TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
MERI AGUSTIARA
P07131118013
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat dan rezeki yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Penulisan
Tugas Akhir “GAMBARAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK PADA IBU HAMIL
DIPUSKESMAS TANGKEH KAB ACEH BARAT” Dengan baik. Selanjutnya shalawat dan salam
penulis persembahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, pembawa risalah
kebenaran,perajut peradaban,dan penuntun ummat kejalan yang diridhai Allah SWT.
Penulisan tugas akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
memperoleh gelar Ahli Madya Gizi pada Program Studi Diploma III Gizi, Politeknik Kesehatan
Kemenkes Aceh. Proses penyelesaian penulisan tugas akhir ini melibatkan banyak pihak dalam
memberikan bimbingan,motivasi,pelayanan, dan kesempatan.
Penulis,
MERI AGUSTIARA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut Kristiayanasari tahun 2010 status gizi ibu sebelum hamil mempunyai
pengaruh yang bermakna terhadap kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), Ibu
dengan status gizi kurang (kurus) sebelum hamil mempunyai resiko 4,27 kali untuk
melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang mempunyai status gizi baik.
Kristiayanasari pun menjelaskan bahwa masih banyak ibu hamil yang mengalami
masalah gizi yaitu KEK dan Anemia, hal tersebut dapat terjadi apabila ibu hamil kurang
mengetahui tentang pengetahuan gizi pada saat hamil, maka akan menyebabkan atau
menimbulkan resiko kesakitan yang lebih besar pada saat trimester III Kehamilan, yaitu
resiko melahirkan bayi dengan BBLR, kematian sesaat, penarahan, dan gangguan
kesehatan.
Kejadian KEK di indonesia banyak terjadi disebabkan karena ketidak seimbangan
asupan gizi (energi dan protein) sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak terpenuhi.
Hal tersebut mengakibatkan pertumbuhan fisik maupun mental tidak sempurna. Pada ibu
hamil yang menderita kekurangan energi kronis mempunyai resiko kematian ibu
mendaak pada masa kehamilan karena pendarahan dan juga meningkatkan resiko
melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi gizi
ibu hamil, diantaranya dalah berat badan, budaya pantang makan, status ekonomi,
pengetahuan zat gizi dalam makanan, umur, suhu lingkungan, aktivitas serta status
kesehatan (Proverawati,2009). Ibu hamil risiko Kurang Energi Kronis (KEK) adalah ibu
hamil yang mempunyai Lingkar Lengan Atas (LILA) <23,5cm (Kemenkes,2017).
Beberapa hasil peneitian berkaitan dengan status gizi ibu hamil diantaranya
menurut hasil penelitian dipuskesmas tangkeh didapatkan status gizi ibu hamil yang
tidak mengalami KEK (LILA ≥23,5cm ), yaitu sebanyak 14 orang (58,3%) dan ibu hamil
yang mengalami KEK ibu hamil yang mengalami KEK (LILA<23,5%) yaitu sebanyak 10
orang (41,7%) (Febrianti, Yogyakarta). Status gizi ibu hamil berdasarkan LILA dan IMT
dengan kategori baik (72,5%) dan gizi kurang (27,5%) (Sari.2011).47% ibu hamil
memiliki status gizi pada trimester II dan 7 % status gizi kurang pada trimester III
(Andriani,Depok). Status gizi ibu hamil berdasarkan IMT di puskesmas tangkeh kab aceh
barat sebagian besar responden dengan status gizi normal yaitu sebanyak 17 responden
(47,2%), status gizi rendah yaitu sebanyak 11 responden (30,6%), status gizi tinggi
sebanyak 3 responden (8,3%), dan status gizi kategori gemuk yaitu sebanyak 5 responden
(13,9%) (Urdiyana,2017).
Kurangnya energi kronis (KEK) pada ibu hamil adalah keadaan dimana ibu hamil
kekurangan gizi yang berlansung lama, disebabkan karena kekurangan atau
ketidakseimbangan asupan energi dan asupan protein (mahirawati 2014).
Keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil mempengaruhi status gizi dan bayi,
pertumbuhan dan perkembangan janin sangat dipengaruhi oleh asupan gizi ibu, karena
kebutuhan gizi janin berasal dari ibu. Berbagai resiko dapat terjadi jika ibu mengalami
kurang gizi , diantaranya adalah pendarahan, abortus, bayi lahir mati, bayi lahir dengan
berat badan rendah , kelainan kongenital, retardasi mental, dan lain sebagainya
(Sulistyoningsih,2011).
Perempuan yang mengalami kekurangan gizi sebelum hamil atau selama minggu
pertama kehamilan memiliki resiko lebih tinggi melahirkan bayi yang mengalami bayi
yang kerusakan otak dan sumsum tulang karena pembentukan system saraf sangat peka
pada 2-5 minggu pertama.ketika seorang perempuan mengalami kekurangan gizi pada
trimester terakhir maka cenderung akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah
(kurang dari 2500 gram). Hal ini dikarenakan pada masa ini janin akan tumbuh dengan
sangat cepat dan terjadi penimbunan jaringan lemak (Arisman, 2004).
B. RUMUSAN MASALAH
Pentingnya gizi dan pengetahuan bagi ibu hamil yaitu bahwa pengetahuan yang
baik bagi ibu hamil mengenai gizi dan kesehatan sangat diperlukan untuk dapat
memahami kebutuhan gizi selama kehamilan. Kecukupan gizi sangat penting bagi ibu
hamil karena akan berpengaruh terhadap kehamilan dan janin yang dikandung. Pengaruh
buruk akibat status gizi rendah diantaranya janin yang dikandung. Dapat mengaami
kecacatan, dan juga akan menibgkatkan kemungkinan berat bayi rendah, sehingga
dibutuhkan penelitian pengetahuan dan status gizi ibu hamil untuk mengetahui
pengetahuan dan status gizi ibu hamil.
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan status gizi ibu hamil di puskesmas
dikab aceh barat.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui karakteristik (usia,pendidikan,pekerjaan dan paritas)
Ibu hamil dipuskesmas kab aceh barat
b. Diketahui ukuran lingkar lengan atas, indeks masa tubuh, dan kadar Hb ibu hamil
diwilayah kerja puskesmas tangkeh kab aceh barat.
1. Peneliti
Mendapatkan pegalaman penelitian, dan mendapatkan kesempatan untuk
mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan dari institusi pendidikan.
2. Institusi Pendidikan
Sebagai bahan informasi dan referensi pembaca untuk data dasar penelitian
selanjutnya, dan sebagai pencapaian tugas akhir peneliti yang harus diselesaikan.
3. Puskesmas
Memberikan data hasil penelitian untuk memperbaiki pelayanan dalam masalah
gizi ibu hamil di puskesmas tangkeh kab aceh barat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definis
Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi. Dimana keadaan
ibu menderita kekurangan makanan yang berlansung menuhan (kronik) yang mengakibatkan
timbulnya gangguan kesehatan pada ibu secara relative atau absolut satu atau lebih zat gizi.
Kekurangan Energi Kronik (KEK) yaitu keadaan ibu hamil yang menderita kekurangan
makanan yang berlansung lama (kronik) dengan berbagai timbulnya gangguan kesehatan pada
ibu hamil.
Dari definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa KEK adalah keadaan dimana ibu
hamil menderita kekurangan makanan atau energi yang berlansung lamam (kronik) yang dapat
mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu hamil.
2. Etiologi
Penyebab terbesar kematian ibu selama tahun 2010 samapai 2013 adalah pendarahan,
hipertensi, infeksi, partus lama, dan abortus (kemenkes RI. 2014b). pendarahan menempati
persentase tertinggi penyebab kematian ibu (28%), anemia dan Kekurangan Energi Kronis
(KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya pendarahan dan infeksi yang
merupakan faktor kematian utama ibu (Apriyanti,2017). Salah satu bentuk faktor risiko pada ibu
hamil adalah Kekurangan Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm,
atau penambahan berat badan < 9 kg selama masa kehamilan (kemenkes RI, 2015).
Kekurangan energi kronis (KEK) merupakan keadaan dimana ibu menderita kekurangan
makanan yang berlansung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan
pada ibu sehingga kebutuhan ibu hamil akan zat gizi yang semakin meningkat tidak terpenuhi
(Depkes RI, 2002). Selama kurun waktu 2013 sampai 2015,jelbuk merupakan puskesmas di
kabupaten jember yang memiliki persentase perbandingan jumlah ibu hamil risiko tinggi lebih
dari 50% dari jumlah total kehamilan. Jumlah ini merupakan jumlah yang paling tinggi apabila
dibandingkan dengan kecamatan lainnya.
Pada tahun 2013 jumlah ibu hamil sebanyak 525 orang dengan persentase ibu hamil risiko tinggi
sebesar 50,6% tahun 2014 terdapat sebanyak 514 ibu hamil dengan dengan persentase ibu hamil
risiko tinggi sebesar 52% dan tahun 2015 terdapat sebanyak 516 ibu hamil dengan persentase ibu
hamill risiko tinggi sebesar 52% (Dinkes jember, 2016). Pada tahun 2016, jumlah ibu hamil
risiko tinggi sebanyak 312 orang dari 479 kehamilan (Sari dan Efendy,2017). Salah satu
penyebab tingginya kehamian beresiko tinggi di kecamatan jelbuk diakibatkan oleh Kekurangan
Energi Kronis (KEK) yang sampai dengan agustus 2017,terdapat 193 ibu hamil risiko tinggi
yang 75 orang diantaranya KEK.
Pelayanan kesehatan adalah setiap kegiatan dan atau serangkaian kegiatan yang
dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan kesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat daam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan,
pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan atau masyarakat (puskesmas
jelbuk,2016). Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan tingkat pertama dan terdepan dalam
sistem pelayanan kesehatan, melakukan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pilihan yang
disesuaikan dengan kondisi,kebutuhan, tuntutan, kemampuan, dan inovasi serta kebijakan
pemerintah daerah setempat. Saah satu contoh pelayanan kesehatan adalah pelayanan antenatal.
Pelayanan antenatal mempunyai pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan janin atau
lama waktu mengandung, baik dengan diagnosis maupun dengan perawatan berkala terhadap
adanya komplikasi kehamilan. Pertama kali ibu hamil melakukan pelayanan antenatal
merupakan saat yang sangat penting. Karena berbagai faktor risiko bisa diketahui seawal
mungkin dan dapat segera dikurangi atau dihilangkan (meikowati,2014). Pelayanan gizi pada
ibu hamil juga terintegrasi di dalam pelayanan antenatal terpadu. Setiap ibu hamil mempunyai
risiko mengalami masalah gizi terutama KEK, hal tersebut yang mengharuskan semua ibu hami
menerima pelayanan antenatal yang komprehensif dan terpadu. Tujuan pelayanan antenatal.
Terpadu salah satunya adalah pengobatan dan penanganan gizi yang tepat terhadap gangguan
kesehatan ibu hamil termasuk masalah gizi terutama KEK.
Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah hasil dari proses pencarian pelayanan kesehatan
oleh seseorang atau kelompok. Model sistem kesehatan (Health system model) yang berupa
model kepercayaan kesehatan. Mode ini terdapat 3 kategori utama dalam pemanfaatan
pelayanan kesehatan , yaitu faktor predisposisi terdiri dari variabel umur, jarak kelahiran anak,
tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan ibu tentang penyebab KEK, sikap ibu tentang kejadian
KEK dan kepercayaan terhadap pelayanan ANC, faktor pendukung (variabel riwayat penyakit
dan kondisi kesehatan ibu).
4. Pengetahuan
Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu akan mempengaruhi pengambilan keputusan
dan juga akan berpengaruh pada perilakunya. Ibu hamil dengan pengetahuan gizi yang
rendah, kemungkinan akan memberikan gizi yang kurang bagi bayinya.
4. Diagnosa
Lingkar lengan atas (LILA) sudah digunakan secara umum di indonesia untuk
mengintifikasi ibu hamil resiko kueang energi kronis (KEK). Menurut departemen kesehatan
batas ibu yang disebut KEK jika ukuran LILA<23,5cm.
Kekurangan energi kronis pada orang dewasa dapat diketahui dengan indeks masa tubuh
yang diukur dari perbandingan antara berat dan tinggi badan. Bila IMT kurang dari 18,5
dikatakan sebagai KEK.
Faktor resiko ada kaitannya dengan ciri yang biasa dimiliki oleh ibu dengan KEK
diantaranya:
a. Usia
Usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau
mahluk, baik yang hidup maupun yang mati. Semisal, usia manusia dikatakan 15 tahun
diukur sejak dia lahir hingga waktu usia itu dihitung, sehingga perhitungan usia yang
dimulai dari saat kelahiran seseorang sampai dengan waktu perhitungn usia.
Semakin muda (<20 tahun) atau semakin tua (>35 tahun) seseorang ibu yang
sedang hamil akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperukan. Umur muda
perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi dengan janin yang sedang dikandung.
Sedangkan untuk umur yang tua perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang
makin melemah maka memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung
kehamilan yang sedang berlansung.
Usia yang kemungkinan tidak risiko tinggi pada saat kehamilan dan persalinan
yaitu umur 20-35tahun, karena pada usia tersebut rahim sudah siap menerima kehamilan,
mentah sudah matang dan sudah mampu merawat bayi dan dirinya sendiri. Sedangkan
umur <20 tahun atau>35 tahun merupakan resiko tinggi kehamilan dan persalinan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oeh handayani sri, dk,k,, bahwa faktor
penyebab ibu hamil Kurang Energi Kronik mayoritas umur ibu diatas 35 tahun dengan
sejumlah 27 ibu hamil (90%). Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua
mengakibatkan kualitas janin / anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu.
b. Paritas
Paritas adaah jumlah dari pasien yang bayinya berhasil hidup (20 minggu atau
lebih).
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita,
paritas dapat dibedakan menjadi primipara , multipara dan grandemultipara. Primipara
adalah perempuan yang telah pernah sebanyak satu kali. Multipara adalah perempuan
yang telah melahirkan dua hingga empat kali. Grandemultipara adalah perempuan yang
telah melahirkan 5 orang anak atau lebih dan biasanya beresiko mengalami penyulit
dalam kehamilan dan persalinan.
Paritas yang termasuk dalam faktor resiko tinggi dalam kehamilan adalah
grademultipara, dimana hal ini dapat menimbulkan keadaan mempengaruhi optimallisasi
ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi. Dapat disimpulkan kalau paritas yang
tidak lebih dari 4 tidak beresiko mengalami gangguan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh hidayati, disebutkan bahwa jika ibu
yang terlalu sering hamil dan melahirkan maka ibu akan memiliki anak yang banyak
sehingga dapat mengakibatkan kebutuhan hidup semakin banyak terutama dalam hal
kebutuhan nutrisi. Ibu yang memiliki anak banyak dengan ekonomi kurang. Akan
memiliki kesulitan memperhatikan dirinya sendiri, ditambah jika ibu hamil bisa saja
kebutuhan nutrisinya tidak terpenuhi karena kesibukan yang dilakukan mengurus rumah
tangga. Dan harus berbagi makanan dengan anggota keluarga sementara ibu hamil harus
membutuhkan lebih banyak nutrisi.
c. Jarak Kehamilan
Dari penelitian oleh puli didapatkan pula penjelasan bahwa pekerjaan pada
wanita pra-konsepsi tidak memengaruhi kejadian KEK, sehingga dapat dikatakan
walaupun wanita pra-konsepsi tidak bekerja namun suami atau keluarga wanita
pra-konsepsi memiliki pekerjaan dengan jumlah penghasilan yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
6. Ibu yang Mengalami KEK
Berat badan yang dianjurkan selama kehamilan dengan LILA ibu akan dijelaskan
pada tabel 2.1
Contoh Kasus, misal hasil pengukuran LILA Ny Vera adalah 26 cm, Hasil persetase
LILA 26/Standar LILA perempuan (28,5)x 100 % = 26/28,5x100 = 91,23 %,(maka
status gizi Ny vera adalah NORMAL).
Contoh :
LILA = 26 cm
Hasil persentase LILA adalah 26/standar LILA perempuan x 100%
= 26/28,5 cm x 100%
= 91,23 %
Maka Status Gizi Ny vera adalah normal
Hasil perhitungan lila akan dimasukan dalam Website sehingga terkumpul semua
data ibu hamil dalam website. Tapi, yang tersimpan dalam website akan dimasukan atau
disimpan dalam cloud
b. Hb
Dalam kehamilan terjadi peningkatan volume plasma darah sehingga
terjadi hipervolemia. Akan tetapi bertambahnya sel-sel.
Darah merah lebih sedikit dibandingkan dengan peningkatan volume plasma, sehingga
terjadi pengenceran darah (hemodialusi). Pertambahan volume darah tersebut berbanding
sebagai berikut : plasma 30% dan hemoglobin 19% keadaan ini disebut sebagai anemia
fisiologis atau peudoanemia.
Penyebab utama anemia pada ibu hamil dengan KEK tersebut adalah kurang
memadainya asupan makanan sumber Fe, meningkatnya kebutuhan Fe saat hamil dan
menyusui (perubahan fisiologi), dan kehilangan banyak darah. Anemia disebabkan oleh
ketiga faktor itu terjadi secara cepat saat cadangan Fe tidak mencukupi peningkatan
kebutuhan.
Karakteristik ibu
a. Umur
b. Paritas
c. Jarak kehamilan
d. Status pekerjaan ibu
BBLR
C. Kerangka Konsep
Karakteristik
a. Usia
b. Paritas
c. Jarak kehamilan
d. Status pekerjaan ibu
BBLRS
D. Definisi Operasional
Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala ukur
Opersional
Kekurangan Keadaan dimana Melihat data Lembar
Energi kronik ibu menderita dalam buku checklis
Pada ibu kekurangan register di
hamil makanan atau puskesmas
energi yang
berlansung lama
(kronik) yang di
tandai lila <23,5
cm, berdasarkan
hasil diagnosis
puskesmas pada
saat kunjungan
awal.
Usia Lama waktu hidup Melihat data Lembar A<20 tahun Nominal
atau ada (sejak dalam buku checlist B 20-
dilahirkan) register 35tahun
dipuskesmas c>35 tahun
Paritas Banyak kelahiran Melihat data Lembar a 1 kali: Nominal
dari kehamilan dalam buku checlist primipira
lebih dari 20 register di b 2-4 kali:
minggu yang puskesmas multipara
dipunyai oleh c >4
seorang wanita kali:grande
multipara
Jarak Jarak antara Meliputi Lembar a <2 tahun Nominal
kehamilan kehamilan yang data dalam checlist b>tahun
sekarang dengan buku
kehamilan register di
sebelumnya puskesmas
Status Status pekerjaan Melihat data Lembar a IRT Nominal
pekerjaan ibu yang dimiliki oleh dalam buku checlist b bekerja
ibu register di
puskesmas
Kenaikan Penambahan berat Melihat data Lembar a kenaikan Nominal
berat badan badan yang terjadi dalam buku cheklist sesuai
selama kehamilan register b kenaikan
dipuskesmas tidak sesuai
HB Kadar hemoglobin Melihat data Lembar a anemia Nominal
Dalam darah dalam buku checlist b tidak
register di anemia
puskesmas
BBLR Berat badan bayi Melihat data Lembar a BBLR Nominal
setelah lahir dalam buku checlist b tidak
kurang dari normal register BBLR
(<2500 gram) dipuskesmas
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu metode
penelitian yang bertujuan membuat gambaran suatu keadaan secara objektif. Dalam
penelitian ini untuk mengetahui gambaran karakteristik kejadian kekurangan Energi
Kronik (KEK) pada ibu hamil di puskesmas Tangkeh Kab.Aceh Barat tahun 2021.
F. Pengolahan Data
Tahap-tahap yang dilakukan dalam pengolahan data sekunder dari variabel yang
diteliti dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Editing yaitu tindakan pengecekan data yang telah diperoleh untuk menghindari
kekeliruan kemudian mengalokasikan data-data tersebut dalam bentuk kategori-
kategori yang telah ditentukan
2. Coding mengodi data. Pemberian kode sangat diperlukan terutama dalam rangka
pengelolaan data –data secara manual menggunakan kalkulator maupun dengan
komputer.
3. Tabulating yaitu hasil pengelompokan data kemudian ditampilkan secara deskripti
dalam bentuk tabel sebgai bahan informasi.
G. Analisa Data
Data yang terkumpul di analisa dalam bentuk statistik deskriptif. Analisis data
dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat meliputi distribusi frekuensi
persentase sehingga dapat diketahui atau modus (terbanyak) tentang tingkat gambaran
karakteristik kejadian kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil di puskesmas
Tangkeh Kab. Aceh Barat tahun 2021.