Oleh :
P1337424116045
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan laporan pendahuluan ini dengan judul
“Asuhan Kebidanan Keluarga Binaan Pada Ny. N Dengan Kekurangan Energi
Kronik. Laporan ilmiah ini disusun untuk memenuhi target kompetensi mata kuliah
Praktik Klinik Fisiologis. Penulis mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak
yang telah membantu untuk menyelesaikan laporan ini, antara lain:
1. Ibu Sri Rahayu, SKp. Ns, STr. Keb, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Semarang
2. Ibu Titik Supartinah, S.SiT, M.Kes selaku pembimbing institusi
3. Orangtua yang telah mendukung baik secara materil maupun nonmateril
4. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kualitas bayi yang dilahirkan sangat dipengaruhi oleh keadaan gizi ibu
sebelum dan selama mengandung. Apabila status gizi ibu buruk, baik sebelum
dan selama kehamilan akan menyebabkan bayi dengan berat lahir rendah
(BBLR). Selain itu akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan otak janin,
anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terinfeksi, abortus dan
sebagainya (Supariasa, 2002).
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latah belakang diatas maka dapar dirumuskan masalah sebagai
berikut.
a. Apa itu kekurangan energi kronis (KEK)?
b. Apa itu etiologi KEK?
c. Bagaimana tanda dan gejala KEK ?
d. Bagaimana patogenesa KEK ?
e. Bagaimana penanggulangan KEK ?
f. Bagaimana anjuran diet untuk ibu hamil ?
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara tingkat sosial ekonomi dengan
pengetahuan ibu hamil tentang Kekurangan Energi Kronik pada ibu hamil di
wilayah Rw 3 Kelurahan Gedawang.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian tentang Kurang Energi Kronik.
b. Untuk mengetahui tanda dan gejala KEK.
c. Untuk mengetahui patogenesa KEK.
d. Untuk mengetahui penanggulangan KEK.
e. Untuk memberi anjuran diet bagi ibu hamil dengan KEK.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. DEFINISI KEK
2. ETIOLOGI
a) Pendapatan Keluarga
b) Pendidikan Ibu
d) Factor perilaku
2. Faktor Biologis
b) Jarak kehamilan
Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2 tahun.
Penelitian menunjukkan bahwa apabila keluarga dapat mengatur jarak antara
kelahiran anaknya lebih dari 2 tahun maka anak akan memiliki probabilitas hidup
lebih tinggi dan kondisi anaknya lebih sehat dibanding anak dengan jarak kelahiran
dibawah 2 tahun. (Aguswilopo, 2004 : 5).
c) Paritas
Paritas adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat
hidup (viable).(Mochtar, 1998). Paritas diklasifikasikan sebagai berikut:
Primipara adalah seorang wanita yang telah pernah melahirkan satu kali
dengan janin yang telah mencapai batas viabilitas, tanpa mengingat
janinnya hidup atau mati pada waktu lahir.
Multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami dua atau lebih
kehamilan yang berakhir pada saat janin telah mencapai batas viabilitas.
Grande multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami lima atau
lebih kehamilan yang berakhir pada saat janin telah
mencapai batas kehamilan. Kehamilan dengan jarak pendek dengan
kehamilan sebelumnya kurang dari 2 tahun / kehamilan yang terlalu sering
dapat menyebabkan gizi kurang karena dapat menguras cadangan zat gizi
tubuh serta organ reproduksi belum kembali sempurna seperti sebelum masa
kehamilan (Departemen Gizi dan KesmasFKMUI,2007).
Berat badan yang lebih ataupun kurang dari pada berat badan rata-rata untuk
umur tertentu merupakan faktor untuk menentukan jumlah zat makanan yang harus
diberikan agar kehamilannya berjalan dengan lancar. Di Negara maju pertambahan
berat badan selama hamil.sekitar 12-14 kg. Jika ibu kekurangan gizi
pertambahannya hanya 7-8 kg dengan akibat akan melahirkan bayi dengan berat
lahir rendah ( Erna, dkk, 2004 ). Pertambahan berat badan selama hamil sekitar 10
– 12 kg, dimana pada trimester I pertambahan kurang dari 1 kg, trimester II sekitar
3 kg, dan trimester III sekitar 6 kg. Pertambahan berat badan ini juga sekaligus
bertujuan memantau pertumbuhan janin.
Ibu KEK adalah ibu yang ukuran LILAnya < 23,5 cm dan dengan salah satu
atau beberapa criteria sebagai berikut :
a. Berat badan ibu sebelum hamil < 42 kg
b. Tinggi badan ibu < 145 cm
c. Berat badan ibu pada kehamilan trimester III < 45 kg
d. Indeks masa tubuh ( IMT ) sebelum hamil < 17, 00
e. Ibu menderita anemia (Hb < 11 gr %)
4. PATOGENESA
Kurang energy pada ibu hamil akan terjadi jika kebutuhan tubuh akan
energy tidak tercukupi oleh diet. Ibu hamil membutuhkan energi yang lebih besar
dari kebutuhan energy individu normal.Hal ini dikarenakan pada saat hamil ibu, ibu
tidak hanya memenuhi kebutuhan energy untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk
janin yang dikandungnya. Oleh sebab itu jika pemenuhan kebutuhan energy pada
ibu hamil kurang dari normal, maka hal itu tidak hanya akan membahayakan ibu,
tetapi juga janin yang ada di dalam kandungan ibu.
6. ANJURAN DIET
Masalah KEK pada ibu hamil dapat ditanggulangi dengan berbagai macam cara,
yaitu sebaga iberikut:
1) Pemantauan status gizi dan kesehatan melalui pemeriksaan di Posyandu atau
Polindes dengan menggunakan KMS ibu hamil dan pita LILA
2) PMT bagi ibu hamil (pemberian makanan tambahan kudapan atau makanan
biasa dengan komposisi energi 600-700 kkal dan protein 15-20 gram selama 90
hari makan) sasaran keluarga miskin program JPS-BK untuk mengatasi masalah
KEK.
3) Suplementasi tablet besi-folat, (kadar besi 60 mg, asamfolat 250 ug),
dikonsumsi minimal 90 tablet selama kehamilan (Dr. Suparyanto, M.Kes.
2011).
Selain program-program di atas, masalah KEK pada ibu hamil dapat dibantu
dengan cara pengaturan diet yang benar pada penderita. KEK Seorang ibu hamil
memerlukan tambahan energy untuk pertumbuhan janin, plasenta dan jaringan-
jaringan lainnya sebesar 300 kkal per hari. Tambahan energy ibu hamil diperoleh
dari karbohidrat.Selain tambahan energy ibu hamil juga dianjurkan untuk
mengkonsumsi makanan yang mengandung protein.Tambahan protein yang
dibutuhkanpada trimester pertama, kedua dan ketiga sebesar 17 gram per hari
(HardinsyahdanTambunan 2004).
Tujuan pemberian diet ETPT adalah untuk memenuhi kebutuhan energy dan
protein yang meningkat untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh
dan juga menambah berat badan hinga mencapai berat badan normal. Bahan
makanan yang dianjurkan dalam pemberian diet ETPT ini adalah semua bahan
makanan sumber karbohidrat, meningkatkan konsumsi protein baik hewani
maupun nabati, sert ameningkatkan asupan sayuran dan buahan.
BAB III
PENUTUP
1. Simpulan
2. Saran
Depkes RI. 1997. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.
Saraswati, E. 1998. Resiko Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia
untuk melahirkan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR). Penelitian Gizi dan Makanan jilid 21.