Anda di halaman 1dari 29

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji Syukur atas Kehadirat Allah Yang Maha


Kuasa karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
penulisan tugas makalah ini dengan judul “PENILAIAN STATUS GIZI PADA
IBU HAMIL” dengan tujuan untuk memenuhi Tugas mata kuliah Epidemiologi
Gizi .
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas makalah ini masih jauh
dari kategori sempurna, oleh karena itu penulis dengan hati dan tangan terbuka
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan tugas yang
akan datang.
Selanjutnya dalam kesempatan ini penulis tidak lupa untuk menyampaikan
ucapan terimakasih yang sedalam – dalamnya kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan moral dan spiritual, langsung maupun tidak langsung dalam
menyelesaikan tugas ini. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BABI PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
B. RumusanMasalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
E. Ruang Lingkup
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 A. Pengertian Kehamilan
B. Pengertian Status Gizi
C. Kebutuhan Zat Gizi Ibu Hamil
D. Pengertian Kurang Energy Kronik
2.2 A Penilaian Status Gizi Ibu Hamil
B. Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian KEK Pada Ibu Hamil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


• Jenis dan Rancangan Penelitian
• Lokasi dan waktu penelitian
• Populasi penelitian
• Jenis Data Dan Tekhnik Pengumpulan Data
• Instrumentasi
• Prosedur Penelitian
• Tekhnik Pengolahan Dan Analisis Data

BAB IV PEMBAHASAN
• Karakteritik Responden
• Hubungan KEK dan Karakteritik Responden
• Analisis Hubungan KEK dan Karakteritik Responden

BAB V PENUTUP
• Kesimpulan
• Saran

DAFTAR PUSTAKA iii


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Negara berkembang, termasuk Indonesia, masalah gizi masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang utama dan merupakan penyebab kematian ibu
dan anak secara tidak langsung. Angka kematian ibu dan bayi terutama bayi
dengan berat badan lahir rendah (BBLR) yang tinggi pada hakekatnya juga
ditentukan oleh status gizi ibu hamil. Ibu hamil dengan status gizi buruk atau yang
mengalami kurang energi kronis (KEK) cenderung melahirkan bayi BBLR dan
dihadapkan pada resiko kematian yang lebih besar dibanding dengan bayi yang
dilahirkan oleh ibu dengan berat lahir yang normal.
Kehamilan merupakan masa kehidupan yang penting. Pada masa itu ibu
harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menyambut kelahiran bayinya.
Ibu sehat akan melahirkan bayi yang sehat. Salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap kesehatan ibu adalah gizi ibu (Depkes RI, 2000). Masalah gizi yang
sering dihadapi ibu hamil yaitu KEK dan anemia gizi. Data menunjukkan bahwa
sepertiga (35,65 %) Wanita Usia Subur (WUS) menderita KEK, masalah ini
mengakibatkan pada saat hamil akan menghambat pertumbuhan janin sehingga
menimbulkan resiko pada bayi berupa BBLR (Depkes RI, 2002).
Penyebab tak langsung kematian ibu ini antara lain adalah anemia, kurang
energi kronis, usia terlalu muda, usia terlalu tua, terlalu sering dan terlalu banyak
melahirkan (Saifudin 2002). Kondisi kesehatan ibu hamil dipengaruhi oleh umur,
paritas, penyakit/infeksi dan riwayat kesehatan kehamilan seperti pernah
keguguran dan pendarahan (Depkes 2001b). Lebih lanjut Samsudin (1998),
menyatakan bahwa tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, paritas, jarak
kelahiran, umur ibu dan riwayat kehamilan mempunyai kaitan erat dengan
kejadian KEK.
Berdasarkan berbagai masalah di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui
factor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian Kurang Energi Kronis (KEK)
pada ibu hamil.
B. Rumusan Masalah
Metode penilaian apa yang digunakan untuk menilai status gizi ibu
hamil di Kota Kendari tahun 2012?
C. Manfaat Penulisan
Hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh :
 Institusi Kesehatan
Sebagai bahan informasi berkaitan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya KEK pada ibu hamil sehingga dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dan perencanaan pengobatan & pencegahan.
 Masyarakat
Sebagai tambahan informasi berbagai faktor–faktor yang mempengaruhi
terjadinya KEK pada ibu hamil , sehingga dapat dilakukan upaya
pencegahan terjadinya KEK pada kelompok risiko.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi
Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah suatu keadaan istimewa bagi seorang wanita
sebagai calon ibu, karena pada masa kehamilan akan terjadi perubahan fisik
yang mempengaruhi kehidupannya (Kristiyanasari, 2010, p.43).
Masa kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (9 bulan7 hari, atau 40
minggu) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Masa kehamilan dibagi
dalam 3 triwulan yaitu
1) Triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (pertambahan
berat badan sangat lambat yakni sekitar 1,5 kg).
2) Triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan (penambahan berat
badan 4 ons per minggu).
3) Triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (penambahan berat
badan keseluruhan 12 kg) (Waryono, 2010, p.44).

Kebutuhan Zat Gizi Ibu Hamil


Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena
itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan.
Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan
komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu
yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.
Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal.
Kemudian sepanjang trimester II dan III kebutuhan energi terus meningkat
sampai akhir kehamilan. Energi tambahan selama trimester II diperlukan
untuk pemekaran jaringan ibu seperti penambahan volume darah,
pertumbuhan uterus, dan payudara, serta penumpukan lemak. Selama
trimester III energi tambahan digunakan untuk pertumbuhan janin dan
plasenta.
Karena banyaknya perbedaan kebutuhan energi selama hamil, maka
WHO menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150 Kkal sehari pada trimester
I, 350 Kkal sehari pada trimester II dan III. Di Kanada, penambahan untuk
trimester I sebesar 100 Kkal dan 300 Kkal untuk trimester II dan III.
Sementara di Indonesia berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi
ditentukan angka 285 Kkal perhari selama kehamilan. Angka ini tentunya
tidak termasuk penambahan akibat perubahan temperatur ruangan, kegiatan
fisik, dan pertumbuhan. Patokan ini berlaku bagi mereka yang tidak merubah
kegiatan fisik selama hamil.
Dengan demikian makanan ibu hamil harus cukup bergizi agar janin
yang dikandungnya memperoleh makanan bergizi cukup, untuk alur
terhambatnya pertumbuhan dari aspek gizi ibu. Perlu diperhatikan secara
khusus adalah pertumbuhan janin dalam daerah pertumbuhan lambat dan
daerah pertumbuhan cepat. Daerah pertumbuhan lambat terjadi sebelum umur
kehamilan 14 minggu. Setelah itu pertumbuhan agak cepat, dan bertambah
cepat sampai umur kehamilan 34 minggu. Kebutuhan zat gizi ini diperoleh
janin dari simpanan ibu pada masa anabolik, dan dari makanan ibu setiap hari
selama hamil. Makanan ibu selama hamil dan keadaan gizi ibu pada waktu
hamil berhubungan erat dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Apabila
makanan yang dikonsumsi ibu kurang dan keadaan gizi ibu jelek maka besar
kemungkinan bayi lahir dengan BBLR. Konsekuensinya adalah bahwa bayi
yang lahir kemungkinan meninggal 17 kali lebih tinggi dibanding bayi lahir
normal.

Pengertian Kurang Energi Kronis ( KEK )


Menurut Depkes RI (2002) dalam Program Perbaikan Gizi Makro
menyatakan bahwa Kurang Energi Kronis merupakan keadaan dimana ibu
penderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang
mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. KEK dapat terjadi
pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil (bumil).
KEK adalah penyebabnya dari ketidakseimbangan antara asupan
untuk pemenuhan kebutuhan dan pengeluaran energi (Departemen Gizi dan
Kesmas FKMUI, 2007).
Istilah KEK atau kurang energi kronik merupakan istilah lain dari
Kurang Energi Protein (KEP) yang diperuntukkan untuk wanita yang kurus
dan lemak akibat kurang energi yang kronis. Definisi ini diperkenalkan oleh
World Health Organization (WHO).
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana remaja
putri/wanita mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang
berlangsung lama atau menahun. Risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK)
adalah keadaan dimana remaja putri/wanita mempunyai kecenderungan
menderita KEK. Seseorang dikatakan menderita risiko KEK bilamana LILA
<23,5 cm.

2.2 Penilaian Status Gizi Ibu Hamil


Sehingga perlu dipertahankan status gizi yang baik dan seimbang selama hamil,
untuk menjaga kesehatan maka ibu harus menciptakan pola makan sehat dimana
makanan yang dikonsumsi memiliki jumlah kalori dan zat-zat gizi sesuai dengan
kebutuhan (Krisnatuti Diah, 2000 : 30).

A. Penilaian status gizi ibu hamil

Cara penilaian status gizi dibagi dua yaitu :

a. Penilaian status gizi secara langsung :


Penilaian status gizi ini dibagi empat macam penilaian, yaitu :
1) Antropometri adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi
(Supariasa I, 2001 : 19).
Kelebihan pengukuran antropometri
• Relatif murah.
• Cepat, sehingga dapat dilakukan pada populasi yang besar.
• Objektif.
• Gradebel, dapat dirangking apakah ringan, sedang atau berat.
• Tidak menimbulkan rasa sakit pada responden.

Keterbatasan pengukuran antropometri


• Membutuhkan data referensi yang relevan.
• Kesalahan yang muncul seperti kesalahan pada peralatan (belum
dikalibrasi), kesalahan pada observer (kesalahan pengukuran, pembacaan,
pencatatan).
• Hanya mendapatkan data pertumbuhan obesitas, malnutrisi karena kurang
energi dan protein, tidak dapat memperoleh informasi karena defisiensi zat gizi
mikro. (FKM UI, 2007 : 265).

Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur


beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara
lain: umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar
dada, lingkar pinggul dan tebal lemak di bawah kulit.
Metode penilaian yang digunakan untuk memantau status gizi ibu hamil adalah
dengan cara metode pengukuran langsung (antropometri) yaitu pengukuran
Lingkar Lengan Atas (LILA), metode ini digunakan untuk mendeteksi adanya
Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Wanita Usia Subur (WUS) (Supariasa I,
2001 : 48).

Ambang batas LILA WUS dengan risiko KEK apabila LILA kurang dari 23,5 cm,
artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan
BBLR (Supariasa I, 2001 : 82).
Lingkaran Lengan Atas (LILA) mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak
dan otot yang tidak berpengaruh banyak oleh cairan tubuh. Pengukuran ini
berguna untuk skrining malnutrisi protein yang biasanya digunakan oleh DepKes
untuk mendeteksi ibu hamil dengan resiko melahirkan BBLR bila LILA < 23,5
cm (Wirjatmadi B, 2007 : 4).
Ambang batas LILA WUS adalah 23,5 cm. Bila hasil pengukuran kurang dari
23,5 cm berarti risiko KEK. Bila lebih dari sama dengan 23,5 cm berarti tidak
berisiko KEK.
Cara pengukuran LLA :
Ada 7 urutan pengukuran LLA, yaitu :
(1) Tetapkan posisi bahu dan siku.
(2) Letakkan pita antara bahu dan siku.
(3) Tentukan titik tengah lengan.
(4) Lingkar pita pada tengah lengan.
(5) Pita jangan terlalu dekat.
(6) Pita jangan terlalu longgar.
(7) Cara pembacaan skala yang benar. (Supariasa I, 2001 : 49).

Hal-hal yang harus diperhatikan :


(1) Dalam menetapkan posisi bahu dan siku, siku ditekuk
membentuk sudut 900.
(2) Pengukuran dilakukan dibagian tengah antara bahu dan
siku lengan kiri.
(3) Lengan harus dalam posisi bebas baju dan otot lengan
dalam keadaan tidak tegang atau kendor.
(4) Alat pengukuran dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat
lipat, sehingga permukaannya sudah tidak rata. (Supariasa I, 2001 : 49).

2) Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang didasarkan atas perubahan-perubahan
yang terjadi dihubungkan dengan ketidak cukupan zat gizi. Dapat dilihat dari
jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut, mukosa oral.
3) Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang uji
secara laboratorium dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.
4) Biofisik
Adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi
(khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dan jaringan. (Supariasa I,
2001 : 19-20).

b. Penilaian status gizi secara tidak langsung :


1) Survei konsumsi makanan
Adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah
dan jenis gizi yang dikonsumsi.

2) Statistik vital
Pengukuran dengan menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka
kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab
tertentu yang berhubungan dengan gizi.

3) Faktor ekologik
Mengatakan bahwa jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan
ekologi seperti iklim dan lain-lain (Supariasa I, 2001 : 20-21).

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian KEK pada Ibu Hamil

• Faktor Sosial Ekonomi


Faktor sosial ekonomi ini terdiri dari:
• Pendapatan Keluarga
Tingkat pendapatan dapat menentukan pola makanan. Orang dengan tingkat
ekonomi rendah biasanya akan membelanjakan sebagian besar pendapatan untuk
makan, sedangkan dengan tingkat ekonomi tinggi akan berkurang belanja untuk
makanan.
Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan kualitas dan kuantitas
hidangan. Semakin banyak mempunyai uang berarti semakin baik makanan yang
diperoleh, dengan kata lain semakin tinggi penghasilan, semakin besar pula
persentase dari penghasilan tersebut untuk membeli buah, sayuran dan beberapa
jenis makanan lainnya

• Pendidikan Ibu
Latar belakang pendidikan seseorang merupakan salah satu unsur penting yang
dapat mempengaruhi keadaan gizinya karena dengan tingkat pendidikan tinggi
diharapkan pengetahuan / informasi tentang gizi yang dimiliki menjadi lebih baik.

• Faktor Biologis
Faktor biologis ini diantaranya terdiri dari :

• Usia Ibu Hamil


Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua mengakibatkan kualitas
janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu (Baliwati, 2004:
3). Karena pada ibu yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun) dapat terjadi
kompetisi makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa
pertumbuhan dan adanya perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan
(Soetjiningsih, 1995: 96). Sehingga usia yang paling baik adalah lebih dari 20
tahun dan kurang dari 35 tahun, sehingga diharapkan status gizi ibu hamil akan
lebih baik.

• Jarak Kehamilan
Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2 tahun.
Penelitian menunjukkan bahwa apabila keluarga dapat mengatur jarak antara
kelahiran anaknya lebih dari 2 tahun maka anak akan memiliki probabilitas hidup
lebih tinggi dan kondisi anaknya lebih sehat dibanding anak dengan jarak
kelahiran dibawah 2 tahun. (Aguswilopo, 2004 : 5).
Jarak melahirkan yang terlalu dekat akan menyebabkan kualitas janin/anak yang
rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak memperoleh kesempatan
untuk memperbaiki tubuhnya sendiri (ibu memerlukan energi yang cukup untuk
memulihkan keadaan setelah melahirkan anaknya). Dengan mengandung kembali
maka akan menimbulkan masalah gizi ibu dan janin/bayi berikut yang dikandung.
(Baliwati, 2004 : 3).
• Paritas
Paritas adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup
(viable). (Mochtar, 1998). Paritas diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Primipara adalah seorang wanita yang telah pernah melahirkan satu kali
dengan janin yang telah mencapai batas viabilitas, tanpa mengingat janinnya
hidup atau mati pada waktu lahir.
2. Multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami dua atau lebih
kehamilan yang berakhir pada saat janin telah mencapai batas viabilitas.
3. Grande multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami lima atau
lebih kehamilan yang berakhir pada saat janin telah mencapai batas viabilitas.

Kehamilan dengan jarak pendek dengan kehamilan sebelumnya kurang dari 2


tahun / kehamilan yang terlalu sering dapat menyebabkan gizi kurang karena
dapat menguras cadangan zat gizi tubuh serta organ reproduksi belum kembali
sempurna seperti sebelum masa kehamilan (Departemen Gizi dan Kesmas
FKMUI, 2007).

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan penelitian survey
deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif adalah suatu penelitian yang
dilakukan dengan tujuan umum untuk membuat gambaran antara deskripsi
tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2005). Penelitian deskriptif
adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan
gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif.
Survay adalah suatu cara penelitian deskriptif yang dilakukan terhadap
sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu tertentu.
Tujuan Survey adalah Untuk membuat penilaian terhadap suatu kondisi dan
penyelenggaraan suatu program di masa sekarang dan hasilnya digunakan untuk
menyusun perencanaan perbaikan program tersebut.
Pengumpulan data dalam survey deskriptif ini dilakukan melalui yaitu,
wawancara langsung. Wawancara langsung merupakan cara yang cukup efektif,
sebab data akan diperoleh secara lengkap, pertanyaan, pertanyaan yang kurang
jelas atau meragukan dapat dijelaskan dan hasilnya dapat diperoleh saat itu juga.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Posyandu Kenanga, Posyandu Wekoila, Posyandu
Paedai Puncak, Posyandu Asoka Putih,dan Posyandu IAD wilayah kerja
Puskesmas Perumnas.
Penelitian ini di lakukan mulai tanggal 6 Desember 2012 -18 Desember 2012

3.3. Populasi Penelitian


1. Populasi target :
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi target adalah ibu hamil yang datang di
Posyandu Wilayah Kerja Kota Kendari.
2. Populasi studi :
Pada penelitian ini populasi studi adalah semua ibu hamil yang ditemukan datang
di Posyandu Wilayah Kerja Kota Kendari.
3. Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah semua ibu hamil yang bersedia menjadi sampel dan
memberikan informasi berisi keterangan dan data penting yang dibutuhkan dalam
penelitian ini.
4. Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling, yaitu didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh
peneliti sendiri, berdasarkan ciri-ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui
sebelumnya (Notoatmodjo, 2005).
a.Besar Sampel
Berdasarkan pertimbangan dari dosen pembimbing, maka jumlah sampel
ditentukan sebanyak 30 orang. Pemilihan sampel berdasarkan pendekatan simple
random sampling atau pemilihan sampel dilakukan dengan cara acak sampai
didapatkan jumlah sampel sebanyak 30 orang.

b.Teknik Sampling
Sampel dalam penelitian ini yang ditentukan, yaitu :
1.Ibu Hamil di Kota Kendari, yang melakukan pemeriksaan kehamilan,
berdomisili diwilayah penelitian, memiliki buku pemeriksaan ibu hamil.
2. Bersedia untuk menjadi responden penelitian.

3.4. Jenis Data dan Tekhnik Pengumpulan Data

1. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang meliputi identitas
responden, data pemeriksaan LILA sebagai indicator KEK, data pola konsumsi
ibu hamil yang didapatkan melalui wawancara pada saat Posyandu.

• Tekhnik Pengumpulan Data


Sebelum melakukan wawancara, responden diberi penjelasan tentang tujuan,
manfaat penelitian ini dan kesediaan calon responden untuk menjadi responden.
Seluruh responden dalam penelitian ini telah menyatakan kesediaannya menjadi
responden yang ditunjukkan dengan persetujuan secara tidak resmi melalui
persetujuan lisan. Setelah responden menyatakan setuju maka segeralah kami
melakukan wawancara.

1. Untuk identitas responden caranya dari hasil wawancara dengan pedoman


kuesioner yang sudah ada.
2. Untuk status gizi dengan pengukuran Lingkar Lengan Atas dengan
menggunakan pita LILA.

3.5 Instrumentasi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Kuisioner pengumpulan data identitas responden
b. Pita LILA
c. Alat Tulis yang mendukung penelitian

3.6. Prosedur Penelitian


1. Tahap persiapan
a. Pelatihan cara pelaksanaan pengukuran baik dengan wawancara maupun
dengan alat ukur.
b. Uji coba alat ukur (pita LILA)
2. Tahap pelaksanaan
a. Pemilihan subjek penelitian yang memenuhi kriteria di beberapa Posyandu
wilayah Kota Kendari.
b. Subjek penelitian yang terpilih kemudian dilakukan pengukuran LILA dan
wawancara
3. Tahap penulisan
Dilaksanakan setelah data terkumpul kemudian dilakukan analisis secara
univariat, bivariat maupun multivariat berdasarkan pengaruh variabel-variabel
yang diteliti.

3.6. Pengolahan Data Dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Tahap pengolahan data :


1. Editing
Setelah data dikumpulkan kemudian dilakukan editing untuk mengecek
kelengkapan data, kesinambungan & keseragaman data sehingga validitas data
dapat terjamin.
2. Coding
Dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan termasuk pemberian skor. Pada
tahap ini dilakukan dengan memberi kode pada variabel dependen yaitu KEK agar
mempermudah dalam pengolahan data.
Tidak KEK : 0, LILA >23,5 cm
KEK : 1, LILA < 23,5 cm
3. Entry data
Memasukkan data dalam program komputer untuk proses analisis data.
4. Cleaning
Data yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan cleaning data (pembersihan
data) yang berarti sebelum data dilakukan pengolahan, data dicek terlebih dahulu
agar tidak terdapat data yang tidak perlu.

5.Tabulasi (Tabulation)
Tabulasi dilakukan dengan memasukkan data ke dalam tabel yang tersedia,
kemudian melakukan pengukuran masing-masing variabel.

2.Analisis Data

Data dianalisis dan diinterpretasikan dengan menggunakan program computer


yaitu Microsoft Excel.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini telah penulis laksanakan pada Bulan Desember 2012 terhadap 30
ibu hamil pada saat Posyandu di wilayah Kota Kendari. Selama proses penelitian,
penulis tidak menemui hambatan berarti sebaliknya banyak faktor pendukung
yang penulis dapatkan selama penelitian, antara lain : proses perijinan yang relatif
cepat dan bantuan dari kader dan bidan selama pengumpulan data.
Setelah data terkumpul, maka penulis melakukan pengolahan data dan hasil
analisa data tersebut akan disajikan sebagai hasil penelitian yang disesuaikan
dengan tujuan khusus dan tujuan umum penelitian.

A. Karakteristik Responden
Dalam penelitian karakteritik responden yang kami data adalah berupa identitas
pribadi seperti nama responden, umur responden, agama responden, suku
responden, pendidikan reponden, pekerjaan keluarga reponden, pendapatan
keluraga responden, dan usia kehamilan responden.
Table 4.1
Distribusi Responden Menurut Umur Pada Posyandu Wilayah Kerja Kota Kendari
Tahun 2012
Umur Frekuensi persentase( %)
< 20 th 11 36,7
20-35 19 63,3
> 35 th 0 0
Total 30 100
Sumber data primer tahun 2012
Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa distribusi responden menurut umur
dengan persentase tertinggi adalah responden dengan umur 20 34 tahun yaitu 19
responden atau sebesar 63,3 % dan jumlah responden dengan persentase terendah
adalah responden dengan umur <20 tahun dengan jumlah 11 responden atau
sebesar 36,7 %.
Table 4.2
Distribusi Responden Menurut Pekerjaan Pada Posyandu Wilayah Kerja Kota
Kendari Tahun 2012
Pekerjaan Frekuensi persentase
IRT 21 70
PNS 2 6.7
Wiraswasta 7 23,3
Total 30 100
Sumber data primer tahun 2012
Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa distribusi responden menurut pekerjaan
dengan persentase tertinggi adalah responden yang bekerja sebagai Ibu Rumah
Tangga yaitu ada 21 responden atau sebesar 70 % ,responden yang bekerja
sebagai wiraswasta yaitu ada 7 responden atau sebesar 23,3%, dan jumlah
responden dengan persentase terendah adalah responden yang bekerja sebagai
PNS yaitu 2 responden atau sebesar 6,7%.
Table 4.3
Distribusi Responden Menurut Pendidikan pada Posyandu Wilayah Kerja Kota
Kendari Tahun 2012
pendidikan Frekuensi persentase ( %)
PT 5 16,6
SMA 12 40
SMP 10 33,4
SD 3 10
Total 30 100
Sumber data primer tahun 2012
Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa distribusi responden menurut pendidikan
dengan persentase tertinggi adalah responden yang memiliki jenjang pendidikan
SMA yaitu ada 12 responden atau sebesar 40 % ,responden yang memiliki jenjang
pendidikan SMP yaitu ada 10 responden atau sebesar 33,4%, responden yang
memeiliki jenjang pendidikan PT yaitu ada 5 responden atau sebesar 16,6 %, dan
jumlah responden dengan persentase terendah adalah responden yang memiliki
jenjang pendidikan SD yaitu 3 responden atau sebesar 10%.

Table 4.4
Distribusi Responden Menurut Pendapatan perbulan Pada Posyandu Wilayah
Kerja Kota Kendari Tahun 2012
Pendapatan frekuensi Persentase
Rp 500.000 - Rp 1.000.000 20 66,6
< Rp 500.000 2 6,7
> Rp 1.000.000 7 23,3
tak menentu 1 3,4
Total 30 100
Sumber data primer tahun 2012
Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa distribusi responden menurut pendidikan
dengan persentase tertinggi adalah responden yang memiliki pendapatan
perbulan sebesar Rp 500.000 - Rp 1.000.00 yaitu ada 20 responden atau sebesar
66,6 % ,responden yang memiliki pendapatan perbulan sebesar > Rp 1.000.000
yaitu ada 7 responden atau sebesar 23,3%, responden yang memiliki pendapatan
perbulan sebesar < Rp 500.000 yaitu ada 2 responden atau sebesar 6,7 %, dan
jumlah responden dengan persentase terendah adalah responden yang memiliki
pendapatan perbulan yang tak menentu yaitu 1responden atau sebesar 3,4%.
Table 4.5
Distribusi Responden Menurut Paritas Pada Posyandu Wilayah Kerja Kota
Kendari Tahun 2012
paritas frekuensi persentase(%)
1x 18 60
2x 10 33,3
3x 2 6,7
Total 30 100
Sumber data primer tahun 2012
Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa distribusi responden menurut paritas
dengan persentase tertinggi adalah responden yang melahirkan 1x yaitu 18
responden atau sebesar 60% ,responden yang melahirkan 2x yaitu 10 responden
atau sebesar 33,3% dan jumlah responden dengan persentase terendah adalah
responden yang melahirkan 3x yaitu ada 2 responden atau sebesar 6,7%.
Table 4.6
Distribusi Responden Menurut Kejadian KEK Pada Posyandu Wilayah Kerja
Kota Kendari Tahun 2012
KEK frekuensi persentase(%)
iya ( <23,5 cm) 6 20
tidak (> 23,5 cm) 24 80
Total 30 100
Sumber data primer tahun 2012
Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa distribusi responden menurut ada
tidaknya kejadian KEK dengan persentase tertinggi adalah responden yang
memiliki LILA >23,5 cm yaitu ada 24 responden atau sebesar 80 % , , dan jumlah
responden dengan persentase terendah adalah responden yang memiliki LILA
<23,5 cm yaitu ada 6 responden atau sebesar 20%
B. Hubungan Antara Karakteristik Responden Dengan KEK
Table 4.7
Distribusi Karakteritik Responden dengan Kejadian KEK Pada Posyandu
Wilayah Kerja Kota Kendari Tahun 2012
Karakteristik Keluarga KEK Normal
TINGKAT PENDIDIKAN n N
SD 0 1
SMP 4 8
SMA 2 10
PT 0 5
TINGKAT PENDAPATAN n n
Rp 500.000 - Rp 1.000.000 4 18
< Rp 500.000 2 0
> Rp 1.000.000 0 6
JENIS PEKERJAAN n n
IRT 4 17
WIRASWASTA 2 5
PNS 0 2
UMUR IBU n n
< 20 th 5 6
20-35 1 18
>35 0 0
PARITAS n n
1x 5 13
2x 1 9
3x 0 2
Sumber data primer tahun 2012

C. Analisis Karakteristik Responden


1. Hubungan Antara Umur dengan KEK
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa distribusi terbesar adalah responden
yang mempunyai umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 19 orang atau 63,3%.
Berdasarkan penelitian tampak bahwa lebih banyak reponden yang mempunyai
umur <20 mengalami KEK yaitu 5 responden dibandingkan dengan reponden
yang mempunyai umur 20-35 yaitu 1 responden.
Selain itu ibu usia kurang dari 20 tahun pada umumnya belum mampu memenuhi
kebutuhan gizinya sendiri, jika pada usia tersebut ibu dalam keadaan hamil,
dikhawatirkan pasokan gizi terutama protein untuk janin juga kurang. Hal ini
sejalan dengan pendapat Soetjiningsih (2003) ibu hamil usia kurang dari 20 sering
melahirkan bayi BBLR yang angka kesakitan dan kematianya tinggi, disamping
itu risiko terhadap ibu juga tinggi (status gizi ibu). Demikian pula dianjurkan
untuk tidak hamil diatas usia 35 tahun, karena risiko terhadap bayi maupun ibu
meningkat. Hal ini sejalan dengan pendapat Soetjiningsih (2003) yang
menyatakan bahwa usia yang paling baik untuk hamil adalah usia antara 20-35
tahun.

Umur dibawah 20 tahunmerupakan umur yang beresiko untuk hamil karenapada


usia ini, rahim dan panggul ibu belum berkembang dengan baik, hingga perlu
diwaspadai kemungkinan mengalami kesulitan persalinan. Sama halnyadengan
umur diatas 35 tahun, pada usia ini kesehatan dan keadaan rahim ibu sudah tidak
sebaik seperti usia antara 20 tahun sampai 35 tahun sebelumnya, hingga perlu
diwaspadai kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi seperti persalinan lama,
perdarahan,dan risiko cacat bawaan (Depkes 1996).
Remaja-remaja yang hamil dianggap rawan dalam segala hal,
termasukpendidikan, kesehatan, social dan gizi. Dari aspek gizi ibu hamil usia
remaja tergolong rawankarena tubuh masih dalam pertumbuhan dan janin yang
dikandungnya membutuhkanmasukan gizi yang tinggi. Tanpa didukung oleh
tingkat pendidikan, pengetahuan gizi, dan social ekonomi yang memadai, ibu
hamil usia remaja akan mudahmengalami malnutrisi (Khomsan 2002)
Senada dengan penelitian Surasih (2005) yang menyatakan ada hubungan yang
signifikan antara usia ibu hamil dengan keadaan KEK pada ibu hamil.
2. Hubungan Antara Pekerjaan dengan KEK
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa distribusi terbesar adalah responden
yang mempunyai pekerjaan sebagai IRT (Ibu Rumah Tangga) yaitu sebanyak 21
orang atau 70%. Berdasarkan penelitian tampak bahwa lebih banyak reponden
yang mempunyai pekerjaan sebagai IRT (Ibu Rumah Tangga) mengalami KEK
yaitu 4 responden dibandingkan dengan wiraswasta yaitu 2 reponden
Ibu hamil yang merupakan mayoritas adalah ibu rumah tangga yang mempunyai
kewajiban merawat anak, mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang tidak ringan.
Terutama pada ibu yang memiliki anak, cenderung tidak memperhatikan
makananya dan terfokus pada anak-anak dan keluarga. Hal ini diperburuk
sebagian besar ibu hamil tidak bekerja sehingga peluang untuk membaca majalah
dan surat kabar yang berisi tentang kesehatan atau pemeliharan kehamilan
semakin kecil, memeriksakkan kehamilannyalebih banyak disuruh ole bidan/
petugas kesehatan daripada kesadaran sendiri. Kondisi tersebut membuat ibu hanil
memiliki masalah kesehatan dan gizi selama kehamilan.
Hal ini sejalan dengan penelitian Surasih (2005) ada hubungan antara pekerjaan
dengan KEK, beban kerja yang berat meningkatkan kebutuhan makanan wanita.
Lamanya waktu bekerja serta peran ganda wanita menciptakan suatu kerentanan
sosial terhadap masalah malnutrisi terutama selama masa reproduksi.

3. Hubungan Antara Pendidikan dengan KEK

Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa distribusi terbesar adalah responden


yang mempunyai tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 12 orang. Tingkat
pendidikan SMA tergolong tingkat pendidikan tinggi, tingkat pendidikan yang
tinggi memungkinkan tingginya pengetahuan ibu hamil tentang asupan gizi dan
kesehatan.
Berdasarkan penelitian tampak pula bahwa lebih banyak responden dengan
tingkat pendidikan rendah yaitu SMP yang mengalami KEK yaitu 4 responden
bila dibandingkan dengan tingkat pendidikan SMA yang lebih sedikit yaitu 2
responden
Hal ini sejalan dengan penelitian Khaidar (2005) menyatakan bahwa tingkat
pendidikan ibu akan mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dan
kesehatan. Pengetahuan tersebut akan mempengaruhi asupan makanan yang
dikonsumsi ibu hamil, asupan ini akan berpengaruh terhadap status gizi ibu hamil.
4. Hubungan Antara Pendapatan dengan KEK

Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa distribusi terbesar adalah responden


yang mempunyai tingkat pendapatan yang berkisar Rp 500.000 - Rp 1.000.000
yaitu 20 responden, tampak pula bahwa lebih banyak reponden dengan
pendapatan tersebut yang mengalami KEK yaitu 4 responden, bila dibandingkan
dengan responden yang penghasilanya < Rp 500.000.
Menurut Suharjo(1989) meningkatnya pendapatan akan memberikan perubahan-
perubahan dalam sususnan makanan. Keluarga dan masyarakatyang
berpendapatan rendah, mempergunakan sebagian besar dari keuangannya untuk
membeli makanan dan bahan makanan. Pendapatan keluarga yang kurang tentu
saja tidak memungkinkankeluarga dapat menyiapkanmakanan yang terbaik bagi
anggota keluarganya. Pendapatan dalam satu keluarga akan mempengaruhi
aktivitas keluarga dalam pemenuhan kebutuhan keluarga.
Perbedaan hasil penelitian dikarenakan pendapatan merupakan salah satu faktor
yang secara tidak langsung akan mempengaruhi KEK, dengan demikian masih
banyak faktor-faktor lainya yang akan mempengaruhi dan jika beberapa faktor
tersebut di atas tidak dikendalikan akan menyebabkan faktor pendapatan ini tidak
memberikan hubungan yang signifikan terhadap KEK.

5. Hubungan Antara Paritas dengan KEK

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa distribusi terbesar adalah responden


yang mempunyai paritas 1x yaitu sebanyak 18 orang atau 60%. Berdasarkan
penelitian tampak bahwa lebih banyak reponden yang mempunyai paritas 1x
mengalami KEK yaitu 5 responden dibandingkan dengan paritas 2x yaitu 1
reponden.
Penelitian Surasih (2005) menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara paritas dengan KEK. ibu hamil yang paritasnya lebih dari 3 kali
mempunyai risiko relatif sama untuk terkena KEK dibandingkan dengan ibu
hamil yang paritasnya kurang dari 3 kali. Memiliki anak lebih dari 4 akan
menambah risiko pada ibu dan janin. Terlebih jika jarak kehamilan kurang dari 2
tahun, maka ibu akan lemah dari kehamilan, kelahiran, menyusui dan merawat
bayinya. Sehingga menyebabkan berbagai masalah seperti anemia, kurang gizi
dan perdarahan(Soetjiningsih, 2003).

BAB V
PENUTUP
• Kesimpulan

• Saran
Perlu dilakukan penyuluhan kepada wanita hamil maupun wanita subur agar
terhindar dari KEK dan dapat menjaga asupan makanan, untuk nmencegah
terjadinya buruknya status gizi ibu hamil dan bayi yang dilahirkan.
DAFTAR PUSTAKA
________,2010. Asupan Gizi Ibu Hamil dan Menyusui.
http://www.wawasandigital.com/index.php?option=com_content HYPERLINK
"http://www.wawasandigital.com/index.php?option=com_content&task=vi"&
HYPERLINK "http://www.wawasandigital.com/index.php?
option=com_content&task=vi"task=view&id=37089&Itemid=32. Last update 21
Februari 2010.

Adriaansz, G. 2008. Asuhan Antenatal. Disediakan di alamat


http://www.pkmionline.com. Diakses tanggal: 24 desember 2012.

Almatsier, S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :Rineka


Cipta.

Arisman. 2004.Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC


As’ad, S. 2002. Gizi Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Proyek Peningkatan
Penelitian Pendidikan Tinggi

Chandra. 2008. Metode Penelitian Kesehatan.Jakarta : EGC

Chinue, C. 2009. Kekurangan Energi Kronik (KEK).


http://chinue.wordpress.com/2009/03/14/makalah-KEK. Diakses pada tanggal 24
desember 012.
lxiii

UGM/RSUP DR.Sardjito Laboratorium Penelitian Kesehatan Dan Gizi


Masyarakat (LPKGM) FK UGM.

Depkes RI, 2001. Catatan tentang Perkembangan dalam Praktek Kebidanan.


Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.10.
Depkes RI.2003.Kebijakan Gizi makro.Disediakan di
alamathttp://www.gizi.net.depkes.kebijakan-gizi-makro. diakses tanggal 26
Desember 2012

Hidayat, AA. 2007.Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data.


Jakarta : Salemba Medika

Khomsan, A. 2009. Menyusun Menu Ibu Hamil. Disediakan di


alamathttp://www.kulinologi-gizi.htm.diakses tanggal 10 februari 2010.

Krisnatuti, D. 2003. Menu sehat Untuk Ibu Hamil dan Menyusui. Jakarta : Puspa
Swara, Anggota IKAPI

Khaidar.2005. Hubungan kekurangan Energi Kronik Pada Ibu Hamil


DenganBerat Badan Lahir Bayi Di Wilayah Puskesmas Seyegan
KecamatanSeyegan Kabupaten Sleman Yogyakarta. Yogyakarta : FK UGM
Manuaba I. B. G, 1998. Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan
KeluargaBerencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: 1998. 155, 175.

Notoatmodjo S, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. 2003.Konsep Dan Penerapan Metode Pendidikan Ilmu Keperawatan


Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan.

Pramitha. 2009. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Dan Menyusui. Disediakan di amalat
http://www.pramitha.co.id.htm

Riskesdas. 2008.Laporan Provinsi Jawa Tengah(2007), Badan Penelitian dan


Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia Desember
2008
Saparita, R. 1999.Model Regresi Logistik Untuk Respon Kualitatif, Buletin
IPT.No5.Vol IV. Puslitbang Fisika Terapan LIPI Bandung.

Sarisilawan. 2009. Analisis Determinan Perilaku Terhadap Status Gizi Ibu Hamil
di Indonesia. http://www.jkpkbppk-gdl-res-2009-sarisilawan-3148.Diakses pada
tanggal 24 desember 2012
Tim Field Lab FK UNS dan UPTD Puskesmas Sibela Surakarta. 2009.
BukuPanduan Ketrampilan Pemantauan Status Gizi Balita Dan Ibu Hamil.
TimField Lab FK UNS

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisiketiga. Jakarta: Balai Pustaka. 854-5.

Anda mungkin juga menyukai