RSUD BARRU
KABUPATEN BARRU
OLEH:
ERWIN ERIANTO
PO.714.241.17.1.011
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN
Hemiparese” telah disetujui untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam
Mengetahui,
A.Herlinawati,s.st.ft Hj.Hasbiah,SSt.Ft,M.Kes
NIP : 197808302005022004 NIP : 197205051995032001
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan klinik ini masih jauh dari
kata sempurna, maka dari itu penulis menerima segala saran dan kritik yang
membangun, agar dalam penyusunan laporan kasus selanjutnya dapat lebih baik dan
mudah-mudahan laporan kasus ini dapat berguna bagi kemajuan ilmu fisioterapi.
Penulis.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Tinjauan Tentang Anatomi Fisiologi................................................................................4
B. Tinjauan Tentang Stroke................................................................................................10
C. Tinjauan Tentang Pengukuran Fisioterapi......................................................................13
D. Tinjauan Tentang Intervensi Fisioterapi.........................................................................18
BAB III
PROSES ASSESSMEN FISIOTERAPI
A. Identitas Pasien...............................................................................................................22
B. History Taking................................................................................................................23
C. Inspeksi..........................................................................................................................23
D. Pemeriksaan Dan Pengukuran........................................................................................23
E. Diagnosa Fisioterapi.......................................................................................................29
F. Problematik Fisioterapi..................................................................................................30
BAB IV
INTERVENSI DAN EVALUASI FISIOTERAPI..................................................................31
A. Rencana Intervensi Fisioterapi.......................................................................................31
B. Strategi Intervensi Fisioterapi.........................................................................................31
C. Prosedur Pelaksanaan Intervensi Fisioterapi...................................................................34
D. Edukasi dan Home Program...........................................................................................37
E. Evaluasi Dan Follow Up................................................................................................37
BAB V
PEMBAHASAN
A. Assessment Fisioterapi...................................................................................................38
iii
B. INTERVENSI FISIOTERAPI........................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................41
iv
BAB I
PENDAHULUAN
gangguan fungsional otak yang terjadi mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik
fokal maupun global, berlangsung lebih dari 24 jam, atau dapat menimbulkan kematian,
yaitu ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak
(disebut hemoragia subaraknoid). Ini adalah jenis stroke yang paling mematikan, tetapi
relatif hanya menyusun sebagian kecil dari stroke total: 10-15% untuk perdarahan
jantung koroner dan kanker, indikasi tahunannya adalah per 1.000 populasi (Ginsberg,
2008). Di Amerika Serikat telah diperkirakan 3 juta penderita stroke saat ini, dua kali
lipat lebih bayak dari jumlah korban 25 tahun yang lalu , sehingga stroke masih menjadi
dan kanker, sekitar 10% sampai 12% dari seluruh kematian (W Rosamond et al., 2007).
Stroke disebut juga dengan cerebral vascular disease yang diakibatkan oleh
kelainan pembuluh darah otak. Kelainan tersebut diakibatkan oleh pecahnya pembuluh
1
menghambat aliran darah dan oksigen pada otak. Faktor risiko terjadinya stroke dibagi
menjadi dua yaitu, yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko
yang dapat dimodifikasi seperti hipertensi, penyakit jantung, kolestrol yang tinggi,
kebiasaan merokok, konsumsi alkohol dan obesitas. Sedangkan faktor risiko yang tidak
dapat dimodifikasi adalah umur, jenis kelamin, genetik dan ras (Silva, 2014).
Stroke memiliki gejala dengan perkembangan yang sangat cepat. Pada beberapa
pasien, stroke terjadi dalam keadaan sadar maupun tidak sadar atau dalam keadaan tidur
dan gejala stroke sendiri tergantung pada bagian otak mana yang mengalami kerusakan
dengan sifat dan tingkat keparahan gejala stroke sangat bervariasi (Silva, 2014).
American Heart Association (2017) menyebutkan tanda dan gejala stroke diantaranya
adalah kelemahan dan mati rasa pada daerah wajah, lengan atau kaki pada salah satu sisi
tubuh, terjadi gangguan penglihatan secara mendadak, rasa lemah pada kaki dan susah
berjalan, kehilangan keseimbangan dan koordinasi, serta mengalami sakit kepala yang
maju dengan 4,5 juta kematian setiap tahun. Diperkirakan 550.000 stroke terjadi setiap
tahun, yang dapat mengakibatkan 150.000 kematian dan lebih dari 300.000 orang
5,7 juta kematian pada tahun 2005, dan 87% dari kematian ini terdapat di negara-negara
dengan penghasilan rendah dan menengah (Strong et al., 2007; Sherin et al., 2011).
Tanpa tindakan, angka kematian global diperkirakan meningkat menjadi 6,5 juta pada
tahun 2015 dan 7,8 juta pada tahun 2030 (Strong et al., 2007).
2
Di Indonesia jumlah penderita stroke tahun 2013 berdasarkan diagnosis tenaga
RI, 2014).
cepat, berupa defisit neurologis fokal yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung
otak non-traumatic (Mansjoer A, 2001). Disfungsi motorik yang paling umum adalah
hemiparesis karena lesi pada sisi otak yang berlawanan. Hemiparesis atau kelemahan
pada satu sisi tubuh merupakan gejala lain dari disfungsi motorik (Smeltzer & Bare,
2005). Hemiparesis merupakan komplikasi yang sering terjadi setelah serangan stroke.
Sekitar 20% pasien stroke akan mengalami peningkatan fungsi motorik, tetapi
pemulihan pasien yang mengalami hemiparesis bervariasi dan lebih dari 50%
mengalami gejala sisa fungsi motorik (Rydwik E, Eliasson S, Akner G., 2006).
Dalam hal ini, peran fisioterapis dibutuhkan untuk membantu pemulihan pasien,
bahwa fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu
dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan
3
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Tinjauan Tentang Anatomi Fisiologi
Sistem saraf pusat meliputi otak (bahasa latin ;ensephalon) dan sum-sum
membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut
meningitis.
4
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi
esensial yaitu:
(substansi grissea)
(substansi alba)
3. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf
putih.
a. Otak
5
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar
atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks
otak. Pada bagian korteks otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian
Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan
tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi.
bagian belakang.
depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur
6
(Gambar 2.2 Mensensefalon)
otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh.Bila ada
7
dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar
pencernaan.
kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan
8
2. Sum-sum Tulang Belakang (Medulla Spinalis)
kabel putih yang memanjang dari medula oblongata turun melalui tulang
merupakan bagian utama dari sistem saraf pusat yang melakukan impuls
Vaskularisasi otak
permanen yang berat didalam kortek kucing setelah sirkulasi darah otaknya
tubuh.
Pengaliran darah keotak dilakukan oleh dua pembuluh arteri utama yaitu
9
arteria ini terletak didalam ruang subarakhnoid dan cabang-cabangnya
kegiatam metabolisme pada bagian tertentu dan ini berkaitan dengan banyak
subscortex.
1. Definisi Kasus
karena stroke adalah suatu kondisi yang ditandai dengan serangan otak
10
peredaran darah otak ini berlangsung sementara, beberapa detik hingga
beberapa jam (kebanyakan 10-20 menit), tapi kurang dari 24 jam, disebut
(FKUI, 2000). Munculnya tanda dan gejalan fokal atau global pada
2. Patologi
(Muttaqin, 2008).
oleh bekuan darah, lemak dan udara.Pada umumnya emboi berasal dari
darah dari bagian tubuh lain ke dalam otak. Biasanya dari jantung,
3. Etiologi
11
Stroke non hemoragik atau iskemik, memiliki dua kemungkinan
paling sering terjadi, yakni sekitar 87 persen dari seluruh kasus stroke.
4. Gejala
Mati rasa atau terjadi kelemahan pada wajah, lengan, atau tungkai secara
tiba-tiba. Seringkali pada satu sisi tubuh saja, tapi bisa terjadi juga pada
Mengalami kebingungan.
kesulitan berjalan.
5. Faktor-faktor Resiko
maka suatu saat stroke dapat terjadi pada orang yang bersangkutan.
Faktor resiko terjadinya stroke menurut Smeltzer & Bare (2002), yaitu:
12
1) Hipertensi, pengendalian hipertensi adalah kunci untuk mencegah
stroke
2) Penyakit kardiovaskuler
3) Kolesterol tinggi
4) Obesitas
5) Diabetes
6) Merokok.
6. Komplikasi
dikelompokanberdasarkan:
1. Pengukuran nyeri
13
2. Pengukuran kekuatan otot (MMT)
fisioterapis
resistance sedang
3 3+ Pasien dapat Terapis memberikan
14
50%) melawan gravitasi abduksi dan adduksi
menyelesaikan gerakan
secara penuh
6 2 Pasien tidak dapat Posisi pasien tidur
tiadakan
papan sendiri.
15
8 1 (trace Pasien tidak mampu Pasien disuruh untuk
dapat mendeteksi
kontraksi otot
intramuscular
mempalpasi otot.
3. Pemeriksaan Refleks
16
Refleks Fisiologi
o APR
o KPR
o Biceph
o Triceph
Refleks Patologi
o Babinsky
17
1. IR (10 menit)
–Daya penetrasi sinar ini hanya sampai pada pancaran sinar epidermis
sekitar 0.5mm
–Daya penetrasi sinar ini lebih dalam daipada gelombang panjang smapi
c. Efek Terapi
d. Indikasi
18
•Kondisi sehabis trauma sub akut atau kronik
e. Kontra indikasi
dikenakan langsung
f. Dosis
•Waktu : 10 – 20 menit
•Seri : 10 kali
19
•Pasien/klien diposisikan stabil dan rileks tiduran atau duduk.
•Anggota badan yang diobati tersangga lebih tinggi dengan bantal dalan
•Bagian badan atau anggota yang akan diterapi, kulitnya dicuci dengan
•Kontrol waktu penyinaran : terlalu panas atau kurang panas, bila keluar
tiduran dahulu.
lapisan dermis.
20
•IR bergelombang panjang ( ditas 12.000 A) penetrasinya sangat
superficial epidermis.
•Maka dengan adanya panas ini temperatur akan naik dan pengaruh-
2. Exercise Therapy :
Pasisive Exercise
Strengthening
Streching
MET
ROM
PNF Methods
Bridging Exercise
21
BAB III
A. Identitas Pasien
Nama :Tn. Z
Umur : 78 Tahun
Pekerjaan : Petani
B. History Taking
RPP : Pasien terkena stroke sekitar 5 bulan yang lalu, terjadi secara
tiba-tiba, pada saat sedang salat azar.dan setelah itu tidak bisa
ke puskesmas terdekat.
C. Inspeksi
22
b. Statis
c. Dinamis
a. Palpasi
Shoulder Joint
23
ROM ROM, soft feel
Eksorotasi nyeri,tidak full nyeri,tidak full Belum mampu
Elbow Joint
Wrist Joint
Hip Joint
24
Gerakan Aktif Pasif TIMT
Fleksi Tidak nyeri, ROM Tidak nyeri, full Tidak nyeri, mampu
Knee Joint
Ankle Joint
25
Inversi Tidak nyeri, full Tidak nyeri, full Tidak nyeri, mampu
1. Sensasi nyeri
membedakan.
2. Sensasi taktil
membedakannya.
Hasil :
- Nyeri diam : 0
- Nyeri tekan : 5
4. Pemeriksaan Refleks
26
Refleks Fisiologis Patella Normal Normal
Achilles Normal Hyporefleks
Triceps Normal Normal
Biceps Normal Normal
Refleks Patologis Babinsky Normal Normal
5. Pengukuran MMT
Hasil :
Pemeriksaan koordinasi
Finger to nose
27
Finger to finger
E. Diagnosa Fisioterapi
F. Problematik Fisioterapi
Activity Limitation
Sulit beribadah
Kesulitan berjalan
Impairment
M.quadriceps
Participation Restriction
28
BAB IV
Jangka Pendek :
Menambah ROM
Mengurangi spasme
Jangka Panjang :
Fisioterapi Intervensi
1. Impairment
29
a. Kelemahan otot Penguatan otot PNF
ekstensor jari-jari
yang
mengakibatkan
kesulitan
menggenggam
lebih kuat
Penguatan otot PNF ,Hold relax dan
m.hamstring dan
m. quadricep
keterbatasan ROM
ROM pada
gerakan pronasi
dan supinasi
d. Spasme otot Mengurangi Friction,MET dan
M.biceps dan
M.quadriceps
2. Activity Limitation
30
a. Belum mampu mampu PNF,passive streching
berpakaian berpakaian
sendiri sendiri
b. Sulit beribadah PNF,hold relax,contract
relax,strenghtening
c. Kesulitan Mampu aktivitas PNF,hold relax,contract
orang lain
d. Kesulitan berjalan Mampu berjalan PNF,hold relax,contract
pekerjaannya pekerjaannya
3. Participantion
restriction
Mengalami Mampu PNF,hold relax,contract
sosial sehari-
hari.
31
C. Prosedur Pelaksanaan Intervensi Fisioterapi
1. IR (Infra Red)
Posisi : Terlentang
Waktu : 10 menit
pada Infrared
32
c. Posisi fisioterapis : berada di samping pasien dengan memposisikan
3. Hold Relax
menambah LGS.
Teknik pelaksanaan :
33
3. Kemudian fisioterapi memberikan tahanan
4. PNF
Prosedur pelaksanaan:
yang diinginkan
5. Contarct relax
Teknik pelaksanaan :
34
- Kemudian fisioterapi memberikan tahanan dan menahan menikuti arah
dorongan pasien
NO. Evaluasi
Problematik Intervensi
Awal Akhir
1.
Fisioterapi Fisioterapi
Terapi Terapi
1. Kelemahan otot PNF
MMT:3 MMT:4
fleksor jari-jari dan
ekstensor jari-jari
2. Kelemahan pada PNF ,Hold
MMT:3 MMT:4
m.hamstring dan m. relax dan
quadricep strengtening
35
BAB V
PEMBAHASAN
A. Assessment Fisioterapi
1. Anamnesis
2. Identitas pasien
Data identitas pasien yang diperoleh berupa nama, jenis kelamin, umur,
3. Pemeriksaan
36
Pemeriksaan fisik, Tanda – tanda Vital; Pemeriksaan tanda-tanda vital
diperoleh data sebagai berikut: (1) tekanan darah, (2) denyut nadi, (3)
4. Inspeksi
Inspeksi adalah pemeriksaan dengan cara melihat dan mengamati. Ada dua
macam yaitu inspeksi statis dan inspeksi dinamis. Inspeksi statis adalah
5. Palpasi
bagian tubuh pasien yang akan diperiksa atau yang dikeluhkan pasien.
6. Pemeriksaan gerak
37
Intrapersonal adalah kemampuan pasien dalam memahami keadaan dirinya,
motivasi dirinya.
disekitarnya.
B. INTERVENSI FISIOTERAPI
hemiparese yaitu:
fisiologis otot.
2. Bobath methods
38
DAFTAR PUSTAKA
http://www.who.int/classification/icf/introns/icf-Eng-Intro-pdf2002.
Carr Janet H., Roberta B Shepherd, 1987, A Motor Relearning Programme for
September
Cendikia Press.Yogykarta.
39
http://fisioterapishartanto.blogspot.com/2011/11/index-barthel.html
https://www.halodoc.com/kesehatan/pemeriksaan-fisik
40