SKRIPSI
Oleh
RIFA YANTI
NIM. 141000243
SKRIPSI
Oleh
RIFA YANTI
NIM. 141000243
ii
Universitas Sumatera Utara
Pernyataan Keaslian Skripsi
Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul “Uji Daya
Terima serta Kandungan Gizi Bubur Bayi Campuran Tepung Pisang Awak,
Kedelai dan Hati Ayam Herbal” beserta seluruh isinya adalah benar karya saya
sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara
yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam
daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang
etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian
Rifa Yanti
iii
Universitas Sumatera Utara
Abstrak
Tepung pisang awak, kedelai, hati ayam herbal dapat diolah menjadi bubur bayi.
Bubur bayi merupakan makanan yang diberikan kepada anak usia 6-9 bulan untuk
memenuhi gizi selain dari air susu ibu. Karena pemberian air susu ibu saja tidak
mencukupi kebutuhan gizi bayi setelah usia 6 bulan. Selain itu, bubur bayi juga
berfungsi sebagai pengenalan makanan kepada bayi terhadap makanan. Bubur
yang diberikan kepada bayi selain bergizi haruslah terlihat menarik, baik secara
bentuk maupun rasanya. Selain itu, bubur bayi ini sebaiknya mudah disiapkan
atau praktis. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian acak lengkap yang
terdiri dari 2 perlakuan. Perlakuan pertama atau formula A1 dengan perbandingan
2:2:1 dan perlakuan kedua atau formula A2 pemenggunakan perbandingan 4:3:3,
masing-masing menggunakan bahan tepung pisang awak, tepung kedelai dan hati
ayam herbal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya terima bubur bayi
formula A1 dan A2 tergolong disukai, akan tetapi bubur bayi formula A1
cenderung memiliki daya terima yang lebih baik daripada formula A2. Kandungan
gizi makro maupun gizi mikro bubur bayi campuran tepung pisang awak, kacang
kedelai, dan hati ayam herbal sudah sesuai dengan persyaratan Peraturan Kepala
BPOM Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pengawasan Pangan Olahan untuk
Keperluan Gizi Khusus dan SK Menkes RI nomor 224/Menkes/SK/11/2007.
Dengan demikian bubur bayi campuran tepung pisang awak, tepung kacang
kedelai, dan hati ayam herbal formula A1 dapat dijadikan sebagai alternatif
makanan pendamping ASI pada bayi usia 6 – 12 bulan.
iv
Universitas Sumatera Utara
Abstract
Awak banana flour, soybeans, herbal chicken liver can be processed into baby
porridge. Baby porridge is food that is given to children aged 6-9 months to fulfill
nutrition other than breast milk. Because breastfeeding alone is not sufficient for
the nutritional needs of infants after the age of 6 months. In addition, the baby
porridge also serves as the introduction of food to the baby against food. Porridge
given to babies in addition to being nutritious must look attractive, both in shape
and taste. In addition, this baby porridge should be easy to prepare or practical.
This study used a completely randomized design study consisting of 2 treatments.
This study used a completely randomized design study consisting of 2 treatments.
The first treatment or formula A1 with a ratio of 2:2:1 and the second treatment
or formula A2 using a ratio of 4:3:3, each using the ingredients of awak banana
flour, soy flour and herbal chicken liver. The results showed that the acceptance
of formula A1 and A2 baby porridge was quite preferred, but the formula A1 baby
porridge tended to have a better acceptance than formula A2. Nutrient content of
macro and micro-nutrition baby porridge mixture of awak banana flour, soy
beans, and liver herbal chicken was in accordance with the requirements of
regulation of head of BPOM No. 1 year 2018 on processed food monitoring for
special nutritional needs and Decree of the Minister of Health of the Republic of
Indonesia Number 224 / Menkes / SK / 11/2007.Thus the baby porridge mixture of
awak banana flour, soybean flour, and herbal chicken liver A1 formula can be
used as an alternative complementary foods for babies aged 6-12 months.
v
Universitas Sumatera Utara
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah
berjudul “Uji Daya Terima serta Kandungan Gizi Bubur Bayi Campuran
Tepung Pisang Awak, Kedelai dan Hati Ayam Herbal”. Skripsi ini adalah
salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Pada
kepada:
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum., selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si., selaku Dekan Fakultas Kesehatan
3. Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si., selaku Ketua Departemen Gizi Kesehatan
4. Dr. Dra. Jumirah, Apt., M.Kes., selaku Dosen Pembimbing I serta Ketua
5. Prof. Dr. Ir. Evawany Y. Aritonang, M.Si., selaku Dosen Penguji I yang telah
vi
Universitas Sumatera Utara
bersedia menguji dan memberikan saran serta masukan dalam
6. Dr. Ir. Zulhaida Lubis, M.Kes., selaku Dosen Penguji II yang telah bersedia
9. Marihot Oloan Samosir, S.T., yang telah membantu dalam setiap persiapan
penulis untuk menguji uji daya terima bubur bayi campuran tepung pisang
selalu mendoakan hingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Abdul Haris Batubara, Yassir Batubara yang telah membantu dan memberi
vii
Universitas Sumatera Utara
13. Teman-teman yang telah membantu proses penelitian dan penyelesaian
Hardianti, Fatma Yanti, Nurjannah Lubis, Anny Kholilah, Siti Hajar, Anita
Rahmi.
14. Teman-teman seperjuangan Praktek Kerja Lapangan (PBL) dan Latihan Kerja
Lapangan (LKP) Terima kasih atas dukungan, doa dan semangat yang telah
diberikan.
itu, diharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam
rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat
Rifa Yanti
viii
Universitas Sumatera Utara
Daftar Isi
Halaman
Halaman Persetujuan i
Halaman Penetapan Tim Penguji ii
Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii
Abstrak iv
Abstract v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xi
Daftar Gambar xii
Daftar Lampiran xiii
Daftar Istilah xiv
Riwayat Hidup xv
Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 6
Tujuan Penelitian 7
Manfaat Penelitian 7
Tinjauan Pustaka 8
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) 8
Kadar air 11
Energi 11
Protein 12
Lemak 12
Karbohidrat 13
Serat 13
Vitamin dan mineral 13
Kadar air 14
Pisang Awak (Musa Paradisiacal Var. Awak) 16
Kacang Kedelai (Glycine Max (L.) Merill) 17
Hati Ayam Herbal 21
Uji Organoleptik 23
Panelis 23
Landasan Teori 26
Kerangka Konsep 27
Metode Penelitian 28
Jenis Penelitian 28
ix
Universitas Sumatera Utara
Lokasi dan Waktu Penelitian 29
Populasi dan Sampel 29
Variabel dan Definisi Operasional 29
Metode Pengumpulan Data 30
Metode Pengukuran 36
Metode Analisis Data 45
Hasil Penelitian 47
Hasil Uji Organoleptik Bubur Bayi Menggunakan Mahasiswa 47
Analisis organoleptik warna bubur 47
Analisis organoleptik aroma bubur 48
Analisis organoleptik tekstur bubur 49
Analisis organoleptik rasa bubur 50
Uji Daya Terima dengan Panelis Bayi 51
Analisis Kandungan Zat Gizi Makanan Pendamping Air Susu
Ibu (MP ASI) Bubur Bayi dengan Bahan Tepung Pisang Awak,
Kedelai dan Hati Ayam Herbal 52
Pembahasan 55
Daya Terima Bubur Bayi 55
Kandungan Gizi Bubur Bayi 58
Keterbatasan Penelitian 64
Daftar Pustaka 67
Lampiran 71
x
Universitas Sumatera Utara
Daftar Tabel
No Judul Halaman
xi
Universitas Sumatera Utara
Daftar Gambar
No Judul Halaman
xii
Universitas Sumatera Utara
Daftar Lampiran
2 Master Data 72
3 Output Penelitian 73
8 Dokumentasi 80
xiii
Universitas Sumatera Utara
Daftar Istilah
xiv
Universitas Sumatera Utara
Riwayat Hidup
pertama dari satu bersaudara dari pasangan Bapak Alm. Islahuddin Batubara,
Rifa Yanti
xv
Universitas Sumatera Utara
Pendahuluan
Latar Belakang
Status gizi yang baik pada hakekatnya harus dimulai sedini mungkin,
yaitu sejak manusia berada didalam kandungan. Status gizi ibu dan anak juga
dapat dijadikan sebagai penentu kualitas sumber daya manusia, dapat juga
dilihat dengan semakin jelas adanya bukti bahwa status gizi dan kesehatan ibu
pada masa prahamil, saat kehamilan dan saat menyusui akan menentukan
gizinya selama periode 1000 hari pertama kehidupan, yang merupakan periode
tubuh.
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (2013), pada Tahun 2010 rata-rata
rata-rata gizi buruk dan kurang di atas angka rata-rata nasional yaitu berkisar
gizi balita, baik zat gizi makro maupun zat gizi mikro.
1
Universitas Sumatera Utara
2
tumbuh kembang anak yang optimal yaitu: pertama memberikan air susu ibu
segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, kedua memberian hanya Air Susu
Ibu (ASI) saja atau pemberian ASI eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6
bulan, ketiga memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak
bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan atau lebih, dan keempat meneruskan
salah satu macam-macam makanan pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah
makanan tambahan lokal yang diolah di rumah. Salah satu bentuk makanan
vitamin, dan mineral, komponen karbohidrat terbesar pada buah pisang adalah
pati pada daging buahnya, dan akan diubah menjadi sukrosa, glukosa dan fruktosa
pada saat pisang matang (15-20%) (Bello, Francisco, Gutierrez, & Garcia. 2005).
Salah satu jenis pisang yang sering dijadikan untuk makanan bayi adalah
pisang awak. Pisang awak matang memiliki tekstur yang lembut dan rasa yang
manis serta kandungan gizi yang baik terutama karbohidrat dalam bentuk gula,
Pisang awak yang diolah menjadi tepung dapat dijadikan sebagai bahan
dasar MP-ASI. Terutama tepung yang dibuat dari pisang yang sudah masak.
Tepung pisang awak yang dibuat dari buah yang masak memiliki rasa yang manis
karena mengandung gula yang tinggi serta tekstur yang lembut, sehingga tidak
budaya MP-ASI hendaknya dibuat dari bahan pangan yang murah dan mudah
didapatkan didaerah setempat. Pada pedoman MP-ASI lokal, ada beberapa jenis
makanan yang dapat dijadikan sebagai bubur bayi, seperti: tepung beras, kacang
hijau, tempe, bayam, hati ayam, daging ikan, daun sawi, ikan, pisang.
(BPS, 2015). Produksi pisang di Indonesia yang cukup tinggi tidak sebanding
yang tidak dapat dimanfaatkan karena daya simpan buah pisang yang relatif
singkat. Adapun hal yang dapat dilakukan ataupun solusi terbaik untuk masalah
di daerah Aceh yaitu di daerah Aceh Urata. Pemanfaatan pisang sebagai makanan
bayi sudah lama diberikan. Jenis pisang yang diberikan adalah pisang Awak.
Pemberian pisang awak biasanya diberikan berupa pisang awak yang dikerok
maupun pisang awak yang dilumatkan kemudian dicampurkan dengan nasi. Hal
ini dilakukan karena ibu di daerah tersebut beranggapan bahwa Air Susu Ibu
(ASI) tidak cukup mengenyangkan bayi dan ini sudah menjadi tradisi turun-
temurun. Hal ini serupa dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti
Tuntungan. Pisang awak yang digunakan sebagai bahan MP-ASI diolah menjadi
bubuk instan agar ibu-ibu mudah menyimpan dalam waktu yang cukup lama.
pisang awak masak dengan penambahan tepung beras akan dapat membantu
baik.
tepung beras sebagai bahan dasar bubur bayi yang mengandung protein sebesar
Bubur bayi merupakan makanan yang diberikan kepada anak usia 6-9
bulan untuk memenuhi gizi selain dari Air Susu Ibu (ASI). Ini dikarenakan
pemberian ASI saja tidak mencukupi kebutuhan gizi bayi setelah berusia 6 bulan.
Selain itu, bubur bayi juga berfungsi sebagai pengenalan makanan kepada bayi
Bubur bayi yang diberikan kepada bayi selain harus bergizi haruslah
terlihat menarik, baik secara bentuk maupun rasanya. Selain itu, bubur bayi ini
sebaiknya mudah disiapkan atau praktis, sehingga bayi tidak perlu menunggu
Bubur bayi harus mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi
vitamin, dan mineral. Dimana karbohidrat merupakan sumber energi utama pada
anak yang harus dicapai setiap hari yaitu sebesar (60-70% total kebutuhan energi
harian). Sumber karbohidrat yang berasal dari nasi, jagung, sagu, umbi-umbian
(singkong, ubi jalar, kentang, dan sebagainya), pasta, roti, dan sebagainya.
Sumber protein yang berasal dari nabati yaitu berasal dari kacang-kacangan dan
biji-bijian, dan sumber protein berasal dari hewani yaitu daging, unggas, ikan,
udang, dan telur. Salah satu fungsi lemak adalah untuk memudahkan proses
Kacang kedelai telah dikenal sejak zaman dahulu dan sudah diketahui
digoreng dan direbus. Namun, tidak banyak yang mengetahui bahwa kacang
kedelai dapat dijadikan sebagai MP-ASI dengan diolah menjadi bubur bayi Instan.
otak anak. Hal ini yang menyebabkan peneliti memilih kacang kedelai sebagai
bahan campuran dalam membuat bubur bayi instan. Salah satu bahan makanan
yang juga mudah didapatkan untuk dijadikan sebagai bubur bayi yaitu berasal dari
Hati ayam selain mudah dijumpai dan harganya juga cukup terjangkau
dibandingkan dengan harga hati hewan lainnya seperti sapi, lembu, kerbau.
Ternyata hati ayam yang kurang disukai oleh sebagian orang ini banyak
mengandung manfaat, diantaranya zat besi yang terdapat didalam hati ayam
kesehatan mata dan lain-lain. Sebagian orang ketika membeli ayam potong sering
Hati ayam sangat baik dikonsumsi oleh bayi karena hati ayam
mengandung zat besi yang cukup tinggi. Menurut USDA (2014) hati ayam
mengandung zat besi sebanyak 8,99 mg/ 100 gr. Selain zat besi, hati ayam juga
mengandung 2,86 gr lemak total, dengan 0,9 gr lemak jenuh, 248 mg kolesterol,
Apabila anak tidak mendapatkan zat besi yang cukup, maka jumlah sel
darah merah didalam tubuh akan berkurang dan jaringan-jaringan tubuh akan
lebih sedikit menerima oksigen yang dibutuhkan. Salah satu akibat dari
kekurangan zat besi adalah anemia, apabila anak mengalami anemia maka dapat
menyebabkan gangguan otak permanen (USDA, 2014). Oleh karena itu, perlu
dilakukan penelitian mengenai uji daya terima serta kandungan gizi bubur bayi
Perumusan Masalah
serta kandungan gizi bubur bayi campuran tepung pisang awak, kacang kedelai,
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui daya terima
serta kandungan gizi bubur bayi campuran tepung pisang awak, tepung kacang
Manfaat Penelitian
produk tepung dari pisang awak, kacang kedelai dan hati ayam herbal.
gizi yang diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan, yang berguna
memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI (Departemen Kesehatan RI, 2006).
Sebelum sampai usia ini, ginjal bayi belum cukup berkembang untuk dapat
menguraikan sisa yang dihasilkan oleh makanan padat, makanan yang semi padat.
Untuk proses pengalihan makanan dari makanan padat ke makanan semi padat
bukan cairan dengan cara memindahkan makanan dari lidah bagian depan ke lidah
yang diberikan disamping ASI kepada bayi yang berusia 6-24 bulan atau diluar
rentan usia tersebut berdasarkan indikasi medis, untuk mencapai kecukupan gizi
bagian a (2018), tentang makanan pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) terdiri dari
8
Universitas Sumatera Utara
9
Susu Ibu yang diberikan pada waktu makan kepada bayi berusia 6-24 bulan atau
menghasilkan produk yang aman dan sesuai untuk dikonsumsi oleh bayi dan anak
berusia 6-24 bulan, serta dapat menghindari kerusakan dan kontaminasi selama
1. Bubuk yang dapat disiapkan untuk dikonsumsi dengan susu, air, atau cairan
2. Pasta yang digunakan harus dimasak dalam air mendidih atau cairan lain yang
sesuai.
Susu Ibu dan MP-ASI pokok yang diberikan diantara dua waktu makan kepada
bayi berusia 6-24 bulan atau di luar rentang usia tersebut berdasarkan indikasi
rupa sehingga, menghasilkan produk yang aman dan sesuai untuk dikonsumsi
oleh bayi dan anak berusia 6-24 bulan, serta dapat menghindarkan kerusakan dan
normal sesuai dengan tempat dimana produk dijual. MP-ASI kudapan merupakan
produk siap konsumsi dapat berupa biskuit, puding, yogurt, dan produk instan,
disesuaikan dengan kemampuan oromotor bayi dan anak. Adapun tekstur MP-ASI
Pokok dan MP-ASI Kudapan sebelum dikonsumsi harus berupa tekstur yang
halus, sedikit kasar, atau tekstur makanan keluarga, dan disesuaikan dengan
adalah untuk melengkapi zat gizi yang kurang, mengembangkan kemampuan bayi
untuk menerima berbagai macam makanan dengan beberapa rasa dan bentuk,
Tabel 1
makanan pendamping ASI (MP-ASI) untuk anak usia 12-24 bulan dalam bentuk
biskuit yang terbuat dari campuran terigu, margarin, gula, susu, lisiten kedelai,
tentang makanan pendamping ASI (MP-ASI), MP-ASI Pokok yang siap konsumsi
harus mengandung energi tidak kurang dari 240 kkal/hari untuk usia 6-12 bulan
dan tidak kurang dari 640 kkal/hari untuk usia 12-24 bulan, yang dibuat sesuai
mengandung energi tidak kurang dari 60 kkal/hari untuk usia 6-12 bulan dan tidak
kurang dari 34-160 kkal/hari untuk usia 12-24 bulan, yang dibuat sesuai dengan
petunjuk penyiapan.
adapun kandungan gizi yang harus ada didalam bubur bayi adalah sebagai berikut:
Kadar air. MP-ASI dalam bentuk bubuk, biskuit, dan produk instan tidak
lebih dari 5 gr/100 gr. Sedangkan Kadar air untuk MP-ASI dalam bentuk pasta
atau bentuk lain yang harus dimasak terlebih dahulu, tidak lebih dari 12,5 gr/ 100
gr.
kandungan energi tidak kurang dari 240 kkal/hari untuk usia 6-12 bulan dan tidak
kurang dari 640 kkal/hari untuk usia 12-24 bulan, yang dibuat sesuai dengan
tidak kurang dari 60 kkal/hari untuk usia 6-12 bulan dan tidak kurang dari 34-160
kkal/hari untuk usia 12-24 bulan, yang dibuat sesuai dengan petunjuk penyiapan.
Densitas energi MP-ASI Pokok dan MP-ASI Kudapan tidak kurang dari 0,8
Tabel 2
Kandungan Protein MP-ASI Pokok dan MP-ASI Kudapan Anak Usia 6-24 Bulan
kudapan untuk anak usia 6-12 bulan protein yang harus ada didalam makanan
anak maksimum sebesar 5,5 gr/100 kkal dan minimum 1,9 gr/100 kkal dan
kandungan protein MP-ASI kudapan untuk anak usia 12-24 bulan protein yang
harus ada didalam makanan anak, maksimum sebesar 5,5 gr/100 kkal dan
minimum 0,8 gr/100 kkal. Mutu protein setara dengan kasein atau dengan jumlah
protein lain yang lebih besar jika mutunya kurang dari kasein. Mutu protein tidak
Lemak. Kandungan gizi lemak yaitu dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3
pada MP-ASI Pokok dan MP-ASI Kudapan. Asam lemak trans tidak boleh
ditambahkan, namun jika ada maka kandungannya tidak lebih dari 3% dari total
asam lemak.
karbohidrat yang ditambahkan dari sukrosa, fruktosa, glukosa, sirup glukosa atau
madu tersebut tidak lebih dari 5 gr/100 kkal dan jumlah fruktosa tidak lebih dari
pangan tidak lebih dari 1,25 gr/100 kkal. Serat pangan yang seharusnya ada
pokok dan MP-ASI kudapan. Berikut adalah kandungan vitamin dan mineral
Tabel 4
Persyaratan
Satuan
Zat Gizi 6-12 bulan 12-24 bulan
Vitamin dan mineral yang
wajib ditambahkan
Vitamin A mcg RE/100 kkal 60 – 180 60 – 180
Tiamin mg/100 kkal Minimum 0,05 Minimum 0,05
Vitamin B12 mcg/100 kkal Minimum 0,05 Minimum 0,075
Vitamin D mcg/100 kkal 1–3 1–3
Besi mg/100 kkal Minimum 3,56 Minimum 0,86
Seng mg/100 kkal Minimum 0,86 Minimum 0,45
Kalsium1 mg/100 kkal Minimum 80 Minimum 80
(bersambung)
Tabel 4
Persyaratan
Zat Gizi Satuan
6-12 bulan 12-24 bulan
Fosfor1 mg/100 kkal Minimum 67,5 Minimum 48
Natrium mg/100 kkal Maksimum 100 Maksimum 100
Kalium mg/100 kkal Minimum 140 Minimum 266
Iodium mcg/100 kkal Minimum 1,2 Minimum 4,5
Magnesium mg/100 kkal Minimum 13,9 Minimum 6,1
Vitamin dan mineral yang
dapat ditambahkan
Riboflavin mg/100 kkal Minimum 0,07 Minimum 0,06
Niasin mg/100 kkal Minimum 1,12 Minimum 0,68
Asam pantotenat mg/100 kkal Minimum 0,18 Minimum 0,18
Vitamin B6 mg/100 kkal Minimum 0,09 Minimum 0,06
Folat mcg/100 kkal - Minimum 4,8
Vitamin C2 mg/100 kkal Minimum 2,7 Minimum 2
Vitamin E mg/100 kkal Minimum 0,5 Minimum 0,5
Vitamin K mcg/100 kkal Minimum 2,5 Minimum 2,5
(Sumber: BPOM, 2018)
Kadar air. MP-ASI bentuk bubuk, biskuit, dan produk instan tidak lebih
dari 5 gr/100 gr. Kadar air untuk MP ASI bentuk pasta atau bentuk lain yang
harus dimasak terlebih dahulu, tidak lebih dari 12,5 gr/100 gr. Maka dari itu kadar
air yang harus ada didalam makanan bayi tidak boleh lebih dari 12,5 gr/100 gr.
sendiri oleh ibu di rumah maupun saat kegiatan Posyandu, terbuat dari bahan
dengan bentuk olahan, bersifat instan dan beredar dipasaran. Sereal bayi,
bagian a (2018) mengenai makanan pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dibagi
1. MP-ASI Pokok adalah makanan bergizi yang diberikan disamping Air Susu
Ibu yang diberikan pada waktu makan kepada bayi yang berusia 6 -24 bulan
atau di luar rentang usia tersebut berdasarkan indikasi medis, untuk mencapai
kecukupan gizi.
Susu Ibu. MP-ASI pokok diberikan diantara dua waktu makan kepada bayi
yang berusia 6-24 bulan atau di luar rentang usia tersebut berdasarkan
1. Makanan Lumat
Makanan lumat diberikan saat anak berusia 6-9 bulan, memiliki tekstur yang
2. Makanan Lunak
Makanan lunak diberikan ketika anak usia 9-12 bulan, makanan yang
3. Makanan Padat
Makanan mulai dikenalkan pada anak saat berusia 12-24 bulan, makanan
Cara pemberian MP-ASI yang tepat dan benar (Departemen Kesehatan RI,
2007):
3. Mencuci kembali peralatan dapur dan peralatan makan anak sebelum dan
sesudah digunakan.
vitamin, dan mineral, komponen karbohidrat terbesar pada buah pisang adalah
pati pada daging buahnya, akan diubah menjadi sukrosa, glukosa, serta fruktosa
pada saat pisang matang (15-20%) (Bello, Francisco, Gutierrez, & Garcia, 2005).
Pisang awak merupakan salah satu buah yang memiliki banyak manfaat
dan mudah dikenali karena bentuknya yang khas dan memiliki warna cerah.
Pisang awak yang matang memiliki tekstur yang lembut dan rasa yang manis.
Kandungan gizinya yang baik terutama karbohidrat dalam bentuk gula, kalium,
Pisang awak juga dapat dijadikan sebagai tepung, pisang awak yang telah
dijadikan sebagai tepung memiliki total serat dan kandungan gizi yang lebih
tinggi. Pisang Awak yang telah dibuat menjadi tepung dapat dijadikan bahan
tambahan dalam pembuatan bubur bayi. Proses bahan makanan yang dijadikan
jangka waktu penyimpanannya dapat lebih lama dari pada sebelum dijadikan
tepung.
yang saling melengkapi dengan serealia, seperti beras dan gandum. Protein
kacang-kacangan umumnya kaya akan lisin, leusin, dan isoleusin, tapi terbatas
dalam hal kandungan metionin dan sistin. Hal ini menyebabkan kacang-kacangan
sering dikombinasikan dengan serealia. Sebab, serealia kaya akan metionin dan
sumber utama protein dan minyak nabati utama dunia. Begitu besarnya kontribusi
kedelai dalam hal penyediaan bahan pangan bergizi bagi manusia sehingga
kedelai biasa dijuluki sebagai Gold from the Soil, atau sebagai World’s Miracle
mengingat kualitas asam amino proteinnya yang tinggi, seimbang dan lengkap.
terutama pangan olahan, yaitu sekitar 88% untuk tahu dan tempe, 10% untuk
pengolahan lainnya dan sekitar 2% untuk benih (Sudaryanto dan Swastika, 2007).
apabila ditinjau dari segi harga merupakan sumber protein yang murah sehingga
sebagian besar kebutuhan protein nabati dapat dipenuhi dari hasil olahan kedelai.
Makanan yang dibuat dari kedelai antara lain kedelai rebus, kecambah, tempe,
antara 3-6 cabang. Daun kedelai mempunyai ciri-ciri antara lain helai daun
berbentuk oval, bagian ujung daun meruncing dan tata letaknya pada tangkai daun
lonjong. Warna kulit biji bervariasi antara lain kuning, hijau, coklat dan hitam.
Ukuran biji berkisar antara 6 – 30 gr/100 biji. Di indonesia ukuran biji kedelai
diklasifikasikan dalam 3 kelas, yaitu biji kecil (6 – 10 gr/100 biji), sedang (11 –
12 gr/100 biji) dan besar (13 gr atau lebih/100 biji). Biji-biji kedelai dapat
berbunga pada umur 30 – 50 hari setelah ditanam. Buah kedelai disebut buah
buah. Polong kedelai yang sudah tua ada yang berwarna coklat, coklat tua, coklat
polong kedelai berisi antara 1 – 5 biji, jumlah polong pertanaman tergantung pada
varietas kedelai, kesuburan tanah, dan jarak tanam yang digunakan. Kedelai yang
ditanam di tanah yang subur pada umumnya dapat menghasilkan antara 100 – 200
protein ini dapat sebagai pengganti senyawa-senyawa yang hilang dalam tubuh.
Setiap 100 gr kedelai kering mengandung protein (34,90%), energi (331,00 kal),
lemak (18,0 gr), serta berbagai vitamin dan mineral lainnya. Setiap 1 gr asam
amino kedelai mengandung 340 mg isoleusin, 480 mg leusin, 400 mg lisin, 310
tempe, tahu, tauco, kecap dan jus kedelai. Setiap 100 gr kedelai rebus memiliki
kandungan lemak omega 3 sebesar 598 mg dan omega 6 sebesar 4466 mg. Kedua
jenis lemak ini mempunyai efek anti peradangan, sehingga mampu melindungi
jantung.
semusim yang diusahakan pada musim kemarau, karena tidak memerlukan air
dalam jumlah besar. Kedelai merupakan sumber protein, dan lemak, serta sebagai
sumber vitamin A, E, K, dan beberapa jenis vitamin B dan mineral K, Fe, Zn, dan
kedelai mencapai 40%. Kadar protein dalam produk kedelai bervariasi misalnya,
tepung kedelai 50%, konsentrat protein kedelai 70% dan isolat protein kedelai
Tabel 5
berkembang.
kedelai per hari yang diperlukan untuk menurunkan kadar kolesterol dalam
87% serat makanan (dietary fiber) yang larut dalam air, dan 40 - 53% selulosa
cukup tinggi yang terdiri atas genistein dan daidzein. Kandungan genistein dalam
kedelai mempunyai manfaat untuk mengontrol lemak dalam tubuh (Yee, 1994.,
Ayam herbal adalah ayam buras atau ayam ras yang dikembangkan
probiotik pengganti antibiotik dan anti stres yang biasa digunakan oleh peternak
ayam buras/ras. Ayam boiler merupakan salah satu ternak unggas yang yang
Perbedaan antara ayam herbal dan ayam boiler dapat dilihat dari segi
kualitas daging yang dihasikan. Ayam yang dikembangkan secara organik belum
tentu menghasilkan kualitas daging yang lebih baik. Sebuah penelitian di sebagian
Negara di Eropa, ada ayam potong organik, karena pakannya tidak diatur dengan
baik, kandungan lemak dalam dagingnya lebih tinggi dibanding ayam boiler biasa.
dan tumbuhan lain yang menghasilkan daging ayam yang berkualitas, kandungan
lemak yang lebih rendah, serat daging yang semakin padat, aroma daging yang
Hati ayam mengandung zat besi yang cukup tinggi yaitu sebesar 8,99 mg/
100 gr (USDA, 2014). Selain itu, mineral yang berasal dari hati ayam lebih mudah
zat besi dapat dilakukan pada bubur bayi instan sebagai makanan pendamping
Hati ayam adalah sumber dari berbagai nutrisi yang sangat penting seperti
vitamin A, vitamin B12, mineral, folat dan riboflavin. Sudah sejak lama hati ayam
dikonsumsi menjadi salah satu lauk pilihan. Hati ayam menjadi sumber nutrisi
yang sangat penting untuk tubuh. Berbagai zat gizi penting yang terdapat dalam
hati ayam adalah protein, vitamin A, asam folat, vitamin B12, berbagai jenis
mineral (seng, magnesium, dan zink), sumber terbaik untuk mengatasi tubuh yang
terasa lelah. Jadi, jika dilihat pada semua kandungan nutrisi maka hati ayam
sangat layak untuk dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh
bayi.
sampai 2 jenis bahan makanan bubur bayi saja, contohnya rasa beras merah,
kacang hijau, ubi ungu, rasa wortel pisang. Sedangkan MP-ASI yang diolah
penulis menggunakan 3 bahan makanan seperti pisang awak, kacang kedelai, hati
ayam herbal yang terdapat didalamnya bahan makanan hewani, nabati, buah-
buahan. Jadi, jika dilihat dari kandungan gizinya lebih lengkap MP-ASI yang
Uji Organoleptik
sensorik yang merupakan suatu cara penilaian yang sudah lama dikenal. Penilaian
organoleptik sangat banyak digunakan untuk menilai mutu dalam industri pangan
dan industri hasil pertanian lainnya. Penilaian ini dapat juga memberikan hasil
penilaian yang sangat teliti. Dalam beberapa hal penilaian dengan indera bahkan
sensorik suatu komoditi, panel bertindak sebagai instrumen atau alat. Panel ini
terdiri atas orang atau kelompok yang bertugas menilai sifat dari suatu komoditi.
Uji hedonik atau kesukaan merupakan salah satu jenis uji penerimaan.
misalnya amat sangat suka, sangat suka, suka, agak suka, netral, agak tidak suka,
tidak suka, sangat tidak suka dan amat sangat tidak suka. Skala hedonik dapat
Panelis
macam panel, yaitu panel perseorangan, panel terbatas, panel terlatih, panel agak
terlatih, panel tidak terlatih, panel konsumen dan panel anak-anak. Perbedaan
organoleptik.
1. Panel Perseorangan
spesifik yang sangat tinggi yang diperoleh karena bakat atau latihan-latihan yang
sangat intensif. Panel perseorangan sangat mengenal sifat, peranan dan cara
2. Panel Terbatas
Panel terbatas terdiri dari 3-5 orang yang mempunyai kepekaan tinggi
sehingga bias lebih dapat dihindari. Panelis ini mengenal dengan baik faktor-
3. Panel Terlatih
Panel terlatih terdiri dari 15-25 orang yang mempunyai kepekaan cukup
baik. Untuk menjadi panelis terlatih perlu didahului dengan seleksi dan latihan-
latihan. Panelis ini dapat menilai beberapa rangsangan sehingga tidak terlampau
spesifik.
Panel agak terlatih terdiri dari 15-25 orang yang sebelumya dilatih untuk
mengetahui sifat-sifat tertentu. Panel agak terlatih dapat dipilih dari kalangan
terbatas dengan menguji datanya terlebih dahulu. Sedangkan data yang sangat
Panel tidak terlatih terdiri dari 25 orang awam yang dapat dipilih
berdasarkan jenis suku-suku bangsa, tingkat sosial dan pendidikan. Panel tidak
seperti sifat kesukaan, tetapi tidak boleh digunakan dalam uji pembedaan. Panel
tidak terlatih biasanya terdiri dari orang dewasa dengan komposisi panelis pria
6. Panel Konsumen
Panel konsumen terdiri dari 30 hingga 100 orang yang tergantung pada
target pemasaran komoditi. Panel ini mempunyai sifat yang sangat umum dan
7. Panel Anak-anak
produk pangan yang disukai seperti permen, es krim dan sebagainya. Cara
produk yang dinilai dengan alat bantu gambar seperti boneka tayo yang sedang
Landasan Teori
yang diberikan disamping ASI kepada bayi yang berusia 6-24 bulan atau diluar
rentan usia tersebut berdasarkan indikasi medis, untuk mencapai kecukupan gizi
vitamin, dan mineral, komponen karbohidrat terbesar pada buah pisang adalah
pati pada daging buahnya, akan diubah menjadi sukrosa, glukosa, serta fruktosa
pada saat pisang matang (15-20%) (Bello, Francisco, Gutierrez, & Garcia, 2005).
sumber utama protein dan minyak nabati utama dunia. Begitu besarnya kontribusi
kedelai dalam hal penyediaan bahan pangan bergizi bagi manusia sehingga
kedelai biasa dijuluki sebagai Gold from the Soil, atau sebagai World’s Miracle
mengingat kualitas asam amino proteinnya yang tinggi, seimbang dan lengkap.
Ayam herbal adalah ayam buras atau ayam ras yang dikembangkan
probiotik pengganti antibiotik dan anti stres yang biasa digunakan oleh peternak
ayam buras/ras. Ayam boiler merupakan salah satu ternak unggas yang yang
Hati ayam adalah sumber dari berbagai nutrisi yang sangat penting seperti
vitamin A, vitamin B12, mineral, folat dan riboflavin. Sudah sejak lama hati ayam
dikonsumsi menjadi salah satu lauk pilihan. Hati ayam menjadi sumber nutrisi
yang sangat penting untuk tubuh. Berbagai zat gizi penting yang terdapat dalam
hati ayam adalah protein, vitamin A, asam folat, vitamin B12, berbagai jenis
mineral (seng, magnesium, dan zink), sumber terbaik untuk mengatasi tubuh yang
terasa lelah. Jadi, jika dilihat pada semua kandungan nutrisi maka hati ayam
sangat layak untuk dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh
bayi.
Kerangka Konsep
Jenis Penelitian
rancangan penelitian acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 perlakuan yaitu
perlakuan pertama menggunakan tepung pisang awak sebanyak 100 gr, tepung
kacang kedelai 100 gr, hati ayam herbal 50 gr. Pada perlakuan kedua tepung
pisang awak 100 gr, tepung kacang kedelai 75 gr, hati ayam herbal 75 gr. Yang
diulang sebanyak 2 kali ulangan pada proses pembuatan bubur bayi, dengan
maksud untuk memperkecil eror atau kesalahan yang mungkin terjadi pada saat
Tabel 6
Ulangan
Perlakuan I II
A1 U1 U2
A2 U1 U2
Keterangan:
A1 : Penambahan tepung pisang awak 100 gr dan tepung kacang kedelai 100 gr
A2 : Penambahan tepung pisang awak 100 gr dan dan tepung kacang kedelai 75 gr
28
Universitas Sumatera Utara
29
awak, kedelai, dan hati ayam herbal dilakukan di Posyandu Medan Tuntungan.
Agustus 2019.
yang terdiri dari anak usia 6-12 bulan yang didampingi oleh ibunya dan
mempunyai kepekaan cukup baik. Sedangkan untuk menguji aroma, rasa, warna,
Sampel. Objek penelitian ini adalah bubur bayi untuk anak usia 6-12
bulan menggunakan bahan campuran tepung pisang awak, kacang kedelai, dan
Variabel. Adapun variabel dalam penelitian ini yaitu daya terima, bubur
sebagai berikut:
kedelai, dan hati ayam herbal adalah jenis bubuk instan yang dibuat dengan
adonan yang berbahan dasar pisang awak, kacang kedelai, hati ayam herbal,
2. Kandungan zat gizi bubur bayi adalah jumlah zat gizi yang meliputi kadar air,
klinis.
3. Uji daya terima adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui tingkat
4. Uji daya terima terhadap warna, aroma, rasa adalah pengujian yang dilakukan
pisang ‘awak’ masak yang mengandung air dan gula yang tinggi (kadar air 65,8%
dan gula 7,9%), hal ini menyulitkan dalam proses pengeringan meskipun pada
temperatur rendah sehingga tidak dapat dibuat menjadi tepung. Untuk dapat
diproses menjadi tepung, pisang ‘awak’ masak dibuat pasta dengan penambahan
tepung beras.
kemudian dibuang kulit dan bijinya, digiling atau diblender sampai halus
dicampurkan dan diaduk hingga homogen sampai membentuk pasta, setelah itu
dikeringkan dalam oven pada temperatur 50-60 0C dengan waktu kurang lebih 12
kacang kedelai yaitu jenis kacang kedelai dipilih yang layak dan masih bagus
berkembang dan terkelupas, kemudian air rendaman kacang kedelai dibuang dan
dikeringkan dalam oven pada temperatur 50-60 0C dengan waktu kurang lebih 12
Proses penyiapan hati ayam herbal. Proses penyiapan hati ayam herbal
yaitu diambil hati ayam herbal yang masih segar dan dibersihkan dengan cara
tepung kedelai, dan hati ayam herbal. proses pembuatan bubur bayi melalui
pisang awak sebanyak 100 gr, tepung kacang kedelai 100 gr, hati ayam herbal 50
gr, dan pada perlakuan kedua tepung pisang awak 100 gr, tepung kacang kedelai
75 gr, hati ayam herbal 75 gr. Prosedur pembuatan bubur bayi dengan tepung
pisang awak dan campuran tepung kacang kedelai dan tepung hati ayam herbal
dilakukan dengan beberapa tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap
penyelesaian
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
ayam herbal, dicampur dan tambahkan gula halus, garam, air dan susu
diangkat dan dikeluarkan dari panci dalam keadaan masih panas setelah
3. Tahap penyelesaian
tekstur).
MP-ASI bubur bayi tepung pisang awak, kacang kedelai dan hati
ayam herbal siap pakai
Uji daya terima dengan menggunakan panelis bayi. Uji daya terima
terima bubur bayi diukur melalui pengamatan terhadap reaksi yang diperlihatkan
oleh bayi pada saat diberikan bubur bayi MP-ASI oleh ibu bayi. Reaksi yang
dimulut bayi, penerimaan saat menelan, penerimaan saat suapan kedua, ketiga dan
seterusnya hingga suapan terahir dari satu porsi bubur MP-ASI. Metode penilaian
daya terima mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti
didalam disertasi Jumirah (2018). Jika pada suapan pertama, kedua atau ketiga
bayi sudah menolak yaitu memperlihatkan salah satu atau beberapa reaksi seperti:
makanan yang diberikan, maka dapat diartikan bayi tidak menerima bubur MP-
ASI. Jika pada suapan pertama bayi menunjukkan reaksi tidak suka seperti
menelan makanan dan pada suapan kedua bayi mau memasukkan makanan,
dari porsi bubur bayi tersebut, maka dapat diartikan bayi kurang menyukai atau
kurang dapat menerima bubur bayi MP-ASI. Sebaliknya, jika sampai separoh dari
porsi bubur bayi dapat ditelan dengan baik oleh bayi, maka dapat diartikan bayi
cara mahasiswa merespon uji daya terima terhadap makanan biasanya mahasiswa
bubur bayi maka mahasiswa akan mengatakan respon suka, kurang suka, dan
sangat suka. Serta dapat dilihat melalui hasil uji organoleptik daya terima terhadap
A2 90,7%.
Alat dan bahan. Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian
lain: blender, panci, ayakan tepung, timbangan, oven, wadah, pisau, baskom,
meja, kursi.
awak adalah pisang awak yang diperoleh dari pasar tradisional sekitar Padang
Bulan Medan. Pisang yang dibawa masih dalam keadaan bagus dan proses
adalah kacang kedelai yang diperoleh dari pasar tradisional yang berada di sekitar
Padang Bulan Medan. Kriteria kacang kedelai yang diambil adalah kacang kedelai
hati ayam yang diambil adalah hati ayam yang masih segar ataupun ayam yang
baru dipotong.
Metode Pengukuran
kualitatif persentase yaitu kualitatif yang diperoleh dari panelis harus dianalisis
Keterangan:
% = skor persentase
sama dengan analisis kualitatif dengan nilai yang berbeda, yaitu sebagai berikut :
= 30 x 3 = 90
= 30 x 1 = 30
c. Persentase maksimum =
= %
d. Persentase minimum =
Tabel 7
tepung pisang awak, kacang kedelai, hati ayam herbal. Setelah mengetahui
tidaknya perbedaan pada daya terima organoleptik Bubur A1 dan A2, dengan
demikian dapat dilakukan dengan Uji Statistik Non Parametrik yaitu Mann –
Whitney Test.
gram).
gram).
prosuder analisa nitrogen total/protein total metode mikro kjeldal yaitu sebagai
berikut:
1. Timbang sampel yang sudah di haluskan sebanyak 0.2 gram masukkan dalam
labu kjeldhal.
2. Tambahkan 0.7 gram katalis N (250 gram Na2SO4 + 5 Gram CuSO4 + 0.7
3. Destruksi dalam almari asam sampai warna berubah menjadi hijau jernih,
aquadest.
menggunakan larutan standar HCl 0.02 N sampai titik akhir titrasi (warna
menggunakan rumus.
porcelain.
tambahkan 5 tetes indikator Mr-BCG (Methyl merah dan brom cresol green)
6. Tambahkan tetes demi tetes NH4OH 1: 4 hingga warna berubah menjadi biru,
menjadi merah.
hingga mendidih.
12. Titrasi menggunakan larutan standar KMnO4 0.1 N hingga warna berubah
menjadi ungu.
13. Catat volume titrasi yang diperoleh kemudian hitung kadar calcium
menggunakan rumus.
Keterangan:
prosedur, yaitu :
porcelain
% kadar Phosphor =
y = a + bx
x=
= % Kadar Phosphor x
AOAC, 1970). Adapun penetapan amilum metode hidrolisis asam, yaitu sebagai
berikut :
1. Prinsip:
gula yang terbentuk ditetapkan jumlahnya. Dengan demikian kadar pati dapat
diketahui.
2. Cara Kerja
b. Saring suspense tersebut dengan kertas saring dan cuci dengan air sampai
volume filtrat 250 ml. Filtrat ini mengandung karbohidrat dan dibuang.
dengan cara mencuci dengan 200 ml air dan tambahkan 20 ml HCL 25%.
Tutup dengan pendingin balik dan panaskan di atas penangas air sampai
d. Biarkan dingin dan netralkan dengan larutan NaOH 1N dan encerkan sampai
f. Tentukan kadar gula yang dinyatakan sebagai glukosa dari filtrate yang
analisa kimia kuantitatif 1994. Adapun prosedur analisa besi (Fe) metode
ml.
5. Ambil 1 ml filtrat jernih tambahkan 2ml Ammonium Tio Sianat 1,5 M, jika
sampel mengandung besi (Fe) maka warna larutan akan berubah menjadi
merah.
7. Catat data yang diperoleh kemudian hitung menggunakan kurva standar Besi
(Fe).
Ether 1:1 Acetone dan dibantu dengan pasir murni bebas caroten untuk
memudahkan penghalusan
sedangkan lapisan bawah adalah fraksi sisa aceton yang tidak bereaksi yang
5. Buang lapisan yang bawah, tampung lapisan yang atas ke dalam erlenmayer.
terbawa.
Teknik analisis data adalah cara mengevaluasi data yang diperoleh dari
dalam membuktikan hipotesis yang meliputi kualitas bubur bayi yang berbahan
tepung pisang awak, kacang kedelai, hati ayam herbal ditinjau dari warna, aroma,
tekstur dan rasa serta kesukaan masyarakat terhadap produk hasil eksperimen.
Data yang sudah dikumpulkan, diolah secara manual kemudian dianalisis dengan
Dari hasil penelitian MP-ASI bubur bayi dengan bahan tepung pisang
awak, kedelai, dan hati ayam herbal. Perlakuan A1 yaitu campuran tepung pisang
awak 100 g, tepung kedelai 100 g dan tepung hati ayam herbal 50 g dan A2
tepung pisang awak 100 g, tepung kacang kedelai 75 g, tepung hati ayam herbal
Uji Organoleptik warna bubur bayi A1 tidak ditemukan satupun mahasiswa yang
tidak menyukai bubur A1, terdapat 17 mahasiswa (68%) dengan skor 51 yang
tergolong suka, 8 mahasiswa (21,3%) dengan skor 16 yang tergolong kurang suka.
Pada bubur A2, terdapat 19 mahasiwa (76%) dengan skor 57 yang tergolong suka,
hasil distribusi data organoleptik warna bubur bayi campuran tepung pisang awak,
kedelai dan hati ayam herbal memiliki nilai sig sebesar. 0,000 < 0,05. Berarti data
berdistribusi normal sehingga hasil uji Mann Whitney didapatkan hasil terhadap
[p (0,156 > 0,05)]. Maka dapat dianalisis tidak ada perbedaan daya terima tingkat
47
Universitas Sumatera Utara
48
Tabel 8
Hasil Analisis Organoleptik Warna Bubur Bayi Campuran Pisang Awak, Kedelai
dan Hati Ayam Herbal
Warna A1 A2
Panelis Skor % Panelis Skor %
Suka 17 51 68 19 5 76
Kurang suka 8 16 21,3 6 12 16
Tidak suka 0 0 0 0 0 0
Total 25 67 89,3 25 69 92
uji organoleptik bubur bayi aroma bubur bayi A1, tidak ditemukan satupun
yang tergolong suka, dan 5 mahasiswa (13,3%) dengan skor 10 yang tergolong
kurang suka. Pada bubur A2 tidak ditemukan satupun mahasiswa yang tidak
menyukai, terdapat 18 mahasiwa (72%) dengan skor 54 yang tergolong suka, dan
hasil distribusi data organoleptik aroma pada bubur bayi hasil total skor aroma
perlakuan A1 sebesar 93,3% dan totral skor aroma perlakuan A2 sebesar 90,6%,
hal ini berarti aroma pada bubur campuran tepung pisang awak, kedelai, dan hati
ayam herbal tergolong disukai. Kemudian aroma memiliki data yang tidak
(0,039 < 0,05)} maka dapat dianalisis ada perbedaan hasil penilaian uji
Tabel 9
Hasil Analisis Organoleptik Aroma Bubur Bayi Campuran Pisang Awak, Kedelai
dan Hati Ayam Herbal
Aroma A1 A2
Panelis Skor % Panelis Skor %
Suka 20 60 80 18 54 72
Kurang suka 5 10 13,3 7 14 18,6
Tidak suka 0 0 0 0 0 0
Total 25 70 93,3 25 68 90,6
uji organoleptik bubur bayi terhadap tekstur bubur bayi A1 tidak ditemukan satu
pun mahasiswa yang tidak menyukai bubur A1, terdapat 19 mahasiswa (76%)
dengan skor 57 yang tergolong suka, terdapat 6 mahasiswa (16%) dengan skor 12
yang tergolong kurang suka. Pada bubur A2 tidak ditemukan satu pun mahasiswa
yang tidak menyukai A2, terdapat 17 mahasiwa (68%) dengan skor 51 yang
kurang suka.
hasil distribusi data organoleptik tekstur bubur bayi memiliki data tidak
berdistribusi normal. Kemudian hasil analisis uji Mann Whitney didapatkan hasil
{p (0,080 > 0,05)}. Maka dapat dianalisis tidak ada perbedaan hasil penilain uji
organoleptik panelis terhdap tekstur bubur bayi A1 dan bubur bayi A2.
Tabel 10
Hasil Analisis Organoleptik Tekstur Bubur Bayi Campuran Tepung Pisang Awak,
Kedelai dan Hati Ayam Herbal
Tekstur A1 A2
Panelis Skor % Panelis Skor %
Suka 19 57 76 17 51 68
Kurang suka 6 12 16 8 16 21,3
Tidak suka 0 0 0 0 0 0
Total 25 69 92 25 67 89,3
uji organoleptik bubur bayi terhadap rasa bubur bayi A1 tidak ditemukan satupun
mahasiswa yang tidak menyukai bubur A1, terdapat 20 mahasiswa (80%) dengan
skor 60 yang tergolong suka, terdapat 5 mahasiswa (13,3%) dengan skor 10 yang
tergolong kurang suka. Pada bubur A2 tidak ditemukan satupun mahasiswa yang
tidak menyukai A2, terdapat 18 mahasiwa (72%) dengan skor 54 yang tergolong
suka, terdapat 7 mahasiswa (18,7%) dengan skor 14 yang tergolong kurang suka.
hasil distribusi data uji organoleptik tekstur bubur bayi memiliki data tidak
berdistribusi normal. Kemudian hasil analisis uji Mann Whitney didapatkan hasil
{p (0,004 < 0,05)} maka dapat dianalisis ada perbedaan hasil penilain uji
organoleptik panelis terhadap rasa bubur bayi A1 dan bubur bayi A2.
Tabel 11
Hasil Analisis Organoleptik Rasa Bubur Bayi Campuran Tepung Pisang Awak,
Kedelai dan Hati Ayam Herbal
A1 A2
Rasa
Panelis Skor % Panelis Skor %
Suka 20 60 80 18 54 72
Kurang suka 5 10 13,3 7 14 18,7
Tidak suka 0 0 0 0 0 0
Total 25 70 93,3 25 68 90,7
tanggal 20 Mei 2019 pukul 10.00 sampai 12.30 wib. Uji daya terima Bubur bayi
melalui pengamatan terhadap reaksi yang diperlihatkan oleh bayi pada saat
Berdasarkan hasil uji daya terima terhadap 25 bayi yang berusia 6-12
dilihat dari hasil yang diperoleh berdasarkan uji daya terima terhadap bayi. Dapat
dilihat dari respon bayi ketika diberikan bubur bayi A1 pada suapan pertama bayi
terlihat senang, bahagia pengen nambah lagi suapan kedua, ketiga dan seterusnya
sehingga bayi dapat menghabiskan seporsi bubur bayi tersebut, sedangkan ketika
diberikan bubur bayi A2 pada suapan pertama bayi kebanyakan menolak dan
pertama kali mencoba bubur bayi dan setelah dicoba untuk suapan kedua dan
Analisis Kandungan Zat Gizi Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI)
Bubur Bayi dengan Bahan Tepung Pisang Awak, Kedelai dan Hati Ayam
Herbal
Berdasarkan hasil analisis kandungan zat gizi bubur bayi dapat dilihat
Anjuran asupan kadar air pada bayi usia 7-11 bulan berdasarkan AKG
(2013) berkisar 800 ml. Pada kadar air bubur bayi A1 10,38%, A2 6,12% hal
menunjukkan bahwa kandungan air pada percobaan bubur bayi A1 lebih tinggi
Anjuran asupan protein pada bayi usia 7-11 bulan berdasarkan AKG
(2013) berkisar 18 gram. Kadar protein yang didapatkan pada bubur bayi A1
16,64%, A2 20,22%. Hal ini menunjukkan bahwa kadar protein bubur bayi A1
lebih rendah dibandingkan kadar protein A2, dikarenakan pada bubur bayi A2
memiliki bahan dasar hati ayam herbal yang ditambahkan lebih banyak
dibandingkan pada bubur bayi A1 Menurut USDA (2014), hati ayam mengandung
protein hewani yang memiliki mutu protein tinggi yaitu sebesar 16,92 g/100 g,
sehingga semakin banyak hati yang ditambahkan, maka semakin tinggi kadar
Anjuran asupan lemak pada bayi usia 7-11 bulan berdasarkan AKG (2013)
berkisar 36 gram. Kadar lemak yang didapatkan pada bubur bayi A1 8,83%, A2
10,13%. Hal ini menunjukkan bahwa kadar lemak bubur bayi A1 lebih rendah
Anjuran asupan karbohidrat pada bayi usia 7-11 bulan berdasarkan AKG
(2013) berkisar 82 gram. Kadar karbohidrat yang didapatkan pada bubur bayi A1
62,31%, A2 63,84%.
Anjuran asupan kalsium pada bayi usia 7-11 bulan berdasarkan AKG
(2013) berkisar 250 mg. Kadar kalsium yang didapatkan pada bubur bayi A1 940
mg/100g, A2 1280 mg/100g. Hal ini menunjukkan bahwa asupan kalsium bubur
bayi A1 lebih rendah dibandingkan asupan kalsium A2. Karena dapat disebabkan
tinggi jumlah hati ayam yang ditambahkan maka semakin tinggi hasil kalsium
yang didapatkan.
Anjuran asupan besi pada bayi usia 7-11 bulan berdasarkan AKG (2013)
berkisar 7 mg. kadar Fe yang didapatkan pada bubur bayi A1 6,76 mg/100g, A2
10,38 mg/100g. Hal ini menunjukkan kadar Fe pada bubur bayi A1 lebih rendah
Anjuran asupan phospor pada bayi usia 7-11 bulan berdasarkan AKG
(2013) berkisar 250 mg. Kadar phosphor bubur bayi A1 325,13 mg/100g, A2
397,71 mg/100g.
Anjuran asupan Zn pada bayi usia 7-11 bulan berdasarkan AKG (2013)
berkisar 120 mg. Kadar Zn yang didapatkan pada bubur bayi A1 sebesar 3,1
Anjuran asupan betacaroten pada bayi usia 7-11 bulan berdasarkan AKG
(2013) berkisar 400 mcg. Kadar betacarotein yang di dapatkan bubur bayi A1
Tabel 12
Analisis Kandungan Zat Gizi Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI) Bubur
Bayi dengan Bahan Tepung Pisang Awak, Kedelai dan Hati Ayam Herbal
bubur bayi untuk anak usia 6-12 bulan dengan komposisi yang sama pada
perlakuan A1 dan A2 namun penambahan kacang kedelai dan hati ayam herbal
dilakukan dengan komposisi yang berbeda pada perlakuan A1 dan A2, dengan
tujuan apakah ada perbedaan pengaruh antara kedua perlakuan makanan MP-ASI
bubur bayi berdasarkan uji organoleptik meliputi warna, rasa, aroma, tekstur.
yang tidak berdistribusi normal sehingga hasil uji Mann Whitney mendapatkan nilai
p value sebesar 0,039 < 0,05 artinya ada perbedaan pengaruh perlakuan terhadap
aroma bubur antara perlakuan A1 dan A2. Berdasarkan hasil uji dapat dijelaskan
mereka dapat membedakan aroma namun setiap orang mempunyai kesukaan yang
berlainan.
awak, kedelai, dan hati ayam herbal menyatakan bahwa total skor pada bubur
perlakuan A1 yaitu 89,3% dan pada perlakuan A2 memiliki total skor 92%.
55
Universitas Sumatera Utara
56
tergolong disukai. Berdasarkan hasil uji dapat dijelaskan bahwa bubur bayi warna
A1 lebih disukai.
distribusi data organoleptik warna bubur bayi campuran tepung pisang awak, kedelai
dan hati ayam herbal memiliki nilai sig. 0,000 < 0,05. Berarti data tidak berdistribusi
normal. Karena data tidak berdistribusi normal maka akan digunakan uji Mann
Whitney untuk menganalisis perbedaan daya terima penambahan tepung pisang awak,
kedelai, dan hati ayam herbal terhadap warna pada kedua perlakuan. Berdasarkan
hasil uji didapatkan nilai p value sebesar 0,156 > 0,05. Hal ini berarti tidak ada
perbedaan daya terima tingkat kesukaan panelis terhadap warna antara bubur A1 dan
bubur A2.
Warna merupakan penilaia pertam terhadap produk yang akan diuji secara
visual. Sebelum kita memasukka makana kedalam mulut kita, kita biasanya
awak, kedelai, dan hati ayam herbal memiliki nilai total skor perlakuan A1 sebesar
92% dan nilai total skor perlakuan A2 sebesar 89,3%, sehingga kedua perlakuan
termasuk dalam kriteria disukai. Berdasarkan hasil uji dapat dijelaskan bahwa bubur
memiliki data tidak berdistribusi normal. Kemudian hasil analisis uji Mann Whitney
didapatkan hasil sebesar 0,080 > 0,05, maka tidak ada perbedaan pengaruh perlakuan
terhadap tekstur bubur antara perlakuan A1 dan A2. Memandang satu produk dapat
memberi gagasan apakah suatu produk tersebutkasar, halus, keras, atau lembek
(Shewfelt, 2014).
Berdasarkan hasil uji organoleptik rasa bubur bayi campuran tepung pisang
awak, kedelai, dan hati ayam herbal memiliki nilai total skor perlakuan A1 sebesar
93,3% dan nilai total skor perlakuan A2 sebesar 90,7%, sehingga kedua perlakuan
termasuk dalam kriteria disukai. Berdasarkan hasil uji dapat dijelaskan bahwa bubur
Berdasarkan hasil uji normalitas data diketahui rasa bubur bayi memiliki data
tidak berdistribusi normal. Kemudian hasil analisis uji Mann Whitney didapatkan
hasil sebesar 0,004<0,05, artinya ada perbedaan pengaruh perlakuan terhadap rasa
bubur antara perlakuan A1 dan A2. Dengan demikian bahwa perbedaan formula MP-
ASI bubur bayi memberi pengaruh nyata terhadap rasa MP-ASI bubur bayi yang
dihasilkan dan dapat dikemukakan bahwa bubur bayi A1 lebih disukai dari pada
Menurut Matz dan Matz (1978) yang dikuti oleh Millah (2013), gula sebagai
bahan pemanis dan garam sebagai baha membangkitkan rasa pada bahan lain-lainnya,
Menurut Fellows (2000) yang dikutip oleh (Millah, 2013), rasa merupakan
faktor yang menentukan tingkat kesukaan konsumen terhadap produk pangan. Atribut
rasa meliputi manis, asam, asin dan pahit. Atribut tersebut dapat terdeteksi dalam
makanan pada kadungan yang sangat rendah. Rasa pad makanan sangat dipengaruhi
Berdasarkan hasil analisis kandungan zat gizi bubur bayi pada Tabel 12
menunjukkan bahwa kandungan gizi tertinggi pada bubur bayi A1 yaitu air dan
Zn, dan pada A2 yaitu protein, lemak, karbohidrat, kalsium, besi, phospor,
ayat 1 bagian a 2018 MP-ASI Pokok dan MP-ASI kudapan untuk bayi usia 6 - 12
bulan mengandung air 5 g/100g (BPOM, 2018). Berdasarkan kandungan air bubur
percobaan bubur bayi A2. Hal ini dikarenakan bahwa proses perendaman
sehingga kandungan airnya naik hingga dua kali kadar air semula, yaitu mencapai
62-65 (% bb).
Tetapi dari hasil yang didapatkan kandungan air pada bubur bayi lebih
instan kandungan air MP-ASI maksimal 4 gram. Hal ini dikarenakan bahan yang
digunakan untuk membuat bubur bayi berbeda dan kadar yang ditambahkan juga
berbeda, pada metode pengeringan pisang awak dan kacang kedelai memberikan
pengaruh terhadap kandungan air produk. Menurut Hsu et al. (2003) bahwa
dengan daya simpannya (Astawan, 2009). Semakin rendah kadar air suatu produk
Pokok dan MP-ASI kudapan untuk anak usia 6 - 12 bulan yaitu sebanyak 1,9 –
5,5 g/100kkal (BPOM, 2018). Protein berkualitas tinggi sangat penting bagi bayi
yang diperlukan dalam pembentukan jaringan baru, enzim, hormon, antibodi, dan
fungsi-fungsi lain dalam tubuh (WHO, 2009). Menurut USDA (2014), hati ayam
mengandung protein hewani yang memiliki mutu protein tinggi yaitu sebesar
16,92 g/100 g, sehingga semakin banyak hati yang ditambahkan, maka semakin
Kandungan protein dalam bubur bayi yang dihasilkan tidak jauh berbeda
dengan penelitian Yustiani (2013) yaitu 16,57% dengan bahan dasar komposit
tepung kacang merah dan pati ganyong pada bubur bayi. Hasil yang didapatkan
sebanyak 15 – 22 gram.
Pokok dan MP-ASI kudapan untuk anak usia 6-12 bulan yaitu sebanyak 4,5g/100
kkal (BPOM, 2018). Menurut USDA (2014), kandungan lemak yang terkandung
dalam hati ayam sebesar 4,83 g / 100 g. Hal ini menyebabkan semakin tinggi
penambahan jumlah hati ayam herbal, maka semakin tinggi kadar lemak pada
bubur bayi tersebut. Hasil yang didapatkan tidak jauh berbeda dengan anjuran
kandungan lemak untuk makanan bubuk instan pendamping ASI sebanyak 10- 15
gram.
kandungan karbohidrat sangat dipengaruhi oleh kandungan zat gizi lain seperti air,
abu, serat, protein, dan lemak. SNI mengenai produk MP-ASI bubuk instan tidak
mensyaratkan jumlah karbohidrat total yang harus dipenuhi dalam produk bubur
instan. Akan tetapi, kandungan karbohidrat yang dihasilkan pada bubur bayi
komposit tepung kacang merah dan pati ganyong didapatkan kadar karbohidrat
Pengawasan Obat dan Makanan BAB 1 ayat 1 bagian a 2018, terhadap kandungan
kalsium MP-ASI Pokok dan MP-ASI kudapan untuk anak usia 6 - 12 bulan tidak
kurang dari 80 mg/100 kkal. Kandungan kalsium bubur bayi A1 lebih rendah
hati ayam pada A2 lebih banyak dibandingkan dengan A1. Semakin tinggi jumlah
hati ayam yang ditambahkan maka semakin tinggi kandungan kalsium yang
Kandungan gizi besi bubur bayi A1 6,76 mg/100g A2 10,38 mg/100g hasil
dan Makanan BAB 1 ayat 1 bagian a 2018, terhadap kandungan besi MP-ASI
Pokok dan MP-ASI kudapan untuk anak usia 6 - 12 bulan kandungan zat besi
tidak kurang dari 3,56 mg/100 kkal. Cadangan zat besi dalam tubuh bayi semakin
berkurang, sehingga perlu asupan zat besi dari makanan luar (Grueger, 2013).
logam tanpa dipengaruhi oleh keberadaan logam lain dan cocok untuk pengukuran
pemeriksaan kadar Fe dalam hati ayam ras dan ayam buras secara
spektrofotometri serapan atom diperoleh kadar Fe pada hati ayam ras sekitar 7,16
hati ayam yang ditambahkan maka semakin tinggi kandungan Fe yang dihasilkan.
peraturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan BAB 1 ayat 1 bagian a 2018,
terhadap kandungan phospor MP-ASI Pokok dan MP-ASI kudapan untuk anak
usia 6 - 12 bulan harus mengandung tidak kurang dari 67,5 mg/100 kkal. Pangan
olahan yang menggunakan BTP fosfat maupun tidak menggunakan BTP fosfat
terdeteksi mengandung sejumlah fosfor dalam satuan miligram (mg) per kilogram
Kandungan total fosfor yang dipersyaratkan dihitung sebagai total fosfor pada
produk akhir. Namun demikian karena fosfor secara alami terkandung pada bahan
pangan tertentu maka beberapa pangan olahan terdeteksi kandungan total fosfor
dan MP-ASI kudapan untuk anak usia 6 - 12 bulan tidak kurang dari 0,86 mg/100
Kkal. Zn merupakan salah satu mineral mikro yang dibutuhkan bagi setiap sel
tentang bubur bayi bubuk instan sebanyak 2,5 – 4,0 mg. Kecukupan mineral ini
berbagai enzim, struktur dan integritasi sel, sintesis DNA, penyimpanan dan
Pengawasan Obat dan Makanan BAB 1 ayat 1 bagian a 2018, terhadap kandungan
vitamin A MP-ASI Pokok dan MP-ASI kudapan untuk anak usia 6 - 12 bulan
MP-ASI bubur bayi sekitar 250-350 mcg. Pada penelitian Elvizahro (2011)
kandungan betakaroten bubur bayi instan dengan subsitusi tepung ikan patin dan
kandungan betakaroten pada bubur bayi instan terjadi karena adanya kerusakan
bubur bayi instan juga dapat disebabkan oleh perbedaan bahan baku yang
digunaka
reproduksi, serta sistem imun (Parízková, 2010). Konsumsi vitamin A dalam dosis
tinggi hingga 100 kali jumlah yang dibutuhkan dapat menyebabkan toksisitas.
Akan tetapi asupan betakaroten yang tinggi hingga 30 mg per hari tidak
Keterbatasan Penelitian
kandungan gizi bubur bayi campuran tepung pisang awak, kedelai, dan hati ayam
berulang-ulang agar formulanya sesuai dan membutuhkan waktu yang lama untuk
mendapatkan hasilnya.
Kesimpulan
sebagai berikut:
1. Daya terima bubur bayi terhadap panelis mahasiswa dengan campuran tepung
pisang awak, kacang kedelai, dan hati ayam herbal memiliki perbedaan
terhadap rasa dan aroma pada formula A1 dan A2 dan tidak ada perbedaan
terhadap tekstur formula A1 dan A2. Berdasarkan uji daya terima terhadap
formula A2.
2. Kandungan gizi yang terdapat pada MP-ASI bubur bayi campuran tepung
pisang awak, kacang kedelai, dan hati ayam herbal A1 dam A2 sudah dapat
memenuhi angka kecukupan gizi pada bayi usia 6-12 bulan. Kandungan gizi
Saran
campuran tepung pisang awak, tepung kacang kedelai, dan hati ayam herbal A1
65
Universitas Sumatera Utara
66
dapat dijadikan sebagai alternatif makanan pendamping ASI pada bayi usia 6 – 12
bulan.
Almatsier, S. (2006). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: Gramedia Pusaka Utama.
Aminah, S., & Nurhidajah. (2009). Kajian potensi campuran tepung kecambah
kacang- kacangan dan tepung kecambah serealia sebagai formula makanan
pendamping ASl. Jurnal Visikes, 8(2), 81-86. Diakses dari
https://docplayer.info/38065684-Kajian-potensi-campuran-tepung-
kecambah-kacang-kacangan-dan-tepung-kecambah-serealia-sebagai-
formula-makanan-pendamping-asi.html
Astawan, M. (2003). Tetap sehat dengan produk makanan olahan. Solo: PT. Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.
Badan Standarisasi Nasional. (2005). Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-
ASI) – Bagian 2: Bubuk Instan. Diakses dari
http://pergizi.org/images/stories/downloads/SNI/sni%20mpasi%20bubuk%2
0instan%201971_sni%2001-7111.1-2005.pdf
67
Universitas Sumatera Utara
68
Departemen Kesehatan RI. (2007). Pedoman Pemberian Makanan Bayi dan Anak.
Diakses.dari.http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdati
n/infodatin/infodatin-asi.pdf
Grueger, B. (2013). Weaning from the breast. Paediatr Child Health, 18(4), 210-
219..Diakses.dari.https://pdfs.semanticscholar.org/6216/4f3c3ea613a51b188
67da8b50a0c32d21f90.pdf
Hsu, C. L., Chen, W., Weng, Y. M., & Tseng, C. Y. (2003). Chemical
composition, physical properties, and antioxidant activity of yam flour as
affected by different drying method. Food Chemistry, 2(83), 85–92. Diakses
dari https://pubag.nal.usda.gov/catalog/385412
Jumirah. (2018). Pengaruh pemberian MP ASI tepung campuran pisang awak dan
tepung beras dengan tepung kecambah kedelai terhadap pertumbuhan bayi
(Disertasi, Universitas Sumatera Utara). Diakses dari
https://talentaconfseries.usu.ac.id/tm/article/view/65
Parizkova, J. (2010). Nutrition, physical activity, and health in early life (Edisi ke-
2). Francis: CRC Press.
Simbolon, M. S. (2012). Pemeriksaan kadar Fe dalam hati ayam ras dan ayam
buras secara spektrofotometri serapan atom. Journal of Natural Product and
Pharmaceutical Chemistry, 1(1), 8-13. Diakses dari
https://jurnal.usu.ac.id/index.php/jnpp/article/download/632/438
Soetjningsih. (2002). Buku ajar tumbuh kembang anak dan remaja (Edisi ke-1).
Jakarta: Sagung Seto.
United State Department of Agriculture. (2014). National Nutrient Data Base for
Standard. 2014 Basic Report 20649. Tpioca Pearl, Dry. Diakses dari
https://www.ars.usda.gov/ARSUserFiles/80400525/Data/SR27/sr27_doc.pdf
Winarno, F. G. (2004). Kimia pangan dan gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
World Health Organization. (2003). UNICEF. Global Strategy for Infant and
Young Child Feeding. Diakses dari https://apps.who.int/iris/bitstream/10665
/42590/1/9241562218.pdf?ua=1&ua=1
FORMULIR
UJI KESUKAAN (UJI HEDONIK)
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Petunjuk
2. Berikan penilaian anda dengan cara mengisi kolom kode sampel pada tabel
berdasarkan tingkat kesukaan anda (lihat keterangan yang ada dibawah tabel).
3. Netralkan indera pengecap anda dengan air putih setelah selesai mencicipi satu
sampel.
Keterangan:
a. Suka = 3
b. Kurang Suka = 2
c. Tidak Suka = 1
71
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Master Data
Nama Jenkel Usia Aroma_1 Aroma_2 Warna_1 Warna_2 Tekstur_1 Tekstur_2 Rasa_1 Rasa_2
Meli Perempuan 22 suka kurang suka suka suka suka suka suka Suka
Arjuna laki-laki 23 suka kurang suka suka suka suka suka suka Suka
josua adrial laki-laki 20 suka suka suka suka suka suka suka kurang suka
Ilmi laki-laki 18 suka kurang suka suka kurang suka suka kurang suka suka kurang suka
Tasya perempuan 18 suka suka kurang suka suka suka kurang suka suka Suka
Aisyah perempuan 22 kurang suka suka kurang suka suka kurang suka suka kurang suka Suka
Ferdi laki-laki 21 suka suka suka kurang suka suka suka suka Suka
Meila perempuan 19 suka suka suka kurang suka suka suka suka Suka
Lusi perempuan 20 suka suka suka suka suka kurang suka suka kurang suka
Ica perempuan 22 suka suka kurang suka suka suka suka suka Suka
Maulana laki-laki 19 suka suka suka suka kurang suka suka kurang suka Suka
rosea
nawawi perempuan 20 suka kurang suka suka suka kurang suka suka suka Suka
Milan perempuan 21 kurang suka suka suka suka suka suka suka kurang suka
Deon laki-laki 23 suka suka suka kurang suka kurang suka kurang suka kurang suka kurang suka
Kanaya perempuan 23 suka kurang suka kurang suka suka suka suka suka Suka
Ozriel laki-laki 20 suka suka suka kurang suka suka suka suka Suka
Revanza perempuan 23 kurang suka suka kurang suka suka suka suka kurang suka Suka
Hidayat laki-laki 23 suka suka kurang suka suka kurang suka suka suka Suka
Sinerpa perempuan 24 kurang suka suka suka suka suka kurang suka suka kurang suka
Khoir laki-laki 22 suka kurang suka suka suka suka kurang suka kurang suka Suka
Naila perempuan 19 suka suka suka kurang suka suka suka suka Suka
Ufairah perempuan 18 suka suka suka suka kurang suka suka suka Suka
Nurajwa perempuan 21 kurang suka suka suka suka suka kurang suka suka Suka
Rafa laki-laki 18 suka suka kurang suka suka suka suka suka Suka
Syifa perempuan 18 suka kurang suka kurang suka suka suka kurang suka suka kurang suka
72
Universitas Sumatera Utara
73
aroma_1
aroma_2
warna_1
warna_2
tekstur_1
tekstur_2
rasa_1
rasa_2
Mann Whitney
Ranks
kelompok perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks
A1 25 29.00 725.00
aroma_1 A2 25 22.00 550.00
Total 50
A1 25 28.00 700.00
warna_1 A2 25 23.00 575.00
Total 50
A1 25 28.50 712.50
tekstur_1 A2 25 22.50 562.50
Total 50
A1 25 30.50 762.50
rasa_1 A2 25 20.50 512.50
Total 50
a
Test Statistics
Normalitas
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Lampiran 8. Dokumentasi
Gambar 3. Proses Pengayakan Tepung Pisang Awak, Kacang Kedelai dan Hati
Ayam Herbal
Gambar 4. Proses Pengeringan Tepung Pisang Awak, Kacang Kedelai, dan Hati
Ayam Herbal
Gambar 5. Pemberian Bubur Tepung Pisang Awak, Kacang Kedelai, dan Hati
Ayam Herbal