Anda di halaman 1dari 78

GAMBARAN PERENCANAAN MENU MAKANAN DAN POLA

KONSUMSI MAKANAN YANG DISAJIKAN SERTA STATUS GIZI


ANAK DI PANTI ASUHAN ACEH SEPAKAT YAYASAN DARUL
AITAM KELURAHAN SUKARAMAI KECAMATAN MEDAN
AREA TAHUN 2017

SKRIPSI

OLEH:

EVA ELISNA TANJUNG


NIM. 131000031

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA


UTARA MEDAN
2017

GAMBARAN PERENCANAAN MENU MAKANAN DAN POLA


KONSUMSI MAKANAN YANG DISAJIKAN SERTA STATUS GIZI
ANAK DI PANTI ASUHAN ACEH SEPAKAT YAYASAN DARUL
AITAM KELURAHAN SUKARAMAI KECAMATAN MEDAN
AREA TAHUN 2017

Universitas Sumatera Utara


Skripsi ini diajukan sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Kesehatan Masyarakat

OLEH:

EVA ELISNA TANJUNG


NIM. 131000031

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA


UTARA MEDAN
2017

PERNYATAAN

GAMBARAN PERENCANAAN MENU MAKANAN DAN POLA


KONSUMSI MAKANAN YANG DISAJIKAN SERTA STATUS GIZI
ANAK DI PANTI ASUHAN ACEH SEPAKAT YAYASAN DARUL
AITAM KELURAHAN SUKARAMAI KECAMATAN MEDAN AREA
TAHUN 2017

Universitas Sumatera Utara


SKRIPSI

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini

dan disebut dalam daftar pustaka.

Medan, Oktober 2017


Yang membuat pernyataan

Eva Elisna Tanjung


131000031

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Perhatian terhadap gizi dan kesehatan anak-anak di Panti Asuhan masih


tergolong minim, sehingga memungkinkan angka malnutrisi tinggi terhadap anak
asuh. Demikian pula perbandingan jumlah anak yang lebih besar dari pada jumlah
pengasuh, sehingga perhatian terhadap status gizi pun akan lebih rendah.
Kemungkinan lain berupa masalah dana yang rendah sehingga kebutuhan gizi
tidak sebanding dengan asupan yang diterima anak-anak panti asuhan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui gambaran Perencanan Menu Makanan dan Pola
Konsumsi Makanan yang Disajikan serta Status Gizi Anak di Panti Asuhan Aceh
Sepakat Yayasan Darul Aitam Kelurahan Sukaramai Kecamatan Medan Area
Tahun 2017.
Jenis penelitian ini adalah observasional dengan desain penelitian cross
sectional. Penelitian ini dilakukan dengan melihat master menu makanan, siklus
menu dan alokasi dana.Data konsumsi energi dan protein diperolehdengan
menggunakan metode food weighing, jenis makanan anak asuh menggunakan
formulir food frequency dan frekuensi makan dilihat dari berapa kali kegiatan
makan dalam sehari. Sampel dalam penelitian ini bejumlah 80 orang yang
merupakan anak asuh di Panti Asuhan Aceh Sepakat. Teknik pengambilan sampel
adalah total sampling. Berat badan anak asuh diukur menggunakan timbangan dan
tinggi badan anak asuh menggunakan microtoise. Data dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa susunan jenis makanan anak asuh
100% tidak lengkap, konsumsi energi 57,5% kategori di bawah AKG, dan
konsumsi protein 58,8% kategori di bawah AKG. Status gizi anak asuh
berdasarkan IMT/U kurus 6,3%, normal 81,3%, gemuk 7,5% dan obesitas 5,0.
Berdasarkan TB/U terdapat sangat pendek 22,5%, pendek 38,8% dan normal
38,8%.
Panti asuhan diharapkan lebih memperhatikan susunan jenis makanan
yang akan dikonsumsi anak asuh agar anak asuh mendapatkan zat gizi sesuai
kebutuhan tubuh, membuat master menu dan siklus menu tetap agar dapat
mengontrol dana yang tersedia dengan baik dan melakukan penimbangan berat
badan secara berkala 1 kali/6 bulan.

Kata Kunci : Pola konsumsi, perencanaan menu, status gizi, panti asuhan.

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

Attention to the nutrition and health of childrens in the orphanage is still


relatively minimal, thus allowing high malnutrition rates for foster childrens.
Similarly, the comparison of the number of childrens are greater than the number
of carers, so the attention to nutritional status will be lower. Another possibility
of low funding problems so that the nutritional needs was not comparable with
the intake received by orphanage childrens. This study aims to find out the
description of Food Planning and Food Consumption Pattern Presented and
Nutritional Status of Childrens in Aceh Sepakat Orphanage Darul Aitam
Foundation Sukaramai Urban Village Medan Area Year 2017.
The type of this research was observational with cross sectional research design.
This research have done by looking at master menu, menu cycle and fund
allocation. The data of energy and protein consumption was obtained by using
food weighing method, foster child food type using food frequency form and eat
frequency seen from how many times of daily meal. The sample in this study
amounts to 80 people who are foster childrens in Aceh Sepakat Orphanage. The
sampling technique was total sampling. Weight of foster childrens was measured
using the scales and height of foster childrens used microtoise. Data were
analyzed descriptively.
The results showed that the composition of 100% foster childs food was
incomplete, energy consumption 57,5% under category AKG, and consumption of
protein 58,8% category under AKG. Nutritional status of foster childrens based
on BMI/U there are thin 6,3%, normal 81,3%, grease 7,5% and obesity 5,0%.
Based on TB/U there are very short 22,5%, short 38,8% and normal38,8%.
Orphanages are expected to pay more attention to the arrangement of foods that
will be consumed by foster childrens so that foster childrens get the nutrients
according to the needs of the body, create a master menu and a fixed menu cycle
in order to control the funds available properly and perform weighing
periodically 1/6 months.

Keywords: Consumption Pattern, Menu Planning, Nutritional Status,


Orphanage.

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Gambaran Perencanaan Menu Makanan dan

Pola Konsumsi Makanan yang Disajikan serta Status Gizi Anak di Panti Asuhan

Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam Kelurahan Sukaramai Kecamatan Medan

Area Tahun 2017”, guna memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh

gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Universitas Sumatera Utara.

Selama penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan,

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si, selaku Ketua Departemen Gizi Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang

telah banyak memberikan saran dan arahan kepada penulis.

4. Dra. Jumirah, Apt, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing I, yang telah banyak

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis

dalam pengerjaan skripsi ini.

Universitas Sumatera Utara


5. Fitri Ardiani, SKM, MPH, selaku Dosen Pembimbing II, yang telah banyak

memberikan masukan dan bimbingan kepada penulis dalam pengerjaan skripsi

ini.

6. Prof. Dr. Ir. Evawany Y. Aritonang, M.Si, selaku Dosen Penguji I yang telah

banyak memberikan bimbingan, saran dan arahan kepada penulis.

7. Ernawati Nasution, SKM, M.Kes, selaku Dosen Penguji II yang telah banyak

memberikan bimbingan, saran dan arahan kepada penulis.

8. Marihot Oloan Samosir, ST, selaku staf Departemen Gizi Kesehatan

Masyarakat yang telah banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan

berkas-berkas penelitian dengan tepat waktu.

9. Dr. Juanita, SE, M. Kes, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan banyak bimbingan dan nasehat selama penulis mengikuti

pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

10. Para Dosendanstaf di lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat khususnya

Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat.

11. Teristimewa kepada kedua orangtua tercinta, Ayahanda Hasan Basri

Tanjung dan Ibunda Masdewarni Daulay, yang tiada henti memberikan

kasih sayang, do’a, bimbingan, arahan, motivasi, serta memberikan apapun

yang bisa dan mampu diberikan demi kebahagiaan dan kesuksesan

anakanaknya.

12. Saudara/iku tersayang, Henri Hamonangan Tanjung, SH, Zulmina

Tanjung, Amd. Farm, Zulmia Tanjung dan Allim Wahab Tanjung, yang
selalu memberikan doa, kasih sayang, dukungan serta semangat kepada

penulis selama ini.

Universitas Sumatera Utara


13. Pengelola Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam Kelurahan

Sukaramai Kecamatan Medan Area yang telah banyak membantu penelitian

penulis.

14. Sahabat-sahabat yang turut membantu secara langsung dalam masa proses

penelitian dan penyusunan skripsi, Sri Masitoh Hasibuan, Ina Yusanti Rambe,

SKM, Nurul Mawaddah, Sri Wahyuni harahap, SKM, RisyaSepriaAlfarah,

SKM dan Fahmaliza, SKM.

15. Keluarga keduaku “Can Family” dan “Anak Sholehah”, Ina Yusanti Rambe,

SKM, Nurholijah Nasution, Ayu Handayani, SKM, Isna Ramadhani, SKM,

Safrina Hayati Hasibuan, SKM, Sri Masitoh Hasibuan, Nurul Mawaddah, Nur

Arsi Ramadhani, Melati Indah Mustika.

16. Teman-teman PBL Desa Petuaran Hulu (Ricky, Isna, Siska, Noni, Kakak

Tika, Husna). Dan juga teman-teman LKP di Puskesmas Terjun Marelan, Sri

Masitoh Hasibuan dan Sri Wahyuni Harahap yang telah memberikan

dukungan dan semangat yang luarbiasa agar skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik.

17. Teman-teman angkatan 2013 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara, khususnya kepada teman-teman dan kakak-kakak di

Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa disebutkan satu per

satu.

Universitas Sumatera Utara


Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan dalam skripsi ini jauh dari

kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kemakluman dan pengertian dari

berbagai pihak dalam membaca skripsi ini.

Akhir kata kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung

skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

kita semua.

Medan, Oktober 2017

Penulis,

Eva Elisna Tanjung


131000031

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................


i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................
ii
ABSTRAK .............................................................................................................
iii
ABSTRACK ..........................................................................................................
iv
KATA PENGANTAR .............................................................................................
v
DAFTAR ISI .........................................................................................................
ix DAFTAR
TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................
xii DAFTAR
LAMPIRAN ....................................................................................... xiii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................
xiv

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................


1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................
8
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................
8
1.3.1 Tujuan Umum .............................................................................
8
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................
8
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................
9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................


10
2.1 Status Gizi ............................................................................................
10
2.2 Pola Konsumsi Makanan di Panti Asuhan ...........................................
12
2.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi

Universitas Sumatera Utara


Makanan di Panti Asuhan .......................................................... 12
2.3 Angka Kecukupan Gizi ........................................................................
14
2.3.1 Energi ................................................................................. 15
2.3.2 Protein ................................................................................ 16
2.4 Perencanaan Menu di Panti Asuhan .....................................................
16
2.4.1 Tujuan Perencanaan Menu di Panti Asuhan ............................... 19
2.4.2 Syarat Menu yang Baik ............................................................... 20
2.5 Kerangka Konsep Penelitian ................................................................
21

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................


22
3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................
22
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................
22
3.2.1 Lokasi Penelitian........................................................................
22
3.2.2 Waktu Peneltitian ......................................................................
22
3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................
22
3.4 Metode Pengumpulan Data .................................................................
23
3.5 Definisi Operasional ............................................................................
24
3.6 Aspek Pengukuran ...............................................................................
25
3.6.1 Status Gizi Anak .......................................................................
25
3.6.2 Pola Konsumsi Makan ..............................................................
26
3.7 Metode Analisis Data ..........................................................................
27
3.8 Teknik Analisis Data ............................................................................
27
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................
53
LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


``
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi (Energi dan Protein) Rata-rata yang
Dianjurkan pada Kelompok Umur (4-18 tahun) ............................. 15
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Anak Asuh Panti Asuhan
Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam Tahun 2017 ........................... 29

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Umur Anak Asuh Panti Asuhan Aceh
Sepakat Yayasan Darul Aitam Tahun 2017 .................................... 29
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Status Gizi Anak Asuh Berdasarkan
IMT/U di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam
Tahun 2017 ...................................................................................... 30
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Status Gizi Anak Asuh Berdasarkan
TB/U di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam........... 30

Tabel 4.5 Distribusi Jenis Makanan Pokok yang Dikonsumsi Anak


Asuh di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam ........... 31

Tabel 4.6 Distribusi Jenis Lauk Pauk yang Dikonsumsi Anak Asuh
di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam ..................... 32

Tabel 4.7 Distribusi Jenis Sayuran yang Dikonsumsi Anak Asuh di


Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam ......................... 33

Tabel 4.8 Distribusi Jenis Makanan Tambahan yang Dikonsumsi Anak

Universitas Sumatera Utara


Asuh di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam ........... 33

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Asupan Energi Anak Asuh Panti Asuhan
Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam 2017 ...................................... 34

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Asupan Protein Anak Asuh Panti Asuhan
Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam 2017 ...................................... 35

Tabel 4.11 Tabulasi Silang Status Gizi IMT/U Berdasarkan Asupan


Energi dan Protein Anak Asuh Panti Asuhan Aceh Sepakat.......... 36

Tabel 4.12 Tabulasi Silang Status Gizi TB/U Berdasarkan Asupan


Energi dan Protein Anak Asuh Panti Asuhan Aceh Sepakat........... 37

Tabel 5.1 Makanan yang disajikan kepada Anak Asuh Panti Asuhan
Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam Tahun 2017 ........................... 48

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
Penelitian ........................................................ 21 DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Pertanyaan ....................................................................


58

Lampiran 2. Master Data ................................................................................


60

Lampiran 3. Lembar Output ...........................................................................


63

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 4. Surat Izin Penelitian ...................................................................
69

Lampiran 5. Lembar Bukti Telah Selesai Melakukan Penelitian ...................


70

Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian ..............................................................


71 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Eva Elisna Tanjung

Tempat Lahir : Singanyal

Tanggal Lahir : 27 Juli 1994

Suku Bangsa : Batak Mandailing

Agama : Islam

Nama Ayah : Hasan Tanjung

Suku Bangsa : Batak Mandailing

Nama Ibu : Masdewarni Daulay


: Batak Mandailing
Suku Bangsa

Pendidikan Formal

1. SD/Tamat Tahun : SD Negeri No. 105110 Lubuk Torop/2007

2. SLTP/Tamat Tahun : Madrasah Tsanawiyah Baharuddin/2010

3. SLTA/Tamat Tahun :Madrasah Aliyah Swasta KH. Ahmad Dahlan/2013

4. FKM USU : 2013- 2017

Universitas Sumatera Utara


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Status gizi merupakan keadaan yang ditentukan oleh derajat kebutuhan

fisik terhadap energi dan zat-zat gizi yang diperoleh dari asupan makanan yang

dampak fisiknya dapat diukur. Status gizi dibedakan menjadi status gizi kurang,

status gizi baik dan status gizi lebih. Status gizi selain dipengaruhi oleh pola

konsumsi energi dan protein, status gizi juga dapat dipengaruhi oleh faktor status

kesehatan, pengetahuan, ekonomi, lingkungan dan budaya. Faktor pencetus

munculnya masalah gizi dapat berbeda antar wilayah ataupun antar kelompok

masyarakat.

Makan merupakan kebutuhan pokok bagi semua orang. Tuntutan agar

dapat memenuhi kebutuhan akan makanan dirasakan secara naluri mulai pada

masa bayi hingga manula atau lansia. Tanpa diajarkan terlebih dahulu, setiap

manusia akan berusaha untuk memenuhi kebutuhannya akan makanan. Sejak bayi

makanan disuplai oleh ibu. Namun setelah semakin bertambah usia menjadi

anakanak, mereka sudah dapat memilih sendiri makanan yang akan mereka

konsumsi. Demikian pula halnya dengan anak-anak yang tinggal di Panti Asuhan,

namun cara memilih makanan yang dikonsumsi berbeda dengan anak seusia

mereka pada umumnya, sebab anak yang tinggal di panti asuhan memiliki

keterbatasan dalam memilih makanan yang akan di konsumsi karena keterbatasan

biaya dan harus berbagi dengan banyak orang.

Makanan yang dimakan diperoleh dari proses perencanaan menu.

Universitas Sumatera Utara


Perencanaan menu merupakan bagian dalam penyelenggaraan makanan.

Penyelenggaraan makanan perlu dilakukan di Panti Asuhan untuk menyediakan

makanan bagi anak asuh dengan jumlah dan mutu yang memenuhi syarat gizi,

sesuai dengan cita rasa dan selera anak asuh, serta melaksanakan sistem

pelayanan makanan yang layak, tepat dan cepat. Perencanaan menu dapat dinilai

dari berbagai aspek, seperti adanya petugas perencanaan menu, memperhatikan

siklus menu, ketersediaan bahan makanan, dana yang tersedia, kebutuhan gizi

konsumen, evaluasi menu serta keterlibatan ahli gizi dalam proses perencanaan

menu (Depkes, 2011).

Beberapa faktor yang mungkin muncul pada anak panti asuhan

dibandingkan dengan populasi anak pada umumnya, mengingat panti asuhan

dikelola sebagai tempat pengasuhan anak secara berkelompok, berbeda dengan

anak-anak yang berada dalam tatanan rumah tangga yang diasuh secara langsung

oleh ibu rumah tangga (anggota rumah tangga). Akibatnya pengasuhan dan

perhatian terhadap gizi dan kesehatan mereka masing-masing secara langsung

kurang, sehingga kemungkinan angka malnutrisi tinggi. Demikian pula

perbandingan jumlah anak yang lebih besar daripada jumlah pengasuh, sehingga

perhatian terhadap status gizi pun akan lebih rendah. Kemungkinan lain berupa

masalah dana yang rendah sehingga kebutuhan gizi tidak sebanding dengan

asupan yang diterima anak-anak panti asuhan.

Anak adalah individu yang belum berusia 18 tahun, termasuk yang masih di dalam

kandungan. Perhatian khusus terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak baik

secara fisik, mental dan sosial (Alifiani & Maharani, 2011). Setiap anak memiliki

hak yang sama dalam tumbuh dan berkembang, termasuk didalamnya adalah anak

Universitas Sumatera Utara


yang terlantar. Sesuai dengan Undang Undang Republik Indonesiano. 35 tahun

2014 tentang perlindungan anak, bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan

hidup, tumbuh dan berkembang.

Bagi anak terlantar, Pemerintah telah membangun beberapa fasilitas yang

berguna untuk membentuk perkembangan anak-anak yang terlantar, yaitu Panti

asuhan. Anak-anak merupakan salah satu kelompok yang rawan mengalami gizi

kurang, diantara penyebabnya ialah tingkat ekonomi yang rendah dan asupan

makanan yang kurang seimbang (Anzarkusuma et al., 2014). Pahlevi(2012)

menyebutkan bahwa faktor yang menyebabkan terjadinya kekurangan gizi adalah

ketidakseimbangan gizi yang dikonsumsi, serta faktor penyediaan dan penyajian

makanan yang bergizi dapat mempengaruhi status gizi anak (Lazzeri et al,. 2006).

Penyelenggaraan makanan institusi merupakan rangkaian kegiatan mulai

dari perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan, anggaran

belanja, pengadaan bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan, pemasakan

bahan makanan, distribusi dan pencatatan, pelaporan, penyelenggaraan makanan

institusi yaitu untuk menyediakan makanan yang berkualitas sesuai kebutuhan

gizi, biaya, dan dapat diterima oleh konsumen guna mencapai status gizi yang

optimal (Kemenkes, 2013).

Perencanaan menu merupakan serangkaian kegiatan menyusun hidangan

dalam variasi yang serasi untuk manajemen penyelenggaran makanan di institusi.

Kegiatan ini sangat penting dalam sistem pengelolaan makanan, karena menu

sangat berhubungan dengan kebutuhan dan penggunaan sumber daya lainnya

dalam sistem tersebut seperti anggaran belanja, perencanaan menu harus

disesuaikan dengan anggaran yang ada dengan mempertimbangkan kebutuhan

Universitas Sumatera Utara


gizi dan aspek kepadatan makanan dan variasi bahan makanan. Menu seimbang

perlu untuk kesehatan, namun agar menu yang disediakan dapat dihabiskan, maka

perlu disusun variasi menu yang baik, aspek komposisi, warna, rasa, rupa, dan

kombinasi masakan yang serasi (Sulistiyo, 2013). Menyusun menu harus sesuai

dengan kebutuhan gizi, bahan makanan harus bervariasi dan pemilihan bahan

makanan dapat dibantu dengan mengunakan daftar bahan makanan penukar

(Sulistyoningsih, 2011).

Hasil penelitian Rahmawati dkk (2011) dalam manajemen gizi institusi

penyelenggaraan makanan di sekolah Madania SD, SMP dan SMA bahwa menu

yang disajikan pihak kantin sekolah mengalami perubahan khususnya dalam

menu makan siang setiap satu bulan sekali. Hal ini dilakukan guna menghindari

kejenuhan siswa, setiap perubahan menu akan melibatkan pihak guru. Setiap

menu diharapkan memenuhi tujuan dari penyelenggaraan kantin sekolah. Hal ini

menunjukan bahwa dalam perencanaan menu harus memperhatikan keadaan

konsumen dengan memperhatikan selera konsumen masing-masing institusi.

Kegiatan menyusun menu dengan perencanaan yang baik dapat

memberikan banyak manfaat yakni, dapat disusun hidangan yang mengandung zat

gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, variasi dan kombinasi hidangan dapat diatur

sehingga dapat menghindari kebosanan yang disebabkan pengulangan jenis bahan

makanan dan cara pengolahan, susunan hidangan dapat disesuaikan dengan

kondisi keuangan atau biaya yang tersedia, menghemat waktu dan tenaga.

Perencanaan menu dapat disesuaikan dengan kondisi, sehingga sudah dapat

diperkirakan waktu dan tenaga yang dibutuhkan.Menu yang terencana dengan

Universitas Sumatera Utara


baik dapat menjadi alat pendidikan gizi yang baik, karena menu yang baik

mengajarkan pola makan yang baik.

Hasil penelitian Astriana (2011), menunjukan bahwa penyelenggaraan

makanan di Panti Asuhan Pamardi Putra Kabupaten Demak mengunakan siklus

menu 10 hari, artinya menu tersebut digunakan hanya untuk 10 hari makan (hari

ke-1 sampai dengan hari ke-10) dan untuk selanjutnya hari ke-11 menu itu akan

kembali lagi ke menu awal dan seterusnya. Selain itu, setiap 6 bulan sekali

diadakan evaluasi susunan siklus menu. Dari hasil evaluasi tersebut, maka

susunan menu yang sudah digunakan dapat digunakan kembali atau juga susunan

tersebut ditukar dengan susunan menu yang lain atau juga kombinasi

menu(Sutardji, 2007)..

Panti asuhan merupakan suatu lembaga kesejahteraan sosial yang

bertanggung jawab memberikan pelayanan pengganti dalam memenuhi kebutuhan

fisik, mental dan sosial anak asuh, sehingga memperoleh kesempatan yang luas,

tepat dan memadai bagi perkembangan kepribadiannya sesuai dengan yang

diharapkan (Depkes, 2000).

Pemberian makanan di panti asuhan diduga masih kurang karena panti

asuhan dituntut untuk dapat menyediakan makanan yang berkualitas baik dengan

menu makanan sesuai kebutuhan anak asuh dalam keterbatasan sarana dan biaya

(Dewi, 2007). Ketersediaan bahan di pasar, daya beli panti asuhan dan

keterampilan pengelola makanan mempengaruhi penyelenggaraan makanan,

sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi pula pola konsumsi makan

anak asuhnya, mengingat sebagian besar makanan yang mereka konsumsi berasal

Universitas Sumatera Utara


dari sana. Selanjutnya tingkat konsumsi makanan dapat dilihat melalui status gizi

anak asuh.

Salah satu institusi yang mengadakan perencanaan menu makanan adalah

Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam Kelurahan Sukaramai Kota

Medan, didirikan pada tanggal 21 November 1979 M. Semenjak berdirinya, Panti

Asuhan ini memperoleh bantuan dana dari pemerintah, namun pada tahun 2014

hingga saat ini sumber dana yang tersedia hanya dari masyarakat saja. Dana dari

masyarakat tidak setiap harinya ada, oleh karena itu dana yang tersedia akan

diperhitungkan untuk kebutuhan selanjutnya. Sehingga makanan yang tersedia

akan disajikan secara merata terhadap anak asuh dengan porsi seadanya dan

tergolong sedikitdan diduga kurang memenuhi kebutuhan gizi anak-anak pada

umumnya.

Berdasarkan survei pendahuluan yang sudah dilakukan pada tanggal 20

Februari 2017, perencanaan menu di Panti Asuhan Aceh Sepakat menggunakan

siklus menu 10 hari, namun tidak menentukan pola menu yang akan digunakan

pada setiap harinya karena anak asuh tidak selalu makan di Panti Asuhan

tersebut. Hal ini dikarenakan adanya berbagai undangan/jamuan terhadap anak

asuh dan sumbangan sosial berupa makanan dari masyarakat. Jumlah anak asuh

yang mengikuti jamuan adalah ditentukan oleh pihak pengelola jamuan, biasanya

berjumlah 30-50 orang. Apabila panti asuhan memperoleh sumbangan sosial

berupa makanan, maka makanan tersebut yang dijadikan sebagai konsumsi anak

asuh, sehingga panti asuh tidak lagi melakukan penyediaan makanan untuk anak

asuh. Oleh karena itu perencanaan menu yang sudah dibuat pun tidak selalu

dipakai, sebab kadang kala mengalami persamaan dengan menu yang disuguhkan

Universitas Sumatera Utara


saat menghadiri jamuan atau sumbangan masyarakat. Sehingga menu yang sudah

direncanakan harus diubah untuk menghindari kebosanan anak asuh terhadap

makanan yang disajikan.

Anak yang tinggal di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam

Kota Medan berumur 3 -18 tahun. Di usia ini anak-anak membutuhkan asupan

gizi memadai yang akan berpengaruh pada kesehatan dan kecerdasan anak. Hasil

pengamatan yang menunjukkan ukuran tubuh anak asuh menurut tingkat

pendidikan mereka tidak memenuhi ukuran tubuh optimal sesuai usia. Sedangkan

dilihat dari sisa makanan anak di Panti Asuhan masih meninggalkan sisa berupa

nasi, lauk nabati, dan lauk hewani. Survei terhadap 20 orang anak asuh terdapat

10% sangat kurus usia 12-13 tahun, 30% kurus usia 11-15 tahun, 5% gemuk usia

14 tahun dan 55% berat badannya normal usia 12-16 tahun. Hal ini diduga karena

kecukupan asupan zat gizi terhadap anak asuh masih kurang.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melihat gambaran

perencanaan menu makanan dan pola konsumsi makanan yang disajikan serta

status gizi anak di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam Kelurahan

Sukaramai Kecamatan Medan Area Tahun 2017.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah

bagaimana gambaran perencanaan menu makanan dan pola konsumsi makanan

yang disajikan serta status gizi anak di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul

Aitam Kelurahan Sukaramai Kecamatan Medan Area Kota Medan tahun 2107.

Universitas Sumatera Utara


1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran perencanaan menu makanan dan pola konsumsi

makanan yang disajikan serta status gizi anak di Panti Asuhan Aceh Sepakat

Yayasan Darul Aitam Kelurahan Sukaramai Kecamatan Medan Area Tahun 2017.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui perencanaan menu makanan yang dilihat dari alokasi biaya,

master menu dan siklus menu di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan

Darul Aitam Kota Medan.

2. Mengetahui pola konsumsi makanan yang disajikan dilihat dari jenis

makanan yang dikonsumsi, jumlah makanan yang dikonsumsi dan

frekuensi makan anak di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul

Aitam Kota Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai masukan informasi bagi pihak pengelola Panti Asuhan Aceh

Sepakat Yayasan Darul Aitam Kota Medan.

2. Sebagai bahan masukan bagi Panti Asuhan Aceh Sepakat kota Medan

untuk meningkatkan perencanaan menu agar makanan yang disajikan

dapat diterima dengan baik oleh konsumen dan meningkatkan status gizi

anak panti asuhan.

Universitas Sumatera Utara


3. Sebagai informasi bagi pihak Fakultas Kesehatan Masyarakat khususnya

bidang Gizi Kesehatan Masyarakat dan sebagai bahan referensi yang

dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Status Gizi

Staus gizi dapat diartikan suatu keadaan seseorang sebagai akibat dari

keseimbangan antara zat-zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan penggunaan

zatzat tersebut oleh tubuh untuk pertambahan produksi energi dan proses tubuh.

Gizi merupakan faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan

Universitas Sumatera Utara


kesejahteraan manusia. Status gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat

keseimbangan dan keserasian antara fisik dan perkembangan mental orang

tersebut, serta merupakan salah satu tolok ukur untuk menentukan kualitas hidup

manusia, yang akan menentukan tingkat produktivitas dan kemampuan

berfikirnya.

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat dari pemakaian,

penyerapan, dan penggunaan makanan. Menurut Supariasa dkk (2002) status gizi

merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara makanan yang masuk ke dalam

tubuh dengan kebutuhan tubuh akan suatu zat gizi dan dapat pula diartikan

sebagai ekspresi (nutriture) dalam bentuk variabel tertentu. Status gizi dapat

dikatakan sebagai suatu keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dari

zatzat gizi(Almatsier, 2001).

Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang

dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan menggunakan zat-zat gizi di

dalam tubuh. Status gizi dibagi menjadi 3 kategori yaitu: status gizi kurang, status

gizi normal, status gizi lebih (Almatsier, 2005).

Status gizi optimal akan tercapai apabila kebutuhan zat gizi optimal

terpenuhi. Namun perlu diketahui bahwa keadaan gizi seseorang dalam suatu

masa bukan hanya ditentukan oleh konsumsi zat gizi pada masa yang telah

lampau. Ini berarti konsumsi gizi masa kanak-kanak memberi pengaruh terhadap

status gizi masa dewasa. Menurut Dewi dan Mustika (2012) status gizi seseorang

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Produk pangan (jumlah dan jenis makanan),

Universitas Sumatera Utara


2. Pembagian makanan

3. Akseptabilitas (daya terima), menyangkut penerimaan atau penolakan

terhadap makanan yang terkait dengan cara memilih dan menyajikan

makanan.

4. Prasangka buruk pada bahan makanan tertentu, seperti anggapan yang

keliru bahwa terong dapat berdampak buruk karena menyebabkan tubuh

lemas.

5. Pantangan pada makanan tertentu

6. Kesukaan terhadap jenis makanan tertentu

7. Keterbatasan ekonomi

8. Kebiasaan makan

9. Selera makan

10. Sanitasi makanan (penyiapan, penyajian dan penyimpanan)

11. Pengetahuan gizi

2.2 Pola Konsumsi Makanan di Panti Asuhan

Pola konsumsi makanan adalah susunan jenis dan jumlah makanan yang

dikonsumsi seseorang atau kelompok pada waktu tertentu (Khomsan, 2010). Pola

konsumsi makanan yang baik berpengaruh positif pada diri seseorang seperti

menjaga kesehatan, mencegah dan membantu menyembuhkan penyakit.

Mengkonsumsi makanan dalam aspek gizi bertujuan untuk memperoleh sejumlah

zat gizi yang diperlukan tubuh. Konsumsi makanan yang baik dan cukup secara

Universitas Sumatera Utara


kualitas dan kuantitas, artinya makanan yang dikonsumsi harus mengandung

semua zat-zat gizi esensial yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang memadai.

Pola konsumsi makanan anak di panti asuhanumumnya terdiri dari tiga

kali makan utama (pagi, siang dan malam) dan satu kali makan selingan (snack).

Waktu memberikan makanan selingan adalah diantara dua waktu makan yaitu

tepatnya diantara waktu makan pagi dan makan siang pada pukul 10.00 WIB

pagi.

2.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Makanan Anak di


Panti Asuhan

Pemilihan makanan individu sangat kompleks dan dipengaruhi oleh

berbagai faktor antara lain (Septiana, 2011):

1. Karakteristik individu

Konsumsi makan seseorang salah satunya dipengaruhi oleh karakteristik

individu seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan gizi, nafsu makan,

rasa bosan dan makanan tambahan dari luar.

2. Penilaian makanan

Kualitas hidangan dapat mempengaruhi pola konsumsi makan seseorang.

Kualitas hidangan menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh di

dalam suatu hidangan. Konsumsi makan seseorang yang berasal dari karakteristik

makanan yaitu cita rasa makanan yang terdiri dari penampilan makanan dan rasa

makanan. Menurut Moehyi (1992) cita rasa makanan ditimbulkan oleh terjadinya

rangsangan terhadap berbagai indera dalam tubuh manusia, terutama indera

penglihatan, indera penciuman dan indera pengecap. Makanan yang memiliki cita

Universitas Sumatera Utara


rasa yang tinggi adalah makanan yang disajikan dengan menarik, menimbulkan

bau yang sedap dan memberikan rasa yang lezat.

Menurut Septiana (2011) penampilan makanan sewaktu disajikan

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: warna makanan, tekstur makanan, bentuk

makanan, porsi makanan dan variasi menu. Rasa makanan dipengaruhi oleh

aroma makanan, bumbu masakan dan bahan penyedap, keempukan makanan,

kerenyahan makanan, tingkat kematangan dan suhu makanan yang disajikan.

3. Lingkungan

Panti asuhan merupakan suatu institusi yang memiliki banyak anak asuh.

Sehingga pangan yang tersedia untuk seluruh anak asuh mungkin akan dibagikan

sesuai kecukupan makanan yang tersedia, bukan berdasarkan kebutuhan gizi anak

asuh. Hal ini dapat menyebabkan banyak anak-anak yang mengalami kurang gizi.

Jadi jumlah anak asuh di dalam panti asuhan dapat mempengaruhi konsumsi

makanan seorang anak asuh (Azinar, 2005).

4. Personal Preference

Hal-hal yang disukai dan tidak disukai sangat berpengaruh terhadap

kebiasaan makan seseorang. Perasaan suka dan tidak suka seseorang terhadap

makanan tergantung asosiasinya terhadap makanan tersebut (Depkes, 2007).

5. Rasa Lapar, Nafsu Makan, dan Rasa Kenyang

Rasa lapar umumnya merupakan sensasi yang kurang menyenangkan

karena berhubungan dengan kekurangan makanan. Sebaliknya, nafsu makan

merupakan sensasi yang menyenangkan berupa keinginan seseorang untuk

Universitas Sumatera Utara


makan. Sedangkan rasa kenyang merupakan perasaan puas karena telah

memenuhi keinginannya untuk makan. Pusat pengaturan dan pengontrolan

mekanisme lapar, nafsu makan dan rasa kenyang dilakukan oleh sistem saraf

pusat, yaitu hipotalamus (Depkes, 2007).

6. Kesehatan

Kesehatan seseorang berpengaruh besar terhadap kebiasaan makan.

Sariawan atau gigi yang sakit seringkali membuat individu memilih makanan

yang lembut. Tidak jarang orang yang kesulitanmenelan, memilih menahan lapar

dari pada makan (Depkes, 2007).

2.3 Angka Kecukupan Gizi

Angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan adalah taraf konsumsi

zatzat gizi esensial, yang berdasarkan pengetahuan alamiah dinilai cukup untuk

memenuhi kebutuhan hampir semua orang sehat. AKG yang dianjurkan

didasarkan pada patokan berat badan untuk masing-masing kelompok umur,

gender dan aktivitas fisik. Angka Kecukupan Gizi (energi dan protein) rata-rata

yang dianjurkan untuk anak pada kelompok umur 4-18 tahun tampak pada tabel

berikut:

Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi (energi dan protein) rata-rata yang
dianjurkan pada kelompok umur (4-18 tahun).
Kelompok Umur(Tahun) Energi (Kkal) Protein (g)

Pria
4-6 1600 35
7-9 1850 49
10-12 2100 56
13-15 2475 72
16-18 2675 66
Wanita 4-
6 1600 35

Universitas Sumatera Utara


7-9 1850 49
10-12 2000 60
13-15 2125 69
16-18 2125 59
Sumber: Permenkes 2013, Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan
bagi Bangsa Indonesia

2.3.1 Energi

Manusia membutuhkan energi untuk mempertahankan hidup guna

menunjang proses pertumbuhan dan melakukan aktivitas harian. Energi yang

masuk melalui makanan harus seimbang dengan kebutuhan energi seseorang.

Kelebihan konsumsi energi dapat menyebabkan kelebihan berat badan atau

kegemukan. Sebaliknya, bila asupan energi kurang akan menyebabkan berat

badan lebih rendah dari normal (FKM UI, 2007).

Energi yang diperlukan tubuh dapat bersumber dari zat gizi karbohidrat,

lemak, dan protein. Setiap 1 gram karbohidrat menghasilkan energi sebesar 4

kalori,1 gram protein menghasilkan 4 kalori, dan 1 gram lemak menghasilkan 9

kalori. Energi sangat berpengaruh terhadap laju pembelahan sel pembentukan

struktur organ-organ tubuh. Apabila energi berkurang maka proses dan

pembelahan sel akan terganggu dapat mengakibatkan organ-organ tubuh dan otak

anak mempunyai sel-sel yang lebih sedikit dari pada pertumbuhan normal

(Asydhad, 2006).

2.3.2 Protein

Protein merupakan zat makanan bagian terbesar tubuh sesudah air,

seperlima bagian tubuh adalah protein. Protein bertindak sebagai prekusor

sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat dan molekul-molekul yang

esensial untuk kehidupan, membangun serta memelihara sel-sel jaringan tubuh

Universitas Sumatera Utara


(Mitayani, 2010).Fungsi utama protein pada anak adalah untuk pertumbuhan.

Kecukupan protein juga penting untuk membangun antibodi sebagai pelindung

dari penyakit infeksi.Sumber protein hewani yang baik, terutama dilihat dari segi

jumlah maupun mutu adalah daging sapi, daging ayam, ikan, udang, hidangan

laut, susu, telur dan semua jenis olahannya. Sumber protein nabati, contohnya

jamur dan kacang kedelai dan semua olahannya, seperti tempe, tahu, oncom kecap

(Sutomo, 2008).

2.4 Perencanaan Menu di Panti Asuhan

Panti asuhan adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial yang

mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial

kepada anak terlantar serta melaksanakan pelayanan pengganti, atau perwalian

anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial kepada anak asuh

sehingga memperoleh kesempatan yang luas, tepat dan memadai bagi

perkembangan kepribadiannya sesuai dengan yang diharapkan sebagai bagian dari

generasi penerus cita-cita bangsa, sebagai insan yang akan turut serta aktif di

dalam bidang pembangunan nasional (Depsos, 2004)

Panti asuhan memiliki fungsi memberikan pelayanan, informasi,

konsultasi dan pengembangan keterampilan bagi kesejahteraan sosial anak.

Tujuan panti asuhan adalah memberikan pelayanan, bimbingan dan keterampilan

kepada anak asuh agar menjadi manusia yang berkualitas. Salah satu fungsi yang

dapat dilakukan oleh panti asuhan yaitu memberikan pelayanan konsumsi

makanan yang baik terhadap anak-anak asuh untuk tersedianya makanan.

Universitas Sumatera Utara


Perencanaan menu merupakan penentu keberhasilan pengolahan makanan

sebagai langkah awal dalam fungsi penyelenggaraan makanan. Kemampuan dan

keterampilan tenaga perencana menu sangat mempengaruhi hidangan yang akan

ditampilkan dalam menu. Orang-orang yang akan menerima hidangan sudah

diketahui, baik jumlahnya, kondisi masing-masing anggota dan biaya. Karena itu

menu dapat disusun untuk 3 hari, satu minggu bahkan untuk satu bulan.

Perencanaan menu yang baik adalah apabila disusun oleh suatu tim yang terdiri

dari mereka yang banyak kaitannya dalam penyelenggaraan makanan (Kemenkes,

2014). Dalam perencanaan menu di Panti Asuhan perlu diperhatikan hal-hal

sebagai berikut (Depkes, 2011):

1. Siklus menu

Perencanaan menu dilakukan untuk beberapa hari atau yang disebut siklus

menu, misalnya 5 hari atau 10 hari. Penggunaan siklus menu pada institusi Panti

Asuhan dapat menghemat waktu dalam perencanaan menu (Dewi, 2011).

Perencanaan menu berdasarkan siklus menu di Panti Asuhan dapat berfungsi

antara lain: (1) untuk menghindari kebosanan anak-anak asuh akibat terlalu sering

pengulangan jenis bahan makanan tertentu dan cara pengolahannya, (2)

mengurangi adanya kebocoran dana akibat penyusunan menu yang tidak sesuai

dengan biaya yang tersedia, (3) mempergunakan waktu dan tenaga dengan baik

dan sehemat mungkin dan (4) menyusun menu yang mengandung zat-zat gizi

yang dibutuhkan oleh anak-anak asuh.

2. Ketersediaan bahan makanan

Universitas Sumatera Utara


Pemakaian bahan perlu diperhatikan agar dalam pengadaan bahan

makanan tidak menemui kesulitan. Mengambil bahan pada waktu sedang musim

tentu akan lebih menguntungkan karena biasanya harga bahan akan lebih murah.

Ketersediaan bahan makanan perlu diperhatikan untuk menghindari kehabisan

bahan makanan dalam suatu waktu tertentu (Fajriani, 2012).

3. Biaya/Dana

Perencanaan menu yang tepat dan cermat dapat membantu menghasilkan

hidangan yang sesuai dengan biaya yang tersedia tanpa mengabaikan mutu gizi

makanan. Menggunakan bahan makanan sesuai musimnya, karena pada umumnya

harga bahan makanan yang sedang musim akan lebih murah. Biaya dapat

menentukan jenis menu apakah tergolong sederhana, sedang atau mewah. Biaya

yang tersedia sangat besar pengaruhnya terhadap menu yang akan disusun.

Perencanaan menu harus disesuaikan dengan keuangan yang tersedia.

Makanan yang baik bukan berarti makanan yang mahal, tetapi kualitas dan

kuantitas zat gizi yang melengkapinya. Harga makanan yang mahal belum tentu

dapat menjamin makanan bermutu gizi yang baik. Yang perlu adalah pengadaan

yang tepat guna sehingga biaya yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan efisien

untuk bahan makanan yang diperlukan (Irianty, 2010).

4. Kebutuhan gizi konsumen

Menurut Depkes (2011) mutu gizi makanan setiap anggota keluarga harus

dapat dipenuhi. Untuk itu pada waktu menyusun menu perlu diperhatikan

penggunaan beranekaragam bahan makanan dalam menu sehari-hari. Banyaknya

bahan makanan harus dapat memenuhi kecukupan gizi anak, setiap anak

Universitas Sumatera Utara


memperoleh makan sesuai kebutuhan gizinya. Sebagai pedoman memilih bahan

makanan dan menyusun menu dapat digunakan paduan berbagai kelompok bahan

makanan. Jumlah orang yang akan makan erat hubungannya dengan jenis

masakan yang akan diambil dan jumlah penggunaan bahan makanan.

2.4.1 Tujuan Perencanaan Menu di Panti Asuhan

Tujuan perencanaan menu di panti asuhan adalah tersedianya beberapa

buah susunan menu yang dilengkapi dengan pedoman menu menurut klasifikasi

pelayanan yang ada di panti asuhan atas dasar kebijakan dan ketetapan panti

asuhan.

Suatu institusi memerlukan perencanaan menu yang baik agar dapat

memenuhi kebutuhan gizi seseorang atau kelompok orang. Begitu juga halnya

dengan panti asuhan memerlukan perencanaan menu untuk dapat dijadikan

sebagai pedoman dalam kegiatan pengolahan makanan, mengatur variasi dan

kombinasi makanan agar tidak menimbulkan kebosanan, menyesuaikan biaya

yang tersedia dan menghemat penggunaan waktu dan tenaga dalam

penyelenggaraan makanan.

2.4.2 Syarat Menu yang Baik

Menu dikatakan baik apabila memenuhi persyaratan berikut (Suyatno,

2009):

1. Pola menu seimbang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gizi.

Susunan makanan yang dihidangkan dapat memenuhi kebutuhan gizi

sesuai dengan umur, jenis kelamin dan aktivitas yang dilakukan.

Universitas Sumatera Utara


2. Warna dan kombinasi makanan harus menarik sehingga dapat

membangkitkan selera makan, namun penggunaan pewarna dan

bahan tambahan makanan juga harus memperhatikan keamanannya

dan diutamakan menggunakan pewarna alami.

3. Tekstur dan konsistensi makanan yang dihidangkan disesuaikan

dengan kemampuan fisiologis dan umur.

4. Aroma masakan yang kuat dikombinasikan dengan makanan yang

tidak tajam baunya. Bahan makanan seperti kol harus

dikombinasikan dengan bahan makanan segar.

5. Adanya kreasi dalam bentuk potongan dapat membangkitkan selera

makan.

6. Pertimbangkan makanan yang harus dihidangkan panas atau dingin

dengan menyesuaikan suhu lingkungan, udara atau iklim.

7. Makanan disajikan dalam keadaan yang bersih, terhindar dari

pencemaran yang dapat membahayakan kesehatan.

8. Jenis hidangan yang akan disajikan disesuaikan dengan peralatan,

kemampuan, tenaga dan waktu yang dimiliki oleh institusi.

2.5Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan kerangka konsep penelitian

sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


Perencanaan Menu Komsumsi Makan
1. Alokasi biaya 1. Jenis makanan yang
2. Master menu dikonsumsi
3. Siklus menu 2. Jumlah makanan yang
dikonsumsi
a. K ecukupanenergi
b. K ecukupanprotein
3. Frekuensi makan

Status Gizi Anak Asuh

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan :

Perencanaan menu dapat dilihat dari alokasi biaya yang digunakan untuk

ketersediaan bahan makanan, tersedianya master menu dan siklus menu yang

dibuat oleh tim perencana menu.Pola konsumsi makanan yang disajikan dapat

dilihat dari jenis makanan yang dikonsumsi, jumlah makanan yang dikonsumsi

dan frekuensi makan anak asuh, dimana biaya akan menentukan tersedianya

bahan makanan yang akan dijadikan menu, dan menu yang disajikan akan

berpengaruh terhadap pola konsumsi makanan yang disajikan. dan akan

berpengaruh terhadap jumlah makanan yang dikonsumsi. Sehingga

akanberpengaruh terhadap status gizi anak di panti asuhan yang akan berdampak

pada pertumbuhan dan perkembangan anak.

Universitas Sumatera Utara


BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif yaitu

melihat gambaran perencanaan menu makanan dan pola konsumsi makanan yang

disajikan serta status gizi anak di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul

Aitam Kelurahan Sukaramai Kecamatan Medan Area Tahun 2017. Desain yang

digunakan pada penelitian ini adalah crossectional yaitu penelitian yang

mengamati subjek dengan pendekatan pada suatu saat.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan

Darul Aitam yang terletak di Jalan Medan Area, Kecamatan Medan Area. Lokasi

penelitian ini ditentukan dengan alasan bahwa banyak anak yang tinggal di Panti

Asuhan Aceh Sepakat tidak menghabiskan makanan yang disajikan yang dinilai

dapat mengurangi asupan gizi (intake) dan memiliki banyak anak asuh yang

masih belia dan belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari 2017 sampai dengan bulan

Agustus 2017.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak asuh yang berusia 6-18

Tahun dan minimal sudah terdaftar selama 6 bulan tinggal di Panti Asuhan Aceh

Sepakat karena dalam masa 6 bulan anak asuh diharapkan sudah beradaptasi

Universitas Sumatera Utara


dengan tempat tinggal dan makanan yang disajikan oleh Panti Asuhan Aceh

Sepakat Yayasan Darul Aitam Kecamatan Medan Area yang berjumlah 80 orang

antara lain:

a) Laki-laki : 46 Orang

b) Perempuan : 34 Orang

Maka seluruh populasi untuk anak Panti Asuhan Aceh Sepakat adalah 80 orang.

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi (total sampling) dari

anak Panti Asuhan Aceh Sepakat yaitu berjumlah 80 orang.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data penelitian diperoleh melalui dua cara yaitu:

1. Data primer, yaitu meliputi data perencanaan menu, pola konsumsi

dan status gizi anak-anak asuh.

a. Data sistem perencanaan menu diperoleh melalui wawancara

langsung terhadap 6 (enam) orang Tim Perencana Menu dengan

pendidikan sarjana di Panti Asuhan Aceh Sepakat tentang sistem

perencanaan menu yang dilakukan dan wawancara terhadap anak

panti asuhan tentang jenis makanan yang disajikan dengan

menggunakan kuesioner dan observasi menggunakan daftar

observasi.

b. Data pola konsumsi makanan diperoleh melalui metode food

frequency dengan menggunakan food frequeny checklist untuk

mengetahui jenis dan frekuensi makan anak asuh. Metode food

weighing menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 1

Universitas Sumatera Utara


gram untuk mengetahui jumlah kecukupan energi dan protein

yang di konsumsi oleh anak asuh.

c. Status gizi anak panti dihitung dengan menggunakan ukuran

antropometri tubuh dengan menghitung IMT/U terhadap anak

asuh dan diolah menggunakan WHO Anthro.

2. Data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan dari bagian administrasi

Panti Asuhan Aceh Sepakat yang meliputi gambaran umum Panti

Asuhan tersebut.

3.5 Definisi Operasional

1. Anak panti asuhan adalah anak yang tinggal di panti asuhan dan

terdaftar sebagai penghuni Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan

Darul Aitam Kecamatan Medan Area minimal 6 bulan.

2. Status gizi anak adalah gambaran atau kondisi status gizi anak asuh

yang diukur dengan menggunakan standar antropometri IMT / U.

3. Perencanaan menu di panti asuhan adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan oleh pihak pengelola panti asuhan untuk menyajikan

makanan yang dilihat dari alokasi biaya, menu yang disajikan kepada

anak panti asuhan dan siklus menu yang digunakan oleh panti

asuhan.

4. Alokasi biaya adalah penggunaan budget biaya dalam perencanaan

menu untuk terpenuhinya menu sesuai dengan biaya dan kebutuhan

konsumsi anak asuh di Panti Asuhan dalam satu bulan.

Universitas Sumatera Utara


5. Master menu adalah daftar susunan menu yang akan disajikan

kepada anak-anak asuh di Panti Asuhan.

6. Siklus menu adalah perputaran makanan yang akan disajikan kepada

anak-anak di Panti Asuhan dalam kurun waktu 6 bulan.

7. Pola konsumsi makanan adalah susunan jenis makanan dan jumlah

makanan yang dikonsumsi serta frekuensi makan anak di panti

asuhan.

8. Jenis makanan yang dikonsumsi adalah macam-macam makanan

yang disajikan berupa makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati,

sayur dan buah.

9. Jumlah makanan yang dikonsumsi adalah banyaknya asupan gizi

yang dikonsumsi oleh anak asuh yang dilihat dari kecukupan energi

dan protein.

10. Frekuensi makan adalah jumlah berapa kali kegiatan makan yang

dilakukan oleh anak panti asuhan dalam sehari.

3.6 Aspek Pengukuran

3.6.1 Status gizi anak

Indikator status gizi yang digunakan untuk kelompok umur ini didasarkan

pada hasil pengukuran antropometri berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) yang

disajikan dalam bentuk Indeks Massa Tubuh menurut umur (IMT/U). Status gizi

anak diperoleh melalui pengukuran antropometri IMT/Udengan menggunakan

standart Kemenkes RI. 2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi

Anak.
Kategori status gizi berdasarkan indeks IMT/U, 5- 18 Tahun

Universitas Sumatera Utara


a. Sangat Kurus :

b. Kurus :

c. Normal :

d. Gemuk :

e. Obesitas : ˃ 2 SD

3.6.2 Pola Konsumsi Makan

Untuk mendapatkan informasi tentang jenis dan kebiasaan makan anak asuh

dapat dilakukan dengan metodefood frequency menggunakan food frequency

checklistdan jumlah makanan yang dikonsumsi dilakukan dengan metode

penimbangan makanan (food weighing). Pada metode ini, peneliti menimbang

semua makanan yang akan dikonsumsi dan makanan yang sisa (jika ada) dalam

gram. Jumlah makanan yang dikonsumsi sehari kemudian dianalisis dengan

menggunakan DKBM atau DKGJ (Daftar Komposisi Gizi Jajanan). Kuantitas

asupan makanan adalah selisih antara kuantitas yang akan dikonsumsi dengan

kuantitas pangan yang sisa. Kemudian hasilnya dibandingkan dengan Kecukupan

Gizi yang Dianjurkan (AKG).

1. Asupan Energi

Jumlah total energi yang dikonsumsi anak asuh berdasarkan pada Angka

Kecukupan Gizi yang dianjurkan. Klasifikasi tingkat kecukupan energi sebagai

berikut (WNPG, 2004):

a. Baik jika konsumsi energi 80-110% AKG

b. Kurang jika konsumsi energi < 80% AKG


c. Lebih jika konsumsi energi >110% AKG

2. Asupan protein

Universitas Sumatera Utara


Jumlah total protein yang dikonsumsi anak asuh berdasarkan pada Angka

Kecukupan Gizi yang dianjurkan.Klasifikasi tingkat kecukupan protein sebagai

berikut (WNPG, 2004):

a. Baik jika konsumsi protein 80-110% AKG

b. Kurang jika konsumsi protein < 80% AKG

c. Lebih jika konsumsi protein >110% AKG

3.7 Metode Analisis Data

Data yang sudah terkumpul diolah secara manual dan komputerisasi untuk

mengubah data menjadi informasi. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan

data dimulai dari editing, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperlukan.

Coding, yaitu memberikan kode numerik atau angka kepada masing-masing

kategori. Data entry yaitu memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam

master tabel atau database komputerisasi. Analisis ini untuk mendeskripsikan

masing-masing variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan tabulasi

silang dan tabel distribusi frekuensi.

3.8 Teknik Analisis Data

Data yang telah diolah akan dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi dan tabulasi silang.

Universitas Sumatera Utara


BAB V PEMBAHASAN

5.1 Status Gizi Anak Panti Asuhan

Status gizi merupakan keadaan kesehatan tubuh seseorang atau

sekelompok orang yang diakibatkan oleh kondisi penyerapan zat gizi makanan

(Riyadi, 2001). Anak yang bergizi baik akan tumbuh sesuai dengan potensi

pertumbuhannya namun sebaliknya anak yang kekurangan akan mengalami

hambatan dalam pertumbuhannya.

Hasil penilaian status gizi yang dilakukan terhadap 80 orang anak asuh

berdasarkan IMT/U paling banyak adalah kategori normal yaitu sebanyak81,3%

dan ditemukan juga anak asuh pada kategori gemuk dan obesitas sebanyak 12,5%.

Status gizi berdasarkan TB/U anak asuh paling banyak berada pada kategori

pendek dan sangat pendek yaitu sebanyak 61,3%. Terdapat 12,5% anak asuh

dengan kategori gemuk dan obesitas, hal ini diduga karena sebagian besar anak

asuh tergolong pendek dan sangat pendek yaitu sebanyak 61,3%.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar anak asuh berada

pada kategori status gizi normal. Hal ini kemungkinan karena pola makan anak

asuh yang telah baik sebelum penelitian dilakukan sebab anak asuh memiliki

jadwal memenuhi undangan jamuan dan seringkali menerima sumbangan

makanan yang dapat memberi konsumsi yang layak sehingga dapat mencukupi

kekurangan konsumsi zat gizi dari panti asuhan.

Universitas Sumatera Utara


Status gizi dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat

gizi di dalam tubuh. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan

secara efisien akan tercapai status gizi optimal yang memungkinkan pertumbuhan

fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada

tingkat setinggi mungkin (Almatsier, 2001).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rupita

(2016) tentang status gizi anak di Panti Asuhan Putra Utama 1 yang menunjukkan

bahwa distribusi responden berdasarkan status gizi IMT/U terdapat sebanyak 45

anak asuh (83.33%) memiliki status gizi normal dan 9 anak asuh (16.67%)

memiliki status gizi kurus..

Anak asuh yang merupakan anak usia sekolah pada umumnya berada

dalam masa pertumbuhan yang sangat cepat dan aktif. Untuk memastikan

kecukupan gizi anak perlu dilakukan pengaturan makanan yang bergizi baik,

seimbang dan memiliki susunan makanan yang lengkap. Pada anak usia remaja

konsumsi makanan lebih diperhatikan, karena apa yang biasa mereka makan akan

berdampak pada usia dewasanya nanti seperti penyakit kurang energi kronik

maupun obesitas akan berdampak pada penyakit degeneratif (Mann & Truswell,

2012).

5.2 Asupan Energi dan Protein Anak Asuh di Panti Asuhan Aceh Sepakat
Yayasan Darul Aitam

Tingkat konsumsi seseorang sangat ditentukan oleh kualitas dan

kuantitasmakanan.Kualitas makanan menunjukkan adanya semua zat gizi yang

diperlukan tubuh yang terdapat dalam makanan, sedangkan kuantitas makanan

menunjukkan jumlah masing-masing zat gizi terhadap kebutuhan tubuh

Universitas Sumatera Utara


(Sediaoetama, 2010).
Zat gizi Energi dan Protein adalah zat yang dibutuhkan tubuh dalam

jumlah besar. Kelompok usia anak-anak dan remaja sangat rentan mengalami

kekurangan zat gizi energi dan protein. Zat ini digunakan untuk membentuk dan

memelihara jaringan sel-sel tubuh, sebagai sumber tenaga agar bisa beraktivitas

dan sebagai zat pengatur sistem di dalam tubuh (Irianto, 2014).

5.2.1 Asupan Energi Anak Asuh di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan
Darul Aitam

Hasil penimbangan makanan yang dilakukan terhadap 80 orang anak asuh

untuk mengetahui asupan energi yang dikonsumsi dengan menggunakan metode

food weighing dapat diketahui bahwa jumlah energi yang dikonsumsi anak asuh

lebih banyak pada kategori kurang dari batas tingkat konsumsi energi yaitu

sebanyak 57,5%. Hal ini disebabkan oleh susunan makanan yang disajikan belum

memenuhi kebutuhan dalam sehari berdasarkan jenis dan porsi makanan yang

disajikan pada saat penelitian.

Sejalan dengan penelitian Susanti (2012) mengenai asupan energi, protein

dan status gizipada remaja di Panti Asuhan mengatakan bahwa sampel dengan

asupan energi kurang sebanyak 82,6%. Hal ini menunjukkan bahwa rerata asupan

energi anak asuh di Panti Asuhan kurang dari AKG. Apabila konsumsi energi

kurang pada anak asuh akan mengalami penurunan berat badan dan pertumbuhan

yang terhambat, maka status gizi anak asuh tidak terpenuhi akibat dari asupan

energi kurang yang masuk kedalam tubuh.

Universitas Sumatera Utara


Manusia membutuhkan energi untuk mempertahankan hidup guna

menunjang proses pertumbuhan dan melakukan aktivitas harian. Energi yang

masuk melalui makanan harus seimbang dengan kebutuhan energi seseorang.

Kelebihan konsumsi energi dapat menyebabkan kelebihan berat badan atau

kegemukan. Sebaliknya, bila asupan energi kurang akan menyebabkan berat

badan lebih rendah dari normal (FKM UI, 2007).

5.2.2 Asupan Protein Anak Asuh di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan
Darul Aitam

Hasil penelitian yang dilakukan pada 80 anak asuh untuk mengetahui

asupan protein yang dikonsumsi dengan menggunakan metode penimbangan

makanan dapat diketahui bahwa jumlah protein yang dikonsumsi anak asuh lebih

banyak pada kategori kurang dari batas tingkat konsumsi protein yaitu sebanyak

58,8%. Anak asuh dengan asupan protein kurang bisa terjadi karena sebagian

besar anak asuh tergolong kurang energi, sehingga protein yang dikonsumsi

digunakan sebagai pengganti energi yang kurang.

Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Susanti (2012) terhadap remaja di

Panti Asuhan mengatakan bahwa sampel memiliki asupan protein yang cukup

sebanyak 69,6%, asupan protein kurang 13,0% dan lebih sebanyak 17,4%. Namun

sejalan dengan penelitian Sulastri (2012) bahwa kemungkinan protein yang

dikonsumsi digunakan sebagai pengganti energi yang kurang, karena protein

adalah salah satu sumber utama energi, bersama-sama dengan karbohidrat dan

lemak.

Menurut Mitayani (2010) protein merupakan zat makanan bagian terbesar

tubuh sesudah air, seperlima bagian tubuh adalah protein. Protein bertindak

Universitas Sumatera Utara


sebagai prekusor sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat dan

molekulmolekul yang esensial untuk kehidupan, membangun serta memelihara

sel-sel jaringan tubuh.

5.3 Status Gizi Berdasarkan Asupan Energi dan Protein

Berdasarkan tabulasi silang asupan energi dan protein berdasarkan IMT/U

anak asuh didapat paling banyak kurang dari batas konsumsi energi dan protein

yang ditentukan yaitu sebanyak 82,6% dan 83,0% berada pada kategori status gizi

normal. Berdasarkan TB/U anak asuh didapat paling banyak anak asuh memiliki

asupan energi dan protein yang cukup yaitu sebanyak 41,2% dan 45,2% berada

pada kategori status gizi normal.Dalam penelitian ini didapatkan 38 orang anak

asuh (82,6%) berstatus gizi normal namun asupan energinya kurang.

Ketidaksesuaian terjadi pula dalam hal asupan protein anak asuh. Sebanyak 39

orang anak asuh (83,0%) berstatus gizi normal namunasupan proteinnya kurang.

Hal ini menunjukkan bahwa status gizi merupakan gambaran apa yang

dikonsumsi dalam waktu lama. Artinya status gizi saat ini bukan merupakan

gambaran apa yang dikonsumsi saat ini, melainkan apa yang dikonsumsi anak

asuh pada masa lalu. Dengan demikian kuat dugaan lama sebelum penelitian

dilakukan, pola konsumsi anak asuh telah baik sehingga berdampak pada pola

konsumsi gizi yang cukup dan tercermin dalam status gizi yang normal saat

penelitian. Hal ini diperkuat dengan adanya hari-hari yang dikhususkan oleh panti

asuhan untuk menerima undangan jamuan dan sumbangan berupa makanan yamg

memberi konsumsi yang layak sehingga dapat mencukupi kekurangan konsumsi

zat gizi dari panti asuhan.

Universitas Sumatera Utara


Penelitian ini sejalan dengan penelitian Yuliansyah (2007) yang

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara asupan energi dan protein dengan

status gizi. Hal ini dilihat dari responden pada kelompok yang mempunyai asupan

energi kurang dan asupan protein kurang , sebagian besar mempunyai status gizi

normal dantidak sesuai dengan pernyataan bahwa apabila asupan energi seseorang

rendah maka ia akan memiliki peluang yang lebih besar untuk berada pada

kategori status gizi kurus dan apabila asupan energi seseorang tinggi maka akan

memiliki peluang yang lebih besar pada kategori gemuk bahkan obesitas.

Menurut Proverwati (2011) jika konsumsi energi melalui makanan kurang

dari energi yang dikeluarkan maka tubuh akan kekurangan energi, akibat yang

dapat ditimbulkan adalah tubuh akan mengalami ketidakseimbangan (energi

negatif), sehingga berat badan kurang dari berat badan seharusnya. Bila konsumsi

energi melalui makanan melebihi energi yang dikeluarkan maka akan terjadi berat

badan lebih atau kegemukan.Jumlah konsumsi makanan yang kurang dan pola

konsumsi yang salah dapat menyebabkan konsumsi makanan yang kurang

(Mayasari, 2011).

Mitayani (2010) menyebutkan bahwa keadaan gizi seseorang banyak

ditentukan oleh konsumsi pada masa lalu. Pada keadaan normal tinggi badan

bertambah seiring betambahnya umur. Pengaruh defisiensi gizi terhadap tinggi

badan akan tampak dalam waktu relatif lama. Oleh sebab itu TB/U

menggambarkan masalah gizi kronis. Perubahan berat badan sangat rentan dengan

kondisi tubuh. Dalam keadaan normal pertambahan berat badan akan searah

dengan pertumbuhan tinggi badan pada kecepatan tertentu. Oleh sebab itu IMT/U

Universitas Sumatera Utara


lebih sesuai untuk menggambarkan status gizi saat ini atau menggambarkan

masalah gizi akut (Supariasa, 2001).

5.4 Status Gizi Berdasarkan Jenis Makanan yang Dikonsumsi

Hasil penelitian status gizi anak asuh berdasarkan jenis makanan, sebagian

besar anak asuh memiliki konsumsi jenis makanan yang tidak lengkap berada

pada status gizi normal (81,3%). Hal ini menunjukkan anak asuh dengan makanan

yang tidak lengkap belum tentu memiliki status gizi yang buruk, namun pada

kenyataannya banyak juga anak asuh dengan status gizi normal. Hal ini sejalan

dengan penelitian Adinda (2017) tentang kebiasaan makanyang mengatakan tidak

ada hubungan bermakna antara jenis makanan dengan status gizi siswa.

Tidak ada satu jenis makanan yang lengkap mengandung seluruh jenis zat

gizi yang diperlukan tubuh. Apabila konsumsi makanan sehari-hari tidak

beragam, maka akan timbul ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan

zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat dan produktif.

5.5 Perencanaan Menu Makanan di Panti Asuhan

Perencanaan menu merupakan penentu keberhasilan pengolahan makanan

sebagai langkah awal dalam fungsi penyelenggaraan makanan. Kemampuan dan

keterampilan tenaga perencana menu sangat mempengaruhi hidangan yang akan

ditampilkan dalam menu. Orang-orang yang akan menerima hidangan sudah

diketahui, baik jumlahnya, kondisi masing-masing anggota dan biaya.

Perencanaan menu yang baik adalah apabila disusun oleh suatu tim yang terdiri

dari mereka yang banyak kaitannya dalam penyelenggaraan makanan (Kemenkes,

Universitas Sumatera Utara


2014). Dalam perencanaan menu di Panti Asuhan perlu diperhatikan siklus menu,

ketersediaan bahan makanan dan biaya yang tersedia (Depkes, 2011).

Perencanaan menu makanan di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul

Aitam Kelurahan Sukaramai Kecamatan Medan Area tidak memiliki master menu

dan siklus menu. Pengelola maupun tenaga masak di Panti Asuhan sudah

mengetahui tentang master menu dan siklus menu dan kegunaannya

masingmasing. Namun pengetahuan tentang kegunaan masing-masing master

menu dan siklus menu belum sepenuhnya baik karena mereka hanya beranggapan

siklus menu hanya untuk mengatur makanan anak asuh saja dan master menu

hanya sebagai pengingat. Sehingga pengelola panti asuhan menganggap master

menu dan siklus menu tidak terlalu penting bagi panti asuhan yang sering

menerima sumbangan berupa makanan dari masyarakat dan donatur tetap.

Penyelenggaraan makan di Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul

Aitam dilakukan oleh 3 orang juru masak dan dibantu oleh 3 orang pengelola

panti asuhan. Kegiatan memasak dilakukan 2 kali dalam sehari untuk 3 kali

makan setiap hari kecuali pada hari jumat dan minggu karena pada hari-hari

tersebut dikhususkan untuk anak-anak asuh menerima undangan jamuan berupa

pengajian maupun syukuran dan kegiatan lainnya. Pada hari jumat tidak ada sama

sekali penyelenggaraan makan, namun pada hari minggu pagi anak-anak asuh

disuguhkan bubur kacang hijau dan susu, selanjutnya untuk makan siang dan

malam anak asuh mengonsumsi makanan jamuan dan sumbangan dari

masyarakat. Untuk kemungkinan terlambatnya undangan jamuan dan sumbangan

makanan, maka anak-anak asuh akan mengonsumsi makanan berupa mie instan

sebagai pengganti menu makanan.

Universitas Sumatera Utara


Adapun susunan makanan yang disajikan terhadap anak asuh masih

tergolong tidak lengkap. Untuk makan pagi, makanan yang disajikan

terhadapanak asuh hanya nasi dan lauk pauk saja, pada makan siangmakanan

yang disajikan adalah nasi, sayur dan lauk pauk dan untuk makan malam makanan

yang disajikan sama dengan makanan yang disajikan pada saat makan siang.

Tidak ada buah dalam susunan makanan yang disajikan terhadap anak asuh

sehingga susunan makanan yang dikonsumsi anak asuh tergolong tidak lengkap.

Dan untuk porsi makanan anak asuh menenuntukan sendiri porsi yang diinginkan

namun ternyata anak asuh masih saja meninggalkan sisa makanan berupa nasi dan

lauk pauk.

Contoh susunan makanan yang disajikan di Panti Asuhan Aceh Sepakat

Yayasan Darul Aitam Kelurahan Sukaramai Kecamatan Medan Area pada tabel

berikut:

Tabel 5.1Makanan yang disajikan kepada Anak Asuh Panti Asuhan Aceh
Sepakat Yayasan Darul Aitam Tahun 2017
Hari Pagi Siang Malam
Senin Nasi putih + tempe Nasi putih, sayur Sama dengan makan
goreng (sambal) daun singkong dan siang
lele goreng
Selasa Nasi putih + kentang Nasi putih, sayur Sama dengan makan
campur tempe tahu + ayam siang
goreng (sambal) suwirsuwir
Rabu Nasi Putih + sambal Nasi putih, sayur Sama dengan makan
teri campur kacang lodeh, ikan goreng siang
goreng
Kamis Nasi gurih Nasi putih, tumis Sama dengan makan
kangkung, ayam siang
goreng
Sabtu Nasi Putih + sambal Nasi putih, mihun Sama dengan makan
teri campur kacang goreng, telur goreng siang
goreng
Minggu Bubur kacang hijau - -

Universitas Sumatera Utara


+ susu
Perencanaan menu berdasarkan siklus menu di Panti Asuhan dapat

berfungsi antara lain: (1) untuk menghindari kebosanan anak-anak asuh akibat

terlalu sering pengulangan jenis bahan makanan tertentu dan cara pengolahannya,

(2) mengurangi adanya kebocoran dana akibat penyusunan menu yang tidak

sesuai dengan biaya yang tersedia, (3) mempergunakan waktu dan tenaga dengan

baik dan sehemat mungkin dan (4) menyusun menu yang mengandung zat-zat gizi

yang dibutuhkan oleh anak-anak asuh. Dengan demikian diharapkan pengelola

Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam untuk membuat suatu siklus

menu yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan makan anak

asuh dan dapat menambahkan buah pada siklus menu yang dibuat.

Perencanaan menu harus disesuaikan dengan keuangan yang tersedia.

Makanan yang baik bukan berarti makanan yang mahal, tetapi kualitas dan

kuantitas zat gizi yang melengkapinya. Harga makanan yang mahal belum tentu

dapat menjamin makanan bermutu gizi yang baik. Yang perlu adalah pengadaan

yang tepat guna sehingga biaya yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan efisien

untuk bahan makanan yang diperlukan (Irianty, 2010).

Dana yang diperkirakan untuk konsumsi makanan anak asuh tidak

termasuk bahan makanan beras, minyak, kacang hijau, gula dan susu adalah

sekitar Rp13.200.000 perbulannya untuk 90 orang termasuk 3 orang juru masak

dan 3 orang pengelola panti asuhan. Perkiraan dana dalam satu minggu yaitu

sekitar Rp3.000.000, dalam sehari sekitar Rp600.000 dan perkiraan dana untuk

makan perorang dalam sehari yaitu Rp6.600 sehingga perkiraan dana perorang

untuk sekali makan yaitu sekitar Rp2200.

Universitas Sumatera Utara


Panti Asuhan Aceh Sepakat Yayasan Darul Aitam Kelurahan Sukaramai

Kecamatan Medan Area Mempunyai 5 sumber dana yang merupakan donatur

tetap yang rutin menyumbangkan dana dan bahan-bahan makanan setiap

bulannya. Donatur 1 menyumbang beras 90 Kg dan uang sebanyak Rp5.000.000

perbulannya, donatur 2 menyumbang beras 150 Kg dan minyak goreng 20 liter

perbulannya, donatur 3 menyumbangkan dana sebesar Rp4.000.000 perbulannya,

donatur 4 menyumbang bahan makanan berupa kacang hijau sebanyak 15 Kg dan

susu kaleng 1 kotak perbulannya dan donatur 5 menyumbang dana sebesar

Rp2.000.000 dan beras 60 Kg perbulannya. Sehingga dapat diketahui dana dari

donatur tetap untuk satu tahun terakhir adalah sebesar Rp132.000.000. Dan untuk

tambahan dana lainnya diperoleh dari pendapatan yayasan dan sumbangan dari

masyarakat yang berdatangan ke panti asuhan.

Dari hasil perhitungan sumbangan bahan makanan beras, panti asuhan

memperoleh sekitar 300 Kg beras perbulannya. Dan perkiraan kebutuhan beras

untuk 90 orang di Panti Asuhan yaitu sekitar 170 Kg untuk perbulannya. Sehingga

beras yang berlebih sekitar 130 Kg perbulannya menjadi tumpukan di gudang

penyimpanan bahan makanan panti asuhan. Dan kemungkinan beras-beras yang

yang datang lebih awal dan sudah lama menumpuk itulah yang dimasak dan

disajikan kepada anak asuh sehingga sebagian besar anak asuh meninggalkan sisa

makanan yaitu nasi. Oleh karena itu diharapkan kepada pengelola panti asuhan

agar dapat mempertimbangkan sumbangan bahan makanan beras diganti dengan

bahan makanan lauk pauk dan ataupun dana untuk melengkapi susunan makanan

anak asuh di Panti Asuhan.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Adinda, Desti., 2017. Gambaran Kebiasaan Makan, Aktivits Fisik, Body Image
dan Status Gizi pada Remaja Putri di SMK Negeri 2 Sibolga. Skripsi.
FKM USU. Medan.

Adriani, M., Wirjatmadi, B., 2012. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan.
Kencana. Jakarta.

Alifiani dan Maharani Y., 2011. Pusat Tumbuh Kembang Anak. Jurnal Tingkat
Sarjana Seni Rupa dan Desain, 1(3).

Almatsier, S., 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta.

., 2005. Penuntun Diet. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

., 2009. Prinsip Dasar Imu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama.


Jakarta.

Anzarkusuma, I.S., Mulyani, E.Y., Jus’at, I., Angkasa, D., 2014. Status Gizi
Berdasarkan Pola Makan Anak Sekolah Dasar di Kecamatan Rajeg
Tangerang. Indonesian Journal of Human Nutrition, 1(2), 135-148.

Asydhad, L. A, Mardiah., 2006. Makanan Tepat Untuk Balita. PT. Kawan


Pustaka. Jakarta.

Azinar, Muhammad. 2005. Tingkat Konsumsi Energi Dan Konsumsi Protein


Serta Hubungannya Dengan Status Gizi Anak Asuh Usia 10-18 Tahun
(Studi
Pada Penyelenggaraan Makanan Di Panti Asuhan Pamardi Putra
Kabupaten Demak) Tahun 2005. Skiripsi. Universitas Negeri Semarang.

Budiyanto, M. AK., 2001. Dasar-dasar Ilmu Gizi. UMM Pres. Malang.

Universitas Sumatera Utara


Butarbutar, A. F., 2011. Sistem Penyelenggaraan Makanan di PT Inalum Kuala
Tanjung Tahun 2011. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara. Medan.

Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI., 2007. Gizi dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta : PT Grafindo Persada.

Departemen Kesehatan., 2000. Pedoman Perbaikan Gizi di Panti Sosial Asuhan


Anak. Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat. Direktorat
Bina Gizi Masyarakat. Jakarta.
., 2007. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang
Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Direktorat Bina Kesehatan
Masyarakat. Diunduh dari http://gizi.depkes.go.id tanggal 18 April 2017.

., 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1096 Tahun 2011 Tentang Higiene Sanitasi Jasaboga. Diunduh dari
http://gizi.depkes.go.id tanggal 18 April 2017.

., 2013. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


75 Tahun 2013 Tentang Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi
Bangsa Indonesia. Diunduh dari http://gizi.depkes.go.id tanggal 12
Februari 2017.

., 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


41 Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang. Diunduh dari
http://gizi.depkes.go.id tanggal 12 Februari 2017.

Dewi, K., 2007. Hubungan Antara Penampilan Makanan Dan Rasa Makanan
Dengan Daya Terima Makan Siang Siswa SPK Sungailat Bangka Tahun
2007. Skripsi. Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.

Dewi. HAY., 2011. Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan menu dan


kualitas menu di panti asuhan sunan kalijaga malang. Berita dan
informasi Prodi gizi poltekkes kemenkes. Malang.

Dewi, C., Mustika, NH., 2012. Bahan Pangan, Gizi dan Kesehatan. Bandung.

Fajriani, ND., 2012. Penyelenggaraan Makanan dan Konsumsi Zat Gizi (Energi
dan Protein) Anak Asuh pada Panti Asuhan Almadinah di Kota Semarang
Tahun 2012. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Irianto, Koes. 2014. Gizi Seimbang dalam Kesehatan Reproduksi. Alfabeta.


Bandung.

Universitas Sumatera Utara


Irianty, A., 2010. Hubungan Menu Hidangan Makan, Kecukupan Energi Serta
Protein Dengan Status Gizi Santri Putri di Pondok Pesantren Batu Licin.

Kemenkes RI., 2010. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:


1995/Menkes/ SK/ XII /2010. Tentang Standart Antropometri Penilaian
Status Gizi Anak.

Khomsan, A.,Baliwati,Y.F, Dwiriani, C.M., 2010. Pengantar Pangan dan Gizi.


Cetakan 3. Penebar Swadaya. Jakarta.

Lazzeri, G., Casorelli, A., Giallombardo, D., Grasso A., Guidoni, C., Menoni, E.,
Giacchi, M., 2006. Nutritional Surveillance in Tuscany: Maternal
Perception of Nutritional Status of 8-9 Y-Old School-Children. Journal of
Perventive Medicine and Hygiene, 47, 16-21.

Mann, Jim &Truswell, A. Stewart. 2012. Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: Buku
Kedoktera. EGC

Mayasari,D. 2011. Perbedaan Asupan Energi, protein frekuensi Jajan disekolah


dengan status gizi antara Sekolah Penerima dan Bukan Penerima
Program Makanan Tambahan Anak Sekolah, Fakultas kedokteran
Universitas Diponegoro Semarang.

Menteri Sosial RI., 2010. Panduan Umum Program Kesejahteraan Sosial Anak.
Kementerian Sosial Republik Indonesia. Jakarta.

Mitayani., Sartika., 2010. Buku Saku Ilmu Gizi. Trans Info Media. Jakarta.

Moehyi, S., 1992. Penyelenggaraan Makanan Institusi Dan Jasa Boga. Cet. 1.
Bhratara. Jakarta.

Mukrie., 1990. Manajemen Pelayanan Gizi Institusi Dasar. Akademi Gizi,


Depkes RI. Jakarta.

Notoatmojo, S., 2003. Metedologi Penelitian Kesehatan. Penebit Rineka. Jakarta.

Pahlevi, A., 2012. Determinan Status Gizi Pada Siswi Sekolah Dasar. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 7(2), 122-126.

Purwaningtyas, S., 2013. Gambaran Penyelenggaraan Makan di Pondok


Pesantren Al-Qodiri Kabupaten Jember. Skripsi. Universitas Jember.

Proverawati, Atikah . 2011. Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan.
Yogyakarta: Medical Bok. Nuha Medika.

Universitas Sumatera Utara


Rahmawati. 2011. Managemen Gizi Institusi Penyelenggaraan Makanan
disekolah Madania SD, SMP,SMA.Skripsi. Fakultas Kedokteran dan
Kesehatan. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Riskesdas., 2013. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan RI.
Jakarta.www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesda
s%202013.pdf. Diakses pada tanggal 15 Maret 2017.

Riyadi, H., 2001. Metode Penelitian Status Gizi Secara Antropometri Diktat
Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga. Fakultas
Pertanian , IPB, Bogor.

Rupita, M., 2016. Hubungan Penyelenggaraan Makanan Dan Daya Terima


Terhadap Status Gizi Anak Di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 1.
Program Studi Ilmu Gizi. Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan. Universitas Esa
Unggul Jakarta Barat.

Santoso. 2004. Kesehatan Dan Gizi. Rineksa Cipta. Jakarta.

Sediaoetama, A. D., 1996. Ilmu gizi dasar untuk Mahasiswa dan Profesi di
Indonesia Jilid I. Dian Rakyat. Jakarta.

., 2010. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid II. Jakarta: Dian Rakyat.

Septiana. SL. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Konsumsi Energi


dan Protein Pada Peserta Didik Di Man Insan Cendikia Serpong Tahun
2010. Skripsi. Program Studi Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Jakarta.

Soekirman., 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Jakarta.

Suhardjo., 2008. Perencanaan Pangan dan Gizi. Ed. 1, Cet. 5. Bumi Aksara.
Jakarta.

Sulistyoningsih, H., 2011. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Graha Ilmu.
Yogyakarta.

Supariasa, I. D. N., Bakri B & Fajar I., 2002. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku
Kedokteran, EGC. Jakarta.

Universitas Sumatera Utara


Susanti DA. 2012. Perbedaan Asupan Energi, Protein dan Status Gizi pada
Remaja Panti Asuhan dan Pondok Pesantren. Fakultas Kedokteran.
Universitas Diponegoro.

Sutardji, A.M., 2007. Tingkat Konsumsi Energi dan Konsumsi Protein Serta
Hubungannya dengan Status Gizi Anak Asuh Usia 10-18 Tahun. Studi
Pada Penyelenggaraan Makanan di Panti Asuhan Pamardi Putra
KabupatenDemak.(www.google.co.idJournal.Unnes.Ac.Id/Index.Php/Kem
as/Article/Download/604/556) diunduh 10 April 2017.

Sutomo, B. 2008. Makanan Untuk Balita. PT. Primamedia Pustaka. Jakarta.

Suyatno., 2009. Managemen Menu. Departemen Gizi Fakultas Kesehatan


Masyarakat. Universitas Diponegoro. Semarang.
Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak.
file:///C:/Users/HP%20USER/Downloads/Documents/UU_NO_35_2014.P
DF. Diakses pada tanggal 15 Maret 2017.

Undang-Undang RI Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial


Nasional. Kemensos. Jakarta.

Utari, D Lintang. 2016. Gambaran Status Gizi dan Asupan Zat Gizi pada siswa
Sekolah Dasar Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai. JOM FK
Volume 3 No. 1 Februari 2016. diakses 25April 2017.

Widodo, R., 2009. Pemberian Makanan, Suplemen dan Obat pada Anak. ECG.
Jakarta.

Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG). 2004. Lembaga Ilmu


Pengetahuan Indonesia: Jakarta.

Yuliansyah, Deny. 2007. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi


Remaja Putri di Sekolah Menengah Umum Negeri Toho Kabupaten
Pontianak. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi S1 Gizi Kesehatan
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.

Universitas Sumatera Utara


Lampiran
Lembar Pertanyaan

GAMBARAN PERENCANAAN MENU MAKANAN DAN POLA


KONSUMSI MAKANAN YANG DISAJIKAN SERTA STATUS GIZI
ANAK DI PANTI ASUHAN ACEH SEPAKAT YAYASANDARUL AITAM
KELURAHAN SUKARAMAI KECAMATAN MEDAN AREA TAHUN
2017

1. IDENTITAS RESPONDEN

1. Tanggal wawancara dilaksanakan :


2. Responden : Petugas perencana menu/Pengelola menu
3. Tempat/ Tanggal Lahir :
4. Usia/Umur :
5. Pendidikan Terakhir :

II.PERTANYAAN

1. Bagaimana perencanaan menu makanan di Panti Asuhan ini dilaksanakan?

Universitas Sumatera Utara


2. Darimana sumber dana untuk penyelenggaraan makanan di Panti Asuhan
ini?

3. Berapakah perkiraan anggaran untuk konsumsi makan satu orang anak asuh
perharinya?

4. Berapakah anggaran biaya untuk konsumsi makan anak-anak asuh dalam


satu bulan?

5. Berapa jumlah tenaga penyelenggara makanan di Panti Asuhan ini dan


apakah peralatan untuk penyediaan menu sudah mencukupi?

Universitas Sumatera Utara


6. Apakah terdapat siklus menu pada pemberian makanan? (Dapat ditunjukkan)

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN
MASTER DATA GAMBARAN PERENCANAAN MENU MAKANAN DAN POLA KONSUMSI MAKANAN
YANG DISAJIKAN SERTA STATUS GIZI ANAK DI PANTI ASUHAN ACEH SEPAKAT YAYASAN
DARUL AITAM KELURAHAN SUKARAMAI KECAMATAN MEDAN AREA TAHUN 2017

Status
No JK Umur TB BB TBU TB/U IMT IMT/U gizi JM AE AE% KE AP AP% KP FM
1 2 4 150 39 -2 3 -0.83 3 3 2 1182 55.62 2 37.6 54.49 2 3
2 2 3 140 35 -3.49 3 0.04 3 3 2 1724.2 86.21 1 64.7 107.83 1 3
3 2 4 141 38 -2.9 2 0.14 3 3 2 1108.6 52.16 2 27.5 39.85 2 3
4 2 3 138 26 -2.87 3 -2.08 2 2 2 1858 92.9 1 54.2 90.33 1 3
5 1 3 129 25 -3.74 2 -1.56 3 3 2 1692.4 80.59 1 85.1 151.96 3 3
6 1 3 130 27 -2.65 3 0.53 3 3 2 965.9 45.99 2 49.5 88.39 1 3
7 1 3 131 27 -2.85 3 -0.6 3 3 2 931.3 44.34 2 46.2 82.5 1 3
8 1 4 138 39 -2.73 1 0.65 3 3 2 1996.9 80.68 1 58.4 81.11 1 3
9 1 4 146 38 0.2 3 -0.56 3 3 2 789.4 31.89 2 30.1 41.8 2 3
10 1 3 126 16 -3.25 2 -0.56 3 3 2 1683.1 80.14 1 49 87.5 1 3
11 1 3 153 38 -2.72 3 -0.73 3 3 2 1810.8 86.22 1 45 80.35 1 3
12 1 2 134 31 -2.81 3 0.75 3 3 2 1021.9 55.23 2 36.5 74.48 2 3
13 1 4 141 32 -4.46 1 -1.8 3 3 2 1980.1 80.08 1 64.6 89.72 1 3
14 1 5 167 81 -2.97 3 2.02 5 5 2 1199.5 44.84 2 68.1 103.18 1 3
15 1 4 150 43 -2.78 2 -0.2 3 3 2 1390.8 56.19 2 45.9 63.72 2 3
16 1 3 126 25 -2.81 2 -0.68 3 3 2 1754.6 83.55 1 40.7 72.67 2 3
17 1 3 130 30 -3.26 1 -0.05 3 3 2 1271.3 60.53 2 46.1 82.32 1 3
18 1 3 124 22 -2.93 1 -2.06 2 2 2 1043.4 49.68 2 32.8 58.57 2 3
19 1 3 141 37 -2.25 3 0.75 3 3 2 939.9 44.75 2 36.6 63.35 2 3
20 2 2 118 28 -1.91 3 2.03 5 5 2 1666.6 90.08 1 39.3 80.2 1 3

Universitas Sumatera Utara


21 2 4 141 33 -2.6 2 -1.11 3 3 2 1719.8 80.93 1 58.5 84.78 1 3

22 1 4 135 28 -3.74 2 -1.86 3 3 2 1988.2 80.33 1 33.8 46.94 2 3


23 1 4 130 25 -2.52 1 -2.32 2 2 2 1391.2 56.21 2 44.2 61.38 2 3
24 1 4 117 23 -1.76 1 -0.92 3 3 2 1130.8 45.68 2 38.5 53.47 2 3
25 2 1 116 19 -2.08 1 -0.84 3 3 2 1256 78.5 2 36.9 105.42 1 3
26 2 4 137 38 -2.45 1 0.12 3 3 2 1749.6 82.33 1 29.1 42.17 2 3
27 2 4 152 61 -1.69 1 1.55 4 4 2 1826.7 85.96 1 55.9 81.01 1 3
28 2 5 154 54 -3.77 1 0.6 3 3 2 1878.7 88.4 1 53.5 90.67 1 3
29 2 4 144 45 -3.04 1 0.44 3 3 2 1268.4 59.1 2 40.9 59.27 2 3
30 2 5 154 61 -2.54 1 1.32 4 4 2 1691.9 79.62 2 47.6 80.67 1 3
31 2 5 150 45 -2.63 1 -0.4 3 3 2 1200.1 56.47 2 62.6 106.1 1 3
32 2 5 151 78 -3.7 1 2.73 5 5 2 1828.9 86.06 1 47.7 80.84 1 3
33 2 4 151 50 -0.89 1 0.94 3 3 2 1005.5 47.31 2 34 49.27 2 3
34 2 5 154 52 -0.38 1 0.16 3 3 2 1018.9 47.94 2 32.7 55.42 2 3
35 2 4 143 44 -3.42 1 0.84 3 3 2 813.3 38.27 2 61 88.4 2 3
36 2 3 150 35 -1.38 1 -1.63 3 3 2 1142.3 57.11 2 56.4 94 2 3
37 2 2 124 25 -3.59 1 -0.14 3 3 2 1551.5 83.86 1 39.3 80.2 2 3
38 2 5 145 43 -1.43 1 -0.35 3 3 2 1049.3 49.37 2 47.2 80 2 3
39 2 4 155 62 -2.21 1 1.7 4 4 2 1781.7 83.84 1 56.1 81.3 2 3
40 2 4 146 43 -0.78 1 -0.06 3 3 2 1855.4 87.31 1 55.5 80.43 2 3
41 2 4 152 51 -2.27 1 1.01 4 4 2 1643.5 77.34 2 45.9 66.52 2 3
42 2 4 142 58 -0.64 1 2.37 5 5 2 1825.2 85.89 1 59.7 86.52 2 3
43 1 4 152 38 -2.58 1 -1.32 3 3 2 1982.7 80.1 1 62.3 86.52 2 3
44 1 4 142 33 -1.82 1 -1.84 3 3 2 1379 55.71 2 45.4 63.05 2 3
45 2 2 116 23 -0.78 1 0.82 3 3 2 1208.4 89.51 1 44.2 90.2 2 3
46 2 5 140 42 -2.09 1 0.13 3 3 2 858.2 40.38 2 35.1 59.49 2 3
47 1 2 120 19 -1.3 1 -1.96 3 3 2 1619.7 87.55 1 40.3 82.24 2 3
48 1 5 155 60 -0.89 1 1.11 4 4 2 1997.2 74.74 2 46 69.69 2 3
49 1 3 125 26 -1.83 1 -0.61 3 3 2 1973.3 93.96 1 55.4 98.92 1 3

Universitas Sumatera Utara


50 2 4 139 40 -1.75 1 0.61 3 3 2 1900 89.41 1 59.4 86.08 1 3
51 2 4 140 37 -1.2 1 -0.07 3 3 2 804.3 37.84 2 33.7 48.84 2 3
52 1 4 140 34 -2.45 1 -0.82 3 3 2 824.4 33.3 2 59.6 82.77 1 3
53 2 4 134 36 -1.28 1 0.14 3 3 2 970.3 45.66 2 35.5 51.44 2 3
54 2 5 152 46 -1.53 1 -0.49 3 3 2 1063.4 50.04 2 33.6 56.94 2 3
55 2 5 147 53 -3.26 1 0.92 3 3 2 1314.8 61.87 2 42.8 72.54 2 3
56 2 5 149 45 -0.75 1 -0.27 3 3 2 1999.9 94.11 1 62.5 105.93 1 3
57 2 4 150 40 -5.61 1 -1.07 3 3 2 1228.4 57.8 2 38.8 56.23 2 3
58 2 4 140 39 -3.67 1 0.32 3 3 2 1739.1 81.84 1 59.6 86.37 1 3
59 1 4 137 40 -2.92 1 0.73 3 3 2 1227.1 49.57 2 38.3 53.19 2 3
60 1 4 144 42 -2.21 1 0.45 3 3 2 1189.3 48.05 2 37.9 52.63 2 3
61 1 4 150 38 -0.85 1 -1.16 3 3 2 1204.8 48.64 2 40.7 56.52 2 3
62 1 5 159 60 -0.42 1 0.72 3 3 2 1259.9 47.06 2 54.9 83.18 1 3
63 1 4 142 38 -3.96 1 -0.15 3 3 2 1015.4 41.02 2 43.2 60 2 3
64 1 4 140 33 -3.08 1 -1.22 3 3 2 1991.6 80.46 1 62.6 86.94 1 3
65 1 4 139 29 -2.21 1 -2.19 2 2 2 1170.4 47.28 2 36.8 51.11 2 3
66 1 4 142 38 -2.05 1 -0.08 3 3 2 1157 46.74 2 40.5 56.25 2 3
67 1 4 139 35 -1.16 1 -0.33 3 3 2 1990.7 80.43 1 64.3 89.3 1 3
68 1 4 130 36 -3.09 1 0.8 3 3 2 1996.2 80.65 1 65 90.27 1 3
69 1 4 149 42 1.19 1 -0.51 3 3 2 1986.5 80.24 1 62.5 86.8 1 3
70 1 3 131 28 0.51 1 -0.74 3 3 2 1128.2 53.72 2 36 64.28 2 3
71 1 4 138 38 -2.66 1 0.39 3 3 2 1128.1 45.57 2 47.8 66.38 2 3
72 1 2 129 26 -1.88 1 -0.1 3 3 2 1509.8 81.61 1 40.5 82.65 1 3
73 1 5 156 52 -3.08 1 -0.17 3 3 2 1019.9 38.12 2 49.7 75.3 2 3
74 1 5 155 58 -1.12 1 0.76 3 3 2 968.4 36.2 2 50.1 75.9 2 3
75 1 4 152 48 -1.88 1 0.13 3 3 2 1982 80.08 1 65.7 91.25 1 3
76 1 4 140 39 -2.87 1 0.04 3 3 2 1133.3 45.78 2 38.1 52.91 2 3
77 1 4 150 42 -0.79 1 -0.74 3 3 2 1997.5 80.7 1 60 83.33 1 3
78 1 4 146 38 -2.28 1 -0.88 3 3 2 844.3 34.11 2 48.9 67.91 2 3
79 1 4 139 28 -1.39 1 -2.98 2 2 2 862.6 34.85 2 53 73.61 2 3

Universitas Sumatera Utara


80 1 2 120 26 -1.24 1 1.1 4 4 2 1615.2 87.3 1 59.9 122.24 3 3

Universitas Sumatera Utara


Lampiran Output

Frequency Table
JK

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 46 57,5 57,5 57,5
Perempuan 34 42,5 42,5 100,0
Total 80 100,0 100,0

Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4-6 tahun 1 1,3 1,3 1,3
7-9 tahun 7 8,8 8,8 10,0
10-12 tahun 14 17,5 17,5 27,5
13-15 tahun 43 53,8 53,8 81,3
16-18 tahun 15 18,8 18,8 100,0
Total 80 100,0 100,0

imtmenurutumur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurus 5 6,3 6,3 6,3
normal 65 81,3 81,3 87,5
gemuk 6 7,5 7,5 95,0
obesitas 4 5,0 5,0 100,0
Total
80 100,0 100,0

tbmenurutumur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid sangat 18 22,5 22,5 22,5
pendek 31 38,8 38,8 61,3
pendek
31 38,8 38,8 100,0

Universitas Sumatera Utara


normal Total 80 100,0 100,0

jenismakanan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak lengkap 80 100,0 100,0 100,0

frekuensimakan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3x sehari 80 100,0 100,0 100,0

kecukupanenergi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid cukup 34 42,5 42,5 42,5
tidak cukup 46 57,5 57,5 100,0
Total
80 100,0 100,0

kecukupanprotein

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid cukup 31 38,8 38,8 38,8
tidak cukup 47 58,8 58,8 97,5
lebih 2,5
2 2,5 100,0
Total 80 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


Crosstabs
kecukupanenergi * imtmenurutumur Crosstabulation

imtmenurutumur Total
obesit
kurus normal gemuk as kurus
kecukupane cukup Count
1 27 3 3 34
nergi
% within
kecukupanenergi
2,9% 8,8% 8,8% 100,0%

% within
79,4%
imtmenurutumur
% of Total 20,0% 50,0% 75,0% 42,5%
41,5%

1,3% 33,8% 3,8% 3,8% 42,5%


tidak Count
cukup 4 3 1 46
% within
kecukupanenergi 38

8,7% 6,5% 2,2% 100,0%

Universitas Sumatera Utara


% within 82,6%
imtmenurutumur
80,0% 50,0% 25,0% 57,5%
% of Total
58,5%

5,0% 47,5% 3,8% 1,3% 57,5%

Total Count
5 65 6 4 80
% within
kecukupanenergi
6,3% 7,5% 5,0% 100,0%

% within
imtmenurutumur 100,0 100,0
% 81,3% %
% of Total 100,0% 100,0%

100,0%

6,3% 7,5% 5,0% 100,0%


81,3%

kecukupanprotein * imtmenurutumur Crosstabulation

imtmenurutumur Total

obesita
Kurus normal gemuk s kurus
kecukupanpr cukup Count 1 25 2 3 31
otein % within
80,6%
kecukupanprotein
3,2% 6,5% 9,7% 100,0%
% within 38,5%
imtmenurutumur
% of Total 20,0% 31,3% 33,3% 75,0 38,8%
%

Universitas Sumatera Utara


tidak Count 1,3% 39 2,5% 3,8% 38,8%
cukup % within 4 3 1 47
83,0%
kecukupanprotein
% within 60,0%
imtmenurutumur 8,5% 6,4% 2,1% 100,0%

80,0% 50,0% 25,0 58,8%


%
lebih % of Total 5,0% 48,8% 3,8% 1,3% 58,8%
Count 0 1 1 0 2
% within
50,0%
kecukupanprotein
% within ,0% 50,0% ,0% 100,0%
1,5%
imtmenurutumur
% of Total ,0% 1,3% 16,7% ,0% 2,5%
Count 65
,0% 1,3% ,0% 2,5%
% within 81,3%
5 6 4 80
kecukupanprotein
% within 100,0%
imtmenurutumur 6,3% 7,5% 5,0% 100,0%
81,3%
% of Total

100,0% 100,0% 100,0% 100,0%


6,3% 7,5% 5,0% 100,0%
Total

Universitas Sumatera Utara


kecukupanprotein * tbmenurutumur Crosstabulation

Tbmenurutumur Total
sangat sangat
pendek pendek normal pendek
kecukupanprotei cukup Count 7 10 14 31
n % within
kecukupanprotein
22,6% 32,3% 45,2% 100,0%
% within
tbmenurutumur
% of Total 38,9% 32,3% 45,2% 38,8%
tidak Count 8,8% 12,5% 17,5% 38,8%
cukup
% within 11 20 16 47
kecukupanprotein
% within
tbmenurutumur 23,4% 42,6% 34,0% 100,0%
% of Total
lebih Count 61,1% 64,5% 51,6% 58,8%
13,8% 25,0% 20,0% 58,8%
0 1 1 2
% within
kecukupanprotein ,0% 50,0% 50,0% 100,0%

% within
tbmenurutumur ,0% 3,2% 3,2% 2,5%
% of Total ,0% 1,3% 1,3% 2,5%
Count 18 31 31 80
Total
% within
kecukupanprotein
22,5% 38,8% 38,8% 100,0%
% within
tbmenurutumur
% of Total 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
22,5% 38,8% 38,8% 100,0%

Universitas Sumatera Utara


kecukupanenergi * tbmenurutumur Crosstabulation

tbmenurutumur Total

sangat sangat
pendek pendek normal pendek
kecukupanener cukup Count
6 14 14
gi 34
% within
kecukupanenergi
17,6% 41,2% 41,2% 100,0%

% within 33,3% 45,2% 45,2%


tbmenurutumur
% of Total 42,5%
7,5% 17,5% 17,5%
tidak Count 42,5%
cukup 12 17 17 46
Total % within
kecukupanenergi 26,1% 37,0% 37,0%
100,0%
% within
tbmenurutumur 66,7% 54,8% 54,8%
% of Total 57,5%
15,0% 21,3% 21,3%
Count 57,5%
18 31 31
% within 80
kecukupanenergi
22,5% 38,8% 38,8%
100,0%
% within
tbmenurutumur 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total
22,5% 38,8% 38,8% 100,0%

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Dokumentasi Penelitian

Penimbangan berat badan anak asuh menggunakan timbangan manual.

Universitas Sumatera Utara


Pengukuran tinggi badan anak asuh menggunakan microtoise.

Universitas Sumatera Utara


Penimbangan makanan yang disajikan terhadap anak asuh menggunakan
timbangan dapur digital.

Universitas Sumatera Utara


Wawancara dengan pengelola dan juru masak mengenai sistem perencanaan menu makanan
di Panti Asuhan.

Penjelasan dan pengisian formulir food frekuensi

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai