PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan lain-lain. Dalam hal sarana kesehatan diusahakan dapat merata keseluruh
yang ada di tiap-tiap desa. Tetapi sarana-sarana tersebut belum cukup untuk
sekaligus tantangan bagi rumah sakit. Tantangan ini memaksa rumah sakit
kemampuan sumber daya manusia sebagai aset utama rumah sakit dalam
1
2
13.664 orang.
Jumlah perawat PNS dan non PNS di Kabupaten Barru tercatat sebanyak
594 orang perawat, sedangkan jumlah perawat di RSUD Barru sebanyak 241
keseluruhan dari derajat rasa suka atau tidak sukanya pekerja atau karyawan
Kepuasan kerja menjadi masalah yang cukup menarik dan penting, karena
besar manfaatnya bagi kepentingan individu, rumah sakit dan masyarakat. Bagi
rumah sakit, penelitian mengenai kepuasan kerja dilakukan dalam rangka usaha
karyawan, selanjutnya masyarakat tentu akan menikmati hasil dari produk atau
yang positif antara kepuasan dan produktifitas kerja dari perawat. Kepuasan kerja
kerja akan berpengaruh pada produktifitas dan prestasi kerja perawat akan
dimiliki oleh setiap tenaga perawat dapat dijadikan indikator pelayanan kesehatan
yang bermutu disebuah institusi pelayanan. Dalam hal ini menjadi acuan bagi
menilai kinerja seseorang tetapi tanpa dukungan oleh suatu kemampuan dan
motivasi, maka tugas tidak akan dapat terselesaikan. Jika seseorang telah
terhadap hasil yang dicapai dari usahanya dan tantangan selama proses
suatu penghargaan yang dicapai, baik berupa fisik maupun psikis dan peningkatan
kepuasan kerja perawat di Ruang Rawat Bedah RSUD Barru Kabupaten Barru
Tahun 2019”.
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
perawat di ruang rawat bedah RSUD Barru Kabupaten Barru Tahun 2019.
2. Tujuan Khusus
kerja perawat di ruang rawat bedah RSUD Barru Kabupaten Barru Tahun
2019.
perawat di ruang rawat bedah RSUD Barru Kabupaten Barru Tahun 2019.
perawat di ruang rawat bedah RSUD Barru Kabupaten Barru Tahun 2019.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
2. Manfaat Institusi
3. Manfaat Praktis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
primer, yang meliputi rujukan kasus, spesimen dan ilmu pengetahuan. Pelayanan
kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
gawat darurat.
harus memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas. Manajemen rumah sakit
7
kemampuan teknologi dan sarana yang disediakan rumah sakit (Wijono, 1999)
keterampilan dalam berbagai bidang. Pada waktu lampau peran perawat ini
fungsi perawatan spesifik, namun hal ini telah berubah, peran perawat menjadi
keputusan klinik dan etika, pelindung dan advokat bagi klien, manajer kasus,
1. Pemberi perawatan
klien sebagai manusia dan secara hukum, serta membantu klien dalam
4. Manajer kasus
kesehatan lain, misalnya ahli gizi dan ahli terapi fisik, ketika mengatur
Potter 2005).
5. Rehabilitator
ketidakberdayaan lainnya.
6. Pemberi kenyamanan
7. Komunikator
yang lain.
8. Penyuluh
9. Peran karier
penting dalam pekerjaan. Karyawan yang puas lebih menyukai situasi kerjanya
untuk masa depan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat dua unsur
kebutuhan dasar.
dari kepuasan kerja (dari setiap aspek pekerjaan) dikalikan dengan derajat
pentingnya aspek pekerjaan bagi individu. Menurut Locke seorang individu akan
merasa puas atau tidak puas terhadap pekerjaannya merupakan sesuatu yang
1. Pengertian
a. Howell dan Dipboye (1986): hasil keseluruhan dari derajat rasa suka dan
pengorbanan.
penyesuaian diri yang sehat dari para karyawan terhadap kondisi dan situasi
kerja, termasuk di dalamnya upah , kondisi sosial, kondisi fisik dan kondisi
jumlah dari kepuasan kerja dari setiap aspek pekerjaan dikalikan dengan
dari pekerjaan adalah aspek peluang untuk maju lebih penting dari aspek
2008).
karyawan yang suka menikmati waktu luang setelah bekerja akan merasa
Kepuasan kerja dijelaskan lebih lanjut dalam Surah At-Taubah ayat 105:
b. Equity Theory
13
mendukung pekerjaannya.
2) Hasil, yaitu sesuatu yang dinilai berharga oleh seorang pekerja yang
3) Orang bandingan
input pribadi
perusahaan.
keadilan dari Adams, menurut model Lawler orang akan puas dengan
bidang tertentu dari pekerjaan mereka jika jumlah dari bidang mereka
dengan jumlah yang mereka persepsikan dari yang secara aktual mereka
2002).
Menurut Locke dalam Christian Dion (2009) banyak faktor yang telah
Diantaranya adalah gaji, kondisi kerja dan hubungan kerja (rekan dan
Ada satu unsur yang dapat dijumpai pada ciri-ciri intrinsik dari
kecakapan yang tinggi daripada yang dimiliki tenaga kerja, atau tuntutan
pribadi yang tidak dapat terpenuhi tenaga kerja akan menimbulkan frustasi
kerja:
16
a. Kedudukan
b. Pangkat Kerja
c. Masalah Umur
e. Mutu Pengawasan
b. Faktor-faktor Individual
c. Faktor-faktor luar
b. Keamanan kerja
Faktor ini disebut sebagai penunjang kepuasan kerja, baik bagi karyawan.
kerja.
d. Gaji
17
karena gaji atau upah berbentuk uang dapat memenuhi kebutuhan sehari-
hari. Upah sebagai balas jasa atas prestasi kerja, harus dapat memenuhi
Yang penting ialah sejauh mana gaji yang diterima dirasakan adil. Jika
2009).
e. Komunikasi
banyak dipakai alasan untuk menyukai jabatannya. Dalam hal ini adanya
yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa
Potter dan Perry (2005), komunikasi terjadi pada tiga tingkatan yaitu
interaksi yang terjadi antara sedikitnya dua orang atau dalam kelompok
f. Kondisi kerja
karyawan lebih menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak berbahaya atau
Karyawan yang bekerja dalam ruangan yang sempit, panas dan cahaya
19
lampu yang menyilaukan mata akan menjadi enggan untuk bekerja dan
g. Pengawasan (Supervisi)
sebagai faktor yang menunjang puas atau tidak puas dalam kerja.
j. Fasilitas
20
a. Produktivitas
b. Ketidakhadiran (Absenteisme)
yang bersangkutan.
d. Kesehatan
fungsi fisik dan mental dan kepuasan sendiri merupakan tanda dari
kesehatan.
Salah satu temuan yang penting dari kajian yang dilakukan oleh
tidak jelas. Diduga bahwa kepuasan kerja menunjang tingkat dari fungsi
fisik dan mental dan kepuasan sendiri merupakan tanda dari kesehatan.
e. Agresi
tindakan kesalahan.
2007).
BAB III
KERANGKA KONSEP
Rumah Sakit. Rumah sakit umum adalah sarana kesehatan yang memberikan
rumah sakit, pasien mengharapkan pelayanan yang siap, cepat, tanggap dan
24
Secara umum pelayanan rumah sakit terdiri dari pelayanan rawat inap
dan pelayanan rawat jalan. Pelayanan rawat inap merupakan pelayanan dimana
diagnosis terapi, rehabilitasi medik atau pelayanan medik lainnya. Secara umum
pelayanan rawat inap rumah sakit dibagi menjadi beberapa ruang kelas
diantaranya VIP, kelas 1, kelas II dan kelas III, serta dibedakan beberapa ruang
atau bangsal.
Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan
sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Hal ini disebabkan adanya perbedaan pada
sesuai dengan keinginan individu tersebut, maka semakin tinggi tingkat kepuasan
semakin meningkat.
dari pekerjaan, kondisi kerja, aspek sosial dalam pekerjaan, komunikasi, dan
fasilitas. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yang terdiri dari kesempatan untuk
dan fasilitas.
Keamanan
Kerja
Kesejahteraan Kepuasan
Kerja
26
Fasilitas
Keterangan:
: variabel indipenden
Kepuasan
Kerja : variabel dependen
: ada hubungan
1. Definisi Operasional
a. Kepuasan Kerja
15 × 1 = 15
15 × 0 = 0
Kategori (K) :2
Kriteria objektif :
b. Keamanan kerja
Keamanan kerja adalah keadaan dimana perawat dapat merasa aman dan
bekerja.
15 × 1 = 15
15 × 0 = 0
Kategori (K) :2
Kriteria objektif :
c. Kesejahteraan
Kesejahteraan adalah sejumlah uang yang diterima oleh perawat selama satu
bulan bekerja.
15 × 1 = 15
15 × 0 = 0
28
Kategori (K) :2
Kriteria objektif :
d. Fasilitas
15 × 1 = 15
15 × 0 = 0
Kategori (K) :2
Kriteria objektif :
2. Kriteria Obyektif
dari 50%.
dari 50%.
dari 50%.
dari 50%.
D. Hipotesis Penelitian
perawat di ruang rawat bedah RSUD Barru Kabupaten Barru Tahun 2019.
perawat di ruang rawat bedah RSUD Barru Kabupaten Barru Tahun 2019.
30
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
hubungan antar variabel dalam suatu populasi. Dengan desain penelitian Cross
variabel independent dan dependen hanya satu kali pada satu saat, pada jenis ini,
independent dan dependent dinilai secara stimulan pada suatu saat, jadi tindak
fasilitas terhadap kinerja perawat pelaksana di ruang rawat bedah RSUD Barru.
1. Lokasi
2. Waktu :
Februari 2020.
1. Populasi
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat di ruang rawat
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah perawat yang bertugas di ruang rawat
Kabupaten Barru.
32
D. Instrumen Penelitian
pendapatnya tentang pernyataan itu (setuju atau tidak setuju). Skala pengukuran
dengan tipe ini akan didapat jawab yang jelas (tegas) dan konsisten. (Widoyoko,
2012).
E. Pengumpulan Data
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber
Kabupaten Barru.
2. Data sekunder
diperoleh dari pihak lain. Dalam hal ini peneliti mengambil dari literatur-
literatur yang ada di buku atau dokumentasi yang dimiliki RSUD Barru
Kabupaten Barru.
1. Pengolahan Data
sebagai berikut:
33
a) Editing
b) Koding
c) Tabulasi data
statistik yaitu mengetahui proporsi, standar validasi, serta mean dan median,
2. Analisa Data
a) Analisa Univariat
b) Analisa Bivariat
Rumus :
BAB V
A. Hasil Penelitian
rawwat inap RSUD Barru Kab. Barru pada tanggal 31 Januari 2020 sampai
tanggal 28 Februari 2020. Dalam penelitian ini diperoleh data tentang faktor-
RSUD Barru Kab. Barru. Dengan menggunkan desain penelitian Cross Sectional
sebanyak 40 orang perawat yang terdaftar di ruang rawat bedah RSUD Barru
35
komputer program SPSS versi 21, kemudian data yang diperoleh dari hasil
penelitian ini disusun dalam bentuk tabel distribusi dan tabel hasil regresi linear
1. Analisis Univariat
perawat di ruang rawat inap RSUD Barru masih dalam usia produktif.
Tabel 1
Distribusi Perawat Pelaksana Berdasarkan Usia
di Ruang Rawat Inap RSUD Barru Kab. Barru
Tahun 2019
Total 40 100
Sumber : Data Primer
Tabel 2
Distribusi Perawat Pelaksana Berdasarkan Jenis Kelamin
di Ruang Rawat Inap RSUD Barru Kab. Barru
Tahun 2019
Tabel 3
Distribusi Perawat Pelaksana Berdasarkan Pendidikan Terakhir
di Ruang Rawat Inap RSUD Barru Kab. Barru
Tahun 2019
Tabel 4
Distribusi Perawat Pelaksana Berdasarkan Status Pekerjaan
di Ruang Rawat Inap RSUD Barru Kab. Barru
Tahun 2019
yang belum menikah. Hal ini dapat di lihat pada tabel berikut:
Tabel 5
Distribusi Perawat Pelaksana Berdasarkan Status Pernikahan
di Ruang Rawat Inap RSUD Barru Kab. Barru
Tahun 2019
38
Tabel 6
Distribusi Perawat Pelaksana Berdasarkan Kepuasan Kerja
di Ruang Rawat Inap RSUD Barru Kab. Barru
Tahun 2019
keamanan kerja yang kurang baik sebesar 57,50%. Jadi sebagian besar
aman bekerja ditempatnya. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 7
39
pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD Barru sudah merasa puas terhadap
kesejahteraan yang diterima. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 8
Distribusi Perawat Pelaksana Berdasarkan Kesejahteraan
di Ruang Rawat Inap RSUD Barru Kab. Barru
Tahun 2019
Rawat Inap RSUD Barru sudah merasa bahwa fasilitas yang ada sudah
Tabel 9
Distribusi Perawat Pelaksana Berdasarkan Fasilitas
di Ruang Rawat Inap RSUD Barru Kab. Barru
Tahun 2019
Hal ini berarti ada hubungan antara keamanan kerja dengan kepuasan
kerja di Ruang Rawat Bedah RSUD Barru Kab. Barru. Hal ini dapat
Tabel 10
Hasil Analisis Regresi Linear
Kepuasan Kerja terhadap Keamanan Kerja
Hal ini berarti ada hubungan antara kesejahteraan dengan kepuasan kerja
di Ruang Rawat Inap RSUD Barru. Hal ini dapat dilihat pada tabel
berikut:
41
Tabel 11
Hasil Analisis Regresi Linear
Kepuasan Kerja terhadap Kesejahteraan
Rawat Inap RSUD Barru. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 12
Hasil Analisis Regresi Linear
Kepuasan Kerja terhadap Fasilitas
B. Pembahasan
perawat pelaksana di ruang rawat bedah RSUD Barru. Penelitian ini bertujuan
ruang rawat bedah RSUD Barru tahun 2019. Setelah itu dilakukan
pengolahan data dan analisis data maka akan dibahas sebagai berikut:
42
menikah.
1. Keamanan kerja
sedangkan perawat yang merasa keamanan kerja yang kurang baik sebesar
23 orang (57,50%).
Hasil uji statistik dengan Uji Regresi Linear diperoleh nilai α= 0,036
(α<0,05), Ha diterima. Hal ini berarti ada hubungan antara keamanan kerja
bekerja. Namun meskipun lingkungan kerja aman, namun hal ini tidak
eksternal perusahaan.
2. Kesejahteraan
44
Gaji lebih banyak menyebabkan kepuasan kerja karena gaji atau upah
merupakan dorongan utama untuk bekerja, karena gaji atau upah berbentuk
Hasil uji statistik dengan Uji Regresi Linear diperoleh nilai α= 0,001
yang telah dilakukan, selain itu juga berperan sebagai alat pemuas
Herti serta Lowery dan Thomson. Kepuasan kerja tergantung dari tingkat
45
merarasa puas dengan gaji yang diterima, dan dan 13,7 % karyawan yang
3. Fasilitas
Hasil uji statistik dengan Uji Regresi Linear diperoleh nilai α= 0,035
(α<0,05), Ha diterima. Hal ini berarti ada hubungan antara Fasilitas dengan
kepuasan kerja.
46
yang baik. Menurut Suad Husnan (2002), “Fasilitas kerja merupakan suatu
tersebut sebagai alat atau sarana dan prasarana untuk membantu karyawan
lebih produktif.
hasil yang diharapkan oleh perusahaan. Fasilitas kerja dapat dilihat dari
Dengan adanya rasa nyaman dan semangat kerja tersebut dapat diartikan
dan fasilitas mempengaruhi kepuasan kerja. Dan dari hasil uji statistic dengan
mereka seperti sandang, pangan dan papan. Bagi mayoritas karyawan, uang
masih tetap merupakan motivator kuat bahkan paling kuat. Dari hasil analisis
karyawan.
tinggi kepuasan karyawan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Herti
serta Lowery dan Thomson. Kepuasan kerja tergantung dari tingkat perolehan
Apabila perawat merasa sejahtera terhadap insentif yang diberikan oleh pihak
rumah sakit maka harapan perawat terpenuhi sehingga hal ini akan
jumlah absolute dari gaji yang diterima, derajat sejauh mana gaji memenuhi
Jumlah gaji yang diperoleh dapat secara nyata mewakili kebebasan untuk
C. Keterbatasan Penelitian
penelitian ini.
49
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
dengan Kepuasan kerja di ruang rawat bedah RSUD Barru tahun 2019 maka
yang merasa keamanan kerjanya kurang baik lebih banyak dibanding yang
B. Saran
3. Bagi institusi pendidikan agar hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi
DAFTAR PUSTAKA
As’ad, Moh. 2004. Seri Ilmu Sumber Daya Manusia Psikologi Industri. Yogyakarta :
Penerbit Liberty.
_________, Manajemen Sumber Daya Manusia edisi revisi, Jakarta: Bumi Aksara.
Ilyas, Yaslis. 2001. Kinerja (Teori, Penilaian dan Penelitian), Jakarta: Bumi Aksara.
.
Istijanto. 2008. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Lawler, E.E and Porter , LW. “Predicting Manager’s Pay and Their Satisfication
with Their Pay.” Dalam Yudi Nur Hidayanto. “Beberapa Faktor Yang
Berhubungan Dengan kepuasan kerja perawat di Rumah sakit umum
Ambarawa.” Semarang: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
52
Martono, Nur. 2007. Menelusuri Jejak Dunia Keperawatan dalam Sejarah Islam
(Mengenal lebih dekat : Rufaidah binti Sa'ad) http://www.uai.ac.id
Tanggal 20 februari 2010 (18:30)
Perry, Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan “Konsep, Proses dan
Praktik”, Volume 1, Edisi 4. Jakarta:EGC.