Anda di halaman 1dari 38

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN STUDI

KASUS IBU DENGAN ANEMIA

DISUSUN OLEH :

DITA DWI NUR SHELA

NIM. P07224219011

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES KALIMANTAN TIMUR

PRODI DIII KEBIDANAN SAMARINDA

TAHUN AJARAN 2021


KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena dengan limpahan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan

Kehamilan Dengan Anemia di Puskesmas Remaja . Asuhan Kebidanan pada

Kehamilan Dengan Anemia ini tidak akan selesai tepat pada waktunya tanpa

bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan Asuhan

Kebidanan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik

dan saran untuk perbaikan penyusunan yang akan datang.

Semoga Asuhan Kebidanan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis

khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Samarinda, 22 September 2021

Dita Dwi Nur Shela

NIM. P07224219011
DAFTAR ISI

Halaman Judul ...................................................................................................................i

Kata Pengantar ..................................................................................................................ii

Daftar Isi ...........................................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan ............................................................................................................1

A. Latar Belakang ..........................................................................................................1

B. Tujuan Penulisan .......................................................................................................2

1. Tujuan umum .................................................................................................2

2. Tujuan khusus ................................................................................................2

Bab II Tinjauan Teori .......................................................................................................3

Bab III Tinjauan Kasus .....................................................................................................26

Bab IV Pembahasan ..........................................................................................................32

Bab V Penutup ..................................................................................................................32

Daftar Pustaka ..................................................................................................................34


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anemia adalah suatu keadaan yang mana kadar hemoglobin (Hb) dalam
tubuh dibawah nilai normal sesuai kelompok orang tertentu (Irianto, 2014).
Anemia pada ibu hamil berdampak buruk bagi ibu maupun janin. Kemungkinan
dampak buruk terhadap ibu hamil yaitu proses persalinan yang membutuhkan
waktu lama dan mengakibatkan perdarahan serta syok akibat kontraksi. Dampak
buruk pada janin yaitu terjadinya prematur, bayi lahir berat badan rendah,
kecacatan bahkan kematian bayi (Fikawati, 2015).
Data dari World Health Organization (WHO) 2010, secara global
prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia adalah sebesar 41,8%.
Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia meningkat dibandingkan dengan
2013, pada tahun 2013 sebanyak 37,1% ibu hamil anemia sedangkan pada tahun
2018 meningkat menjadi 48,9% (Riskesdas, 2018). Prevalensi anemia ibu hamil
di Kabupaten Kulon Progo sebesar 12,88% (Dinkes DIY, 2017).
Gizi ibu hamil adalah makanan sehat dan seimbang yang harus dikonsumsi
selama masa kehamilan. Saat hamil, disamping kebutuhan ibu hamil itu sendiri,
kebutuhan zat gizi janin juga harus diperhatikan. Kebutuhan gizi pada saat
kehamilan mengalami peningkatan hingga 68% dibandingkan dengan sebelum
hamil. Pada dasarnya, semua zat gizi mengalami peningkatan kebutuhan namun
yang seringkali kekurangan adalah energi, protein dan berbagai mineral
contohnya zat besi. Pemenuhan kebutuhan zat gizi ibu hamil sangat penting, maka
jika kebutuhannya tidak terpenuhi akan menghambat pertumbuhan ibu dan janin
sekaligus menyebabkan berbagai masalah gizi. Masalah yang sering terjadi pada
ibu hamil yaitu anemia dan KEK (Proverawati, 2015).
Menurut data Riskesdas (2018), pada bagian cakupan tablet tambah
darah (TTD), ibu hamil yang memperoleh TTD ≥ 90 butir, hanya 38,1% nya
yang mengonsumsi ≥ 90 butir, sisanya yaitu 61,9% mengonsumsi < 90 butir.
Data tersebut berarti bahwa 61,9% ibu hamil tidak mengonsumsi TTD sesuai
anjuran.
Anemia dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Ada faktor langsung dan
tidak langsung. Faktor langsungnya yaitu kecukupan konsumsi tablet tambah
darah, jarak kehamilan, paritas, status gizi, serta penyakit infeksi. Penyebab
terjadinya anemia yang utama adalah kurangnya asupan zat besi dalam makanan
atau tablet tambah darah. Kejadian anemia diakibatkan oleh kekurangan asupan
zat besi (Rahmawati, 2012)

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada Kehamilan
dengan Anemia dengan menggunakan pola pikir ilmiah melalui
pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan tentang pengertian kehamilan Trimester I
b. Menjelaskan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin pada
Trimester I
c. Menjelaskan tentang perubahan anatomis pada kehamilan Trimester I
d. Menjelaskan tentang perubahan fisiologis pada kehamilan Trimester I
e. Menjelaskan tentang penyesuaian psikologis kehamilan Trimester I
f. Menjelaskan tentangf ketidaknyamanan yang dialami pada kehamilan
Trimester I
g. Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada Kehamilan
dengan Anemia dalam bentuk catatan SOAP.

BAB II
Tinjauan Teori

2.1. Anemia

2.1.1 Definisi

Menurut WHO (2014) anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah sel
darah merah atau kemampuan pengangkutan oksigen oleh sel darah merah
tidak dapat memenuhi kebutuhan normal yang berbeda-beda tergantung pada
umur, jenis kelamin, ketinggian (diatas permukaan laut), kebiasaan merokok,
dan kehamilan. Anemia sering disebut KD (kurang darah) yaitu keadaan
dimana kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal (< 12 gr/dl)
yang berakibat penurunan pada daya tahan tubuh, kebugaran tubuh,
kemampuan dan konsentrasi belajar, dan menghambat tumbuh kembang serta
membahayakan kehamilan di masa yang akan datang (Kemenkes RI, 2010).
Anemia terjadi pada 1/3 perempuan selama kehamilan trimester III. Penyebab
yang umum adalah kekurangan zat besi dan asam folat. Jumlah darah dalam
tubuh wanita hamil meningkat 20-30% sehingga memerlukan peningkatan
pasokan zat besi. Penting dalam periode ini melakukan pemeriksaan Hb untuk
mendeteksi anemia. Anemia pada ibu hamil sangat memengaruhi keadaan ibu
dan janin selama proses persalinan. Ibu hamil yang 5
http://repository.unimus.ac.id 6 menderita anemia berat dapat meningkatkan
risiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan
bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan prematur juga lebih besar
(Proverawati, 2011).

2.1.2. Kriteria Anemia

menurut WHO (2014), berikut adalah klasifikasi anemia berdasarkan


derajat keparahan.

Tabel 1.Klasifikasi Derajat Keparahan Anemia Pada Kehamilan


Anemia pada kehamilan didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin
kurang dari 11 gr/dl. Pada kehamilan volume darah akan bertambah banyak
yang lazim disebut Hidremia atau Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya
sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi
pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut: plasma
30%, sel darah 18% dan hemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam
kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai
puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu. Secara fisiologis,
pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang
semakin berat dengan adanya kehamilan anemia defisiensi besi pada wanita
hamil merupakan problema kesehatan yang dialami oleh wanita di seluruh
dunia terutama di negara berkembang (Proverawati, 2011).

2.1.3. Anemia pada Kehamilan

Menurut WHO anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 11gr/dl sebagai akibat
ketidakmampuan jaringan pembentuk sel darah merah (Erythtopoetic) dalam
produksinya untuk mempertahankan konsentrasi Hb pada tingkat normal
(WHO, 2014). Menurut Sharma and Meenakshi (2010), terdapat komplikasi
pada anemia dalam kehamilan, komplikasi tersebut dapat terjadi pada ibu dan
bayi. Ibu bisa mengalami palpitasi, takhikardi, sesak nafas, meningkatkan
cardiac output dan mengarah kepada cardiac stress yang dapat menyebabkan
dekompensasi dan gagal jantung yang fatal sedangkan pada janin
mengakibatkan BBLR.

2.1.4. Faktor yang Berhubungan dengan Anemia dalam Kehamilan


Faktor-faktor internal yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu
hamil diantaranya dipengaruhi oleh faktor umur ibu, paritas, jarak kehamilan,
status gizi, tingkat pendidikan, frekuensi kunjungan Antenatal Care (ANC)
dan konsumsi suplementasi besi. Program pemberian suplementasi tablet besi
di Indonesia merupakan salah satu alternatif untuk mencegah terjadinya
anemia pada ibu hamil. Hal ini didasarkan pada hanya sedikit wanita hamil di
negara berkembang seperti Indonesia yang dapat memenuhi kebutuhan zat
besi selama kehamilan melalui makanan sehari-hari karena sumber utama zat
besi yang mudah diserap oleh tubuh (heme) relative mahal harganya (Depkes
RI, 2010). Tablet besi dianjurkan diminum di antara dua kali waktu makan,
karena bioavailibilitasnya lebih tinggi pada waktu perut kosong, kecuali
ketika terjadi efek samping maka tablet besi dapat diminum pada waktu
makan.

2.1.5. Diagnosa Anemia dalam Masa Kehamilan

Diagnosa anemia dalam kehamilan dapat ditegakkan. Untuk dapat


mendiagnosis anemia, dapat dilakukan beberapa pendekatan menurut Sudoyo,
et al (2010), berikut adalah pemeriksaan dan pendekatan untuk diagnosis
anemia: 1) Pemeriksaan Laboratorium. Pemeriksaan laboratorium merupakan
penunjang diagnostik pokok dalam diagnosis anemia. 2) Pendekatan
Diagnosis Anemia. 3) Pendekatan Klinis.

2.2. Hemoglobin

2.2.1. Definisi

Hemoglobin adalah bagian dari darah yang mengandung protein kaya zat
besi. Memilki afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu
membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi
ini maka oksigen dibawa dari paru paru ke jaringan-jaringan. Adanya
hemoglobin dalam darah ini menyebabkan eritrosit berwarna merah, karena
hemoglobin penyusun 30% dari total isi eritrosit (Pearce, 2009). 10
Hemoglobin dalam tubuh akan bekerja dan berfungsi secara optimal, apabila
kadar Hb dalam batas normal. Kurangnya kadar Hb akan mempengaruhi
kondisi tubuh, terlebih lagi pada ibu hamil. Kekurangan Hb atau jumlah Hb
yang terlalu tinggi dapat mengindikasikan adanya suatu masalah dalam tubuh.
Oleh sebab itu sebaiknya ibu hamil harus mengetahui kadar Hb yang normal
pada ibu hamil. Nilai normal Hb pada wanita yang tidak hamil yaitu 12-16
gr/dL. Namun, pada ibu hamil memang sering terjadi dan merupakan hal
yang normal bila kadar haemoglobin-nya di bawah normal (Sopny, 2010).

2.2.2. Fungsi Hemoglobin

Menurut Sopny (2010) adapun fungsi hemoglobin antara lain : 1. Mengatur


pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringanjaringan tubuh. 2.
Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringanjaringan
tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar. 3. Membawa karbondioksida dari
jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk di buang,
untuk mengetahui apakah seseorang itu kekurangan darah atau tidak, dapat
diketahui dengan pengukuran kadar hemoglobin. Penurunan kadar hemoglobin
dari normal berarti kekurangan darah yang disebut anemia.

2.3.3. Faktor yang Mempengaruhi Kadar Hemoglobin

Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin yaitu sebagai


berikut kecukupan besi dalam tubuh dan metabolisme besi dalam tubuh (Sopny,
2010).

2.2.4. Pemeriksaan Kadar Hemoglobin

Penetapan kadar hemoglobin ditentukan dengan bermacam-macam cara,


menurut Gandasoebrata (2011) ada empat cara yaitu : 1. Cara sahli Cara sahli ini
banyak dipakai di Indonesia, walaupun cara ini tidak tepat 100%, akan tetapi
masih dianggap cukup baik untuk mengetahui apakan seseorang kurang darah.
Kesalahan dalam melakukan pemeriksaan ini kira-kira 10 %. 2. Cara
cyanmethemoglobin (Metode Cyanmeth Reagen Drapkin) Cara ini sangat bagus
untuk laboratorium rutin dan sangat dianjurkan untuk penetapan kadar
hemoglobin dengan teliti karena standar cyanmethemoglobin yang ditanggungkan
kadarnya stabil dan dapat dibeli. 3. Cara tallquist Cara ini hanya mendapatkan
kesan dari kadar hemoglobin saja, sebagai dasar diambil darah = 100% = 15,8 gr
hemoglobin per 100 ml darah. 4. Cara sulfat Cara ini dipakai untuk menetapkan
kadar hemoglobin dari donor yang diperlukan untuk transfusi darah.
B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan dengan
Anemia

I. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian :
Waktu Pengkajian :
Nama Pengkaji :

A. Data Subyektif
1. Identitas
Nama :
Umur : <20 tahun dan >35 tahun berisiko untuk hamil

Kematian maternal pada wanita hamil dan


melahirkan pada usia di bawah 20 tahun Kematian
maternal meningkat kembali sesudah usia 35 tahun
(Sarwono, 2013).

Agama :
Suku/bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
No. Register :

2. Keluhan Utama
a. Keluhan utama
Menurut Varney (2016), Ibu hamil pada trimester I mengalami
beberapa keluhan utama, yaitu :
Peningkatan frekuensi berkemih : Kondisi uterus yang
membesar akibat perkembangan janin, menyebabkan penekanan
pada kandung kemih.
Susah buang air besar (konstipasi) : Efek hormone progesterone
pada usus besar meyebabkan konstipasi karena waktu transit
melambat membuat air semakin banyak diabsorbsi menyebabkan
peningkatan gas dalam usus karena usus mengalami pergeseran
akibat pembesaran uterus.
Peningkatan volume darah total : menyebabkan hemodilusi,
yang terlihat pada kadar hematokrit rendah ibu dapat mengalami
anemia fisiologis pada kehamilan.

3. Riwayat kesehatan klien


a. Riwayat kesehatan/kehamilan sekarang
Keluhan tiap trimester: Nyeri kepala, pusing, gangguan
penglihatan, keletihan, muntah-muntah, perubahan pada
payudara, sesak napas, nyeri abdomen, nyeri abdomen, sering
berkemih, varises.
Pergerakan anak pertama kali (Quickening) : Quickening
terjadi pada usia kehamilan 17-20 minggu, Pergerakan janin yang
lebih kuat dan dinding uterus yang lebih tipis menghasilkan
pengelaman quickening pada ibu.
Pemeriksaan kehamilan : Pemeriksaan kehamilan idealnya 4
kali , 0-14 minggu, 14-28 minggu, 28-32 minggu dan 32- 36
minggu.
Pendidikan kesehatan yang sudah didapatkan
Riwayat imunisasi TT : Imunisasi TT sebaiknya diberikan
sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT
lengkap. TT 1, diberikan sejak diketahui positif hamil dimana
biasanya diberikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana
kesehatan (BKKBM, 2015).
Riwayat terapi

b. Riwayat kesehatan yang lalu


Riwayat penyakit klien yang dapat memperberat atau diperberat
oleh kehamilan
Penyakit kardiovaskular : hipertensi dan penyakit jantung
dapat berakibat pada preeklampsi dan komplikasinya adalah
abruption placenta, disseminated intravascular coagulation,
perdarahan otak, gagal hati, IUGR, premature, dan IUFD.
Penyakit jantung dapat diperberat dan memperberat kehamilan
dan mengakibatkan aritmia, preeklampsi, emboli paru,
kardiomiopati, dan edema paru (Prawirohardjo, 2010).
Penyakit darah : anemia, trombofilia. Anemia pada kehamilan
dapat mengganggu pertumbuhan janin. Trombofilia dapat
mengakibatkan keguguran, preeklampsi, IUGR. (Prawirohardjo,
2010)
Penyakit paru-paru : TBC dapat memperberat kehamilan
dengan adanya risiko prematuritas, IUGR, BBLR, dan Still Birth.
Asma dapat menyebabkan kematian perinatal, hyperemesis
gravidarum, premature, hipertensi kronik, preeklampsi, BBLR,
dan perdarahan. (Prawirohardjo, 2010)
Penyakit saluran pencernaan : Hiperemesis gravidarum tingkat
III dapat menyebabkan diplopia, palsi nervus ke 6, nistagmus,
taksi, kejang, sindrom korskaff (amnesia) dan kematian.
(Prawirohardjo, 2010)
Penyakit hati : hepatitis dapat ditularkan pada bayinya saat
persalinan maupun plasenta. Pada kehamilan tidak berpengaruh
banyak namun dapat menyebabkan gagal hati dan karsinoma
hepatoseluler primer pada bayinya. (Varney, 2016)
Penyakit ginjal dan saluran kencing : kehamilan dapat
menyebabkan gagal ginjal jika terjadi preeklampsi, eklampsi,
sindrom HELLP dan solusio plasenta/plasenta previa.
(Prawirohardjo, 2010)
Penyakit endokrin : Hipertiroid dapat menyebabkan
preeklampsi, gagal jantung, dan keadaan perinatal yang buruk.
Hipertiroid subklinis dapat menyebabkan bayi lahir premature,
solusio plasenta, dan gangguan psikomotorik. Diabetes mellitus
dapat mengakibatkan preeklampsi, bayi makrosemia,
hiperbilirubinemia, hipoglikemia, hipokalsemia, polistemia,
premature, dan IUFD. (Prawirohardjo, 2010)
Penyakit syaraf : epilepsi dapat menyebabkan gagal ginjal,
hipoksia janin, dan IUGR. (Varney, 2010)
Penyakit jiwa : adanya gangguan jiwa yang diderita selama
hamil dapat membahayakan bagi ibu dan janinnya. (Varney,
2010)
Penyakit sistem imunologi : Lupus Eritematosis Sistemik (LES)
dapat mengakibatkan kematian janin meningkat, IUGR, dan
preeklampsi. (Prawirohardjo, 2010)
 Penyakit infeksi : Varisela dapat mengakibatkan cacat
bawaan pada janin. (Prawirohardjo, 2010). Toksoplasmosis
dapat mengakibatkan malformasi congenital berat. Rubela
dapat berakibat pada abortus, still birth, kelaian janin.
Sitomegalovirus dapat mengakibatkan kerusakan janin. Herpes
dapat mengakibatkan still birth.ISK berisiko kelahiran preterm,
BBLR, hipertensi, preeklampsi, dan anemia. (Varney, 2016)
Riwayat alergi :
Riwayat pembedahan :

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


a. Hipertensi : Hipertensi ditemukan pada ibu hamil baik pada
penyakit sebelumnya (5-15% dari total ibu hamil) atau sebagai
gangguan yang berhubungan dengan kehamilan, pre-eklamsia.
(Wylie, 2013)
b. Hemofilia: Perempuan pembawa dapat beresiko perdarahan yang
bermakna. (Prawirohardjo, 2010)
c. Diabetes : Diabetes pada kehamilan dapat meningkatkan risiko
untuk terjadinya, preeklampsia, seksio caesaria, dan meningkatkan
mortalitas janin. (Prawirohardjo, 2010)
d. Asma: Pada asma berat hipoksia janin dapat terjadi sebelum
hipoksia pada ibu. (Prawirohardjo, 2010)
e. Buta warna : Buta warna diturunkan dengan cara X linked
recessive, perempuan dari keluarga buta warna umumnya adalah
membawa sifat carrier (dr. Teguh Haryo Sasongko, 2010)
f. Gemelli : Kehamilan kembar memiliki insidens lebih tinggi pada
keluarga yang memiliki riwayat kehamilan kembar (Fraser and
Cooper, 2009)

5. Riwayat Menstruasi
a. Menarche
Perdarahan (menstruasi) yang terjadi untuk pertama kali disebut
menarche, pada umur 12-13 tahun. (Manuaba, 2015)
Haid pertama kali yang dialami seorang perempuan disebut
menarche, yang pada umumnya terjadi pada usia sekitar 14 tahun
(Prawirohardjo, 2010)
b. Siklus haid
Siklus menstruasi adalah jarak antara menstruasi yang dialami
dengan menstruasi berikutnya, tidak kurang dari 24 tapi tidak
melebihi 35 hari. Pada usia 25 tahun > 40% perempuan mempunyai
panjang siklus berkisar 25-28 hari, usia 25-35 tahun > 60%
siklusnya 28 hari. Kurang dari 1% perempuan mempunyai siklus
haid teratur dengan panjang siklus < 21 hari atau > 35 hari. Hanya
sekitar 20% perempuan mempunyai siklus haid yang tidak teratur.
(Prawirohardjo, 2010)

c. Volume darah haid


Volume darah normal adalah tidak melebihi 80 ml dan ganti
pembalut 2-6 kali per hari. (Prawirohardjo, 2010)
d. Lama haid
Lama haid 3-7 hari. (Prawirohardjo, 2010)
e. Ciri/sifat darah haid
Ciri darah haid normal adalah tanpa bekuan darah. Bila perdarahan
disertai gumpalan darah menunjukkan terjadi perdarahan banyak
merupakan keadaan abnormal pada menstruasi. (Manuaba, 2015)
f. Hari Pertama Haid Terakhir
Merupakan dasar untuk menentukan usia kehamilan dan taksiran
kelahiran. (Varney, 2016)
6. Riwayat Obstetri

Kehamilan Persalinan Anak Nifas


No
Abnor
. Sua Tmp BB Lakt
Anak UK Peny Jenis Pnlg Peny JK H M malita Peny
mi t /PB asi
s

7. Riwayat Kontrasepsi

Riwayat penggunaan kontrasepsi, meliputi jenis kontrasepsi yang


pernah digunakan, lama pemakaian dan jarak antara pemakaian
terakhir dengan kehamilan.

8. Pola Fungsional Kesehatan

Pola Keterangan
Nutrisi Jumlah kalori yang dibutuhkan ibu hamil adalah 300 kalori per hari,
dengan komposisi menu seimbang (cukup mengandung karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, mineral, dan air)
1. Protein : ibu hamil mengalami peningkatan kebutuhan protein
sebanyak 68% (Sulistyawati, 2012).
Contoh makanan dan minuman yang mengandung protein, yaitu susu,
keju, yoghurt, telur, ikan tuna, ikan salmon, kerang, udang, daging
sapi dan daging domba tanpa lemak (Murkoff, 2013).
2. Zat besi : anemia sebagian disebabkan oleh defisiensi zat besi, oleh
karena itu perlu ditekankan kepada ibu hamil untuk mengonsumsi zat
besi selama hamil dan setelah melahirkan. Kebutuhan zat besi selama
hamil meningkat sebesar 300% (1.040 mg selama hamil) dan
peningkatan ini tidak dapat tercukupi hanya dari makanan ibu selama
hamil melainkan perlu ditunjang dengan suplemen zat besi.
(Sulistyawati, 2012)
Kebutuhan zat besi dapat terpenuhi dari mengonsumsi buah-buahan
yang kaya akan vitamin C, kerang, udang, tiram, kentang yang
dipanggang dengan kulitnya, bayam, kol, dan lobak, ikan tuna, buncis,
kacang polong, rumput laut, dan suplemen zat besi. (Murkoff, 2013)
3. Kalsium : kadar kalsium dalam darah ibu hamil turun drastis
sebanyak 5%. Oleh karena itu, asupan yang optimal perlu
dipertimbangkan. (Sulistyawati, 2012)
Contoh makanan dan minuman yang mengandung kalsium, yaitu susu,
keju, yoghurt, jus buah, kubis, lobak, tahu, brokoli, bayam, kacang
polong, dan kacang almond. (Murkoff, 2013)
Minum paling sedikit 8 gelas berukuran 250ml/hari. Cairan ekstra juga
membantu melembutkan kulit, mengurangi kemungkinan konstipasi,
mengeluarkan racun dan produksi sisa dari tubuh, mengurangi
pembengkakan yang berlebihan, dan mengurangi risiko ISK. (Murkoff,
2013)
Eliminasi Umumnya terjadi konstipasi karena penurunan peristaltis usus (Varney,
2015). Konsistensi feses saat konstipasi yaitu tinja yang keluar terlalu
kering dan keras (Alimul, 2011).
Istirahat Wanita hamil dianjurkan untuk tidur siang 1 – 2 jam setiap hari dan 8 jam
setiap tidur malam. Posisi tidur yang dianjurkan pada ibu hamil adalah
miring ke kiri, kaki kiri lurus, kaki kanan sedikit menekuk dan diganjal
dengan bantal, dan untuk mengurangi rasa nyeri pada perut, ganjal dengan
bantal pada perut bawah sebelah kiri. (Sulistyawati, 2012)
Aktivitas Seorang wanita hamil disarankan untuk menghentikan aktivitasnya atau
pekerjaan yang membutuhkan aktivitas fisik berat apabila mereka
merasakan gangguan dalam kehamilan. (Sulistyawati, 2012)
Personal Kebersihan tubuh ibu hamil perlu diperhatikan karena dengan perubahan
Hygiene sistem metabolisme mengakibatkan peningkatan pengeluaran keringat.
Keringat yang menempel di kulit meningkatankan kelembapan kulit, jika
tidak dibersihkan dengan mandi maka ibu hamil akan sangat mudah untuk
terkena penyakit kulit. Selain dengan mandi, mengganti celana dalam
secara rutin minimal dua kali sehari sangat dianjurkan, karena saat hamil
terjadi pengeluaran sekret vagina yang berlebihan (Varney, 2016)
Seksualitas Hubungan seksual masih tetap diperbolehkan kecuali pada ibu yang
pernah mengalami keguguran, namun beberapa wanita kehilangan gairah
seksualnya ketika hamil (Agniesta, 2017).Sebaiknya hubungan seksual
diperbolehkan setelah kehamilan 16 minggu, karena pada saat itu plasenta
sudah terbentuk.Hubungan seksualitas saat akhir kehamilan dapat
dilakukan semampu ibu. Kandungan sperma (prostatglandin) dapat
merangsang kontraksi uterus, oleh karena itu disarankan untuk
menggunakan kondom (Manuaba, 2012).
Kebiasaan Kebiasaan minum alcohol, jamu-jamuan, obat-obatan, perokok aktif
yang dapat maupun pasif, narkoba dan kepemilikan binatang peliharaan merupakan
mempengaruhi salah satu pencetus gangguan kehamilan yang memperlukan pengawasan
kesehatan antenatal tambahan (Myles ed. 14, 2010).

9. Riwayat Psikososiokultural Spiritual


Riwayat psikososiokultural spiritual menurut Varney (2016)
adalah sebagai berikut:
a. Riwayat Psikologis :
- Kehamilan yang direncana/tidak direncana.
- Menerima kehamilan atau tidak .
- Perasaan cemas terhadap kahidupan bayi dan dirinya sendiri:
seperti apakah bayinya nantinya normal/tidak, terkait
persalinan dan pelahiran, keadaan organ vitalnya nantinya.
- Persiapan ibu untuk menghadapi kehamilan dan persalinan.
- Hubungan ibu dengan suaminya baik/tidak.
b. Sosial
- Riwayat pernikahan : pernikahan ke berapa, lama menikah,
status pernikahan sah/tidak akan memberi dampak bagi ibu
terhadap kesiapan dirinya dalam menghadapi kehamilan dan
persalinan.
- Bagaimana penerimaan keluarga terhadap kehamilannya.
- Dimanakah ia akan menjalani persalinan apakah di dokter atau
bidan.
c. Kultural
Adakah adat istiadat yang dilakukan pada masa kehamilan yang
dapat memberi dampak negatif atau merugikan bagi ibu maupun
janin.
d. Spiritual
Adakah ritual keagamaan yang dilakukan pada masa kehamilan
yang dapat memberikan dampak negatif atau merugikan bagi ibu
maupun janin.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran : Compos Mentis adalah keadaan sadar sepenuhnya
dengan memberikan respon yang cukup terhadap stimulus yang
diberikan.
b. Tanda vital :
Tekanan Darah : 100/70 - 120/70 mmHg
Nadi : 80 – 100 x/menit
Suhu Tubuh : 360C – 37,50C
Pernapasan : 16 – 20 x/menit
c. Antropometri :
Tinggi Badan : lebih dari 150 cm (karena tinggi <150cm
kemungkinan panggul sempit)
BB sebelum hamil: ada kenaikan dari sebelum hamil dan
waktu hamil
BB saat ini : ada kenaikan dari usia kehamilan
sebelumnya
Kenaikan BB :

Penambahan Berat
Berat badan sebelum
IMT Badan total yang
hamil (BB/TB(m)2)
dianjurkan
Berat badan kurang (Under
< 20 18 kg
Weight)

Berat badan normal


20 – 23 12 -16 kg
(Normal Weight)

Berat badan berlebih (Over


24 – 26 9 kg
Weight)

Obesitas > 26 7 kg

Ukuran LILA : Jika LILA < 23,5 cm: status gizi ibu hamil
kurang, misalnya kemungkinan mengalami KEK (Kurang Energi
Kronis) atau anemia kronis, dan berisiko lebih tinggi
melahirkan bayi BBLR.Jika LILA cm: berarti status gizi ibu hamil
baik, dan risiko melahirkan bayi BBLR lebih rendah. (Mutalamizah,
2015)

2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
(1) Kepala : kulit kepala dalam keadaan bersih, rambut
tidak mengalami kerontokan, dan kulit
kepala tidak berketombe.
(2) Wajah : wajah pucat.
(3) Mata : bentuk mata simetris, konjungtiva
berwarna pucat, sklera berwarna putih atau
tidak berwarna kuning (ikterus).
(4) Hidung : bentuk hidung simetris, hidung dalam
keadaan bersih, tidak terdapat sekret, dan
polip dalam rongga hidung.
(5) Mulut : keadaan bibir tampak kering dan pucat,
bentuk mulut simetris, tidak terdapat
stomatitis, tidak terdapat karies pada gigi
dan gigi palsu.
(6) Telinga : ukuran telinga dalam keadaan simetris,
posisi telinga dalam keadaan simetris, dan
bentuk telinga dalam keadaan simetris, dan
tidak terdapat cairan yang keluar dari
telinga.
(7) Leher : bentuk leher simetris
(8) Dada : dada simetris, tidak tampak retraksi
dinding dada.
(9) Payudara : puting menonjol, payudara membesar dan
mengalami hiperpigmentasi pada areola
(10) Abdomen : membesar sesuai umur kehamilan, dinding
abdomen mengalami pigmentasi dengan
adanya linea alba atau linea nigra dan striae
gravidarum.
(11) Genetalia : vulva dalam keadaan bersih dan tidak
terdapat varises, edema, kondiloma.
(12) Anus : tidak terdapat hemoroid.
(13) Ekstremitas : ekstremitas atas berbentuk simetris, kedua
tangan tidak mengalami edema, varises, dan
gangguan pergerakan, tidak ada lesi.
Ekstremitas bawah berbentuk simetris,
tidak mengalami edema, varises, dan
gangguan pergerakan, tidak ada lesi.
(Saminem, 2014)

b. Palpasi
(1) Kepala : Tidak ada benjolan, tidak terdapat lesi,
dan tidak terdapat nyeri tekan pada kepala.
(2) Leher : tidak terdapat pembesaran yang tidak
normal pada kelenjar tiroid, tidak ada
bendungan vena jugularis.
(3) Payudara : pada palpasi, payudara seharusnya lobular,
bahkan nodular bila jaringan payudara
hipertrofi. (Willms, 2013)
(4) Abdomen : TFU menurut rumus McDonald:
Umur hamil(bulan) = tinggi fundus uteri
3,5cm
Pada saat umur kehamilan 7 bulan tinggi
fundus uteri 26 cm, pada saat umur
kehamilan 8 bulan tinggi fundus uteri 30
cm, pada saat umur kehamilan 9 bulan
tinggi fundus uteri 33 cm. (Manuaba, 2015)
Leopold I
Fundus uteri berisi bokong dengan
identitas lunak dan tidak bulat. TFU
berkisar 26 cm – 33 cm menurut Mc.
Donald (Manuaba, 2015).
Leopold II
Di kanan atau di kiri dalam perut ibu
terdapat punggug bayi dengan ciri-ciri
tahanan besar, rata, teraba tulang iga
(seperti papan cuci), bagian kecil janin
berada berlawanan dengan punggung janin.
(Manuaba, 2015)
Leopold III
Bagian terendah dipegang antara ibu jari
dan jari lainnya adalah kepala dengan ciri-
ciri bulat dan keras. (Manuaba, 2015).

Leopold IV
Dilakukan saat usia kehamilan lebih dari
VI bulan. Interpretasi leopold IV tangan
konvergen yang berarti hanya sebagian
kecil bagian kepala masuk PAP, tangan
sejajar yang berarti setengah bagian kepala
janin masuk ke PAP, tangan divergent yang
berarti sudah sebagian besar kepala masuk
ke pintu atas panggul. Karena bentuk
kepala yang oval ada kemungkinan terdapat
tonjolan dahi (fleksi) atau tonjolan belakang
kepala (defeksi), akibatnya, hanya satu
tangan akan dapat lebih masuk ke dalam
dibandingkan dengan tangan lainnya, satu
tangan akan ditahan oleh benjolan kepala.
(Manuaba, 2015)
TBJ (Taksiran Berat Janin)
Rumus berat janin = (tinggi fundus uteri -
12) x 155 gram; Jika kepala janin telah
masuk PAP.:
Berat janin = (tinggi fundus uteri - 11) x
155 gram. (Manuaba, 2015)
(5) Ekstremitas : Cavilary refill kembali sebelum 2 detik.
(Morgan, 2010

c. Auskultasi
(1) Dada : bronchial, suara terndengar keras,
nyaring, dengan hembusan yang lembut,
terdengar diatas trakea atau daerah lekuk
suprasternal. Bronkovesikular, suara
terdengar nyaring dengan intensitas sedang.
Inspirasi sama panjang dengan ekspirasi,
terdengar di daerah dada dimana bronkus
tertutup oleh dinding dada. Vesicular,
terdengar lembut dan halus inspirasi lebih
panjang dari ekspirasi. (Soemantri, 2010)
(2) Abdomen : terdengar denyut jantung janin dengan
jelas, teratur, frekuensi 120-160 kali/menit,
interval teratur tidak lebih dari 2 punctum
maksimal. Daerah letak DJJ terdapat di
kuadran kiri atau kanan bawah abdomen
ibu. (Mochtar, 2011)

d. Perkusi
(1) Dada : umumnya bersuara resonan dan dullness.
Karena suara resonan dihasilkan oleh
jaringan paru-paru yang normalnya
bergaung dan bernada rendah dan suara
dullness dihasilkan oleh di bagian atas
jantung dan paru-paru. (Soemantri, 2010)
(2) Abdomen : daerah suprapubis redup jika kandung
kemih distensi atau pada wanita jika uterus
membesar.

3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang umum dilakukan oleh ibu hamil
adalah:
(1) Pemeriksaan urin
Tujuannya untuk mendeteksi adanya HCG dalam urin.
Kepekaran tes ini sangat bervariasi antara 500 – 1.000 mU/ml
urin. Adanya glukosa dalam urin ibu hamil harus dianggap
sebagai gejala penyakit diabetes kecuali kalau kita dapat
membuktikan bahwa hal-hal lain yang menyebabkannya.
(Micron Medical Multimedia)
(2) Pemeriksaan darah
Memeriksa kadar hemoglobin darah pada ibu hamil
kadarnya berkisar 12 - 15 gr/dL ( Cunningham,2013)
hematokrit, dan hitung leukosit. Bila perlu, dilakukan
pemeriksaan golongan darah dan faktor Rhesus untuk
menentukan jenis golongan darah dan Rhesus supaya dapat
mencarikan darah yang cocok bila terjadi komplikasi pada
kehamilan dan persalinan yang memerlukan transfusi darah.
(Micron Medical Multimedia).

b. Pemeriksaan USG
Memastikan kehamilan ibu dan mengetahui usia kehamilan
( Cunningham,2013)

II. INTERPRETASI DATA DASAR

Diagnosis : GPAPAH UK : ... minggu + ... hari. Janin tunggal hidup.

G : Gravida
P : Para
a : aterm
p : premature
a : abortus
h : hidup (Varney, 2010)

Masalah : Hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman/hal yang sedang


dialami klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai
diagnosis.

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL

Diagnosis Potensial : Tidak ada

Masalah Potensial : Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA

Langkah ini mencakup rumusan tindakan emergensi/darurat yang harus dilakukan


untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Rumusan ini mencakup tindakan segera yang
bisa dilakukan secara mandiri, kolaborasi, atau bersifat rujukan.

V. MENGEMBANGKAN RENCANA INTERVENSI


1. Jelaskan hasil pemeriksaan

Rasional : Penjelasan mengenai hasil pemeriksaan merupakan hak klien


dan keluarga . (Varney, 2016)

2. Berikan KIE tentang pada kehamilan normal.

Rasional : Trimester I adalah kehamilan pada 0-14 minggu. Dengan


memberikan pengertian tentang keadaan pada trimester I sehingga ibu
akan berupaya mengatasi gangguan. Contohnya : rasa lelah yang
berlebihan pada punggung, napas yang menjadi pendek, stretch mark,
payudara semakin membesar(Varney, 2016).

3. Berikan support mental/dukungan psikologis pada ibu untuk menghadapi


proses persalinan

Rasional : Pada keadaan psikologis ibu saat menghadapi proses persalinan,


ibu menbutuhkan support serta dukungan dari suami , keluarga serta bidan.
Sehingga ibu dapat merasa tenang pada masa proses persalinan.

4. Jelaskan tentang kebutuhan nutrisi pada kehamilan

Rasional : Menambah pengetahuan tentang pentingnya nutrisi pada wanita


hamil memerlukan intruksi khusus yang berkaitan dengan aspek kebutuhan
nutrisi, seperti jumlah kalori, protein, zat besi dan vitamin C. Pemeriksaan
nutrisi ibu dilakukan melalui pemantauan berat badan dan tinggi badan.
Mengetahui peningkatan berat badan ibu yang hubungannya dengan
indeks masa tubuh ibu sebelum hamil. Pemeriksaan ini dilakukan untuk
mendeteksi adanya indikasi obesitas atau kekurangan nutrisi pada ibu
selama hamil. (Varney, 2016)

5. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi sayuran hijau untuk menambah


Hb
Rasional : Sayuran Hijau dan Hati ayam mengandung zat besi yang tinggi
sehingga bagus untuk ibu hamil anemia (Varney,2016)
6. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan tidak melakukan
aktifitas yang berat
Rasional : istirahat cukup juga dapat mempercepat perbaikan Hb ibu
7. Memberi tablet penambah darah
Rasional : tablet penambah darah diminum 1x2 dan sebaiknya pada malam
hari untuk menghindari rasa mual
8. Jadwalkan kunjungan ulang 1 kali selama kehamilan trimester I
Rasional :dengan kontrol teratur dapat mendeteksi kelainan yang timbul
dan mengantisipasi keterlambatan penanganan pada kelainan / komplikasi
yang ditemukan. (Varney, 2016)
9. Anjurkan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan USG rutin
Rasional : Adanya proteinuria dan tekanan darah yang meningkat
merupakan tanda memburuknya preeklamsi. (Varney, 2016)

VI. IMPLEMENTASI

Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana asuhan
yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau
sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.

VII. EVALUASI

Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan


kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

G1P0000 USIA KEHAMILAN 7 MINGGU DENGAN ANEMIA RINGAN

Tanggal Pengkajian : 05 September 2021

Waktu Pengkajian : 08.30 WITA

Tempat Pengkajian : Puskesmas Remaja

Nama Pengkajian : Dita Dwi Nur Shela


S.

1. Identitas
Nama Ibu : Ny. H Nama Suami: Tn. C
Umur : 26 tahun Umur : 28 tahun
Suku : Jawa Suku : Madura
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Sejahtera

2. Keluhan utama
Ibu mengeluh pusing sejak kemarin

3. Riwayat Kesehatan Klien


Ibu mengatakan, ibu tidak memiliki riwayat penyakit berat yang menurun
dan menular yang dapat memperberat keadaannya saat ini.

4. Riwayat Penyakit Keluarga


Ibu mengatakan, didalam keluarga tidak memiliki riwayat penyakit berat
yang menular dan menurun yang dapat mempengaruhi kehamilannya dan
kesehatannya saat ini. Seperti TBC, Asma, Hepatitis, HIV/AIDS,
jantung, dll.

5. Riwayat Menstruasi
HPHT : 07-08-21 TP : 14-05-2022
Sebelum hamil, ibu mengatakan siklus menstruasi teratur. Haid 5-7 hari.
Ganti pembalut 3x sehari. Warna darah merah kemerahan. Darah encer
kadang ada gumpalan.

6. Riwayat Obstetri
7. Riwayat Ginekologi
No Kehamilan Persalinan Anak Nifas

Suami Anak UK Peny Jns pnlg tmpt peny JK BB/PB H M Abn laktasi peny

1 Hamil ini
Ibu mengatakan saat ini dan dahulu, ia tidak memiliki penyakit yang berhubungan
dengan penyakit reproduksi. Seperti Vaginits, endometritis, kista, dll.

8. Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan kontrasepsi apapun sebelum
hamil

9. Riwayat kehamilan saat ini


Ibu mengatakan rutin memeriksakan diri dan kehamilannya di Puskesmas
terdekat. Ibu mengatakan pada awal kehamilan ibu sering mengeluh mual
muntah dipagi hari, nafsu makan berkurang, dan ibu mudah lelah saat
beraktifitas. ibu sudah mendapat imunisasi TT sebanyak 3 kali. Ibu
kurang rutin minum tablet fe dan vitamin tambahan yang diberikan oleh
Bidan di Klinik terdekat karena ibu sering lupa dan kurang suka dengan
bau-bauan saat hamil ini.

10. Pola Fungsional Kesehatan


Pola Sebelum hamil

Nutrisi Ibu makan sehari 2x sehari, kurang makan sayur


dan buah. Minum 6-8 gelas sehari.

Eliminasi BAK 5-6x sehari, jernih kekuningan


BAB 1x sehari, lembek kecoklatan

Istirahat Tidur siang 1jam, seminggu jarang


Tidur malam ± 6-7 jam sehari

Aktivitas Pekerjaan rumah tangga dilakukan secara mandiri


dan dibantu suami

Personal hygiene Mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, ganti baju


dan celana dalam setiap mandi atau basah

Seksualitas 2x seminggu

Kebiasaan Ibu tidak merokok, tidak minum jamu serta tidak


meminum alkohol
11. Riwayat Psikososiokultural Spiritual
a. Psikologis
Ibu, suami dan keluarga sangat senang dengan kehamilan ini dan
mendukung secara moral dan materil
b. Sosial
Ini merupakan pernikahan pertama ibu selama ± 1 tahun. Status
pernikahan sah. Ibu, suami dan keluarga memiliki hubungan baik
dengan tetangga sekitar
c. Kultural
Ibu dan keluarga tidak memiliki tradisi adat istiadat yang merugikan
kehamilannya
d. Spiritual
Ibu dan keluarga tidak memiliki tradisi keagamaan yang merugikan
kehamilannya

O.

1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Ekspresi wajah : Senang
Tanda vital : Tekanan darah : 100/70 mmHg
Suhu : 36,5oC
Nadi : 84 x/menit

Pernafasan : 21 x/menit

Antopometri : Tinggi Badan : 164 cm


Berat Badan : 90 kg
LILA : 28 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Distribusi rambut merata, bersih, tidak teraba
massa, tidak ada nyeri tekan
Wajah : Tidak ada oedem, tidak ada cloasma gravidarum
Mata : Simetris, bersih, tidak ada secret, conjungtiva
berwarna pucat, sclera berwarna putih
Hidung : bersih, simetris, tidak ada pernafasan cuping
hidung, tidak ada peradangan, tidak ada polip
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada pengeluaran cairan,
pendengaran normal
Mulut : Bibir simetris, mukosa bibir lembab dan pucat,
mulut bersih, tidak ada peradangan kelenjar tonsil
dan ovula, tidak ada stomatitis dan caries dentis
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena
jugularis
Dada : Dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada,
tidak ada nyeri tekan,
Payudara : Simetris, putting susu menonjol, belum ada
pengeluaran colostrum
Abdomen : Bentuk uterus membesar sesuai usia kehamilan,
terdapat linea nigra dan tidak ada striae, tidak ada
luka bekas operasi
TFU : belum teraba
Leopold I : Tidak dilakukan
Leopold II : Tidak dilakukan
Leopold III :Tidak dilakukan
Leopold IV : Tidak dilakukan
DJJ :-
Genitalia : Vulva (vagina) bersih, tidak ada pengeluaran cairan
abnormal, tidak ada luka
Ektremitas : Atas : Simetris, tidak oedem, tidak ada lesi,
reflek bisep dan reflek trisep normal, Cavillary
Refill Time kembali dalam 3 detik
Bawah: Simetris, tidak oedem, tidak ada varises,
Homan sign normal, Cavillary Refill Time kembali
dalam 3 detik reflek babinski negative (normal),
reflek patella negative (normal).
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
1. Haemoglobin : 9,4 gr%
2. Protein urine : negative
3. Glukosa urine : negative
4. Anti HBsAg : negative
5. Anti HIV : non reaktif
6. Golongan darah: B
A.

Diagnosis : G1P 0000 UK 7 minggu janin tunggal hidup dengan anemia ringan

Masalah : Ibu merasa cemas dan pusing

Diagnosa potensial : Anemia sedang hingga anemia berat

Masalah potensial : IUFD, BBLR, Kelahiran dengan anemia, cacat

bawaan, sepsis neonatorum

Kebutuhan Segera : Pemberian terapi dan konseling anemia pada ibu hamil

P.

Tanggal Penatalaksanaan Paraf

Kamis, 1. Menjelaskan hasil pemeiksaan kepada ibu bahwa ibu


mengalami anemia ringan ; Ibu mengerti mengenai
05 Agustus
keadaannya
2021
2. Memberikan KIE kepada ibu untuk mengatasi pusing yang
dialami seperti, saat bangun tidur bangunlah secara
perlahan, jangan berbaring dengan posisi terlentang, dan
lakukan latihan pernafasan ; ibu mengerti dan dapat
mengulang kembali informasi yang diberikan
3. Memberikan KIE kepada ibu tentang pemenuhan nutrisi
untuk mengatasi anemia seperti, mengkonsumsi pangan
lebih banyak dan beragam contohnya sayuran berwarna
hijau, kacang-kacangan, protein hewani terutama hati
ayam, dan mengkonsumsi makanan yang kaya akan
Vitamin C seperti jeruk, tomat,mangga dll yang dapat
meningkatkan zat besi; ibu mengerti dan dapat mengulang
kembali informasi yang diberikan
4. Memberikan KIE kepada ibu untuk menghindari minum-
minuman seperti teh dan kopi karena dapat menghambat
penyerapan zat besi: ibu mengerti dan dapat mengulang
kembali informasi yang diberikan
5. Memberikan KIE kepada ibu untuk beristirahat yang
cukup minimal 8 jam sehari diselingi dengan tidur siang;
ibu mengerti dan dapat mengulang kembali informasi yang
diberikan
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulangjika
ada keluhan; ibu bersedia untuk melakukan kunjungan
ulang
BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah menerapkan konsep kebidanan varney pada Ny.H umur 26 tahun


kehamilan dengan anemia ringan maka saya akan menjelaskan kesenjangan yang
terjadi dan menarik kesimpulan dengan menggunakan 7 langkah varney sebagai
berikut :

A. Pengkajian
Pengkajian kasus ini pada Ny. H dilakukan tanggal 05 september 2021
diperoleh data subyektif didapatkan yaitu ibu mengatakan pusing sejak
kemarin. Ibu sudah melakukan test pack dan hasilnya positif dan ibu sudah
USG dan usia kehamilannya 7 minggu dan diperoleh data subyektif riwayat
kesehatan keluarga Ibu mengatakan, didalam keluarga tidak memiliki
riwayat penyakit berat yang menular dan menurun yang dapat
mempengaruhi kehamilannya dan kesehatannya saat ini. Seperti TBC,
Asma, Hepatitis, HIV/AIDS, jantung, dll. Pada saat kehamilannya Ibu
rutin memeriksakan diri dan kehamilannya di Puskesmas terdekat. Ibu
mengatakan pada awal kehamilan ibu sering mengeluh mual muntah
dipagi hari, nafsu makan berkurang, dan ibu mudah lelah saat
beraktifitas. ibu sudah mendapat imunisasi TT sebanyak 3 kali. Ibu
kurang rutin minum tablet fe dan vitamin tambahan yang diberikan oleh
Bidan di Klinik terdekat karena ibu sering lupa dan kurang suka dengan
bau-bauan saat hamil ini. Dan untuk data obyektif keadaan umum baik,
kesadaran composmentis. Pada pemeriksaan mata konjungtiva pucat dan
dilakukan pemeriksaan Hb diperoleh hasil 9,4 gr/dl.

Pengkajian data obyektif yang dilakukan tersebut berdasarkan teori


menurut Sulistyawati (2014) data objektif adalah data yang diperoleh
melalui pemeriksaan inpeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi yang dilakukan
secara berurutan. Keadaan umum untuk mengetahui keadaan umum pasien
baik. Kesadaran untuk mengetahui kesadaran pasien dengan Composmentis.
Menurut Sulistyawati (2014) mata untuk mengetahui konjungtiva merah
muda sclera putih. Inspeksi muka untuk mengetahui muka tidak pucat untuk
pasien spotting yang normal. Palpasi abdomen untuk mengetahui bentuk
perut dan tidak ada kehamilan. Ganetalia untuk mengetahui letak, ukuran,
konsistensi, dan massa pada kasus spotting untuk mengetahui perdarahan
dan mengetahui adanya flour albus terlihat bercak darah berupa bercak darah
berwarna merah kecoklatan. Dan pemeriksaan penunjang diperlukan sebagai
pendukung diagnosa. Dalam kasus ini pemeriksaan penunjang dilakukan,
yaitu dilakukan dengan pemeriksaan Hb.
Pada langkah ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara praktik
dan teori karena semua yang ada diteori telah dilakukan dan hasilnya sesuai
dengan apa yang ada di teori.
B. Interpretasi data
Interpretasi data adalah mengidentifikasi diagnosa kebidanan dan
masalah berdasarkan interpretasi data yang benar benar atas data-data yang
telah dikumpulkan, interpretasi data meliputi diagnosa kebidanan dan masalah
yang muncul. Dari kasus yang telah dikaji tanggal 05 September 2021 data
yang telah diperoleh akan diinterpretasikan menurut diagnosa kebidanan, dan
masalah. Data subyektif yang diperoleh yaitu ibu mengatakan bernama Ny. H,
Ibu mengatakan umur 26 tahun, ibu mengatakan ini merupakan kehamilan
pertama, ibu mengatakan tidak pernah memakai kontrasepsi apapun,
menstruasi ibu teratur sikus 28 hari lama haid 5-7 hari ganti pembalut 2-
3xsehari
Pada langkah ini maka diagnosa kebidanan yang muncul yaitu Ny. H
umur 26 tahun G1P0000 usia kehamilan 7 minggu dengan Anemia. Disertai
dengan rasa pusing yang dialaminya maka kebutuhan yang diberikan adalah
diberikan penjelasan tentang anemia dan diberikan konseling tentang anemia
pada kehamilan.
Pengkajian yang dilakukan tersebut berdasarkan teory menurut varney
(2010) Diagnose kebidanan adalah diagnose yang ditegakkan dalam lingkup
praktek kebidanan dan memenuhi standart nomenklatur diagnostic kebidanan.
(Varnay dkk, 2016).
C. Diagnosa Potensial

Diagnosa anemia dalam kehamilan dapat ditegakkan. Untuk dapat


mendiagnosis anemia, dapat dilakukan beberapa pendekatan menurut
Sudoyo, et al (2010), berikut adalah pemeriksaan dan pendekatan untuk
diagnosis anemia: 1) Pemeriksaan Laboratorium. Pemeriksaan
laboratorium merupakan penunjang diagnostik pokok dalam diagnosis
anemia. 2) Pendekatan Diagnosis Anemia. 3) Pendekatan Klinis.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan anemia sebagai berikut:
1. Pengkajian data yang dilakukan dalam kasus tersebut telah terfokus
pada data-data yang dibutuhkan dalam membantu menegakkan
diagnosis.
2. Proses analisis data atau interpretasi data, telah sesuai dengan data-data
yang menunjang serta sesuai dengan ketetapan nomenklatur dalam
kebidanan.
3. Rencana dan pelaksanaan asuhan kebidanan yang diberikan dalam
kasus kehamilan dengan anemia ini telah sesuai dengan kebutuhan
klien dan terfokus terhadap kebutuhan klien.
4. Evaluasi yang dilakukan dalam asuhan kebidanan dilakukan secara
langsung setelah pelaksanaan asuhan kebidanan, hal ini dilakukan
untuk menilai secara langsung keberhasilan dan keefektifan asuhan
yang diberikan.

B. Saran
1. Pelayanan berupa konseling perlu ditingkatkan sebagai pelayanan yang
berbentuk asuhan sayang ibu.
2. Diharapkan bidan dapat terus memotivasi untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya.
DAFTAR PUSTAKA

Cunningham F. Gary dkk. 2011. Obstetri Williams Edisi 21. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC

Dewi, Vivian Nanny Lia dan Tri Sunarsih.2010.Asuhan Kehamilan dengan


anemia untuk Kebidanan.Jakarta:Salemba Medika

Henderson, Christine. 2014. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: Penerbit


Buku Kedokteran EGC

Kementerian Kesehatan RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di


Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta; Kementerian Kesehatan

Manuaba, I.G. 2012. Kesehatan reproduksi Wanita. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai