Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK)

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi,
Balita dan Anak PraSekolah

Dosen Pengampu : Suci Utami, S.SiT, M.Kes

Disusun

Oleh Kelompok 1

1. Ati Cahyati : 200113004


2. Bunga Wulandari : 200113005
3. Novita : 200113019
4. Rosi Kartika Sari : 200113023

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BREBES
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,

Taufik,Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk

maupun isinya yang sangat sederhana. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul “ASKEB KEHAMILAN PADA NY.D DENGAN KEK

DI PUESKESMAS JATIROKEH” tepat waktu. Makalah ini di susun guna memenuhi tugas

dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan, dosen pengampu Suci Utami, S,SiT, M.Kes

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi

para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga

kedepannya dapat lebih baik.

Kami ucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Ibu Suci Utami selaku dosen mata kuliah

Asuhan Kebidanan Kehamilan tugas yang telah di berikan ini dapat menambah pengetahuan dan

wawasan.

Makalah ini kami akui masih banyak kekuarangan karena pengalaman yang kami miliki

sangat kurang, Oleh karena itu kami harap kepada para pembaca untuk memberikan masukan-

masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Brebes, 7 Januari 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan masalah..................................................................................................
C. Tujuan ...................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................
A. Pengertian KEK.....................................................................................................
B. Etiologi .................................................................................................................
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kekurangan Energi Kronik (KEK).............
D. Gizi ibu pada ibu hami..........................................................................................l
E. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian KEK...................................
BAB III ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN KEK.....................
BAB IV PENUTUP ...........................................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran .......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru suatu periode pertumbuhan.
Kondisi kesehatan di masa lampau sekaligus keadaan kesehatan ibu saat ini merupakan
landasan suatu kehidupan baru (Bobak et al, 2004). Kehamilan menyebabkan meningkatnya
metabolisme energi. Karena itu, kebutuhan energi dan zat gizi lainnya akan meningkat dari
sebelumnya. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin. Pertambahan besarnya organ kandungan, serta perubahan komposisi dan
metabolisme tubuh ibu sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil
dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna (Rahmaniar, 2003).
            Nutrisi merupakan satu dari banyak faktor yang ikut mempengaruhi asil akhir
kehamilan. Status nutrisi dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktorfaktor yang membuat nutrisi
seorang wanita berisiko, seperti kemiskinan, kurang pendidikan, lingkungan yang buruk,
kebiasaan makan yang aneh, dan kondisi kesehatan yang buruk akan terus berpengaruh pada
status gizi dan pertumbuhan serta perkembangan janin. Ibu hamil dengan status gizi buruk
perlu mendapat perawatan khusus (Bobak et al, 2004).
Kekurangan energi kronik (KEK) merupakan kondisi yang disebabkan karena adanya
ketidakseimbangan asupan gizi antara energi dan protein, sehingga zat gizi yang dibutuhkan
tubuh tidak tercukupi. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan
dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, serta komposisi dan
metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil
dapat menyebabkan jnin tumbuh tidak sempurna (Rahmaniar dkk,2011). Ibu hamil yang
menderita KEK dapat dikatakan rawan karena jika kondisi ini berlanjut bisa menyebabkan
resiko dan komplikasi seperti berat badan ibu tidak bertambah secara normal, anemia,
perdarahan dan terkena penyakit infeksi, bayi lahir premature (kurang bulan), bayi stunting,
dan berat badan lahir rendah (BBLR) (Muliarini,2010).
Gizi pada ibu hamil merupakan suatu hal yang penting. Pemenuhan gizi pada wanita
sebelum dan selama kehamilan dapat mempengaruhi pertumbuhan janin. Masalah gizi yang
dapat dialami oleh ibu hamil antara lain Kekurangan Energi Kronik (KEK), anemia, dan
kurang yodium.23 Kurang Energi Kronik merupakan keadaan dimana ibu penderita
kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya
gangguan kesehatan pada ibu. KEK dapat terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu
hamil (bumil). Menurut WHO, Istilah KEK atau kurang energi kronik merupakan istilah lain
dari Kurang Energi Protein (KEP) yang diperuntukkan untuk wanita yang kurus dan kurang
lemak akibat kurang energi yang kronik. Risiko KEK pada ibu hamil dapat diindikasikan
dengan salah satu atau beberapa ciri berikut : Indeks Massa Tubuh (IMT) sebelum hamil <
18,5 kg/m2 , lila < 23.5 cm , tinggi badan ibu risiko tinggi < 145 cm.24 Gizi kurang pada ibu
hamil dapat menyebabkan risiko dan komplikasi pada ibu, seperti anemia, perdarahan dan
berat badan ibu tidak bertambah secara normal serta terkena penyakit infeksi. Ibu yang
mengalami KEK akan lebih berisiko melahirkan BBLR.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Asuhan Kebidanan Berkeseninambungan pada ibu hamil pada Ny.D dengan
Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Puskesmas Jatirokeh Kabupaten Brebres ?
2. Apa itu kekurangan energi kronis (KEK)?
3. Apa itu etiologi KEK?
4. Apa itu lingkar lengkar atas?
5. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi kekurangan energi kronik (KEK)?
6. Bagaimana gizi pada ibu hamil?
7. Bagaimana cara penilaian status gizi ibu hamil ?
8. Bagaimana gizi untuk tumbuh kembang janin?
9. Apa Gizi Penting Saat Hamil?
10. Apa faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian KEK?
11. Bagaiman tinjauan kasus dan pembahasan pada pasien KEK?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum Melakukan manajemen asuhan kebidanan berkesinambungan pada Ny.D
dengan KEK di puskesmas JATIROKEH KABUPATEN BREBES
2. Tujuan Khusus
1) Pengertian kekurangan energi kronik (KEK)
2) Pengertian etiologi KEK
3) Pengertian lingkar lengkar atas
4) Faktor-faktor yang mempengaruhi kekurangan energi kronik (KEK)?
5) Pemberian gizi pada ibu hamil
6) Cara penilaian status gizi ibu hamil
7) Pengertian gizi untuk tumbuh kembang janin
8) Kepentingan gizi saat hamil
9) Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian KEK
10) Tinjauan kasus dan pembahasan pada pasien KEK
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kekurangan Energi Kronis (KEK)


Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi. Dimana
keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronik) yang
mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu secara relative atau absolut satu atau
lebih zat gizi (Helena, 2013). Menurut Depkes RI (2002) menyatakan bahwa kurang energi
kronis merupakan keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang berlangsung pada
wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil. Kurang gizi akut disebabkan oleh tidak
mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang baik (dari segi
kandungan gizi) untuk satu periode tertentu untuk mendapatkan tambahan kalori dan protein
(untuk melawan) muntah dan mencret (muntaber) dan infeksi lainnya. Gizi kurang kronik
disebabkan karena tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan
yang baik dalam periode/kurun waktu yang lama untuk mendapatkan kalori dan protein dalam
jumlah yang cukup, atau disebabkan menderita muntaber atau penyakit kronis lainnya.
Kurang Energi Kronis merupakan keadaan dimana ibu menderita kekurangan makanan
yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada
ibu. KEK dapat terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil (bumil). Seseorang
dikatakan menderita risiko KEK bilamana LILA < 23,5 cm (Depkes RI,2012).
KEK merupakan salah satu keadaan malnutrisi atau keadaan patologis akibat kekurangan
secara relatif atau absolut satu atau lebih zat gizi (Supariasa,2013). Istilah KEK atau kurang
energi kronik merupakan istilah lain dan Kurang Energi Protein (KEP) yang diperuntukkan
untuk wanita yang kurus dan lemak akibat kurang energi yang kronis (WHO, 2011). KEK
adalah penyebabnya dari ketidak seimbangan antara asupan untuk pemenuhan kebutuhan dan
pengeluaran energy (Departemen Gizi dan Kesmas FKMUI, 2010). Kekurangan Energi
Kronis (KEK) adalah keadaan dimana remaja putri/wanita mengalami kekurangan gizi (kalori
dan protein) yang berlangsung lama atau menahun.

B. Etiologi
Keadaan KEK terjadi karena tubuh kekurangan satu atau beberapa jenis zat gizi yang
dibutuhkan. Beberapa hal yang dapat menyebabkan tubuh kekurangan zat gizi antara lain:
jumlah zat gizi yang dikonsumsi kurang, mutunya rendah atau keduanya. Zat gizi yang
dikonsumsi juga mungkin gagal untuk diserap dan digunakan untuk tubuh (Helena, 2013).
Akibat KEK saat kehamilan dapat berakibat pada ibu maupun janin yang dikandungnya yaitu
meliputi :
a. Akibat KEK pada ibu hamil yaitu :
1) Terus menerus merasa letih
2) Kesemutan
3) Muka tampak pucat
4) Kesulitan sewaktu melahirkan
5) Air susu yang keluar tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi, sehingga bayi akan
kekurangan air susu ibu pada waktu menyusui.
b. Akibat KEK saat kehamilan terhadap janin yang dikandung antara lain :
1) Keguguran
2) Pertumbuhan janin terganggu hingga bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR)
3) Perkembangan otak janin terlambat, hingga kemungkinan nantinya kecerdasaan anak
kurang, bayi lahir sebelum waktunya (Prematur)
4) Kematian bayi (Helena, 2013).

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kekurangan Energi Kronik (KEK)


Faktor-faktor yang mempengaruhi Kekurangan Energi Kronik (KEK).
Menurut (Djamaliah, 2008) antara lain : jumlah asupan energi, umur, beban kerja ibu hamil,
penyakit/infeksi, pengetahuan ibu tentang gizi dan pendapatan keluarga. Adapun
penjelasannya :
1) Jumlah asupan makanan
Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari pada kebutuhan wanita
yang tidak h0amil. Upaya mencapai gizi masyarakat yang baik atau optimal dimulai
dengan penyedian pangan yang cukup. Penyediaan pangan dalam negeri yaitu : upaya
pertanian dalam menghasilkan bahan makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-
buahan. Pengukuran konsumsi makanan sangat penting untuk mengetahui kenyataan apa
yang dimakan oleh masyarakat dan hal ini dapat berguna untuk mengukur gizi dan
menemukan faktor diet yang menyebabkan malnutrisi.
2) Usia ibu hamil
Semakin muda dan semakin tua umur seseorang ibu yang sedang hamil akan
berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda perlu tambahan gizi
yang banyak karena selain digunakan pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri,
juga harus berbagi dengan janin yang sedang dikandung. Sedangkan untuk umur tua perlu
energi yang besar juga karena fungsi organ yang melemah dan diharuskan untuk bekerja
maksimal, maka memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan
yang sedang berlangsung. Sehingga usia yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun dan
kurang dari 35 tahun, dengan diharapkan gizi ibu hamil akan lebih baik.
3) Beban kerja/Aktifitas
Aktifitas dan gerakan seseorang berbeda-beda, seorang dengan gerak yang
otomatis memerlukan energi yang lebih besar dari pada mereka yang hanya duduk diam
saja. Setiap aktifitas memerlukan energi, maka apabila semakin banyak aktifitas yang
dilakukan, energi yang dibutuhkan juga semakin banyak. Namun pada seorang ibu hamil
kebutuhan zat gizi berbeda karena zat-zat gizi yang dikonsumsi selain untuk aktifitas/
kerja zat-zat gizi juga digunakan untuk perkembangan janin yang ada dikandungan ibu
hamil tersebut. Kebutuhan energi rata-rata pada saat hamil dapat ditentukan sebesar 203
sampai 263 kkal/hari, yang mengasumsikan pertambahan berat badan 10-12 kg dan tidak
ada perubahan tingkat kegiatan.
4) Penyakit /infeksi
Malnutrisi dapat mempermudah tubuh terkena penyakit infeksi dan juga infeksi akan
mempermudah status gizi dan mempercepat malnutrisi, mekanismenya yaitu :
a) Penurunan asupan gizi akibat kurang nafsu makan, menurunnya absorbsi dan
kebiasaan mengurangi makanan pada waktu sakit.
b) Peningkatan kehilangan cairan atau zat gizi akibat diare, mual, muntah dan perdarahan
yang terus menerus.
c) Meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan kebutuhan akibat sakit atau parasit
yang terdapat pada tubuh.
5) Pengetahuan ibu tentang Gizi
Pemilihan makanan dan kebiasaan diet dipengaruhi oleh penang nutrisi melandasi
pemilihan makanan. Pendidikan formal dari ibu rumah tangga sering kali mempunyai
asosiasi yang positif dengan pengembangan pola-pola konsumsi makanan dalam
keluarga. Beberapa studi menunjukkan bahwa jika tingkat pendidikan dari ibu meningkat
maka pengetahuan nutrisi dan praktek nutrisi bartambah baik. Usaha-usaha untuk
memilih makanan yang bernilai nutrisi semakin meningkat, ibu-ibu rumah tangga yang
mempunyai pengetahuan nutrisi akan memilih makanan yang lebih bergizi dari pada yang
kurang bergizi.
6) Pendapatan keluarga
Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas makanan.
Pada rumah tangga berpendapatan rendah, sebanyak 60 persen hingga 80 persen dari
pendapatan riilnya dibelanjakan untuk membeli makanan. Artinya pendapatan tersebut
70-80 persen energi dipenuhi oleh karbohidrat (beras dan penggantinya) dan hanya 20
persen dipenuhi oleh sumber energy lainnya seperti lemak dan protein. Pendapatan yang
meningkat akan menyebabkan semakin besarnya total pengeluaran termasuk besarnya
pengeluaran untuk pangan.
7) Pemerkaan Kehamian ( Perawatan Ante Natal)
Dalam memantau status gizi ibu hamil, seorang ibu harus melakukan kunjungan
ketenaga kesehatan. Karena pemeriksaan kenaikan berat badan perlu dilakukan dengan
teliti, jangan sampai wanita hamil terlalu gemuk untuk menghindarkan kesulitan
melahirkan dan bahkan jangan terlalu kurus karena dapat membahayakan keselamatan
dirinya dan janin yang dikandungannya (Sjahmien Moehji, 2003)

D. Gizi pada ibu hamil


Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis besar adalah sebagai berikut :
1. Asam folat
Menurut konsep evidence bahwa pemakaian asam folat pada masa pre dan perikonsepsi
menurunkan resiko kerusakan otak, kelainan neural, spina bifida dan anensepalus, baik
pada ibu hamil yang normal maupun beresiko. Pemberian suplemen asam folat dimulai
dari 2 bulan sebelum konsepsi dan berlanjut hingga 3 bulan pertama kehamilan.
2. Energy
Diet pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi protein saja tetapi pada susunan
gizi seimbang energy juga protein. Hal ini juga efektif untuk menurunkan kejadian BBLR
dan kematian perinatal. Kebutuhan energy ibu hamil adalah 285 kalori untuk proses
tumbuh kembang janin dan perubahan pada tubuh ibu.
3. Protein
Pembentukan jaringan baru dari janin dan untuk tubuh ibu dibutukan protein sebesa 910
gram dalam 6 bullan terakhir kehamilan. Dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari
untuk ibu hamil.
4. Zat besi (FE)
Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin adalah untuk
membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah, dan sinesa darah otot. Kenaikan
volume darah selama kehamilan akan meningkatkan kebutuhan zat besi. Jumlah zat besi
yang diperlukan ibu untuk mencegah anemia akibat meningkatnya volume darah adalah
500 mg.
5. Kalsium
Untuk pembentukan tulang dan gigi bayi. Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah sebesar
500 mg sehari.
6. Pemberian suplemen vitamin
Vitamin D terutama pada kelompok beresiko penyakit seksual dan di negara dengan
musim dingin yang panjang

E. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian KEK


1. Pengetahuan
Pengetahuan yang baik tentang gizi pada seseorang membuat orang tersebut akan
semakin memperhitungkan jumlah dan jenis makan yang dipilihnya untuk di konsumsi.
Orang yang pengetahuan gizinya rendah akan berperilaku memilah makanan yang menarik
panca indera dan tidak mengadakan pilihan berdasarkan nilai gizi makanan tersebut.
Sebaliknya mereka yang memiliki pengetahuan gizi tinggi cenderung lebih banyak
menggunakan pertimbangan rasioanl dan pengetahuan tentang nilai gizi makanan tersebut
(Helena, 2013). Tingkat pendidikan yang rendah mempengaruhi penerimaan informasi,
sehingga pengetahuan akan terbatas. Pada masyarakat dengan pendidikan rendah akan
lebih kuat mempertahankan tradisi-tradisi yang berhubungan dengan makanan, sehingga
sulit untuk menerima pembaharuan di bidang gizi (Helena, 2013). Dalam arti sederhana
pendidikan gizi merupakan suatu proses belaar tentang pangan, bagaimana tubuh dapat
menggunakannya dan mengapa diperlukan untuk kesehatan. Pendidikan gizi mengarah
pada perubahan perilaku perbaikan konsumsi pangan dan status gizi. Perilaku konsumsi
memilih dan menggunakan pangan. Perilaku kosumsi pangan berasal dari proses sosialisasi
dalam sistem keluarga melalui proses pendidikan maupun sebagai dampak dari peyebaran
informasi (Helena, 2013).
2. Pendapatan
Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas makanan. Pada
rumah tangga berpendapatan rendah, sebanyak 60 persen hingga 80 persen dari pendapatan
riilnya dibelanjakan untuk membeli makanan. Artinya pendapatan tersebut 70-80 persen
energi dipenuhi oleh karbohidrat (beras dan penggantinya) dan hanya 20 persen dipenuhi
oleh sumber energy lainnya seperti lemak dan protein. Pendapatan yang meningkat akan
menyebabkan semakin besarnya total pengeluaran termasuk besarnya pengeluaran untuk
pangan (Djamilah, 2008).
Ketersediaan pangan artinya pangan tersedia dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan seluruh anggota keluarga baik jumlah, mutu, dan keamanannya. Ketersediaan
pangan mencakup kualitas dan kuantitas bahan pangan untuk memenuhi standart energy
bagi individu agar mampu menjalankan aktifitas sehari-hari (Dinkes Propsu, 2006).
Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat. Keluarga
dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin,
merencanakan persalinan di tenaga esehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan
baik. Namun dengan adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan
persalinan, kehamilan dan proses persalinan pun dapat berjalan dengan baik (Maulana,
2008).
3. Kerangka Teoritis
Faktor–faktor yang menyebabkan KEK pada ibu hamil dipengaruhi oleh faktor langsung
dan faktor tidak langsung. Faktor langsung yang meliputi penyakit infeksi dan asupan
makanan, sedangkan faktor tidak langsung meliputi persediaan pangan keluarga,
pendidikan, pengetahuan ibu, pendapatan keluarga, dan pelayanan kesehatan (Soekirman,
2000).
1) Faktor langsung
a. Penyakit infeksi
Infeksi yang akut mengakibatkan kurangnya nafsu makan dan toleransi terhadap
makanan. Orang yang mengalami gizi kurang mudah terserang penyakit infeksi
(Suhardjo, 2002). Menurut Pudjiaji (2000) terdapat interaksi sinergis antara
malnutrisi dan infeksi. Sebab malnutrisi disertai infeksi, pada umumnya mempunyai
konsekuensi yang lebih besar daripada malnutrisi itu sendiri. Infeksi derajat apapun
dapat memperburuk keadaan gizi. Malnutrisi, walaupun masih ringan mempunyai
pengaruh negative pada daya tahan terhadap infeksi. Dampak infeksi terhadap
pertumbuhan, seperti menurunnya telah lama diketahui. Keadaan demikian ini
disebabkan oleh hilangnya nafsu makan penderita infeksi. Sehingga masukan
(intake) zat gizi kurang dari kebutuhan.
b. Asupan makanan
Asupan makanan adalah jenis dan banyaknya makanan yang dimakan seseorang
yang dapat diukur dengan jumlah bahan makanan atau energi atau zat gizi. Asupan
makan seseorang dipengaruhi oleh kebiasaan dan ketersediaan pangan dalam
keluarga. Kebiasaan makan adalah kegiatan yang berkaitan dengan makanan menurut
tradisi setempat. Kegiatan itu meliputi hal-hal seperti : bagaimana pangan
dipengaruhi, apa yang dipilih, bagaimana menyiapkan dan berapa banyak yang
dimakan (Suhardjo, 2002)
2) Faktor tidak langsung
a. Ketersediaan Pangan
Ketersediaan pangan keluarga adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup, baik
jumlah maupun mutu gizinya (Depkes, 2010).
b. Pendidikan
Pendidikan ibu memberi pengaruh terhadap prilaku kepercayaan diri dan
tanggung jawab dalam memilih makanan. Seseorang yang berpendidikan tinggi
tidak akan memperhatikan tentang pantangan atau makanan tabu terhadap konsumsi
makanan yang ada. Tingkat pendidikan yang rendah mempengaruhi penerimaan
informasi, sehingga pengetahuan akan terbatas. Pada masyarakat dengan pendidikan
yang rendah akan lebih kuat memperhatankan tradisi-tradisi yang berhubungan
dengan makanan, sehingga sulit untuk menerima pembaharuan dibidang gizi.
c. Pendapatan Keluarga
Tingkat pendapatan keluarga menentukan bahan makanan yang dikonsumsi oleh
keluarga tersebut. pola pembelanjaan makanan antara kelompok miskin dan kaya
tercermin dalam kebiasaan pengeluaran. Pendapat merupakan factor
yang menentukan kualitas dan kuantitas makanan.
d. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah akses atau jangkauan anak dan kelurga terhadap
upaya pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan. Ketidakterjangkauan
pelayanan kesehatan Pendapatan Jumlah Asupan Makanan Penyakit Infeksi
Pelayanan Kesehatan yang Tidak Memadai Status Gizi Ibu Hamil (Kek) Krisis
ekonomi, politik dan sosial Ketersediaan Pangan Keluarga Kurang Pemberdayaan
Wanita dan Keluarga, Kurang Pemanfaatan Sumber Daya Masyarakat Kurang
Pengetahuan, Pendidikan, dan Keterampilan Masyarakat (karena jauh atau tidak
mampu membayar), kurangnya pendidikan dan pengetahuan merupakan kendala
masyarakat dan keluarga memanfaatkan secara baik pelayanan kesehatan yang
tersedia. Hal ini dapat berdampak juga pada status gizi kesehatan ibu dan anak
(Soekirman, 2000).

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.D UMUR 25 TAHUN USIA
KEHAMILAN 28 MINGGU GPA. DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS
DIPUSKESMAS JATIROKEH KABUPATEN BREBES
TAHUN 2021

NO REGISTER : 52136

Tgl Masuk : 03 mei 2021

Waktu : 08:30 WIB

I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS/ BIODATA
Nama ibu : Ny. D Nama Suami : Tn. A

Umur : 25 tahun Umur : 25 tahun

Suku : Jawa/Indonesia Suku : Jawa/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan :SD Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat : Songgom Lor Alamat : Songgom Lor

Tep :087786205617 Tep : 087786205617

B. ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF)


Tanggal : 03-05-2021 Pukul : 08.30
1. Alasan kunjungan : (√) pertama () kedua () ada kelubun
2. Keluhan-keluhan : Ibu mengatakan tidak ada keluhan
3. Riwayat menstruasi :
a. Haid pertama : 12 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Banyaknya : 3x perhari ganti pembalut
d. Dysmenorrhea : ada
e. Teratur/tidak : teratur
f. Lamanya : 6 -7 hari
g. Sifat darah : cair (khas menstruasi)
h. HPHT : 07 – 10 – 2020
HPI : 14 – 07 – 2021
4. Riwayar kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Tgl Usia Jenis Komplik penolon Bayi Nifas
lahir kehamila persalina asi g
/ n n
Ibu Bay PB/ Keadaa Keadaa Laktas
umu
i BB/ n n i
r
LK

5 th 39 spontan Td Tdk Bidan 3400/3 Baik Normal lancar


minggu k ada 3
ada

Ham
il ini

5. Riwayat kehamilan ini


a. Hari Haid terakhir
b. Taksiran Persalinan
c. Keluhan-keluhan
Trimester 1
Trimester II.
Trimester III
d. Pergerakan anak pertama kali Ibu mengatakan pada umur kehamilan 17 minggu
e. Bila pergerakan sudah terasa pergerakan anak 24 jam terakhir
( ) <15 ( √ ) <10%-20% ( ) > 20x
f. Keluhan yang dirasakan (bila sila jelaskan)
1. Rasa lelah : Tidak ada
2. Mual dan muntah yang lama : Tidak ada
3. Nyeri perut : Tidak ada
4. Panas menggigil : Tidak ada
5. Sakit kepala berat terus menerus : Tidak ada
6. Penglihatan kabur : Tidak ada
7. Rasa nyeri panas wakt BAK : Tidak ada
8. Rasa gatal pada vulva dan vagina : Tidak ada
9. Ppv : Tidak ada
10. Nyeri, kemerahan, tegang pada tangka : Tidak ada
11. Edema : Tidak ada
g. Kebutuhan sehari-hari

No KEBUTUHAN SEBELUM HAMIL SEKARANG

1 Diit/ makan dan minum Makan : 1 – 2x/hari Makan : 3 – 4x/hari


a. Macam : Nasi, sayur, lauk a. Macam : nasi, sayur, tahu,
b. Banyaknya : 1 piring tempe.
c. Gangguan : tidak ada b. Banyaknya : 1 piring
Minum 7 – 8x/hari c. Gangguan : tidak ada
a. Macam : air putih Minum : 8 – 9x/hari
b. Banyaknya : 1 – 2 gelas a. Macam : air putih, jeruk
c. Gangguan : tidak ada hangat, susu
b. Banyaknya : 1 gelas
c. Gangguan : tidak ada

2 Eliminasi BAB : 1x/hari BAB : 1x/ hari


a. Warna : kuning a. Warna : kuning
b. Konsistensi : lunak b. Konsistensi : lunak
c. Gangguan : tidak ada c. Gangguan : tidak ada
BAK : 6 – 7x/hari BAK : 7 – 8x/hari
a. Warna : kuning jernih a. Warna : kuning jernih
b. Gangguan : tidak ada b. Gangguan : tidak ada

3 Aktifitas sehari – hari Mengerjakan pekerjaan rumah Mengerjakan pekerjaan


tangga rumah tangga

4 Istirahat dan tidur Siang : 1 jam/hari Siang : 1 jam/hari


Malam : 6 – 7 jam / hari Malam : 7 – 8 jam/ hari
Gangguan : tidak ada Gangguan : tidak ada
5 Personal hygiene Mandi : 2x sehari Mandi : 2x sehari
Ganti baju : 2x/hari
Gosok gigi : 2x/hari
Keramas : 3x seminggu

6 Seksualitas Frekuensi : kalua suami Frekuensi : kalua suami


dirumah dirumah

h. Riwayat TT
Imunisasi TT 1,2 : Ketika SD
TT 3 : Capeng
TT 4 : hamil pertama
TT 5 : hamil kedua
i. Kontrasepsi yang pernah digunakan.
1. Anak pertama : suntik KB 3 bulanan
2. Rencana akan menggunakan : suntik KB 3 bulanan
6. Riwayat sistematik yang pernah diderita
Jantung : ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit jantung
Asma / tbc : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit Asma Tbc
Diabetes Melitus : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit Diabetes
Melitus
Epilepsi : ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit epilepsi
Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit ginjal \
Hepatitis : Ibu mengatakan tidak pernah mendenta penyakit Hepatitis
Hipertens : ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit hipertensi n
penyakit Hipertensi
Lain – lain : Tidak ada
7. Riwayat penyakit keluarga
Jantung : Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak pernah menderita
penyakit Jantung
Asma / tbc : Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak pernah menderita
penyakit Asma/Tho
Diabetes melitus : Ibu mengatakan dalam keluarganya pernah menderita penyakit
Diabetes Melitus
Epilepsi : Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak pernah menderita
penyakit Epilepsi
Ginjal : Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak pernah menderita
penyakit Ginjal
Hepatitis : ibu mengataakan tidak pernah menerita penyakit hepatitis
Hipertensi : ibu mengatakan dalam keluarganya tidak pernah menderita
penyakit hipertensi.
Lain – lain : ibu mengatakan dalam keluarganya tidak pernah menderita
penyakit lain – lain.
8. Riwayat Sosial
Perkawinan
a. Kehamilan ini : ( )Direncanakan ( ) tidk direncanakan
( ) Diterima ( ) tidak diterima
b. perasian tentang kehamilan im Senang
c. status perkawinan Sah
d. kawin I umur 18 tahun, dengan suami 20 tahun, lamanya 6 tahun anak orang
C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF)
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Keadaan Emosional : stabil
c. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Denyut nadi : 80x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu tubuh : 36,5 ‘C
d. Tinggi badan : 153 cm
e. Berat badan : Sebelum hamil : 44 kg
Sekarang : 48 kg
2. Pemeriksaan khusus
a. Kepala : Mosecepal, bersih, tidak ada masa
b. Rambut : Lurus warna hitam kecoklatan, tidak rontok, tidak berketombe,
bersih
c. Mata : Konjungtiva tidak pucat sklera tidak ikterik Bersih tidak ada polip
dan sekret dalam batas normal, tidak keluar darah
d. Hidung : bersih tidak ada polip dan secret dalam batas normal, tidak keluar
darah.
e. Telinga : Simetris, bersih tidak ada serumen pendengaran baik
f. Mulut dan gigi : Bersih, tidak ada caries, tidak ada pembesaran gusi, bibit lembab,
tidak ada luka dan tidak ads perdarahan
g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
h. Dada : Simetris, tidak ada benjolan abdominal
Jantung : Irama regular
Paru : Irama reguler, tidak ada bunyi wezing dan ronchil
Payudara : Pembesaran: normal
Putting susu : Menonjol
simetris : Ya simetris
benjolan : tidak ada
pengeluaran : Tidak ada
i. Abdomen
1) Inspeksi
Pembesaran : ada
Benjolan : tidak ada
Pengeluaran : tidak ada
2) Palpasi
TFU : 20 cm
Leopod I : 2 jari diatas pusat, pada fundus teraba satu bagian yang
lunak, bulat, dan tidak melenting (bokong) janin.
Leopod II : Disebelah kiri teraba satu bagian yang keras, datar dan
terasa ada tahanan (PUKI), disebelah kanan teraba satu
bagian-bagian kecil tidak penuh. (ekstremitas)
Leopod III : Dibagian bawah teraba bulat, kerus, melenting dan dapat
digoyangkan
Leopod IV : Belum masuk panggul
TBJ : TFU -n X 155
20 – 11x155 = 1, 395
j. Auskultasi : DJJ : frekuensi : 144x/menit, teratur
k. Anogenital (inspeksi)\
Perineum : Luka parut : Tidak ada
Vulva vagina : normal luka : tidak ada
Vistula : tidak ada varices : tidak ada
Ppv : tidak ada warna : Normal
Kelenjar bartolin pembengkakan : Tidak ada
Anus hemoroid : Tidak ada
l. Ekstremitas
1) Atas
Edema : tidak ada
Kekakuan otot dan sendi :tidak ada
Kemerahan : tidak ada
Lila : 20,5 cm
2) Bawah
Edema : tidak ada
Kekakuan otot : tidak ada
Kemerahan : tidak ada
Varises : tidak ada
Reflek patella : kanan + , kiri +
3. Pemeriksaan penunjang (Uji Diagnostik)
a. Laboratorium : tidak dilakukan
b. Rontgen : tidak dilakukan
c. Usg : tidak dilakukan
d. Terapi yang diberikan : melanjutkan obat FE 1x1 dan kalk 1x1

II. INTERPRETASI DATA


Diagnosa : Ny. D umur 25 tahun G2P1A0 hamil 28 dengan kekurangan energi
kronik (KEK)
Data Dasar :
1. Ibu mengatakan bernama Ny. D
2. Ibu mengatakan ini kehamilan yang ke 2 tidak pern abortus
3. Hari haid terakhir : 07 – 10 – 2020
DO : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TD : 100/70mmHg S : 36,5 ;C
N : 80x/menit R : 20x/menit
TB/BB : 153 cm/ 48 kg lila : 20,5 cm
HPL : 14 – 07 – 2021
Abdomen
TFU : 20 cm
Leopod I : 2 jari diatas pusat, pada fundus teraba 1 bagian lunak, bulat dan
tidak melenting (bokong)
Leopod II : disebelah kiri ibu teraba 1 bagian yang keras, datar dan terasa ada
tahanan (PUKI), disebelah kanan teraba satu bagian – bagian kecil
tidak penuh ( ekstremitas)
Leopod III : bagian bawah teraba bulat, keras melenting dan dapat
digoyangkan
Leopod IV : belum masuk panggul
Darah : hemoglobin : 13,1 gr/dl HbsAg : negative
Golda : B+ Sifilis : negative
HIV / Aids : non reaktif
Urine : protein –
Reduksi –
III. ANTISIPASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Bagi ibu : perdarahan, keguguran
Bagi bayi : berat badan lahir rendah, premature

IV. IDENTIFIKASI MASALAH


Tidak ada

V. PERENCANAAN
Tanggal : 03 Mei 2021 jam : 10. 00
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan
2. Tanyakan kembali pada ibu hari pertama haid terakhir
3. Beritahu ibu tentang tanda bahaya TM III
4. Anjurkan ibu mengkonsumsi gizi seimbang
5. Anjurkan ibu istirahat yang cukup
6. Anjurkan ibu melanjutkan minum table tambah darah
7. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang

VI. PELAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu keadaan ibu dan janin baik
BB : 48 kg TB : 153 cm LILA : 20,5
TD : 110/70mmHg N : 80x/menit RR : 20x/menit
S : 36,5 ‘C LILA 20,5 DJJ : 144x/menit TFU : 20cm \
2. Memberitahu ibu untuk mengingatkan kembali harit pertama haid terakhirnya
HPHT : 07-10-2020
HPL : 14 - 07 – 2021
Jadi usia kandungan ibu seharusnya 28 minggu dengan TFU 20 cm
3. Memberitahu ibu tanda bahaya TM III yaitu :
Sakit kepala yang hebat
Keluar cairan pervaginam
Nyeri perut yang hebat
Gerakan janin lemah/berkurang
Pandangan kabur
Kontraksi palsu
4. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang seperti
karbohidrat, protein, kalsium, mineral, vitamin dan lemak.
Karbohidrat : nasi, roti, umbi – umbian, gandum.
Protein : telur, daging, tempe, ikan, tahu
Kalsium : susu, keju.
Mineral : air mineral 8 gelas/hari
Vitamin : buah – buahan dan sayuran
Lemak : ikan dan daging.
5. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dengan tidak tidur terlalu malam, luangkan
waktu untuk tidur siang 1 – 2 jam dan malam 8 jam
6. Menganjurkan ibu untu melanjutkan minum tablet FE 1x1 pada malam hari (agar tidak
mual) dan kalk 1x1 pada pagi hari, tablet fe diminum dengan air putih atau air jeruk tidak
boleh diminum dengan the dan kopi karna bisa menghilangkan kandungan zat yang ada
didalam tablet fe tersebut.
7. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 bulan untuk dilakukan ANC atau bila ada
keluhan.

VII. EVALUASI
1. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan
2. Ibu telah mengerti dan paham dengan penjelasan yang diberikan oleh bidan
3. Ibu mengerti dan paham tentang tanda bahaya TM III
4. Ibu bersedia makan makanan yang bergizi
5. Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup
6. Ibu bersedia minum tablet FE dan kalk
7. Ibu bersedia untuk mrlakukan kunjungan ulang atau apabila ada keluhan.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kekurangan energi kronik (KEK) merupakan kondisi yang disebabkan karena adanya
ketidakseimbangan asupan gizi antara energi dan protein, sehingga zat gizi yang dibutuhkan
tubuh tidak tercukupi. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan
dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, serta komposisi dan
metabolisme tubuh ibu. Gizi pada ibu hamil merupakan suatu hal yang penting.
B. Saran
1. bagi pendidikan
diharapkan dapat menambah refensi tentang detekski dini atau komplikasi ibu hamil
khususnya ibu hamil dengan KEK.
2. bagi tenaga kesehatan
perlunya melakukan pemantauan dan evaluasi mengenai resiko terjadinya KEK agar
meningkatkan tatalaksana dan memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya ibu hamil
dengan cara mengatasi KEK.
3. bagi penulis
diharapkan dapat memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan KEK lebih mendalam
dan melakukan evaluasi dan pemantauan pada ibu hamil dan KEK.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai