DOSEN PENGAJAR
KELOMPOK II
AHMAD JUNAIDI 15.07.0122
FRI MUHAMMAD RAMADHAN 15.07.0127
NUR ARISKA 15.07.0130
QONITATUN KHOFIZOH 15.07.0146
SITI NOR HADIZAH 15.07.0154
PRIHATYEN 15.07.0158
TRINOVITA SARI 15.07.0159
RIDHO AKBAR 15.07.0165
ASFIANOR GUNAWAN 15.07.0195
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah berjudul “KIA dan KESPRO” secara umum.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Mohon maaf jika masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PEDAHULUAN...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................. 3
1.3. Tujuan............................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 5
2.1. Pengertian KIA................................................................................. 5
2.2. Prinsip dan Tujuan Program Kesehatan Ibu dan Anak.................... 7
2.3. Pelayanan dan Indikator Program Kesehatan Ibu dan Anak............ 8
2.4. Sistem Kesiagaan di Bidang Kesehatan Ibu dan Anak.................... 12
2.5. Kegiatan di Program Kesehatan Ibu Dan Anak............................... 14
2.6. Manajemen Kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak............................... 14
2.7. Pengertian KESPRO......................................................................... 16
2.8. Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi............................................ 17
2.9. Indikator Kesehatan Reproduksi...................................................... 20
2.10. Hak-Hak Reproduksi........................................................................ 21
2.11. Alat Reproduksi Manusia................................................................. 24
2.12. Cara Pemeliharaan Organ Reproduksi............................................. 26
BAB IV PENUTUP............................................................................................. 40
4.1. Kesimpulan....................................................................................... 40
4.2. Saran.................................................................................................. 41
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Salah satu target yang ingin dicapai adalah menurunkan angka kematian
anak dan meningkatkan kesehatan ibu, hal tersebut tercantum dalam MDGs
tujuan keempat dan kelima.
Kesehatan ibu dan anak merupakan harapan masa depan bagi semua
orang. Dari dahulu hingga sekarang ini masalah kesehatan ibu dan anak masih
kurang diperhatikan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor tertentu, situasi,
dan kondisinya. Masalah kesehatan ibu dan anak merupakan masalah yang
perlu perhatian lebih karena masalah itu merupakan masalah yang
mempengaruhi generasi muda yang akan terbentuk.
Target AKI di Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 kematian per
100.000 kelahiran hidup. Sementara itu berdasarkan Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) (yang
berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000
kelahiran hidup. Angka ini masih cukup jauh dari target yang harus dicapai
pada tahun 20154.
4
Dita Anugrah Pratiwi, “Angka Kematian Ibu di Indonesia Masih Jauh dari Target MDGs 2015”,
Diakses dari http://www.kompasiana.com/ditaanugrah/angka-kematian-ibu-di-indonesia-masih-
jauh-dari-target-mdgs-2015_54f940b8a33311ba078b4928, Pada tanggal 09 Juni 2016 Pukul
09.45
3
Jumlah remaja yang tidak sedikit merupakan potensi yang sangat berarti
dalam melanjutkan pembangunan di indonesia. Akan tetapi adanya
ketidakseimbangan upaya pembangunan yang di lakukan terutama terhadap
remaja, akhirnya menimbulkan masalah bagi pembangunan itu sendiri. Salah
satu dampak ketidakseimbangan pembangunan itu adalah terjadinya
perubahan mendasar yang menyangkut sikap dan prilaku seksual pranikah
dikalangan remaja. Di Indonesia sekitar 62,7% remaja telah melakukan
hubungan seks di luar nikah. 20% dari 94.270 perempuan yang mengalami
hamil di luar nikah juga berasal dari kelompok usia remaja dan 21%
diantaranya pernah melakukan aborsi. Lalu pada kasus terinfeksi HIV dalam
rentang 3 bulan sebanyak 10.203 kasus, 30% penderitanya berusia remaja 6.
Tidak tepat dan tidak benarnya informasi mengenai seksual dan reproduksi
yang mereka terima semakin membuat runyam masalah perilaku seksual
remaja pranikah.
6
Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah program pemerintah dalam upaya
dibidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil,
ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah 15.
Pemberdayaan masyarakat bidang KIA merupakan upaya memfasilitasi
masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya
mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan dan
persalinan Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang
dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat
transportasi/komunikasi (telepon genggam, telpon rumah), pendanaan,
pendonor darah, pencatatan-pemantaun dan informasi KB. Dalam pengertian
ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka
masyarakat, serta menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan
kesehatan akan dilakukan di taman kanak-kanak 16.
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen
Kesehatan RI, 1988) 17. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang
terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Ayah dan ibu dalam melaksanakan
tanggung jawab sebagai orang tua dan mampu memenuhi tugas sebagai
pendidik. Oleh sebab itu keluarga mempunyai peranan yang besar dalam
mempengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada tahap awal maupun
tahap-tahap kritisnya, dan yang paling berperan sebagai pendidik anak-
anaknya adalah ibu.
Ibu sangat berperan dalam kehidupan buah hatinya baik di saat anak
tersebut masih bayi hingga akhirnya dewasa, bahkan sampai anak yang sudah
dilepas tanggung jawabnya atau menikah dengan orang lain seorang ibu tetap
berperan dalam kehidupan anaknya.
2.2. Prinsip dan Tujuan Program Kesehatan Ibu dan Anak
Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan
peningkatan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien.
Pelayanan KIA diutamakan pada kegiatan pokok 18:
1. Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan
dengan mutu yang baik serta jangkauan yang setinggi-tingginya.
2. Peningkatan pertolongan persalinan yang lebih ditujukan kepada
peningkatan pertolongan oleh tenaga professional secara
berangsur.
3. Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil, baik oleh tenaga
kesehatan maupun di masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta
penanganan dan pengamatannya secara terus menerus.
4. Peningkatan pelayanan neonatal (bayi berumur kurang dari satu
bulan) dengan mutu yang baik dan jangkauan yang setinggi
tingginya.
Sedangkan tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah
tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan
yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak
untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan
bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya 19.
Sedangkan tujuan khusus program KIA adalah 20:
1. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan
perilaku), dalam mengatasi kesehatan diri dan keluarganya
dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya
pembinaan kesehatan keluarga, paguyuban sepuluh keluarga,
Posyandu dan sebagainya.
8
seperti kondisi kesehatan ibu, kesehatan bayi baru lahir, kesehatan bayi,
pelayanan kesehatan, dan berbagai hubungan dan kekuasaan yang
memperngaruhi kondisi tersebut agar mereka mampu untuk melakukan aksi
guna memperbaiki kondisi tersebut berdasarkan analisa mereka tentang
potensi yang mereka miliki. Untuk memfasilitasi mereka agar berpikir,
menganalisa dan melakukan aksi, proses fasilitasi dan warga yang berperan
melakukan fasilitasi sangat diperlukan. Selain itu, warga yang berperan
memfasilitasi masyarakatnya membutuhkan pemahaman tidak hanya tentang
konsep Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA tetapi juga membutuhkan
pengetahuan dan keterampilan penggunaan metode dan alat-alat partisipatif.
2.5. Kegiatan di Program Kesehatan Ibu Dan Anak
Ada beberapa kegiatan dalam program kesehatan ibu dan anak,
diantaranya37:
1. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak
balita, dan anak prasekolah.
2. Deteksi dini faktor resiko ibu hamil.
3. Pemantauan tumbuh kembang balita.
4. Imunisasi Tetanus Toxoid dua kali pada ibu hamil serta BCG,
DPT tiga kali, Polio tiga kali, dan campak satu kali pada bayi. 5.
Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai
tujuan program KIA.
6. Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita, dan anak prasekolah untuk
macam-macam penyakit ringan.
7. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan
pemeliharaan serta bayi-bayi yang lahir ditolong oleh dukun
selama periode neonatal (0-30 hari).
8. Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para
dukun bayi serta kader-kader kesehatan.
2.6. Manajemen Kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak
Pemantauan kegiatan KIA dilaksanakan melalui Pemantauan Wilayah
Setempat-KIA (PWS-KIA) dengan batasan. Pemamtauan Wilayah Setempat
15
KIA adalah alat untuk pengelolaaan kegiatan KIA serta alat untuk motivasi
dan komunikasi kepada sektor lain yang terikat dan dipergunakan untuk
pemamtauan program KIA secara teknis maupun non teknis. Melalui PWS-
KIA dikembangkan indikator-indikator pemantauan teknis dan non teknis,
yaitu38:
1. Indikator Pemantauan Teknis
Indikator ini digunakan oleh para pengelola program dalam
lingkungan kesehatan yang terdiri dari:
a. Indikator Akses
b. Indikator Cakupan Ibu Hamil
c. Indikator Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
d. Indikator Penjaringan Dini Faktor Resiko oleh Masyarakat
e. Indikator Penjaringan Faktor Resiko oleh Tenaga
Kesehatan
f. Indikator Neonatal
2. Indikator Pemamtauan Non teknis
Indikator ini dimasksudnya untuk motivasi dan komunikasi
kemajuan maupun masalah operasional kegiatan KIA kepada
para penguasa di wilayah, sehingga di mengerti dan mendapatkan
bantuan sesuai keperluan. Indikator-indikator ini dipergunakan
dalam berbagai tingkat administradi, yaitu:
a. Indikator pemerataan pelayanan KIA
Untuk ini dipilih AKSES (jangkauan) dalam pemamtauan
secara teknis memodifikasinya menjadi indikator
pemerataan pelayanan yang lebih dimengerti oleh para
penguasa wilayah.
b. Indikator efektivitas pelayanan KIA
Untuk ini dipilih cakupan (coverage) dalam pemamtauan
secara teknnis dengan memodifikasinya menjadi indicator
efektivitas program yang lebih dimengerti oleh para
penguasa wilayah.
16
dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum dan
sesudah menikah43.
Masalah kesehatan reproduksi pada seorang sangat dirasakan ketika
masa kesuburannya berakhir (menopause), meskipun sebenarnya seorang
laki- laki juga akan menghadapi hal yang sama yaitu mengalami penurunan
fungsi reproduksi (andropause) walaupun dalam hal ini kejadiannya lebih tua
dibanding pada seorang perempuan.
2.8. Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi
Ruang lingkup kesehatan reproduksi mencakup keseluruhan kehidupan
manusia sejak lahir sampai mati. Pelaksanaan kesehatan reproduksi
menggunakan pendekatan siklus hidup (life cycle approach) agar di peroleh
sasaran yang pasti dan komponen pelayanan yang jelas serta dilaksanakan
secara terpadu dan berkualitas dengan memperhatikan hak reproduksi
perorangan dengan bertumpu pada program pelayanan yang tersedia 44. Ada
empat komponen prioritas kesehatan reproduksi, yaitu 45:
1. Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir
2. Keluarga Berencana
3. Kesehatan Reproduksi Remaja
4. Pencegahan dan Penanganan Penyakit Menular Seksual,
termasuk HIV/AIDS.
Dalam pendekatan siklus hidup di kenal lima tahap, beberapa pelayanan
kesehatan reproduksi dapat di berikan pada tiap tahapan berikut ini 46:
1. Konsepsi.
a. Perlakukan sama terhadap janin laki-laki atau perempuan.
18
56
Ibid.,
57
Ifana Safitri, “Kesehatan Reproduksi, Definisi, Tujuan, dan Alat Reproduksi Manusia”, Loc cit
25
buang hajat seperti BAB dan buang air kecil, Sisa kotoran yang menempel
dapat menyebabkan terjadinya iritasi dan infeksi 58.
Merawat kesehatan reproduksi bisa dimaulai dengan kebiasaan yang
baik. Diantaranya adalah tidak menggunkan alat-alat elektronik di dekat paha
seperti handphone, tablet, laptop dan lainya. Gedget atau alat elektronik yang
panas dapat mengakibatkan kualitas sperma berkurang. Begitu juga dengan
penggunaan celana yang super ketat akan membuat organ reproduksi menjadi
panas.
Tanamkanlah prinsip untuk tidak melakukan hubungan seksual
sebelum menikah. Hubungan seks pranikah biasanya dapat terjadi pada lebih
dari satu pasangan. Hal inilah yang akan membuat peluang besar terjadinya
penularan penyakit kelamin. Apalagi banyak penyakit kelamin saat ini yang
sangat berbahaya dan beresiko merusak alat kelamin.
Biasakan juga merawat kesehatan reproduksi dengan cara
memeriksakan kesehatan secara berkala. Ini bisa dilakukan paling tidak sekali
dalam setahun guna mendeteksi penyakit kelamin yang muncul. Deteksi dini
akan mempemudah penanganan. Pemeriksaan yang dapat dilakukan seperti
mamografi, pap smear dan juga pengecekan secara umum ini merupakan
salah satu cara ampuh menjaga kesehatan reproduksi.
1. Pemeliharaan organ reproduksi pada wanita
Berikut ada beberapa tips dalam merawat organ reproduksi
wanita antara lain59:
Untuk wanita, jangan membersihkan alat reproduksi dari
belakang kedepan bersihkanlah dengan cara dari depan ke
belakang. Hindarkan kebiasaan menggaruk saat gatal karena
bisa menimbulkan iritasi. Pakai tisu basah hangat dan basuh.
Kebanyakan wanita tidak paham akan hal ini, banyak wanita
yang membasuh organ intim dari anus ke arah vagina. Hal ini
akan menyebabkan bakteri bersarang pada anus dan masuk ke
58
Murdani, “Tips Menjaga Kesehatan Reproduksi Pria Dan Wanita”, Diakses dari
http://www.raihkesehatan.com/2015/09/kesehatan-reproduksi-pria-dan-wanita.html, Pada
tanggal 12 Juni 2016 Pukul 16.00
59
Ibid.,
28
60
Ibid.,
30
ANALISIS MASALAH
31
32
Adapun rangkuman antara masalah, penyebab, dan intervensi lebih mudah dengan mengunakan tabel sebagai berikut:
penyakit reproduksi seperti infeksi misalnya inpeksi saluran reproduksi. Agar mudah
saluran reproduksi menanganinya bisa digunakan bahan alami dari rumah dan
yang lebih penting adalah periksakan kesehatan ibu dan
anak serta alat system reproduksi ke klinik, puskesmas,
dan rumah sakit agar kesehatan tetap terus terjaga
7 Kurangnya partisipasi laki-laki Partisipasi laki-laki dalam kegiatan Partisipasi laki-laki dalam kegiatan KB dan kesehatan
dalam kegiatan keluarga berencana KB dan upaya pencegahan serta reproduksi sangatlah penting. Pengetahuan laiki-laki yang
dan upaya pecegahan serta penularan PMS/IMS, HIV/AIDS minim dalam menanggapi kesehatan alat reproduksi serta
penularan PMS, HIV/AIDS. masih kurang, dikarenakan partisipasi mereka dalam mengikuti KB, untuk diusahakan
pengetahuan dan pendidikan yang mempunyai dua anak cukup namun mereka yang kurang
masih minim. paham akan hal itu masih menganggap punya banyak anak
akan banyak rejeki, tetapi malah sebaiknya makin banyak
anak maka akan lebih banyak tanggungan ekonominya.
Pemerintah tentunya harus lebih giat untuk melakukan
penyuluhan kepada masyarakat agar pemikiran
masyarakat yang demikian bisa berkurang dan dengan
memberikan contoh kepada laki-laki kemungkinan
penyakit yang timbul akibat dari kesalahan tindakan dan
perilaku selama ini. Laki-laki juga harus merubah
pandangannya bahwa masalah kesehatan tidak hanya
tanggung jawab pemerintah tetapi merupakan masalah dan
tanggung jawab bersama.
8 Kurangnya pemahaman Pemahaman masyarakat yang masih Masyarakat harusnya memahami betul tentang jarak
masyarakat tentang jarak kurang tentang jarak kelahiran dan kelahiran dan jumlah kelahiran, karena kurangnya
kehamilan dan jumlah kelahiran jumlah kelahiran menyebabkan pemahaman masyarakat membuat berbagai dampak atau
pada penggunaan KB. jumlah ibu hamil dengan “4 terlalu” resiko misalanya pada jarak kelahiran atau kehamilan yang
atau terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat dengan kehamilan sebelumnya maka akan
banyak anak, dan terlalu dekat jarak menyebabkan bayi terlahir dengan berat badan rendah,
39
antar kelahiran, menyebabkan kekurangan gizi dan sebagainya dikarenakan Rahim ibu
rendahnya derajat kesehatan yang masih belum pulih akibat persalinan sebelumnya.
reproduksi Bagi ibu hamil bisa mudah terkena anemia yang akan
meningkatkan resiko terhadap pendarahan dan
sebagainya. Maka dari itu pemerintah sudah memberikan
program tentang KB, supaya masyarakat bisa menerepkan
program tersebut pada keluarga masing-masing sehingga
dapat mengurangi angka kematian pada ibu dan anak serta
memberikan jarak kelahiran dan memperkecil jumlah
kelahiran.
9 Kurangnya pemahaman Pendidikan dan pengatahuan Pendidikan dan pengetahuan masyarakat tentang cara
masyarakat tentang cara masyarakat yang kurang pemeliharaan organ reproduksi sangatlah penting
pemeliharaan organ reproduksi. menyebabkan terbatasnya dikarenakan kesehatan reproduksi merupakan tanggung
pemahaman masyarakat terhadap jawab diri sendiri di mulai dari menjaga kebersihan
cara pemeliharaan organ pakaian dan sering - sering membersikan alat reproduksi.
reproduksi. Untuk pengetahuan yang lebih masyarakat bisa melakukan
pemeriksaan dan berkonsultasi pada pelayan kesehatan
ataupun dokter untuk mengantisipasi penyakit kespro
lebih awal.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan
Masyarakat bidang KIA masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat
darurat dari aspek non klinik terkait kehamilan dan persalinan. Sistem
kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan
untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat tranportasi atau komunikasi
(telepon genggam, telepon rumah), pendanaan, pendonor darah, pencacatan
pemantauan dan informasi KB. Dalam pengertian ini tercakup pula
pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat serta
menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di taman
kanak-kanak.
Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan
sosial yang utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan
dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-
fungsi serta proses-prosesnya. Hak reproduksi adalah bagian dari hak asasi
yang meliputi hak setiap pasangan dan individual untuk memutuskan secara
bebas dan bertanggung jawab jumlah, jarak, dan waktu kelahiran anak, serta
untuk memiliki informasi dan cara untuk melakukannya.
Peran dan tugas tenaga kesehatan masyarakat, antara lain
mengumpulkan, mengolah data dan informasi, menginventarisasi
permasalahan, serta melaksanakan pemecahan permasalahan yang berkaitan
dengan pelayanan kesehatan masyarakat, merencanakan, melaksanakan,
mengendalikan, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan Puskesmas,
menyiapkan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan, serta petunjuk
40
41
Dedi Alamsyah dan Ratna Muliawati. 2013. Pilar Dasar Ilmu Kesehatan
Masyarahat, Yogyakarta: Nuha Medika.
https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_kesehatan_masyarakat.
https://id.wikipedia.org/wiki/Tujuan_Pembangunan_Milenium.
http://www.kompasiana.com/ditaanugrah/angka-kematian-ibu-di-indonesia-masih-
jauh-dari-target-mdgs-2015_54f940b8a33311ba078b4928
http://belajarpsikologi.com/pengertian-remaja/
http://www.kompasiana.com/rumahbelajar_persada/63-persen-remaja-di-
indonesia-melakukan-seks-pra-nikah_54f91d77a33311fc078b45f4
http://kbbi.web.id/sehat
https://thesimplehealthy.wordpress.com/2014/03/25/definisi-sehat-menurut-para-
ahli/.
http://kbbi.web.id/ibu.
https://id.wikipedia.org/wiki/Ibu.
http://kbbi.web.id/anak.
https://id.wikipedia.org/wiki/anak.
http://sehatobatsakit.blogspot.co.id/2014/04/pengertian-tujuan-target-program-
kesehatan-ibu-anak-kia.html.
http://nursingbegin.com/kesehatan-ibu-dan-anak/.
http://www.kajianpustaka.com/2012/11/definisi-fungsi-dan-bentuk-keluarga.html.
http://nurmasite.blogspot.com/2013/01/program-kesehatan-ibu-dananak-kia-
1.html
http://nenycw3ttz.blogspot.com/2012/04/indikator-kesehatan-ibu-dan-anak.html
https://hendirusman26.wordpress.com/2011/06/19/kesehatan-ibu-dan-anak/
http://www.mitrainti.org/?q=node/380
https://id.wikipedia.org/wiki/Reproduksi
https://carapedia.com/definisi_kesehatan_reproduksi_seksual_info3853.html
https://realtechnetcenter.wordpress.com/tutorial/kesehatan-reproduksi/
http://bidanshop.blogspot.co.id/2014/10/konsep-kesehatan-reproduksi.html
http://septriku.blogspot.co.id/2012/10/kesehatan-reproduksi.html,
http://jurnalbidandiah.blogspot.co.id/2012/05/konsep-dasar-kesehatan-
reproduksi.html
http://ifanascout.blogspot.co.id/2015/05/kesehatan-reproduksi-definisi-tujuan.html
http://www.raihkesehatan.com/2015/09/kesehatan-reproduksi-pria-dan-
wanita.html