Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Status gizi dipengaruhi oleh zat gizi yang dikonsumsi sehingga dapat
memperlihatkan gizi seseorang.Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan
akan masalah gizi sehingga penggunaan zat gizi seperti mikroelemen esensial zat besi yang
tidak optimal semasa kehamilan dapat mengakibatkan kehamilan. Dalam penilaian status
gizi dengan pengukuran antropometri pada ibu hamil ada beberapa pilihan salah satumya
yaitu pengukuran lingkar lengan atas(LILA). Status gizi normal dapat diketahui dengan
melakukan pengukuran LILA, jika LILA lebih atau sama dengan 23,5cm berarti status gizi
ibu hami normal (Dewi,2013).
Menurut vidyah, dkk 2014 , menyatakan sebagian besar ibu hamil mengalami KEK
karena disebabkan kurangnya asupan nutrisi gizi seimbang pada trimester 1 biasanya ibu
hamil mengalami mual atau muntah yang menyebabkan ibu kurang mengonsumsi makanan
yang ,engandung gizi seimbang sehingga absorbsi makanan didalam tubuh tidak
berlangsung dengan baik yang bisa mempengaruhi dampak kesehatan ibu hamil.
Untuk menggambarkan adanya risiko KEK pada wanita hamil digunakan batas
rata-rata LILA < 23,5cm (Riskesdas,2013). sedangkan ibu yang menderita anemia dengan
HB < 11gr, lelah, letih, lesu, lemah, lunglai, bibir tampak pucat, nafsu makan berkurang,
kadang-kadang pusing, mudah mengantuk (Supariasa, 2012).
Pendaran menempati presentase tertinggi penyebab kematian ibu (28%), anemia
dan kekurangan energy kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya
pendarahan dan infeksi yang merupakan factor utama kematian ibu (Aprianti, 2017).
Masalah gizi yang sering dialami ibu hamil yaitu Kekurangan Energi Kronik dan
anemia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, sebanyak 37,1 % ibu
hamil dengan anemia, yaitu ibu hamil dengan kadar Hb kurang dari 11,0 gram % dengan
proporsi yang hamper sama antara daerah perkotaan (36,4%) dan pedesaan (37,8%).
Penyebab tingginya angkat tersebut antara lain adalah keadaan kesehatan dan dan status
gizi yang rendah selama masa kehamilan. Ada hubungan antara risiko KEK dan kejadian
anemia pada ibu hamil. Ibu hamil dengan KEK berisiko menderita anemia 2,76 kali lebih
besar. Usia kehamilan TM III lebih berisiko 1,92 kali lebih besar. Dari TM I dan II
(Rahmaniar, 2013).
Menurut Depkes RI tahun 2013, jumlah ibu hamil dengan KEK sebanyak 24,2 %.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi jawa Tengah tahun 2010 sebanyak 13,91 %
ibu hamil dengan KEK (Depkes, 2013).
KEK pada ibu selama hamil dapat menyebabkan risiko dan komplikasi seperti
anemia, infeksi, dan berat badan ibu tidak bertambah secara normal, persalinan sulit dan
lama, persalinan sebelum waktunya atau premature, perdarahan setelah persalinan serta
persalinan dengan operasi cenderung meningkat. Sedangkan masalah pada janin dapat
mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, tetanus,
masalah pemberian minum, infeksi gangguan hematologi, kematian neonatal, cacat
bawaan, asfiksia dan BBLR ( Monita,F.2015).
Status gizi ibu hamil dipengaruhi oleh beberapa factor, karena pada masa
kehamilan banyak terjadi perubahan pada tubuh ibu yaitu adanya peningkatan metabolism
energy dan juga berbagai zat gizi diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin
yang ada dalam kandungannya. Faktoe tersebur antara lain yaitu usia, pendidikan, absorpsi
makanan, paritas, status ekonomi dan pendidikan (Riskesdas, 2013). Sedangkan factor
yang dapat menyebabkan anemia pada kehamilan di antaranya gravid, umur, paritas,
tingkat pendidikan, status ekonomi dan kepatuhan konsumsi tablet Fe (Keisnawati, dkk,
2015).
( Rahmaniar, 2013) menyatakan bahwa bila ibu mengalami risiko KEK selama
hamil akan meimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin. KEK pada ibu hamil dapat
menyebabkan risiko dan komplikasi pada ibu anatara lain: anrmia, perdarahan, berat badan
ibu tidak bertambah secara normal. Pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses
pertumbuhana janin dan dapat menimbulkan keguguran, bayi lahir mati, kematian
neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia dan BBLR.
Upaya pemerintah dalam menangani ibu hamil dengan risiko KEK menurut
Kemenkes RI (2013 ;h.15) yaitu dengan meningkatkan pendidikan gizi ibu hamil mengenai
KEK melalui konseling memberikan pelayanan gizi dan pelayanan KIA bagi ibu hamil
dengan pemberian tablet Fe, melakukan skrining pada ibi hamil dengan risiko KEK.
Memberikan tambahan makanan untuk ibu hamil dengan risiko KEK melalui bimbingan
gizi dan KIA secara bertahap .
Menurut Permenkes No 88 2012 tentang standar tablek tambah darah bagi wanita
usia subur dan ibu hamil, bahwa untuk melindungi wanita usia subur dan ibu hamil dari
kekurangan gizi dan mencegah terjadinya anemia gizi besi maka perlu mengonsumsi tablet
tambah darah ( Kemenkes RI, 2013)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi permasalahan adalah apakah ada
hubungan antara Kekurangan Energi Kronis (KEK) dengan anemia pada ibu hamil.
C. Tujuan

1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan pada Ny S umur 28 tahun G2P1A0AH1
dengan kehamilan KEK dan Anemia di Klinik Pratama Kedaton Pleret Bantul
Yogyakarta menggunakan manajemen kebidanan menurut SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data Subyektif dan data Obyektif
pada Ny S umur 28 tahun G2P1A0AH1dengan kehamilan KEK dan Anemia di
Klinik Pleret Bantul Yogyakarta.
b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnose pada ibu hamil dengan KEK dan
Anemia.
c. Mahasiswa mampu menyusun rencana tindakan pada ibu hamil dengan KEK dan
Anemia.

D. Manfaat

1. Manfaat teoritis
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang dapat diterapkan di kehidupan
sehari-hari sesuai dengan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan kek dan anemia.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pendidikan
Dapat meningkatkan pengetahuan mengenai pemberian asuhan kebidanan pada ibu
hamil dengan KEK dan Anemia.
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat meningkatkan pelayanan pemberian asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan KEK dan Anemia.
c. Bagi klien
Dapat dijadikan sebagai acuan dalam kehidupan sehari-hari pada ibu hamil dengan
KEK dan Anemia agar dapat mencegah terjadinya KEK dan anemia.

Anda mungkin juga menyukai