Anda di halaman 1dari 5

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN GIZI DAN KESEHATAN

‘’Judul Penelitian Deskriptif’’

OLEH

KASNI KUSNIAWATI
1909200413211013

SEMESTER V

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN AVICENNA

KENDARI

2021
BAB I

PENDAHULUAN
 

A. Latar Belakang Masalah

Ibu hamil memiliki kebutuhan makanan yang berbeda dengan ibu yang
tidak hamil karena ada janin yang tumbuh didalamnya. Kebutuhan makanan
dilihat bukan hanya dalam porsi tetapi harus ditentukan pada mutu zat-zat
gizi yang terkandung dalam makanan tersebut. Untuk pertambahan maupun
aktivitas janin memerlukan makanan yang disalurkan melalui plasenta, untuk
itu ibu hamil harus mendapat gizi yang cukup untuk dirinya sendiri maupun
bagi janinnya. Maka bagi ibu hamil, kualitas maupun jumlah makanan yang
biasanya cukup untuk kesehatannya harus ditambah dengan zat-zat gizi dan
energi agar pertumbuhan janin berjalan dengan baik. Selama hamil ibu akan
mengalami banyak perubahan dalam tubuhnya agar siap membesarkan janin
yang dikandungnya, memudahkan dan untuk memproduksi ASI bagi bayi
yang akan dilahirkannya (Francin, 2005).
Banyak faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil dan janin antara lain:
kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan, status ekonomi,
pengetahuan zat gizi dalam makanan, status kesehatan, aktifitas, suhu
lingkungan, berat badan dan umur (Proverawati Atikah dan Siti Asfuah, 2009)
Muliarini Prita (2010) berpendapat bahwa ibu hamil dengan status gizi
kurang dapat menyebabkan resiko dan komplikasi antara lain : anemia,
pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal dan terkena
infeksi. Terhadap janin kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi
proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi
lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia
intrapartum. Hal ini didukung oleh pendapat Waryono (2010) yang
menyebutkan Kekurangan Energi Kronis (KEK) cenderung melahirkan Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR), mengalami anemia gizi, bahkan bisa
menyebabkan bayi lahir cacat.
Menurut WHO (2009) kejadian anemia berkisar antara 20% sampai dengan
89% dengan menetapkan Hb 11 gr% sebagai dasarnya, ibu hamil yang
mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) besarnya 16,7%. Di Indonesia
tahun 2001 didapatkan anemia gizi pada ibu hamil mencapai 40,1%, ibu hamil
yang mengalami KEK 30,87%. (Harahap, 2002). Dari data yang didapatkan di
Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Kendari ibu hamil yang mengalami KEK
tahun 2012 yaitu 786 kasus (13,7%) dari 5711 sasaran ibu hamil dan ibu hamil
yang mengalami anemia sebanyak 919 orang ( 16%) dari 5711 orang ibu
hamil (Dinkes Kota kendari, 2012). Di daerah pedesaan banyak dijumpai ibu
hamil dengan malnutrisi atau kekurangan gizi sekitar 33%. Secara umum
penyebab kekurangan gizi pada ibu hamil ini adalah konsumsi makanan yang
tidak memenuhi syarat gizi yang dianjurkan, jarak kehamilan dan pesalinan
yang berdekatan tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah, sehingga
menyebabkan ibu tidak mengerti bagaimana cara pemenuhan nutrisi yang
dibutuhkan ibu selama kehamilannya (Depkes RI, 2002).
Dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada bulan januari sampai
dengan bulan februari 2016 di puskesmas Lepo-Lepo , ibu yang
memeriksakan kehamilannya di puskesmas tersebut dalam 2 bulan terakhir ini
sebanyak 50 orang dan didapatkan 9 (18%) ibu hamil yang mengalami
penurunan berat badan dan 41(82%) ibu hamil yang mengalami penambahan
berat badan. ( laporan puskesmas lepo-lepo, 2016 )
Siregar (2005) berpendapat bahwa berat badan ideal calon ibu saat mulai
kehamilan (start hamil) adalah antara 45-65 kg. Jika kurang dari 45 kg sebelum
hamil sebaiknya berat badan dinaikan lebih dahulu hingga mencapai 45 kg
sebelum hamil. Sebaliknya, bila berat badan lebih dari 65 kg harus diturunkan
sampai di bawah 65 kg sebelum hamil. Hal tersebut diberatkan oleh Thorn G
(2004) yang menjelaskan bahwa berat badan ditimbang pada kunjungan awal
untuk membuat rekomendasi penambahan berat badan pada wanita hamil dan
untuk rekomandasi kelebihan atau kekurangan berat badan. Jika berat badan ibu
berada dalam kisaran normal ketika mengandung dan mengalami kenaikan
berskala sewaktu janin tumbuh, kemungkinan ibu menjadi lebih sehat dan
mengalami sedikit masalah selama kehamilannya.
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan itu terjadi melalui
panca indera manusia yaitu: indra
penglihatan, penciuman, peraba dan perasa. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk membentuk tindakan seseorang
(Notoadmodjo, 2003). Pengetahuan pada dasarnya terjadi dari sejumlah fakta
dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah
yang dihadapinya, pengetahuan diperoleh baik dari pengalaman langsung
maupun melalui pengalaman orang lain (Notoadmodjo, 2003).
Simamarta, M (2008). Hubungan Pola Konsumsi, Ketersediaan Pangan
Pengetahuan Gizi dan Status Kesehatan Dengan Kejadian Kekurangan Energi
Kronis (KEK) Pada Ibu Hamil di Kabupate Simalungun. Penelitian ini
menggunakan uji statistik Regresi Logistik Ganda. Hasil dari penelitian
menunjukan ada hubungan yang bermakna antara pola konsumsi makanan
berdasarkan jumlah energi dan protein, ketersediaan pangan, pengetahuan visi
dan status kesehatan dengan kejadian KEK dengan OR masingmasing (2,230;
4,565; 16,364; 3,852 dan 2,364) hubungan yang paling dominan adalah
ketersediaan pangan. Budiani Retnaningsih (2009). Hubungan Pengetahuan Ibu
Hamil Tentang Gizi Dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas
Colomadu Karanganyar. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional
teknik sampling, sampel 55 orang, metode kuesioner divalidasi dengan analisis
data person product moment
dan rumur KR-20. Hasil penelitian data diperoleh hasiol perhitungan
menggunakan chi square dengan nilai p = 0,003, p < 0,05 sehingga hubungan
antara pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester
III di Puskesmas Colomadu Karanganyar signifikan bermakna nilai koefisien
kontingensi 0,415 maka hubungan ini bersifat cukup kuat. Pengumpulan data
adalah suatu proses pendataan kepada subyek dan proses pengumpulan
karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2003).
Pengumpulan data untuk variabel pengetahuan ibu hamil tentang gizi
dengan cara membagikan kuesioner secara tertulis langsung kepada responden
yang berisi pertanyaanpertanyaan tentang: pengertian tentang gizi, makanan apa
yang mengandung gizi, bagaimana tanda-tanda kecukupan gizi, akibat
kekurangan gizi, prinsip makanan yang baik selama hamil. Pengumpulan data
tentang berat badan ibu hamil berasal dari data primer yaitu ibu hamil yang
datang langsung dilakukan penimbangan berat badan. Kemudian data
tersebut dimasukkan di buku KIA. Pengumpulan data tentang penambahan
berat badan ibu hamil berasal dari data sekunder yaitu dengan melihat selisih
Berat Badan sebelum hamil dan selama hamil pada buku KIA pada saat pasien
melakukan pemeriksaan ANC.
Oleh sebab itu, pemeliharaan gizi semasa ibu hamil sangat penting.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan gizi ibu yang
sedang hamil adalah sebagai berikut: pengawasan dan pemantauan
pertumbuhan janin, pencegahan dini terhadap defisiensi gizi dan pengaturan
makanan semasa hamil (Waryono, 2010).
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti,
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Dengan Penambahan
Berat Badan Ibu Hamil Di puskesmas Lepo-Lepo kota kendari Tahun
2016.

Anda mungkin juga menyukai