Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

R PRIMIGRAVIDA
DENGAN ANEMIA DI WILAYAH KERJA KLINIK BERSALIN
KABUPATEN CIREBON

Di Susun Oleh : Mekar Devi Novia

PROGRAM STUDY PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CIREBON
2021-2022

1
2
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat serta kasih sayang dan
karunia-Nya yang telah diberikan kepada seluruh ciptaan-Nya , shalawat dan salam semoga
dilimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW. Alhamdulillah berkat kemudahan yang di
berikan Allah SWT, saya dapat menyelesaiakn makalah “ANEMIA”.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas Maternitas .
Dalam penyusunan tugas maternitas ini disebabkan oleh keterbatasan ilmu pengetahuan yang
saya miliki, saya berharap semoga makalah ini makalah ini dapat bermanfaat bagi saya pada
khususnya, dan bagi para pembaca umumnya. Aamiin. Saya sebagai penyusun sangat menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang ditunjukan untuk membangun.

Cirebon, 11 Januari 2022

i
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kehamilan merupakan keadaan fisiologis yang menjadi harapan setiap perempuan yang
sudah menikah. Pada nyatanya, tidak semua kehamilan bebas dari masalah. Masalah yang terjadi
pada ibu hamil selama kehamilan diantaranya kehamilan ektopik atau tuba, perdarahan vagina,
keguguran, hiperemesis gravidarum, demam, plasenta previa, fibroid (mioma), abrupsio plasenta,
infeksi, diabetes mellitus gestasional, preeklampsia, PIH, dan anemia (Simkin, dkk, 2011).
Menurut Prawirohardjo (2013), salah satu yang menjadi masalah besar pada ibu hamil adalah
anemia. Anemia merupakan penyebab kematian non obstetri yang secara tidak langsung terjadi
pada ibu hamil (Triana, dkk , 2015).

World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 memperkirakan sekitar 35 - 75% ibu
hamil di negara berkembang dan 18% ibu hamil di negara maju mengalami anemia. Indonesia
prevalensi anemia pada ibu hamil sekitar 70% atau 7 dari 10 wanita hamil mengalami anemia.
Tingginya pravalensinya anemia pada ibu hamil merupakan masalah yang tengah dihadapi
pemerintah Indonesia (Adawiyani, 2013). Hasil Survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) di
Indonesia tahun 2018 juga menunjukkan tingginya persentase anemia pada ibu hamil sebesar
48,9%, di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2018 proporsi anemia.

pada ibu hamil menurut data dinas kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar
35,49%. Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman
sebagai wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki kasus anemia pada ibu hamil cukup
tinggi yaitu pada tahun 2019 sebesar 10,46%, dan mengalami kenaikan setiap tahunnya, jika
dibandingkan tahun sebelumnya proporsi ini mengalami kenaikan sebesar 1,56%. Angka ini
lebih tinggi dari renstra Kabupaten Sleman yaitu 8,50%. Dari proporsi anemia ibu hamil
Kabupaten Sleman 2019 puskesmas gamping II menjadi puskesmas yang memiliki prosentase
16,13% menempati posisi ke empat dari cakupan wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten
Sleman setelah puskesmas prambana dengan prosentase 24,15%, puskesmas kalasan dengan
prosentase 17,99%, dan puskesmas cangkringan dengan prosentase 17,28%. Pada bulan Januari
– September 2020. Dari data studi pendahuluan yang penulis lakukan Puskesmas Gamping II

1
memiliki kasus anemia ibu hamil sebanyak 104 ibu hamil dari 576 ibu hamil yang bertempat
tinggal diwilayah kerja puskesmas gamping II. Anemia pada ibu hamil merupakan kondisi tubuh
seorang ibu hamil dengan jumlah kadar hemoglobin dalam darah kurang dari 11 gr/dl
(Aritonang, 2015). Menurut Ridayanti (2012), ibu hamil primigravida lebih beresiko mengalami
anemia kehamilan dengan prosentase sebesar 44,6% sedangkan ibu multigravida yang
mengalami anemia kehamilan sebesar 12,8%. Hal tersebut disebabkan ibu primigravida belum
mempunyai pengalaman untuk menjaga kesehatan kehamilan dari kehamilan sebelumnya karena
baru pertama kali hamil. Perubahan fisiologis alami yang terjadi selama kehamilan juga akan
mempengaruhi jumlah sel darah merah normal pada kehamilan, peningkatan volume darah ibu
terutama terjadi akibat peningkatan plasma, bukan akibat peningkatan sel darah merah, walaupun
ada peningkatan jumlah sel darah merah dalam sirkulasi, tetapi jumlahnya tidak seimbang
dengan peningkatan volume plasma, ketidakseimbangan ini akan terlihat dalam bentuk
penurunan kadar hemoglobin (Hb). Pengenceran darah (hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi
dengan peningkatan volume plasma 30%-40%, peningkatan sel darah merah 18%-30% dan
hemoglobin 19%, secara fisiologi hemodilusi membantu meringankan kerja jantung. Hemodilusi
terjadi sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai maksimum pada usia kehamilan 24 minggu
atau trimester II dan terus meningkat hingga usia kehamilan di trimester ke III (Reeder, dkk,
2014). Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 tingkatan anemia ibu hamil
dibagi menjadi tiga yaitu anemia ringan apabila kadar hemoglobin ibu 10g/dl sampai 10,9 g/dl,
anemia sedang apabila kadar hemoglobin ibu 7,0g/dl sampai 9,9g/dl dan anemia berat apabila
kadar hemoglobin ibu berada dibawah 7,0g/dl. Dampak anemia pada ibu hamil maupun janin
dapat mengganggu kesehatan, menyebabkan abortus, persalinan prematur, infeksi, dan
perdarahan saat persalinan. Bahaya lainnya dapat menimbulkan resiko terjadinya kematian intra-
uteri, abortus, berat badan lahir rendah, resiko terjadinya cacat bawaan, peningkatan resiko
infeksi pada bayi hingga kematian perinatal atau tingkat intilegensi bayi rendah (Pratami, 2016).
Masalah keperawatan pada ibu hamil dengan anemia terbagi dalam ibu hamil dengan anemia
ringan, sedang, dan berat. Ibu hamil dengan anemia ringan biasanya belum muncul keluhan
namun beresiko mengalami anemia sedang pada kehamilan berikutnya. Pada ibu hamil dengan
anemia sedang biasannya muncul keluhan merasa lemah, lesu, letih, pusing, tenaga berkurang,
pandangan mata berkunang-kunang terutama bila bangkit dari duduk. Selain itu, melalui
pemeriksaan fisik akan di temukan tanda-tanda pada ibu hamil seperti: pada wajah di selaput

2
lendir kelopak mata, bibir, dan kuku penderita tampak pucat. Ibu hamil dengan anemia sedang
memerlukan asuhan keperawatan yang mumpuni agar keluhan ibu hamil dapat teratasi dan
mencegah menjadi anemia berat. Pada ibu dengan anemia yang berat dapat berakibat penderita
sesak napas atau pun bisa menyebabkan lemah jantung (Syaftrudin, 2011). Peran perawat dalam
pelayanan kesehatan, perawat memiliki peran dalam upaya promotif (dalam upaya penyuluhan
dan kelas ibu hamil dengan anemia), preventif (dalam upaya pemberian dorongan dan sebagai
contoh masyarakat dalam pola konsumsi makanan kaya akan zat besi), dan kuratif (dalam upaya
pendampingan dan memfasilitasi ibu hamil dengan anemia untuk meningkatkan status gizi).
Perawat juga memiliki peranan sebagai pemberi asuhan keperawatan (perawat berperan sebagai
pemberi asuhan yang meliputi tindakan pendampingan serta membantu klien dalam
meningkatkan dan memperbaiki mutu kesehatan diri melalui proses keperawatan serta
memberian asuhan keperawatan yang mencakup aspek biopsikososial hingga spiritual pasien),
perawat sebagai komunikator (dalam perannya, perawat mengomunikasikan informasi yang
sebelumnya diproses melalui identifikasi kepada pasien, baik secara tertulis atau lisan,
kemampuan perawat dalam berkomunikasi dapat menunjang tersampaikannya informasi secara
jelas dan akurat). Perawat sebagai pendidik (hal ini dimaksudkan perawat sebagai pendidik
dalam membantu pasien untuk mengenal kesehatan dan prosedur asuhan kesehatan yang perlu
mereka lakukan, baik dengan tujuan untuk mencegah atau pun memulihkan), perawat sebagai
advokat pasien (ketika menjalankan tugasnya, perawat dapat mewakili pasien dalam
menyampaikan harapan dan kebutuhannya kepada profesi kesehatan lain. Selain itu perawat juga
dapat membantu klien dalam menjaga dan menegakkan hak-haknya, salah satunya dalam
pengambilan keputusan atas tindakan keperawatan yang akan diberikan) dan perawat sebagai
konselor kepada ibu hamil dengan anemia (konseling merupakan proses membantu klien untuk
mengenali dan menghadapi sebuah permasalahan dan untuk meningkatkan perkembangan
personal yang meliputi pemberian dukungan emosi, intelektual, dan psikologis. Perawat
memberikan konsultasi terutama kepada klien untuk mengembangkan sikap, perasaan, dan
perilaku yang sesuai dengan kondisinya atau perilaku alternatif lain).

3
2. Tujuan

a. Tujuan Umum

Melaksanakan asuhan keperawatan maternitas pada Ny.R ibu hamil dengan anemia.

b. Tujuan Khusus

1. Mampu melakukan pengkajian keperawatan maternitas pada Ny.R ibu hamil


dengan anemia.

2. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan keperawatan maternitas pada


Ny.R ibu hamil dengan anemia.

3. Mampu menyusun perencanaan tindakan keperawatan maternitas pada Ny.R


ibu hamil dengan anemia. d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan
maternitas pada Ny.R ibu hamil dengan anemia.

4. Mampu mengevaluasi pasien dengan asuhan keperawatan maternitas pada Ny.R


ibu hamil dengan anemia.

5. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan maternitas pada Ny.R ibu


hamil dengan anemia.

3. Manfaat

1. Manfaat bagi mahasiswi dengan adanya tugas laporan praktik klinik k ini,
mampu meningkatkan proses belajar atau menyelesaikan tugas, dan juga
menambah wawasan mahasiswi dalam pengetahuan tentang tindakan pratik
klinis.

2. Manfaat bagi lahan praktik dapat memberikan gambaran tentang kejadian


anemia ringan dan dapat digunakan sebagia masukan dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan dan penanganan pada ibu bersalin dengan
anemi ringan guna mencegah kematian ibu dan bayi.

4
3 Manfaat bagi Institusi sebagai salah satu acuan untuk peningkatan kualitas
Mahasiswa.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep dasar kehamilan

1. Pengertian

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3
bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh
sampai 9 bulan (Saifuddin, 2009: 89).

Dari berbagai pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa kehamilan merupakan


proses yang terdiri dari ovulasi, konsepsi, pertumbuhan zigot, nidasi hasil konsepsi,
pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi hingga lahirnya janin. Kehamilan
berlangsung sampai lahirnya janin pada usia kurang lebih 9 bulan lebih 7 hari atau 40 minggu.
2. Proses Kehamilan Proses kehamilan dimulai dengan terjadinya konsepsi. Konsepsi adalah
bersatunya sel telur (ovum) dan sperma. Proses 12 13 kehamilan (gestasi) berlangsung selama
40 minggu atau 280 hari di hitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan
sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sel
sperma dengan telur) yang terjadi dua minggu setelahnya (Sulistyawati, 2010:4).

Fertilisasi pada manusia ini diawali dengan terjadinya persetubuhan (koitus).


Fertilisasi merupakan peleburan anatara inti spermatozoa dengan inti sel telur. Proses
fertilisasi ini dapat terjadi di bagian ampula tuba falopi atau uterus yang berhasil menemukan
ovum akan merusak korona radiata dan zona pelusida yang mengelilingi membran sel ovum,
lalu spermatozoa akan melepaskan enzim. Enzim dari banyak spermatozoa akan merusak
korona radiata dan zona pelusida sehingga spermatozoa berhasil menembus membran sel

5
ovum, konfigurasi membran ovum langsung berubah sehingga spermatozoa lain tidak.
Spermatozoa menuju masa apa saja uang berbentuk telur yang ditemuinya, dan hanya sedikit
yang mencapai ovum sebenarnya. Spermatozoa dapat msuk. Hanya kepala spermatozoon
yang masuk ke dalam ovum, bagian ekor akan ditinggalkan. DNA dalam nukleus
spermatozoon akan dilepaskan dari kepala, memicu pembelahan miosis akhir pada kromosom
wanita. Bersatunya inti spermatozoon dan inti sel telur akan tumbuh menjadi zigot. Zigot
mengalami pertumbuhan dan perkembangan melalui 3 tahap selama kurang lebih 280 hari. 14
Tahap-tahap ini meltiperiode implamantasi (7 hari pertama), periode embrionik (7minggu
berikutnya), dan periode fetus (7 bulan berikutnya). Selama 2-4 hari pertama setelah
fertilisasi, zigot berkembang dari satu sel menjadi kelompok 16 sel (morula). Morula
kemudian tumbuh dan berdiferesiasi menjadi 100 sel. Selama periode ini zigot berjalan di
sepanjang tuba falopi,setelah itu masuk ke uterus dan tertanam dalam endomentrium uterus.
Perkembangan Janin di Dalam Uterus (Sulistyawati, 2010:89).

a. Trimester pertama (minggu 0-12)

Dalam fase ini ada tiga periode penting pertumbuhan mulai dari periode
germinal sampai periode terbentuknya janin (Kusmiyati, 2009:67).

1) Periode germinal (minggu 0-3). Proses pembuhan telur oleh sperma yang
terjadi pada minggu ke-2 di hari pertama menstruasi terakhir. Telur yang sudah di
buahi sperma bergerak dari tuba falopi dan menempel di dinding uterus
(endrometrium).

2) Periode embrionik (minggu 3-8). Proses dimana sistem saraf pusat, organ
organ utama dan struktur anatomi mulai tebentuk seperti mata, mulut dan lidah mulai
terbentuk, sedangkan hati mulai memproduksi sel darah. Janin mulai berubah dari
blastosit menjadi embrio berukuran 1,3cm dengan kepala yang besar. 15 3) Periode
fetus (minggu 9-12). Periode dimana semua organ penting terus bertumbuh dengan
cepat dan saling berkaitan dan aktivitas otak sangat tinggi.

b. Trimester Ke-dua (minggu ke 12-24)

Pada trimester kedua ini terjadi peningkatan perkembangan janin. Pada


minggu ke-18 kita bisa melakukan pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG) untuk

6
mengecek kesempurnaan janin, posisi plasenta dan kemungkinan bayi kembar.
Jaringan kuku, kulit serta rambut berkembang dan mengeras pada minggu ke-20 dan
ke-21. Indra pengliatan dan pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak mata sudah
dapat membuka dan menutup. Janin (fetus) mulai tampak sosok manusia dengan
panjang 30cm (Kusmiyati, 2009:68).

c. Trimester Ketiga (minggu 24-40)

Pada trimester ini semua oragan tumbuh dengan sempurna. Janin


menunjukkan aktivitas motorik yang terkoordinasi menendang atau menonjok
serta dia sudah mempunyai periode tidur dan bangun. Massa tidurnya jauh lebih
lama dibandingkan masa bangun. Paru-paru berkembang pesat menjadi sempurna.
Pada bulan ke sembilan,janin mengambil posisi kepala di bawah dan siap untuk
dilahirkan. Berat bayi lahir anatara 3kg sampai 3,5kg dengan panajang 50cm
(Kusmiyati, 2009:67)

2. Diagnosis Tanda gejala kehamilan

Banyak manifestasi dari adaptasi fisiologis ibu terhadap kehamilan yang mudah dikenali
dan dapat menjadi petunjuk bagi diagnosis dan evaluasi kemajuan kehamilan. Tetapi sayangnya
proses farmakologis atau patofisiologis kadang memicu perubahan endokrin atau anatomis yang
menyerupai kehamilan sehingga dapat membingungkan. Perubahan endokrinologis, fisiologis,
dan anatomis yang menyertai kehamilan menimbulkan gejala dan tanda yang memberikan bukti
adanya kehamilan. Untuk menegakkan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian
terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan (Marjati, 2011:34).

a. Tanda dugaan hamil

1) Amenorea (berhentinya menstruasi)

2) Mual (nausea) dan muntah (emesis)

3) Ngidam (menginginkan makan tertentu)

4) Syncope (pingsan) 19

5) Kelelahan

7
6) Payudara tegang

7) Sering miksi

8) Kontipasi atau obstipasi

9) Pigmentasi Kulit Pigmentasi ini meliputi tempat-tempat berikut ini:

a) Sekitar pipi: cloasma gravidarum (penghitaman pada daerah dahi, hidung, pipi, dan
leher).

b) Sekitar leher tampak lebih hitam.

c) Dinding perut: strie lividae/gravidarum (terdapat pada seorang primigravida,


warnanya membiru), strie nigra, linea alba menjadi lebih hitam (linea grisae/nigra).

d) Sekitar payudara: hiperpigmentasi aerola mamae sehingga terbentuk areola


sekunder. Pigmentasi areola ini berbeda pada tiap wanita, ada yang merah muda pada
wanita kulit putih, coklat tua pada wanita kulit coklat, dan hitam pada wanita kulit
hitam. Selain itu, kelenjar montgometri menonjol dan pembuluh darah menifes sekitar
payudara (Prawirohardjo, 2010:134).

e) Sekitar pantat dan paha atas: terdapat strie akibat pembesaran bagian tersebut
(Walyani, 2015: 71). 20

b. Tanda kemungkinan hamil (Problem sign)

1) Perubahan abdomen, yaitu perubahan ukuran uterus menyebabkan pertambahan


lingkar abdomen secara bertahap.

2) Perubahan uterus. Dimana dalam 12 minggu pertama uterus berbentuk menjadi


bulat kuat, membesar, lunak dan berbentuk seperti rongga.

3) Tanda hegar menggambarkan perlunakan ekstrem segmen bawah uterus sampai


kedaerah yang dapat dikompresi hampir setipis kertas (Reeder, dkk. 2011:417).

4) Ballotement. Ketukan mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam


cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa (Ummi, dkk. 2011:72).

8
5) Perubahan serviks. Pada usia sekitar 8 minggu gestasi, serviks mulai melunak dan
lubang eksternal serviks memperlihatkan konsistensi atau derajat pelunakan, seperti
lobus telinga atau bibir (dikenal dengan istilah tanda Goodell). Sebagai perbandingan
konsistensi serviks pada wanita yang tidak hamil terasa sama dengan ujung hidung
(Reeder, dkk. 2011:417).

6) Kontraksi Braxton Hicks. Apabila uterus di rangsang atau distimulasi dengan


rabaan akan mudah berkontraksi (Sulistyawati, 2012:124).

c. Tanda pasti (positive sign) Tanda pasti adalah tanda yang menunjukkan langsung keberadaan
janin, yang dapat dilihat langsung oleh pemeriksa (Walyani, 2015:73).

1) Terdengarnya bunyi jantung janin , tanda ini baru timbul setelah kehamilan lanjut
diatas empat bulan. Jika dengan ultrasound bunyi jantung janin dapat didengar pada
kehamilan 12 minggu (Sunarti, 2013:59-60).

2) Melihat, meraba, atau mendengar pergerakan anak saat melakukan pemeriksaan


(Sunarti, 2013:60)

3) Melihat rangka janin pada sinar Ro atau dengan menggunakan ultrasonografi


(Sunarti, 2013:60).

3. Perubahan-perubahan Fisik dan Psikologis Selama Kehamilan

a. Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester I

1) Perubahan Fisik pada Trimester I Menurut Kurnia (2009, 185-189), perubahan fisik
pada trimester I adalah :

a) Pembesaran Payudara Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi


peningkatan hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah
dan untuk mempersiapkan pemberian nutrisi pada jaringan payudara sebagai
persiapan menyusui.

b) Sering buang air keci Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini
dikarenakan rahim yang membesar dan menekan kandung kencing. Keadaan ini

9
akan menghilang pada 33 trimester II dan akan muncul kembali pada akhir
kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.

c) Konstipasi Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena
peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus
bekerja kurang efisien. Adapun keuntungan dari keadaan ini adalah
memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih baik saat hamil.

d) Morning Sickness, mual dan muntah Hampir 50% wanita hamil mengalami mual
dan biasanya mual dimulai sejak awal kehamilan. Mual muntah diusia muda
disebut morning sickness tetapi kenyataannya mual muntah ini dapat terjadi setiap
saat.

e) Merasa lelah Hal ini terjadi karena tubuh bekerja secara aktif untuk menyesuaikan
secara fisik dan emosional untuk kehamilan. Juga peningkatan hormonal yang
dapat mempengaruhi pola tidur.

f) Sakit Kepala Sakit kepala yang lebih sering dialami oleh pada ibu hamil pada awal
kehamilan karena adanya peningkatan 34 tuntutan darah ke tubuh sehingga ketika
akan mengubah posisi dari duduk / tidur ke posisi yang lain (berdiri) tiba-tiba,
sistem sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi. Sakit kepala / pusing yang lebih
sering daripada biasanya dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun emosional.
Pola makan yang berubah, perasaan tegang dan depresi juga dapat menyebabkan
sakit kepala.

g) Kram Perut Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat
menstruasi di bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul
hanya beberapa menit dan tidak menetap adalah normal. Hal ini sering terjadi
karena adanya perubahan hormonal dan juga karena adanya pertumbuhan dan
pembesaran dari rahim dimana otot dan ligamen merenggang untuk menyokong
rahim.

h) Meludah Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus menerus
dianggap normal sebab hal ini termasuk gejala morning sickness.

10
i) Peningkatan Berat Badan Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa
kesulitan memasang kancing / rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada
peningkatan berat badan yang banyak tapi karena rahim telah berkembang dan
memerlukan ruang juga, dan ini semua karena pengaruh hormon estrogen yang
menyebabkan pembesaran rahim dan hormon progresteron yang menyebabkan
tubuh menahan air.

b. Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester II

1) Perubahan Fisik pada Trimester II Menurut Kurnia (2009, 190-194), perubahan fisik pada
trimester II adalah :

a) Perut semakin membesar Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar
dan melewati rongga panggul. Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1 cm setiap
minggu. Pada kehamilan 20 minggu, bagian teratas rahim sejajar dengan puser
(umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda tapi pada kebanyakan wanita,
perutnya akan mulai membesar pada kehamilan 16 minggu.

b) Sendawa dan buang angin Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibu
hamil hal ini sudah biasa dan normal karena akibat adanya perenggangan usus
selama kehamilan. Akibat dari hal tersebut perut ibu hamil akan terasa kembung
dan tidak nyaman.

c) Pelupa Pada beberapa ibu hamil akan menjadi sedikit pelupa selama kehamilannya.
Ada beberapa teori tentang hal ini, diantaranya adalah karena tubuh ibu hamil terus
bekerja berlebihan untuk perkembangan bayinya sehingga menimbulkan blok
pikiran.

d) Rasa panas di perut Rasa panas diperut adalah keluhan yang paling sering terjadi
selama kehamilan, karena meningkatnya tekanan akibat rahim yang membesar dan
juga pengaruh hormonal yang menyebabkan rileksasi otot saluran cerna sehingga
mendorong asam lambung kearah atas.

11
e) Pertumbuhan rambut dan kuku Perubahan hormonal juga menyebabkan kuku
bertumbuh lebih cepat dan rambut tumbuh lebih banyak dan kadang di tempat yang
tidak diinginkan, seperti di wajah atau di perut. Tapi, tidak perlu khawatir dengan
rambut yang tumbuh tak semestinya ini, karena akan hilang setelah bayi lahir.

f) Sakit perut bagian bawah Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasa
nyeri di perut bagian bawah seperti ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi. Hal
ini karena perenggangan 38 ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang
semakin membesar. Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa menit dan bersifat tidak
menetap.

g) Pusing Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan trimester
kedua, karena ketika rahim membesar akan menekan pembuluh darah besar
sehingga menyebabkan tekanan darah menurun.

h) Hidung dan Gusi berdarah Hal ini juga terjadi karena peningkatan aliran darah
selama masa kehamilan. Kadang juga mengalami sumbatan di hidung. Ini
disebabkan karena adanya perubahan hormonal.

i) Perubahan kulit Ibu hamil akan mengalami perubahan pada kulit. Perubahan
tersebut bisa berbentuk garis kecoklatan yang dimulai dari puser (umbilicus)
sampai ke tulang pubis yang disebut linea nigra. Sedangkan kecoklatan pada wajah
disebut chloasma atau topeng kehamilan. Hal ini dapat menjadi petunjuk sang ibu
kurang asam folat. Strecth mark terjadi karena peregangan kulit yang berlebihan,
biasanya pada paha atas, dan payudara. Akibat peregangan kulit ini dapat
menimbulkan rasa 39 gatal, sedapat mungkin jangan menggaruknya. Strecth mark
tidak dapat dicegah, tetapi dapat diobati setelah persalinan.

j) Payudara Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang


kekuningan yang disebut kolostrum. Putting dan sekitarnya akan semakin berwarna
gelap dan besar. Bintikbintik kecil akan timbul disekitar putting, dan itu adalah
kelenjar kulit.

k) Kram pada kaki Kram otot ini timbul karena sirkulasi darah yang lebih lambat saat
kehamilan. Atasi dengan menaikkan kaki ke atas dan minum kalsium yang cukup.

12
Jika terkena kram kaki ketika duduk atau saat tidur, cobalah menggerak-gerakkan
jari-jari kaki ke arah atas.

l) Sedikit Pembengkakan Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan


hampir 40% wanita hamil mengalaminya. Hal ini karena perubahan hormon yang
menyebabkan tubuh menahan cairan. Pada trimester kedua akan tampak sedikit
pembengkakan pada wajah dan terutama terlihat pada kaki bagian bawah dan
pergelangan kaki. 40 Pembengkakan akan terlihat lebih jelas pada posisi duduk atau
berdiri yang terlalu lama.

2) Perubahan Psikologis pada Trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik) Menurut


Sulistyawati (2009, 76-77), perubahan psikologis pada trimester II adalah :

a) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang tinggi

b) Ibu sudah bisa menerima kehamilannya

c) Merasakan gerakan anak

d) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran

e) Libido meningkat

f) Menuntut perhatian dan cinta

g) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya

h) Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain yang
baru menjadi ibu

i) Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan persiapan


untuk peran baru

c. Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester III

1) Perubahan Fisik pada Trimester III Menurut Kurnia (2009, 194-197), perubahan fisik pada
trimester III adalah :

a) Sakit bagian tubuh belakang Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-
pinggang), karena meningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan yang

13
dapat mempengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan ke arah tulang
belakang.

b) Payudara Keluarnya cairan dari payudara, yaitu colostrum, merupakan makanan


bayi pertama yang kaya akan protein. Biasanya, pada trimester ini, ibu hamil akan
merasakan hal itu, yakni keluarnya colostrum.

c) Konstipasi Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan rahim yang
membesar kearah usus selain perubahan hormon progesteron.

d) Pernafasan Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran darah


ke paru-paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil akan merasa susah
bernapas. Ini juga didukung oleh adanya tekanan rahim yang membesar yang
berada di bawah diafragma (yang membatasi perut dan dada). Setelah kepala bayi
turun kerongga panggul ini biasanya 2-3 minggu sebelum persalinan pada ibu
yang baru pertama kali hamil akan merasakan lega dan bernapas lebih mudah, dan
rasa panas diperut biasanya juga ikut hilang, karena berkurangnya tekanan bagian
tubuh bayi dibawah diafragma / tulang iga ibu.

e) Sering kencing Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul
akan makin menekan kandungan kencing ibu hamil.

f) Masalah tidur Setelah perut besar, bayi akan sering menendang di malam hari
sehingga merasa kesulitan untuk tidur nyenyak.

g) Varises Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan
daerah panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena menonjol, dan dapat
juga terjadi di daerah vulva vagina. Pada akhir kehamilan, kepala bayi juga akan
menekan vena daerah panggul yang akan memperburuk varises. Varises juga
dipengaruhi faktor keturunan.

h) Kontraksi perut Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian
perut yang ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk atau
istirahat.

14
i) Bengkak Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan
meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil, dan
kadang membuat tangan membengkak. Ini disebut edema, yang disebabkan oleh
perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan.

j) Kram pada kaki Kram kaki ini timbul karena sirkulasi darah yang menurun, atau
karena kekurangan kalsium.

k) Cairan vagina Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan
biasanya jernih. Pada awal kehamilan, cairan ini biasanya agak kental, sedangkan
pada saat mendekati persalinan cairan tersebut akan lebih cair.

2) Perubahan Psikologis pada Trimester III Menurut Sulistyawati (2009, 76-77), perubahan
psikologis pada trimester III adalah :

a) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik

b) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu

c) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir
akan keselamatannya

d) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya

e) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya

f) Merasa kehilangan perhatian

g) Perasaan mudah terluka (sensitif)

h) Libido menurun.

B. Kehamilan Resiko Tinggi

1. Definisi Kehamilan resiko tinggi

15
Kehamilan yang memiliki resiko meninggalnya bayi, ibu atau melahirkan bayi yang
cacat atau terjadi komplikasi kehamilan, yang lebih besar dari resiko pada wanita normal
umumnya. Penyebab kehamilan risiko pada ibu hamil adalah karena kurangnya pengetahuan
ibu tentang kesehatan reproduksi, rendahnya status sosial ekonomi dan pendidikan yang
rendah. Pengetahuan ibu tentang tujuan atau manfaat pemeriksaan kehamilan dapat
memotivasinya untuk memeriksakan kehamilan secara rutin. Pengetahuan tentang cara
pemeliharaan kesehatan dan hidup sehat meliputi jenis makanan bergizi, menjaga kebersihan
diri, serta pentingnya istirahat cukup sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi dan
tetap mempertahankan derajat kesehatan yang sudah ada.

Umur seseorang dapat mempengaruhi keadaan kehamilannya. Bila wanita tersebut


hamil pada masa reproduksi, kecil kemungkinan untuk mengalami komplikasi di
bandingkan wanita yang hamil dibawah usia reproduksi ataupun diatas usia reproduksi
(Rikadewi,2010).

2. Faktor Kehamilan Resiko Tinggi

a. Kehamilan pada usia di atas 35 tahun atau di bawah 18 tahun.Usia ibu merupakan
salah satu faktor risiko yang berhubungan dengan kualitas kehamilan. Usia yang
paling aman atau bisa dikatakan waktu reproduksi sehat adalah antara umur 20
tahun sampai umur 30 tahun. Penyulit pada kehamilan remaja salah satunya pre
eklamsi lebih tinggi dibandingkan waktu reproduksi sehat. Keadaan ini disebabkab
belum matangnya alat reproduksi untuk hamil, sehingga dapat merugikan kesehatan
ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin (Manuaba, 1998).

b. Kehamilan pertama setelah 3 tahun atau lebih pernikahan

c. Kehamilan kelima atau lebih Paritas atau para adalah wanita yang pernah
melahirkan dan di bagi menjadi beberapa istilah :

1) Primipara yaitu wanita yang telah melahirkan sebanyak satu kali.

2) Multipara yaitu wanita yang telah pernah melahirkan anak hidup beberapa kali,
di mana persalinan tersebut tidak lebih dari lima kali.

16
3) Grandemultipara yaitu wanita yang telah melahirkan janin aterm lebih dari lima
kali.

d. Kehamilan dengan jarak antara di atas 5 tahun atau kurang dari 2 tahun. Pada
kehamilan dengan jarak < 3 tahun keadaan endometrium mengalami perubahan,
perubahan ini berkaitan dengan persalinan sebelumnya yaitu timbulnya trombosis,
degenerasi dan nekrosis di tempat implantasi plasenta. Adanya kemunduran fungsi
dan berkurangnya vaskularisasi pada daerah endometrium pada bagian korpus uteri
mengakibatkan daerah tersebut kurang subur sehingga kehamilan dengan jarak < 3
tahun dapat menimbulkan kelainan yang berhubungan dengan letak dan keadaan
plasenta.

e. Tinggi badan ibu kurang dari 145 cm dan ibu belum pernah melahirkan bayi cukup
bulan dan berat normal. Wanita hamil yang mempunyai tinggi badan kurang dari
145 cm, memiliki resiko tinggi mengalami persalinan secara premature, karena
lebih mungkin memiliki panggul yang sempit.

f. . Kehamilan dengan penyakit (hipertensi, Diabetes, Tiroid, Jantung, Paru, Ginjal,


dan penyakit sistemik lainnya) Kondisi sebelum hamil seperti hipertensi kronis,
diabetes, penyakit ginjal atau lupus, akan meningkatkan risiko terkena preeklamsia.
Kehamilan dengan hipertensi esensial atau hipertensi yag telah ada sebelum
kehamilan dapat berlangsung sampai aterm tanpa gejala mejadi pre eklamsi tidak
murni. Penyakit gula atau diabetes mellitus dapat menimbulkan pre eklamsi dan
eklamsi begitu pula penyakit ginjal karena dapat meingkatkan tekanan darah
sehingga dapat menyebabkan pre eklamsi.

g. Kehamilan dengan keadaan tertentu ( Mioma uteri, kista ovarium) Mioma uteri
dapat mengganggu kehamilan dengan dampak berupa kelainan letak bayidan
plasenta, terhalangnya jalan lahir, kelemahan pada saat kontraksi rahim, pendarahan
yang banyak setelah melahirkan dan gangguan pelepasan plasenta, bahkan bisa
menyebabkan keguguran. Sebaliknya, kehamilan juga bisa berdampak
memperparah Mioma Uteri. Saat hamil, mioma uteri cenderung membesar, dan
sering juga terjadi perubahan dari tumor yang menyebabkan perdarahan dalam

17
tumor sehingga menimbulkan nyeri. Selain itu, selama kehamilan, tangkai tumor
bisa terputar.

h. Kehamilan dengan anemia ( Hb kurang dari 10,5 gr %) Wanita hamil biasanya


sering mengeluh sering letih, kepala pusing, sesak nafas, wajah pucat dan berbagai
macam keluhan lainnya. Semua keluhan tersebut merupakan indikasi bahwa wanita
hamil tersebut sedang menderita anemia pada masa kehamilan. Penyakit terjadi
akibat rendahnya kandungan hemoglobin dalam tubuh semasa mengandung.Faktor
yang mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu hamil adalah kekurangan zat besi,
infeksi, kekurangan asam folat dan kelainan haemoglobin. Anemia dalam
kehamilan adalah suatu kondisi ibu dengan kadar nilai hemoglobin di bawah 11 gr
% pada trimester satu dan tiga, atau kadar nilai hemoglobin kurang dari 10,5 gr%
pada trimester dua. Perbedaan nilai batas diatas dihubungkan dengan kejadian
hemodilusi.

C. Anemia

1. Pengertian Anemia

Penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan konsentrasi


hemoglobin di dalam sirkulasi darah. Definisi anemia yang diterima secara
umum adalah kadar Hb kurang dari 12,0 gram per 100 mililiter ( 12 gram /
desiliter ) untuk wanita hamil. Anemia pada kehamilan disebabkan
kekurangan zat besi mencapai kurang lebih 95 %. ( Varney, Helen 2004
Hal 623 ). Seorang wanita hamil yang memiliki Hb kurang dari 10 g / 100
ml barulah disebut menderita anemia dalam kehamilan ( Wiknjosastro.
2007 hal.450 ) Kadar Hb kurang dari 10 gr / dl, disebut anemia sedang jika
Hb 7-8 gr / dl, disebut anemia berat, atau bila kurang dari 6 gr / dl,disebut
anemia grafis. Wanita tidak hamil mempunyai nilai normal 12 – 15 gr/dL
dan hematokrit 35 sampai 54 % (dr.H.M.A. Ashari, Sp.OG.(K), 2002 Hal
29).

2. Batasan Anemia

18
Batasan anemia menurut Manuaba (2007) dalam Salmariantity (2012)
berdasarkan pemeriksaan hemoglobin adalah :

1. Tidak anemia : Hb 11,00 gr/dL

2. Anemia ringan : Hb 9,00 gr/dL-10,00 gr/dL

3. Anemia sedang : Hb 7,00 gr/dL-8,00 gr/dL

4. Anemia berat : Hb < 7,00 gr/dL

3. Tanda dan Gejala Anemia

a. Anemia Ringan Anemia dapat menyebabkan berbagai tanda dan gejala, karena
jumlah sel darah merah yang rendah menyebabkan berkurangnya pengiriman
oksigen ke setiap jaringan dalam tubuh. Anemia ringan biasanya tidak
menimbulkan gejala apapun, tetapi anemia secara perlahan terus-menerus
(kronis), tubuh dapat beradaptasi dan 12 mengimbangi perubahan, dalam hal
ini mungkin tidak ada gejala.apapun sampai anemia menjadi lebih berat.
Menurut Proverawati, A (2011) gejala anemia diantaranya :

1) Kelelahan

2) Penurunan energi

3) Kelemahan

4) Sesak nafas

5) Tampak pucat

b. Anemia Berat Beberapa tanda yang menunjukan anemia berat pada


seseorang (Proverawati, A, 2011) diantaranya :

1) Perubahan warna tinja, termasuk tinja hitam dan lengket dan berbau
busuk, berwarna merah marun, atau tampak berdarah jika anemia karena
kehilangan darah melalui saluran pencernaan.

2) Denyut jantung cepat

19
3) Tekanan darah rendah

4) Frekuensi pernafasan cepat

5) Pucat atau kulit dingin

6) Kelelahan atau kekurangan energi

7) Kesemutan

8) Daya konsentrasi rendah

4. Patofisiologi Anemia

Pada Kehamilan Peningkatan aliran darah dan volume darah terjadi selama
kehamilan, mulai 10-12 minggu umur kehamilan dan secara progresif sampai
dengan umur kehamilan 30-34 minggu. Pada saat kehamilan, kebutuhan oksigen
meningkat sehingga produksi eritropoitin di ginjal juga meningkat. Akibatnya, sel
darah merah (eritrosit) meningkat sebanyak 20- 30%. Namun peningkatan ini
tidak sebanding dengan penambahan volume 22 plasma yang progresif, yaitu
sebesar 40-45%, sehingga terjadi proses hemodilusi (pengenceran darah) yang
menyebabkan penurunan konsentrasi Hb. Oleh sebab itu, resiko anemia
meningkat bersama dengan kehamilan, sehingga ibu hamil membutuhkan zat besi
dua kali lipat guna memenuhi kebutuhan ibu dan pertumbuhan janin (Roosleyn,
2016).

5. Efek Anemia pada Kehamilan

Kejadian anemia pada ibu hamil harus selalu diwaspadai mengingat


anemia dapat meningkatkan risiko kematian ibu, angka prematuritas, BBLR dan
angka kematian bayi. Untuk mengenali kejadian anemia pada kehamilan, seorang
ibu harus mengetahui gejala anemia pada ibu hamil. Anemia yang terjadi saat ibu
hamil trimester I akan dapat mengakibatkan Abortus (keguguran) dan kelainan
kongenital.

Anemia pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan : persalinan


premature, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim,

20
asfiksia intrauterin sampai kematian, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), gestosis
dan mudah terkena infeksi, IQ rendah dan bahkan bisa mengakibatkan kematian.
Saat inpartus, anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun
sekunder, janin akan lahir dengan anemia, dan persalinan dengan tindakan yang
disebabkan karena ibu cepat lelah (Manoe, M, 2010).

6. Pencegahan dan Penanganan

a. Pencegahan Anemia Menghindari terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil


melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat diketahui data
dasar kesehatan ibu tersebut, dalam pemeriksaan kesehatan disertai
pemeriksaan laboratorium termasuk pemeriksaan tinja sehingga diketahui
adanya infeksi parasit. ( Manuaba. I. B. G 1998, Hal 32 ).

b. Penanganan pada Anemia Penanganan pada Anemia sebagai berikut :

1. Anemia Ringan Kehamilan dengan kadar Hb 11 gr/dL - 10 gr/dL masih


dianggap ringan sehingga hanya perlu diberikan kombinasi 60 ml/hari zat
besi dan 500 mg asam folat peroral sekali sehari (Arisman. 2004, hal 150-
151)

2. Anemia Sedang Kehamilan dengan kadar Hb 9 gr/dL masih dianggap


sedang. Pengobatan dapat dimulai dengan preparat besi per ons 600
mg/hari sampai 1000mg/hari seperti sulfat ferosus atau glukosa ferosu
(Winkjosastro. 2007 hal 452).

3. Anemia Berat Kehamilan dengan kadar Hb < 9 gr/dL sudah dianggap


berat. Pemberian preparat besi 60 mg dan asam folat 400 ug, 6 bulan
selama hamil, dilanjutkan sampai 3 bulan setelah melahirkan ( Arisman.
2004, hal 153 )

21
BAB III

TINJAUAN KASUS

Tanggal : 11 Januari 2022

Tempat : Klinik Bersalin

A. SUBYEKTIF

1. Identitas

Nama Istri : Ny. R Nama Suami :Tn. J

Umur : 26 tahun Umur : 28 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : D III Pendidikan : SMA

22
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Karyawan swasta

Alamat : Pekantingan – Klangenan

2. Alasan Berkunjung

Klien mengatakan kepala sering pusing badan terasa lemas dan selalu mual.

3. Status Perkawinan

Perkawinan pertama, lama pernikahan 9 bulan

4. Riwayat Menstruasi

a. Menarche : umur 14 tahun

b. Siklus menstruasi : 30 hari, teratur

c. Lama menstruasi : 6-7 hari

d. Banyaknya : 3-4x ganti pembalut

e. Warna : merah segar 8

f. Nyeri : nyeri perut pada 2 hari pertama menstruasi

g. HPHT : 23 juni 2021

h. Fluor Albus : ada sebelum dan sesudah menstruasi, bening dan tidak gatal

5. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Lalu dan Sekarang Klien menyatakan tidak sedang atau pernah
menderita penyakit jantung, hipertensi, asma, DM, ginjal, batuk lama (TBC, Difteri)
dan belum pernah melakukan pemeriksaan hepatitis, IMS dan HIV/AIDS.

b. Riwayat Kesehatan Keluarga Klien menyatakan keluarganya tidak mempunyai penyakit


keturunan seperti penyakit jantung, hipertensi, asma, DM.

6. Data Psikososial

Dukungan suami dan keluarga : suami dan keluarga berharap ibu bisa cepat hamil dan sehat

23
B. OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : composmentis

c. Tanda Vital

Tekanan Darah : 110/65 mmHg Respirasi : 20x/menit Nadi : 82x/menit

Suhu : 36 ºC d. Berat Badan : 45kg . Tinggi Badan : 148cm

2. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala Rambut : bersih Wajah : simetris, tidak pucat Mata : conjungtiva merah muda,
sklera tidak ikterik Hidung : bersih, tidak ada polip Mulut : bersih, tidak ada caries dan gigi
berlubang Telinga : bersih, tidak ada infeksi

b. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

c. Dada : simetris

d. Payudara : tidak ada benjolan

e. Abdomen

Bentuk Abdomen : Bulat

Bekas luka operasi : tidak ada

TFU : 26cm

-Leopold I : terabah bulat , besar, tidak melenting, lunak seperti bokong

-Leopold II : perut bagian kanan tidak teraba bagian kecil, ada tahanan seperti punggung
bayi

-Leopold III : bagian terendah abdomen ibu yaitu kepala

-Leopold IV : bagian kepala belum masuk panggul

24
Djj : 138x/menit

f. Panggul komponen bimanual pemeriksaan panggul memungkinkan pemeriksa untuk


meraba dimensi pembesaran rahim internal. Informasi ini membantu memperkirakan usia
kehamilan, baik mengkonfirmasikan Taksiran Persalinan (TP) berdasar HPHT atau
menyediakan informasi dalam HPHT tertentu. Hal ini penting untuk menentukan TP akurat
sedini mungkin dalam kehamilan karena banyak keputusan intervensi yang berkaitan
dengan waktu dan pengelolaan kehamilan didasarkan pada usia kehamilan yang ditentukan
oleh TP tersebut. Pelvimetri klinis (pengukuran dimensi dari tulang panggul melalui
palpasi selama pemeriksaan panggul internal) dapat dilakukan selama pemeriksaan awal
panggul. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi setiap variasi dalam struktur panggul
yang mungkin menghambat atau menghalangi janin melewati panggul tulang selama
kelahiran vagina.

g. eksktrimitas

Atas : tidak ada oedema

Bawah : tidak ada oedema

3. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium dilakukan di awal kehamilan untuk


memberikan data tentang perubahan fisiologis dalam kehamilan dan untuk mengidentifikasi
risiko yang dapat terjadi (Reeder, Martin, Griffin, 2011). Pemeriksaan laboratorium yang sering
dilakukan antara lain pemeriksaan golongan darah, ultrasonografi (USG), pemeriksaan urin
(apakah terdapat proteinuri atau glukosuria), pemeriksaan hemoglobin, pemeriksaan hematocrit,
pemeriksaan eritrosit, dan pemeriksaan trombosit.

C. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan menurut SDKI (2019) antara lain:

a. Defisit pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil berhubungan dengan kurang terpapar
informasi. Menurut SDKI (2019)

25
Keterangan :

1) Kategori : Perilaku

2) Subkategori : Penyuluhan dan pembelajaran

3) Definisi : Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik
tertentu.

4) Penyebab

a) Keterbatasan kognitif

b) Gangguan fungsi kognitif

c) Kurang terpapar informasi

d) Kurang minat dalam belajar

f) Kurang mampu mengingat

g) Ketidaktahuan menemukan sumber informasi

5) Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif :

Menanyakan masalah yang dihadapi

Objektif :

a) Menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran

b) Menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah

6) Gejala dan Tanda Minor Subjektif :

- Objektif :

a) Menjalani pemeriksan yang tidak tepat

26
b) Menunjukkan perilaku berlebihan

7) Kondisi Klinis Terkait

a) Kondisi klinis yang baru dihadapi oleh klien

b) Penyakit akut

c) Penyakit kronis

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gaya hidup menurut SDKI

2017).

Keterangan :

Toleransi Aktifitas

1) Kategori : Fisiologis

2) Subkategori : Aktifitas/Istirahat

3) Definisi : Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

4) Penyebab

a) Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

b) Tirah baring

c) Imobilitas

d) Gaya hidup monoton

5) Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif :

mengeluh Lelah

Objektif :

frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat.

6) Gejala dan tanda minor

27
Subjektif :

a) Dispnea saat/setelah aktivitas

b) Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas

c) Merasa lemah Objektif :

a) Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat

b) Gambaran EKG menunjukkan aritmia saat/setelah aktivitas

c) Gambaran EKG menunjukkan iskemia

7) Kondisi Klinis Terkait

a) Anemia

b) Gagal jantung kongestif

c) Penyakit jantung coroner

d) Penyakit katup jantung

e) Aritmia

f) Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)

g) Gangguan metabolik

h) Gangguan musculoskeletal

c. Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis (anemia dalam kehamilan)

Menurut SDKI (2097).

1) Keterangan :

a) Kategori : Fisiologis

b) Subkategori : Aktifitas/Istirahat

c) Definisi : Penurunan kapasitas kerja fisik dan mental yang tidak pulih dengan istirahat.

28
2) Penyebab

a) Gangguan tidur

b) Gaya hidup monoton

c) Kondisi fisiologis (mis.penyakit kronis, penyakit terminal, anemia, malnutrisi, kehamilan)

d) Program perawatan/pengobatan jangka panjang

e) Peristiwa hidup negatif

f) Stress berlebihan

g) Depresi

3) Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif:

a) Merasa energi tidak pulih walaupun sudah tidur

b) Merasa kurang tenaga

c) Mengeluh lelah

Objektif :

a) Tidak mampu mempertahankan aktivitas rutin

b) Tampak lesu

4) Gejala dan Tanda minor

Subjektif :

a) Merasa bersalah akibat tidak mampu menjalankan tanggung jawab.

b) Libido menurun

Objektif :

Kebutuhan istirahat meningkat

5) Kondisi Klinis Terkait

29
a) Anemia

b) Kanker

c) Hipotiroidisme/Hipertiroidisme

d) AIDS

e) Depresi

f) Menopause

D. Rencana Keperawatan

Diagnosa Tujuan Rencana tindakan Rasional


Keperawatan
Defisit Setelah dilakukan tindakan O: - Identifikasi O: - Untuk
pengetahuan keperawatan diharapkan kesiapan dan mengetahui kesiapan
tentang anemia tingkat pengetahuan kemampuan dan kemampuan
pada ibu hamil meningkat dengan kriteria menerima informasi pasien dalam
berhubungan hasil: T: - Sediakan materi menerima informasi
dengan kurang 1. Verbalisasai minat dalam media pendidikan T: - materi dan media
terpapar belajar tentang anemia pada Kesehatan pendidikan untuk
informasi ibu hamil meningkat - Jadwalkan membantu

30
2. Kemampuan menjelaskan pendidikan kesehatan mempermudah pasien
tentang anemia pada ibu sesuai kesepakatan dalam menerima
hamil meningkat - Berikan informasi Kesehatan
3. Perilaku membaik sesuai kesempatan - Untuk membuat
dengan pendidikan bertannya kontrak waktu
kesehatan yang diberikan E: - Jelaskan faktor dengan pasien yang
resiko yang terjadwal
mempengaruhi - Untuk memberikan
Kesehatan kesempatan pada
pasien untuk bertanya
hal yang belum
difahami
E: - Untuk
meningkatkan
pemahaman ibu
hamil pada hal apa
saja yang
K : Kolaborasi
mempengaruhi
pemberian obat
K : Untuk
dengan dokter
Menstabilkan kondisi
klien.
Keletihan Setelah dilakukan tindakan O: - Identifikasi O: - Untuk
berhubungan keperawatan diharapkan kesiapan dan mengetahui kesiapan
dengan kondisi tingkat keletihan menurun kemampuan ibu hamil dalam
fisiologis dengan kriteria hasil: menerima informasi. menerima informasi.
(anemia dalam 1. Ferbalisasi kepulihan T: - Sediakan materi T: - Untuk membantu
kehamilan) energi pada ibu hamil dan media pengaturan ibu hamil dalam
meningkat aktivitas dan istirahat. dalam memahami
2. Tenaga ibu hamil - Jadwalkan materi. - Untuk
meningkat pemberian memberikan
3. Lesu pada ibu hamil pendidikan pendidikan kesehatan

31
menurun kesehatan. pada ibu hamil yang
4. Pola istirahat ibu hamil E: - Anjurkan terjadwal
membaik menyusun jadwal . E: - Untuk
aktivitas dan istirahat. membantu ibu hamil
- Ajarkan cara memiliki jadwal
mengidentifikasi aktivitas dan istirahat
kebutuhan istirahat. yang teratur.
- Untuk memberi
pemahaman kepada
ibu hamil tentang
kebutuhan Istirahat.

K : - Kolaborasikan
K: - Untuk
dengan ahli gizi
menentukan menu
pemenuhan menu
seimbang bagi ibu
seimbang.
hamil.tuhan istirahat.

E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari / Tangal / Jam Diagnosa Tindakan keperawatan Evaluasi


Keperawatan
Defisit pengetahuan - Mengidentifikasi S : Klien
tentang anemia pada kesiapan dan kemampuan mengatakan sudah
ibu hamil menerima informasi. memahami yang
berhubungan - Menyediakan materi sudah di jelaskan
dengan kurang media pendidikan O : Klien tampak
terpapar informasi Kesehatan. memahami yang
- Menjadwalkan sudah dijelaskan
pendidikan kesehatan

32
sesuai kesepakatan. oleh perawat
A : Klien tanpak
tenang setelah
terukasi materi
penkes
P : Pertahankan
Intervensi
Keletihan - Mengidentifikasi S : Klien
berhubungan kesiapan dan mengatakan sudah
dengan kondisi kemampuan memahami yang
fisiologis (anemia menerima sudah di jelaskan
dalam kehamilan) informasi. O : Klien tampak
- Menyediakan memahami yang
materi dan media sudah dijelaskan
pengaturan oleh perawat
aktivitas dan A : Klien tanpak
istirahat. tenang setelah
- Menjadwalkan terukasi materi
pemberian penkes
pendidikan P : Pertahankan
kesehatan. Intervensi
- Menganjurkan
menyusun jadwal
aktivitas dan
istirahat.
- Mengajarkan cara
mengidentifikasi
kebutuhan istirahat.
- Mengkolaborasikan
dengan ahli gizi
pemenuhan menu

33
seimbang

F. EVALUASI

Evaluasi adalah hasil akhir yang didapatkan yang tertera dalam kriteria hasil setelah dilakukan
tindakan keperawatan.

a. Kesiapan peningkatan nutrisi berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang anemia pada
ibu hamil Dengan hasil:

1) Verbalisasai minat dalam belajar meningkat.

2) Kemampuan menjelaskan tentang anemia meningkat

. 3) Perilaku membaik.

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan Dengan hasil:

1) Keluhan lelah menurun.

2) Perasaan lemah menurun

c. Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis (anemia dalam kehamilan) Dengan hasil:

1) Ferbalisasi kepulihan energi meningkat

2) Tenaga meningkat

3) Lesu menurun

4) Pola istirahat membaik

34
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini, penulis membahas tentang kesenjangan antara teori dengan praktik asuhan
kebidanan kehamilan pada Ny. R dengan umur kehamilan 27 Minggu G1P0A0 yang dilakukan
tanggal 11 Januari 2022 yang beralamat

1. Pada pengkajian/pengumpulan dimulai dari mengumpulkan semua informasi yang akurat,


relevan dan lengkap dari semua sumber yang bekaitan dengan kondisi pasien, baik itu dari
pasien sendiri maupun keluarga.

35
2. Merumuskan diagnosa/masalah keperawatan disini diagnosa yang ditegakkan sesuai
dengan teori yang dipelajari. Identifikasi perumusan diagnosa atau masalah asuhan
kehamilan pada Ny. R G1P0A0 sesuai dengan diagnosa yaitu Anemia ringan.

3. Pada perancanaan tindakan/intervensi dilakukan sesuai dengan standar 10T Perencanaan


yang dilakukan sesuai dengan permasalahan atau pun komplikasi yang di alami oleh ibu
Ny. R G1P0A0

4. Pelaksanaan tindakan/implementasi disini tindakan yang dilakukan sesuai dengan tindakan


yang telah direncanakan sesuai dengan kasus ibu Ny. R G1P0A0 dengan anemia ringan.

5. Pelaksanaan semua tindakan berjalan sesuai dengan standar asuhan kehamian, dan Ny. R
G1P0A0 mampu melakukan apa yang dianjurkan oleh perawat.

6. Setelah semua tindakan dilakukan maka hasil pemeriksaan akan di catat sebagai bukti
pendokumentasian baik itu dari pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, sampai evaluasi
akan di catat.

Pada langkah ini juga tidak terdapat kesenjangan antara teori dan dilahan praktek, semua
tindakan dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah di tetapkan. Dengan permasalahan atau
kasus yang dialami oleh Ny. R G1P0A0 dan masalah dapat teratasi. Dari riwayat Kehamilan
diperoleh data bahwa Ny. R G1P0A0 mengalami Anemia ringan pada tanggal 11 Januari 2022
pada pukul 13:00 WIB. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori
dan kasus pada Ny. R G1P0A0.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada Ny. R G1P0A0 dengan diagnosa Anemia Pada saat hamil kebutuhan tubuh
ibu terhadap besi meningkat untuk memenuhi kebutuhan fetal, plasenta dan pertambahan
massa eritrosit. Bila cadangan besi ibu tidak mencukupi pada waktu belum dan sesudah
kehamilan serta asupan gizi yang tidak adekuat selama kehamilan maka mengakibatkan ibu

36
mengalami anemia defesiensi besi. Oleh karena itu perlu segera dilakukan terapi anemia
dengantujuan untuk mengoreksi kurangnya massa hemoglobin dan mengembalikan
simpanan besi.dan sebaiknya kita anjurkan ibu untuk mengonsumsi makananyang
mengandung zat besi,dan minum tablet Fe sesuai yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan.

B. Saran

a. Penulis dapat menambah pengalaman dalam memberikan asuhan keperawatan,


khususnya dalam kasus anemia ringan, dan umumnya dalam memberikanasuhan
kehamilan, nifas, bayi baru lahir dan KB, serta dapat memenuhi salah satu syarat ujian
akhir.

b. Institusi Pendidikan diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan referensi yang
berguna bagi asuhan keperawatan selanjutnya dan untuk bahan pengembangan asuhan,
serta menjadi bahan akademisi selanjutnya.

c. Institusi lahan praktik dengan dilakukan pendokumentasian ini, diharapkan agar dapat
mencegah kematian ibu dan bayi, dan tetap dilanjutkan sebagai asuhan yang bermanfaat
bagi ibu, khususnya dengan anemia ringan dan umumnya dalam asuhan kehamilan,
persalinan, bayi baru lahir, dan Keluarga Berencana (KB)

DAFTAR PUSTAKA

Arsinah,dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta:Graha Ilmu

Dewi, Vivian nanny lia dan Tri sunarsih. 2010. Asuhan Kehamilan untuk kebidanan. Jakarta:
Salemba medika.

37
Jannah, Nurul, dan Westriningsih (ed). 2012. Buku Ajar Kebidanan Kehamilan. Yogyagkarta:
Andi Offset.

_______. 2012, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan Edisi
2, Jakarta: EGC

_______. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Antenatal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo

38

Anda mungkin juga menyukai