ABSTRAK
(Depkes, 2002).
Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin
yang sedang dikandung. Jika status gizi ibu sebelum dan selama hamil normal
maka kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan
berat badan normal. Sehingga dapat disimpulkan kualitas bayi yang dilahirkan
sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil.
Empat masalah gizi utama di Indonesia yaitu Kekurangan Energi Kronik
(KEK), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kekurangan Vitamin A
(KVA), dan Anemia Gizi Besi (AGB). Di Indonesia banyak terjadi kasus KEK
(Kekurangan Energi Kronis) terutama yang kemungkinan disebabkan karena
adanya ketidakseimbangan asupan gizi, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh
tidak tercukupi. Hal tersebut mengakibatkan pertumbuhan tubuh baik fisik
ataupun mental tidak sempurna seperti yang seharusnya (Depker RI, 2006).
Kurang Energi Kronis (KEK) merupakan keadaan dimana ibu penderita
kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan
timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. KEK dapat terjadi pada wanita usia
subur (WUS) dan pada ibu hamil. Ibu hamil diketahui menderita KEK dilihat dari
pengukuran LILA, adapun ambang batas LILA WUS (ibu hamil) dengan resiko
KEK di Indonesia adalah 23,5 cm (Depkes RI. 2002).
Salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam pengukuran LILA adalah untuk
menapis wanita yang berisiko untuk melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR)
karena risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada masa kehamilan (Depkes
RI, 2002).
Salah satu faktor yang mempengaruhi kekurangan gizi pada ibu hamil
yang dapat menimbulkan Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah pengetahuan
tentang gizi ibu hamil. Pengetahuan merupakan faktor yang sangat berpengaruh
terhadap keputusan. Seseorang yang memiliki pengetahuan tentang suatu hal,
maka dia cenderung akan mengambil keputusan yang lebih tepat berkaitan dengan
masalah tersebut dibandingkan dengan mereka yang pengetahuannya rendah
(Depkes RI,2001).
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek (Notoadmojo, 2003).
Dari data Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, didapatkan data Kekurangan
Energi Kronis (KEK) dari 15 puskesmas, datanya sebagai berikut :
Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya
memiliki jumlah Kekurangan Energi Kronis (KEK) paling banyak dibandingkan
14 wilayah kerja Puskesmas lainnya. Faktor yang mempengaruhi Kekurangan
Energi Kronis (KEK) salah satunya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan,
terutama pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil sehingga pola konsumsi
sehari-hari tidak sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG).
Puskesmas Sukakarya adalah salah satu Puskesmas di Kota Sukabumi
dengan wilayah kerja satu kelurahan, yaitu kelurahan Sukakarya yang memiliki 16
Posyandu dan 6 Posbindu. Berdasarkan studi pendahuluan diperoleh data
pelayanan KIA di Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi periode bulan Januari
sampai bulan Mei 2011 didapatkan jumlah ibu hamil mencapai 143 orang.
Berdasarkan hasil wawancara tentang gizi ibu hamil yang dilakukan kepada 10
orang ibu hamil, diketahui 2 orang ibu hamil dapat menjawab pertanyaan dengan
baik dan 8 orang lainnya tidak dapat menjawab beberapa pertanyaan yang
diajukan peneliti.
Dari data tersebut peneliti ingin mengambil penelitian mengenai
Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Ibu Hamil Dengan Kejadian
Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya.
Tabel 1.1
Angka kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) Pada
Ibu Hamil
No Puskesmas Jumlah Jumlah Persent
Ibu KEK ase
hamil KEK
(%)
1 Puskesmas Selabatu 519 18 3,4%
2 Puskesmas Sukabumi 1112 60 5,3%
3 Puskesmas Cipelang 457 39 8,5%
4 Puskesmas Karang 657 37 5,6%
5 Tengah
6 Puskesmas Benteng 715 18 2,5%
7 Puskesmas Sukakarya 352 95 26,9%
8 Puskesmas Pabuaran 368 3 0,8%
9 Puskesmas Tipar 486 37 7,6%
10 Puskesmas 450 19 4,2%
11 GedongPanjang
12 Puskesmas Nanggeleng 388 27 6,9%
13 Puskesmas Cibereum
14 Puskesmas Limus 390 12 3,0%
15 Nunggal 368 31 8,4%
Puskesmas Baros
Puskesmas Cikundul 762 35 4,5%
Puskesmas Lembur Situ 470 17 3,6%
377 39 10,3%
Sumber : Laporan KIA Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Tahun
2010
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil dengan
kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK).
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu
hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya.
b. Untuk mengetahui gambaran kejadian Kekurangan Energi Kronis
(KEK) di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya.
c. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu
hamil dengan kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Wilayah
Kerja Puskesmas Sukakarya.
METODE PENELITIAN
Dalam
Tabel 4.3
penelitian ini
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
menggunakan jenis
Jumlah Anak (Paritas)
penelitian
korelasional dengan No Jumlah Persentase
Jumlah
pendekatan Cross Anak (%)
Sectional, yaitu 1 1 27 40,9
penelitian yang 2 2–4 36 54,5
dilakukan pada 3 >4 3 4,5
beberapa populasi Jumlah 66 100 yang
diamati pada waktu yang
sama (Hidayat AAA, 2009). Sedangkan Penelitian korelasional yaitu mengkaji
tingkat keterkaitan antara variasi suatu faktor dengan variasi faktor lain berdasar
koefisien korelasi dan bertujuan apakah terdapat hubungan antara dua variabel
atau lebih serta seberapa jauh korelasi yang ada antar variabel yang diteliti
(Hidayat, 2007). Dalam penelitian ini mengkaji hubungan pengetahuan ibu hamil
tentang gizi ibu hamil dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis(KEK).
Persentase
No Pendidikan Jumlah
%
1 Tidak Sekolah 0 0,0
2 SD 19 28,8
3 SMP 20 30,3
4 SMA 23 34,8
Perguruan
5 4 6,1
Tinggi
Jumlah 66 100
Jumlah 16 50 66
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Kejadian KEK
No Kejadian Jumlah Persent
KEK ase
(%)
1 KEK 16 24,2
2 Tidak KEK 50 75,8
Jumlah 66 100
Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh data bahwa sebagian besar responden tidak
mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) yaitu sebanyak 50 responden
(75,8%) dan yang mengalami KEK yaitu sebanyak 16 responden (24,2%).
2. Analisis Bivariat
Hasil dari analisa bivariat ini untuk mengetahui ada atau tidaknya
hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil dengan kejadian
Kekurangan Energi Kronis (KEK).Ada atau tidaknya hubungan tersebut dapat
diketahui dengan dilakukan analisis statistik uji Spearman.
Berdasarkan tabel 4.6 di dapatkan hasil bahwa responden yang tidak mengalami
KEK sebagian besar memiliki pengetahuan yang cukup yaitu 19 responden
(28,8%). Sedangkan responden yang mengalami KEK umumnya
berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 10 responden (15,1%).
Hasil uji statistik Spearman yang diperoleh dengan derajat kepercayaan
95%, nilai Pvalue = 0,018, dengan Correlation coefficient (rs) =1,000 maka
hubungan kedua variabel kuat sekali atau cukup kuat dan mempunyai hubungan
searah, karena Pvalue< 0,05 maka H0 ditolak, artinya terdapat hubungan antara
pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil dengan kejadian Kekurangan
Energi Kronis (KEK) di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi.
B. Pembahasan
1. Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil
Pada hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Sukakarya Kota
Sukabumi berdasarkan tabel 4.4 dari 66 responden sebagian besar responden
memiliki pengetahuan yang kurang tentang gizi ibu hamil yaitu sebanyak 28
responden (42,4%), responden yang memiliki pengetahuan baik yaitu
sebanyak 13 responden (19,7%), dan responden yang memiliki pengetahuan
cukup sebanyak 25 responden (37,9%). Hal ini menunjukkan bahwa ibu
hamil di daerah penelitian masih kurang memahami tentang gizi ibu hamil.
Teori Notoatmodjo (2002) menyebutkan bahwa terbentuknya pengetahuan
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantanya umur, lingkungan, sosial budaya
dan ekonomi, pendidikan, informasi dan pengalaman.
Pengetahuan tentang gizi ibu hamil salah satunya dipengaruhi oleh
umur responden, berdasarkan tabel 4.1 sebagian besar responden berumur 20-
35 tahun sebanyak 48 responden (72,7%), dan sebagian kecil responden
berumur >35 tahun yaitu sebanyak 7 responden (10,6%). Menurut
Notoatmodjo (2002), semakin bertambah usia/umur akan semakin
berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
diperolehnya semakin baik.
Pengetahuan tentang gizi ibu hamil juga dapat dipengaruhi oleh
pendidikan, berdasarkan tabel 4.2 sebagian besar pendidikan responden
adalah SMA yaitu sebanyak 23 responden (34,8%), SMP sebanyak 20
responden (30,3%), SD sebanyak 19 responden (28,8%), perguruan tinggi
sebanyak 4 responden (6,1%) dan tidak terdapat 1 orang responden pun yang
tidak sekolah. Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin
mudah orang tersebut menerima informasi dan semakin baik pula
pengetahuannya (Notoatmodjo, 2002).
Pengetahuan tentang gizi ibu hamil juga tidak terlepas dari
pengalaman. Menurut Notoatmodjo (2002), pengalaman merupakan sumber
pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.
Pengalaman yang dimaksud disini adalah paritas ibu hamil. Ibu hamil yang
telah bersalin lebih dari satu kali pernah melewati waktu persalinan
sebelumnya sehingga tidak menutup kemungkinan ibu tersebut akan memiliki
pengetahuan tentang gizi ibu hamil yang lebih baik dari sebelumnya.
Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan bahwa banyaknya responden yang termasuk
kategori paritas 2-4 anak (multipara) yaitu 36 responden (54,5%) dan yang
paling sedikit yaitu >4 anak (grandemulti ) yaitu sebanyak 3 responden
(4,5%). Hal ini sesuai dengan teori (Beck, 2001) bahwa ibu dengan paritas
terlalu sering (lebih dari 3 kali) akan mempunyai status gizi kurang karena
cadangan gizi dalam tubuh ibu sudah terkuras.
2. Gambaran Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK)
Berdasarkan tabel 4.5 dari 66 responden, sebagian besar responden
tidak mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) yaitu sebanyak 50
responden (46,7%) dan sebagian kecil mengalami Kekurangan Energi Kronis
(KEK) yaitu sebanyak 16 responden (15,0%). Hal ini menunjukkan bahwa
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi lebih
banyak tidak mengalami KEK dari pada yang mengalami KEK.
Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan kondisi kurang
gizi disebabkan rendahnya konsumsi dalam makanan sehari-hari yang
berlangsung menahun dan dapat berpengaruh terhadap status gizi, menurut
Beck (2010) gizi ibu hamil dipengaruhi oleh berat badan, tinggi badan, usia,
paritas jarak kelahiran, dan riwayat kehamilan sebelumnya.
Salah satu yang mempengaruhi kejadian KEK adalah umur/usia.
sebagian besar responden berumur 20-35 tahun sebanyak 48 responden
(72,7%), dan sebagian kecil responden berumur >35 tahun yaitu sebanyak 7
responden (10,6%). Semakin bertambah usia/umur akan semakin berkembang
pula daya tangkap dan pola pikirnya (Notoatmodjo, 2002). Ibu hamil dengan
usia antara 20-35 tahun akan lebih siap baik secara jasmani maupun rohani
untuk terjadinya kehamilan karena pada usia tersebut keadaan gizi seorang ibu
akan lebih baik dibandingkan pada usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35
tahun.
Jumlah anak (paritas) juga mempengaruhi kejadian KEK . Banyak
responden yang termasuk kategori paritas 2-4 anak (multipara) yaitu 36
responden (54,5%) dan yang paling sedikit yaitu >4 anak (grandemulti) yaitu
sebanyak 3 responden (4,5%). Hal ini sesuai dengan Pudjiadi (2001) bahwa ibu
dengan paritas yang terlalu sering (lebih dari 3 kali) akan mudah mengalami
KEK karena cadangan gizi dalam tubuh ibu sudah terkuras.
3. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Ibu Hamil Dengan
Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK)
Berdasarkan tabel 4.6 di dapatkan hasil bahwa responden yang
mengalami KEK sebagian besar memiliki pengetahuan yang cukup yaitu 19
responden (28,8%). Sedangkan responden yang mengalami KEK lebih
cenderung berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 10 responden (15,1%). Hal
tersebut menunjukkan adanya hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi
ibu hamil dengan kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK).
Pengetahuan mempengaruhi kejadian Kekurangan Energi Kronis
(KEK) karena pengetahuan akan berpengaruh terhadap perilaku dalam
mengkonsumsi makanan sehari-hari dan dalam memahami kebutuhan gizi
yang baik dalam kehamilan sesuai dengan angka kecukupan gizi, sehingga
dengan memiliki pengetahuan yang lebih baik diharapkan akan menentukan
pilihan yang baik pula. Sedangkan yang memiliki pengetahuan yang kurang
dapat menyebabkan seseorang melakukan pemilihan makanan yang kurang
cermat. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian bahwa reponden yang
mempunyai pengetahuan yang kurang lebih dominan mangalami kejadian
KEK dibandingkan responden yang berpengetahuan cukup.
Berdasarkan hasil analisa tersebut, ibu hamil yang berada di
wilayah kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi sebagian besar
memiliki pengetahuan yang cukup sehingga mereka tidak mengalami KEK,
responden yang mengalami KEK sebagian besar memiliki pengetahuan
yang kurang tetapi bukan berarti semua responden yang berpengetahuan
kurang mengalami KEK. Hal ini dikarenakan bukan hanya pengetahuan
tentang gizi ibu hamil yang mempengaruhi KEK, tetapi terdapat pula faktor
lainnya yang berupa status ekonomi, pendidikan, informasi, pengalaman
dan sosial budaya (Notoatmodjo, 2002).
B. Saran
Setelah dilakukan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
pelayanan kesehatan misalnya dengan memberikan penyuluhan kepada ibu
hamil khususnya tentang program perbaikan gizi ibu hamil sehingga ibu
hamil akan lebih memahami tentang gizi dalam kehamilan, memberikan
penyuluhan program pemanfaatan pekarangan sehingga setiap keluarga
memilik tanaman sehat untuk pemenuhan gizi ibu hamil.
DAFTAR PUSTAKA