Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN INDIVIDU

PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA (PKMD)

Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas
Praktik Kebidanan Komunitas
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)

MAYA RIA PRATIWI


NIM. P0111142

AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN IBU KOTA PEKALONGAN


Jl. Sriwijaya No.7 Pekalongan
Telp. (0285) 7998866-441608 Fax (0285) 441608
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia banyak terjadi kasus KEK (Kekurangan Energi Kronis) terutama


yang kemungkinan disebabkan karena adanya ketidakseimbangan asupan gizi,
sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Hal tersebut mengakibatkan
perumbuhan tubuh baik fisik ataupun mental tidak sempurna seperti yang seharusnya.
Banyak anak yang bertubuh sangat kurus akibat kekurangan gizi atau sering disebut gizi
buruk. Jika sudah terlalu lama maka akan terjadi Kekurangan Energi Kronik (KEK). Hal
tersebut sangat memprihatinkan, mengingat Indonesia adalah egara yang kaya akan
SDA (Sumber Daya Alam).

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan tahun 2007, ditemukan bahwa
prevalensi ibu hamil dengan resiko kekurangan energi kronis di Indonesia sebesar
21,6% dengan prevalensi terendah terdapat di provinsi Riau (11,8%) dan tertinggi di
Nusa Tenggara Timur (32,4%). Di Bali sendiri, prevalensi ibu hamil yang beresiko
kurang energi kronis sebesar 18,2. Kurang energi kronis merupakan salah satu
penyebab tidak langsung kematian ibu. Kematian ibu di Indonesia masih cukup tinggi
dibandingkan dengan negara-negara di Asia. Survei Demografi Kesehatan Indonesia
tahun 2007 menyebutkan bahwa angka kematian ibu (AKI) yaitu 228/ 100.000 kelahiran
hidup dan angka kematian bayi (AKB) yaitu 34/ 1000 kelahiran hidup, sedangkan target
kementerian kesehatan tahun 2014 angka kematian ibu sebanyak 118/100.000
kelahiran hidup dan angka kematian bayi sebanyak 24/ 1000 kematian hidup (Depkes
RI, 2008). Berdasarkan survey ini salah satu cara untuk menurunkan angka kematian
ibu dan bayi adalah dengan mencegah terjadinya kurang gizi kronis. Empat masalah gizi
utama di Indonesia yaitu Kekurangan Energi Kronik (KEK), Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY), Kekurangan Vitamin A (KVA), dan Anemia Gizi Besi
(AGB).

Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas sumber daya manusia.
Gangguan gizi pada awal kehidupan akan mempengaruhi kualitas kehidupan
berikutnya. Ibu hamil merupakan kelompok yang cukup rawan gizi. Kekurangan gizi
pada ibu hamil mempunyai dampak yang cukup besar terhadap proses pertumbuhan
janin dan anak yang akan dilahirkan.Wanita yang mengalami kurang energi kronis akan
bermasalah jika hamil karena kebutuhan zat gizi dan energi meningkat saat hamil.
Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin serta metabolisme tubuh ibu.. Kurang energi kronis pada ibu hamil
dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu pada saat hamil maupun
bersalin, antara lain : anemia, berat badan ibu tidak bertambah secara normal,mudah
terkena penyakit infeksi, persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya, dan
pendarahan setelah persalinan. kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi,
lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

Kurang energi kronis pada orang dewasa dapat diketahui dengan indeks massa
tubuh (IMT). Penilaian indeks massa tubuh diperoleh dengan memperhitungkan berat
badan sebelum hamil dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat (Yuni,
2009). Jika indeks massa tubuh kurang dari 18,5 dikatakan sebagai kurang energi
kronis. Pada ibu hamil kurang energi kronis dapat dilihat dari pengukuran lingkar lengan
atas. Lingkaran lengan atas (LILA) mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan
otot yang tidak berpengaruh banyak oleh cairan tubuh. Adapun ambang batas lingkar
lengan atas ibu hamil dengan resiko kurang energi kronis di Indonesia adalah 23,5 cm.
Apabila ukuran lingkar lengan kurang dari 23,5 cm atau di bagian merah pita LILA,
artinya wanita tersebut mempunyai resiko kurang energi kronis, dan diperkirakan akan
melahirkan berat bayi lahir rendah ( Arisman, 2007).

Berdasarkan hasil Survey Mawas Diri yang dilakukan pada tanggal 7-13 januari
2014 oleh AKBID Harapan Ibu Pekalongan di Kelurahan Sokorejo Kecamatan
Pekalongan timur terdapat 28 ibu hamil. Diantara 28 ibu hamil tersebut terdapat factor
resiko Kurang Energi Kronis (KEK) sebanyak 5 ibu hamil.

Ibu hamil yang mengalami kurang energi kronis harus mendapat pengawasan
yang baik mengenai pola pemenuhan nutrisinya. Berdasarkan uraian di atas maka
penulis tertarik untuk mengambil kasus dengan judul KEK pada Ibu Hamil di Kelurahan
Sokorejo tahun 2014.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengkaji masalah dalam satu keluarga agar dapat dilakukan pemecahan
masalah sesuai dengan kewenangan dan kompetensi bidan dalam komunitas.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi kesehatan keluarga dan lingkungan
b. Menentukan prioritas masalah dalam keluarga
c. Memberikan asuhan Kebidanan terhadap anggota keluarga yang mengalami
masalah Kebidanan sesuai dengan kewenangan dan kompetensi bidan dalam
komunitas
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan dalam mengaplikasikan
pengetahuan tentang KEK dalam masalah nyata yang ada dalam masyarakat dan
mampu memberikan asuhan kepada ibu hamil dengan KEK sesuai dengan
kompetensi dan wewenang bidan.
2. Bagi Institusi
Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk mempertimbangkan dan evaluasi
dalam rangka meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
resiko tinggi khususnya KEK.
3. Petugas Kesehatan
Sebagai bahan tambahan pengetahuan dan informasi agar dapat mengembangkan dan
meningkatkan pelayanan Kebidanan khususnya pada ibu hamil dengan KEK.
4. Masyarakat
Menambah pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi khususnya KEK.

Anda mungkin juga menyukai