Anda di halaman 1dari 46

MAKALAH

DASAR-DASAR ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN


(KM 206)
JUDUL

“KIA DAN KESPRO (KESEHATAN IBU ANAK DAN


KESEHATAN REPRODUKSI) ”

DOSEN PENGAJAR

YENI RIZA, SKM., M.Kes


DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK II
AHMAD JUNAIDI 15.07.0122
FRI MUHAMMAD RAMADHAN 15.07.0127
NUR ARISKA 15.07.0130
QONITATUN KHOFIZOH 15.07.0146
SITI NOR HADIZAH 15.07.0154
PRIHATYEN 15.07.0158
TRINOVITA SARI 15.07.0159
RIDHO AKBAR 15.07.0165
ASFIANOR GUNAWAN 15.07.0195

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA)


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT REGULER A
BANJARMASIN
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah berjudul “KIA dan KESPRO” secara umum.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Mohon maaf jika masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Banjarmasin, Juni 2016

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PEDAHULUAN...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................. 3
1.3. Tujuan............................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 5
2.1. Pengertian KIA................................................................................. 5
2.2. Prinsip dan Tujuan Program Kesehatan Ibu dan Anak.................... 7
2.3. Pelayanan dan Indikator Program Kesehatan Ibu dan Anak............ 8
2.4. Sistem Kesiagaan di Bidang Kesehatan Ibu dan Anak.................... 12
2.5. Kegiatan di Program Kesehatan Ibu Dan Anak............................... 14
2.6. Manajemen Kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak............................... 14
2.7. Pengertian KESPRO......................................................................... 16
2.8. Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi............................................ 17
2.9. Indikator Kesehatan Reproduksi...................................................... 20
2.10. Hak-Hak Reproduksi........................................................................ 21
2.11. Alat Reproduksi Manusia................................................................. 24
2.12. Cara Pemeliharaan Organ Reproduksi............................................. 26

BAB III ANALISIS MASALAH........................................................................ 31


3.1. Identifikasi Masalah.......................................................................... 31
3.2. Identifikasi Penyebab........................................................................ 32
3.3. Intervensi/Program/Kegiatan............................................................ 33

BAB IV PENUTUP............................................................................................. 40
4.1. Kesimpulan....................................................................................... 40
4.2. Saran.................................................................................................. 41

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sudah banyak ahli - ahli kesehatan di dunia yang membuat batasan


tentang definisi kesehatan masyarakat, sehingga definisi dari abad ke abad
tentang kesmas mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat
dari definisi kesehatan yaitu upaya - upaya untuk mengatasi masalah sanitasi
yang menggangu kesehatan1.

Ilmu Kesehatan Masyarakat (bahasa Inggris: public health) menurut


profesor Winslow dari Universitas Yale (Leavel and Clark, 1958) adalah ilmu
dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan
fisik dan mental, dan efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir
untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat,
pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian
pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit
dan pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar setiap orang di
masyarakat mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga
kesehatannya2.

Tujuan Pembangunan Milenium (bahasa Inggris: Millennium


Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah
Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189
negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada
September 20003.

1
2

Salah satu target yang ingin dicapai adalah menurunkan angka kematian
anak dan meningkatkan kesehatan ibu, hal tersebut tercantum dalam MDGs
tujuan keempat dan kelima.

Setiap wanita harus memikirkan kesehatannya terpaut apakah dia


merencanakan kehamilan atau pun tidak . Salah satu alasannya adalah bahwa
sekitar setengah dari seluruh kehamilan tidak direncanakan. Kehamilan yang
tidak direncanakan berisiko lebih besar dari kelahiran prematur dan berat lahir
rendah bayi. Alasan lain adalah bahwa, meskipun kemajuan penting dalam
perawatan kedokteran dan kehamilan, sekitar 1 dari 8 bayi lahir terlalu dini.
Para peneliti sedang mencoba untuk mencari tahu mengapa dan bagaimana
mencegah kelahiran prematur. Tetapi para ahli setuju bahwa wanita perlu
lebih sehat sebelum hamil. Dengan mengambil tindakan terhadap masalah
kesehatan dan risiko sebelum kehamilan, Anda dapat mencegah masalah yang
mungkin mempengaruhi Anda atau bayi Anda nanti.

Kesehatan ibu dan anak merupakan harapan masa depan bagi semua
orang. Dari dahulu hingga sekarang ini masalah kesehatan ibu dan anak masih
kurang diperhatikan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor tertentu, situasi,
dan kondisinya. Masalah kesehatan ibu dan anak merupakan masalah yang
perlu perhatian lebih karena masalah itu merupakan masalah yang
mempengaruhi generasi muda yang akan terbentuk.

Target AKI di Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 kematian per
100.000 kelahiran hidup. Sementara itu berdasarkan Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) (yang
berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000
kelahiran hidup. Angka ini masih cukup jauh dari target yang harus dicapai
pada tahun 20154.

4
Dita Anugrah Pratiwi, “Angka Kematian Ibu di Indonesia Masih Jauh dari Target MDGs 2015”,
Diakses dari http://www.kompasiana.com/ditaanugrah/angka-kematian-ibu-di-indonesia-masih-
jauh-dari-target-mdgs-2015_54f940b8a33311ba078b4928, Pada tanggal 09 Juni 2016 Pukul
09.45
3

Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan


manusia. Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21
tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria 5. Masa ini
merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa yang meliputi perubahan biologi, perubahan psikologi, dan
perubahan sosial.

Jumlah remaja yang tidak sedikit merupakan potensi yang sangat berarti
dalam melanjutkan pembangunan di indonesia. Akan tetapi adanya
ketidakseimbangan upaya pembangunan yang di lakukan terutama terhadap
remaja, akhirnya menimbulkan masalah bagi pembangunan itu sendiri. Salah
satu dampak ketidakseimbangan pembangunan itu adalah terjadinya
perubahan mendasar yang menyangkut sikap dan prilaku seksual pranikah
dikalangan remaja. Di Indonesia sekitar 62,7% remaja telah melakukan
hubungan seks di luar nikah. 20% dari 94.270 perempuan yang mengalami
hamil di luar nikah juga berasal dari kelompok usia remaja dan 21%
diantaranya pernah melakukan aborsi. Lalu pada kasus terinfeksi HIV dalam
rentang 3 bulan sebanyak 10.203 kasus, 30% penderitanya berusia remaja 6.
Tidak tepat dan tidak benarnya informasi mengenai seksual dan reproduksi
yang mereka terima semakin membuat runyam masalah perilaku seksual
remaja pranikah.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud KIA?
2. Bagaimana prinsip dan tujuan program kesehatan ibu dan anak?
3. Bagaimana pelayanan dan indikator program kesehatan ibu dan
anak?
4. Bagaimana sistem kesiagaan di bidang kesehatan ibu dan anak?
5. Bagaimana kegiatan di program kesehatan ibu dan anak?
4

6. Bagaiamana manajemen kegiatan kesehatan ibu dan anak?


7. Apa yang dimaksud KESPRO?
8. Apa saja ruang lingkup kesehatan reproduksi?
9. Apa saja indikator kesehatan reproduksi?
10. Apa saja hak - hak kesehatan reproduksi?
11. Apa saja alat reproduksi manusia?
12. Bagaimana cara pemeliharaan organ reproduksi?
1.3. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kesehatan ibu dan anak.
2. Untuk mengetahui prinsip dan tujuan program kesehatan ibu dan
anak.
3. Untuk mengetahui pelayanan dan indikator program kesehatan
ibu dan anak.
4. Untuk mengetahui sistem kesiagaan di bidang kesehatan ibu dan
anak.
5. Untuk mengetahui kegiatan di program kesehatan ibu dan anak.
6. Untuk mengetahui manajemen kegiatan kesehatan ibu dan anak.
7. Untuk mengetahui kesehatan reproduksi.
8. Untuk mengetahui ruang lingkup kesehatan reproduksi.
9. Untuk mengetahui indikator kesehatan reproduksi.
10. Untuk mengetahui hak - hak kesehatan reproduksi.
11. Untuk mengetahui alat reproduksi manusia.
12. Untuk mengetahui cara pemeliharaan organ reproduksi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian KIA


Sehat adalah baik seluruh badan serta bagian-bagiannya atau bebas dari
sakit . Sedangakan, kesehatan adalah keadaan sehat 8. Sehat adalah fungsi
7

efektif dari sumber-sumber perawatan diri (self care resouses) yang


menjamin tindakan untuk perawatan diri (self care actions) secara adekuat.
Self care resources: mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap. Self
care actions merupakan perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlukan untuk
memperoleh, mempertahankan dan meningkatkan fungsi psikososial dan
spiritual (Menurut Paune, 1983)9. Kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera
dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap
orang produktif secara sosial dan ekonomis. (Menurut UU NO. 23/1992
tentang kesehatan)10.
Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang 11. Ibu adalah orang
tua perempuan seorang anak, baik melalui hubungan biologis maupun sosial.
Ibu memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak, dan
panggilan ibu dapat diberikan untuk perempuan yang bukan orang tua
kandung (biologis) dari seseorang yang mengisi peranan ini 12. Anak adalah
keturunan yang kedua13. Anak adalah seorang lelaki atau perempuan yang
belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas 14.

6
Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah program pemerintah dalam upaya
dibidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil,
ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah 15.
Pemberdayaan masyarakat bidang KIA merupakan upaya memfasilitasi
masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya
mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan dan
persalinan Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang
dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat
transportasi/komunikasi (telepon genggam, telpon rumah), pendanaan,
pendonor darah, pencatatan-pemantaun dan informasi KB. Dalam pengertian
ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka
masyarakat, serta menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan
kesehatan akan dilakukan di taman kanak-kanak 16.
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen
Kesehatan RI, 1988) 17. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang
terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Ayah dan ibu dalam melaksanakan
tanggung jawab sebagai orang tua dan mampu memenuhi tugas sebagai
pendidik. Oleh sebab itu keluarga mempunyai peranan yang besar dalam
mempengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada tahap awal maupun
tahap-tahap kritisnya, dan yang paling berperan sebagai pendidik anak-
anaknya adalah ibu.
Ibu sangat berperan dalam kehidupan buah hatinya baik di saat anak
tersebut masih bayi hingga akhirnya dewasa, bahkan sampai anak yang sudah
dilepas tanggung jawabnya atau menikah dengan orang lain seorang ibu tetap
berperan dalam kehidupan anaknya.
2.2. Prinsip dan Tujuan Program Kesehatan Ibu dan Anak
Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan
peningkatan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien.
Pelayanan KIA diutamakan pada kegiatan pokok 18:
1. Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan
dengan mutu yang baik serta jangkauan yang setinggi-tingginya.
2. Peningkatan pertolongan persalinan yang lebih ditujukan kepada
peningkatan pertolongan oleh tenaga professional secara
berangsur.
3. Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil, baik oleh tenaga
kesehatan maupun di masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta
penanganan dan pengamatannya secara terus menerus.
4. Peningkatan pelayanan neonatal (bayi berumur kurang dari satu
bulan) dengan mutu yang baik dan jangkauan yang setinggi
tingginya.
Sedangkan tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah
tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan
yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak
untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan
bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya 19.
Sedangkan tujuan khusus program KIA adalah 20:
1. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan
perilaku), dalam mengatasi kesehatan diri dan keluarganya
dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya
pembinaan kesehatan keluarga, paguyuban sepuluh keluarga,
Posyandu dan sebagainya.
8

2. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak


prasekolah secara mandiri di dalam lingkungan keluarga,
paguyuban 10 keluarga, Posyandu, dan Karang Balita serta di
sekolah Taman Kanak-Kanak atau TK.
3. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita,
ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan ibu meneteki.
4. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin,
nifas, ibu meneteki, bayi dan anak balita.
5. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga
dan seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu,
balita, anak prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu
dan keluarganya.
2.3. Pelayanan dan Indikator Program Kesehatan Ibu dan Anak
Ada beberapa pelayanan dan indikator dalam program kesehatan ibu
dan anak, diantaranya21:
1. Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar
pelayanan antenatal. Standar minimal “5T” untuk pelayanan
antenatal terdiri dari:
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
b. Ukur Tekanan darah.
c. Pemberian Imunisasi TT lengkap.
d. Ukur Tinggi fundus uteri22.
e. Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama
kehamilan.
Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama
kehamilan dengan ketentuan waktu minimal 1 kali pada triwulan
pertama, minimal 1 kali pada triwulan kedua, dan minimal 2 kali
pada triwulan ketiga.
9

2. Pertolongan Persalinan jenis tenaga yang memberikan


pertolongan persalinan kepada masyarakat:
a. Tenaga profesional seperti dokter spesialis kebidanan,
dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat.
b. Dukun bayi terlatih adalah dukun bayi yang telah
mendapatkan latihan tenaga kesehatan yang dinyatakan
lulus. Sedangkan tidak terlatih adalah dukun bayi yang
belum pernah dilatih oleh tenaga kesehatan atau dukun bayi
yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.
3. Deteksi dini ibu hamil berisiko faktor risiko pada ibu hamil
diantaranya adalah:
a. Primigravida23 kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
tahun.
b. Anak lebih dari 4.
c. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekurang
kurangnya 2 tahun atau lebih dari 10 tahun.
d. Tinggi badan kurang dari 145 cm.
e. Berat badan kurang dari 38 kg atau lingkar lengan atas
kurang dari 23,5 cm.
f. Riwayat keluarga mendeita kencing manis, hipertensi dan
riwayat cacat kengenital 24.
g. Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang
atau panggul.
Risiko tinggi kehamilan merupakan keadaan penyimpangan dan
normal yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan
kematian ibu maupun bayi. Risiko tinggi pada kehamilan
meliputi:
a. Hb kurang dari 8 gram %.
b. Tekanan darah tinggi yaitu sistole lebih dari 140 mmHg dan
diastole lebih dari 90 mmHg.
10

c. Oedema25 yang nyata.


d. Eklampsia26.
e. Perdarahan pervaginam.
f. Ketuban pecah dini.
g. Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu.
h. Letak sungsang pada primigravida.
i. Infeksi berat atau sepsis.
j. Persalinan premature.
k. Kehamilan ganda.
l. Janin yang besar
m. Penyakit kronis pada ibu antara lain jantung, paru, dan
ginjal.
n. Riwayat obstetri27 buruk, riwayat bedah sesar dan
komplikasi kehamilan.
Risiko tinggi pada neonatal meliputi:
a. BBLR atau berat lahir kurang dari 2500 gram.
b. Bayi dengan tetanus neonatorum 28.
c. Bayi baru lahir dengan asfiksia 29.
d. Bayi dengan ikterus neonatorum 30 yaitu ikterus lebih dari
10 hari setelah lahir.
e. Bayi baru lahir dengan sepsis.
f. Bayi lahir dengan berat lebih dari 4000 gram.
11

g. Bayi preterm31 dan posterm32.


h. Bayi lahir dengan cacat bawaan sedang.
i. Bayi lahir dengan persalinan dengan tindakan.
4. Indikator pelayanan kesehatan ibu dan bayi. Terdapat 6 indikator
kinerja penilaian standar pelayanan minimal atau SPM untuk
pelayanan kesehatan ibu dan bayi yang wajib dilaksanakan
yaitu33:
a. Akses pelayanan antenatal (cakupan K1).

Indikator akses ini digunakan untuk mengetahui jangkauan


pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam
menggerakkan masyarakat.

b. Cakupan ibu hamil (cakupan K4).

Dengan indikator ini dapat diketahui cakupan pelayanan


antenatal secara lengkap (memenuhi standar pelayanan dan
mendapati waktu yang ditetapkan), yang menggambarkan
tingkat perlindungan ibu hamil di suatu wilayah, di samping
menggambarkan kemampuan manajemen ataupun
kelangsungan program KIA.

c. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan.

Dengan indikator ini dapat diperkirakan proporsi persalinan


yang ditangani oleh tenaga kesehatan, dan ini
menggambarkan kemampuan manajemen program KIA
dalam pertolongan persalinan secara profesional.

d. Penjaringan (deteksi) ibu hamil berisiko oleh masyarakat.


12

Dengan indikator ini dapat diukur tingkat kemampuan dan


peran serta masyarakat dalam melakukan deteksi ibu hamil
berisiko di suatu wilayah.

e. Penjaringan (deteksi) ibu hamil berisiko oleh tenaga


kesehatan.

Dengan indikator ini dapat diperkirakan besarnya masalah


yang dihadapi oleh program KIA dan harus ditindak-lanjuti
dengan intervensi secara intensif.

f. Cakupan pelayanan neonatal (KN) oleh tenaga kesehatan.

Dengan indikator ini dapat diketahui jangkauan pelayanan


kesehatan neonatal serta kemampuan program dalam
menggerakkan masyarakat untuk melakukan rujukan
neonatal.

2.4. Sistem Kesiagaan di Bidang Kesehatan Ibu dan Anak


Sistem kesiagaan di bidang kesehatan ibu dan anak, terdiri atas lima,
yaitu34:
1. Sistem pencatatan-pemantauan.
2. Sistem transportasi-komunikasi.
3. Sistem pendanaan.
4. Sistem pendonor darah.
5. Sistem informasi KB.
Proses Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini tidak hanya proses
memfasilitasi masyarakat dalam pembentukan sistem kesiagaan itu saja,
tetapi juga merupakan proses fasilitasi yang terkait dengan upaya perubahan
perilaku, yaitu35:
13

1. Upaya mobilisasi sosial untuk menyiagakan masyarakat saat


situasi gawat darurat, khususnya untuk mambantu ibu hamil saat
bersalin.
2. Upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
menurunkan angka kematian maternal.
3. Upaya untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki oleh
masyarakat dalam menolong perempuan saat hamil dan
persalinan.
4. Upaya untuk menciptakan perubahan perilaku sehingga
persalinan dibantu oleh tenaga kesehatan profesional.
5. Merupakan proses pemberdayaan masyarakat sehingga mereka
mampu mengatasi masalah mereka sendiri.
6. Upaya untuk melibatkan laki-laki dalam mengatasi maslah
kesehatan maternal.
7. Upaya untuk melibatkan semua pemangku kepentingan
(stakeholders) dalam mengatasi masalah kesehatan.
Karena itu Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini berpijak pada
konsep-konsep berikut ini 36:
1. Revitalisasi praktek-praktek kebersamaan sosial dan nilai-nilai
tolong menolong, untuk perempuan saat hamil dan bersalin.
2. Merubah pandangan: persalinan adalah urusan semua pihak, tidak
hanya urusan perempuan.
3. Merubah pandangan: masalah kesehatan tidak hanya tanggung
jawab pemerintah tetapi merupakan masalah dan tanggunjawab
masyarakat.
4. Melibatan semua pemangku kepentingan (stakeholders)
dimasyarakat.
5. Menggunakan pendekatan partisipatif
6. Melakukan aksi dan advokasi.
Didalam pembentukan sistem kesiagaan, pertama-tama masyarakat
perlu untuk memahami dan menganalisa kondisi kesehatan mereka saat ini,
14

seperti kondisi kesehatan ibu, kesehatan bayi baru lahir, kesehatan bayi,
pelayanan kesehatan, dan berbagai hubungan dan kekuasaan yang
memperngaruhi kondisi tersebut agar mereka mampu untuk melakukan aksi
guna memperbaiki kondisi tersebut berdasarkan analisa mereka tentang
potensi yang mereka miliki. Untuk memfasilitasi mereka agar berpikir,
menganalisa dan melakukan aksi, proses fasilitasi dan warga yang berperan
melakukan fasilitasi sangat diperlukan. Selain itu, warga yang berperan
memfasilitasi masyarakatnya membutuhkan pemahaman tidak hanya tentang
konsep Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA tetapi juga membutuhkan
pengetahuan dan keterampilan penggunaan metode dan alat-alat partisipatif.
2.5. Kegiatan di Program Kesehatan Ibu Dan Anak
Ada beberapa kegiatan dalam program kesehatan ibu dan anak,
diantaranya37:
1. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak
balita, dan anak prasekolah.
2. Deteksi dini faktor resiko ibu hamil.
3. Pemantauan tumbuh kembang balita.
4. Imunisasi Tetanus Toxoid dua kali pada ibu hamil serta BCG,
DPT tiga kali, Polio tiga kali, dan campak satu kali pada bayi. 5.
Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai
tujuan program KIA.
6. Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita, dan anak prasekolah untuk
macam-macam penyakit ringan.
7. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan
pemeliharaan serta bayi-bayi yang lahir ditolong oleh dukun
selama periode neonatal (0-30 hari).
8. Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para
dukun bayi serta kader-kader kesehatan.
2.6. Manajemen Kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak
Pemantauan kegiatan KIA dilaksanakan melalui Pemantauan Wilayah
Setempat-KIA (PWS-KIA) dengan batasan. Pemamtauan Wilayah Setempat
15

KIA adalah alat untuk pengelolaaan kegiatan KIA serta alat untuk motivasi
dan komunikasi kepada sektor lain yang terikat dan dipergunakan untuk
pemamtauan program KIA secara teknis maupun non teknis. Melalui PWS-
KIA dikembangkan indikator-indikator pemantauan teknis dan non teknis,
yaitu38:
1. Indikator Pemantauan Teknis
Indikator ini digunakan oleh para pengelola program dalam
lingkungan kesehatan yang terdiri dari:
a. Indikator Akses
b. Indikator Cakupan Ibu Hamil
c. Indikator Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
d. Indikator Penjaringan Dini Faktor Resiko oleh Masyarakat
e. Indikator Penjaringan Faktor Resiko oleh Tenaga
Kesehatan
f. Indikator Neonatal
2. Indikator Pemamtauan Non teknis
Indikator ini dimasksudnya untuk motivasi dan komunikasi
kemajuan maupun masalah operasional kegiatan KIA kepada
para penguasa di wilayah, sehingga di mengerti dan mendapatkan
bantuan sesuai keperluan. Indikator-indikator ini dipergunakan
dalam berbagai tingkat administradi, yaitu:
a. Indikator pemerataan pelayanan KIA
Untuk ini dipilih AKSES (jangkauan) dalam pemamtauan
secara teknis memodifikasinya menjadi indikator
pemerataan pelayanan yang lebih dimengerti oleh para
penguasa wilayah.
b. Indikator efektivitas pelayanan KIA
Untuk ini dipilih cakupan (coverage) dalam pemamtauan
secara teknnis dengan memodifikasinya menjadi indicator
efektivitas program yang lebih dimengerti oleh para
penguasa wilayah.
16

Kedua indikator tersebut harus secara rutin dijabarkan per bulan,


perdesa serta dipergunakan dalam pertemuan-pertemuan lintas sektoral untuk
menunjukkan desa-desamana yang masih ketinggalan. Pemantauan secara
lintas sektoral ini harus diikuti dengan suatu tindak lanjut yang jelas dari para
penguasa wilayah perihal peningkatan penggerakan masyarakat serta
penggalian sumber daya setempat yang diperlukan.
2.7. Pengertian KESPRO
Kespro adalah singkatan dari kesehatan reproduksi. Secara sederhana
reproduksi berasal dari kata “re” artinya kembali dan “produksi” yang artinya
membuat atau menghasilkan, jadi reproduksi mempunyai arti suatu proses
kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidup 39.
Reproduksi adalah suatu proses biologis suatu individu organisme baru
diproduksi. Reproduksi merupakan cara dasar mempertahankan diri yang
dilakukan oleh semua bentuk kehidupan oleh pendahulu setiap individu
organisme untuk menghasilkan suatu generasi selanjutnya 40.
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan kesehatan yang sempurna
baik secara fisik, mental, dan sosial dan bukan semata-mata terbebas dari
penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem
reproduksi, fungsi serta prosesnya41. Menurut hasil ICPD (International
Conference on Population and Development) 1994 di Kairo adalah keadaan
sempurna fisik, mental dan kesejahteraan sosial dan tidak semata-mata
ketiadaan penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berkaitan dengan
sistem reproduksi dan fungsi dan proses 42. Menurut Depkes RI, 2000
kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara menyeluruh
mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat,
fungsi serta proses reproduksi yang pemikiran kesehatan reproduksi
bukannya kondisi yang bebas dari penyakit melainkan bagaimana seseorang
17

dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum dan
sesudah menikah43.
Masalah kesehatan reproduksi pada seorang sangat dirasakan ketika
masa kesuburannya berakhir (menopause), meskipun sebenarnya seorang
laki- laki juga akan menghadapi hal yang sama yaitu mengalami penurunan
fungsi reproduksi (andropause) walaupun dalam hal ini kejadiannya lebih tua
dibanding pada seorang perempuan.
2.8. Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi
Ruang lingkup kesehatan reproduksi mencakup keseluruhan kehidupan
manusia sejak lahir sampai mati. Pelaksanaan kesehatan reproduksi
menggunakan pendekatan siklus hidup (life cycle approach) agar di peroleh
sasaran yang pasti dan komponen pelayanan yang jelas serta dilaksanakan
secara terpadu dan berkualitas dengan memperhatikan hak reproduksi
perorangan dengan bertumpu pada program pelayanan yang tersedia 44. Ada
empat komponen prioritas kesehatan reproduksi, yaitu 45:
1. Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir
2. Keluarga Berencana
3. Kesehatan Reproduksi Remaja
4. Pencegahan dan Penanganan Penyakit Menular Seksual,
termasuk HIV/AIDS.
Dalam pendekatan siklus hidup di kenal lima tahap, beberapa pelayanan
kesehatan reproduksi dapat di berikan pada tiap tahapan berikut ini 46:
1. Konsepsi.
a. Perlakukan sama terhadap janin laki-laki atau perempuan.
18

b. Palayanan antenatal, persalinan, dan nifas yang aman serta


pelayanan bayi baru lahir.
2. Bayi dan Anak.
a. ASI eksklusif dan penyapihan yang layak.
b. Tumbuh kembang anak dan pemberian makanan dengan
gizi seimbang.
c. Imunisasi, manajemen terpadu balita sakit (MTBS) dan
manajemen terpadu bayi muda (MTBM).
d. Pencegahan dan penanggulangan kekerasan.
e. Pendidikan dan kesempatan untuk memperoleh pendidikan
yang sama pada laki-laki dan perempuan.
3. Remaja.
a. Gizi seimbang.
b. Informasi tentang kesehatan reproduksi.
c. Pencegahan kekerasan sosial.
d. Pencegahan terhadap ketergantungan narkotik,
psikotropika, dan zat adiktif.
e. Perkawinan pada usia yang wajar.
f. Pendidikan dan peningkatan keterampilan.
g. Peningkatan penghargaan diri.
h. Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman.
4. Usia Subur.
a. Kehamilan dan persalinan yang aman.
b. Pencegahan kecacatan da kematian akibat kehamilan akibat
kehamilan pada ibu dan bayi.
c. Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan
penggunaan kontrasepsi atau KB.
d. Pencegahan erhadap PMS atau HIV/AIDS.
e. Pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas.
f. Pencegahan penanggulangan masalah aborsi secara
rasional.
g. Deteksi dini kanker payudara dan leher Rahim.
19

h. Pencegahan dan manajemen infertilitas.


5. Usia Lanjut
a. Perhatian terhadap menopause/andropause.
b. Perhatian penyakit utama degeneratif termasuk rabun,
gangguan morbilin dan esteoporosis.
c. Deteksi dini kanker rahim dan kanker prostat.
Secara luas, ruang lingkup kesehatan reproduksi meliputi 47:
1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
Kesehatan reproduksi ibu dan bayi baru lahir meliputi
perkembangan berbagai organ reproduksi mulai dari sejak
kandungan, bayi, remaja, wanita usia subur, klimakterium 48,
menopause hingga meninggal.
2. Pencegahan dan penanggulangan Infeksi Saluran Reproduksi
(ISR) termasuk PMS HIV/AIDS.
3. Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi.
4. Kesehatan reproduksi remaja.
Permasalahan kesehatan reproduksi remaja termasuk pada saat
pertama anak perempuan mengalami haid/menarche yang bisa
beresiko timbulnya anemia, perilaku seksual yang mana bila
kurang pengetahuan dapat tertular penyakit hubungan seksual,
termasuk HIV/AIDS. Selain itu juga menyangkut kehidupan
remaja memasuki masa perkawinan. Remaja yang menginjak
masa dewasa bila kurang pengetahuan dapat mengakibatkan
risiko kehamilan muda yang mana mempunyai risiko terhadap
kesehatan ibu hamil dan janinnya.
5. Pencegahan dan penanganan infertilitas 49.
20

6. Kanker pada usia lanjut dan osteoporosis.


7. Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain, misalnya kanker
serviks, mutilasi genital, fistula, dll.
Dalam penerapanya di pelayanan kesehatan, komponen kespro yang
masih menjadi masalah di Indonesia adalah (PKRE) Pelayanan Kesehatan
Reproduksi Esensial, terdiri dari 50:
1. Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir.
2. Keluarga Berencana.
3. Kesehatan Reproduksi Remaja.
4. Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi Saluran Reproduksi
(ISR), trmasuk PMS-HIV / AIDS.
5. Paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif (PKRK)
ditambah Kesehatan Reproduksi Usia Lanjut.
2.9. Indikator Kesehatan Reproduksi
Adapun indikator dari kesehatan reproduksi antara lain 51:
1. Angka Kematian Ibu (AKI) makin tinggi AKI, makin rendah
derajat kesehatan reproduksi.
2. Angka Kematian Bayi (AKB) makin tinggi AKB, makin rendah
derajat kesehatan reproduksi.
3. Angka cakupan pelayanan keluarga berencana dan partisipasi
laki-laki dalam keluarga berencana makin rendah angka cakupan
pelayanan KB, makin rendah derajat kesehatan reproduksi.
4. Jumlah ibu hamil dengan “4 terlalu” atau “terlalu muda, terlalu
tua, terlalu banyak anak, dan terlalu dekat jarak antar kelahiran
makin tinggi jumlah ibu hamil dengan “4 terlalu”, makin rendah
derajat kesehatan reproduksi.
5. Jumlah perempuan dan/atau ibu hamil dengan masalah kesehatan,
terutama anemia dan kurang energi kronis/KEK, makin tinggi
jumlah anemia dan KEK, makin rendah derajat kesehatan
reproduksi.
21

6. Perlindungan bagi perempuan terhadap penularan penyakit


menular seksual (PMS), makin rendah perlindungan bagi
perempuan, makin rendah derajat kesehatan reproduksi.
7. Pemahaman laki-laki terhadap upaya pencegahan dan penularan
PMS makin rendah pemahaman PMS pada laki-laki, makin
rendah derajat kesehatan reproduksi.
2.10. Hak-Hak Reproduksi
Hak reproduksi perorangan adalah hak yang dimiliki oleh setiap orang,
baik laki-laki maupun perempuan (tanpa memandang perbedaan kelas sosial,
suku, umur, agama, dll) untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung
jawab (kepada diri, keluarga, dan masyarakat) mengenai jumlah anak, jarak
antar anak, serta penentuan waktu kelahiran anak dan akan melahirkan. Hak
reproduksi ini didasarkan pada pengakuan akan hak-hak asasi manusia yang
diakui di dunia internasional (Depkes RI, 2002)52. Hak-hak reproduksi
perorangan mengacu pada hak-hak asasi manusia seperti tercantum dalam
hukum internasional dan nasional serta dokumen-dokumen HAM
mencakup53:
1. Hak dasar individu dan pasangan untuk menentukan secara bebas
dan bertanggungjawab atas jumlah dan jarak anak, mendapatkan
informasi serta cara-cara untuk melaksanakan hal tersebut.
2. Hak untuk mencapai standar tertinggi kesehatan reproduksi dan
seksual.
3. Hak untuk membuat keputusan yang terbatas dari diskriminasi,
paksaan dan kekerasan.
Menurut Depkes RI (2002) hak kesehatan reproduksi dapat dijabarkan
secara praktis, antara lain 54:
1. Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan kesehatan
reproduksi yang terbaik. Ini berarti penyedia pelayanan harus
22

memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas


dengan memperhatikan kebutuhan klien, sehingga menjamin
keselamatan dan keamanan klien.
2. Setiap orang, perempuan, dan laki-laki (sebagai pasangan atau
sebagai individu) berhak memperoleh informasi selengkap-
lengkapnya tentang seksualitas, reproduksi dan manfaat serta
efek samping obat-obatan, alat dan tindakan medis yang
digunakan untuk pelayanan dan/atau mengatasi masalah kesehtan
reproduksi.
3. Setiap orang memiliki hak untuk memperoleh pelayanan KB
yang aman, efektif, terjangkau, dapat diterima, sesuai dengan
pilihan, tanpa paksaan dan tak melawan hukum.
4. Setiap perempuan berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang
dibutuhkannya, yang memungkinkannya sehat dan selamat dalam
menjalani kehamilan dan persalinan, serta memperoleh bayi yang
sehat.
5. Setiap anggota pasangan suami-isteri berhak memilki hubungan
yang didasari penghargaan.
6. Terhadap pasangan masing-masing dan dilakukan dalam situasi
dan kondisi yang diinginkan bersama tanpa unsure pemaksaan,
ancaman, dan kekerasan.
7. Setiap remaja, lelaki maupun perempuan, berhak memperoleh
informasi yang tepat dan benar tentang reproduksi, sehingga
dapat berperilaku sehat dalam menjalani kehidupan seksual yang
bertanggungjawab.
8. Setiap laki-laki dan perempuan berhak mendapat informasi
dengan mudah, lengkap, dan akurat mengenai penyakit menular
seksual, termasuk HIV/AIDS
Menurut ICPD (1994) hak-hak reproduksi antara lain 55:
1. Hak mendapat informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi.
2. Hak mendapat pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi.
23

3. Hak kebebasan berpikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi.


4. Hak untuk dilindungi dari kematian karena kehamilan.
5. Hak untuk menentukan jumlah dan jarak kelahiran anak.
6. Hak atas kebebasan dan keamanan berkaitan dengan kehidupan
reproduksinya.
7. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk
termasuk perlindungan dari perkosaan, kekerasan, penyiksaan, dan
pelecehan seksual.
8. Hak mendapatkan manfaat kemajuan, ilmu pengetahuan yang
berkaitan dengan kesehatan reproduksi.
9. Hak atas kerahasiaan pribadi berkaitan dengan pilihan atas
pelayanan dan kehidupan reproduksinya.
10. Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga.
11. Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam
kehidupan berkeluarga dan kehidupan reproduksi.
12. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik
yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi
Pemerintah, lembaga donor dan masyarakat harus mengambil langkah-
langkah yang tepat untuk menjamin semua pasangan dan individu yang
menginginkan pelayanan kesehatan reproduksi dan kesehatan seksualnya
terpenuhi. Hukum-hukum dan kebijakan-kebijakan harus dibuat dan
dijalankan untuk mencegah diskriminasi, pemaksaan dan kekerasan yang
berhubungan dengan sekualitas dan masalah reproduksi. Perempuan dan laki-
laki harus bekerja sama untuk mengetahui haknya, mendorong agar
pemerintah dapat melindungi hak-hak ini serta membangun dukungan atas
hak-hak tersebut melalui pendidikan dan advokasi. Konsep-konsep kesehatan
reproduksi dan uraian hak-hak perempuan ini diambil dari hasil kerja
International Women’s Health Advocates Worldwide. Pelayanan kesehatan
reproduksi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan perempuan sebagaimana
mereka inginkan, serta mengetahui bahwa kebutuhan-kebutuhan ini sangat
beragam dan saling terkait satu dengan yang lain.
24

Hak Reproduksi maupun akses untuk mendapatkan Pelayanan


Kesehatan Reproduksi adalah penting, sehingga perempuan dapat 56:
1. Mempunyai pengalaman dalam kehidupan seksual yang sehat,
terbebas dari penyakit, kekerasan, ketidakmampuan, ketakutan,
kesakitan, atau kematian yang berhubungan dengan reproduksi
dan seksualitas.
2. Mengatur kehamilannya secara aman dan efektif sesuai dengan
keinginannya, menghentikan kehamilan yang tidak diinginkan,
dan menjaga kehamilan sampai waktu persalinan.
3. Mendorong dan membesarkan anak-anak yang sehat seperti juga
ketika mereka menginginkan kesehatan bagi dirinya sendiri.
2.11. Alat Reproduksi Manusia
Sistem reproduksi adalah sekelompok struktur terorganisir yang
memungkinkan penciptaan, atau reproduksi, kehidupan baru bagi kelanjutan
spesies. Reproduksi manusia adalah seksual, yang berati bahwa baik laki-laki
dan seorang perempuan memberikan kontibusi materi genetik dalam
pembentukan individu baru. Sealama pubertas, biasanya terjadi antara usia
sembilan dan empat belas, sistem reproduksi dari kedua jenis kelamin
dewasa. Ovarium melepaskan sel telur dari perempuan (sel kelamin
perempuan) dan testis laki-laki memproduksi sperma (sel kelamin laki-laki).
Reproduksi terjadi ketika sperma bertemu dengan telur, proses yang disebut
pembuahan57.
1. Alat reproduksi wanita.
Tugas utama dari sistem reproduksi wanita adalah untuk
menghasilakan ovum, menerima sperma dari rumah penis dan
memberikan nutrisi ke embrio berkembang (janin), melahirkan,
dan menghasilkan susu untuk memberikan makan anak.
Ovum dihasilkan di ovarium, organ berbentuk oval di pangkal
paha yang juga memproduksi hormon seks. Pada saat lahir,
ovarium betina berisi ratusan ribu telur berkembang, masing-

56
Ibid.,
57
Ifana Safitri, “Kesehatan Reproduksi, Definisi, Tujuan, dan Alat Reproduksi Manusia”, Loc cit
25

masing dikelilingi oleh sekelompok sel untuk membentuk folikel.


Namun, hanya sekitar 360-480 folikel mencapai kematangan
penuh. Selama pubertas, aksi hormon menyebabkan beberapa
folikel berkembang setiap bulan. Biasanya, hanya satu folikel
matang sepenunya, pecah dan melepaskan sebuah sel telur
melalui dinding ovarium dalam proses yang disebut ovulasi.
Telur yang matang memasuki salah satu tuba fallopi dipasangkan,
dan mungkin dibuahi oleh sperma dan bergerak ke rahim untuk
berkembang menjadi janin.
Lapisan rahim, yang disebut endometrium, mempersiapkan untuk
kehamilan setiap bulan dengan menjadi lebih tebal. Lapisan dalah
gudang saat menstruasi jika tidak terjadi pembuahan.
Uterus, atau rahim adalah organ dimana janin berkembang dan
menerima nutrisi dan oksigen. Pada dasarnya terletak leher rahim,
yang melebar selama kelahiran untuk memungkinkan bagian dari
janin.
Vagina adalah tabung berotot memanjang dari uterus ke luar
tubuh. Ini dalah wadah untuk sperma yang ejakulasi selama
hubungan seksual dan juga merupakan bagian dari jalan lahir.
Organ genital eksternal, atau vulva, termasuk labia, klitoris, dan
mons pubis. Labia adalah lipatan kulit dikedua sisi bukaan ke
vagina dan uretra. Klitoris, organ, kecil sensitif terletak di depan
labia, adalah sebanding dengan penis laki-laki. Mons pubis
adalah pada dari jaringan lemak di atas clitoris.
Selama kehamilan, hormon estrogen dan progesteron merangsang
wanita pembesaran payudara dan kelenjar susu. Sekitar dua hari
setelah lahir, kadar hormon ini menurun, dan kelenjar pituitari
melepaskan hormon prolaktin uang merangang produksi susu.
Susu mengalir melalui lubang kecil di puting payudara setiap
menyusui bayi.
2. Alat reproduksi pria.
26

Tugas utama dari sistem reproduksi laki-laki adalah untuk


menghasilkan sel sperma dan untuk memperkenalkan sperma ke
dalam saluran reproduksi wanita.
Sperma diproduksi di testis, sepasang kelenjar reproduksi
priayang terletak di skrotum, kulit yang di tutupi kantung yang
menggantung dari pangkal paha. Dalam setiap testis yang tubulus
berongga disebut tubulus seminiferus dimana sel sperma
dihasilkan. Testis juga mengeluarkan testosteron hormon laki-
laki, yang merangsang perkembangan struktur reproduksi dan
karakteristik seksual sekunder (seperti memperdalam suara) pada
pubertas. Setelah produksi, sel sperma bergerak ke tabung
melingkar yang disebut epididimis yang sangat, dimana mereka
matang dan disimpan.
Selama ejakulasi (pengusiran sperma dari penis saat orgasme),
sperma perjalanan dari epididimis melalui tabung panjang yang
disebut vas deferens ke uretra. Uretra adalah tabung tunggal yang
memanjang dari kandung kemih ke ujung penis dan melalui mana
urin melewati keluar dari tubuh.
Sekresi kelenjar yang berbeda dari tiga bercampur dengan sperma
sebelum ejakulasi, membentuk cairan mani, atau air mani.
Ejakulasi air mani mungkin berisi sebanyak 400 juta sperma.
2.12. Cara Pemeliharaan Organ Reproduksi
Berbicara tentang masalah kesehatan reproduksi, artinya berbicara
tentang tanggung jawab pada diri sendiri. Berawal dari menjaga kebersihan
pada pakaian khususnya celana dalam. Ada baiknya celana dalam yang sering
dipakai sehari-hari terbuat dari bahan katun dan menggantinya setiap satu kali
dalam sehari. Karena celana yang dipakai lebih dari satu hari akan terjadi
kelembaban yang dapat menimbulkan bakteri dan penyakit.
Sering-seringlah membersihkan alat reproduksi Anda terlebih jika
keluar cairan tertentu. Segera bersihkan alat kelamin dengan air bersih setelah
27

buang hajat seperti BAB dan buang air kecil, Sisa kotoran yang menempel
dapat menyebabkan terjadinya iritasi dan infeksi 58.
Merawat kesehatan reproduksi bisa dimaulai dengan kebiasaan yang
baik. Diantaranya adalah tidak menggunkan alat-alat elektronik di dekat paha
seperti handphone, tablet, laptop dan lainya. Gedget atau alat elektronik yang
panas dapat mengakibatkan kualitas sperma berkurang. Begitu juga dengan
penggunaan celana yang super ketat akan membuat organ reproduksi menjadi
panas.
Tanamkanlah prinsip untuk tidak melakukan hubungan seksual
sebelum menikah. Hubungan seks pranikah biasanya dapat terjadi pada lebih
dari satu pasangan. Hal inilah yang akan membuat peluang besar terjadinya
penularan penyakit kelamin. Apalagi banyak penyakit kelamin saat ini yang
sangat berbahaya dan beresiko merusak alat kelamin.
Biasakan juga merawat kesehatan reproduksi dengan cara
memeriksakan kesehatan secara berkala. Ini bisa dilakukan paling tidak sekali
dalam setahun guna mendeteksi penyakit kelamin yang muncul. Deteksi dini
akan mempemudah penanganan. Pemeriksaan yang dapat dilakukan seperti
mamografi, pap smear dan juga pengecekan secara umum ini merupakan
salah satu cara ampuh menjaga kesehatan reproduksi.
1. Pemeliharaan organ reproduksi pada wanita
Berikut ada beberapa tips dalam merawat organ reproduksi
wanita antara lain59:
 Untuk wanita, jangan membersihkan alat reproduksi dari
belakang kedepan bersihkanlah dengan cara dari depan ke
belakang. Hindarkan kebiasaan menggaruk saat gatal karena
bisa menimbulkan iritasi. Pakai tisu basah hangat dan basuh.
Kebanyakan wanita tidak paham akan hal ini, banyak wanita
yang membasuh organ intim dari anus ke arah vagina. Hal ini
akan menyebabkan bakteri bersarang pada anus dan masuk ke

58
Murdani, “Tips Menjaga Kesehatan Reproduksi Pria Dan Wanita”, Diakses dari
http://www.raihkesehatan.com/2015/09/kesehatan-reproduksi-pria-dan-wanita.html, Pada
tanggal 12 Juni 2016 Pukul 16.00
59
Ibid.,
28

liang vagina, sehingga mengakibat timbulnya rasa gatal di area


vagina.
 Sebaiknya basuh organ intim dengan tisu sebelum
mengenakan celana dalam dengan sekali usap. Apabila area
organ intim dibiarkan lembab, jamur akan tumbuh dengan
mudah.
 Jangan memakai celana dalam yang terlalu ketat, Karena dapat
menekan otot vagina dan membuat area sekitar menjadi
lembab. Contohnya seperti celana jeans, inilah yang memicu
terjadinya kelembaban dan menimbulkan tumbuh
kembangnya jamur.
 Ganti celana dalam 1 kali sehari bila keadaan cuacanya dingin.
Namun, bila keadaan cuacanya panas sebaiknya ganti 2 kali
dalam sehari. Pastikan celana yang dikenakan yang mudah
menyerap keringat.
 Perhatikan jenis kertas tisu saat akan digunakan untuk
membersihkan organ intim. Tissue memang sangat baik
karena berfungsi menyerap air dan lendir. Namun tissue yang
tercemar oleh kuman dan bakteri akan sangat berbahaya.
 Hindari menggunakan air penampungan atau air bekas orang
saat berada di toilet umum, dari hasil penelitian air yang
ditampung yang terdapat dalam toilet umum bisa mengandung
bakteri dan jamur.
 Gunakanlah pembalut dengan tekstur yang lembut dan kering
supaya tidak terjadi iritasi ketika Anda mengalami menstruasi.
Ganti pembalut sesering mungkin terlebih pada saat aliran
darah banyak yang mencapai 5 hingga 6 jam sekali. Sebab
darah yang tertampung pada pembalut akan tumbuhnya kuman
yang bisa menyebabkan infeksi.
 Jangan menggunakan pantyliner beraroma parfum secara rutin
setiap hari karena bisa menimbulkan iritasi pada kulit.
29

Penggunaan pantyliner hanya dilakukan jika mengalami


keputihan. Persiapkan selalu celana dalam lebih untuk ganti. 
Penggunakan cairan khusus secara terus-menerus dalam
membersihkan organ intim juga harus dihindari. Karena ini
akan mengganggu keseimbangan flora dalam vagina. Apabila
terlalu sering digunakan, justru akan membunuh bakteri baik
yang berujung pada tumbuhnya jamur. Sehingga akan timbul
gatal-gatal di daerah organ intim.
 Jangan melakukan hubungan seksual saat haid. Karena
dinding rahim saat menstruasi cenderung lebih lunak sehingga
mudah terjadinya luka.
 Hindari juga depresi dan stres yang berlebihan dan beralihlah
ke gaya hidup sehat dengan aktif berolahraga dan mengosumsi
makanan dengan gizi seimbang.
Khusus untuk alat reproduksi wanita, memang tidak mudah
dalam merawatnya. Terlebih jika tidak dijaga dan dirawat dengan
baik, berbagai penyakit organ reproduksi berbahaya pun akan
bemunculan. Menurut dokter Inneke sirowanto, SpOG. Spesialis
Kebidanan & Kandungan, kebanyakan masalah yang terjadi pada
kesehatan reproduksi wanita adalah disebabkan oleh jamur,
bakteri dan virus. Sehingga menjadi penyebab terjadinya radang
panggul. Juga adanya kelainan pada organ reproduksi wanita 2.
Pemeliharaan organ reproduksi pada pria.
Dalam menjaga dan merawat organ reproduksinya terkadang
sering diabaikan oleh para pria, sehingga menimbulkan berbagai
masalah seperti ejakulasi dini, impotensi dan lainnya. Nah, untuk
para pria yang masih bingung gimana cara merawat kesehatan
organ reproduksi dengan baik, simak beberapa tips berikut ini 60:
 Membersihkan secara rutin, cuci alat kelamin Anda secara
rutin, yaitu membilasnya dengan air bersih setiap kali
melakukan buang air baik buang air kecil maupun buang air

60
Ibid.,
30

besar. Untuk laki-laki yang belum atau tidak disunat wajib


membersihkan bagian dalam kulup yaitu kepala penis dalam
sampai bersih agar terhindar dari kanker.
 Memakai celana dalam yang bersih dan higienis, ganti celana
dalam paling tidak 2 kali dalam sehari jika si penggunanya
mudah berkeringat, untuk menghindari tumbuhnya kuman dan
bakteri. Celana dalam yang tidak higienis seperti berkeringat,
kotor, daki serta lembab, ini akan memudahkan bakteri
berkembang biak. Sehingga timbullah berbagai jenis penyakit
seperti biang keringat, bau tak sedap dan lain-lain.
 Mencukur rambut kelamin secara berkala, jika rambut pada
alat kelamin sudah memanjang sebaiknya harus segera dicukur
supaya tetap pendek dan terhindar dari tumbuhnya bakteri.
Selain itu, ada juga bakteri baik yang terdapat di area alat
kelamin, maka jangan mencukur habis rambut pada alat
kelamin Anda.
 Menghindari dari ancaman berbahaya, alat kelamin sangat
sensitif terhadap sinar x rontgen, maka usahakan untuk tidak
keseringan melakukan rontgen. Lakukan rontgen satu kali saja
dalam rentang waktu enam bulan. Hindari juga makanan dan
minuman yang dapat merusak organ reproduksi seperti minum
minuman beralkohol, rokok, narkoba dan lain sebagainya... 
Menjaga dari kelembapan, bila alat kelamin pria berada dalam
lingkup yang panas, maka sperma yang dihasilkan akan turun
kualitasnya. Ini bisa menyebabkan sulit terjadinya pembuahan
oleh sel telur sang istri. Oleh karena itu, hindari penggunaan
pakaian ketat berbahan panas dan kurang ventilasi udara. Serta
jauhi juga kebiasaan buruk seperti memangku laptop di atas
paha karena dapat meningkatkan suhu pada alat kelamin Anda.
BAB III

ANALISIS MASALAH

3.1. Identifikasi Masalah


Berdasarkan fenomena yang telah dikemukakan pada pembahasan,
maka diidetifikasi beberapa masalah terkait sebagai berikut:
1. Masyarakat belum mempunyai standar kehidupan yang kuat
untuk menjaga kesehatan, seperti kesehatan ibu dan anak serta
kesehatan reproduksi.
2. Masih belum tercapainya penurunan angka kematian ibu dan
anak.
3. Kurangnya kesadaran sebagian wanita untuk memikirkan
kesehatannya dan dalam perencanaan kehamilan ataupun tidak. 4.
Masalah kesehatan ibu dan anak serta kesehatan reproduksi
merupakan yang perlu diperhatikan karena masalah tersebut akan
mempengaruhi generasi muda.
5. Kurangnya pengetahuan remaja terhadap kesehatan reproduksi
dan risiko kehamilan muda.
6. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang cara mencegah
penanggulangan berbagai penyakit pada ibu dan anak serta
penyakit reproduksi.
7. Kurangnya partisipasi laki-laki dalam kegiatan keluarga
berencana dan upaya pecegahan serta penularan PMS,
HIV/AIDS.
8. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang jarak kehamilan dan
jumlah kelahiran pada penggunaan KB.
9. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang cara pemeliharaan
organ reproduksi.

31
32

3.2. Identifikasi Penyebab Masalah


Adapun idetifikasi penyebab dari masalah terkait sebagai berikut:
1. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap standar kehidupan
yang kuat dalam menjaga kesehatan ibu dan anak serta kesehtan
reproduksi.
2. Masih tingginya angka kematian ibu dan anak serta penurunan
kesehatan ibu dikarenakan kurangnya perhatian dari diri sendiri
dan pemerintah dalam pelayanan kesehatan.
3. Keengganan wanita dalam memeriksakan kesehatannya terutama
kesehatan reproduksi pada saat pranikah, masa kehamilan dan
setelah melahirkan, sehingga menimbulkan berbagai penyaki
pada sistem reproduksi.
4. Banyaknya masalah penyakit seperti anemia, hipertensi,
kekurangan gizi pada kesehatan ibu dan anak serta penyakit
reproduksi seperti penyakit PMS/IMS, HIV/AIDS pada remaja. 5.
Pengetahuan remaja yang masih minim terhadap kesehatan
reproduksi menimbulkan berbagai penyakit seperti HIV/AIDS
akibat hubungan seksual pranikah dan menimbulkan kehamilan
muda yang bisa mengakibatkan kematian ibu, bayi, kelaiana pada
bayi, dan lain-lain.
6. Masih banyak masyarakat ysng belum mengetahui cara
mencegah dan penanggualangan berbagai penyakit pada pada ibu
seperti anemia dan hipertensi, pada anak seperti kekurangan gizi,
serta penyakit reproduksi seperti infeksi saluran reproduksi.
7. Partisipasi laki-laki dalam kegiatan KB dan upaya pencegahan
serta penularan PMS/IMS, HIV/AIDS masih kurang, dikarenakan
pengetahuan dan pendidikan yang masih minim.
8. Pemahaman masyarakat yang masih kurang tentang jarak
kelahiran dan jumlah kelahiran menyebabkan jumlah ibu hamil
dengan “4 terlalu” atau terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak
anak, dan terlalu dekat jarak antar kelahiran, menyebabkan
rendahnya derajat kesehatan reproduksi.
33

9. Pendidikan dan pengatahuan masyarakat yang kuarang


menyebabkan terbatasnya pemahaman masyarakat terhadap cara
pemeliharaan organ reproduksi.
3.3. Intervensi/Program/Kegiatan
Adapun intervensi/program/kegiatan dari adalah sebagai berikut:
1. Masyarakat harusnya sudah mempunyai standar kehidupan yang
kuat dalam menjaga kesehatan ibu dan anak serta kesehatan
reproduksi dibantu oleh dokter ataupun bidan setempat untuk
memberikan penyuluhan dan saran yang berkualitas untuk
masyarakat.
2. Untuk mengurangi kematian pada ibu dan anak serta menjaga
kesehatan ibu dan anak agar tetap sehat, harus diberikan
pemantauan dalam setiap asupan gizi, vitamin dan selalu
memeriksakan diri ke klinik, puskesmas atau rumah sakit untuk
mengetahui kesehatan ibu dan anak, untuk desa atau pedalaman
yang belum ada lembaga kesehatannya sebaiknya diupayakan
untuk menggadakan tenaga ahli kesehatan seperti bidan atau
dukun bayi yang terlatih, supaya tidak terjadi kelahiran bayi yang
dilakukan oleh dukun beranak tanpa diketahui penggunaan alat-
alat persalian yang tidak higienis.
3. Pemerintah harus selalu memberikan pendidikan kepada
masyarakat dari pendidikan formal, informal, ataupun
penyuluhan dari berbagai bidang kesehatan agar masyarakat lebih
sadar tentang kesehatan reproduksi. Keenggan wanita dalam
memeriksa kesehatan reproduksi yang menyebabkan penyakit
pada system reproduksi, seharusnya setiap wanita mempunyai
kesadaran diri dalam menjaga alat reproduksinya, yang dapat
diperiksa dengan cara mendeteksi dini agar tidak terkena penyakit
menular atau kanker lain dengan memeriksakan diri ke klinik
kandungan atau dokter kandungan.
4. Pengetahuan masyarakt yang masih kurang dalam gizi yang
seimbang membuat masalah kesehatan ibu dan anak menjadi
34

terganggu. Sebaiknya pada saat ada kegiatan dari posyandu, ibu


hamil, ibu menyusui, bayi serta balita dibawa ketempat posyandu
atau ke puskesmas sehingga bisa mendapatkan gizi yang sesuai
dan vitamin yang diperlukan. Untuk ibu dan remaja yang
mengalami masalah tentang kesehatan reproduksinya juga bisa
mengkonsultasikan masalahnya pada bidan ataupun dokter,
sehingga bias mengatasi masalah sejak dini.
5. Karena masih minimnya pengetahuan remaja terhadap kesehatan
reproduksi yang menyebabkan penyakit pada alat reproduksi
dengan diberikannya pengetahuan lebih di sekolah, di rumah juga
diberikan pengetahuan tentang seksual dan kesehatan reproduksi
sejak dini serta anak harus selalu dalam pantauan orang tua yang
memberikan pengetahuan tentang pergaulan bebas dan jika
berteman dengan lawan jenis harus berhati-hati serta menjaga
jarak agar tidak terjadi kegiatan seksual pranikah yang bisa
menyebabkan kehamilan pada usia muda.
6. Sebagai wanita yang cerdas dalam deteksi dini bisa dilakukan
dengan cara mencari informasi di website ataupun menanyakan
langsung pada bidan atau dokter untuk mengetahui apa-apa saja
yang terjadi saat proses kehamilan ibu misalnya ibu yang terkena
anemia, hipertensi, atau penyakit lainnya serta penyakit
reproduksi misalnya inpeksi saluran reproduksi. Agar mudah
menanganinya bisa digunakan bahan alami dari rumah dan yang
lebih penting adalah periksakan kesehatan ibu dan anak serta alat
system reproduksi ke klinik, puskesmas, dan rumah sakit agar
kesehatan tetap terus terjaga.
7. Partisipasi laki-laki dalam kegiatan KB dan kesehatan reproduksi
sangatlah penting. Pengetahuan laiki-laki yang minim dalam
menanggapi kesehatan alat reproduksi serta partisipasi mereka
dalam mengikuti KB, untuk diusahakan mempunyai dua anak
cukup namun mereka yang kurang paham akan hal itu masih
menganggap punya banyak anak akan banyak rejeki, tetapi malah
35

sebaiknya makin banyak anak maka akan lebih banyak


tanggungan ekonominya. Pemerintah tentunya harus lebih giat
untuk melakukan penyuluhan kepada masyarakat agar pemikiran
masyarakat yang demikian bisa berkurang dan dengan
memberikan contoh kepada laki-laki kemungkinan penyakit yang
timbul akibat dari kesalahan tindakan dan perilaku selama ini.
Laki-laki juga harus merubah pandangannya bahwa masalah
kesehatan tidak hanya tanggung jawab pemerintah tetapi
merupakan masalah dan tanggung jawab bersama.
8. Masyarakat harusnya memahami betul tentang jarak kelahiran
dan jumlah kelahiran, karena kurangnya pemahaman masyarakat
membuat berbagai dampak atau resiko misalanya pada jarak
kelahiran atau kehamilan yang dekat dengan kehamilan
sebelumnya maka akan menyebabkan bayi terlahir dengan berat
badan rendah, kekurangan gizi dan sebagainya dikarenakan rahim
ibu yang masih belum pulih akibat persalinan sebelumnya. Bagi
ibu hamil bisa mudah terkena anemia yang akan meningkatkan
resiko terhadap pendarahan dan sebagainya. Maka dari itu
pemerintah sudah memberikan program tentang KB, supaya
masyarakat bisa menerepkan program tersebut pada keluarga
masing-masing sehingga dapat mengurangi angka kematian pada
ibu dan anak serta memberikan jarak kelahiran dan memperkecil
jumlah kelahiran.
9. Pendidikan dan pengetahuan masyarakat tentang cara
pemeliharaan organ reproduksi sangatlah penting dikarenakan
kesehatan reproduksi merupakan tanggung jawab diri sendiri
dimulai dari menjaga kebersihan pakaian dan sering - sering
membersikan alat reproduksi. Untuk pengetahuan yang lebih
masyarakat bisa melakukan pemeriksaan dan berkonsultasi pada
pelayan kesehatan ataupun dokter untuk mengantisipasi penyakit
kespro lebih awal
36

Adapun rangkuman antara masalah, penyebab, dan intervensi lebih mudah dengan mengunakan tabel sebagai berikut:

No Identifikasi Masalah Identifikasi Penyebab Masalah Intervensi/Program/Kegiatan


1 Masyarakat belum mempunyai Kurangnya kesadaran masyarakat Masyarakat harusnya sudah mempunyai standar
standar kehidupan yang kuat terhadap standar kehidupan yang kehidupan yang kuat dalam menjaga kesehatan ibu dan
untuk menjaga kesehatan, seperti kuat dalam menjaga kesehatan ibu anak serta kesehatan reproduksi dibantu oleh dokter
kesehatan ibu dan anak serta dan anak serta kesehtan reproduksi. ataupun bidan setempat untuk memberikan penyuluhan
kesehatan reproduksi. dan saran yang berkualitas untuk masyarakat.
2 Masih belum tercapainya Masih tingginya angka kematian ibu Untuk mengurangi kematian pada ibu dan anak serta
penurunan angka kematian ibu dan anak serta penurunan kesehatan dan menjaga kesehatan ibu dan anak agar tetap sehat, harus
anak. ibu di karenakan kurangnya diberikan pemantauan dalam setiap asupan gizi, vitamin
perhatian dari diri sendiri dan dan selalu memeriksakan dri ke klinik, puskesmas atau
pemeritah dalam pelayanan rumah sakit untuk mengetahui kesehatan ibu dan anak,
kesehatan. untuk desa atau pedalaman yang belum ada lembaga
kesehatannya sebaiknya diupayakan untuk menggadakan
tenaga ahli kesehatan seprti bidan atau dukun bayi yang
terlatih, supaya tidak terjadi kelahiran bayi yang dilakukan
oleh dukun beranak tanpa diketahui penggunaan alat-alat
persalian yang tidak higienis.
3 Kurangnya kesadaran sebagian keengganan wanita dalam Pemerintah harus selalu memberikan pendidikan kepada
wanita untuk memikirkan memeriksakan kesehatannya masyarakat dari pendidikan formal, informal, ataupun
kesehatannya dan dalam terutama kesehatan reproduksi pada penyuluhan dari berbagai bidang kesehatan agar
perencanaan kehamilan ataupun saat pranikah, masa kehamilan dan masyarakat lebih sadar tentang kesehatan reproduksi.
tidak. setelah melahirkan, sehingga Keenggan wanita dalam memeriksa kesehatan reproduksi
menimbulkan berbagai penyaki yang menyebabkan penyakit pada system reproduksi,
pada alat reproduksi. seharusnya setiap wanita mempunyai kesadaran diri dalam
menjaga alat reproduksinya, yang dapat diperiksa dengan
cara mendeteksi dini agar tidak terkena penyakit menular
37

atau kanker lain dengan memeriksakan diri ke klinik


kandungan atau dokter kandungan
4 Masalah kesehatan ibu dan anak Banyaknya masalah penyakit Pengetahuan masyarakt yang masih kurang dalam gizi
serta kesehatan reproduksi seperti anemia, hipertensi, yang seimbang membuat masalah kesehatan ibu dan anak
merupakan yang perlu kekurangan gizi pada kesehatan ibu, menjadi terganggu. Sebaiknya pada saat ada kegiatan dari
diperhatikan karena masalah dan anak serta penyakit reproduksi posyandu, ibu hamil, ibu menyusui, bayi serta balita
tersebut akan mempengaruhi seperti penyakit PMS/IMS, dibawa ketempat posyandu atau ke puskesmas sehingga
generasi muda. HIV/AIDS pada remaja. bias mendapatkan gizi yang sesuai dan vitamin yang
diperlukan. Untuk ibu dan remaja yang mengalami
masalah tentang kesehatan reproduksinya juga bisa
mengkonsultasikan maslahnya pada bidan ataupun dokter,
sehingga biSA mengatasi masalah sejak dini
5 Kurangnya pengetahuan remaja Pengetahuan remaja yang masih Karena masih minimnya pengetahuan remaja terhadap
terhadap kesehatan reproduksi minim terhadap kesehatan kesehatan reproduksi yang menyebabkan penyakit pada
dan risiko kehamilan muda. reproduksi menimbulkan berbagai alat reproduksi dengan diberikannya pengetahuan lebih di
penyakit seperti HIV/AIDS akibat sekolah, di rumah juga diberikan pengetahuan tentang
hubungan seksual pranikah dan seksual dan kesehatan reproduksi sejak dini serta anak
menimbulkan kehamilan muda harus selalu dalam pantauan orang tua yang memberikan
yang bias mengakibatkan kematian pengetahuan tentang pergaulan bebas dan jika berteman
ibu, bayi, kelainan pada bayi, dan dengan lawan jenis harus berhati-hati serta menjaga jarak
lain-lain. agar tidak terjadi kegiatan seksual pranikah yang bisa
menyebabkan kehamilan pada usia muda.
6 Kurangnya pemahaman Masih banyak masyarakat ysng Sebagai wanita yang cerdas dalam deteksi dini bisa
masyarakat tentang cara belum mengetahui cara mencegah dilakukan dengan cara mencari informasi di website
mencegah penanggulangan dan penanggualangan berbagai ataupun menanyakan langsung pada bidan atau dokter
berbagai penyakit pada ibu dan penyakit pada pada ibu seperti untuk mengetahui apa-apa saja yang terjadi saat proses
anak serta penyakit reproduksi. anemia dan hipertensi, pada anak kehamilan ibu misalnya ibu yang terkena anemia,
seperti kekurangan gizi, serta hipertensi, atau penyakit lainnya serta penyakit reproduksi
38

penyakit reproduksi seperti infeksi misalnya inpeksi saluran reproduksi. Agar mudah
saluran reproduksi menanganinya bisa digunakan bahan alami dari rumah dan
yang lebih penting adalah periksakan kesehatan ibu dan
anak serta alat system reproduksi ke klinik, puskesmas,
dan rumah sakit agar kesehatan tetap terus terjaga

7 Kurangnya partisipasi laki-laki Partisipasi laki-laki dalam kegiatan Partisipasi laki-laki dalam kegiatan KB dan kesehatan
dalam kegiatan keluarga berencana KB dan upaya pencegahan serta reproduksi sangatlah penting. Pengetahuan laiki-laki yang
dan upaya pecegahan serta penularan PMS/IMS, HIV/AIDS minim dalam menanggapi kesehatan alat reproduksi serta
penularan PMS, HIV/AIDS. masih kurang, dikarenakan partisipasi mereka dalam mengikuti KB, untuk diusahakan
pengetahuan dan pendidikan yang mempunyai dua anak cukup namun mereka yang kurang
masih minim. paham akan hal itu masih menganggap punya banyak anak
akan banyak rejeki, tetapi malah sebaiknya makin banyak
anak maka akan lebih banyak tanggungan ekonominya.
Pemerintah tentunya harus lebih giat untuk melakukan
penyuluhan kepada masyarakat agar pemikiran
masyarakat yang demikian bisa berkurang dan dengan
memberikan contoh kepada laki-laki kemungkinan
penyakit yang timbul akibat dari kesalahan tindakan dan
perilaku selama ini. Laki-laki juga harus merubah
pandangannya bahwa masalah kesehatan tidak hanya
tanggung jawab pemerintah tetapi merupakan masalah dan
tanggung jawab bersama.
8 Kurangnya pemahaman Pemahaman masyarakat yang masih Masyarakat harusnya memahami betul tentang jarak
masyarakat tentang jarak kurang tentang jarak kelahiran dan kelahiran dan jumlah kelahiran, karena kurangnya
kehamilan dan jumlah kelahiran jumlah kelahiran menyebabkan pemahaman masyarakat membuat berbagai dampak atau
pada penggunaan KB. jumlah ibu hamil dengan “4 terlalu” resiko misalanya pada jarak kelahiran atau kehamilan yang
atau terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat dengan kehamilan sebelumnya maka akan
banyak anak, dan terlalu dekat jarak menyebabkan bayi terlahir dengan berat badan rendah,
39

antar kelahiran, menyebabkan kekurangan gizi dan sebagainya dikarenakan Rahim ibu
rendahnya derajat kesehatan yang masih belum pulih akibat persalinan sebelumnya.
reproduksi Bagi ibu hamil bisa mudah terkena anemia yang akan
meningkatkan resiko terhadap pendarahan dan
sebagainya. Maka dari itu pemerintah sudah memberikan
program tentang KB, supaya masyarakat bisa menerepkan
program tersebut pada keluarga masing-masing sehingga
dapat mengurangi angka kematian pada ibu dan anak serta
memberikan jarak kelahiran dan memperkecil jumlah
kelahiran.
9 Kurangnya pemahaman Pendidikan dan pengatahuan Pendidikan dan pengetahuan masyarakat tentang cara
masyarakat tentang cara masyarakat yang kurang pemeliharaan organ reproduksi sangatlah penting
pemeliharaan organ reproduksi. menyebabkan terbatasnya dikarenakan kesehatan reproduksi merupakan tanggung
pemahaman masyarakat terhadap jawab diri sendiri di mulai dari menjaga kebersihan
cara pemeliharaan organ pakaian dan sering - sering membersikan alat reproduksi.
reproduksi. Untuk pengetahuan yang lebih masyarakat bisa melakukan
pemeriksaan dan berkonsultasi pada pelayan kesehatan
ataupun dokter untuk mengantisipasi penyakit kespro
lebih awal.
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan
Masyarakat bidang KIA masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat
darurat dari aspek non klinik terkait kehamilan dan persalinan. Sistem
kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan
untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat tranportasi atau komunikasi
(telepon genggam, telepon rumah), pendanaan, pendonor darah, pencacatan
pemantauan dan informasi KB. Dalam pengertian ini tercakup pula
pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat serta
menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di taman
kanak-kanak.
Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan
sosial yang utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan
dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-
fungsi serta proses-prosesnya. Hak reproduksi adalah bagian dari hak asasi
yang meliputi hak setiap pasangan dan individual untuk memutuskan secara
bebas dan bertanggung jawab jumlah, jarak, dan waktu kelahiran anak, serta
untuk memiliki informasi dan cara untuk melakukannya.
Peran dan tugas tenaga kesehatan masyarakat, antara lain
mengumpulkan, mengolah data dan informasi, menginventarisasi
permasalahan, serta melaksanakan pemecahan permasalahan yang berkaitan
dengan pelayanan kesehatan masyarakat, merencanakan, melaksanakan,
mengendalikan, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan Puskesmas,
menyiapkan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan, serta petunjuk

40
41

teknis sesuai bidang tugasnya, melaksanakan upaya kesehatan masyarakat,


melaksanakan upaya kesehatan perorangan, dan lain-lain.
4.2. Saran
Wawasan dan pengetahuan kesehatan reproduksi sangatlah penting
untuk bisa dikuasai dan dimiliki oleh para perempuan dan laki-laki yang
berumah tangga, supaya kesejahtaraan dan kesehatan bisa tercapai dengan
sempurna. Pemerintah haruslah memberikan pengetahuan dan wawasan
tersebut kepada khalayak masyarakat dengan cara sosialisasi, kegiatan
tersebut mudah-mudahan masyarakat lebih pintar dalam menjaga
kesehatannya. Masyarakat berperan penting pada saat perkembangan
kesehatan, lingkungan yang sehat akan menghasilkan generasi yang sehat
pula.
DAFTAR PUSTAKA

Dedi Alamsyah dan Ratna Muliawati. 2013. Pilar Dasar Ilmu Kesehatan
Masyarahat, Yogyakarta: Nuha Medika.
https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_kesehatan_masyarakat.
https://id.wikipedia.org/wiki/Tujuan_Pembangunan_Milenium.
http://www.kompasiana.com/ditaanugrah/angka-kematian-ibu-di-indonesia-masih-
jauh-dari-target-mdgs-2015_54f940b8a33311ba078b4928

http://belajarpsikologi.com/pengertian-remaja/
http://www.kompasiana.com/rumahbelajar_persada/63-persen-remaja-di-
indonesia-melakukan-seks-pra-nikah_54f91d77a33311fc078b45f4
http://kbbi.web.id/sehat
https://thesimplehealthy.wordpress.com/2014/03/25/definisi-sehat-menurut-para-
ahli/.
http://kbbi.web.id/ibu.
https://id.wikipedia.org/wiki/Ibu.
http://kbbi.web.id/anak.
https://id.wikipedia.org/wiki/anak.
http://sehatobatsakit.blogspot.co.id/2014/04/pengertian-tujuan-target-program-
kesehatan-ibu-anak-kia.html.
http://nursingbegin.com/kesehatan-ibu-dan-anak/.
http://www.kajianpustaka.com/2012/11/definisi-fungsi-dan-bentuk-keluarga.html.
http://nurmasite.blogspot.com/2013/01/program-kesehatan-ibu-dananak-kia-
1.html
http://nenycw3ttz.blogspot.com/2012/04/indikator-kesehatan-ibu-dan-anak.html
https://hendirusman26.wordpress.com/2011/06/19/kesehatan-ibu-dan-anak/
http://www.mitrainti.org/?q=node/380
https://id.wikipedia.org/wiki/Reproduksi
https://carapedia.com/definisi_kesehatan_reproduksi_seksual_info3853.html
https://realtechnetcenter.wordpress.com/tutorial/kesehatan-reproduksi/
http://bidanshop.blogspot.co.id/2014/10/konsep-kesehatan-reproduksi.html
http://septriku.blogspot.co.id/2012/10/kesehatan-reproduksi.html,
http://jurnalbidandiah.blogspot.co.id/2012/05/konsep-dasar-kesehatan-
reproduksi.html
http://ifanascout.blogspot.co.id/2015/05/kesehatan-reproduksi-definisi-tujuan.html
http://www.raihkesehatan.com/2015/09/kesehatan-reproduksi-pria-dan-
wanita.html

Anda mungkin juga menyukai