DISUSUN OLEH :
NIM. P07224219011
Kehamilan Dengan Anemia ini tidak akan selesai tepat pada waktunya tanpa
Kebidanan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
NIM. P07224219011
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia adalah suatu keadaan yang mana kadar hemoglobin (Hb) dalam
tubuh dibawah nilai normal sesuai kelompok orang tertentu (Irianto, 2014).
Anemia pada ibu hamil berdampak buruk bagi ibu maupun janin. Kemungkinan
dampak buruk terhadap ibu hamil yaitu proses persalinan yang membutuhkan
waktu lama dan mengakibatkan perdarahan serta syok akibat kontraksi. Dampak
buruk pada janin yaitu terjadinya prematur, bayi lahir berat badan rendah,
kecacatan bahkan kematian bayi (Fikawati, 2015).
Data dari World Health Organization (WHO) 2010, secara global
prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia adalah sebesar 41,8%.
Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia meningkat dibandingkan dengan
2013, pada tahun 2013 sebanyak 37,1% ibu hamil anemia sedangkan pada tahun
2018 meningkat menjadi 48,9% (Riskesdas, 2018). Prevalensi anemia ibu hamil
di Kabupaten Kulon Progo sebesar 12,88% (Dinkes DIY, 2017).
Gizi ibu hamil adalah makanan sehat dan seimbang yang harus dikonsumsi
selama masa kehamilan. Saat hamil, disamping kebutuhan ibu hamil itu sendiri,
kebutuhan zat gizi janin juga harus diperhatikan. Kebutuhan gizi pada saat
kehamilan mengalami peningkatan hingga 68% dibandingkan dengan sebelum
hamil. Pada dasarnya, semua zat gizi mengalami peningkatan kebutuhan namun
yang seringkali kekurangan adalah energi, protein dan berbagai mineral
contohnya zat besi. Pemenuhan kebutuhan zat gizi ibu hamil sangat penting, maka
jika kebutuhannya tidak terpenuhi akan menghambat pertumbuhan ibu dan janin
sekaligus menyebabkan berbagai masalah gizi. Masalah yang sering terjadi pada
ibu hamil yaitu anemia dan KEK (Proverawati, 2015).
Menurut data Riskesdas (2018), pada bagian cakupan tablet tambah
darah (TTD), ibu hamil yang memperoleh TTD ≥ 90 butir, hanya 38,1% nya
yang mengonsumsi ≥ 90 butir, sisanya yaitu 61,9% mengonsumsi < 90 butir.
Data tersebut berarti bahwa 61,9% ibu hamil tidak mengonsumsi TTD sesuai
anjuran.
Anemia dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Ada faktor langsung dan
tidak langsung. Faktor langsungnya yaitu kecukupan konsumsi tablet tambah
darah, jarak kehamilan, paritas, status gizi, serta penyakit infeksi. Penyebab
terjadinya anemia yang utama adalah kurangnya asupan zat besi dalam makanan
atau tablet tambah darah. Kejadian anemia diakibatkan oleh kekurangan asupan
zat besi (Rahmawati, 2012)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada Kehamilan
dengan Anemia dengan menggunakan pola pikir ilmiah melalui
pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan tentang pengertian kehamilan Trimester I
b. Menjelaskan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin pada
Trimester I
c. Menjelaskan tentang perubahan anatomis pada kehamilan Trimester I
d. Menjelaskan tentang perubahan fisiologis pada kehamilan Trimester I
e. Menjelaskan tentang penyesuaian psikologis kehamilan Trimester I
f. Menjelaskan tentangf ketidaknyamanan yang dialami pada kehamilan
Trimester I
g. Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada Kehamilan
dengan Anemia dalam bentuk catatan SOAP.
BAB II
Tinjauan Teori
2.1. Anemia
2.1.1 Definisi
Menurut WHO (2014) anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah sel
darah merah atau kemampuan pengangkutan oksigen oleh sel darah merah
tidak dapat memenuhi kebutuhan normal yang berbeda-beda tergantung pada
umur, jenis kelamin, ketinggian (diatas permukaan laut), kebiasaan merokok,
dan kehamilan. Anemia sering disebut KD (kurang darah) yaitu keadaan
dimana kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal (< 12 gr/dl)
yang berakibat penurunan pada daya tahan tubuh, kebugaran tubuh,
kemampuan dan konsentrasi belajar, dan menghambat tumbuh kembang serta
membahayakan kehamilan di masa yang akan datang (Kemenkes RI, 2010).
Anemia terjadi pada 1/3 perempuan selama kehamilan trimester III. Penyebab
yang umum adalah kekurangan zat besi dan asam folat. Jumlah darah dalam
tubuh wanita hamil meningkat 20-30% sehingga memerlukan peningkatan
pasokan zat besi. Penting dalam periode ini melakukan pemeriksaan Hb untuk
mendeteksi anemia. Anemia pada ibu hamil sangat memengaruhi keadaan ibu
dan janin selama proses persalinan. Ibu hamil yang 5
http://repository.unimus.ac.id 6 menderita anemia berat dapat meningkatkan
risiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan
bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan prematur juga lebih besar
(Proverawati, 2011).
Menurut WHO anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 11gr/dl sebagai akibat
ketidakmampuan jaringan pembentuk sel darah merah (Erythtopoetic) dalam
produksinya untuk mempertahankan konsentrasi Hb pada tingkat normal
(WHO, 2014). Menurut Sharma and Meenakshi (2010), terdapat komplikasi
pada anemia dalam kehamilan, komplikasi tersebut dapat terjadi pada ibu dan
bayi. Ibu bisa mengalami palpitasi, takhikardi, sesak nafas, meningkatkan
cardiac output dan mengarah kepada cardiac stress yang dapat menyebabkan
dekompensasi dan gagal jantung yang fatal sedangkan pada janin
mengakibatkan BBLR.
2.2. Hemoglobin
2.2.1. Definisi
Hemoglobin adalah bagian dari darah yang mengandung protein kaya zat
besi. Memilki afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu
membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi
ini maka oksigen dibawa dari paru paru ke jaringan-jaringan. Adanya
hemoglobin dalam darah ini menyebabkan eritrosit berwarna merah, karena
hemoglobin penyusun 30% dari total isi eritrosit (Pearce, 2009). 10
Hemoglobin dalam tubuh akan bekerja dan berfungsi secara optimal, apabila
kadar Hb dalam batas normal. Kurangnya kadar Hb akan mempengaruhi
kondisi tubuh, terlebih lagi pada ibu hamil. Kekurangan Hb atau jumlah Hb
yang terlalu tinggi dapat mengindikasikan adanya suatu masalah dalam tubuh.
Oleh sebab itu sebaiknya ibu hamil harus mengetahui kadar Hb yang normal
pada ibu hamil. Nilai normal Hb pada wanita yang tidak hamil yaitu 12-16
gr/dL. Namun, pada ibu hamil memang sering terjadi dan merupakan hal
yang normal bila kadar haemoglobin-nya di bawah normal (Sopny, 2010).
I. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian :
Waktu Pengkajian :
Nama Pengkaji :
A. Data Subyektif
1. Identitas
Nama :
Umur : <20 tahun dan >35 tahun berisiko untuk hamil
Agama :
Suku/bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
No. Register :
2. Keluhan Utama
a. Keluhan utama
Menurut Varney (2016), Ibu hamil pada trimester I mengalami
beberapa keluhan utama, yaitu :
Peningkatan frekuensi berkemih : Kondisi uterus yang
membesar akibat perkembangan janin, menyebabkan penekanan
pada kandung kemih.
Susah buang air besar (konstipasi) : Efek hormone progesterone
pada usus besar meyebabkan konstipasi karena waktu transit
melambat membuat air semakin banyak diabsorbsi menyebabkan
peningkatan gas dalam usus karena usus mengalami pergeseran
akibat pembesaran uterus.
Peningkatan volume darah total : menyebabkan hemodilusi,
yang terlihat pada kadar hematokrit rendah ibu dapat mengalami
anemia fisiologis pada kehamilan.
5. Riwayat Menstruasi
a. Menarche
Perdarahan (menstruasi) yang terjadi untuk pertama kali disebut
menarche, pada umur 12-13 tahun. (Manuaba, 2015)
Haid pertama kali yang dialami seorang perempuan disebut
menarche, yang pada umumnya terjadi pada usia sekitar 14 tahun
(Prawirohardjo, 2010)
b. Siklus haid
Siklus menstruasi adalah jarak antara menstruasi yang dialami
dengan menstruasi berikutnya, tidak kurang dari 24 tapi tidak
melebihi 35 hari. Pada usia 25 tahun > 40% perempuan mempunyai
panjang siklus berkisar 25-28 hari, usia 25-35 tahun > 60%
siklusnya 28 hari. Kurang dari 1% perempuan mempunyai siklus
haid teratur dengan panjang siklus < 21 hari atau > 35 hari. Hanya
sekitar 20% perempuan mempunyai siklus haid yang tidak teratur.
(Prawirohardjo, 2010)
7. Riwayat Kontrasepsi
Pola Keterangan
Nutrisi Jumlah kalori yang dibutuhkan ibu hamil adalah 300 kalori per hari,
dengan komposisi menu seimbang (cukup mengandung karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, mineral, dan air)
1. Protein : ibu hamil mengalami peningkatan kebutuhan protein
sebanyak 68% (Sulistyawati, 2012).
Contoh makanan dan minuman yang mengandung protein, yaitu susu,
keju, yoghurt, telur, ikan tuna, ikan salmon, kerang, udang, daging
sapi dan daging domba tanpa lemak (Murkoff, 2013).
2. Zat besi : anemia sebagian disebabkan oleh defisiensi zat besi, oleh
karena itu perlu ditekankan kepada ibu hamil untuk mengonsumsi zat
besi selama hamil dan setelah melahirkan. Kebutuhan zat besi selama
hamil meningkat sebesar 300% (1.040 mg selama hamil) dan
peningkatan ini tidak dapat tercukupi hanya dari makanan ibu selama
hamil melainkan perlu ditunjang dengan suplemen zat besi.
(Sulistyawati, 2012)
Kebutuhan zat besi dapat terpenuhi dari mengonsumsi buah-buahan
yang kaya akan vitamin C, kerang, udang, tiram, kentang yang
dipanggang dengan kulitnya, bayam, kol, dan lobak, ikan tuna, buncis,
kacang polong, rumput laut, dan suplemen zat besi. (Murkoff, 2013)
3. Kalsium : kadar kalsium dalam darah ibu hamil turun drastis
sebanyak 5%. Oleh karena itu, asupan yang optimal perlu
dipertimbangkan. (Sulistyawati, 2012)
Contoh makanan dan minuman yang mengandung kalsium, yaitu susu,
keju, yoghurt, jus buah, kubis, lobak, tahu, brokoli, bayam, kacang
polong, dan kacang almond. (Murkoff, 2013)
Minum paling sedikit 8 gelas berukuran 250ml/hari. Cairan ekstra juga
membantu melembutkan kulit, mengurangi kemungkinan konstipasi,
mengeluarkan racun dan produksi sisa dari tubuh, mengurangi
pembengkakan yang berlebihan, dan mengurangi risiko ISK. (Murkoff,
2013)
Eliminasi Umumnya terjadi konstipasi karena penurunan peristaltis usus (Varney,
2015). Konsistensi feses saat konstipasi yaitu tinja yang keluar terlalu
kering dan keras (Alimul, 2011).
Istirahat Wanita hamil dianjurkan untuk tidur siang 1 – 2 jam setiap hari dan 8 jam
setiap tidur malam. Posisi tidur yang dianjurkan pada ibu hamil adalah
miring ke kiri, kaki kiri lurus, kaki kanan sedikit menekuk dan diganjal
dengan bantal, dan untuk mengurangi rasa nyeri pada perut, ganjal dengan
bantal pada perut bawah sebelah kiri. (Sulistyawati, 2012)
Aktivitas Seorang wanita hamil disarankan untuk menghentikan aktivitasnya atau
pekerjaan yang membutuhkan aktivitas fisik berat apabila mereka
merasakan gangguan dalam kehamilan. (Sulistyawati, 2012)
Personal Kebersihan tubuh ibu hamil perlu diperhatikan karena dengan perubahan
Hygiene sistem metabolisme mengakibatkan peningkatan pengeluaran keringat.
Keringat yang menempel di kulit meningkatankan kelembapan kulit, jika
tidak dibersihkan dengan mandi maka ibu hamil akan sangat mudah untuk
terkena penyakit kulit. Selain dengan mandi, mengganti celana dalam
secara rutin minimal dua kali sehari sangat dianjurkan, karena saat hamil
terjadi pengeluaran sekret vagina yang berlebihan (Varney, 2016)
Seksualitas Hubungan seksual masih tetap diperbolehkan kecuali pada ibu yang
pernah mengalami keguguran, namun beberapa wanita kehilangan gairah
seksualnya ketika hamil (Agniesta, 2017).Sebaiknya hubungan seksual
diperbolehkan setelah kehamilan 16 minggu, karena pada saat itu plasenta
sudah terbentuk.Hubungan seksualitas saat akhir kehamilan dapat
dilakukan semampu ibu. Kandungan sperma (prostatglandin) dapat
merangsang kontraksi uterus, oleh karena itu disarankan untuk
menggunakan kondom (Manuaba, 2012).
Kebiasaan Kebiasaan minum alcohol, jamu-jamuan, obat-obatan, perokok aktif
yang dapat maupun pasif, narkoba dan kepemilikan binatang peliharaan merupakan
mempengaruhi salah satu pencetus gangguan kehamilan yang memperlukan pengawasan
kesehatan antenatal tambahan (Myles ed. 14, 2010).
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran : Compos Mentis adalah keadaan sadar sepenuhnya
dengan memberikan respon yang cukup terhadap stimulus yang
diberikan.
b. Tanda vital :
Tekanan Darah : 100/70 - 120/70 mmHg
Nadi : 80 – 100 x/menit
Suhu Tubuh : 360C – 37,50C
Pernapasan : 16 – 20 x/menit
c. Antropometri :
Tinggi Badan : lebih dari 150 cm (karena tinggi <150cm
kemungkinan panggul sempit)
BB sebelum hamil: ada kenaikan dari sebelum hamil dan
waktu hamil
BB saat ini : ada kenaikan dari usia kehamilan
sebelumnya
Kenaikan BB :
Penambahan Berat
Berat badan sebelum
IMT Badan total yang
hamil (BB/TB(m)2)
dianjurkan
Berat badan kurang (Under
< 20 18 kg
Weight)
Obesitas > 26 7 kg
Ukuran LILA : Jika LILA < 23,5 cm: status gizi ibu hamil
kurang, misalnya kemungkinan mengalami KEK (Kurang Energi
Kronis) atau anemia kronis, dan berisiko lebih tinggi
melahirkan bayi BBLR.Jika LILA cm: berarti status gizi ibu hamil
baik, dan risiko melahirkan bayi BBLR lebih rendah. (Mutalamizah,
2015)
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
(1) Kepala : kulit kepala dalam keadaan bersih, rambut
tidak mengalami kerontokan, dan kulit
kepala tidak berketombe.
(2) Wajah : wajah pucat.
(3) Mata : bentuk mata simetris, konjungtiva
berwarna pucat, sklera berwarna putih atau
tidak berwarna kuning (ikterus).
(4) Hidung : bentuk hidung simetris, hidung dalam
keadaan bersih, tidak terdapat sekret, dan
polip dalam rongga hidung.
(5) Mulut : keadaan bibir tampak kering dan pucat,
bentuk mulut simetris, tidak terdapat
stomatitis, tidak terdapat karies pada gigi
dan gigi palsu.
(6) Telinga : ukuran telinga dalam keadaan simetris,
posisi telinga dalam keadaan simetris, dan
bentuk telinga dalam keadaan simetris, dan
tidak terdapat cairan yang keluar dari
telinga.
(7) Leher : bentuk leher simetris
(8) Dada : dada simetris, tidak tampak retraksi
dinding dada.
(9) Payudara : puting menonjol, payudara membesar dan
mengalami hiperpigmentasi pada areola
(10) Abdomen : membesar sesuai umur kehamilan, dinding
abdomen mengalami pigmentasi dengan
adanya linea alba atau linea nigra dan striae
gravidarum.
(11) Genetalia : vulva dalam keadaan bersih dan tidak
terdapat varises, edema, kondiloma.
(12) Anus : tidak terdapat hemoroid.
(13) Ekstremitas : ekstremitas atas berbentuk simetris, kedua
tangan tidak mengalami edema, varises, dan
gangguan pergerakan, tidak ada lesi.
Ekstremitas bawah berbentuk simetris,
tidak mengalami edema, varises, dan
gangguan pergerakan, tidak ada lesi.
(Saminem, 2014)
b. Palpasi
(1) Kepala : Tidak ada benjolan, tidak terdapat lesi,
dan tidak terdapat nyeri tekan pada kepala.
(2) Leher : tidak terdapat pembesaran yang tidak
normal pada kelenjar tiroid, tidak ada
bendungan vena jugularis.
(3) Payudara : pada palpasi, payudara seharusnya lobular,
bahkan nodular bila jaringan payudara
hipertrofi. (Willms, 2013)
(4) Abdomen : TFU menurut rumus McDonald:
Umur hamil(bulan) = tinggi fundus uteri
3,5cm
Pada saat umur kehamilan 7 bulan tinggi
fundus uteri 26 cm, pada saat umur
kehamilan 8 bulan tinggi fundus uteri 30
cm, pada saat umur kehamilan 9 bulan
tinggi fundus uteri 33 cm. (Manuaba, 2015)
Leopold I
Fundus uteri berisi bokong dengan
identitas lunak dan tidak bulat. TFU
berkisar 26 cm – 33 cm menurut Mc.
Donald (Manuaba, 2015).
Leopold II
Di kanan atau di kiri dalam perut ibu
terdapat punggug bayi dengan ciri-ciri
tahanan besar, rata, teraba tulang iga
(seperti papan cuci), bagian kecil janin
berada berlawanan dengan punggung janin.
(Manuaba, 2015)
Leopold III
Bagian terendah dipegang antara ibu jari
dan jari lainnya adalah kepala dengan ciri-
ciri bulat dan keras. (Manuaba, 2015).
Leopold IV
Dilakukan saat usia kehamilan lebih dari
VI bulan. Interpretasi leopold IV tangan
konvergen yang berarti hanya sebagian
kecil bagian kepala masuk PAP, tangan
sejajar yang berarti setengah bagian kepala
janin masuk ke PAP, tangan divergent yang
berarti sudah sebagian besar kepala masuk
ke pintu atas panggul. Karena bentuk
kepala yang oval ada kemungkinan terdapat
tonjolan dahi (fleksi) atau tonjolan belakang
kepala (defeksi), akibatnya, hanya satu
tangan akan dapat lebih masuk ke dalam
dibandingkan dengan tangan lainnya, satu
tangan akan ditahan oleh benjolan kepala.
(Manuaba, 2015)
TBJ (Taksiran Berat Janin)
Rumus berat janin = (tinggi fundus uteri -
12) x 155 gram; Jika kepala janin telah
masuk PAP.:
Berat janin = (tinggi fundus uteri - 11) x
155 gram. (Manuaba, 2015)
(5) Ekstremitas : Cavilary refill kembali sebelum 2 detik.
(Morgan, 2010
c. Auskultasi
(1) Dada : bronchial, suara terndengar keras,
nyaring, dengan hembusan yang lembut,
terdengar diatas trakea atau daerah lekuk
suprasternal. Bronkovesikular, suara
terdengar nyaring dengan intensitas sedang.
Inspirasi sama panjang dengan ekspirasi,
terdengar di daerah dada dimana bronkus
tertutup oleh dinding dada. Vesicular,
terdengar lembut dan halus inspirasi lebih
panjang dari ekspirasi. (Soemantri, 2010)
(2) Abdomen : terdengar denyut jantung janin dengan
jelas, teratur, frekuensi 120-160 kali/menit,
interval teratur tidak lebih dari 2 punctum
maksimal. Daerah letak DJJ terdapat di
kuadran kiri atau kanan bawah abdomen
ibu. (Mochtar, 2011)
d. Perkusi
(1) Dada : umumnya bersuara resonan dan dullness.
Karena suara resonan dihasilkan oleh
jaringan paru-paru yang normalnya
bergaung dan bernada rendah dan suara
dullness dihasilkan oleh di bagian atas
jantung dan paru-paru. (Soemantri, 2010)
(2) Abdomen : daerah suprapubis redup jika kandung
kemih distensi atau pada wanita jika uterus
membesar.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang umum dilakukan oleh ibu hamil
adalah:
(1) Pemeriksaan urin
Tujuannya untuk mendeteksi adanya HCG dalam urin.
Kepekaran tes ini sangat bervariasi antara 500 – 1.000 mU/ml
urin. Adanya glukosa dalam urin ibu hamil harus dianggap
sebagai gejala penyakit diabetes kecuali kalau kita dapat
membuktikan bahwa hal-hal lain yang menyebabkannya.
(Micron Medical Multimedia)
(2) Pemeriksaan darah
Memeriksa kadar hemoglobin darah pada ibu hamil
kadarnya berkisar 12 - 15 gr/dL ( Cunningham,2013)
hematokrit, dan hitung leukosit. Bila perlu, dilakukan
pemeriksaan golongan darah dan faktor Rhesus untuk
menentukan jenis golongan darah dan Rhesus supaya dapat
mencarikan darah yang cocok bila terjadi komplikasi pada
kehamilan dan persalinan yang memerlukan transfusi darah.
(Micron Medical Multimedia).
b. Pemeriksaan USG
Memastikan kehamilan ibu dan mengetahui usia kehamilan
( Cunningham,2013)
G : Gravida
P : Para
a : aterm
p : premature
a : abortus
h : hidup (Varney, 2010)
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana asuhan
yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau
sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
VII. EVALUASI
TINJAUAN KASUS
1. Identitas
Nama Ibu : Ny. H Nama Suami: Tn. C
Umur : 26 tahun Umur : 28 tahun
Suku : Jawa Suku : Madura
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Sejahtera
2. Keluhan utama
Ibu mengeluh pusing sejak kemarin
5. Riwayat Menstruasi
HPHT : 07-08-21 TP : 14-05-2022
Sebelum hamil, ibu mengatakan siklus menstruasi teratur. Haid 5-7 hari.
Ganti pembalut 3x sehari. Warna darah merah kemerahan. Darah encer
kadang ada gumpalan.
6. Riwayat Obstetri
7. Riwayat Ginekologi
No Kehamilan Persalinan Anak Nifas
Suami Anak UK Peny Jns pnlg tmpt peny JK BB/PB H M Abn laktasi peny
1 Hamil ini
Ibu mengatakan saat ini dan dahulu, ia tidak memiliki penyakit yang berhubungan
dengan penyakit reproduksi. Seperti Vaginits, endometritis, kista, dll.
8. Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan kontrasepsi apapun sebelum
hamil
Seksualitas 2x seminggu
O.
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Ekspresi wajah : Senang
Tanda vital : Tekanan darah : 100/70 mmHg
Suhu : 36,5oC
Nadi : 84 x/menit
Pernafasan : 21 x/menit
Diagnosis : G1P 0000 UK 7 minggu janin tunggal hidup dengan anemia ringan
Kebutuhan Segera : Pemberian terapi dan konseling anemia pada ibu hamil
P.
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Pengkajian kasus ini pada Ny. H dilakukan tanggal 05 september 2021
diperoleh data subyektif didapatkan yaitu ibu mengatakan pusing sejak
kemarin. Ibu sudah melakukan test pack dan hasilnya positif dan ibu sudah
USG dan usia kehamilannya 7 minggu dan diperoleh data subyektif riwayat
kesehatan keluarga Ibu mengatakan, didalam keluarga tidak memiliki
riwayat penyakit berat yang menular dan menurun yang dapat
mempengaruhi kehamilannya dan kesehatannya saat ini. Seperti TBC,
Asma, Hepatitis, HIV/AIDS, jantung, dll. Pada saat kehamilannya Ibu
rutin memeriksakan diri dan kehamilannya di Puskesmas terdekat. Ibu
mengatakan pada awal kehamilan ibu sering mengeluh mual muntah
dipagi hari, nafsu makan berkurang, dan ibu mudah lelah saat
beraktifitas. ibu sudah mendapat imunisasi TT sebanyak 3 kali. Ibu
kurang rutin minum tablet fe dan vitamin tambahan yang diberikan oleh
Bidan di Klinik terdekat karena ibu sering lupa dan kurang suka dengan
bau-bauan saat hamil ini. Dan untuk data obyektif keadaan umum baik,
kesadaran composmentis. Pada pemeriksaan mata konjungtiva pucat dan
dilakukan pemeriksaan Hb diperoleh hasil 9,4 gr/dl.
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan anemia sebagai berikut:
1. Pengkajian data yang dilakukan dalam kasus tersebut telah terfokus
pada data-data yang dibutuhkan dalam membantu menegakkan
diagnosis.
2. Proses analisis data atau interpretasi data, telah sesuai dengan data-data
yang menunjang serta sesuai dengan ketetapan nomenklatur dalam
kebidanan.
3. Rencana dan pelaksanaan asuhan kebidanan yang diberikan dalam
kasus kehamilan dengan anemia ini telah sesuai dengan kebutuhan
klien dan terfokus terhadap kebutuhan klien.
4. Evaluasi yang dilakukan dalam asuhan kebidanan dilakukan secara
langsung setelah pelaksanaan asuhan kebidanan, hal ini dilakukan
untuk menilai secara langsung keberhasilan dan keefektifan asuhan
yang diberikan.
B. Saran
1. Pelayanan berupa konseling perlu ditingkatkan sebagai pelayanan yang
berbentuk asuhan sayang ibu.
2. Diharapkan bidan dapat terus memotivasi untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya.
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham F. Gary dkk. 2011. Obstetri Williams Edisi 21. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC