap
terpapar penatalaksanaan anemia.
informasi. 2. Menganjurkan - Pasien juga
klien untuk mengatakan akan
meningkatkan sering makan sayur
makanan yang dan buah.
banyak
mengandung vit k O :
dan zat besi Pasien masih tampak
seperti sejenis pucat
kacang kacangan
dan sayuran hijau A:

3. Memberitahukan Masalah belum teratasi

untuk menghindari
terjadinya P:

konstipasi dengan Lanjutkan intervensi


menganjurkan
cairan yang
adekuat
dan tinggi serat.
3. Intoleransi 12 November 1. Mengkaji S:
aktivitas 2022, Jam kemampuan - Pasien
berhubungan 10.00 WIB untuk melakukan memamparkan
dengan hipoksia tugas kegiatan yang biasa
dan jaringan 2. Mengobservasi dilakukan
dan mengawasi - TTV
TTV pada TD :100/80 mmHg
pasien HR :88x/i
3. Mengkaji S : 370C
kehilangan RR : 20x/i
gangguan - Pasien bisa berjalan
keseimbangan secara normal
gaya jalan, - Mampu melakukan
kelemahan otot aktivitas ringan
4. Memposisikan
pasien dengan O:
tepat dan Pasien tampak pusing,
nyaman, lelah dan letih
memberikan
lingkungan yang A:
tenang dan Masalah belum teratasi
menganjurkan
pasien istirahat P:
dengan tenang Lanjutkan intervensi

BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil telah dilakukan
asuhan keperawatan pada Ny.L ibu hamil dengan anemia, pemberian asuhan
keperawatan meliputi pengkajian keperawatan, analisa keperawatan, diagnosa
keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi
keperawatan dilakukan secara runtut sesuai permasalahan Ny.L ibu hamil
dengan anemia.

4.2 Saran
Diharapkan mahasiswa lebih aktif dalam memberikan asuhan keperawatan
khususnya pada Ibu hamil dengan anemia dan sebagai bahan tambahan bagi
mahasiswa keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA
Daulat, M. (2016). KEPERAWATAN MATERNITAS PADA PASIEN ANEMIA DI
KLINIK PRATAMA SURYA.
EVISUSANTI, S. (2020). IBU HAMIL DENGAN MASALAH ANEMIA DI
PUSKESMAS TIBAN BARU TAHUN 2020. 2507(February), 1–9.
Hidayah, N. (2014). KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DITINJAU DARI
USIA. VII(2).
Kupang, W. Z. J., Lobo, Y., Herwanti, E., & Yudowaluyo, A. (2019). Analisis
penyebab ternjadinya anemia pada ibu hamil Rsud Prof. CHMK NURSING
SCIENTIFIC JOURNAL P-ISSN, 3(September), 2580–9784.
Laeliyah, N., & Subekti, H. (2017). (2017). Hubungan antara anemia dengan ibu
hamil dan kejadian persalinan di Rawat Jalan RSUD Kabupaten Indramayu.
1(2), 102–112.
Putra, A. S., & Wirman, Y. F. (2014). Faktor resiko anemia pada ibu hamil Di
Ruang Rawat Inap Zal Bedah. Jurnal Stikes Yarsi.
Ririn Arifah. (2014). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK NUSANTARA. 634.
https://hsgm.saglik.gov.tr/depo/birimler/saglikli-beslenme-hareketli-hayat-
db/Yayinlar/kitaplar/diger-kitaplar/TBSA-Beslenme-Yayini.pdf
Savitri, A. R. (2021). Defisiensi zat besi dan dengan kejadian anemia pada ibu
hamil Tahun 2020. http://eprintslib.ummgl.ac.id/2662/
Anjarwati & Septi Ana. (2016). Hubungan Dukungan Suami dengan Kepatuhan
Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet FE di Puskesmas Jetis Yogyakarta.
Jurnal Ilmiah Bidan. Universitas Aisyiyah Yogyakarta
Ariyani, Rizqi. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Anemia Pada
Ibu Hamil Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Mojolaban Kabupaten
Sukoharjo.Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Nurhidayati, D.R. 2013. Analisis Faktor Penyebab Terjadinya Anemia Pada Ibu
Hamil Diwilayah Kerja Puskesmas Tawangsari Kabupaten Sukoharjo
Pratami, E. (2016). Evidence Based Dalam Kebidanan. Jakarta: EGC
Putrono, Wagiyo,Ns.2016. asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal & bayi
baru lahir fisiologis dan patologis. Yogyakata : CV Andi
Riswanda, Jhon. 2017. Hubungan Asupan Zat Besi dan Inhibitornya sebagai
Prediktor Kadar Hemoglobin Ibu Hamil di Kabupaten Muara Enim. Edisi
Agustus 201. Jurnal Biota. Vol. 3, No. 2. Hlm. 83-89.
Wati, Ega Rima. 2016. Ragam Media Pembelajaran. Jakarta: Kata Pena.

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai